• Tidak ada hasil yang ditemukan

Parameter kualitas batubara.ppt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Parameter kualitas batubara.ppt"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Analisa parameter

Sifat kimia batubara  Analisa proksimat  Calori value

Analisa komposisi abuTitik leleh abu

Sifat fisik batubara  HGI

Nilai muai bebas (Free Sweeling Index)  Gray king Index

(3)

Kandungan batubara

Air

 Material batubara (coal matter)

Material bukan batubara (mineral

(4)

PROXIMATE ANALYSIS

Air dried moisture  Ash Content

 Volatile Matter  Fixed carbon

(5)

Kadar air (Total

Moisture)

Air bebas (free moisture) atau air

bawaan (air dry loss)

(6)

Air bebas

Air yang terikat secara mekanik dengan

batubara

 terdapat dalam permukaan dan

retakan2 serta kapiler2 besar (makro kapiler)

Mempunyai tekanan gas normalDapat dikurangi dengan :

ventilasi dan drainase yang baik mekanis dan panas

(7)

Air bebas

Dipengaruhi oleh  Kondisi  PenambanganBenefisiasi  Transportasi

Penanganan dan penyimpananDistribusi ukuran butir

(8)

Air bawaan (inherent

moisture)

Air yang terikat secara fisik dengan batubara terdapat dalam struktur pori-pori sebelah

dalam

 Mempunyai tekanan gas lebih rendah dari tekanan gas normal

Mempengaruhi kualitas batubara

Dapat dihilangkan dgn pengeringan spt:

steam dry

Hot water drying Oil drying

(9)

Pengaruh kandungan air

Dalam handling dan grinding

Menambah biaya produksi

 Kecendrungan menggumpal dalam

chute dan bunker

 Kapasitas alat berkurang

Dalam pembakaran

 Sensible heat 0.2% untuk kenaikan

1% kandungan air

(10)

Pengaruh kandungan air

Dalam pembuatan kokas

 Berhubungan dengan sifat sweeling  Air bawaan 1.5%-2.5% tinggi

(11)

Total Moisture

Penentuan Total Moisture biasanya

dibagai menjadi dua tahap penentuan yaitu :

Penentuan Free Moistrue atau air

dry loss

Penentuan Residual moisture

TM = FM + RM(1-FM/100)

(12)

Dalam komersial, Total Moisture sering

dijadikan parameter penentu berat cargo akhir, atau bahkan sebagai batasan Reject.

Total Moisture juga digunakan sebagai faktor dalam penentuan basis As

Received, baik untuk nilai kalori maupun untuk parameter lainnya.

Adjustment Cargo = Tonase X (100-TM act)/ (100-TM kontrak)

(13)

mineral matter

Mineral matter bawaan (inherent

mineral Matter)

terikat secara kimia

dalam struktur molekul batubara

 Material mineral dari luar batubara

(14)

Perubahan kimia

Kehilangan air dari senyawa2 yang

mengandung nitrogen

Kehilangan CO2 dari karbonat

 Oksidasi FeS2 menjadi besi sulfida

dan magnesium oksida

 Penguapan dan penguraian dari

(15)

Pengaruh ash content

Dalam grinding

menyebabkanHGI rendahAlat peremuk cepat aus

Meningkatkan abration index

Dalam pabrik semen

 Abu diabsorb menjadi produk klinker

Dalam pembuatan kokas

 Slagging

 Ketidakefisienan blast furnace  Kandungan abu normal 8-11%

(16)

Kegunaan kadar Abu

Kadar abu didalam penambangan batubara dapat dijadikan penentu

apakah penambangan tersebut bersih atau tidak, yaitu dengan

membandingkan kadar abu dari data geology atau planning, dengan kadar abu dari batubara produksi.

Kadar abu dalam komersial sering dijadikan sebagai garansi spesifikasi atau bahkan sebagai rejection limit.

(17)

Penentuan kadar

Abu

PT. GEOSERVICES, LTD

815oC

A

ad

= M2 / M1 x 100

Aad = Ash in the analysis samples M2 = Weight of ash (grams)

(18)

Jumlah mineral matter

MM = 1.08 A + 0.55 S MM = 1.1 x kandungan abu MM = mineral matter A = kandungan abu S = kandungan sulfur

(19)

Komposisi abu

Unsur-unsur utama:  AluminiumCalsiumBesiSilikon

 Sedikit titanium, mangan, natrium, C

(sebagai silikat atau oksida)

Elemen lain

ArsenicCopperNikelZinc

(20)

Sifat abu

ash fusion temperatur (AFT)

Menggambarkan sifat softening dan meltingDapat diukur dalam kondisi oksidasi reduksiPengaruhnya:

AFT rendah (<1300°C) : sistem penghilang abu secara basah (lewat bawah atau boiler)  AFT tinggi (>1350°C) sistem penghilang abu

secara kering atau lewat atas

AFT diantaranya flexibility tinggi dalam instalasi alat

(21)

Kristal abu di bawah

SEM

(22)

ASH FUSION

TEMPERATURE

PT. GEOSERVICES, LTD

• Ash Fusion Temperature adalah titik leleh abu batubara yang Ash Fusion Temperature adalah titik leleh abu batubara yang dinyatakan dalam temperature dalam berbagai kondisi

dinyatakan dalam temperature dalam berbagai kondisi

pelelehan yaitu: Deformasi, Spherical, hemispherical, dan

pelelehan yaitu: Deformasi, Spherical, hemispherical, dan

flow.

flow.

• Berdasarkan kondisi atmosphere pada pengujiannya AFT Berdasarkan kondisi atmosphere pada pengujiannya AFT dibagi menjadi dua atmosphere, yaitu Reduksi dan Oksidasi.

dibagi menjadi dua atmosphere, yaitu Reduksi dan Oksidasi.

Mulai

meleleh Tinggi = Lebar

Tinggi = ½ Lebar

(23)

Zat terbang (Volatile

Matter)

Terdiri dari :

 Combustible gases seperti CO dan

CH4

 Gas-gas yang dapat dikondensasikan

seperti tar

 Gas2 yang tidak terbakar spt CO2

dan air yang terbentuk karena hasil dehidrasi dan kalsinasi

(24)

Pengaruh Volatile Matter

Dalam preparasi batubara:

 Jika tinggi (>24%) maka batubara

akan mudah terbakar

(25)

Pengujian Volatile

Matter

PT. GEOSERVICES, LTD

900oC

VMad = (M2 / M1) x 100 - Mad

VMad = Volatile Matter in the analysis samples M1 = Weight of Sample (grams)

M2 = Loss of weight (grams)

(26)

Fixed Carbon

Ratio FC dengan VM disebut Fuel ratio

FIXED CARBON = 100 – % IM – % ASH - % VM

(27)

Unsur dalam batubara

Karbon, hidrogen dan oksigen

sebagai unsur utama pembentuk batubara

Belerang dan nitrogen sebagai bahan

(28)

TOTAL SULPHUR

3 macam bentuk sulfur:

 Pyritic sulphur (FeS2) 20-80%

dan berasosiasi dengan ash

 Organic sulphur 20-80%.

Terikat secara kimia dengan substansi lain

 Sulphate: dapat terdiri dari kalsium

(29)

Pengaruhnya dalam

pembakaran

Terbakar SO2 dan SO3(7%)  Abu terbang dari pembakaran

menyerap SO3 dari aliran gas yang terbakar

 Jika fly ash mengandung natrium

maupun kalium bereaksi dengan SO3 korosi boiler (fouling)

(30)

CALORIFIC VALUE

Nilai kalor :

jumlah panas dari komponen yang terbakar seperti karbon, hidrogen dan sulfur dikurangi panas

penguraian dari material karbonan

dan ditambah atau dikurangi dengan panas reaksi endotermis yang terjadi dari pembakaran komponen

(31)

Calorific Value

Calorific Value

Specific Energy

Specific Energy

Higher heating Value

Higher heating Value

Adalah nilai energi yang dapat dihasilkan

dari pembakaran batubara.

Nilai kalori batubara dapat dinyatakan

dalam satuan: MJ/Kg , Kcal/kg, BTU/lb

Nilai kalori tersebut dapat dinyatakan

(32)

Calorific Value

Nilai Kalori dapat dinyatakan dalam

Nilai Kalori dapat dinyatakan dalam

satuan yang berbeda :

satuan yang berbeda :

Calorific Value (CV)……(kcal/kg)Calorific Value (CV)……(kcal/kg)Specific Energy (SE) ….(Mj/kg)Specific Energy (SE) ….(Mj/kg)

Higher Heating Value (HHV) = Gross CVHigher Heating Value (HHV) = Gross CVLower Heating Value (LHV)= Net CVLower Heating Value (LHV)= Net CV

British Thermal Unit = Btu/lb British Thermal Unit = Btu/lb

(33)

Konversi Nilai Kalori

Btu/Lb

Kcal/kg MJ/kg

Btu/Lb

1

0.5555

0.002326

Kcal/kg

1.8

1

0.004187

MJ/kg

429.923 238.846

1

( Btu/Lb / 1.8) ( Btu/Lb / 429.923) ( Kcal/kg / 238.85) Desired Given KUALITAS KUALITAS BATUBARA BATUBARA

(34)

LATIHAN

Kcal / kg --- Btu/lb 5,600 kcal/kg X 1.8 = 10,080 Btu/lb MJ / kg --- Kcal/kg 25.6 MJ/kg X 238.85 = 6,115 kcal/kg MJ / kg --- Btu/lb 25.6 MJ/kg X 429.923 = 11,006 Btu/lb

(35)

Konversi Nilai Kalori

KUALITAS

KUALITAS

BATUBARA

BATUBARA

International Standard : (MJ/kg)

International Standard : (MJ/kg)

Net CV = Gross CV – 0.212(H) - 0.008(O) - Net CV = Gross CV – 0.212(H) - 0.008(O) -

0.0245(M)

0.0245(M)

British Standard : (MJ/kg)

British Standard : (MJ/kg)

Net CV = Gross CV – 0.212(H) - 0.007(O) - Net CV = Gross CV – 0.212(H) - 0.007(O) -

0.0244(M)

0.0244(M)

ASTM Standard : (J/g)

ASTM Standard : (J/g)

Net CV = Gross CV – 215.5J/g X (H)Net CV = Gross CV – 215.5J/g X (H)

ASTM Standard : (Btu/lb)

ASTM Standard : (Btu/lb)

Net CV = Gross CV – 92.67Btu/lb X (H)Net CV = Gross CV – 92.67Btu/lb X (H)

Semua Nilai dinyatakan dalam basis yang sama

(36)

Sifat-Sifat Nilai kalori

Batubara

Nilai Kalori batubara bergantung pada

peringkat batubara. Semakin tinggi

peringkat batubara, semakin tinggi nilai kalorinya.

Pada batubara yang sama Nilai kalori

dapat dipengaruhi oleh moisture dan

juga Abu. Semakin tinggi moisture atau abu, semakin kecil nilai kalorinya.

(37)

HARDGROVE

GRINDABILITY INDEX

► HGI, adalah salah satu sifat fisik dari batubara HGI, adalah salah satu sifat fisik dari batubara

yang menyatakan kemudahan batubara untuk di

yang menyatakan kemudahan batubara untuk di

pulverise sampai ukuran 200 mesh atau 75

pulverise sampai ukuran 200 mesh atau 75

micron.

micron.

► HGI sangat penting bagi pengguna batubara di HGI sangat penting bagi pengguna batubara di

power plant yang menggunakan pulverized coal.

power plant yang menggunakan pulverized coal.

► HGI tidak dapat dijadikan indikasi atau simulasi HGI tidak dapat dijadikan indikasi atau simulasi

performance dari suatu pulverizer atau milling

performance dari suatu pulverizer atau milling

secara langsung, karena performance milling

secara langsung, karena performance milling

masih dipengaruhi oleh kondisi operasional

masih dipengaruhi oleh kondisi operasional

Milling itu sendiri, seperti Mill tention,

Milling itu sendiri, seperti Mill tention,

Temperature primary air, setting classifier dan

Temperature primary air, setting classifier dan

lain-lain. Namun demikian, HGI dapat dijadikan

lain-lain. Namun demikian, HGI dapat dijadikan

pembanding untuk batubara yang satu dengan

pembanding untuk batubara yang satu dengan

lainnya mengenai kemudahannya untuk dimilling.

(38)

Sifat-Sifat HGI

► Nilai HGI dari suatu batubara, ditentukan oleh Nilai HGI dari suatu batubara, ditentukan oleh

organik batubara seperti jenis maceral dan

organik batubara seperti jenis maceral dan

lain-lain.

lain.

► Secara umum semakin tinggi peringkat batubara, Secara umum semakin tinggi peringkat batubara,

maka semakin rendah HGI nya. Namun hal ini

maka semakin rendah HGI nya. Namun hal ini

tidak terjadi pada bituminous yang memiliki sifat

tidak terjadi pada bituminous yang memiliki sifat

cooking. Dimana untuk jenis batubara ini HGInya

cooking. Dimana untuk jenis batubara ini HGInya

tinggi sekali, bahkan bisa mencapai lebih dari

tinggi sekali, bahkan bisa mencapai lebih dari

100.

100.

► Nilai HGI juga dapat dipengaruhi oleh dilusi abu Nilai HGI juga dapat dipengaruhi oleh dilusi abu

dari penambangan. Secara umum penambahan

dari penambangan. Secara umum penambahan

abu dilusi dapat menaikan nilai HGI.

abu dilusi dapat menaikan nilai HGI.

► Nilai HGI juga dapat dipengaruhi oleh kandungan Nilai HGI juga dapat dipengaruhi oleh kandungan

moisture.

(39)

Pengujian HGI

► HGI ditest dengan menggunakan mesin HGI ditest dengan menggunakan mesin

hardgrove. Sample yang sudah digerus pada

hardgrove. Sample yang sudah digerus pada

ukuran partikel tertentu kemudian dimasukan

ukuran partikel tertentu kemudian dimasukan

kedalam mesin hardgrove. Selanjutnya digerus

kedalam mesin hardgrove. Selanjutnya digerus

dengan menggunakan bola baja pada putaran

dengan menggunakan bola baja pada putaran

(revolusi) tertentu.

(revolusi) tertentu.

► Batubara hasil gerusan kemudian discreen pada Batubara hasil gerusan kemudian discreen pada

ukuran 200 mesh. Jumlah yang lolos pada screen

ukuran 200 mesh. Jumlah yang lolos pada screen

ukuran 200 mesh dijadikan data dan dikalkulasi

ukuran 200 mesh dijadikan data dan dikalkulasi

dengan menggunakan hasil kalibrasi alat

dengan menggunakan hasil kalibrasi alat

tersebut.

(40)
(41)

ULTIMATE ANALYSIS

CARBON

CARBON

HYDROGEN

HYDROGEN

OXYGEN

OXYGEN

SULFUR

SULFUR

NITROGEN

NITROGEN

(42)

Carbon

,

Hydrogen

,

Oxygen

, Nitrogen

► Carbon, Hydrogen, dan Oxygen merupakan unsur Carbon, Hydrogen, dan Oxygen merupakan unsur

dasar organik pembentuk batubara.

dasar organik pembentuk batubara.

Sifat dari unsur-unsur tersebut mengikuti peringkat Sifat dari unsur-unsur tersebut mengikuti peringkat

batubara. Semakin tinggi peringkatnya, semakin

batubara. Semakin tinggi peringkatnya, semakin

tinggi Carbonnya, semakin rendah hydrogen dan

tinggi Carbonnya, semakin rendah hydrogen dan

oxygennya.

oxygennya.

Sedangkan Nitrogen merupakan unsur yang bersifat Sedangkan Nitrogen merupakan unsur yang bersifat

bervariasi tergantung dari material pembentuk

bervariasi tergantung dari material pembentuk

batubara. Sifatnya hampir sama dengan Sulfur.

batubara. Sifatnya hampir sama dengan Sulfur.

► Dalam batubara peringkat tinggi, nitrogen terdapat Dalam batubara peringkat tinggi, nitrogen terdapat

dalam bentuk senyawa pyridine yang berasosiasi

dalam bentuk senyawa pyridine yang berasosiasi

dengan struktur aromatik, sedangkan dalam

dengan struktur aromatik, sedangkan dalam

batubara peringkat rendah, nitrogen ditemukan

batubara peringkat rendah, nitrogen ditemukan

dalam bentuk senyawa amina dan terikat pada

dalam bentuk senyawa amina dan terikat pada

ikatan hidrokarbon alifatik.

ikatan hidrokarbon alifatik.

Nitrogen dalam batubara berasal dari tumbuhan Nitrogen dalam batubara berasal dari tumbuhan

pembentuk batubara tersebut atau sebagai hasil

pembentuk batubara tersebut atau sebagai hasil

dari aktifitas bakteri pada saat pembentukan peat.

(43)

ULTIMATE

Dalam Geology Batubara, Ultimate

Dalam Geology Batubara, Ultimate

digunakan sebagai parameter

digunakan sebagai parameter

penentu peringkat dan

penentu peringkat dan

evaluasi-evaluasi lainnya.

evaluasi lainnya.

Sedangkan pada utilisasi batubara,

Sedangkan pada utilisasi batubara,

kandungan ultimate digunakan

kandungan ultimate digunakan

sebagai dasar perhitungan

sebagai dasar perhitungan

stoiciometri udara yang diperlukan

stoiciometri udara yang diperlukan

untuk membakar batubara secara

untuk membakar batubara secara

sempurna.

sempurna.

Udara Yang diperlukan dalam Liter(1 atm, 20Udara Yang diperlukan dalam Liter(1 atm, 20ooC) / kg C) / kg

Batubara adalah:

Batubara adalah:

35.8 ( 2.67 C+8.00 H+2.29 N+S-O) 35.8 ( 2.67 C+8.00 H+2.29 N+S-O)

(44)

Pengujian Carbon &

Hydrogen

Prinsip Pengujian:

COAL

CO2 + H2O CO2 absorber H2O absorber Koreksi Carbonate Koreksi Moisture Gravimetri CO2 Gravimetri H2

(45)
(46)

Pengujian Nitrogen

Prinsip Pengujian:

N in

COAL

destruksi

NH

4+

NH

3 Destilasi alkali Alkalimetri / acidimetri

(47)

Sifat –Sifat Ash Analysis

Ash Analysis didalam batubara bersifat tidak

typical dan bervariasi dari satu seam ke seam lainnya atau didalam seam itu sendiri.

Kandungan komposisi abu tergantung pada unsur

pembentuk batubara, dan juga dipengaruhi oleh abu yang berasal dari luar seperti dilusi atau

material yang terbawa selama penambangan.

Abu batubara dapat dibagi menjadi dua jenis,

yaitu : Abu lignitic dan Abu Bituminous

Abu Lignitic = Fe2O3 < CaO + MgOAbu Bituminous = Fe2O3 > CaO + MgO

ASH ANALYSIS

(48)

Kegunaan Ash Analysis

Sebagai indikator karakteristik abu

didalam pembakaran batubara.

Prediksi sifat-sifat abu berdasarkan ash

analysis biasanya dinyatakan dalam beberapa formula seperti :

 Rasio Basa /Asam:

 Slagging Factor : Basa / Asam X S(d)  Fouling Factor : Basa / Asam x Na2O

Fe2O3 + CaO + MgO + K2O + Na2O

(49)

Pengujian Ash Analysis

Ash Analysis sesuai dengan nama paramternya

ditentukan dari abu batubara.

Abu batubara setelah dipreparasi dan dilarutkan,

kemudian diatomisasi dengan cara dibakar pada

temperature tinggi, kemudian selama atomisasi disinari dengan radiasi lampu yang disesuaikan dengan unsur yang ditentukan

Atom-atom unsur tersebut akan menyerap energi radiasi

yang dipancarkan oleh lampu tersebut. Banyaknya energi yang diserap berbanding lurus dengan banyaknya atom yang terdapat dalam larutan tersebut.

Dengan membandingkannya dengan grafik kalibrasi

sample standar, maka kadar unsur dari batubara dapat ditentukan.

(50)

Pengujian Ash Analysis

Lampu

Sample

Atomizer

(51)

Penentuan Oksigen

Oksigen ditentukan tidak

Oksigen ditentukan tidak

dengan analisa laboratorium,

dengan analisa laboratorium,

melainkan hasil kalkulasi

melainkan hasil kalkulasi

pengurangan dari 100%

pengurangan dari 100%

dengan Moisture, Ash, Carbon,

dengan Moisture, Ash, Carbon,

Hydrogen, Nitrogen, dan Sulfur

Hydrogen, Nitrogen, dan Sulfur

% Oksigen = 100 – (Moisture + Ash + Carbon + Hydrogen + Nitrogen + Sulfur)

(52)

BASIS PARAMETER

AIR DRIED BASIS (ADB)

AS RECEIVED BASIS (ARB)  DRY BASIS (DB)

DRY ASH FREE (DAF)

(53)

AIR DRIED BASIS

Semua parameter yang ditentukan

dari sample batubara yang sudah di

air dried dinyatakan dalam basis ADB

 Air dried basis disebut juga “as

(54)

AS RECEIVED BASIS

As Received Basis adalah basis yang menyatakan

parameter kualitas batubara pada saat diterima.

As Received Basis didasarkan pada kualitas

batubara dengan kandungan Total Moisture. (100-TM)

P(ar) = P(adb) x (100-Mad)

P(ar) = Parameter (as received basis) P(adb) = Parameter (air dried basis)

TM = Total Moisture Mad = Moisture (adb)

(55)

CONTOH KALKULASI

(as Received Basis)

TM : 25.5 % ar IM : 16.4 % adb Ash : 4.7 % adb VM : 39.4 % adb FC : 39.5 % adb TS : 0.95 % adb CV : 5600 kcal/kg adb

Ash (ar)= Ash(adb) x (100-TM)/(100-IM)

Ash (ar)= 4.7 x (100-25.5)/(100-16.4)

= 4.19 %

CV (ar) = CV(adb) x (100-TM)/(100-IM) CV (ar) = 5600 x

(100-25.5)/(100-16.4)

(56)

DRY BASIS

Dry Basis adalah basis dimana suatu

parameter kualitas dikondisikan

seolah-olah tidak mengandung moisture (kering) (100)

P(db) = P(adb) x (100-Mad)

P(db) = Parameter (dry basis)

P(adb) = Parameter (air dried basis) Mad = Moisture (adb)

(57)

CONTOH KALKULASI

(dry Basis)

TM : 25.5 % ar IM : 16.4 % adb Ash : 4.7 % adb VM : 39.4 % adb FC : 39.5 % adb TS : 0.95 % adb CV : 5600 kcal/kg adb Ash (db) = Ash(adb) x 100/ (100-IM) Ash (db) = 4.7 x 100/(100-16.4) = 5.62 % CV (db) = CV(adb) x 100/(100-IM) CV (db) = 5600 x 100/(100-16.4) = 6699 kcal/kg

(58)

DRY ASH FREE

Adalah basis untuk menyatakan suatu parameter kualitas batubara yang dikondisikan seolah-olah

batubara tersebut tidak mengandung moisture dan ash.

P(daf) = P(adb) x 100/(100-Mad-Ash)

P(daf) = Parameter (dry ash free basis) P(adb) = Parameter (air dried basis)

Mad = Moisture (adb) Ash = Ash(adb)

(59)

CONTOH KALKULASI

(dry ash free basis)

TM : 25.5 % ar IM : 16.4 % adb Ash : 4.7 % adb VM : 39.4 % adb FC : 39.5 % adb TS : 0.95 % adb CV : 5600 kcal/kg adb

VM (daf)= VM(adb) x 100/(100-IM-Ash) VM (daf) = 39.4 x 100/(100-16.4-4.7) = 49.94 % CV (daf) = CV(adb) x 100/(100-IM) CV (daf) = 5600 x 100/(100-16.4-4.7) = 7098 kcal/kg

(60)

DRY MINERAL MATTER FREE

Adalah basis untuk menyatakan suatu parameter kualitas

batubara yang dikondisikan seolah-olah batubara tersebut tidak mengandung moisture dan mineral matter

MM = 1.08 A + 0.55S

P(dmmf) = P(adb) x 100/(100-Mad-1.08A-0.55S)

P(dmmf) = Parameter (dry mineral matter free) P(adb) = Parameter (air dried basis)

Mad = Moisture (adb) A = Ash(adb)

(61)

CONTOH KALKULASI

(dry mineral matter

free)

TM : 25.5 % ar IM : 16.4 % adb Ash : 4.7 % adb VM : 39.4 % adb FC : 39.5 % adb TS : 0.95 % adb CV : 5600 kcal/kg adb VM (dmmf ) = VM(adb) x 100/(100-IM-1.08Ash-0.55S) VM (dmmf) = 39.4 x 100/(100-1.08x4.7-0.55x0.95) = 50.51 % CV (dmmf)= 5600 x 100/(100-16.4-1.08x4.7-0.55x0.95) = 7179 kcal/kg CV (dmmf ) = CV(adb) x 100/(100-IM-1.08Ash-0.55S)

(62)

Desire result Given results As analyzed (air dry) ad As received (as sampled) AR Dry basis

(DB) Dry, ash, free(DAF) Dry mineral matter free (Dmmf) As analyzed (air dry) ad -100- Mar 100- Mad 100 100- Mad 100 100- Mad – A ad 100 100- Mad–Mmad As received (as sampled) AR 100- Mad 100- Mar -100 100- Mar 100 100- Mar –A ar 100 100- Mar–Mmar Dry basis (DB) 100 - Mad 100 100-Mar 100 -100 100- Adb 100 100 – Mmdb

Dry, ash, free

(DAF) 100-Mad-Aad 100 100-Mar-Aar 100 100-Adb 100 -100-Adb 100-Mmdb Dry mineral matter free (Dmmf) 100-Mad-Mmad 100 100-Mar-Mmar 100 100-Mmdb 100 100-Mmdb 100-Adb -KONVERSI BASIS

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian pemungutan kembali silika dari abu batubara yang sudah dilakukan. oleh Shcherban (1995, 1996) hanya dilakukan untuk satu jenis abu batubara

Pengujian umur lelah pada material alumunium 6061-abu dasar batubara pada material yang tidak mendpatkan perlakuan panas sesuai dengan grafik yang didapatkan dari

Walaupun penurunan kadar abu terlihat signifikan, yaitu 68,6 dan 64,1% untuk batubara dari tumpukan dan 71,7 dan 69,4 %untuk batubara yang berasal dari tambang, namun sesuai

Hal ini disebabkan karena semakin mengecilnya ukuran butir batubara dari 4 mesh kemudian menjadi 6 mesh akan menyebabkan material pengotor batubara dapat terdorong

Perbedaan kualitas tersebut diinterpretasikan disebabkan oleh kondisi gambut pembentuk kedua batubara tersebut berada pada kondisi lingkungan pengendapan topogeneus mires

Perbedaan kualitas tersebut diinterpretasikan disebabkan oleh kondisi gambut pembentuk kedua batubara tersebut berada pada kondisi lingkungan pengendapan topogeneus mires

Proses meningkatnya aktifitas kegiatan penambangan batubara yang ditunjukkan dengan adanya konversi penggunaan lahan hutan menjadi industrti, ditambah adanya

Minyak bumi (crude oil) dapat dipakai sebagai media untuk meningkatkan nilai kalori dan menurunkan kadar abu pada batubara jenis Sub Bituminus dari penambangan lapisan A (seam A)