Stock Call
MANIS DARI HULU KE HILIR
Kami rekomendasi buy untuk PT Salim Ivomas Tbk (SIMP) dalam Stock Call ini, Beberapa investment thesis yang menjadi pertimbangan kami diantaranya 1) Model bisnis yang terintegrasi 2) Ekspansi bisnis Sugar Cane. 3) Produk yang terdiversifikasi. Valuasi target harga untuk 12 Mo ke depan dengan menggunakan metode Discounted Cashflow sebesar IDR 1,530/saham yang mengindikasikan P/E’12F &’13F 14.59x dan 13.29x serta EV/EBITDA’12F & ‘13F 7.46x dan 6.87x.
Model Bisnis yang Terintegrasi. Perseroan merupakan bagian dari grup
Indofood yang sudah memiliki track record baik dimana jaringan distribusi grup dijadikan sarana penjualan produk Edible Oil & Fat. Model bisnis yang terintegrasi dengan 78% CPO Processed dari internal memberikan kestabilan gross margin perseroan dengan rata-rata 34%.
Ekspansi bisnis Sugar Cane. Tingkat konsumsi gula domestik yang
masih tinggi dimana hampir lebih 50% nya dipenuhi dari Impor mendorong perseroan untuk ekspansi di bisnis gula. Penambahan lahan ditargetkan menjadi 18.000 ha dalam 2 tahun dan diharapkan akan memberikan kontribusi penjualan diatas 10%.
Produk yang terdiversifikasi. Produk perseroan terbagi dalam dua divisi
(Plantations dan Edible Oil & Fat). Divisi plantations yang merupakan bagian
Up stream menyediakan hasil produk CPO, Karet, Gula dan lainnya sedangkan
Divisi Edible Oil & Fat sebagai bagian Down stream dengan produk jadi
branded sekaligus dalam saluran distribusi ke konsumen. Kontrbusi penjualan
masing-masing divisi didominasi oleh Edible Oil & Fat sekitar 70% dan 28% divisi Plantations. Kami perkirakan komposisi kontribusi Edible Oil & Fat masih dominan ke depan karena tren permintaan yang masih positif serta larangan dari pemerintah untuk penggunaan minyak curah.
Valuasi. Kami menggunakan metode DCF dalam valuation saham SIMP,
dimana 12Mo target harga yang dihasilkan sbesar IDR 1,530/ saham. Target harga tersebut mencerminkan P/E’12F 14.59x dan P/E’13F 13.29x serta EV/EBITDA ‘12F 7.46x dan EV/EBITDA ‘13F 6.87x. Kami rekomendasi Buy untuk SIMP dengan upside potential sekitar 23%.
Company Description:
PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) merupakan bagian dari Grup Indofood yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit, karet, tebu dan pengolahannya. Dalam menjalankan operasionalnya perseroan didukung dengan model bisnis integrasi vertikal dimana menjalankan bisnis dari hulu hingga hilir serta dibagi dalam 2 divisi (plantations dan Edible Oil& Fat).
Stock Data
52 -week Low/High (IDR) 1,060/1,480 Mkt Cap IDR (Reuters, bn) 20,403 Shares (mn) 15,816
Share Holders:
Indofood Agri Resources 72,00% PT Indofood Sukses Makmur Tbk 6,40% Public 21.60%
SALIM IVOMAS PRATAMA
11 Oktober 2012 BUY
Price (10 Okt. 2012) : IDR 1.240
Target Price : IDR 1,530
Ticker : SIMP
Sector : Plantation
Arief Fahruri
arief.fahruri@megaci.com
Exhibit 1. Key Valuations & Forecasting
2011 2012F 2013F 2014F
Reveneue (IDR bn 12,605 14,224 16,154 18,811 Gross Profit (IDR bn) 4,342 4,601 4,945 5,791 EBITDA (IDR bn) 3,937 3,591 3,903 4,742 Net Profit (IDR) 1,667 1,655 1,817 2,253 EPS (IDR) 115 105 115 142 ROA 7% 6% 6% 6% ROE 13% 12% 11% 12% DER (x) 0.81 0.87 0.87 0.83 EV/EBITDA (x) 6.81 7.46 6.87 5.65 EV/EBIT (x) 6.87 7.53 6.92 5.69 P/E (x) 19.57 14.59 13.29 10.71 800 950 1100 1250 1400 1550 1700 10/10/2011 1/10/2012 4/10/2012 7/10/2012
Model Bisnis yang Terintegrasi
Perseroan merupakan bagian dari grup Indofood yang bergerak di sektor perkebunan dibawah Indofood Agri. Sebagian bisnis perkebunan yang dikelola indofood grup adalah perkebunan kelapa sawit yang tersebar di Indonesia.
Jaringan distribusi grup juga dijadikan sarana penyaluran produk perseroan sehingga memperkuat saluran pemasaran diberbagai wilayah. Jaringan distribusi produk Indofood juga menjadi kekuatan untuk mendukung distribusi penjualan produk perseroan sehingga efisiensi atas dukungan grup sebagai intergasi vertikal perseroan meningkatkan margin yang dihasilkan dimana secara historis gross margin sekitar 34%
Integrasi vertikal yang menjadi model bisnis perseroan tercermin dari CPO yang diproses oleh perseroan berasal dari kebun milik sendiri. Per akhir 2011 sekitar 78% processed
TBS berasal dari perkebunan internal. Divisi Hulu yang dimulai dari divisi R&D, Benih,
Perkebunan dan pengolahan diikuti oleh divisi hilir yang dioperasikan melalui bagian refineries untuk menjadi produk akhir dan selanjutnya didistribusikan melalui jaringan grup perseroan menjadikan model bisnis yang kuat untuk kelangsungan usaha.
Stock Call
11 Oktober 2012 30% 33% 34% 37% 34% 2007 2008 2009 2010 2011 Gross Margin Exhibit 2. Gross MarginSumber: Perseroan R& D Seed Plantation M ills Ref iner ies Product Distr ibuton C SR Sumber: Perseroan Exhibit 3. Model Bisnis
Ekspansi segmen Sugar cane
Prospek permintaan gula
Gula yang merupakan soft komoditas memiliki tingkat permintaan cukup tinggi khususnya domestik. Indonesia termasuk konsumen terbesar kedua gula setelah Amerika Latin. Harga gula telah mengalami kenaikan sekitar 15% di tahun 2011 dibandingkan tahun 2010. Kenaikan harga gula sebagai akibat tingginya permintaan ditengah kapasitas produksi gula nasional yang tergolong flat dalam dua tahun terakhir (2,31 juta ton/tahun), sehingga pemerintah harus mengimpor gula untuk memenuhi kebutuhan nasional.
Pertumbuhan produksi gula nasional sempat mengalami peningkatan pada tahun 2007dan 2008 dan kembali turun dalam 2 tahun terakhir. Penurunan produksi diakibatkan turunnya luas area lahan tebu yang sebagian petani mengalihkan untuk penanaman komoditas lainnya. Sehingga dalam 7 tahun terakhir produksi gula hanya tumbuh 0.7%/ tahun dan tidak sebanding dengan kebutuhan konsumsi domestik yang mencapai 5 juta ton/ tahun (22 kg/ kapita) per tahun 2011. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut pemerintah harus mengimpor gula sekitar 55% dari luar untuk memenuhi konsumsi domestik.
Seiring laju pertumbuhan penduduk yang juga akan meningkatkan permintaan gula mendorong pemerintah menargetkan swasembada gula di tahun 2014 mengingat sebagian besar kebutuhan gula masih dipasok dari impor. Pemerintah juga menerapkan regulasi untuk mendorong pertumbuhan industri gula nasional dengan pembatasan kuota impor serta kenaikan harga gula untuk menarik minat produsen dari lokal masuk di bisnis gula. Melihat masih tingginya permintaan gula, perseroan juga berencana meningkatkan baik dari luas lahan maupun kapasitas produksi dalam pengolahannya.
Stock Call
11 Oktober 2012 2.1 2.2 2.2 1.9 1.8 1.8 1.8 1.9 2.0 2.1 2.2 2.3 2.6 2.7 2.3 2.3 497 400 378 405 391 389 394 375 340 345 382 396 428 437 423 429 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 100 200 300 400 500 600 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10Juta (Ton) Ribu (Ha)
Exhibit 4. Luas & produksi gula
Penambahan lahan dan kapasitas produksi
Per akhir desember 2011 total lahan perkebunan tebu yang dimiliki perseroan seluas 12.255 ha di wilayah sumatra selatan. Perseroan menargetkan penanaman hingga 18.000 ha dalam 2 tahun mendatang. Disamping itu, perseroan juga tengah membangun pabrik serta faslilitas penyulingan gula dengan kapasitas 8.000 TCD di Sumatra Selatan. Total kapasitas pengolahan tebu per tahun pabrik di wilayah ini mencapai 1,44 juta ton.
Perluasan kapasitas pabrik dan fasilitas penyulingan gula juga dikembangkan di Jawa Tengah hingga 4.000 TCD serta kapasitas pengolahannya dari 540.000 ton menjadi 720.000 ton dan sudah berjalan di pertengahan semester kedua tahun ini. Total kapasitas pengolahan tebu di wilayah Jawa Tengah ini mencapai 1,98 juta ton .
Stock Call
11 Oktober 2012
Exhibit 5. Planted area
Luas areal perkebunan tebu perseroan masih sekitar 5% dari total lahan perkebunan yang dimiliki dimana sebagian besar didominasi oleh lahan kelapa sawit sekitar 85%. Lahan inti perseroan sekitar 254.000 ha dan plasma kurang lebih 85.700 ha. Sedangkan lahan karet mencapai 9% diikuti tanaman lainnya sekitar 1% untk teh, kelapa dan coklat. Sekitar 27% (Immature) dan 16% (4-6 tahun) merupakan tanaman kelapa sawit yang belum menghasilkan dan diperkirakan akan mencapai masa usia produktif dalam tiga hingga empat tahun ke depan sehingga akan memberikan kontribusi peningkatan kapasitas produksi perseroan.
Untuk pengolahan hasil perkebunan, perseroan memiliki 20 pabrik kelapa sawit dengan kapasitas total pengolahan sebesar 4.6 juta ton/ tahun di Wilayah Sumatra dan Kalimantan. Peningkatan produksi TBS terus diupayakan melalui pembangunan 2 pabrik yang akan selesai di tahun 2012 dan 2013 di Sumatra Selatan dan Kalimantan dengan kapasitas 40 ton TBS/jam guna mendukung target ekpansi penanaman baru seluas 15.000 -20.000 ha di tahun depan.
Stock Call
11 Oktober 2012
Sumber: Company Exhibit 6. Planted area
Nucleus 75% Plasma 25% 85% 9% 5%1% Oil Palm Rubber Sugar cane Others 27% 16% 34% 23% Immature 4 - 6 years 7-20 years > 20 years Sumber: Company Exhibit 8. Planted Age
Produk yang terdiversifikasi
Perseroan secara umum membagi dua kelompok produk yang dihasilkan dalam dua segmen, yaitu segmen plantations (perkebunan) dan segmen Edible Oil dan Fat (Minyak dan lemak). Secara keseluruhan sejak tahun 2008-2011 segmen Edible Oil & Fat mendominasi dari kontribusi penjualan perseroan. Kontribusi segmen Edible Oil & Fat naik menjadi sekitar 70% untuk tahun 2010 dan 2011 setelah peningkatan kapasitas produksi untuk penyulingan dan pengolahan kelapa sawit di wilayah Tanjung Priok dengan kapasitas 420.000 ton.
Produk-produk yang dihasilkan perseroan dijual baik untuk pasar domestik dan internasional dengan brand yang sudah di kenal luas oleh masyarakat seperti Bimoli,Delima, Simas dan lainnya. Produk Edible Oil & Fat yang dimiliki perseroan termasuk produk minyak goreng, margarin, lemak nabati, minyak kelapa (CNO) serta derivatif lainnya.
Stock Call
11 Oktober 2012 45% 43% 30% 28% 55% 57% 70% 72% 2008 2009 2010 2011Plantations Edible Oil & Fat
Exhibit 7. Sales Contribution
Sumber: Company
Sumber: Company Exhibit 8. Produk segmen Edible Oil & Fat
Industri Perkebunan Sawit
Konsumsi Edible oil khusunya minyak sawit didominasi negara-negara berkembang dengan jumlah penduduk yang besar. Per tahun 2011 India merupakan negara dengan konsumsi minyak sawit terbesar di dunia diikuti Indonesia dan China serta sebagian Eropa. Selama tahun 2011 konsumsi minyak sawitnya mencapai 7.7 juta ton/ tahun diikuti Indonesia 7.1 juta ton dan China 6.2 juta ton.
Konsistensi pertumbuhan konsumsi minyak sawit dunia sebagai minyak nabati serta kebutuhan industri biodiesel diikuti juga oleh kenaikan produksi dimana dalam kurun waktu 10 tahun terakhir produksi minyak sawit dunia sudah mencapai dua kali lipat. Permintaan minyak sawit dunia dalam jangka panjang akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Indonesia khususnya.
Stock Call
11 Oktober 2012 25.3 27.7 30 33.5 35.8 37.3 41.1 44 45.9 47.7 50.3 24.1 26.5 28.5 31.4 33.2 35.3 38.4 41.1 43.4 46.3 48.7 0 10 20 30 40 50 60 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011CPO Production CPO Consumption
Exhibit 9. CPO production & Consumption (juta ton)
Sumber: USDA 2011 2012F % growth India 7,700 7,950 3% Indonesia 7,126 7,870 10% China 6,190 6,400 3% Eropa 5,150 5,070 -2% Malaysia 3,587 3,500 -2% Pakistan 2,150 2,195 2% Nigeria 1,240 1,295 4% Bangladesh 1,175 1,075 -9% United States 1,145 1,093 -5% Thailand 1,135 1,135 0% Sumber: USDA Exhibit 10. CPO Consumption & Projection (juta ton)
Untuk harga minyak sawit dalam sepuluh tahun terakhir mengalami koreksi cukup dalam ketika tahun 2008 dimana harga komoditas anjlok akibat krisis di Amerika. Secara historis harga rata-rata minyak sawit dunia berada pada level $631/ MT. Kenaikan harga mulai pulih mulai awal september 2009 dan hingga saat ini berada pada kisaran harga $900—$1000/ MT.
Saat ini harga CPO sedang mengalami tren pelemahan sebagai akibat kenaikan stok serta puncak produksi di bulan oktober hingga akhir tahun. Penurunan harga juga sebagai akibat lemahnya permintaan di Eropa dan China serta ekspektasi penurunan kuota Impor dari India. Namun kami melihat dalam jangka pendek harga CPO akan tertekan akibat sentimen ini dan diperkirakan akan naik dalam jangka menengah dan panjang seiring permintaan di akhir tahun dan awal tahun menjelang perayaan di India dan China yang akan meningkatkan harga CPO. Disamping itu Indonesia dan Malaysia berencana melakukan kerjasama terkait supply untuk menstabilkan harga CPO yang saat ini mengalami koreksi mendekati level RM2000/ MT.
Stock Call
11 Oktober 2012 100 300 500 700 900 1100 1300 1500 M ar -0 2 A u g-0 2 Ja n -0 3 Ju n -0 3 No v -0 3 A p r-0 4 Se p -0 4 F eb -0 5 Ju l-0 5 D ec -0 5 M ay -0 6 O ct -0 6 M ar -0 7 A u g-0 7 Ja n -0 8 Ju n -0 8 No v -0 8 A p r-0 9 Se p -0 9 F eb -1 0 Ju l-1 0 D ec -1 0 M ay -1 1 O ct -1 1 M ar -1 2 A u g-1 2CPO Price Average
100 300 500 700 900 1100 1300 1500 Aug -02 Ja n -03 Jun -03 N o v -03 Ap r-04 Se p -04 Fe b -05 Ju l-05 D ec -05 Ma y -06 Oct -06 Ma r-07 Aug -07 Ja n -08 Jun -08 N o v -08 Ap r-09 Se p -09 Fe b -10 Ju l-10 D ec -10 Ma y -11 Oct -11 Ma r-12 Aug -12
CPO Price Soybean oil Exhibit 11. CPO price ($)
Exhibit 12. CPO & Soybean oil price ($)
Sumber: USDA
Sekilas tentang Salim Ivomas
Perseroan berdiri pada tahun 1992 dan menjadi bagian dari Grup Indofood pada tahun 1997. Pada tahun 2005 perseroan mengakuisisi lahan seluas 36.000 ha di wilayah Kalimantan dan diikuti tahun berikutnya dengan mengakuisisi di wilayah Sumatra dan Kalimantan lagi menjadi 224.000 ha serta merger menjadi perusahaan perkebunan yang terintegrasi. Tahun 2007 perseroan mengakuisisi PT PP London Sumatra Indonesia Tbk se-banyak 56.4% dengan luas lahan meningkat menjadi 400.000 ha serta Pemegang saham utama perseroan, Indo-Agri listing di Bursa Efek Singapura. Di tahun 2008 perseroan melakukan ekspansi di bisnis gula dengan menga-kuisisi 60% kepemilikan saham PT Lajuperdana Indah serta meningkatkan land bank di Sumatra Selatan dan Kalimantan Tengah menjadi 483.000 ha. Guna mendukung ekpansi, perseroan menerbitkan Obligasi berjangka 5 tahun senilai Rp730 miliar serta peningkatan kepemilikan di PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) men-jadi 59.5% di tahun 2010. Terakhir di tahun 2011 perseroan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indone-sia dengan meraih dana sebesar Rp3.3 triliun.
Stock Call
11 Oktober 2012
INDF
INDOAGRI
INDOFOOD SINGAPORE HOLDINGS PTE.LTD Publik
Minority Interest Publik
Publik 6.7% 83.8% 69.5% 72.0% 59.5% 30.5% 1.3% 20.0% 40.5%
Exhibit 13. Struktur Kepemilikan
Manajemen
Presiden Komisaris : Tjhie The Fie (Thomas Tjhie)
Komisaris : Axton Salim
Komisaris Independen : Hendra Susanto Presiden Direktur : Mark Julian Wakeford
Wakil Presiden Direktur : Moleonoto (Paulus Moleonoto)
Direktur : Gunadi
Direktur : Suaimi Suriady
Direktur : Johnny Ponto
Direktur : Drs. Soenardi Winarto
Direktur : DR. Sugih Wanasuria
Perbandingan dengan industri sejenis
Market Cap & ekspansi – Dari segi kapitalisasi pasar perseroan termasuk dalam kategori besar dimana total
lahan yang dimiliki lebih dari 200.000 ha. Kapitalisasi pasar perseroan mencapai diatas Rp20 triliun dengan En-terprise Value (EV) mencapai Rp26 triliun. Ekspansi terus berlanjut baik unuk perkebunan maupun untuk pen-ingkatan kapasitas produksi. Target penambahan lahan diupayakan seluas 15.000-20.000 ha/ tahun khususnya perkebunan tebu yang cukup potensial dan belum banyak industri sejenis yang listing untuk bermain di segmen ini.
Operasional – Perseroan memiliki varian produk yang terintegrasi dari hulu hingga hilir sehingga memperkuat
operasional dan efisiensi untuk mendukung daya saing. Varian produk didukung oleh divisi Riset & Pengemban-gan yang solid untuk menjadi bagian kuatnya integrasi model bisnis. Bibit ‘’SumBio” yang merupakan hasil pengembangan perseroan dijual melalui anak usaha (LSIP) dipasarkan dengan harga premium $1.5/seed.
Financial – Turunnya harga komoditas akan berdampak pada kinerja keuangan perseroan hingga akhir tahun
2012. Bukan hanya perseroan akan tetapi sektoral perkebunan kelapa sawit sedang mengalami tekanan yang sama akibat kenaikan stok dan turunnya permintaan. Kami perkirakan untuk jangka menengah dan panjang harga CPO dalam tren positif mengingat produsen 90% CPO (Indonesia & Malaysia) sedang mengupayakan pen-gaturan supply untuk menstabilkan harga serta permintaan yang masih positif menjelang beberapa perayaan dan hari besar di tahun 2013. Disamping itu, secara valuasi sektor perkebunan saat ini masih undervalue dan kami perkirakan akan tumbuh di tahun depan sekitar 30%. Dari sisi financial comparison dengan analisa EV/EBITDA perseroan juga tergolong dibawah rata-rata sektoral sehingga dapat dijadikan acuan nilai positif ke depannya.
Stock Call
11 Oktober 2012
Exhibit 14. EV/ EBITDA (x) Sektoral 2012F
Sumber: Company & MCI AALI, 9.3 SIMP, 7.5 SGRO, 6.4 LSIP, 7.8 BWPT, 10.5 GZCO, 11.4 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 0 1 2 3 4 5 6 7 EV/EBITDA
Valuasi dan Rekomendasi
Dengan menggunakan pendekatan metode Discounted Cashflow, dengan asumsi WACC 11.29% dalam 12 bulan ke depan target harga SIMP sebesar Rp1,530 dimana dengan harga tersebut menunjukkan P/E’12F &’13F 14.59x dan 13.29x serta EV/EBITDA’12F & ‘13F 7.46x dan 6.87x. Kami rekomendasikan BUY SIMP dimana dengan membandingkan harga penutupan (10 Oktober 2012) maka masih ada potensi kenaikan sebesar 23.38%.
Kami bandingkan target harga untuk PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) IDR 1,630/ saham dengan konsensus Reuters. Berdasarkan data dari Reuters consensus 12mo target harga untuk saham SIMP ada di level IDR 1,530/saham. Dengan demikian 12mo target harga kami 6.5% lebih lebih redah dibanding konsensus.
Stock Call
11 Oktober 2012
Exhibit 15. Komparasi
Sumber: Reuters*& MCI
2013F AALI* SIMP SGRO* LSIP BWPT GZCO*
Sales (IDR bn) 12,728 16,154 3,722 4,974 1,409 739
EBITDA (IDR bn) 4,100 3,903 1,040 2,364 651 284
Operating profit (IDR bn) 3,684 3,660 868 2,022 631 240
Net profit (IDR bn) 2,578 1,817 672 1,658 488 198
EPS (IDR) 1,600 115 359 243 121 39 EBITDA margin 32% 24% 28% 48% 46% 38% Profit margin 29% 23% 23% 41% 45% 32% Net margin 20% 11% 18% 33% 35% 27% ROE 27% 14% 21% 22% 22% 12% ROA 22% 10% 16% 19% 10% 6% EV/EBITDA (x) 8.44 6.87 5.19 7.00 7.95 8.45 EV/Sales (x) 2.72 1.66 1.45 3.33 3.67 3.25 P/E (x) 12.98 13.29 8.09 14.30 16.55 5.45 P/BV (x) 3.32 1.52 1.56 3.46 3.71 0.63
Appendix
Stock Call
11 Oktober 2012
Sumber: Perseroan & MCI
Sumber: Perseroan & MCI BALANCE SHEET
Rp Bn 2011 2012F 2013F 2014F 2015F 2016F
Current assets
Cash & cash equivalent 5,046 5,690 6,785 7,525 9,029 10,835 Trade accounts receivable 751 996 1,131 1,317 1,580 1,896 Other accounts receivable 255 284 323 376 451 542 Inventories 1,678 1,991 2,100 2,445 2,935 3,521 Prepaid expenses 215 284 323 376 451 542 Other 149 284 323 376 451 542 Total Current Assets 8,094 9,530 10,985 12,416 14,899 17,878 Non-current assets
Due from plasma projects 546 853 969 1,129 1,354 1,625 Plantations 6,392 7,074 7,216 7,338 7,440 7,522 Property, plant & equipment - Gross 6,325 7,594 8,777 9,976 11,084 12,103 Other 4,152 4,250 4,489 4,452 4,607 4,765 Total Non-current Assets 17,416 19,771 21,451 22,895 24,486 26,016 Total Assets 25,510 28,467 31,988 36,334 41,349 46,987 Current liabilities
Total Current Liabilities 4,780 4,810 5,458 6,930 7,900 9,518 Total Non-current Liabilities 5,559 7,283 8,433 8,484 9,774 10,348 Total Liabilities 10,339 12,092 13,891 15,414 17,675 19,866 Minority 2,423 2,420 2,207 2,450 2,946 3,528 Total Equity 12,748 13,954 15,890 18,470 20,728 23,592 Total liabilities & equity 23,087 26,047 29,781 33,884 38,403 43,458
INCOME STATEMENT Rp Bn 2011 2012F 2013F 2014F 2015F 2016F Sales 12,605 14,224 16,154 18,811 22,574 27,088 Gross Profit 4,342 4,601 4,945 5,791 7,627 9,912 gross margin 34% 32% 31% 31% 34% 37% EBITDA 3,937 3,591 3,903 4,742 6,577 8,853 EBITDA margin 31% 25% 24% 25% 29% 33% EBIT 3,903 3,559 3,872 4,712 6,546 8,821 EBIT margin 31% 25% 24% 25% 29% 33% EBT 2,903 3,152 3,460 4,292 6,132 8,392 Net Profit 1,667 1,655 1,817 2,253 3,219 4,406 Net margin 13% 12% 11% 12% 14% 16%
DISCLAIMER
Stock Call
11 Oktober 2012
Equity Sales & Trading
Tel. (6221) 7917 5571-76, 79175580 Fax.(6221) 7917 5032
Fixed Income Sales & Trading
Tel. (6221) 79175559-62 Fax. (6221) 7919 3900 Research Department Tel. (6221) 7917 5599 Fax.(6221) 7917 5032 Investment Banking Tel. (6221) 7917 5599 Fax. (6221) 7919 3900 Danny Eugene danny.eugene@megaci.com Head of Research
Economy, Infrastructure, Property
Arief Fahruri
arief.fahruri@megaci.com
Research Analyst
Banking, Plantation, Retail, Poultry
Helen Vincentia
helen.vincentia@megaci.com
Research Analyst
Heavy Equipment, Cement, Mining
Fadlillah Qudsi