• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG REMAJA DI TEMPAT WISATA KANAGARIAN SILOKEK KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG REMAJA DI TEMPAT WISATA KANAGARIAN SILOKEK KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG

REMAJA DI TEMPAT WISATA KANAGARIAN SILOKEK

KABUPATEN SIJUNJUNG

ARTIKEL

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)

MONDRI SALDI PUTRA

11070074

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

STKIP PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2016

(2)

Nama

NPM

tl

ALrLrrl

y fu i-t

rri"

bAi:iAi*'

;Li{

l

ff\el-Persepsi

Ma*yu.ok t

Terhadap

Perila\+

M€nyimpang,Remaja

Di Tempat Wisata

Kanagaiian

Silokek

:

Mondri

Satdi Putra

:11070074

Progaram

Sudi:

:Pendidikan

Sosiologi Jurusan

Institusi

Artikel

ini'

telah

'

disetuiui

oleh drserahkan ke

Prodi?endidikan

Sosiologi.

..

Pembimbing

I

: :Pendidikan

IImu

Pengetahuan Sosial

: Sekolah Tinggi. K'eguruan alan

IImu

Pendidikan

(STKI?)

PGRI

Sumatera Barat

dosen

pennbirnbing skripsi, ,

untuk

Padang,

l8

Agustus 2016

Pembimbing

II

/iit

l;lll ,

'f

il,'!r-r

lw

(3)

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG

REMAJA DI TEMPAT WISATA KANAGARIAN SILOKEK

KABUPATEN SIJUNJUNG

Mondri Saldi Putra

1

Rinel Fitla Yeni

2

Yuhelna

3

Program Studi Pendidikan

Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

With so many tourist attractions that are in Nagari Silokek not infrequently there are also behaviors that violate the values and norms prevailing in the society. One of the infringing behavior is rampant juvenile deviant behavior. The research question is how the public perception of behavior is deviant adolescents in the sights Kanagarian Silokek Sijunjung. This study aimed to describe the public perception of behavior is deviant adolescents in the sights Kanagarian Silokek Sijunjung.

The theory used in this research is the theory of differential association by Edwin H. Suterland. This research is a descriptive qualitative approach, the technique used in data collection are observation, interview. Informant selection technique is purposive sampling (informant aims) where the informants are set intentionally by the researchers, the number of informants based on the needs and the adequacy of research data, the accuracy of the data analysis using techniques Milles and Huberman.

Based on the research that has been done about the public perception of the deviant behavior of teenagers in sights Kanagarian Silokek Sijunjung can be concluded, namely: 1) the behavior of adolescents are not in accordance with the values and norms in society, 2) have no shame, 3) gave rise to a negative view of society outside of the tourist attractions, 4) is not in accordance with the religion.

Keyword: perception, community, deviant behavior. PENDAHULUAN

Remaja merupakan kalangan

masyarakat yang memiliki karakteristik

lebih sensitif dibandingkan masyarakat usia dewasa. Masa remaja ini merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, pada usia ini terjadi perubahan yang menonjol pada diri anak baik perubahan fisik maupun pola berpikir.

Hurlock (dalam Depdiknas 2003:6)

menyatakan bahwa ada

perubahan-perubahan yang sama yang hampir bersifat universal pada masa remaja, yaitu: (1) meningginya emosi, yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan pisik dan psikologis, (2) Perubahan tubuh, minat dan peran diharapkan oleh kelompok sosial untuk dimainkan, menimbulkan masalah baru, (3) dengan berubahnya minat dan pola perilaku, nilai-nilai juga berubah, (4)

sebagian besar remaja bersikap mendua (ambivalen) terhadap setiap perubahan.

Pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja akan berdampak pada aspek kognitif, afektif dan psikomotornya. Salah satu dampak negatif yang terjadi pada remaja dengan adanya perubahan emosi yaitu sering terjadi pertikaian diantara remaja yang mengakibatkan banyaknya terjadi perilaku menyimpang dikalangan remaja.

Menurut Kartono Kartini (1981:12)

perilaku menyimpang juga dikatakan

sebagai tingkah laku yang abnormal, yang dimaksud dengan tingkah laku abnormal adalah tingkah laku atau perilaku yang tidak

bisa diterima oleh masyarakat pada

umumnya. Sedangkan tingkah laku

(4)

laku atau perilaku yang tidak bisa diterima dalam masyarakat pada umumnya dan tidak sesuai dengan norma sosial yang ada.

Perilaku menyimpng dapat terjadi dimana saja, salah satunya yaitu di tempat wisata. Salah satu tempat wisata yang berada di Kabupaten Sijunjung yaitu di Kanagarian Silokek juga sebagai tempat kenakalan bagi remaja. Objek wisata Kanagarian Silokek

Kabupaten Sijunjung ini menyediakan

sarana wisata alam dimana terdapat pasir

putih, sungai, tebing-tebing tinggi,

pepohonan, dan kawasan hutan.

Adapun bentuk perilaku

menyimpang remaja yang terdapat pada objek wisata Kanagarian Silokek Kabupaten

Sijunjung diantaranya yaitu: pencurian,

pemakaian obat-obat terlarang hingga

perbuatan zina. Perilaku menyimpang yang menjadi fokus penulis dalam melakukan penelitian ini yaitu perbuatan zina yang dilakukan oleh kalangan remaja.

Perilaku menyimpang tersebut

dilakukan dalam bentuk berzina, mesum, mencuri dan sebagainya. Pada tahun 2013 tertangkap 6 orang di dalam Ngalau sedang berciuman dan esek-esek. Pada tahun 2014 terdapat 8 orang yang sedang berhubungan seks di dalam Ngalau dan ada juga yang

memanfaatkan batu-batu besar untuk

melepaskan nafsu mereka. Pada tahun 2015

pelaku penyimpangan remaja semakin

bertambah yaitu 12 orang tertangkap di dalam Ngalau ada yang sedang berhubungan seks dan ada juga yang sekedar berciuman dan berpeluk-pelukan di balik batu-batu besar yang terdapat di Ngalau tersebut. Dari 28 orang pelaku penyimpangan terdapat 2 orang yang melakukan penyimpangan lain seperti melakukan pencurian.

JENIS DATA DAN METODE

Penelitian ini dilakukan selama

bulan Mei 2016. Lokasi penelitian ini adalah

objek wisata di Kanagarian Silokek

Kabupaten Sijunjung. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif dan tipe penelitian ini adalah deskritif. Metode pemilihan informan dalam penelitian ini adalah dengan cara purposive

sampling (Afrizal, 2008: 101). Adapun

jumlah informan dalam penelitian ini adalah 15 orang. Dalam penelitian ini, penelitian

menggunakan data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara. Model

analisis data dalam penelitian ini

menggunakan model analisis data Miles dan Huberman.

HASIL PENELITIAN

1. Perilaku Menyimpang Remaja yang

Terdapat di Tempat Wisata Nagari Silokek

a. Berkelahi dan berjudi

Dalam kasus perkelahian dan

berjudi yang terdapat di wisata Silokek ini adalah mereka yang masih tergolong remaja.

Biasanya remaja disana selain

memanfaatkan Wisata Pasir Putih untuk

tempat berlatih beladiri mereka juga

memanfaat tempat tersebut untuk bermain voly dan sepak bola. Dalam bermain voly dan sepak bola biasanya para remaja bertaruh satu sama lain, ada taruhannya rokok, uang dan lain sebagainya. Dalam sebuah permain pasti ada yang namanya menang dan kalah, jika bagi remaja yang kalah terkadang ada yang tidak bisa menerima kekalahannya, jika mereka tidak bisa menerima kekalahannya maka mereka akan emosi dan jika mereka tidak mampu menahan emosi maka terjadilah perkelahian.

b. Minum-minuman keras dan narkoba

Selain perkelahian yang dilakukan oleh para remaja di Wisata Pasir Putih, juga terdapat beberapa kenakalan lainnya yang juga dilakukan oleh kaum remaja seperti

minum-minuman keras dan memakai

narkoba. Para remaja yang mengkonsumsi minum-minuman keras dan narkoba ini dipicu oleh stres karena karena putus cinta, stres karena tugas sekolah yang tidak mampu ia kerjakan dan ada juga karena ajakan teman-teman. Biasanya mereka memperoleh minum-minuman keras ini dari uang yang mereka kumpulkan bersama dan

mereka membelinya diwarung-warung

langganan mereka. Dalam mengkonsumsi narkoba mereka ada yang membeli secara pribadi dan ada yang secara bersama, narkoba ini mereka dapatkan dari teman

yang tahu tempat penjualan narkoba

tersebut. Bagi mereka yang kedapatan sedang minum-minuman dan mengkonsumsi narkoba biasanya dilaporkan ke ketua

(5)

pemuda, biasanya ketua pemuda tersebut memberikan nasehat kepada mereka dan memberikan peringat jika kedapatan sekali lagi mengkonsumsi hal tersebut maka mereka akan diserahkan kekantor polisi.

c. Pacaran yang luar biasa (melampaui

batas)

Pacaran adalah hubungan antara dua orang yang berlawanan jenis dan mereka

memiliki keterikatan emosi, dimana

hubungan ini didasarkan karena adanya

perasaan-perasaan tertentu dalam hati

masing-masing. Pacaran yang luar biasa bukanlah pacaran yang istimewa tapi luar

biasa dalam tanda kutip. Banyaknya

aktivitas yang salah dalam pacaran itu sendiri sehingga bisa dikatakan pacaran luar biasa, pacaran yang lebih dari biasanya. Aktivitas-aktivitas yang dilakukannya pun luar biasa sudah melampai batas seperti berpelukan-pelukan, berciuman bahkan yang lebih parahnya lagi sampai melakukan hubungan seks pranikah.

Pacaran seperti inilah yang banyak melanda pasangan remaja-remaja zaman sekarang karena masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa dimana pada masa ini rentan sekali untuk mencoba-coba dan mudah terjerumus ke hal-hal yang negatif jika tidak pandai memilih teman dalam bergaul. Dalam pacaran yang luar biasa (melampai batas) ini pasangan remaja pasti mencari tempat untuk ia bisa melakukan hal-hal yang membuat ia dan pasangannya senang seperti mencium, memeluk dan hingga menikmati tubuh pasangannya, salah satu tempat yang ia pilih adalah wisata Silokek.

Karena Wisata Silokek ini memiliki keindahan yang luar biasa, jadi para pengunjung banyak yang tertarik untuk kesana terutama pasangan remaja. Pasangan remaja ini banyak memilih Ngalau untuk pacaran dibandingkan dengan tempat lain yang ada di Pariwisata Silokek tersebut karena Ngalu ini berbentuk Goa jadi pasangan tersebut bisa masuk kedalam goa tersebut sementara goa tersebut gelap karena cahaya matahari tidak sampai kedalam Ngalau tersebut.

Hal tersebutlah yang membuat pasangan remaja tersebut mudah untuk

melakukan hal-hal yang tidak wajar seperti berciuman, berpelukan sampai tertangkap berbuat mesum di dalam Ngalau tersebut.

2. Persepsi Masyarakat Terhadap

Penyimpangan Remaja

Nagari Silokek merupakan salah satu daerah yang terdapat di Kabupaten Sijunjung yang merupakan tempat strategis bagi kaum remaja untuk berekreasi dan menghabiskan waktu luang mereka. Karena Nagari Silokek terkenal dengan keindahan alamnya dan daerah ini memiliki banyak

tempat-tempat wisata yang menarik

pengunjung untuk datang tempat tersebut. Tempat pariwisata yang ada di Nagari Silokek ini tidak hanya dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif tetapi juga dimanfaatkan oleh para remaja untuk hal-hal yang negatif.

a. Perilaku Remaja Tersebut Tidak

Sesuai dengan Norma yang Berlaku didalam Masyarakat

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca,

dan sebagainya. Sedangkan perilaku

manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003:15).

Masyarakat Nagari Silokek melihat dan mengamati sikap yang diperlihatkan atau ditampilkan didepan umum oleh orang-orang yang ada disekitarnya termasuk perilaku remaja yang berkunjung ke tempat Pariwisata Silokek, perilaku remaja tersebut tergolong kedalam perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.

Jika pengunjung Pariwisata Silokek ini hanya sebatas berpacaran saja dan berperilaku sopan maka masyarakat tidak akan mempermasalahankan hal tersebut, tetapi jika mereka pacaran sampai berbuat hal-hal yang tidak baik (melampai batas) dan berkunjung lewat dari jam 5 sore maka itu sudah bisa dkatakan melanggar norma

masyarakat, karena ada aturan yang

dilanggar berbuat yang tidak wajar (mesum) ditempat wisata tersebut. Permasalahan yang muncul ditengah masyarakat sehubung

(6)

dengan perilaku pengunjung wisata silokek

yang telah melampai batas, sebagai

pengunjung yang baik remaja ini harus mampu mematuhi aturan yang berlaku ditempat wisata tersebut bukan berbuat semaunya saja

Jika seseorang tidak berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku ditengah masyarakat dimana ia tinggal maka akan terjadi kekacauan dalam dirinya, mereka akan berbuat sesuka hatinya tampa berpikir panjang tentang dampak dari perbuatan yang ia lakukan, selain itu masayarakat juga akan berpandangan bahwa

orang yang melakukan perilaku

menyimpang tersebut tidak memiliki

pandangan hidup sehingga ia tidak bisa membedakan mana yang baik mana yang

buruk untuk dirinya. Remaja yang

melanggar nilai dan norma yang berlaku di Nagari Silokek bukan hanya sebagai objek yang diperhatikan kemudian dimaknai saja oleh masyarakat tetapi juga mendapat reaksi

dari masyarakat seperti memberikan

hukuman.

b. Tidak Memiliki Rasa Malu

Malu merupakan perangai yang mendorong seseorang untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang buruk dan tercela,

sehingga mampu menghalangi dari

melakukan dosa dan maksiat. Rasa malu yang dimiliki seseorang akan mengajak pemiliknya agar menghiasi diri dengan yang mulia dan menjauhkan diri dari sifat-sifat yang hina dan jika seseorang memiliki rasa malu ia pasti memiliki keimanan yang baik dan tidak akan mudah terjerumus kehal-hal yang buruk seperti kenakalan remaja yang terdapat di wisata Silokek, hal tersebut terjadi karena didalam diri mereka tidak lagi ada yang namanya malu. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak akan dapat terlepas dari

pergaulan. Hubungan dengan sesama

manusia turut menentukan perilaku

seseorang ditengah-tengah masyarakat. Perilaku menyimpang yang terdapat di tempat Wisata Silokek dipandang oleh masyarakat setempat sebagai perilaku yang tidak memiliki rasa malu terhadap sesama. Pemikiran masyarakat yang didasarkan atas pengalaman tersebut harus sejalan dengan realitas yang terjadi dan tidak boleh

menyimpang melebihi batasan-batasan

tersebut. Ketika fenomena yang terjadi

melebihi pengalaman masa lalu masyarakat, maka akan terjadi perbedaan pandangan dan

masyarakat akan menganggap bahwa

fenomena yang terjadi itu merupakan sesuatu yang salah dan melanggar.

Seperti halnya remaja yang

berkunjung ke tempat Wisata Silokek, hal-hal yang dilakukan oleh remaja tersebut dianggap sesuatu yang tidak dibenarkan. Bagi masyarakat yang melihat remaja tersebut berbuat yang tidak wajar atau senonoh maka masyarakat tersebut akan memaknai perilaku tersebut sebagai perilaku yang tidak memiliki rasa malu.

Mengembangkan rasa malu

ditengah masyarakat itu perlu jika mereka menyimpang dari nilai dan norma. Jika rasa malu sudah tidak ada lagi maka harga diripun akan hilang. Demikian lah yang terjadi pada remaja yang berperilaku menyimpang di tempat wisata Silokek tersebut rasa malu pada dirinya sudah mulai berkurang bahkan bisa dikatakan sudah hilang sehingga ditengah masyarakat ia tidak merasa keberatan berbuat asusila. Seperti pernyataan di atas, bahwasanya ada

perbuatan-perbuatan remaja yang

berkunjung ke tempat Wisata Silokek yang tidak lagi memiliki rasa malu baik malu kepada diri sendiri maupun malu kepada masyarakat setempat apalagi malu kepada Allah SWT.

Perilaku menyimpang yang

terdapat di tempat wisata Silokek seperti:

berpeluk-pelukan, cium-ciuman bahkan

sampai berbuat mesum merupakan perilaku yang tidak memiliki rasa malu. Hal ini

berdasarkan pengalaman masa lalu

masyarakat perilaku yang demikian

merupakan perilaku yang memalukan jika dilihat oleh orang lain, namun pada saat sekarang ini nilai sudah bergeser perilaku-perilaku yang memalukan dimasa lampau tersebut pada saat sekarang sudah menjadi hal yang biasa, oleh karena itu masyarakat memandang bahwa remaja yang berperilaku menyimpang di tempat wisata Silokek tersebut tidak memiliki rasa malu terhadap sesama.

(7)

c. Memunculkan Pandangan Negatif Masyarakat Luar Terhadap Tempat Wisata Silokek

Pandangan adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya

baik lewat penglihatan maupun

pendengaran. Sedangkan masyarakat adalah sebuah proses dimana sekelompok individu yang hidup dan tinggal bersama dalam wilayah tertentu, memberikan tanggapan terhadap hal-hal yang dianggap baik dan buruk dilingkungan tempat tinggal mereka. Dengan banyaknya kejadian yang tidak baik yang terdapat di wisata Silokek ini, seperti banyaknya remaja yang tertangkap sedang berbuat mesum di dalam Goa membuat

masyarakat luar berpandangan negatif

terhadap tempat wisata tersebut. Karena setiap orang dan masyarakat dipengaruhi oleh indera penglihatan dan pendengaran dalam memberikan penilaian tersehadap sesuatu, jika mereka melihat kejadian yang buruk dan mendengarkan hal-hal yang buruk dari orang lain maka ia akan berpandangan yang buruk terhadap hal tersebut dan begitu sebaliknya jika mereka melihat yang bagus dan mendengarkan informasi yang baik-baik dari orang lain maka secara otomatis mereka akan memberikan penilaian yang bagus dan baik pula terhadap sesuatu yang dilihat dan didengarkannya.

penilaian yang diberikan orang terhadap tempat wisata Silokek ini sangat mempengaruhi banyak dan berkurangnya pengunjung yang berdatangan ke tempat wisata tersebut. Karena tempat Wisata Silokek ini telah mendapatkan penilaian yang buruk dari orang luar. Fenomena yang terjadi di tempat wisata Silokek dengan

banyaknya terdapat kenakalan remaja

ditempat wisata tersebut khusunya remaja yang berbuat mesum.

Ketika perilaku tersebut tidak sesuai dengan aturan yang ada maka

masyarakat akan menolak meskipun

terkadang sebagian dari mereka hanya

mendiamkannya saja. Namun setelah

dilakukan penelitian ternyata msyarakat merasa risih dan terganggu dengan remaja yang berbuat mesum tersebut, hal ini

terbukti dengan pernyataan-pernyataan

masyaraakat setempat. Selain menimbulkan

kekhawatiran masyarakat terhadap

berkurangnya pengunjung dan berkurangnya

masukan mereka sebagai pedagang

masyarakat juga khawatir akan nama baik lingkungan mereka.

d. Tidak Sesuai Dengan Agama

Agama merupakan suatu peraturan yang mengatur kehidupan manusia agar tidak kacau (Kahmad, 2009:13). Dengan adanya agama kehidupan masyarakat akan lebih tentram dan mempunyai aturan-aturan

yang akan mengontrol tingkah laku

masyarakat. Kenakalan remaja yang terdapat

di wisata Silokek dipandang oleh

masyarakat sekitar sebagai perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama karena

tidak ada agama khusus yang

memperbolehkan berbuat menyimpang

karena pada dasarnya agama mengajarkan kita untuk menjadi manusia yang baik dan manusia yang berguna bagi orang lain.

perilaku remaja yang berpacaran di tempat wisata Silokek ini merupakan hal

yang tidak wajar lagi dilihat oleh

masyarakat karena tidak sesuai lagi dengan ajaran agama yang di anut oleh masyarakat Nagari Silokek yaitu agama Islam. Karena hal-hal yang dilarang didalam agama Islam

seperti berciuman, berpelukan dan

berhubungan badan dengan orang yang bukan muhrim merupakan perbuatan zina. Tetapi hal tersebut sudah menjadi hal yang wajar bagi remaja dalam berpacaran.

Pada zaman dahulu hal-hal yang tabu masih asing untuk didengarkan, dilihat, apalagi dilakukan. Akan tetapi pada saat sekarang ini untuk melalukan hal-hal yang tabu itupun orang tidak merasa keberatan lagi. Pada agama kita khususnya agama Islam tidak ada satu ayat pun yang mengatakan adanya izin untuk pacaran sebelum nikah, karena dalam agama Islam tidak ada yang namanya pacaran melainkan

ta’aruf, namun pada kenyataannya sekarang

ini seperti pernyataan di atas pacaran yang melampaui batas dianggap hal yang biasa dan sudah menjadi tradisi sacara turun-temurun.

Remaja sekarang menganggap

bahwa pacaran yang melampai batas ada sebuah trendy, dan mereka menganggap orang yang tidak pacaran adalah orang yang

(8)

tidak gaul dan tidak mengikuti

perkembangan zaman. Berdasarkan

pengalaman dan pengetahuan yang ada

dalam pikiran masyarakat perilaku

menyimpang yang terdapat di tempat wisata Silokek sudah jauh dari ajaran nilai-nilai agama, dalam hal ini agama yang dimaksud adalah agama islam karena masyarakat Nagari Silokek semuanya memeluk agama Islam oleh sebab itu ia memandang bahwa kenakalan yang terjadi di wisata Silokek tersebut tidak sesuai dengan ajaran agama Islam sebab masyarakat meyakini adanya agama yang mengatur tatakelakuan individu dalam bertingkahlaku dan bergaul, ketika terjadi pelanggaran maka masyarakat juga yakin bahwa akan ada dosa sebagai sanksinya. Oleh sebab itulah masyarakat

melarang pengunjung berbuat asusila

ditempat wisata Silokek tersebut.

KESIMPULAN

Perilaku menyimpang adalah

perilaku yang tidak terarah dan tidak bisa diterima oleh masyarakat pada umumnya, dan tidak sesuai dengan norma sosial yang ada. Berdasarkan hasil wawancara penulis

dengan informan di lapangan yang

dilengkapi dengan data-data tertulis, skripsi yang relevan dengan penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perilaku Menyimpang Remaja yang

Terdapat di Tempat Wisata Nagari Silokek.

a) Berkelahi dan berjudi.

b) Minum-minuman keras dan

narkoba.

c) Pacaran yang luar biasa

(melampaui batas).

2. Persepsi Masyarakat Terhadap Perilaku

Menyimpang Remaja.

a) Perilaku remaja tersebut tidak

sesuai dengan norma yang berlaku di dalam masyarakat.

b) Tidak memiliki rasa malu.

c) Memunculkan pandangan negatif

masyarakat luar terhadap tempat Wisata Silokek.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Kartono, Kartini. 1981. Patologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.

Afrizal. 2008. Pengantar Metode Penelitian

Kualitatif dari Pengertian Sampai

Penulisan Laporan. Padang:

Laboratorium Sosiologi FISIP

UNAND.

Kahmad, Dadang. 2009. Sosiologi Agama. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan

Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulilah puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmad serta Hidayahnya, sehingga penulis menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Strategi Komunikasi

1. Mengetahui cara pembuatan aplikasi IoT yang mampu mengontrol kendaraan travel dengan menggunakan smartphone. Mengetahui cara mengirimkan data lokasi GPS untuk

Promjer svrdla također je jedan od bitnih faktora koji utječe na temperaturu kosti tijekom bušenja.. Porastom promjera povećava se i kontaktna površina između svrdla i

Sumbangan Pihak Ketiga adalah pemberian pihak ketiga kepada daerah secara iklas tidak mengikat yang diperoleh oleh pihak ketiga, yang

bahwa berdasarkan pasal 126 ayat ( 2 ) Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan Desa-desa yang ada dalam Wilayah Kotamadya,

Guru sebaiknya berupaya menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai alat indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima

APB, FACR, dan Inflasi mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Syariah. REO mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap ROA pada Bank

Puji dan syukur yang tiada habisnya penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT, pemilik segala ilmu yang telah memberikan segala taufik dan hidayah-Nya kepada