• Tidak ada hasil yang ditemukan

ELFIRA NOVIA. IMPIAN sebelum KEMATIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ELFIRA NOVIA. IMPIAN sebelum KEMATIAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ELFIRA NOVIA

IMPIAN sebelum

KEMATIAN

Penerbit

Biru Senja Publisher

5 Impian Sebelum Kematian Oleh: Elfira Novia Copyright © 2013 by BSpublisher

(2)

Penerbit

(BiruSenjaPublisher) (elfira_novia@ymail.com)

Desain Sampul: (Fira Fathiya Mazari)

Diterbitkan melalui:

(3)

Ucapan Terimakasih

Assalamu’alaikum para pencinta novel… 

Alhamdullillah saya ucapkan kepada Allah swt. Karena berkat rahmat dan karunianya

saya bisa menerbitkan novel ke-2 saya ini.

Terimakasih juga buat teman yang sudah saya janjikan namanya ada di ucapan

terimakasih, yaitu Eka Fajar NS.

(hehe) Dan dua teman dekat saya Atikah Dewi

dan Jariah Fitri yang sudah mau mendengar

curhat saya tentang novel pertama dan

kedua saya ini. (haha). Terimakasih juga buat teman-teman dari berbagai kota yang

sudah membeli novel pertama saya. Terimakasih juga buat keluarga dan teman-teman

yang mendukung hobby saya ini. Terimakasih juga buat beberapa artis yang telah

memberi dukungan terhadap novel pertama saya. Dan terimakasih banyak buat

teman-teman yang sudah menyempatkan membaca novel kedua saya ini. HEART YOU

ALL #LovePeace.

(4)

DAFTAR ISI

1. Good bye ( 5 )

2. I’m Back, You Go ( 16 ) 3. WHO AM I ?? ( 24 ) 4. She Is My Sister ( 34 ) 5. Brain Cancer ( 52 ) 6. Five Dreams ( 65 )

7. BISMA Kacang Lupa Kulitnya ( 71 ) 8. Origami Burung (88 )

9. I LOVE YOU ( 101 ) 10. EDELWEIS ( 121 ) 11. My Time For . . . ( 150 )

(5)

1

GOOD BYE

“ Ikaaa !!!!” Teriak seorang anak laki-laki memanggil salah seorang dari sepasang anak yang sedang asyik berjalan sambil bercanda tawa menyusuri tiap-tiap koridor sekolah. Sepasang anak yang masih berusia tujuh tahun itupun menghentikan langkah mereka. Dan berbalik mencari asal suara.

“ Kak Ima ??” Gadis kecil yang cantik itu tersenyum melihat anak laki-laki yang mungkin hanya berjarak satu tahun dari usianya. Anak laki-laki itupun mempercepat langkahnya, menghampiri gadis kecil yang ia panggil.

“ Ika, nanti sore kita main di ladang ilalang yuk !!” Ajaknya tersenyum sangat manis dan polos. “ Ayuuk !! Nanti kak Ima bawa keltas oligami ya, kakak kan udah janji mau ngajalin Ika bikin oligami bulung,” gadis kecil yang cadel itu tersenyum riang. “ Beres, ntar sore jam 4 yah !!”, “ Siip kak !!” Gadis kecil

(6)

itu mengangkat tangannya seolah ia sedang melakukan hormat bendera. “ Ya udah, Ima pulang duluan ya… dadaa Ika !! dadaa Revand !!” lelaki itu beranjak pergi sambil melambaikan tangannya.

***

“ Lepand, ntal sole Lepand mau kan ngantelin Ika ke ladang ilalang ??” Tanya gadis kecil bernama lengkap Eriska itu dengan cadelnya, saat turun dari boncengan Revand. Revand adalah teman sebayanya yang juga telah menjadi sahabatnya sejak kecil karena rumah mereka bersebelahan. Ya, sejak masuk sekolah Ika selalu pulang dan pergi diboncengi oleh Revand menggunakan sepedanya. “ Mau dong, Ika. Kitakan sahabat. Ntar sore Revand jemput jam 4 yaaa”. “ Okeeyyy lepand… Hehe,” Eriska cengengesan.

***

Sore harinya Eriska sudah tampak bak seorang putri dari negeri khayangan. Memakai drass anak-anak selutut berwarna merah muda bermotif bunga . Serta memakai bando bermotif hati berwarna merah muda pula. Ia tampak sangat cantik dan imut. “ Kringg kriingg !!” Suara sepeda Revand telah terdengar, Eriska segera berpamitan kepada ayahnya dan berlari keluar rumah untuk menjumpai Revand. “ Wah Eriska, kamu cantik sekali. Kaya tuan putri yang mau makan malam dengan pangeran,” puji Revand yang terpesona

(7)

melihat kemolekan dan kecantikan putri kecil bernama Eriska itu.

“ Haha... kamu bisa aja Lepand. Ya udah ayuk atuh kita jalan,” Eriska langsung mengambil posisi untuk berboncengan dengan Revand. Mereka berdua bernyanyi bersama sepanjang perjalanan menuju ladang ilalang yang tak jauh dari kompleks perumahan mereka.

***

Sesampainya mereka di ladang ilalang yang memang sudah menjadi tempat mereka bermain bersama, ternyata sudah ada Bisma, yaitu anak laki-laki yang mengajak mereka bermain di ladang ilalang tersebut. Tampaknya Bisma sudah cukup lama menunggu mereka.

“ Hehe.. maap ya kak Ima, kami telat. Hehe,” ucap Eriska dengan polos sambil tertawa cengengesan.

“ Iya, nggak apa kok, Ika. Ya udah, gimana kalo sekarang kita belajar buat kertas origami burungnya. Nih, aku bawa kertasnya,” Bisma memperlihatkan kertas origami yang dibawanya, lalu membagikannya kepada Revand dan Eriska.

Bisma mengajarkan Revand dan Eriska dengan kepolosannya, karena ia juga masih anak-anak yang lugu dan polos. Ketika Bisma mengajarkan Eriska, Revand hanya diam dan memperhatikan. Tampaknya Revand tidak suka jika Eriska terlalu akrab dan dekat dengan Bisma.

(8)

Selang beberapa jam kemudian, sudah banyak origami burung yang dihasilkan Revand, sementara Bisma masih sibuk mengajari Eriska yang sedari tadi tak bisa-bisa membuat origami burung.

“ Aaaahhh, libet ahh. Ika nggak mau ahh buat oligami bulung lagi !!” Keluh Eriska yang sudah putus asa karena ia tak bisa-bisa membuat origami burung.

“ Ika jangan sedih, kalo Ika nggak bisa buat origami burung Revand mau kok buatin origami burung buat Ika, kan sekarang Revand udah bisa buat origami burungnya,” ucap Revand tersenyum pada Eriska.

“ Hehe, iya Lepand. Maksih ya Lepand,, Lepand baik deh. Hihi,” ucap Eriska tertawa.

“ Hmmm, Revand haus, niih. Revand pergi beli minuman dulu ya. Kalian ada yang mau nitip ??” Tawar Revand.

“ Nggak ahh, Ika nggak haus.”

“ Iya, Vand. Aku juga nggak haus. Makasih ya tawarannya.” Revand pun beranjak pergi, untuk membeli minuman ke warung yang tak jauh dari ladang ilalang tersebut. Sambil menunggu Revand kembali, Bisma dan Eriska bermain kejar-kejaran. Meraka bercanda tawa dan bernari-nari menirukan tarian yang ada di film-film India.

“ Ahh, udah ah kak Ima. Ika capek. Jadi haus nih,” Ika mulai duduk kembali ketempat duduknya yang beralaskan tikar.

(9)

Tikar tersebut memang telah diletakkan Bisma di sana karena ia menganggap itu adalah area bermainnya.

“ Ika, kamu panggil aku Ima aja dong. Kan kita cuma beda setahun.”

“ Ima ?? Hehe, nggak enak kedengarannya kak, kak Ima aja deh.. hehe.”

“ Ika, Ima sayang sama Ika. Ika mau nggak jadi pacar Ima ??” Tanya Bisma to the poin. Wajah Eriska langsung memerah ia kaget dan malu-malu. “ Ahh, kak Ima apa-apaan sih, kita kan masih kecil, kata ayah kalo masih kecil nggak boleh pacal-pacalan halus sekolah dulu yang lajin,” jawab Eriska dengan polos dan cadel sambil tersenyum.

“ Hahaha… kamu ini lucu banget yaa, cadelnya itu looh ngegemesin… hmm, kalo gitu ntal kalo udah besal kita pacalan yaa telus nikah,” ucap Bisma meniru gaya bicara Eriska yang cadel.

“ Hahaha, kak Ima ikut-ikut cadel niih. Eh tapi kak, kalo usul itu balu Ika setuju,, hehe.. Ika cayang banget sama kak Ima cayaaaaangg banget.”

“ Ima juga sayang banget sama Ika. Pokoknya kita janji yaa harus bersama terus sampai besar.”

“ Iya janji.. belsama selalu sampai besal.. hahahaha,” mereka berdua saling mengaitkan kelingking mereka. Ya, mereka melalukan janji jari kelingking khas anak-anak.

(10)

Tanpa mereka sadari Revand melihat dan mendengar semua yang Bisma dan Eriska katakan. Ntah kenapa, Revand merasa hatinya seolah disayat dengan sayatan silet yang begitu tajam, matanya mulai berkaca-kaca, bening-bening itu mendesak ingin keluar dan membasahi pipinya, namun Revand berusaha kuat dan menutupi segala isi hatinya dan situasi perasaannya saat itu.

“ Lepand ?? Kamu kok bengong aja sih disana ??” Tanya Eriska yang melihat Revand berdiri tepat di belakang mereka. “ Ha ?? Hmmm… nggak ada. Ika, kita pulang yuk, ini udah sore banget. Ntar kamu kena marah ayah looh.”

“ Hehehe, Lepand benel. Ya udah yuk kita pulang.” Eriska bangkit dari posisi awalnya dan berdiri melangkah mendekati Revand. “ Kak Ima, Ika pulang dulu ya. Kapan-kapan kita main lagi,” pamit Eriska, Bisma pun menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

“ Hmm.. Ika !! Besok Ima tunggu Ika disini jam 4 sore ya !! Ima ada sesuatu buat Ika !!” Teriak Bisma saat Ika baru berjalan beberapa langkah. Eriksa memutar kepalanya sambil melemparkan senyum, “ Iya !!” Sahutnya.

***

Saat Eriska sampai di depan rumahnya, Eriska sangat kaget …….. MAU TAU KELANJUTANNYA ?? beli NOVEL kami :D

Referensi

Dokumen terkait