• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rekayasa Keselamatan Peraturan k3 Astoni Sinambela Jr.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rekayasa Keselamatan Peraturan k3 Astoni Sinambela Jr."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

REKAYASA IDE

REKAYASA IDE

“KESELAMATAN KERJA DAN PERATURAN K3 ‘’ “KESELAMATAN KERJA DAN PERATURAN K3 ‘’

Ir.Firdaus, M.Kes.

Ir.Firdaus, M.Kes.

DISUSUN OLEH:

DISUSUN OLEH:

ASTONI SINAMBELA

ASTONI SINAMBELA

KRISTIAN NAINGGOLAN

KRISTIAN NAINGGOLAN

MUHHAMAD SUHENDRA

MUHHAMAD SUHENDRA

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

FAKULTAS TEKNIK

UNIMED

UNIMED

2017

2017

(2)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Pertama tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa , Pertama tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa , sebab telah memberikan rahmat dan karunianya serta kesehatan kepada saya sehingga sebab telah memberikan rahmat dan karunianya serta kesehatan kepada saya sehingga mampu menyelesaikan tugas

mampu menyelesaikan tugas “REKAYASA IDE“REKAYASA IDEKESELAMATAN KERJA DANKESELAMATAN KERJA DAN

PERATURAN K3

PERATURAN K3””tepat pada waktunya .tepat pada waktunya .

Rekayasa ide ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan Rekayasa ide ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua mengenai bagaimana merekayasa sebuah kepemimpinan itu agar wawasan kita semua mengenai bagaimana merekayasa sebuah kepemimpinan itu agar mendekati sempurna .

mendekati sempurna .

Apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan , saya Apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan , saya mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman saya masih terbatas. mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman saya masih terbatas. Karena itu saya menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun Karena itu saya menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna meyempurnakan tugas ini .

guna meyempurnakan tugas ini .

Akhir kata saya berharap semoga rekayasa ide ini dapat bermanfaat bagi Akhir kata saya berharap semoga rekayasa ide ini dapat bermanfaat bagi  pembaca

 pembaca dan dan bagi bagi saya saya khusunykhusunya a . . atas atas perhatiannyperhatiannya a saya saya mengucmengucapkan apkan terimaterima kasih. kasih. Medan, 30 November 2017 Medan, 30 November 2017 Penulis Penulis

(3)

Peraturan dan prosedur Keselamatan dan kesehatan kerja industri pemrosesan

daging pada unit penyemprotan gas ( gas F lushing) dan mesin pemrosesan

daging (dicedanCuber ) I.Latar Belakang

Industri merupakan tempat pengolahan suatu bahan baku menjadi bahan setengah jadi ataupun barang jadi. Pada zaman modern seperti sekarang ini industri merupakan pemegang peranan penting sebagai suatu organisasi yang bergerak dalam  bidang pemenuhan kebutuhan konsumsi masyarakat dunia akan barang jadi atau  barang konsumsi. Kebutuhan akan barang dan jasa di dunia akan terus berkembang dan beragam seiring dengan perkembangan zaman, peningkatan ekonomi dan  peningkatan jumlah penduduk di dunia.

Kenaikan kebutuhan akan barang dan jasa tersebut secara otomatis mempunyai korelasi positif terhadap perkembangan industri, oleh karena itu industri sebagai penyedia barang dan jasa selalu berusaha untuk mengoptimalkan proses  produksinya dengan berbagai cara termasuk dengan memperbanyak mesin yang digunakan untuk proses produksi, moderenisasi mesin-mesin untuk proses produksi dengan maksud untuk memodifikasi atau mengimprovisasi proses produksi.

Proses penambahan mesin atau moderenisasi mesin tersebut tentunya akan memperbanyak variasi resiko yang dihadap oleh pekerja disuatu industri sehingga  pihak industri juga harus berusaha dan bertanggung jawab untuk menjaga

keselamatan pekerjanya masing-masing

Suatu industri yang bertanggung jawab pada keselamatan pekerjanya tentunya akan berusaha untuk mengurangi, memperkecil dan bahkan meniadakan kecelakaan kerja yang terjadi di area industrinya. Hal ini dapat dicapai dengan menerapkan suatu standar kesehatan dan keselamatan kerja yang valid dan bermutu baik. Penerapan suatu usaha-usaha pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang terintegrasi dalam suatu sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja ini akan  berbeda-beda antara satu industri dengan industri lainnya, sesuai dengan jenis

(4)

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai usaha pencegahan kecelakan dan  penyakit akibat kerja pada suatu industri pemrosesan daging dalam konteks  penerapan suatu peraturan dan prosedur keselamatan.

II . Gambaran Umum Kecelakaan Dan Kesehatan Kerja Industri Pemrosesan Daging

Pada Industri pemrosesan daging seperti pada industri lainnya maka terdapat  berbagai jenis resiko kecelakaan kerja dan menurut statistik cukup besar. Menurut data  British meet processor association  jumlah kecelakaan kerja di industri  pemerosesan daging di inggris pada tahun 1990 berdasarkan satandar HSE (jumlah kecelakaan dibagi dengan jumlah pekerja dikali 100.000) menunjukkan angka 4852 ( British meet processor association,1990 ), kebanyakan kecelakaan kerja di industri  pemrosesan daging umumnya mengakibatkan patah tulang, amputasi, perawatan 24  jam, luka bakar (akibat tersengat listrik).

Berdasarkan survey  British meet processor association  pada tahun 2004-2005, yang melakukan survey mengenai jumlah kecelakaan kerja berdasarkan jenis  penyebab kecelakaan kerjanya dan lama pekerja tidak bekerja akibat insiden tersebut menyimpulkan bahwa kerugian / luka-luka / injuries akibat kasus kecelakaan kerja di industri pemerosesan daging mayoritas karena manual handling seperti membawa, mengangkat sesuatu barang.

Tabel 2.1 jenis kecelakaan kerja di industri pemrosesan daging di inggris pada tahun 2004-2005 (sumber : BMPA,2004)

(5)

Tabel 2.2 jenis kecelakaan kerja di industri pemrosesan daging di inggris pada tahun 2004-2005 yang mengakibatkan pekerja tidak bekerja selama lebih dari 3 hari (sumber : BMPA,2004)

III. Peraturan Keselamatan Di Industri Pemrosesan Dag ing

Pada subbab ini akan dijabarkan mengenai standar peraturan keselamatan di industri pemrosesan daging berasarkan  British meet processor association. Standar  peraturan keselamatan dalam industri pemrosesan daging pada dasarnya sangat  banyak dan bervariasi, yang umumnya berfokus pada peraturan keselamatan  penggunaan setiap mesin-mesin produksi. Dalam makalah ini sendiri peraturan keselamatan yang akan dicantumkan yaitu standar peraturan keselamatan pada  penggunaan mesin pada proses produksi yaitu mesin penyemprot gas ( gas Flushing )

dan mesin pemerosesan daging ( dice dan Cuber ). Peraturan yang dicantumkan pada subbab ini nantinya akan dibahas mengenai tingkat urgensinya dan hubungannya dengan prinsip keilmuan dalam bidang HSE.

III.1. Standar Peraturan Keselamatan PenggunaanGas Flushing

Gas Flushing   merupakan unit mesin dalam industri pemrosesan daging yang  penggunaannya bersamaan dengan mesin pengepakan daging dan berfungsi untuk memperpanjang umur produk atau memperpanjang waktu pembusukan daging. Gas yang sering digunakan yaitu : karbon dioksida, nitrogen, oksigen dan campuran gas inert.Proses ini digunakan sebelum proses final /penyegelan/pengepakan dagin hasil olahan dan dilakukan pada tekanan rendah.

(6)

Berikut ini adalah standar peraturan keselamtan dalam penggunaan Gas Flushing   pada industri pemrosesan daging.

1. Tempat penyimpanan gas oksigen, gas nitrogen cair, gas karbon dioksida dan gas inert lainnya harus mengikuti standar penyimpanan gas pada tabung  bertekanan yang terdapat pada lampiran I.

2. Setiap tempat penyimpanan gas harus ditempatkan pada area atau ruangan yang memiliki ventilasi yang memadai. Suatu jeruji besi atau proteksi lain yang sejenis harus dipasangkan pada tabung penyimpanan gas untuk mencegah benturan karena kendaraan. Tabung penyimpanan gas harus ditempatkan pada posisi yang stabil. Tabung yang sudah kosong harus di isi ulang secepatnya.

3. Setiap jalur perpipaan gas dari tempat penyimpanan dan unit Gas Flushing  harus dirancang sedemikian rupa agar tidak menghalangi pergerakan pekerja dan diisolasi untuk menghindari benturan. Kebocoran atau kerusakan pada  pipa akan mengakibatkan kepada peningkatan oksigen / Oxygen enrichment 

diruangan dan memperbesar resiko kebakaran. Dan jika yang dialirankan gas inert akan mengakibatkan resiko sesak napas karena terhirupnya gas inert tersebut atau turunnya konsentrasi oksigen dalam ruangan atau yang lebih dikenal dengan istilah asphyxiation

4. Aksoris pengukur tekanan pada tabung tempat penyimpanan gas dan unit Gas  Flushing . Harus terdapat alat sensor sehingga pada saat tidak terdapat aliran

gas maka unit Gas Flushing tidak akan beroperasi.

5. Aksesoris pipa berupa reducing valve  sebaiknya digunakan pada sumber gas (tempat penyimpanan gas atau tabung gas) sehingga sistem perpipaan mempunyai tekanan yang relatif rendah.

6. Setiap jalur perpipaan harus diberi kode warna dan menunjukkan arah aliran. 7. Suplai gas pada sumber utama gas harus diisolasi atau dihentikan pada saat

(7)

8. Harus terdapat suatu alat sampling gas untuk melakukan pengecekan periodik konsentrasi gas pada udara ruang kerja.

9. Penggunaan LEV harus dipertimbangkan untuk digunakan untuk mencegah  peningkatan konsentrasi gas di udara, khususnya jika proses operasi dilakukan  pada ruang tertutup / confined space

10. Hanya orang yang terlatih dan mempunyai izin untuk mengakses ,mengganti, dan mengecek operasional dari unit Gas Flushing.

11. Supervisor harus memastikan para pekerja yang beroperasi pada unit Gas  Flushing dan disekitarnya sadar, mengetahui dan perduli terhadap bahaya

yang ditimbulkan dari pengoperasian unit Gas Flushing. Standar keselamatan pada tempat penyimpanan gas

1. Area penyimpanan gas yang memungkinkan untuk menyebabkan asphyxiation jika dimungkinkan harus dibangun pada area dimana terdapat ventilasi dan aliran udara yang lancar. Area penyimpanan gas hendaknya tidak dibangun ada area yang tertutup oleh struktur bangunan yang akan membatasi aliran udara secara alami. Tempat penyimpanan gas tidak diperkenankan untuk dibangun pada area gudang bawah tanah atau tempat lainya yang memungkinkan untuk terjadinya akumulasi gas jika terjadi kebocoran. Jika tempat penyimpanan harus dibangun di dalam gedung maka harus dibangun pada lokasi yang tidak ditempati dan jauh dari ruangan yang terdapat kegiatan.

2. Jika tempat penyimpanan memang harus dibangun di dalam gedung maka harus tersedia ventilasi umum ( general ventilation). Jika memang harus terdapat kegiatan disekitar tempat penyimpanan maka harus tersedia suatu akses cepat untuk keluar ruangan. Setiap pipa pengeluaran dari pipa ventilasi harus menuju tempat / area terbuka.

3. Tabung tempat penyimpanan gas harus memiliki aksesoris untuk mengeluarkan tekanan berlebih ( overpressure relief device) dan saluran

(8)

keluaran dari overpressure relief device harus mengarah keluar ruangan sehingga surplus gas yang keluar dapat langsung terlarutkan oleh udara segar. 4. Pipa transfer gas dan setiap aksesoris saluran transfer dari tabung / tempat

 penyimpanan gas harus dipelihara dan dirawat agar tetap dalam kondisi baik. 5. Sistem pengawasan harus diterapkan untuk mencegah masuknya personil

yang tidak memiliki izin resmi ke tempat penyimpanan tabung penyimpanan gas.

6. Proses pemindahan gas nitrogen cair atau gas inert lainya menuju ke tempat  penyimapanan dengan menggunakan kendaraan pengangkut harus dilakukan ditempat terbuka dan pada tempat yang tidak membatasi dispersi gas atau uap gas. Jika dimungkinkan posisi truk pengangkut saat melakukan pengisian tidak pada jalan umum/publik, tetapi jika memang harus dilakukan pada jalan umum maka harus dilakukan suatu pengawasan dan pemberian papan  peringatan sehingga orang yang tidak berkepentingan dengan proses  pengisian tidak mendekat.

7. suatu sistem kerja yang baik harus diterapkan untuk memastikan tabung gas tidak diisi secara berlebihan. Pipa pengisian ke /transfer gas dari tempat  penyimpanan gas harus sesuai dengan diameter tabung gas / dewar flask  dan

debit yang diperlukan. Pengisian tabung gas / dewar flask tidak boleh dibiarkan tanpa pengawasan.

III.2. Standar Peraturan Keselamatan Penggunaan mesin pemrosesan daging (dicerdanCuber )

Mesin jenis ini berfungsi untuk memperkecil ukuran daging segar dan membentuk serta memotong daging segar agar berbentuk kubus. Secara umum mesin dicer dan cuber dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan model pengoperasiannya.(1) mesin yang mendorong produk daging menuju segmen-segmen pemotong yang akan memperkecil ukuran daging dan kemudian daging akan dipotong membentuk kubus denga mengunakan pisau potong yang berputar. (2) mesin yang akan memotong daging menjadi bagian-bagian yang kecil kemudian menggunakan mesin pemotong

(9)

multi segmen. Kedua tipe ini menggunakan sistem pengumpanan semi otomatis, manual atau otomatis. Hasil produk dari mesin ini akan menuju conveyor   kemudian masuk ke dalam container.

Berikut ini adalah standar peraturan keselamtan dalam penggunaan dicer dan Cuber   pada industri pemrosesan daging :

1. Hasil keluaran dari mesin harus segera menuju kontainer ataupun conveyor  yang tertutup sehingga mencegah akses menuju mesin pemotongnya.

2. Setiap pintu yang tidak menetap (non-fixed) dan bagian lain dari mesin yang memungkinkan untuk diakses, serta akses tersebut berkaitan dengan bagian  berbahaya bagi mesin harus di beri pengamann interlocked .

3. Setiap kali pintu pada ruang pemotongan terbuka 20 mm atau bagian dari

sistem pembawa hasil produk dari mesin (kontainer atau conveyor )

 bermasalah maka pisau pemotong harus dapat berhenti dalam 0,15 detik. 4. Sistem  Hopper   dari mesin harus tertutup sehingga mencegah akses menuju

 bagian mesin yang berbahaya. Hal ini mencakup kisi-kisi yang interlocked,

 pada mesin besar yang mempunyai  Hopper lebih dari 1600mm harus

mempunya cermin yang membuat pengawas mesin bisa melihat ke dalam mesin dan juga harus mempunyai indikator yang memperlihatkan kapasitas isi dari  Hopper.  Jika bagian dari  Hopper   yang berbahaya bisa diakses maka harus di pasang pengaman yang interlocked .

5. Harus tersedia jarak minimum 120 mm antara mesin dan alat pengumpan daging yang akan diproses. Jika mesin pengumpan dikontrol secara manual maka kecepatannya harus tidak lebih dari 0,4 m/detik dan jika diperasikan secara otomatis harus 0,1 m/detik.

6. Usaha perawatan dari mesin harus dilakukan oleh orang yang benar-benar kompeten dan terlatih. Petugas yang melakukan pembersihan dan perawatan harus mengenakan sarung tangan karet terutama petugas yang akan membersihkan atau perawatan pada mesin pemotong.

(10)

IV. Pembahasan Mengenai Aspek Peraturan Keselamatan Dan Hubungannya Dengan Prinsip Teknik Keselamatan Dan Kesehatan Lingkungan

Peraturan-peraturan yang diterapkan dalam industri pengolahan daging disusun berdasarkan analisa jenis dan tingkat bahaya yang ditimbulkan dari proses atau cara kerja, teknologi proses dan peralatan yang digunakan dalam industri  pemrosesan daging. Selain itu penyusunan suatu peraturan keselamtan erat kaitannya dengan teori-teori, prinsip-prinsip dasar dan praktik mengenai keselamatan dan kesehatan pekerja industri, sehingga dalam bab ini akan dibahas mengenai hubungan antara peraturan-peraturan keselamatan dalam penggunaan unit gas flushing dan mesin dicer dan cuber pada suatu industri pemrosesa daging dengan teori dan prinsip dasar keselmatan dan kesehatan kerja.

IV.1 Peraturan Keselamatan Penggunaan Gas Flushing  Korelasinya Dengan

Teori Atau Prinsip Dasar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Penggunaan unit Gas Flushing   pada industri pengolahan daging ini mempunyai potensi bahaya bagi pekerja, bahaya yang ditimbulkan pada proses ini yaitu resiko kebocoran gas pada sistem perpipaan dan tangki bertekanan, baik tangki  bertekanan pada tempat penyimpanan gas maupun pada unit   Gas Flushing . Resiko

kebocoran gas pada unit Gas Flushing   akan menyebabkan terlepasnya gas yang digunkan untuk gas flushing, gas yang digunakan dapat berupa karbon dioksida, nitrogen ataupun campuran gas lainnya.Terlepasnya gas ini ke lingkungan kerja terutama pada lingkungan yang tertutup dan minim ventilasi akan segera mengakibatkan gejala Asphyxiants.

 Asphyxiants merupakan gejala dimana proses pernapasan / oksigenasi sel sehingga mengakibatkan sesak nafas yang dapat mengakibatkan kematian terganggu karena suatu substansi dan digolongkan menjadi Simple Asphyxiants  dan Chemical  Asphyxiants.(Goetsch,2005). Pada unit Gas Flushing  Jenis Asphyxiants yang menjadi resiko yaiut  Simple Asphyxiants. sim ple Asphyxiants merupakan  Asphyxiant yang diakibatkan oleh gas inert yang membuat tipisnya konsentrasi oksigen pada zona  pernapasan dan mengakibatkan jumlah oksigen yang ditransportasikan dari paru-paru melalui aliran darah ke seluruh sel tidak mencukupi. hal ini mengakibatkan

(11)

gangguan pada bagian-bagian tubuh/organ tubuh yang vital dan membutuhkan oksigen. (Plog and Quinlan,2002). Simple Asphyxiants dapat mengakibatkan kematian karena di dalam tubuh banyak organ vital yang membutuhkan oksigen untuk

menjalankan mekanisme respirasi selnya, sebgai contoh tanpa oksigen yang

mencukupi sel otak akan mati dalam jangka waktu 2-5 menit.

 Asphyxiantsmerupakan salah satu insiden industri yang dapat berakibat fatal (kematian), menurut data di Amerika dari tahun 1999 sampai dengan 2002 terdapat 85 insiden yang terkait dengan  Asphyxiants dan menyebabkan 80 pekerja tewas dan 85 harus dirawat intensif di rumah sakit (CSB, 2003).

Oleh karena resiko  Asphyxiants  yang ditimbulkan oleh penggunaan unit Gas

 Flushing maka suatu industri pengolahan daging memang diharuskan menerapkan

suatu peraturan untuk melindungi keselamatan pekerja. Dapat dilihat bahwa fokus  peraturan mengenai penggunaan Gas Flushing mencakup beberapa hal yaitu :

1. usaha untuk mencegah terjadinya kebocoran pada sistem perpipaan baik pada tempat penyimpanan gas atau unit Gas Flushing.

2. Usaha pencegahan keobocoran pada tangki bertekanan.

3. Usaha deteksi jika terjadi kebocoran dan jalur evakuasi yang memadai serta cepat jika terjadi kebocoran.

4. Usaha menyediakan suatu sistem ventilasi umum yang memadai untuk mencegah timbulnya Asphyxiants pada pekerja jika memang terjadi kebocoran gas pada unit penyimpanan gas dan unit gas flushing.

5. Memakai  permit system  bagi personil yang akan bekerja pada area  penyimpanan gas yang memiliki resiko Asphyxiant.

Dari fokus peraturan-peraturan yang dibuat tersebut sudah sangat jelas bahwa dalam usaha keselamatan dan kesehatan kerja usaha pencegahan terjadinya insiden merupakan lini pertama perlindungan, hal ini terlihat dari fokus peraturan yaitu untuk mencegah agar gas penyebab  Asphyxiants  tidak terlepas ke lingkungan tempat kerja dengan cara mencegah terjadinya kebocoran. Pada peraturan yang dibuat mengenai usaha pencegahan kebocoran dicantumkan keharusan untuk membuat sistem

(12)

 perpipaan yang tidak menghalangi pergerakan pekerja dan kendaraan, perawatan sistem perpipaan dan aksesorisnya, pemasangan barier pada sistem perpipaan yang dilalui perlintasan kendaraan dan pekerja, pemasangan papan peringatan, pemberian kode warna pada sistem perpipaan dan desain sistem perpipaan yang mempunyai tekanan yang relatif rendah.

Dari peraturan yang dibuat mengenai pencegahan kebocoran pada sistem  perpipaan terlihat bahwa yang menjadi fokus utama yaitu melindungi sistem  perpipaan dari kerusakan yang diakibatkan dari benturan dengan kendaraan atau  pekerja serta tekanan yang berlebihan pada sistem perpipaan. Jika dihubungkan dengan teori inherent safety  maka dalam peraturan pencegahan kebocoran sistem  perpipaan ini terdapat dua unsur inherent safety yaitu moderasi dan simplifikasi. Peraturan yang termasuk dalam moderasi yaitu pemasangan barier untuk mencegah efek yang lebih besar lagi jika terjadi benturan akibat kendaraan dan menjaga tekanan sistem perpipaan agar tidak berlebih. Peraturan yang termasuk simplifikasi yaitu usaha untuk memberikan papan peringatan dan pemberian kode warna pada jalur  perpipaan sehingga lebih mudah dilihat dan mencegah terjadiya benturan yang akan mengakibatkan kerusakaan pipa dan akhirnya dapat menyebabkan terlepasnya gas dari sistem perpipaan.

Pada unit Gas Flushing terdapat tangki tekan yang digunakan untuk menampung gas, pada suatu unit Gas Flushing  biasanya terdapat dua area  penempatan tangki tekan yaitu pada unit Gas Flushing   itu sendiri dan pada area  penyimpanan gas yang datang dari supplier. Kerusakan pada tangki tekan akan menimbulkan resiko bagi keselamatan dan kesehatan pekerja. Pada unit Gas Flushing  kerusakan tangki tekan akan menyebabkan terlepasnya gas seperti nitrogen, karbondioksida atau campuran gas inert lainnya kelingkungan kerja dan menimbulkan resiko timbulnya  Asphyxiants  pada pekerja, sehingga pencegahan kerusakan dilakukan dengan cara mencegah timbulnya tekanan yang berlebihan pada tangki penyimpanan gas tersebut.

(13)

Pada peraturan mengenai keselamatan pengoperasian Gas Flushing

dicantumkan usaha untuk mencegah tekanan berlebihan yaitu (1) dengan

menggunakan pressure valve yang akan melepaskan gas jika tekanan pada tangki  bertekanan berlebihan, (2) pemasangan alat pengukur tekanan pada sistem perpipaan

dan tangki tekan sehingga tekanan dapat dikontrol oleh petugas teknis.

overpressure relief device  pada dasarnya berfungsi mencegah tekanan yang  berlebihan pada tangki tekan dan sistem perpipaan. Selain itu juga overpressure relief

device berfungsi untuk melindungi pekerja dari bahaya instalasi-instalasi bertekenan, mencegah kerusakan peralatan, pencegahan kerusakan pada sambungan perpipaan (Crowl dan Louvar, 2002). Dalam proses desain relief device maka ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu : lokasi atau tempat akan dipasangnya relief device, jenis relief device  yang akan digunakan yang akan tergantung dari jenis dan fase substansi yang akan digunakan,prakiraan ukuran relief. (Crowl dan Louvar, 2002).

Dalam proses desain sistem perpipaan dan tangki tekan usaha-usaha yang efektif yang dapat dilakukan untuk mencegah kerusakan akibat tekanan yang  berlebihan nantinya pada saat pengoperasian yaitu desain sistem perpipaan dan tangki tekan yang tepat, desain ini mencakup kisaran tekanan yang tepat, kisaran suhu yang tepat, material yang tepat. Sedangkan pada saat pengoperasian usaha pencegahan kerusakan yang dapat dilakukan yaitu pengecekan yang terjadwal tekanan kerja sistem perpipaan dan tangki penyimpanan, housekeeping yang baik, observasi visual (untuk mendeteksi kerusakan) (Goetsch,2005).

Dalam usaha untuk melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja maka terdapat dua prinsip yaitu tindakan pencegahan kecelakaan sebelum kecelakaan terjadi dan yang kedua yaitu tindakan penanganan pada saat kecelakaan atau insiden sudah terjadi. Pada penggunaan unit Gas Flushing   usaha pencegahan yaitu segala  peraturan dan tindakan yang dibuat untuk mencegah kerusakan pada sistem perpipaan dan tangki penyimpanan. Usaha atau tindakan penanganan yaitu pemasangan detektor konsentrasi oksigen udara tempat kerja, jalur evakuasi yang cepat diakses dan sistem ventilasi.

(14)

 Pada peraturan mengenai penggunaan Gas Flushing  diharuskan adanya suatu  pengecekan udara tempat kerja secara perodik, bahkan ada suatu keharusan setiap ruangan yang dilintasi sistem perpipaan gas dan tangki penyimpanan harus memiliki sistem detektor. Sistem detektor ini bertujuan untuk memberikan peringatan dini mengenai adanya kemungkinan kebocoran gas sehingga pekerja dapat segera mengevakuasi dirinya. Prinsip kerja sistem detektor ini harus dapat mendeteksi konsentrasi oksigen pada ruangan tempat kerja dan memberikan alarm peringatan  pada saat konsentrasi oksigen sudah mencapai level yang menimbulkan efek buruk dan membahyakan pekerja yaitu dibawah 18% volume (Plog and Quinlan,2002).. Deketor ini sangat penting untuk dipasang pada ruangan tempat kerja yang memiliki ventilasi maupun tidak memiliki ventilasi.

Menurut prinsip K3 maka penurunan konsentrasi oksigen akan menyebabkan

efek bagi tubuh manusia, konsentrasi oksigen sebesar 19% volume akan

menyebabkan gangguan fisiologis, konsentrasi oksigen sebesar 16% volume akan meningkatkan laju pernapasan dan detak jantung serta menurunnya kordinasi gerak,  berkurangnya kemampuan berpikir dan konsentrasi.konsentrasi oksigen sebesar 14% mengakibatkan kegagalan dalam kordinasi gerak, konsentrasi oksigen sebesar 12,5% mengakibatkan kegagalan akut dari koordinasi gerak, terganggunya pernapasan yang akan mengakibatkan kerusakan jantung, mual dan muntah-muntah, konsentrasi oksigen kurang dari 10% mengakibatkan kehilangan kemampuan bergerak, kehilangan kesadaran, kematian(CSB,2003)

Pemasangan sistem ventilasi merupakan alternatif solusi yang ditetapkan didalam peraturan selain dari penggunaan detektor konsentrasi oksigen didalam ruangan. Pemasangan sistem ventilasi merupakan salah satu solusi yang paling tepat untuk mencegah pekerja mengalami  Asphyxiants pada kasus dimana terlepasnya gas-gas penyebab  Asphyxiants yang digunakan pada unit  gas-gas flushing . Prinsip kerja ventilasi dalam mencegah pekerja menderita  Asphyxiants  yaitu dengan cara meresikulasikan udara tempat kerja dalam artian melarutkan gas-gas penyebab  Asphyxiants, mengalirkan keluar dari udara tempat kerja dan menbawa udara bebas

(15)

Menurut data mengenai insiden yang berkaitan dengan  Asphyxiants di Amerika menyebutkan bahwa 60 % dari korban yang terkena  Asphyxiants  bekerja  pada area kerja tertutup / confined space  (CSB,2003). Sehingga memang jika dilihat dari peraturan yang berlaku pada industri pegolahan daging mencantumkan bahwa  pekerja yang bertugas untuk mengecek operasional tempat penyimpanan gas yang akan digunakan untuk unit  gas flushing   haruslah mempunyai izin dan tidak diperkenankan bekerja sendiri/ harus ditemani dua orang atau lebih.

Dalam prinsip keselamatan prosedur pemberian izin/   permit   sangat penting untuk area-area tertentu terutama confined space, hal ini bertujuan untuk memastikan  bahwa pekerja yang akan bertugas melakukan pengawasan, perawatan pada tempat  penyimpanan gas mengerti benar bahaya yang dihadapi dan terlatih untuk melakukan  pekerjaan pada tempat dimana terdapatnya resiko  Asphyxiants. Selain diperlukan

sistem perizinan /  permit system  dalam bekerja pada confined space  juga diperlukan  proses pendampingan karena biasanya tempat penyimpanan gas terdapat pada area

yang terisolir dari area kerja lainnya. Pekerja yang bertugas sebagai pendamping melakukan tugas pengawasan, komunikasi dan melakukan tindakan/prosedur evakuasi pada saat kondisi darurat.

Dalam peraturan belum dicantumkan mengenai keharusan bagi pekerja yang  bekerja pada ruangan/tempat kerja yang memiliki resiko  Asphyxiant agar memakai

APD atau disediakan APD yang bisa digunaka pada saat darurat.

Menurut prinsip keselamatan dan kesehatan, Pekerja yang akan bekerja pada tempat  penyimpanan gas atau tempat lain yang memiliki konsentrasi oksigen kurang dari 19,5 % harus memakai alat pelindung diri berupa  supplied air respirator. Pada ruangan yang memungkinkan untuk terjadinya  Asphyxiant harus tersedia SCBA / respirator yang dapat digunakan pada saat darurat (woodside dan Kocurek,1997).

(16)

IV.2 Peraturan Keselamatan Penggunaan Mesin Dicer Dan Cuber Serta Korelasinya Dengan Teori Atau Prinsip Dasar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Salah satu resiko dalam lingkungan kerja yang sering dihadapi oleh pekerja yaitu resiko pada saat bekerja dengan mesin-mesin industri. Resiko umum yang dihadapi oleh pekerja saat bekerja dengan mesin dapat dikelompokkan menjadi dua  jenis yaitu resiko yang muncul kaitannya dengan mesin tersebut dan bahan yang

diproses oleh mesin tersebut.

Secara umum jenis bahaya bagi keselamatan dan kesehatan yang ditimbulkan oleh mesin yaitu terkena bagian bahan ataupun bagian mesin yang terlepas dari mesin, terkontak dengan bagian mesin yang bergerak, gangguan gerakan berulang-ulang (repeated motion disorder ), sumber tenaga yang digunakan akan memberikan  bahaya tersendiri (sumber tenaga listrik akan berakibat adanya bahaya tersengat listrik dan lainnya), penggunaan mesin juga akan menimbulkan kontaminan udara dan kebisingan. (Brauer, 2006).

Pada mesin dicer dan cuber  pada industri pengolahan daging ini jenis bahaya yang ditimbulkan yaitu terkontak dengan mesin pemotong yang terdapat disekitar  bagian keluaran dari mesin (discharge), terkontak dengan hopper   dan ruangan  pengumpan ( feeding chamber ), terjebak diantara alat pengumpan/pengisi dan mesin,

terjepit oleh kisi-kisi yang terdapat pada saluran pengumpan daging, perawatan mesin  pemotong dan pembersihannya.

Berdasarkan prinsip kesehatan dan keselamatan kerja, penanganan bahaya yang timbul akibat penggunaan mesin yaitu memberikan pelatihan terhadap pekerja yang menggunakan mesin tersebut agar pekerja benar-benar mengetahui prosedur keselamatan penggunaan suatu mesin, perawatan dan inspeksi mesin secara periodik serta sebelum digunakan, pemasangan diagram alir SOP pada setiap mesin,  pemasangan pengaman pada mesin. Jika dlihat peraturan pengamanan pada  penggunaan dicer dan cuber   pada indutri pengolahan daging ini berfokus pada  penggunaan pengaman mesin ( machine guarding ) dan perlengkapan pengaman ( safety device) lainnya. penggunaan pengaman mesin ( machine guarding ) merupakan

(17)

upaya utama dalam pencegahan agar bagian tubuh pekerja tidak terkontak dengan  bagian mesin yang berbahaya dan juga pencegahan bagi pekerja dari bagian- bagian mesin yang mungkin terlepas.

Jenis

 – 

 jenis pengaman dan peralatan pengaman yang biasa digunakan yaitu :  fixed guard, interlocked guard, Adjustable guard, self-adjusting guard, moveable

barrier, automatic feed system, presence-sensing device, emergency stop control, hand control device, low energy and inch control   dan penggunaan pagar  (woodside dan Kocurek,1997).

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 4.1 jenis-jenis pengaman, (a) jenis-jenis  fixed guard , (b) self-adjustable guard , (c) adjustable  guard , (d) adjustable guard (sumber : Brauer,.2006)

Commented [PRM1]:Lengkapi gambar, dicer and cuber, gas flush machine and storage, , self respirator, cbs

(18)

(a) (b)

(c)

 fixed guard  merupakan pengaman yang dipakai untuk menutupi bagian mesin

yang diperkirakan dapat lepas dan mengenai pekerja serta mencegah bagian pakaian  pekerja menyentuh bagian mesin yang bergerak, interlocked guard merupakan  pengaman yang didesain untuk secara otomatis menghentikan operasi mesin jika  pengaman ini dibuka dengan maksud perawatan mesin.  Adjustable guard yaitu  pengaman yang dipasan pada mesin-mesin seperti geregaji mesin, pengaman mesin  jenis ini merupakan pengaman mesin yang diatur pemasangannya sebelum mesin digunakan,  self-adjusting guard   merupakan jenis pengaman mesin yang bekerja dengan cara mengikuti gerak bagian mesin yang diamankan,   moveable barrier merupakan penahan yang dirancang sebagai tempat memasukkan suatu bahan atau mengambil bahan dari mesin, biasanya di desain untuk interlocked dengan mesin, automatic feed system merupakan sistem pengumpan otomatis yang akan meniadakan kontak antara pekerja dengan bagian mesin yang berbahaya.  presence-sensing device yaitu sensor yang akan memberikan input terhadap mesin untuk mati jika mendeteksi  bagian tubuh pekerja memasuki area berbahaya dari mesin,  emergency stop control 

Gambar 4.2 jenis-jenis  safety device untuk mesin, (a) 2 hand control device, (b)  presence-sensing device, (c) automatic feed system dkombinasikan dengan pengaman mesin (sumber : Brauer,.2006)

(19)

merupakan tombol yang akan membuat mesin berhenti beroperasi pada saat kondisi-kondisi darurat, hand control device  merupakan perlengkapan yang akan membuat mesin tidak akan beroperasi jika kondisi tubuh terutama tangan tidak pada posisinya  , low energy and inch control   merupakan perlengakapan yang digunakan untuk mengurangi kecepatan dan bahay pada saat pembersihan mesin dan perawatan mesin. (woodside dan Kocurek,1997).

Pada peraturan penggunaan mesin dicer dan cuber   pada industri pemrosesan daging terlihat jelas bahwa peraturan yang dibuat terfokus pada pemasangan  pengaman mesin dan memang merupakan inti pengamanan dari mesin berdasarkan  prinsip keselamatan dan kesehatan kerja. Pada peraturan yang dibuat maka jenis  pengaman mesin yang dipersyaratkan untuk digunakan pada mesin dicer dan cuber 

yaitu pengaman mesin  interlocked , moveable barrier , pengaman berupa pagar yang membatasi dan menghalangi akses badan pekerja kepada bagian yang berbahaya. Tombol penghentian mesin secara otomatis juga dipersyaratkan sebagai usaha  penanganan terakhir pada saat kondisi darurat dan pada sistem machine guard   serta  safety device  sudah tidak dapat mencegah kontak antara pekerja dengan bagian  berbahaya dari mesin.

Selain pengaman mesin peraturan juga berfokus pada pengamanan terhadap  pekerja dengan cara pengaturan jarak aman dan pengaturan keceaptan. Pengaturan  jarak aman akan menjauhkan kontak antara pekerja dengan bagian berbahaya dari mesin sedangkan pengaturan kecepatan mesin pengumpan akan mencegah pekerja terkena bagian-bagian mesin yang dapat terlepas maupun bahan-bahan yang diproses. Prinsip-prinsip K3 yang juga digunakan pada penggunaan mesin cuber dan cuber ini yaitu penggunaan sistem  permit   dan APD. sistem  permit   dan APD digunakan pada saat pembersihan dan periode perawatan/ service mesin, sistem izin yang untuk memastikan pekerja yang akan melakukan pekerjaan pembersihan atau perawatan mesin merupakan pekerja yang benar-benar terlatih dan mengetahui serta menyadari  jenis bahaya yang dihadapi. Penggunaan APD berupa sarung tangan karet digunakan untuk melindungi tangan bekerja terutama pekerja yang mempunyai tugas membersihkan pisau pemotong pada mesin cuber  dan dicer.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Plog, Barbara A and Patricia J.Quinlan.2002. Fundamental Of Industrial Hygiene 5th edition.National Safety Council : USA.www.gigapedia.com (11/11/2010).

CSB.2003. Hazard of Nitrogen Asphy xiation. U.S. Chemical Safety And Hazard Investigation Board Buletin.www.csb.gov (01/03/2011)

Brauer, Roger L.2006. Safety And Health For Engineers 2nd  Edition. A John Wiley &

Sons, Inc., Publication.New Jersey : USA. www.gigapedia.com (1/11/2010).

Goetsch, DavidL.2005. Occupational Safety and Healthy 5th edition. Prentice Hall

.New Jersey : USA.

Woodside, Gayle dan Dianna Kocurek. 1997. Evironmental, Safety And Health  Engineering . John Wiley & Sons Inc: New York USA

Crowl, Daniel.A., Joseph F.Louvar.2002.Chemical Process Safety Fundamental with Applications 2nd edition. Prentice Hall : USA

BMPA.2004. Health and Safety Guidance Notes For Meat Industry. British meet  processor association. www.

Gambar

Tabel  2.1  jenis  kecelakaan  kerja  di  industri  pemrosesan  daging  di  inggris  pada  tahun  2004-2005 (sumber : BMPA,2004)
Tabel  2.2  jenis  kecelakaan  kerja  di  industri  pemrosesan  daging  di  inggris  pada  tahun  2004-2005  yang mengakibatkan pekerja tidak bekerja selama lebih dari 3 hari (sumber : BMPA,2004)
Gambar 4.1 jenis-jenis pengaman, (a) jenis-jenis  fixed guard , (b) self-adjustable guard , (c) adjustable  guard , (d) adjustable guard (sumber : Brauer,.2006)
Gambar  4.2  jenis-jenis  safety  device untuk  mesin,  (a)  2 hand  control device,  (b)  presence-sensing  device, (c) automatic  feed  system dkombinasikan  dengan  pengaman mesin (sumber : Brauer,.2006)

Referensi

Dokumen terkait

Metodologi Penelitian : Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2005). Arikunto, Suharsini Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta, PT Bumi

Analisis yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi yang biasanya dipakai untuk memberikan gambaran secara jelas tentang pesan-pesan yang ada dalam

garis pinggir dengan menggunakan warna garis pinggir yang berbeda antara garis yang satu dengan yang lain, sehingga terlihat seperti tiga buah teks dalam satu tulisan adalah

Hazırladığımız listede Türkiye’de gıda, baharat, ilâç, boyar madde veya süs bitkisi olarak kullanılan 1.300 kadar bitki türünün Latince adı

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 05 Tahun 2010 tentang Pendelegasian Wewenang Pemberian Izin Usaha Di Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral

Gubernur H.A Bastari Seberang Ulu I -Palembang, kami Panitia Pengadaan Barang/Jasa / Pokja ULP Kantor Regional VII BKN Palembang telah melaksanakan Negosiasi Teknis dan

Pemilihan perumahan ini merupakan tahapan untuk memutuskan apakah konsumen berminat dengan perumahan tersebut.Sistem pemilihan perumahan baru pada saat ini masih

Pola Upacara Mesayut Tipat mencakup: a) Persiapan pelaksanaan yaitu dari pengumpulan sarana yang akan dipakai dalam upacara mesayut tipat. Pelaksanaan upacara