• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dibentuk dengan Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan nomor 052 Tahun 2001 tanggal 19 Maret

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dibentuk dengan Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan nomor 052 Tahun 2001 tanggal 19 Maret"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ORAGANISASI

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan merupakan Organisasi yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Kalimantan Selatan, dibentuk dengan Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan nomor 052 Tahun 2001 tanggal 19 Maret 2001 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Unsur-unsur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan, dan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 8 Tahun 2000 tentang Pembentukan, Susunan, Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Sekretariat DPRD Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah Tahun 2000 No.13).

Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah dibidang Perindustrian dan Perdagangan sesuai dengan azas desentralisasi, dekonsentralisasi dan tugas pembantuan, adalah sebagai berikut :

 Merumuskan dan menetapkan kebijakan teknis dibidang Perindustrian dan Perdagangan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur.

 Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang Perindustrian dan Perdagangan.

 Merumuskan dan menetapan kebijakan operasional, membina, mengatur, memberikan pelayanan perizinan, fasilitasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan Industri Logam, Mesin, Elektronika, dan Aneka.

 Merumuskan dan menetapkan kebijakan operasional, membina, mengatur, memberikan fasilitasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan.

 Merumuskan dan menetapkan kebijakan operasional, membina, mengatur, memberikan fasilitasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pengembangan kegiatan Perdagangan Dalam Negeri.

(2)

2

 Merumuskan dan menetapkan kebijakan operasional, membina, mengatur, memberikan fasilitasi dan mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan pengembangan kegiatan Perdagangan Luar Negeri.  Membina, mengawasi dan mengendalikan kegiatan Unit Pelaksanaan Teknis.

 Mengelola kegiatan Kesekretariatan dan

 Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Gubernur sesuai dengan bidang tugas dan tanggung jawabnya.

Fungsi

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempunyai fungsi :

1. Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang Perindustrian dan Perdagangan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di Bidang Perindustrian dan Perdagangan.

3. Perumusan Kebijakan Operasional, Pembinaan, Pengaturan dan Fasilitasi Pengembangan Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka

4. Perumusan Kebijakan Operasional, Pembinaan, Pengaturan dan Fasilitasi Pengembangan Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan.

5. Perumusan Kebijakan Operasional, Pembinaan, Pengaturan dan Fasilitasi Pengembangan Kegiatan Perdagangan Dalam Negeri

6. Perumusan Kebijakan Operasional, Pembinaan, Pengaturan dan Fasilitasi Pengembangan Kegiatan Perdagangan Luar Negeri

7. Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Kegiatan Kesekretariatan.

(3)

3 B. STRUKTUR ORGANISASI

Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimatan Selatan terdiri dari 1 (satu) Kepala Dinas, 1 (satu) Sekretaris dengan 3 (tiga) Kepala sub Bagian, 4 (empat) Kepala Bidang dengan 12 (dua belas) Kepala Seksi, 3 (tiga) Kepala Balai dengan 3 (tiga) Kepala Sub Bagian dan 6 (enam) kepala Seksi pada Unit Pelayanan Teknis, Fungsional Ahli dan Terampil 21 orang dan Fungsinal Umum sebanyak 94 orang.

Disamping itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai Kelompok Jabatan Fungsional yang terdiri dari a) Jabatan Fungsional Penera; b) Jabatan fungsional Penguji Mutu Barang; c) Jabatan Fungsional Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan; d) Jabatan Fungsional Statistisi serta; e) Analis Kepegawaian yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan.

- Kepala Dinas, membawahi 1 (satu) Sekretaris, 4 (empat) Kepala Bidang dan 15 (lima belas) Kepala Sub Bagian/Kepala Seksi beserta staf dilingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan. - Sekretaris, membawahi 3 (tiga) Kasubag, yaitu Kasubag Program, Kasubag Keuangan, Kasubag

Umum dan Kepegawaian.

- Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri membawahi 3 (tiga) seksi, yaitu Seksi Pengembangan Usaha & Pendaftaran Perusahaan, Seksi Sarana & Distribusi Perdagangan, Seksi Perlindungan Konsumen & Pengawasan Barang Beredar.

- Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri membawahi 3 (tiga) seksi, yaitu Seksi Ekspor, Seksi Impor, Seksi Promosi dan Kerjasama Luar Negeri.

- Kepala Bidang Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka membawahi 3 (tiga) kepala seksi yaitu Seksi Industri Logam Mesin dan Rekayasa, seksi Industri Alat Transportasi dan Elektronika, Seksi Industri Tekstil dan Aneka.

- Kepala Bidang Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan membawahi 3 (tiga) kepala seksi yaitu Seksi Industri Kimia, Seksi Industri Agro, Seksi Industri Hasil Hutan.

- Kepala Balai Pelayanan Kemetrologian membawahi Kasubag Tata usaha, Seksi Timbangan, Ukuran dan takaran dan Seksi Pengawasan dan Penyuluhan.

(4)

4

- Kepala Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) membawahi Kasubag Tata Usaha, Seksi jaminan Mutu dan Seksi Pengujian dan Kalibrasi.

Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Industri Kayu dan Logam membawahi: Kasubag Tata Usaha, Seksi Pendidikan dan Pelatihan Kayu, Seksi Pendidikan dan Pelatihan Logam.

C. ISU-ISU STRATEGIS DAN PERMASAHALAN UTAMA YANG DIHADAPI ORGANISASI

Isu-isu Strategis

1. Menguatnya tuntutan pasar termasuk Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), akan produk berstandar dan ramah lingkungan, sementara industri di Kalimantan Selatan terutama IKM sebagian masih belum memenuhi standar dan ramah lingkungan.

2. Berlakunya peraturan tentang larangan ekspor produk tambang, menuntut adanya pergerakan investasi secara cepat dalam rangka hilirisasi produk-produk hasil tambang.

3. Maraknya barang beredar di pasaran yang belum memenuhi ketentuan standar dapat mengancam kesehatan dan keselamatan konsumen terutama produk elektronik dan mainan anak.

4. Peningkatan penggunaan dan cinta produk dalam negeri dalam rangka memanfaatkan jumlah penduduk Indonesia sebagai potensi pasar yang besar.

5. Belum stabilnya perekonomian dunia, turunnya harga minyak dunia yang memicu turunnya harga-harga produk primer, menguatnya dolar AS yang menyebabkan turunnya nilai rupiah serta kebijakan negara Tiongkok yang mendevaluasikan mata uangnya menyebabkan ekspor Indonesia tak terkecuali Kalimantan Selatan terjadi penurunan dibanding tahun sebelumnya. 6. Berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai 31 Desember 2015 menyebabkan

terjadinya beberapa deregulasi perdagangan luar negeri terutama menyangkut pembebasan bea masuk untuk barang-barang dari ASEAN selain itu didalam tahun 2015 terjadi deregulasi beberapa barang ekspor yang merupakan produk unggulan ekspor Kalimantan Selatan seperti batubara, produk hasil hutan dan produk minyak sawit (CPO)

(5)

5 Permasalahan

1. Masih rendahnya kemampuan IKM dalam mengakses sumber-sumber pembiayaan/lembaga keuangan.

2. Belum maksimalnya pemanfaatan potensi sumber daya lokal untuk memenangkan persaingan dengan cara peningkatan eksistensi produk khas daerah melalui diversifikasi produk, diversifikasi penggunaan bahan untuk menghasilkan produk yang bersaing.

3. Sebagian besar kebutuhan pokok masih di datangkan dari luar Kalimantan Selatan sehingga sangat mempengaruhi supply dan demand yang pada gilirannya akan mengakibatkan fluktuasi harga.

4. Belum maksimalnya pengawasan terhadap barang dan jasa yang beredar untuk melindungi konsumen.

5. Terbatasnya pengetahuan masyarakat dan rendahnya komitmen pelaku usaha terhadap peraturan bidang perdagangan terutama produk yang sesuai ketentuan.

6. Ekspor Kalimantan Selatan masih tergantung pada produk batubara yang mengambil peran terhadap kinerja ekspor Kalimantan Selatan sebesar 80%.

7. Belum adanya unit kerja pelayanan Tera dan Tera Ulang Alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya (UTTP) pada Kabupaten/Kota, sehingga pelaksanaannya masih dilakukan oleh UPTD Balai Pelayanan Kemetrologian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan.

8. Belum maksimalnya sosialisasi Kemetrologian terhadap pelaku usaha dan konsumen akan penggunaan UTTP yang sah dalam transaksi perdagangan.

9. Keterbatasan sumber daya manusia / pejabat fungsional penera, sehingga untuk memberikan pelayanan kepada pelaku usaha/wajib tera tidak dapat dilakukan secara maksimal.

10. Terbatasnya Sumber Daya Manusia terutama tenaga fungsional penguji mutu barang dan peralatan laboratorium pengujian dan kalibrasi pada Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Provinsi Kalimantan Selatan.

11. Masih belum tersedianya tenaga instruktur yang bersertifikasi khususnya dibidang kayu dan logam sehingga berpengaruh terhadap kegiatan rancang bangun dan rekayasa industri logam dan inovasi produk kayu.

(6)

6

BAB II

RENCANA KINERJA TAHUN 2016

A. PERENCANAAN STRATEGIS TAHUN 2016-2021 1. Visi dan Misi

a. Visi

“Kalsel Mapan (Mandiri dan Terdepan)

Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Berkelanjutan, Berdikari dan Berdaya Saing “

Visi tersebut secara umum mengandung pengertian “Pembangunan Biru (blue development) Menuju Kedaulatan dan Kemapanan Berkelanjutan”, yang dapat dijabarkan sebagai berikut :

1) Pembangunan Biru (blue development) adalah pembangunan yang memperhatikan keberadaan sumberdaya, mempertahankan keragaman (biodiversity), inovasi dan penciptaan lapangan kerja sekaligus melakukan upaya-upaya penyelamatan lingkungan (konservasi) dan meningkatkan jasa- jasalingkungan.

2) Ekonomi biru (blue economy) yaitu sistem ekonomi berbasis inovasi yang memanfaatkan SDA secara produktif dan efisien, tidak menghasilkan limbah dan emisi; dan pada saat yang sama mampu menciptakan lapangan kerja, menghasilkan pertumbuhan ekonomi berkualitas, dan tidak memerlukan biayatinggi.

3) Kedaulatan dan Kemampuan Berkelanjutan; yaitu Pembangunan berkelanjutan (sustainable

development) yang memperhatikan keseimbangan antara pencapaian aspek pertumbuhan

ekonomi (economy growth), sekaligus memperhatikan pemerataan kesejahteraan (social

equity) dan kelestarian dan keberlanjutan lingkungan (ecological sustainablity) yang dikenal

dengan the livingtriangle.

Mapan yang terdiri atas 2 (dua) unsur, yaitu MANDIRI dan TERDEPAN, yang mengandung pengertian:

1) MANDIRI: Adalah terwujudnya kemampuan atau keberdayaan yang dapat membangun, dan memelihara kelangsungan hidup, berlandaskan kekuatannya sendiri. Upaya peningkatan kesejahteraan rakyat haruslah dijalankan bersamaan dengan peningkatan

(7)

7

kemandirian baik secara ekonomi dan sosial, yang dapat dilihat a.l.: Kemandirian dari segi pembiayaan pembangunan, Kemandirian dari segi ketahanan pangan, Kemandirian dari segi ketahanan energi.

2) TERDEPAN, Kata terdepan mempunyai arti paling muka, paling depan, terdahulu atau utama. Kata ini menunjukkan semangat bagaimana Kalsel yang selama ini di anomimkan dengan kata (kalah selalu), untuk bangkit menjadi salah satu provinsi termaju di regional Kalimantan, bahkan juga tentunya di harapkan secara nasional. Untuk ini diperlukan adanya semangat dan kerja yang luar biasa, dari seluruh komponen aparat pemerintah daerah, serta seluruh komponen masyarakat lainnya untuk secara bersama-sama mendukung. Terdepan dapat diartikan dan dilihat dengan tingkat pencapaian indikator-indikator pembangunan daerah yang dapat diraih minimal mendekati rata-rata nasional, dan bahkan diharapkan kedepannya bisa berada di atas rata-rata nasional.

Prioritas Provinsi Kalimantan Selatan adalah : 1. KAL SEL CERDAS

2. KAL SEL SEHAT 3. KAL SEL TERAMPIL 4. KAL SEL BERIMAN

5. KAL SELSENTRA PANGAN

6. KAL SEL MENUJU SALAH SATU DESTINASI WISATA NASIONAL 7. KAL SEL MENUJU DAERAH PERDAGANGAN DAN JASA

8. KAL SEL MENUJU LINGKUNGAN BERKUALITAS

9. KAL SEL DENGAN INFRASTRUKTUR YANG BERKUALITAS 10. KAL SEL BERBUDAYA

11. KAL SEL AMAN

12. KAL SEL MENUJU TUAN RUMAH PON 13. KAL SEL PEMDA BERKINERJA BAIK

(8)

8 b. Misi

Visi tersebut di atas dijabarkan dalam misi yaitu :

” Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah Yang Berbasis Sumberdaya Lokal, Dengan Memperhatikan Kelestarian Lingkungan”

Ketimpangan pembangunan antarwilayah sering terjadi dalam kegiatan ekonomi suatu daerah dan memiliki dampak langsung pada tingkat kesejahteraan masyarakat. Pengembangan kemandirian ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan merupakan konsep dasar yang akan menunjang pembangunan Provinsi Kalimantan Selatan. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan daya saing dan sumber daya yang dimiliki. Pengembangan dan pembangunan kawasan jasa dan perdagangan menjadi salah satu upaya untuk memperbaiki tingkat kesejahteraan hidup serta memperkecil ketimpangan kesejahteraan antar wilayah di Provinsi Kalimantan Selatan.

2. Tujuan dan Sasaran a. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari misi tersebut khususnya pada bidang industri dan perdagangan yaitu Meningkatkan Daya Saing Perekonomian. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan daerah disertai dengan perubahan fundamental dalma struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu daerah. Perkembangan teknologi saat ini menuntut adanya kesiapan masyarakat untuk menerima dan mengadaptasi perubahan secara global. Masyarakat harus mampu memanfaatkan kemajuan hasil implikasi langsung perkembangan teknologi.

b. Sasaran

Untuk mewujudkan tujuan pembangunan ekonomi khususnya pada bidang industri dan perdagangan adapun sasaran yang ingin dicapai yaitu Meningkatnya Kontribusi Sektor Industri dengan target 4% dan Meningkatnya Kontribusi Sektor Perdagangan dengan target 8%.

(9)

9 3. Kebijakan dan Program

Kebijakan Bidang Industri

a. Pembangunan industri diarahkan pada industri-industri yang berbasis pertanian dan pertambangan, dan kelautan yang mampu memberikan nilai tambah yang tinggi dan mampu bersaing dalam pasar lokal, regional nasional, global dan mampu menghasilkan nilai tambah tinggi.

b. Pengembangan IKM dan industri mikro (Industri Rumah Tangga), perlu didorong dan dibina, menjadi usaha yang makin berkembang dan maju, sehingga mampu mandiri dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha. c. Menggalakkan iklim usaha yang sehat bagi pelaku ekonomi (koperasi, usaha negara, usaha

swasta) untuk menumbuhkan kegiatan usaha yang mampu menjadi penggerak utama pembangunan ekonomi

d. Meningkatkan pertumbuhan usaha kecil informal menjadi pengusaha kecil formal yang tangguh dan mandiri melalui bantuan pembangunan infra struktur, kemudahan perijinan dan bantuan teknis.

e. Meningkatkan dan mengoptimalkan perolehan devisa ekspor produk industri kehutanan, pertambangan, pertanian, dalam arti luas berikut industri turunannya.

f. Penguatan industri pengolah sumber daya berbasis pertanian, pertambangan dan perikanan serta fasilitasi penumbuhan industri hilirnya agar memenuhi kriteria standar dan ramah lingkungan,sehingga mampu memberikan nilai tambah serta mampu bersaing dipasar lokal,regional dan internasional.

g. Penguatan daya saing IKM pangan melalui pendekatan klaster industri h. Penumbuhan industri kreatif yang berbasis potensi daerah.

i. Penciptaan iklim usaha yang kondusif melalui berbagai kemudahan seperti pembiayaan termasuk bidang perijinan.

j. Penumbuhan wira usaha baru bidang industri melalui berbagai kegiatan dan pembinaan. k. Fasilitasi penumbuhan dan pengembangan industri turunan dan industri penunjang untuk

(10)

10 Kebijakan Bidang Perdagangan

a. Perdagangan Dalam Negeri

1) Mewujudkan Perdagangan domestik yang kuat dan mewujudkan iklim yang kondusif bagi kelancaran distribusi barang dan kegiatan jasa perdagangan

2) Peningkatan efisiensi dan efektifitas perdagangan dalam negeri

3) Peningkatan pengawasan barang beredar dipasar secara berkala dan secara khusus, sosialisasi konsumen cerdas dan konsumen mandiri.

b. Perdagangan Luar Negeri

1) Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan instansi terkait serta kerjasama antara pusat dengan pemerintah provinsi

2) Penguatan daya saing mutu dan standar produk serta peran prakarsa dan kemandirian UKM agar mampu melakukan kegiatan ekonomi yang lebih berorientasi ekspor

3) Memelihara dan memperkuat basis pasar negara tujuan ekspor utama dan penetrasi pasar produk-produk unggulan kepasar Internasional

Program

Sasaran yang telah ditetapkan akan dicapai melalui program-program yang akan dilaksanakan seperti berikut :

1. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 2. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri 3. Program Pengembangan Sentra Industri Potensial 4. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor

5. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan 6. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri

(11)

11 B. RENCANA KINERJA TAHUN 2016

Dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan maka ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) dari masing masing Program sebagai berikut :

1. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah, memiliki indikator kinerja Persentase Pertumbuhan Industri Kecil dan Menengah dengan target 5%.

2. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri, memiliki indikator kinerja Persentase Industri Kecil dan Menengah Yang Memanfaatkan Teknologi Industri dengan target 5%.

3. Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial, memiliki indikator kinerja Persentase Penambahan Jumlah Sentra Industri Baru Yang Potensial dengan target 5%.

4. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Daerah, memiliki indikator kinerja Persentase Pertumbuhan Ekspor Non Tambang dengan target 5% pertahun dan Peningkatan Bersih Nilai Ekspor dengan target >40%.

5. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri, memiliki indikator kinerja Kontribusi Sektor PDRB Perdagangan dengan target 8%.

6. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan, memiliki indikator kinerja Persentase Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan Barang Beredar Sesuai Dengan Ketentuan dengan target 80%.

(12)

12 C. RENCANA ANGGARAN 2016

Dalam rangka mewujudkan kinerja yang telah ditetapkan untuk tahun 2016 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan (Dinas beserta 3 Balai) didukung oleh dana APBD untuk belanja langsung sebesar Rp.18.034.091.300,- dan APBN sebesar Rp.6.459.877.000,-Untuk lebih jelasnya anggaran dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH (APBD)

Nama Dinas/Balai Anggaran Tahun 2016 (Rp)

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalsel 10.788.070.000,-

Balai Kemetrologian 2.798.900.000,-

Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang 2.357.121.300,- Balai Pelatihan dan Pendidikan Kayu & Logam 2.090.000.000,-

TOTAL 18.034.091.300,-

Tabel 2. ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA NEGARA (APBN)

Nama Anggaran Tahun 2016

(Rp) BIDANG PERDAGANGAN

1. Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri 1.014.000.000,- 2. Program Pengembangan dan Perdagangan Dalam

Negeri Daerah

1.614.877.000,- BIDANG INDUSTRI

1. Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

2.831.000.000,- 2. Program Penumbuhan dan Pengembangan

Industri Berbasis Agro

1.000.000.000,-

(13)

13

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2016 disusun dengan mengukur capaian kinerja sasaran yang telah ditetapkan di dalam Dokumen Perencanaan Strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 - 2021 melalui Pengukuran Kinerja.

Penetapan indikator kinerja pada tingkat sasaran strategis dan kegiatan merupakan prasyarat mutlak bagi pengukuran kinerja. Kelompok indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur sasaran bervariasi tergantung jenis indikator sasarannya. Sedangkan indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja kegiatan adalah Masukan (Input), Keluaran (Output) dan Hasil (Out come).

Kriteria pengukuran yang dicapai adalah rencana tingkat capaian atau target kinerja yang telah ditetapkan pada saat penyusunan rencana kinerja, yang merupakan komitmen pimpinan dan seluruh anggota organisasi. Selanjutnya pada akhir tahun 2016, target kinerja (performance plan) tersebut akan dibandingkan dengan capaian atau realisasinya (performance result), sehingga dapat diketahui celah kinerja (performance gap). Kemudian celah kinerja tersebut dianalisa untuk diketahui kemungkinan penyebab ketidak berhasilannya. Selanjutnya terhadap kekurangan yang terjadi akan ditetapkan strategi untuk peningkatan kinerja di masa yang akan datang (performance improvement).

Kelompok indikator masukan (input) terdiri dari besarnya dana yang digunakan untuk membiayai suatu kegiatan dihitung dengan satuan rupiah. Sedangkan indikator Keluaran merupakan hasil yang langsung diperoleh ketika kegiatan selesai dilaksanakan, jenisnya bervariasi tergantung pada jenis kegiatannya. Indikator Hasil merupakan indikator yang terbentuk karena adanya Keluaran, yang bisa berupa pemanfaatan Keluaran yang dapat diukur dalam jangka pendek (intermediate outcome).

Untuk menilai atau mengukur capaian kinerja, menggunakan tolok ukur indikator sasaran yang melekat pada Program / Kegiatan. Dengan demikian pengukuran kinerja Dinas Perindustrian

(14)

14

dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan ditentukan oleh seberapa jauh tingkat capaian dari masing-masing indikator kinerja yang telah ditetapkan.

B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Capaian kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan bila dilihat dari sasaran Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai 3 (tiga) indikator kinerja utama sebagai berikut :

1. LPE PDRB INDUSTRI adalah pertumbuhan sektor perdagangan yang membandingkan antara pertambahan yang diperoleh dari tahun berjalan dengan tahun sebelumnya. Angka ini dimaksudnya untuk mengetahui perkembangan sektor industri dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. dalam tahun 2016 ini pertumbuhan industri sebesar 8,31% (angka perkiraan) berada diatas target yang sudah ditetapkan sebesar 4%. walaupun masih terkendalanya infrastruktur yang belum sempurna terutama pengadaan energi (listrik dan gas) konektifitas yang belum terbangun serta fasilitas investasi yang belum kondusif namun tidak menghambat pertumbuhan industri.

Tabel 3. LPE PDRB Industri

Tahun ( dalam milyar rupiah) Pertumbuhan

2015 2016 %

10.370,68 11.231,99 8,31

* (Data yang digunakan s.d triwulan III) sumber data : BPS Kalsel

Adapun indikator kinerja penunjang yang mendukung dalam pencapaian 2 (dua) indikator kinerja utama diatas yaitu :

a. Persentase Pertumbuhan Industri Kecil dan Menengah dan target 5% dengan Program

Pengembangan Industri Kecil Dan Menengah. Sesuai dengan target yang ditetapkan dapat

tercapai sebesar 5,21% atau tumbuh sebanyak 3.846 unit usaha IKM. Ditahun 2016 ini mengalami penumbuhan namun dengan jumlah yang tidak terlalu besar jika dibanding dengan tahun 2015 yaitu tercapai sebesar 5,39% atau sebanyak 3.782 unit usaha IKM. Walaupun pertumbuhan tidak mengalami kenaikan yang cukup signifikan tetapi dapat

(15)

15

dikatakan pergerakan investasi di sektor mikro dan kecil yang sudah membaik dan usaha yang mulai kondusif.

Tabel 4. Laju Pertumbuhan Industri Tahun 2015 S/D 2016

No. Uraian Tahun

Pertumbuhan

2015 2016 %

1 Unit Usaha (buah) 73.825 77.671 5,21

2 Tenaga Kerja (orang) 209.939 245.971 17,16

3 Nilai Investasi

(Rp. 000,-) 12.404.005.572 13.881.882.727 11,91 4 Nilai Produksi

(Rp. 000,-) 32.460.913.030 34.184.690.478 5,31 5 Nilai Bahan Baku (Rp. 000,-) 8.988.254.959 9.696.312.044 7,88 Adapun beberapa indikator penunjang yang mendukung pencapaian target kinerja diatas :  Jumlah Industri Kecil dan Menengah Berbasis Hasil Hutan Yang Meningkat

Keterampilannya memiliki target 100 IKM dengan kegiatan Pembinaan IKM Berbasis

Hasil Hutan. dari target 100 IKM dapat ditetapkan tercapai sebanyak 125 IKM.

Tercapainya target ini didukung dengan kegiatan pelatihan yang dilaksanakan yaitu : 1) Pelatihan pengolahan serat alam bambu menjadi produk berkualitas yang

dilaksanakan di Kab. Tabalong.

2) Pelatihan peningkatan kualitas dan kuantitas bamban di Kab. Balangan.

3) Pelatihan pengembangan desain dan inovasi baru produk enceng gondok di Kab. HSS.

4) Pelatihan peningkatan kualitas dan kuantitas produk purun di Kab. HST. 5) Pelatihan pengembangan desain produk purun di Kab. Tanah Laut.

 Jumlah Industri Kecil dan Menengah Berbasis Kimia Yang Meningkat Keterampilannya memiliki target 10 IKM dengan kegiatan Pembinaan IKM Berbasis

Kimia. Dari target yang direncanakan tercapai sebanyak 10 orang IKM dari 25 orang

IKM yang ikut dimana peningkatan keterampilan berproduksi dari yang sebelumnya hanya membuat bedak dingin, dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang ada para IKM memiliki keterampilan dapat membuat ramua spa dan sabun dari minyak atsiri.

(16)

16

 Jumlah Peserta IKM Mesin dan Logam Yang Nilai Ekonominya Bertambah mempunyai target 40 orang dengan kegiatan Pelatihan Pengembangan Diversifikasi

Produk Mesin dan Logam. Sesuai target yang ditetapkan dari kegiatan pelatihan yang

dilaksanakan sebanyak 80 orang dapat terealisasi sebanyak 40 orang yang mampu menerapkan serta mempraktekkan pada usaha mereka. Hal ini menambah nilai ekonomis produk yang dijual. Adapun pelatihan yang dilaksanakan pada kegiatan ini :

1) Pelatihan pengembangan produk mesin hammer mill (penghancur kulit kakao). 2) Pelatihan pengembangan produk mesin pencetak briket batu bara.

3) Pelatihan pengembangan produk mesin perontok padi (thresher). 4) Pelatihan pengembangan produk mesin evaporator.

 Jumlah Peserta IKM Meubel Kayu Yang Nilai Ekonominya Bertambah mempunyai target 40 orang dengan kegiatan Pelatihan Pengembangan Diversifikasi Produk Meubel

Kayu. Dari target yang ada hanya tercapai 30 IKM dari 80 orang yang mengikuti

pelatihan ini dikarena semakin berkembangnya baik dari segi kualitas dan kuantitas untuk kerajinan meubel kayu yang menyebabkan para ikm harus benar-benar mampu berinovasi agar mampu bersaing dipasaran. Beberapa pelatihan yang dilaksanakan yaitu : 1) Pelatihan pembuatan lemari hias putar.

2) Pelatihan pembuatan meja kursi kombinasi rotan. 3) Pelatihan pembuatan alat-alat rumah tangga dan kantor. 4) Pelatihan pembuatan kursi kombinasi fiber.

 Persentase Industri Kecil Dan Menengah Yang Menerapkan Standardisasi, SNI, HKI, Halal dan GMP memiliki target 40 IKM dengan kegiatan Pembinaan IKM

Berbasis Agro, Penerapan Standardisasi (HALAL dan SNI) dan Perlindungan Hak Kekayaan Intelektuak (HKI). sesuai target yang ditetapkan sebanyak 40 IKM dapat

tercapai 50 IKM ini dikarenakan dengan melalui penerapan standardisasi seperti GMP, SNI, HKI dan Halal merupakan langkah penting dilakukan untuk meningkatkan daya saing produk-produk industri kecil menengah dalam menghadapi persaingan global.  Keakuratan Jumlah Industri Kecil Dan Menengah Realistis memiliki target 80%

(17)

17

tentang potensi IKM diseluruh wilayah Kalimantan Selatan merupakan sumber inspirasi yang sangat diperlukan untuk menyusun rencana pembangunan sektor industri serta bahan bagi pimpinan untuk menentukan arah dan kebijakan pembangunan sektor industri. Oleh karena itu kepentingan dimaksud maka aparat pelaksana pencacahan pendataan dilapangan sangat perlu memiliki kemampuan khusus mengenai sistem pendataan industri yang kemudian akan disajikan dalam bentuk dokumen pendataan yang secara rinci diklasifikasi menurut peruntukannya. Dari target yang ditetapkan sebesar 80% untuk keakuratan data industri tercapai 100%.

 Persentase Percepatan Pembentukan Kawasan Industri memiliki target 10% dengan kegiatan Percepatan Pembentukan Kawasan Industri. Dari target yang ditetapkan tercapai sebesar 10% dimana progres awal dalam rangka percepatan pembentukan kawasan industri yaitu dengan mengadakan sosialisasi yang mana kegiatan ini dibahas mengenai aturan serta tahapan yang harus segera dilaksanakan baik secara fisik dilapangan maupun kelengkapan dokumen dalam rangka percepatan pembentukan kawasan industri yang berada di Batulicin dan Jorong.

b. Persentase Penambahan Jumlah Sentra Industri Baru Yang Potensial memiliki target 5% dengan Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial. Pada tahun 2011 – 2015 program ini bertujuan untuk membentuk sentra-sentra baru dimana nantinya bertujuan dapat membuka peluang pekerjaan serta memacu tumbuhnya usaha-usaha ekonomi rakyat yang produktif. Di tahun 2016 s.d 2021 program ini akan bertujuan lebih kepada pengembangan dari sentra-sentra yang sudah dibentuk dengan mengadakan kegiatan pelatihan – pelatihan yang menunjang dalam penambahan dari segi keilmuan serta keterampilan sehingga nantinya pada sentra IKM lebih berpotensial. Dari target yang ditetapkan untuk tahun 2016 ini rata-rata tercapai sebesar 5% (6 sentra IKM). Adapun indikator kinerja pendukung dalam pencapaian target yang direncanakan yaitu :

 Jumlah Industri Kecil Dan Menengah Sentra Yang Berhasil Meningkatkan Nilai Tambah mempunyai target 10 IKM. Dari target yang ditetapkan dapat tercapai melebihi target yaitu 50 IKM, ini dikarenakan mulai membaiknya kondisi industri mikro dan kecil

(18)

18

di Kalsel. Adapun kegiatan yang mendukung dalam mencapai target yang ditetapkan yaitu :

1) Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Sentra Industri, melaksanakan 2 (dua) pelatihan yaitu pelatihan desain batu permata dan pelatihan desain motif sasirangan dengan peserta masing-masing pelatihan sebanyak 29 orang IKM.

2) Pembinaan Sentra IKAHH, melaksanakan 4 (empat) pelatihan yaitu pelatihan teknis produksi dari tanah liat di sentra bata merah di Kab.HST, pelatihan teknis produksi dari tanah liat di sentra bata merah di Kota Banjarbaru, pelatihan teknis produksi di sentra kerupuk buah di Kab. Tanah Laut dan pelatihan teknis produksi di sentra kue kering di Kota Banjarmasin dengan masing-masing peserta pelatihan sebanyak 29 orang.

c. Persentase Industri Kecil dan Menengah Yang Memanfaatkan Teknologi Industri dengan target 5% memillki program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang teraplikasi kedalam kemajuan informasi ikut mendorong akses pengusaha industri kecil dan menengah terhadap pemanfaatan teknologi baik teknologi proses, desain dan diversifikasi usaha. Sebagian dari jumlah IKM yang telah mengakses teknologi ini sebesar 18,80% atau sebanyak 63 orang IKM dari total 335 yang mengikuti baik pembinaan dan pengembangan sudah mampu meningkatkan kemampuan menerapkan teknologi tersebut kedalam usaha produksi. Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam pencapaian target kinerja yaitu :

 Pembinaan Kemampuan Teknologi Industri, Pelaksanaan kegiatan ini bertujuan untuk memperluas akses teknologi proses kepada IKM-IKM unggulan sekaligus sebagai upaya transformasi teknologi sederhana menuju penerapan teknologi yang sifatnya adaptif. Dalam Tahun 2016 jumlah IKM yang dibina khusus untuk kegiatan ini sebanyak 130 orang, terdiri dari :

1) Pelatihan Pencelupan dan Pewarnaan Kain Sasirangan di Kab. Tanah Laut pada tanggal 14 s/d 18 Maret 2016, Peserta sebanyak 26 orang. Instruktur dari Putri Sasirangan Banjarmasin dan Dika Sasirangan Banjarmasin, dengan harapan para peserta dapat meningkatkan ketrampilan teknis dalam memproduksi kain sasirangan

(19)

19

dan dapat menembus wawasan perajin khususnya dalam mencelup dan mewarna kain sasirangan sehingga mampu bersaing dipasaran.

2) Pelatihan Pencelupan dan Pewarnaan Kain Sasirangan di Kab. HSS pada tanggal 18 s/d 22 April 2016, peserta sebanyak 26 orang. Instruktur dari Putri Sasirangan Banjarmasin dan Dika Sasirangan Banjarmasin, dengan harapan para peserta dapat meningkatkan ketrampilan teknis dalam memproduksi kain sasirangan dan dapat menembus wawasan perajin khususnya dalam mencelup dan mewarna kain sasirangan sehingga mampu bersaing dipasaran.

3) Pelatihan Pencelupan dan Pewarnaan Kain Sasirangan di Kab. Tabalong pada tanggal 23 s/d 27 Mei 2016, peserta sebanyak 26 orang. Instruktur dari Putri Sasirangan Banjarmasin dan Dika Sasirangan Banjarmasin, dengan harapan para peserta dapat meningkatkan ketrampilan teknis dalam memproduksi kain sasirangan dan dapat menembus wawasan perajin khususnya dalam mencelup dan mewarna kain sasirangan sehingga mampu bersaing dipasaran.

4) Pelatihan Pencelupan dan Pewarnaan Kain Sasirangan di Kab. Balangan pada tanggal 29 Agustus s/d 2 September 2016, peserta sebanyak 26 orang. Instruktur dari Putri Sasirangan Banjarmasin dan Dika Sasirangan Banjarmasin, dengan harapan para peserta dapat meningkatkan ketrampilan teknis dalam memproduksi kain sasirangan dan dapat menembus wawasan perajin khususnya dalam mencelup dan mewarna kain sasirangan sehingga mampu bersaing dipasaran.

5) Pelatihan Produk Perhiasan dari Batu Alam di Kab. Banjar (Martapura) pada Tanggal 17 s/d 21 Oktober 2016, peserta sebanyak 26 orang. Instruktur dari “Hawa Permata Martapura”, dengan harapan para peserta dapat meningkatkan wawasan, daya inovasi, kreasi dan ketrampilan dalam membuat produk perhiasan dari batu alam, sehingga mampu bersaing dipasaran.

 Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri, Pelaksanaan kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan tentang teknologi proses produksi serta pengatahuan bahan. Hal ini akan mendukung proses produksi yang dapat menjamin kualitas produksi yang dihasilkan selain itu perluasan penerapan teknologi teknologi terutama pembuatan alat

(20)

20

mesin pertanian (alsintan) ditingkat perusahaan dapat berjalan lancar sehingga proses alih teknologi dapat berlangsung secara bertahap. Pada Tahun 2016 jumlah perusahaan IKM logam yang sudah dilatih melalui kegiatan ini sebanyak 175 orang, terdiri dari : 1) Pelatihan Pengelasan, yang dilaksanakan pada tanggal 22 s/d 27 Maret 2016 selama 6

(enam) hari, dengan jumlah peserta pelatihan 25 orang dari Kabupaten/kota se Kalsel, dengan instruktur dari Balai Besar Logam Mesin (BBLM) Bandung, dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan teknik dan kreativitas SDM bengkel las serta menambah wawasan SDM IKM bengkel las menyangkut teknik pengelasan logam. 2) Pelatihan Pengerjaan Logam (Bubut) bagi IKM Logam se Kalimantan Selatan, yang

dilaksanakan pada tanggal 28 Maret s/d 2 April 2016, jumlah peserta pelatihan 25 orang dari Kab./kota se Kalsel, dengan instruktur dari Balai Besar Logam Mesin (BBLM) Bandung, dengan tujuan meningkatkan Pengetahuan Teknik dan Kreativitas SDM IKM Logam dan menambah wawasan menyangkut pengetahuan teknik bubut. 3) Pelatihan HEAT TREATMENT bagi IKM Pande Besi se Kalimantan Sealatan.

Dilaksanakan pada tanggal 25 s/d 30 April 2016, jumlah peserta pelatihan 25 orang dari Kab./Kota se Kalsel. Instruktur dari Balai Besar Logam Mesin (BBLM) Bandung, dengan tujuan meningkatkan wawasan dan menyangkut teknis produksi keterampilan khususnya Heat Treatment Logam.

4) Pelatihan Rekayasa Pembuatan Mesin Pengering Enceng Gondok bagi IKM Logam se Kalsel. Dilaksanakan pada tanggal 30 Mei s/d 4 Juli 2016, , jumlah peserta pelatihan 25 orang dari Kab./Kota se Kalsel. Instruktur dari Balai Besar Logam Mesin (BBLM) Bandung, dengan tujuan meningkatkan wawasan para IKM logam menyangkut rekayasa mesin khususnya Mesin Pengering Enceng Gondok.

5) Pelatihan Pembuatan Mesin Bata Press bagi IKM Logam se Kalsel. Dilaksanakan pada tanggal 25 s/d 30 Juli 2016, jumlah peserta pelatihan 25 orang dari Kab./Kota se Kalsel. Instruktur dari Balai Besar Logam Mesin (BBLM) Bandung, dengan tujuan meningkatkan wawasan dan keterampilan bagi IKM logam menyangkut rekayasa mesin khususnya Mesin Pembuatan Bata Press.

(21)

21

6) Pelatihan Pembuatan Alsintan Pengolahan Pasca Panen bagi IKM Logam Se Kalsel. Dilaksanakan pada tanggal 05 s/d 10 September 2016. Instruktur dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Medan. dengan tujuan meningkatkan wawasan dan keterampilan bagi IKM logam menyangkut rekayasa mesin khususnya Mesin Pertanian Pengolahan Pasca Panen dengan membuat produk Presto Ikan. 7) Pelatihan Pembuatan Mesin Pembelah Rotan bagi IKM Logam se Kalsel,

Dilaksanakan pada tanggal 03 s/d 08 Oktober 2016, jumlah peserta pelatihan 25 orang dari Kab./Kota se Kalsel. Instruktur dari Balai Besar Logam Mesin (BBLM) Bandung, dengan tujuan meningkatkan wawasan dan keterampilan bagi IKM logam menyangkut rekayasa mesin khususnya Mesin Pembelah Rotan.

 Pengembangan Teknologi Alat Transportasi dan Elektronika, melaksanakan pelatihan teknik reparasi kulkas dan pelatilhan teknik reparasi handphone.

 Penguatan Penerapan Standar Bagi IKM Wajib SNI, pelaksanaan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatnya IKM yang Memanfaatkan inovasi teknologi. Dalam tahun 2016 jumlah IKM yang dibina khusus untuk kegiatan ini sebanyak 50 orang terdiri dari : 1) Pelatihan teknik reparasi kulkas (rumah tangga), jumlah peserta sebanyak 25 orang.

Dilaksanakan tanggal 14 s/d 17 maret 2016. Instruktur dari Asosiasi Servis Elektronika Indonesia (ASEI) Jakarta. dengan tujuan meningkatkan pengetahuan teknik reparasi dan kreativitas reparasi kulkas.

2) Pelatihan Teknik Reparasi Handphone, jumlah peserta sebanyak 25 orang. Dilaksanakan tanggal 16 s/d 19 Mei 2016. Instruktur dari LPK Wahana Education. Bertujuan meningkatkan pengetahuan teknik reparasi dan kreativitas wawasan SDM IKM reparasi Handphone.

 Penerapan Cara Produk Pangan (GMP) Untuk Mendorong Daya Saing, melaksanakan peningkatan wawasan GMP ke Bandung.

2. LPE PDRB PERDAGANGAN adalah pertumbuhan sektor perdagangan yang membandingkan antara pertambahan yang diperoleh dari tahun berjalan dengan tahun sebelumnya. Angka ini dimaksudnya untuk mengetahui perkembangan sektor perdagangan dalam mendukung

(22)

22

pertumbuhan ekonomi daerah. Dalam Tahun 2016 pertumbuhan perdagangan rata-rata sebesar 8% (angka perkiraan). hal ini menunjukkan sektor perdagangan bergerak secara konstan (karena rata-rata lima tahun terakhir sebesar 8%) terutama didukung oleh keberadaan kalsel sebagai daerah transit untuk perdagangan antar pulau (kalteng, kaltim, sulawesi selatan, tengah dan tenggara). disamping mulai menguatnya harga batubara dan karet yang mendukung kegiatan ekspor.

Tabel 5. LPE PDRB Perdagangan

Tahun (dalam milyar rupiah) Pertumbuhan

2015 2016 %

6.802,65 7.321,07 8

* (Data yang digunakan s.d triwulan III) sumber data : BPS Kalsel

Ada pun beberapa indikator kinerja penunjang yang mendukung tercapainya target dari indikator kinerja utama diatas diatas yaitu :

a. Persentase Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan Barang Beredar Sesuai Ketentuan memiliki target sebesar 80% dengan Program Perlindungan Konsumen dan

Pengamanan Perdagangan. dari target yang ditetapkan sebesar 80% dapat direalisasikan

sebesar 100%. Tercapainya hasil ini karena dilaksanakan ditempat setelah menemukan barang yang tidak memenuhi ketentuan. Kemudian para pelaku usaha diberikan berupa pembinaan secara langsung dengan memberikan peringatan untuk tidak menjual barang yang dimaksud dan kedepan akan dilakukan penindakan hasil temuan. keberhasilan ini ditunjang dengan indikator kinerja pendukung :

 Persentase Barang Beredar Yang Sesuai Ketentuan (SNI, Label Dan Manual Garansi) memiliki target 65% dengan kegiatan Peningkatan Pengawasan dan

Penyuluhan Peredaran Barang, Jasa dan. Tujuan dari kegiatan ini antara lain :

1) Pengawasan barang beredar dilakukan untuk melindungi konsumen dalam negeri dari praktek ilegal pelaku usaha, pengawasan barang beredar akan menjamin kesesuaian produk dengan standar minimal yang telah ditetapkan.

2) Agar konsumen tidak dirugikan serta keselamatan konsumen dalam menggunakan produk tersebut akan dapat dijamin.

(23)

23

3) Pengawasan kemetrologian adalah untuk memperoleh kebenaran hasil pengukuran dengan tujuan utama perlindungan konsumen serta meningkatkan pemahaman sebagai sarana konsultasi dan pertukaran informasi antara kebijakan pemerintah di bidang metrologi legal.

Selama tahun 2016 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalsel melaksanakan pengawasan di 13 Kab/Kota dengan total sebanyak 195 buah barang yang diperiksa. Dari total tersebut yang telah memenuhi ketentuan sebanyak 149 buah berarti sebesar 76,41% yang memenuhi ketentuan dan 23,59% tidak sesuai dengan ketentuan. berarti pencapaian melebihi dari target yang ditetapkan, hal ini tercapai berkat didukung adanya sosialisasi terhadap konsumen, pelaku usaha, aparat dan tokoh masyarakat tentang wajib SNI, Label dan Manual Garansi.

Tabel 6. Hasil Pengawasan Barang Beredar Di Kab/Kota Tahun 2016 Kabupaten / Kota Jumlah Barang

Diawasi

Memenuhi Ketentuan

Tidak Memenuhi Ketentuan SNI MKG Label

Banjarmasin 15 10 0 2 3

Banjarbaru 15 13 1 1 0

Kab. Banjar 15 12 2 0 1

Kab. Tanah Laut 15 12 2 1 0

Kab. Barito Kuala 15 11 0 1 3

Kab. Kotabaru 15 12 1 1 1

Kab. Tanah Bumbu 15 11 1 1 2

Kab. Tapin 15 11 1 2 1 Kab. HSS 15 10 1 2 2 Kab. HST 15 12 0 2 1 Kab. HSU 15 14 0 0 1 Kab. Balangan 15 11 1 1 2 Kab. Tabalong 15 10 1 0 4 TOTAL 195 149 11 14 21

 Persentase UTTP Bertanda Tera Sah memiliki target 70% dengan 2 kegiatan yaitu (1)

Tera / Tera Ulang Alat UTTP, (2) Tera / Tera Ulang UTTP di SPBU dan Perusahaan.

Dari hasil temuan pengawasan yang dilaksanakan oleh Dinas Perindag Prov.Kalsel bersama Balai Kemetrologian mengenai alat UTTP yang dipergunakan oleh pelaku usaha terdapat 92 alat UTTP yang tidak bertanda tera / belum di tera, 349 alat UTTP bertanda tera tahun 2015, 346 alat UTTP bertanda tera 2016 dan 15 nozzel SPBU harus di tera ulang kembali. Untuk alat UTTP yang tidak bertanda tera akan dihimbau sesegeranya untuk melakukan tera ulang ke kantor Balai Kemetrologian atau menunggu

(24)

24

pelaksanaan tera / tera ulang dari petugas Balai Kemetrologian . Dari target yang ditetapkan dapat tercapai 88,32%.

Tabel 7. Hasil Temuan Pengawasan Kemetrologian Tahun 2016 Kab / Kota Jumlah Temuan Total Tidak Bertanda Tera Hasil Tera 2015 Hasil Tera 2016 Banjarmasin 17 117 19 153 Batola 4 72 0 76 Kab. HSU 3 27 86 116

Kab. Tanah Laut 0 0 0 0

Kab. HST 53 50 28 131

Kab. Banjar 0 64 0 64

Banjarbaru 9 18 84 111

Kab. HSS 6 1 129 136

TOTAL 92 349 346 787

Tabel 8. Hasil Temua Pengawasan Kemetrologian di SPBU Tahun 2016 Kab / Kota Jumlah SPBU Yang Diawasi Jumlah Temuan

Banjarmasin 3 SPBU -

Batola 3 SPBU -

Banjarbaru 3 SPBU 1 SPBU (1 nozzel)

Kab. Tanah Laut 3 SPBU 1 SPBU (1 nozzel)

Kab. HSU 4 SPBU 1 SPBU (4 nozzel)

Kab. HST 5 SPBU 2 SPBU (5 nozzel)

Kab. HSS 3 SPBU 1 SPBU (4 nozzel)

TOTAL 24 SPBU 15 nozzel

 Persentase Pelayanan Tera/Tera Ulang Yang Terlayani memiliki target 90% dengan kegiatan Peningkatan keakuratan standar laboratorium (Balai Pelayanan Kemetrologian). Dengan adanya peningkatan keakuratan ini diharapkan dapat meningkat dari segi kualitas maupun kuantitas dalam pelaksanaan tera / tera ulang yang dilaksanakan. Dari keseluruhan alat yang ditera maupun tera ulang sebanyak 40.547 alat UTTP dapat direalisasikan secara keseluruhan (100%).

(25)

25

Tabel 9. Pelayanan Tera / Tera Ulang

Kegiatan / Wilayah Tahun 2015 Tahun 2016 Tera / Tera Ulang di pasar pada

Kab/Kota se Kalsel 10.475 17.809 1. Banjarmasin 2198 2670 2. Banjarbaru 1420 1505 3. Batola - 482 4. Banjar 994 2080 5. Tapin 1185 1024 6. HSS 1728 1977 7. HST - 2150 8. HSU - 1730 9. Balangan 481 707 10. Tabalong 902 250 11. Tanah Laut 815 890 12. Tanah Bumbu 256 1620 13. Kotabaru 496 724

Tera / Tera Ulang di kantor 1.808 1.419

Tera / Tera Ulang di tempat 21.515 21.319

TOTAL 33.798 40.547

 Persentase Terpeliharanya Alat Standar Laboratorium Kemetrologian memiliki target 100% dengan kegiatan Peningkatan Kuantitas Mutu Standar (Balai Pelayanan

Kemetrologian). Balai Pelayanan Kemetrologian diwajibkan setiap tahunnya untuk dilakukan

pengakreditasan terhadap peralatan untuk kegiatan tera dalam hal ini pihak yang melakukan akreditas yaitu Balai Metrologi Legal. Tujuannya agar peralatan yang dipergunakan nantinya sesuai dengan standar nasional. Namun tahun 2017 kedepan untuk kegiatan tera / tera ulang alat UTTP termasuk peralatannya akan diserahkan sepenuhnya ke Kabupaten / Kota sesuai dengan UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

b. Kontribusi Sektor PDRB Perdagangan dan target yang ditetapkan sebesar 8% dengan Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri. Pada tahun 2016 kontribusi sektor perdagangan terhadap total PDRB (17 sektor usaha) sebesar 9.31% (data perkiraan) atau melebih dari target yang diperkirakan.

Tabel 10. Kontribusi Sektor Perdagangan Terhadap PDRB Tahun (dalam milyar rupiah)

2016 %

10.096,01 9,31

* (Data s.d triwulan III) sumber data : BPS Kalsel

(26)

26

 Jumlah Sarana Yang Mendukung Kelancaran Arus Distribusi Barang dengan target 15 pasar. Dari target yang ditetapkan hanya tercapai 12 pasar, ini dikarenakan adanya peraturan menteri keuangan untuk mengurangi anggaran kabupaten/kota sebesar 10% sehingga ada kabupaten yang memberikan kebijakan untuk tidak melaksanakan pembangunan pasar. selain itu adanya gagal lelang pembangunan pasar pada 2 kabupaten yaitu Kab.Tanah Laut dan Kab.Balangan. adapun kegiatan yang mendukung dalam pencapaian target :

1) Pengembangan Pasar dan Sarana Perdagangan. Kegiatan yang dilaksanakan memfasilitasi dan memberikan rekomendasi permohonan untuk revitalisasi pasar melalui DAK (Dana Alokasi Khusus) ke Kementerian Perdagangan. Selain itu juga melaksanakan kegiatan pasar murah bulan ramadhan dan menjelang hari raya idul fitri, anggaran yang digunakan untuk pelaksanaan pasar murah berasal dari APBD, Dekon dan Dana Kerjasama dengan tim PKK Provinsi dengan waktu dan lokasi sebagai berikut :

Tabel 11. Jadwal Pasar Murah dan Lokasi Pelaksanaan (Anggaran APBD dan DEKON)

No Lokasi Kab/Kota Tgl/Bulan

1 Halaman Kantor

Kelurahan Kuin Utara Banjarmasin 30 Mei – 31 Mei 2 Halaman Kantor

Kelurahan Sungai Andai Banjarmasin 01 Juni – 02Juni 3 Halaman Kantor

Disperindag Prov Banjarmasin 06 – 09 Juni 4 Halaman Kantor

Kelurahan Tanjung Pagar Banjarmasin

13 – 14 Juni 5 Halaman Banua Anyar Banjarmasin 15 – 16 Juni 6 Halaman Kantor

Kelurahan Pelambuan Banjarmasin 20 – 21 Juni 7 Halaman Kantor

Kelurahan Sungai Jingah Banjarmasin 22 – 23 Juni 8 Halaman Kantor

Kelurahan Sei Lulut Kab.Banjar 27 – 28 Juni 9 Halaman Kantor

Kel. Handil Bakti

Kab. Barito Kuala

(27)

27

Tabel 12. Jadwal Pasar Murah dan Lokasi Pelaksanaan (Kerjasama Dengan PKK Prov.Kalsel)

No Lokasi Kab/Kota Tgl/Bulan

1 Di halaman kantor

Kecamatan Banjar Utara Banjarmasin 20 Juni 2 Di halaman kantor

Kecamatan Banjar Timur Banjarmasin 20 Juni 3 Di halaman kantor

Kecamatan Banjar Selatan Banjarmasin 22 Juni 4 Di halaman kantor

Kecamatan Banjar Tengah Banjarmasin 22 Juni 5

Di halaman kantor Kelurahan TelukTiram

Kecamatan Banjar Barat

Banjarmasin 22 Juni

Tabel. 13 Data Kab / Kota Yang Mendapat Bantuan DAK Untuk Revitalisasi Pasar

No Daerah Penerima Alokasi (Rp) Realisasi

Fisik Keterangan

1 Kota Banjarmasin - - Tidak dapat DAK

2 Kota Banjarbaru - - Tidak dapat DAK

3 Kab. Banjar 727.290.000,00 100% -

4 Kab. Barito Kuala 422.840.000,00 100%

Pemotongan 50 % 5 Kab. Hulu Sungai

Selatan 382.340.000,00 100% -

6 Kab. Hulu Sungai

Tengah 448.600.000,00 100% -

7 Kab. Hulu Sungai

Utara 392.430.000,00 100% -

8 Kab. Kotabaru 742.870.000,00 100% - 9 Kab. Tabalong 526.900.000,00 100% - 10 Kab. Tanah Laut 1.457.580.000,00 -

Gagal Lelang

11 Kab. Tapin 414.520.000,00 100% -

12 Kab. Balangan 414.520.000,00 - Gagal Lelang 13 Kab. Tanah Bumbu 448.600.000,00 - Pemotongan

J u m l a h 6.378.490.000,00

2) Informasi Harga dan Distribusi Bahan Pokok dan Barang Strategis (BAPOKSTRA), kegiatan yang dilaksanakan yaitu melakukan monitoring harga kebutuhan pokok dan barang penting setiap harinya. Lokasi yang menjadi sampel untuk monitoring adalah pasar pangeran antasari, pasar sederhana dan pasar kalindo di banjarmasin. Sewaktu-waktu juga dilakukan monitoring di Kab/Kota sebagai bahan pembanding dan

(28)

28

evaluasi. Hasil dari monitoring harga akan diolah menjadi data dan akan ditayangkan pada media televisi dalam hal ini TVRI.

 Persentase Pertumbuhan Pelaku Usaha Yang Mempunyai SIUP Di Kab/Kota memiliki target 6% dengan kegiatan Pengembangan Data Informasi Perdagangan. Dari target yang ditetapkan dapat tercapai 7%, hal ini tercapai karena kesadaran masyarakat khususnya pelaku usaha akan pentingnya memiliki SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan) sebab dengan adanya SIUP pelaku usaha akan aman dari permasalahan perijinan perdagangan, selain itu juga dapat memperlancar dalam perdagangan ekspor dan impor. Selain itu dilaksanakan beberapa sosialisasi yaitu sosialisasi tentang kebijakan distribusi langsung dan waralaba dengan sistem penjualan barang tertentu melalui jaringan pemasaran yang dikembangkan oleh mitra usaha yang bekerja atas komisi atau bonus beradsarkan hasil penjualan kepada konsumen, serta sosialisasi mengenai keseragaman masa berlaku and wilayah kerja atau operasional SIUP dan TDP secara simultan yang prima, murah dan cepat.

Tabel 14. Perkembangan Jenis Usaha Berdasarkan Pemegang SIUP Tahun 2015 – 2016 Tahun Pedagang Kecil (PK) Pedagang Menengah (PM) Pedagang Besar (PB) Total 2011 37.398 10.374 3.051 50.823 2012 41.682 11.326 3.492 56.500 2013 47.322 12.010 3.663 62.995 2014 50.522 14.622 3.840 68.984 2015 55.572 15.499 3.955 75.026 2016 59.922 16.322 4.067 80.311

Tabel 15. Realisasi SIUP

Uraian 2015 2016

Target 5% 6%

Realisasi 8,76% 7%

 Jumlah Jenis Produk Yang Dipasarkan Secara Nasional memiliki target 5 jenis produk dengan kegiatan Pengembangan Pemasaran Produk Dalam Negeri. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menumbuhkan rasa cinta terhadap produk – produk unggulan daerah untuk dapat di promosikan sekaligus meningkatkan daya saing di pasar global. Selain itu memberikan kesempatan kepada pelaku usaha yang mengikuti pameran untuk melakukan transaksi dagang. Dari target yang ditetapkan dapat terealisasi sebanyak 5

(29)

29

jenis produk antara lain sasirangan, kerajinan rotan / purun, batu permata dan produk makanan minuman olahan khas daerah.

Tabel 16. Jadwal Pameran Yang Diikuti Tahun 2016 Nama Pameran Waktu

Penyelengaraan Produk Lokasi

Tanggerang Expo

2016 26 Feb – 1 Mar

Batu permata, sasirangan

dan kerajinan rotan / purun Tanggerang Kalbar PUKD Expo

2016 12 – 15 Mar

Batu permata, sasirangan

dan tikar rotan Pontianak Produk Unggulan

Daerah MTQ Nasional 2016

29 Juli – 8 Agust

Batu permata, sasirangan, kerajinan rotan / purun dan

kopiah haji

NTB Produk Kreatif dan

Inovasi Unggulan Daerah 2016

22 – 25 Sept Batu permata, sasirangan

dan kerajinan rotan / purun Surabaya Crafina 2016 26 – 29 Okt Batu permata, sasirangan

dan kerajinan rotan / purun Jakarta TTI Expo 2016 17 – 20 Nop Batu permata, sasirangan

dan kerajinan rotan / purun Yogyakarta Produk Kerajinan

Unggulan Nusantara 24 – 27 Nop

Batu permata, sasirangan

dan kerajinan rotan / purun Batam Bali Fashion Craft and

Tourism Expo 2016 1 – 4 Des

Batu permata, sasirangan

dan kerajinan rotan / purun Bali c. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor, Indikator kinerja :

1) Peningkatan Nilai Bersih Ekspor dengan target >40%. Jumlah nilai ekspor bersih untuk tahun 2016 sebesar 83,6% (angka sementara) berarti diatas target yaitu >40%, hal ini menunjukkan bahwa ekspor kalsel di kurangi impor dibagi nilai ekspor keseluruhan secara signifikan masih berada pada posisi 83,6% atau secara neraca perdagangan kalsel dalam kondisi surflus (US$ 4,6 M).

2) Persentase Pertumbuhan Ekspor Non Migas dengan target 5%. Situasi perekonomian internasional dalam tahun 2016 diwarnai dengan beberapa situasi seperti belum menentunya arak kebijakan untuk meredakan krisis ekonomi global, menurunnya harga minyak dunia yang memicu turunnya harga-harga primer di luar negeri, terpaan menguatnya nilai kurs dolar Amerika Serikat yang menyebabkan nilai rupiah yang melemah. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan permintaan dan harga komoditi ekspor Indonesia tak terkecuali Kalimantan Selatan menurun yang imbasnya perolehan nilai ekspor juga bertendensi menurun. Disamping itu penurunan ini di sokong oleh kebijakan ekonomi Tiongkok yang mendevaluasikan nilai mata uangnya, sehingga ekspor

(30)

30

Kalimantan Selatan ke negara Tiongkok yang selama ini mengambil persen (share) terbesar dari total ekspor mengalami penurunan. Dalam tahun 2016 ini untuk yang empat kalinya sejak 2013 ekspor Kalimantan Selatan mengalami pertumbuhan yang negatif atau turun sebanyak (-12,36%) tahun 2015 penyebabnya tidak lain karena ekspor batubara yang menjadi primadona dengan mengusai 80% terhadap total ekspor mengalami penurunan sebanyak (-9,47%). Selain itu penurunan ini di sokong oleh turunnya ekspor komoditi unggulan lainnya yaitu minyak kelapa sawit (CPO) dan karet alam.

Tabel 17. Pertumbuhan Ekspor Non Migas

Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012 s/d 2016 (US$ )

TAHUN NILAI US $  % 2012 10.881.224.989,50 19,06 2013 9.501.524.515,31 - 12,68 2014 8.785.937.214,12 - 7,53 2015 6.589.618.617,25 - 25 2016* 4.854.513.504,31 - 12,36

*(data sampai bulan oktober 2016)

Ditinjau dari sebaran negara tujuan ekspor Kalimantan Selatan dalam dasawarsa terakhir terjadi diversifikasi negara tujuan yaitu peralihan negara tujuan utama dari negara eropa dan amerika serikat beralih ke negara-negara asia timur (tiongkok, jepang, korsel, taiwan dan hongkong) dengan pangsa pasar rata-rata 50% diikuti ke negara-negara ASEAN dengan pangsa pasar 21% dan sisanya 29% merambah hampir 70 negara. Dalam rangka memasuki masyarakat ekonomi ASEAN dengan pangsa pasar sebesar 21% cukup menandakan Kalimantan Selatan siap bersaing. Dalam tahun 2016 terjadi peningkatan ekspor ke negara-negara ASEAN sebesar 26,85% (s.d oktober) yang sebelumnya rata-rata 20% dari total ekspor Kalimantan Selatan ini menandakan lebih menambah kesiapan Kalimantan Selatan memasuki MEA 2016 ini kita mampu mempertahankan pasar utama atau pasar tradisional ekspor Kalimantan Selatan terutama negara-negara Asia Timur, keadaan ini merupakan suatu upaya pengalihan pasar-pasar Eropa yang pada dekade ini mengalami krisis ekonomi global.

(31)

31

Tabel 18. Pangsa Pasar Ekspor Kalimantan Selatan Ke Asia Timur, ASEAN Dan Negara Lainnya (US$)

TAHUN ASIAN TIMUR (TIONGKOK, JEPANG, KORSEL, TAIWAN DAN HONGKONG ASEAN (MALAYSIA, THAILAND, PHILIPINA, SINGAPORE, BRUNEI, KAMBOJA, LAOS DAN

MYANMAR NEGARA LAINNYA (±70 NEGARA) TOTAL EKSPOR 2012 5.212.124,7 (47,90%) 2.523.352,2 (23,19%) 3.145.784,1 (28,91%) 10.881.225,0 2013 5.166.346,1 (54,37%) 1.923.777,7 (20,24%) 2.411.400,7 (25,39%) 9.501.524,5 2014 3.857.515,0 (43,90%) 2.068852,8 (23,55%) 2.859.569,4 (32,55%) 8.785.937,2 2015 2.746.306,37 (41,68%) 1.800.989,20 (27,33%) 2.042.323,05 (30,99%) 6.589.618,62 2016* 2.295.899,91 (47,29%) 1.303.280,30 (26,85%) 1.255.333,29 (25,86%) 4.854.513,30

*(data sampai bulan oktober)

Adapun indikator kinerja penunjang yang mendukung dalam rangka pencapaian 2 (dua) indikator diatas antara lain :

 Jumlah Pelaku Usaha Yang Memahami dan Menerapkan Kebijakan Ekspor dengan target 100 pelaku usaha dan kegiatan Sosialisasi Kebijakan Perdagangan Luar

Negeri. Dari target yang direncanakan dapat direalisasikan sebanyak 100 pelaku usaha.

kegiatan ini dilaksanakan di 4 kab/kota yaitu Kab. HSU, Kab. Tapin, Kab. Kotabaru dan Kab. Tanah Bumbu.

 Jumlah Jenis Produk Yang Memasuki Panetrasi Pasar dengan target 10 jenis produk. Dari target yang direncanakan dapat direalisasikan sebanyak 10 jenis produk yang masuk dalam panetrasi pasar antara lain produk pangan (kerupuk amplang, kue bangkit, kue gegambir, minuman kasturi), produk kerajinan (kerajinan tas purun, kerajinan bamban, kerajinan tas rotan, kerajinan lampit, kerajinan sasirangan, kerajinan kupiah jangang) dan batu permata. kegiatan yang dilaksanakan dalam pencapaian kinerja diatas yaitu :

a) Promosi Produk Berbasis Agro.

Mengikuti pameran yang skala prioritasnya pada pemeran produk berbasis agro dengan membawa UKM binaan yang potensial dimana produknya adalah makanan dan kerajinan yang khas Kalimantan Selatan, adapun pameran yang diikuti :

(32)

32

Tabel 19. Jadwal Pameran Produk Berbasis Agro 2016

No Nama Pameran Waktu Penyelenggaraan Produk Tempat 1 Borneo Expo 16 - 21 Maret Makanan Pontianak 2 Agro & Food

Expo 5 – 8 Mei Makanan Jakarta

3 Miattex Expo 18 s/d 23 November Makanan Lombok b) Promosi Komoditi Produk Unggulan Daerah.

Melakukan promosi produk ekspor dan potensi ekspor ke berbagai pameran yang dipilih sesuai dengan jenis dan ragam produk daerah, baik yang berskala nasional maupun internasional. Selama tahun 2016 pameran yang di ikuti yaitu :

Tabel 20. Daftar Pameran Tahun 2016 No Nama Kegiatan Waktu

Penyelenggaraan Produk Tempat 1. Jakarta Fair 10 Juni - 17 Juli

Kerajinan purun, rotan, permata, arguci dan kain

sasirangan

Jakarta

2. PON XIX Jabar

Expo 16 - 18 September

Permata & kain

sasirangan Bandung 3. Jatim Fair 6 - 16 Oktober

Kerajinan purun, rotan, kopiah jangang & kain

sasirangan

Surabaya

4.

Batam Investment, Tourism & Trade Expo (Batam Bittra Expo)

17 - 20 November Permata & kain

sasirangan Bandung

c) Penyelenggaraan Kalsel Expo.

Kalsel Expo 2016 berlangsung pada tanggal 5 – 9 agustus 2016 di gelar dalam rangka hari jadi Provinsi Kalimantan Selatan ke 66 sekaligus HUT Proklamasi Kemerdekaan R.I ke 71. Acara ini juga sekalligus berguna untuk memperkenalkan produk-produk unggulan daerah kepada masyarakat yang kedepannya diharapkan meningkatkan daya beli produk daerah-daerah.

d) Kerjasama Dengan Lembaga / Mitra Usaha Dalam Rangka Pengembangan Daya Saing Produk.

Melakukan pendampingan mutu dan desain dari eksportir yang berpengalaman dan melakukan kerjasama / mitra usaha yang saling menguntungkan sehingga diharapkan

(33)

33

dapat memasarkan produk potensi ekspor untuk masuk pasar luar negeri. Adapun kerjasama / kemitraan usaha yang dilaksanakan :

1) Magang kerajinan purun (tas) tanggal 28 maret – 3 april di yogyakarta sebanyak 5 (lima) UKM.

2) Mitra usaha sebanyak 3 (tiga) UKM sasirangan dengan UKM batik di semarang pada tanggal 27 – 29 september.

3) Mitra usaha sebanyak 2 (tiga) UKM permata dan makanan di batam pada tanggal 16 – 18 november.

 Jumlah Usaha Kecil dan Menengah Yang Berorientasi Ekspor dengan target 100 UKM dan kegiatan Pelatihan UKM Calon Eksporti dan Eksportir. Dari target yang ada hanya dapat tercapai sebanyak 75 UKM, tidak tercapainya target yang ditetapkan karena terdapat 1 (satu) kegiatan pelatihan yang belum dapat dilaksanakan sebab terjadinya tumpang tindih jadwal dengan Balai Besar Pusat Pelatihan sebagai narasumber.

 Jumlah Informasi Ekspor dan Impor Yang Dipublikasikan dengan target 5 buku informasi dan kegiatan Pengembangan Database Informasi Potensi Komoditi Ekspor. dari target yang ditetapkan dapat tercapai sebanyak 6 buku yang dipublikasikan. Dengan adanya penyebaran informasi ini dapat dijadikan sebagai bahan penentu kebijakan-kebijakan. Adapun buku yang dipublikasikan :

a) Buku Nilai Ekspor. b) Buku Volume Ekspor.

c) Catalog Exporter South Kalimantan. d) Kebijakan Umum Ekspor.

e) Kebijakan Impor.

f) Komoditi Unggulan Daerah.

 Persentase Pelayanan Pengujian Dan Kalibrasi Peralatan Laboratorium Yang Terlayani memiliki target 70% dengan kegiatan Peningkatan Fasilitasi Laboratorium

(BPSMB). Dari jumlah pengujian yang diterima sebanyak 2.978 contoh sampel uji dan

kalibrasi peralatan sebanyak 2.502 alat dapat terlaksana semua. Walaupun jumlah baik pengujian dan kalibrasi lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya dimana untuk

(34)

34

pengujian sebanyak 3.793 contoh sampel uji dan 3.101 alat yang dikalibrasi. Secara target dapat terpenuhi 100%.

 Persentase Sampel Uji Dan Alat Kalibrasi Yang Sesuai Standar Nasional Dan Internasional memiliki target 90% dengan kegiatan Pengujian Mutu Barang dan

Kalibrasi Peralatan Laboratorium (BPSMB). Semakin tingginya tingkat intensitas ekspor khususnya seperti produk batubara, karet dan lainnya menyebabkan semakin selektifnya para negara penerima barang ekspor yaitu dengan meningkat dari segi kualitas. Hal ini mewajibkan para perusahaan pengekspor harus mempunyai legalitas yang bersertifikat tentang produk yang mereka kirim walaupun pada masing-masing perusahaan sudah memiliki lab khusus untuk pengecekkan kualitas dari produk mereka. Selain produk – produk ekspor, peralatan yang medis atau kimia perlu juga dijaga keakuratan dalam perhitungannya. Dari target yang ditetapkan dapat tercapai 90% sebab Balai Pengujian Dan Sertifikasi Mutu Barang merupakan balai standardisasi yang sudah bersertifikat dari KAN (Komite Akreditas Nasional) sehingga baik dari segi alat-alat yang digunakan untuk pengujian dan kalibrasi sudah terjamin sesuai standar nasional bahkan internasional. Selain itu produk dan peralatan yang di uji dan di kalibrasi akan mendapat sertifikat sehingga legalitasnya terjamin sesuai permintaan perusahaan.

 Jumlah Pelanggan Yang Memahami Tentang Pengujian Dan Kalibrasi memiliki target 45 orang. Dari target yang direncanakan dapat tercapai sebanyak 50 orang atau melebihi dari target yang ada dari total peserta yang mengikuti 180 orang. Ini dikarenakan semakin meningkatnya kualitas produk ekspor yang masuk ke negara lain mengharuskan para perusahan yang bergerak di bidang ekspor memahami mengenai pengujian dan kalibrasi sehingga produk yang mereka ekspor tidak mengalami permasalahan kedapannya. Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam mencapai target yang ditetapkan :

1) Bimbingan Teknis Pelayanan Pengujian dan Kalibrasi Kepada Pelanggan (BPSMB). Melaksanakan bimbingan tentang bagaimana prosedur dah hal-hal lain yang berkenaan untuk mendapatkan pelayanan pengujian dan kalibrasi dari Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Prov.Kalsel.

(35)

35

2) Sosialisasi Fungsi dan Peran Laboratorium BPSMB Prov.Kalsel (BPSMB). Melaksanakan sosialisasi tentang mengenalkan fungsi dan peran lab BPSMB Prov.Kalsel kepada pengusaha, dikarenakan masing cukup banyak perusahaan yang belum mengetahui keberadaan BPSMB Prov.Kalsel yang dapat melakukan pengujian dan kalibrasi bersertifikat (KAN). Sehingga selama ini kebanyakan perusahaan melakukan pengujian serta kalibrasi di luar daerah.

 Persentase Terpeliharanya Status Akreditasi Labaratorium Pengujian Dan Laboratorium Kalibrasi memiliki target 100% dengan kegiatan Pemeliharaan Standar

Sistem Mutu Laboratorium (BPSMB). Setiap tahunnya lab pengujian dan kalibrasi pada Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang dilakukan akreditasi yang bertujuan untuk tetap memastikan legalitas dari peralatan yang digunakan dalam pengujian dan kalibrasi. Untuk tahun 2016 lab pada BPSMB masih dipercaya untuk melaksanakan pengujian dan kalibrasi pada tahun 2017. Sehingga dari target yang ditetapkan dapat tercapai 100%

C. AKUNTABILITAS KEUANGAN

Dalam melaksanakan program dan kegiatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan sasaran yang ingin dicapai sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan.

Secara keseluruhan Anggaran Tahun 2016 untuk APBD (Dinas dan 3 Balai) sebesar Rp.18.034.091.300 terealisasi sebesar Rp.15.288.309.296 dengan capaian persentase fisik 98,56% dan keuangan 84,44%. Untuk APBN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi (Dekon) sebesar Rp.6.459.877.000 terealisasi sebesar Rp.3.864.707.400 dengan capaian persentase fisik 85,00% dan keuangan 79,71%. Rincian anggaran beserta realisasinya masing-masing kegiatan yang menggambarkan akuntabilitas kinerja keuangan adalah sebagai berikut :

Gambar

Tabel 2.  ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA NEGARA (APBN)
Tabel 3. LPE PDRB Industri
Tabel 4. Laju Pertumbuhan Industri Tahun 2015 S/D 2016
Tabel 5. LPE PDRB Perdagangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Lusa (2010), ada banyak faktor yang menyebabkan sibling rivalry, antara lain: a) Masing-masing anak bersaing untuk menentukan pribadi mereka, sehingga

Dari kondisi inilah mendorong adanya pembuatan kaidah-kaidah yang disimpulkan dari ucapan orang Arab yang fasih yang bisa dijadikan rujukan dalam mengharakati bahasa Arab,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar perbedaan hasil tes pada mata pelajaran fiqh materi pokok puasa ramadhan antara alat tes completion test

Fortifikan lain tidak dijadikan perlakuan dan ditambahkan dalam jumlah serta bentuk yang tetap, yaitu seng dan zat besi ditambahkan bersamaan dengan kalsium ketika pengadukan

ekonomi masyarakat yang heterogen... Akan tetapi, keduanya sama-sama mengkaji bahasa sebagai fenomena sosial dan budaya karena bahasa merupakan unsur yang digunakan manusia

Sekarang ini Kerajaan Arab Saudi di bawah pimpinan Yang Mulia Pemilihara Dua Tempat Suci Raja Abdullah bin Abdul Aziz sejak awal tahun 1429 H/ Tahun 2007

Dari semua sikap penerimaan atau respon lingkungan hidup subyek baik lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat maupun lingkungan sekolah memberikan pelabelan kepada subyek

Pertama, mereka bisa mendapatkannya dalam kebiasaan bertanya "Apa yang ditunjukan oleh data?" Ketika dihadapkan dengan sebuah keputusan penting dan menindaklanjuti