KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 188.44/ 0366/KUM/2017
TENTANG
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,
Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah khususnya pada Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam rangka peningkatan keberhasilan visi, misi, organisasi di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dalam upaya mewujudkan Good Governmance, telah ditetapkan Indikator Kinerja Utama;
b. bahwa dengan adanya Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 072 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, maka Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 188.44/0488/KUM/2016 tentang Penetapan
Indikator Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan Indikator Kinerja Utama Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan tidak sesuai
lagi dengan dinamika perkembangan peraturan perundang-undangan, sehingga perlu diganti;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Gubernur;
Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 Jo. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 antara lain mengenai Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Selatan sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1106);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041);
7. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/9/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah;
9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036);
11. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 17 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2009 Nomor 17);
12. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 7 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016-2024 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 Nomor 7);
13. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 Nomor 11);
14. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 060 Tahun 2009
tentang Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Berita
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2009 Nomor 60);
15. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 090 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Bagian Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Berita Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2009 Nomor 90);
16. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 072 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Berita Acara Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 Nomor 072);
Menetapkan :
KESATU : Keputusan Gubernur tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan Indikator Kinerja utama Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, sebagaimana tercantum dalam Lampiran I, Lampiran II, dan Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Gubernur ini.
KEDUA : Indikator Kinerja Utama sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU, sebagai berikut:
a. merupakan ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian tujuan serta sasaran Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan sasaran Satuan Kerja Perangkat Daerah yang ditetapkan melalui indikator kinerja yang memberikan penjelasan baik sebagai acuan kuantitatif maupun kualitatif mengenai apa yang dilakukan untuk menentukan apakah tujuan sasaran sudah tercapai; b. sebagai acuan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah, Unit Kerja,
dan Unit Kerja Mandiri, dalam menentukan kinerja utama yang akan diwujudkan; dan
c. untuk memperoleh informasi kinerja yang diperlukan dalam penyelenggaraan manajemen kinerja dan ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis rencana pembangunan daerah dan SKPD yang akan digunakan untuk perbaikan kinerja dan akuntabilitas kinerja.
KETIGA : Dengan ditetapkannya Keputusan Gubernur ini, maka Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 188.44/0488/KUM/2016 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan Indikator Kinerja Utama Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
KEEMPAT : Keputusan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Banjarmasin
pada tanggal 9 Agustus 2017
GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,
H. SAHBIRIN NOOR Tembusan:
1. Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi di Jakarta.
2. Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Selatan di Banjarmasin. 3. Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan di Banjarbaru.
4. Seluruh Pimpinan SKPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan di Banjarmasin/Banjarbaru/Jakarta.
DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
INDIKATOR TUJUAN PEMBANGUNAN (IKU)
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017
NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA
PENJELASAN
(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara Perhitungan Indikator)
PENANGGUNG
JAWAB SUMBER DATA
1. Meningkatkan Daya Saing
Sumber Daya Manusia
IPM Makna Indikator:
IPM adalah Indeks yang dihasilkan dari beberapa komponen yaitu perencanaan
aspek pendidikan, masyarakat,
kesehatan dan daya beli
Alasan Pemilihan;
Indikator ini untuk menggambarkan
Tingkat Keberhasilan Pemerintah Provinsi Kalsel dalam Meningkatkan Daya Saing SDM Rumus Perhitungan; BPS Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Kesehatan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Dinas Kesehatan
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA (Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara Perhitungan Indikator)
PENANGGUNG
JAWAB SUMBER DATA
2. Mewujudkan Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik
Opini BPK
Nilai SAKIP
Makna Indikator:
Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas
dan transparansi penyelenggaraan
Pemerintah Daerah melaksanakan
kebijakan melalui peningkatan
pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan Pemerintah Daerah, serta meningkatkan akuntabilitas transparansi
kebijakan dan kinerja Pemerintah
Daerah.
Alasan Pemilihan;
Dalam rangka mewujudkan Aparatur
Pemerintah yang Profesional dan
Pemerintahan Akuntabel Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan terus
melakukan peningkatan kualitas aparatur
di daerah, melalui penataan dan
peningkatan kapasitas aparatur, agar lebih profesional, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Rumus Perhitungan;
Nilai Evaluasi Keuangan BPK Nilai Evaluasi Badan Keuangan Daerah Bappeda Inspektorat Biro Organisasi Seluruh SKPD Badan Keuangan Daerah Bappeda Inspektorat Biro Organisasi Seluruh SKPD
3. Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat Indeks Gini Angka Kemiskinan Makna Indikator:
Makna Indikator tersebut Indeks yang mencerminkan Pemerataan Pendapatan Mayarakat.
Alasan Pemilihan;
Indeks yang menggambarkan tingkat kesenjangan pendapatan.
Rumus Perhitungan; BPS
Dinas Sosial Dinas Sosial
4. Meningkatkan kualitas kehidupan yang
berbasiskan kearifan lokal
Persentase kejadian konfilk antar suku agama
Persentase penurunan angka kriminalitas
Makna Indikator:
Indikator disini merupakan Usaha
Pemerintah Provinsi dalam menciptakan
kehidupan yang kondusif dan
kekeluargaan.
Alasan Pemilihan;
Indikator ini mencerminkan Kualitas
Kehidupan yang berbasiskan kearifan Lokal.
Rumus Perhitungan;
Jumlah Kasus yang ditangani : Jumlah kasus yang terjadi dikali 100%
Biro Kesejahteraan Rakyat Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Biro Kesejahteraan Rakyat Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA (Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara Perhitungan Indikator)
PENANGGUNG
JAWAB SUMBER DATA
5 Meningkatkan Penyediaan
dan pemerataan Pembangunan
Infrastruktur ke seluruh Wilayah sesuai dengan tata ruang
Indeks Pelayanan Infrastruktur Dasar
Makna Indikator:
Indikator ini sebagai indikator
pembangunan yang mempunyai 4
komponen didalamnya, yaitu Cakupan Air
Bersih, Cakupan Sanitasi, Rasio
Elektrifikasi dan telepon (Komunikasi).
Alasan Pemilihan;
Diharapkan dengan adanya Indikator ini dapat menunjang pertumbuhan
pembangunan yang ada di daerah.
Rumus Perhitungan;
Indeks Pelayanan Infrastruktur Dasar = (CA+CS+RE+K)
4
Keterangan:
CA = Cakupan Air Bersih CS = Cakupan Sanitasi RE = Rasio Elektrifikasi K = Telepon ( Komunikasi ) Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman, Dinas Energi Sumber Daya Mineral dan Dinas Komunikasi dan Informatika
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman, Dinas Energi Sumber Daya Mineral dan Dinas Komunikasi dan Informatika
6. Meningkatkan daya saing
Perekonomian
Laju Pertumbuhan Ekonomi
Realisasi Nilai Investasi PMA dan PMDN (Triliun Rupiah)
Makna Indikator:
Laju Pertumbuhan Ekonomi adalah
perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan
barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan
Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Indikator, Cara Perhitungan Indikator) kemakmuran masyarakat meningkat;
Rencana/nilai Investasi yang terdiri atas persetujuan perizinan ataupun izin prinsip PMA (Penanaman Modal Asing) dan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) yang telah diterbitkan.
Alasan Pemilihan;
Indikator LPE dapat menggambarkan seberapa besar Laju Pertumbuhan Ekonomi di Kalimantan Selatan.
Peningkatan realisasi investasi
merupakan cikal bakal suatu
kemajuan perekonomian. Bahwasanya
investasi akan menumbuhkan
perekonomian,penyerapan tenaga
kerja dan pengembangan wilayah.
Rumus Perhitungan; LPE = BPS
Realisasi Investasi PMA dan PMDN = Peningkatan nilai realisasi investasi : Target peningkatan realisasi investasi X 100
NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA (Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara Perhitungan Indikator)
PENANGGUNG
JAWAB SUMBER DATA
7. Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Daerah
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Makna Indikator:
Mengukur kualitas lingkungan umumnya dilakukan secara parsial berdasarkan media, yaitu air, udara dan lahan sehingga sulit untuk menilai apakah kondisi lingkungan hidup disuatu wilayah bertambah baik atau sebaliknya. Salah satu cara untuk mereduksi banyak data informasi adalah dengan menggunakan indeks.
Alasan Pemilihan;
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
mampu menggambarkan Kualitas
Lingkungan Hidup di Kalimantan Selatan secara keseluruhan
Dinas Lingkungan Hidup
Rumus Perhitungan;
IKLH Prov. = IPA + ISPU + ITH 3
IKLH Prov. = Indeks Kualitas Lingkungan Hidup ISPU = Indeks Standar Pemcemar
Udara
ITH = Indeks Tutupan Hutan
GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,
TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017
NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA
PENJELASAN
(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara Perhitungan Indikator)
PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA
1 Meningkatnya
Kualitas Pendidikan Masyarakat
Indeks Pendidikan (AHLS dan ARLS)
Makna Indikator: Indeks Pendidikan:
Angka Harapan Lama Sekolah (AHLS) merupakan lamanya sekolah yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada usia tertentu di masa mendatang. Jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan
formal. Cakupan penduduk yang
dihitung ARLS adalah penduduk
berusia 15 tahun ke atas (tidak termasuk tahun yang mengulang). Untuk menghitung Rata-rata Lama
Sekolah dibutuhkan informasi: a.
Partisipasi sekolah b. Jenjang dan jenis
pendidikan yang pernah/sedang
diduduki c. Ijasah tertinggi yang dimiliki
d. Tingkat/kelas tertinggi yang
pernah/sedang diduduki.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Alasan Pemilihan:
Angka Harapan Lama Sekolah (AHLS) dihitung untuk penduduk usia 7 tahun ke
atas, karena mengikuti kebijakan
pemerintah yaitu program wajib belajar. Indikator ini untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak.
Angka Rata-Rata Lama Sekolah (ARLS)
Sebagai salah satu varibel dari
komponen Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) yang dapat digunakan
untuk mengukur tingkat pendidikan
penduduk suatu wilayah. ARLS
menunjukkan sampai pada jenjang
pendidikan apa secara umum tingkat pendidikan penduduk dewasa di Kalsel. Rumus Perhitungan:
NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA
PENJELASAN
(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara Perhitungan Indikator)
PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA
ARLS
APM SM Sederajat Makna Indikator:
Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah
Menengah sederajat merupakan
perbandingan antara jumlah siswa pada jenjang Sekolah Menengah yang
berusia 16 sampai 18 tahun dengan jumlah penduduk kelompok usia 16 sampai 18 tahun dan dinyatakan dalam persentase.
Alasan Pemilihan:
Indikator ini dapat menunjukkan
banyaknya anak usia sekolah (16 sampai 18 tahun) yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan menengah sederajat
(SMA/SMK/DIKSUS). Perbandingan
jumlah siswa pada jenjang usia Sekolah
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Menengah dengan jumlah penduduk kelompok usia Sekolah Menengah yang dinyatakan dalam persentase, dimana semakin tinggi APM berarti semakin banyak anak usia Sekolah Menengah yang bersekolah di tingkat pendidikan yang sesuai di suatu daerah. Nilai ideal APM = 100%, bila lebih besar dari 100% berarti adanya siswa usia sekolah dari luar daerah yang bersekolah di daerah tersebut.
Rumus Perhitungan:
APK SM Sederajat Makna Indikator:
Angka Partisipasi Kasar (APK) Sekolah
Menengah sederajat merupakan
perbandingan antara jumlah penduduk yang sedang bersekolah pada jenjang Sekolah Menengah (usia 16 - 18 tahun) dengan jumlah siswa pada jenjang Sekolah Menengah (usia 16 - 18 tahun) dan dinyatakan dalam persentase.
Alasan Pemilihan
Indikator ini dapat mengukur daya serap penduduk usia sekolah di jenjang
Sekolah Menengah sederajat.
Perbandingan jumlah penduduk
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑆𝑒𝑘𝑜𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑒𝑛𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ (16 −18 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛) 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑆𝑒𝑘𝑜𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑒𝑛𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ (16 −18 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛) X 100%
NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA
PENJELASAN
(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara Perhitungan Indikator)
PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA
kelompok usia Sekolah Menengah
dengan jumlah siswa pada jenjang usia Sekolah Menengah yang dinyatakan dalam persentase. Nilai APK bisa lebih besar dari 100% karena usia siswa di luar usia resmi sekolah, siswa berasal dari daerah lain di daerah perkotaan atau daerah perbatasan.
Rumus Perhitungan:
2 Meningkatnya Derajat
Kesehatan Masyarakat
Angka Harapan Hidup
Angka Kematian Ibu/1.000 KH
Angka Kematian Bayi/100.00 KH
AKABA
Balita Gizi Buruk
Balita Gizi Kurang
Makna Indikator:
Indikator tersebut mencerminkan baik buruknya kualitas pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.
Alasan Pemilihan:
Dengan adanya indikator tersebut dapat dijadikan tolak ukur baik buruknya kualitas pelayanan tenaga kesehatan.
Rumus Perhitungan:
kematian ibu dapat diubah menjadi rasio kematian ibu dan dinyatakan per 100.000 kelahiran hidup, dengan membagi angka kematian dengan angka fertilitas umum. Dengan cara ini diperoleh rasio kematian ibu kematian maternal per 100.000 kelahiran.
Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan
dan BPS 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑆𝑒𝑘𝑜𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑒𝑛𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ (16 −18 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑆𝑒𝑘𝑜𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑒𝑛𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ (16 −18 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛) X 100%
Jumlah kematian bayi di satu wilayah selama satu tahun di bagi jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama X 1.000.
Banyaknya penduduk yang meninggal pada usia kurang dari 5 tahun dibagi Banyaknya Balita dikalikan 100%.
Banyaknya Balita Gizi Buruk dibagi Jumlah Balita dikali 100%.
Banyaknya Balita Kurang Gizi dibagi Jumlah Balita dikali 100%.
NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA
PENJELASAN
(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara Perhitungan Indikator)
PENANGGUNG
JAWAB SUMBER DATA
3 Meningkatnya Kualitas
Daya Saing Tenaga Kerja
Angka Partisipasi Angkatan Kerja Makna Indikator:
Angka Partisipasi Angkatan Kerja
adalah suatu indikator ketenagakerjaan yang memberikan gambaran tentang penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari merujuk pada suatu waktu dalam periode survei. APAK adalah indikator yang biasa
digunakan untuk menganalisa
partisipasi angkatan kerja.
Alasan Pemilihan:
Dengan adanya indikator tersebut dapat dijadikan alat deteksi Pemerintah dalam pengurangan tingkat pengangguran di Provinsi Kalimantan Selatan. Dalam hal ini kerja sama antara Pemerintah dalam pembentukan regulasi, swasta dalam pembukaan lapangan pekerjaan serta masyarakat, sangat di tuntut.
Rumus Perhitungan:
Jumlah Angkatan Kerja x 100% Jumlah Penduduk Usia Kerja
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
SKPD Terkait dan BPS
4 Meningkatnya Pemahaman Keagamaan
Persentasi Lulusan SMA/MA yang beragama Islam Khatam Al-Quran
Makna Indikator:
Merupakan upaya sistematis untuk
menumbuh-kembangkan kemampuan
membaca, menulis, menerjemahkan,
memahami dan mengamalkan kandungan Al Qur’an yang dijadikan salah satu mata pelajaran Muatan Lokal, menurut Perda Kalsel No. 3 Tahun 2009. Sebagai upaya strategis Pemda dalam rangka mendorong terwujudnya generasi Islami yang beriman, cerdas dan berakhlak mulia.
Alasan Pemilihan:
Sebagai salah satu indikator dalam mengembangkan pembelajaran kurikulum
muatan 8lokalpada jenjang Sekolah
Menengah.
Rumus Perhitungan:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘ℎ𝑎𝑡𝑎𝑚 𝐴𝑙−𝑄𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑆𝑀𝐴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑆𝑀𝐴
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Persentase Peningkatan event
keagamaan yang dilaksanakan
Makna Indikator:
Bertambah semaraknya acara keagamaan
dimasyarakat dengan keterlibatan
organisasi/lembaga keagamaan. Biro Kesejahteraan Rakyat Biro Kesejahteraan Rakyat X 100%
NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA
PENJELASAN
(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara Perhitungan Indikator)
PENANGGUNG
JAWAB SUMBER DATA
Alasan Pemilihan:
Diharapkan dapat semakin
meningkatkan syiar agama dan
meningkatkan ketaqwaan, serta
sebagai pedoman dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Rumus Perhitungan:
∑ Realisasi Jlh Keg yang dilaksanakan tahun n - ∑ Realisasi Jlh kegiatan yang dilaksanakan tahun n-1
x 100
∑ Realisasi Jlh keg keagamaan yang dilaksanakan tahun n-1
Persentase Peningkatan Pemasukan Zakat Infaq Sedekah di BAZIZ
Makna Indikator:
Peningkatan pemasukan ZIS
merupakan salah satu perwujudan dari tingginya animo masyarakat dalam
pemahaman keagamaan terhadap
lingkungan sosial.
Alasan Pemilihan:
Peningkatan pemasukkan Zis memiliki manfaat besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Rumus Perhitungan:
∑ Realisasi Jlh pemasukkan ZIS yang dilaksanakan tahun n - ∑ Realisasi Jlh pemasukkan ZIS yang dilaksanakan tahun n-1
x 100
∑ Realisasi Jlh pemasukkan ZIZ yang dilaksanakan tahun n-1
Biro Kesejahteraan Rakyat
Biro Kesejahteraan Rakyat
Persentase peningkatan Jemaah perjalanan Ibadah
Makna Indikator:
Peningkatan jumlah kemaah perjalanan
ibadah merupakan salah satu
perwujudan dari tingginya pemahaman keagamaan.
Alasan Pemilihan:
Dengan bertambahnya jemaah dalam
melaksanakan perjalanan ibadah
keagamaanmaka semakin banyak
masyarakat yang religius yang akan
berdampak terhadap meningkatnya
pemahaman keagamaan. Rumus Perhitungan:
∑ Realisasi Jlh jemaah perjalanan ibadah yangdilaksanakan tahun n - ∑ Realisasi Jlh jumlah jemaah perjalanan ibadah yang dilaksanakan tahun n-1
x
100
∑ Realisasi Jlh jemaah perjalanan ibadah yang dilaksanakan tahun n-1
Biro Kesejahteraan Rakyat Biro Kesejahteraan Rakyat 5 Meningkatnya Indeks Pembangunan Gender
IPG Makna Indikator:
Indeks Pembangunan Gender (IPG) adalah indeks pencapaian kemampuan dasar manusia dilihat dari bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi dengan
mempertimbangkanketimpangan
gender. IPG digunakan untuk
mengetahui kesenjangan pembangunan manusia antara laki-laki danperempuan. Kesetaraan gender Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan BPS
NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA
PENJELASAN
(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara Perhitungan Indikator)
PENANGGUNG
JAWAB SUMBER DATA
terjadi apabila nilai IPM sama dengan nilai IPG.
Alasan Pemilihan:
IPG merupakan indikator komposisi untuk mengukur dimensi yang sama dengan IPM, antara lain dimensi harapan hidup saat lahir, tingkat pendidikan dan tingkat kelayakan hidup.
IPG memperhitungkan capaian
berdasarkan gender. Secara sederhana dapat dikatakan IPG merupakan IPM
yang disesuaikan untuk
menggambarkan kepentingan gender.
Rumus Perhitungan:
1/3 [Xede (1)+ Xede (2)+Linc-Dist] Xede (1) = Xede untuk harapan Hidup Xede (2) = Xede untuk pendidikan Linc-dist = Indeks distribusi pendapatan
IDG Makna Indikator:
IDG adalah indikator komposit untuk mengukur peran aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik. IDG
difokuskan pada partisipasi untuk
mengukur ketimpangan gender pada bidang-bidang kunci dalam partisipasi ekonomi dan politik.
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan BPS
Alasan Pemilihan:
Indikator ini mampu menggambarkan peran perempuan dalam pembangunan dilihat dari partisipasi dibidang ekonomi dan politik.
Rumus Perhitungan: 1/3 (lpar + IDM+ Lin-Dist)
Ipar = Indeks keterwakilan di parlemen IDM = Indeks pengambilan keputusan Linc = Indeks distribusi pendapatan
Partisipasi Pekerja Perempuan di sektor Non Pertanian
Makna Indikator:
Indikator Partisipasi Perempuan di
Pekerjaan Non Pertanian adalah
Perempuan yang bekerja pada orang lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari satu majikan dalam sebulan terkahir) diusaha non pertanian dengan menerima upah atau imbalan dengan sistem pembayaran harian maupun borongan. Usaha non pertanian meliputi usaha disektor pertambangan, industri listrik, gas dan air, Kontruksi/bangunan, perdagangan, angkutan, pergudangan dan komunikasi, keuangan, asuransi, usaha persewaan, jasa perusahaan,
jasa kemasyarakatan sosial dan
perorangan. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan BPS
NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA
PENJELASAN
(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara Perhitungan Indikator)
PENANGGUNG
JAWAB SUMBER DATA
Alasan Pemilihan:
Partisipasi perempuan di pekerjaan non
pertanian mencerminkan partisipasi
perempuan dalam perekonomian
daerah.
Rumus Perhitungan:
Jumlah Perempuan yang bekerja pada sektor non pertanian : Jumlah total perempuan bekerja x 100%
Unmeed Need Makna Indikator:
Jumlah pasangan usia subur (PUS) yang tidak menginginkan anak atau menunda kelahiran berikutnya tetapi
tidak mengikuti Program Keluarga
Berencana
Alasan Pemilihan:
Jumlah pasangan usia subur (PUS) yang tidak menginginkan anak tetapi
tidak mengikuti program Keluarga
Berencana atau menunda kelahiran berikutnya masih tinggi dan perlu dilakukan penurunan hingga 8,5%
Rumus Perhitungan:
Unmeed Need= Jumlah (PUS)-PUS tidak ber KB X 100
Dinas Kependudukan, Pencatatan Sipil dan KB
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinas Kesehatan, Tim Penggerak PKK dan 13 Kabupaten/Kota se-Kalimantan Selatan
6 Meningkatnya Kualitas Layanan Publik
Indeks Kepuasan Masyarakat Makna Indikator:
Indikator Indeks Kepuasan Masyarakat adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan pemerintah.
Alasan Pemilihan:
Dalam rangka Meningkatnya Kualitas Layanan Publik Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terus melakukan peningkatan kualitas aparatur di daerah, melalui penataan dan peningkatan
kapasitas aparatur, agar lebih
profesional, sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk memberikan pelayanan Publik yang terbaik bagi masyarakat dan untuk meningkatkan kapasitas penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan, meningkatkan
kesejahteraan aparatur di daerah,
Peningkatan kesejahteraan aparatur
dan keluarga melalui perbaikan
tunjangan dan diharapkan berdampak positif terhadap kinerja aparatur.
Rumus Perhitungan: Survey
Biro Organisasi, Seluruh Unit Pelayanan Publik
Biro Organisasi, Seluruh Unit Pelayanan Publik
NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA
PENJELASAN
(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara Perhitungan Indikator)
PENANGGUNG
JAWAB SUMBER DATA
7 Meningkatnya
Pendanaan Daerah
Rasio Kemandirian Daerah (PAD/APBD) Makna Indikator:
Kemandirian keuangan daerah (otonomi fiscal) menunjukkan kemampuan
pemda dalam membiayai sendiri
kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai pendapatan yang
diperlukan daerah. Kemandirian
keuangan daerah ditunjukkan oleh besar kecilnya pendapatan asli daerah
(PAD) dibandingkan dengan
pendapatan daerah yang berasal dari
sumber lain, misalnya bantuan
pemerintah pusat ataupun dari
pinjaman.
Alasan Pemilihan:
Rasio kemandirian menggambarkan
ketergantungan daerah terhadap
sumber dana eksternal. Semakin tinggi rasio kemandirian mangandung arti bahwa tingkat ketergantungan daerah
terhadap bantuan pihak eksternal
(terutama pemerintah pusat dan
provinsi) semakin rendah, dan demikian pula sebaliknya. Rasio kemandirian juga menggambarkan tingkat partisipasi
masyarakat dalam pembangunan
daerah. Semakin tinggi rasio
kemandirian, semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam
Badan Keuangan Daerah
Badan Keuangan Daerah
membayar pajak dan retribusi daerah yang merupakan komponen utama
PAD. Semakin tinggi masyarakat
membayar pajak dan retribusi daerah
akan menggambarkan tingkat
kesejatraan masyarakat yang semakin tinggi.
Rumus Perhitungan:
Pendapatan Asli Daerahx 100% Transfer pusat + provinsi +pinjaman
8 Meningkatnya Kinerja
Pembangunan Daerah
Persentase Capaian Sasaran Pembangunan Jangka Menengah
Makna Indikator:
Bahwa apa yang direncanakan dapat tercapai sesuai dengan target.
Alasan Pemilihan:
Sesuai dengan tugas dan fungsi Bappeda untuk merumuskan kebijakan perencanaan dan mengawal agar apa
yang sudah direncanakan dapat
dilaksanakan.
Rumus Perhitungan:
Angka Capaian IPM dibagi angka target IPM dikali 100.
Angka target pengangguran terendah
dibagi angka capaian terendah
pengangguran dikali 100.
Angka capaian pertumbuhan
ekonomi dibagi angka target
NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA
PENJELASAN
(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara Perhitungan Indikator)
PENANGGUNG
JAWAB SUMBER DATA
pertumbuhan ekonomi dikali 100.
Angka target kemiskinan dibagi angka capaian kemiskinan dikali 100.
Nilai capaian Indeks gini dibagi nilai target indeks gini dikali 100.
Nilai capaian IKLH dibagi nilai target IKLH dikali 100.
Angka capaian tingkat pertumbuhan penduduk dibagi angka target tingkat pertumbuhan penduduk dikali 100.
9 Terwujudnya Aparatur Pemerintah yang Profesional dan Pemerintah Akuntabel Opini BPK LAKIP Makna Indikator:
Dalam rangka meningkatan
akuntabilitas dan transparansi
penyelenggaraan pemerintah daerah
melaksanakan kebijakan melalui
peningkatan pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan
pemerintah daerah, serta meningkatkan akuntabilitas, transparansi kebijakan dan kinerja pemerintah daerah.
Alasan Pemilihan:
Dalam rangka mewujudkan Aparatur
Pemerintah yang Profesional dan
Pemerintahan Akuntabel Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan terus
melakukan peningkatan kualitas
aparatur di daerah, melalui penataan dan peningkatan kapasitas aparatur, agar lebih profesional, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Badan Keuangan Daerah Biro Organisasi Badan Keuangan Daerah Biro Organisasi
Rumus Perhitungan:
Nilai Evaluasi Keuangan BPK
Nilai Evaluasi
10 Menurunnya
Penyandang masalah Kesejahteraan Sosial
Persentase PMKS yang terpenuhi kebutuhan Dasar
Makna Indikator:
Mengindikasikan besaran jumlah PMKS
yang sudah terpenuhi kebutuhan
dasarnya.
Alasan Pemilihan:
Semakin besar prosentase PMKS yang terpenuhi kebutuhan dasarnya akan
menurunkan jumlah PMKS
se-Kalimantan Selatan.
Rumus Perhitungan:
Target Populasi PMKS yang dibiayai APBD x 100 Target PMKS Kab/Kota
Dinas Sosial Dinas Sosial dan
Kabupaten/Kota 11 Meningkatnya Ketentraman, Ketertiban, Perlindungan Masyarakat
Persentase Penanganan Konflik sosial yang terselesaikan di Kalsel
Makna Indikator:
Makna Indikator tersebut kita
mengharapkan dengan Meningkatkan
Kualitas Kehidupan Sosial di
Kalimantan selatan baik itu dari segi pembinaan secara materil dan moril
dapat mewujudkan Daerah yang
memiliki Kualitas yang baik di bidang sosial sehingga kesenjangan sosial dapat teratasi dan dapat berpengaruh baik dalam menciptakan Iklim yang Kondusif.
Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik
Badan Kesatuan
NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA
PENJELASAN
(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara Perhitungan Indikator)
PENANGGUNG
JAWAB SUMBER DATA
Alasan Pemilihan:
Semakin sedikit Kasus/konflik yang
terjadi, semakin tinggi tingkat
keamanan, ketentraman, dan ketertiban membandingkan dengan sebelumnya.
Rumus Perhitungan:
Jumlah Kasus yang ditangani : Jumlah kasus yang terjadi dikali 100%
Angka Kriminalitas Makna Indikator:
Semakin sedikit kasus kriminalitas yang terjadi semakin tinggi tingkat keamanan.
Alasan Pemilihan:
Dengan rendahnya kriminalitas yang
terjadi maka ketentraman dan
ketertiban masyarakat dalam
masyarakat akan tetap kondusif dalam
mendukung proses pembangunan
diKalsel
Rumus Perhitungan:
Jumlah kasus yang ditangani X 100 Jumlah kasus yang terjadi
Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik
Badan Kesatuan
12 Terselenggaranya PON
Persentase Terbangunnya Sport Center Makna Indikator:
Makna dari indikator ini adalah untuk mempersiapkan prasarana olahraga
menjadi standar nasional dan
internasional baik melalui
pembangunan ataupun rehabilitasi
prasarana yang ada.
Alasan Pemilihan:
Dengan meningkatnya jumlah
prasarana olahraga yang berstandar
nasional, maka diharapkan akan
meningkatkan kualitas cabang olahraga unggulan daerah melalui pemenuhan prasarana latihan yang layak dan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menjadi tuan rumah penyelenggara PON.
Rumus Perhitungan:
Persentase Pembangunan Spot Center
Dinas Pemuda dan
Olahraga
Dinas Pemuda dan Olahraga
13 Meningkatnya Etos
Kerja, Moralitas, Sikap, Disiplin, Kreatifitas dan Kepedulian
Perubahan Perilaku Menuju Positif Makna Indikator:
Alasan Pemilihan: Rumus Perhitungan:
Bappeda, Seluruh SKPD
NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA
PENJELASAN
(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara Perhitungan Indikator)
PENANGGUNG
JAWAB SUMBER DATA
14 Meningkatnya
Kerukunan Antar dan Inter Umat Beragama
Kondusifitas Kerukunan Beragama Makna Indikator:
Parameter yang digunakan untuk
mengukur suasana kekondusifan
adalah
1. Tidak adanya laporan masyarakat
terkait gangguan dalam
menjalankan peribadatan dan
kegiatan keagamaan lainnya.
2. Tenangnya umat beragama dalam
menjalankan peribadatan dan
kegiatan keagamaan.
Alasan Pemilihan:
Untuk menciptakan suasana kehidupan beragama dimasyarakat yang harmonis
dan kondusif sehingga tercipta
persatuan dan kesatuan bangsa.
Rumus Perhitungan:
Tidak adanya pengaduan berkenaan dengan masalah keagamaan
Biro Kesejahteraan Rakyat Biro Kesejahteraan Rakyat, dan Kementerian Agama
Persentase Peningkatan Acara Keagamaan
Makna Indikator:
Bertambah semaraknya acara
keagamaan dimasyarakat dengan
keterlibatan organisasi/lembaga
keagamaan.
Alasan Pemilihan:
Diharapkan dapat semakin
meningkatkan syiar agama dan
meningkatkan ketaqwaan, serta
sebagai pedoman dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Rumus Perhitungan:
∑ Realisasi Jlh Keg yang dilaksanakan tahun n - ∑ Realisasi Jlh kegiatan yang dilaksanakan tahun n-1
x 100
∑ Realisasi Jlh keg keagamaan yang dilaksanakan tahun n-1 Biro Kesejahteraan Rakyat Biro Kesejahteraan Rakyat, dan Kementerian Agama 15 Meningkatkan Ketahanan Budaya
Persentase Benda, Situs dan Cagar Budaya yang dilestarikan
Makna Indikator:
Jumlah benda, situs dan cagar budaya yang terdapat di Kalimantan Selatan dibandingkan dengan jumlah benda,
situs dan cagar budaya yang
dilestarikan.
Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Prov. Kalsel Bidang Pembinaan Kebudayaan
NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA
PENJELASAN
(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara Perhitungan Indikator)
PENANGGUNG
JAWAB SUMBER DATA
Alasan Pemilihan:
Jika semakin besar realisasi pelestarian terhadap benda, situs dan cagar budaya berarti semakin baik kinerjanya
dan sebaliknya semakin kecil
realisasinya semakin buruk kinerjanya.
Rumus Perhitungan:
Indikator = Realisasi Pelestarian benda, situs dan cagar budaya / Target x 100 %
Meningkatnya Kualitas Budaya Masyarakat
Persentase Ragam Seni Budaya yang
hampir punah yang diaktualisasikan
Makna Indikator:
Jumlah ragam seni budaya yang
terdapat di Kalimantan Selatan
dibandingkan dengan jumlah ragam seni budaya hampir punah yang diaktualisasikan.
Alasan Pemilihan:
Jika semakin besar realisasi aktualisasi terhadap ragam seni budaya berarti semakin baik kinerjanya dan sebaliknya semakin kecilaktualisasinya semakin buruk kinerjanya
Rumus Perhitungan:
Indikator = Aktualisasi ragam seni budaya hampir punah / Target x 100 %
Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Prov. Kalsel Bidang Pembinaan Kebudayaan
16 Meningkatnya
Kuantitas dan Kualitas Infrasturktur Dasar
Indeks Pelayanan Infrastruktur Dasar Makna Indikator:
Indikator ini sebagai indikator
pembangunan yang mempunyai 4 komponen didalamnya, yaitu Cakupan Air Bersih, Cakupan Sanitasi, Rasio Elektrifikasi dan telepon (Komunikasi).
Alasan Pemilihan:
Diharapkan dengan adanya Indikator ini
dapat menunjang pertumbuhan
pembangunan yang ada di daerah.
Rumus Perhitungan:
Indeks Pelayanan Infrastruktur Dasar = (CA+CS+RE+K)
4 Keterangan:
CA = Cakupan Air Bersih CS = Cakupan Sanitasi RE = Rasio Elektrifikasi K = Telepon ( Komunikasi )
Bappeda, Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Dinas Perumahan Rakyat dan
Permukiman, Dinas
Energi Sumber Daya
Mineral dan Dinas
Komunikasi dan Informatika Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman, Dinas Energi Sumber Daya
Mineral dan Dinas
Komunikasi dan
Informatika
17 Meningkatnya
Kuantitas dan Kualitas Infrasturktur
Perekonomian
Infrastruktur Strategis Perekonomian Makna Indikator:
Pembangunan infrastruktur strategis ini
merupakan indikator penunjang
perekonomian yang mempunyai 5
komponen didalamnya, yaitu Sektor Perhubungan, Sektor Bina Marga, Sektor Sumber Daya air, Sektor Cipta Karya dan Sektor Kelistrikan.
Bappeda, Dinas
Perhubungan, Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Dinas Energi Sumber Daya Mineral Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Dinas Energi Sumber Daya Mineral
NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA
PENJELASAN
(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara Perhitungan Indikator)
PENANGGUNG
JAWAB SUMBER DATA
Alasan Pemilihan:
Indikator ini merupakan indikator
pendukung dari pembangunan
perekonomian yang ada dan jika pembangunan Infrastruktur ini berjalan
dengan baik diharapkan mampu
mendongkrak perekonomian daerah.
Rumus Perhitungan:
Pembangunan Infrastruktur strategis= (SP+SB+SSDA+SCK+SK)
5 Keterangan:
SP = Sektor Perhubungan terdiri dari 4 Projek/Indikator Utama
SB = Sektor Bina Marga terdiri dari 4 Projek/Indikator Utama
SSDA = Sektor Sumber Daya Air terdiri dari 3 Projek/Indikator Utama SCK = Sektor Cipta Karya terdiri dari 1 Projek/Indikator Utama
SK = Sektor Kelistrikan terdiri dari 1 Projek/Indikator Utama
18 Terwujudnya Mandiri Pangan
Produksi:
Beras
Makna Indikator:
Dengan jumlah penduduk Kalimantan Selatan pada tahun 2017 sebanyak 4.119.794 jiwa, berdasarkan kebutuhan beras per kapita pertahun sebanyak 124 kg per kapita per tahun dan ditambah dengan kebutuhan benih, pakan ternak, bahan baku industri, industri non makanan, susut/tercecer,
maka Kalimantan Selatan dapat
memenuhi kebutuhan beras di Provinsi tetangga.
Alasan Pemilihan:
Beras merupakan kebutuhan yang
sangat strategis bagi masyarakat
Kalimantan Selatan, maka Pemerintah
Daerah wajib untuk penyediannya
secara cukup dan berkesinambungan akan kebutuhan beras, dengan adanya
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Dinas Tanaman
Pangan dan
Hortikultura dan
NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA
PENJELASAN
(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara Perhitungan Indikator)
PENANGGUNG
JAWAB SUMBER DATA
potensi Kalimantan Selatan untuk
produksi beras maka Kalimantan
Selatan mengupayakan kebutuhan
beras ini dicukupi dari Kalimantan
Selatan sendiri, bahkan kalau
memungkinkan bisa memenuhi
kebutuhan beras Provinsi tetangga.
Rumus Perhitungan:
Produksi beras :Produksi Gabah Kering
Giling (GKG) pada 13 Kab/Kota
dikalikan dengan konversi Gabah
Kering Giling (GKG) ke beras tersedia sebesar 0,56%. (Konversi terdiri dari Randemen Gabah Kering Giling ke beras serta penggunaan lainnya Gabah Kering Giling dan Beras)
Daging Makna Indikator:
Dengan meningkatnya produksi daging susu dan telur dapat menyediakan
ketersediaan pangan, khususnya
Kalimantan Selatan bahkan juga daerah luar Provinsi Kalimantan Selatan.
Alasan Pemilihan:
Meningkatnya produksi daging susu dan telur tujuan akhir dari usaha
komoditas peternakan, dan untuk
meningkatkan produksi dipengaruhi
oleh indikator-indikator lain (angka kematian dan lain-lain)
Dinas Perkebunan dan Peternakan
Dinas Perkebunan dan Peternakan
Rumus Perhitungan:
x = Peringkat Provinsi Kalsel tahun berjalan (n)X 100 Peringkat Provinsi Kalsel ditingkat Nasional tahun berjalan (n)
x = Peringkat Provinsi Kalsel tahun berjalan (n)x 100 Peringkat Provinsi Kalsel dibanding Provinsi lain di Pulau Kalimantan
Ikan Makna Indikator:
Meningkatnya Produksi penangkapan ikan, baik diperairan laut maupun diperairan umum (%) setiap tahun, yaitu selisih antara tahun sebelumnya dan tahun berikutnya dalam satuan %. Kegiatannya terdiri dari penangkapan di perairan laut dan diperairan umum yang dilakukan oleh nelayan.
Alasan Pemilihan:
Komoditas ikan hasil tangkapan
merupakan andalan sumber pangan
hewan masyarakat apabila
ketersediaannya berkurang maka
dikhawatirkan tidak mampu memenuhi komsumsi lokal Kalimantan Selatan.
Rumus Perhitungan:
Peningkatan Produksi % = (( Produksi tahun n – Produksi tahun n-1) /Produksi n-1) x 100 %
Dinas Perikanan dan Kelautan
NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA
PENJELASAN
(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara Perhitungan Indikator)
PENANGGUNG
JAWAB SUMBER DATA
19 Meningkatnya
Kontribusi Sektor Pertanian
LPE Pertanian** Makna Indikator:
Kontribusi sector pertanian di
Kalimantan cukup mendominasi dan tinggi dalam pembentukan struktur
perekonomian Kalimantan Selatan
dengan meningkatnya produksi pada sektor pertanian akan meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Kalimantan Selatan
Alasan Pemilihan:
Sektor Pertanian merupakan sektor
yang sangat strategis dalam
pembentukan ekonomi Kalimantan
Selatan.
Rumus Perhitungan:
Penjumlahan PDRB Sektor Pertanian pada 13 Kabupaten/Kota dibagi dengan total PDRB se Kalimantan Selatan
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura dan BPS 20 Meningkatnya Kontribusi Sektor Industri, Perdagangan dan Jasa
LPE Industri** Makna Indikator:
Bahwa industri yang tumbuh dan
berkembang dalam kurun waktu
tertentu dan menghasilkan nilai tambah yang cukup berarti untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi.
Alasan Pemilihan:
Merupakan parameter pertumbuhan ekonomi sektor industri di Kalsel.
Rumus Perhitungan:
Laju pertumbuhan ekonomi PDRB
sektor industri diukur dengan
menggunakan PDRB sektor Industri Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
G = PDRB1 – PDRB0 x 100
PDRB0
G = LPE PDRB Industri
PDRB1 = PDRB ADHK (sektor Industri)
pada tahun n
PDRB0 = PDRB ADHK (sektor Industri)
pada tahun – n
LPEPerdagangan** Makna Indikator:
Mengindikasikan laju pertumbuhan
ekonomi bidang perdagangan terhadap PDRB.
Alasan Pemilihan:
Semakin tinggi laju pertumbuhan
ekonomi bidang perdagangan akan
mencapai sasaran strategis
perekonomian Kalimantan Selatan.
Rumus Perhitungan:
Laju pertumbuhan ekonomi diukur
dengan menggunakan laju
pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK);
Dinas Perdagangan Dinas
NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA
PENJELASAN
(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara Perhitungan Indikator)
PENANGGUNG
JAWAB SUMBER DATA
G = PDRB1 - PDRB0 X 100 % PDRB0 G = LPE PDRB Perdagangan PDRB1 = PDRB ADHK (sektor Perdagangan) pada tahun n PDRB0 = PDRB ADHK (sektor Perdagangan) pada tahun - n
LPE Jasa** Makna Indikator:
Alasan Pemilihan: Rumus Perhitungan:
Biro Sarana Prasarana Perekonomian Biro Sarana Prasarana Perekonomian 21 Meningkatnya Kontribusi Sektor Pariwisata
LPE Sektor Pariwisata
Peningkatan Usaha di Bidang Wisata
Makna Indikator: Alasan Pemilihan: Rumus Perhitungan:
Dinas Pariwisata Dinas Pariwisata
dan BPS
22 Meningkatnya Nilai
Investasi Dalam Aktivitas
Perekonomian
Realisasi Nilai Investasi PMA dan PMDN (Triwulan Rupiah)
Makna Indikator:
Rencana/nilai Investasi yang terdiri atas persetujuan perizinan ataupun izin prinsip PMA ( Penanaman Modal Asing) dan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) yang telah diterbitkan.
Alasan Pemilihan:
Peningkatan realisasi investasi
merupakan cikal bakal suatu kemajuan perekonomian. Bahwasanya Investasi
akan menumbuhkan perekonomian,
penyerapan tenaga kerja dan
pengembangan wilayah.
Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Dinas Penanaman
Modal dan
Pelayanan
Terpadu Satu
Rumus Perhitungan:
Peningkatan Nilai realisasi Investasi dibagi target peningkatan realisasi investasi X 100%
23 Menurunnya
Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan
Indeks Tutupan Lahan Makna Indikator:
Indeks tutupan hutan merupakan angka yang menunjukkan gambaran atau
indikasi awal untuk memberikan
kesimpulan cepat dari suatu kondisi tutupan hutan pada lingkup dan periode tertentu. Semakin jauh dengan angka 100, mengidentifikasikan harus semakin
besar upaya perlindungan dan
pengolahan lingkungan hidup yang dilakukan.
Alasan Pemilihan:
Perhitungan Indeks Tutupan Hutan
merupakan data dasar dalam
perlindungan indeks kualitas lingkungan
hidup (IKLH). Tutupan hutan
merupakan bagian dari isu hijau yakni pendekatan pengelolaan lingkungan hidup yang menangani aspek-aspek
konservasi atau pengendalian
kerusakan lingkungan hidup. Isu hijau seharusnya memilki kontribusi yang sama terhadap IKLH, namun karena hanya diwakili 1 indikator yakni tutupan hutan, maka bobotnya lebih besar disbanding indicator lainnya dalam
Dinas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup
NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA
PENJELASAN
(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara Perhitungan Indikator)
PENANGGUNG
JAWAB SUMBER DATA
perhitungan IKLH.
Hutan merupakan salah satu komponen
penting ekosistem yang berfungsi
sebagai penjaga tata air, pencegah erosi, pengatur iklim, dan tempat tumbuh berbagai plasma nutfah. Pada hakikatnya, hutan memberikan manfaat yang sama terhadap manusia, sehingga
manusia memiliki hak yang
sama.terhadap layanan hutan atau luasan hutan yang sama. Setiap luas lahan harus memiliki proporsi luas hutan yang sama untuk menjaga
kelestarian lingkungan hidupnya.
Sehingga perlu adanya angka yang
menggambarkan kondisi tersebut
melalui indeks tutupan hutan.
Rumus Perhitungan: TH = LTH
LWP
Selanjutnya dilakukan konversi
persentase tutupan hutan hingga didapatkan indeks tutupan hutan
Indeks Kualitas Udara Makna Indikator:
Indeks Kualitas Udara merupakan
angka yang menunjukkan gambaran atau indikasi awal untuk memberikan kesimpulan cepat dari suatu kondisi kualitas udara pada lingkup dan periode tertentu. Kondisi kualitas udara yang dapat diterjemahkan dalam angka ini
diharapkan dapat mempermudah
semua pemangku kepentingan dalam memahami kualitas apakah dalam kategori baik, sedang, atau buruk sehingga dapat dijadikan data dasar yang membantu proses pembuatan keputusan atau kebijakan. Semakin jauh dari angka 100, mengindentifikasi
an harus semakin besar upaya
perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup yang dilakukan.
Alasan Pemilihan:
Perhitungan Indeks Kualitas Udara
merupakan data dasar dalam
perhitungan indeks kualitas Lingkungan Hidup IKLH. Penyusunan IKLH terkait
erat dengan kebutuhan sasaran
pengarusutamaan pembangunan
berkelanjutan dalam rencana
pembangunan Nasional sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014, Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2015 yang memuat sasaran
Dinas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup
NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA
PENJELASAN
(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara Perhitungan Indikator)
PENANGGUNG
JAWAB SUMBER DATA
Dan arah kebijakan terkait isu strategis. Selain itu, dalam RPJM menyebutkan
kebijakan pengelolaan kualitas
lingkungan hidup diarahkan pada
peningkatan IKLH.
Udara merupakan komponen
lingkungan abiotic penyusu ekosistem yang penting bagi kehidupan. Udara
termasuk kebutuhan dasar bagi
makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya.
Rumus Perhitungan: IPU = IP NO2 +IP SO2
2
IPU = Indeks Pencemar Udara IP NO2= Indeks Pencemar NO2
IP SO2 = Indeks Pencemar SO2
Indeks Pencemar Udara tersebut
merupakan indeks pencemar udara
yang telah dibandingkan dengan
Referensi standar European Union atau dapat disebut Indeks Udara Model EU. Selanjutnya Indeks Udara Model EU tersebut dikonversi menjadi Indeks Kualitas Udara untuk diperhitungan IKLH.
Indeks Kualitas air Makna Indikator:
Indeks Kualitas Air merupakan angka yang menunjukkan gambaran atau
indikasi awal untuk memberikan
kesimpulan cepat dari suatu kondisi kualitas air pada lingkup dan periode tertentu. Kondisi kualitas air yang dapat
diterjemahkan dalam angka ini
diharapkan dapat mempermudah
semua pemangku kepentingan dalam memahami kualitas apakah dalam katagori baik, sedang, atau buruk sehingga dapat dijadikan data dasar yang membantu proses pembuatan keputusan atau kebijakan. Semakin jauh dari angka 100, mengindentifikasi
an harus semakin besar upaya
perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup yang dilakukan.
Alasan Pemilihan:
Perhitungan Indeks Kualitas air
merupakan data dasar dalam
perhitungan indeks kualitas Lingkungan Hidup IKLH. Penyusunan IKLH terkait
erat dengan kebutuhan sasaran
pengarusutamaan pembangunan
berkelanjutan dalam rencana
pembangunan Nasional sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014, Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2015 yang memuat sasaran
Dinas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup
NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA
PENJELASAN
(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara Perhitungan Indikator)
PENANGGUNG
JAWAB SUMBER DATA
Dan arah kebijakan terkait isu strategis. Selain itu, dalam RPJM menyebutkan
kebijakan pengelolaan kualitas
lingkungan hidup diarahkan pada
peningkatan IKLH.
Air, terutama air sungai mempunyai peranan yang sangat strategis dalam kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Selain itu, air sungai juga
menjadi sumber air baku untuk
kebutuhan lainnya seperti industri, pertanian dan pembangkit listrik. Sungai juga dijadikan tempat pembuangan
berbagai macam limbah karena
peranannya tersebut, maka sangat layak jika kualitas air sungai dijadikan indikator kualitas lingkungan hidup.
Rumus Perhitungan: Langkah 1
PIj= (Ci/Lij)2m + (Ci/Lij)2m
2
Pij = Indeks Pencemaran Bagi Peruntukan j
(Ci/Lij)m = Nilai maksimum dari Ci/Lij
(Ci/Lij)m = Nilai rata-rata dari Ci/Lij
Ci= Konsentrasi parameter
kualitas air i
Lij = Konsentrasi parameter kualitas air I yang
dicantumkan dalam baku peruntukan air j
parameter yang digunakan DO, COD, TSS, BOD, E Coli, Total Coliform, Total Phosphat
Langkah 2
Evaluasi terhadap Pij
Memenuhi baku mutu atau kondisi baik jika O Pij 1,0
Tercemar ringan jika 1,0 ≤ Pij 5.0 Tercemar sedang jika 5,0 ≤ Pij 10,0 Tercemar berat jika Pij ≥ 10,0 Langkah 3
Jumlah titik sampel yang memenuhi baku mutu air dijumlahkan dan dibuat dalam persentase dengan membaginya terhadap seluruh jumlah sampel.
Langkah 4
Masing-masing persentase pemenuhan baku mutu air kemudian dikalikan bobot
indeks. Kemudian dijumlahkan
NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA
PENJELASAN
(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara Perhitungan Indikator)
PENANGGUNG
JAWAB SUMBER DATA
Persentase luas lahan yang terganggu yang telah dilakukan kegiatan
reklamasi oleh pemegang IUP dan PKP2B di Kalimantan Selatan
Makna Indikator:
Penurunan kerusakan lingkungan akibat
pertambangan dengan melakukan
reklamasi.
Alasan Pemilihan:
Indikator ini dipilih dengan
membandingkan antara lahan yang diproduksi (terganggu) dengan lahan yang akan direklamasi.
Rumus Perhitungan:
Jumlah luas lahan yang direklamasi X 100
Luas Lahan Terganggu
Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral
Dinas Energi dan
Sumber Daya
Mineral
GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,