• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

8

LANDASAN TEORI

2.1 Teori – Teori Umum

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Gelinas dan Dull (2008: 3), “We define and describe AIS, depict it as a major part of business processes and an organization, and describe the critical functions that an AIS perForms in an organization.”

Dapat diartikan bahwa, ”Kami mendefinisikan dan mendeskripsikan AIS, menggambarkan AIS adalah bagian utama dari bisnis proses dan didalam organisasi itu sendiri, dan mendeskripsikan fungsi kritis yang dilakukan oleh AIS di dalam organisasi.”

2.1.2 Pengertian Analisis Sistem

Menurut Satzinger, Jackson, Burd, Jackson, Burd (2005: 4), “System analysis means understanding and specifying in detail what the inFormation system should do”

Dapat diartikan bahwa, “Sistem analisis berarti mengerti dan menspesifikasi dengan detail apa yang sistem Informasi harus kerjakan.” 2.1.3 Pengertian Perancangan Sistem

Menurut Satzinger, Jackson, Burd, Jackson, Burd (2005: 4), “System design means specifying in detail how the many components of the inFormation system should be physically implemented.”

Dapat diartikan bahwa, “Perancangan sistem berarti menspesifikasikan dengan detail bagaimana komponen – komponen dari sistem Informasi seharusnya mengimplementasi secara fisik.”

2.2 Teori – Teori Khusus

2.2.1 Analisa Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Object

Oriented Analysis and Design with the Unified Process

Menurut Satzinger, Jackson, Burd, Jackson, Burd (200: 60) “Object-Oriented Analysis (OOA) defines all of the types of object that the user need to work with and shows what user interactions are required to complete tasks.”

(2)

Dapat diartikan bahwa, “Object-Oriented Analysis (OOA) mendefinisikan semua jenis objek yang diperlukan pengguna untuk bekerja dan menunjukkan apa yang dibutuhkan dalam hubungan timbal-balik pengguna tersebut untuk menyelesaikan tugas – tugas. ”

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 60) “Object-Oriented Design (OOD) defines all of the additional types of objects necessary to communicate with people and devices in the system, shows how the object interact to complete tasks, and refines the definition of each type of objects so it can be implemented with a specific language or environment.”

Dapat diartikan bahwa, “Object-Oriented Design (OOD) mendefinisikan semua tipe – tipe tambahan dari objek – objek yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang – orang dan perangkat dalam sistem, menunjukkan bagaimana objek berinteraksi untuk menyelesaikan tugas, dan menyempurnakan defines masing-masing jenis objek sehingga dapat diimplementasikan dengan bahasa dan kondisi tertentu.”

2.2.1.1 Pengertian UML

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 48) “UML is a standard set of model constructs and notations developed specifically for object-oriented development.”

Dapat diartikan bahwa “UML adalah kumpulan standar model konsep dan notasi yang dikembangakan secara khusus untuk pengembangan objek-orientasi.”

2.2.1.2 Pengertian Activity Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 144), “An activity diagram is simply a workflow diagram that describes the various user (or system) activities, the person who does each activity and the sequential flow of these activities.”

Dapat diartikan bahwa, “Activity Diagram merupakan sebuah workflow diagram sederhana yang menggambarkan kegiatan beberapa pengguna/sistem, orang yang melakukan setiap aktivitas dan alur yang berurutan dalam kegiatan tersebut.”

(3)

2.2.1.3 Pengertian Event Table

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 174), ”An event table include rows and columns, representing event and their details, respectively.”

Dapat diartikan bahwa, “Event table meliputi baris dan kolom, yang mewakili event dan rincian dari masing – masing event.”

2.2.1.3.1 Komponen Event table 2.2.1.3.1.1 Pengertian Event

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 167), “An event occurs at a specific time and place, can be described, and should be remembered by the system.”

Dapat diartikan bahwa, “Event adalah sebuah peristiwa yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu, dapat digambarkan dan patut diingat oleh sistem.”

2.2.1.3.1.1 Pengertian Trigger

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 175), “A signal that tells the system an event has occurred is called the trigger”

Dapat diartikan bahwa, “sinyal yang memberitahukan sistem bahwa event telah terjadi ini disebut trigger”

2.2.1.3.1.2 Pengertian Source

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 175), “source is an external agent that supplies data to the system”

Dapat diartikan bahwa, “source adalah sebuah pihak eksternal yang menyediakan data ke sistem.”

(4)

2.2.1.3.1.3 Pengertian Use Case

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 52) “a use case is an activity the system carries out, usually in response to a request by a user.” Dapat diartikan bahwa, “Use case adalah sebuah aktivitas yang dilakukan oleh sistem, biasanya dalam menanggapi permintaan dari pengguna. ”

2.2.1.3.1.4 Pengertian Responses

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 175), “a responses is an output from the system.”

Dapat diartikan bahwa, “Responses adalah sebuah Informasi dari sistem.”

2.2.1.3.1.5 Pengertian Destination

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 175), “Destination is an external agent that receives data from the system”

Dapat diartikan bahwa, “Destination adalah pihak eksternal yang menerima data dari sistem.” 2.2.1.4 Pengertian Use Case Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 213) “Use case diagram is a diagram showing the various user roles and the way those users interact with the system.”

Dapat diartikan bahwa, “Use case diagram adalah sebuah diagram yang menggambarkan berbagai peranan pengguna dan cara pengguna berinteraksi dengan sistem. ”

2.2.1.4.1 Use Case Description

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 220), “Typically, use case descriptions are written at three separate levels of detail: brief description,

(5)

intermediate description, and fully developed description.”

Yang dapat diartikan bahwa, “Biasanya, use case description ditulis dalam tiga tingkat yang berbeda : brief description, intermediate description, dan fully developed description”

2.2.1.4.1.1 Brief Description

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 220), “A brief description can be used for very simple use cases, especially when the system to be developed is also a small, well-understood application.”

Yang dapat diartikan bahwa, “brief description dapat digunakann untuk use case yang sederhana, terutama sewaktu sistem dikembangakan tersebut kecil dan aplikasi yang di mengerti.

2.2.1.4.1.2 Intermediate Description

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 221), “The intermediate-level use case description expands the brief description to include the internal flow of activities for the use case.”

Yang dapat diartikan bahwa, “tingkatan intermediate di use case description yang mengembangkan brief description sehingga dapat menyertakan aliran kegiatan internal pada use case.”

(6)

2.2.1.4.1.3 Fully Developed Description

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 221), “The fully developed description is the most Formal method for documenting a use case.” Yang dapat diartikan bahwa, “Fully developed description adalah metode yang paling Formal untuk mendokumentasikan sebuah use case”

2.2.1.4.2 Simbol Use Case Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2011: 81), “A simple stick figure is used to represent an actor. The stick figure is given a name that characterizes the role the actor is playing. The use case itself is represented by an oval with the name of the use case inside. The connecting line between the actor and the use case indicates that the actor is involved with the use case.”

Dapat diartikan bahwa, “Sebuah bentuk orang sederhana yang mewakili aktor. Bentuk orang diberi nama untuk mengkarakteristikkan peranan dari aktor tersebut. use case itu sendiri diwakili bentuk oval dengan nama didalam use case. Garis yang menghubungkan antara aktor dan indikasi use case dimana aktor tersebut terlibat dalam use case.”

2.2.1.4.3 Pengertian Aktor

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 214), “The actor is the person or thing that actually touches or interacts with the system.”

(7)

Dapat diartikan bahwa, “Aktor adalah seorang atau hal yang benar – benar menyentuh atau berinteraksi dengan sistem.”

2.2.1.5 Pengertian CRUD

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 199), “CRUD is acronym of create, read, update, and delete.”

Dapat diartikan bahwa, “CRUD adalah singkatan dari create, read, update, dan delete.”

2.2.1.5.1 CRUD Matrix

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 202), “CRUD Matrix is useful for cross-checking that all of the required use cases have been identified.”

Dapat diartikan bahwa, “CRUD Matrix sangat berguna digunakan untuk pemeriksaan kembali bahwa semua use case yang dibutuhkan telah teridentifikasi.” 2.2.1.6 Pengertian Domain Model Class Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 184), “the domain model class diagram is a UML diagram that shows the things that are important in the users work : the problem domain classes, the association, and their attributes.”

Dapat diartikan bahwa, “Domain model class diagram adalah sebuah diagram UML yang menampilkan hal yang penting dalam pekerjaan pengguna : masalah domain class, hubungan, dan atribut”

2.2.1.6.1 Notasi Domain Model Class Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 185), “The class symbol is a rectangle with three sections. The top section contains the name of the class, the middle section lists the attributes of the class, and the bottom section lists the important methods of the class.”

(8)

Dapat diartikan bahwa, “simbol dari class adalah persegi panjang dengan tiga bagian. Bagian paling atas berisi nama dari class, di bagian tengah adalah daftar atribut dari class, dan bagian paling bawah adalah daftar method yang penting dari class.”

2.2.1.6.2 Pengertian Class

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 63) “The class defines what all objects of the class represents.”

Dapat diartikan bahwa “Class mendefiniskan apa saja objek – objek yang melambangkan class tersebut.” 2.2.1.6.3 Pengertian Atribut

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 62) “Attributes is an object characteristic that have values, such as the sizes, shape, color, location, and caption of a button or label or the name, address, and phone number of a Customer.”

Dapat diartikan bahwa “atribut merupakan karakteristik objek yang memiliki nilai – nilai, seperti ukuran, bentuk, warna, lokasi dan keterangan dari class tersebut seperti label, nama, alamat, dan nomor telepon pelanggan. ”

2.2.1.6.4 Pengertian Methods

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 62) “Methods is a behaviors or operation that describes what an object is capable of doing.”

Dapat diartikan bahwa, “Methods adalah perilaku atau pekerjaan yang menjelaskan apa yang dapat dilakukan oleh objek tersebut. ”

(9)

2.2.1.6.5 Relasi dalam Class Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 181-182), “An association is a naturally occurring relationship among specific things. Association between things apply in two direction. The number of associations that occur is referres to as the multiplicity of the association. Multiplicity can be one to one or one to many.”

Dapat diartikan bahwa, “Asosiasi adalah sebuah hubungan yang terjadi secara alami antara hal – hal tertentu yang bersifat dua arah. Jumlah asosiasi yang terjadi antar hubungan tersebut mengacu pada multiplisitas asosiasi.multiplisitas yang terjadi dapat berupa one to one atau one to many. ”

2.2.1.7 Pengertian Statechart Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 214), “A statechart diagram is composed of ovals representing statuses of an object and arrows representing its transitions.”

Yang dapat diartikan bahwa, “Statechart diagram terdiri dari suatu bentuk oval yang menunjukkan status dari suatu objek dan anak panah yang menunjukkan transisinya.”

2.2.1.7.1 Komponen Statechart Diagram

2.2.1.7.1.1 Pseudostate

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 237), “The starting point of the statechart is a black dot, which is called a pseudostate”

Yang dapat diartikan bahwa, “titik mulai dari statechart adalah titik bulat hitam, yang disebut pseudostate”

(10)

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 238), “A state of an object is a condition that occurs during its life when it satisfies some criterion, perForms some action, or waits for an event.”

Yang dapat diartikan bahwa, “State dari sebuah objek adalah suatu kondisi selama kejadian itu berlangsung ketika kejadian tersebut memenuhi kriteria, menjalankan beberapa tindakan, atau menunggu sebuah event. ”

2.2.1.7.1.3 Transition

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 238), “A Transition is the movement an object from one state to another state.”

Yang dapat diartikan bahwa, “Suatu Transition adalah perpindahan sebuah objek dari satu keadaan ke keadaan yang lain.”

2.2.1.7.1.4 Destination State

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 238), “Destination state is the state to which an object moves during a transition.”

Yang dapat diartikan bahwa, “Destination state adalah suatu keadaan dimana sebuah objek berpindah selama masa transisi”

2.2.1.7.1.5 Origin State

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 238), “Origin state is a original state of an object, from which a transition occurs”

Yang dapat diartikan bahwa, “Origin state adalah keadaan semula dari suatu objek, dari mana transisi itu terjadi.”

(11)

2.2.1.7.1.6 Message Event

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 238), “Message event is a trigger for a transition, which causes an object to leave its original state.”

Yang dapat diartikan bahwa, “Message event adalah suatu pemicu untuk transition, yang mana dikarenakan suatu objek telah meninggalkan original state”

2.2.1.7.1.7 Guard Condition

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 238), “The guard condition is a qualifier or test on the transition and it is simply a true/false condition that must be satisfied before the transition can fire”

Yang dapat diartikan bahwa, “Guard Condition adalah kualifikasi atau uji pada transisi dan itu hanyalah sebuah kondisi benar/salah yang harus dipenuhi sebelum transisi dapat dipecat” 2.2.1.7.1.8 Action-Expression

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 239), “The action-expression is a description of the activities to be perFormed.”

Yang dapat diartikan bahwa, “Action-expression merupakan penjelasan dari aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan.”

2.2.1.7.1.9 Concurrency State

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 239), “The condition of being in more than one state at a time is called Concurrency State.”

(12)

Yang dapat diartikan bahwa, “kondisi dimana ada lebih dari satu state dalam suatu waktu disebut Concurrency state.”

2.2.1.7.1.10 Path

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 239), “A path is a sequential set of connected state and transtitions.”

Yang dapat diartikan bahwa, “path adalah sekumpulan urutan dari state dan transisi yang terhubung.”

2.2.1.7.1.11 Composite State

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 239), “Composite state is a state containing multiple levels and transition.”

Yang dapat diartikan bahwa, “Composite state adalah state yang berisi beberapa tingkatan dan transisi.”

2.2.1.8 Pengertian System Sequence Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 213), “System Sequence Diagram is a diagram showing the sequence the messages between an external actors and the system during a use case or scenario.”

Yang dapat diartikan bahwa, “System Sequence Diagram merupakan sebuah diagram yang menunjukkan urutan pesan antara aktor eksternal dan sistem selama use case atau skenario”

2.2.1.9 Network Design

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 283), “Network are used throughout organizations today. As a result, many development projects involve network design. Network planning and design are critical issues for any multitiered system.”

Dapat diartikan bahwa, “Network digunakan diseluruh organisasi pada saat ini. Akibatnya, banyak pengembangan proyek melibatkan

(13)

network design. Perencanaan dan desain network merupakan isu penting untuk beberapa tingkat dari sistem. ”

2.2.1.10 Pengertian Communication Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 334), “Communication Diagram are useful for showing different view of the use case-one that emphasizes coupling”

Yang dapat diartikan bahwa, “Communication diagram berguna untuk menampilkan perbedaan tampilan dari use case yang menekankan hubungan.”

2.2.1.11 Rancangan Database

Menurut Connolly & Begg (2010: 320), “Database Design is the process of creating a design that will support the enterprise’s mission statement and mission objectives for the required database system.”

Dapat diartikan bahwa, “Rancangan database adalah suatu proses menciptakan desain yang akan mendukung misi perusahaan dan tujuan misi untuk kebutuhan sistem database. ”

2.2.1.11.1 Tahapan Perancangan Sistem

Menurut Connoly dan Begg (2010: 322), “Database design is made up of three main phases:

Conceptual database design: The process of constructing a model of the data used in an enterprise independent of all physical considerations.

Logical database design: The process of constructing a model of the data used in a enterprise based on a specific data model, but independent of a particular DBMS and other physical considerations

Physical database design: The process producing a description of the implementations of the database on secondary storage; it describes the base relations, file organizations, and indexes used to achieve efficient

(14)

access to the data and any associated integrity constraints and security measures.

Dapat diartikan bahwa, “Desain database dibuat berdasarkan tiga fase utama :

Conceptual database design : Proses membangun sebuah model dari data yang digunakan dalam suatu perusahaan independen dari semua pertimbangan fisik.

Logical database design : Proses membangun sebuah model dari data yang digunakan dalam perusahaan berdasarkan pada model data yang spesifik, tetapi independen dari DBMS tertentu dan pertimbangan fisik lainnya.

Physical database design : Proses memproduksi yang menjelaskan implementasi dari database pada penyimpanan sekunder, itu menggambarkan relasi dasar, file organisasi, dan indeks yang digunakan untuk mencapai akses yang efisien terhadap data dan setiap kendala integritas terkait dan langkah – langkah keamanan.”

2.2.1.12 SQL

Menurut Connoly dan Begg (2010: 184), “SQL (Structured Query Language) is an example of transForm-oriented language, or language designed to use relations to transForm inputs into required outputs.”

Dapat diartikan bahwa, “SQL (structured Query Language) adalah sebuah contoh dari transForm-oriented language, atau bahasa yang di desain untuk menggunakan relasi untuk mengubah input menjadi output yang diinginkan. ”

(15)

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 339-340), “A package diagram in UML is simply a high level diagram that allows designer to associate classes of related groups.”

Dapat diartikan bahwa, “Package diagram di UML adalah diagram tingkat tinggi yang sederhana yang memperbolehkan desainer untuk mengasosiasikan kelas – kelas dari kelompot yang berhubungan. ” 2.2.1.14 Interface

2.2.1.14.1 Pengertian User Interface

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 442), “The parts of an Information system requiring user interaction to create inputs and outputs.”

Dapat diartikan bahwa, “Bagian dari Sistem Informasi yang membutuhkan interaksi pengguna untuk membuat input dan output.”

2.2.1.14.2 Pengertian Storyboarding

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 460), “A technique to document dialog designs by showing a sequence of sketches of the display screen.”

Dapat diartikan bahwa, “suatu teknik untuk mendesain dokumen – dokumen yang berhubungan dengan menampilkan urutan dari sketsa – sketsa yang dipertunjukan dilayar.”

2.2.1.14.3 System Output

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 497), “The primary objective of system output is to present inFormation in the right place at the right time to the right people.”

Dapat diartikan bahwa, “Tujuan utama dari sistem output adalah untuk menyajikan Informasi di tempat yang tepat pada waktu yang tepat dan orang yang tepat.”

(16)

2.2.1.14.4 System Interface

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 442), “The parts of inFormation system involving inputs and outputs that require minimal human intervention.”

Dapat diartikan bahwa, “bagian dari sistem Informasi melibatkan input dan output yang membutuhkan sedikit campur tangan manusia”

2.2.1.15 System Security and Control

2.2.1.15.1 Pengertian Pengendalian

Menurut Carter, Usry ( 2005: 6 ) “ Pengendalian adalah usaha sistematis manajemen untuk mencapai tujuan.” 2.2.1.15.2 Pengertian Integrity Controls

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 507), “Mechanisms and procedures that are built into an application system to safeguard inFormation contained within it.”

Dapat diartikan bahwa, “Mekanisme dan prosedur yang dibangun didalam sistem aplikasi untuk melindungi Informasi yang ada didalamnya”

2.2.1.15.3 Pengertian Security Control

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 513), “Mechanisms usually provided by the operating system or environment to protect the data and processing systems from malicious attack.”

Dapat diartikan bahwa, “Mekanisme yang biasanya disediakan oleh sistem operasi atau lingkungan untuk melindungi data dan sistem proses dari ancaman.” 2.2.1.16 Pengertian Persediaan

Menurut Fraser dan Ormiston ( 2009: 52 ), “ inventory are items held for sale or used in the manufacture of products that will be sold.

(17)

Yang terjemahannya menjadi, persediaan adalah barang – barang yang dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam pembuatan produk yang akan dijual.

2.2.1.17 Metode – Metode Persediaan

Menurut Reeve, M. James et al (2009: 348), “Saat unit yang identik dari suatu barang dibeli dengan biaya per unit yang berbeda dalam periode tertentu, maka perlu dibuat asumsi arus biaya. Dalam hal ini, metode FIFO, LIFO atau biaya rata – rata digunakan”

1) Metode FIFO

Kebanyakan perusahaan menjual barang berdasarkan urutan yang sama dengan saat barang dibeli. Hal ini terutama dilakukan untuk barang yang tidak tahan lama dan barang yang mode dan modelnya sering berubah. Saat metode FIFO dari biaya persediaan digunakan, biaya dimasukkan dalam harga pokok penjualan dengan urutan yang sama saat biaya tersebut terjadi.

2) Metode LIFO

Saat metode LIFO digunakan dalam sistem persediaan perpetual, biaya unit yang terjadi merupakan biaya dari pembelian yang terakhir.Penggunaan metode LIFO awalnya dibatasi pada situasi yang sangat jarang di mana unit yang terjual diammbil dari barang yang diperoleh paling akhir. 3) Biaya rata – rata

Saat metode biaya rata – rata digunakan dalam sistem persediaan perpetual, biaya unit rata – rata untuk setiap jenis barang dihitung setiap kali terjadi pembelian. Kemudian, biaya unit ini digunakan untuk menghitung biaya setiap penjualan sampai pembelian lain dilakukan dan biaya rata – rata yang baru dihitung. Teknik rata – rata seperti ini disebut rata – rata bergerak. Karena metode biaya rata – rata jarang digunakan dalam sistem persediaan perpetual

(18)

2.2.1.18 Pengertian Penjualan

Menurut Mulyadi (2008: 202), “Penjualan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh penjual dalam menjual barang atau jasa dengan harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi-transaksi tersebut dan penjualan dapat diartikan sebagai pengalihan atau pemindahan hak kepemilikan atas barang atau jasa dari pihak penjual ke pembeli.”

2.2.1.18.1 Penjualan Tunai

Menurut Reeve, M. James et al (2009: 261), “A business may sell merchandise for cash. Cash sales are normally entered (rung up) on a cash register and recorded in the accounts.” 2.2.1.18.2 Penjualan Kredit

Menurut Reeve, M. James et al (2009: 262), “A business may sell merchandise on account. The seller record such sales as a debit to Accounts Receivable and a credit to Sales.”

2.2.1.19 Pengertian Jurnal Penjualan

Menurut Mursyidi (2010: 14), “Jurnal Penjualan adalah Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi-transaksi penjualan barang secara kredit.”

2.2.1.20 Pengertian Jurnal Umum

Menurut Reeve, James, M., et al (2012: 57) “Using the rules of debit and credit, transaction are initially entered in a record called a journal. In This way, the journal serves a record of when transaction occurred and were recorded.”

2.2.1.21 Analisis Kredit

Menurut Reeve, James, M., et al (2009: 782), “A company’s ability to collect its accounts receivable is called accounts receivable analysis. It includes the computation and analysis of the following:

1. Account Receivable turnover

(19)

2.2.1.22 Prinsip Penilaian Kredit

Menurut Kassmir (2008: 10)Di dalam pemberian kredit terdapat prinsip-prinsip Penilaian kredit terhadap Customer dilihat dari :

1. Character adalah sifat atau watak calon customer harus benar-benar dipercaya. Dilihat dari latar belakang pekerjaan dan latar belakang pribadi customer.

2. Capacity (Capability) untuk melihat kemampuan calon customer dalam membayar kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba.

3. Capital untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki customer.

4. Colleteral merupakan jaminan yang diberikan calon customer baik yang bersifat fisik maupun non fisik.

5. Condition untuk menilai kondisi ekonomi sekarang dan yang akan datang sesuai sektor masing-masing.

2.2.1.23 Aspek Penilaian Kredit

Menurut Kaasmir (2008: 11)Aspek-aspek yang dinilai antara lain 1. Aspek hukum

Yang dinilai dalam aspek ini adalah masalah legalitas badan usaha serta keabsahan dari dokumen – dokumen yang diajukan oleh pemohon kredit.

Penilaian aspek hokum ini dimaksudkan agar dokumen yang diajukan bukan merupakan dokumen palsu atau dalam kondisi sengketa. Penilai aspek hokum ini meliputi :

- Akte notaries

- Kartu tanda penduduk ( KTP ) - Tanda daftar perusahaan ( TDP ) - Izin usaha

(20)

- Dll

2. Aspek Pemasaran

Yang dinilai dalam aspek ini adalah permintaan terhadap produk yang dihasilkan sekarang ini dan dimasa yang akan datang prospeknya bagaimana. Yang perlu diteliti dalam aspek ini adalah :

- Pemasaran produknya minimal 3 bulan yang lalu atau 3 tahun yang lalu

- Rencana penjualan produksi minimal 3 bulan atau 3 tahun yang akan datang

- Peta kekuatan pesaing yang ada - Prospek produk secara keseluruhan 3. Aspek keuangan

Yang dinilai dalam aspek ini adalah sumber – sumber dana yang dimiliki untuk membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut. Criteria kelayakan investasi mancakup :

- Rasio – rasio keuangan - Payback period

- Net present value (NPV) - Breakevent point ( BEP ) 4. Aspek Teknis atau Operasi

Aspek ini membahas masalah yang berkaitan dengan produksi seperti kapasitas mesin yang digunakan, masalah lokasi, layout ratio, dan mesin – mesin termasuk jenis mesin yang digunakan

5. Aspek manajemen

Untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya manusia yang dimiliki serta latar

belakang pengalamanan sumber daya manusianya. 6. Aspek sosial ekonomi

(21)

Yang dinilai dari aspek ini adalah mengenai dampaknya terhadap perekonomian dan masyarakat umum, seperti :

- Meningkatkan ekspor barang - Mengurangi pengangguran

- Meningkatkan pendapatan masyarakat - Tersediana sarana dan prasaran

- Membuka isolasi daerah tertentu 7. Aspek AMDAL

yang dinilai dari aspek ini adalah menyangkut analisis perhitungan baik darat, air, atau udara jika proyek atau usaha trrsebut dijalankan. Analisis ini dilakukan secara mendalam apakah apabila kredit tersebut disalurkan, maka proyek yang dibiayai mencemarkan lingkungan yang disekitarnya.

(22)

Kerangka Pikir

Gambar

Gambar 2.1 Gambar Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Lambang Organisa.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat hubungan dengan kategori sedang antara budaya organisasi yang selama ini dilaksanakan pada Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan

Pada jangka pendek yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan gagasan ini adalah peninjauan kembali terhadap program pemerintah tentang bantuan Raskin (bantuan beras untuk

CO pada paru-paru mempunyai afinitas dengan hemoglobin sekitar 200 kali lebih kuat dibandingkan dengan afinitas yang terdapat pada HbO 2 , sehingga setiap menghirup asap

Komisaris yang ada yaitu sampai dengan penutupan RUPS Tahunan yang diselenggarakan pada tahun 2017 dengan tidak mengurangi hak dari Rapat Umum Pemegang Saham untuk

These programs provided a large amount of great information on how to make extra money on your computer doing very little work. Numerous customers had provided great feedback

menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup Simulasi dan Komuniksasi Digital,

Dari hasil analisis, diketahui bahwa mayoritas peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Sungai Ambawang yang menjadi subjek dalam penelitian ini memiliki tingkat