• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUKAN JURUSAN SISWA PADA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (LPP) PENERBANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENENTUKAN JURUSAN SISWA PADA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (LPP) PENERBANGAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUKAN JURUSAN SISWA PADA LEMBAGA

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (LPP) PENERBANGAN

Safrizal1), Lili Tanti2)

Program Studi Manajemen Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Potensi Utama Universitas Potensi Utama; Jl. KL. Yos Sudarso Km. 6,5 No. 3-A Tanjung Mulia,

Telp. (061) 6640525/fax : (061) 6636830 Rizalsyl75@yahoo.co.id

Abstrak

Industri Penerbangan di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya permintaan terhadap pelayanan transportasi udara. Transportasi udara di Indonesia merupakan salah satu sarana transportasi yang menjadi andalan dalam menghubungkan antar pulau-pulau di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut maka kebutuhan akan sumber daya manusia dalam bidang penerbangan juga meningkat. Beberapa tahun terakhir khususnya di Medan mulai banyak berdiri lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan dalam bidang penerbangan. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya permintaan kebutuhan tenaga kerja di bidang tersebut. Namun banyak lembaga pendidikan dan pelatihan yang belum memperhatikan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh para siswa yang akan ditempatkan bekerja sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa tersebut sehingga mengakibatkan seringnya terjadi masalah pada saat telah memasuki dunia kerja tersebut. Oleh karena itu untuk membantu permasalahan yang terjadi pada lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan dalam menentukan jurusan siswa sehingga jurusan yang dipilih oleh siswa tersebut adalah jurusan yang sesuai dengan bidang pekerjaan yang ada pada perusahaan penerbangan pada saat siswa tersebut lulus dan ditempatkan pada perusahaan tersebut.Untuk itu perlu adanya sebuah Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang akan membantu mengolah data. Metode tersebut dianggap baik karena dapat membandingkan antara kriteria yang ditetapkan dengan alternatif. Penerapan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dan metode Simple Additive Weighting (SAW) menjadi suatu kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat porses pengambilan keputusan dengan memecahkan pesoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya untuk mempengaruhi hasil

Kata kunci -Sistem-Pendukung-Keputusan, Penentuan Jurusan, Evaluasi Nilai, LPP

Penerbangan, AHP dan SAW

Abstract

Aviation Industry in Indonesia showed a very rapid development from year to year, this is evidenced by the increasing demand for air transportation services. Air transportation in Indonesia is one of the means of transport is a mainstay in the links between the islands of Indonesia. Under these conditions, the need for human resources in the field of aviation also increased. The last few years, especially in the field started a lot of standing institutions of education and training in the field of aviation. This is because more and more demand for labor in the field. But many education and training institutions are not considering the level of ability possessed by the students will be placed to work in accordance with the abilities of the students, resulting in frequent problem at the moment have entered the working world. Therefore, to help the problems that occur in educational institutions and training in determining the direction of students so that the department chosen by the student is majoring in accordance with its existing work in the airline at the time these students graduate and are placed on the company. For that we need a Decision Support System (DSS) that will help process the data. The method is considered good because it can compare the criteria established by the alternative. Application of Analytic Hierarchy Process (AHP) and the Simple Additive weighting method (SAW) into a framework for making decisions effectively on complex problems by simplifying and

(2)

accelerating the decision-making porses to solve the issue of the added parts to influence the outcome

Key word - DSS, Determining Programs, LPP Penerbangan, AHP and SAW

1. PENDAHULUAN

Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (LPP) Penerbangan adalah Lembaga pelatihan profesi yang memdidik, melatih dan menyalurkan kerja dalam bidang penerbangan. LPP Penerbangan setiap tahunnya menerima siswa baru dan memberikan pelatihan dan pendidikan dalam bidang penerbangan sebelum ditempatkan pada Maskapai. Namun banyak lembaga pendidikan dan pelatihan yang belum memperhatikan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh para siswa yang akan ditempatkan bekerja sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa tersebut sehingga mengakibatkan seringnya terjadi masalah pada saat telah memasuki dunia kerja tersebut. Oleh karena itu untuk membantu permasalahan yang terjadi pada lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan dalam menentukan jurusan siswa sehingga jurusan yang dipilih oleh siswa tersebut adalah jurusan yang sesuai dengan bidang pekerjaan yang ada pada perusahaan penerbangan pada saat siswa tersebut lulus dan ditempatkan pada perusahaan tersebut. Banyaknya alternatif yang digunakan dalam menentukan jurusan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa tersebut maka sulit untuk mengambil sebuah keputusan secara manual. Tujuan keputusan adalah untuk mencapai target atau aksi tertentu yang harus dilakukan[1]. Ciri-ciri keputusan adalah banyak pilihan/alternative, ada kendala atau syarat, mengikuti suatu pola/model tingkah laku, baik yang terstruktur maupun tidak terstruktur, banyak input/variable, ada factor resiko, dibutuhkan kecepatan, ketepatan dan keakuratan[1]. Oleh karena itu, diperlukan sebuah Sistem pendukung keputusan atau decision support systems yang disingkat DSS. DSS merupakan sebuah sistem berbasis komputer yang membantu dalam proses pengambilan keputusan. DSS juga sebagai sistem informasi berbasis komputer yang adaptif, interaktif dan fleksibel, yang secara khusus dikembangkan untuk mendukung solusi dari pemasalahan manajemen yang tidak terstruktur untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. Dengan demikian dapat ditarik satu definisi tentang DSS yaitu sebuah sistem berbasis komputer yang adaptif, fleksibel, dan interaktif yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah tidak terstruktur sehingga meningkatkan nilai keputusan yang diambil[2]. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk membangun sebuah sistem pendukung keputusan salah satunya adalah metode AHP. Dasar berpikirnya metode Analytical Hierarcy Process (AHP) adalah proses membentuk skor secara numerik untuk menyusun rangking setiap alternatif keputusan berbasis pada bagaimana sebaiknya alternatif itu dicocokan dengan kriteria pembuat keputusan. AHP umumnya digunakan dengan tujuan untuk menyusun prioritas dari berbagai alternative atau pilihan yang ada dan pilihanpilihan tersebut bersifat kompleks atau multikriteria [3]. Metode SAW merupakan metode Fuzzy MADM yang paling sederhana dan paling banyak digunakan. Metode ini juga metode yang paling mudah untuk diaplikasikan, karena mempunyai algoritma yang tidak terlalu rumit.Metode SAW sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiapalternatif pada semua atribut [4].Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh LPP Penerbangan dalam menentukan Jurusan untuk siswa dimana sehingga jurusan yang dipilih oleh siswa tersebut adalah jurusan yang sesuai dengan bidang pekerjaan yang ada pada perusahaan penerbangan pada saat siswa tersebut lulus dan ditempatkan pada perusahaan tersebut maka diperlukan sustu Sistem Pendukung Keputusan dengan pengolahan data dengan menggunakan metode Analytical Hierarcy Process (AHP) didalam menentukan bobot prioritas kriteria yang digunakan untuk masing-masing jurusan dan metode SAW digunakan untuk menentukan jurusan yang yang dijadikan rekomendasi bagi pihak manajemen dalam menentukan jurusan yang layak dipilih oleh siswa LPP Penerbangan.

(3)

Data Quesioner (Data Kriteria dan Data Alternatif) Penentuan Jurusan dari Maskapai dan LPP Penerbangan

Memberi nilai Alternatif dan Kriteria

Memeriksa Konsistensi Penilaian Alternatif dan

Kriteria Data Kriteria Penentuan

Jurusan

Data Alternatif Penentuan Jurusan

Hasil Nilai Bobot Prioritas setiap Kriteria untuk masing-masing Jurusan (W) Proses Metode AHP

Evaluasi Nilai Siswa Normalisasi Matriks ( )

Matriks Ternormalisasi (R)

ij

r

Nilai Preferensi untuk Setiap Alternatif ( )Vi Ranking untuk

Masing-Masing Jurusan

Hasil dari Pemilihan Jurusan

Proses Metode SAW

Hasil Rekomendasi Penentuan Jurusan Siswa

LPP Penerbangan

Gambar 1. Diagram Alur Penelitian dalam Penentuan Jurusan berdasarakan Evaluasi Nilai Siswa pada LPP Penerbangan

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Data Kriteria

Data kriteria penentuan jurusan siswa didapat dari hasil questioner dari Maskapai dan LPP Penerbangan yang meliputi Jenjang Pendidikan, Usia, Tinggi Badan, Penampilan, Kesehatan dan Potensi Akademik, dimana Potensi Akademik meliputi Anouncement, Aviation Knowledge,

Aviation Security, Basic Fare & Tiketing, Dangerous Goods & Cargo Knowledge, English for Hospitality, Grooming, Pasanger and Bagage handling, dan Tour and Package.

Data Alternatif

Data alternatif adalah data pemilihan jurusan yang ada pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (LPP) Penerbangan yang meliputi Airlines Staff, Travel Agent Staff dan Cabin Staff. Data jurusan ini diambil dari hasil observasi, wawancara dan questioner yang dilakukan pada LPP Penerbangan di Kota Medan.

Proses Metode AHP

1. Memberi Nilai Alternatif dan Kriteria

Nilai perbandingan jurusan yaitu Airlines Staff, Travel Agent Staff dan Cabin Staff berdasarkan kriteria Jenjang Pendidikan, Usia, Tinggi Badan, Penampilan, Kesehatan dan Potensi Akademik, dimana Potensi Akademik meliputi Anouncement, Aviation Knowledge, Aviation

Security, Basic Fare & Tiketing, Dangerous Goods & Cargo Knowledge, English for Hospitality, Grooming, Pasanger and Bagage handling, dan Tour and Package didapat dari

hasil questioner yang dilakukan pada pihak maskapai. 2. Memeriksa Konsistensi Penilaian Alternatif dan Kriteria

Setelah dilakukan proses perbandingan antara Alternatif yaitu jurusan siswa LPP Penerbangan yang meliputi Airlines Staff, Travel Agent Staff dan Cabin Staff dengan kriteria pemilihan jurusan maka akan dilakukan pemeriksaan konsistensi penilaian yaitu dikatakan konsistensi jika nilai consistensi rasio memiliki nilai dibawah dari 0,1. Berdasarkan nilai dari resposnden maka didapat nilai CR yang ditunjukkan pada tabel 1.

(4)

Berdasarkan data nilai consistensi rasio (CR) yang terdapat pada tabel 1 dimana setiap kriteria memiliki nilai CR < 0.1 maka dapat diambil kesimpulan bahwa preferensi responden adalah konsisten.

3. Hasil Nilai Bobot Prioritas untuk Setiap Kriteria Pemilihan Jurusan

Setelah dilakukan Nilai perbandingan jurusan yaitu Airlines Staff, Travel Agent Staff dan Cabin Staff berdasarkan kriteria yang didapat dari hasil questioner yang dilakukan oleh pihak

maskapai maka didapat nilai bobot untuk masing-masing kriteria dalam pemilihan jurusan siswa LPP Penerbangan yang ditunjukkan pada tabel 2.

Tabel 2. Nilai Preferensi Bobot Tiap Kriteria pada Tiap Jurusan

Proses Metode SAW

Langkah-langkah dalam metode SAW[4] adalah: 1. Menentukan Kriteria (Cj)

2. Memberikan nilai bobot preferensi (W) oleh pengambil keputusan untuk masing-masing kriteria yang sudah ditentukan.

𝑊 = [𝑊1,𝑊2,𝑊3,… 𝑊𝑗]

……….(1)

3. Melakukan normalisasi matriks keputusan X dengan cara menghitung nilai rating kinerja ternormalisasi (rij) dari alternative Ai pada atribut Cj..

𝑟𝑖𝑗= { 𝑥𝑖𝑗 𝑀𝐴𝑋𝑖(𝑥𝑖𝑗) 𝑀𝐼𝑁(𝑥𝑖𝑗) 𝑥𝑖𝑗 ……… …..(2)

4. Hasil dari nilai rating kinerja ternormalisasi (rij) membentuk matriks ternormalisasi (R)

………..(3)

5. Melakukan proses perankingan dengan cara mengalikan matriks ternormalisasi (R) dengan nilai bobot preferensi (W).

(5)

……….(4) 7. Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih.

Menentukan Rating Nilai Kecocokan untuk setiap Kriteria

1. Parameter ukuran kriteria Jenjang Pendidikan meliputi SMA/SMK Sederajat memiliki nilai 1, Jenjang Pendidikan Diploma-I (D1) memiliki nilai 2, Jenjang Pendidikan Diploma-III (D3) memiliki nilai 3 dan Jenjang pendidikan Strata-1 (S1) memiliki nilai 5.

2. Parameter ukuran kriteria Usia meliputi umur 18-19 tahun dengan nilai 5, umur 20-21 tahun dengan nilai 4, umur 22 tahun dengan nilai 3, umur 23 tahun dengan nilai 2 dan umur diatas 23 tahun dengan nilai 1.

3. Parameter ukuran kriteria Tinggi Badan meliputi tinggi badan >165 cm dengan bobot 5, tinggi badan 164-165 cm dengan bobot 4, tinggi badan 162-163 cm dengan bobot 3, tinggi badan 160-161 cm dengan bobot 2 dan tinggi badan <160 cm dengan bobot 1

4. Parameter ukuran kriteria Kesehatan meliputi sangat baik dengan bobot 5, baik dengan bobot 4, cukup dengan bobot 3, kurang dengan bobot 2 dan sangat kurang dengan bobot 1.

5. Parameter ukuran kriteria Penampilan meliputi sangat baik dengan bobot 5, baik dengan bobot 4, cukup dengan bobot 3, kurang dengan bobot 2 dan sangat kurang dengan bobot 1.

Evaluasi Nilai Siswa

Sampel data nilai siswa yang didapat dari Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (LPP) penerbangan ditunjukkan pada tabel 3.

Tabel 3. Data Nilai Siswa pada LPP Penerbangan

1. Membuat Matriks Keputusan (X)

Dari tabel 3 rating kecocokan alternatif, langkah selanjutnya yaitu membentuk matriks keputusan (matriks x).

2. Normalisasi Matriks

Melakukan normalisasi matriks keputusan X dengan cara menghitung nilai rating kinerja ternormalisasi (rij) dari alternative Ai pada atribut Cj dengan menggunakan persamaan (2).

r11= 3 Max(3,2,5,2,1)= 3 5= 0.60 r12= 2 Max(3,2,5,2,1)= 2 5= 0.40 r13= 5 Max(3,2,5,2,1)= 5 5= 1.00 r14= 2 Max(3,2,5,2,1)= 2 5= 0.40 r15= 1 Max(5,4,3,2,1)= 1 5= 0.20 3. Matriks Ternormalisasi

Hasil dari nilai rating kinerja ternormalisasi (rij) membentuk matriks ternormalisasi (R) dengan menggunkan persamaan (2)

(6)

Nilai Preferensi untuk Setiap Alternatif

Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) dengan cara menjumlahkan hasil kali antara matriks ternormalisasi (R) dengan nilai bobot preferensi (W) dengan menggunakan persamaan (3)

……….(3) Untuk perhitungan perangkingan dilakukan dengan mencari nilai V untuk Jurusan Airliness Staff, mencari nilai V untuk Jurusan Cabin Staff dan mencari nilai V untuk Jurusan Travel Agent Staff.

a. Nilai preferensi (V) untuk jurusan Airlines Staff

Untuk mencari nilai preferensi (V) jurusan Airlines Staff dengan mengalikan nilai bobot perioritas kriteria yang ditunjukkan pada tabel 4 dengan matriks ternormalisasi (R).

𝑉1= (0.637𝑥0.60) + (0.231𝑥1.00) + (0.273𝑥0.75) + (0.258𝑥0.40) + (0.333𝑥0.25)

+ (0.091𝑥0.20) + (0.667𝑥1.00) + (0.818𝑥1.00) + (0.229𝑥0.20) + (0.818𝑥0.60) + (0.385𝑥1.00) + (0.385𝑥0.50) + (0.655𝑥0.60) + (0.091𝑥0.60) = 5.07

Hasil nilai preferensi (V) untuk jurusan Airlines Staff ditunjukkan pada tabel 4 Tabel 4. Nilai Preferensi (V) untuk Jurusan Airliness Staff

b. Nilai preferensi (V) untuk jurusan Cabin Staff

𝑉1= (0.105𝑥0.60) + (0.692𝑥1.00) + (0.636𝑥0.75) + (0.637𝑥0.40) + (0.333𝑥0.25)

+ (0.818𝑥0.20) + (0.250𝑥1.00) + (0.091𝑥1.00) + (0.086𝑥0.20) + (0.091𝑥0.60) + (0.538𝑥1.00) + (0.538𝑥0.50) + (0.290𝑥0.60) + (0.091𝑥0.60) = 4.18

Hasil nilai preferensi (V) untuk jurusan Cabin Staff ditunjukkan pada tabel 5 Tabel 5. Nilai Preferensi (V) untuk Jurusan Cabin Staff

c. Nilai preferensi (V) untuk jurusan Travel Agent Staff

𝑉1= +(0.077𝑥1.00) + (0.910𝑥0.75) + (0.105𝑥0.40) + (0.333𝑥0.25) + (0.091𝑥0.20)

+ (0.083𝑥1.00) + (0.091𝑥1.00) + (0.686𝑥0.20) + (0.091𝑥0.60)

+ (0.077𝑥1.00) + (0.077𝑥0.50) + (0.055𝑥0.60) + (0.818𝑥0.60) = 3.06 Hasil nilai preferensi (V) untuk jurusan Cabin Staff ditunjukkan pada tabel 6

(7)

Untuk mendapatkan hasil akhir dari pemilihan jurusan didapatkan dari hasil perbandingan antara Nilai Preferensi (V) Jurusan Airlines Staff yang ditunjukkan pada tabel 4, Nilai Preferensi (V) Jurusan Cabin Staff pada tabel 5 dan Nilai Preferensi (V) Jurusan Travel Agent Staff pada tabel 6. Jurusan yang terpilih/direkomendasikan adalah jurusan yang nilainya lebih besar yang ditunjukkan pada tabel 7.

Tabel 7. Hasil Akhir Pemilihan Jurusan Siswa LPP Penerbangan

Berdasarkan hasil akhir pemilihan jurusan siswa LPP Penerbangan yang ditunjukkan pada tabel 7 maka dapat diasimpulkan bahwa Siswa 1, Siswa 2 dan Siswa 4 direkomendasikan untuk memilih jurusan Airlines Staff, Siswa 3 direkomendasikan untuk memilih jurusan

Cabin Staff dan Siswa 5 direkomendasikan untuk memilih jurusan Travel Agent Staff. Hasil Pengujian

Hasil pengujian terhadap data sampel untuk menentukan pemilihan jurusan siswa LPP Penerbangan berdasarkan minat siswa LPP penerbangan dengan data perhitungan dengan menggunakan metode AHP dan SAW dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Hasil Penhujian

No Alternatif AS CS TAS Minat Jurusan

1 Siswa 1 5.07 4.18 3.06 Airlines Staff Airlines Staff 2 Siswa 2 4.44 4.15 3.37 Airlines Staff Airlines Staff

3 Siswa 3 4.36 4.61 3.65 Cabin Staff Cabin Staff

4 Siswa 4 3.98 3.20 2.68 Airlines Staff Airlines Staff 5

Siswa 5

3.20 4.39 5.21

Airlines Staff Travel Agent Staff

Dari tabel 8 dapat dilihat dari 5 data siswa, 4 data siswa yaitu Siswa1, Siswa2, Siswa3, Siswa4 antara minat dan jurusan terpilih sama yang artinya calon siswa tersebut memperoleh jurusan sesuai dengan minatnya, sedangkan calon siswa Siswa 5 antara minat dan jurusan yang terpilih berbeda dimana minat adalah Airliness Staff sedangkan jurusan yang terpilih yaitu Travel Agent Staff. Hal tersebut sangat mungkin terjadi karena dari semua kriteria yang ikut dalam perhitungan sangat menentukan hasil dari jurusan yang terpilih.

4. KESIMPULAN

1. Metode Analytical Hierarcy Process (AHP) didalam menentukan bobot prioritas kriteria yang digunakan untuk masing-masing jurusan dan metode SAW digunakan untuk menentukan jurusan yang yang dijadikan rekomendasi bagi pihak manajemen dalam menentukan jurusan yang layak dipilih oleh siswa LPP Penerbangan.

2. Penelitian ini lebih menggambarkan tentang analisis serta perancangan proses penentuan jurusan yang layak dipilih oleh siswa LPP Penerbangan.

3. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa penentuan jurusan antara minat dan jurusan rekomendasi bias berbeda, hal ini mungkin terjadi karena dari semua kriteria yang ikut dalam perhitungan sangat menentukan hasil dari jurusan yang terpilih.

5. SARAN

Penelitian ini hanya menggunakan dua metode rekayasa perangkat lunak. Ada baiknya dilakukan pula penelitian serupa dengan objek yang sama namun dengan metode yang berbeda agar ada hasil pembanding.

DAFTAR PUSTAKA

(8)

Pemilihan Kepala Sekolah untuk Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Magelang”, Konferensi Nasional Sistem dan Informatika 2014, Bali, November 7-8 (2014).

[2] Henry W,dkk, 2009, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI 2009), Yogyakarta, 20 Juni

[3] Green F. Mandias (2015), “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Anggota Senat Mahasiswa Universitas Klabat Menggunakan Metode AHP”, Konferensi Nasional Sistem Informasi (KNSI) 2015, Universitas Klabat, 26-28 Februari 2015.

[4] Teuku Mufizar., Dede Syahrul Anwar., Epa Aprianis., “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan DenganMenggunakan Metode SAW (Simple Additive Weighting)Di SMA 6 Tasikmalaya”, J u r nal VOI STMIK Tasikmalaya Vo l.5 , No . 1

Gambar

Gambar 1. Diagram Alur Penelitian dalam Penentuan Jurusan berdasarakan Evaluasi Nilai  Siswa pada LPP Penerbangan
Tabel 2. Nilai Preferensi Bobot Tiap Kriteria pada Tiap Jurusan
Tabel 3. Data Nilai Siswa pada LPP Penerbangan
Tabel 6. Nilai Preferensi (V) untuk Jurusan Travel Agent Staff

Referensi

Dokumen terkait

penjujmlahan terbobot adalah metode yang berdasarkan pada penjumlahan bobot dari rating kinerja setiap alternative pada semua atribut, metode ini sangat cocok digunakan

Hasil prioritas berdasarkan kriteria penerimaan siswa baru (pramugari) adalah Tinggi badan memiliki bobot 0,398, Umur memiliki bobot 0,267, Penampilan memiliki bobot

Metode algoritma Simple Additive Weighting (SAW) ini dipilih karena metode ini dapat mencari pejumlahan terbobot dari rating kinerja dan memiliki penilaian yang

Pembuatan Sistem Pendukung Keputusan Inventory Spare Part Dengan Metode Simple Additive Weighting, yaitu metode pembobotan yang mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja

Untuk melihat kinerja instruktur maka diperlukan suatu sistem evaluasi dimana sistem ini menilai kinerja instruktur dan menghasilkan prioritas instruktur terbaik

Pola perhitungan yang digunakan untuk  pemilihan calon siswa yaitu dengan menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting) dengan mencari  penjumlahan terbobot dari

Penilaian pada setiap bidang kerja lulusan penerbangan didasarkan pada kriteria masing-masing jurusan, oleh karena itu setiap jurusan memiliki nilai yang berbeda bagi siswa

Metode Simple Additive Weight SAW, disebut juga dengan istilah metode menggunakan penjumlahan bobot, Konsep dasar metode Simple Additive Weight SAW, yaitu mencari jumlah terbobot dari