• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN RASA PERCAYA DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN RASA PERCAYA DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS V"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN RASA PERCAYA DIRI

TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS V

Ni Ketut Sugiartini

1

, Ketut Pudjawan

2

, Ndara Tanggu Renda

3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

E-mail: {ketutsugiartini995@gmail.com

1

, ketutpudjawan@gmail.com

2

,

Ndaratanggu.renda@gmail.ac.id

3

}@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) hubungan antara pola asuh orang tua terhadap hasil belajar IPA siswa, (2) hubungan antara rasa percaya diri terhadap hasil belajar IPA siswa, dan (3) hubungan antara pola asuh orang tua dan rasa percaya diri terhadap hasil belajar IPA siswa. Jenis penelitian Expost Facto. Variabel yang diteliti adalah dua variabel bebas yaitu pola asuh orang tua dan rasa percaya diri, serta satu variabel terikat yaitu hasil belajar IPA. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD dan orang tua siswa di Gugus VIII Desa Seraya, jumlah sampelnya 49 responden. Teknik pengambilan sampel adalah teknik jenuh. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan angket. Data pola asuh orang tua dan rasa percaya diri diperoleh melalui penyebaran angket, untuk mendapatkan data hasil belajar IPA siswa diperoleh melalui pencatatan dokumen. Teknik analisis regresi untuk mencari hubungan dengan melakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas sebaran data, uji linearitas dan keberartian regresi, dan uji multikolinearitas. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pola asuh orang tua terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Gugus VIII Desa Seraya, dengan koefisien korelasi R sebesar 0,395, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara rasa percaya diri terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Gugus VIII Desa Seraya, dengan koefisien korelasi R sebesar 0,323, dan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pola asuh orang tua dan rasa percaya diri terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Gugus VIII Desa Seraya, dengan koefisien korelasi R sebesar 0,471.

Kata kunci: pola asuh orang tua, rasa percaya diri, hasil belajar IPA. Abstract

This study aimed to determine (1) the relationship between parents' parenting toward the students' Science learning outcomes, (2) the relationship between self-confidence toward students' Science learning outcomes, and (3) the relationship between parents’ parenting and self-confidence toward students’ Science learning outcomes. This research type is Expost Facto. The variables studied were two independent variables, they were parents’ parenting and self-confidence, as well as one dependent variable, that was the result of learning science. The population of this study were the V grade students of elementary school and parents in the Gugus VIII the number of samples was 49 respondents. The sampling jenuh technique. The data were collected using questionnaire. The data of parents’parenting and self-confidence were obtained through the questionnaire while the data of students’ Science Learning outcomes were gathered through document recording. The data analysis used regression technique by doing analysis that was normality test, linearity test and regression significance, and multicollinearity test. The result of the research showed that there is a significant correlation between the parents’ parenting toward the students' Science learning outcomes in grade V of elementary school in Gugus VIII with 0.395 R correlation coefficient, there is a significant relationship between self-confidence in science learning outcomes of grade V elementary students in Gugus VIII with 0.323 R correlation coefficient and there is a significant relationship between parents’ parenting and self-confidence toward the result of science learning outcomes of the V grade students at elementary in Gugus VIII Seraya Village with 0,471 R correlation coefficient.

(2)

2

Keywords : parents’ parenting, self-confidence, science learning.

PENDAHULUAN

Di zaman era globalisasi ini pendidikan dipandang sebagai proses yang sangat bermanfaat di dalam menjalani kehidupan yang bukan semata-mata hanya sebagai persiapan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, tetapi pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berguna dan berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola, baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal ini bisa tercapai apabila si pelajar dapat menyelesaikan pendidikannya tepat waktu dengan hasil belajar yang baik. Pendidikan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang akan mampu menyimbangi perkembangan teknologi di modernisasi. Upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, salah satunya adalah peningkatkan kualitas pendidikan.

Keberhasilan dalam proses pembelajaran atau pendidikan dapat dilihat dari hasil belajar ataupun prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Siswa yang memperoleh hasil belajar yang baik dapat dikatakan telah berhasil mengikuti proses pembelajaran. Perubahan hasil belajar juga dapat ditandai dengan perubahan kemampuan berpikir dan perubahan tingkah laku Aunurrahman (2013:37), sedangkan Gagne (dalam Dahar, 2011:118) menyatakan, “Lima macam hasil belajar tiga diantaranya bersifat kognitif, satu bersifat afektif, dan satu lagi bersifat psikomotorik”.

Dengan demikian dapat diasumsikan hasil belajar tidak akan pernah optimal selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan yang menjurus dengan adanya perubahan tingkah laku.

Dengan memberikan perlakuan yang sama kepada siswa seharusnya hasil belajar siswa setara. Misalnya kalau siswa hasil belajar dengan kategori “lulus” seharusnya semua lulus, dan begitu juga kalau kategori “tidak lulus (rendah)” seharusnya semua tidak lulus. Tetapi kenyataan dilapangan yang dilakukan melalui observasi dan pencatatan dokumen pada tanggal 2-3 januari 2017 di SD Gugus VIII Desa Seraya, Kecamatan Karangasem didapatkan dari hasil observasi masih ada hasil belajar siswa dengan kategori rendah atau masih berada di bawah nilai rata-rata. Selain itu berdasarkan hasil pencatatan dokumen nilai ulangan tengah semester (UTS) siswa kelas V pada mata pelajaran IPA semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017 diperoleh dari masing-masing guru wali kelas V SD di Gugus VIII Desa Seraya, Kecamatan Karangasem bahwa dari jumlah seluruh siswa 49 orang masih terdapat beberapa siswa berada di bawah KKM yang telah ditetapkan sekolah. Nilai rata-rata pengetahuan siswa kelas V di masing-masing SD Gugus VIII Desa Seraya, Kecamatan Karangasem tampak

pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD di Gugus VIII Desa Seraya Tahun Pelajaran 2016/2017

No Nama Sekolah Jumlah

Siswa KKM Jumlah Nilai Rata-Rata Kelas Tuntas Belum Tuntas 1 SD Negeri 8 Seraya 14 64 9 5 64,92 2 SD Negeri 9 Seraya 14 65 9 5 67,57 3 SD Negeri 4 Seraya 21 66 12 9 68,57 Jumlah 49 65 30 19 67,02

Berdasarkan Tabel 01 di atas, hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Gugus VIII Desa Seraya, Kecamatan Karangasem masih rendah dengan kategori cukup, dilihat dari jumlah siswa 49 orang, yaitu 30 siswa

yang memperoleh nilai di atas KKM sedangkan yang memperoleh nilai di bawah KKM berjumlah 19 siswa. Dilihat dari nilai rata-rata kelas pada masing-masing siswa di

(3)

3 kelas V SD Gugus VIII baru mencapai 67,02 dengan kategori cukup.

Tinggi rendahnya hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh faktor, baik dari dalam (internal) maupun dari luar (ekternal). Faktor internal merupakan faktor-faktor yang ada dalam diri siswa yang berkaitan dengan kondisi siswa, misalnya kesehatan tubuh maupun fisik, percaya diri, intelektual, bakat, motivasi dan lain sebagainya, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang terdapat di luar pada diri siswa, misalnya dari lingkungan keluarga meliputi cara orang tua mendidik, membimbing dan mengasuh anaknya, interaksi dengan semua anggota keluarga atau menjalin hubungan yang erat sehingga terjadinya keharmonisan dalam keluarga, lingkungan sekolah meliputi guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar serta lingkungan masyarakat yang meliputi motivasi sosial, mampu beradapitasi dengan lingkungan sekitar dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal yang secara tidak langsung akan mempengaruhi hasil belajar. Faktor ekternalnya berupa pola asuh orang tua yang berkaitan dengan keluarga. Keluarga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar seorang siswa, karena seorang anak memperoleh pendidikan pertama dan terutama di lingkungan keluarga. Pendidikan yang diperoleh berupa pendidikan agama, tata bahasa, pendidikan moral, kemandirian dan sebagainya, yang dilaksanakan secara sederhana dalam kehidupan sehari-hari mulai dari belajar berbicara, merangkak sampai berjalan hingga anak menjadi dewasa dan mampu berinteraksi dengan anggota keluarga maupun lingkungannya. Atas dasar itulah pendidikan dalam keluarga menjadi dasar perkembangan anak memperoleh dasar-dasar pendidikan.

Purwaningsih (dalam Aziz, 2015:21) mengatakan, “Keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama memiliki peran yang amat penting khususnya dalam penyadaran, penanaman, dan pengembangan nilai moral sosial dan budaya”, sedangkan Pitts (dalam Aziz, 2015:16) menyatakan “Keluarga adalah struktur yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis anggotanya serta untuk memelihara berbagai macam

fungsi baik secara ekonomi, sosial, pendidikan, psikologis, hukum maupun fungsi-fungsi yang lainnya”. Dari kedua pendapat di atas, pendidikan keluarga sangat penting bagi seorang anak. Pentingnya pendidikan anak di dalam keluarga secara tidak langsung akan membentuk karakter dan budi pekerti seorang anak. Bahkan pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang paling awal merupakan tanggungjawab dalam keluarga, sehingga keluarga memegang peranan penting dalam menciptakan anggota keluarga yang berkarakter baik. Pelaksanaan pendidikan di lingkungan keluarga yang dialami anak dalam berinteraksi dengan anggota keluarga, baik interaksi secara langsung maupun tidak langsung. Suasana keluarga akan

berpengaruh bagi perkembangan

kepribadian anak. Seorang anak yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, suasana rumah, dan keadaan ekonomi keluarga.

Pola asuh orang tua yang baik akan mampu meningkatkan hasil belajar anak yang optimal. Maka dari itu pola asuh menurut Jayantini, Dkk (2014:3) menyatakan, “Pola asuh orang tua merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku orang tua dan anak dalam berinteraksi, berkomunikasi selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Dalam rangka memberikan pengasuhan, orang tua akan memberikan perhatian, peraturan, disiplin, hadiah dan hukuman, serta tanggapan terhadap keinginan anaknya”. Suparyanto (dalam Yusiana dan Teviana, 2012:3) mengemukakan, “Pola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak,yaitu bagaimana cara sikap atau perilaku orang tua saat berinteraksi dengan anak, termasuk cara penerapan aturan, mengajarkan nilai atau norma, memberikan perhatian dan kasih sayang serta menunjukkan sikap dan perilaku baik sehingga dijadikan panutan bagi anaknya”. Sedangkan menurut Wibowo (2012:112) mengemukakan bahwa “Pola asuh merupakan pola interaksi antara anak dengan orang tua, yang meliputi pemenuhan kebutuhan fisik (seperti makan, minum dan lain-lain) dan kebutuhan non-fisik seperti

(4)

4 perhatian, empati, kasih sayang dan sebagainya”. Jadi dapat disintesiskan pola asuh orang tua adalah cara orang tua mengasuh dalam berinteraksi dengan anaknya sehingga membentuk karakter, kepribadian yang baik dan memberikan nilai-nilai bagi anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar agar anak dapat mandiri, tumbuh, berkembang secara optimal, memberikan perhatian, peraturan, dan disiplin kepada anak

Di dalam keluarga, orang tualah yang berperan dalam mengasuh, membimbing, dan membantu mengarahkan anak untuk menjadi mandiri. Meskipun dunia pendidikan juga turut berperan dalam memberikan kesempatan kepada anak untuk mandiri. Adapun faktor internal yang berupa rasa percaya diri seorang anak. Rasa percaya diri merupakan sikap mental individu atau keberanian untuk melaksanakan suatu aktivitas atau kegiatan. Selain itu rasa percaya diri merupakan faktor yang mempengaruhi belajar dan percaya diri sebagai sikap atau perasaan yakin atas kemampuan sendiri. Budiman (2016:8) yang menyatakan, “Rasa percaya diri adalah sikap atau keyakinan yang terdapat dalam diri sendiri. Akan tetapi ketika rasa percaya diri seorang anak meningkat maka secara tidak langsung akan mempengaruhi hasil belajar seorang anak. Berdasarkan temuan dilapangan pada saat melakukan observasi terdapat sejumlah siswa yang menunjukkan sikap positif maupun sikap negatif terhadap rasa percaya dirinya pada saat pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas, ketika berinteraksi dengan temannya. Diantara jumlah siswa sebanyak 49 orang terdapat beberapa siswa yang menunjukkan sikap rasa percaya dirinya kurang, itu dilihat pada saat pembelajaran ada salah satu siswa yang ragu-ragu mengangkat tangannya untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan pada akhirnya siswa tersebut ikut-ikutan temannya untuk mengangkat tangan dan ada siswa yakin dengan apa yang dijawab. Kemudian dilihat dari sikap percaya diri siswa ketika berinteraksi di luar kelas, ada beberapa siswa yang sulit menyesuaikan dirinya dengan temannya dan ada sejumlah siswa

yang mudah menyesuaikan dirinya dengan temannya.

Pada kenyataan tidak semua individu memiliki rasa percaya diri yang tinggi.

Hendra (2016:57) mengatakan,

“Berkurangnya rasa percaya diri pada seorang anak bisa jadi disebabkan oleh beberapa faktor diantarannya faktor mengenai pekerjaan, pendidikan dan faktor lingkungan”. Ketika seorang anak memiliki rasa percaya diri yang tinggi maka akan mempunyai kemampuan dengan perasaan positif terhadap dirinya. Sebaliknya jika seorang anak memiliki kepercayaan diri yang rendah, maka pada dirinya terdapat keraguan, kehampaan serta menghasilkan penilaian yang rendah atas dirinya.

Selain itu didapatkan bukti yang kuat ketika melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan guru wali kelas V di masing-masing sekolah pada SD Gugus VIII Desa

Seraya, Kecamatan Karangasem

menyatakan bahwa terdapat beberapa siswa yang masih kurang mendapat perhatian dari kedua orang tuanya. Seperti, orang tua siswa yang kurang peduli terhadap urusan sekolah anak, misalnya penyediaan fasilitas belajar anak, kehadiran anak di sekolah, kerapian anak dalam berpakaian, tidak dijemput saat pulang sekolah dan sebagainya. Hal tersebut akan berdampak tidak baik terhadap perkembangan anak, karena akan menjadikan sebuah kebiasaan yang buruk pada anak jika hal ini terus menerus dilakukan. Di sekolah anak sering membuat masalah, anak kurang konsentrasi saat proses pembelajaran dan lain sebagainya.

Adapun solusi yang dapat diberikan mengenai permasalahan tersebut yaitu dimulai dari keluarga terutama orang tua hendaknya memberikan perhatian yang lebih kepada anak sehingga anak tidak mencari perhatian di luar rumah seperti di sekolah, membimbing dan lebih mengajarkan anak-anaknya sehingga suasana di dalam rumah terjadi keharmonisan dan memberikan contoh yang baik kepada anak karena anak dalam taraf pendidikan SD biasanya cenderung mengikuti perilaku kedua orang tuanya. Begitupun di sekolah, jika anak lebih diberikan bimbingan moral dan perhatian oleh guru, maka secara tidak langsung siswa

(5)

5 akan lebih bertingkah laku yang baik dan mengurangi kenakalan yang dilakukan.

Selain dari segi pola asuh orang tua dan rasa percaya diri siswa, cara belajar siswa juga masih perlu diperbaiki. Masih banyak siswa yang tidak memanfaatkan waktu belajar mereka di rumah, kurang mendapat perhatian ketika anak belajar, anak lebih cenderung belajar hanya pada mata pelajaran yang disenangi saja dan mereka enggan untuk mempelajari yang lain. Pola asuh orang tua juga lebih ditingkatkan kepada anak sehingga rasa percaya diri anak meningkat dan hasil belajar anak lebih optimal. Oleh karena itu, agar masalah tersebut dapat terselesaikan maka

pentingnya penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui “Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua dan Rasa Percaya Diri Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V di SD Gugus VIII Desa Seraya, Kecamatan Karangasem Tahun Pelajaran 2016/2017”.

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua terhadap hasil belajar IPA siswa, (2) untuk mengetahui hubungan antara rasa percaya diri terhadap hasil belajar IPA siswa, dan (3) untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dan rasa percaya diri terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Gugus VIII Desa Seraya. METODE

Berdasarkan karakteristik masalah yang diteliti, penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian ex post facto karena secara umum penelitian ini bertujuan untuk

mengungkap kemungkinan adanya

korelasi/hubungan dua variabel atau lebih tanpa adanya manipulasi. Variabel yang diteliti dianalisis kaitannya dengan variabel lainnya, sehingga diketahui hubungan yang terjadi antar variabel yang diteliti. Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif

korelasional, disebut korelasional karena mencari hubungan atau keterkaitan yang terjadi diantara variabel penelitian. Penelitian ini melibatkan dua buah variabel. Dua kedudukan sebagai variabel bebas yaitu pola asuh orang tua (X1) dan rasa percaya diri (X2) sedangkan satu kedudukan untuk variabel terikat yaitu hasil belajar IPA (Y). Rancangan dari penelitian ini dapat dilihat

pada Gambar 1 berikut.

Gambar 1. Hubungan antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa SD kelas V dan orang tua siswa kelas V di Gugus VIII Desa Seraya,

Kecamatan Karangasem. Jumlah

keseluruhan populasi di SD Gugus VIII Desa Seraya, Kecamatan Karangasem sebanyak 49orang yang terdiri dari jumlah seluruh siswa kelas V yaitu 49 siswa dan jumlah

orang tua siswa sebanyak 49 orang. Dalam penelitian ini digunakan teknik sampling jenuh atau sensus. Sugiyono (2011:85) menyatakan, “Teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil.

X

1

X

2

(6)

6

Tabel 2 Jumlah Populasi dan Sampel di SD Gugus VIII Desa Seraya Tahun Pelajaran 2016/2017

No Nama Sekolah Jumlah Jumlah Siswa

Keseluruhan Jumlah Orang Tua Siswa Laki-laki Perempuan 1 SD Negeri 8 Seraya 9 5 14 14 2 SD Negeri 9 Seraya 4 10 14 14 3 SD Negeri 4 Seraya 13 8 21 21 Total 26 23 49 49

(Sumber: Bagian Tata Usaha di sekolah bersangkutan

)

Metode pengumpulan data yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan memberikan angket (kuesioner) kepada siswa untuk mengetahui pola asuh orang tua dan rasa percaya diri siswa. Sudijono (2013:84) menyatakan, “Angket (kuesioner) dapat diberikan langsung kepada peserta didik, dapat pula diberikan kepada para orangtua mereka. Pada umumnya tujuan penggunaan angket atau kuesioner dalam proses pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka”, sedangkan Sugiyono (2011:142) menyatakan, ”Angket (kuesioner) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Metode pengumpulan data untuk mengetahui hasil belajar siswa dilakukan dengan menggunakan metode pencatatan

dokumen dengan mencatat nilai yang sudah ada di masing-masing sekolah secara sistematis yang dibutuhkan dalam penelitian.

Untuk memperoleh data mengenai pola asuh orang tua dan rasa percaya diri digunakan dua buah instrumen yaitu kuesioner untuk pola asuh orang tua dan kuesioner untuk rasa percaya diri. Sugiyono (2011:102) menyatakan bahwa, “Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan mengujur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Untuk mengukur variabel hasil belajar, dalam penelitian ini menggunakan pencatatan dokumen. Pemilihan instrumen disesuaikan dengan metodenya. Lebih lanjut, instrumen dapat dikatakan alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data tentang variabel. Cara pemberian skornya adalah untuk statemen yang positif dan untuk statemen

yang negatif dengan jawaban

menggunakan skala likert pada tabel 3 berikut.

Tabel 3 Skor untuk Statemen Positif dan Negatif untuk Pola Asuh Orang Tua dan Rasa Percaya Diri

No. Alternatif Jawaban Skor Item Pernyataan

(+) (-)

1 Sangat Setuju/Selalu 5 1

2 Setuju/Sering 4 2

3 Kurang Setuju/Kadang-kadang 3 3

4 Tidak Setuju/Jarang 2 4

5 Sangat Tidak Setuju/Tidak Pernah 1 5

(7)

7 Sebelum instrumen disebarkan terlebih dahulu di uji prasyarat angket menggunakan uji validitas yang dilanjukan dengan formula Gregory. Sebelum instrumen digunakan untuk mengumpulkan data, item-item instrumen yang telah disusun berdasarkan kisi-kisi terlebih dahulu dilakukan uji validitas isi dan uji validitas konstruk. Validitas isi berkenaan dengan ketepatan instrumen dalam suatu variabel yang diukur.

Dalam penelitian ini, perhitungan validitas empirik dalam penentuan tingkat validitas butir item digunakan Korelasi Product Moment yang berfungsi untuk menghitung koefisien korelasi antara variabel bebas (skor) dengan variabel terikat (skor) lainnya. Rumus yang digunakan,

  

2 2

2

2

      Y Y N X X N Y X XY N rxy

Uji realibilitas merupakan ukuran yang menyatakan tingkat keajegan atau kekonsistenan instrumen. Untuk mengukur tingkat keajengan instrumen ini digunakan perhitungan Alpha Crobach. Rumus yang digunakan adalah                 

2 2 1 11 1 1 St S n n r

Dalam melakukan analisis data dalam penelitian ini ada tiga tahapan yang dilakukan yakni: (1) tahap analisis deskriptif data, (2) tahap pengujian persyaratan analisis, (3) tahapan pengujian hipotesis. Analisis deskriptif Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis statistik deskriptif, dimana data dianalisis dengan memaparkan rata-rata (mean), median, modus, standar deviasi, varian dan grafik dari data, pola asuh orang tua, rasa percaya diri dan hasil belajar IPA siswa. Terkait dengan hal ini maka dalam uji prasyarat analisis ini akan diadakan analisis untuk menguji normalitas sebaran data, uji linearitas data dan keberartian regresi, dan uji multikolinearitas. Pengujian hipotesis dilakukan sebagai upaya untuk mencapai tujuan penelitian yang dirumuskan, maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis regresi sederhana dan analisis regresi ganda.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi data pola asuh orng tua, rasa percaya diri dan hasil belajar IPA yang memaparkan rata-rata, median, modus,

standar deviasi, dan varian. Hasil perhitungan yang disajikan pada tabel 4 berikut.

Tabel 4. Deskripsi Data Pola Asuh, Rasa Percaya Diri dan Hasil Belajar IPA Variabel

Statistik Pola Asuh Orang Tua Rasa Percaya Diri Hasil Belajar IPA

N 49 49 49 Rata-rata 63,8 104 81,2 Median 61,2 101,19 73,18 Modus 58,67 100,31 76,79 Simpangan Baku 0,15 0,12 0,26 Varians 0,02 0,014 0,07 Rentangan 28 14 38 Minimun 53 100 60 Maksimum 80 113 97

Teknik uji normalitas yang digunakan adalah teknik Kolmogrov-Smirnov (Liliefors Significance Correction) yang dikenakan terhadap skor Hasil Belajar IPA siswa Kelas V (Y), Pola Asuh Orang Tua (X1) dan Rasa Percaya Diri (X2). Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 21.0 for windows diperoleh hasil untuk semua

variabel di atas 0,05 (hasil belajar IPA sebesar 0,662, pola asuh orang tua sebesar 0,545, dan rasa percaya diri sebesar 0,112). Ini berarti skor hasil belajar IPA siswa, pola asuh orang tua dan rasa percaya diri di SD gugus VIII Desa Seraya berdistribusi normal.

Pengujian linearitas dilakukan dengan menggunakan uji F dengan memperhatikan

(8)

8 nilai Deviation From Linierity dan nilai signifikan (sig.) dengan bantuan program SPSS 21 for windows. hasil analisis uji linearitas regresi pada nilai F Deviation. From linearity untuk pola asuh orang tua terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V sebesar 1,216 dengan nilai signifikansi (sig) sebesar 0,310, jika ditetapkan taraf signifikansi α=0,05, maka nilai sig jauh lebih besar daripada 0,05, dengan demikian bahwa terdapat hubungan antara pola asuh orang tua terhadap hasil belajar IPA siswa. Nilai F Deviation. From linearity untuk rasa percaya diri terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V sebesar 0,397 dengan nilai signifikansi (sig) sebesar 0,948, jika ditetapkan taraf signifikansi α=0,05, maka nilai sig jauh lebih besar daripada 0,05, dengan demikian bahwa terdapat hubungan antara rasa percaya diri terhadap hasil belajar IPA siswa. Jadi dapat disintesiskan bahwasemua hubungan variabel bebas dan terikat, F Dev. From linearity diatas 0,05, dengan demikian hubungan antara pola asuh orang tua, rasa percaya diri terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V di SD Gugus VIII Desa Seraya mempunyai hubungan yang linear dan analisis uji regresi dapat dilanjutkan. Selanjutnya dilihat apakah koefisien arah regresi berarti atau tidak. Uji ini dilakukan untuk menaksir apakah ada hubungan yang berarti antara variabel bebas dengan variabel terikat. Uji keberartian arah regresi dilakukan dengan uji F, hasil yang didapatkan adalah semua pasangan variabel bebas dan variabel terikat lebih kecil dari 0,05 (X1Y=0,005 dan X2Y= 0,037). Hal ini berarti koefisien arah regresi berarti. Dengan kata lain, terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel bebas dan terikat.

Uji multikolineritas dikenakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan korelasi yang cukup tinggi antar variabel bebas yaitu skor pola asuh orang tua (X1), dan rasa percaya diri (X2). Untuk pengujuan ini digunakan korelasi product moment antara sesama variabel bebas dengan memprediksi nilai VIF (Variance Inflation Factor). Dari hasil penghitungan didapatkan nilai VIF antara variabel pola asuh orang tuaterhadap hasil belajar IPA adalah 1,034 dan variabel rasa percaya diri terhadap hasil belajar IPA adalah 1,034. Kesemua nilai tersebut disekitar angka 1 dan dibawah 10,

hal ini berarti data bebas dari gejala multikolineritas dan memenuhi uji prasyarat analisis.

Berdasarkan hipotesis pertama alternatif (Ha) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan pola asuh orang tua terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V di SD Gugus VIII Desa Seraya. Hipotesis pertama nihil (Ho) menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan pola asuh orang tua terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Gugus VIII Desa Seraya. Berdasarkan hasil perhitungan didapat koefisien korelasi R sebesar 0,395. Jadi nilai korelasi tersebut dikategorikan memiliki hubungan yang rendah antara pola asuh orang tua dan hasil belajar IPA. Untuk mengetahui koefisien korelasi X1Y signifikan maka dilakukan analisis perhitungan, diperoleh rhitung>rtabel atau 0,395 lebih besar daripada 0,05, sehingga nilai rhitung signifikan. Dengan demikian, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disintesiskan bahwa korelasi antara X1 dan Y adalah signifikan. Dengan kata lain bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pola asuh orang tua terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Gugus VIII Desa Seraya. Berdasarkan perhitungan didapatkan kontribusi sumbangan variabel sebesar15,6%. Berdasarkan Hipotesis kedua alternatif (Ha) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan rasa percaya diri terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di gugus VIII Desa Seraya. Hipotesis kedua nihil (Ho) menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan rasa percaya diri terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Gugus VIII Desa Seraya. Pengujian hipotesis kedua dilakukan dengan teknik regresi sederhana. Dari hasil perhitungan didapat koefisien korelasi R sebesar 0,323 nilai korelasi tersebut dikategorikan memiliki hubungan yang cukup rendah antara rasa percaya diri terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Gugus VIII Desa Seraya. Berdasarkan perhitungan, diperoleh rhitung > rtabel atau 0,323 lebih besar daripada taraf signifikansi 0,05, sehingga

rhitung signifikan. Dengan demikian maka Ho

ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disintesiskan bahwa korelasi X2 dan Y adalah signifikan dan terdapat hubungan

(9)

9 yang positif rasa percaya diri terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Gugus VIII Desa Seraya. Berdasarkan perhitungan didapatkan kontribusi sumbangan variabel sebesar 10,4%.

Berdasarkan Hipotesis ketiga alternatif (Ha) menyatakan bahwa secara bersama-sama terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pola asuh orang tua dan rasa percaya diri terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di gugus VIII Desa Seraya. Pengujian hipotesis ketiga dilakukan dengan teknik regresi ganda yang dilanjutkan mencari korelasi berganda dan kemudian dilakukan uji signifikansi R dengan rumus F. Hasil perhitungan regresi ganda diperoleh 0,222. Karena nilai Fhitung >Ftabel maka regresi dapat dipakai untuk memprediksi pola asuh orang tua dan rasa percaya diri terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di gugus VIII Desa Seraya. Untuk mengetahui koefisien korelasinya dilakukan analisis korelasiberganda. Berdasarkan hasil perhitungan didapat koefisien korelasi R sebesar 0,471 yang berarti memiliki korelasi atau hubungan cukup kuat. Untuk mengetahui koefisien ini signifikan atau tidak, maka dilakukan uji F. Dari perhitungan didapat nilai Fhitung sebesar 6,550. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai Ftabel, pada Tabel didapat nilai kritis sebesar 3,20 untuk dk penyebut = 47 dan dk pembilang = 2 pada taraf kesalahan 5%. Karena nilai

Fhitung lebih besar daripada nilai Ftabel maka

dapat disintesikan bahwa korelasi X1 dan X2 terhadap Y adalah signifikan. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) yang menyatakan “secara bersama-sama tidak ada hubungan atau korelasi yang signifikan antara pola asuh orang tua dan rasa percaya diri terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di gugus VIII Desa Seraya” ditolak. Hal ini berarti hipotesis penelitian (Ha) menyatakan, “secara bersama-sama terdapat hubungan atau korelasi yang signifikan antara pola asuh orang tua dan rasa percaya diri terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Gugus VIII Desa Seraya”. diterima. Secara bersama-sama kedua variabel tersebut memiliki sumbangan variabel kontribusi sebesar 22,2% pola asuh orang tua dan rasa percaya diri terhadap

hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Gugus VIII Desa Seraya.

Dari hasil analisis regresi diketahui perhitungan korelasi yang didapat sebesar 0,395 yang mana lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 dan besar sumbangan kontribusi 15,6 %. Ini berarti pola asuh orang tua dan hasil belajar IPA siswa memiliki hubungan yang signifikan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitria Rahmawati, yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikansi pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar siswa dengan kontribusi sebesar 18,23%. Dengan demikian faktor pola asuh orang tua memberikan pengaruh yang paling besar terhadap tinggi rendahnya hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua telah berhasil menunjukan fakta bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan rasa percaya diri terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V di SD Gugus VIII Desa Seraya dengan perhitungan korelasi yang didapat sebesar 0,323 yang mana lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 dan besar sumbangan kontribusi 10,4%. Ini berarti X2 dan Y memiliki hubungan yang signifikan. Berdasarkan hasil analisis terhadap pengujian hipotesis ketiga, maka ditemukan bahwa secara bersama-sama terdapat hubungan signifikan pola asuh orang tua dan rasa percaya diri terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Gugus VIII Desa Seraya dengan perhitungan koefisien korelasi sebesar 0,471 yang berarti memiliki korelasi atau hubungan cukup kuat. Dari perhitungan didapat nilai Fhtung > Ftabel atau 6,550 lebih besar daripada 0,05, sehingga X1 dan X2 terhadap Y adalah signifikansi dengan kontribusi sebesar 22.2%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nathania, yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan pola asuh orang tua dengan kepercayaan diri siswa SMP Kristen Ranotongkor dengan nilai korelasi sebesar 0,343, kemudian hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitria, yang menyatakan secara bersama-sama terdapat hubungan yang signifikan pola asuh orang tua dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa dengan kontribusi sebesar 70,56% dengan kategori sangat kuat.

(10)

10 SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa (1) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pola asuh orang tua terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Gugus VIII Desa Seraya, dengan koefisien korelasi R sebesar 0,395, nilai probabilitas 0,005 dan sumbangan variabel kontribusi sebesar 15,6%, (2) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara rasa percaya diri terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Gugus VIII Desa Seraya, dengan koefisien korelasi R sebesar 0,323, nilai probabilitas 0,024 dan sumbangan variabel kontribusi sebesar 10,4%, dan (3) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pola asuh orang tua dan rasa percaya diri terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Gugus VIII Desa Seraya, dengan koefisien korelasi R sebesar 0,471, nilai probabilitas 0,003 dan sumbangan variabel kontribusi sebesar 22,2%.

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai

berikut, (1) Siswa disarankan supaya meningkatkan rasa percaya diri dalam mengikuti pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih optimal, (2) Para guru disarankan hendaknya berusaha untuk bekerjasama dengan orang tua siswa dalam membimbing anak untuk selalu meningkatkan rasa percaya diri, (3) Kepala sekolah disarankan untuk dapat memberikan kebijakan dan masukan kepada guru untuk bekerjasama

dalam memberikan pola asuh

pembimbingan yang tepat dalam meningkatkan rasa percaya diri secara optimal, (4) Orang tua siswa disarankan dapat memilih pola asuh yang baik dan tepat terhadap anak serta dapat memajukan tingkat pendidikan anak-anaknya dan (5) Peneliti lain disarankan agar dapat menggunakan laporan hasil penelitian ini sebagai acuan kepustakaan dalam melakukan penelitian yang baik dalam variabel yang sama atau pada variabel yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Cetakan Kedelapan.Bandung: Alfabeta.

Aziz. S. 2015. Pendidikan Keluarga Konsep dan Strategi. Cetakan Pertama.Yogyakarta: Gava Media. Budiman. A. 2016. Tampil Memukau &

Percaya Diri Tanpa Minder & Grogi Cetakan Pertama. Yogyakarta: Araska.

Jayantini, S. 2014. “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian

Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 1

Sukasada Tahun Pelajaran

2013/2014”.Jurnal Undiskha Jurusan Bimbingan Konseling Universitas Pendidikan Ganesha, Volume 2 No 1 (hlm 3--10).

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan.Cetakan Keempat. Bandung: Alfabeta, Cv.

Wibowo, A. 2012. Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.

Gambar

Gambar 1. Hubungan antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat  Populasi  dalam  penelitian  ini  adalah
Tabel 3 Skor untuk Statemen Positif dan Negatif untuk Pola Asuh Orang Tua          dan Rasa Percaya Diri

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi penerapan biaya standar untuk biaya produksi pada UKM Cireng Cageur Grup yang mencakup biaya bahan baku langsung, biaya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan jenis tanah memberi pengaruh nyata terhadap C-organik tanah dan N-total tanah, serta bahan organik yang berbeda memberi pengaruh

Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah manajer perusahaan manufaktur di Indonesia melakukan manajemen

[r]

Sampai tahun 2013, jumlah tenaga kependidikan untuk menunjang kegiatan administrasi akademik, administrasi keuangan dan kepegawaian serta administrasi umum pada

Untuk melakukan proses pembuatan suatu dudukan alat Test Bench es perlu dilakukan perencanaan dan perancangan sebagai langkah dasar pembuatan dudukan alat, sehingga

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas V MI Al Mujahidin desa Setarap Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu pada semester II tahun pelajaran

Ia berpura-pura menyambut Daud dengan penghormatan yang besar dan puji-pujian yang berlebih-lebihan namun dalam dadanya makin menyala-nyala api dendam dan kebenciannya,