• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN. Kadipiro adalah gerbang Solo dari daerah pesisir utara jawa dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PEMBAHASAN. Kadipiro adalah gerbang Solo dari daerah pesisir utara jawa dengan"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

38

BAB IV PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM KELURAHAN KADIPIRO

Kadipiro adalah gerbang Solo dari daerah pesisir utara jawa dengan luas wilayah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Luas Wilayah Kelurahan di Kecamatan Banjarsari Tahun 2012

No. Kelurahan Luas (Ha)

1 Mangkubumen 79,70 2 Timuran 31,50 3 Keprabon 31,80 4 Ketelan 25,00 5 Punggawan 36,00 6 Kestalan 20,80 7 Setabelan 27,70 8 Gilingan 127,20 9 Manahan 128,00 10 Sumber 133,30 11 Nusukan 206,30 12 Kadipiro 508,80 13 Banyuanyar 125,00 Jumlah 1481,10

Sumber : Surakarta Dalam Angka 2012

Kelurahan Kadipiro merupakan kelurahan terbesar dari tiga belas kelurahan yang terletak di Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta dengan luas wilayah 508,80 Ha. Kadipiro juga memiliki jumlah penduduk terbesar di

(2)

commit to user

kecamatan Banjarsari, yaitu 48.467 jiwa dengan 13.042 KK yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Gambar 4.2

Jumlah Penduduk Tiap Kelurahan di Kecamatan Banjarsari Tahun 2012

No Kelurahan Jumlah Penduduk 1 Mangkubumen 9,914 2 Timuran 3,059 3 Keprabon 3,355 4 Ketelan 4,142 5 Punggawan 5,190 6 Kestalan 3,092 7 Setabelan 4,254 8 Gilingan 21,718 9 Manahan 10,490 10 Sumber 16,895 11 Nusukan 29,502 12 Kadipiro 48,467 13 Banyuanyar 13,067

Sumber : Surakarta Dalam Angka 2012

Ditingkat kesejahteraan penduduk, Kelurahan Kadipiro yang jumlah penduduknya banyak tentu saja penduduk miskin di Kelurahan Kadipiro juga banyak, jumlah penduduk miskin di Kelurahan Kadipiro berjumlah 18.194 orang. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

(3)

commit to user

Gambar 4.3

Jumlah Penduduk Miskin di Kecamatan Banjarsari Tahun 2012 No Kelurahan Rumah Tangga Sasaran Anggota Rumah Tangga 1 Mangkubumen 825 2,726 2 Timuran 173 509 3 Keprabon 273 937 4 Ketelan 355 1,089 5 Punggawan 306 1,024 6 Kestalan 240 776 7 Setabelan 307 964 8 Gilingan 2,084 7,276 9 Manahan 704 2,397 10 Sumber 1,175 4,321 11 Nusukan 2,944 9,984 12 Kadipiro 4,805 18,194 13 Banyuanyar 833 3,239 JUMLAH 15,024 53,436

Sumber : Surakarta Dalam Angka 2012

B. MUSRENBANGKEL DASAR PENENTUAN DANA PEMBANGUNAN KELURAHAN

Dasar hukum keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan dan penganggaran daerah dijamin UU No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, meletakkan partisipasi masyarakat sebagai elemen penting untuk mencapai kesejahteraan masyarakat, menciptakan rasa memiliki masyarakat dalam pengelolaan pemerintahan daerah, menjamin adanya transparansi, akuntabilitas, dan kepentingan umum, perumusan program dan pelayanan umum yang memenuhi aspirasi masyarakat.

(4)

commit to user

Musrenbangkel adalah salah satu bentuk implementasi perencanaan pembangunan partisipatif di tingkat kelurahan. Bersama Musrenbangcam, Musrenbangkel diarahkan sebagai sebuah forum musyawarah di tingkat kelurahan dan kecamatan, sebagai subsistem perencanaan kota yang dapat mempertemukan berbagai pihak dan komponen masyarakat untuk berembuk mengenai permasalahan pembangunan yang terjadi dalam masyarakat serta berusaha memecahkan dan mencari solusi dari berbagai masalah yang ada. Dalam forum musyawarah ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pemerintah kota mengenai pembangunan yang akan dilaksanakan satu tahun kedepan.

Pemerintah telah menciptakan kerangka bagi Musrenbangkel untuk dapat mensinkronkan perencanaan bottom up dan top down dan merekonsiliasi berbagai kepentingan dan kebutuhan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan dalam perencanaan pembangunan daerah. Musrenbangkel adalah forum multipihak terbuka yang secara bersama mengidentifikasi dan menentukan prioritas kebijakan pembangunan. Kegiatan ini berfungsi sebagai proses negosiasi, rekonsiliasi, dan harmonisasi perbedaan antara pemerintah dan pemangku kepentingan sekaligus mencapai konsensus bersama mengenai prioritas kegiatan pembangunan berikut anggaran.

Musyawarah ini melibatkan lintas pemangku kepentingan yang terdiri dari dua basis komunitas, yaitu basis teritorial (keterwakilan masyarakat RT, RW, dan tokoh masyarakat) dan basis sektoral (keterwakilan komunitas), misalnya paguyuban becak, pedagang kaki lima, pengamen, dan sebagainya).

(5)

commit to user

Pelibatan basis sektoral dalam perencanaan pembangunan agar mereka dapat menyampaikan gagasan yang berkaitan dengan persoalan dan kebutuhan yang dihadapi. Peserta Musrenbangkel terdiri dari beberapa unsur, yaitu:

1. Pemerintah kelurahan;

2. LPMK (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan); 3. Unsur pengurus RT/RW atau perwakilan resmi;

4. Wakil organisasi sosial;

5. Komunitas sektoral yang ada di tingkat kelurahan; 6. Wakil organisasi kesenian;

7. Karang taruna dan organisasi pemuda;

8. Sektor privat seperti pengusaha, investor dan pedagang; 9. Organisasi perempuan;

10. Tokoh-tokoh masyarakat.

Pada pelaksanaannya, Musrenbangkel dilaksanakan melalui tahapan Pra Musrenbangkel dan Musrenbangkel. Dalam tahap Pra Musrenbangkel dilakukan kegiatan pembentukan panitia, penyusunan mekanisme dan jadwal sosialisasi, merancang tata tertib, merancang anggaran, paparan hasil musyawarah wilayah RT/RW dan kelompok masyarakat. Selanjutnya dibentuk forum sinkronisasi antar kewilayahan dan sektoral untuk merumuskan analisa potensi kelurahan, klarifikasi Daftar Skala Prioritas permasalahan di tingkat kelurahan sesuai bidangnya, serta perumusan sasaran Pembangunan Tahunan Kelurahan. Setelah tahap Pra Musrenbangkel selesai dilaksanakan baru tahapan Musrenbangkel bisa dilaksanakan.

(6)

commit to user

Dalam Pra Musrenbangkel dilakukan kegiatan sebagai berikut : a. Membagi tugas panitia Musrenbangkel;

b. Menyusun anggaran Musrenbangkel;

c. Melakukan sosialisasi dan menyusun jadwal musyawarah RT/RW; d. Mengumpulkan rumusan kegiatan dari RT/RW dan kelompok masyarakat; e. Menetapkan jadwal, agenda, dan tempat Musrenbangkel;

f. Menyusun dan merevisi konsep tata tertib Musrenbangkel;

g. Penyampaian hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan tahun sebelumnya; h. Analisa potensi dan penetapan sasaran Pembangunan Tahunan Kelurahan; i. Penyusunan prioritas Musrenbangkel;

j. Penyampaian rancangan awal rencana kerja SKPD tahun berikutnya; k. Mengumumkan jadwal Musrenbangkel empat hari sebelum pelaksanaan; l. Membuka pendaftaran dan atau mengundang calon peserta

Musrenbangkel.

Sedangkan dalam tahap Musrenbangkel ada 2 jenis persidangan meliputi sidang komisi dan sidang pleno. Dalam sidang pleno terdiri dari dua tahap, yaitu pleno pertama dan pleno kedua. Dalam sidang pleno pertama dilakukan kegiatan sebagai berikut :

a. Penetapan Steering Comitee (panitia pengarah) sebagai pimpinan siding pleno;

b. Dalam hal forum Musrenbangkel berkehendak atau sepakat untuk memilih pimpinan sidang secara langsung dari peserta maka hal tersebut harus

(7)

commit to user

disetujui oleh sekurang-kurangnya 50% ditambah satu dari jumlah peserta yang hadir;

c. Penyampaian tata tertib oleh pimpinan sidang pleno;

d. Paparan program/kegiatan prioritas pembangunan SKPD kelurahan oleh lurah;

e. Paparan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan tahun sebelumnya; f. Penerapan tata cara penyeleksian rumusan kegiatan pembangunan dan

DSP kegiatan.

Sedangkan agenda sidang pleno yang kedua adalah : a. Paparan hasil sidang komisi;

b. Tanggapan dari peserta Musrenbangkel; c. Pengesahan hasil sidang pleno II;

d. Pembentukan tim penyempurna rumusan;

e. Penentuan delegasi ke Musrenbangcam sebanyak-banyaknya 7 orang yang terdiri dari unsur panitia Musrenbangkel (SC/OC), perwakilan sidang komisi, komunitas sektoral, SKPD Kelurahan;

f. Penyerahan hasil Musrenbangkel kepada panitia pengarah untuk diteruskan kepada penanggung jawab;

g. Pembentukan tim perencana kegiatan pembangunan, tim pelaksana kegiatan pembangunan, dan tim monitoring dan evaluasi kegiatan pembangunan tahun berikutnya yang prosesnya dipimpin oleh penanggung jawab;

(8)

commit to user

h. Penandatanganan berita acara hasil-hasil Musrenbangkel diwakili oleh pimpinan sidang pleno dan ketua sidang komisi.

Sebelum pelaksanaan sidang pleno yang kedua harus diselenggarakan sidang komisi terlebih dahulu. Sidang komisi dilakukan untuk mencapai output yang maksimal dengan cara membagi semua peserta Musrenbangkel ke dalam empat unit kerja yang terdiri dari Bidang Umum, Ekonomi, Sosial Budaya, dan Fisik Sarana Prasarana. Dalam sidang komisi ini dilakukan kegiatan penyusunan validasi dan rekapitulasi dari:

a. Daftar Skala Prioritas kegiatan yang akan didanai dengan Dana Pembangunan Kelurahan /Block Grant dan atau swadaya masyarakat. b. Rumusan kegiatan pembangunan yang akan diusulkan pada

Musrenbangcam untuk ditandatangani SKPD.

Dengan selesainya tahapan sidang pleno yang kedua, bisa dikatakan pelaksanaan Musrenbangkel telah selesai. Tahap selanjutnya adalah hasil Musrenbangkel tersebut ke dalam Musrenbangcam. Hasil keluaran dari Musrenbangkel adalah :

a. Dokumen rencana kerja pembangunan kelurahan yang berisi rumusan kegiatan pembangunan untuk diusulkan ke Musrenbangcam dan akan dilaksanakan oleh SKPD dan DSP kegiatan pembangunan skala kelurahan yang akan didanai oleh alokasi DPK dan atau swadaya masyarakat; b. Daftar nama delegasi untuk mengikuti Musrenbangcam;

(9)

commit to user

d. Susunan keanggotaan Tim Perencana Kegiatan Pembangunan; e. Susunan keanggotaan Tim Pelaksana Kegiatan Pembangunan;

f. Susunan keanggotaan Tim Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan Kegiatan Pembangunan;

g. Berita acara Musrenbangkel.

C. GAMBARAN UMUM DANA PEMBANGUNAN KELURAHAN (DPK)

Dana Pembangunan Kelurahan (DPK) adalah dana hibah dari Pemerintah Kota Surakarta yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Surakarta yang ditujukan kepada masyarakat melalui masing-masing SKPD Kelurahan untuk digunakan membiayai kegiatan pembangunan kelurahan, sesuai dengan prioritas yang ditetapkan dalam Musrenbangkel, meliputi biaya pelaksanaan kegiatan dan biaya operasional kegiatan. Proyek ini merupakan proyek yang dilakukan pemerintah kota Surakarta yang dioperasionalkan oleh masyarakat kelurahan dan proyek ini merupakan penjabaran dari program pembangunan kelurahan dengan tujuan untuk mendukung swadaya masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan di wilayah kelurahan.

Proyek ini mulai dilaksanakan pada tahun 2001 dalam rangka mendukung pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah, serta Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2002 tentang penetapan APBD Kota Surakarta tahun 2002. Proyek ini

(10)

commit to user

merupakan hibah dari Pemkot Surakarta kepada instansi pemerintahan yang lebih dekat dengan masyarakat, yaitu kelurahan untuk selanjutnya bisa diwujudkan atau dikreasikan sesuai dengan kebutuhan akan pembangunan yang lebih bermanfaat bagi masyarakat setempat. Diharapkan dengan dana stimulan ini masyarakat bias lebih kreatif dan partisipatif dalam mengelola dan memanfaatkannya berdasarkan hasil musyawarah yang melibatkan semua elemen yang ada di masyarakat dan stakeholder yang ada sehingga pelaksanaan pembangunan di tingkat kelurahan benar-benar partisipatif, transparan, demokratis dan akuntabilitasnya benar-benar diakui.

Pada tahun 2001, Dana Pembangunan Kelurahan (DPK) lebih dikenal dengan sebutan Block Grant. Namun karena dalam nama Block Grant tidak terkandung makna kontrol dan partisipasi, kemudian diganti dengan Dana Pembangunan Kelurahan (DPK). Proyek ini muncul dalam rangka merespon perubahan paradigma pembangunan pada masa reformasi. Pendekatan pembangunan yang digunakan pada masa Orde Baru adalah mekanisme dari atas ke bawah (top down planning) dan semua keputusan terpusat pada pemerintah pusat. Masyarakat tidak diberikan celah sedikitpun untuk turut serta berpartisipasi dalam pembangunan. Masyarakat hanya berperan sebagai pelaksana tanpa mengetahui apa yang menjadi esensi dari pembangunan itu sendiri.

Berdasarkan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 3-A Tahun 2013 Tentang Pedoman Pengelolaan Dana Pembangunan Kelurahan Tahun Anggaran 2013, pengalokasian DPK bertujuan untuk:

(11)

commit to user

1. Meningkatkan kualitas dan percepatan pembangunan kelurahan;

2. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam rangka pembangunan di tingkat kelurahan;

3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

4. Mengatasi permasalahan masyarakat di bidang Pemerintahan Umum, Sosial Budaya, Ekonomi, dan Infrastruktur; dan

5. Mendukung kegiatan pada urusan pemerintah daerah.

Sedangkan sasaran kegiatan Dana Pembangunan Kelurahan adalah kegiatan-kegiatan yang mendukung terwujudnya visi Kota Surakarta sebagai kota budaya dan pembangunan jaringan teknologi informasi serta kebijakan nasional terkait pengarusutamaan gender dan anak dengan memperhatikan prioritas hasil Musrenbangkel. Sasaran kegiatan ini diharapkan mampu menangani dan mengatasi permasalahan masyarakat di bidang sosial, budaya, ekonomi, dan fisik prasarana. Dana Pembangunan Kelurahan tidak diperbolehkan untuk membiayai pembangunan kantor kelurahan, rumah dinas lurah, pengadaan peralatan dan perlengkapan kantor kelurahan serta pelaksanaan Musrenbangkel.

Pada awalnya, alokasi Dana Pembangunan Kelurahan untuk masing-masing kelurahan disamaratakan, yaitu 50 juta rupiah. Namun pada perkembangannya, banyak mekanisme yang disempurnakan dan salah satunya adalah besaran alokasi. Berdasarkan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 3-A Tahun 2013 Tentang Pedoman Pengelolaan Dana Pembangunan Kelurahan

(12)

commit to user

Tahun Anggaran 2013, alokasi dasar untuk Kegiatan Pembangunan Hasil Musrenbangkel pada masing-masing kelurahan adalah Rp. Rp.50.000.000,- (limapuluh juta rupiah). Dari alokasi dasar DPK akan ditambah alokasi DPK secara proporsional dari sisa alokasi untuk Kegiatan Pembangunan Hasil Musrenbangkel berdasarkan indikator. Indikator dan proporsi pembobotan sisa alokasi ditentukan sebagai berikut:

1. Luas Wilayah dengan bobot 30% (tiga puluh persen); 2. Jumlah Penduduk dengan bobot 20% (dua puluh persen);

3. Jumlah WP PBB yang membayar dengan bobot 5% (lima persen);

4. Jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) dengan bobot 20% (dua puluh persen);

5. Swadaya Masyarakat Pendamping DPK dengan bobot 20% (dua puluh persen); dan

6. Realisasi Retribusi Pelayanan Persampahan Kota (RPPjK) dengan bobot 5% (lima persen).

Untuk permohonan pencairan dana, maka setiap kelurahan harus mengajukan proposal yang didalamnya memuat rencana usulan kegiatan dan rencana anggaran secara detail kepada Walikota melalui Bagian Pemerintahan Umum untuk diverifikasi terlebih dahulu. Apabila proposal disetujui maka dana bisa dicairkan. Tetapi apabila kegiatan yang diusulkan tidak disetujui maka dapat diusulkan kembali untuk DPK tahun berikutnya. Sedangkan untuk pencairan DPK dibagi menjadi 2 tahap, yaitu:

(13)

commit to user

b. Tahap kedua sebesar 50% dari DPK masing-masing kelurahan

DPK tahap pertama dapat dipertanggungjawabkan minimal sebesar 90%. Pengajuan pencairan dana tahap pertama harus melampirkan berita acara hasil verifikasi proposal dan proposal yang telah disahkan Tim Verifikasi. Sedangkan pencairan tahap kedua harus dilampiri dengan pengesahan SPJ tahap pertama. Satu hal yang perlu digaris bawahi dan merupakan syarat yang harus ada adalah bahwa pelaksanaan kegiatan DPK wajib didukung dengan swadaya masyarakat.

Sebagai perwujudan pembangunan partisipatif, pelaksana proyek ini dibentuk dari unsur masyarakat yang dipilih melalui musrenbangkel. Panitia DPK tingkat kelurahan terdiri dari Tim Perencana Kegiatan Pembangunan, Tim Pelaksana Kegiatan Pembangunan, dan Tim Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pembangunan. Panitia DPK bertanggungjawab atas pelaksanaan teknis dan administrasi kegiatan kepada lurah serta pegelolaan swadaya masyarakat.

a. Seksi Perencana Kegiatan Pembangunan, mempunyai tugas dan tanggung jawab:

1. Mengkoordinasikan unsur masyarakat dalam rangka menyiapkan materi proposal; dan

2. Menyusun proposal DPK dengan mengacu hasil Musrenbangkel Tahun 2012, dan kegiatan khusus untuk penanganan/perbaikan kerusakan infrastruktur akibat bencana alam.

(14)

commit to user

b. Seksi Pelaksana Kegiatan Pembangunan, mempunyai tugas dan tanggung jawab:

1. melaksanakan Kegiatan Pembangunan Hasil Musrenbangkel sesuai proposal, termasuk dalam hal penerusan hibah;

2. mendokumentasikan dan menyusun laporan perkembangan kemajuan pelaksanaan kegiatan DPKpada kondisi 0% (nol persen), 50 % (lima puluh persen) dan 100 % (seratus persen);

3. mengumpulkan dokumen perkembangan kemajuan pelaksanaan kegiatan DPK dan bukti sah penge1uaran dan/atau penggunaan DPK sesuai jumlah uang panjar DPK yang diterima dan menyesuaikan jadwal waktu yang ditetapkan;

4. memperhatikan dan me1aksanakan rekomendasi Seksi Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pembangunan untuk perbaikan pelaksanaan Kegiatan DPK;

5. bertanggungjawab atas pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Hasil Musrenbangkel;

6. mengumpulkan, mengelola dan melaporkan swadaya masyarakat dalam rangka pelaksanaan DPK;dan

7. melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan pembangunan kepada Ketua PPK.

(15)

commit to user

c. Seksi Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pembangunan, mempunyai tugas dan tanggung jawab:

1. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan sejak Perencanaan hingga pelaksanaan DPK, mengacu hasil Musrenbangkel Tahun 2012; 2. Mengawasi pelaksanaan kegiatan DPK, mengacu proposal yang

ditetapkan oleh Seksi Perencana Kegiatan pembangunan dan Ketua PPK;

3. Memberikan rekomendasi untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan DPKkepada Seksi Pelaksana Kegiatan Pembangunan, berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi;

4. Melaksanakan pendampingan penyusunan laporan pertanggungjawaban;

5. Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi setelah selesainya Tahap Kesatu dan Tahap Kedua kepada Lurah dan Tim Monev Kota cq. Kepala Bagian Pemerintahan Umum.

D. PELAKSANAAN DANA PEMBANGUNAN KELURAHAN

Berdasarkan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 3-A Tahun 2013 Tentang Pedoman Pengelolaan Dana Pembangunan Kelurahan Tahun Anggaran 2013, Lurah selaku kepala wilayah mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk menetapkan PPK dan mengkoordinasikan kegiatannya bersama LPMK; memberi arahan atas penyusunan proposal; melakukan pendampingan tahapan perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, monitoring

(16)

commit to user

DPK dan penyusunan laporan pertanggungjawaban (LPJ) keuangan DPKoleh PPK. Untuk tahun 2013, kepanitiaan berjumlah 38 (tiga puluh delapan) orang yang terdiri atas unsur Lurah, LPMK, staf kantor kelurahan, PKK, ketua RT/RW dan tokoh masyarakat.

Program Dana Pembangunan Kelurahan ini diawali dari masyarakat bawah di tingkat RT. Sebelum dilaksanakan Musrenbangkel, di tingkat RT diadakan rapat penjaringan aspirasi dimana dalam forum tersebut masyarakat dapat menyalurkan aspirasinya yang kemudian diusulkan untuk didanai dengan Dana Pembangunan Kelurahan. Hasil rapat di tingkat RT itulah yang dijadikan acuan dalam menyusun daftar prioritas pembangunan yang akan dilaksanakan satu tahun berikutnya.

Untuk Program Dana Pembangunan Kelurahan tahun 2013 merupakan realisasi dari Musrenbangkel tahun 2012. Tim Perencana Kegiatan Pembangunan dengan melibatkan Tim Pelaksana dan Tim Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pembangunan menyusun proposal kegiatan DPK atas arahan Lurah dan LPMK. Di Kelurahan Kadipiro waktu yang diberikan kepada Tim Perencana untuk menyusun proposal DPK pada tahun 2013 kurang lebih 5 bulan, mulai bulan Maret sampai dengan Agustus dengan beberapa kali revisi. Rencana kegiatan mencakup empat bidang, yaitu bidang umum, ekonomi, sosial budaya, dan fisik sarana prasarana. Isi proposal harus detail dan rasional, sekurang-kurangnya mencantumkan :

a. Maksud, tujuan dan sasaran kegiatan b. Jenis kegiatan

(17)

commit to user

c. Lokasi kegiatan (peta kelurahan dan kecamatan) d. Rincian anggaran untuk tiap-tiap kegiatan

e. Komposisi atau perbandingan anggaran pada masing-masing kegiatan antara yang bersumber dari DPK dan swadaya masyarakat

f. Rencana Anggaran Belanja (RAB) dan gambar teknis serta dokumentasi foto kondisi awal obyek sebelum pelaksanaan kegiatan (0%), untuk kegiatan pembangunan infrastruktur fisik

g. Jadwal pelaksanaan kegiatan Setelah Lurah menetapkan proposal, maka proposal kemudian disampaikan kepada Walikota melalui Kepala Bagian Pemerintahan Umum untuk diverifikasi oleh Tim Verifikasi yang dibentuk oleh Pemkot Surakarta. Tim ini bertugas melakukan pengkajian terhadap kelayakan rencana kegiatan dari sisi teknis dan keuangan untuk kemudian disahkan. Dana baru bisa cair setelah proposal selesai diverifikasi dan disahkan.

Pasca pencairan dan penyerahan dana, Tim Pelaksana Kegiatan Pembangunan mulai melaksanakan kegiatan dan teknis operasional berdasarkan proposal yang telah disahkan oleh Tim Verifikasi. Pelaksanaan harus benar-benar mengacu dan sesuai dengan perencanaan dalam proposal yang sudah disahkan Tim Verifikasi. Apabila terdapat ketidaksesuaian atau pengalihan program, maka harus dibuat berita acara yang menyatakan bahwa dana dialihkan sebab kalau keluar dari proposal bisa disebut sebagai pelanggaran. Sebagai contoh, di Kadipiro tahun 2012 lalu pernah terjadi pengalihan program bidang ekonomi. Untuk program Diklat Pengelolaan

(18)

commit to user

Sampah dialihkan karena satu bulan sebelumnya sudah ada diklat yang dibiayai oleh sumber dana lain. Untuk itu panitia membuat berita acara pengalihan yang ditandatangani oleh Lurah dan Ketua LPMK.

Pencairan DPK dibagi menjadi dua tahap, masing-masing 50%. Dana tahap II dapat dicairkan setelah panitia membuat surat pertanggungjawaban (SPJ) dana tahap I. Tim Pelaksana juga mengumpulkan, mengelola dan melaporkan swadaya masyarakat. Seluruh kegiatan dan perkembangannya harus didokumentasikan dan dilaporkan. Sedangkan Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) bekerja mengikuti Tim Pelaksana karena tugas utamanya melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan DPK. Tim Monev-lah yang melakukan kontrol atas kesesuaian kegiatan antara yang tercantum di proposal dengan realisasi di lapangan.

E. ANALISIS PERAN STAKEHOLDERS DALAM PROGRAM DANA PEMBANGUNAN KELURAHAN DI KADIPIRO

1. Peran Stakeholders dalam Pelaksanaan Program Dana Pembangunan Kelurahan Di Kadipiro

Program Dana Pembangunan Kelurahan, dilaksanakan atas dasar tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mendukung percepatan penanggulangan kemiskinan, mengatasi permasalahan masyarakat pada bidang Musrenbangkel, mendukung kegiatan pada urusan Pemerintah Daerah, meningkatkan kualitas dan percepatan pembangunan wilayah Kelurahan, serta mendorong dan meningkatkan partisipasi dan swadaya

(19)

commit to user

masyarakat dalam pembangunan di tingkat Kelurahan. Pelaksanaan program ini tidak hanya dilakukan oleh satu pemangku kepentingan atau

stakeholders saja melainkan membutuhkan peran aktif serta komitmen

dari berbagai elemen dan instansi. Dalam pelaksanaan Program Dana Pembangunan Kelurahan di Kelurahan Kadipiro ada dua kategori pemangku kepentingan, yaitu instansi pemerintah dan lembaga kemasyarakatan.

Menurut Berdasarkan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 3-B Tahun 2015 Tentang Pedoman Pengelolaan Dana Pembangunan Kelurahan, stakeholders di lingkup pemerintah yang mengelola Dana Pembangunan Kelurahan Kadipiro, yaitu, Panitia Pembangunan Kelurahan (PPK), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan, Kelurahan Kadipiro, Bagian Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota Surakarta, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Surakarta, dan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Surakarta. Namun pada prakteknya yang berperan secara penuh dalam program Dana Pembangunan Kelurahan adalah Panitia Pembangunan Kelurahan (PPK). Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Kepala Kelurahan Kadipiro.

lain hanya membantu dalam hal yang sifatnya administrasi dan kontrol saja mas 6 Agustus 2013)

(20)

commit to user

Hal senada juga disampaikan oleh Staf Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi Dan Pelaporan, Bappeda Kota Surakarta.

peran Bappeda dalam DPK hanya pada saat penyusunan proposal yang diajukan oleh PPK saja mas karena berkaitan dengan

perencanaan. 01 Agustus 2013.)

Dana Pembangunan Kelurahan dilaksanakan dengan mengikutsertakan lembaga kemasyarkatan di lingkungan Kelurahan Kadipiro, peran masyarakat dapat disalurkan dengan memberikan usulan-usulan program yang akan didanai dengan anggaran Dana Pembangunan Kelurahan, misalnya PKK mengusulkan kegiatan optimalisasi Posyandu.

Masyarakat juga dapat berperan secara berkelompok melalui forum RT ataupun RW yang memiliki kepentingan dalam program Dana Pembangunan Kelurahan. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Ketua RT 04 RW 25 Kelurahan Kadipiro,

-ibu pkk ditingkat RT mas.., ya tetapi itu juga bagian dari Musrenbang . wawancara 11 Agustus 2013)

Hal senada juga disampaikan oleh salah satu Ketua TP PKK Kelurahan Kadipiro.

nggih mas leres.. kita juga dilibatkan dalam prosesnya.. melalui

rapat-rapat di tingkat RT kemudian..aaaa.. di usulkan melalui forum musrenbangkel, (wawancara 25 Agustus 2013).

Dari hasil wawancara diatas dapat dilihat stakeholders di lingkup pemerintah yang mengelola dana pembangunan kelurahan, yaitu, Panitia

(21)

commit to user

Pembangunan Kelurahan (PPK), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan, Kelurahan Kadipiro, Bagian Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota Surakarta, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Surakarta, dan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Surakarta, serta Lembaga Kemasyarakatan, RT/RW dan juga PKK yang menjadi bagian dari proses Dana Pembangunan Kelurahan Kadipiro.

Dalam program Dana Pembangunan Kelurahan Kadipiro, setiap

stakeholders memiliki peranan yang dijalankan masing-masing, sesuai

dengan apa yang menjadi kewajiban mereka dalam menjalankan tugas dan fungsi mereka. Dari wawancara diatas instansi pemerintahan memiliki peranan yang lebih kearah proses adminisrasi, sedangkan lembaga kemasyarakatan lebih kearah proses advokasi. Peranan yang dilakukan oleh stakeholders merupakan perwujudan dari hak dan kewajiban yang dimilki.

a. Peranan Panitia Pembangunan Kelurahan (PPK)

Panitia Pembangunan Kelurahan (PPK) Kelurahan Kadipiro merupakan panitia yang dibentuk khusus dengan surat keputusan bersama Kepala Kelurahan dan ketua LPMK yang berlandaskan Peraturan Walikota yang secara khusus mengelola Dana Pembangunan Kelurahan.

Peranan yang dilakukan oleh Panitia Pembangunan Kelurahan (PPK) Kelurahan Kadipiro terkait dengan dana pembangunan

(22)

commit to user

kelurahan meliputi keseluruhan proses dari awal sampai akhir mulai dari tahap perencanaan sampai dengan pertanggungjawaban penggunaan dananya.

Peran yang sangat penting dari Panitia Pembangunan Kelurahan (PPK) tersebut dikuatkan dengan pernyataan Kepala Kelurahan Kadipiro.

pembuatan proposal pengajuan yang dikonsultasikan ke BAPPEDA itu, terus bertanggung jawab terhadap pengelolaan dananya, mempertanggungjawabkan penggunaannya. Kalau pelaksanaan ya mereka itu yang mengkoordinasikan mas.. 06 Agustus 2013). Pernyataan Kepala Kelurahan Kadipiro tersebut dikuatkan oleh Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) mengenai peran PPK ya mas.. mereka itu kompleks mas tugasnya kalau bisa dibilang menyeluruh mulai perencanaan, pelaksanaan, pada saat pertanggungjawaban mereka juga yang mempertanggungjawabkan penggunaan dananya.

Dalam Pelaksanaan Program Dana Pembangunan Kelurahan, PPK yang struktur organisasinya PPK terdiri dari, Ketua, Sekretaris, Bendahara, Seksi Perencana Kegiatan Pembangunan, Seksi Pelaksana Kegiatan Pembangunan, dan Seksi Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pembangunan harus menjalankan tugasnya sesuai dengan fungsi masing-masing yang diatur dalam Peraturan Walikota Surakarta Nomor 3-A Tahun 2013 Tentang Pedoman Pengelolaan Dana Pembangunan Kelurahan Tahun Anggaran 2013. Tugas PPK dibagi kedalam tiga tahapan proses, yaitu :

(23)

commit to user

a) Perencanaan, dalam tahap ini PPK harus mengkoordinasikan unsur masyarakat dalam rangka menyiapkan materi proposal awal untuk pengajuan. Hasil dari materi tersebut mengacu hasil musrenbangkel yang kemudian disusun untuk diajukan ke tingkat kota yang sebelumnya sudah dikonsultasikan dengan Bappeda melalui Bagian Pemerintahan Umum. Hal itu sesuai dengan pernyataan Staf Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi Dan Pelaporan, Bappeda Kota Surakarta,

pembuatan proposal ajuan itu harus dikonsultasikan ke kami mas.. karena berkaitan dengan perencanaan apakah sudah sesuai juga dengan Rencana Kerja Pembangunan Daerah, agar singkron antara pemerintah kota dengan

Hal itu sesuai dengan yang diperkuat oleh staf Bagian Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota Surakarta

mas untuk diverifikasi kelengkapannya sudah komplit apa (wawancara 02 Agustus 2013)

b) Pelaksanaan, PPK bertanggungjawab atas pelaksanaan program dana pembangunan kelurahan yang didasarkan atas proposal pengajuan dana pembangunan kelurahan, di dalam pelaksanaannya PPK harus mendokumentasikan dan menyusun laporan perkembangan kemajuan pelaksanaan kegiatan dana pembangunan kelurahan pada kondisi 0% (nol persen), 50% (lima puluh persen), dan 100% (seratus persen). PPK bertanggung jawab atas penggunaan dana DPK yang diperuntukkan Kegiatan

(24)

commit to user

Pembangunan. Hal itu sesuai dengan pernyataan Ketua PPK Kelurahan Kadipiro.

mas.. jadi ada pembagian tugas seperti yang sudah tercantum di perwali, jadi kami mengacunya kesana, dalam prakteknya pelaksanaannya melibatkan masyarakat dari tingkat RT, RW, sampai kelurahan, prosesnya panjang

(wawancara 18 Agustus 2013)

Hal itu sesuai dengan yang diperkuat oleh Kepala Kelurahan Kadipiro

ada tim sendiri yang meng-handle sesuai dengan tugasnya masing-masing jadi kami hanya memantau dan

06 Agustus 2013)

c) Pertanggungjawaban, PPK harus mempertanggungjawabkan hasil dari program dana pembangunan kelurahan dengan berupa laporan kegiatan dan laporan penggunaan anggaran untuk disampaikan melalui Bagian Pemerintahan Umum untuk selanjutnya disampaikan ke DPPKA. Hal itu sesuai dengan pernyataan Ketua PPK Kelurahan Kadipiro.

laporan mas.. diserahkan ke pemerintah kota dalam hal ini DP

(wawancara 18 Agustus 2013)

Hal itu sesuai dengan pernyataan oleh Kepala Kelurahan Kadipiro "tentu mas.. PPK wajib mempertanggungjawabkan dana pembangunan kelurahan yang harus di serahkan ke

(25)

commit to user

b. Peranan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK)

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) adalah Lembaga atau Wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra Lurah dalam menampung dan mewujudkan aspirasi serta kebutuhan masyarakat di bidang pembangunan.

LPMK mempunyai tugas menyusun rencana pembangunan secara partisipatif, menggerakkan swadaya gotong-royong masyarakat, melaksanakan dan mengawasi mengendalikan pembangunan. Dalam melaksanakan tugas LPMK mempunyai fungsi: a) penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam

pembangunan;

b) penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia;

c) peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat;

d) penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian dan pengembangan hasil-hasil pembangunan secara partisipatif;

e) penumbuhkembangkan dan penggerak prakarsa, partisipasi, serta swadaya gotong-royong masyarakat;

f) penggali, pendayagunaan dan pengembangan potensi sumber daya alam serta keserasian lingkungan hidup;

(26)

commit to user

g) pemberdayaan dan perlindungan hak politik masyarakat; dan h) pendukung media komunikasi, informasi, sosialisasi antara

pemerintah kelurahan dan masyarakat.

Anggota LPMK berasal dari warga Kelurahan yang bersangkutan, memenuhi syarat sebagai anggota dan dipilih berdasar mekanisme pemilihan anggota. Dalam pelaksanaan program dana pembangunan kelurahan LPMK bersama Lurah bertugas untuk membentuk Panitia Pembangunan Kelurahan yang disahkan dengan Surat Keputusan Bersama, selain itu LPMK bertugas untuk mengawal dalam penyusunan proposal yang akan diajukan ke Bagian Pemerintah Umum. Hal itu sesuai dengan pernyataan Ketua LPMK Kelurahan Kadipiro.

tugas LPMK dalam dana pembangunan kelurahan ya melakukan pengawasan dan pembinaan

Agustus 2013)

Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Kelurahan Kadipiro LPMK dengan Kelurahan membentuk Panitia tersebut

LPMK tugasnya mengawal PPK mas mulai dari pada saat perencanaan untuk pengajuan proposal LPMK juga harus (wawancara 06 Agustus 2013)

LPMK juga bagian dari penerima dana pembangunan kelurahan dana itu diperuntukkan untuk biaya operasional LPMK seperti, rapat-rapat, pembelian alat tulis kantor, dan kegiatan-kegiatan yang menunjang tugas dan fungsi LPMK hal itu sesuai dengan pernyataan ketua pernyataan Ketua LPMK Kelurahan Kadipiro.

(27)

commit to user

untuk operasional mas.. dari alokasi anggaran dana pembangunan kelurahan secara keseluruhan memang ada (wawancara 07 Agustus 2013)

Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Kelurahan Kadipiro

kelurahan untuk operasional mas..untuk rapat-rapat, untuk (wawancara 06 Agustus 2013)

c. Kelurahan Kadipiro

Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat Daerah Kota Surakarta dalam wilayah kerja Kecamatan.Kelurahan terdiri dari Lurah dan perangkat kelurahan. Kelurahan dipimpin oleh Lurah yang berada di bawah dan bertanggungjawab Kepada Walikota melalui Camat. Perangkat kelurahan terdiri dari Sekretaris Kelurahan dan Seksi paling banyak 4 (empat) Seksi serta jabatan fungsional. Dalam melaksanakan tugasnya, Perangkat Kelurahan bertanggungjawab kepada Lurah. Perangkat kelurahan diisi dari Pegawai Negeri Sipil yang diangkat oleh Sekretaris Daerah Kota Surakarta atas usul Camat.

Pelaksanaan Program Dana Pembangunan Kelurahan tidak mungkin lepas dari peran serta kelurahan karena berkaitan dengan proses awal program dana pembangunan kelurahan yang diikutsertakan dalam agenda musrenbangkel, dalam perjalanannya kelurahan juga memfasilitasi kegiatan yang berkaitan dengan program

(28)

commit to user

dana pembangunan kelurahan. Disini peran penting juga diemban oleh kepala kelurahan kadipiro sebagai pemimpin di tingkat kelurahan.

Peran penting kelurahan dalam program dana pembangunan kelurahan diantaranya adalah pembentukan panitia pembangunan kelurahan, kelurahan memfasilitasi forum untuk membentuk panitia yang akan mengelola dana pembangunan kelurahan mulai dari awal perencaan sampai pada penatausahaan.

Hal tersebut di jelaskan oleh ketua PPK Kelurahan Kadipiro

pembentukan panitia ini pun kelurahan berkewajiban (wawancara 18 Agustus 2013)

Hal senada juga dinyatakan oleh ketua LPMK Kelurahan Kadipiro

kegiatan pada program dana pembangunan kelurahan namanya juga lingkupnya kelurahan mas .. tentu kelurahan juga harus mengikuti semua kegiatan dari dana setiap perkembangan dari dana pembangunan kelurahan Agustus 2013)

d. Peranan Bagian Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota Surakarta

Bagian Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota Surakarta merupakan bagian yang membidangi Otonomi Daerah pembinaan administrasi Kecamatan dan Kelurahan.Pada tingkat kota, tahapan perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan dan monitoring DPK dikoordinasikan oleh Bagian Pemerintahan Umum. Bagian

(29)

commit to user

Pemerintahan Umum bertugas membentuk Tim Verifikasi di tingkat kota yang bertugas melakukan verifikasi proposal DPK ditetapkan dengan Keputusan Kepala Bagian Pemerintahan Umum. Bagian Pemerintahan Umum juga melakukan verifikasi terhadap Surat Permohonan Pencairan Dana Pembangunan Kelurahan dan menjadi bagia dari Tim Monitoring dan Evaluasi tingkat Kota.

Peranan yang dilakukan Bagian Pemerintahan Umum berupa peranan teknis terkait dengan fungsi verifikasi dan monitoring dalam program dana pembangunan kelurahan. Hal itu sesuai dengan yang diperkuat oleh staf Bagian Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota Surakarta

tim verifikasi untuk memverifikasi proposal dana pembangunan kelurahan, bagian umum juga membentuk tim monitoring dan evaluasi dana pembangunan kelurahan (wawancara 02 Agustus 2013)

Hal tersebut diperkuat oleh Kepala Kelurahan Kadipiro

di tingkat kota ada bagian pemerintahan umum mas yang Agustus 2013)

e. Peranan Badan Perancanaan Pembangunan Dareah Kota Surakarta (BAPPEDA)

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Surakarta merupakan embaga teknis daerah dibidang penelitian dan perencanaan pembangunan daerah yang dipimpin oleh seorang kepala

(30)

commit to user

badan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur/Bupati/Walikota melalui Sekretaris Daerah. Badan ini mempunyai tugas pokok membantu Gubernur/Bupati/Walikota dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dibidang penelitian dan perencanaan pembangunan daerah.

Bappeda sebagai lembaga pemerintah melakukan peranannya dalam membuat perencanaan pembangunan serta mengkordinasikan setiap kegiatan Musrenbang yang berkaitan juga dengan dana pembangunan kelurahan. Pernyataan tersebut dinyatakan oleh Staf Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi Dan Pelaporan, Bappeda Kota Surakarta,

posisi kita dalam program dana pembangunan adalah dalam tahap perencanaan, karena Bappeda

bertanggungjawab atas Musrenbang yang

penyelenggaranya juga kita. (wawancara 01 Agustus 2013)

Pernyataan Staf Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi Dan Pelaporan, Bappeda Kota Surakarta tersebut diperkuat oleh Staf Bagian Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota Surakarta yang dapat dilihat dalam hasil wawancara berikut ini.

memverifikasi program dana pembangunan kelurahan berdasarkan hasil konsultasi PPK dengan Bappeda sebelumnya, yang terkait perencanaan kota kan Bappeda. (wawancara 02 Agustus 2013)

(31)

commit to user

f. Peranan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Surakarta

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset dipimpin oleh Kepala Dinas dan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah

Peranan yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah terkait tentang proses program dana pembangunan kelurahan sesuai tugas pokok dan fungsinya sebagai pengelolaan anggaran, perbendaharaan dan akuntansi keuangan daerah disampaikan oleh staf DPPKA Kota Surakarta.

monitoring yang terkait pengelolaan dan penggunaan hibah dana pembangunan

kelurahan, meliputi pencairan dan

pertanggungajawabannya 08 Agustus 2013) Hal ini senada dengan yang dinyatakan oleh Staf Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi Dan Pelaporan, Bappeda Kota Surakarta

DPPKA itu mas yang mengurusi masalah danannya mas

yang mungkin tahu 01 Agustus 2013).

g. Peranan RT/RW di Lingkungan Kelurahan Kadipiro

RW berkedudukan di Kelurahan membantu lurah di bidang pemerintahan. RW mempunyai tugas membantu Lurah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan. RW mempunyai fungsi : a. pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintahan

(32)

commit to user

lainnya ; b. pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar warga; c. pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan mengembangkan aspirasi dan swadaya murni masyarakat; dan d. penggerak swadaya gotong-royong dan partisipasi masyarakat di wilayahnya.

RT berkedudukan di Kelurahan membantu lurah di bidang pemerintahan. RT mempunyai tugas membantu Lurah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan. RT mempunyai fungsi : a. pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan kemasyarakatan antar anggota Rukun Tetangga di wilayahnya; b. pelaksanaan koordinasi hubungan antar anggota Rukun Tetangga dengan Pemerintah; c. pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintahan; d. pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar warga; e. pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan mengembangkan aspirasi dan swadaya murni masyarakat; dan f. penggerak swadaya gotong-royong dan partisipasi masyarakat di wilayahnya.

Peran RT/RW dalam program dana pembangunan kelurahan adalah dengan menampung aspirasi masyarakat melalui perkumpulan rutin RT/RW untuk mengusulkan program-program apa saja yang diperlukan masyarakat sehingga program yang dibiayai dari dana pembangunan nantinya dapat sesuai dengan kebutuhan masyarkat. Hal tersebut dikuatkan oleh Ketua RT 04 RW 25 Kelurahan Kadipiro

(33)

commit to user

tetapi pada saat menjelang musrenbangkel rapat diarahkan untuk membahas program apa yang akan diusulkan untuk

didanai

-macem mas usulannya ada yang usul perbaikan saluran,

sungguh-(wawancara 11 Agustus 2013)

Hal itu sesuai dengan apa yang dinyatakan Anggih

(wawancara 30 Agustus 2013)

Apabila program usulan disetujui RT/RW bertugas mengkoordinir warganya untuk merealisasikan program yang sudah diusulkan dan disetujui. Hal tersebut di benarkan oleh Ketua RT 04 RW 25 Kelurahan Kadipiro

-usulan tadi mas kalau disetujui ya harus menggerakkan warga, supaya mau turut serta dalam a

h. Peranan PKK di Lingkungan Kelurahan Kadipiro

PKK Kelurahan berkedudukan di Kelurahan membantu lurah di bidang pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga. Tugas PKK Kelurahan meliputi : a. menyusun rencana kerja PKK Kelurahan, sesuai dengan Rencana Kerja Daerah TP PKK Kota; b. melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang disepakati; c. menyuluh dan menggerakkan kelompok-kelompok PKK di lingkungan RW, RT dan Dasawisma agar dapat mewujudkan kegiatan-kegiatan yang telah disusun dan disepakati; d. menggali, menggerakan dan

(34)

commit to user

mengembangkan potensi masyarakat, khususnya keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan; e. melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada keluarga-keluarga yang mencakup kegiatan bimbingan dan motivasi dalam upaya mencapai keluarga sejahtera; f. mengadakan pembinaan dan bimbingan mengenai pelaksanaan program kerja; g. berpartisipasi dalam pelaksanaan program instansi yang berkaitan dengan kesejahteraan keluarga di Kelurahan; h. membuat laporan hasil kegiatan kepada TP PKK Kecamatan dengan tembusan kepada Ketua Dewan Penyantun TP PKK setempat; i. melaksanakan tertib administrasi; dan j. mengadakan konsultasi dengan Ketua Dewan Penyantun TP PKK setempat.

Dalam melaksanakan tugas, PKK Kelurahan mempunyai fungsi: a. penyuluh, motivator dan penggerak masyarakat agar mau dan mampu melaksanakan program PKK; b. fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali, pembina dan pembimbing Gerakan PKK;dan c. pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga.

Peran PKK dalam program dana pembangunan kelurahan adalah dengan cara menggerakkan warga khususnya anggota PKK untuk aktif dalam program yang diadakan PKK dari dana program pembangunan kelurahan, tetapi tidak hanya sebatas itu saja PKK juga memperjuangkan kepentingan anggotanya dengan mengusulkan

(35)

commit to user

program-program yang berkaitan dengan visi dan misi PKK. Hal itu sesuai dengan pernyataan Ketua TP PKK Kelurahan Kadipiro

usulannya?

dana untuk kegiatan PKK..itu mas.. PKK juga mendapatkan (wawancara 25 Agustus 2013)

Hal tersebut dikuatkan oleh pernyataan Ketua PPK Kelurahan Kadipiro

(wawancara 18 Agustus 2013)

i. Peranan Masyarakat Di Lingkungan Kelurahan Kadipiro

Masyarakat disini adalah stakeholders yang menerima dampak dari adanya program dana pembangunan kelurahan di Kelurahan Kadipiro, yang dimana secara langsung mampu melihat dan merasakan hasil dari pemanfaatan dana pembangunan kelurahan. Dalam kesehariannya mereka secara tidak langsung terkena dampak penggunaan dana pembangunan kelurahan.

Masyarakat sebagai stakeholders utama telah merespon dampak dari Program Dana Pembangunan Kelurahan itu sendiri, baik dari aspek negatif maupun positifnya. Peranan yang dilakukan masyarakat disini adalah sebagai sasaran program Dana Pembangunan Kelurahan yang dikelola oleh stakeholders kunci.

(36)

commit to user

Masyarakat yang dijadikan sebagai stakeholders utama melakukan berbagai peranan seperti mengikuti proses advokasi yang berjalan dalam dana pembangunan kelurahan pada tataran RT/RW. Masyarakat yang dijadikan sebagai stakeholder utama melakukan peranan seperti mengikuti musyawarah atau rapat pembangunan, turut serta dalam realisasi kegiatan yang didanai dari dana pembangunan kelurahan, dan ikut menyumbang atau menjadi bagian dari program swadaya masyarkat yang sebagian didanai dana pembangunan kelurahan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat yang ditemui mereka merespon positif adanya program dana pembangunan kelurahan tetapi ada juga yang tidak tahu-menahu tentang dana pembangunan kelurahan.

wancara dengan Mulyadi, 1 September 2013)

Hal serupa juga dilontarkan oleh Apri.

ya manfaatnya bagus kalau begitu bisa langsung kepada

kedua pernyataan tersebut berbeda dengan pernyataan Surono.

-ada juga selain Surono yang apatis seperti pernyataan Tina

(37)

commit to user

Mengenai semua program dan kegiatan yang yang dilakukan oleh stakeholders kunci dan stakeholders penunjang dapat direspon sangat baik oleh stakeholders utama, namun tetap saja perlu ada peningkatan yang lebih lagi untuk dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada.

Berdasarkan peranan yang dilakukan oleh masing-masing

stakeholders yang melaksanakan program dana pembangunan

kelurahan telah dijalankan dengan sesuai kapasitas mereka masing-masing. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Soekanto (1981) bahwa dalam menjalankan peranannya, stakeholders yaitu Panitia Pembangunan Kelurahan (PPK), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan, Kelurahan Kadipiro, Bagian Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota Surakarta, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Surakarta, dan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Surakarta telah menjalankan peranan idealnya sebagai

stakeholders yang merumuskan hak-hak dan kewajiban yang demi

merespon suatu gejala sosial yang ada di masyarakat terkait dana pembangunan kelurahan.

Lembaga Kemasyarakatan, RT/RW dan juga PKK, juga telah menjalankan peranan yang dilaksanakan atau dikerjakan oleh mereka, begitu pula dengan masyarakat sebagai stakeholders penerima

(38)

commit to user

dampak dari sebuah kebijakan, telah melakukan peranan individu mereka.

Kesesuaian hal diatas juga sesuai dengan teori Crosby (dalam Iqbal. 2007) yang mengklasifikasikan bahwa Panitia Pembangunan Kelurahan (PPK), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan, Kelurahan Kadipiro, Bagian Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota Surakarta, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Surakarta, dan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Surakarta sebagai

stakeholders kunci yang memiliki peranan masing-masing yang saling

mendukung dan menunjang perbaikan yang lebih baik terhadap adanya pelaksanaan program dana pembangunan kelurahan, yang didalamnya juga masih ada kekurangan dan hambatan yang dialami. Begitu juga dengan Lembaga Kemasyarakatan yang mewakili masyarakat sebagai stakeholders penunjang dimana membantu berjalannya program dana pembangunan kelurahan.

Dari peran diatas dapat dianalisa dengan menyusun stakeholder pada matriks dua kali dua menurut Interest (kepentingan) stakeholder terhadap suatu masalah dan Power (kekuasaan) stakeholder dalam mempengaruhi masalah tersebut (Bryson, 2003). Keberhasilan suatu program yang melibatkan stakeholder lain tergantung kepada pemahaman yang jelas terhadap kepentingan dan wewenang. Interest/minat adalah:

(39)

commit to user

minat atau kepentingan stakeholder terhadap keberhasilan pembangunan. Sedangkan yang dimaksud dengan Power adalah: Kekuasaan stakeholder untuk mempengaruhi atau membuat kebijakan maupun peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pembangunan.

2. Pemetaan Peran Stakeholders dalam Pelaksanaan Program Dana Pembangunan Kelurahan Di Kadipiro

Dalam era demokrasi saat ini, peran dari masing-masing

stakeholders baik dari institusi pemerintah, swasta, maupun masyarakat

sangat diperlukan guna menata ataupun mengelola dalam kaitannya dengan isu-isu publik. Hal ini dapat diwujudkan dengan adanya kolaborasi guna menangani suatu masalah publik tertentu atau program dari sebuah kebijakan dari pemerintah.

Pelaksanaan Program Dana Pembangunan Kelurahan merupakan kewajiban dari setiap stakeholders yang ada, dan disini stakeholder yang terlibat, yaitu Panitia Pembangunan Kelurahan (PPK), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan, Kelurahan Kadipiro, Bagian Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota Surakarta, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Surakarta, dan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Surakarta, serta Lembaga Kemasyarakatan ditingkat RT/RW dan juga PKK yang menjadi bagian dari proses dana pembangunan kelurahan di Kelurahan Kadipiro.

(40)

commit to user

Untuk mempermudah menganalisa peran stakeholder diperlukan pemetaan peran yang sudah di diskripsikan pada point satu diatas.

Stakeholder yang sudah teridentifikasi perannya dipetakan menurut

perannya yang disusun kedalam tabel peran stakeholder, yang bisa dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.4

Tabel Peran Stakeholder

Program Dana Pembangunan Kelurahan Di Kelurahan Kadipiro

Tahun 2013

No Instansi Peran Kegiatan

1 Panitia Pembangunan Kelurahan (PPK) Perencanaan Pelaksanaan Pertanggungjawaban Penyusunan

Proposal ajuan dana pembangunan kelurahan. Pengkoordinasian kegiatan. Penyaluran Dana Kegiatan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban 2 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Monitoring dan Evaluasi di tingkat Kelurahan Pendamping dalam proses Perancanaan,

(41)

commit to user

Kelurahan (LPMK)

Pendampingan Pelaksanaan, dan

Pertanggungjawaban 3 Kelurahan Kadipiro Monitoring dan Evaluasi di tingkat Kelurahan Pendampingan Pendamping dalam proses Perancanaan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban 4 Bagian Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota Surakarta Monitoring dan Evaluasi di tingkat Kota Memverifikasi proposal awal ajuan dana pembangunan kelurahan Membentuk tim monitoring dan evaluasi di tingkat Kota 5 Badan Perancanaan Pembangunan Dareah Kota Surakarta (BAPPEDA) Monitoring dan Evaluasi di tingkat Kota Melaksanakan Musrenbangkot yang kaitaanya dengan proses awal dana pembangunan kelurahan

Pemberian saran masukan terhadap proposal awal

(42)

commit to user

pengajuan dana pembangunan kelurahan 6 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Surakarta Monitoring dan Evaluasi di tingkat Kota Pendidtribusian dana di tingkat kota Pengawasan penggunaan dana pembangunan kelurahan 7 RT/RW di Lingkungan Kelurahan Kadipiro Mengajukan Usulan dalam Perencanaan Pelaksanaan di lingkungan RT?RW Pengkoordinasian masyarakat sekitar melalui rapat rutin Menampung usulan masyarakat untuk disampaikan dalam perencanaan dana pembangunan kelurahan 8 PKK di Lingkungan Kelurahan Kadipiro Mengajukan Usulan dalam Perencanaan Pelaksanaan program PKK Menampung usulan anggota untuk disampaikan dalam perencanaan dana

(43)

commit to user

pembangunan kelurahan 9 Masyarakat Di Lingkungan Kelurahan Kadipiro Mengajukan Usulan dalam Perencanaan Pelaksanaan di lingkungan masing-masing Berpartisipasi dalam program dana pembangunan kelurahan

Sumber : Diolah tahun 2013

Untuk mendukung sinerginya suatu antar stakeholder dalam program dana pembangunan kelurahan dapat dilihat dari hubungan antar

stakeholder. Dengan menggunakan tabel partisipasi masing-masing stakeholder, yang bisa dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.5

Tabel Partisipasi Stakeholder Program Dana Pembangunan Kelurahan

Di Kelurahan Kadipiro Tahun 2013 No Tahapan Memberi Informasi Mengkoordinasikan/ Mensinergikan Program Terkait Pemberdayaan 1 2 3 Perencanaan Pelaksanaan Pertanggungjawaban PPK, Kelurahan, LPMK PPK, LPMK, Kelurahan, RT/RW, PKK, Bappeda, DPPKA, Bagian Pemerintahan Umum Masyarakat di Lingkungan Kelurahan Kadipiro

(44)

commit to user

Berdasarkan hasil pemetaan stakeholder dalam program dana pembangunan kelurahan di Kelurahan Kadipiro sebagaimana disajikan pada Gambar 1 dan , dapat disimpulkan sebagai berikut :

Stakeholder dengan tingkat kepentingan (interest) yang tinggi

tetapi memiliki pengaruh (power) yang rendah diklasifikasikan sebagai

Subjects. Stakeholder ini memiliki kapasitas yang rendah dalam

pencapaian tujuan, akan tetapi dapat menjadi berpengaruh dengan membentuk aliansi dengan stakeholder lainnya. Stakeholder ini sering bisa sangat membantu sehingga hubungan dengan stakeholder ini harus tetap dijaga dengan baik dan sedapat mungkin dapat berkontribusi sesuai dengan kepentingan/manfaat yang diperoleh. Stakeholder yang diklasifikasikan sebagai subjects dalam penelitian ini adalah Lembaga Kemasyarakatan seperti RT, RW dan PKK.

Stakeholder dengan tingkat kepentingan (interest) dan pengaruh

(power) yang tinggi diklasifikasikan sebagai Players. Stakeholder ini harus lebih aktif dilibatkan secara penuh dalam kegiatan atau program. Stakeholder yang diklasifikasikan sebagai Players dalam penelitian ini adalah Kelurahan, PPK, dan LPMK.

Stakeholder dengan tingkat kepentingan (interest) dan pengaruh

(power) yang rendah diklasifikasikan sebagai Crowd. Diperlukan sedikit dipertimbangkan untuk melibatkan stakeholder ini lebih jauh karena kepentingan dan pengaruh yang dimiliki biasanya berubah seiring berjalannya waktu. Stakeholder ini harus tetap dimonitor dan dijalin

(45)

commit to user

komunikasi dengan baik. Stakeholder yang diklasifikasikan sebagai crowd dalam penelitian ini adalah Masyarakat di di Lingkungan Kelurahan Kadipiro.

Stakeholder dengan tingkat kepentingan (interest) yang rendah

tetapi memiliki pengaruh (power) yang tinggi diklasifikasikan sebagai

Contest setters. Stakeholder. Stakeholder ini relatif pasif, akan tetapi dapat

berubah menjadi palyers karena suatu peristiwa. Hubungan baik dengan

stakeholder ini terus dibina. Untuk itu segala informasi yang dibutuhkan

harus tetap diberikan sehingga mereka dapat terus berperan aktif dalam pencapaian tujuan. Stakeholder yang diklasifikasikan sebagai contest

setters dalam penelitian ini adalah Bappeda, DPPKA, dan Bagian

Pemerintahan Umum

Gambar 4.1

Matriks Power Versus Interest Grids DPK

RT RW PKK

(46)

commit to user

Pada dasarnya semua stakeholders yang terlibat dalam pelaksanaan program dana pembangunan kelurahan ini telah memiliki tujuan yang sama.Sebenarnya para stakeholders sudah memiliki pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing. Namun tidak dapat dihindari, dalam suatu implementasi kebijakan apapun pasti muncul sebuah hambatan. Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh data bahwa tidak semua stakeholder menjalankan perannya dengan optimal dikarenakan partisipasi masyarakat yang kurang. Hal tersebut sering kali menghambat program-program pemerintah yang memerlukan partisipasi masyarkat, karena kurangnya komitment dari masyarkat sendiri terhadap program tersebut. Dalam program Dana pembangunan kelurahan ini masyarakat juga kurang komitmennya terbukti dari beberapa masyarakat yang tidak tahu-menahu terhadap program ini padahal tujuan dari program ini juga akan kembali kepada masyarakat. Hal itu didukung dengan pernyataan dari Ketua RT 04 RW 25 Kelurahan Kadipiro,

-sungguh mengikuti ya segelintir orang saja mas.. dari usulan-usulan tadi mas kalau disetujui ya harus menggerakkan warga, supaya mau turut serta dalam pembangunan

pernyataan tersebut dikuatkan dengan pernyataan Surono. tidak tahu mas

dana-ada juga selain Surono yang apatis seperti pernyataan Tina

Gambar

Tabel Partisipasi Stakeholder  Program Dana Pembangunan Kelurahan

Referensi

Dokumen terkait

Proses dan sistem manajemen risiko bisa diterapkan secara berbeda‐beda di antara organisasi di  seluruh  dunia,  sesuai  dengan  tingkat  kematangan  (maturity 

[r]

Bagi kegiatan SBSV, secara umum upaya publikasi dilakukan selain melalui media cetak, berdasarkan data dan hasil wawancara peneliti menganalisa bahwa Departemen CSR

Dan inilah saatnya perpustakaan umum seharusnya dapat mengambil peranan yang lebih besar untuk lebih memberdayakan warga masyarakat dengan menyediakan berbagai informasi yang

Pembaca dapat mengikuti cerita dengan mudah kerana peristiwa-peristiwa disusun mengikut urutan waktu bermula dari kisah Seman, penduduk asal Tanah Melayu, kisah

Pengawasan yang dilakukan Dinas Pendidikan mengenai dana yang bersumber dari sumbangan masyarakat hanya berupa laporan penggunaan dana tersebut pada awal tahun

Permasalahan yang ada yaitu petugas parkir yang bertugas di tempat itu hanya memberikan karcis kepada pemilik atau pengemudi kendaraan bermotor kalau meminta karcis tersebut