LAPORAN PENDAHULUAN
PARTUS SPONTAN
Oleh
Lina Chenliyana, S. Kep
DI SUSUN OLEH : SETIATI BUDI ASTUTI, S.KEP
NIM : A3.1000304
PROGRAM STUDI PROFESI NERS REGULER B
STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
PARTUS SPONTAN
A. Definisi
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar secara spontan tanpa bantuan alat dan tidak melukai ibu dan janin yang berlangsung sekitar 18-24 jam, dengan letak janin belakang kepala (Varneys, 2003).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Wiknjosastro, 20000).
Partus/persalinan normal adalah persalinan yang berlangsung tanpa komplikasi, dengan kriteria:
1. Bayi tunggal
2. Cukup bulan/aterm, umur kehamilan 38-42 minggu
3. Berlangsung spontan, yaitu dengan kekuatan ibu sendiri tanpa bantuan induksi atau stimulasi
4. Presentasi belakang kepala, bagian terendah janin di dalam rahim adalah bagian belakang kepala
5. Waktu persalinan > 3 jam sampai < 24 jam 6. BBL > 2500 gr sampai < 4000 gr
7. Ibu dan bayi sehat, tanpa ada cacat fisik maupun mental B. Etiologi
Penyebab pasti partus masih merupakan teori yang kompleks antara lain oleh factor hormonal, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi, perubahan biokimia antara lain penurunan kadar hormone estrogen dan progesteron. Teori Oxytocin, jika oxytocin bertambah maka akan timbul kontraksi otot-otot rahim,
keregangan otot-otot dan pengaruh janin. C. Patofisiologi
Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan
1. Teori penurunan hormon
1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesterone. Progesterone bekerja sebagai penenang otot otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteronnya turun. 2. Teori plasenta menjadi tua
Akan menyebabkan turunya kadar estrogen dan progesterone yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenter.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus frankenhauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.
5. Induksi partus
Partus dapat juga ditimbulkan dengan jalan:
a. Gagang laminaria: beberapa laminaria dimasukkan ke dalam kanalis servikalis dengan merangsang pleksus frankenhauser.
b. Amnioktomi: pemecahan ketuban
c. Oksitosin drips: pemberian oksitosin menurut tetesan per infus.
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki kala pendahuluan yang memberikan tanda-tanda sebagai berikut:
1. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu kelihatan.
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun
3. Perasaan sering-sering atau susah kencing karena kandung kemih tertekan oleh bagian bawah janin
4. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi kontraksi lemah dari uterus, kadang kadang disebut false labour pains 5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dans ekresinya bertambah
bisa bercampur darah Tanda Tanda In Partu:
1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur 2. Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena
robekan-robekan kecil pada serviks
3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya
4. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan pembukaan telah ada. E. Tahap-tahap Persalinan
Persalinan dibagi dalam 4 tahap/Kala yaitu :
1. Kala I : dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10cm) proses ini terbagi dalam dua fase yeitu :
a. Fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm
b. Fase aktif (7jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif
2. Kala II: dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
3. Kala III: dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
4. Kala IV: dimulai saat lahirnya plasenta sampai dua jam pertama postpartum.
F. Komplikasi 1. Infeksi
2. Retensi plasenta 3. Hematom pada vulva 4. Ruptur uteri
5. Emboli air ketuban 6. Ruptur perineum G. Pathway Faktor hormon Faktor syaraf Faktor kekuatan plasenta Faktor nutrisi Faktor partus
Kala I Kala II Kala III Kontraksi uterus meningkat Dilatasi uterus 4-8 cm Tekanan pada jaringan Nyeri akut Pemeriksaan vagina berulang Resti infeksi Pembukaan servik 10 cm Mengeran involunter Kepala janin menurun Menekan syaraf /peregangan jar. Nyeri akut Janin besar /Pemakaian forsep / kontraksi hipertonik Resiko kerusakan integritas kulit Resiko cidera terhadap janin Bayi lahir Terjadi laserasi Kontraksi uterus meningkat Trauma Jaringan Kehilangan
darah Nyeri akut Resti
kekurangan vol cairan
Kala IV
Plasenta lahir Melahirkan bayi Kontraksi
uterus sistem tubuhPemulihan
Sirkulasi uteroplasenta berlanjut Tremor otot Perdarahan Trauma mekanis/ odema otot Resti kekurangan vol cairan Nyeri akut Pertambahan anggota klg Perubaha n proses klg
H. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
1. Kala I
Diagnosis
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan kontraksi terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik.
Penanganan
o Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah ,ketakutan dan kesakitan
o Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan; lakukan perubahan posisi,sarankan ia untuk berjalan , dll.
o Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan o Menjelaskan kemajuan persalinan dan perugahan yang
terjadi serta prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan
o Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya setelah buang air besar/.kecil.
o Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara : gunakan kipas angina/AC,Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi sebelumnya.
o Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi berikan cukup minum
o Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama kala I pada persalinan dan setelah selaput ketuban pecah. Gambarkan temuan-temuan yang ada pada partogram.
Pada setiap pemeriksaan dalam catatlah hal-hal sebagai berikut:
• Warna cairan amnion • Dilatasi serviks
• Penurunan kepala (yang dapat dicocokkan dengan pemeriksaan luar)
Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama mungkin diagnosis in partu belum dapat ditegakkan . Jika terdapat kontraksi yang menetap periksa ulang wanita tsb setelah 4 jam untuk melihat perubahan pada serviks. Pada tahap ini jika serviks terasa tipis dan terbuka maka wanita tersebut dalam keadaan in partu jika tidak terdapat perubahan maka diagnosanya adalah persalinan palsu.
Pada kala II lakukan pemriksaan dalam setiap jam. Kemajuan Persalinan dalam Kala I
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan Kala I:
• Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekwensi dan durasi
• Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama persalinan
• Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada persalinan kala I :
• Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten
• Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam selama persalinan fase aktif
• Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin Kamajuan pada kondisi janin
• Jika didapati denyut jantung janin tidak normal ( kurang dari 100 atau lebih dari 180 denyut permenit ) curigai adanya gawat janin
• Posisi atau presentasi selain aksiput anterior dengan verteks fleksi sempurna digolongkan kedalam malposisi atau malpresentasi
• Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan lama tangani penyebab tersebut.
Kemajuan pada kondisi Ibu
Lakukan penilaian tanda-tanda kegawatan pada Ibu : • Jika denyut ibu meningkat mungkin ia sedang dalam keadaan
dehidrasi atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atau I.V. dan berikan anlgesia secukupnya.
• Jika tekanan darah ibu menurun curigai adanya perdarahan • Jika terdapat aseton didalam urin ibu curigai masukan nutrisi
yang kurang segera berikan dektrose I.V.
2. Kala II
Diagnosis
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm. Penanganan
o Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan : mendampingi ibu agar merasa nyaman,menawarkan minum, mengipasi dan memijat ibu
o Menjaga kebersihan diri
o Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu
o Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan ibu
o Mengatur posisi ibu
o Menjaga kandung kemih tetap kosong o Memberikan cukup minum
Posisi saat meneran
o Bantu
ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman
o Ibu
dibimbing untuk mengedan selama his, anjurkan kepada ibu untuk mengambik nafas
o Periks
a DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi untuk memastikan janin tidak mengalami bradikardi ( < 120 )
Kemajuan persalinan dalam Kala II
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala II:
• Penurunan yang teratur dari janin di jalan lahir • Dimulainya fase pengeluaran
Temuan berikut menunjukkan yang kurang baik pada saat persalinan tahap kedua
• Tidak turunnya janin dijalan lahir • Gagalnya pengeluaran pada fase akhir Kelahiran kepala Bayi
• Mintalah ibu mengedan atau memberikan sedikit dorongan saat kepala bayi lahir
• Letakkan satu tangan kekepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
• Menahan perineum dengan satu tangan lainnya jika diperlukan
• Mengusap muka bayi untuk membersihkannya dari kotoran lendir/darah
• Periksa tali pusat:
o Jika tali pusat mengelilingi leher bayi dan terlihat longgar selipkan tali pusat melalui kepala bayi
o Jika lilitan pusat terlalu ketat tali pusat diklem pada dua tempat kemudian digunting diantara kedua klem tersebut sambil melindungi leher bayi.
Kelahiran Bahu dan anggota seluruhnya
• Biarkan kepala bayi berputar dengan sendirinya
• Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi • Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu
depan
• Lakukan tarikan lembut ke atas untuk melahirkan bahu belakang
• Selipkan satu tangan anda ke bahu dan lengan bagian belakang bayi sambil menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya
• Letakkan bayi tsb diatas perut ibunya
• Secara menyeluruh, keringkan bayi, bersihkan matanya dan nilai pernafasan bayi
• Jika bayi menangis atau bernafas ( dada bayi terlihat naik turun paling sedikit 30x/m ) tinggalkan bayi tsb bersama ibunya
• Jika bayi tidak bernafas dalam waktu 30 detik mintalah bantuan dan segera mulai resusitasi bayi
• Klem dan pototng tali pusat
• Pastikan bahwa bayi tetap hangat dan memiliki kontak kulit dengan kulit dada siibu.
• Bungkus dengan kain yang halus dan kering, tutup dengan selimut dan pastikan kepala bayi terlindung dengan baik untuk menghindari hilangnya panas tubuh.
3. Kala III
Manajemen Aktif Kala III
• Pemberian oksitosin dengan segera • Pengendalian tarikan tali pusat
• Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir Penanganan
Memberikan oksitosin untuk merangsang uetrus berkontraksi yang juga mempercepat pelepasan plasenta:
• Oksitosin dapat diberikan dalam dua menit setelah kelahiran bayi
• Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu atau susukan bayi guna menghasilkan oksitosin alamiah atau memberikan ergometrin 0,2 mg. IM.
Lakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara : • Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas simpisis
pubis. Selama kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan gerakan dorso kranial – kearah belakang dan kearah kepala ibu.
• Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm didepan vulva.
• Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi kuat ( 2-3 menit )
• Selama kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang terus-menerus dalam tegangan yang sama dengan tangan ke uterus.
• PTT hanya dilakukan selama uterus berkontraksi
• Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan tangan atau klem pada tali pusat mendekati plasenta lepas, keluarkan dengan gerakan ke bawah dan ke atas sesuai dengan jalan lahir. Kedua tangan dapat memegang plasenta dan perlahan memutar plasenta searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput ketuban.
• Segera setelah plasenta dan selaput ketubannya dikeluarkan masase fundus agar menimbulkan kontraksi.
• Jika menggunkan manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir dalam waktu 15 menit berikan oksitosin 10 unit Im. Dosis kedua dalam jarak waktu 15 menit dari pemberian oksitosin dosis pertama.
• Periksa wanita tsb secara seksama dan jahit semua robekan pada serviks atau vagina atau perbaiki episotomi.
4. Kala IV
Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa – sio ibu melahirkan bayi dari
perutnya dan bayi sedang menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar.
Penanganan
• Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit selama jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat masase uterus sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi otot uterus akan menjepit pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan .
• Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada jam I dan setiap 30 menit selama jam II
• Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan dan minuman yang disukainya.
• Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering
• Biarkan ibu beristirahat
• Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi
• Bayi sangat siap segera setelah kelahiran
• Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,pastikan ibu dibantu karena masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan.
• Ajari ibu atau keluarga tentang :
• Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
I. Data Sistem Pengkajian 1. Pemeriksaan umum Tekanan darah Nadi Pernafasan Reflek Jantung paru
Berat badan, tinggi badan 2. Pemeriksaan status obstetrikus
Letak dan posisi janin, Denyut jantung janin His dan sifat-sifatnya Tafsiran berat janin 3. Pemeriksaan dalam
Turunnya kepala diukur menurut Hodge
Ketuban, sudah pecah atau belum, menonjol atau belum
Pembukaan servik 4. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan urine : protein dan gula
Pemeriksaan darah : Hb, golongan darah
5. Persiapan bagi ibu
Bersihkan daerah genitalia Ibu disuruh kencing
Diusahakan rektum
dalam keadaan
kosong
a. Kala I
1) Riwayat ANC
2) Status fisik dan enpsi ibu 3) Dilatasi serviks
4) Membran amnion 5) Pola kontraksi 6) Pemeriksaan Fisik
7) Pemeriksaan laboratonum
8) Respon klien dan keluarga terhadap persalinan b. Kala II 1) Vital sign 2) Bladder 3) Urine 4) Hidrasi 5) Keadaan umum 6) Tenaga mengejan ibu
7) Kebutuhanakananalgetik atau anestesi 8) Integritas perineum
Penilaian kemajuan kala II meliputi : - Keadaan kontraksi uterus
- Lama persalinan kala II - Penunrnan bagian presentasi
- Kamajuan dari mekanisme persalinan c. Kala III
1) Keadaan kontraksi uterus 2) Lama pengeluaran plasenta d. Kala IV
Pengkajian pada jam pertama :
a. Fundus uteri: kontraksi dan tinggi fundus
J. Diagnosa Keperawatan a. Kala I
1) Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian presentasi, dilatasi/regangan, tegangan emosional
2) Risiko infeksi terhadap maternal berhubungan dengan prosedur invasif, pemeriksaan vagina berulang
b. Kala II
1) Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada presentasi, dialatasi/peregangan jaringan, kompresi syaraf, pola kontraksi semakin intensif
2) Risiko kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan pencetusan persalinan, pola kontraksi hipertonik,janin besar,pemakaian forcep.
3) Risiko cedera terhadap janin berhubungan dengan malpresentasi/posisi, pencetusan kelahiran disproporsi, sefalopelvik (CPD).
c. Kala III
1) Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan secara tidak disadari, atonia uteri,laserasi jalan lahir,tertahannya fragmen plasenta
2) Nyeri (akut) berhubungan trauma jaringan, respons fisiologis setelah melahirkan
3) Risiko perubahan proses keluarga berhubungan dengan terjadinya transisi, krisis situasi
d. Kala IV
1) Nyeri ( akut ) berhubungan dengan efek2 obat-obatan, trauma mekanis/ jaringan, edema jaringan, kelemahan fisik dan psikologis, ansietas.
2) Perubahan proses keluarga berhubungan dengan transisi/peningkatan perkembangan anggota keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, M., dkk., 2001,Rencana perawatan maternal bayi, EGC, Jakarta. Hachermoore. 2001, Esensial obstetric dan ginekologi, Hypokrates, Jakarta.
Halminton P. M. 1995, Dasar-dasar keperawatan maternitas, Edisi 6, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.
Manuaba, I. B. G. 1999, Operasi kebidanan kandungan dan keluarga berencana
untuk dokter umum, EGC, Jakarta.
McCloskey, & Bulechek. 1996, Nursing interventions classifications, 2nd edition,
Mosby-Year book.Inc, New York.
Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani, W. S., & Setiowulan, W., 1999, Kapita
selekta kedokteran, Media Aesculapius, Jakarta.
Mochtar, R. 1995, Sinopsis obstetri, obstetri operatif, obstetri sosial, EGC, Jakarta.
Mochtar, R. 1998, Sinopsis obstetri, obstetri operatif, obstetri sosial, EGC, Jakarta.
NANDA, 2005-2006, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA
Saifuddin A.B. 2001 , Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta
Saifuddin A.B. 2002 , Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta
Sarwono. 1989, Ilmu bedah kebidanan, Yayasan Sarwono, Jakarta. Wiknjosastro, H. 2000, Ilmu kebidanan, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta. Wiknjosastro, H. 2002, Ilmu kebidanan, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
University IOWA., NIC and NOC Project., 2001, Nursing outcome