• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PERANCANGAN DAN PENGUJIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PERANCANGAN DAN PENGUJIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

32

BAB IV

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN

4.1 Tujuan

Setelah perancangan sistem tahap selanjutnya adalah pengujian, pengujian dilakukan apakah sistem sudah berjalan sesuai dengan perencanan. pengujian peralatan dilakukan secara terpisah dan dalam sistem yang terintegrasi.

Dari pengujian akan didapatkan data-data dan bukti-bukti bahwa sistem yang telah dibuat dapat bekerja dengan baik. Berdasarkan data-data dan bukti-bukti tersebut akan dapat diambil analisa terhadap proses kerja yang nantinya dapat digunakan untuk menarik kesimpulan dari apa yang telah dibuat dalam tugas akhir ini.

Pembuatan dan perancangan pengontrol ketinggian tangki bahan bakar genset ini ditempuh melalui beberapa tahap, yaitu perancangan alat, perakitan komponen dan pemasangan sensor di tangki genset serta pengujian alat.

4.2 Pengujian Papan Arduino

Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah modul arduino dapat bekerja dengan baik, Pengujian dilakukan dengan menghidupkan LED pada pin-pin Arduino yang digunakan.

(2)

33 Gambar 4.1 Pengujian papan Arduino Duemilanove

Berdasarkan pengujian diatas disimpulkan bahwa Arduino Duemilanove dapat berfungsi dengan baik.

4.3 Pengujian Program Arduino

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah secara Aplikasi Program Arduino IDE (Integrated Development Environment) yang akan di upload ke Arduino Duemilanove sudah benar. Pengujian ini dilakukan dengan cara Verify/Compile program yang telah dibuat maka akan terlihat seperti pada gambar

(3)

34 Gambar 4.2 Pengujian Program Arduino

Berdasarkan pengujian diatas disimpulkan program dapat berjalan dengan baik tidak ada pesan error saat di compile, dan muncul pesan Done compiling.

4.4 Pengujian Visual Basic 6.0

Fungsi dari program Visual Basic 6.0 ini adalah untuk menampilkan pengukuran yang didapat dari LDR dan deteksi cahaya LED yang didapat photodioda yang telah dikonversi oleh Arduino Duemilanove.

Untuk menampilkan pengukuran Arduino dalam Visual Basic yang perlu diperhatikan adalah pengguanan port (COM ), port (COM) berapa yang digunakan oleh Arduino Duemilanove dan Visual Basic 6.0 haruslah sama. Pada tugas ini yang digunakan adalah port COM 16. Bila port (COM) yang digunakan Berbeda

(4)

35 antara portCOm pada Arduino Duemilanove dan PortCOM pada program Visual Basiv 6.0 maka program pada visual basic tidak bisa berjalan dan muncul pesan error. Seperti pada Gambar

Gambar 4.3 kesalahan Port

Jika port(COM) yang digunakan sama antara Arduino Duemilanove dan Visual Basic 6.0, maka pada saat Visual Basic dijalankan akan muncul seperti pada gambar

(5)

36 4.5 Pengujian Alat

Pada tahap pengujian alat, replica tangki diisi dengan cairan yang pekat seperti pekatnya solar, dalam hal ini cairan yang digunakan adalah cairan teh dan cairan diisi ke tangki dengan volume 1500 ml.

Power supply dikoneksikan sesuai polaritasnya.

Spesifikasi tangki :

Tinggi tangki 26 cm

Saat bahan bakar penuh, maka 3 indikator lampu LED ( Merah, Kuning, Hijau ) akan mati hal ini dikarenakan cahaya LED yang menyinari LDR tertutup oleh pekatnya cairan bahan bakar, pada kondisi ini output dari tiap sensor berada pada kondisi tertutup ( Close-Loop ) / normal.

Berikut gambar saat kondisi normal ( tangki full ):

(6)

37 Pada saat kondisi normal, maka output dari 3 level sensor akan berada pada posisi close-loop.

Pengetesan pemakaian bahan bakar oleh genset dilakukan dengan mengeluarkan sedikit demi sedikit cairan hingga mencapai level sensor yang terpasang.

Saat level bahan bakar / cairan turun dan berada pada level pemasangan sensor, maka lampu LED akan menyinari LDR sehingga tahanan di LDR turun dan arus mengalir ke kaki Basis dari transistor.

Penyesuaian nilai VR disesuaikan dengan kondisi cahaya pada ruangan pengujian untuk mendapatkan nilai arus yang cukup sesuai spesifikasi transisitor untuk bekerja sebagai saklar.

Saat transistor aktif dan berada pada kondisi on / saturasi, maka arus dari kaki Kolektor akan mengalir ke Emitor sehingga menghidupkan indikator lampu dan menggerakan relay.

Saat lampu indikator menyala maka relay akan beklerja dan output akan berada pada kondisi terbuka ( Open – Loop ) / alarm.

(7)

38 Gambar 4.6 Kondisi output 3 saat bahan bakar berkurang ( alarm )

(8)

39 Gambar 4.8 Kondisi output 1 saat bahan bakar berkurang ( alarm )

Hasil pengujian yang dilakukan dengan mengurangi isi cairan yang berada pada tangki, memberikan hasil perbedaan antara pemasangan sensor pada tangki dengan ketinggian bahan bakar saat dilakukan pengujian disaat kondisi alarm, seperti digambarkan oleh tabel dibawah ini:

Tabel 4.1 Tabel posisi pemasangan sensor vs posisi alarm

No WARNA KETINGGIAN

SENSOR

KETINGGIAN

ALARM PERBEDAAN AKURASI

1.

Merah

8.2 cm

8 cm

0.2 cm

97.5 %

2.

Kuning

14 cm

13.7 cm

0.3 cm

97.8 %

3.

Hijau

22.5 cm

22 cm

0.5 cm

97.7 %

(9)

40 Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dan berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada sensor ketinggian bahan bakar dengan LED berwarna merah, sesuai perancangan, sensor dipasang pada ketinggian 8,2 cm, namun alarm muncul pada saat ketinggian bahan bakar 8 cm, berarti terdapat perbedaan ketinggian antara pemasangan ketinggian sensor dengan hasil pengujian ketinggian bahan bakar sebesar 0,2 cm lebih rendah pada saat kondisi alarm, sehingga didapatkan tingkat akurasi sensor sebesar 97,5 %

Sensor ketinggian bahan bakar dengan LED berwarna Kuning, sesuai perancangan, sensor dipasang pada ketinggian 14 cm namun alarm muncul pada saat ketinggian bahan bakar 13,7 cm, berarti terdapat perbedaan ketinggian antara pemasangan ketinggian sensor dengan hasil pengujian ketinggian bahan bakar sebesar 0,3 cm lebih rendah pada saat kondisi alarm, sehingga didapatkan tingkat akurasi sensor sebesar 97,8 %

Sensor ketinggian bahan bakar dengan LED berwarna Merah, sesuai perancangan, sensor dipasang pada ketinggian 22,5 cm, namun alarm muncul pada saat ketinggian bahan bakar 22 cm, berarti terdapat perbedaan ketinggian antara pemasangan ketinggian sensor dengan hasil pengujian ketinggian bahan bakar sebesar 0,5 cm lebih rendah pada saat kondisi alarm, sehingga didapatkan tingkat akurasi sensor sebesar 97,7 %

Secara keseluruhan perbedaaan ketinggian antara pemasangan sensor di tangki genset dengan hasil pengujian langsung pada 3 sensor tersebut adalah sebesar 0,3 cm, sesuai perhitungan dibawah ini :

Total Perbedaan Ketinggian = ( Hijau + Kuning + Merah ) / 3

= ( 0,2 cm + 0,3 cm + 0,5 cm ) / 3

(10)

41 Ketinggian bahan bakar dapat juga kita ubah menjadi satuan volume agar dapat dibandingkan.

Berikut tabel perbandingan ketinggian bahan bakar dengan volume bahan bakar :

Tabel 4.2 Perbandingan ketinggian bahan bakar vs volume bahan bakar

No Warna Ketinggian Tangki Panjang Tangki Lebar Tangki Volume Bahan bakar 1. Merah 8 cm 9 cm 7,5 cm 540 cm³ 2. Kuning 13,7 cm 9 cm 7,5 cm 924,75 cm³ 3. Hijau 22 cm 9 cm 7,5 cm 1485 cm³

Sensor ketinggian bahan bakar ini dapat diaplikasikan ke sistem alarm suatu perusahaan/industri, salah satu pengaplikasian sensor ketinggian bahan bakar yang dilakukan pada sistem seluler di BTS seperti gambar dibawah ini :

(11)

42

Gambar 4.9 Pemasangan sensor ketinggian bahan bakar pada jaringan seluler

dalam penyusunan skripsi ini, pemasangan sensor ketinggian bahan bakar ini diaplikasikan ke genset pada jaringan seluler di PT Telkomsel.

Pemasangan sensor ini dapat dilakukan karena output sensor bekerja dengan sistem dry-contact sehingga dapat diintegrasikan ke sistem seluler dan dalam rangkaiannya menggunakan saklar elektris yang memanfaatkan fungsi transistor sebagai saklar sehingga aman dari bahaya percikan bunga api listrik jika dibandingkan dengan menggunakan saklar mekanik.

(12)

43 Pemasangan sensor pada jaringan seluler dengan network Ericsson dapat dilakuakan karena sistem alarm pada BTS type ERICSSON 2206 mengaplikasi sistem dry-contact.

Integrasi output sensor ke alarm ini melalui modul OVP yang merupakan interface alarm dari BTS Ericsson Type 2206, setelah koneksi fifik dilakukan maka kita harus melakukan setting alarm secara software di BTS dengan menggunakan software Local OMT.

Saat alarm muncul didalam sistem tangki genset, maka BTS akan mengirimkan alarm ke BSC untuk kemudian diproses oleh operator monitoring dan operator akan segera mengirimkan alarm ke operator lapangan untuk segera melakukan pengisian bahan bakar di tangki genset.

Gambar

Gambar Gambar 4.4 Visual Basic 6.0 sebelum di start
Gambar 4.5  Kondisi tangki full ( normal )
Gambar 4.7  Kondisi output 2 saat bahan bakar berkurang ( alarm )
Tabel 4.2  Perbandingan ketinggian bahan bakar vs volume bahan bakar
+2

Referensi

Dokumen terkait

Ransum dengan sumber serat tongkol jagung sebesar 30% dengan kombinasi sumber protein bungkil kelapa dan tepung ikan atau kombinasi sumber protein bungkil kelapa dan

Distribusi Responden Yang Memiliki Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Pada Pedagang Kaki Lima di Sekitar Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun

Dalam menyelesaikan skripsi ini, tentunya masih banyak kekurangan- kekurangan yang ditemukan.Untuk itu, bimbingan berupa kritik dan saran dari para dosen

Data tersebut didukung oleh hasil wawancara terhadap guru IS yang menyatakan bahwa setiap diajak menyanyikan lagu daerah yang sudah mereka pelajari, siswa kelas VB SDN 68

Proposal Perancangan Sistem Informasi Jual Beli Item dan Akun serta Layanan Joki Game Online berbasis Web diajukan oleh Daniel Ilham Qudrat yang tergabung dalam Cv Espada..

penghancur. Walaupun begitu beberapa kelemahan mesin yang harus diperbaiki yaitu: 1) kurang kosentrisnya poros unit pisau atas dan poros unit pisau bawah,

kelembaban mempunyai persistensi yang tegas yaitu periode basah dan periode kering; limpasan tidak mempunyai persistensi yang tegas; stabilitas curah hujan dan kelembaban jauh

Komputer tidak lagi berukuran besar, seperti jenis yang diperkenalkan pada komputer generasi pertama (ENIAC) yang dibuat dengan tabung vakum raksasa.. Bentuk seperti itu