• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS LPP RRI (Perubahan Pertama)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA STRATEGIS LPP RRI (Perubahan Pertama)"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA STRATEGIS

LPP RRI 2015-2019

(Perubahan Pertama)

Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia

2016

(2)

Dewan Pengawas LPP RRI Dwi Hernuningsih Freddy Ndolu Hasto Kuncoro Mistam Tantri Relatami TIM PENYUSUN

Darmanto (BPPKI Yogyakarta)

Puji Rianto (Universitas Islam Indonesia) Dedi Suparman (LPP RRI)

Tim Fasilitasi Kesekretariatan Dewan Pengawas AA Gde Ngurah

Imam Nurhadi Dewi Kartika Sari Maniur Simatupang Nurlaela

Bambang Supriyanto Muhdar

Diterbitkan oleh Dewan Pengawas LPP RRI Periode 2016-2021 Cetakan Pertama 2016

Dewan Pengawas LPP RRI Periode 2016-2021 Jl. Medan Merdeka Barat 4 – 5 Jakarta

(3)

KATA PENGANTAR

Rencana strategis Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia tahun 2015-2019 (Renstra LPP RRI 2015-2019) perubahan pertama merupakan paket kebijakan strategis yang akan dilaksanakan Dewan Pengawas LPP RRI dalam kurun waktu 5 tahun ke depan. Renstra ini disusun untuk memenuhi perintah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional oleh pejabat Kementerian/Lembaga untuk menyiapkan rancangan rencana strategis Kementerian/Lembaga sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, dengan berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Renstra disusun dengan mempertimbangkan secara prinsipil dan spirit UU 32/2002 tentang Penyiaran, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), UU No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2015 tentang RPJMN tahun 2016 – 2021, serta Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2005 tentang Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia.

(4)

Renstra LPP RRI 2015-2019 (perubahan pertama) merupakan hasil revisi dari Renstra LPP RRI 2015-2019 yang telah disusun oleh Dewan Pengawas bersama Dewan Direksi periode 2010-2015. Akan tetapi, setelah dilakukan telaah secara mendalam, renstra 2015-2019 terdahulu dipandang perlu untuk dilakukan revisi. Setidaknya ada dua alasan utama yang menjadi dasar dilakukannya revisi atas renstra LPP RRI periode 2015-2019.

Pertama, Dewan Pengawas RRI yang baru mestinya sudah terbentuk tahun 2015, tetapi karena prosesnya terlalu panjang maka Dewan Pengawas LPP RRI baru bisa dibentuk pada bulan Maret dan dikukuhkan pada April 2016. Konsekuensinya, renstra yang telah tersusun perlu dilakukan penyesuaian terutama terkait dengan periodisasi masa berlakunya renstra tersebut. Mengingat Dewan Pengawas yang baru terbentuk di tahun 2016 maka dengan sendirinya masa berlakunya renstra yang semula untuk periode 2015-2019 berubah menjadi tahun 2015 – 2019 (perubahan pertama). Sebagaimana diamanatkan oleh PP No.12 Tahun 2005 tentang LPP RRI, salah satu tugas Dewan Pengawas adalah menyusun Rencana Induk yang kemudian lebih dikenal dengan istilah renstra.

Kedua, terjadi perubahan dalam hal rumusan visi dan misi yang ada di renstra LPP RRI 2015-2019 terdahulu. Dalam renstra LPP RRI 2015-2019 terdahulu, rumusan visi berbunyi, “Terwujudnya Ketahanan dan Keadilan Informasi melalui Siaran Radio Publik untuk Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian”. Setelah dilakukan telaah kembali maka perlu dilakukan perumusan ulang visi dan misi RRI untuk lima tahun ke depan. Adapun rumusan visi RRI yang ditetapkan oleh Dewan Pengawas 2016-2021 dan telah mendapatkan masukan dari Komisi I DPR RI ialah “Terwujudnya RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang Tepercaya dan

(5)

RENCANA STRATEGIS LPP RRI 2015-2019 (PERUBAHAN PERTAMA) | v

Mendunia”. Perubahan visi dengan sendirinya diikuti perubahan pada rumusan misi, tujuan, dan sasaran strategis yang hendak dicapai.

Akan tetapi, mengingat renstra LPP RRI 2015-2019 (perubahan pertama) merupakan hasil revisi maka sudah pasti tetap mengakomodasi berbagai pemikiran, gagasan, usulan dan data yang telah tersusun di dalam renstra LPP RRI 2015-2019 terdahulu. Upaya mengakomodasi apa yang sudah dilakukan sebelumnya sungguh sangat penting agar tetap terjaga kesinambungan dalam pengelolaan RRI sebagai lembaga penyiaran publik dan merupakan representasi negara dalam hal memberikan layanan kepada masyarakat di bidang informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat.

Renstra LPP RRI 2015-2019 (perubahan pertama) merupakan pedoman operasional bagi Dewan Direksi dan seluruh Satuan Kerja di lingkungan LPP RRI dalam menjalankan tugas dan fungsinya secara profesional sesuai, visi, misi, tujuan dan sasaran strategis, arah kebijakan, program penyiaran baik on-air maupun off-air. Dokumen renstra ini pula pada lima tahun ke depan akan menjadi alat ukur untuk mengetahui kinerja organisasi. Kemampuan manajemen dalam mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis merupakan hasil akhir yang sangat diharapkan dan menjadi ukuran keberhasilan organisasi dalam mengemban misinya.

Tentu tidak mudah menyusun renstra dalam situasi RRI dihadapkan pada kemungkinan adanya transformasi untuk menjadi Radio Televisi Republik Indonesia (RTRI) mengingat RUU-nya telah ditetapkan sebagai prioritas 2016 dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) DPR RI 2014-2019. Akan tetapi, dengan usaha yang keras, pada akhirnya, Renstra LPP RRI 2015-2019 (perubahan pertama) dapat diwujudkan. Renstra ini diharapkan menjadi pedoman pelaksanaan operasional kelembagaan dan kinerja secara profesional yang terukur

(6)

serta menghasilkan outcome yang diharapkan. Renstra ini dipastikan dapat berfungsi dengan baik dan benar jika dijalankan dengan perencanaan matang, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan yang baik di semua satuan kerja LPP RRI di seluruh Indonesia dalam mewujudkan visi kebangsaan Indonesia yang dicita-citakan.

Dengan adanya dokumen renstra LPP RRI 2015-2019 (perubahan pertama) maka renstra LPP RRI 2015-2019 terdahulu dengan sendirinya tidak berlaku lagi. Akhirnya, kepada semua pihak yang telah mendukung tersusunnya Renstra LPP RRI 2015-2019 (perubahan pertama) kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.

(7)

KEPUTUSAN DEWAN PENGAWAS

LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA NOMOR 023 TAHUN 2016

TENTANG

REVISI PERTAMA RENCANA STRATEGIS

LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015-2019

DEWAN PENGAWAS LPP RRI

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka melaksanakan amanat

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005-2025, serta Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;

b. Bahwa sesuai Keputusan Dewan Pengawas LPP RRI Nomor 004 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Tahun 2015-2019;

c. Bahwa Dewan Pengawas LPP RRI telah menetapkan perubahan visi dan misi LPP RRI, maka perlu lakukan Revisi Pertama Rencana Strategis Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Tahun 2015-2019;

d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf c, maka dipandang perlu menetapkan keputusan Dewan Pengawas LPP RRI tentang Revisi Pertama Rencana Strategis Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Tahun 2015-2019.

(8)

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005-2025;

4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2005 tentang Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia;

6. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;

7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 41/P Tahun 2016 tentang Pengangkatan Anggota Dewan Pengawas LPP RRI;

8. Keputusan Dewan Pengawas LPP RRI Nomor 019 Tahun 2016 tentang Pengangkatan Dewan Direksi LPP RRI Periode 2016-2021.

Memperhatikan : Hasil rapat Dewan Pengawas LPP RRI dan Dewan

Direksi LPP RRI pada tanggal 19 Agustus 2016.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran

Publik Radio Republik Indonesia tentang Revisi Pertama Rencana Strategis Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Tahun 2015-2019.

(9)

RENCANA STRATEGIS LPP RRI 2015-2019 (PERUBAHAN PERTAMA) | ix

Pertama : Melakukan revisi pertama Rencana Strategis

Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Tahun 2015-2019;

Kedua : Revisi Pertama Rencana Strategis Lembaga Penyiaran

Publik Radio Republik Indonesia Tahun 2015-2019 sebagaimana Diktum Pertama merupakan landasan bagi satuan kerja di lingkungan LPP RRI dalam melaksanakan Program dan Kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi LPP RRI yang telah ditetapkan;

Ketiga : Revisi Pertama Rencana Strategis Lembaga

Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Tahun 2015-2019 dijadikan bahan acuan dalam evaluasi kinerja LPP RRI;

Keempat : Revisi Pertama Rencana Strategis Lembaga

Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Tahun 2015-2019 sebagaimana tercantum dalam lampiran Surat Keputusan ini merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini;

Kelima : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan

dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

(10)
(11)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iii

KEPUTUSAN DEWAN PENGAWAS LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA NOMOR 023 TAHUN 2016 vii

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. KONDISI UMUM 1

A.1. Situasi Lingkungan Eksternal 1

A.1.1. Situasi Global 2

A.1.2. Situasi Regional 3

A.1.3. Nasional 4

A.2. Peran Media dalam Masyarakat Modern 6

B. POTENSI DAN PERMASALAHAN 8

B.1. Potensi RRI 9

B.1.1. Jaringan dan Daya Jangkau Siaran 9 B.1.2. Penyelenggara Layanan Publik bidang Komunikasi 16 B.1.3. Pencapaian Kinerja 2010-2015 18

Bidang Program dan Produksi 21

Bidang Teknologi dan Media Baru 22 Bidang Layanan dan Pengembangan Usaha 23 Bidang Sumber Daya Manusia dan Umum 24

(12)

B.2. Permasalahan 26

B.2.1. Aspek Programatis 26

B.2.2. Kualitas SDM 28

B.2.3. Keterbatasan Sarana Teknologi 28

B.2.4. Pengelolaan Keuangan 29

B.2.5. Status Kelembagaan 30

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS 31

A. VISI 31

B. MISI 33

C. TUJUAN 35

D. SASARAN STRATEGIS 37

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 45

A. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL 45

RPJM ke-1 (2005 – 2009) 51

RPJM ke-2 (2010 – 2014) 51

RPJM ke-3 (2015 – 2019) 52

RPJM Pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla 53

B. Arah Kebijakan dan Strategi LPP RRI 62

C. Kerangka Regulasi 64

D. Kerangka Kelembagaan 69

1. Penguatan Kapasitas Kelembagaan 70

2. Penguatan Kapasitas Pegawai 71

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 75

A. Rencana Kinerja Tahunan 75

B. Kerangka Pendanaan 89

1. Kebutuhan Anggaran Tahun 2016 89

2. Kebutuhan Anggaran Tahun 2017 – 2019 90

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Stasiun Penyiaran RRI 11

Tabel 1.2 Data Penambahan Studio Produksi dan Satker RRI

Tahun 2010 – 2015 14

Tabel 1.3 Jumlah Stasiun RRI 2010-2015 15

Tabel 2.1 Misi LPP RRI 34

Tabel 2.2 Misi dan Tujuan LPP RRI 35

Tabel 2.3 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis 38

Tabel 3.1 Kerangka Regulasi LPP RRI 65

Tabel 3.2 Rencana Peningkatan Kapasitas SDM RRI 73 Tabel 4.1 Indikator Capaian Sasaran Strategis 76 Tabel 4.2 Rencana Kinerja Tahunan LPP RRI Periode 2015-2019 81 Tabel 4.3. Rencana Kerja dan Anggaran Berdasarkan Pagu

Definitif Tahun 2016 89

Tabel 4.4 Program Lembaga Penyiaran Publik RRI

(14)
(15)

A. KONDISI UMUM

Keberadaan organisasi tidak dapat dilepaskan dari konteks lingkungan di mana organisasi tersebut beroperasi, begitu juga RRI. Sebagai lembaga penyiaran publik, keberadaan RRI tidak dapat dilepaskan dari dinamika internal dan eksternal. Kemampuan RRI dalam melakukan penyesuaian diri atas dinamika lingkungan eksternal yang terus berubah akan memengaruhi keberadaan dan keberlangsungan RRI di masa sekarang dan akan datang. Oleh karena itu, penting untuk memahami lingkungan eksternal RRI yang terus berubah secara dinamis.

A.1. Situasi Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada ‘di luar’ RRI yang secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi kerja dan sistem kerja RRI. Jika RRI dibayangkan sebagai suatu sistem organisme, maka lingkungan eksternal adalah segala keadaan yang berada di luar organisasi yang memengaruhi secara langsung ataupun

BAB I

PENDAHULUAN

(16)

tidak langsung terhadap organisasi (Grunig, 1992). Lingkungan eksternal ini dibedakan menjadi tiga, yakni lingkungan global, regional, dan nasional.

A.1.1. Situasi Global

Dunia berubah dengan cepat. Perkembangan teknologi komunikasi dan semakin murahnya biaya transportasi telah menciptakan sebuah lingkungan yang semakin mengglobal, yang ditandai oleh lumernya batas-batas negara bangsa (state borderless). Interkoneksi, integrasi, dan interdependensi telah menjadi ciri khas dunia saat ini, yang lebih dikenal sebagai globalisasi. Dalam dunia global, batas-batas negara bangsa menjadi kabur, sementara uang, barang, dan manusia dapat bergerak bebas tanpa hambatan. Ada sisi positif dan negatif dari perkembangan dunia global tersebut. Sisi positifnya bahwa umat manusia dapat membangun jaringan untuk saling belajar satu dengan lain dan juga bekerja sama dalam suatu gerakan global (global movement) demi menyelamatkan lingkungan, pengungsi, mengurangi laju kemiskinan, dan sebagainya. Pendeknya, melalui jaringan global, umat manusia bisa bekerja sama demi mengatasi persoalan-persoalan yang mereka hadapi, membangun solidaritas demi kehidupan yang lebih baik. Namun, globalisasi juga mempunyai dampak negatif. Globalisasi membawa nilai-nilai global yang mungkin tidak sesuai dengan nilai-nilai lokal ataupun nasional suatu bangsa. Identitas suatu bangsa kini dihadapkan dengan identitas lain pada tataran global, di mana keduanya akan berinteraksi secara dinamis dan mungkin juga hegemonik. Globalisasi informasi dan komunikasi melalui persebaran informasi global memungkinkan hegemoni suatu kebudayaan terhadap kebudayaan lainnya. Oleh karena itu, penting bagi suatu bangsa untuk memiliki strategi

(17)

PENDAHULUAN | 3

kebudayaan agar kebudayaannya tidak dilindas oleh globalisasi, dan hanya menjadi sekadar pasar bagi produk-produk budaya lain yang mengalir dari produsen-produsen produk budaya global.

Ciri lain globalisasi yang tidak bisa dinafikan adalah interdependensi, dunia saling bergantung satu dengan lainnya. Apa yang terjadi pada suatu belahan dunia akan memberikan imbas bagi dunia lainnya. Konflik Laut Tiongkok Selatan dan konflik-konflik di wilayah lain manapun di dunia akan berimbas secara langsung dan tidak langsung bagi suatu negara, termasuk Indonesia. Informasi karenanya menjadi semakin penting sebab melalui informasi itulah individu-individu dalam masyarakat akan mempunyai pengetahuan dan kesadaran atas diri dan lingkungannya. Pengetahuan dan kesadaran inilah yang akan membuat mereka bisa terlibat sebagai subjek dalam kehidupan publik. Dalam situasi semacam ini, tantangannya kemudian adalah bagaimana menciptakan sistem komunikasi yang adil, yang mampu melayani seluruh warga negara sehingga mereka bisa terlibat secara aktif dalam kehidupan publik.

A.1.2. Situasi Regional

Globalisasi bukanlah perubahan sosial dan politik satu dimensi, melainkan merupakan realitas banyak wajah (multifacet). Meskipun dunia bergerak ke arah tatanan yang semakin mengglobal, tetapi negara-negara di kawasan juga semakin mengintegrasikan diri. Dalam konteks negara-negara kawasan Asia Tenggara atau ASEAN, perkembangan mutakhir adalah upaya untuk mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN atau yang sering disebut MEA. Menurut BBC Indonesia, pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ini nantinya memungkinkan

(18)

satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat. Masyarakat Ekonomi ASEAN tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter, pengacara, akuntan, dan lainnya. Ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Bangsa Indonesia. Pasar tunggal ASEAN berarti pula kesempatan pasar dan tenaga kerja, tetapi juga sekaligus ancaman atas serbuan barang-barang dan tenaga kerja dari negara lain di kawasan.

Kompetisi selalu mensyaratkan informasi. Dalam Making Globalization Work, Joseph Stiglitz (2007) mengemukakan bahwa informasi merupakan prasyarat penting bagi kompetisi yang adil, suatu komunikasi yang simetris. Kelompok-kelompok masyarakat tertentu acapkali memenangkan persaingan karena mereka mempunyai informasi yang cukup. Sebaliknya, masyarakat miskin gagal mendapatkan keuntungan yang memadai dari proses globalisasi karena langkanya informasi. Oleh karena itu, menurut Stiglitz, informasi haruslah terbuka dan tersedia bagi masyarakat miskin agar mereka mendapatkan keuntungan dari perdagangan (bebas).

A.1.3. Nasional

Di tingkat nasional, kita dihadapkan pada proses demokratisasi politik yang mulai terkonsolidasi dengan baik. Pemilihan umum sebagai sarana kontestasi politik dan pergantian kekuasaan politik pemerintahan telah berlangsung selama beberapa kali dengan cara damai. Kemerdekaan berekspresi telah dijamin melalui undang-undang meskipun dalam implementasinya masih mengandung beberapa persoalan seperti meluasnya kekerasan sipil oleh

(19)

kelompok-PENDAHULUAN | 5

kelompok tertentu dalam masyarakat. Masyarakat juga semakin kritis dalam mengawasi jalannya pemerintahan, terutama sejak kemerdekaan pers mendapatkan jaminan undang-undang. Ini membuat masyarakat mampu melakukan kontrol secara masif kepada pemerintahan.

Melalui UU No. 40 tahun 1999, pers mendapatkan jaminan kemerdekaannya dalam mencari, menyimpan, dan menyebarluaskan informasi. Pers kini jauh lebih mampu dalam melaksanakan fungsinya sebagai ‘penjaga kekuasaan (watchdog)’ dalam sistem demokrasi. Meskipun demikian, menguatnya kapitalisasi media yang mendorong media untuk lebih menonjolkan dirinya sebagai institusi bisnis dibandingkan dengan institusi sosial membuat media lebih sering terjebak ke dalam isu-isu sensasional dalam bentuk skandal politik dan kriminalitas. Ini pada titik tertentu mengganggu demokrasi karena menghalangi masyarakat untuk mendapatkan informasi yang objektif. Informasi yang tidak hanya relevan, tapi juga signifikan bagi kehidupannya.

Perkembangan lainnya yang tidak kalah penting adalah terus digalakkannya pembangunan oleh pemerintah. Meskipun masing-masing pemerintahan memberi penekanan yang berbeda, tetapi orientasi utama pembangunan untuk mengentaskan masyarakat miskin terus menjadi prioritas. Melalui Nawacita, pemerintah terus berusaha menggenjot pembangunan untuk meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global. Pembangunan infrastruktur terus ditingkatkan, terutama di kawasan Indonesia timur. Pembangunan itu dilakukan demi lebih mengintegrasikan masyarakat Indonesia, membuka akses layanan publik, meningkatkan produktivitas dan memperlancar arus barang-barang dan manusia. Dengan begitu, diharapkan bukan hanya akan meningkatkan daya tarik investasi dan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga demi semakin menjaga keutuhan

(20)

Bangsa Indonesia karena wilayah-wilayah Indonesia semakin terhubung satu dengan lainnya. Melalui RPJM, Indonesia terus berupaya melakukan pembangunan agar bisa mengejar kemakmuran dan kesejahteraan, setara dengan negara-negara yang telah maju.

Seiring pembangunan yang terus digalakkan tersebut, isu lain-nya adalah persoalan korupsi dan reformasi birokrasi. Indonesia menjadi salah satu negara paling korup di dunia, dan ini jelas menghalangi upaya pembangunan yang berkeadilan. Korupsi telah merugikan pembangunan dalam beragam cara, terutama adalah rendahnya pembangunan fisik dan manusia. Korupsi juga telah menggerogoti birokrasi negara yang menjadikannya lemah ketika berhadapan dengan kekuatan-kekuatan kapital global. Oleh karena itu, korupsi akan tetap menjadi isu penting dalam pembangunan dan reformasi di Indonesia. Reformasi birokrasi melalui transparansi, akuntabilitas atau secara lebih singkat melalui implementasi good governance adalah upaya yang terus dilakukan untuk mencegah terjadinya korupsi, yang secara bersamaan meningkatkan kualitas layanan publik di Indonesia.

A.2. Peran Media dalam Masyarakat Modern

Hampir tidak ada yang menyanggah betapa masyarakat modern sangat dipengaruhi oleh media. Bahkan, para ahli media berada pada kesimpulan bahwa membicarakan masyarakat modern akan kehilangan makna jika tidak menyertakan media. Begitu pentingnya peran media dalam masyarakat maka muncullah istilah mediated society, masyarakat termediasi. Artinya, hubungan-hubungan masyarakat atau relasi-relasi sosial masyarakat hampir pasti diperantai atau dipengaruhi oleh media. Kita mendapatkan informasi tentang

(21)

PENDAHULUAN | 7

beragam realitas sosial dan politik dari media. Kita membangun hubungan dengan pihak lain juga menggunakan media baik media konvensional maupun media baru seperti handphone, email, media sosial, dan seterusnya. Keseluruhan media tersebut membantu manusia berinteraksi satu dengan lainnya yang membuat hubungan-hubungan manusia menjadi semakin mudah.

Pengalaman-pengalaman manusia dan gambaran-gambaran manusia tentang lingkungannya sangat dipengaruhi oleh citra-citra yang dibangun oleh media. Oleh karena posisinya yang penting itulah, ruang media kemudian menjadi ajang perebutan kekuasaan. Seperti para pemikir cultural studies kemukakan, teks media sebagai suatu praktik budaya merupakan ajang pertarungan kekuasaan terus-menerus. Inilah yang membuat kelompok-kelompok dalam masyarakat, penguasa politik, dan para pemodal saling berebut untuk mendapatkan kendali media.

Dalam sistem demokrasi, keberadaan media menjadi sedemikian penting karena demokrasi mensyaratkan informasi yang baik. Para pakar komunikasi politik sering mengatakan bahwa masyarakat yang terinformasi dengan baik adalah prasyarat demokrasi yang berkualitas. Hanya masyarakat yang terinformasi dengan baik akan mampu menentukan pemimpin yang paling jujur, bijak, dan cerdas. Kedaulatan rakyat hanya akan bermakna secara benar sejauh masyarakatnya mendapatkan informasi yang benar, informasi yang objektif.

Kehadiran media baru menjadikan keberadaan media menjadi sedemikian penting dan berpengaruh karena media baru seperti internet telah mengatasi kendala yang diciptakan oleh media konvensional. Meskipun media massa tidak ditinggalkan sama sekali, tetapi penggunaan media massa telah mengalami penurunan.

(22)

Sebaliknya, penggunaan media baru—dalam hal ini handphone dan internet—telah mengalami peningkatan pesat. Data terbaru yang bisa diakses terkait penetrasi internet di Indonesia, misalnya, telah mencapai angka 34% atau sekitar 88,1 juta orang. Ini jelas memberikan peluang dan sekaligus tantangan bagi para pengelola media seperti RRI.

B. POTENSI DAN PERMASALAHAN

Pemetaan mengenai aspek potensi yang dimiliki RRI dan juga permasalahan yang dihadapi merupakan langkah menentukan bagi upaya pencapaian kinerja yang optimal. Pengenalan potensi yang dimiliki dapat membangun kepercayaan diri bagi orang-orang yang ada di dalamnya sekaligus menjadi daya tawar tersendiri bagi lembaga. Adapun pemetaan masalah akan sangat berguna untuk menyusun strategi dalam menjalankan fungsi RRI sebagai lembaga penyiaran publik.

Sehubungan dengan itu, pada bagian berikut, akan disampaikan paparan ringkas mengenai aspek potensi dan permasalahan yang dihadapi RRI dalam konteks pembangunan dan penguatan institusi tersebut sebagai lembaga penyiaran publik. Namun, mengingat keterbatasan ruang maka aspek potensi yang dipaparkan terbatas pada hal-hal yang dipandang sangat signifikan bagi RRI, masyarakat, bangsa dan negara. Paparan mengenai permasalahan yang dihadapi juga terbatas pada hal-hal yang mempunyai pengaruh signifikan bagi eksistensi dan penguatan fungsi RRI sebagai lembaga penyiaran publik.

(23)

PENDAHULUAN | 9

B.1. Potensi RRI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), potensi mempunyai arti kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang dimaksudkan dengan potensi RRI dalam kedudukannya sebagai lembaga penyiaran publik adalah segala sesuatu yang dimiliki dan berpeluang untuk dikembangkan demi kinerja RRI yang lebih optimal. Adapun potensi yang cukup menonjol dan dapat menjadi modal bagi penguatan fungsi RRI sebagai lembaga penyiaran publik antara lain jaringan dan daya jangkau siaran, penyelenggara layanan publik bidang komunikasi, serta pencapaian kinerja 2010-2015.

B.1.1. Jaringan dan Daya Jangkau Siaran

Dalam melaksanakan fungsinya sebagai lembaga penyiaran publik, RRI memiliki potensi besar dan strategis berupa luasnya jaringan dan dengan sendirinya berimplikasi pada luasnya jangkauan siaran. Saat ini, RRI mempunyai 92 stasiun penyiaran terdiri 67 stasiun penyiaran dan 25 (dua puluh lima) studio produksi di wilayah perbatasan, pulau terluar/terdepan, daerah terpencil/pedalaman dan pesisir. Dengan jumlah pemancar sebanyak 724 unit, RRI menjangkau 82% wilayah berpenduduk di Indonesia. RRI juga menyelenggarakan layanan siaran melalui aplikasi media baru seperti streaming, RRI Play, Be Young, dan RRI Net.

(24)

Co

ver

ag

(25)

PENDAHULUAN | 11

Tabel 1.1

Stasiun Penyiaran RRI NAMA STASIUN PENYIARAN

1 RRI Banda Aceh 47 RRI Banjarmasin 2 RRI Lhokseumawe 48 RRI Samarinda 3 RRI Meulaboh 49 RRI Palangkaraya 4 RRI Takengon 50 RRI Tarakan 5 Studio Produksi RRI Sabang 51 RRI Nunukan 6 Studio Produksi RRI Aceh

Singkil

52 Studio Produksi RRI Malinau

7 RRI Medan 53 Studio Produksi RRI Sendawar

8 RRI Sibolga 54 Studio Produksi RRI Longbagun

9 RRI Gunung Sitoli 55 RRI Denpasar 10 Studio Produksi RRI Nias

Selatan

56 RRI Singaraja

11 RRI Pekanbaru 57 RRI Mataram

12 RRI Padang 58 RRI Kupang

13 RRI Bukittinggi 59 RRI Ende 14 RRI Tanjung Pinang 60 RRI Atambua

15 RRI Ranai 61 RRI Makassar

16 RRI Batam 62 RRI Palu

17 Studio Produksi Bengkalis 63 RRI Kendari 18 RRI Palembang 64 RRI Toli-Toli

19 RRI Jambi 65 Studio Produksi RRI Ampana 20 RRI Bengkulu 66 Studio Produksi RRI Mamuju 21 RRI Bandar Lampung 67 Studio Produksi RRI Bau-Bau 22 RRI Sungailiat 68 Studio Produksi RRI Bone 23 Studio Produksi RRI

Waykanan

69 RRI Manado

24 Studio Produksi RRI Bintuhan

(26)

25 Studio Produksi RRI Sungaipenuh

71 RRI Tahuna

26 RRI Bandung 72 Studio Produksi RRI Talaud

27 RRI Cirebon 73 RRI Ambon

28 RRI Bogor 74 RRI Ternate

29 Studio Produksi RRI Banten 75 RRI Tual

30 RRI Jakarta 76 Studio Produksi RRI Saumlaki

31 Siaran Luar Negeri 77 Studio Produksi RRI Bula 32 Pusat Pemberitaan 78 RRI Manokwari

33 RRI Yogyakarta 79 RRI Nabire 34 RRI Semarang 80 RRI Sorong

35 RRI Surakarta 81 Studio Produksi RRI Bintuni 36 RRI Purwokerto 82 Studio Produksi RRI

Teminabuan 37 RRI Surabaya 83 RRI Fak-Fak

38 RRI Malang 84 Studio Produksi RRI Kaimana

39 RRI Madiun 85 RRI Serui

40 RRI Jember 86 RRI Jayapura 41 RRI Sumenep 87 RRI Merauke 42 Studio Produksi RRI

Sampang

88 RRI Wamena

43 Studio Produksi RRI Kediri 89 RRI Biak

44 RRI Pontianak 90 RRI Bouven Digoel 45 RRI Sintang 91 Studio Produksi RRI Skow 46 RRI Entikong 92 Studio Produksi RRI Oksibil

(27)
(28)

Tabel 1.2

Data Penambahan Studio Produksi dan Satker RRI Tahun 2010 – 2015 NO NAMA STUDIO PRODUKSI TANGGAL PENDIRIAN DAERAH PERBATASAN/ STRATEGIS STATUS SAAT INI

1 Entikong 15/7/2009 Perbatasan Satker

2 Boven Digoel 11/9/2009 Perbatasan Satker

3 Batam 27/12/2009 Perbatasan Satker

4 SP Sampang 20/2/2010 Strategis SP

5 Takengon 11/5/2010 Strategis Satker

6 SP Malinau 21/7/2010 Strategis SP 7 SP Sabang 31/7/2010 Perbatasan SP 8 SP Oksibil 2/8/2010 Perbatasan SP 9 SP Skow 3/8/2010 SP 10 SP Kaimana 29/8/2010 SP 11 SP Ampana 1/10/2010 SP 12 Atambua 16/11/2010 Satker 13 Nunukan 11/10/2010 Satker 14 SP Sendawar 23/2/2011 SP 15 SP Aceh Singkil 27/4/2011 SP 16 SP Saumlaki 27/7/2011 SP 17 SP Banten 26/6/2012 SP 18 SP Mamuju 19/12/2012 SP 19 SP Bula 18/1/2013 SP 20 SP Talaud 24/5/2013 SP 21 SP Bengkalis 1/9/2013 SP 22 SP Sungai Penuh 10/11/2013 SP 23 SP Bintuhan 18/1/2014 SP 24 SP Way Kanan 3/11/2014 SP 25 SP Longbagun 2014 SP 26 SP Bone 5/4/2015 SP

(29)

PENDAHULUAN | 15

27 SP Baubau 5/4/2015 SP

28 SP Nias Selatan 2015 SP

29 SP Sorong Selatan 2015 SP

Tabel 1.3

Pelayanan melalui berbagai platform teknologi dimaksudkan untuk menjamin terpenuhinya prinsip universalitas dan diversititas akses bagi semua warga negara. Dengan begitu, setiap orang dapat mengakses siaran radio yang tidak lagi terbatas pada jaringan terestrial, tetapi dapat menggunakan berbagai pilihan media baru berbasis internet seperti streaming, aplikasi RRI Play, Be Young, dan RRI Net. Lebih lanjut, pemanfaatan beragam platform teknologi untuk siaran RRI tersebut memberikan penegasan betapa luasnya jaringan siaran yang dimiliki RRI saat ini sehingga memiliki peran strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 2010 2011 2012 2013 2014 2015

JUMLAH STASIUN RRI TAHUN 2010 - 2015

74 77

79 83 86

(30)

B.1.2. Penyelenggara Layanan Publik bidang Komunikasi

Dalam sistem demokrasi, keberadaan Lembaga Penyiaran Publik (LPP) atau yang dalam Bahasa Inggris disebut Public Service Broadcasting (PSB) mutlak diperlukan karena posisinya sebagai representasi negara yang bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang informasi, pendidikan, dan hiburan yang sehat. Konsep PSB atau LPP berbeda secara fundamental dengan Public Broadcasting (PB) karena yang terakhir ini penekanannya lebih pada orientasi siarannya untuk kepentingan publik, sedangkan konsep PSB tekanannya pada “pelayanan publik”. Artinya, Public Broadcasting (penyiaran publik) bisa saja diselenggarakan oleh lembaga komersial atau swasta, tetapi yang penting isi programnya memenuhi kepentingan publik. Adapun kelembagaan PSB tidak mungkin ditangani oleh swasta atau lembaga komersial karena kehadirannya merupakan representasi negara untuk melayani kepentingan atau kebutuhan warga negara di bidang komunikasi.

Keberadaan LPP sesungguhnya merupakan mandat konstitusi. Pasal 28F UUD 1945 menyatakan sebagai berikut.

Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

Mandat konstitusional untuk berkomunikasi menyentuh dua lapisan. Pertama, adanya hak untuk tahu (right to know), hak untuk menyatakan pendapat (right to opinion), dan hak untuk berekspresi (right to expression) bagi setiap warga negara. Kedua, adanya kewajiban untuk mengatakan (obligation to tell) dari negara kepada

(31)

PENDAHULUAN | 17

warganya mengenai apa saja yang diperbuat untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara.

Sebagai mandat konstitusional, lembaga penyiaran publik memiliki sejumlah prinsip yang harus ditaati. Pertama, muatan pesan yang disiarkan oleh LPP harus dapat diterima oleh semua kalangan karena nilai-nilai yang ditawarkan bersifat universal. Kedua, program–program yang disiarkan harus mencerminkan keberagaman, yakni memenuhi kebutuhan semua kalangan masyarakat. Ketiga, siaran LPP harus memiliki keunggulan atau berkualitas baik dalam hal isi maupun teknis produksinya. Keempat, memiliki kebijakan redaksional yang independen sehingga tepercaya, dan menjadi rujukan masyarakat untuk mendapatkan informasi yang akurat, objektif, dan dapat dipertanggungjawabkan (Masduki dan Darmanto, 2016: 65-66). Adapun tujuan lembaga penyiaran publik, antara lain: menjangkau wilayah geografi secara universal dalam arti meliputi seluruh wilayah layanan, menyajikan keragaman, menyediakan layanan bagi minoritas khusus seperti kelompok rentan dan disabilitas, perhatian terhadap budaya, bahasa, dan identitas nasional, mengutamakan kualitas siaran, mengutamakan kepentingan publik, menyediakan informasi yang seimbang, dan melayani kebutuhan sistem politik (McQuaill, 2011: 176).

Penegakan atas prinsip-prinsip dan tujuan LPP menjadi semakin penting bagi Bangsa Indonesia mengingat ada kecenderungan semakin kuatnya oligarki media massa komersial. Dalam banyak studi, disimpulkan bahwa lembaga-lembaga komersial ini hanya mengejar keuntungan ekonomi ataupun kepentingan politik tanpa mempedulikan kepentingan masyarakat luas (lihat Rianto dkk, 2012; Rianto dkk, 2014). LPP yang kuat dan profesional sudah tentu akan mampu mengimbangi menguatnya oligarki media. Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab seluruh komponen bangsa untuk tetap menjaga marwah LPP, dalam hal ini RRI dan TVRI.

(32)

B.1.3. Pencapaian Kinerja 2010-2015

Berdasarkan Pasal 4 PP No.12 tahun 2005 tentang Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI), RRI mempunyai tugas memberikan pelayanan informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran radio yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk melaksanakan tugas tersebut, RRI menyelenggarakan fungsi: (1) perumusan kebijakan umum dan pengawasan di bidang penyelenggaraan penyiaran radio publik; (2) pelaksanaan dan pengendalian kegiatan penyelenggaraan penyiaran radio publik; (3) pembinaan dan pelaksanaan administrasi serta sumber daya RRI.

Sebagai wujud implementasi dari Rencana Strategis periode 2010-2015, LPP RRI telah mencapai sejumlah kemajuan baik di bidang program/programa, teknologi penyiaran, pengelolaan aset, dan peningkatan reputasi. Pada bagian ini, akan disampaikan paparan capaian kinerja periode 2010-2015. Paparan kinerja disampaikan dalam dua versi, yaitu bersifat umum dan khusus. Secara umum, capaian kinerja LPP RRI pada 2010-2015 adalah sebagai berikut.

1. Melakukan Penataan Siaran dan Redesain Programa

RRI telah berhasil melakukan penataan siaran melalui redesain programa 1, 2, dan 4. Untuk menjangkau dan meningkatkan kualitas layanan bagi masyarakat di wilayah perbatasan, terpencil, pulau terluar dan daerah pesisir telah didirikan beberapa studio produksi di daerah-daerah terpencil, pulau terluas, dan di wilayah perbatasan. Sementara itu, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan di

(33)

PENDAHULUAN | 19

daerah perbatasan, RRI telah meningkatkan status studio produksi menjadi satuan kerja atau stasiun mandiri tipe C sehingga memiliki kemandirian dalam hal manajemen.

Upaya peningkatan kualitas layanan melalui peningkatan status kelembagaan juga dilakukan pada stasiun RRI Tipe C di kota provinsi. Selama periode 2010-2015, terdapat 10 stasiun RRI Tipe C yang mengalami peningkatan status menjadi Tipe B atau setingkat eselon II, yaitu LPP RRI Banda Aceh, Padang, Samarinda, Pontianak, Ambon, Kupang, Bandar Lampung, Palu, Jambi dan Bengkulu. Dengan meningkatnya status, dengan sendirinya, akan meningkatkan kapasitas pelayanan.

2. Memperluas Jangkauan Siaran

Untuk memperluas jangkauan siaran dan menjamin terlaksananya prinsip universalitas, RRI telah melakukan diversifikasi layanan siaran dengan menggunakan teknologi multiplatform. Kini, siaran RRI tidak hanya dapat

diakses melalui jaringan terestrial, tetapi bisa juga diakses melalui streaming, aplikasi RRI Play, Be Young, dan RRI net. Adapun terkait dengan penyelenggaraan layanan secara terestrial, RRI telah berhasil memperluas jangkauan siaran sekitar 1.623,38 km² di Wilayah Dumai yang dihuni sekitar 250.376 jiwa dan juga perluasan jangkauan siaran pada Wilayah Batam. Keberhasilan lainnya

(34)

yang telah dicapai oleh LPP RRI di bidang teknologi dan media baru adalah, melakukan perbaikan pemancar, penyelesaian ISR yang masih bermasalah, dan juga pengajuan ISR baru.

3. Manajemen Pengelolaan Aset

Dalam hal pengelolaan aset, telah dilakukan pendataan dan sertifikasi tanah-tanah milik RRI di berbagai kota, termasuk penyelesaian sengketa untuk tanah di Cimanggis. Meskipun demikian, program penataan aset belum sepenuhnya sempurna sehingga perlu dilanjutkan untuk renstra periode 2015-2019.

4. Peningkataan Reputasi RRI

Peningkatan reputasi RRI ditandai dengan banyaknya perolehan penghargaan baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri atas capaian kinerja RRI. Penghargaan yang diterima oleh RRI selama periode yang baru lalu mencakup beberapa bidang seperti program siaran, inovasi teknologi, maupun karya sosial kemanusiaan. Adapun daftar lengkap mengenai perolehan penghargaan yang diberikan pihak eksternal kepada RRI selama periode yang baru lalu dapat dilihat pada lampiran sebagai kesatuan yang tidak terpisahkan dari renstra ini.

Adapun paparan capaian kinerja yang bersifat khusus dimaksudkan sebagai laporan lebih rinci dari masing-masing direktorat LPP RRI. Pada periode 2010-2015, LPP RRI mempunyai 5 direktorat, yaitu Direktorat Program dan Produksi (Dit. PP), Direktorat Teknologi dan Media Baru (Dit. TMB), Direktorat Layanan dan Pengembangan Usaha (Dit. LPU), Direktorat Sumber Daya Manusia dan Umum (Dit. SDM), dan Direktorat Keuangan (Dit. Keuangan). Adapun capaian kinerja dari masing-masing direktorat adalah sebagai berikut.

(35)

PENDAHULUAN | 21

Bidang Program dan Produksi

Capaian-capaian untuk Direktorat Program dan Produksi adalah sebagai berikut.

1. Menyusun pedoman operasional siaran untuk Pro 1, Pro 2, dan Pro 4

2. Melakukan redesain Pro 1, Pro 2, dan Pro 4

3. Membuat Smartbook Pemberitaan RRI (Petunjuk Operasional Pusat Pemberitaan)

4. Menyusun Juklak Siaran Berjaringan Nasional Tahun 2011 5. Menyusun Panduan Meliput Ibadah Haji untuk Para Reporter

LPP RRI

6. Menyelenggarakan dan mengembangkan siaran program “green radio”

7. Menyelenggarakan program komunitas (community program)

8. Melaksanakan Bintang Radio Tingkat Nasional dan ASEAN 9. Melaksanakan Pekan Tilawatil Quran setiap tahun sekali 10. Melaksanakan Siaran Arus Mudik dan Balik setiap tahun 11. Menyelenggarakan Liputan dan Siaran Haji setiap musim

haji

12. Menyelenggarakan siaran apresiasi seni dan budaya serta pergelaran di seluruh Indonesia

13. Mengembangkan Pusat Pemberitaan menjadi Kantor Berita Radio Nasional (KBRN) berbasis website www.rri.co.id yang menyajikan peristiwa aktual dalam format multimedia, dalam bentuk teks, foto, audio, video dan/atau gabungan semuanya.

(36)

14. Mengembangkan layanan informasi melalui website di http\\.www. rri.co.id

15. Mengembangkan program siaran sabuk pengaman informasi (safetybelt information) untuk wilayah perbatasan, daerah terluar dan terpencil

16. Menyelenggarakan Siaran Luar Negeri (The Voice of Indonesia) dalam 8 (delapan) bahasa, yaitu Indonesia, Inggris, Jerman, Spanyol, Arab, Jepang, Perancis dan Mandarin.

17. Menyelenggarakan Quick Count untuk Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2014 18. Menyelenggarakan

siaran Pemilu Daerah

Bidang Teknologi dan Media Baru

Capaian-capaian bidang Teknologi dan Media Baru adalah sebagai berikut.

1. Perluasan jangkauan siaran sekitar 1.623,38 km² di Wilayah Dumai yang dihuni sekitar 250.376 jiwa dan perluasan jangkauan siaran pada Wilayah Batam

(37)

PENDAHULUAN | 23

2. Mengadakan Server Bank Lagu yang dapat dipergunakan oleh RRI se-Indonesia.

3. Penataan dan Pengurusan Izin Frekuensi RRI yang dilakukan bersama dengan Kementerian Kominfo.

4. Memperoleh izin penggunaan frekuensi (ISR) sebanyak 171, sedangkan sisanya sebanyak 197 Frekuensi dalam proses penyelesaian di Direktorat Pos dan Telekomunikasi Kementerian Komunikasi dan Informasi RI.

5. Penyediaan infrastruktur siaran Studio Produksi RRI di Perbatasan

6. Uji Coba siaran digital dengan Digital Audio Broadcast Plus (DAB+) sejak 2013 di Station RRI Jakarta dengan Format siaran segmented (Channel Musik Klasik, Jazz, Keroncong). 7. Implementasi Siaran Radio Streaming/On Line untuk

seluruh stasiun RRI di Indonesia.

8. Mengembangkan aplikasi RRI Play, Be Young, RRI 30”

Bidang Layanan dan Pengembangan Usaha

Dalam rangka mendekatkan RRI dengan pendengarnya, Direktorat Layanan dan Pengembangan Usaha telah melaksanakan program-program yang bersifat off-air melalui kegiatan di antaranya sebagai berikut.

1. Pekan kreatif yang merupakan kegiatan bidang Layanan Publik yang bertujuan untuk menggali ide-ide serta kreativitas masyarakat untuk mengembangkan dan memperkaya khasanah budaya daerah menuju industri kreatif

(38)

2. Menyelenggarakan Layanan Publik untuk masyarakat Indonesia di luar negeri dengan memberikan kesempatan kepada Warga Negara Indonesia yang ada di Luar Negeri untuk meningkatkan kemampuan dan wawasan di bidang broadcasting melalui progam citizen journalism.

3. Program Green Radio yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dan pelestarian alam, melalui kegiatan penghijauan/penanaman pohon serta pemberdayaan masyarakat pesisir pantai

4. Jalan sehat disabilitas, Indonesia bersepeda, Indonesia berdonor dan program-program lainnya yang diarahkan pada berbagai sektor kehidupan sosial masyarakat

Bidang Sumber Daya Manusia dan Umum

Untuk Bidang Sumber Daya Manusia dan Umum, capaian-capaian program yang telah dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 12 tahun 2005 dan untuk memenuhi kebutuhan pegawai di RRI yang berada di daerah perbatasan, telah dilaksanakan rekrutmen Pegawai Bukan Pegawai Negeri Sipil (PBPNS) untuk ditempatkan di beberapa stasiun penyiaran yang berada di daerah perbatasan. Stasiun penyiaran tersebut di antaranya RRI Nunukan, RRI Batam, RRI Entikong, RRI Bouven Digoel serta Studio Produksi Singkil dan Studio Produksi Sampang. 2. Dalam rangka menjamin kepastian karier pegawai di

lingkungan LPP RRI, Direksi telah menyusun pola karir pegawai. Pola karir ini memiliki arti penting bagi tenaga kerja di lingkungan RRI karena memberi kepastian perjalanan

(39)

PENDAHULUAN | 25

karir Pegawai Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia. Pola karir tersebut ditetapkan melalui Peraturan Direksi tentang Pedoman Pola Umum Pembinaan Karir Pegawai dan Penilaian Kinerja Pegawai Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia.

3. Pembuatan Key Performance Indicator (KPI) Kelembagaan dan Key Performance Indicator Direktorat serta Key Performance Indicator Satuan Kerja (Satuan Kerja) dengan metode Balance Scorecard.

4. Menyusun analisis pekerjaan (Job Analysis) yang merupakan pembaharuan terhadap analisis pekerjaan yang pernah ada, namun disesuaikan dengan kondisi perkembangan LPP RRI 5. Menyusun Sistem Standar Kompetensi yang meliputi

kompetensi utama (Core Competency), Kompetensi Perilaku (Behavioral Competency), Kompetensi Manajerial (Managerial Competency) dan Kompetensi Teknis (Technical Competency) termasuk kompetensi untuk RRI Batam yang memiliki standar kompetensi.

Bidang Keuangan

Keuangan merupakan hal yang sangat penting dalam penyiaran karena menentukan keberhasilan penyelenggaraan siaran. Ini karena seluruh penyelenggaraan penyiaran memerlukan biaya-biaya yang harus dikeluarkan demi meraih kualitas program siaran. Terkait dengan bidang keuangan, beberapa hal telah dilakukan sebagai berikut.

1. Menyusun rencana kebutuhan anggaran 2. Penyusunan Laporan Keuangan.

(40)

3. Menyusun kajian sebagai bahan pertimbangan pengajuan/ usulan dimilikinya bagian anggaran tersendiri bagi RRI

4. Melakukan pembinaan dan pengawasan penggunaan anggaran pada semua satuan kerja di lingkungan LPP RRI

B.2. Permasalahan

Meskipun LPP RRI mempunyai potensi yang sangat besar, tetapi pada sisi lain juga menghadapi beragam persoalan krusial yang memerlukan pemecahan secara serius. Beberapa permasalahan yang membutuhkan pemecahan secara mendasar adalah permasalahan bidang programatisasi, keuangan, SDM, dan juga teknologi.

B.2.1. Aspek Programatis

Secara programatis, RRI belum sepenuhnya bertransformasi menjadi lembaga penyiaran publik yang profesional. Untuk itu, diperlukan upaya yang sistematis guna mengimplementasikan program yang sejalan dengan prinsip-prinsip penyiaran publik sehingga semua broadcaster RRI mampu mengimplementasikan nilai-nilai kepublikan ke dalam setiap program yang disiarkan.

Selain masalah program, persoalan lain yang dihadapi ialah kurangnya penajaman program-program untuk wilayah perbatasan, daerah terluar, terpencil, dan pesisir. Padahal, hal itu perlu dilakukan agar RRI mampu memenuhi kebutuhan masyarakat setempat akan informasi, pendidikan, dan hiburan yang sehat sesuai dengan konteks sosio dan budaya. Demikian pula untuk penyelenggaraan siaran luar negeri, belum ada pengembangan ke arah yang lebih strategis yang

(41)

PENDAHULUAN | 27

dapat melaksanakan fungsinya sebagai bentuk diplomasi publik. Sebaliknya, penyelenggaraan siaran luar negeri selama ini masih terbatas menggunakan 8 bahasa, dan bahkan wilayah ASEAN justru belum menjadi target sasaran. Di samping itu, penyelenggaraan siaran luar negeri selama ini belum memberikan perhatian khusus terhadap upaya mempromosikan Bahasa Indonesia dan ideologi Pancasila.

Untuk periode renstra 2015-2019, persoalan-persoalan programatis tersebut perlu segera diatasi untuk semua jenis programa RRI di seluruh Indonesia. Perhatian terhadap peningkatan kualitas program dan programa siaran untuk wilayah perbatasan, daerah terluar, terpencil, dan pesisir mutlak dilakukan untuk menunjukkan kehadiran negara dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah tersebut. Adapun penyelenggaraan siaran luar negeri, langkah konkret yang perlu dilakukan adalah dengan memperbanyak bahasa asing yang digunakan dengan target sasaran ke arah negara-negara ASEAN serta dengan membuat program-program pelajaran Bahasa Indonesia dan mempromosikan ideologi Pancasila.

Masih terkait dengan isu program dan programa ialah mengenai kebijakan alokasi anggaran. Sampai dengan 2016, alokasi anggaran untuk program siaran yang merupakan inti bisnis RRI tergolong masih sangat rendah, yakni di bawah 15% dari total anggaran per tahun. Idealnya, anggaran program minimal 50% dari total anggaran, dan yang paling ideal ialah 70% untuk program, sedangkan sisanya untuk operasional institusi. Terkait kebijakan pemerintah dalam konsep money follow program, maka anggaran keuangan RRI perlu menyesuaikan dengan kebijakan tersebut dengan menyusun program-program unggulan yang sesuai dengan program-program-program-program pemerintah termasuk di antaranya program nawacita.

(42)

B.2.2. Kualitas SDM

Jumlah pegawai RRI pada 2016 berjumlah 6.601 orang, terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) 4.173 orang dan Bukan PNS sebanyak 2.428 orang. Sejak 1998, setelah Departemen Penerangan (Deppen) dibubarkan, tidak ada lagi rekrutmen PNS. Akibatnya, saat ini di RRI, tidak ada PNS yang berusia di bawah 35 tahun sehingga menimbulkan problem kaderisasi. Tenaga yang lebih muda hampir semuanya merupakan Pegawai Bukan PNS (PBPNS) sehingga tidak ada jaminan kesinambungan karier. Di sisi lain, peraturan perundangan tidak memungkinan PBPNS menduduki jabatan struktural.

Dengan jumlah pegawai yang ada sekarang, dari aspek kuantitatif, sebenarnya, sudah memadai atau mampu memenuhi kebutuhan semua unit kerja yang ada di RRI. Namun, dari segi kualitas, masih perlu ditingkatkan baik PNS dan PBPNS. Terlebih, untuk PBPNS, hampir sebagian besar belum pernah mendapatkan pendidikan ideologi LPP.

B.2.3. Keterbatasan Sarana Teknologi

Sebagai lembaga penyiaran radio, fungsi sarana teknologi menjadi sangat vital. Ini karena penyelenggaraan penyiaran radio tidak dapat dipisahkan dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Idealnya, teknologi yang digunakan oleh semua stasiun RRI di seluruh Indonesia memiliki standar kualitas output yang sama. Namun, pada kenyataannya, tidak demikian. Standar kualitas di masing-masing stasiun bisa berbeda satu dengan lainnya. Untuk itu, perlu mekanisme pengadaan barang dan jasa peralatan teknik yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan menggunakan e-catalog.

(43)

PENDAHULUAN | 29

B.2.4. Pengelolaan Keuangan

Sumber utama keuangan LPP RRI tergantung pada APBN sehingga pengelolaannya mengikuti peraturan perundangan yang berlaku. Padahal, sebagai lembaga penyiaran, RRI memerlukan bentuk pertanggungjawaban keuangan yang lebih cair. Sebagai contoh, batas akhir pertanggung jawaban APBN adalah pertengahan bulan Desember tahun yang bersangkutan sementara kegiatan operasional lembaga penyiaran tidak mengenal batas waktu awal dan akhir tahun. Oleh karena itu, ke depan, penggunaan dan pertanggung jawaban dana operasional APBN RRI berlaku lex spesialis dan fleksibel sebagai institusi yang operasional.

Sebagai lembaga penyiaran publik, seharusnya, ada regulasi yang memayungi agar RRI dapat melakukan pengelolaan keuangannya sesuai dengan kebutuhan lembaga penyiaran profesional pada umumnya. Dalam kaitan ini, perlu juga adanya regulasi yang kuat untuk menegaskan bahwa pemasukan yang berasal dari sumber-sumber yang ditetapkan oleh UU No.32/2002 dan berdasarkan Pasal 34 PP No.12 Tahun 2005 boleh dikelola langsung oleh RRI bisa direalisasikan. Ini penting karena sejak 2015 seluruh pemasukan yang berasal dari luar APBN menjadi PNBP yang harus disetor kepada kas negara, dan bisa ditarik kembali untuk pemanfaatan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Proses penarikan kembali agak menyulitkan untuk menopang kegiatan siaran yang berlangsung terus-menerus setiap hari, dan kadang memerlukan dana yang jauh lebih fleksibel meskipun tetap harus akuntabel.

(44)

B.2.5. Status Kelembagaan

Kelembagaan LPP RRI berdasarkan UU No.32/2002 pasal 14 ayat (1) yang menyebutkan bahwa RRI adalah lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara, bersifat independen, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. Dalam UU No 32 tahun 2002 tentang Penyiaran, status kelembagaan LPP RRI belum terakomodasi dalam klaster kelembagaan hukum ketatanegaraan RI. Ketidakjelasan ketentuan ini menimbulkan permasalahan dalam implementasinya. Hal itu menghambat pengelolaan Lembaga Penyiaran Publik secara profesional, khususnya masalah SDM dan anggaran.

Sehubungan dengan itu, perlu adanya perjuangan untuk memperjelas status kelembagaan LPP RRI. Di samping itu, perlu adanya upaya-upaya untuk penguatan kelembagaan RRI sehingga sejumlah permasalahan krusial sebagaimana telah disebutkan di atas dapat diatasi secara mendasar.

Upaya memperjelas dan menguatkan kelembagaan LPP RRI hanya mungkin terealisasi melalui payung hukum RUU RTRI. Oleh karenanya, salah satu agenda penting yang harus diperjuangkan oleh RRI adalah mendorong segera dibahas dan disahkannya RUU Radio Televisi Republik Indonesia (RTRI) menjadi undang-undang yang secara lex specialis mengatur RRI sebagai lembaga penyiaran publik dalam wadah baru, RTRI.

(45)

A. VISI

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), visi didefinisikan sebagai: (1) kemampuan untuk melihat pada inti persoalan; atau (2) pandangan atau wawasan ke depan. Visi adalah kondisi mental atau suatu kondisi yang diidamkan di masa yang akan datang. Sebagai suatu pandangan atau wawasan ke depan, visi mempunyai peran yang sangat penting bagi organisasi seperti RRI karena visi memandu segenap insan RRI untuk bekerja. Oleh karena itu, visi haruslah jelas dan bisa diraih sekaligus memotivasi segenap insan RRI untuk terus bekerja keras tanpa henti demi mewujudkan pandangan atau wawasan tersebut. Terkait dengan hal itu, sesuai perintah perundangan, Dewan Pengawas RRI periode 2016-2021 merumuskan visi LPP RRI dalam lima tahun ke depan sebagai berikut.

“TERWUJUDNYA RRI SEBAGAI LEMBAGA PENYIARAN

PUBLIK YANG TEPERCAYA DAN MENDUNIA”

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN DAN

(46)

Ada dua kata kunci dalam visi tersebut yang harus dipahami secara mendalam dan senantiasa diingat dalam hampir setiap tarikan napas para pengelola RRI dalam rangka memandu pekerjaan mereka, yakni ‘tepercaya’ dan ‘mendunia’.

Kepercayaan mudah diungkapkan dalam kata-kata, tetapi mempunyai konsekuensi yang sangat mendalam dalam kehidupan manusia. Bahkan, seorang ilmuwan sosial kelahiran Amerika Serikat, Francis Fukuyama, mengemukakan bahwa kepercayaan yang tumbuh dalam masyarakat merupakan modal utama bagi bekerjanya suatu masyarakat. Hanya karena di antara anggota masyarakat itu saling percaya maka mereka mau bekerja sama, dan karenanya masyarakat bisa berjalan dengan baik. Sebaliknya, ketiadaan kepercayaan akan membunuh suatu masyarakat karena ketiadaan kepercayaan berarti kecurigaan dan konflik akan tumbuh dengan subur.

Menyadari pentingnya kepercayaan dalam kehidupan masyarakat maka kata pertama visi RRI adalah tepercaya. Ini mengandung dua pengertian pokok, yang saling terkait erat. Pertama, tepercaya dalam program siaran, baik program siaran yang bersifat faktual (berita dan informasi) ataupun nonfaktual (hiburan). Dalam lima tahun ke depan, diharapkan, RRI benar-benar akan menjadi rujukan bagi segenap masyarakat Indonesia dan dunia sebagai sumber berita, informasi, dan hiburan. Untuk itu, prinsip lembaga penyiaran publik yang independen, netral, objektif, dan bekerja demi kepentingan rakyat harus menjadi nilai yang dipegang tinggi. Hanya dengan berpegang pada prinsip LPP itulah, maka RRI akan menjadi lembaga penyiaran yang tepercaya dalam pengertian sebenarnya. Kiranya, tidak ada hal yang paling istimewa dan mengagumkan di dunia ini kecuali menjadi seseorang atau institusi yang paling dipercaya karena dengan kepercayaan itulah kita bisa menggerakkan pihak lain. Dalam konteks RRI, kepercayaan penting karena dengan kepercayaan itulah, RRI bisa

(47)

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS | 33

menggerakkan rakyat Indonesia demi meraih potensi tertingginya. Kata kunci yang kedua adalah “mendunia”. Para teoretikus sosial kritis telah lama mengatakan bahwa sistem komunikasi dan informasi di dunia tidaklah seimbang. Negara-negara maju menjadi pemasok utama informasi ke negara Dunia Ketiga. Ini berakibat pada cara pandang kita terhadap persoalan-persoalan dunia yang sangat dipengaruhi oleh cara Negara Maju dalam mendefinisikan persoalan. Maka, dominasi ekonomi pun pada akhirnya juga terjadi dalam dominasi informasi dan pikiran. Oleh karena itu, adalah penting bagi Lembaga Penyiaran Publik seperti RRI untuk bergerak ke arah institusi penyiaran yang mendunia. Dalam arti, ia tidak hanya menjadi lembaga penyiaran tepercaya di tingkat nasional, tapi juga menjadi rujukan masyarakat di dunia, terutama ketika hal itu terkait dengan Indonesia, baik Indonesia dalam dimensi sosial, politik, budaya ataupun ekonomi. Dengan demikian, masyarakat di dunia akan mendapatkan gambaran yang utuh tentang Indonesia. Indonesia yang kita definisikan sendiri, dan bukan yang didefinisikan oleh pihak lain.

B. MISI

Jika visi adalah kondisi yang ingin diraih di masa depan, maka misi adalah apa yang harus dilakukan oleh organisasi untuk meraih kondisi yang diidealkan tersebut. Untuk menjadi RRI sebagai lembaga penyiaran publik yang tepercaya dan mendunia, Dewan Pengawas telah merumuskan 11 (sebelas) misi organisasi, yang mencakup bidang siaran dan nonsiaran. Kesebelas misi tersebut adalah sebagai berikut.

(48)

Tabel 2.1 Misi LPP RRI

NO. MISI

1 Memenuhi hak warga negara memperoleh berita dan informasi yang objektif dan independen

2 Memenuhi hak warga negara memperoleh siaran yang mencerdaskan, mencerahkan dan memberdayakan serta berpihak kepada kelompok rentan dan disable

3 Menyelenggarakan siaran yang menjamin kebhinekaan dan identitas nasional

4 Menyelenggarakan siaran hiburan yang sehat

5 Meningkatkan layanan dan jangkauan siaran yang mudah diakses masyarakat di daerah perbatasan, terpencil,

terluar, dan pesisir

6 Memperkuat siaran luar negeri untuk mempromosikan Indonesia beserta ideologi Pancasila dan menghadirkan dunia ke Indonesia sesuai dengan politik luar negeri 7 Mengoptimalkan teknologi penyiaran untuk mendukung

terselenggaranya siaran RRI yang mampu menjangkau seluruh wilayah NKRI dan dapat diakses oleh masyarakat dunia

8 Meningkatkan kualitas tata kelola LPP RRI sesuai dengan prinsip good public governance

9 Mengembangkan SDM profesional

10 Mengembangkan strategi komunikasi dan promosi 11 Mengoptimalkan potensi yang dimiliki RRI sebagai

sumber pendapatan sesuai aturan perundangan yang berlaku

(49)

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS | 35

C. TUJUAN

Dengan 11 (sebelas) misi yang telah dirumuskan di atas, sebagai sesuatu yang harus dilakukan guna meraih visi RRI sebagai lembaga penyiaran publik yang tepercaya dan mendunia, selanjutnya dirumuskan tujuan yang hendak dicapai selama satu periode kepemimpinan ke depan. Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh RRI sebagai lembaga penyiaran publik untuk periode Dewan Pengawas 2016-2021 adalah sebagai berikut.

Tabel 2.2

Misi dan Tujuan LPP RRI

NO. MISI TUJUAN

1 Memenuhi hak warga negara memperoleh berita dan informasi yang objektif dan independen.

1 Mewujudkan siaran berita dan informasi yang objektif dan akurat

2 Memenuhi hak warga negara memperoleh siaran yang mencerdaskan, mencerahkan, dan memberdayakan serta berpihak kepada kelompok rentan dan disable

2 Mewujudkan siaran pendidikan yang

mencerdaskan, mencerahkan, dan memberdayakan.

3 Mewujudkan siaran yang melindungi kelompok rentan dan disable, serta keadilan informasi seluruh masyarakat 3 Menyelenggarakan siaran yang

menjamin kebhinekaan dan identitas nasional

4 Mewujudkan siaran yang menjamin kebhinekaan dan identitas nasional

5 Mewujudkan siaran yang mendorong terjadinya dialektika antara budaya lokal, nasional, regional dan internasional

(50)

4 Menyelenggarakan siaran hiburan yang sehat

6 Mewujudkan siaran hiburan yang sehat

5 Meningkatkan layanan dan jangkauan siaran yang mudah diakses masyarakat di daerah perbatasan, terpencil, terluar dan pesisir

7 Mengoptimalkan layanan siaran di wilayah perbatasan, terpencil, terluar, dan pesisir 8 Memperluas jangkauan

siaran di daerah perbatasan, terpencil, terluar, dan pesisir 6 Memperkuat siaran luar

negeri untuk mempromosikan Indonesia beserta ideologi Pancasila dan menghadirkan dunia ke Indonesia sesuai dengan politik luar negeri

9 Mewujudkan siaran luar negeri yang mampu berfungsi sebagai bagian dari diplomasi publik sesuai politik luar negeri

10 Mewujudkan siaran luar negeri yang mempopulerkan Bahasa Indonesia dan budaya serta ideologi Pancasila

11 Mewujudkan siaran luar negeri yang menghadirkan dunia guna mendorong kemajuan bangsa dan negara Indonesia 7 Mengoptimalkan teknologi

penyiaran untuk mendukung terselenggaranya siaran RRI yang mampu menjangkau seluruh wilayah NKRI dan dapat diakses oleh masyarakat dunia

12 Mengikuti tren perkembangan teknologi penyiaran yang mampu menjangkau seluruh wilayah NKRI dan dapat diakses oleh masyarakat dunia

8 Meningkatkan kualitas tata kelola LPP RRI sesuai dengan prinsip good public governance

13 Mewujudkan kualitas tata kelola LPP RRI yang sesuai dengan prinsip good public governance 14 Mewujudkan penguatan kelembagaan LPP RRI 9 Mengembangkan SDM profesional 15 Mewujudkan SDM profesional yang memenuhi standar kompetensi sesuai bidangnya 16 Mewujudkan pola karier SDM

(51)

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS | 37

10. Mengembangkan strategi komunikasi dan promosi

17 Mewujudkan layanan informasi publik sesuai ketentuan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik 18 Membangun strategi

komunikasi internal dan eksternal untuk meningkatkan reputasi LPP RRI

19 Membangun pola promosi yang terintegrasi

20 Mengembangkan secara optimal kerja sama dengan stakeholder baik dalam maupun luar negeri 21 Menumbuhkan kesadaran

stakeholders/masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembiayaan siaran LPP RRI 11. Mengoptimalkan potensi yang

dimiliki RRI sebagai sumber pendapatan sesuai aturan perundangan yang berlaku

22 Mengoptimalkan pendapatan non-APBN untuk penguatan LPP RRI

D. SASARAN STRATEGIS

Sasaran strategis merupakan bentuk penjabaran visi dan misi yang akan diwujudkan atau dihasilkan secara nyata oleh LPP RRI dalam jangka waktu 5 (lima) tahun rencana strategis (2015-2019). Mengacu pada rumusan visi, misi, dan tujuan yang hendak dicapai, selanjutnya ditetapkan sasaran strategis yang akan diwujudkan dalam lima tahun ke depan. Adapun sasaran strategis beserta indikator kinerja dan target capaian LPP RRI untuk masa Renstra 2015-2019 ditampilkan dalam tabel 2.3.

(52)

Tabel 2.3

Visi, Misi, T

ujuan, dan Sasar

an Str at egis VISI MISI TUJU AN SASARAN S TRA TE GIS Terwujudn ya RRI sebagai L embaga Pen yiar an Publik yang Teper ca ya dan M endunia 1. M emenuhi hak w ar ga negar a memper oleh berita dan inf ormasi yang objektif dan independen. 1 M ewujudkan siar an berita dan inf ormasi yang objektif dan akur at. 1 Terwujudn ya siar an berita yang objektif dan akur at 2 M emenuhi hak w ar ga negar a memper oleh siar an yang menc er daskan, menc er ahkan dan member da yakan serta berpihak k epada kelompok rentan dan disab le 2 M ewujudkan siar an pendidikan y ang menc er daskan, menc er ahkan, dan member da yakan. 2 Terwujudn ya siar an pendidikan y ang menc er daskan, menc er ahkan dan member da yakan 3 M ewujudkan siar an

yang melindungi kelompok

rentan dan disab le, serta k eadilan inf ormasi seluruh masy ar akat 3 Terwujudn ya siar an y ang berpihak k epada k elompok rentan dan disab le, serta keadilan inf ormasi seluruh masy ar akat 3 M en yelenggar akan siar an y ang menjamin kebhinekaan dan identitas nasional 4 M ewujudkan siar an

yang menjamin kebhinekaan

dan identitas nasional 4 Terwujudn ya siar an y ang menc erminkan k ebhinekaan dan identitas nasional

(53)

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS | 39 5 Terwujudn ya siar an buda ya yang meng hadir kan nilai-nilai kearifan lokal yang sejalan dengan k epentingan nasional. 5 M ewujudkan siar an yang mendor ong terjadin ya dialektika antar a buda ya lokal, nasional, regional dan int ernasional 6 Terwujudn ya siar an y ang mendor ong t erjadin ya dialektika antar a buda ya lokal, nasional, regional, dan int ernasional 4 M en yelenggar akan siar an hibur an y ang sehat 6 M ewujudkan siar an hibur an y ang sehat 7 Terwujudn ya siar an hibur an yang sehat 5 M ening katkan la yanan dan jang kauan siar an yang mudah diakses masy ar akat di daer ah per batasan, t erpencil, ter luar , dan pesisir 7 M eng optimalkan la yanan siar an di wila yah per batasan, terpencil, ter luar , dan pesisir 8 Pening katan la yanan siar an di wila yah per batasan, terpencil, ter luar , dan pesisir 8 M emper luas jang kauan siar an di daer ah per batasan, t erpencil, ter luar , dan pesisir 9 Pening katan jang kauan siar an di daer ah per batasan, terpencil, ter luar , dan pesisir

(54)

6 M emper kuat siar an luar neg eri untuk mempr omosikan Indonesia beserta ideologi Pancasila dan meng hadir kan dunia k e Indonesia sesuai dengan politik luar neg eri 9 M ewujudkan siar an luar neg eri y ang mampu

berfungsi sebagai bagian

dari diplomasi publik sesuai politik luar neg eri 10 Terwujudn ya siar an luar neg eri yang mampu berfungsi sebagai bagian dari diplomasi publik sesuai politik luar neg eri 10 M ewujudkan siar an luar neg eri y ang mempopuler kan Bahasa Indonesia dan buda ya serta ideologi P ancasila 11 Terwujudn ya siar an luar neg eri yang mer epr esentasikan identitas bangsa dan negar a melalui bahasa dan buda ya serta ideologi P ancasila 11 M ewujudkan siar an luar neg eri y ang meng hadir kan dunia guna mendor ong kemajuan bangsa dan negar a Indonesia 12 Terwujudn ya siar an luar neg eri yang meng hadir kan dunia guna mendor ong k emajuan bangsa Indonesia

(55)

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS | 41 7 M eng optimalkan teknologi pen yiar an untuk mendukung terselenggar an ya siar an RRI y ang mampu menjang kau seluruh wila yah NKRI dan dapat diakses oleh masy ar akat dunia 12 M engikuti tr en per kembangan teknologi pen yiar an

yang mampu menjang

kau seluruh wila yah NKRI dan dapat diakses oleh masy ar akat dunia 13 Pening katan jang kauan siar an melalui t eknologi multip latform 14 Tersedian ya akses bagi w ar ga negar a dan masy ar akat dunia untuk memper oleh siar an RRI sesuai standar pen yiar an ( loud and c lear ) 15 Terwujudn ya RRI sebagai pen yelenggar a netw or k pr ovider untuk pen yiar an digital 16 Tersedian ya teknologi pen yiar an y ang mampu memberikan ear ly w arning syst em di wila yah ra w an bencana 17 Terwujudn ya sing le fr eq uenc y LP P RRI FM 88,8 MHz dan AM 999 KHz 8 M ening katkan kualitas tata k elola LP P RRI sesuai dengan prinsip good pub lic go vernanc e 13 M ewujudkan kualitas tata k elola LP P RRI y ang sesuai dengan prinsip good pub lic go vernanc e 18 Terwujudn ya tata k elola LP P RRI sesuai dengan prinsip good pub lic go vernanc e

(56)

19 Terwujudn ya tata k elola keuangan y ang ber basis pada kebutuhan pr og ram siar an LP P RRI . 20 Terwujudn ya tata k elola PNBP sesuai dengan k epentingan siar an 14 M ewujudkan penguatan kelembagaan LP P RRI 21 Ter laksanan ya k egiatan ad vokasi untuk mendor ong perubahan P P N omor 12/200 5 22 Ter laksanan ya k egiatan ad vokasi untuk mendor ong lahirn ya UU pen yiar an y ang menjamin R TRI 23 Ter laksanan ya k egiatan ad vokasi untuk mendor ong lahirn ya UU R TRI 24 Terwujudn ya k elembagaan yang ramping struktur dan ka ya fungsi

(57)

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS | 43 9 M eng embang kan SDM pr of esional 15 M ewujudkan SDM pr of esional yang

memenuhi standar kompet

ensi sesuai bidangn ya 25 Terwujudn ya SDM pr of esional yang memenuhi standar kompet ensi sesuai bidangn ya 26 Terwujudn ya int egritas dan jiw a k orsa SDM LP P RRI 16 M ewujudkan pola karier SDM LP P RRI ber basis kompet ensi 27 Terwujudn ya pola karier SDM LP P RRI ber basis k ompet ensi 10 M eng embang kan str at egi komunikasi dan pr omosi 17 M ewujudkan la yanan inf ormasi publik sesuai ket entuan U ndang-U ndang K et er bukaan Inf ormasi Publik 28 Terwujudn ya pen yelenggar aan la yanan inf ormasi publik sesuai k et entuan U ndang-U ndang K et er bukaan Inf ormasi Publik 18 M embangun str at egi komunikasi int ernal dan ekst ernal untuk mening katkan reputasi LP P RRI 29 M elaksanakan str at egi komunikasi int ernal dan ekst ernal untuk mening katkan citr a positif LP P RRI

Gambar

Tabel 2.1 Misi LPP RRI
Tabel 2.3 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis VISIMISITUJUANSASARAN STRATEGIS Terwujudnya RRI  sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang Tepercaya dan Mendunia
Tabel 3.2 Rencana Peningkatan Kapasitas SDM RRI NOProgram dan KegiatanSatuanTahunHasil 20152016201720182019 1Rekrutmen Pegawai Non PNSOrang210 400 500 600 700 Tepenuhinya jumlah pegawai  sesuai kebutuhan organisasi 2Penataan sistem rekrutmen pegawai • e-fo

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Bimo Walgito, (1993:56) perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau kelompok obyek. Perhatian akan

Berdasarkan eksperimen yang kalian lakukan, tulislah kesimpulan kalian mengenai pemuaian zat cair pada kolom berikut.. ……… ……… ……… ………

Bahan ajar digital ini berisi materi mengenai harga pokok pesanan, harga pokok proses, laporan laba rugi perusahaan manufaktur, laporan keuangan dan jurnal

Dilihat dari hasil yang telah didapatkan setelah dilakukan terapi selama 6 kali dari T0 sampai T6 dengan modalitas pilihan fisioterapi yang berupa infrared,

Posisi logam katalis ini tampak dari posisi puncak kurva reduksi, di mana katalis yang memiliki spesies logam yang dapat terduksi pada suhu yang lebih rendah memiliki aktivitas yang

Dalam pasal 122 disebutkan, “Keistimewaan untuk Propinsi Daerah Is- timewa Aceh dan Propinsi Daerah Isti- mewa Yogyakarta, sebagaimana dimak- sud dalam undang-undang

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan

[r]