• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci : analisis, implementasi, sistem, KTSP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata kunci : analisis, implementasi, sistem, KTSP"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

30

Analisis Implementasi Pemantapan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dalam Sistem Pembelajaran

Analysis of Implementation of the Stabilization Unit Level Curriculum (SBC) in the Learning Systems

Cahyo, Siti Bariroh ABSTRAK

Dalam melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sekolah-sekolah mulai melaksanakan berbagai macam persiapan. Karena kurikulum adalah salah satu penentu keberhasilan suatu sekolah dalam pemberdayaan sumber daya manusia. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan juga akan memberikan warna, ciri khas suatu sekolah sehingga ada nilai lebih yang dapat ditampilkan dan berbeda dengan sekolah lain yang ada. Perlu disadari bahwa sumber daya manusia merupakan bagian terpenting yang mempunyai harkat dan martabat sebagai tenaga penggerak untuk mencapai tujuan dari suatu lembaga pendidikan. Seperti yang diamanatkan dalam GBHN tahun 1994 dan tahun 2003 bahwa kualitas sumber daya manusia mendapat perhatian utama dalam setiap gerak pembangunan dan diposisikan sejajar dengan pembangunan ekonomi. Oleh karena itu pembangunan sumber daya manusia terutama sumber daya guru di sekolah harus ditangani secara serius oleh setiap sekolah sebagai lembaga pendidikan yang prefesional. Dengan demikian sudah selayaknya kalau lembaga pendidikan yang terkait maupun guru sama-sama menyadari dan mengetahui arah yang akan dituju untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Kata kunci : analisis, implementasi, sistem, KTSP

ABSTRACT

In implementing the Unit Level Curriculum (SBC) schools started to implement a wide variety of preparations. Because the curriculum is one determinant of the success of a school in the empowerment of human resources. Curriculum Education Unit will also provide color, characteristic of a school so that there is more value that can be displayed and different to other existing schools. Be aware that human resources are the most important part that has dignity as a driving force to achieve the goal of an educational institution. As mandated in the guidelines in 1994 and 2003 that the quality of human resources is a major concern in any development movement and positioned parallel with economic development. Therefore the development of human resources, especially the resources of teachers in schools should be taken seriously by each school as an educational institution that prefesional.

(2)

31

PENDAHULUAN

Dalam rangka menghadapi era

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,

sekolah-sekolah harus mempersiapkan

dengan sebaik-baiknya. Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan ini akan

memberikan warna, ciri khas masing-masing sekolah yang berbeda dengan sekolah yang lain. Untuk menuju era Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kiranya sekolah dapat memilih atau menggunakan strategi pembelajaran

yang mantap. Salah satu penentu

keberhasilan sistem pembelajaran di

suatu sekolah adalah sumber daya

manusianya. Dilihat sedemikian luasnya

ruang lingkup pengembangan sumber

daya guru serta erat kaitannya dengan berbagai pihak dan kegiatan lain, sudah selayaknya kalau lembaga yang terkait maupun guru sama-sama menyadari dan

mengetahui arah yang dituju untuk

meningkatkan mutu pendidikan.

KAJIAN PUSTAKA

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan

bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi

tujuan pendidikan nasional serta

kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu

kurikulum disusun oleh satuan

pendidikan untuk memungkinkan

penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

Panduan pengembangan kurikulum

disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk: belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, belajar untuk memahami dan menghayati, belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan bersifat

deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh deskripsi suatu objek. Mengingat jenis penelitian ini bersifat deskriptif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan

dan kepustakaan, maka metode

pengambilan data yang digunakan

adalah: Wawancara, sebagai teknik

komunikasi langsung untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran,

Observasi, yaitu mengamati kegiatan

sekolah yang berhubungan dengan

masalah yang sedang diteliti, dan

Dokumentasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Wawancara Secara Keseluruhan

Dari Implementasi Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) Terhadap

Thus it is proper that the relevant educational institutions and teachers alike are aware of and know the direction that will be addressed to improve the quality of education.

(3)

32 Sistem Pembelajaran Melalui Penilaian

Kecakapan Guru Nomor

Ins trumen

Pros enta s e (%) Al terna ti f Ja wa ba n SS S R TS STS 1. 60 40 - - - 2. 46,67 53,33 - - - 3. 93,33 6,67 - - - 4. 60 40 - - - 5. 73,33 26,67 - - - 6. 86,67 13,33 - - - 7. 80 20 - - - 8. 40 60 - - - 9. 40 60 - - - 10. 40 60 - - - JUMLAH 620 380 - - - RATA ² 62 38 - - -

Implementasi Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) terhadap

Kegiatan Pembelajaran melalui Supervisi Kelas No. Kegiatan/kondisi S K O R 4 3 2 1 II KEGIATAN PEMBELAJARAN A 1 2 3 4

Kesiapan alat Bantu

& media pembelajaran Apersepsi dan motivasi Menulis topik pembelajaran Memberitahukan 15 14 9 12 1 6 3 5 KD dan indikatornya Menyiapkan bahan ajar 15 PROSENTASE % 81.81 18.19

Implementasi Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) Terhadap Sistem Pembelajaran Melalui Hasil Ujian Nasional Siswa

Nomor Ins trume

n

Pros entas e (%) Al terna ti f Ja wa ba n SS S R TS STS 1. 20 73,33 6,67 - - 2 33,33 60 6,67 - - 3 66,67 33,33 - - - 4 40 60 - - - 5 86,67 6,67 6,67 - - JUMLAH 246,6 7 233,33 20,01 - - RATA ² 49,33 46,67 4,00 - -

Dari hasil analisa data dengan

menggunakan prosentase untuk

mengetahui kinerja guru dari berbagai

kegiatan dalam pelaksanaan strategi

implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) terhadap

pembelajaran oleh SMPK “St. Yustinus de Yacobis” Krian dibidang pembinaan dan pelatihan, penilaian kecakapan guru dan hasil pelaksanaan ujian nasional siswa diperoleh hasil bahwa Guru-guru di SMPK “St. Yustinus de Yacobis” Krian sangat setuju bahwa pembinaan dan

(4)

33 pelatihan menjadi salah satu sarana untuk

mengembangkan dan peningkatan mutu

dalam kegiatan pembelajaran sebagai

implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Hal ini dibuktikan dari hasil analisis data yang menunjukkan jumlah keseluruhan prosentase tersebesar dari 5 variabel sebesar 280 dengan nilai rata-rata 56% . Sedangkan yang setuju dengan adanya pembinaan dan pelatihan

dari jumlah keseluruhan prosentase

terbesar dengan variabel yang sama sebesar 260,67 dengan nilai rata-rata 41,33%. Dengan adanya pembinaan dan pelatihan diharapkan para guru SMPK “St. Yustinus de Yacobis” Krian semakin

lebih profesional dalam pelaksanaan

kegiatan pembelajaran sebagai

implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Untuk itu perlu peran serta secara aktif dari para guru dalam mengikuti setiap pembinaan dan pelatihan baik yang dilaksanakan oleh

sekolah sendiri, Yayasan maupun

departemen pendidikan nasional

setempat. Untuk penilaian kecakapan

guru sebagai peningkatan mutu dan

kesiapan dalam proses pembelajaran di kelas, maka para guru SMPK “St. Yustinus de Yacobis” Krian sangat

optimis untuk memperoleh nilai/skor

maksimal dalam pelaksanaannya. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis data yang menunjukkan jumlah keseluruhan prosentase terbesar dari 10 variabel dengan jawaban sangat setuju 620 dengan nilai rata-rata 62%. Dan jawaban setuju dengan jumlah keseluruhan prosentase terbesar dengan variabel yang sama sebesar 38 dengan nilai rata-rata 38%. Yang membuat para guru lebih semangat dalam pelaksanaan pembelajaran adalah perolehan nilai/skor maksimal yaitu 4 (empat) dari hasil supervisi kelas yang dilaksanakan oleh Bapak Kepala Sekolah sangatlah memuaskan yaitu prosentase

rata-rata yang diperoleh dari 30

instrumen supervisi akademik sebesar

87.68%. Dengan demikian maka guru-guru SMPK “St. Yustinus de Yacobis” Krian siap untuk melaksanakan KTSP.

KESIMPULAN

Usaha pengembangan sumber daya

guru baik secara kualitas maupun

kuantitas melalui implementasi

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terhadapa sistem pembelajaran harus ada peningkatan. Hal ini dapat dilakukan dan didukung dengan melalui pelaksanaan: Pembinaan dan pelatihan Guru hendaknya memiliki kesempatan yang sama dalam hal pembinaan dan

pelatihan, terutama pembinaan dan

pelatihan yang sangat erat hubungannya dengan keilmuan yang diembannya untuk

pengembangan diri sendiri maupun

peserta didiknya. Disamping itu agar melalui pembinaan dan pelatihan para

guru lebih memahai pekerjaannya

sehingga semakin hari perubahan yang terjadi lebih dipahaminya.

Supervisi kelas sebagai motivasi

kinerja guru adalah salah satunya.

Penghargaan tertinggi kerja guru di kelas adalah bila pimpinan meninjau langsung keberadaan kita di tempat guru berkipra. Dengan berbagai cara, metode dan sistem

serta kelengkapan yang sudah

dipersiapkan apabila mendapat suatu

penilaian adalah hal yang luar biasa. Nilai Ujian Nasional Siswa. Salah satu acuan para guru untuk mengubah cara, metode dan sistem pembelajaran ditinjau

dari keberhasilan siswanya adalah

melalui Nilai Ujian Nasional. Agar anak didik semakin tahun semakin meningkat hasil nilai ujian nasionalnya, maka guru harus lebih memahami akan kemampuan

yang dimilikinya. Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut

akan Kompetensi guru dalam

(5)

34 menghasilkan siswa yang kompeten baik

secara ilmu pengetahuan maupun secara sosial kemasyarakatannya.

DAFTAR RUJUKAN

Departemen Pendidikan Nasional

Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2002, Pendekatan

Kontekstual

Departemen Pendidikan Nasional,

Direktorat Jendral Manajemen

Pendidikan Dasar dan Menengah,

Direktur Pembinaan SMP, Jakarta, 2006, Panduan Manajemen Berbasis

Sekolah (MBS)

Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo, 2003, Pengembangan Kurikulum dan

KTSP

Dit. Dikmenum, 2004, Program dan

Strategi Pelaksanaan Kurikulum 2004,

Jawa Timur

Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, 1989, Metode Penelitian Survey, Edisi

Revisi, Lembaga Penelitian

Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan social (LP3ES), Jakarta

Menteri Pendidikan Nasional, 2006,

Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Moh. Nasir, 1999, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Purwodarminto, WJS,1983, Kamus

Umum Bahasa Indonesia PN Balai Pustaka, Jakarta

Sukabdiyah, Srie, 2005, Model-model

Pembelajaran Interaktif - Kontekstual,

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pelatihan parameter Fuzzy menggunakan Algoritma Genetika pada data curah hujan Jakarta Kemayoran untuk memprediksi curah hujan esok hari menghasilkan

Kepemilikan LLIN (83,73%) dan penggunaan LLIN (87,05%) oleh rumah tangga di daerah endemis malaria Kabupaten Kotabaru tergolong tinggi yang dapat mendukung bagi

Tabel 5.2 Perubahan Tingkat Stres Sebelum dan Sesudah diberikan Terapi Kognitif Teknik Problem Solving pada Mahasiswa Baru Fakultas Keperawatan Universitas Katolik Widya

Sehubungan hal tersebut di atas, dengan ini Pokja-XXII Unit Layanan Pengadaan mengundang pimpinan perusahaan untuk hadir dalam kegiatan Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Biaya

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM bidang Penelitian saya dengan judul: “EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM GERDU KEMPLING DALAM UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DI KECAMATAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) aktivitas amilase dan lipase mulai terdeteksi pada larva umur 1 hari, sedangkan protease mulai terdeteksi pada larva umur 2 hari, (2) pada

(1) Pemerintah daerah dan masyarakat memberikan perlindungan khusus bagi anak yang berhadapan dengan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 huruf b, yang meliputi anak

Imbalan dari fasilitasi yang baik menjadi pembuktian diri: perasaan dan kasih sayang dalam kelompok antara para peserta dan fasilitator; kualitas hasil kegiatan; penegasan