• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI Halaman JUDUL KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iv ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI Halaman JUDUL KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iv ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI Halaman JUDUL KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... iv ABSTRAK ... vii ABSTRACT ... viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 5 1.3 Batasan Masalah... 5 1.4 Tujuan Penelitian ... 6 1.5 Manfaat Penelitian ... 6 1.6 Sistematika Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka ... 8

2.2 Kerangka Konseptual ... 14

2.2.1 Pola Jaringan Komunikasi Organisasi ... 14

2.2.2 Komunikasi Internal ... 20

2.3 Kerangka Pemikiran ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 26

3.2 Sumber Data ... 27

3.2.1 Sumber Data Primer ... 27

3.2.2 Sumber Data Sekunder ... 27

3.3 Unit Analisis ... ... 27

3.4 Teknik Penentuan Informan ... 28

(2)

3.5.1 Wawancara ... 29

3.5.2 Observasi ... 29

3.5.3 Studi Dokumentasi ... 29

3.6 Teknik Analisis Data ... ... 30

3.6.1 Reduksi Data ... 30

3.6.2 Penyajian Data ... 30

3.6.3 Penarikan Kesimpulan ... 31

3.7 Teknik Penyajian Data ... 31

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ... 32

4.1.1 Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Denpasar ... 32

4.1.1.1Visi, Misi dan Tujuan ... 33

4.1.1.2 Struktur Organisasi ... 33

4.1.2 Program PRO Denpasar+ ... 35

4.2 Temuan Penelitian ... 41

4.2.1 Alur Pengaduan ... 42

4.2.2 Damamaya Cyber Monitor ... 44

4.2.3 Pengelolaan Program PRO Denpasar+ oleh Pemerintah ... 46

4.3Analisis Temuan ... 53

4.3.1Fungsi Komunikasi pada Organisasi Pemerintah Kota Denpasar 53 4.3.1.1 Fungsi Normatif ... 53

4.3.1.2 Fungsi Regulatif ... 54

4.3.1.3 Fungsi Persuasif ... 55

4.3.1.4 Fungsi Integratif ... 56

4.3.2 Pola Jaringan Komunikasi Pemerintah Kota Denpasar dalam Mengelola Program PRO Denpasar+ ... 57

4.3.2.1 Opinion Leader ... 57

4.3.2.2 Gate Keepers ... 58

(3)

4.3.2.4 Bridge ... 59

4.3.2.5 Liasion ... 60

4.3.2.6 Isolate ... 61

4.3.3 Pola Komunikasi Internal Pemerintah Kota Denpasar ... 63

4.3.3.1 Pola Komunikasi Formal ... 63

4.3.3.2 Pola Komunikasi Informal ... 66

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 69

5.2 Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(4)

ABSTRAK

Program PRO Denpasar+ menjadi salah satu program pemerintah Kota Denpasar yang ada sejak tahun 2013 dan mengutamakan pada fungsi pelayanan publik. Program ini digunakan oleh seluruh instansi di internal Kota Denpasar dengan pengelola utama program dilimpahkan kepada Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistika Kota Denpasar. Program ini berpusat di ruang kontrol Damamaya

Cyber Monitor. Terdapat 40 dinas, 4 kecamatan, 43 desa dan SKPD lainnya yang

menggunakan program PRO Denpasar+ ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola jaringan komunikasi internal organisasi Pemerintah Kota Denpasar dalam mengelola program Pengaduan Rakyat Online (PRO Denpasar+). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan paradigma post-positivist. Unit analisis yang diteliti adalah Pemerintah Kota Denpasar. Hasil penelitian yang didapatkan adalah pola jaringan komunikasi internal Pemerintah Kota Denpasar dalam mengelola program PRO Denpasar+ membentuk empat klik yang menggambarkan interaksi yang dilakukan oleh anggota organisasi, baik di antara atasan dengan bawahan dan sebaliknya, maupun di antara anggota yang memiliki tingkat jabatan yang sama. Pola komunikasi formal pemerintah Kota Denpasar+ dalam mengelola program PRO Denpasar+ banyak dilakukan pada saat pertemuan yang dijadwalkan seperti briefing pada saat pagi hari sebelum mulai pekerjaan di ruang kontrol Damamaya Cyber monitor, obrolan kelompok Whatsapp Respon Cepat dan pesan pibadi yang dilakukan di antara pimpinan dan bawahan begitu pula sebaliknya. Sedangkan dalam pola komunikasi informal, aktivitas yang dilakukan para pimpinan adalah menjadwalkan untuk turun langsung mengunjungi ruang kerja DCM Squad setiap satu minggu sekali dan di antara pimpinan dan tim melakukan interaksi secara leluasa di dalam ruangan tersebut.

Kata kunci: Program PRO Denpasar+, Pemerintah Kota Denpasar, Pola Jaringan Komunikasi Internal

(5)

ABSTRACT

PRO Denpasar+ is one of Denpasar government program since 2013 that consider to public services function. This program is used by all of government agencies in the internal of Denpasar city and this program is delegated to Communications, Infomatics and Statistics agency of Denpasar as the main executor of this program. This program is centered in a control room named Damamaya Cyber Monitor. There are 40 government agencies, 4 districs, 43 village level and others agencies in the internal Denpasar City using this program. The aim of this research is to determine the internal communication network of Denpasar city in managing PRO Denpasar+ program. This research use qualitatif method with post-positivist paradigm. Unit analysis of this research is the government of Denpasar City as the executor of PRO Denpasar+ program. The result of this research shows that the internal communication network used by the government of Denpasar City in managing PRO Denpasar+ program establishes four clicks that describe the tendency of interaction conducted by members of the organization, both between superior and subordinate, and among members who have the same level in the office. The formal communication pattern conducted by the government of Denpasar city in managing PRO Denpasar+ program is mostly done during scheduled meetings such as briefings before starting work in the control room, Respon Cepat group in WhatsApp aplication and personal messages conducted among leaders and subordinates. While in the informal communication pattern, the activities undertaken by the leaders is scheduling the directly visit to DCM Squad workspace or control room every once a week and among the leaders and teams to interact freely in the room.

Keywords: Denpasar City Government, Internal Network Communication Pattern, PRO Denpasar+ program.

(6)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Istilah komunikasi di era saat ini menjadi sebuah istilah yang lumrah terdengar di kalangan masyarakat. Komunikasi dilakukan oleh setiap individu dalam berbagai tindakan yang dilakukan sehari-hari. Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam kehidupan umat manusia (Cangara, 2011:4). Pada dasarnya manusia telah melakukan tindakan komunikasi sejak lahir ke dunia. Tindakan komunikasi ini terus-menerus terjadi selama proses kehidupannya. Komunikasi dapat diibaratkan sebagai urat nadi kehidupan manusia (Harun dan Ardianto, 2012:19).

Perkembangan ilmu komunikasi saat ini mulai dipandang penting dalam kehidupan manusia. Menurut Arifin (2006:20-21), komunikasi memang menyentuh semua aspek kehidupan bermasyarakat atau sebaliknya semua kehidupan bermasyarakat menyentuh komunikasi. Berbagai tipe komunikasi telah masuk dan berkembang dalam berbagai sendi-sendi kehidupan baik individu maupun kelompok masyarakat.

Salah satu aspek dalam kehidupan masyarakat yang menempatkan proses komunikasi sebagai komponen penting adalah pemerintah. Arah pertumbuhan sebuah negara akan ditentukan oleh cara pemerintah mengelola negara tersebut. Fungsi utama pemerintah adalah memberikan pelayanan, menyelenggarakan pembangunan dan menyelenggarakan pemerintahan untuk mengatur dan mengurus masyarakatnya, dengan menciptakan ketentraman dan ketertiban yang mengayomi dan mensejahterakan masyarakatnya (Hardiyansyah, 2015:14).

(7)

Pemerintah juga disebut sebagai sebuah organisasi formal yang ada di lingkungan masyarakat. Sebagai sebuah organisasi yang berhubungan langsung dengan masyarakat, pemerintah memerlukan kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik terhadap publiknya. Setiap organisasi pemerintah tentunya memiliki pola komunikasi, karakteristik, budaya dan strategi masing-masing dalam setiap fungsinya, terutama dalam menjalankan program pelayanan publik yang juga menjadi salah satu aspek penunjang tercapainya konsep good governance.

Dalam merealisasikan konsep good governance, pemerintah melakukan berbagai cara untuk memaksimalkan setiap kinerja yang dilakukan. Sebagai sebuah organisasi, pemerintah menggunakan berbagai jenis media komunikasi untuk memaksimalkan proses pelayanan publik yang dilakukan. Secara sederhana, media komunikasi ialah perantara dalam penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan yang bertujuan untuk efisiensi penyebaran informasi atau pesan tersebut (Hardiyansyah, 2015:52).

Muhammad (2014:27) menjabarkan berbagai elemen penunjang organisasi, salah satu di antaranya adalah teknologi. Teknologi adalah penggunaan mesin-mesin atau perlengkapan mesin-mesin dan juga pengetahuan teknik dan pengetahuan partisipan. Perkembangan dunia saat ini seiring dengan perkembangan teknologi yang ada. Media komunikasi pun terus berkembang dan memunculkan berbagai media baru untuk memudahkan individu dalam mempertukarkan pesan dengan individu lainnya. Hal ini dilakukan oleh Pemerintah Kota Denpasar sebagai bentuk tanggung jawab penerima nominasi Inovative Government Award (IGA) dari Kementerian Dalam Negeri. Pada masa pemerintahan Ida Bagus Rai

(8)

Dharmawijaya Mantra, proses memaksimalkan penggunaan media baru terus dilakukan. Salah satu program yang dicanangkan berbasis media baru adalah program PRO (Pengaduan Rakyat Online) Denpasar+. Program ini merupakan salah satu program terbaru yang dicanangkan sejak tahun 2013 oleh Pemerintah Kota Denpasar guna mempermudah proses pengaduan oleh masyarakat terkait berbagai hal yang terjadi di sekitar dan berkaitan dengan pemerintah. Akibat adanya program ini pula, Denpasar mendapatkan peringkat 5 besar Smart City Nasional pada tahun 2016 oleh Indonesia Smart Nation Award.

Untuk memaksimalkan kerja pemerintah dalam mengelola setiap media komunikasi yang dipergunakan, pemerintah sebagai sebuah organisasi memerlukan proses komunikasi yang dilakukan baik secara formal maupun informal oleh seluruh pekerja yang terlibat di dalamnya. Komunikasi dalam organisasi mempunyai 4 fungsi, yaitu kontrol, motivasi, emosional, dan informasi (Robbins dan Judge, 2011:376). Seluruh fungsi tersebut akan dapat dirasakan oleh organisasi apabila pola komunikasi yang dijalankan oleh organisasi tersebut tersusun secara sistematis.

Dalam mengelola program PRO Denpasar+, Pemerintah Kota Denpasar melimpahkan program tersebut kepada Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Denpasar sebagai pengelola program PRO Denpasar+. Berdasarkan data dari Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Denpasar, jumlah total penggunaan situs Pengaduan Rakyat Online (PRO) Denpasar+ hingga tanggal 28 Nopember 2016 adalah 3.065 user yang terdiri dari 250 aparatur dan sisanya sebanyak 2.815 adalah pengguna umum yaitu masyarakat dan instansi lain

(9)

yang melakukan registrasi pada Program PRO Denpasar+. Sementara, jumlah total pengaduan yang direspon adalah 3.446 laporan dan 14 laporan yang belum direspon. Program PRO Denpasar+ melibatkan 40 dinas yang tersebar di internal Kota Denpasar, 4 kecamatan dan 43 desa yang tersebar di seluruh Kota Denpasar. Di masing-masing dinas pemerintah Kota Denpasar terdapat koordinator yang khusus untuk menerima dan merespon laporan yang disampaikan oleh masyarakat melalui program PRO Denpasar+ tersebut. Selain itu, dalam mengelola program ini, Pemerintah Kota Denpasar juga melibatkan instansi luar seperti PT. Telkom, pihak kepolisian dan PLN.

Perbandingan laporan masyarakat yang sudah ditindaklanjuti dan belum ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kota Denpasar memperlihatkan bahwa adanya tanggapan cepat oleh pemerintah untuk merespon pengaduan dari masyarakat. Dilihat pula dari banyaknya dinas dan instansi yang terkait untuk penanganan laporan dari masyarakat melalui Program PRO Denpasar+ yang dapat memroses laporan yang masuk hanya dalam waktu satu hari, peneliti tertarik untuk meneliti pola jaringan komunikasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Denpasar dalam mengelola program PRO Denpasar+. Bahwa seperti yang diketahui dalam menjalankan program PRO Denpasar+ pemerintah terus melakukan tanggapan dan dapat memproses laporan dalam kurun waktu satu sampai tiga hari serta pemerintah melibatkan berbagai instansi terkait lainnya untuk mengatasi laporan yang masuk melalui PRO Denpasar+.

(10)

1.2 Rumusan Masalah

Saat ini pemerintah Kota Denpasar berusaha memaksimalkan fungsinya, terutama dalam aspek pelayanan publik. Program PRO Denpasar+ yang sudah berjalan empat tahun mulai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Kota Denpasar. Dalam menjalankan program ini, pemerintah Kota Denpasar saling bersinergi untuk memberikan tanggapan dan informasi kepada masyarakat. Dalam hal ini, tentunya diperlukan pola komunikasi baik secara formal maupun informal untuk melancarkan program tersebut, mengingat bahwa program ini melibatkan seluruh tingkatan pemerintah yang ada. Maka dari itu, peneliti merumuskan masalah penelitian ini adalah : Bagaimana pola jaringan komunikasi internal organisasi Pemerintah Kota Denpasar dalam mengelola program Pengaduan Rakyat Online (PRO) Denpasar+?

1.3Batasan Masalah

Penelitian ini memfokuskan pada pola jaringan komunikasi internal organisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Denpasar yang dalam hal ini Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Denpasar sebagai pengelola utama program pelayanan publik Pengaduan Rakyat Online (PRO) Denpasar+. Penelitian ini melihat bagaimana bentuk pola jaringan komunikasi organisasi dan aktivitas komunikasi formal dan informal di internal Pemerintah Kota Denpasar dalam mengelola program Pengaduan Rakyat Online (PRO) Denpasar+.

(11)

1.4 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola jaringan komunikasi internal organisasi Pemerintah Kota Denpasar dalam mengelola program Pengaduan Rakyat Online (PRO Denpasar+).

1.5 Manfaat

Ada pun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif dalam perkembangan ilmu komunikasi, utamanya dalam penambahan literatur dan referensi yang dapat dijadikan sebagai dasar pemikiran jika terdapat penelitian sejenis di masa mendatang yang berhubungan dengan bidang komunikasi, khususnya mengenai aspek pola komunikasi pemerintah.

1.5.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah satu referensi, sumbangan pemikiran serta dapat memberikan informasi tambahan atau gambaran lebih lanjut kepada Pemerintah Kota Denpasar mengenai pola komunikasi yang dilakukan pemerintah dalam mengelola media baru sebagai salah satu alat untuk memaksimalkan pelayanan publik untuk mewujudkan good governance.

(12)

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I : Dalam pendahuluan ini menjelaskan permasalahan yang menjadi landasan mengapa penelitian ini penting dilakukan. Dalam latar belakang ini diuraikan fakta, maupun data yang mendukung penelitian ini.

BAB II : Pada bagian Bab II adalah tinjauan pustaka. Dalam kajian pustaka menyampaikan karya-karya tulis ilmiah yang berkaitan dengan tema penelitian beserta dengan hasil penelitian tersebut.

BAB III : Pada Bab III adalah metodelogi penelitian. Dalam metodelogi penelitian menjelaskan metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini.

BAB IV : Dalam Bab IV adalah pembahasan. Pembahasan menjelaskan gambaran umum subjek dan objek penelitian. Pada pembahasan juga menjelaskan hasil temuan dan analisa.

BAB V : Kesimpulan dan saran. Menyimpulkan hasil penelitian beserta memberikan saran dalam permasalahan tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut fuqaha dari kalangan mazhab hanafi, zina adalah hubungan seksual yang dilakukan seorang laki-laki secara sadar terhadap perempuan yang disertai nafsu

Hasil evaluasi terhadap narasumber pelatihan menunjukkan bahwa lebih dari separuh peserta menyatakan narasumber pelatihan sangat baik, hal itu menggambarkan bahwa narasumber

Sasaran (goal) dari permasalahan ini adalah menggerakkan sebuah biji kuda dari suatu posisi tertentu pada papan catur ke posisi tujuan yang diinginkan dengan mensimulasikan

Hasil formula Beneish M-Score dari perhitungan 8 variabel yang digunakan, dan akan diperoleh klasifikasi antara perusahaan manipulator dan perusahaan non-manipuator,

Dari hadis diatas rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya , agar menuntut ilmu, terutama sekali adalah ilmu agama kepada orang yang menguasai ilmu tersebut,

Selain itu pendapatan merupakan faktor bebas yang paling mempengaruhi dalam perubahan ruang dan bentuk rumah, hal ini dikarenakan dengan adanya pendapatan/dana

4) Ekspektasi seputar pekerjaan politik: kadang-kadang mereka yang punya hambatan nyata untuk berpartisipasi, seperti masalah kesehatan mental, dianggap ogah-ogahan ketika

Berdasarkan apa yang telah dijabarkan dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 93/PUU-XV/2017, maka dapat dianalisis bahwasannya permohonan yang dimohonkan oleh para