• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH FISIKA REAKTOR PSTA-BATAN YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH FISIKA REAKTOR PSTA-BATAN YOGYAKARTA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH FISIKA REAKTOR

PSTA-BATAN YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH:

ISNAINI LILIS ELVIYANTI

( M0211037)

SUSANTI

(M0211072)

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2014 BAB I

(2)

2

PENDAHULUAN

Telah dilakukan kunjungan laboaratorium di PSTA BATAN YOGYAKARTA dalam mata kuliah Reaktor pada hari Kamis, 03 April 2014. Kunjungan ini dilakukan untuk mengetahui Reaktor Kartini, radiasi nuklir dan detektornya, alat medis yaitu renograf, tiroid up-take system dan nuklir corner.

Reaktor Kartini di Yogyakarta termasuk dalam jenis reaktor riset yang tujuannya untuk berbagai penelitian dibidang nuklir dan menghasilkan berbagai macam teknologi yang penggunaanya non energi dan energi, misalnya untuk bidang pertanian, biologi, peternakan, industri, kedokteran, dan bidang-bidang energi lainnya.

1.1 Rumusan masalah

Adapun rumusan masalahnya:

1. Apakah pengertian reaktor nuklir?

2. Bagaiamana sejarah BATAN dan reaktor Kartini?

3. Bagaimana bagian-bagian dan aplikasi teknologi reaktor Kartini? 4. Apakah pengertian renograf dan tiroid up-take sistem?

5. Apakah radisi nuklir dan detektornya? 6. Apakah nuklir corner itu?

1.2 Tujuan

1. Mengetahui pengertian reaktor nuklir 2. Mengetahui sejarah reaktor Kartini

3. Mengetahui bagian-bagian dan aplikasi teknologi reaktor Kartini 4. Mengetahui pengertian renograf dan tiroid up-take system 5. Radiasi nuklir dan detektornya

6. Mengetahui nuklir corner

BAB II

(3)

3 2.1 Reaktor Nuklir

Reaktor nuklir pertama kali dibangun oleh Enrico Fermi pada tahun 1942 di Universitas Chicago. Hingga sat ini telah ada berbagai jenis dan ukuran rekator nuklir, tetapi semua reaktor atom tersebut memiliki lima komponen dasar yang sama, yaitu: elemen bahan bakar, moderator netron, batang kendali, pendingin dan perisai beton.

Reaktor nuklir merupakan tempat berlangsungnya reaksi fisi yang dihasilkan dari interaksi neutron dengan . Proses fisi diawali dari gerakan neutron termal menumbuk inti yang menyebabkan inti atom menjadi tidak stabil dan kehilangan bentuknya, kemudian membela menjadi unsur-unsur yang lebih kecil sambil melepaskan energy sekitar 200 MeV dalam bentuk panas dan membebaskan 2-3 neutron baru. Hasil reaksi fisi lainnya adalah dua nuklir lebih ringan (disebut fragmen fisi), dan beberapa sinar gamma dan neutrino. Neutron-neutron baru hasil fisi mengalami proses perlambatan dalam media moderator dan menjadi neutron termal. Sebagian inti majemuk yang dihasilkan pada reaksi pembelahan bersifat tidak stabil dan mengalami peluruhan radioaktif menuju inti yang lebih stabil. Contoh reaksi fisi nuklir dan gambar reaksi fisi sebagai berikut:

(4)

4

Gambar 2.1.Reaksi fisi

Fungsi reaktor fisi dibedakan menjadi dua, yaitu reaktor penelitian dan

reaktor daya. Pada reaktor penelitian, yang diutamakan adalah pemanfaatan

netron hasil pembelahan untuk berbagai penelitian dan iradiasi serta produksi radioisotop. Panas yang ditimbulkan dirancang sekecil mungkin sehingga panas tersebut dapat dibuang ke lingkungan. Pengambilan panas pada reaktor penelitian dilakukan dengan sistem pendingin,yang terdiri dari sistem pendingin primer dan sistem pendingin sekunder. Panas yang berasal dari teras reaktor diangkut oleh air di sekitar teras reaktor (sistem pendingin primer) dan dipompa oleh pompa primer menuju alat penukar panas. Selanjutnya panas dibuang ke lingkungan melalui menara pendingin (alat penukar panas pada sistem pendingin sekunder). Perlu diketahui bahwa antara alat penukar panas, sistem pendingin primer atau sekunder tidak terjadi kontak langsung. Sementara, pada reaktor daya, panas yang timbul dari pembelahan dimanfaatkan untuk menghasilkan uap yang bersuhu dan bertekanan tinggi untuk memutar turbin.

(5)

5 2.2.1 Sejarah PSTA-BATAN

Kegiatan pengembangan dan pengaplikasian teknologi nuklir di Indonesia diawali dari pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet tahun 1954. Panitia Negara tersebut mempunyai tugas melakukan penyelidikan terhadap kemungkinan adanya jatuhan radioaktif dari uji coba senjata nuklir di lautan Pasifik.

Dengan memperhatikan perkembangan pendayagunaan dan pemanfaatan tenaga atom bagi kesejahteraan masyarakat, maka melalui Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 1958, pada tanggal 5 Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom (LTA), yang kemudian disempurnakan menjadi Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) berdasarkan UU No. 31 tahun 1964 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Tenaga Atom. Selanjutnya setiap tanggal 5 Desember yang merupakan tanggal bersejarah bagi perkembangan teknologi nuklir di Indonesia dan ditetapkan sebagai hari jadi BATAN.

Pada perkembangan berikutnya, untuk lebih meningkatkan penguasaan di bidang iptek nuklir, pada tahun 1965 diresmikan pengoperasian reaktor atom pertama (Triga Mark II) di Bandung. Kemudian berturut-turut, dibangun pula beberapa fasilitas litbangyasa yang tersebar di berbagai pusat penelitian, antara lain Pusat Penelitian Tenaga Atom Pasar Jumat, Jakarta (1966), Pusat Penelitian Tenaga Atom GAMA, Yogyakarta (1967), dan Reaktor Serba Guna 30 MW (1987) disertai fasilitas penunjangnya, seperti: fabrikasi dan penelitian bahan bakar, uji keselamatan reaktor, pengelolaan limbah radioaktif dan fasilitas nuklir lainnya.

Sementara itu dengan perubahan paradigma pada tahun 1997 ditetapkan UU No. 10 tentang ketenaganukliran yang diantaranya mengatur pemisahan unsur pelaksana kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir (BATAN) dengan unsur pengawas tenaga nuklir (BAPETEN). Kemudian terakhir, berdasarkan Keppres No. 197 tahun 1998, Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN)diubah menjadi Badan Tenaga Nuklir Nasional tanpa merubah singkatan.

Logo BATAN sendiri juga mengalami beberapa kali perubahan, di bawah ini merupakan logo BATAN terbaru yaitu tahun 2014.

(6)

6

Gambar 2.1. Logo BATAN

2.2.2 Sejarah reaktor Kartini

Reaktor Kartini termasuk reaktor TRIGA yaitu sebuah reaktor tipe kolam yang bisa dipasang tanpa gedung, dan didesain untuk digunakan institusi ilmiah dan universitas untuk keperluan pendidikan tinggi, riset swasta pribadi, tes tidak merusak, dan produksi isotop . Reaktor TRIGA sebuah reaktor nuklir kelas kecil yang didesain dan dibuat oleh General Atomics dari Amerika Serikat. Nama TRIGA sendiri adalah kependekan dari "Training, Research, Isotopes, General Atomics". Tim desain untuk TRIGA dipimpin oleh ahli fisika Freeman Dyson.

Gambar 2.2. Reaktor kartini dan system reaktor kolam (http://www.batan.go.id/berita/gambar/opator00.jpg)

Reaktor Kartini berada di Pusat Sains dab Teknologi Akselerator (PSTA) – BATAN Yogyakarta. Lokasi PSTA terletak pada Km 7 disebelah timur Yogyakarta, ± 500 meter masuk ke sebelah utara jalan Yogyakarta – Solo. Tempat ini termasuk wilayah Kabupaten Sleman, Kecamatan Depok, Kelurahan Catur Tunggal. Luas komplek PSTA termasuk pengembangannya sebesar ± 12 ha.

(7)

7

Pembangunan reaktor Kartini dimulai pada akhir tahun 1974. Pelaksana pembangunan seluruhnya ditangani oleh tenaga-tenaga ahli BATAN yang didalam pelaksanaannya ditugaskan kepada sebuah kelompok yang disebut Team Pembangunan reaktor yang dibentuk menurut SK Dirjen BATAN No. 119/DJ/13/XI/1974 tertanggal 13 Nopember 1974. . Reaktor Kartini mencapai kondisi kritis untuk pertama kalinya pada hari Kamis 2 Januari 1979 jam 17.40 WIB, diresmikan oleh Bapak Presiden RI. Pada tanggal 1 Maret 1979. Fungsi utama adalah untuk sarana penelitian, produksi isotop pendidikan dan latihan kader-kader dalam bidang reaktor. Operasi reaktor telah dilakukan pada tingkat daya 100 Kwatt.

Reaktor Kartini menggunkaan bahan bakar U-235 dan neutron yang menyebabkan reaksi pembelahan adalah neutron termal. Neutron termal diperoleh dengan memperlambat neutron hasil belah melalui suatu moderator hidrogen. Disain reaktor Kartini didasarkan pada sistem reaktor kolam, yaitu reaktor di mana elemen-elemen bahan bakar dan teras berada pada dasar tangki yang berisi air. Dipilih disain semacam ini karena tipe ini mempunyai kelebihan dalam hal: sederhana, mudah dalam perawatan dan fleksibel untuk tujuan penelitian.

2.3 Bagian-Bagian dan aplikasi Reaktor Kartini 2.3.1 Bagian-bagian reactor Kartini

2.3.1.1 Reaktor 1. Tangki Reaktor

Tangki reaktor terbuat dari aluminium murni setebal ± 6 mm, berbentuk silinder dengan diameter ± 200 cm dan tinggi ± 600 cm, diisi air dengan kemurnian sangat tinggi (tahanan jenisnya ± 500 K Ω/cm), yang berfungsi sebagai moderator tambahan, pendingin, dan perisai radiasi arah vertikal. Perisai radiasi arah horizontal digunakan beton barit ( berat jenis 3,3 ton per meter kubik), yaitu campuran dari semen, pasir barit dan batu barit. Konstruksi ini mampu menahan radiasi yang berasal dari teras yang bekerja pada daya 250 Kwatt.

Jenis reaktor Kartini adalah bertipe kolam menggunakan bahan bakar U Zr H, 20 % U235, moderator dan pendinginnya adalah Air murni. Reactor kartini

(8)

8

menghasilkan daya 250 Kwatt, fluks termal rata-rata : 1,2 x 1013 n/Cm2 det serta fluks cepat rata-rata : 2,5 x 1012 n/Cm2 det.

2. Teras Reaktor

Teras reaktor adalah tempat berlangsungnya reaksi pembelahan bahan bakar nuklir. Teras reaktor ditempatkan didalam sumur reaktor yang terbuat dari beton sebagai perisai radiasi. Teras reaktor terdiri dari suatu susunan elemen bakar, batang kendali yang ditempatkan pada lobang-lobang plat kisi menurut konfigurasi tertentu dan reflektor.

Plat kisi terdiri dari dua bagian yaitu plat kisi atas dan bawah, terbuat dari aluminium, masing-masing dengan tebal ± 1,5 cm dan 2 cm. Plat kisi atas berfungsi untuk mengatur jarak elemen-elemen di dalam teras, dengan jumlah lobang sebanyak 90 buah dan sebuah central timble. Plat kisi bawah berfungsi untuk menopang elemen-elemen teras diatasnya. Kedua plat kisi tersebut menjadi kesatuan dengan reflektor grafit. Teras reaktor memiliki ketinggian 58 cm dan dilingkupi oleh reflektor grafit berebentuk silinder dengan diameter dalam 45,7 cm. Teras dan refletor ditopang oleh struktur penyangga yang dipasang didasar tangki reakor. Teras dan reflektor ini terendam dalam air setinggi 4.9 m

Gambar2.3 Teras Reaktor Kartini

Bentuk terasnya adalah Silinder diameter 45 Cm dengan tinggi 72 Cm dimana massa kritisnya 2484 gram (U235) dan massa beban penuhnya 2675 gram (U235). Jumlah bahan bakar didalam teras yaitu 75 buah, jumlah batang

(9)

9

kendalinya 3 buah dimana kecepatan naik batang kendalinya 51 Cm/menit dengan reaktivitas lebihnya adalah 2,7 $. Perisainya terbuat dari beton barit dan air

Gambar 2.4 Konfigurasi teras reaktor Kartini Bagian-bagian dari teras reaktor Kartini:

a. Elemen Bahan Bakar

Elemen bakar reaktor Kartini terdiri dari campuran homogen uranium zirkonium hibrida ( U Zr H) dalam bentuk alloy, dengan kandungan uranium sebanyak 8,5 % berat dan perkayaan U235 sebesar 20 %. Bagian aktiv ini berdiameter ± 3,5 cm dan panjang ± 35,6 cm. Pada kedua ujungnya terdapat Samarium (Sm) tipis yang berfungsi sebagai racun dapat bakar, dan juga grafit dengan diameter yang sama dan panjang 10,2 cm. Susunan ini kemudian dimasukkan ke dalam kelongsong dari aluminium atau stainless steel setebal ± 0,7 mm, ditutup dan dilas rapat pada kedua ujungnya, membentuk suatu elemen bakar. Berat isotop U235 pada setiap elemen bakar sekitar 37 gram. Teras reaktor Kartini ini terdiri dari 69 elemen bahan bakar.

(10)

10

Gambar 2.5. Elemen Bahan Bakar

b. Batang Kendali

Batang kendali adalah material yang mempunyai tampang lintang serapan neutron yang sangat besar, dan tampang hamburan yang kecil. Batang kendali digunakan untuk mengoperasikan reaktor/start-up, mengatur tingkat daya reaktor dan mematikan reaktor. Batang kendali terdiri dari 3 buah, yaitu : batang pengaman (safety rod), batang kompensasi (shim rod) dan batang pengatur (regulating rod), yang semuanya terdiri dari batang penyerap neutron yang ditempatkan di dalam kelongsong dari aluminium, sebagai bahan penyerap digunakan serbuk boron karbida (B4C). Ketiga batang kendali ini dapat digerakkan ke arah vertikal di dalam tabung pengerah (guide tube), melalui sistem penggerak servo motor yang dikendalikan dari ruang kontrol. Dengan ketiga batang kendali tersebut maka besar populasi neutron di dalam reaktor dapat diatur, dan reaktor dapat beroperasi secara aman.

(11)

11

Prinsip kerja pengaturan operasi adalah dengan cara memasukkan dan mengeluarkan batang kendali dari teras reaktor. Jika batang kendali dimasukkan, maka sebagian besar neutron akan tertangkap olehnya, yang berarti populasi neutron di dalam reaktor akan berkurang dan kemudian padam. Sebaliknya jika batang kendali dikeluarkan dari teras reaktor, maka populasi neutron akan mencapai jumlah tertentu. Pertambahan/penurunan populasi neutron berkaitan langsung dengan perubahan daya reaktor.

c. Reflektor

Reflektor berupa sebuah ring silinder dari grafit dipasang menyelubungi teras reaktor yang berada seakan-akan di dalam kaleng alumunium, dimaksudkan untuk menjaga agar tidak ada kontak langsung antara air dengan grafit, berfungsi sebagai reflektor neutron. Pada reflektor ini terdapat lekukan atau sumur berbentuk ring digunakan sebagai fasilitas irradiasi dalam teras. Lekukan ini juga dibatasi oleh logam alumunium, merupakan satu kesatuan dari reflektor dirancang untuk menempatkan perangkat irradiasi rak putar. Dimensi reflektor ini mempunyai diameter dalam 45,7 m dengan ketebalan 30,5 cm dan tinggi 55,9 cm. Reflektor ini mempunyai beberapa bagian untuk menempatkan fasilitas irradiasi, yaitu:

1. Sebuah lubang melingkar diseluruh permukaan atas reflektor, digunakan untuk penempatan rak putar (Lazy Suzan) dengan lebar radial 10,2 cm dan kedalaman 25,5 cm.

2. Sebuah lubang menembus reflektor sampai ke permukaan bagian dalam secara radial dari samping digunakan untuk memasang sebuah tabung berukuran diameter 16,8 cm dan tebal 0,71 cm.

Pada bagian atas reflektor terdapa fasilitas irradiasi F-1, F-2 dan F-3, dan diluar reflektor terdapat 2 buah detektor fission chamber (FC) dan 2 buah detektor compensated ionization chamber (CIC), yang digunakan sebagai detektor untuk monitor fluks dan daya reaktor.

(12)

12 3. Moderator

Moderator merupakan bahan yang mempunyai fungsi sebagai pelambat neutron. Syarat bahan moderator adalah atom dengan nomor massa kecil. Namun syarat lain yang harus dipenuhi adalah: memiliki tampang lintang serapan neutron (keboleh-jadian menyerap neutron) yang kecil, memiliki tampang lintang hamburan yang besar dan memiliki daya hantaran panas yang baik, serta korosif. Moderator yang dipakai adalah air ringan dan Zirkonium Hidrida (ZrH).

4. Tabung Berkas Neutron (beamport)

Pada Reaktor Kartini terdapat 4 beamport yaitu: beamport arah tangensial (1 buah) dan beamport arah radial (3 buah). Beberapa fungsi dari beamport yaitu menyediakan berkas neutron dan gamma untuk keperluan eksperimen dan untuk fasilitas irradiasi bahan-bahan berukuran besar.

5. Kolom Thermal

Pada Reaktor Kartini terdapat dua kolom thermal yang berisi grafit. Fungsi dari kolom thermal ini adalah untuk eksperimen irradiasi dari sampel yang khusus memerlukan radiasi neutron thermal.

2.3.1.2 Sitem sampling

Terdiri dari sistem pendingin dan sistem ventilasi ruang reaktor, secara garis besar tampak seperti pada gambar di samping. Sesuai dengan fungsinya sebagai reaktor penelitian, panas yang berasal dari teras secara ekonomis tidak dapat dimanfaatkan dan harus dibuang. Pembuangan panas berlangsung secara konveksi alamiah ke air pendingin, dan air pending disirkulasi melalui alat penukar panas (heat exchanger) dalam hal ini berupa sistem primer, dan pada alat penukar panas (heat exchanger) panas dipindahkan ke sistem sekunder yang selanjutnya dibuang ke sekeliling kolam pendingin melalui kontak air dan udara.

Untuk menjaga kemurnian air pada tangki reaktor tetap tinggi, baik dari radioaktivitas maupun kotoran kotoran, maka sistem primer dilengkapi dengan sebuah demineralizer dan filter. Sirkulasi udara di ruang reaktor dilakukan dengan

(13)

13

menghisap udara di ruang reaktor dengan blower, kemudian udara dilewatkan pada suatu filter (pre-filter dan absolute filter) sebelum dibuang keluar melalui cerobon setinggi ± 30 m.

2.3.1.3 Sistem instrument

Sistem instrumentasi reaktor meliputi sistem pengendalian reaktor, system monitor dan sistem proteksi, yang satu sama lain saling bergayut. Pengendalian reaktor tidak lain adalah pengaturan kedudukan posisi batang kendali sedemikian rupa sehingga reaksi inti berantai terjadi pada suatu tingkat daya yang dikehendaki. Sistem ini terdiri dari sub sistem mekanisme penggerak batang kendali dan switching manual yang dilengakapi denga 3 pasang tombol up dan down, penampil posisi batang kendali, scram manual, scram reset, dan indikator eksperimen. Pengukuran besarnya fluks neutron, daya reaktor, periode, paparan radiasi di beberapa tempat dalam gedung reaktor, suhu pendingin dan parameter penting lainnya dilakukan oleh system monitor.

Data parameter-parameter tersebut di tampilkan melalui meter dan sebagian dicatat pada rekorder. Kanal pengukuran daya terdiri dari kanal daya linier dan kanal daya logaritmis, Kanal daya linier memperoleh input arus dari detektor CIC yang memberikan penunjukan daya linier. Sedang untuk kanal daya logaritmis input arus berasal detekor FC, yang member penunjukan dan daya logaritmis. Periode laju perubahan daya diperoleh dari differensial % daya logaritmis.

2.3.1.4 Sistem Proteksi operasi Reaktor

1. Rangkaian TRIP, yang akan membuat reaktor mati (scram) apabila : a. Tegangan tinggi (HV) dari detektor FC berubah ± 10 % dari tegangan

operasinya (± 300 V).

b. Pada saat strat up sumber neutron berada diluar teras (level 1). c. % daya logaritmis menunjukkan 110% (level 2).

(14)

14

2. Rangkaian interlock (saling kunci), yang menyebabkan reaktor tidak dapat start up karena batang kendali tidak dapat digerakkan Interlock tersebut terdiri :

a. PCB Card interlock

b. Interlock fasilitas uji yang meliputi : o Uji kalibrasi % daya logaritmis. o Uji TRIP % daya logaritmis. o Uji kalibrasi periode.

o Uji TRIP periode. c. Level 1 interlock.

2.3.2 Aplikasi Reaktor Kartini

Reaktor nuklir dapat diaplikasikan pada berbagai bidang seperti: 1. Bidang pertanian

Mutasi radiasi benih , dimana sinar gamma 0,2 kGy diradiasikan pada biji-bijian sehingga diperoleh benih unggul padi, kedelai, kacang hijau dan kapas. 2. Bidang perternakan

- Suplemen pakan ternak urea molasses multinutrein block (UMMB) yang berguna untuk meningkatkan produksi susu dan daging dan memperbaiki reproduksi.

- Vaksin koksivet untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit koksidosis pada anak ayam.

3. Bidang hidrologi

- Mendeteksi kebocoran pipa bawah tanah, DAM dan bangunan - Menentukan gerakan sedimen pelabuhan

- Mengukur ddebit air sungai

- Mendeteksi zat pencemar dalam air 4. Bidang kesehatan

Renograf untuk mendeteksi penyakit ginjal 5. Bidang Industri

(15)

15 - Radiografi

- Pengawetan bahan makanan - Pengujian mutu las

- Sterilisasi alat kosmetik dan kedokteran

2.4 Renograf dan Tyroid Up-Take Sistem 2.4.1 Renograf

Renograf merupakan suatu alat yang menggunakan prinsip spektroskopi gamma. Yang mana terdiri dari hardware serta software dimana pada hardware berfungsi sebagai penangkap radiasi dari sinar gamma yang dipancarkan oleh ginjal serta mengubahnya menjadi pulsa-pulsa listrik dan kemudian akan diubah lagi menjadi grafik oleh software.

Prinsip kerja dari renograf adalah sinar radiasi gamma yang datang akan diterima oleh detektor NaI (Tl) dan oleh detektor akan diubah menjadi pulsa listrik, selanjutnya pulsa keluaran detektor akan dibentuk menjadi pulsa semi gaussian dan dikuatkan oleh penguat awal, kemudian dikuatkan lagi pada penguat utama sehingga pulsa keluaran berupa pulsa gaussian dengan tinggi pulsa yang sudah memenuhi syarat untuk dianalisa dan diubah menjadi bentuk digital pada TSCA yang selanjutnya pulsa digital akan dicacah pada counter. Pulsa keluaran TSCA disamping masuk ke counter juga sebagai masukan interface untuk ditampilkan dalam bentuk grafik pada layar monitor.

Pada proses pendeteksian sebelumnya, pasien diberikan air minum (hydrate) sebanyak 250 s/d 500 ml sebelum prosedur pemeriksaan. Pasien diminta buang air kecil sebelum pengaturan posisi pemeriksaan. Atur posisi pasien (duduk atau tiduran), arahkan masing-masing probe ke ginjal kiri dan kanan, pasien diminta untuk tidak menggerakkan punggung selama pemeriksaan. Ketepatan posisi dan pengaturan arah probe sangat menentukan keberhasilan pengukuran. Injeksikan radiofarmaka melalui pembuluh darah (intravena) pada lengan kanan atau lengan kiri pasien. Lalu perunut akan sampai di pembuluh darah ginjal, ditangkap dan dikeluarkan bersama urine. Pendeteksian dilakukan pada daerah ginjal kiri dan kanan dengan detector NaI (TI). Detektor NaI (TI) adalah detektor

(16)

16

sintilasi yang biasa digunakan untuk mendeteksi sinar gamma. Waktu pemeriksaanberlangsung antara 15-25 menit

2.4.2 Tyroid Up-Take Sistem

Thyroid Up-Take Counter adalah suatu perangkat atau alat untuk mempelajari kecepatan kelenjar gondok (thyroid gland) dalam mengakumulasi dan melepaskan iodium yang menjadi komponen utama dalam pembentukan hormon tiroksin yang berguna bagi metabolisme tubuh melalui suatu prosedur kedokteran nuklir.

Dalam prosedur ini digunakan isotop iodium-131 sebagai perunut yang biasanya dalam bentuk kapsul setelah melalui kendali kualita yang ketat. Iodium merupakan komponen utama yang membentuk hormon tiroksin yang berguna bagi metabolisme tubuh. Kapsul aktif ini diukur aktivitasnya dengan alat tersebut, dan kemudian diberikan kepada pasien secar oral. Secara invivo pada interval waktu tertentu isotop iodium yang terakumulasi pada kelenjar gondok diukur aktivitas bersihnya (aktivitas setelah dikurangi aktivitas latar/backgroudnya), selanjutnya data ini tercatat secara otomatis dalam komputer. Hasil pengukuran aktivitas setelah pemberian kapsul iodium dibandingkan dengan referensi, merupakan kurva persentasi radioaktivitas iodium terukur dalam kelenjar dan polanya.

2.5 Radiasi nuklir dan detektornya

Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau gelombang. Radiasi nuklir biasanya disebabkan oleh peluruhan dari suatu inti contohnya radiasi sinar gamma, beta dan alfa. Sinar gamma dapat menembus kertas dan kayu, sinar beta dapat menembus kertas sedangkan sinar alfa tidak bias menembus kertas karena waktu hidupnya yang singkat.

Radiasi nuklir tidak bisa dilihat dengan mata sehingga perlu suatu alat pendeteksi yaitu detektor. BATAN Yogyakarta memiliki beberapa jenis detector seperti spektroskopi gamma, detektor beta, sistem pencacah radiasi dan lain-lain.

(17)

17 2.6 Nuklir Corner

Nuclear Corner berisi beragam informasi mengenai teknologi nuklir, termasuk alat-alat peraga yang berkaitan dengan nuklir. Informasi yang ada di Nuclear Corner dimulai dari teori-teori ilmu pengetahuan tentang fenomena radiasi yang sudah ada sejak manusia lahir, sampai dengan penemuan nuklir dan pemanfaatannya bagi kehidupan. Bermacam jenis reaktor dan simulasi cara kerjanya dapat dilihat di fasilitas ini. Contohnya informasi berupa video tentang pembuatan U-235 sebagai bahan bakar reaktor, prinsip kerja reactor sampai pembuangan bahan bakar reactor.

BAB III PENUTUP

Demikian laporan kunjungan ke PSTA-BATAN Yogyakarta pada hari Kamis, 03 April 2014. Semogamakalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Daftar Pustaka

Badan Tenaga Nuklir Nasional . Laporan analisis keselamatan reaktor Kartini Rev 7. Yogyakarta: Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan (PTAB)-BATAN; 2008.

http:www.batan.go.id, diakses pada 10 Mei 2014 http://www.batan.go.id/berita/gambar/opator00.jpg M.Mustain.2013. Renograf. FMIPA:UNS

Nuclear Corner. http://www.batan.go.id/view_news.php?idx=1515&Nuclear%20 Corner%20di%20Kawasan%20Nuklir%20Yogyakarta

Radiasi nuklir http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/proteksiradiasi/pengena lan_radiasi/1-1.htm

Rafika.2013.Tyroid Up-Take system.FMIPA:UNS

Ravnik M. Description of TRIGA Reactor, (www.rcp.ijs.si/ric/description-a.html) Subbag Dokumentasi Ilmiah, PTAPB BATAN. Buku Reaktor Kartini

(18)

Gambar

Gambar 2.1.Reaksi fisi
Gambar 2.1. Logo BATAN  2.2.2  Sejarah reaktor Kartini
Gambar 2.4 Konfigurasi teras reaktor Kartini  Bagian-bagian dari teras reaktor Kartini:
Gambar 2.5. Elemen Bahan Bakar

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian menggunakan metode kimia komputasi, perhitungan dilakukan dengan menyertakan basis set, basis set dalam ilmu kimia adalah kumpulan fungsi matematika

Menurut Brownell (1982) dalam Sumarno (2005) menerangkan partisipasi anggaran sebagai berikut: “partisipasi anggaran adalah tingkat keterlibatan dan pengaruh individu

Dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti masalah pengaruh analisa tingkat titik impas (break even point) pada laba usaha tenun ikat Medali Mas pada periode

Kebijakan legislative mengenai perlindungan kepda saksi pelapor tindak pidana pornografi pada tingkat penyidikan dalam bentuk undang-undang nomor 13 tahun 2006 tentang

Persamaan Dirac untuk potensial Posch-Teller Hiperbolik Terdeformasi-q pada kasus pseudospin simetri bagian radial dapat diselesaikan dengan menggunakan metode Iterasi

Route Request Option Route request option merupakan pesan yang digunakan pada saat route discovery yaitu untuk mencari sebuah jalur dari source node menuju destination node..

Jenayah juvana ini banyak memberi kesan buruk serta implikasi kepada semua pihak terutamanya individu yang melakukan perbuatan itu sendri, keluarga, masyarakat

Selain itu, interpretasi sangat aktif juga dapat dibuktikan dengan hasil pengisian lembar aktivitas selama menggunakan Atlas Flora Paku-pakuan bahwa keseluruhan