• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Taman Bacaan Masyarakat

Salah satu program pembangunan pendidikan adalah Program pengembangan Budaya Baca dan Perpustakaan. Program ini bertujuan untuk mendorong terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat melalui peningkatan budaya baca serta penyediaan, bahan bacaan yang berguna bagi aksarawan baru, maupun anggota masyarakat pada umumnya yang membutuhkan untuk, memperluas pengetahuan dan keterampilan demi peningkatan wawasan serta produktivitas masyarakat. Taman Bacaan Masyarakat sebagai medium pengembangan budaya baca merupakan tempat mengakses berbagai bahan bacaan: seperti buku pelajaran, buku keterampilan praktis, buku pengetahuan, buku keagamaan, buku hiburan, karya-karya sastra serta bahan bacaan lainnya yang sesuai dengan kondisi obyektif dan kebutuhan masyarakat sekitar dan minat baca baik bagi aksarawan baru, peserta didik jalur pendidikan formal dan non-formal (warga belajar), dan masyarakat umum tanpa batas usia.

Taman bacaan masyarakat adalah untuk melayani kepentingan penduduk yang tinggal disekitarnya. Mereka terdiri atas semua lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, agama, adatistiadat, tingkat pendidikan, umur dan lain sebagainya.

Sebuah perpustakaan apapun jenisnya didirikan dengan tujuan utama untuk mengumpulkan semua sumber informasi dalam berbagai bentuk , baik informasi tertulis (printed matter), terekam (recorded matter) atau dalam bentuk lain. Kemudian semua informasi tersebut diproses, dikemas, dan disusun sedemikian rupa untuk disajikan kepada masyarakat pemakai yang diharapkan menjadi sasaran dari perpustakaan tersebut.

Pada prinsipnya pengertian Taman Bacaan Masyarakat hampir sama dengan pengertian perpustakaan pada umumnya. Karena kegiatan utama TBM juga adalah mengumpulkan, mengolah, dan menyebarluaskan berbagai macam

(2)

informasi yang berguna bagi masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di sekitar TBM tersebut. Pengertian Taman Bacaan oleh beberapa ahli yaitu :

Pada Buku Pedoman Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat (2006, 9) Taman Bacaan Masyarakat adalah sebuah tempat / wadah yang didirikan dan dikelola baik masyarakat maupun pemerintah untuk memberikan akses layanan bahan bacaan bagi masyarakat sekitar sebagai sarana pembelajaran seumur hidup dalam rangka peningkatan kualitas hidup masyarakat di sekitar TBM.

Sedangkan Menurut Sutarno NS (2006, 19) Taman Bacaan Masyarakat mempunyai tanngung jawab, wewenang, dan hak masyarakat setempat dalam membangunnya, mengelola dan mengembangkannya. Dalam hal ini perlu dikembangkan rasa untuk ikut memiliki (sense of belonging), ikut bertanggung jawab (meluhangrukebi).

Sedangkan Menurut Amrin (2011, 04) Taman bacaan Masyarakat adalah sebuah lembaga atau unit layanan berbagai kebutuhan bahan bacaan yang dibutuhkan dan berguna bagi setiap orang per orang atau sekelompok masyarakat di desa atau diwilayah TBM berada dalam rangka meningkatkan minat baca dan mewujudkan masyarakat berbudaya baca. Serta Menurut Sutarno (2006, 43) Taman Bacaan Masyarakat pada dasarnya adalah perpustakaan yang berbasis pada masyarakat (community based library). Taman Bacaan Masyarakat secara fisik memang bukan/belum dikatakan perpustakaan, meskipun fungsinya tidak berbeda, yakni sebagai sumber ilmu yang dapat dimanfaatkan oleh setiap orang. Dari penjelasan beberapa ahli di atas dapat dipahami bahwa Taman Bacaan Masyarakat adalah lembaga atau unit layanan yang menyediakan bahan bacaan untuk sekelompok masyarakat di suatu wilayah dalam rangka meningkatkan minat baca masyarakat. Masyarakat menyadari dan menghayati bahwa taman bacaan sangat diperlukan oleh masyarakat. Minat masyarakat terhadap TBM harus terus dibina dan dikembangkan sehingga masyarakat memperoleh informasi yang mereka perlukan.

2.2 Manfaat Pendirian Taman Bacaan Masyarakat

Pendirian sebuah Taman Bacaan Masyarakat di tengah-tengah masyarakat tentunya mempunyai banyak manfaat bagi masyarakat di sekitar Taman Bacaan

(3)

khususnya dan bagi seluruh masyarakat pada umumnya. Adapun manfaat-manfaat dari pendirian Taman Bacaan Masyarakat tersebut antara lain :

1. Menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan masyarakat.

2. Dapat meningkatkan minat, kecintaan, kegemaran dan kemampuan membaca masyarakat sekitar, menunjang pendidikan masyarakat, pekerjaan dan segala aktifitas masyarakat di sekitar TBM.

3. Dapat menggerakkan dan menumbuhkembangkan minat baca khususnya warga belajar program pendidikan keaksaraan dan Pendidikan Luar Sekolah lainnya serta masyarakat umum sekitar TBM.

4. Menumbuhkan kegiatan belajar mandiri. 5. Membantu pengembangan kecakapan mandiri.

6. Menambah wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

7. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat. (Murniaty, 2012, 4 )

Sedangkan pada Buku pedoman Pengelolaan Taman bacaan Masyarakat (2006: 1), manfaat taman bacaan masyarakat adalah :

1. Menumbuhkan minat, kecintaan dan kegemaran membaca. 2. Memperkaya pengalaman belajar bagi warga.

3. Menumbuhkan kegiatan belajar mandiri

4. Mempercepat proses penguasaan proses penguasaan teknik 5. Membantu pengembangan kecakapan membaca

6. Menambah wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

7. Melatih tanggungjawab melalui ketaatan terhadap aturan-aturan yang ditetapkan

8. Membantu kelancaran penyelesaian tugas.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa manfaat taman bacaan masyarakat adalah menumbuhkan minat baca dan kecintaan membaca untuk memperkaya pengalaman belajar bagi warga dan menambah wawasan tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain dalam memberikan kemudahan mendapatkan bahan bacaan yang dibutuhkan masyarakat, TBM juga melakukan berbagai kegiatan untuk menumbuhkembangkan minat dan kegemaran membaca, apabila melaksanakan fungsinya dengan baik.

2.3 Tujuan Pendirian Taman Bacaan Masyarakat

Pada Buku pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006, 1). Tujuan Taman Bacaan Masyarakat adalah :

(4)

1. Membangkitkan dan meningkatkan minat baca masyarakat sehingga tercipta masyarakat yang cerdas dan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Menjadi sebuah wadah kegiatan belajar masyarakat. 3. Mendukung peningkatan kemampuan aksarawan baru.

4. Pembrantasan buta aksara sehingga tidak menjadi buta aksara. Sedangkan tujuan lainnya adalah sebagai berikut :

a. Menyediakan berbagai suber bahan bacaan yang sesuai dan berguna bagi warga masyarakat umum di sekitar TBM dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan minat baca masyarakat.

b. Menggerakkan dan mendorong masyarakat sekitar TBM agar mau berkunjung dan memanfaatkan TBM.

c. Memberi fasilitas bagi masyarakat di sekitar TBM untuk dapat melakukan berbagai aktivitas seperti berbagai lomba yang berbasis membaca guna meransang dan mendorong masyarakat mempunyai minat baca dan meningkatkan kemampuan membaca.

d. Menyediakan tempat hiburan segar bagi masyarakat di sekitar TBM yang sekaligus tempat menambah wawasan pengetahuan dan keterampilannya. e. Memotivasi masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap program

pemerintah dalam bidang pendidikan non formal dan peran serta masyarakat dalam pembangunan wilayahnya. (Murniaty, 2012, 4 )

Dari uraian di atas, terlihat keberadaan TBM sebagai sumber pembelajaran yang sangat penting, karena TBM tidak hanya sebagai tempat membaca, namun juga sebagai tempat mencari informasi.

2.4 Fungsi Pendirian Taman Bacaan Masyarakat

Dalam memenuhi peranannya sebagai sumber belajar yang dapat memfasilitasi pembelajaran seumur hidup, TBM mempunyai fungsi sebagai tempat belajar dan mencari informasi yang dibutuhkan masyarakat, baik mengenai masalah yang langsung berhubungan dengan masalah pendidikan maupun tidak berhubungan dengan pendidikan.

Pada Buku pedoman Pengelolaan Taman bacaan Masyarakat (2006, 2), fungsi taman bacaan masyarakat adalah :

1. Sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk belajar mandiri, dan sebagai penunjang kurikulum program Pendidikan Luar Sekolah, khususnya program keaksaraan.

2. Sumber informasi yang bersumber dari buku dan bahan bacaan Iainnya yang sesuai dengan kebutuhan warga belajar dan masyarakat setempat.

(5)

3. Sumber penelitian dengan menyedikan buku-buku dan bahan bacaan Iainnya dalam studi kepustakaan.

4. Sumber rujukan yang menyediakan bahan referensi bagi pembelajaran dan kegiatan akademik Iainnya.

5. Sumber hiburan (rekreatif) yang menyediakan bahan-bahan bacaan yang sifatnya rekreatif untuk memamfaatkan waktu senggang untuk memperoleh pengetahuan/informasi baru yang menarik dan bermamfaat. Dari uraian di atas TBM menjalankan beberapa fungsi. Fungsi tersebut terdiri dari fungsi pembelajaran, hiburan dan informasi. TBM melaksanakan kegiatan pelayanannya bervariasi. Ada banyak nama yang digunakan TBM, misalnya rumah baca, pondok baca, perahu baca, warung baca, namun pada hakikatnya kesemua lembaga atau organisasi tersebut, melakukan fungsi yang sama dengan TBM.

2.5 Peran Pendirian Taman Bacaan Masyarakat

Peran sebuah TBM adalah bagian dari tugas yang pokok yang harus dijalankan di dalam taman bacaan masyarakat. Oleh karena itu peranan yang harus dijalankan itu ikut menentukan dan mempengaruhi tercapainya Visi dan Misi yang hendak dicapai. Setiap taman bacaan yang dibangun akan mempunyai makna apabila dapat menjalankan peranannya dengan sebaik-baiknya, peranan tersebut berhubungan dengan keberadaan, tugas dan fungsinya. Agar dapat meningkatkan minat dan budayabaca, TBM memiliki peran sebagai berikut :

Menurut Muhammad (2010, 81), peran taman bacaan masyarakat adalah : 1. TBM berperan sebagai tempat informasi

Agar dapat dikunjungi masyarakat sekitar TBM harus menjadi tempat layanan informasi yang dibtuhkan oleh masyarakat sekitar melalui media bacaan yang tersedia. Sesuai dengan peran tersebut TBM harus berisi berbagai jenis media seperti buku, audio, audio visual gerak, booklet, atau bahan bacaan praktis lainnya yang dapat memberi informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat sekitar TBM. Dengan demikian di TBM perlu memprioritaskan bahan bacaan yang menjanjikan informasi umum yang sangat dibutuhkan masyarakat sekitar TBM.

2. TBM berperan sebagai tempat untuk memperluas wawasan dan pengetahuan

Sesuai dengan peran tersebut maka TBM harusnya menyediakan pengetahuan yaitu bahan bacaan baik koran, majalah, tabloid, buku otogiografi, kamus, ensiklopedia, buku tentang berbagai nusantara, dan

(6)

sebagainya. Selain itu TBM juga harusnya memiliki bahan bacaan ilmu pengetahuan praktis (yang bersifat aplikatif), serta buku pelajaran untuk membantu anak-anak sekolah tetapi tidak memiliki buku.

3. TBM berperan sebagai tempat hiburan edukatif

Sesuai dengan peran tersebut maka TBM baiknya dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga orang yang belajar merasa senang dan nyaman. Oleh karena itu, TBM juga menyediakan bahan bacaan yang humoris atau bahan bacaan yang bersifat cerita, novel, komik, dan sebagainya.

4. TBM berperan sebagai pembinaan watak dan moral

TBM dapat menjadi tempat pembinaan watak dan moral apabila berisi bahan bacaan yang terkait dengan ilmu dan pengetahuan tentang psikologis, agama, sejarah, otobiografi tokoh/artis dan pengalaman hidup seseorang. 5. Berperan sebagai tempat berperan keterampilan

Untuk memfasilitasi masyarakat yang akan belajar keterampilan TBM perlu menyediakan bahan bacaan baik berbagai keterampilan yang bersifat praktis baik pertukangan, pertanian, peternakan, elektronika dan sebagainya.

Sedangkan Menurut Sutarno NS (2006, 68) peranan yang dapat dijalankan taman bacaan masyarakat antara lain: Secara umum Taman Bacaan Masyarakat merupakan sumber informasi, pedidikan, penelitian, ptreservasi dan pelestarian khasanah budaya bangsa serta tempat rekreasi sehat, murah dan bermanfaat.

1. Mempunyai peranan media atau jembatan yang berfungsi menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkadang di dalam koleksi yang dimiliki.

2. Mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antarasesama pemakai, dan antara penyelenggara taman bacaan masyarakat dengan masyarakat yang dilayani.

3. Dapat berperan sebagai lembaga untuk membangun minat bac, kegemaran membaca, kebiasaan membaca, dan budaya membaca, melalui penyedia berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan krimemanfaatkan, nginan dan kebutuhan masyarakat.

4. Berperan aktif sebagai fasiliator, mediator, motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya.

5. Merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan agen kebudayaan manusia.

6. Berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat dan penunjang Taman Bacaan Masyarakat. Mereka dapat belajar mandiri (otodidak), melakukan penelitian, menggali, memanfaatkan dan mengembangkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan.

7. Petugas Taman Bacaan Masyarakat dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai atau melakukan pendidikan pemakai (user education), dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang pentingnya taman bacaan masyarakat bagi orang banyak.

(7)

8. Menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua karya manusia yang tidak ternilai harganya.

2.6 Organisasi Taman Bacaan Masyarakat

Untuk menguatkan keberadaan TBM di masyarakat, maka diperlukan organisasi TBM.

Menurut Murniaty (2012, 5) “Organisasi adalah suatu bentuk kerjasama antara sekelompok orang berdasarkan suatu keterikatan untuk mencapai suatu tujuan yang telah desepakati bersama”.

Beberapa hal yang perlu dipikirkan berkaitan dengan organisasi TBM antara lain adalah :

2.6.1 Taman Bacaan Masyarakat Sebagai Perpustakaan Milik Masyarakat Taman Bacaan Masyarakat adalah sebuah organisasi milik masyarakat karena merupakan suatu bentuk kerjasama dari kelompok masyarakat di sekitar TBM untuk mencapai satu tujuan bersama yaitu menyediakan berbagai jenis sumber informasi yang sesuai dengan masyarakat di sekitar TBM.

Namun perlu diakui bahwa sebuah TBM keberadaannya tidak melembaga secara kuat dan sangat bergantung kepada komunitas masyarakat yang peduli mengelola dan membiayainya. Artinya, jika pengelolanya terus aktif maka TBM tersebut akan terus eksis. Sebaliknya apabila karena satu dan lain hal, perhatian dan kepedulian pengelolanya menurun, maka akan langsung berdampak kepada kelangsungan hidup TBM tersebut. Oleh karena itu keadaannya akan selalu pasang dan surut.

TBM harus memiliki dokumen yang membuat antara lain susunan organisasi, pengelolaan anggaran dan aset yang jelas, perencanaan program kegiatan yang jelas, sampai sistem pelaporan. Walaupun sederhana, semua dokumen ini akan diperlukan sebagai pegangan bagi pengelola TBM, pemangku kepentingan TBM, maupun pihak lainnya. Lebih baik lagi bila keberadaan organisasi TBM disahkan oleh akte notaris secara legal.

(8)

2.6.2 Gedung/ Bangunan/ Ruangan TBM

Menurut Murniaty (2012,6) Sebuah TBM hendaknya memiliki gedung/bangunan/ruangan yang jelas keberadaannya sebagai tempat untuk meletakkan koleksi bahan pustaka dan juga menyelenggarakan berbagai aktifitas layanan TBM. Gedung/Bangunan/Ruangan TBM tidak harus permanen, tetapi cukup mempunyai ruang gerak yang memadai untuk beraktifitas. Juga bisa melindungi koleksi bahan pustaka dari hujan dan panas matahari. Lokasinya juga diusahakan berada ditengah-tengah aktifitas masyarakat setempat sehingga memudahkan masyarakat dalam mengunjungi TBM tersebut.

2.6.3 Visi dan Misi TBM

Sebuah organisasi Taman Bacaan Masyarakat yang baik hendaknya memiliki visi dan misi yang jelas. Hal-hal tersebut merupakan pedoman, arah, dan tuntunan untuk mencapai tujuan akhir. Oleh karena itu visi dan misi TBM harus disesuaikan dengan kebijakan dengan kebijakan dari lembaga yang menaunginya ( kalau ada) atau disesuaikandengan keinginan masyarakat di sekitar berdirinya TBM. Menurut Murniaty (2012, 7) pengertian visi dan misi adalah sebagai berikut :

“Visi adalah cara memandang tentang kondisi dan situasi masa depan dan merupakan gambaran keadaan yang ingin dicapai di masa depan, yang secara rasional dapat diwujudkan”.

“Misi merupakan penjabaran lebih lanjut dari visi. Misi merupakan pokok-pokok kegiatan yang harus dirimuskan agar lebih realistis untuk mencapainya”.

2.7 Kegiatan Taman Bacaan Masyarakat

Kegiatan yang dilakukan oleh sebuah TBM sangat bervariasi, tergantung pada besar kecilnya ruang lingkup organisasai TBM. Sebuah TBM yang sudah besar dan berkembang dapat membagi tugas dan pekerjaannya kepada beberapa pengelola dalam beberapa bidang. Sementara TBM yang yang relatif masih kecil dan sederhana dapat menyederhanakan pembagian tugasnya kepada pengelola yang terbatas pula. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam operasionalisasi TBM adalah sebagai berikut :

(9)

2.7.1 Administrasi TBM

Kegiatan administrasi di TBM menekankan kepada urusan surat keluar dan surat masuk ke TBM dan juga pencatatan dari setiap program dan kegiatan-kegiatan TBM.

2.7.2 Pengadaan Koleksi Taman Bacaan Masyarakat

Pengadaan koleksi bahan pustaka merupakan proses awal dalam mengisi TBM dengan berbagai sumber informasi seperti buku, majalah, surat kabar, kliping, foto-foto kegiatan masyarakat, dan lain-lain.

Beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan kebijakan pengadaan koleksi ini antara lain: mempelajari peta dan kondisi masyarakat pemakai serta melakukan survei minat pemakai, sehingga pengadaan koleksi dapat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat pemakai TBM.

Pengadaan koleksi dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain: pembelian, sumbangan/hadiah, tukar-menukar, menggandakan (fotokopi), atau menerbitkan sendiri, termasuk di dalamnya membuat kliping. Pengadaan koleksi yang bersumber dari pembelian dapat dipilih berdasarkan seleksi melalui katalog penerbit, brosur, bibliografi, permintaan pemakai, perkembangan penerbitan, perkembangan informasi, dan lain-lain.

Pekerjaan di pengadaan koleksi termasuk juga pencatatan (inventarisasi) dari koleksi yang sudah dibeli atau didapatkan dari berbagai sumber tersebut ke dalam buku induk TBM atau database TBM (jika TBM-nya sudah digital). Data yang diinput/ditulis ke dalam buku induk tersebut adalah:

• Tanggal diterima di TBM • Nama pengarang

• Judul buku • Edisi (kalau ada) • Nama penerbit

• Tempat dan tahun terbit

• Sumber (membeli, sumbangan, hadiah, tukar-menukar)

• Keterangan lain yang dianggap perlu (seperti harga, jumlah eksemplar, seri, dll). ( Murniaty, 2012, 10)

(10)

Koleksi yang sudah di inventaris kemudian distempel kepemilikan sesuai dengan nama TBM yang bersangkutan. Stempel ini untuk menandakan bahwa koleksi tersebut milik TBM.

2.7.3 Pengolahan Koleksi TBM

Pengolahan koleksi adalah pekerjaan yang diawali sejak koleksi diterima di TBM sampai koleksi tersebut dapat ditempatkan di rak buku yang dapat dilayankaan kepada pengunjung TBM. Sebelum pekerjaan pengolahan koleksi dimulai ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan berkaitan dengan rencana operasioal pengolahan koleksi, yaitu:

• Menentukan sistem klasifikasi dan katalogisasi yang akan dipakai.

• Menentukan kebijakan otomasi dan kebijakan komputer dalam mengolah, menyimpan dan menggunakan koleksi (kalau TBM tersebut ingin otomasi).

• Merancang kartu-kartu, slip buku, dan formulir-formulir yang diperlukan. ( Murniaty, 2012, 11)

Adapun pekerjaan pengolahan koleksi meliputi:

1. Klasifikasi Koleksi

Mengklasifikasi koleksi adalah kegiatan mengelompokkan bahan pustaka/koleksi berdasarkan pada isi atau subyek yang sama dengan menggunakan sistem klasifikasi tertentu, contohnya dalah DDC (Dewey Decimal Classificasion). Maksud dari klasifikasi adalah agar semua bahan pustaka yang sama isi atau subyeknya akan terkumpul menjadi satu. Selanjutnya akan memudahkan untuk mengatur, menempatkan atau menemukannya kembali bila diperlukan pemakai. (Murniaty, 2012, 12) 2. Katalogisasi

Menurut Murniaty (2012, 12) “Katalogisasi merupakan proses mengatalog koleksi bahan pustaka di TBM, seperti buku, majalah, koran, kliping, brosur, dll. Hasil pekerjaan dari katalogisasi adalah pembuatan “kartu katalog” atau yang dimuat dalam bentuk pangkalan data komputer”. Kartu katalog berisi keterangan-keterangan yang lengkap tentang keadaan fisik bahan pustaka, yang mencakup informasi antara lain:

(11)

• Judul buku, baik judul utama maupun sub judul.

• Keterangan tentang kota terbit, nama penerbit, dan tahun terbit koleksi.

• Keterangan tentang jumlah halaman, ukuran buku, ilustrasi, indeks, tabel, dan bibliografi.

• Keterangan singkat mengenai isi penerbitan, judul asli, dan pengarang asli (apabila buku tersebut hasil terjemahan). (Murniaty, 2012, 12)

2.8 Layanan Pengguna

Taman Bacaan Masyarakat dikatakan baik apabila dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pengunjung. Kepuasan pemakai dapat dilihat dari seberapa jauh taman bacaan masyarakat menyediakan berbagai jenis koleksi yang dibutuhkan oleh para pemakainya. Keberhasilan TBM dalam melayani masyarakat penggunanya antara lain terlihat dari berapa banyak orang yang memanfaatkan TBM setiap hari dan seberapa jauh TBM menyediakan berbagai jenis koleksi bacaan yang dibutuhkan pengguna.

Pada Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006, 17) Layanan TBM yang dibutuhkan masyarakatnya adalah :

1. Suasana TBM

Ruang TBM hendaknya dapat menyenangkan pengunjung. Oleh karena itu harus diatur agar tetap bersih, sejuk, tentram, rapi dan aman jugs termasuk pengaturan mobiler dan peralatan/perlengkapan Iainnya sehingga pengunjung merasa senang berada di ruang TBM.

2. Tenaga Pelayanan

a. Tenaga pelayanan TBM sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:

b. Memiliki pengetahuan dasar tentang pengelolaan TBM

c. Memiliki kemauan dan kemampuan untuk melayani orang dengan ramah, sopan, teliti, tekun dan senang membaca

d. Berpenampilan menyenangkan sehingga orang tidak segan bertanya atau meminta pertolongan

e. Pandai bergaul sehingga orang merasakan dekat dan diperhartikan. 3. Sistem Layanan TBM

TBM menggunakan sistem layanan terbuka sehingga pengunjung/ pengguna dapat masuk ke ruang baca untuk memilih dan mengambil bahan bacaan sendiri di rak, atau dapat pula minta bantuan dari petugas. Mereka menggunakan sarana/tempat baca dengan bebas.

(12)

Jenis kegiatan pelayanan:

Pada Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006, 17) jenis kegiatan layanan TBM ada dua yaitu:

a. Layanan membaca, yaitu memanfaatkan bahan bacaan seperti buku, majalah, surat kabar dan lain-lain untuk membaca di ruang baca.

b. Peraturan sirkulasi (peminjaman) yaitu peminjaman buku untuk dibawa ke rumah atau di luar ruangan TBM. Pengguna yang boleh meminjam buku hanyalah anggota yang telah terdaftar.

Dari uraian di atas dapat diketahui layanan TBM harus senyaman mungkin, dan tenaga pelayanannya berpenampilan menyenangkan sehingga masyarakat pengguna TBM tidak segan untuk bertanya atau meminta bantuan serta merasakan dekat dan diperhatikan.

2.9 Pengelola Taman Baca Masyarakat

Pendidikan Keaksaraan sangat berhubungan dengan TBM agar warga buta aksara yang sudah melek aksara tidak buta kembali dengan adanya TBM ini sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga sesuai dengan minat dan kebutuhan setempat. Sedangkan program Taman Bacaan Masyarakat belum dapat dikatakan berhasil apabila kemampuan, keterampilan dan kinerja pengelola belum memadai untuk mengelola Taman Bacaan Masyarakat, sehingga bagi para Pengelola TBM agar dapat mengikuti pelatihan yang berhubungan dengan penyelenggaraan TBM sebelum melaksanakan tugasnya.

Pada Buku Pedoman Pengelolahan Taman Bacaan Masyarakat (2006, 23) Pengelola Taman Bacaan Masyarakat harus memiliki :

a. Pengelola TBM yang diselenggarakan oleh masyarakat harus memiliki sikap peduli tanpa pamrih (relawan) untuk membantu melayani bahan bacaan dan pembimbing masyarakat membaca, berbeda dengan TBM yang dikelola oleh pemerintah.

b. Pengelola diutamakan berlatar pendidikan bidang komunikas atau pendidikan yang memahami berbagai bahan bacaan serta responsif gender dan berkomitmen untuk mengembangkan minat baca masyarakat.

c. Pengelola TBM diutamakan memiliki usaha ekonomi ditempat TBM, misalnya warung kopi, wartel, counter HP, dll.

(13)

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pengelola TBM harus memiliki sikap peduli dan tanpa pamrih untuk melayani bahan bacaan dan membimbing masyarakat dengan latar belakang pendidikan bidang komunikasi agar dapat mengembangkan minat baca masyarakat serta memiliki usaha ekonomi ditempat dimana TBM tersebut didirikan sehingga memberi kenyamanan pada pengguna TBM.

2.9.1 Tugas-tugas pengelola TBM

Untuk mewujudkan peran TBM tersebut maka pengelola mempunyai tugas untuk tercapainya masyarakat yang akan belajar keterampilan dan menumbuhkembangkan minat baca terhadap masyarakat.

Pada Buku Pedoman Pengelolahan Taman Bacaan Masyarakat (2006, 24) tugas-tugas pengelola TBM adalah :

a. Melakukan sosialisasi promosi bahan bacaan yang ada di TBM bagi masyarakat sekitar dan keberadaan TBM tersebut.

b. Melakukan kajian sederhana untuk mendapatkan data profil masyarakat yang akan dilayani sehingga jenis bahan bacaan yang disediakan sesuai dengan kebutuhan bahan bacaan masyarakat.

c. Memberi layanan membaca, meminjam, melakukan berbagai aktifitas untuk meningkatkan kemampuan membaca, meransang minat baca dan lain-lain.

d. Mengumpulkan bahan bacaan (buku, leaflet, booklet, dll) dari para donatur taman bacaan baik masyarakat perorangan maupun lembaga dan juga dari lembaga pemerintah maupun swasta baik dari pusat maupun daerah.

e. Memberi layanan (jam buka TBM) secara optimal setiap hari sejak pagi sampai malam agar masyarakat yang tidak sempat berkunjung ke TBM pagi hari akibat kesibukan dapat dikunjungi malam hari.

f. Menata Bahan Bacaan di ruang display bahan bacaan.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa tugas pengelola TBM adalah mempromosikan bahan bacaan yang ada di TBM bagi masyarakat sekitar dan keberadaan TBM itu sendiri. Selain mempromosikan bahan bacaan , pengelola juga dapat mengumpulkan bahan bacaan yang bervariasi dari para donator agar pengguna TBM tidak merasa bosan tetapi bahan bacaan tersebut berbasis kebutuhan masyarakat.

(14)

2.9.2 Sosialisasi Dan Promosi TBM

Masyarakat tidak secara langsung merespon program TBM. Perlu adanya sosialisasi tentang TBM dan manfaatnya. Dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat maka pengelola TBM perlu kreatif untuk melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mensosialisasikan dan mempromosikan keberadaan TBM untuk menarik minat masyarakat untuk berkunjung ke TBM. Beberapa kegiatan kreatif dan inovatif yang dapat dilakukan antara lain :

1. Membangun kemitraan dengan berbagai instansi, organisasi atau kelompok-kelompok masyarakat yang memiliki tujuan yang sama, sehingga membuat gaung TBM lebih terdengar lagi.

2. Pengelola mengadakan kegiatan membaca bersama anggota dengan memilih tema bacaan yang sesuai dengan bulan yang sedang berlangsung misalnya bulan Oktober dipilih buku tentang Sumpah Pemuda, pada bulan Desember dipilih buku tentang hari Ibu, pada bulan April dipilih buku tentang RA. Kartini, pada bulan Mei dipilih buku tentang Pendidikan, dll.

3. Belajar dengan ahli; yaitu pengelola mendatangkan seorang ahli dibidangnya misalnya ahli menulis seperti Ali Murthado, ahli melukis, ahli bertutur/mendongeng, dan lain-lain. Untuk memberikan pelajaran kepada anggota TBM.

4. Olahraga rutin; misalnya setiap minggu diadakan kegiatan olahraga di sekitar TBM seperti bulutangkis, senam, dll.

5. Menonton film; dengan menonton film-film pendidikan, film perjuangan. Hal ini baik dikerjakan saat liburan anak-anak sekolah. 6. Outbond bersama buku; dapat dilakukan dengan menggunakan sepeda,

berkeliling lingkungan tempat tinggal TBM itu berada, tetapi tetap membawa buku.

7. Menggelar aneka lomba; yang sifatnya seremonial seperti lomba mewarnai, lomba menggambar, lomba melukis, lomba menulis, lomba membaca, dll. Aneka lomba tersebut harus dilaksanakan disekitar TBM agar masyarakat mengenal lebih dekat keberadaan TBM.

8. Publikasi, seiring dengan majunya teknologi yang semakin pesat, membuat media publikasi pun semakin beragam. Mulai dari majalah dinding, papan informasi, surat kabar, majalah, hingga pembuatan website dapat dimanfaatkan. (Murniaty, 2012, 15)

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa sosialisasi dan promosi TBM yang dapat dilaksanakan sesuai dengan kemampuan masing-masing TBM dibarengi dengan motivasi yang kuat dari para pengelola TBM untuk melaksanakannya. Dana atau uang bukan segala-galanya untuk menjalankan

(15)

berbagai kegiatan namun dibutuhkan kreatif untuk berkarya demi menumbuhkan minat baca masyarakat pada taman bacaan masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian uji kinerja alat digester pada pembuatan pulp dari limbah jerami padi dengan proses soda, penelitian ini menggunakan variabel tetap yaitu menggunakan larutan

Sedangkan yang dimaksud dengan Konsiliator Hubungan Industrial yang selanjutnya disebut dengan konsiliator adalah seorang atau lebih yang memenuhi syarat-syarat sebagai

ketidaktepatan 1,4%. Analisis kesalahan penggunaan ejaan dan kalimat efektif dalam tajuk rencana tribun Lampung selanjutnya diimplementasikan dalam pembelajaran sebagai contoh

Permasalahan yang ditemukan di SMP N 1 Singaraja adalah belum optimal penyerapan materi IPS oleh siswa kelas VIII, pemanfaatan fasilitas wifi dan Facebook di

5.5 Jika Anda adalah pelanggan saat ini untuk layanan dukungan teknis Oracle untuk Sistem Operasi (misalnya, Oracle Premier Support for Systems, Oracle Premier

Kini, Android Ice Cream Sandwich merupakan salah satu sistem operasi yang paling banyak digunakan oleh para pengembang smartphone yang sudah memiliki nama besar seperti

Hasil wawancara dengan petani di desa ini, disimpulkan bahwa: persepsi keuntungan usahatani kelapa sawit rakyat adalah lebih tinggi daripada usahatani karet

Parameter yang diamati jenis gulma dan populasi total, berat kering gulma, Tinggi tanaman, jumlah daun, bobot kering tanaman, bobot tongkol, panjang tongkol, lingkar