FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN NELAYAN DI KOTA PARIAMAN
SUSANTI SEMBIRING Universitas Ekasakti Padang-Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Pengaruh tingkat pendidikan terhadap pendapatan nelayan di Kota Pariaman; (2) Pengaruh waktu kerja terhadap pendapatan nelayan di Kota Pariaman; (3) Pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap pendapatan nelayan di Kota Pariaman; (4) Pengaruh umur terhadap pendapatan nelayan di Kota Pariaman; (5) Pengaruh pengalaman kerja terhadap pendapatan nelayan di Kota Pariaman; (6) Pengaruh modal terhadap pendapatan nelayan di Kota Pariaman; (7) Pengaruh jenis kapal terhadap pendapatan nelayan di Kota Pariaman. Jenis data adalah data sekunder dan data primer (kuisioner). Analisis data yang digunakan adalah Analisis Deskriptif dan Analisiis Induktif yang terdiri atas: Analisis Regresi Logistik, Goodness of Fit (McFadden R2), Uji G dan Uji Wald dengan taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat Pendidikan tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap pendapatan nelayan di Kota Pariaman dengan nilai probabilitas 0,1567; (2) Curahan waktu kerja berpengaruh signifikan dan positif terhadap pendapatan nelayan di Kota Pariaman dengan nilai probabilitas 0,0147; (3) Jumlah tanggungan keluarga berpengaruh tidak signifikan dan positif terhadap pendapatan nelayan di Kota Pariaman dengan nilai probabilitas 0,3039; (4) Umur tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap pendapatan nelayan di Kota Pariaman dengan nilai probabilitas 0,3381; (5) Pengalaman kerja tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap pendapatan nelayan di Kota Pariaman dengan nilai probabilitas 0,0622; (6) Modal berpengaruh signifikan dan positif terhadap pendapatan nelayan di Kota Pariaman dengan nilai probabilitas 0,0003; (7) Jenis kapal berpengaruh signifikan dan positif terhadap pendapatan nelayan di Kota Pariaman dengan nilai probabilitas 0,0296; dan (8) Tingkat pendidikan, curahan waktu kerja, jumlah tanggungan keluarga, umur, pengalaman kerja, modal, dan jenis kapal berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan di Kota Pariaman dengan nilai probabilitas 0,0000
Kata Kunci: Pendapatan nelayan, tingkat pendidikan, curahan waktu kerja, jumlah tanggungan
keluarga, umur, pengalaman kerja, modal, dan jenis kapal.
Pendahuluan
Sumatera Barat memiliki potensi yang cukup besar dalam pembangunan sub sektor perikanan khususnya perikanan tangkap. Pembangunan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya nelayan dan menjaga kelestarian sumber daya ikan serta lingkungan. Sumatera Barat mempunyai daerah perairan laut yang cukup luas disepanjang tepi Pulau Sumatera. Sub sektor perikanan pada umumnya memiliki karakteristik yang agak berbeda dengan sub sektor pertanian lainnya. Kegiatan usaha penangkapan ikan dilaksanakan di perairan yang bersifat milik bersama dan dimanfaatkan oleh hampir seluruh sektor pembangunan. Luas perairan laut Sumatera Barat mencapai 186.500 Km2 dengan panjang garis pantai lebih kurang 2.420,388 km.
2012 meningkat 0,48%. Daerah yang memiliki garis pantai terpanjang adalah Kabupaten Kepulauan Mentawai yaitu 1.798,80 km dengan jumlah produksi tahun 2010 sebesar 3.790,60 ton, tahun 2011 sebesar 2.547 tondan tahun 2012 sebesar 4.145,10 ton. Sedangkan panjang garis pantai terpendek adalah Kota Pariaman yaitu 20,62 km dengan jumlah produksi tahun 2010 sebesar 8.186,40, tahun 2011 sebesar 7.929,80 ton dan tahun 2012 sebesar 8.114 ton. Apabila dilihat dari jumlah produksi, Kota Pariaman lebih banyak memproduksi perikanan laut dibandingkan dengan Kab.Kepulauan Mentawai. Artinya, walaupun memiliki garis pantai terpendek tetapi produksi ikan lebih banyak dan berpeluang sebagai sumber pendapatan bagi para nelayan dan meningkatkan perekonomian di Kota Pariaman.
Kota Pariaman sebagai daerah pemekaran memiliki potensi perikanan laut yang cukup besar dan berpeluang dikembangkan dan dapat diharapkan dapat menyejahterakan masyarakatnya terutama nelayan. Tahun 2013 meningkat sebesar 0,51% atau 1.183 orang. Nelayan paling banyak adalah tahun 2013 yaitu 1.183 orang terdiri dari 593 orang sebagai nelayan penuh dan 590 orang sebagai nelayan sambilan. Jumlah nelayan penuh lebih banyak dari nelayan sambilan, hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan nelayan merupakan pekerjaan tetap bagi masyarakat sepanjang pesisir pantai Pariaman.
Secara bersama-bersama Kota Pariaman dan Kab. Kepulauan Mentawai merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Padang Pariaman. Walaupun memiliki panjang garis yang lebih pendek dari Kab. Kepulauan Mentawai tetapi Kota Pariaman lebih berpotensi untuk mengembangkan sub sektor perikanan terutama perikanan tangkap
Sub sektor perikanan berkontribusi kedua terbesar setelah sub sektor pertanian tanaman pangan dalam membangun struktur Sektor Pertanian. Sumbangannya cukup signifikan yaitu 11,29% (BPS, Indikator Ekonomi Kota Pariaman Tahun 2012).
Salim (1999) faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan meliputi faktor sosial dan ekonomi yang terdiri dari besarnya modal, jumlah perahu, jumlah tenaga kerja, jarak tempuh melaut dan pengalaman. Faktor-faktor lain seperti faktor ekonomi dan faktor sosial lainnya yang ikut menentukan pendapatan
nelayan berdasarkan besar kecilnya volume tangkapan. Berdasarkan skala usaha tangkap nelayan dan klasifikasi rumah tangga nelayan, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan nelayan di Kota Pariaman. Faktor-faktor yang mempengaruhi penghasilan nelayan dari kegiatan penangkapan adalah faktor fisik berupa kondisi lingkungan pesisir, teknologi penangkapan, lokasi penangkapan, dan modal, serta faktor non fisik berkaitan dengan kondisi fisik iklim (musim), umur nelayan, pendidikan, dan pengalaman melaut (Ismail, 2004).
Pendapatan yang diperoleh dari hasil penangkapan ikan tidak sepenuhnya dapat menjamin dan meningkatkan taraf hidup nelayan. Pada akhirnya kehidupan para nelayan yang tersebar pada beberapa kecamatan di Kota Pariaman sulit berkembang jika hanya mengandalkan potensi perikanan laut. Oleh karena itu, perlu analisis lebih lanjut untuk mengetahui karakteristik nelayan dan beberapa faktor yang yang mempengaruhi pendapatan nelayan di Kota Pariaman. Beberapa faktor tersebut diantaranya tingkat pendidikan, curahan waktu kerja, jumlah tanggungan keluarga, umur nelayan, pengalaman kerja, modal dan jenis kapal yang menjadi fokus dalam penelitian ini.
Kajian Teori
Jhingan (2003:31) pendapatan adalah penghasilan berupa uang selama periode tertentu, oleh karena itu pendapatan dapat diartikan sebagai suatu penghasilan atau menyebabkan bertambahnya kemampuan seseorang baik yang digunakan sebagai konsumsi maupun digunakan untuk tabungan. Menurut Dahuri (2003) dalam Sasmita (2006) untuk melihat tingkat pendapatan nelayan juga bisa dilakukan dengan melihat proporsi produksi ikan dengan jumlah nelayan per hari.
Soekartiwi (2002) pendapatan nelayan adalah selisih antara penerimaan (TR) dan semua biaya (TC). Penerimaan nelayan (TR) adalah perkalian antara produksi yang diperoleh (Y) dengan harga jual (Py).
Menurut Purwanti (2010:61) Sumber pendapatan rumah tangga nelayan berasal dari keuntungan melaut dan pendapatan melaut. Pendapatan melaut dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu pendapatan buruh perikanan (RABK), pendapatan off fishing sebagai pengolah atau bahan perdagangan perikanan (ROF) dan pendapatan non perikanan (RNF).
Undang-Undang Republik Indonesia No. 31 Tahun 2004 nelayan sering disebut dengan Rumah Tangga Perikanan. Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan.
Tarigan (2000) dalam Arliman (2013) berdasarkan pendapatannya, nelayan dapat dibagi menjadi:
a. Nelayan tetap atau nelayan penuh, yakni nelayan yang pendapatan seluruhnya berasal dari perikanan.
b. Nelayan sambil utama, yakni nelayan yang sebagian besar pendapatannya berasal dari perikanan.
c. Nelayan sambilan tambahan, yakni nelayan yang sebagian kecil pendapatannya berasal dari perikanan.
d. Nelayan musiman, yakni orang yang dalam musim-musim tertentu saja aktif sebagai nelayan.
Menurut Simanjuntak, P (2001) dalam Nofrianti (2010) hubungan antara tingkat pendapatan terhadap tingkat pendidikan adalah karena dengan mengasumsikan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin tinggi pula tingkat produktifitas pekerja dan pada akhirnya mempengaruhi tingkat pendapatan mereka. Pengertian ini dianut oleh golongan yang menamakan dirinya dengan teori Human Capital. Teori ini juga berkeyakinan bahwa tingkat pendidikan yang tinggi akan menunjang pertumbuhan ekonomi dan mereka juga memiliki anggapan bahwa pendidikan formal adalah suatu investasi bagi individu maupun bagi masyarakat.
Curahan waktu kerja tergantung kepada jenis pekerjaan yang dilakukan. Ada jenis-jenis kegiatan yang memerlukan curahan waktu yang banyak dan kontiniu, tapi ada pula yang memerlukan curahan waktu kerja yang terbatas (Nurmanaf, 2006 dalam Handayani, 2009).
Purwanti (2010:58) Curahan kerja melaut merupakan jumlah hari kerja dalam rumah tangga nelayan untuk kegiatan penangkapan ikan di laut, dipengaruhi oleh keuntungan melaut, total pendapatan rumah tangga, aset produksi yang menunjukkan jenis teknologi yang digunakan nelayan serta status kepadatan ikan di daerah penangkapan.
Menurut Kuznet dalam Todaro (2000:275) bahwa Penduduk di negara berkembang mudah sekali beranak pinak karena kondisi sosial ekonomi yang ada di sekitar mereka, membuat sebahagian besar dan mereka memandang setiap pertambahan anak dari sudut kepentingan sosial maupun sebagai jaminan sosial ekonomi di hari tua guna bertahan hidup.
Tanggungan keluarga juga merupakan salah satu alasan utama bagi para ibu rumah tangga turut serta dalam membantu suami untuk memutuskan diri untuk bekerja untuk memperoleh penghasilan.
Umur juga berpengaruh terhadap kemampuan nelayan dalam mengelola usaha tangkap ikannya, karena pekerjaan nelayan membutuhkan kekuatan fisik yang ekstra oleh kerena itu nelayan hanya dilakukan oleh kaum lelaki saja. Nelayan yang berumur muda dengan keadaan fisik yang kuat biasanya lebih cepat dan lebih dinamis dalam menerima inovasi dan teknologi baru dibandingkan dengan nelayan yang sudah berusia lanjut.
Mankiw (2001) faktor penentu produktivitas dari modal manusia merupakan istilah ekonom untuk pengetahuan dan keahlian yang diperoleh pekerja melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman. Modal manusia meliputi keahlian-keahlian yang diperoleh juga pelatihan-pelatihan kerja. Jadi, pengalaman bekerja adalah modal manusia yang menjadi patokan dalam penentu produktivitas mereka.
Publikasi BPS (2013) menyatakan bahwa kapal penangkap ikan adalah perahu/kapal yang digunakan dalam operasi penangkapan ikan/binatang air lainnya/tanaman air. Kapal pengangkut tidak termasuk kapal penangkap. Tetapi perahu/kapal yang digunakan untuk mengangkut nelayan, alat-alat penangkap dan hasil penangkapan dalam rangka penangkapan termasuk kapal penangkap ikan.
Purwanti (2010:56) ukuran kapal, jenis alat tangkap dan jumlah cold borx dalam kegiatan penangkapan mengidentifikasikan jenis teknologi penangkapan yang digunakan nelayan serta menentukan besarnya asset yang dikeluarkan oleh rumah tangga nelayan. Jika ukuran kapal yang lebih besar maka akan memberikan peluang hasil tangkapan yang lebih banyak. Artinya, teknologi alat tangkap yang digunakan ditunjukkan dari ukuran kapal, alat tangkap dan jumlah cold borx.
Kerangka Pemikiran Hipotesis
Sebagai jawaban sementara dari penelitian ini yang mengacu pada rumusan masalah dan teori maka dapat dijelaskan hipotesis: 1)Variabel tingkat pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan nelayan di Kota Pariaman; 2) Variabel curahan waktu kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan nelayan di Kota Pariaman; 3) Variabel jumlah tanggungan keluarga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan nelayan di Kota Pariaman; 4) Variabel umur mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan nelayan di Kota Pariaman; 5) Variabel Pengalaman kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan nelayan di Kota Pariaman; 6) Variabel modal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan nelayan di Kota Pariaman; 7) Variabel jenis kapal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan nelayan di Kota Pariaman; 8) Secara bersama-sama tingkat pendidikan, curahan waktu kerja, jumlah tanggungan keluarga, umur, pengalaman kerja, modal, dan jenis kapal berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan di Kota Pariaman.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di Kota Pariaman dimulai pada bulan Juni 2014.
Jenis data adalah data sekunder tahun 2010-2013 dan data primer (kuisioner), dimana yang menjadi responden adalah nelayan di Kota Pariaman. Jumlah polulasi adalah 1.183 orang dan sampel 92 orang.
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Regresi Logistik. Model yang digunakan sebagai berikut:
ln [p/ (1-p)] = β₀ + β₁X₁ + β₂X₂ + β3X3 + β4X4 + β5X5+ β6X6 + β7X7 +ε Dimana :
P= persentase pendapatan nelayan (1-p)= persentase dari lainnya β₀= konstanta
Xi= variabel bebas (X1, X2, ………….., Xp)
Hasil Penelitian
Dengan menggunakan program Eviews dan SPSS diperoleh hasil estimasi regresi logistik :
Hasil uji kelayaan model
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square
1 62.339a .424 .599
a. Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates changed by less than ,001.
Hasil penelitian menemukan bahwa dengan variabel bebas yang dimasukkan kepada model telah terjadi perbedaan signifikan dalam penaksiran parameter yang ditunjukkan oleh nilai -2 Log Likehood sebesar 62.339 poin. Nilai Cox & Snell R Square sebesar 0,424. Nilai Negelkerke R Square sebesar 0,599 diinterpretasikan sebagaimana nilai koefisien pada regresi linier biasa. Hasil ini menyatakan bahwa proporsi varian atau variabilitas pendapatan nelayan berada diatas rata-rata atau dibawah rata-rata oleh variabel-variabel independen yaitu 59,9 %.
Hasil Pengolahan Uji Kebaikan Model dengan Uji Hosmer dan Lemeshow
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square Df Sig.
1 9.318 8 .316
Pada tabel diatas dapat dilihat Uji Hosmer and Lemeshow menunjukkan besarnya nilai statistik Chi-Square sebesar 9.318 dengan probabilitas signifikasi 0,316. Dengan hipotesis yang telah dikemukakan, apabila nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya. Dengan demikian model yang dibangun dapat
diterima karena cocok dengan data observasinya dan model mampu menjelaskan data.
Hasil Uji Wald (Parsial)
Variable Coefficient
Std.
Error z-Statistic Prob.
C -4.281729 1.979176 -2.163390 0.0305 Tingkat_pendidikan -2.196120 1.550696 -1.416216 0.1567 Curahanwaktukerja 0.031432 0.012880 2.440387 0.0147 Jumlahtanggungan 0.210406 0.204669 1.028032 0.3039 Umur 0.059641 0.062263 0.957886 0.3381 Pengalaman_kerja -0.091406 0.049024 -1.864513 0.0622
Modal 1.70E-05 4.75E-06 3.557975 0.0003
Jenis_kapal -1567951 0.720593 -2.163390 0.0296
Sumber : Data Diolah (Eviews 6, 2014)
Taksiran persamaan regresi logistik yang diperoleh adalah sebagai berikut: ln [p/ (1-p)] = –4.281 2.196TP+0.0314CWK+0.2104JTK+0.0596UMUR– 0.0914PK+1.70E-05MODAL–1.5679JK+ ui…………... Dari persamaan (21) menunjukkan bahwa nilai intersep = -4,281. Selanjutnya dapat dijelaskan hasil pengujian terhadap estimasi model yang dilakukan.
Uji G dan Koefesien Determinan
McFadden
R-squared 0.448664
Mean dependent
var 0.304348
S.D. dependent var 0.462652 S.E. of regression 0.331293 Akaike info criterion 0.851509 Sum squared resid 9.219448
Schwarz criterion 1.070795 Log likelihood -31.16940
Hannan-Quinn criter. 0.940014
Restr. log
likelihood -56.53431
LR statistic 50.72982 Avg. log likelihood -0.338798
Prob(LR statistic) 0.000000
Pada tabel 18 dapat dilihat bahwa Koefisien Determinan (R2) regresi logistik yaitu sebesar 0.448664 sehingga dapat dikatakan bahwa kontribusi variabel tingkat pendidikan (X1), curahan waktu kerja (X2), jumlah tanggungan keluarga (X3), umur (X4), pengalaman kerja (X5), modal (X6) dan jenis kapal (X7) terhadap pendapatan nelayan (Y) adalah sebesar 45%, sedangkan sisanya sebesar 55% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
Nilai probabilitas (LR statistik) adalah 0,000 dengan taraf nyata 5%. Probabilitas (LR) 0,000 < taraf nyata 0,05. Maka H0 ditolak Hα diterima. Jadi secara bersama-sama variabel harga Tingkat Pendidikan (X1), Curahan Waktu Kerja (X2), Jumlah Tanggungan Keluarga (X3), Umur (X4), Pengalam Kerja (X5), Modal (X6) dan Jenis Kapal (X7) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan Nelayan (Y).
Hasil Pembentukan Persamaan Logit
Variabel Parameter Exp
Intercept/C -4.281729 0,0138 Tingkat_pendidikan -2.196120 0,1112 Curahanwaktukerja 0.031432 1,0319 Jumlahtanggungan 0.210406 1,2342 Umur 0.059641 1,0615 Pengalamankerja -0.091406 0,9126 Modal 1.70E-05 1,0000 Jenis_kapal -1.567951 0,2085
Sumber : Data Diolah (EViews 6,2014)
Terdapat empat variabel yang tidak signifikan pada tingkat signifikansi α=5% yaitu tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, umur, dan pengalaman kerja.
Taksiran persamaan regresi logistik yang diperoleh adalah sebagai berikut: ln [p/ (1-p)]
=-4.2812.196TP+0.0314CWK+0.2104JTK+0.0596UMUR–0.0914PK+1.70E-05MODAL–1.5679JK+ ui
Dari persamaan diatas menunjukkan bahwa nilai intersep = -4.281 Artinya ln [p/ (1-p)] = -4,281 pada saat semua variabel berharga 0. Dengan demikian, besaran [p/ (1-p)] = e-4,281 atau besarnya proporsi atau probabilitas p = e-4,281/ (1- e
-4,281
) = 0,0140. Dengan kata lain probabilitas bahwa nelayan karakteristik diatas akan memperoleh pendapatan diatas rata-rata adalah 0,0140 kali.
Pembahasan
1. Pengaruh Tingkat Pendidikan (X1) Terhadap Pendapatan Nelayan di
Kota Pariaman
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pendapatan nelayan dengan parameter -2,196 yang artinya peluang responden dengan pendidikan SLTA kebawah yang memiliki pendapatan diatas rata-rata adalah 0,111 kali dibandingkan dengan pendidikan SLTA keatas. Hasil dari regresi logistik tidak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa tingkat pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan. Hasil penelitian tidak sesuai dengan penelitian (Ade Yusuf Agunggunanto,2011) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan responden berpengaruh signifikan terhadap pendapatan keluarga nelayan di Kec. Wedung Kab. Demak. Rata-rata pendidikan nelayan di Kota Pariaman adalah SLTA kebawah, mereka tidak membutuhkan pendidikan tinggi untuk memperoleh pendapatan yang tinggi pula sebagai nelayan karena tidak membutuhkan pengetahuan khusus untuk menangkap ikan di laut. Bahkan ada nelayan yang memiliki pendidikan tinggi tapi pendapatan cenderung dibawah rata-rata.
2. Pengaruh Curahan Waktu Kerja (X2) Terhadap Pendapatan Nelayan di
Kota Pariaman
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel curahan waktu kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan nelayan dengan parameter 0,0314. Peluang nelayan yang memiliki curahan waktu kerja pendapatan diatas rata-rata adalah 1,0319 kali bila dibandingkan dengan peluang nelayan yang memiliki tidak memiliki curahan waktu kerja dengan pendapatan dibawah rata-rata. Hasil dari regresi logistik sesuai dengan teori bahwa curahan waktu kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan nelayan. Hasil penelitian tidak sesuai dengan penelitian (Yasifati Hia, 2005) menyatakan bahwa curahan waktu kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan nelayan di Kab. Nias.
Pekerjaan sebagai nelayan merupakan pekerjaan bebas dilakukan kapan saja mereka inginkan, tidak ada penetapan jam kerja atas perintah orang lain. Bahkan jumlah jam kerja sebagai nelayan diatas jam kerja yang telah ditentukan pemerintah.
3. Pengaruh Jumlah Tanggungan Keluarga (X3) Terhadap Pendapatan
Nelayan di Kota Pariaman
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pendapatan nelayan dengan parameter 0,0314. peluang nelayan yang memiliki jumlah tanggungan keluarga dengan pendapatan diatas rata-rata adalah 1,2342 kali bila dibandingkan dengan peluang nelayan yang tidak memiliki jumlah tanggungan keluarga dengan pendapatan dibawah rata-rata. Hasil dari regresi logistik sesuai dengan yaitu berpengaruh postif tetapi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pendapatan nelayan. Hasil penelitian sesuai dengan penelitian (Yasifati Hia,2005) menyatakan bahwa jumlah tanggungan keluarga tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pendapatan nelayan di Kab.Nias. Artinya, banyaknya jumlah tanggungan dan kehadiran anak-anak dalam rumah tangga menciptakan suatu permintaan terhadap produksi rumah tangga. Perawatan anak merupakan suatu kegiatan produksi yang bersifat intensif waktu (Bellante dan Jackson, 1990:114).
Terlebih lagi pendapatan mereka yang cenderung tidak menentu setiap bulan kendalanya adalah tantangan alam dan faktor cuaca, ketergantungan terhadap nelayan juragan yang sering tidak melaut.
4. Pengaruh Umur (X4) Terhadap Pendapatan Nelayan di Kota Pariaman
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel umur berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pendapatan nelayan dengan parameter 0,0596. peluang nelayan yang memiliki umur diatas 40 tahun dengan pendapatan diatas rata-rata adalah 1,0615 kali bila dibandingkan dengan peluang nelayan yang memiliki umur dibawah 40 tahun dengan pendapatan dibawah rata-rata. Hasil dari regresi logistik bahwa umur tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pendapatan nelayan. Hasil penelitian sesuai dengan penelitian (ade Yusuf Agunggunanto,2011) bahwa umur tidak berpengaruh signifikan
terhadap pendapatan keluarga nelayan kasus Kec. Wedung Kab. Demak. Artinya, berapapun pendapatan nelayan tidak dipengaruhi oleh umur nelayan tersebut. Meskipun umur nelayan dikategorikan tua dan kondisi stamina tidak lagi sekuat dimasa muda, namun mereka tetap melaut demi mencukupi kebutuhan hidup. Pekerjaan sebagai seorang nelayan tidak sama seperti pekerjaan pada sektor BUMN/BUMD, swasta dan lainnya jika semakin bertambah usia maka semakin mengurangi jumlah jam kerja serta tidak ada batasan umur sesuai dengan kebijakan pemerintah.
5. Pengaruh Pengalaman Kerja (X5) Terhadap Pendapatan Nelayan di
Kota Pariaman
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel pengalaman kerja berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pendapatan nelayan dengan parameter -0,914. Hasil dari regresi logistik tidak sesuai dengan teori dan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pendapatan nelayan. Hasil penelitian sesuai dengan penelitian (Ade Yusuf Agunggunanto,2011) bahwa pengalaman responden sebagai nelayan tidak signifikan terhadap pendapatan keluarga nelayan kasus di Kec. Wedung Kab Demak. Peluang nelayan yang memiliki pengalaman kerja dengan pendapatan diatas rata-rata adalah 0,9126 kali bila dibandingkan dengan peluang nelayan yang tidak memiliki pengalaman kerja dengan pendapatan dibawah rata-rata.
Faktor penentu produktivitas dari modal manusia merupakan istilah ekonom untuk pengetahuan dan keahlian yang diperoleh pekerja melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman (Mankiw,2001). Semakin tinggi pengalaman nelayan semakin kecil pendapatan nelayan di Kota Pariaman, hal ini karena meskipun seorang nelayan telah berpengalaman terhadap pekerjaannya namun produksi laut sangat ditentukan oleh tantangan alam dan musim, jika tidak pada musim ikan nelayan cenderung tidak melaut.
6. Pengaruh Modal (X6) Terhadap Pendapatan Nelayan di Kota Pariaman
Hasil analisis menunjukkan bahwa modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan nelayan dengan parameter 0,000017. Peluang nelayan peluang nelayan yang memiliki modal dengan pendapatan diatas rata-rata adalah 1,000 kali bila dibandingkan dengan peluang nelayan yang tidak
memiliki modal dengan pendapatan dibawah rata-rata. Hasil dari regresi logistik sesuai dengan teori dan memberikan pengaruh yang nyata terhadap pendapatan nelayan. Hasil penelitian sesuai dengan penelitian (Dhian Theresia Kenanga,2012) bahwa modal usaha mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan usaha perikanan tangkap dengan kapal motor (studi kasus kota Bitung, Sulawesi Utara tahun 2012)
Semakin besar modal, semakin besar peluang pengembalian nelayan dengan mendapatkan hasil tangkapan yang lebih banyak.
7. Pengaruh Jenis Kapal (X7) Terhadap Pendapatan Nelayan di Kota
Pariaman
Hasil analisis menunjukkan bahwa modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan nelayan dengan parameter -1,5679. peluang nelayan yang memiliki jenis kapal besar dengan pendapatan dibawah rata-rata adalah 0, 2085 kali bila dibandingkan dengan peluang nelayan yang memiliki kapal kecil dengan pendapatan diatas rata-rata. Hasil dari regresi logistik tidak sesuai dengan teori namun memberikan pengaruh yang nyata terhadap pendapatan nelayan. hasil penelitian sesuai dengan penelitian (Dhian Theresia Kenanga,2012) bahwa jenis kapal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan usaha tangkap dengan kapal motor (studi kasus di Kota Bitung, Sulawesi Utara).
Ukuran kapal, jenis alat tangkap dan jumlah cold borx dalam kegiatan penangkapan mengidentifikasikan jenis teknologi penangkapan yang digunakan nelayan serta menentukan besarnya asset yang dikeluarkan oleh rumah tangga nelayan (Purwanti,2010:56).
Semakin besar ukuran kapal semakin besar biaya yang dikeluarkan untuk melaut sehingga akan memperkecil pendapatan nelayan di Kota Pariaman. Pada umumnya, nelayan di Kota Pariaman menggunakan kapal bermotor >5GT. Jika hasil tangkapan banyak, namun biaya yang dikeluarkan juga banyak seperti biaya tenaga kerja (satu kapal terdiri dari 9-13 orang), bahan bakar minyak dan oli, bekal makanan dan minuman, dsb akan memperkecil jumlah pendapatan nelayan apalagi sistem perolehan tangkapan antara nelayan adalah sistem bagi hasil.
Daftar Pustaka
Adiana,Pande Putu Erwin & Karmini,Ni Luh.Pengaruh Pendapatan, Jumlah
Anggota Keluarga, dan Pendidikan Terhadap Pola Konsumsi Rumah Tangga Miskin di Kecamatan Gianyar.Jurnal Ekonomi Pembangunan
Universitas Udayana.
Agunggunanto, Yusuf Edi.2011.Analisis kemiskinan dan pendapatan Keluarga
nelayan Kasus di Kecamatan Wedung Kabupaten Demak, Jawa Tengah,Indonesia.Jurnal Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro Semarang.
Akhirmen.2005. Statistika 1.Padang: Universitas Negeri Padang.
Arliman, Muhammad.2013.Pengaruh Modal Jam Kerja,Pengalaman Kerja dan
Teknologi Terhadap Pendapatan Nelayan Tangkap di Desa Tasamaju Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar.Skripsi Ilmu Ekonomi
Universitas Hasanuddin Makassar. BPS.2012. Indikator Ekonomi Kota Pariaman.
BPS.2013. Sumatera Barat Dalam Angka Tahun 2013.
Dinas Kelautan Kota Pariaman.2009-2013. Observasi Data Produksi, Jumlah
Nelayan dan Jumlah Alat Tangkap.
Elfindri.2001.Ekonomi Sumberdaya Manusia.Padang:Universitas Andalas & ARIM Press.
Fauzi,Akhmad.2005.Kebijakan Perikanan dan Kelautan:Isu, Sintesis, dan
Gagasan. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.
Gujarati,N Damodar. 2011.Dasar-Dasar Ekonometrika:Edisi Ketiga Jilid
2.Jakarta:Erlangga.
Hadi, Ilham Rahman.2010.Pengaruh Modal Dan Harga Jual Terhadap
Pendapatan Petani Ikan Keramba Di Danau Maninjau Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam Sumatera Barat. Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Padang.(Tidak Dipublikasikan).
Hariansyah, Reki.2013.Strategi Rumah Tangga Nelayan Dalam Mengatasi
Kemiskinan (Studi Nelayan Miskin di Desa Lubuk Kecamatan Kundur Kabupaten Karimun). Naskah Publikasi Universitas Maritim Raja Ali
Haji.Tanjung Pinang.
Hia, Yasifati.2005.Analisis Karakteristik Nelayan Dan Pengaruhnya Terhadap
Pendapatan Di Kabupaten Nias (Studi Kasus Desa Fowa Kabupaten Nias).
Skripsi & Jurnal Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan.Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.Medan.
Jhingan,ML. 2003. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan.Depok:PT. Raja Grafindo.
Kenanga, Dhian Theresia. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Usaha Perikanan Tangkap Dengan Kapal Motor (Studi Kasus di Kota Bitung, Sulawesi Utara Tahun 2012).Skripsi & Jurnal Ekonomi Fakultas
Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Krisnawati, Enni.2004. Analisis Pola Konsumsi Rumah Tangga Nelayan Dalam
Perspektif Ekonomi Dan Sosial. Jurnal Ekonomi Universitas Brawijaya
Volume 5 Nomor 1.
Kuncoro, Mudrajat. 2011. Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis
dan Ekonomi Edisi Keempat. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
Lamia, Karof Alfentino.2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Pendapatan Nelayan Kecamatan Tumpaan Kabupaten Minahasa
Selatan.Jurnal EMBA Universitas Sam Ratulangi Vol. 1 No. 4 Hal
1748-1759.
Mulyadi.2005.Ekonomi Kelautan.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada. Mankiw, N Gregory. 2006.Pengantar Ekonomi Mikro.Jakarta:Salemba 4.
Nachrowi, Djalal Nachrowi & Usman, Hardius.2008. Penggunaan Teknik
Ekonometri.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
Nofrianti, Silvia.2010.Pengaruh Pendidikan dan Pendapatan Nelayan Terhadap Pendidikan Anak Nelayan.Skripsi Universitas Negeri Padang.(Tidak Dipublikasikan).
Purwanti,Pudji.2010.Model Ekonomi Rumah Tangga Nelayan Sekala
Kecil.Jakarta.
Purwanto dan Suharyadi. 2013. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta: Salemba Empat.
Putra,Robi Eka.2011.Studi Distribusi Pendapatan Dan Kemiskinan Struktural
Pada Rumah Tangga Nelayan Di Nagari Ampang Parak Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan.Skripsi Fakultas Ekonomi,Universitas Negeri
Padang.(Tidak Dipublikasikan).
Putri,Arya Dwiandana & Setiawina,Nyoman Djinar.Pengaruh Umur, Pendidikan,
Pekerjaan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Miskin di desa Bebandem.E-Jurnal EP Unud,2 [4]:173-180.
Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Yogyakarta: Andi.
Pyndyck,Robert S & Rubinfeld,Daniel L.2007.Mikro Ekonomi:Edisi Keenam Jilid
1. Jakarta: PT INDEKS.
Rahim, Abdul. Analisis Pendapatan Usaha Tangkap Nelayan dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya di Wilayah Pesisir Pantai Sulawesi Selatan. Jurnal
Ekonomi Pembangunan Universitas Negeri Makassar vol. 6 no.2 tahun 2011.
Rosadi, Dedi. 2012. Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan
EViews. Yogyakarta: Andi.
Samuelson, Paul A. 2011. Mikro Ekonomi: Edisi Keempat Belas. Jakarta: Erlangga.
Sasmita.2006. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruh Pendapatan Usaha Nelayan di Kabupaten Asahan. Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Sumatra Utara. Medan.
Serdiati, Novalina.2009. Pendapatan Nelayan Yang Menggunakan Perahu Motor
Dan Tanpa Motor Di Desa Paranggi, Kec. Ampibabo Kab. Parigi-Moutong.Media Litbang Sulteng 2 (2):153-157.
Situngkir, Sihol dkk ( 2007).Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Curahan Jam
Kerja Terhadap Pedagang Sayur di Kotamadya Jambi. Jurnal Manajemen
dan Pembangungan,Edisi-7, 2007).
Soekartiwi.1998. Agribisnis : Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sujarno. 2008. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan
di Kabupaten Langkat. Tesis Program Studi Magister Ekonomi
Sukirno, Sadono.2006. Makro Ekonomi:Teori Pengantar.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
Sumarsono,Sonny.2003. Ekonomi Manajemen Sumberdaya Manusia dan
Ketenakerjaan.Yogyakarta:Graha Ilmu.
Todaro, Michael P.2000. Pembangunan Ekonomi.Bumi Aksara:Jakarta
Trisnawati, Meta dkk. 2013.Pengaruh Modal Kerja, Tenaga Kerja, Jam Kerja
terhadap Pendapatan Nelayan Tradisional Di Nagari Koto Taratak Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan.Jurnal Pendidikan Ekonomi
STKIP PGRI Sumbar.
www.google.com. Undang-Undang Republik Indonesia No.31 Tahun 2004, UU nomor 12 tahun 2002 tentang pembentukan Kota Pariaman).