• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BEAUTY VLOGGER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH BEAUTY VLOGGER"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BEAUTY VLOGGER, CITRA MEREK DAN

LABEL HALAL TERHADAP MINAT BELI PRODUK

KOSMETIK WARDAH

(Studi Kasus Pada Mahasisiwi Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Bisnis dan Ilmu Sosial Universitas Pelita Bangsa angkatan 2016)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menjadi Sarjana (S1)

Disusun Oleh :

LINDA YULIANDANI

NIM : 111.521.777

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS PELITA BANGSA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

ABSTRAK

PENGARUH BEAUTY VLOGGER, CITRA MEREK DAN LABEL HALAL TERHADAP MINAT BELI PRODUK KOSMETIK WARDAH

Oleh

LINDA YULIANDANI NIM : 111.521.777

Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi menyebatkan terjadinya value migration dari penggunaan surat sebagai sarana telekomunikasi fisik ke telekomunikasi digital. Pengguna internet diindonesia yang sering diakses adalah media sosial khususnya youtube. Penggunaan youtube ini dimanfaatkan oleh para beauty vlogger untuk membuat vlog yang berisi pengalaman mereka dalam menggunakan sebuah produk terutama produk kosmetik dan kecantikan. Citra merek kosmetik lokal masih menjadi raja di negeri sendiri. Kekhalalan yang sangat penting membuat konsumen dapat mencari informasi dan mengevaluasi produk sehingga memunculkan minat beli pada produk kosmetik wardah.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dengan menggunakan data kuesioner. Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling dengan metode purposive sampling. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji instrumen, uji asumsi klasik, analisis korelasi & regresi linear, pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t. Populasi penelitian adalah mahasiswi prodi manajemen fakultas ekonomi bisnis dan ilmu sosial universitas pelita bangsa angkatan tahun 2016 sebanyak 788 orang, sampel yang digunakan sebesar 89 orang.

Hasil pengujian menggunakan uji t sebagai berikut: Beauty Vlogger berpengaruh secara signifikan terhadap Minat Beli dengan nilai thitung>ttabel (2,134>1,662). Citra

Merek berpengaruh secara signifikan terhadap Minat Beli dengan nilai thitung>ttabel

(2,906>1,622). Label Halal berpengaruh secara signifikan terhadap Minat Beli dengan nilai thitung>ttabel (2,159>1,622). Hal ini menunjukkan bahwa semakin

meningkatnya beauty vlogger, citra merek dan label halal semakin meningkat pula minat beli produk kosmetik wardah.

(6)

vi

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF BEAUTY VLOGGER, BRAND IMAGE AND HALAL LABEL AGAINST INTEREST IN BUYING WARDAH COSMETIC

PRODUCTS By

LINDA YULIANDANI NIM: 111.521.777

The rapid development of communication and information technology has fueled the occurrence of value migration from the use of letters as a means of physical telecommunications to digital telecommunications. Indonesian internet users that are often accessed are social media, especially YouTube. The use of youtube is used by beauty vloggers to create vlogs that contain their experiences in using a product, especially cosmetics and beauty products. The image of local cosmetics brands is still the king of their own country. A very important obstacle enables consumers to search for information and evaluate products so as to create buying interest in wardah cosmetics.

The research method used is descriptive analysis method using questionnaire data. The sampling technique used is probability sampling with a purposive sampling method. The statistical analysis used in this study is the instrument test, classic assumption test, correlation analysis & linear regression, hypothesis testing using t test. The population of the study was 788 students from the Faculty of Business Economics and Social Sciences, University of Pelita Bangsa in 2016, with a sample of 89 people.

The test results using the t test as follows: Beauty Vlogger significantly influences the Purchase Interest with tcount> ttable (2.134> 1,662). Brand Image has a significant effect on Buy Interest with tcount> ttable (2.906> 1,622). Halal Label significantly influences the Purchase Interest with tcount> ttable (2.159> 1,622). This shows that as beauty vloggers increase, brand image and halal labels also increase interest in buying wardah cosmetic products.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT, karena hanya atas rahmat dan ridho-Nya maka Skripsi dengan judul “Pengaruh Beauty Vlogger, Citra Merek Dan Label Halal Terhadap Minat Beli Produk Kosmetik Wardah” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Sarjana- Program Studi Manajemen Universitas Pelita Bangsa.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Preatmi Nurastuti, S.E., M.M. selaku Dekan FEBIS Universitas Pelita Bangsa.

2. Ibu Yunita Ramadhani, RDS., S.E., M.Sc. selaku Ketua Program Universitas Pelita Bangsa.

3. Ibu Nani Hartati, S.E., MM dan Bapak Miftakul Huda, SE., MM. selaku pembimbing skripsi yang dengan sabar memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi.

4. Rekan-rekan mahasiswa FEBIS Universitas Pelita Bangsa angkatan 2015. 5. Keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dan dorongan

semangat.

Penulis menyadari masih banyak keterbatasan pada susunan skripsi sehingga kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan penulisan laporan pene;itian dikemudian hari. Namun demikian, penulis tetap berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan.

Bekasi, September 2019 Penulis

(8)

viii

DAFTAR ISI

Hal.

SURAT PERNYATAAN... ii

LEMBAR PERSETUJUAN... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 5 1.3 Tujuan penelitian ... 6 1.4 Manfaat Penelitian ... 6 1.5 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Kajian Teori ... 8

2.1.1 Pengertian Beauty Vlogger ... 8

2.1.2 Pengertian Citra Merek ... 10

2.1.3 Pengertian Label Halal ... 14

2.1.4 Pengertian Minat Beli ... 15

2.2 Penelitan Terdahulu ... 16

2.3 Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN... 28

(9)

ix

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

3.3 Kerangka Konsep ... 29

3.3.1 Desain Penelitian...29

3.3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian...31

3.4 Skala Pengukuran Variabel...33

3.5 Populasi dan Sampel ... 34

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 35

3.7 Metode Analisis Data ... 36

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 44

4.1 Sejarah Objek Penelitian. ... 44

4.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 46

4.3 Struktur Organisasi ... 47

4.4 Produk Kosmetik Wardah...50

4.5 Lokasi ... 52

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

5.1 Hasil Penelitian ... 53

5.1.1 Gambaran Umum Responden...54

5.1.2 Deskripsi Variabel...56

5.1.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... ...65

5.1.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 69

5.1.5 Hasil Uji Korelasi Dan Uji Regresi Linear ... 76

5.1.6 Hasil Uji Hipotesis... 83

5.2 Interpretasi Data/ Pembahasan ... 85

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 88

6.1 KESIMPULAN ... 88

6.2 SARAN ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... xiv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP...lv LAMPIRAN ... xvii

(10)

x

DAFTAR TABEL

No. Judul Tabel Hal.

3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 28 3.2

3.3 3.4

Definisi Operasional Variabel ... Skala Likert... Taksiran Besarnya Koefisien Korelasi...

31 34 40 4.1 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 5.7 5.8 5.9 5.10 5.11 5.12 5.13 5.14 5.15 5.16 5.17 5.18 5.19

Produk Kosmetik Wardah... Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... Responden Berdasarkan Usia... Responden Berdasarkan Pekerjaan... Responden Berdasarkan Penghasilan... Distribusi Jawaban Variabel Beauty Vlogger... Distribusi Jawaban Variabel Citra Merek... Distribusi Jawaban Variabel Label Halal... Distribusi Jawaban Variabel Minat Beli... Hasil Uji Validitas Beauty Vlogger (X1)... Hasil Uji Validitas Citra Merek (X2)... Hasil Uji Validitas Label Halal (X3)... Hasil Uji Validitas Minat Beli (Y)... Hasil Uji Reliabilitas... Hasil Uji Normalitas Komolgorov-Smirnov... Hasil Uji Multikolineritas... Hasil Uji Heterokedastisitas Glesjer... Hasil Uji Autokorelasi... Hasil Uji Koefisien Korelasi... Hasil Uji Regresi Linear Berganda...

50 53 54 54 55 56 58 60 63 66 66 67 67 68 72 73 74 75 76 78

(11)

xi 5.20 5.21 5.22 5.23 5.24 5.25

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)... Hasil Uji Koefisien Korelasi... Hasil Uji Koefisien Regresi (Beta)... Hasil Uji Koefisien Korelasi dan Regresi... Hasil Uji Sumbangan Relatif (SR)... Hasil Uji Hipotesis (Uji t)...

79 80 80 81 83 85

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Gambar Hal.

Gambar 1.1 Tingkat Penggunaan Internet... 2 Gambar 1.2 Gambar 3.1 Gambar 4.1 Gambar 5.1 Gambar 5.2 Gambar 5.3

Hasil survei APJII... Desain Penelitian... Stuktur Organisasi... Hasil Uji Normalitas Grafik P-Plot... Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram... Hasil Uji Heterokedastisitas Scatterpoot...

3 29 46 70 71 74

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Lampiran Hal.

Lampiran 01 Mapping Jurnal... xviii Lampiran 02

Lampiran 03 Lampiran 04 Lampiran 05

Pernyataan Kuesioner Penelitian... Hasil Rekap Jawaban Kuesioner... Hasil Olah SPSS... Tabel R, Tabel T dan Tabel Durbin-Watson...

xxv xxviii xxxiii xliii

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan teknologi yang semakin canggih telah membawa banyak pengaruh ke segala aspek kehidupan, salah satunya pada teknologi komunikasi dan informasi. Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi menyebatkan terjadinya value migration dari penggunaan surat sebagai sarana telekomunikasi fisik ke telekomunikasi digital (Lambang, 2015:82). Hal ini ditandai dengan setiap orang di seluruh dunia dapat saling terhubung dengan perkembangan satelit, telepon, dan internet. Teknologi komunikasi terutama internet membuat informasi semakin cepat menyebar dan dapat diakses siapa saja, kapan saja, dan dimana saja.

Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah melahirkan sebuah media komunikasi dan informasi yang saat ini sangat diminati masyarakat, yaitu media sosial. Media sosial mempunyai pengaruh pada pelaku pasar untuk berkomunikasi dengan sesama produsen, pelanggan atau calon pelanggan (Kurniawati, et al 2015). Di Indonesia penggunaan internet saat ini mayoritas digunakan untuk mengakses media sosial, hal ini dibuktikan dengan hasil survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2018.

(15)

2

Gambar 1.1

Tingkat penggunaan internet

(Sumber: Https://apjii.or.id)

Berdasarkan gambar 1.1 dapat disimpulkan bahwa pengguna internet di Indonesia yang paling banyak diakses adalah media sosial sebesar 19,1%. Media sosial tidak hanya menjadi sebuah tempat untuk menunjukkan diri atau mengekspresikan diri terhadap dunia luar namun juga sebagai tempat untuk mendapatkan banyak informasi (Febriana, et al 2018). Berbagai macam media sosial yang muncul saat ini seperti Twitter, Facebook, Instagram, dan Youtube dimanfaatkan konsumen untuk mendapatkan informasi.

Youtube menjadi salah satu media sosial yang digemari banyak orang pada saat ini. Youtube hadir dalam bentuk audio dan visual yang membuat informasi yang didapatkan semakin jelas dan nyata.

(16)

Gambar 1.2

Hasil Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)

Tahun 2018

(Sumber: Https://apjii.or.id )

Berdasarkan gambar 1.2 dapat disimpulkan bahwa saat ini Youtube termasuk kedalam 3 besar media sosial yang sering dikunjungi oleh masyarakat Indonesia dan salah satu konten yang banyak diminati adalah mengenai vlogging kecantikan yang diunggah oleh beauty vlogger.

Fenomena penggunaan Youtube ini dimanfaatkan oleh para beauty vlogger untuk membuat vlog yang berisi pengalaman mereka dalam menggunakan sebuah produk terutama produk kosmetik dan kecantikan. Vlog sendiri termasuk kedalam electronic word of mouth, yang sangat populer saat ini dan digunakan sebagai salah satu media pemasaran produk (Febriana, et al 2018). Video Log (Vlog) juga dapat berfungsi sebagai suatu media yang dapat membuat beauty vlogger merasa lebih dekat dengan para viewers atau orang yang menyaksikan videonya. Kemunculan beauty vlogger akan memberikan pengaruh pada industri kecantikan, baik untuk perusahaan

(17)

4

penghasil produk kecantikan, beauty vlogger itu sendiri, maupun untuk para konsumen dari industri kecantikan.

Merk atau brand lokal merupakan salah satu produk yang patut diperhitungkan karena semakin lama merek lokal semakin diminati, terbukti dengan banyaknya produk baru yang bermunculan. Membangun brand image yang positif dapat dicapai dengan program marketing yang kuat terhadap produk yang unik, dan memiliki kelebihan yang menonjol dibaningkan dengan produk lain (Sunarti, et al 2019). Kosmetik merek lokal masih menjadi raja dinegeri sendiri. Kehalalan akan menjadi penting dalam pemasaran di Indonesia, karena saat ini konsumen akan memperhatikan label halal yang tertera pada produk yang diperjual belikan pada pasar (Widiyaningrum, 2016). PT Paragon Technology Innovative (PTI) yang telah berdiri sejak tahun 1985, yang memiliki banyak brand kecantikan, dan salah satunya wardah sebagai pelopor dalam menciptakan produk kecantikan bersetifikat halal.

Pengaruh hasil review atau rekomendasi yang diberikan oleh beauty vlogger dalam sebuah sharing review akan mampu mempengaruhi minat beli konsumen. Keefektifan beauty vlogger terhadap minat beli konsumen memiliki hal yang menarik untuk diteliti, mengingat pengenalan produk dan evaluasi alternatif adalah hal yang dapat menimbulkan minat beli konsumen (Schiffman dan Kanuk, 2004 ; 25 dalam Sunarti, et al 2019). Selain itu, minat beli merupakan tahap terakhir dalam proses keputusan pembelian yang kompleks. Hal ini dikarenakan minat merupakan suatu kondisi dimana

(18)

konsumen mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum membuat keputusan untuk memilih produk. Proses ini dimulai dari kemunculan kebutuhan suatu produk yang dilanjutkan dengan pencarian informasi. Selanjutnya konsumen akan mengevaluasi produk tersebut. Hasil evaluasi ini akhirnya memunculkan niat untuk membeli sebelum akhirnya konsumen benar-benar melakukan pembelian.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian terhadap konsumen pada Produk Kosmetik Wardah dengan judul

“PENGARUH BEAUTY VLOGGER, CITRA MEREK DAN LABEL HALAL TERHADAP MINAT BELI PRODUK KOSMETIK WARDAH

(Studi Kasus Mahasiswi Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Bisnis dan

Ilmu Sosial Universitas Pelita Bangsa angkatan 2016)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh beauty vlogger terhadap minat beli produk kosmetik wardah?

2. Apakah terdapat pengraruh citra merek terhadap minat beli produk kosmetik wardah?

3. Apakah terdapat pengaruh label halal terhadap minat beli produk kosmetik wardah?

(19)

6

3.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ilmiah dalam bentuk skripsi ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh beauty vlogger terhadap minat beli produk kosmetik wardah, pengaruh citra merek terhadap minat beli produk kosmetik wardah, dan pengaruh label halal terhadap minat beli produk kosmetik wardah.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai kegunaan, adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai perkembangan media online salah satunya beauty vlogger, citra merek dan label halal mempengaruhi minat beli produk kosmetik wardah.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai pengaruh beauty vlogger, citra merek dan label halal dalam mempengaruhi minat beli produk kosmetik wardah serta memberikan sumbangan pemikiran bagi kepentingan praktis manajerial dalam bidang penggunaan teknologi dan jasa promosi tersebut.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi yang akan dilakukan peneliti berdasarkan pada aturan sistematika yang sudah ditetapkan oleh Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Bisnis dan Ilmu Sosial Universitas Pelita

(20)

Bangsa (Surya Bintarti, 2015:38-48), sehingga dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Bab I Pendahuluan menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat/kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

2. Bab II Kajian Pustaka menjelaskan tentang landasan teori meliputi pengertian kompetensi dan indikatornya menjelaskan tentang penelitian terdahulu yang relevan dan hipotesis.

3. Bab III Metode Penelitian menjelaskan tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, kerangka konsep yang meliputi desain penelitian dan deskripsi operasional variabel penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, metode analisis data yang meliputi tahap pengolahan data kuantitatif dan tahap pengujian instrumen penelitian.

4. Bab IV Gambaran Umum Obyek Penelitian menjelaskan tentang obyek penelitian yang meliputi sejarah, visi, misi, selanjutnya menjelaskan tentang struktur organisasi yang terdiri dari gambar struktur organisasi, jenis produk dan lokasi.

5. Bab V Hasil Penelitian dan Pembahasan menjelaskan tentang hasil analisis data meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, uji korelasi dan regresi, Uji Koefisien Determinasi dan uji hipotesis, dijelaskan pula interpretasi data/pembahasan.

6. Bab VI Penutup menjelaskan kesimpulan dan saran bagi pihak-pihak yang terkait.

(21)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.2 Beauty vlogger

Vlogger didefinisikan sebagai orang yang membuat blog atau video blog (disingkat vlog) yang menggunakan video sebagai konten utama. Video blog yang juga dikenal dengan istilah vlog merupakan sebuah blog yang berisikan materi post berupa video. Video berisi konten menampilkan rekaman profil seseorang, aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh orang tersebut dan pengalaman-pengalaman yang dirasakan. Beauty vlogger mengkhususkan dirinya untuk memberikan informasi mengenai dunia kosmetik dan kecantikan serta mengunggah informasi mereka pada platform media sosial yaitu YouTube (Hutapea, 2016 dalam Sinaga et al, 2018). Vlog memberi informasi yang bersifat umum maupun informasi bersifat pribadi karena vlog bisa ditampilkan dalam bentuk video yang berisi tentang:

1. Kegiatan sehari-hari 2. Pendapat mengenai sesuatu 3. Curahan hati mengenai sesuatu

Beauty Vlogger merupakan influencer kecantikan yang berbagi informasi yang mengajarkan keterampilan tertentu dan mengambarkan bagaimana melakukan sesuatu dengan konten melalui klip video yang

(22)

kemudian di posting pada platform YouTube (Choi dan Behm-Morawitz, 2017 dalam Sinaga et al, 2018). Seorang beauty vlogger secara spesifik membagikan tips dan mendidik pemirsa tentang kecantikan. Dikarenakan sifat topik seorang beauty vlogger adalah kecantikan sehingga kebanyakan seorang beauty vlogger adalah wanita namun tidak menutup kemungkinan untuk pria menjadi seorang beauty vlogger. Ditinjau dari sudut jenis kreatif konten video YouTube yang dibuat oleh seorang beauty vlogger maka dapat dikelompokan menjadi enam jenis yaitu : how to (tutorial), review, out fit–of-theday, get-ready-with-me, shopping hauls, dan favorite video (Choi dan Morawitz, 2017 dalam Sinaga et al, 2018). Indikator dari review beauty vlogger (Ananda dan wandebori 2016:266 dalam Febriana et al, 2018) adalah sebagai berikut :

1. Daya Tarik (Attractiveness)

Menurut Ananda dan Wandebori (2016:266) dalam Febriana et al, (2018) attractiveness adalah hal yang berhubungan dengan nilai sosial dari seseorang yang meliputi kepribadian, tampilan fisik, dan memiliki keadaan atau kondisi yang sama dengan viewers.

2. Kepercayaan (Trustworthiness)

Menurut Waldt, et al (2009:104) dalam Febriana et al, (2018) trustworthiness adalah bergantung pada kesukaan viewers terhadap seorang vlogger sehingga akan mempengaruhi tingkat kepercayaan viewers terhadap informasi yang diberikan oleh vlogger. Beberapa

(23)

10

penelitian telah membuktikan bahwa kepercayaan berhubungan langsung dengan dorongan dari kepercayaan dan efektivitas pesan. Kepercayaan lebih banyak terletak pada sesuatu yang disukai dari influencer. Budaya vlogging pada YouTube memungkinkan 30 pengguna untuk menjadi terbuka dengan kegiatan vlogging, berhadapan dengan pembuatan video sendiri, dan percakapan yang interaktif.

3. Keahlian (Expertise)

Menurut Ananda dan Wandebori (2016:266) dalam Febriana et al, (2018) expertise adalah hal yang mengacu pada pengalaman, pengetahuan dan keahlian seorang vlogger dalam membuktikan keunggulan dan kekurangan dari sebuah produk maupun memberikan informasi produk secara keseluruhan.

2.1.3 Citra Merek

Menurut American Marketing Association (AMA) merek adalah sebuah nama, simbol, istilah, tanda, atau desain, ataupun gabungan semua itu yang berfungsi untuk mengidentifikasi sumber atau pembuat produk atau jasa kepada konsumen dan untuk membedakan hal tersebut dari pesaingnya (Keller, 2013 dalam Adriyati et al, 2017). Merek mengidentifikasi sumber atau pembuat produk dan memungkinkan konsumen bila individual atau organisasi untuk menuntut tanggung jawab atas kinerjanya kepada pabrikan atau distributor tertentu.

(24)

Konsumen dapat mengevaluasi produk yang sama secara berbeda tergantung pada bagaimana pemerataan produk tersebut.

Ciri-ciri nama merek yang kuat (berkualitas), yaitu menunjukan sesuatu, mudah diucapkan, dikenal, dan diingat. Pendek, didaftarkan dan mendapat perlindungan hukum, serta jelas. Menurut Kotler dan Armstrong (2008 dalam Abdurrahman, 2015) menggambarkan keputusan strategi merek yang kuat, yaitu sebagai berikut:

1. Postioning Merek

Pemasar harus memosisikan merek secara jelas dan singkat supaya selalu diingat konsumen. Ada tiga tingkat posisi merek, yaitu:

1. Pada tingkat terendah diposisikan melalui atribut produk. 2. Memosisikan nama merek pada manfaat yang diinginkan.

3. Memosisikan nama merek pada kepercayaan dan nilai yang kuat.

2. Pemilihan Nama Merek

Nama merek yang berkualitas adalah: mudah diucapkan, dikenali, dan diingat, menunjukan kualitas dan manfaaat, berbeda, dapat diperluas, mudah diterjemahkan kedalam bahasa asing, terdaftar dan mendapat perlindungan hukum, khas.

(25)

12

3. Sponsor Merek

Produsen mempunyai lima pilihan sponsor merek dengan cara berikut:

1. Meluncurkan merek produsen atau merek nasional.

2. Menjual kepada penjual prantara yang menggunakan merek pribadi.

3. Memasarkan merek berlisensi.

4. Menggabungkan kekuatan dengan perusahaan lain untuk merek bersaing produk.

5. Co-branding (merek bersaing) adalah praktik menggunakan nama merek terkenal dari dua perusahaan berbeda untuk yang sama.

4. Pengembangan Merek

Strategi pengembangan merek terdiri dari:

1. Perluasan line, yaitu memperluas nama merek yang sudah ada menjadi bentuk warna, ukuran, bahan atau rasa baru dari berbagai produk yang ada.

2. Perluasan merek, yaitu memperluas nama merek yang sudah ada menjadi kategori produk baru.

3. Multimerek, yaitu memperkenalkan merek tambahan dalam kategori produk yang sama.

4. Merek baru, digunakan ketika nama merek semakin melemah atau perusahaan memasuki berbagai produk baru.

(26)

Citra merek merupakan kumpulan pemahaman dan kepercayaan konsumen sebagai alasan menetapkan minat konsumen dalam melakukan pembelian (Kotler dan Keller,2009 dalam Adriyati et al, 2017). Citra merek (Brand Image) yang baik atas merek menjadikan keuntungan karena diharapkan masyarakat akan mengetahui ciri, manfaat atau sifat yang ada dalam produk tersebut. Citra merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Membangun brand image yang positif dapat dicapai dengan program marketing yang kuat terhadap produk tersebut, yang unik dan memiliki kelebihan yang ditonjolkan, yang membedakan dengan produk lain (Wicaksono, 2007:29 dalam Sunarti et al, 2019). Indikator dari Citra Merek adalah sebagai berikut (Low dan Lamb,2000 dalam Adriyati et al, 2017) :

1. Merek atau produk yang mudah dikenali (friendly) adalah sebuah merek dikenal melalui pesan dan cara dimana produk dikemas dan disajikan kepada para konsumen. Melalui komunikasi yang intensif, suatu bentuk produk khusus dapat menarik perhatian dan mudah dikenali oleh konsumen.

2. Produk atau merek akrab dibenak konsumen (popular) adalah elemen merek yang dipilih hendaknya yang mudah akrab,diingat dan disebut atau diucapkan. Logo, simbol, nama yang digunakan hendaknya lebih menari dan unik sehingga menarik perhatian masyarakat untuk diingat dan dikonsumsi.

(27)

14

3. Produk atau merek memiliki model yang selalu mengikuti jaman (modern) adalah merek yang terus berkembang dengan mengikuti trend pada zamannya.

4. Produk atau merek bermanfaat baik bagi konsumen (usefull) adalah Merek dapat menceritakan sesuatu kepada pembeli tentang suatu mutu produk maupun jasa, dan Merek mampu menarik perhatian pembeli terhadap produk-produk baru yang mungkin akan bermanfaat bagi mereka.

2.1.4 Label Halal

Label adalah tampilan sederhana pada produk atau gambar yang dirancang dengan rumit yang merupakan satu kesatuan dengan kemasan (Kotler, 2008:276 dalam Tarigan, 2016). Salah satu label yang tercantum pada kemasan produk adalah label halal. Label halal adalah jaminan yang diberikan oleh suatu lembaga yang berwenang seperti Lembaga Pengkajian Pangan Obat-Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LP POM MUI) untuk memastikan bahwa produk tersebut sudah lolos pengujian kekhalalan sesuai syariat islam. Percantuman label halal bertujuan agar konsumen mendapatkan perlindungan kekhalalan dan kenyamanan atas pemakaian produk tersebut (Yuswohady, 2015:23 dalam Tarigan, 2016).

Pengadaan Sertifikasi Halal pada produk pangan, obat-obatan, kosmetika dan produk lainnya sebenarnya bertujuan untuk memberikan kepastian status kehalalan suatu produk, sehingga dapat menentramkan

(28)

perasaan konsumen dalam mengkonsumsinya (www.halalmui.org). Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 dalam Bulan et al, 2017, indikator label halal adalah:

1. Gambar

Merupakan hasil dari tiruan berupa bentuk atau pola (hewan, orang, tumbuhan dsb.) dibuat dengan coretan alat tulis.

2. Tulisan

Merupakan hasil dari menulis yang diharapkan bisa untuk dibaca. 3. Kombinasi Gambar dan Tulisan

Merupakan gabungan antara hasil gambar dan hasil tulisan yang dijadikan menjadi satu bagian.

4. Menempel pada Kemasan

Dapat diartikan sebagai sesuatu yang melekat, (dengan sengaja atau tidak sengaja) pada kemasan (pelindung suatu produk).

2.1.5 Minat Beli

Menurut Simamora (2011:106 dalam Sinaga et al, 2018) Minat beli terhadap suatu produk timbul karena adanya dasar kepercayaan terhadap produk yang diiringi dengan kemapuan untuk membeli produk, sedangkan menurut Durianto (2013:58 dalam Sinaga et al, 2018) mengungkapkan bahwa Minat beli adalah keinginan untuk memiliki produk, minat beli akan timbul apabila seseorang konsumen sudah terpengaruh terhadap mutu dan kualitas dari suatu produk,

(29)

16

informasi seputar produk seperti: harga, cara membeli dan kelemahan serta keunggulan produk dibanding brand lain.

Minat beli konsumen dipengaruhi dengan adanya ransangan (stimuli) dari berbagai tempat ataupun keadaan diluar dari produk. Rangsangan bisa timbul dari lingkungan ataupun pemasar produk. Minat beli dapat diidentifikasi memalui indikator-indikator yaitu (Ferdinand, 2002 dalam Sinaga et al, 2018):

1. Minat Transaksional, yaitu kecendrungan seseorang untuk membeli produk.

2. Minat Refrensial, yaitu kecendrungan seseorang untuk merefrensikan produk kepada orang lain.

3. Minat Preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.

4. Minat Eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu, merupakan hasil-hasil penelitian terdahulu yang memberikan informasi terkait dengan metode penelitian, hasil, dan pembahasan yang digunakan sebagai dasar perbandingan dengan penelitian

(30)

yang dilakukan. Penelitian terdahulu dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Rumondang Eliza Maria Sinaga, Andriani Kusumawati, dalam artikel yang berjudul Pengaruh youtube beauty vlogger terhadap minat beli konsumen dan dampaknya terhadap keputusan pembelian, Terbit dijurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 63 No.1 Oktober 2018, menghasilkan kesimpulan bahwa Youtube beauty vlogger berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen, semakin baik kredibilitas seorang yotube beauty vlogger maka akan mengakibatkan minat beli konsumen terhadap produk yang diulas oleh youtube beauty vlogger semakin tinggi pula. Youtube beauty vlogger berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen, semakin baik kredibilitas seorang youtube beauty vlogger akan memantapkan penilaian konsumen Maybeline terhadap produk dan menaikkan keputusan pembelian terhadap produk yang diulas dalam video youtube beauty vlogger. Minat beli konsumen berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk, semakin tinggi minat beli konsumen terhadap produk Maybeline maka akan semakin tinggi pula keputusan pembelian produk karena keputusan pembelian merupakan wujud nyata tindakan dari minat beli konsumen terhadap produk.

2. Rima Dwi Anggraeni, Edriana Pangestuti, Lussy Deasyana Rahma Devita, dalam artikel yang berjudul Pengaruh Endorsement Beauty Vlogger Terhadap Minat Beli Make Up Brand Lokal, Terbit dijurnal

(31)

18

Administrasi Bisnis (JAB) Vol.60, No.1 Juli 2018, menghasilkan kesimpulan bahwa, variabel Endorsement Beauty Vlogger memiliki pengaruh terhadap Minat Beli secara signifikan. Hasil uji t menunjukan antara variabel endorsement beauty vlogger dengan variabel minat beli adalah signifikan pada alpha 5%. Indikator yang dominan dari Endorsement Beauty Vlogger adalah indikator trustworthiness (kepercayaan) dan expertise (keahlian), hal ini menunjukan bahwa responden lebih menyakini kepercayaan dan keahlian yang dimiliki oleh endorsement beauty vlogger dalam mengulas produk kosmetik LT Pro. 3. Mitha Febriana, Edy Yulianto, dalam artikel yang berjudul Pengaruh

Online Consumer Review oleh Beauty Vlogger Terhadap Keputusan Pembelian, Terbit di jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 58, No. 1 Mei 2018, menghasilkan kesimpulan bahwa pengaruh secara bersama-sama variabel bebas yang terdiri dari Attractiveness, Trustworthiness, Expertise terhadap Keputusan Pembelian Purbasari Matte Lipstik dapat dilihat dari hasil analisis regresi linear berganda yang mengartikan bahwa variabel bebas mempunyai pengaruh yang kuat terhadap keputusan pembelian purbasari matte lipstik. Pada hasil uji t didapatkan hasil bahwa variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian purbasari matte lipstik hal ini dikarenakan nilai signifikan t dari 3 variabel bebas tersebut menunjukan nilai yang lebih kecil dari nilai alpha yang digunakan. Berdasarkan pada hasil uji t didapatkan bahwa variabel Attractiveness mempunyai nilai t hitung paling besar dari pada 2

(32)

variabel bebas lainnya, sehinggan variabel attractiveness mempunyai pengaruh yang paling kuat dibandingkan dengan variabel lainnya. Hasilnya bahwa variabel attractiveness mempunyai pengaruh yang dominan terhadap keputusan pembelian purbasari matte lipstik.

4. Rosmaya Adriyati, Farida Indriani, dalam artikel yang berjudul Pengaruh Electronic Word Of Mouth terhadap Citra Merek dan Minat Beli pada Produk Kosmetik Wardah, Terbit dijurnal Diponegoro Of Management, Vol.6, No. 4, Tahun 2017, menghasilkan kesimpulan bahwa variabel electronic word of mouth memiliki pengaruh signifikan terhadap citra merek dan minat beli. Citra merek memiliki pengaruh signifikan terhadap minat beli. Pada uji t menunjukkan hasil signifikan yaitu 0,000 < 0,05, selain itu t hitung > t tabel sebesar 4,15 > 1,984 maka dapat diartikan bahwa variabel citra merek sebagi mediator yang berpengaruh terhadap hubungan antara variabel electronic word of mouth dengan minat beli, tetapi hanya berfungsi sebagai partial mediation karena variabel citra merek hanya terbukti sebagai variabel penghubung akan tetapi tidak dapat menguatkan pengaruh variabel electronic word of mouth terhadap variabel minat beli.

5. Sunarti, Edi Wibowo, Setyaningsih Sri Utami, dalam artikel yang berjdul Pengaruh Beauty Vlogger Terhadap Minat Beli Produk Kosmetik Wardah Dengan Citra Merek Sebagai Variabel Mediasi, Terbit dijurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol.19, No.4 Tahun 2019, menghasilkan kesimpulan bahwa beauty vlogger sebagi e-WOM berpengaruh signifikan terhadap

(33)

20

citra merek produk kosmetik wardah. Beauty vlogger sebagai e-WOM berpengaruh signifikan terhadap minat beli produk kosmetik wardah. Ada pengaruh yang signifikan citra merek terhadap minat beli produk kosmetik wardah. Citra merek memediasi pengaruh beauty vlogger sebagai e-WOM terhadap minat beli produk kosmetik wardah. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa beauty vlogger berpengaruh terhadap minat beli dengan melalui citra merek.

6. Yaumul Rahmi, Laras Sekarasih, Bertina Sjabadhiya, dalam artikel yang berjudul The Influencer of Beauty Vlog on Perceived Source Credibility and urchase Intention, Terbit di Vol. 21, No. 1, Tahun 2017, menghasilkan kesimpulan bahwa beauty vlogger tidak signifikan terhadap persepsi kredibilitas dan niat beli konsumen, pengaruh vlogger mungkin tidak melebihi selebritu tradisional pada niat pembelian konsumen, lebih jauh persepsi konsumen tentang kepercayaan dan keahlian sumber daya tidak mempengaruhi vlogger kecantikan pada konsumen.

7. Ginsan Sarashadi, Amina Suka Dewi, dalam artikel yang berjudul Pengaruh Penggunaan Vlogger Endorser Pada Iklan Dalam Membentuk Niat Beli Konsumen, Terbit di Jurnal Bisnis & Manajemen Vol. 18, No.1,2018 :41-52, menghasilkan kesimpulan bahwa Daya tarik vlogger berpengaruh positif pada sikap konsumen terhadap iklan, semakin tinggi daya tarik yang dimiliki oleh seorang vlogger, maka akan semakin baik juga tanggapan penonton terhadap iklan tersebut. Sumber kepercayaan terhadap vlogger berpengaruh positif pada sikap konsumen terhadap

(34)

iklan, semakin mudah seorang vlogger tersebut akan semakin baik juga. Sumber kepercayaan terhadap vlogger berpengaruh positif pada sikap konsumen terhadap iklan, semakin tinggi dan baik keahian yang dimiliki oleh seorang vlogger, maka tanggapan penonton akan semakin baik. Sikap terhadap iklan berpengaruh positif pada niat beli, semakin baik penilaian seorang penonton terhadap iklan yang terdapat didalan beauty vlog, maka akan semakin tinggi juga penonton tersebut untuk membeli produk kecantikan yang terdapat dalam beauty vlog.

8. Premi Wahyu Widiyaningrum, dalam artikel yang berjudul Pengaruh Label Halal dan Celebrity Endorses terhadap Keputusan Pembelian, Terbit di Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia Vol.VI, No. 2, Tahun 2016 ISSN :2407-2648 E-ISSN :2407-263X, menghasilkan kesimpulan bahwa variabel label halal (X1) adalah signifikan pengaruhnya dan positif

hubungannya terhadap keputusan pembelian (Y) dan variabel celebrity endorser (X2) adalah signifikan pengaruhnya dan positif hubungannya

terhadap keputusan pembelian (Y).

9. Eka Dewi Setia Tarigan, dalam artikel yang berjdul Pengaruh Gaya Hidup, Label Halal dan Harga terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah, Terbit di Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen, Vol.3, No.1 Tahun 2016, hal 83-89, menghasilkan kesimpulan bahwa Gaya hidup secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian kosmetik wardah, Label halal secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian kosmetik wardah,

(35)

22

Harga secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian kosmetik wardah, dan Gaya hidup, label halal dan harga secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian kosmetik wardah, Hubungan dari ketiga variabel bebas terhadap variabel terikat berkorelasi rendah Artinya gaya hidup, label halal, harga tidak menjadi pertimbangan utama bagi mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Medan Area dalam melakukan pembelian produk kosmetik Wardah.

10. Onigbinde dan Odunlami, dalam artikel yang berjudul The Influnce Brand Image and Promotional Mix On Consumer Buying Decision, Terbit di British Journal of Marketing Studies, Vol. 3, No. 4, pp 97-109, Tahun 2015, menghasilkan kesimpulan bahwa Citra merek, iklan, promosi penjualan, dan penjualan pribadi memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada tingkat 0,01. Cara suatu produk dipromosikan ditambah dengan integritas merek dari produk tersebut mendorong konsumen untuk membelinya dan melakukan pembelian berulang, dan juga meningkatkan rujukan produk ke prospek lain. Citra merek dan bauran promosi memberikan pengaruh besar pada keputusan pembelian konsumen sehingga menegaskan bahwa bauran promosi adalah alat komunikasi pemasaran yang benar untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dengan dasar yang berkelanjutan.

11. Fatmasari Sukesti, Mamdukh Budiman, dalam artikel yang berjudul The Influence Halal Label and Personal Religiousity on Decision on Food

(36)

Product in Indonesia, Terbit di International Journal of Business, Economics and Law, Vol. 4, ISSN 2289-1552, Tahun 2014, menghasilkan kesimpulan bahwa label halal dan religiusitas pribadi berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk makanan di Indonesia. Melihat sedikit pertimbangan pabrik makanan yang mendaftarkan produk mereka untuk disahkan dengan sertifikat halal, maka penting untuk merumuskan Peraturan sertifikasi produk makanan halal di Indonesia. Hal ini dimaksudkan tidak hanya untuk menjamin bahwa produk tersebut halal tetapi juga berkualitas baik.

12. Tengku Putri Lindung Bulan, Khairul Fazrin, Muhammad Rizal, dalam artikel yang berjudul Pengaruh Label Halal dan Bonus dalam Kemasan terhadap Keputusan Pembelian pada Produk Kinder Joy pada Masyarakat Kota Langsa, Terbit di Jurnal Manajemen dan Keuangan, Vol. 6, No.2, Tahun 2017, menghasilkan kesimpulan bahwa dari hasil uji t diperoleh pada variabel label halal berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dan bonus dalam kemasan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk kinder joy pada masyarakat kota langsa.

2.3 Hipotesis

Hipotesa dalam karya ilmiah ini, dengan tema pengaruh konten beauty vlogger, citra merek dan label halal terhadap minat beli produk kosmetik wardah ditetapkan sebagai berikut :

(37)

24

a. Hipotesis pertama: dinyatakan bahwa beauty vlogger berpengaruh

signifikan dan positif terhadap minat beli produk kosmetik wardah. Dalam hipotesa ini didukung oleh :

1. Hasil Penelitian Rumondang Eliza Maria Sinaga, Andriani Kusumawati, dalam artikel yang berjudul Pengaruh youtube beauty vlogger terhadap minat beli konsumen dan dampaknya terhadap keputusan pembelian, Terbit di Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 63 No.1 Oktober 2018, menghasilkan kesimpulan bahwa Youtube beauty vlogger berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen, semakin baik kredibilitas seorang yotube beauty vlogger maka akan mengakibatkan minat beli konsumen terhadap produk yang diulas oleh youtube beauty vlogger semakin tinggi pula. Youtube beauty vlogger berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen, semakin baik kredibilitas seorang youtube beauty vlogger akan memantapkan penilaian konsumen Maybeline terhadap produk dan menaikkan keputusan pembelian terhadap produk yang diulas dalam video youtube beauty vlogger. Minat beli konsumen berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk, semakin tinggi minat beli konsumen terhadap produk Maybeline maka akan semakin tinggi pula keputusan pembelian produk karena keputusan pembelian merupakan wujud nyata tindakan dari minat beli konsumen terhadap produk.

(38)

2. Hasil Penelitian Rima Dwi Anggraeni, Edriana Pangestuti, Lussy Deasyana Rahma Devita, dalam artikel yang berjudul Pengaruh Endorsement Beauty Vlogger Terhadap Minat Beli Make Up Brand Lokal, Terbit di Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol.60, No.1 Juli 2018, menghasilkan kesimpulan bahwa, variabel Endorsement Beauty Vlogger memiliki pengaruh terhadap Minat Beli secara signifikan. Indikator yang dominan dari Endorsement Beauty Vlogger adalah indikator trustworthiness (kepercayaan) dan expertise (keahlian), hal ini menunjukan bahwa responden lebih menyakini kepercayaan dan keahlian yang dimiliki oleh endorsement beauty vlogger dalam mengulas produk kosmetik LT Pro.

b. Hipotesis dua: dinyatakan bahwa citra merek berpengaruh signifikan dan

positif terhadap minat beli produk kosmetik wardah. Dalam hipotesa ini didukung oleh :

1. Hasil Penelitian Rosmaya Adriyati, Farida Indriani, dalam artikel yang berjudul Pengaruh Electronic Word Of Mouth terhadap Citra Merek dan Minat Beli pada Produk Kosmetik Wardah, Terbit di Journal Diponegoro Of Management, Vol.6, No. 4, Tahun 2017, menghasilkan kesimpulan bahwa variabel electronic word of mouth memiliki pengaruh signifikan terhadap citra merek dan minat beli. Citra merek memiliki pengaruh signifikan terhadap minat beli. 2. Hasil Penelitian Sunarti, Edi Wibowo, Setyaningsih Sri Utami,

(39)

26

Beli Produk Kosmetik Wardah Dengan Citra Merek Sebagai Variabel Mediasi, Terbit di Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol.19, No.4 Tahun 2019, menghasilkan kesimpulan bahwa beauty vlogger sebagi e-WOM berpengaruh signifikan terhadap citra merek produk kosmetik wardah. Beauty vlogger sebagai e-WOM berpengaruh signifikan terhadap minat beli produk kosmetik wardah. Ada pengaruh yang signifikan citra merek terhadap minat beli produk kosmetik wardah. Citra merek memediasi pengaruh beauty vlogger sebagai e-WOM terhadap minat beli produk kosmetik wardah. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa beauty vlogger berpengaruh terhadap minat beli dengan melalui citra merek.

c. Hipotesis tiga: dinyatakan bahwa label halal berpengaruh signifikan dan

positif terhadap minat beli produk kosmetik wardah. Dalam hipotesa ini didukung oleh :

1. Hasil Penelitian Premi Wahyu Widiyaningrum, dalam artikel yang berjudul Pengaruh Label Halal dan Celebrity Endorses terhadap Keputusan Pembelian, Terbit di Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia, Vol.VI, No. 2, Tahun 2016, menghasilkan kesimpulan bahwa variabel label halal (X1) adalah signifikan pengaruhnya dan positif

hubungannya terhadap keputusan pembelian (Y) dan variabel celebrity endorser (X2) adalah signifikan pengaruhnya dan positif

(40)

2. Hasil Penelitian Eka Dewi Setia Tarigan, dalam artikel yang berjdul Pengaruh Gaya Hidup, Label Halal dan Harga terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah, Terbit di Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen, Vol.3, No.1 Tahun 2016, menghasilkan kesimpulan bahwa Gaya hidup secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian kosmetik wardah, Label halal secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian kosmetik wardah, Harga secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian kosmetik wardah, dan Gaya hidup, label halal dan harga secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian kosmetik wardah.

(41)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif, hal tersebut berdasarkan pada judul yang diteliti, yakni “ Pengaruh Beauty Vlogger, Citra Merek, dan Label Halal Terhadap Minat Beli Produk Kosmetik Wardah”. Penulis ingin mengetahui apakah ada pengaruh antara beauty vlogger, citra merek dan label halal terhadap minat beli.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di kampus Universitas Pelita Bangsa dan rencana waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan maret sampai dengan Agustus 2019 dengan tabel sebagai berikut :

Tabel 3.1

Rencana Waktu Penelitian

No Uraian Kegiatan Periode Penelitian Bulan maret s/d Agustus 2019 Maret April Mei Juni Juli Agustus 1 Proposal

2 Bab II & Kuesioner 3 Bab III & Sebar Kuesioner 4 Pengumpulan Data

5 Pengolahan Data & Bab IV 6 Bab V & Interprensi Data 7 Bab VI & Lampiran - Lampiran 8 Ujian Skripsi

(42)

3.3 Kerangka Konsep

3.3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Ananda dan wandebori 2016:266 dalam Febriana et al, 2018 H1 H2

Low dan Lamb, 2000 Ferdinand,

dalam Adriyatu, et al, 2017 2009 dalam Sinaga,

et al, 2018 H3 Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 dalam Bulan, et al 2017

(Sumber : Diolah dari beberapa sumber)

Kepercayaan Keahlian Usefull Minat Refrensial Minat Transaksional Popular Modern Friendly Beauty Vlogger X1 Citra Merek X2 Minat Beli Y Minat Preferensial Minat Eksploratif Label Halal X3 Kombinasi Gambar & Tulisan Tulisan Gambar Menempel pada kemasan Daya Tarik

(43)

30

Keterangan :

H1 = X1 Y : Rima Dwi Anggraeni, Edriana Pangestuti, Lussy Deasyana Rahma Devita, Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 60, No. 1.

Rumondang Eliza Maria Sinaga, Adriani Kusumawati, Jurnal Administrasi Bisnis, Vl. 63, No.1.

H2 = X2 Y :Rosmaya Adriyati, Farida Indriani, Jurnal Diponegoro of Management, Vol. 6, No. 4, Tahun 2017.

Sunarti, Edi Wibowo, Setyaningsih Sri Utami, Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol.19, No.4 Tahun 2019.

Onigbinde dan Odunlami, British Journal of Marketing Studies, Vol. 3, No. 4, pp 97-109, Tahun 2015,

H3 = X3 Y : Premi Wahyu Widiyaningrum, Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia, Vol.VI, No. 2, Tahun 2016. Eka Dewi Setia Tarigan, Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen, Vol.3, No.1 Tahun 2016.

(44)

3.3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Adapun definisi Operasional variabel dalam penelitian ini akan dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 3.2

Definisi Operasional Variabel

Uraian Variabel Instrumen/Dimensi Keterangan / Penjelasan Atas Instrumen Variabel Beauty Vlogger adalah

influencer kecantikan yang berbagi informasi yang mengajarkan keterampilan tertentu dan mengambarkan bagaimana melakukan sesuatu dengan konten melalui klip video yang kemudian di posting pada platform YouTube. (Choi dan

Behm-Morawitz, 2017 dikutip dalam Sinaga,

Jusumawati, 2018)

Daya Tarik Daya Tarik

Merupakan hal yang berhubungan dengan nilai sosial dari seseorang yang meliputi kepribadian, tampilan fisik, dan memiliki keadaan atau kondisi yang sama dengan viewers Kepercayaan Kepercayaan merupakan kesukaan viewers terhadap seorang vlogger sehingga akan mempengaruhi tingkat kepercayaan viewers terhadap informasi yang diberikan oleh vlogger

Keahlian Keahlian merupakan hal yang mengacu pada pengalaman, pengetahuan dan keahlian seorang vlogger dalam membuktikan keunggulan dan kekurangan dari sebuah produk

(45)

32

maupun memberikan informasi produk secara keseluruhan. Citra Merek adalah

Suatu Pemahaman atau kepercayaaan yang dipegang konsumen terhadap suatu produk atau merek yang selalu dipertimbangkan saat pertama kali mendengar atau terpikir yang ada dibenak konsumen (Kotler dan Keller, 2008 dikutip dalam Adriyati, Indriyani, 2017 )

Friendly (Merek Mudah Dikenali)

Friendly dimana merk atau produk mudah untuk dikenal Popular (Merek

Akrab Dikonsumen)

Popular dimana produk atau merek yang sangat akrab dibenak konsumen Modern (Merek yang Mengikuti Perkembangan jaman) Modern dimana produk atau merk memiliki model yang selalu mengikuti jaman

Usefull (Merek yang bermanfaat)

Usefull bisa merupakan produk atau merk bermanfaat baik bagi konsumen Label Halal bertujuan

agar konsumen mendapatkan

perlindungan kehalalan dan kenyamanan atas pemakaian produk tersebut (Yuswohady, 2015:23 dikutip dalam Tarigan, 2016).

Gambar Gambar merupakan

hasil daro tiruan berupa bentuk atau pola dibuat dengan coretan alat tulis.

Tulisan Tulisan merupakan

hasil dari menulis yang diharapkan bisa untuk dibaca Kombinasi Gambar dan Tulisan Kombinasi Gambar dan Tulisan merupakan gabungan antara hasil gambar dan hasil tulisan yang dijadikan menjadi satu bagian Menempel pada Kemasan Menempel pada Kemasan dapat diartikan sebagai sesuatu yang melekat, (dengan sengaja atau tidak sengaja) pada kemasan (pelindung

(46)

suatu produk) Minat Beli adalah

respon yang timbul terhadap suatu objek yang menunjukkan keinginan seseorang untuk melakukan pembelian (Kotler dan Keller, 2009 dikutip dalam Adriyati, Indriyani, 2017)

Minat Transaksional Minat Transaksional merupakan keinginan untuk membeli suati produk tertentu Minat Refrensial Minat Referensial

merupakan

kecenderungan untuk mereferensikan suatu produk ke orang lain Minat Preferensial Minat Preferensial

merupakan gambaran perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut Minat Eksploratif Minat Eksploratif

merupakan perilaku seseorang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut sebelum membelinya

3.4 Skala Pengukuran Variabel

Skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial (Sugiyono, 2010 dikutip dalam Janti, 2014). Cara pengukuran adalah dengan menghadapkan seorang respoden dengan sebuah pernyataan dan kemudian diminta untuk diminta

(47)

34

jawaban dari lima pilihan jawaban yang masing-masing memiliki skor tersendiri. Kiterianya sebagai berikut:

Tabel 3.3

Skala Likert

No Skala Pengukuran Skor

1 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

2 Tidak Setuju (TS) 2

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Setuju (S) 4

5 Sangat Setuju (SS) 5

Sumber : Sugiyono (2010)

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswi Fakultas Ekonomi Bisnis dan Ilmu Sosial Universitas Pelita Bangsa angkatan 2016 dengan jumlah populasi sebanyak 788 orang. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Peneliti menggunakan derajat kepercayaan sebesar 90% maka tingkat kesalahan adalah 10% (0,1). Pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan metode non probability. Metode non probability yang digunakan adalah purposive sampling. Menurut Sugiyono (2014:122) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dengan menggunakan rumus Taro Yamane (Riduwan, 2005:65 dikutip dalam Suwati, 2013):

(48)

Keterangan:

n : Jumlah sampel N : Jumlah populasi

d : Presisi yang ditetapkan (10 %) Jadi,

( )

= 88,73 dibulatkan menjadi 89 responden

Berdasarkan hasil perhitungan dari populasi yang ada maka, jumlah sampel yang digunakan oleh peneliti berjumlah 89 orang.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Observasi

Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan kunjungan dan pengamatan secara langsung ke kampus Universitas Pelita Bangsa Cikarang, khususnya Mahasiswi fakultas ekonomi bisnis dan ilmu sosial angkatan 2016 yang dijadikan sebagai objek penelitian mengenai beauty vlogger, citra merek dan label halal terhadap minat beli produk kosmetik wardah.

b. Kuesioner

Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan angket kuesioner yang berisi tentang pernyataan-pernyataan mengenai beauty vlogger, citra merek dan label halal. Pelanggan yang ditunjukan kepada

(49)

36

mahasiswi Universitas Pelita Bangsa Cikarang fakultas ekonomi bisnis dan ilmu sosial angkatan 2016 dengan skala Likert.

c. Studi Kepustakaan (Library Research)

Dilakukan dengan cara mengumpulkan artikel- artikel, teori yang relevan, dan literatur lainnya yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

3.7 Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini adalah interpretasi untuk penelitian yang ditujukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaaan penelitian dalam rangka mengungkap fenomena social tertentu. Metode analisis digunakan untuk menginterprestasikan dan menganalisis data. Sesuai dengan model yang dikembangkan dlam penelitian ini maka alat analisis data yang digunakan adalah program SPSS versi 22.0 .

Penelitian ini menggunakan beberapa langkah/ metode dalam melakukan analisis data, antara lain :

3.7.1 Langkah 1 : Uji Validitas dan Uji Reabilitas

Langkah pertama dalam melakukan analisis pada penelitian ini adalah dengan mengukur suatu kuesioner agar dapat dikatakan valid atau reliable menggunakan uji antara lain :

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Variabel dinyatakan valid dapat diketahui dari signifikan pada hasil perhitungan korelasi lebih kecil dari 0,05. Variabel juga dapat dinyatakan valid jika rhitung positif,

(50)

serta rhitung > rtabel (Santoso, 2005:277 dalam Hirsa, 2017). Pengujian

validitas ini diukur dengan mengkorelasikan skor yang diperolah pada masing-masing item pernyataan dengan skor dari penjumlahan semua skor pernyataan (Sugiyono, 2016:200), antara lain:

a. Koefisien korelasi product moment melebihi 0,3.

b. Koefisien korelasi product moment>r-tabel (α ; n-2), n = jumlah sampel.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Sugiyono, 2015:121). Dasar pengambilan keputusan uji reliabilitas sebagaimana disampaikan oleh Sujarweni (2015:172), antara lain :

a. Jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60, maka item pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner dinyatakan reliabel.

b. Jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,60, maka item pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner dinyatakan tidak reliabel.

3.7.2 Langkah 2 : Uji Asumsi Klasik

Langkah kedua dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik yang meliputi:

(51)

38

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut memiliki hasil normal atau tidak, dengan mendistribusikan variabel dependen ke dalam uji normalitas dapat menggunakan metode Histogram dan normal P-P Plot Regression Standadized, dimana melihat dari titik penyebaran pada sumbu diagonal data pada grafik (Ghozali, 2011:160-164 dalam sholihat et al, 2015). Uji normalitas menggunakan uji kolmogorov-smirnov dan dikatakan normal jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan ada atau tidaknya korelasi antara variabel bebas (Ghozali, 2006 dalam Husna et al, 2018). Uji multikolinieritas dapat dilihat dengan Variance Inflation Factor (VIF), bila nilai VIF<10 dan nilai tolerance>0,10 maka tidak terdapat gejala multikolinieritas (Ghozali,2006 dalam ketut et al, 2014). Nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan semua nilai VIF sebesar lebih kecil dari 10. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinieritas dari model regresi sehingga model tersebut layak untuk digunakan.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu

(52)

pengamatan ke pengamatan lainnya. Uji heteroskedastititas menggunakan uji Glesjer dengan cara mengabsolutkan nilai residual. Data terbebas dari heteroskedastisitas apabila semua variabel independen memiliki nilai signifikansi > 0,05 yang dihubungkan dengan nilai absolute residual statistik (Suartana et al, 2014). Dan adanya gejala heterokedasitas dapat dilakukan dengan menggunakan diagram scatterpoot, dimana sumbu X adalah residual dan sumbu Y adalah nilai Y yang diprediksi.

4. Uji Autokolerasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi diuji dengan menggunakan Durbin-Watson dengan kriteria pengujian sebagai berikut (Ghozali, 2011 dalam Nuraina, 2012):

a. Jika 0 < d < d1, maka terjadi autokorelasi positif.

b. Jika d1< d < du, maka tidak ada kepastian apakah terjadi autokorelasi atau tidak (raguragu).

c. Jika 4-d1< d < 4, maka terjadi autokorelasi negatif.

d. Jika 4-du< d < 4-d1, maka tidak ada kepastian apakah terjadi autokorelasi atau tidak (ragu-ragu).

e. Jika du< d < 4-du, maka tidak terjadi autokorelasi baik positif atau negatif.

(53)

40

3.7.1 Langkah 3 : Uji Korelasi Dan Uji Regresi Linear

Langkah ketiga dalam penelitian ini adalah regresi linear, koefisien determinasi dan SE&SR yang meliputi:

1. Uji Korelasi

Uji korelasi merupakan dua variabel digolongkan menjadi variabel bebas dan variabel tidak bebas, maka hubungan kedua variabel tersebut sulit untuk dinyatakan dalam bentuk regresi. Dalam istilah statistika dinyatakan sebagai koefisien korelasi dengan simbol r, seperti pada koefisien korelasi, nilai koefisien korelasi bisa positif, negatif dan mungkin bisa sama dengan nol (Yogi, 2013).

Pengaruh kuat atau tidaknya antar variabel maka dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.4

Taksiran Besarnya Koefesien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,000 – 0,199 Sangat Rendah 0,200 – 0,399 Rendah 0,400 – 0,599 Sedang 0,600 – 0,799 Kuat 0,800 – 0,999 Sangat Kuat (Sugiyono, 2013:250)

2. Uji Regresi Linear Berganda

Uji regresi linear berganda bertujuan untuk mengetahui ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (bebas) dengan tujuan mengestimasi atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai-nilai variabel independen

(54)

yang diketahui (Budi & Ansori, 2005 dalam Wijaya, 2013). Dengan rumus sebagai berikut:

Y = a + b1(X1) + b2(X2)+ b3(X3) + e Keterangan :

Y = Variabel terikat atau response X = Variabel bebas atau predictor a = Konstanta

b = Slope atau koefisien es e = Standar error

3. Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui presentasi pengaruh yang terjadi dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R square menunjukkan kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikatnya.

a. Sumbangan Efektif (SE)

Sumbangan Efektif adalah konstribusi parsial dari masing-masing variabel bebas yang diperoleh dengan cara menghitung hasil kali dari koefisien korelasi dengan nilai beta. Rumus menghitung SE adalah sebagai berikut (Sutrisno Hadi, 2004: 37, dalam Dewi, 2012):

(55)

42

SE(X)% = Betax x Koefisien Korelasi x 100%

Atau

SE(X)% = Betax x rxy x 100%

b. Sumbangan Relatif (SR)

Sumbangan relatif merupakan hasil rasio hari masing-masing sumbangan efektif dibagi dengan nilai total sumbangan efektif. Rumus menghitung SR adalah sebagai berikut (Sutrisno Hadi, 2004: 37, dalam Dewi, 2012):

( ) ( )

Atau

( ) ( )

1.7.4 Langkah 4 : Uji Hipotesis

Langkah keempat dalam penelitian ini adalah uji hipotesis yang meliputi:

1. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji signifikasi hubungan antara variabel X dan Y, apakah variabel X1, X2, X3 (baeauty vlogger, citra

merek, label halal) benar-benar berpengaruh terhadap variabel Y (Minat Beli) secara terpisah atau parsial. Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2006 dalam Rahmatul, et al 2018) adalah menggunakan angka probabilitas signifikasi, yaitu:

(56)

a. Apabila angka probabilitas signifikasi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

b. Apabila angka probabilitas signifikasi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Apabila nilai statistik thitung > ttabel, maka variabel independen

secara individual memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (Imam Ghozali, 2009: 88-89 dalam Dewi,2012).

(57)

44

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

4.1 Sejarah Objek Penelitian

PT Paragon Techonolgy and Innovation berdiri pada tanggal 28 Februari 1985 dengan nama awal PT Pusaka Tradisi Ibu. Perusahaan ini baru berganti nama menjadi PT Paragon Technology and Innovation (PTI) pada tahun 2011. Perusahaan PTI didirikan oleh pasangan suami istri Drs. H. Subakat Hadi, M.Sc dan Dra. Hj. Nurhayati Subakat, Apt. Pada masa itu, pendiri melihat masih ada peluang yang terbuka. Perusahaan ini dimulai dengan sederhana namun sudah diusahakan dengan tata cara yang baik. PT Pusaka Tradisi Ibu (PTI) pada awal berdirinya hanya memproduksi perawatan rambut. Pada tahun 1987, PTI mengeluarkan produk perawatan rambut dengan merk ega yang dipasarkan ke salon-salon. Kemudian lahir produk Putri yang sampai sekarang masih diproduksi.

Tahun 1985-1990, PT Pusaka Tradisi Ibu mengalami perkembangan pesat. Mulai dari Jabodetabek, produknya mulai menyebar dan bersaing langsung dengan produk lama yang eksis. Sedangkan produk perawatan rambut lainnya selalu masuk 10 besar. Seiring dengan perkembangan perusahaan, pada bulan Desember 1990, PT Pusaka Tradisi mendirikan pabrik produksi di Kawsan Industri Cibodas Tanggerang. Pendirian pabri

(58)

yang baru ini bertujuan untuk menambah kapasitas produksi yang terus meningkat.

Pada tahun 1995, PTI mulai mengembangkan merek wardah. Namun belum bisa berjalan dengan baik dikarenakan kerja sama manajemen yang kurang baik. PT PTI kembali mencoba mengembangkan Wardah pada tahun 1996 dengan tetap bekerja sama dengan agen dalam pemasarannya. Sejak itu penjualannya mulai menanjak dan PT Pusaka Tradisi Ibu memasuki pasar tata rias. Ketika krisis ekonomi 1998, banyak perusahaan sejenis yang tutup. Daya beli masyarakat menurun sementara harga bahan baku naik sampai empat kali lipat. PTI mengambil tindakan yang cepat menyikapi krisis tersebut disaat pesaing-pesaing lain tidak berproduksi. Setelah melewati masa krisisi selama empat bulan, PTI justru mengembangkan pasar.

Pada tahun 1999-2003, PTI mengalami perkembangan kedua. Penjualan merek Wardah pada masa tersebut melonjak pesat. Pabrik lain dikawasan Industri Jatake Tanggerang didirikan dan mulai beroperasi pada tahun 2001. PTI mulai mengubah kinerja perusahaan menjadi lebih modern pada tahun 2002-2003. Perusahaan ini mulai masuk ke pasar umum yang memerlukan perubahan dari segi internal. Selain itu, melalui program dan membina tim promosi.

Pada tahun 2005, PT Pusaka Tradisi Ibu (PTI) sudah menerapkan Good Manufacturing Practice (GMP) dan cara pembuatan kosmetika yang baik (CPKB). Sampai sekarang, di Indonesia dari keseluruhan 760 pabrik baru 80 pabrik yang sudah menerapkan CPKB. Selain itu, PTI menjadi

Gambar

Gambar  Gambar merupakan
Tabel 3.3  Skala Likert
Gambar 4.1  Stuktur Organisasi
Tabel 5.13  Hasil Uji reliabilitas  Variabel  Cronbach  Alpha  Reliabilitas Minimum  Keterangan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji densitas zat gizi dan energi pangan, densitas asupan zat gizi dan energi, morbiditas, serta hubungannya dengan status gizi BB/U, TB/U,

yang telah melimpahkan segala rahmat-Nya, nikmat kesehatan, serta pemahaman dan kehadirat Allah Subhanhu Wata’ala atas segala rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

Asumsi yang diajukan pada hipotesis Citra Merek yang menyatakan bahwa citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian handphone merek Oppo pada

Uji organoleptik yang dilakukan oleh panelis dengan indikator penilaian warna, tekstur dan aroma respon tertinggi pada ikan asin dengan jenis gerih abang (A1)

Berdasarkan pendapat diatas, dapat ditarik suatu kesamaan pendapat bahwa pada dasarnya persepsi merupakan suatu pengamatan individu atau proses pemberian makna sebagai

Sedangkan prosedur penelitiannya yaitu : pertama sekali Bapak/Ibu yang telah diduga (didiagnosa) dengan Hepatitis B Kronik, akan kami lakukan pemeriksaan darah, akan diambil

Hipotesis dalam penelitian ini, dengan judul Pengaruh Label Halal, Citra Merek, Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian kosmetik wardah pada mahasiswi manajemen

Salah satu variabel lain yang berkaitan dengan gaya hidup halal dan adanya label halal pada suatu produk yang akan mempengaruhi keputusan pembelian suatu produk