• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian otomasi pada industri batik pernah dilakukan oleh Wibisono,et al (2010), berupa perancangan dan pengembangan prototipe mesin cap batik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penelitian otomasi pada industri batik pernah dilakukan oleh Wibisono,et al (2010), berupa perancangan dan pengembangan prototipe mesin cap batik"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1 . 1 . Latar Belakang

Batik adalah satu bentuk industri kreatif unggulan Indonesia, sejak diakui oleh oleh Unesco sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Berbentuk (Intangible

World Heritage) pada Oktober 2009. Berdasarkan data Direktorat Jenderal

Perdagangan Dalam Negeri tahun 2011, Industri batik dapat menyerap jumlah tenaga kerja di Indonesia mencapai 916.783 orang. Adapun jumlah konsumen batik di dalam negeri mencapai lebih dari 72,86 juta orang. Dengan perhitungan ini nilai produksi batik dalam satu tahun mencapai Rp 3,9 triliun.

Pada saat ini ada dua macam batik yang beredar di pasar Indonesia, pertama batik tradisional, yang kedua tekstil bermotif batik. Proses pembuatan batik tradisional dengan bahan lilin meliputi batik tulis tangan dan batik cetakan cap. Dua metode ini mempunyai permasalahan pada kapasitas produksinya, karena proses pembuatannya yang memakan waktu lama serta makin berkurangnya tenaga terampil yang bisa mengerjakannya, sehingga kapasitas produksi masih menjadi kendala.

Dengan metode tradisional kapasitas produksi tiap operator cap (tukang cap) amat terbatas, yaitu sekitar 25 meter kain/hari (Wibisono et al, 2009). Penambahan kapasitas dengan menambah jumlah operator juga tidak mudah dilakukan karena memerlukan ketrampilan khusus. Operator yang memiliki kemampuan sebagai tukang cap amat langka ditemukan di pasar tenaga kerja, jumlah operator cap merupakan salah satu faktor utama untuk meningkatkan kapasitas produksi perusahaan batik.

Kapasitas adalah kemampuan pembatas dari unit produksi (tenaga kerja/operator, mesin, organisasi produksi dst) untuk dapat berproduksi dalam waktu tertentu atau output per satuan waktu, salah satu cara untuk meningkatkan kapasitas produksi yaitu melakukan pemanfaatan teknologi baru khusus untuk proses pembatikan tradisional dengan dikembangkan suatu mesin cap batik otomatis.

(2)

Penelitian otomasi pada industri batik pernah dilakukan oleh Wibisono,et al (2010), berupa perancangan dan pengembangan prototipe mesin cap batik otomatis (Wibisono et al. 2010). Pada penelitian tersebut perancangan dan pengembangan prototipe mesin dibagi dalam tiga bagian utama yaitu mekanisme gerakan horisontal, mekanisme pencetakan dan pengendali elektronik serta sumber daya. Mekanisme gerakan horisontal adalah mekanisme menggerakkan meja dimana kain yang akan diproses diletakkan, meja yang dikembangkan berupa meja geser dikendalikan dengan mikrokontroler. Bagian mekanisme pencetakan adalah alat yang dipergunakan untuk memegang cap serta untuk meletakkan lilin cair yang dipergunakan untuk pencetakan. Terdapat beberapa langkah gerakan yang dilakukan oleh mekanisme mesin ini untuk mencetak.

Proses pengecapan merupakan langkah- langkah berurutan yang dimulai dari memposisikan cap di atas nampan lilin, menurunkan cap untuk mengambil lilin, memindahkan cap di atas kain yang akan dicap, kemudian mencetak (men-cap), demikian urutan proses ini dihitung satu siklus pencetakan. Mekanisme kedua membawa mekanisme pertama untuk bergeser pada arah melintang kain. Mekanisme ini digerakkan oleh motor yang memutar ulir sehingga ulir akan memidahkan mekanisme pertama maju setahap demi setahap kemudian kembali ke posisi awal, hal ini disebut siklus kedua. Mekanisme ketiga menggerakkan belt

conveyor maju. Mekanisme ini bergerak setelah siklus kedua selesai.

Bagian pengendali dan sumber tenaga berupa rangkaian elektronik yang berfungsi untuk mengendalikan seluruh gerakan mesin, mensuplai listrik untuk seluruh motor penggerak. Pada rangkaian pengendali ini dimasukkan input untuk mengatur panjang langkah baik melintang maupun membujur.

Penelitian lain otomasi pada industri batik yaitu Mesin Pengecap Motif Batik Berbasis Atmega 8535, dilakukan oleh Basri (2012), untuk memudahkan proses pengecapan batik motif agar tidak manual dan proses pengecapannya berjalan secara otomatis (tidak dilakukan oleh operator/manusia), alat ini dikontrol oleh sebuah mikrokontroler, bagian kontrol pengecap Mesin Pengecap Motif Batik Berbasis Atmega 8535.

(3)

Penelitian otomasi pada industri batik (Berita Jakarta, 2012) tentang mesin untuk membuat pola batik dibuat oleh pelajar SMKN 4 Jakarta, proses pembuatan pola yang biasanya memakan waktu berhari- hari mampu diselesaikan mesin ini hanya dalam dua jam.

Penelitian sebelumnya pengembangan teknologi pembatikan tradisional dengan teknologi otomatis atau ”Batik Enrich Automation Technology” disingkat BEAT (Wibisono et al. 2008), menggunakan pengendali microcontroller AT Mega dan Micro PLC, hasil dari penelitian ini menyimpulkan pengendalian masih belum stabil. Beberapa hal yang dijumpai adalah hasil cetakan belum bisa rata jika dibandingkan dengan proses manual, kemudian proses pergeseran melintang masih mengandung beberapa kesalahan diakibatkan karena benda yang digeser adalah pemegang cap sehingga dapat mempunyai dua kemungkinan kesalahan yaitu hasil cap tumpang tindih atau terlalu renggang dari hasil pengecapan sebelumnya.

Penelitian teknologi kontrol pengecap menggunakan microcontroller yang dilakukan sebelumnya (Wibisono et al, 2008) dijumpai kelemahan pada sensor gerakan motor. Sensor motor penggerak tidak bisa memberikan informasi jumlah putaran yang tepat dan stabil. Hal ini menyebabkan jumlah putaran motor yang tidak sama di setiap langkah dan menghasilkan motif batik yang tidak teratur bentuknya. Karena teknik batik cap menggunakan canting cap untuk mencetak motif batik seperti orang memasang ubin, maka jika terjadi kesalahan putaran motor motif hasil cetakan jadi tumpang tindih atau terlalu renggang.

Penelitian menggunakan teknologi kontrol Micro PLC juga masih terdapat kelemahan (Wibisono et al, 2008). Micro PLC yang dikembangkan menggunakan

mini relay untuk menggerakkan motor listrik. Mini relay ini sangat sensitif

terhadap gelombang elektromagnetik yang ditimbulkan komponen lainnya. Sehingga gerakan mesin kadang menjadi tidak terkendali. Selain masalah kestabilan, juga tingkat fleksibilitas masih belum seperti yang diharapkan.

Melihat beberapa hal yang dijumpai dari hasil penelitian yang telah dilakukan , maka penelitian ini bermaksud dapat menge mbangkan mesin otomasi batik cap berkendali komputer. Sistem pengembangan produk mesin otomasi

(4)

batik cap menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD), yang merupakan salah satu metode yang biasa digunakan untuk pengorganisasian pengembangan produk. QFD adalah merupakan sebuah penerjemahan yang sistematis dari produk yang diinginkan oleh konsumen (voice of the customer) menjadi sebuah produk nyata yang diciptakan oleh sebuah perusahaan.

1. Sebagai bahan hipotesis pengembangan produk pada industri batik cap membutuhkan penambahan kapasitas, penambahan operator tidak mudah karena butuh suatu ketrampilan khusus, jika ada membutuhkan penambahan

operasional cost.

2. Mesin cap batik dapat meningkatkan produksi lebih efisien dengan ketepatan proses pengecapan dan mudah dioperasikan.

3. Metode Quality Function Deployment yang digunakan adalah suatu proses atau mekanisme terstruktur untuk menentukan kebutuhan pelanggan dan menerjemahkan kebutuhan–kebutuhan itu ke dalam kebutuhan teknis yang relevan, yang kemudian dijadikan matrik untuk membuat prototip mesin cap batik.

4. QFD (voice of customer) merupakan suatu proses produksi yang bersifat preventif dan terpadu terkait dengan proses produksi, produk dan jasa.

1 . 2 . Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasikan masalah mengenai pengembangan desain mesin cetak batik cap sebagai berikut:

1. Penambahan kapasitas dengan menambah jumlah operator tidak mudah karena butuh suatu ketrampilan khusus, jika ada amat langka ditemukan di pasar tenaga kerja.

2. Bagaimana mengembangkan mesin cap batik berkendali komputer.

3. Pengembangan mesin menggunakan kuesioner untuk mengetahui customer requirement.

4. Metode QFD digunakan untuk menentukan technical response yang harus dilakukan, dari tahap pengumpulan Voice of Customer, tahap penyusunan rumah kualitas (House of Quality) sampai tahap analisa dan implementasi. 5. Perancangan dari disain mesin cetak batik cap berkendali komputer.

(5)

6. Pembuatan mesin cetak batik cap. 7. Pengujian mesin cetak batik cap.

1 . 3 . Batasan Masalah

1. Pengembangan mesin cetak batik cap dilakukan pada disain meja, gerak/panjang lengan, transmisi.

2. Untuk mengetahui kebutuhan pengembangan mesin dilakukan responden melalui kuisoner, pengambilan data interview dan diskusi dengan karyawan cap industri batik dan masyarakat batik.

3. Metode QFD digunakan untuk untuk pengorganisasian pengembangan produk.

4. Pengembangan mesin tidak mencakup disain kontrol penggerak dan software.

1 . 4 . Tujuan Penelitian

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangan rancangan dan prototipe mesin cetak batik cap otomatis berkendali komputer dengan menggunakan metode QFD.

2. Melakukan pengujian mesin cetak batik cap berupa: ketepatan pengecapan, penghitungan waktu pengecapan, ketebalan hasil dari proses pengecapan pada kain serta pengujian pemrosesan warna hasil cetak batik cap.

1 . 5 . Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini akan menyempurnakan pengembangan mesin batik cap otomatis dengan menggunakan QFD. Bagi industri batik, mesin yang dikembangkan akan meningkatkan kapasitas produksi industri.

2. Disain mesin yang dikembangkan diharapkan dapat memberi pilihan untuk proses pencetakan batik (batik cap)

3. Kualitas produksi pengecapan dengan disain mesin yang akurat dan tepat pada akhirnya bisa menghasilkan produk batik yang berkualitas.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil-hasil yang telah diperoleh dari pelaksanaan reformasi birokrasi pada periode 2014-2018 menjadi dasar bagi pelaksanaan reformasi birokrasi pada tahapan selanjutnya

Hal tersebut disebabkan oleh tidak adanya deskripsi, kisi-kisi, dan tujuan pembelajaran mata kuliah Bahasa Arab yang jelas; tidak adanya panduan

Public Declare Function SetWindowPos Lib "user32.dll" (ByVal hwnd As Long, ByVal. hwndInsertAfter As Long, ByVal X As Long, ByVal Y As Long, ByVal cx As Long, ByVal cy As

(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan ketentuan Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 17 ayat (2) dan tidak membayar denda Sanksi Administratif sebagaimana dimaksud dalam

Penelitian yang berjudul Karakteristik Pelaku Tindak Pidana Narkotika Yang Wajib Di Rehabilitasi Dan Implentasinya (Studi Lapangan Di Badan Narkotika Nasional Kota

Nerimo dėl organizavimo kompetencijos klasės darbo organizavimo rodiklio įver- tinimo duomenys (2 pav.) rodo, kad grupėje A, lyginant su situacija mokslo metų pradžioje, po

Terdapat pula temuan penelitian bahwasanya Berdasarkan pada hasil korelasi tiap aspek, dari variabel kebahagiaan menunjukkan bahwa aspek resiliensi merupakan aspek

Menurut Imam Syafi‟i Jika yang diberi wasiat itu ter-mahjub (terhalang menerima warisan) oleh orang lain yang menerma wasiat, atau orang yang menerima wasiat keluar sebagai