• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesenian Suku Tengger UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN SUKU TENGGER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kesenian Suku Tengger UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN SUKU TENGGER"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

Kesenian Suku Tengger

UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN SUKU TENGGER

1. BAHASA

Bahasa yang berkembang di masyarakat suku Tengger adalah bahasa Jawa Tengger yaitu bahasa Jawi kuno yang diyakini sebagai dialek asli orang-orang Majapahit. Bahasa yang digunakan dalam kitab-kitab mantra pun menggunakan tulisan Jawa Kawi. Suku Tengger merupakan salah satu sub kelompok orang Jawa yang mengembangkan variasai budaya yang khas. Kekhasan ini bisa dilihat dari bahasanya, dimana mereka menggunakan bahasa Jawa dialek tengger, tanpa tingkatan bahasa sebagaimana yang ada pada tingkatan bahasa dalam bahasa Jawa pada umumnya.

2. SISTEM KEKERABATAN.

Seperti orang Jawa lainnya, orang Tengger menarik garis keturunan berdasarkan prinsip bilateral yaitu garis keturunan pihak ayah dan ibu. Kelompok kekerabatan yang terkecil adalah keluarga inti yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak.

3. SISTEM KEMASYARAKATAN.

Masyarakat suku Tengger terdiri atas kelompok-kelompok desa yang masing-masing kelompok tersebut dipimpin oleh tetua. Dan seluruh perkampungan ini dipimpin oleh seorang kepala adat. Masyarakat suku Tengger amat percaya dan menghormati dukun di wilayah mereka dibandingkan pejabat administratif karena dukun sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat Tengger. Masyarakat Tengger mengangkat masyarakat lain dari luar masyarakat Tengger sebagai warga kehormatan dan tidak semuanya bisa menjadi warga kehormatan di masyarakat Tengger. Masyarakat muslim Tengger biasanya tinggal di desa-desa yang agak bawah sedangkan Hindu Tengger tinggal didesa-desa yang ada di atasnya.

4. KESENIAN

Tarian khas suku Tengger adalah tari sodoran yang ditampilkan pada perayaan Karo dan Kasodo. Tari Sodoran merupakan sebuah tari klasik tradisional. Tarian ini mengandung nilai luhur, bermutu tinggi, yang dibentuk dalam pola-pola tertentu dan terikat. Selain itu, taraian ini mengandung nilai-nilai filosofis yang dalam, simbolis, religius, dan tradisi yang tetap.

Karena tarian ini bersifat klasik dan religius, kita tidak dapat saksikan di sembarang waktu dan tempat. Tarian ini hanya dapat kita saksikan pada saat hari raya Karo atau disebut juga Pujan Karo.Pujan Karo merupakan suatu perayaan terbesar yang dilakukan setahun sekali, tepat bulan Karo(menurut perhitungan tahun Saka Indonesia – Tengger), oleh masyarakat Tengger.

Tari Sodoran merupakan tarian sakral khas masyarakat Tengger yang melambangkan asal-usul manusia. Menurut kepercayaan wong Tengger, manusia itu berasal dari Sang Hyang Widi Wasa dan mereka akan kembali kepadanya. Manusia berasal dari tanah, mereka juga akan kembali ke tanah juga.

Dengan demikian tari Sodoran memiliki makna sebagai unsur tarian khas dalam pelaksanaan sasih Karo. Yang memiliki sifat religius dan sakral. Dan juga merupakan suatu tarian yang tidak dapat kita temui disembarang tempat dan hanya ada dalam waktu tertentu.

Orang Tengger sangat dihormati oleh masyarakat Tengger karena mereka selalu hidup rukun, sederahana, dan jujur serta cinta damai. Orang Tenggr suka bekerja keras, ramah, dan takut berbuat jahat seperti mencuri karena mereka dibayangi adanya hukum karma apabila mencuri barang orang lain maka akan datang balasan yaitu hartanya akan hilang lebih banyak lagi. Orang Tengger dangat menghormati Dukun dan Tetua adat mereka.

Penjelasan tentang Musik: 5

makanan khas gunung Bromo dan cemilan khas yang disediakan adalah sebagai berikut:

1. Nasi Aron yang Berkhasiat Menyembuhkan

Masyarakat Suku Tengger yang berdomisili di kawasan Gunung Bromo gemar mengonsumsi nasi aron. Nasi aron adalah nasi yang berasal dari bahan pokok jagung yang mengenyangkan, kenyal, tahan lama dan baik untuk menjaga kadar gula darah. Nasi aron disajikan dengan balutan sayur daun ranti yang juga berkhasiat untuk melawan diabetes. Daun ranti rasanya cukup pahit namun di tangan para koki suku Tengger yang handal, sayur tersebut menjadi super lezat sekali. Cita rasa nasi aron disempurnakan dengan tambahan sambal pedas yang akan bikin dower saat memakannya. Ketiga kombinasi rasa dari yang kenyal, pedas, dan juga pahit akan bercampur menjadi satu di menu nasi aron yang satu ini. Nasi aron tidak dijual di setiap spot. Nasi ini dijual khusus di Desa Seruni yang berlokasi di sekitar Penanjakan 2.

2. Sawut Kabut Bromo

Kelezatan Sawut Kabut Bromo terkenal hingga ke mancanegara. Makanan ini berasal dari bahan dasar singkong yang diserawut dan dibentuk serupa gunung, kerucut ataupun gumpalan-gumpalan kecil. Sawut dimasing-masing daerah di Bromo memiliki cita rasa yang berbeda sesuai dengan jenis ubi yang digunakan. Untuk memperindah tampilannya, sawut kabut Gunung Bromo ditaburi dengan merbei hitam, mutiara merah dan juga irisan daun pandan

yang membuat makanan ini tercium lebih sedap dan lebih cantik saat dipandang. Cara mendapatkannya cukup mudah. Anda bisa mencarinya di toko-toko di Kota Probolinggo. Makanan ini telah menjadi makanan yang identik dengan masyarakat Suku Tengger di kawasan Gunung Bromo.

3. Iga Pasir Bromo

Nama makanan yang unik, bukan? Iga pasir Bromo dimasak dengan cara yang lain daripada yang lain, yaitu di bagian tungkunya terdapat pasir. Iga ini memiliki cita rasa yang cukup panas dan pedas sehingga sangat cocok menjadi santapan Anda saat sedang berada di lokasi yang super dingin ini. Iga pasir Bromo dijual di warung-warung di sekitaran lokasi wisata ini.

4. Kerupuk Kentang Bromo

Makanan khas gunung Bromo selanjutnya adalah Kerupuk Kentang Bromo, kerupuk kentang ini dibuat dengan bahan dasar kentang yang merupakan nutrisi yang sangat baik bagi tubuh. Ini adalah cemilan yang dibuat dengan cara tradisional dan dibungkus dengan sangat rapi sehingga aman bagi kesehatan. Untuk oleh-oleh yang satu ini, Anda hanya perlu merogoh kocek 10 ribu rupiah per kemasan.

6. Minuman Herbal Pokak

Minuman khas Bromo yang satu ini memiliki khasiat menyembuhkan. Bahan utamanya adalah jahe, gula, daun pandan, keningar, serei dan juga cengkeh. Bahan herbal tersebut dipercaya mampu mengatasi berbagai macam penyakit seperti ginjal, rematik, batuk, pusing

kepala, dan juga untuk membuat badan terasa lebih hangat. Untuk satu minuman pokak, Anda hanya perlu menyiapkan kocek sebesar 20 ribur rupiah saja

Tentang Rumah Adat:

Desain Bentuk Rumah Adat Tengger dan Penjelasannya

Rumah Adat Tengger adalah rumah adat yang dibangun oleh suku Tengger yang ada di daerah lereng Gunung Bromo, desa Ranupane, kabupaten Lumajang, provinsi Jawa Timur.

Seiring berkembangnya jaman dan teknologi yang tentu tidak lepas dari perkembangan arsitektur juga. Dari waktu ke waktu arsitektur terus berkembang sesuai dengan keadaan jaman. Jaman dahulu, arsitektur masih sangat sederhana dan di era modern ini arsitektur sederhana tersebut disebut arsitektur tradisional. Di Indonesia sendiri, ada begitu banyak warisan-warisan arsitektur tradisonal dari para pendahulu, terutama warisan rumah tinggal yang menggunakan konsep arsitektur tradisional yang dewasa ini lebih dikenal dengan sebutan rumah adat. Rumah Adat Indonesia sudah sangat jarang bahkan hamper punah akibat tergeser oleh arsitektur modern, namun saat ini ada beberapa rumah adat yang masih terjaga keberadaannya yang bisa kita temui di beberapa tempat. Salah satu rumah adat yang masih bisa kita temui di Indonesia dan masih terjaga keasliannya adalah rumah adat suku Tengger yang ada di Jawa Timur. Rumah Adat orang Tengger merupakan rumah adat yang struktur dan konstruksinya terbuat dari kayu. Rumah Adat Tengger memiliki desain bentuk yang disesuaikan dengan keadaan alam disekitarnya sehingga mampu beradaptasi dan menjadi hunian yang nyaman untuk ditinggali. berikut rincian lebih dalam mengenaidesain bentuk rumah adat Tengger dan Penjelasannya.

Desain Bentuk rumah adat Tengger dan Penjelasannya :

Ciri utama dari bentuk rumah adat suku Tenggeradalah tidak bertingkat, bukan rumah panggung, strukturnya tersusun dari papan atau batang kayu, bubungan atapnya tinggi sehingga terlihat sangat terjal, hanya memiliki satu atau dua jendela saja.

Dalam mendesain rumah adat orang Tengger sangat memperhatikan lokasi / lahan / site / tapak untuk membangun rumah tersebut. Rumah adat Tengger sedapat mungkin di lokasi yang dekat dengan air serta tidak berkontur alias tanah datar / rata. Dalam konsep pemilihan lokasi rumah adat Tengger diprioritaskan untuk mempertimbangkan arah angin, sebisa mungkin lokasi rumah harus jauh dari gangguan angin.

Pada rumah adat Tengger yang asli, seluruh bahan yang menyusun rumah tersebut adalah kayu dan bambu, namun desain bentuk rumah adat masyarakat Tengger mulai dipengaruhi oleh arsitektur modern, sehingga yang dahulu atapnya terbuat dari bambu yang dibelah, kini atapnya sudah menggunakan genteng atau seng.

Ciri khas dari rumah adat Tengger yang dari dulu hingga sekarang masih terjaga adalah bagian depan rumahnya, yaitu terdapat balai-bali yang merupakan tempat duduk atau lebih mirip seperti dipan, yang diletakkan depan di depan rumah.

Tatamasa Rumah Adat Tengger

Di lereng Bromo, terdapat banyak rumah adat suku Tengger, rumah-rumah tersebut memiliki pola yang tidak beraturan. Rumah – rumah adat di desa Ranupane ini disusun secara bergerombol, saling berdekatan, anatar satu rumah dengan rumah yang lain hanya dipisahkan oleh jalur pejalan kaki yang sempit, pengaturan tatamasa bangunan yang seperti ini ialah untuk menghadapi serangan angin dan cuaca dingin yang ekstrim di lingkungan tersebut. Dengan pola tatamasa tersebut maka angin tidak bisa menerjang dan akan segera di blok oleh bangunan-bangunan rumah yang berkumpul tersebut.

Penjelasan Tentang:

Tari Ujung - Tari Dan Olah Raga Suku Tengger

Tari Ujung adalah salah satu tari traditional dan kombinasi dari olah raga khas suku Tengger, di wilayah gunung Bromo. Tarian ini dimainkan oleh dua orang pria yang silih berganti memukul lawan dengan menggunakan rotan.

Tari ini diadakan untuk merayakan pernikahan dan sebagai bentuk acara ritual ada Tengger, dan sebagai upacara ritual umat Hindu. Saat dua pemain saling memecuti, akan terdengar alunan musik traditional Tengger sebagai pengiring musik.

Atraksi ini umumnya diadakan setahun sekali dan diikuti oleh masyarakat sekitar Pasuruan. Atraksi ini terlihat begitu menakutkan saat rotan tersebut dipukulkan ke punggung para penari. Kita tidak akan menemukan atraksi yang sama di daerah lain kecuali di Pasuruan.

Penjelasannya Tentang:

UPACARA ADAT KASADA, SUKU TENGGER

Suku Tengger adalah pemeluk agama Hindu lama dan tidak seperti pemeluk agama Hindu umumnya yang memiliki candi-candi sebagai tempat peribadatan. Untuk melakukan peribadatan maka mereka akan melakukannya di punden, danyang dan poten. Poten sendiri merupakan sebidang lahan di lautan pasir di kaki Gunung Bromo sebagai tempat berlangsungnya upacara Kasada. Poten terdiri dari beberapa bangunan yang ditata dalam suatu komposisi di pekarangan yang dibagi menjadi tiga mandala.

Bagi masyarakat Suku Tengger, Upacara adat adalah salah satu wujud rasa syukur masyarakat Tengger kepada tuhan. Ada banyak upacara adat di masyarakat Tengger yang memiliki tujuan bermacam-macam diantaranya meminta berkah, menjauhkan malapetaka, wujud syukur atas karunia yang diberikan tuhan kepada masyarakat Tengger. Salah satunya adalah upacara adat Kasada. Upacara ini adalah upacara untuk memperingati pengorbanan seorang Raden Kusuma anak Jaka Seger dan lara Anteng. Selain itu upacara ini dilaksanakan oleh masyarakat tengger untuk meminta keselematan dan berkah. Upacara ini dilaksanakan padat tanggal 14 s.d. 16 bulan Kasada atau saat bulan purnama tampak di langit secara utuh setiap setahun sekali.

Pada saat upacara ini berlangsung masyarakat suku tengger berkumpul dengan membawa hasil bumi, ternak peliharaan dan ayam sebagai sesaji yang disimpan dalam tempat yang bernama ongkek. Pada saat sudah mencapai di kawah gunung Bromo, seluruh sesaji tersebut dilemparkan ke tempat tersebut. Adapun upacara ini merupakan jalan ujian bagi pulun mulenen atau dukun baru untuk disahkan sebagai dukun, jika dukun baru keliru dalam melaksanakan proses upacara Kasada maka dukun tersebut gagal menjadi dukun. Upacara Kasada sebagai peringatan pengorbanan Raden Kusuma merupakan penghormatan kepada Raden Kusuma yang rela berkorban untuk keselamatan masyarakat tengger. Dalam legenda upacara Kasada di Gunung Bromo terdapat mahkluk halus yang tidak memiliki nama akan tetapi dipanggil Sang Yang Widi yang digambarkan sebagai asal-usulnya dari kerajaan Majapahit sebelum keturunan kerajaan Hindu-Budha di Jawa. Ada perjanjian antara roh Dewa Kusuma dengan masyarakat Tengger yang harus memberi sesajian setiap tanggal 14 bulan Kasada.

Dalam upacara Kasada masyarakat Tengger terdapat beberapa tahapan upacara yang harus dilaksanakan agar upacara Kasada berlangsung dengan khidmat yaitu Puja purkawa, Manggala upacara,

Ngulat umat, Tri sandiya, Muspa, Pembagian bija, Diksa widhi, Penyerahan sesaji di kawah Bromo. Proses berjalannya upacara Kasada dimulai pada Sadya kala puja dan berakhir sampai Surya puja dimana seluruh masyarakat Tengger menuju Gunung Bromo untuk menyampaikan korban. Upacara Kasada dimulai dengan pengukuhan sesepuh Tengger dan pementasan sendratari Rara Anteng Jaka Seger di panggung terbuka Desa Ngadisari. Tepat pada pukul 24.00 diadakan pelantikan dukun dan pemberkatan masyarakat di lautan pasir Gunung Bromo. Bagi masyarakat Tengger, dukun merupakan pemimpin dalam bidang keagamaan yang biasanya memimpin upacara-upacara ritual perkawinan dll. Pada saat ini sebelum dukun dilantik, para dukun harus lulus ujian dengan cara menghafal dan membacakan mantra-mantra. Setelah selesai upacara, ongkek yang berisi sesaji dikorbankan di Puden Cemara Lawang dan kawah Gunung Bromo. Seluruh ongkek tersebut dilemparkan ke dalam kawah sebagai simbol pengorbanan yang dilakukan nenek moyang mereka. Upacara Kasada Bromo sendiri telah digelar sejak masa Kerajaan Majapahit dan Gunung Bromo memang dianggap sebagai tempat suci. Gunung Bromo berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti brahma atau seorang dewa yang utama. Pada masa Dinasti Brawijaya, permaisurinya dikaruniai anak perempuan bernama Roro Anteng. Setelah beranjak dewasa putri ini menikah dengan seorang pemuda dari Kasta Brahmana bernama Joko Seger. Keduanya kemudian memutuskan tinggal dan menjadi penguasa di Tengger saat Kerajaan Majapahit mengalami kemerosotan dan pengaruh Islam semakin kuat di Pulau Jawa. Setelah sekian lama hidup bersama, mereka sangat bersedih karena

belum juga dikaruniai anak. Akhirnya mereka pun bersemedi di puncak Gunung Bromo dan mendapatkan petunjuk bahwa permintaan mereka akan dikabulkan dengan syarat anak bungsu mereka setelah lahir harus dikorbankan ke kawah Gunung Bromo. Setelah dikaruniai 25 orang anak, tiba saatnya pasangan ini harus mengorbankan si bungsu, mereka tidak tega melakukannya. Akhirnya, Dewa marah dan membawa anak bungsu tersebut masuk ke kawah Bromo. Timbul suara dari si anak bungsu agar orang tua mereka hidup tenang beserta saudara-saudaranya. Untuk menghormati pengorbanan tersebut maka setiap tahun dilakukan upacara sesaji ke Kawah Bromo dan terus berlangsung secara turun menurun hingga saat ini.Upacara Kasada Masyarakat Tengger telah membawa manfaat bagi masyarakat tengger. Selain untuk meminta keselamatan, upacara ini mampu menyedot banyak perhatian seluruh kalangan masyarakat. Ada nilai politik dalam upacara Kasada ini dimana upacara Kasada merupakan upacara yang juga bertujuan untuk menancapkan kekuatan politik di daerah tersebut.

Lokasi Letak Gunung Bromo lebih banyak diketahui berada di Malang sehingga banyak wisatawan lokal memilih rute gunung bromo dengan jalur ke Gunung Bromo via Malang saat musim Liburan Bromo Murah.

Lokasi Gunung Bromo

Posisi Lokasi Letak Gunung Bromo tepat berada di antara wilayah administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang, dengan posisi geografis antara 8°06′ LS dan 120°55′ BT.Namun dengan Letak

Gunung Bromo ini oleh pemerintah dijadikan sebagai perbatasan 4 wilayah kabupaten di Jawa Timur.

Gunung bromo menjadi salah satu Wisata Jawa Timur yang paling menjadi sorotan ketikan musim Liburan Bromo karena gunung ini sangat memiliki keistimewaan yaitu satu satunya gunung yang memiliki sunrise terbaik dan lautan pasir yang luas membentang di sekitar gunung bromo seluas 10 km persegi.Bisa dibayangkan betapa indahnya pesona keindahan gunung bromo.

Lokasi Letak Gunung Bromo Jawa Timur

Untuk mencapai Lokasi Letak Gunung Bromo sebaiknya melalui kota Probolinggo karena hanya melalui wilayah Probolinggo tersedia banyak pilihan Hotel Bromo yang memiliki pemandangan langsung ke gunung bromo.Sekian dulu info Lokasi Letak Gunung Bromo Jawa Timur

Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.

TNBTS terletak diketinggian antara 1000-3676mdpl.Luas 50.273,3 Ha terdiri daerah pegunungan,pedesaan,hutan,dan danau seperti Ranu Pane(4Ha),Ranu Regulo(0,75Ha),Ranu Kumbolo(14Ha),Ranu Darungan(0,5Ha).

Letak Geografis 7'54"-8'13"LS dan 112'51"BT,Sedangkan letak Administratif di 4 Kabupaten yaitu Probolinggo,Pasuruan,Malang,dan Lumajang.

Gambar ;TNBTS dilihat dari Pananjakan

TNBTS mencangkup gunung yang besar,yaitu Gunung Tengger yang mempunyai 2 puncak yaitu Puncak Tengger danPuncak Meru.

1. Puncak Tengger

Dahulu Puncak Tengger lebih tinggi daripada Puncak Meru tapi karena mengalami letusan vulkanik berkali-kali yang menghasilkan kawah yang lebar dan kawah Tengger menjadi lebih rendah daripada Puncak Meru.

Dasar kawah menjadi lautan pasir yang disebut Segara wedhi.Kaldera Tengger luasnya 10km2 yang didalamnya terbentuk gunung-gunung kecil yang dinamai Gunung Bromo(2392 mdpl),Gunung Batok(2470 mdpl),Gunung Kursi(2581 mdpl),Gunung Watangan(2661 mdpl),Gunung Widodaren(2650 mdpl),dan Gunung Pananjakan(2770 mdpl).

Gunung Bromo terkenal sebagai Crater in Crater,karena kawah Bromo berada didalam kawah Tengger.

2. Puncak Meru

Sekarang terkenal dengan nama Gunung Semeru dengan puncaknya Mahameru.Tinggi gunung 3676 mdpl dan merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa.Letak administratif antara kabupaten Malang dan kabupaten Lumajang.Sedangkan secara geografis terletak di 8'06"LS dan 112'55"BT.Jalur pendakian antara lain jalur Ranu Pane,jalur Ayak-ayak dan jalur Watupecah.Tetapi yang banyak digunakan jalur Ranu Pane.

Rute Perjalanan

A.Gunung Bromo via Gubug Klakah

1. Malang-Tumpang(18 km) dengan minibus.

2. Tumpang-Gubug Klakah(12 km) menggunakan Jeep. 3. Gubug Klakah-Jemplang(17 km) menggunakan Jeep.

4. Jemplang-Gunung Bromo(6 km) bisa menggunakan Jeep ataupun trekking.

Perjalanan untuk mrncapai kawah Bromo sangatlah mudah,karena tersedia tangga-tangga beton yang berjumlah 249 buah.

B.Gunung Pananjakan(Gunung Tengger) via Wonokitri 1. Malang-Purwodadi(32 km) menggunakan bus.

2. Purwodadi-Nongko Jajar(14 km) meggunakan minibus. 3. Nongko Jajar-Tosari(20 m) menggunakan minibus. 4. Tosari-Wonokitri(3 km) menggunakan Jeep.

5. Wonokitri-Pananjakan(14 km) menggunakan Jeep.

C.Gunung Semeru via Ranu Pane

1. Malang-Tumpang(18 km) menggunakan bus.

2. Tumpang-Gubug Klakah(12 km) menggunakan Jeep. 3. Gubug Klakah-Ranu Pane(17 km) menggunakan Jeep. 4. Ranu Pane-Watu Rejeng(5 km) dengan trekking.

5. Watu Rejeng-Ranu Kumbolo(4,5 km) dengan trekking. 6. Ranu Kumbolo-Kalimati(4,7 km) dengan trekking. 7. Kalimati-Arcopodo(1 km) dengan trekking.

Suku Tengger Penanjakan 2. Gunung Bromo. Liburan Bromo Murah.

Referensi

Dokumen terkait

besar masyarakat suku Sasak adalah penduduk asli pulau Lombok yang berasal dari berbagai daerah, termasuk Pulau Jawa dan Bali sehingga memiliki kemiripan

“KEDUDUKAN HUKUM ANAK ANGKAT TERHADAP HARTA ASAL DAN HARTA GONO GINI ORANG TUA ANGKAT MENURUT HUKUM ADAT WARIS SUKU TENGGER DI DESA NGADAS KECAMATAN SUKAPURA

Penelitian ini bertujuan untuk untuk menggali, memprediksi penyebab perilaku suku Jawa menggunakan bahasa Jawa krama madya dalam berkomunikasi terhadap orang tua berdasarkan

Dalam contoh percakapan di atas, unsur bahasa Jawa Kuna yang ditemukan termasuk dalam kategori kelas kata nomina ( gaga ), verba ( tanana ), pronomina ( sira ), dan

Proses adaptasi yang dilakukan oleh suku Jawa adalah dengan mempelajari bahasa asli dari daerah Silau Kahean yang dimana bahasa yang di pakai adalah Bahasa

Kehidupan Suku Kubu Pada Masa Transisi Jumlah penduduk Desa Sungai Kijang pada awal terjadinya Pronas PKMT pada tahun 1974 adalah 20 kepala keluarga kk suku Kubu, 15 orang Jawa yang