PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG
REMAJA DI TEMPAT WISATA KANAGARIAN SILOKEK
KABUPATEN SIJUNJUNG
ARTIKEL
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)
MONDRI SALDI PUTRA
11070074
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2016
Nama
NPM
tl
ALrLrrl
y fu i-trri"
bAi:iAi*'
;Li{
l
ff\el-Persepsi
Ma*yu.ok t
Terhadap
Perila\+
M€nyimpang,Remaja
Di Tempat Wisata
Kanagaiian
Silokek
:
Mondri
Satdi Putra:11070074
Progaram
Sudi:
:Pendidikan
Sosiologi JurusanInstitusi
Artikel
ini'
telah'
disetuiui
oleh drserahkan keProdi?endidikan
Sosiologi...
Pembimbing
I
: :Pendidikan
IImu
Pengetahuan Sosial: Sekolah Tinggi. K'eguruan alan
IImu
Pendidikan(STKI?)
PGRI
Sumatera Baratdosen
pennbirnbing skripsi, ,
untuk
Padang,
l8
Agustus 2016Pembimbing
II
/iit
l;lll ,'f
il,'!r-r
lw
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG
REMAJA DI TEMPAT WISATA KANAGARIAN SILOKEK
KABUPATEN SIJUNJUNG
Mondri Saldi Putra
1Rinel Fitla Yeni
2Yuhelna
3Program Studi Pendidikan
Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
With so many tourist attractions that are in Nagari Silokek not infrequently there are also behaviors that violate the values and norms prevailing in the society. One of the infringing behavior is rampant juvenile deviant behavior. The research question is how the public perception of behavior is deviant adolescents in the sights Kanagarian Silokek Sijunjung. This study aimed to describe the public perception of behavior is deviant adolescents in the sights Kanagarian Silokek Sijunjung.
The theory used in this research is the theory of differential association by Edwin H. Suterland. This research is a descriptive qualitative approach, the technique used in data collection are observation, interview. Informant selection technique is purposive sampling (informant aims) where the informants are set intentionally by the researchers, the number of informants based on the needs and the adequacy of research data, the accuracy of the data analysis using techniques Milles and Huberman.
Based on the research that has been done about the public perception of the deviant behavior of teenagers in sights Kanagarian Silokek Sijunjung can be concluded, namely: 1) the behavior of adolescents are not in accordance with the values and norms in society, 2) have no shame, 3) gave rise to a negative view of society outside of the tourist attractions, 4) is not in accordance with the religion.
Keyword: perception, community, deviant behavior. PENDAHULUAN
Remaja merupakan kalangan
masyarakat yang memiliki karakteristik
lebih sensitif dibandingkan masyarakat usia dewasa. Masa remaja ini merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, pada usia ini terjadi perubahan yang menonjol pada diri anak baik perubahan fisik maupun pola berpikir.
Hurlock (dalam Depdiknas 2003:6)
menyatakan bahwa ada
perubahan-perubahan yang sama yang hampir bersifat universal pada masa remaja, yaitu: (1) meningginya emosi, yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan pisik dan psikologis, (2) Perubahan tubuh, minat dan peran diharapkan oleh kelompok sosial untuk dimainkan, menimbulkan masalah baru, (3) dengan berubahnya minat dan pola perilaku, nilai-nilai juga berubah, (4)
sebagian besar remaja bersikap mendua (ambivalen) terhadap setiap perubahan.
Pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja akan berdampak pada aspek kognitif, afektif dan psikomotornya. Salah satu dampak negatif yang terjadi pada remaja dengan adanya perubahan emosi yaitu sering terjadi pertikaian diantara remaja yang mengakibatkan banyaknya terjadi perilaku menyimpang dikalangan remaja.
Menurut Kartono Kartini (1981:12)
perilaku menyimpang juga dikatakan
sebagai tingkah laku yang abnormal, yang dimaksud dengan tingkah laku abnormal adalah tingkah laku atau perilaku yang tidak
bisa diterima oleh masyarakat pada
umumnya. Sedangkan tingkah laku
laku atau perilaku yang tidak bisa diterima dalam masyarakat pada umumnya dan tidak sesuai dengan norma sosial yang ada.
Perilaku menyimpng dapat terjadi dimana saja, salah satunya yaitu di tempat wisata. Salah satu tempat wisata yang berada di Kabupaten Sijunjung yaitu di Kanagarian Silokek juga sebagai tempat kenakalan bagi remaja. Objek wisata Kanagarian Silokek
Kabupaten Sijunjung ini menyediakan
sarana wisata alam dimana terdapat pasir
putih, sungai, tebing-tebing tinggi,
pepohonan, dan kawasan hutan.
Adapun bentuk perilaku
menyimpang remaja yang terdapat pada objek wisata Kanagarian Silokek Kabupaten
Sijunjung diantaranya yaitu: pencurian,
pemakaian obat-obat terlarang hingga
perbuatan zina. Perilaku menyimpang yang menjadi fokus penulis dalam melakukan penelitian ini yaitu perbuatan zina yang dilakukan oleh kalangan remaja.
Perilaku menyimpang tersebut
dilakukan dalam bentuk berzina, mesum, mencuri dan sebagainya. Pada tahun 2013 tertangkap 6 orang di dalam Ngalau sedang berciuman dan esek-esek. Pada tahun 2014 terdapat 8 orang yang sedang berhubungan seks di dalam Ngalau dan ada juga yang
memanfaatkan batu-batu besar untuk
melepaskan nafsu mereka. Pada tahun 2015
pelaku penyimpangan remaja semakin
bertambah yaitu 12 orang tertangkap di dalam Ngalau ada yang sedang berhubungan seks dan ada juga yang sekedar berciuman dan berpeluk-pelukan di balik batu-batu besar yang terdapat di Ngalau tersebut. Dari 28 orang pelaku penyimpangan terdapat 2 orang yang melakukan penyimpangan lain seperti melakukan pencurian.
JENIS DATA DAN METODE
Penelitian ini dilakukan selama
bulan Mei 2016. Lokasi penelitian ini adalah
objek wisata di Kanagarian Silokek
Kabupaten Sijunjung. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif dan tipe penelitian ini adalah deskritif. Metode pemilihan informan dalam penelitian ini adalah dengan cara purposive
sampling (Afrizal, 2008: 101). Adapun
jumlah informan dalam penelitian ini adalah 15 orang. Dalam penelitian ini, penelitian
menggunakan data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara. Model
analisis data dalam penelitian ini
menggunakan model analisis data Miles dan Huberman.
HASIL PENELITIAN
1. Perilaku Menyimpang Remaja yang
Terdapat di Tempat Wisata Nagari Silokek
a. Berkelahi dan berjudi
Dalam kasus perkelahian dan
berjudi yang terdapat di wisata Silokek ini adalah mereka yang masih tergolong remaja.
Biasanya remaja disana selain
memanfaatkan Wisata Pasir Putih untuk
tempat berlatih beladiri mereka juga
memanfaat tempat tersebut untuk bermain voly dan sepak bola. Dalam bermain voly dan sepak bola biasanya para remaja bertaruh satu sama lain, ada taruhannya rokok, uang dan lain sebagainya. Dalam sebuah permain pasti ada yang namanya menang dan kalah, jika bagi remaja yang kalah terkadang ada yang tidak bisa menerima kekalahannya, jika mereka tidak bisa menerima kekalahannya maka mereka akan emosi dan jika mereka tidak mampu menahan emosi maka terjadilah perkelahian.
b. Minum-minuman keras dan narkoba
Selain perkelahian yang dilakukan oleh para remaja di Wisata Pasir Putih, juga terdapat beberapa kenakalan lainnya yang juga dilakukan oleh kaum remaja seperti
minum-minuman keras dan memakai
narkoba. Para remaja yang mengkonsumsi minum-minuman keras dan narkoba ini dipicu oleh stres karena karena putus cinta, stres karena tugas sekolah yang tidak mampu ia kerjakan dan ada juga karena ajakan teman-teman. Biasanya mereka memperoleh minum-minuman keras ini dari uang yang mereka kumpulkan bersama dan
mereka membelinya diwarung-warung
langganan mereka. Dalam mengkonsumsi narkoba mereka ada yang membeli secara pribadi dan ada yang secara bersama, narkoba ini mereka dapatkan dari teman
yang tahu tempat penjualan narkoba
tersebut. Bagi mereka yang kedapatan sedang minum-minuman dan mengkonsumsi narkoba biasanya dilaporkan ke ketua
pemuda, biasanya ketua pemuda tersebut memberikan nasehat kepada mereka dan memberikan peringat jika kedapatan sekali lagi mengkonsumsi hal tersebut maka mereka akan diserahkan kekantor polisi.
c. Pacaran yang luar biasa (melampaui
batas)
Pacaran adalah hubungan antara dua orang yang berlawanan jenis dan mereka
memiliki keterikatan emosi, dimana
hubungan ini didasarkan karena adanya
perasaan-perasaan tertentu dalam hati
masing-masing. Pacaran yang luar biasa bukanlah pacaran yang istimewa tapi luar
biasa dalam tanda kutip. Banyaknya
aktivitas yang salah dalam pacaran itu sendiri sehingga bisa dikatakan pacaran luar biasa, pacaran yang lebih dari biasanya. Aktivitas-aktivitas yang dilakukannya pun luar biasa sudah melampai batas seperti berpelukan-pelukan, berciuman bahkan yang lebih parahnya lagi sampai melakukan hubungan seks pranikah.
Pacaran seperti inilah yang banyak melanda pasangan remaja-remaja zaman sekarang karena masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa dimana pada masa ini rentan sekali untuk mencoba-coba dan mudah terjerumus ke hal-hal yang negatif jika tidak pandai memilih teman dalam bergaul. Dalam pacaran yang luar biasa (melampai batas) ini pasangan remaja pasti mencari tempat untuk ia bisa melakukan hal-hal yang membuat ia dan pasangannya senang seperti mencium, memeluk dan hingga menikmati tubuh pasangannya, salah satu tempat yang ia pilih adalah wisata Silokek.
Karena Wisata Silokek ini memiliki keindahan yang luar biasa, jadi para pengunjung banyak yang tertarik untuk kesana terutama pasangan remaja. Pasangan remaja ini banyak memilih Ngalau untuk pacaran dibandingkan dengan tempat lain yang ada di Pariwisata Silokek tersebut karena Ngalu ini berbentuk Goa jadi pasangan tersebut bisa masuk kedalam goa tersebut sementara goa tersebut gelap karena cahaya matahari tidak sampai kedalam Ngalau tersebut.
Hal tersebutlah yang membuat pasangan remaja tersebut mudah untuk
melakukan hal-hal yang tidak wajar seperti berciuman, berpelukan sampai tertangkap berbuat mesum di dalam Ngalau tersebut.
2. Persepsi Masyarakat Terhadap
Penyimpangan Remaja
Nagari Silokek merupakan salah satu daerah yang terdapat di Kabupaten Sijunjung yang merupakan tempat strategis bagi kaum remaja untuk berekreasi dan menghabiskan waktu luang mereka. Karena Nagari Silokek terkenal dengan keindahan alamnya dan daerah ini memiliki banyak
tempat-tempat wisata yang menarik
pengunjung untuk datang tempat tersebut. Tempat pariwisata yang ada di Nagari Silokek ini tidak hanya dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif tetapi juga dimanfaatkan oleh para remaja untuk hal-hal yang negatif.
a. Perilaku Remaja Tersebut Tidak
Sesuai dengan Norma yang Berlaku didalam Masyarakat
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca,
dan sebagainya. Sedangkan perilaku
manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003:15).
Masyarakat Nagari Silokek melihat dan mengamati sikap yang diperlihatkan atau ditampilkan didepan umum oleh orang-orang yang ada disekitarnya termasuk perilaku remaja yang berkunjung ke tempat Pariwisata Silokek, perilaku remaja tersebut tergolong kedalam perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Jika pengunjung Pariwisata Silokek ini hanya sebatas berpacaran saja dan berperilaku sopan maka masyarakat tidak akan mempermasalahankan hal tersebut, tetapi jika mereka pacaran sampai berbuat hal-hal yang tidak baik (melampai batas) dan berkunjung lewat dari jam 5 sore maka itu sudah bisa dkatakan melanggar norma
masyarakat, karena ada aturan yang
dilanggar berbuat yang tidak wajar (mesum) ditempat wisata tersebut. Permasalahan yang muncul ditengah masyarakat sehubung
dengan perilaku pengunjung wisata silokek
yang telah melampai batas, sebagai
pengunjung yang baik remaja ini harus mampu mematuhi aturan yang berlaku ditempat wisata tersebut bukan berbuat semaunya saja
Jika seseorang tidak berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku ditengah masyarakat dimana ia tinggal maka akan terjadi kekacauan dalam dirinya, mereka akan berbuat sesuka hatinya tampa berpikir panjang tentang dampak dari perbuatan yang ia lakukan, selain itu masayarakat juga akan berpandangan bahwa
orang yang melakukan perilaku
menyimpang tersebut tidak memiliki
pandangan hidup sehingga ia tidak bisa membedakan mana yang baik mana yang
buruk untuk dirinya. Remaja yang
melanggar nilai dan norma yang berlaku di Nagari Silokek bukan hanya sebagai objek yang diperhatikan kemudian dimaknai saja oleh masyarakat tetapi juga mendapat reaksi
dari masyarakat seperti memberikan
hukuman.
b. Tidak Memiliki Rasa Malu
Malu merupakan perangai yang mendorong seseorang untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang buruk dan tercela,
sehingga mampu menghalangi dari
melakukan dosa dan maksiat. Rasa malu yang dimiliki seseorang akan mengajak pemiliknya agar menghiasi diri dengan yang mulia dan menjauhkan diri dari sifat-sifat yang hina dan jika seseorang memiliki rasa malu ia pasti memiliki keimanan yang baik dan tidak akan mudah terjerumus kehal-hal yang buruk seperti kenakalan remaja yang terdapat di wisata Silokek, hal tersebut terjadi karena didalam diri mereka tidak lagi ada yang namanya malu. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak akan dapat terlepas dari
pergaulan. Hubungan dengan sesama
manusia turut menentukan perilaku
seseorang ditengah-tengah masyarakat. Perilaku menyimpang yang terdapat di tempat Wisata Silokek dipandang oleh masyarakat setempat sebagai perilaku yang tidak memiliki rasa malu terhadap sesama. Pemikiran masyarakat yang didasarkan atas pengalaman tersebut harus sejalan dengan realitas yang terjadi dan tidak boleh
menyimpang melebihi batasan-batasan
tersebut. Ketika fenomena yang terjadi
melebihi pengalaman masa lalu masyarakat, maka akan terjadi perbedaan pandangan dan
masyarakat akan menganggap bahwa
fenomena yang terjadi itu merupakan sesuatu yang salah dan melanggar.
Seperti halnya remaja yang
berkunjung ke tempat Wisata Silokek, hal-hal yang dilakukan oleh remaja tersebut dianggap sesuatu yang tidak dibenarkan. Bagi masyarakat yang melihat remaja tersebut berbuat yang tidak wajar atau senonoh maka masyarakat tersebut akan memaknai perilaku tersebut sebagai perilaku yang tidak memiliki rasa malu.
Mengembangkan rasa malu
ditengah masyarakat itu perlu jika mereka menyimpang dari nilai dan norma. Jika rasa malu sudah tidak ada lagi maka harga diripun akan hilang. Demikian lah yang terjadi pada remaja yang berperilaku menyimpang di tempat wisata Silokek tersebut rasa malu pada dirinya sudah mulai berkurang bahkan bisa dikatakan sudah hilang sehingga ditengah masyarakat ia tidak merasa keberatan berbuat asusila. Seperti pernyataan di atas, bahwasanya ada
perbuatan-perbuatan remaja yang
berkunjung ke tempat Wisata Silokek yang tidak lagi memiliki rasa malu baik malu kepada diri sendiri maupun malu kepada masyarakat setempat apalagi malu kepada Allah SWT.
Perilaku menyimpang yang
terdapat di tempat wisata Silokek seperti:
berpeluk-pelukan, cium-ciuman bahkan
sampai berbuat mesum merupakan perilaku yang tidak memiliki rasa malu. Hal ini
berdasarkan pengalaman masa lalu
masyarakat perilaku yang demikian
merupakan perilaku yang memalukan jika dilihat oleh orang lain, namun pada saat sekarang ini nilai sudah bergeser perilaku-perilaku yang memalukan dimasa lampau tersebut pada saat sekarang sudah menjadi hal yang biasa, oleh karena itu masyarakat memandang bahwa remaja yang berperilaku menyimpang di tempat wisata Silokek tersebut tidak memiliki rasa malu terhadap sesama.
c. Memunculkan Pandangan Negatif Masyarakat Luar Terhadap Tempat Wisata Silokek
Pandangan adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya
baik lewat penglihatan maupun
pendengaran. Sedangkan masyarakat adalah sebuah proses dimana sekelompok individu yang hidup dan tinggal bersama dalam wilayah tertentu, memberikan tanggapan terhadap hal-hal yang dianggap baik dan buruk dilingkungan tempat tinggal mereka. Dengan banyaknya kejadian yang tidak baik yang terdapat di wisata Silokek ini, seperti banyaknya remaja yang tertangkap sedang berbuat mesum di dalam Goa membuat
masyarakat luar berpandangan negatif
terhadap tempat wisata tersebut. Karena setiap orang dan masyarakat dipengaruhi oleh indera penglihatan dan pendengaran dalam memberikan penilaian tersehadap sesuatu, jika mereka melihat kejadian yang buruk dan mendengarkan hal-hal yang buruk dari orang lain maka ia akan berpandangan yang buruk terhadap hal tersebut dan begitu sebaliknya jika mereka melihat yang bagus dan mendengarkan informasi yang baik-baik dari orang lain maka secara otomatis mereka akan memberikan penilaian yang bagus dan baik pula terhadap sesuatu yang dilihat dan didengarkannya.
penilaian yang diberikan orang terhadap tempat wisata Silokek ini sangat mempengaruhi banyak dan berkurangnya pengunjung yang berdatangan ke tempat wisata tersebut. Karena tempat Wisata Silokek ini telah mendapatkan penilaian yang buruk dari orang luar. Fenomena yang terjadi di tempat wisata Silokek dengan
banyaknya terdapat kenakalan remaja
ditempat wisata tersebut khusunya remaja yang berbuat mesum.
Ketika perilaku tersebut tidak sesuai dengan aturan yang ada maka
masyarakat akan menolak meskipun
terkadang sebagian dari mereka hanya
mendiamkannya saja. Namun setelah
dilakukan penelitian ternyata msyarakat merasa risih dan terganggu dengan remaja yang berbuat mesum tersebut, hal ini
terbukti dengan pernyataan-pernyataan
masyaraakat setempat. Selain menimbulkan
kekhawatiran masyarakat terhadap
berkurangnya pengunjung dan berkurangnya
masukan mereka sebagai pedagang
masyarakat juga khawatir akan nama baik lingkungan mereka.
d. Tidak Sesuai Dengan Agama
Agama merupakan suatu peraturan yang mengatur kehidupan manusia agar tidak kacau (Kahmad, 2009:13). Dengan adanya agama kehidupan masyarakat akan lebih tentram dan mempunyai aturan-aturan
yang akan mengontrol tingkah laku
masyarakat. Kenakalan remaja yang terdapat
di wisata Silokek dipandang oleh
masyarakat sekitar sebagai perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama karena
tidak ada agama khusus yang
memperbolehkan berbuat menyimpang
karena pada dasarnya agama mengajarkan kita untuk menjadi manusia yang baik dan manusia yang berguna bagi orang lain.
perilaku remaja yang berpacaran di tempat wisata Silokek ini merupakan hal
yang tidak wajar lagi dilihat oleh
masyarakat karena tidak sesuai lagi dengan ajaran agama yang di anut oleh masyarakat Nagari Silokek yaitu agama Islam. Karena hal-hal yang dilarang didalam agama Islam
seperti berciuman, berpelukan dan
berhubungan badan dengan orang yang bukan muhrim merupakan perbuatan zina. Tetapi hal tersebut sudah menjadi hal yang wajar bagi remaja dalam berpacaran.
Pada zaman dahulu hal-hal yang tabu masih asing untuk didengarkan, dilihat, apalagi dilakukan. Akan tetapi pada saat sekarang ini untuk melalukan hal-hal yang tabu itupun orang tidak merasa keberatan lagi. Pada agama kita khususnya agama Islam tidak ada satu ayat pun yang mengatakan adanya izin untuk pacaran sebelum nikah, karena dalam agama Islam tidak ada yang namanya pacaran melainkan
ta’aruf, namun pada kenyataannya sekarang
ini seperti pernyataan di atas pacaran yang melampaui batas dianggap hal yang biasa dan sudah menjadi tradisi sacara turun-temurun.
Remaja sekarang menganggap
bahwa pacaran yang melampai batas ada sebuah trendy, dan mereka menganggap orang yang tidak pacaran adalah orang yang
tidak gaul dan tidak mengikuti
perkembangan zaman. Berdasarkan
pengalaman dan pengetahuan yang ada
dalam pikiran masyarakat perilaku
menyimpang yang terdapat di tempat wisata Silokek sudah jauh dari ajaran nilai-nilai agama, dalam hal ini agama yang dimaksud adalah agama islam karena masyarakat Nagari Silokek semuanya memeluk agama Islam oleh sebab itu ia memandang bahwa kenakalan yang terjadi di wisata Silokek tersebut tidak sesuai dengan ajaran agama Islam sebab masyarakat meyakini adanya agama yang mengatur tatakelakuan individu dalam bertingkahlaku dan bergaul, ketika terjadi pelanggaran maka masyarakat juga yakin bahwa akan ada dosa sebagai sanksinya. Oleh sebab itulah masyarakat
melarang pengunjung berbuat asusila
ditempat wisata Silokek tersebut.
KESIMPULAN
Perilaku menyimpang adalah
perilaku yang tidak terarah dan tidak bisa diterima oleh masyarakat pada umumnya, dan tidak sesuai dengan norma sosial yang ada. Berdasarkan hasil wawancara penulis
dengan informan di lapangan yang
dilengkapi dengan data-data tertulis, skripsi yang relevan dengan penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Perilaku Menyimpang Remaja yang
Terdapat di Tempat Wisata Nagari Silokek.
a) Berkelahi dan berjudi.
b) Minum-minuman keras dan
narkoba.
c) Pacaran yang luar biasa
(melampaui batas).
2. Persepsi Masyarakat Terhadap Perilaku
Menyimpang Remaja.
a) Perilaku remaja tersebut tidak
sesuai dengan norma yang berlaku di dalam masyarakat.
b) Tidak memiliki rasa malu.
c) Memunculkan pandangan negatif
masyarakat luar terhadap tempat Wisata Silokek.
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, Kartini. 1981. Patologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.
Afrizal. 2008. Pengantar Metode Penelitian
Kualitatif dari Pengertian Sampai
Penulisan Laporan. Padang:
Laboratorium Sosiologi FISIP
UNAND.
Kahmad, Dadang. 2009. Sosiologi Agama. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan
Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: