41
BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN SOLUSI
3.1 Gambaran Umum Studi Kasus
3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Studi Kasus
Dengan luas 4 hektar yang dipenuhi oleh tumbuhan hijau, BINUS School Serpong, adalah tambahan terbaru dari keluarga besar Bina Nusantara. Alamat dari BINUS School Serpong adalah Admission Building, 2nd Fl. Jl. Lengkong Karya - Jelupang No. 58. Lengkong Karya, Serpong Tangerang, 15322. Telp No: (021) 703 42669, (021) 703 42670. Fax No: (021) 533 0715. BINUS School Serpong dibuka tahun 2007 ini. Didasari oleh kesuksesan dari BINUS School Simprug, BINUS School Serpong membawa IT dan berasal dari organisasi Bina Nusantara dengan filosofi pendidikan yang terbaik dan strategi dimana sudah mempunyai pengalaman lebih dari 25 tahun. Maka BINUS School Serpong siap bersaing di dalam bidang pendidikan di Indonesia.
BINUS School Serpong menghasilkan nilai terbaik pendidikan sekolah nasional mulai dari pre-school (TK) sampai high school (SMA) yang melayani bermacam-macam inteligensi gaya belajar, dengan fokus dan bilingual (dua bahasa), dan melaksanakan bahasa tringual (tiga bahasa), pendidikan karakter melalui service-learning (pelajaran melayani), dan sebuah kebudayaan inovatif. Setiap anggota didorong untuk "think out of the box" untuk membuat kemajuan dalam beberapa aspek kehidupan sekolah, mempererat kepedulian sekarang ini dan inovator dalam berbagai hal untuk menjadi pemimpin masa depan, dan
42 menyumbang konstribusi dalam pemikiran terdepan untuk menghadapi tantangan lokal, regional, dan global.
Target dari BINUS School Serpong adalah penduduk Indonesia yang menginginkan anak-anaknya mendapatkan kualitas pendidikan yang terbaik dengan kualitas Internasional.
Visi dari BINUS School Serpong adalah untuk menghasilkan individual yang mempunyai karakter bermoral, akademis yang sangat baik dan pemimpin yang inovatif yang menginspirasi dan memberi konstribusi untuk komunitas lokal dan global.
Misi dari BINUS School Serpong adalah untuk mempersembahkan siswa di Indonesia mempunyai sebuah multiple-intelligences (bermacam-macam inteligen) dan best-value (nilai terbaik) dalam pelaksanaan akademis dan kesuksesan, sebanding dengan standar terbaik di dalam wilayah, yang didukung oleh komitmen kita untuk menjadi komunitas yang peduli, dengan karakter yang kuat dan inovatif, cakap dalam berbagai kebudayaan.
Karena BINUS School Serpong ingin membangun sekolah yang berbasis IT, maka diperlukan perpustakaan berbasis IT untuk mendukungnya. Proses perpustakaan seperti meminjam dan mengembalikan buku akan dilaksanakan secara otomatis nantinya, sehingga para siswa dapat melakukan proses peminjaman dan pengembalian mandiri tanpa bantuan petugas perpustakaan. Sistem perpustakaan yang akan dibangun akan menggunakan teknologi RFID. Dengan RFID akan dimungkinkan dilakukan peminjaman dan pengembalian secara otomatis.
43 3.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Berdasarkan struktur organisasi yang ada, BINUS School Serpong memiliki dewan direksi dan wakilnya berserta dengan 11 divisi yang saling bekerja sama dalam menjalankan semua kegiatan BINUS School Serpong. Adapun tugas masing-masing divisi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Board of Management
Board of Management bertugas untuk menentukan kebijakan BINUS School Serpong dan menentukan perencaan strategis
2. Principal
Principal bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan yang dilakukan dalam BINUS School Serpong. Principal berhubungan langsung dengan divisi Marketing Directorate, Finance Directorate, General Affair and Legal Directorate dan Talent Management Directorate.
44 3. Marketing Directorate
Divisi ini bertanggung jawab untuk menentukan strategi pemasaran yang akan dilakukan oleh BINUS School Serpong.
4. Finance Directorate
Divisi ini bertanggung jawab untuk mengatur semua masalah dan strategi keuangan yang akan dilakukan oleh BINUS School Serpong.
5. General Affair and Legal Directorate
Divisi ini bertugas untuk mengatur seluruh operasional organisasi dan menyelesaikan permasalah umum yang terjadi di BINUS School Serpong. 6. Talent Management Directorate
Divisi ini bertanggung jawab untuk mengurusi urusan Human Resource, seperti perekrutan karyawan baru, pemberhentian karyawan, menentukan besar gaji dan job description karyawan BINUS School Serpong.
7. Secretary
Secretary merupakan jembatan atau penghubung antara Principal dengan divisi dibawahnya, yaitu: ECY-EL Coordinator, National Curricullum Coordinator, MS-HS Coordinator, Head of Guidance and Counseling, Information Technology Manager, General Operation Manager dan Quality Assurance Senior Officer.
8. ECY-EL Coordinator
Divisi ini mengkoordinasikan semua kegiatan yang akan dilakukan oleh guru pengajar tingkat early childhood year dan elementary school.
45 9. National Curricullum Coordinator
Divisi ini mengkoordinasikan semua kurikulum yang akan diajarkan pada siswa di BINUS School Serpong serta sertifikasi legalitas. Sehingga divisi ini berhubungan secara langsung dengan ECY-EL Coordinator dan MS-HS Coordinator
10. MS-HS Coordinator
Divisi ini mengkoordinasikan semua kegiatan yang akan dilakukan oleh guru pengajar tingkat middle School dan high school.
11. Head of Guidance and Counseling
Divisi ini mengkoordinasikan karyawan yang bertugas dalam memberikian konsultasi kepada siswa, dan memberikan bimbingan pada siswa yang bermasalah.
12. Information Technology Manager
Mengkepalai dan bertanggung jawab pada karyawan yang mengurusi jaringan, technical support, dan data serta aplikasi.
13. General Operation Manager
Mengkepalai dan bertanggung jawab untuk mengurus dan memastikan seluruh operasional berjalan dengan baik. Selain itu juga bertanggung jawab pada bagian academic operation yang mengurusi operasi akademis seperti raport, penggantian kartu hilang, absensi dan bagian perpustakaan. 14. Quality Assurance Senior Officer
Divisi yang mengurusi dan menetapkan ISO yang akan diterapkan dalam BINUS School Serpong.
46 3.2 Analisis Permasalahan
3.2.1 Analisis Proses Bisnis Berjalan Pada Studi Kasus
Analisis proses bisnis yang berjalan pada studi kasus dilakukan pada sistem perpustakaan Universitas Bina Nusantara, dikarenakan BINUS School Serpong adalah sekolah yang baru dibangun dan belum mempunyai perpustakaan. Perpustakaan pada BINUS School Serpong akan mengadopsi sistem perpustakaan dari Universitas Bina Nusantara. Melalui hasil analisis didapatkan bahwa pelayanan-pelayanan yang ada di perpustakaan Universitas Bina Nusantara adalah sebagai berikut :
1. Layanan sirkulasi, meliputi :
a. Peminjaman dan pengembalian koleksi
Siswa dan karyawan (yang menjadi anggota perpustakaan) dapat meminjam 1 buku selama 1 minggu. Dosen dapat meminjam 1 buku untuk seminggu dan 2 buku untuk 1 semester. Keterlambatan pengembalian buku akan dikenakan denda sesuai dengan aturan yang berlaku. Bila anggota berhasil meminjam, mengembalikan buku, dan membayar denda akan diberikan bukti transaksi jika pengguna meminta kepada petugas perpustakaan. Jika pengguna tidak minta, maka tidak diberikan bukti transaksi, pengguna hanya bisa melihat dilayar yang telah disediakan bahwa berhasil melakukan transaksi.
b. Perpanjangan buku
Pengguna yang telah habis masa pinjamnya, dapat kembali memperpanjang pinjamannya selama 1 minggu (kecuali buku dosen yang dipinjam 1 semester). Perpanjangan harus dilakukan sendiri oleh
47 pengguna melalui via website perpustakaan (dengan catatan koleksi tersebut sedang tidak ada yang mem-booking).
c. Pemesanan buku (booking book)
Seluruh anggota perpustakaan dapat membooking buku yang diinginkan dan hanya dapat dilakukan via website perpustakaan.
d. CD-ROM
Layanan yang menyediakan berbagai informasi dengan media CD-ROM, serta memuat ratusan ribu cantuman data bibliografis dan abstraknya. Layanan ini tersedia di lantai 5 dan merupakan "layanan tertutup" (anda harus menghubungi petugas untuk mendapatkan pelayanan).
e. Layanan skripsi
Koleksi skripsi hanya dapat dibaca ditempat dan tidak dapat di fotokopi. Layanan semi tertutup ini hanya berlaku bagi siswa semester V dan diatasnya.
f. Penitipan barang (loker)
Seluruh pengunjung perpustakaan harus menitipkan barang bawaannya seperti : tas, map, file, jaket, topi, makanan, dan minuman ke tempat penitipan barang (loker) di lantai 3.
2. Layanan referensi, meliputi :
a. Peminjaman dan pengembalian koleksi
Seluruh anggota Perpustakaan Universitas Bina Nusantara dapat meminjam seluruh koleksi referensi. Masa peminjaman maksimal selama 3 jam. Layanan ini terdapat di lantai 4.
48 b. Penelusuran informasi
Perpustakaan akan membantu pengguna untuk memperoleh informasi, baik berupa data bibliografis, maupun artikel full text dengan topik tertentu yang diperoleh dari berbagai sumber informasi yang ada. Petugas referensi akan memandu pengguna dalam proses penelusuran tersebut.
c. Bimbingan pemakai
Bimbingan yang diberikan adalah membantu pengguna mengenai tata cara pemakaian penelusuran bahan pustaka secara on-line, menemukan koleksi, atau penelusuran informasi melalui koleksi referensi.
3. Layanan fotokopi
Layanan ini berada di lantai 3 dengan jam operasi pukul 11.00-19.00 WIB. Tata cara fotokopi sesuai dengan peraturan hak cipta yang berlaku. Biaya fotokopi perlembar sebesar Rp. 150,-.
Perpustakaan Universitas Bina Nusantara masih menggunakan teknologi barcode dalam proses peminjaman buku dan pengembalian koleksi buku. Selain pelayanan-pelayanan yang telah disebutkan diatas juga terdapat proses-proses lainnya pada perpustakaan Universitas Bina Nusantara, yaitu tagging buku, pemasangan anti-theft, serta proses mengabsen diri siswa dan proses stock opname (pengecekan buku) yang masih dilakukan dengan cara manual.
49 3.2.1.1 Analisis Proses Peminjaman Buku
Pada proses peminjaman buku, Input yang diperlukan adalah BINUS card dan buku yang dipinjam (NIB/Nomor Induk Buku). Output dari proses peminjaman buku adalah bukti peminjaman buku. Proses peminjaman buku adalah sebagai berikut :
1. Siswa menyerahkan BINUS card dan buku yang ingin dipinjam kepada petugas.
2. Petugas memasukkan data siswa ke dalam aplikasi.
3. Aplikasi melakukan proses pengecekan data siswa apakah aktif atau tidak aktif. Aplikasi akan mengembalikan konfirmasi. Jika siswa tidak aktif, aplikasi akan mengembalikan status siswa tidak aktif dan memberikan konfirmasi siswa tidak bisa meminjam buku. Jika siswa masih aktif, aplikasi akan mengecek status booking buku. Jika status buku adalah booking, maka siswa tidak bisa meminjam buku. Jika status buku tidak booking, maka aplikasi akan merubah data buku dan data siswa pada database dan siswa berhasil meminjam buku.
3.2.1.2 Analisis Proses Pengembalian Buku
Pada proses pengembalian buku, input yang diperlukan adalah BINUS card dan buku yang ingin dikembalikan (NIB / Nomor Induk Buku). Output dari proses pengembalian buku adalah bukti pengembalian buku. Proses pengembalian buku adalah sebagai berikut :
1. Siswa menyerahkan BINUS card dan buku yang ingin dikembalikan kepada petugas.
50 2. Petugas memasukkan data buku dan data siswa ke dalam aplikasi.
3. Aplikasi melakukan proses pengecekan data siswa. Aplikasi akan mengembalikan konfirmasi. Jika siswa terkena denda, aplikasi akan menampilkan denda yang akan diterima siswa. Dan siswa harus melakukan pembayaran denda jika ingin mengembalikan buku. Aplikasi akan merubah data buku dan data siswa pada database.
3.2.1.3 Analisis Proses Pemakaian Anti-theft pada Buku
Pada proses pemakaian anti-theft pada buku, input yang diperlukan adalah buku dan chip (anti-theft). Output dari proses ini adalah data buku ke dalam database dan buku terpasang anti-theft. Proses anti-theft adalah sebagai berikut :
1. Buku-buku baru didatangkan ke perpustakaan. 2. Petugas memberi chip (anti-theft) pada buku. 3. Petugas mengatur sistem keamanan buku.
4. Buku yang telah dipakaikan anti-theft diletakkan pada rak.
3.2.1.4 Analisis Proses Pemberian Barcode pada Buku
Pada proses pemberian barcode pada buku, input yang diperlukan adalah buku dan barcode. Output yang dihasilkan adalah data buku ke dalam database. Proses pemberian barcode adalah sebagai berikut :
1. Buku-buku baru didatangkan ke perpustakaan.
2. Petugas membuat barcode yang unik untuk setiap buku.
51 4. Petugas memasukkan data buku dan nomor barcode ke dalam database. 5. Buku yang telah dipakaikan barcode diletakkan pada rak.
3.2.1.5 Analisis Proses Pengabsenan Siswa yang Masuk ke Perpustakaan
Pada proses pengabsenan siswa yang masuk ke perpustakaan, input yang diperlukan adalah NIM siswa. Output yang dihasilkan adalah data siswa yang masuk perpustakaan ke dalam database. Proses pengabsenan diri siswa yang masuk ke perpustakaan adalah sebagai berikut :
1. Siswa memasukkan NIM-nya secara manual ke dalam aplikasi atau men-scan BINUS card ke men-scanner yang telah disediakan.
2. Aplikasi memasukkan data ke dalam database.
3.2.1.6 Analisis Proses Perpanjangan Waktu Pinjam Buku
Pada proses memperpanjang waktu pinjam buku, input yang diperlukan adalah login siswa di website perpustakaan Universitas Bina Nusantara (http://library.binus.ac.id) dan data buku yang ingin diperpanjang. Output yang dihasilkan dalam proses ini adalah perubahan tanggal pengembalian buku siswa. Proses memperpanjang waktu pinjam buku adalah sebagai berikut :
1. Siswa login ke website perpustakaan.
2. Website menampilkan buku-buku yang sedang dipinjam oleh siswa tersebut.
3. Siswa memilih buku yang akan diperpanjang.
52 3.2.1.7 Analisis Proses Stock Opname
Proses stock opname dilakukan secara manual setiap satu tahun sekali. Input yang diperlukan dalam proses ini adalah buku yang ada dirak (NIB/Nomor Induk Buku). Output yang dihasilkan dalam proses ini adalah kondisi buku dan jumlah buku yang ada dirak sesuai dengan jumlah stok buku yang ada di database atau tidak. Proses stock opname adalah sebagai berikut :
1. Petugas memakai komputer mengelilingi setiap rak buku dengan men-scan NIB buku satu persatu.
2. Aplikasi mengecek stok setiap buku. Dan memberikan konfirmasi, apakah jumlah stok setiap buku sesuai atau tidak.
3.2.1.8 Analisis Proses Booking Buku
Booking (memesan) buku dilakukan sendiri oleh pengguna melalui website, input yang diperlukan adalah login siswa di website perpustakaan Universitas Bina Nusantara (http://library.binus.ac.id) dan data buku yang ingin dipesan. Output yang dihasilkan dalam proses ini adalah data buku dan data siswa yang melakukan pemesanan ke dalam database. Proses memperpanjang waktu pinjam buku adalah sebagai berikut :
1. Siswa login ke website perpustakaan. 2. Siswa memilih buku yang ingin dipesan. 3. Siswa melakukan pemesanan.
4. Aplikasi memasukan data buku dan data siswa yang melakukan pemesanan ke dalam database.
53 3.2.2 Identifikasi Permasalahan pada Proses Bisnis Berjalan
Pengamatan identifikasi permasalahan pada skripsi ini tidak akan dilakukan pada semua proses bisnis yang ada diperpustakaan Universitas Bina Nusantara. Tetapi, hanya akan dilakukan pada proses-proses berikut :
1. Proses peminjaman buku, aktor dalam proses ini adalah petugas perpustakaan dan peminjam buku. Proses ini akan menghasilkan dokumen bukti peminjaman buku.
2. Proses pengembalian buku, aktor dalam proses ini adalah petugas perpustakaan dan pengembali buku. Proses ini akan menghasilkan dokumen bukti pengembalian buku.
3. Proses memberi barcode pada buku, aktor dalam proses ini adalah petugas perpustakaan dan distributor buku dan alat.
4. Pemakaian anti-theft pada buku yang digunakan untuk menjaga keamanan buku, aktor dalam proses ini adalah petugas perpustakaan dan distributor buku dan alat.
54 Berikut adalah DAD (Diagram Aliran Dokumen) untuk masing-masing proses :
1. Proses peminjaman buku
55 Keterangan :
1. Jika status siswa tidak aktif (tidak boleh meminjam buku), maka petugas akan memberikan informasi bahwa siswa tersebut tidak bisa meminjam buku dan akan mengembalikan BINUS card kepada siswa.
2. Jika status buku adalah booking, maka petugas akan meletakkan buku yang di-booking tersebut pada rak, dan akan memberikan informasi bahwa siswa tidak bisa meminjam buku karena buku telah di-booking, serta akan mengembalikan BINUS card siswa.
Keterangan Gambar :
Pada proses peminjaman buku, siswa datang langsung ke perpustakaan dan memberikan BINUS card dan buku yang ingin dipinjam. Petugas akan melayani siswa dan memeriksa status peminjaman siswa tersebut. Jika status siswa tidak aktif (tidak boleh meminjam buku), maka petugas akan memberikan informasi bahwa siswa tersebut tidak bisa meminjam buku dan akan mengembalikan BINUS card kepada siswa. Jika status siswa tersebut aktif (boleh meminjam buku), maka petugas akan mengecek status buku yang ingin dipinjam oleh siswa tersebut, yaitu booking atau tidak booking. Jika status buku adalah booking, maka petugas akan meletakkan buku yang di-booking tersebut pada rak, dan akan memberikan informasi bahwa siswa tidak bisa meminjam buku karena buku telah di-booking, serta akan mengembalikan BINUS card siswa. Jika status buku adalah tidak booking, maka petugas akan memproses peminjaman buku, dan akan menyerahkan buku yang dipinjam siswa, bukti peminjaman buku, dan BINUS card siswa.
56 2. Proses pengembalian buku
57 Keterangan :
Jika siswa terkena denda, maka petugas akan memberitahu siswa bahwa buku yang dikembalikan terkena denda dan memberikan informasi jumlah denda yang harus dibayar.
Keterangan Gambar :
Pada proses pengembalian buku, siswa datang langsung ke perpustakaan, lalu memberikan BINUS card dan buku yang ingin dikembalikan kepada petugas. Petugas akan melayani siswa dan akan mengecek data buku dan data siswa pada database, yaitu siswa terkena denda atau tidak denda. Jika siswa terkena denda, maka petugas akan memberitahu siswa bahwa buku yang dikembalikan terkena denda dan memberikan informasi jumlah denda yang harus dibayar. Siswa akan membayar denda. Petugas yang menerima pembayaran denda dari siswa akan melakukan perubahan data buku dan data siswa pada database, dan akan mencetak bukti pembayaran denda dan bukti pengembalian buku. Siswa yang terkena denda akan menerima bukti pembayaran denda dan bukti pengembalian buku. Jika siswa tidak terkena denda, maka petugas akan melakukan perubahan data buku dan data siswa pada database, dan akan mencetak bukti pengembalian buku. Siswa yang tidak terkena denda akan menerima bukti pengembalian buku.
58 3. Proses memberi barcode pada buku
Distributor Buku dan Alat Petugas Perpustakaan
Gambar 3.4 DAD untuk Proses Memberi Barcode Pada Buku
Keterangan Gambar :
Distributor buku dan alat akan mendatangkan buku-buku baru dan barcode untuk tagging buku ke perpustakaan. Petugas perpustakaan akan membuat barcode yang unik untuk setiap buku. Petugas akan mencetak barcode tersebut dan menempelkan barcode pada buku-buku tersebut. Petugas akan memasukkan data buku dan nomor barcode ke dalam database. Buku-buku yang telah dipasangi barcode akan diletakkan pada rak.
59
4. Proses pemakaian anti-theft pada buku
Distributor Buku dan Alat Petugas Perpustakaan
Gambar 3.5 DAD untuk Proses Pemakaian Anti-theft Pada Buku Keterangan Gambar:
Distributor buku dan alat akan mendatangkan buku-buku baru dan alat anti-theft buku ke perpustakaan. Petugas perpustakaan akan memasangkan alat anti-theft pada buku dan akan men-set anti-theft pada buku. Buku-buku yang sudah dipasangi anti-theft akan diletakkan pada rak buku.
Dari analisis proses-proses bisnis berjalan di atas bisa menjadi gambaran tentang proses-proses bisnis yang ada dalam perpustakaan. Sehingga dapat disimpulkan permasalahan-permasalahan yang ada pada setiap proses bisnis, berikut adalah rangkuman permasalahan yang dihadapi :
60
Tabel 3.1 Rangkuman Permasalahan
No. Nama Proses Masalah Verifikasi Studi Literatur
1. Peminjaman buku Masalah barcode dihalangi oleh suatu benda
Barcode yang dihalangi oleh sesuatu benda akan mengakibatkan reader tidak
bsia membaca barcode. Sehingga proses pembacaan data tidak bisa dilakukan. Misalnya ditempelkan kertas di atas barcode.
Data perbedaan barcode dengan RFID pada subbab 2.5 Perbedaan barcodes dengan RFID
Masalah antrian
Timbul antrian bila menggunakan barcode, karena petugas harus mengecek satu-persatu proses peminjaman pada saat jam–jam sibuk
Data penggunaan RFID pada perpustakaan pada subbab 2.6 Penggunaan RFID dalam perpustakaan
2. Pengembalian buku
Masalah pengembalian online 24 jam
Tidak bisa menjalankan proses pengembalian buku online 24 jam
Data penggunaan RFID pada perpustakaan pada subbab 2.6 Penggunaan RFID dalam perpustakaan
Masalah antrian
Timbul antrian bila menggunakan barcode, karena petugas harus mengecek satu-persatu proses pengembalian buku pada saat jam–jam sibuk
Data penggunaan RFID pada perpustakaan pada subbab 2.6 Penggunaan RFID dalam perpustakaan
61
No. Nama Proses Masalah Verifikasi Studi Literatur
3. Pemberian
barcode (tagging)
pada buku
Barcode line of sight dalam proses men-scan.
Dalam proses men-scan barcode harus pada posisi yang tepat. Bila posisi salah sedikit saja, maka akan mengakibatkan barcode tidak terbaca.
Data perbedaan barcode dengan RFID pada subbab 2.5 Perbedaan barcodes dengan RFID
Waktu yang lama dalam membuat barcode baru yang unik.
Pada proses memberi barcode pada setiap buku, petugas harus membuat membuat barcode baru yang unik untuk setiap bukunya, karena untuk setiap buku yang jenisnya sama mempunyai nomor barcode yang sama. Jika terdapat banyak buku baru dalam waktu yang bersamaan, maka waktu yang diperlukan untuk membuat barcode baru yang unik cukup lama
Data perbedaan barcode dengan RFID pada subbab 2.5 Perbedaan barcodes dengan RFID
Barcode static
Pada proses penyimpanan data buku semua disimpan dalam database. Tidak bisa melakukan penyimpanan data, karena barcode hanya bisa dibaca, tidak bisa ditulis
Data perbedaan barcode dengan RFID pada subbab 2.5 Perbedaan barcodes dengan RFID
4. Proses pemakaian anti-theft buku
Barcode static
Diperlukan alat bantu untuk menjaga keamanan buku secara terpisah, karena
barcode hanya untuk membaca data
Data perbedaan barcode dengan RFID pada subbab 2.5 Perbedaan barcodes dengan RFID
62 Dari analisis permasalahan yang ada pada proses bisnis di atas. Semua masalah terjadi karena dalam sistem perpustakaan masih menggunakan cara manual dan menggunakan teknologi barcode. Sehingga tidak mungkin terciptanya sistem pengembalian dan peminjaman buku secara otomatis yang bisa mempercepat proses sirkulasi perpustakaan. Waktu petugas perpustakaan dihabiskan oleh proses peminjaman dan pengembalian buku setiap harinya. Serta untuk membuat setiap buku mempunyai ID yang unik diperlukan pembuatan barcode baru yang setiap nomor barcode-nya berbeda secara manual. Hal ini membuat pekerjaan petugas perpustakaan menjadi bertambah banyak.
Dengan adanya teknologi RFID, masalah-masalah diatas bisa diatasi. Karena dengan RFID dapat dibuat sistem perpustakaan otomatis dan dapat mengatasi semua masalah barcode di atas. Dengan RFID dapat dilakukan peminjaman dan pengembalian otomatis, sehingga petugas tidak akan disibukkan oleh aktivitas peminjaman dan pengembalian buku saja setiap harinya. Serta petugas tidak perlu membuat barcode baru yang unik pada saat proses memasukkan data buku ke dalam database. Petugas perpustakaan dapat mengerjakan pekerjaan yang lainnya seperti melayani pelanggan.
3.2.3 Analisis Kuesioner dan Wawancara Pada Studi Kasus
Dari hasil analisis proses bisnis yang berjalan didapatkan beberapa permasalahan yang ada pada proses-proses bisnis tersebut. Diperlukan data-data yang akurat dan rinci mengenai permasalahan sesungguhnya yang terjadi dilapangan. Sehingga perlu dibuat analisis melalui kuesioner dan wawancara
63 mengenai proses bisinis tersebut. Agar didapatkan informasi yang berguna berdasarkan data yang sebenarnya.
Data-data hasil analisis pada subbab 3.2.1 akan dijadikan dasar untuk penyusunan pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner dan wawancara. Agar pertanyaan-pertanyaan yang dibuat pada kuesioner dan wawancara dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dengan tepat dan berhubungan dengan analisis permasalahan yang dilakukan.
Analisis melalui wawancara dilakukan karena diperlukan data-data melalui seseorang yang melakukan proses bisnis dalam perpustakaan secara langsung dan mengetahui kondisi dilapangan yang sesungguhnya,. Wawancara dilakukan kepada petugas perpustakaan, karena petugas perpustakaan adalah orang-orang yang terlibat secara langsung dalam proses bisnis ini setiap harinya, yaitu melayani orang-orang yang menggunakan fasilitas perpustakaan dan hampir terlibat dalam semua proses perpustakaan seperti tagging buku, serta petugas perpustakaan mengetahui masalah-masalah apa yang dihadapi dilapangan. Berikut adalah daftar pertanyaan pada wawancara yang dilakukan :
64 Tabel 3.2 Draft Wawancara
Nama : Sandra
Jabatan : Petugas Perpustakaan Universitas Bina Nusantara Tanggal Wawancara : 3 Nopember 2007
Jam Wawancara : 14.00
Tempat : Perpustakaan Universitas Bina Nusantara Daftar Pertanyaan :
i. Menurut anda apa kendala dalam proses peminjaman dan pengembalian buku?
ii. Apakah anda merasa sangat direpotkan dengan masalah tersebut? iii. Apakah masalah itu sudah bisa ditangani saat ini?
iv. Apakah alat peminjaman dan pengembalian buku yang ada sekarang sudah cukup membantu pekerjaan anda?
v. Berapa lama waktu yang digunakan dalam proses peminjaman dan pengembalian buku perorang?
vi. Menurut anda apakah diperlukan adanya alat peminjaman dan pengembalian buku otomatis?
vii. Menurut anda apakah proses pembuatan barcode yang unik untuk setiap buku cukup merepotkan pekerjaan anda dan kira-kira menghabiskan waktu berapa lama untuk setiap buku dalam proses tersebut?
Analisis melalui kuesioner dilakukan karena diperlukan data-data dari pengguna yang memakai fasilitas-fasilitas perpustakaan, untuk mengetahui masalah-masalah apa yang dihadapi oleh siswa dalam menggunakan fasilitas perpustakaan, sejauh apa fasilitas tersebut bermanfaat bagi siswa, dan apa yang ingin siswa dapatkan melalui fasilitas perpustakaan.
Kuesioner ini diisi oleh orang-orang yang sering menggunakan fasilitas perpustakaan, yaitu peminjaman dan pengembalian buku. Mereka adalah siswa
65 Universitas Bina Nusantara. Usia siswa tersebut antara 17 sampai 21 tahun. Lokasi pengisian kuesioner dilaksanakan di Universitas Bina Nusantara (Kampus Anggrek dan Syahdan). Melalui mereka kita bisa mendapatkan informasi seberapa besar peranan perpustakaan dalam proses pembelajaran mereka, seberapa sering mereka memakai fasilitas perpustakaan, apakah perpustakaan otomatis dapat membantu mereka untuk mempermudah dalam proses peminjaman dan pengembalian buku, dan apakah perlu dibuat perpustakaan online 24 jam. Jumlah populasi pengguna perpustakaan pada Universitas Bina Nusantara adalah sekitar ribuan orang. Jumlah sampel yang diberikan kuesioner adalah kurang lebih 200 orang. Pengambilan data kuesioner dilakukan pada tanggal 3 Oktober 2007. Berikut adalah daftar pertanyaan pada kuesioner :
66
Tabel 3.3 Daftar Pertanyaan Kuesioner
No. Daftar pertanyaan Alternatif jawaban Tujuan dari pertanyaan
1. Seberapa seringkah anda
menggunakan fasilitas perpustakaan dalam 1 bulan?
Tidak pernah 1-3 kali 3-6 kali > 6 kali
Mengetahui seberapa sering orang-orang datang ke perpustakaan untuk menggunakan fasilitas perpustakaan, dan seberapa jauh fasilitas perpustakaan membantu mereka.
2. Apakah anda merasakan waktu yang cukup lama terbuang ketika anda melakukan peminjaman dan pengembalian buku?
Ya Tidak
Mengetahui apakah saat ini waktu yang digunakan dalam peminjaman buku sudah efisien atau tidak.
3. Jika ya, biasanya berapa lamakah waktu yang diperlukan untuk melakukan proses peminjaman atau pengembalian buku?
< 1 menit 1-2 menit > 2 menit
Mengetahui lama waktu yang diperlukan dalam proses peminjaman buku.
4. Apakah anda tertarik dengan proses pengembalian otomatis mandiri (anda dapat melakukan
pengembalian tanpa melalui petugas terlebih dahulu) ?
Ya Tidak
Mengetahui seberapa besar ketertarikan user terhadap perpustakaan otomatis.
67
5. Jika ya, apakah anda merasa waktu anda semakin efisien?
Ya , karena ... Tidak , karena ...
Mengetahui apakah dalam hal waktu, perpustakaan otomatis lebih efisien daripada perpustakaan manual atau tidak.
6. Pernahkah anda merasakan kebutuhan untuk menggunakan perpustakaan di saat perpustakaan sudah tutup?
Ya Tidak
Mengetahui apakah perpustakaan online 24 jam diperlukan atau tidak dalam menunjang transaksi perpustakaan.
7. Jika ya , apakah kegiatan yang anda butuhkan saat itu berhubungan dengan proses pengembalian buku?
Ya Tidak
Mengetahui kegiatan apa saja yang dibutuhkan dalam perpustakaan online 24 jam, apakah cukup hanya peminjaman dan pengembalian buku saja.
8. Bagaimana pendapat anda bila ada perpustakaan yang dapat melayani proses pengembalian buku dalam waktu 24 jam penuh ?
Baik , karena ... Biasa saja , karena ... Tidak perlu , karena ...
Mengetahui apakah user merasa perlu diadakannya perpustakaan online 24 jam.
9. Apakah anda tertarik dengan perpustakaan 24 jam tersebut ?
Ya , karena ... Tidak , karena ...
Mengetahui berapa banyak orang yang tertarik dengan dibuatnya perpustakaan online 24 jam.
10. Bila ada perpustakaan 24 jam, apakah anda akan meningkatkan frekuensi penggunaan fasilitas perpustakaan ?
Ya Tidak
Mengetahui apakah perpustakaan online 24 jam mendorong user untuk meningkatkan frekuensi
68
11. Menurut anda, adakah solusi lain yang dapat meningkatkan minat menggunakan fasilitas
perpustakaan bagi masyarakat secara umum ?
…. Mengetahui usulan-usulan user agar minat user dalam
69 Hasil evaluasi dari wawancara dan kuesioner terhadap permasalahan adalah sebagai berikut :
1. Permasalahan yang muncul adalah waktu peminjaman dan pengembalian buku tidak efisien, sehingga menimbulkan antrian. Target pengguna yang mengalami permasalahan adalah siswa Universitas Bina Nusantara. Masalah ini hasil evaluasi kuesioner dari pertanyaan “Apakah anda merasakan waktu yang cukup lama terbuang ketika anda melakukan peminjaman dan pengembalian buku?”
2. Permasalahan yang muncul adalah tidak bisa melakukan pengembalian buku online 24 jam. Target pengguna yang mengalami permasalahan adalah siswa Universitas Bina Nusantara. Masalah ini hasil evaluasi kuesioner dari pertanyaan “Pernahkah anda merasakan kebutuhan untuk menggunakan perpustakaan di saat perpustakaan sudah tutup?”
3. Permasalahan yang muncul adalah waktu kerja terbuang karena melayani proses peminjaman dan pengembalian buku. Target pengguna yang mengalami permasalahan adalah petugas perpustakaan. Masalah ini hasil evaluasi wawancara dari pertanyaan “Menurut anda apa kendala dalam proses peminjaman dan pengembalian buku?”
4. Permasalahan yang muncul adalah waktu yang diperlukan untuk membuat barcode baru yang unik pada setiap buku cukup lama dan masih dilakukan secara manual (barcode dibuat sendiri oleh petugas, lalu dicetak dengan printer). Target pengguna yang mengalami masalah adalah petugas perpustakaan. Masalah ini hasil evaluasi wawancara dari pertanyaan “Menurut anda apakah proses pembuatan barcode yang unik untuk setiap
70 buku cukup merepotkan pekerjaan anda dan kira-kira menghabiskan waktu berapa lama untuk setiap buku dalam proses tersebut?”.
Hasil evaluasi dari wawancara dan kuesioner terhadap solusi adalah sebagai berikut :
1. Target pengguna dalam solusi adalah siswa. Informasi atau data yang diperlukan untuk mendukung solusi adalah :
a. Lama proses peminjaman dan pengembalian buku per siswa b. Jumlah siswa yang memerlukan fasilitas perpustakaan 24 jam
c. Perlu atau tidaknya dibuat perpustakaan otomatis, sehingga bisa menjadi perpustakaan online 24 jam.
d. Dengan adanya perpustakaan otomatis 24 jam apakah akan menambah minat siswa dalam menggunakan fasilitas perpustakaan.
Hasil yang diharapkan dari solusi adalah :
a. Mempercepat waktu proses peminjaman dan pengembalian buku.
b. Perpustakaan online 24 jam dapat membantu para siswa dalam penggunaan fasilitas perpustakaan lebih optimal.
c. Dapat menambah minat siswa dalam menggunakan fasilitas perpustakaan
Solusi digunakan agar proses sirkulasi perpustakaan berjalan dengan cepat dan menguntungkan bagi semua pihak, khususnya pengguna fasilitas
71 perpustakaan. Sehingga bisa menambah minat siswa dalam menggunakan fasilitas perpustakaan.
2. Target pengguna dalam solusi adalah petugas perpustakaan. Informasi atau data yang diperlukan untuk mendukung solusi adalah :
a. Kendala dalam melayani proses peminjaman dan pengembalian buku. b. Sejauh apa kendala tersebut berpengaruh kepada pekerjaan yang lain. c. Lama proses melayani peminjaman dan pengembalian buku per siswa. d. Perlu atau tidaknya dibuat perpustakaan otomatis, untuk membantu
pekerjaan petugas perpustakaan.
e. Waktu yang diperlukan untuk membuat barcode baru yang unik pada setiap buku.
Hasil yang diharapkan dari solusi adalah :
a. Mempercepat waktu proses peminjaman dan pengembalian buku.
b. Perpustakaan otomatis dapat membantu petugas dalam proses peminjaman dan pengembalian buku, sehingga petugas tidak direpotkan dan bisa melakukan pekerjaan yang lainnya.
c. Proses pemasukkan data buku ke dalam database menjadi lebih cepat dan pembuatan barcode baru yang unik untuk setiap buku yang baru bisa dihilangkan.
Solusi digunakan agar petugas bisa melakukan pekerjaan dengan lebih optimal. Diperlukan alat peminjaman dan pengembalian buku otomatis, sehingga
72 para siswa bisa melaksanakan proses peminjaman dan pengembalian buku mandiri, tanpa bantuan petugas. Menghilangkan proses pembuatan barcode baru yang unik untuk setiap buku secara manual. Solusi diperlukan agar petugas bisa melakukan tugas yang lainnya, sehingga kinerja perusahaan meningkat (contoh : melayani pelanggan).
Permasalahan-permasalahan yang terjadi di atas akan berakibat pada melambatnya proses pelayanan yang diberikan kepada pengguna dan kurang optimalnya pekerjaan yang dilakukan petugas perpustakaan. Permasalahan utama yang harus dipecahkan adalah lamanya waktu peminjaman dan pengembalian buku secara manual (memerlukan bantuan petugas perpustakaan).
Solusi yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah-masalah di atas adalah membuat peminjaman dan pengembalian otomatis, dan diperlukan suatu ID yang unik dalam mengidentifikasi setiap buku secara otomatis. Perpustakaan dengan peminjaman dan pengembalian otomatis, serta ID yang unik dalam mengidentifikasi setiap buku secara otomatis, dapat dibuat dengan bantuan tag RFID. Sehingga proses peminjaman buku, pengembalian buku, dan tagging buku dapat dilakukan dengan lebih cepat. Pada proses meminjam dan mengembalikan buku tidak memerlukan bantuan petugas perpustakaan, sehingga pengguna bisa melakukan peminjaman dan pengembalian buku sendiri. Proses pengidentifikasian setiap buku agar unik dengan membuat barcode baru dengan ID berbeda dapat dihilangkan, karena setiap tag RFID mempunyai tag ID yang unik. Petugas bisa melaksanakan perkerjaannya yang lain, sehingga bisa mempercepat penyelesaian tugas-tugas tersebut, misalnya pengembalian buku ke rak-rak, melayani pengunjung perpustakaan, dan pendataan buku.
73 3.2.3 Rangkuman Identifikasi Permasalahan
Setelah melakukan evaluasi dan verifikasi pada sistem perpustakaan di Universitas Bina Nusantara dengan menggunakan pengamatan lapangan, kuesioner dan wawancara, serta membandingkan hasil evaluasi dan verifikasi tersebut dengan teori-teori yang terdapat pada studi literatur. Maka informasi-informasi yang diperoleh merupakan acuan utama bagi pendefinisian masalah-masalah yang dihadapi.
Hasil rangkuman identifikasi permasalahan-permasalahan yang ada pada sistem perpustakaan di Universitas Bina Nusantara adalah sebagai berikut :
74
Tabel 3.4 Rangkuman Permasalahan Dalam Studi Kasus
No. Permasalahan Yang Diidentifikasi Sumber Identifikasi Permasalahan Verifikasi Dengan
Landasan Teori
1. Waktu peminjaman dan pengembalian buku yang cukup lama pada saat jam-jam sibuk, sehingga menimbulkan antrian.
Terbatasnya jumlah petugas perpustakaan dalam melayani proses peminjaman dan pengembalian buku, menyebabkan lamanya pelayanan proses peminjaman dan pengembalian buku. Jumlah petugas yang melayani proses peminjaman dan pengembalian buku tidak sebanding dengan user yang dilayani, sehingga menimbulkan antrian
Data penggunaan RFID pada perpustakaan pada subbab 2.6 Penggunaan
RFID dalam perpustakaan
2. Waktu kerja terbuang karena melayani proses peminjaman dan pengembalian buku.
Petugas harus melayani setiap proses peminjaman dan pengembalian buku. Sehingga pekerjaan yang lainnya menjadi tertunda dan selesainya menjadi lebih lama. Apabila perpustakaan sedang ramai, petugas hampir tidak ada waktu melakukan perkerjaan yang lain, selain melayani setiap proses peminjaman dan pengembalian buku, padahal masih banyak pekerjaan lain yang harus dilakukan petugas, seperti : mengecek stok buku, memasukkan data buku baru, menaruh buku-buku yang telah dikembalikan ke rak buku yang sesuai, dan lain-lain
Data penggunaan RFID pada perpustakaan pada subbab 2.6 Penggunaan
RFID dalam perpustakaan
75
No. Permasalahan Yang Diidentifikasi Sumber Identifikasi Permasalahan Verifikasi Dengan
Landasan Teori
3. Tidak bisa melakukan pengembalian buku online 24 jam.
Pelayanan perpustakaan masih manual, yaitu memerlukan petugas perpustakaan dalam melayani pengembalian buku. Sehingga perpustakaan online 24 jam belum bisa dilaksanakan
Data penggunaan RFID pada perpustakaan pada subbab 2.6 Penggunaan
RFID dalam perpustakaan
4. Akibat luasnya lahan pada BINUS
School Serpong dan letak antara kelas
dan perpustakaan cukup jauh, sehingga
menyulitkan siswa untuk mengembalikan buku lebih cepat
Hasil survei terhadap BINUS School Serpong Data penggunaan RFID pada perpustakaan pada subbab 2.6 Penggunaan
RFID dalam perpustakaan
5. Waktu yang diperlukan untuk membuat
barcode baru yang unik pada setiap
buku cukup lama dan masih dilakukan secara manual (barcode dibuat sendiri oleh petugas, lalu dicetak dengan
printer)
Penggunaan barcode dalam proses identifikasi buku, yaitu setiap buku yang sejenis memilik nomor barcode yang sama. Karenanya untuk membuat setiap buku mempunyai ID yang unik, petugas perpustakaan harus membuat barcode baru yang mempunyai nomor yang unik. Sehingga memudahkan dalam proses pembacaan data dari database
Data perbedaan barcode dengan RFID pada subbab 2.5 Perbedaan
barcodes dengan RFID
6. Barcode bersifat static sehingga memerlukan bantuan teknologi
anti-Perpustakaan saat ini masih menggunakan teknologi
barcode yang masih terpisah dengan tekonologi anti-theft.
Data penggunaan RFID pada perpustakaan pada
76
No. Permasalahan Yang Diidentifikasi Sumber Identifikasi Permasalahan Verifikasi Dengan
Landasan Teori theft untuk menangani keamanan. Karena, barcode masih bersifat static (tidak bisa menyimpan
data) dan hanya bisa dibaca IDnya saja.
subbab 2.6 Penggunaan
RFID dalam perpustakaan
77 3.3 Analisis Pemecahan Masalah
Setelah dilakukan analisis permasalahan dengan menggunakan pengamatan lapangan, kuesioner dan atau wawancara, serta membandingkan hasil evaluasi dan verifikasi tersebut dengan teori-teori yang terdapat pada literatur. Hasil analisis permasalahan tersebut akan menjadi acuan utama bagi pendefinisian solusi yang akan dibangun dalam skripsi ini.
Masing-masing permasalahan kemudian akan ditentukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut dengan menggunakan fungsi dari solusi yang akan dibangun dan akan dilakukan pendefinisian solusi yang akan diterapkan untuk memecahkan keseluruhan masalah-masalah tersebut. Pemetaan solusi terhadap permasalahan ini kemudian akan menjadi acuan pengembangan desain dari aplikasi yang akan dibangun. Berikut adalah rangkuman solusi untuk permasalahan yang diidentifikasi :
78
Tabel 3.5 Rangkuman Solusi Untuk Permasalahan Studi Kasus No. Permasalahan Yang
Diidentifikasi
Solusi Untuk Permasalahan Verifikasi Dengan
Landasan Teori
1. Waktu peminjaman dan
pengembalian buku yang cukup lama pada saat jam-jam sibuk, sehingga menimbulkan antrian.
Dengan alat peminjaman dan pengembalian buku secara otomatis yang menggunakan teknologi RFID. Sehingga para siswa dapat melakukan proses peminjaman dan pengembalian buku mandiri, tanpa bantuan petugas. Dan proses peminjaman dan pengembalian buku akan berjalan lebih cepat
Data penggunaan RFID pada perpustakaan pada subbab 2.6 Penggunaan RFID dalam perpustakaan
2. Waktu kerja terbuang karena melayani proses peminjaman dan pengembalian buku.
Dengan alat peminjaman dan pengembalian buku secara otomatis yang menggunakan teknologi RFID. Para siswa bisa melaksanakan proses peminjaman dan pengembalian buku mandiri. Sehingga petugas bisa melaksanakan pekerjaan yang lainnya
Data penggunaan RFID pada perpustakaan pada subbab 2.6 Penggunaan RFID dalam perpustakaan
3. Tidak bisa melakukan pengembalian buku online 24 jam
Dengan alat peminjaman dan pengembalian buku otomatis dapat dimungkinkan perpustakaan online 24 jam. Karena tanpa petugas proses pengembalian buku dapat berjalan dengan baik
Data penggunaan RFID pada perpustakaan pada subbab 2.6 Penggunaan RFID dalam perpustakaan 4. Akibat luasnya lahan pada
BINUS School Serpong dan letak antara kelas dan
Dengan adanya alat pengembalian otomatis yang dapat diletakkan di mana saja khususnya di dekat kelas siswa dapat memudahkan siswa dalam proses pengembalian buku dengan
Data penggunaan RFID pada perpustakaan pada subbab 2.6 Penggunaan
79
No. Permasalahan Yang Diidentifikasi
Solusi Untuk Permasalahan Verifikasi Dengan
Landasan Teori perpustakaan cukup jauh,
sehingga menyulitkan siswa untuk mengembalikan buku lebih cepat
cepat karena, siswa tidak perlu datang ke perpustakaan langsung
RFID dalam perpustakaan
5. Waktu yang diperlukan untuk membuat barcode baru yang unik pada setiap buku cukup lama dan masih dilakukan secara manual (barcode dibuat sendiri oleh petugas, lalu dicetak dengan printer)
Dengan menggunakan teknologi RFID untuk mengganti teknologi barcode. Karena setiap tag RFID mempunyai nomor yang unik. Jadi, petugas tidak usah membuat barcode baru yang unik
Data perbedaan barcode dengan RFID pada subbab 2.5 Perbedaan barcode dengan RFID
6. Barcode bersifat static sehingga
memerlukan bantuan teknologi
anti-theft untuk menangani
keamanan.
Penggunaan teknologi RFID yang dapat mengintegrasikan teknologi identifikasi buku dan teknologi anti-theft
Penjelasan EAS pada subbab 2.7
80 Gambaran sistem yang akan dibangun :
81
Berikut model konseptual yang akan dibangun :
student
trought the gate
book pass the gate and checked by gate
librarian
user give the borrow book
Gate
Book’s Shelf
Database
manipulate database
proccess the data
manipulate database user put the book
on the machine Borrowed Machine Aplication send data return book machine user return
the book send data
user place the book which is not to be borrowed
Temporary Book’s Shelf
librarian place the book which is not to be borrowed alarm turn on while anti-theft still on Aplication user booking the book send data internet Aplication send data manipulate database 1a 3a
user choose the book
2a
trought the gate
3b 4a 4b 4b 4c 5 6a 7a 7b alarm 4 2a 2b 3 3 4 5 Learn Algoritm By : Takeshi Book
tagging the book
4a
storing the book
5
Aplication
Insert book’s data
5
user give the return book
2b
82 Pada proses peminjaman buku, siswa melewati gate untuk masuk ke dalam perpustakaan. Siswa memilih buku yang ingin dipinjam pada rak buku. Siswa bisa melakukan peminjaman buku melalui petugas perpustakaan atau melalui alat peminjaman buku otomatis. Jika siswa melakukan peminjaman buku melalui alat peminjaman buku otomatis, siswa meletakkan buku yang dipinjam dan BINUS card pada alat peminjaman otomatis. Jika siswa melakukan peminjaman melalui petugas perpustakaan, maka petugas akan memasukkan data siswa dan data buku yang ingin dipinjam ke dalam aplikasi. Aplikasi akan mengecek apakah siswa boleh melakukan peminjaman buku atau tidak, dan apakah status buku booking atau tidak. Jika siswa tidak bisa melakukan peminjaman buku, maka siswa atau petugas meletakkan buku yang tidak jadi dipinjam ke rak buku sementara yang telah disediakan. Jika siswa berhasil melakukan peminjaman buku, maka aplikasi akan mengirimkan data dan melakukan perubahan data buku dan data siswa pada database. Aplikasi juga akan mengatur alarm buku menjadi tidak aktif. Sehingga pada saat buku melewati gate, alarm tidak bunyi.
Pada proses pengembalian buku, siswa bisa melakukan pengembalian buku melalui alat pengembalian buku otomatis atau melalui petugas perpustakaan. Jika siswa mengembalikan buku melalui alat pengembalian otomatis, maka siswa meletakkan buku yang ingin dikembalikan pada alat pengembalian otomatis. Jika siswa mengembalikan buku melalui petugas perpustakaan, maka petugas akan memasukkan data buku yang dikembalikan ke dalam aplikasi. Aplikasi akan melakukan pengecekan apakah buku yang dikembalikan terkena denda atau tidak. Jika pengembalian dilakukan melalui alat
83 pengembalian otomatis dan buku yang dikembalikan terkena denda, maka proses pengembalian buku tidak bisa dilakukan, dan siswa harus membayar denda terlebih dahulu melalui petugas perpustakaan. Jika pengembalian dilakukan melalui petugas perpustakaan dan buku yang dikembalikan terkena denda, maka siswa harus melakukan pembayaran denda terlebih dahulu, baru pengembalian buku bisa dilakukan.
Pada proses pemesanan buku, siswa melakukan pemesanan melalui website perpustakaan yang telah disediakan dengan koneksi internet. Siswa memasukkan nomor ID dan password ke halaman web. Bila berhasil login, maka siswa memilih buku yang ingin di pesan dan melakukan pemesanan. Aplikasi akan mengecek apakah siswa bisa melakukan pemesanan atau tidak, dan juga akan mengecek apakah buku bisa dipesan atau tidak. Bila sukses melakukan pemesanan, aplikasi akan memasukkan data siswa dan data buku yang dipesan ke dalam database.
Pada proses tagging buku, petugas menempelkan tag ID, dan memasukkan data buku baru dan tag ID pada buku ke dalam database melalui aplikasi tagging buku. Lalu buku-buku hasil tagging ditaruh dalam rak buku yang sesuai.
Tujuan dari solusi yang akan dibangun pada skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Mempersingkat waktu peminjaman dan pengembalian buku.
Tujuan ini ditujukan untuk siswa dan petugas perpustakaan. Alat peminjaman dan pengembalian buku secara otomatis akan membuat proses peminjaman dan pengembalian buku menjadi lebih cepat. Sehingga
84 pengguna akan memperoleh keuntungan dengan solusi ini, yaitu proses peminjaman dan pengembalian buku akan menjadi lebih cepat, sehingga menguntungkan bagi siswa dan petugas perpustakaan.
2. Mengoptimalkan waktu kerja petugas.
Tujuan ini ditujukan untuk petugas perpustakaan. Pekerjaan petugas perpustakaan yang biasanya melayani proses peminjaman dan pengembalian buku dapat dikurangi, sehingga petugas bisa mengerjakan pekerjaan yang lainnya. Alat peminjaman dan pengembalian buku secara otomatis akan membuat para siswa melaksanakan proses peminjaman dan pengembalian buku secara mandiri, tanpa memerlukan petugas perpustakaan. Keuntungan yang akan didapatkan bagi petugas perpustakaan adalah petugas tidak melayani proses peminjaman dan pengembalian buku sepanjang waktu kerjanya, dan bisa melaksanakan pekerjaan lain. Petugas perpustakaan akan lebih cepat dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Petugas perpustakaan juga dapat memberikan pelayanan dengan berinteraksi secara langsung yang lebih baik dan lebih peduli kepada para pengguna perpustakaan, sehingga para pengguna perpustakaan merasakan pelayanan yang memuaskan.
3. Merealisasikan proses pengembalian buku online 24 jam.
Tujuan ini ditujukan untuk siswa atau pengguna perpustakaan lainnya. Perpustakaan bisa buka 24 jam, sehingga siswa bisa melaksanakan proses pengembalian buku setiap saat, tanpa takut perpustakaan sudah tutup. Alat peminjaman dan pengembalian buku secara otomatis akan memungkinkan dibuatnya perpustakaan online 24 jam. Karena dengan alat pengembalian
85 buku yang otomatis, para siswa bisa melaksanakan proses pengembalian buku secara mandiri, dan walaupun tidak ada petugas proses tersebut bisa dilaksanakan dengan baik. Keuntungan yang akan didapatkan bagi siswa atau pengguna perpustakaan lainnya adalah dapat mengembalikan buku setiap saat. Tanpa harus takut perpustakaan sudah tutup. Proses pengembalian buku bisa dilaksanakan kapan saja, walaupun tidak ada petugas yang melayaninya.
4. Menghilangkan proses untuk membuat barcode baru yang unik pada setiap buku.
Tujuan ini ditujukan untuk petugas perpustakaan. Setiap tag RFID mempunyai ID yang berbeda, sehingga jika buku-buku pada perpustakaan menggunakan teknologi RFID dalam mengidentifikasi buku, maka proses membuat barcode baru yang unik pada setiap buku dapat dihilangkan. Keuntungan yang akan didapatkan bagi petugas perpustakaan adalah petugas tidak perlu membuat barcode baru pada proses tagging buku dan dengan menghilangnya aktivitas ini, maka akan mempercepat proses tagging buku.
3.4 Perancangan Solusi
Perancangan solusi yang dibangun didasarkan untuk memecahkan masalah-masalah yang telah diidentifikasi melalui analisis pada subbab 3.2 dan mencapai tujuan-tujuan yang akan dibangun pada subbab 3.3. Sehingga dapat dibuat suatu solusi untuk menyelesaikan semua masalah yang telah
86 teridentifikasi dan tujuan dari solusi untuk memecahkan masalah tersebut bisa tercapai.
3.4.1 Perancangan Proses Bisnis Diusulkan Pada Solusi
Model konseptual yang telah digambar sebelumnya merupakan gambaran dari solusi yang akan dibangun. Proses-proses bisnis yang akan dirancang akan berdasarkan pada model konseptual tersebut, sehingga tujuan dari solusi dapat dicapai.
Untuk mencapai tujuan dari solusi, perlu dilakukan perubahan pada proses bisnis yang lama (sistem perpustakaan menggunakan barcode), dan dibuat proses bisnis baru (sistem perpustakaan menggunakan RFID) yang bisa mencapai tujuan dari solusi tersebut. Berikut adalah penjelasan tujuan dari suatu solusi dan bagaimana proses bisnis baru bisa mencapai tujuan dari solusi tersebut:
1. Tujuan solusi adalah mempersingkat waktu peminjaman dan pengembalian buku. Siswa bisa melakukan peminjaman buku dan pengembalian buku mandiri, tanpa harus mengantri pada petugas perpustakaan. Proses-proses bisnis yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah:
a. Penggunaan alat peminjaman buku otomatis.
Melalui penggunaan alat peminjaman buku otomatis, siswa bisa melayani dirinya sendiri. Jadi, bisa melakukan peminjaman buku otomatis tanpa perlu mengantri untuk mendapatkan pelayanan dari petugas perpustakaan. Dengan solusi ini antrian pada saat proses peminjaman buku akan berkurang.
87 Pada proses bisnis yang lama, proses peminjaman buku dilayani oleh petugas perpustakaan secara manual dengan menggunakan teknologi barcode. Dengan adanya proses bisnis baru ini, maka peminjaman buku dilakukan secara otomatis menggunakan teknologi RFID.
Pada proses bisnis meminjam buku akan terdapat fungsi/menu : i. Pendeteksian tag BINUS card
Aplikasi akan mengecek apakah ada tag BINUS card atau tidak pada alat peminjaman otomatis.
ii. Pengecekan status aktif tag BINUS card
Aplikasi akan mengecek apakah tag yang ada pada BINUS card masih aktif atau tidak.
iii. Pengecekan data dari BINUS card
Aplikasi akan mengambil data siswa, jumlah buku yang bisa dipinjam oleh siswa, jumlah buku yang sedang dipinjam oleh siswa, dan jumlah buku yang sedang dipinjam oleh siswa yang tanggal pengembaliannya lewat dari tanggal kembali seharusnya berdasarkan BINUS card yang ada di atas aplikasi ke dalam database. Dan menampilkannya pada layar aplikasi.
iv. Pendeteksian tag buku
Aplikasi akan mengecek apakah ada tag buku atau tidak pada alat peminjaman otomatis.
88 v. Pengecekan data buku berdasarkan tag buku
Aplikasi akan mengecek data buku pada database dan menampilkan NIB (Nomor Induk Buku), bibli, title, dan author buku pada layar aplikasi.
vi. Menu untuk melakukan peminjaman buku
Pada layar aplikasi akan ditampilkan data buku dan data siswa yang melakukan proses peminjaman berdasarkan tag yang dibaca oleh reader. Jika siswa ingin melakukan proses peminjaman buku tersebut, siswa harus memilih tombol “submit”.
vii. Setelah siswa memilih tombol ”submit” :
Pengecekan BINUS card dan buku pada alat peminjaman otomatis.
Pada saat siswa memilih tombol ”submit” untuk melakukan peminjaman, aplikasi akan mengecek apakah BINUS card dan buku yang dipinjam masih ada di atas alat peminjaman otomatis atau tidak.
Pengecekan status anggota siswa
Aplikasi akan mengecek status anggota siswa, apakah masih aktif (anggota perpustakaan) atau tidak.
Pengecekan status pinjam buku
Aplikasi akan melakukan pengecekan apakah buku yang ingin dipinjam siswa sedang dipinjam oleh orang lain atau tidak. Pengecekan status keanggotaan buku
89 Aplikasi akan melakukan pengecekan apakah buku yang dipinjam sudah terdaftar pada perpustakaan atau tidak.
Pengecekan jenis buku
Aplikasi akan melakukan pengecekan jenis buku, apakah buku yang ingin dipinjam tandon atau bukan.
Pengecekan kondisi buku
Aplikasi akan melakukan pengecekan kondisi buku masih bagus atau rusak. Jika kondisi buku adalah rusak, maka tidak bisa melakukan peminjaman untuk buku tersebut.
Pengecekan status booking buku
Aplikasi akan melakukan pengecekan apakah buku yang ingin dipinjam sedang di-booking orang lain atau tidak. Buku yang sedang di-booking tidak bisa dipinjam oleh siswa.
Pengecekan jumlah maksimal pinjam buku
Aplikasi akan melakukan pengecekan apakah jumlah pinjam buku sama dengan jumlah maksimal pinjam buku atau tidak. Jika jumlah pinjam buku sama dengan jumlah maksimal pinjam buku, maka siswa tidak bisa melakukan peminjaman lagi. Pengecekan denda siswa
Aplikasi akan melakukan pengecekan apakah siswa terkena denda atau tidak. Jika siswa terkena denda, maka siswa tidak bisa melakukan peminjaman buku. Siswa harus membayar denda melalui petugas terlebih dahulu baru bisa melakukan peminjaman.
90 Pengambilan tanggal kembali buku dari database
Aplikasi akan mengambil tanggal kembali buku yang akan dipinjam dari database dan menampilkan tanggal kembali buku pada layar aplikasi.
Memasukkan data peminjaman buku ke database
Aplikasi akan memasukkan transaksi peminjaman buku ke dalam database.
Pengaturan alarm buku
Jika peminjaman buku berhasil dilakukan, aplikasi akan mengatur alarm buku menjadi tidak aktif, sehingga gate tidak berbunyi saat siswa dengan buku pinjamannya melewati gate. viii. Menampilkan informasi hasil peminjaman buku
Aplikasi akan menampilkan informasil hasil peminjaman buku seperti nama peminjam, tanggal kembali buku, judul buku yang dipinjam, jumlah buku yang dipinjam, dan jumlah peminjaman buku yang sudah terkena denda.
b. Penggunaan alat pengembalian buku otomatis.
Melalui penggunaan alat pengembalian buku otomatis, siswa bisa melayani dirinya sendiri. Jadi, bisa melakukan pengembalian buku otomatis, tanpa perlu mengantri untuk mendapatkan pelayanan dari petugas perpustakaan. Dengan hal ini antrian pada saat proses pengembalian buku akan berkurang, sehingga waktu pengembalian buku akan menjadi lebih cepat.
91 Pada proses bisnis yang lama, proses pengembalian buku dilayani oleh petugas perpustakaan secara manual dengan menggunakan teknologi barcode. Dengan adanya proses bisnis baru ini, maka pengembalian buku dilakukan secara otomatis.
Pada proses bisnis mengembalikan buku terdapat fungsi/menu : i. Pendeteksian tag buku
Aplikasi akan mengecek apakah ada tag ID pada mesin buku. Jika ada tag ID pada mesin pengembalian buku, maka pintu tempat diletakkannya buku akan tertutup secara otomatis (aplikasi mengirimkan signal untuk menggerakkan motor).
ii. Pengecekan tag buku
Setelah pintu tertutup, Aplikasi akan mengecek kembali apakah buku masih ada pada mesin pengembalian buku atau tidak pada saat pintu telah tertutup.
iii. Pengecekan data buku
Aplikasi akan mengecek dari database mengenai data buku yang dikembalikan apakah sudah melalui proses peminjaman buku atau belum, serta apakah buku terkena denda atau tidak. Jika buku yang ingin dikembalikan belum melalui proses peminjaman buku dan buku terkena denda, maka pintu pada mesin pengembalian akan terbuka dan pengembalian buku batal. Aplikasi akan menampilkan data buku yang dikembalikan dan bila terkena denda akan ditampilkan jumlah denda yang harus dibayar. Siswa harus
92 melakukan pembayaran denda melalui petugas perpustakaan, baru bisa mengembalikan buku.
iv. Memasukkan data pengembalian buku ke database
Aplikasi akan memasukkan transaksi pengembalian buku ke dalam database.
v. Pengaturan alarm buku
Jika pengembalian buku berhasil dilakukan, maka aplikasi akan mengaktifkan kembali alarm buku.
vi. Pengiriman email
Aplikasi akan mengirimkan email kepada siswa yang sudah membooking buku.
vii. Aplikasi mengirimkan signal untuk menggerakkan motor
Fungsi ini untuk menggerakkan pintu dan roller. Jika proses pengembalian buku berhasil, maka aplikasi akan menggerakan motor untuk memasukkan buku yang dikembalikan ke dalam kotak tempat penyimpanan buku yang dikembalikan siswa. Dan pada layar aplikasi akan ditampilkan informasi berhasil melakukan pengembalian buku.
2. Tujuan solusi adalah bisa Merealisasikan proses pengembalian buku online 24 jam. Perpustakaan bisa buka 24 jam, sehingga siswa bisa melaksanakan proses pengembalian buku setiap saat, tanpa takut perpustakaan sudah tutup.
93
Proses bisnis yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah penggunaan alat pengembalian buku otomatis.
Melalui penggunaan alat pengembalian buku otomatis, siswa bisa melayani dirinya sendiri. Jadi, bisa melakukan pengembalian buku otomatis, tanpa perlu mengantri untuk mendapatkan pelayanan dari petugas perpustakaan. Dengan hal ini antrian pada saat proses pengembalian buku akan berkurang, sehingga waktu pengembalian buku akan menjadi lebih cepat.
Pada proses bisnis yang lama, proses pengembalian buku dilayani oleh petugas perpustakaan secara manual dengan menggunakan teknologi barcode. Dengan adanya proses bisnis baru ini, maka pengembalian buku dilakukan secara otomatis.
Pada proses bisnis mengembalikan buku akan terdapat fungsi/menu seperti pada subbab 3.4.1 di point 1.b.
3. Tujuan solusi adalah waktu kerja dapat dilaksanakan dengan lebih optimal. Pekerjaan petugas perpustakaan yang biasanya melayani proses peminjaman dan pengembalian buku dapat dikurangi, sehingga petugas bisa mengerjakan pekerjaan yang lainnya. Proses-proses bisnis yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah:
a. Penggunaan alat peminjaman buku otomatis.
Melalui penggunaan alat peminjaman buku otomatis, siswa bisa melayani dirinya sendiri. Jadi, bisa melakukan peminjaman buku otomatis, tanpa perlu mengantri untuk mendapatkan pelayanan dari
94 petugas perpustakaan. Dengan hal ini antrian pada saat proses peminjaman buku akan berkurang, sehingga waktu peminjaman buku akan menjadi lebih cepat.
Pada proses bisnis yang lama, proses peminjaman buku dilayani oleh petugas perpustakaan secara manual dengan menggunakan teknologi barcode. Dengan adanya proses bisnis baru ini, maka peminjaman buku dilakukan secara otomatis menggunakan teknologi RFID.
Pada proses bisnis meminjam buku akan terdapat fungsi/menu seperti pada subbab 3.4.1 di point 1.a.
b. Penggunaan alat pengembalian buku otomatis.
Melalui penggunaan alat pengembalian buku otomatis, siswa bisa melayani dirinya sendiri. Jadi, bisa melakukan pengembalian buku otomatis, tanpa perlu mengantri untuk mendapatkan pelayanan dari petugas perpustakaan. Dengan hal ini antrian pada saat proses pengembalian buku akan berkurang, sehingga waktu pengembalian buku akan menjadi lebih cepat.
Pada proses bisnis yang lama, proses pengembalian buku dilayani oleh petugas perpustakaan secara manual dengan menggunakan teknologi barcode. Dengan adanya proses bisnis baru ini, maka pengembalian buku dilakukan secara otomatis.
Pada proses bisnis mengembalikan buku akan terdapat fungsi/menu seperti pada subbab 3.4.1 di point 1.b.
95 4. Tujuan solusi adalah proses untuk membuat barcode baru yang unik pada
setiap buku dapat dihilangkan pada tagging buku
Proses bisnis yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah tagging buku. Petugas akan menempelkan tag RFID pada buku dan melaksanakan tagging buku-buku baru, yaitu memasukkan data-data buku ke dalam database.
Pada proses bisnis yang lama, proses memasukkan data buku ke dalam database menggunakan teknologi barcode dan untuk menjaga keamanan buku digunakan teknologi lain yang terpisah dengan menggunakan teknologi elektromagnetik. Dengan adanya proses baru ini, maka proses memasukkan data buku (tagging) ke dalam database akan menggunakan RFID, sehingga petugas dapat memasukkan data dengan lebih mudah. Dan akan dilakukan penggabungan anti-theft pada buku yang akan digunakan untuk menjaga keamanan buku ke dalam sistem RFID.
Pada proses bisnis ini akan terdapat fungsi/menu : i. Pengesetan EAS
Pada proses tagging buku, petugas akan men-set status awal alarm buku menjadi aktif melalui aplikasi.
ii. Pengisian data buku
Aplikasi akan menampilkan program untuk mengisi data buku baru dan nomor tag ID ke dalam database.
96 Use case diagram di bawah ini akan memberikan gambaran mengenai sistem perpustakaan yang akan dibangun pada solusi.
97
Tabel 3.6 Use Case Description Dari Use Case Borrow Books
Use Case Name Borrow Books
Actors Pengguna perpustakaan dan petugas perpustakaan
Description Use case ini menjelaskan proses peminjaman buku, dimana pengguna bisa meminjam buku melalui aplikasi
pada self-borrowing book machine.
Preconditions iii. Pengguna membawa buku yang ingin dipinjam iv. Pengguna membawa BINUS card
Postconditions • Buku berhasil dipinjam Related Use Cases • Tidak ada
Actor Action System Response
Normal Flow
Step 1 : siswa datang langsung ke perpustakaan dan meletakkan binus card dan buku yang ingin dipinjam pada mesin
peminjaman buku otomatis. Step 6 : siswa menekan tombol “submit”.
Step 2 : Mesin akan mendeteksi tag ID BINUS card yang ada di atas mesin peminjaman buku otomatis.
Step 3 : Aplikasi akan mengecek tag ID yang dibaca oleh mesin. Step 4 : Aplikasi akan mengecek data siswa dari database dan akan
menampilkan BinusianID, nama siswa, jumlah buku yang bisa dipinjam oleh siswa, jumlah buku yang sedang dipinjam, dan jumlah buku yang lewat masa pinjam pada layar aplikasi.
Step 5 : Aplikasi akan mendeteksi tag buku yang ada di atas mesin peminjaman buku, dan menampilkan data buku (NIB, bibli, title, dan
98
Step 7 : Aplikasi akan melakukan pengecekan apakah di atas mesin peminjaman masih ada BINUS card dan buku yang ingin dipinjam. Step 8 : Aplikasi akan melakukan pengecekan status anggota siswa yang melakukan peminjaman, apakah terdaftar sebagai anggota perpustakaan (aktif) atau tidak.
Step 9 : Aplikasi akan melakukan pengecekan apakah siswa terkena sanksi atau tidak.
Step 10 : Aplikasi akan melakukan pengecekan status pinjam buku, apakah buku yang akan dipinjam sedang dipinjam oleh orang lain atau tidak.
Step 11 : Aplikasi akan melakukan pengecekan apakah buku terdaftar dalam daftar buku yang ada diperpustakaan atau tidak.
Step 12 : Aplikasi akan melakukan pengecekan apakah buku yang akan dipinjam adalah buku tandon atau tidak.
Step 13 : Aplikasi akan melakukan pengecekan apakah buku yang akan dipinjam sedang di-booking atau tidak.
Step 14 : Aplikasi akan melakukan pengecekan apakah jumlah pinjam buku sudah maksimal atau belum.
Step 15 : Aplikasi akan melakukan pengecekan apakah siswa terkena denda atau tidak.
99
dan menampilkannya pada layar aplikasi.
Step 17 : Aplikasi akan memproses peminjaman buku, dan status alarm buku akan di non-aktifkan.
Step 18 : Aplikasi akan menampilkan konfirmasi berhasil melakukan proses peminjaman buku.
Alternate Flow Alt-Step 1 : Jika status tag BINUS card siswa tidak aktif (ID tag tidak terdaftar), maka proses peminjaman buku tidak bisa dilakukan dan siswa harus mengambil BINUS card dan buku dari mesin peminjaman otomatis.
Alt-Step 2 : Jika siswa tidak menekan tombol “submit” untuk melanjutkan peminjaman, maka aplikasi tidak melakukan proses peminjaman dan siswa akan mengambil buku dan BINUS card dari atas mesin peminjaman. Alt-Step 3 : Jika buku dan BINUS card tidak ada di atas mesin peminjaman saat pengecekan kembali, maka peminjaman buku akan dibatalkan.
Alt-Step 4 : Jika status siswa tidak aktif (tidak boleh meminjam buku), maka aplikasi akan memberikan informasi bahwa siswa tersebut tidak bisa meminjam buku.
Alt-Step 5 : Jika siswa terkena sanksi, maka peminjaman buku akan dibatalkan dan mesin akan menampilkan konfirmasi.
Alt-Step 6 : Jika buku yang akan dipinjam sedang dipinjam oleh orang lain, maka proses peminjaman buku akan dibatalkan dan aplikasi akan menampilkan konfirmasi.
Alt-Step 7 : Jika buku tidak terdaftar dalam perpustakaan, maka proses peminjaman buku akan dibatalkan dan akan ditampilkan informasinya.
100
dan akan ditampilkan informasinya.
Alt-Step 9 : Jika buku yang dipinjam sedang di-booking, maka proses peminjaman buku akan dibatalkan dan akan ditampilkan informasinya.
Alt-Step 10 : Jika jumlah pinjam buku sudah maksimal, maka proses peminjaman buku akan dibatalkan dan akan ditampilkan konfirmasi.
Alt-Step 11 : Jika siswa terkena denda, maka aplikasi akan membatalkan proses peminjaman dan menampilkan konfirmasi jumlah denda yang harus dibayar. Siswa harus melakukan pembayaran denda melalui petugas terlebih dahulu baru bisa melakukan peminjaman buku.