t
I
I
r
I
I
) t ,il-
ILAPORAN
PENELITIAN DANA
PNBP
FAKULTAS PERTANIAN UNIYERSITAS ANDALAS
KEMA}IPUAN TRICHODERMA
SND.OFIT
DALAM
MBNGENDALIKAN
JAMT}R
PATOGEN TULAR
BENIII
,
CABAI
iOleh
:Martinius'
*ISfl{IDN.
001 5055914Dr.fr.
Ilarnetty, M.Se/I{IDN.
0022025809Prof.Dr.Ir.
Trizelia,lll.Sifl{tDN.002
4126411Sri
Herdina/BP.
l3l0ol,l727
Dibiayai
oleh DanaDIPA
LrniversitasAndalas Tahun Anggaran
2017, sesuaidengan
Surat
Perjanjian
PelaksanaanPenelitian
Namor
ITIPIJSPKIPItiP/Faperta-Unand
201?Tanggal
3JuIi
2017FAI(IL'TAS
PERTAI{TAN
UNTYtrRSITAS
ANDALAS
20t7
HALAMAN
PENGESAHAN
LAPORAN
PE}If,LITIAN
DANA
PNBP
FAKULTAS PERTANIAN
UNTYERSITAS
ANI}ALAS
7 o$. .f .":r x ! Judul Penelitian Tema Ketua Peneliti
a.
Nama Lengkapb.
NIDN
c.
lu6"6lprrngsional
d.
Program Studie.
Nomor HPf
Alamat surel (e-mail)AnggotaPeneliti
(1)a.
Nama Lengkapb.
NIDN
c.
Perguruan Tinggr Anggota Peneliti (2)a
Namalengkap
b.
NIDN
c.
PerguruanTinggi
NamaMahasiswa Lokasi Penelitian Lama PenelitianBiayaPenelitian
Haina
dan.Ir.ffnzblia,
MS)
1989032004Keinampuan
Trichoderma endofit
dalam mengendalikanjamur
patogentular
benihcabai Ketahanan Pangan
Ir. Martinius,MS
0015055914 Lektor Kepala Proteksi Tanaman 085274738559 martiniustin@gmail. comDr.Ir.
Darnetty,M.Sc
0022025809 Universitas AndalasProf,Dr.k.
Trizeli4
M. Si 4024t26411 Universitas AndalasSri Herdina, BP 13i021 I 127
Lab. Fitopatologi dan Rumah Kawat
6 bulan
Rp.
12.500.000 Padang 23November?017
NrP.
l9s90s2s 1986032001M.si)
jliilr 1001\.
RINGKASAN
nenguram borih yang bernnfu
baik"@iadi
lffici
pertem k*erhasilarpowlarut
c&ai.
Suplai
benihunggul
danbermutri.memiliki
perananyang
sangat pentingdalam
upayaufihrk
meningkatkanproduktivitas
tanaman.Mutu
benih
tersebut mencakupmutu
genetis,fisiologis,
fisik,
dan patologis. Rendahnya produktivitastanaman terutama disebabkan
oleh
rendahnla mutubenih
yang digunakan-Mutu
patologis berhubungan dengan
infeksi
patogen terbawa benihbaik
yang terdapatdi
dalam maupundi
permukaan benih. Beberapajamur
yang bersifat
patogenterbawa
benih cabai
antara
lain
Colletotrichum
capsici
(anfaknosa),Phfiophthora
capsici
(busuk phytophthora), danMizoctonia
solani
(dampingofr).
Untuk
mengatasi masalah penyakit benih pada cabai dapat dilakukan secarahuyuti menggunakan jamur
endofit
Potensijamur
endofit sebagai agen pengendalihayati,
antaralain
karenaendofit hidup
dalamjaringan
tanaman sehingga dapatberperan langsung
dalam
menghambat perkembanganpatogen.
Jamur endofitjuga
mampu menghasilkan senyawametabolit
yang berperanmelindungi
inang tanaman dari kondisi lingkungan ekstrim dan infeksi patogenSalah satu
jamur
endofit
yang berpotensi mengendalikan penyakit benih pada cabai adalah Trichodermasp.
Trichodermaendofit
ini
mampu mengharnbat perkembanganjamur patogen
Sclerotitmtrolfsii,
dengan daya hambat berkisarantara
65.4A-78.27Yo.Trichodetma
mernpunyai mekanismebiokontrol
sangatefektif
dalam
menekan
perkembanganpatogen diantaranya
mikoparasitisme,antibiosis,
dan
kompetisi.
Kemampuan Trichoderma
endofit
ini
dalam mengendalikan penyakit tular Qenih cabai beium pernahdilaporkan.
Berdasarkanhal
tersebut perludikaji
kemampuan Trichodermaendofit
dalam mengendalikanpenyakit
tular
benih
pada eabai Tujuan
dari pnelitian
ini
adalah
untuk mengetahui kemampuanjamur endofit
Trichoderma
sp
dalam
mengendalikanpenyakit
tular
benih pada
cabai.Penelitian
dilaksanakandi
Laboratorium
danRumah
Kewat.
Metode yang
digunakan adalah metode
eksperimen dengan menggunakan RancanganAcak
Lengkap
(RAL)
dengan4
perlakuan dan 4ulangan.
Perlakuan
tersebtrtadalah
tiga
isolat jamw
endofit
Trichoderma(SD324, SD327,
A116)
dan
Kontrol.
Benih
berasaldari
petani
di
kelurahanKorong
Sungai Lareh, KecamatanKoto
Tangah,Kota Padang. Benih
yangdiuji
dipilih
secaftl acakuntuk
masing-masingperlakuan
sebanyak400
biji.
Jamurendofit
Trichoderma
yang
digr.rnakan
(tiga
isolat)
merupakan
koleksiIaboratorium
PengendalianHayati.
Aplikasi
Trichoderma
endofit
dilakukandengan cara merendarn benih cabai dalam suspensi
isolat
Trichoderraa selama 2jarn
pada suhu
26"C. Benih
yang
telah
diberi
perlakuan
kemudiandikeringanginkan
dalam laminur
air
flou' cabinet
selama60
menit.
Benihyang
tidak
diberi
perlakuan
dijadikan
sebagaicoffrol.
Benih
cabai
yangsudah
diberi
perlakuan tersebut
diuji
menggunakanmetode
blotter
test
dangrowing on
test. Pada pengujiandi
rumah kawat, 50butir
benih cabai yang diberiperlakuan
dan yang
tidak
diberi
perlakuan disemaikan pada
bak
kecarnbah-Parameter yangdiamati
adalah Identifikasijamur
patogentular
benih, Persentasebenih
cabai yang terserangjamur
patogentular
benih,
Persentasebibit
muncullapang dan Persentase
bibit
cabai yang terserangjamur
patogen-Hasil
penelitian
menunjukkanketiga isolat Trichoderma endofit
mampu mengendalikanjamur
patogentular
benih
cabai(Colletorichum
capsiei) denganb.r
-'+-
efektilttas pexurryan
persentase
benih
terinfeksi
jarnur
47,17o/o-
Sl,gga/o ,peningkatan daya kecamboh normaJ,54,llo/o
-
68,28yo,
peningkatanpersentase
bibit
muncullapang
31,9V/s-
41,43b/o$h
penurunan persentasebibit
terserangiamur
89o/o- 9l,l6vo.Isolat
Trichoderma'cndofitAl
16 yang palingefektif
dalammengendalikan patogen
tulr
benih cabai.**
DATTAR.ISI
s \ LRINGKASAN
Halamanii
iii
iv
v
,1
,4
.10
DAFTARISI
DAFTAR TABEL
BAB
1.PENDAHULUA}.I
BAB
2.TINJAUA}I
PUSTAKA
BAB
3. METODEPENELITIAN
BAB
4. TIASILDA}I
PEMBAHASAN
DAFTAR GAMBAR.
DAFTAR PUSTAKA
BAB
5.KESIMPULAN
13 18 19DATTAR"TABEL
$
\
1.
Persentase Benih Cabai Yang Terserang Colletotrichum capsici....2.
Persentase Daya Kecambah NormalBedh
Cabai3.
PersentaseBibit
Muncul Lapang...4.
PerseirtaseBibit
Terserarg Jamur PatogenHalaman
l3
ls
l5
1. 2. 3. 4.
DAFTAR
GAJVIBAR\
Jamrn
colletatichum
capsici pada benih cabai ...Invasi Trichodenna endsfit terhadap C. capsici.padametode blotter
test...
Gejala
bibit
cabai terserang jamur Colletotrichum capsiciPertumbuhan
bibit
cabai pada masing-masing perlakuan (28 HST)..ldalamaa
13
14
16
BAB 1. PENDAHULUAN
cabai
(capsicum
annurnL.)
merupakansalah
satujenis
sayuran yangbanyak dibudidayakan secara
komersil,
ktiususnyadi
daerahtropis
(Kusandriani&
Permadi,
1996).Buah cabai
digunakan sebagaibumbu
masak, obat-obatan,kosmetik dan bahan baku industri makanan. Buah cabai
juga
banyak mengandungvitamin
A
danvitamin C
(Samsudi&
1982). Rasanya yang khas,memiliki
nilai
gizi
danjuga
sebagai bahanbaku,
menyebabkankomoditi
ini
mempunyainilai
ekonomi tinggr,
sehingga
tidak
mengherankanjika
cabai menjadi
sumberpendapatan sebagian besar petani sayuran
(Duriat
&
sastrosiswojo, 2001).Produksi
cabai
di
Indo*esia pada tahun
2013
mencapai
1012,979 ton dengan luas areatanam
124,110 ha atau dengantingkat produktivitas
8,16ton
1ha.
Di
tahun
2014,produksi cabai
di
mencapai 10?4,602ton
denganluas
areatanam
128,734 ha atau dengantingkat produktivitas
8,35ton
/
ha (Badan pusatStatistik dan Direktorat
JenderalHortikultura,
2015).
Jika
diperhatikan tingkatproduktivitas
pertanaman cabaidi
Indonesia, maka angka-angka tersebut masilrjauh
dari
potensiyang
dapat dihasilkannya.Menurut Dinas
Pertanian Tanaman Pangan (2000),produksi
cabai dapat mencapai angka 10ton
I
hajika
dilakukanpemeliharaan
intensif,
Selanjutnya Siswanto, Sudarman
&
Kusumo
(2001)menyatakan bahwa produksi cabai dapat mencapai 12 ton / ha.
kBtnrailt
bmih yargbeilfftu
baikrs{adi
kxri
fertilm
k*ertrmilmpemrfirur
cabai.
Suplai benih unggul dan
bermutumemiliki
perananyang
sangat perrtingdalam upaya
untuk
meningkatkanproduktivitas
tanaman.Mutu
benih
tersebut mencakupmutu
genetis,fisiologis,
fisik,
dan patologis. Rendahnya produktivitastanaman terutama disebabkan
oleh
rendahnyamutu
benih yang digunalian.Mutu
patoiogis berhubungan denganinfeksi
patogen terbawa benihbaik
yang terdapatdi
dalam maupundi
permukaan benih. Beberapajamur
yang bersifat
patogenterbawa benih cabai antara lain Colletotrichum capsici (antraknosa) , phytophthora
capsici (busuk phytophthora), dan Rhizoctonia
solani
(damping
ofi).
Busukphytoptrthora merupakan penyakit
yang masihsulit dikendalikan
karena belum tersedianyavarietas
yang
resisten, metode
pengendalianmasih
terbatas,
dan2
.
2000;
Lows
et
al.
2AA2;Naik
er
c/.
2003;
,
fnyrrpnrnora
capsici
bersifat patogenik terhadap25
genotipe cabai,lima
genotipe dengan intensitas penyakittertinggr
diantaranya adalahTaro
Fl,
Hot
PepperTornado,
Fl
Hybrid Chilli,
Birforo,
dan Marconi
hot
dengan persentase serangan7A-92
%
(Syamsudin2010). R.
solani
merupakan patogentular
tanah yang menyerang cabaibaik
pada masa pembibilanmaupul
ketika sudah pindah tanam.Pengendalian terhadap patogen
ini biasanya
dilakukan
dengan
carakultur
teknis maupun dengan menggunakan fungr-sida sintetik yang
berbahanaktif
kaptan,propineb,
dan
mankozeb(Komisi
Pestisida 2001).Akan
tetapi,
penggunaan
fungisida
sintetik
secara terus menerusdan
tidak
bijaksana dapatmembahayakan
organisme
bukari
sasaranyang
bermanfaat
bagi
pertanian,Iingkungan, dan keberadaan manusia
(Walker
&
Stachecki2002).
Penggunaanfungisida sintetik dalam
jangka
waktu yang panjang dapat
menyebabkanterjadinya
perkembargan
populasi
resisten
(Wood
1997).
Menghadapi
haltersebut
sejalan dengan konsep pengendalianter-
padu yangtidak
semata-mata mengandal- kan pengendalian dengan menggunakan bahankimia
sintetik,
makaalternatif pengendalian perlu terup dicari dan dikembangkan.
Dewasa
ini
pemanfaatanjamur
antagonisrnenjadi
pilihan
pengendalianalternatif karena metode
ini
dianggap {rmanbaik
bagi pengguna, konsumen, danlingkungan. Jamur antagonis yang telah banyak dimanfaatkan sebagai pengendali
hayati adalah Trichoderma sp. Biakan
jamur Triclnderma
dalam mediaaplikatif
seperti dedak dapat diberikan
ke
areal
pertanaman
dan
bersifat
sebagaibiodekomposer
serta
sebagai
biofungisida.
Trichoderma
juga
mempunyaimekanisme
biokontrol
sangatefektif
daiam
menekan porkembangan patogendiantaranya
mikoparasitismq antibiosis, dan kompetisi.
T.lrurzianum
dan
T"virens
telah
diketahui dapat
mengendalikan
Plasrnodiophora
brussicae,Fusarium oxysporurn, Pltytium
ultimum,P.
aphanidermatuffi, Rhizopus oryza€(Elad
et
al.
1980,
Djatniko
1997,
Hadiwiyono
1999,
Suwahyono
2000,Wahyudi
&
Nugroho 2000,
Wahyudi
&
Suwahyono2000, Howel
2003).tlasil
penelitian
Misni et
al.
(2004)
menunjukkanbahwa
T.
harzionum
dapatmenekan perkembangan
pgnyakit
layu
F.
oxysporumf.sp.
lycopersici
(Sacc.) pada tanamantomat
sebesar 8070 dan dapat mempertahankan persentase bunga\i
menja-
di
buah
sebesar 71,47Yo serta meningkatkan produksitanaman.
Selian(2010) melaporkan
bahwa
dosis
T
virens
member pengaruh yangpositif
terhadap persentase perkecambahan
benil\
masa inkubasi,panjang lesion
yangterbentuk
pada pangkal batang dan bobot keringbiji
unaman-l.
Dosis T. virenssebanyak
300
g
polibag
1
(volume
10
kg)
mempengaruhi rata-rata persentase perkecarnbahanbenih mencapai
84J8%,
ruta-ratamasa inkubasi
8 hari,
rata-rata paqiang lesion yang terbentuk pada pangkal batang kedelai sebesar 1,35 cmdanbobot kering
biji
tanaman-l
sebesar 24,13 gpotibag
1.Selain bisa
hidup
di
rizosfer,jamur
Trichodermajuga
bisahidup
dalamjaringan
tanaman atau bersifatendofit-. Trizeliq
Rahma danMartinius
(2016)melaporkan bahwa
jamur
Trichoderma
sp
bisa hidup
dalam
jaringan
dauntanaman
cabai.
Trichoderma
endofit
ini
mampu
menghambat perkembanganjarnur patogen
Sclerotiwn
rolfsii,
dengan daya hambatberkisar
antara65.40-78.27Vo. Kemampuan Trichoderma
endofit
ini
dalam rnengendalikan penyakittular
benih cabai belum pernahdilaporkan.
Berdasarkan hal tersebut perludikaji
kemampuanTrichoderma
endofit
dalam
mengendalikanpenyakit
tular
benih pada cabai Tujuan dari penelitianini
adalah untuk mengetahui kemampuanjamur
BAB
2.
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Jqmur
PatogenTular
Benih Cabai
1I.
hmur
Collao*icham
capsiciAntraknosa merupakan
istilah
khas penyakit yang disebabkan olehjamur
genus Colletotrichum. Jamur
ini
termasuk
divisi
Ascomycotina,
subdivisiEumycota,
kelas
P5renomycetes,ordo
Sphaerrales,family
Polystigmataceae(Singh,1998). Penyakit
ini
menyebabkan kerugian ekonomi yangsignifikan
pada tanaman sereal, legume, tanaman hias, sayuran dan buah yang tersebar di Negara-Negara
tropikal,
subtropikal
dan Negara empatmusim
(Grahovacet
al.,
za12).Ada lima
spesiesdari
genusColletotrichun
sp 'yangmenjadi
patogenyakni
C.capsici,
C-
acutflt?ttn,C.
gloeosporioides,
C-
eoccodesdan C-
graminicola
{sahitya et
al., 2014)
Diantara
kelima
patogentersebut yang
paling
banyakditemui yang menyerang tanaman cabai merah di Indonesia adalah
Colletotrichwn
capsici (Syd)Butler
danBisby,
C. ctcutatum dan C-. gloeosporioides(Duriat
et al.,2007).
colletotrichum
capsici
addlah salah satu
jamur
peiryebab
penyakit antraknosapada cabai
(Semangun,2000).
Busuk
buah
yang
disebabkan oleh Colletotrichtem capsici (SVd) Butler dan Bisbytelah.diidentifikasi
sebagai patogen yang menyebabkan penyakit pada tanaman cabai sehingga menimbulkan kerugian 25-30 Q/apdabuah,setelah
panen dan joga pada tempat penyimpanan.Colletotrichum eapsici
mempunyai aservulus
yang
tersebar
di
bawahkutikula,
atau permukaan jaringan dengan diameter 100 um, dengan banyak setae.Setae berwama
coklat tua
sampai hitam meruncingke
atas, berukuran75-100 x
242
um,konidia tumpul
atau bengkok seperti sabit denganukuran
lg,5--25,0x
3,5-5,3
um (semangun,2000).Konidiofor
sederhan4 mernanjang dengan konidiahialiq
satusel,
berbentuksilinder
(Barnett andHunter,
1g7z),kaku,
keras danmempunyai
1-5
sekat sertaterdapat aseryulus(Holiday
1980).Gejala
seranganc.
cctpsici dapat
muncul pada buah, yang
dipanensebelum
mahng dan
disimpan pada suhu rendah
selama transportasi
danpemasafim
(Chauhan
et
ol.,
2012).
Buah yang belum
matang
menyebabkan patogen berada padakondisi
laten dalamjaringan
inangdan
saat buah menjadimatang, patogen kembali
aktif
sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada buahlral
tersebut menyebabkan patogenmampu
berkembangdan
menjadi
sumberinokulum (Aradhya et
a1.,2005).
..Pertumbuhan dan perkembangan
jamur
(1. capsici dipengaruhi olehfaktor
lingkungan
antaralain
temperatur,pH
dan
kelembaban. Temperaturminimum
untuk pertumbuhan adalah 5oC, optimum28t,
maksimum
35"C,pH
yang cocok untuk perkembangan dan pertumbuhanjamur
adalah 2,5-:7. Kelembaban optimum untuk pertumbuhanjamur
adalah 92o/o. Cara penyebaran (1.. capsici adalah melaluiallgn,
benih yang
terinfeksi
danpercikan
air
hujan.
Penyebaranmelalui
aflgtn dengankonidia
yang berasal darijamur
yang dapat bertahandi
lapangan secarasaprofit
pada sisa
tanaman
Percikan
air
hujan
r*apatmembantu
penyebarankonidia pada buah sehingga dapat berkembang dengan cepat (Mehrotra, 1980).
Colletotrichwn
capsici dapat menyerangmulai
dari benih,bibit,
daun danbuah yang pada umumnya
terjadi
padabuah
yang
masak. Gejala buah
yangterserang antraknosa
diawali
adanya aseryulus(Mehrotra,
1980). Pada keadaanlembab aservulus dapat menembus dinding
biji
melalui
ronggabiji.
Pembusukandapat
tedadi
sampai seluruh perfnukaan
buah,
sehingga
menyebabkan buah berwarna pucat sertaditutupi
olehbintik
-bintik
hitam(Holiday,
1980).Pertumbuhan
jamur
pada mediaPDA
membentukkoloni
yang menyebar membentuk zona-zona melingkar secara konsentris, berwarna abu-abu kehitaman,areal miselia
tumbtrhjarang
sepertirambut halus
danberkumpul
kearah pusat.Setelah beberapa
hari
terbentuk banyak aseryulus berwarnaputih
keabu-abuan,orange
muda kemudian
berubahmeqiadi abu
-
abu
kehitaman
(Than,
200s).Tahap
awal
dari infeksi C.
capsici
urnumnyakonidia
dapat berkecambah cepatpada
prrnukaan
buah, tabung
kecambahakan
segera membenruk apresorium.Setelah
penehasi akan
terbentuk
jaringan
hifa.
Hifa
intra dan
interselulermenyebar
melalui jaringan
tanaman. SporaC.
capsici
dapat disebarkanoleh
airhujan
dan
pda
inang yang cocok akan
berkembang
dengan
cepat(Kronstad,2000).
2.
Phytopthoracapsici
Plrytophthora capsicl telah dikenal
sebagai salah satujamur
ataujamur
patogen yang mampu menimbulkan kerusakan parah padahampir
semua bagiantanaman cabai. Lantaran
itu
pula,jamur
ini
sering disebut sebagai plant destroyerof
capsicumsatau perusak
tanamancabai-cabaian.
Selain
menyerang cabai Phytophthora capsicijuga memiliki
beragomtanaman inang lainnya, terutama dari keluarga Solanaceae (misalnya:tomat
dan terong) dan Cucurbitaceae (misalnya:mentimun,
semangka, danmelon).
Bagian tanamanyang
diserangnya punjuga
beragam,
mulai
dari
akar, batang, hingga buah cabai.Apabila
menyerangbibit,
tanaman cabai yang terserang
penyakit
ini
bisa
langsungmati.
Sementara pada tanaman dewasa, seluruh bagran tanamanitu
akanlayu,
busuk, danmati.Jauur
Phytophthora
capsici sendiri
memang menghendakikondisi
lingkungan
yangbasah dan hangat untuk berkembang biak. Suhu idealnya sekitar 80 0F atau sekitar
26
0C. Dengankondisi
sepertiitu,
sporajamur
yairg terlrentuk akan berkembanglebih cepat, yang berarti pula pentrlaran penyakit ini juga akan lebih cepat.
Selain karena kondisi lingkungan yang hangat
dan
basah,
patogenPhytophthora
capsici
jaga mudah menyebar melalui angln, air hujan atau air yangmengalir
di
atas permukaan tanah. Kondisi tanah yang basah juga menjadi pemicu perkembangan patogen tersebut. Pasalnya, patogenini
rnampu bertahandi
dalamtanah dan menginfeksi akar atau
biji
yang tumbuhdi
datamtanah.
Penyebaranpatogen
ini
juga
bisamelalui
peralatan yang digunakan selama bercocok tanam. Selainitu,
pemindahan tanah dari satu lahan ke latran yang lainjuga
bisa menjadiperantara pindahnya patogen
Phytophthora
capsici.Meskipunhabitat
utamanya adadi
dalamtanah,'jamw Pltytophtltora
capsici sendiri bisa menginfeksi hampirseluruh bagran tanaman cabai,
mulai
dari
akar"
batang
daun,
hingga
buah.Dampak
serangannyapun
bisa
sangat
hebat, petani cabai bisa
mengalami kehilangan hasil hingga 100%jika
serangan patogenini
tidak terkendali.Tanaman cabai yang terserang penyakit
ini
umumnya menunjukkan gejalalayu
yang
berlangsung cepat sebagaiakibat
dari
busuknyaakar dan
atautitik
tumbuhtanama.n Jika diamati, akartanaman cabai yang terserang
itu
akantampakkecokelatan dan
lembek.
Bagian daun yang terserang akan menunjukkan gejalaberupa munculnya bercak berwarna cokelat.
Bercak
itu
akan meluas
hinggaterlihat
seperti tersiramair
panas. Daunitu
sendiri pada akhirnya akan busuk danrontok yang
dimulai
dari bagian daun palingbawah
Serangan busuk tersebut akan terus menjalar ke bagian bawah tanaman dan menyerang kuncup bunga yang ada,hingga
seluruhbagian
atas tanamancabai
layu
terkulai.
Pada bagian batang, serangan patogenini
akan
membuatbatang
tanaman membusuk,kering,
dankulitnya mudah terkelupas. Jika sudah sqperti
ini,
tanaman akanlebih
cepat mati.Sementara
pada
buah
cabai,
seranganjamur
Phytophthora
capsici
akanmemunculkan
bercak coklat
kebasah-basahanyang
cepat
meluas
hingga menyebabkanbuah
itu
terlepasdari
tangkainya ataurontok.
Pada bagian yangterinfeksi tersebut
juga
tampak adanyahifa
yang berwarna putih keabu-abuan dan bentuknya seperti kapas atau benang-benang halus.3.
CercosporacapsiciTanda-tanda serangan
penyakit
ini
biasanyatampak
pada daun.
Daunbiasanya
akan
dipenuhi
bercak-bercak
berwarna kepucahn
yang
awalnya berukurankecil
akhirnya secara perlahan membesar. Pada bagian pinggiran daunterdapat bercak berwama
lebih
tua
(sering berwamakecoklatan) dari
berwarnacoklat
di
bagian tengahnya. Selainitu,
seringte{adi
sobekandi
pusat tersebut. Biasanyajika
sudah begini, daun akan langsung gugur walaupun adakalanya daunhdak
langsung gugur, tetapi berubah wama menjadi kekuningan dahulu sebelumakhirnya gugur (Setiadi,
20A4).
'
Penyakit bercak
pada
daun
cabai (Capsicum
annum)
sangat mudahkelihatan
denganmata
telanjang, karena Cercosporacapsici
hanya menyerangbagian
daun cabai saja
(menyerang tanaman in,angnya)tidak
menyerang padabagian batang
maupufl
akar-
Bercak yang
dibuatnya
bisa
sampai
berlubang, dengan ukuran bedubang bisa mencapai 0,5 cm (Matnawy,1989).Cendawan Cercorpora capsici menyerang tanaman inangnya pada bagian daun cabai saja. cendawan
ini
sangat berbahaya karena dapat mengganggu prosespertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai (menggangu metabolisme tubuh tanaman cabai).
Apabila
curah hujan yang sangattinggi
atautingkat
kelembapanpada
suatu areal pertanamancabai dan pola
jarak
tanam
tanamancabai
akan mempercepat proses perkembangbiakan cendawan tersebut (Setiadi, 2004).B.
Jamur Endolit Tichoderma,spp
Trichoderma sp. merupakan
jenis
jamur
yang tersebar luasdi tanall
darimikroskopis konidiofor
jamur
tegak,
bercabang
banyak
dan
terafur,
agakberbentuk kerucut,
konidia
berbentukoval,
dan dapat membentuk klamidospora.Trichoderma mempunyai habitat yang ter.sebar luas pada berbagai
jenis
tanah dan substrat organik. Jamurini terdiri
dari berbagai spesies dan strain dengankriteria
yang berbeda-beda.
Koloni
Trichoderma sp dalam media biakan tumbuh dengancepat,
miselium hialin,
bersepta denganbanyak
percabanganhifa
berdindinglembut. Warna
koloni
ada
yang
kekuningan,
kuning dan hijau.
Pada
ujungkonidiofor
terbentukfialid
dengan bentuk sepertibotol.
Konidia
berwama hijaudan
jernih
bentuk konidia sebagran besarbulat(Rifai,
1969; Watanabe, 2002).Koloni
Trichoderma pada
awal
inkubasi akan
bervarna
putih
yang selanjutnya berubah menjadikuning
dan akhirnya berubaL menladihijau
tua padaumur
inkubasilanjut. Konidiumnya
berbentukbulat,
agakbulat
sampai bulat telur peodek, berukuran (2,8-3,2) x (2,5-2,8) pm dan berdinding halus (Soesanto, 2003).Kemampuan Trichoderma
dalam
mengendalikan berbagaijenis
patogenkarena
memiliki
beberapa mekanisme antaralain
:
menghasilkanenzim,
dapatmenginduksi ketahanan
tianaman,bersifat
antagonis
(mikoparasi!
antibiosis,kompetisi),
meningkatkan keterpediaan hara dan menonaktfikanenzim
patogen(I{arman,2000).
Lilik
era/.
(2010) menyatakan, bahwajamur
Trichoderma sp. merupakansalah satu
jamur
antagonis yangtelah
banyakdiuji
cobauntuk
mengendalikanpenyakit tanaman. Pengendalian hayati dengan menggunakan agens hayati seperti
Trichoderma
sp. yang
terseleksi
ini
sangatlahdiharapkan dapat
mengurangikeGrgantungan
dan
mengatasi dampaknegatif dari
pemakaian pestisida sintetikyang selama
ini
masih dipakai untuk pengendalian penyakit tanarnandi
lndonesia (Purwanti sari dan Hastuti, 2009).Trichaderma spp. merupakan salah satu genus
jamur
yang dominan terdapatdi
dalam
tanah.
Keberhasilan
penggunaan'[richoderm, spp.
sebagai agen pengandalian hayati beberapa patogen tanaman telah banyakdilaporkan.
Howell
(1997)
melaporkan
bahwa
aplikasi
T.
virens yang
dikombinasikan
denganfungisida metalaksil sebagai perlakuan benih pada kapas
efektif
menekan penyakit padabibit
yang
disebabkanoleh
R
salani
danP.
ukimum
di
lapangan
Hasilfomulasi butiran
padabenih
kapas dapat mengurangikolonisasi
Fusarium
spp.pada akar kapas dan menekan penyakit
layu
Fusarium yang disebabkanoleh.E
oryslzorum f.sp.
vasinfectam. Isolat
Trrqhoderma spp. (Ts-20 dan Ts-21) mampumenghambat
pertumbuhan
koloni
Foc
lebih dari
70
Vo
danjuga
mampu memarasit miselium F"oc dengan caramelilit
dan penetrasi ( Bernal et a1.,2004)..Hajieghvari
etal.,
(2008) melaporkanisolat
Trichoderma spp. yang berasal dariIran
mampu menghambat pertumbuhan berbagaijenis
patogentular
tanah. IsolatT.
lnmatumT6l2
merupakan isolat yang palingefeHif
menghambat pertumbuhanFusarium gramineantm
dengan
daya
penghambatan 48.65Yo.Yedidia
et
al
(1999) melaporkan
bahwa
T. harzianum strain T-203 mampu mengkolonisasi danbersifat
endofit
pada akarbibit
mentimun yang menyebabkanilbit
iahan terhadap seftrngan patogen.!e
BAB
3.
METOI}E PENELITIAN
Penelitian
ini
telah
dilaksanakagdi
Laboratorium
Fitopatologi
JurusanHama
dan Penyakit Tumbuhan dan rumah kaca Fakultas Pertanian UniversitasAndalas, Padang
dari
bulanJuli
sampai dengan November24fi.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan
Rancangan
Acak
Lengkap
(RAL)
dengan4
perlakuan
dan
4
ulangan. Perlakuan tersebut adalah tigaisolat jamur
endofit Trichoderma (SD324, SD327,A116)
dan kontrol.Penyediaan
Benih Cabai
Benih
berasaldari
petani
di
kelurahan SungaiLareh,
KecamatanKoto
T*gut,
Kota Padang. Benih
tersebut telah dikeringanginkan selama beberapahari.
Benih diambil
dan dibawake
laboratoriumuntuk
diuji.
Benih
yangdiuji
dipilih
secara acak untuk masing-masing perlakuan sebanyak 400biji.
Pelaksanaan
Peneliti*n
Ili
Laboratorium
Perbanyakan
Jamur Endolit Trithoderma Ilan
Pembuatan
SuspensiJamur
endofit
Trichoderma
yang digunakan
(tiga
isolat)
merupakankoleksi
laboratorium PengendalianHayati.
Perbanyakanjamur
endofit dilakukan dengan cara memindahkan biakanmurni
jamur
seluasI
cm2ke
dalam cawanpetri yang berisi nredia
PDA
(PotatoDextosa
Agar Yeast) dan diinkubasi selama2
minggu
sampai
konidia jamur
terbentuk.
Biakkan
ini
siap untuk
dipakai. Suspensijamur
didapatkan dengan menambahkan akuades sebanyak5
ml
danbahan perekat
Agristik
0.05o/oke
dalam
cawanpetri
yang berisi
biakanjamur
kemudiankonidia
dilepasdari
biakanjamur
dengan menggunakan kuas halus.Untuk
mendapatkan konsentrasijamur
yangdiinginkan,
dilakukan penghitungankonsentrasi
konidia
di
bawah mikroskop
dengan
bantuan
haemoqttoffieter.Konsentrasi
yang
digunakan
adalah
108
konidialml,
untuk
memperoleh konsentrasi yang diinginkan dilakukan pengenceran.Perlakuan Benih
DenganTrichoderma
Benih
cabai sebelum diberi perlakuan terlebih dahuludidisinfeksi
dengan11
\.
benih
dicuci
sebanyak
tiga
kali
dengan aquades yang telah disterilkan dalamautoHaf
pada suhu 121oC, tekanan 1.02 atrnselama
15
menit. Benih
yangtelah
dicuci
dikering-angrnkan dalam layninarairflow
cabinet selama60
menit.Benih yang telah dikering- anginkan diberi perlakuan dengan cara direndam dalam suspensi
isolat
Trichoderma selama2 jarn
pada suhu
26"C. Benih
yang
telahdiberi
perlakuan kemudian dikering-
anginkandalam
larninar air
tlow
cabinetselama
60 menit
sebelum ditanam.
Benih yang
tidak
diberi
perlakuandijadikan
sebagaikontrol Benih cabai yang
sudah
diberi
perlakuan
tersebutdiuji
menggunakan metodebloner
test,germination test
dan
growing on
test. Pada metode blotter test, sebanyak 25butir
benih cabai yangdiberi
perlakuan danyang
tidak
disusun denganjarak
yang
sama dalam cawanpetri
kaca yang telah dialas dengan 3 lembar kertas saringlembab.
Selanjutnya benih diinkubasi selama 7 hari dalam ruanganADL.
Pada germination lesl sebanyak 400butir
cabaibaik
yang diberi
perlakuan Trichoderma dan
yang
tidak
diuji
daya
kecambahnyadengan metode kertas
gulung
memakai kertas stensi sebanyak3 lapis.
Kertas stensil sebanyak2
lapis
direndam dalam akuades dan disemaikan50
biji/kertas, setelahitu
ditutup
dengan satu,keltas stensil yaugtelah
direndam akuades,lalu
diinkubasi dalam germinator datar selama 14 hari atau sampaitidak
ada lagi benihyang
berkeoambah.Padagrowing on test
sebanyak400
biji
cabai
yang
diberiperlakuan
d*
y*:
tidak disemai sebanyak 50 biji/seedbed.Pelaksana*n Penelitian Di Rumah
Kawat
Penyiapan
Media
Tumbuh
.
Tanah dan pupuk
kandang
dicampur
dengan perbandingan
2'.1,
laludiayak, kemudian ditimbang
seberat5
kg
lalu
dimasukkan kedalam
kantongplastic tahan panas
untuk
disterilkan secara tyndalisasidi
dalarn ddndang dengan uap panas100"C.
Sterilisasi dilakukan selamaI
jam lalu
didinginkan
selarda24jam
dan dilakukan sebanyak 3kali
Penyiapan
Bak Kecambah
Dan PenyemaianBak
kecambali sebanyak 16 buah denganukuran 40x30x10
cm
dibilas,dicuci
bersih kemudian permukaannyadisterilkan
denganalcohol
dan dibiarkanL2
13
5
kg.
Setiap bak kecambah disemaikan 50butir
benih cabai yangdiberi
perlakuandan yang
tidak diberi perlakuan.
Penyemaianini
dilalrukan
dengan menanambenih
ke
dalam
lubang sedalam kira-kira11cm,
diatur
denganjarak
yang samakemudian
ditutup
dengantanah
dan diamati
hingga
berumur
1
bulan
untukmengamati persentase
bibit
cabai yang terserangPengamatan
l.
Identilikasi jamur
patogentular
benihIdentifikasi
jamur
pathogentutar benih dilakukan
padahari
ke-8
setelahinkubasi
dengan menggunakanmikroskop
stereobinokuler
larigsungdari
benihatau
bibit
(mengamatiikarakteristik
perfumbuhanjamur)
dan dengan mikroskop monokuler (melihathifa
dan konidiajamur)
yang telah diinkubasi padapclgujian
secara blotter dan merujuk kepada buku
identifikasi
2.
Persentase daya kecambahbenih
Pengamatan
daya
kecambahnormal dilakukan
padahari
ke-14
dengan menggunakan rumus : P:
Jumlah benih berkecambah normaldumlah benih yang dikecambahkanx
100%3.
Persentase benih cabaiyangferberang
jamur
patogentular
benihPersentase benih cabai yang terserang
jamur
pathogen tular benih dihitungpada
hari ke-8
sesudah inkubasi dengan menggunakan rumusB
:
Jumlah benih yang terserang/jumlah benih yang dikecambahkanx
100%4.
Persentasebibit"rnuncul lapang
Pengamatan dilakukan rn,ilai benih disemaikan sampai tidak ada lagi benih
yang
berkecambah(15 hari
setelahsemai).
Persentasebibit
muncul
lapangdihitung
dengan Rrmus
L
:
Jumlah
bibit
yang
muncuUjumlah
benih
yang disemaikanx
100%.5.
Persentasebibit
yang terserangjamur
patogenPersentase
bibit
cabai yang terserangjamur
pathogendihitung
pada saatbibit
berumur
30
hari,
berdasarkan
gejala yang
ditimbulkannya,
denganmenggunakan rumus
T
:
Jumlahbibit
yang terserang/Jumlahbibit
seluruhnyax
13
BAB
4.IIASILI}AN
PEMBATTASAN
';,
1.
Itlenti{ikasi Jamur
PatogenTular
Benih
dan Persent*se SerangannyaHasil
identifikasi
terhadapjamur
yang terdapat pada benih cabaidari
semua perlakuan ditemukan satu spesiesjamur
patogen tularbenih
yaita {olletoffichum
capsiei(Garnbar 1). Persentase seftrngan
jarnur Colletatrichum
capsici dari setiap perlakuan dapatdilihat
pada Tabel 1.Gambar
l.
Jamur colletotrichum capsici
pada
benih
cabai.
A.
Jamur
padapermukaan
benih
(40x), B.(1)
aservulusdan
(2)
setae{400x),
C' konidia{400x)Tabel 1. Persentase Benih Cabai Yang Terserang Colletotrichum capsici
Perlakuan
Benih
terserangjamur
{Yo)
Efektifitas
(%)Kontrol
26,5*
3,89 aTrichoderma endofit
(SD324)
14,0 +3,26
b
Trichoderma endofit (SD327)
13,5t
3,82
b
Triehoderma endofit(A116)
12,75 +3,33
b0,00 47,17
49,06 51,89
Angka-angka pada
lajur
yang sam& dandiikuti
olehhuruf,kecil
yang sama adalah berbeda tidak nyata menurut LSD taraf nyata So/a.Dari
Gambar
t
tampak
bahwajamur
Colletotricham
capsicj
memiliki
aseryulus dan pada aservulus tersebut terdapat setae yang berwarna
hitam,
kakudan meruncing tersebar
di
sekitar asennrlus.Konidia
hialin
dan berbentuk bulan sabit tanpa sekat(
Bamet
danHunter
1972). Hanya ditemr:kan satujenis jamur
patogentular benih
(C. capsici) berkaitan dengan sumber benih yanghrasal
darilahan
yang
terserang
C.
capsici
penyebab
penyakit
antraknosa
yaituL4
\t
KelurahanSungai
Larell
KecamatanKoto
Tangah,Kota
Padang. Salaisek (2016) melaporkan bahwa dilahan tersebut persentase tanamail tersereng antraknosa olehC.
eapsici sebesar100%
,
persentasebuah
terserang39,55%
,
dan
intensitas sefimgan 28,71x/o.Tabel 1 menuqiukkan bahwa perlakuan Trichoderma endofit pada benih cabai
dapat menekan persentase benih terserang
jamur.
Perlakuanketiga
Trichodermaeudofit
ini
memberikan pengaruh berbeda nyata dengankontrol.
tetapi, berbedatidak
nyata sesamanya. Trichodermaendofit
selain menurunkan persentase benih cabai yang terserangC.
capsicijuga
dapat tumbuhdi
ataskumpulan
assrvulus C.capsici
(Gambar2).
Hal
ini
diduga karena ketigaisolat
Trichodermaendofit
ini
mempunyai kemampuan antagonis yang
hampir
sama terhadapjarnur
C- capsici.Hasil
penelitianSari
Q017) menunjukkan bahwaisolat
Trichodermaendofit
SD324,
SD
327dm
A116
mempunyai kemampuan antagonis (kompetisi, antibiosisdan
mikoparasitisme)
yang
berMa
tidak
nyata
terhadap
Colletotrichumgloeosporiaides
penyebab
penyakit
antraknosa
pada
cabai
secara
invifio.
Mekanisme mikoparasitisme
ini
dapatdiamati
pada metode
blotter
test
yaituadanya invasi Trichoderma endoflt di atas aservulus
c.
capsici (Gambar 2).Gambar
2.
Invasi
Trichodermaendofit
terhadapC.
capsici.lmda metode blottertest
A.Kontrol,
B.Trichoderma endofit(sD324), c,Trichoderma
endofit (SD327) Trichodrrna endofit(A116)
2.
Daya Kecamhah
Normal,
PersentaseBibit Mucul
Lapang
Ilan
PersentaseBipbit
Terserang
Jamur
Perlakuan
benih cabai
dengan
rr.tig"
isolat
Trichoderma endofit
dapatmeningkatkan daya kecambah
normal benih cabai (Tabel
2) ,
persentasebibit
muncul lapang (Tabel
3)
dan menurunlian persentasebibit
terserangjamur
(Tabel4) bila
dibandingkan
dengankontrol.
Dari
pengamatanbibit
yang
bergejalatampak bahwa penyebabnya adalahjamur C. capsici (Gambar 3).
Tabel 2. Persentase Daya Kecambah Normal Benih Cabai
Perlakuan Daya kecambah normal
(%)
Efektifitas (%)
Trichoderna (A116)
Trichoderma (SD 327) Ttichoderma (SD 32a)Kontrol
61,25*
4,65
a59,25
+ 5,65 a56,25
*
5,39 a36,50
+4,24
b 68,29 62,33 54,11 0,00Angka-angka pada
lajur
yang sama dandiikuti
olehhwuf
kecil
yang sama ada atrberbeda tidak nyata menurut LSD taraf nyata 5Yo.
Tabel 3. Persentase
Bibit
Muncul
l.up*g
Perlakuan
Bibit
muncul lapang(%)
Efektifitas {%)
Trichoderma(A116)
?4,25*
5,99
a Trichoderma (SD327)
70,75*
6,31
a Ttichoderma (SD32a)
69,25*
6,31
a 41,43 34,76 31,90 0,00Kontrol
52,5
*
5,63
bAngka-angka pada
lajur
yang sama dandiikuti
oleli
berbeda tidak nyata menurut LSD taraf ny ata Syo.
Tabel 4" Persentase
Bibit
Terserang JamurpatogenPerlakuan
Bibit
terserang patogen(%)
Efektifitas
(%)Kontrol
19,45 + 5,65 a Trichoderma(A116)
2,14
+0
b Trichodenna (SD327)
l,?6
+0
b Ttichoderma (SD324)
1,72
*0
b 0,00 89 90,95 91,16Angka-angka pada
lajur
yang sama dandiikuti
oleh hurufkecit
yang sarna adalah berbeda tidak nyata menurut LSD taraf ny ata 5Yo.F
1$
Gambar
3.
Gejalabibit
cabai terserangjamur
Colletotrichum capsici.
1. Gejala pada batang 2. AservulusTerjadinya peningkatan
dala
kecambahnormal (Tabel
2)
disebabkanperlakuan
benih
cabai
denganketiga
Trichoderma
endofit
dapat
menurunkan persentasebenih yang
terserangjamur
(Tabel
l).
saiah satu faktor
pentingpenyebab menurunnya
perkecambahanbenih
cabai
adalah
jamur
patogen, perlairuanbsnih
cabai deng an Trichodenna hnrziatzumfrttfr
392432 secara nyatadapat meningkatkan perkecamb3han benih dan indeks
vigor
(Islam et
al,
2011).Carvallo
et
al
(2011)
melaporkan bahwa seedtreatment
dengan T'. harzianunt dapat menurunkan persentasebsnih
buncis {Phasealusvulgaris)
terserangjarnur
patogen
dan
meningkatkan pertumbuhanbibit.
Meningkafirya daya
kecambahnormal
menyebabkan
semakin barryak kecambah
yang
dapat
menembuspermukaan tanah sehingga persentase
bibit
muncutlapng
akan meningkat (Tabel3).
Penurunan persentasebibit
terserangjamur
akibat
perlakuan
Trichoderma endofitjuga
disebabkan karena terjadinya penunmafl persentasebenih
terserangjamur,
dan diduga pada pembibitan dengan perlakuan Trichoderma endofittidak
terjadi inokulum
sekunder (penyebaran)dari
bibit
yangsakit
akibar Trichodermaendofrt invasi pada kumpulan aservulus
colletotrichum
capsici.Ketiga isolat
Trichodermaendofit
mtrmpu mengendalikanjamur
patogentular
benih
(c.
capsici)
dengan kemampuan yang berbedatidak
nyata,tapi
bila
dilihflt dari
segi
efektivitas dalam
penurunan
persentasebenih
terinfeksi, peningkatan daya kecambahnormal
sertia penurunan persentasebibit
terserango
t7
\F
(2014)
menyatakan bahwa Trichoderma sppefektif
sebagai seed-treatment untukmengendalikan jamrrr patogen tular benih dan tular tanah
pda
sayur-sayuran"Gambar 4. Pertumbuhan
bibit
cabai pada masing-masing perlakuan (28HST).
A.Trichoderma
endofit
SD3?4,
B.
Trichoderma
endofit
SD327,
C.lF.
BAB
5.KESIMPULAN
Ketiga isolat
Trichodermaerdofit
mampu mengendalikanjamur
patogentular
benih
cabw (Cottetoriehum capsici)i"nga,
efektivitas penuunan persentasebenih terinfeksi
jasrur
47,17o/o-
51,8V/o,
peningkatan daya kecambah normals4,ll%o
-
68,280/o, peningkatan persentasebibit
muncul lapang 31,90o/o' 41,43o/odan penurunan perserilase
t*bit
terserangjamur 89%-
9l,l6o/o.Isolat
Trichoderma endofitAl
16 yangpling eft}tif
dalam mengendalikan potogentulr
benih cabai.19 !r
DAFTARPUSTAKA
Alexopolus,
C.J.,
Mims, C.W., and Black
Well,
M.
1996.
lntroductory
Mycologhy
Fourth Edition.JhonWiley
and Sons Inc. New York.Ali-Shtayeh,
M'S',
Mara'f
A.B',
Jamous;i8.14.
2003'
Distribution,
occulrence and characterizationof
entomopathogenicfungi
in
agricultural soilin
thePalestinian
arffi.
Mycopathologia
156{3):235'244.Badan
Pusat
Statistik (BPS).
2015.
Produksi, Luas
Panen
danproduktivitas
sayuran
di
Indonesia.
Badan PusatStatistik
danDirektorat Jenderal
Hortikultura.
Jakarta.BarnettH.L.,
andHunter,B.B.
1972. Illustrated generaof
imperfectfungi. Third
Edition.
Burges Publishing Company. Minneapolis.Barker
C.W,
andBarker
G.M.
1998.
Generalist entomopathogens asbiological
indicatorsof
deforestation and agricultural land use impacts on Waikatosoils. /few
Zealand Journctl ofEcolog
22(2): 189-196.Bidochka
M.J.,
KampA.M
and de CroosJ.N.A. 2000.
Insect pathogenic fungr:from
genesto
populations.
Di
dalam: Kronstad
JW.
editor.
Fungal
Pathologt
Netherlands;Kluwer
Academic Publishers.Him
171-193.Bing
LA,
Lewis
LC.
1991.
Suppressionof
the
Europeancorn
borer,Ostrinia
nubilalis
(Hubner) (Lepidoptera: Pyralidae)
by
endophytic
Beaweria
bass iana (Balsamo)
Vuillemin.
Env i ron Ent omol 20:1207'121 1.Boucias
D.G,.
and
Pendland
J.C.
1998.
Principles
af
In"rect Pathologt.
London:Kluwer
Academic PublisherBudiprakoso
B.
2010.
Pemanfaatan CendawanEndofit
Sebagai PenginduksiKetahanan Tanaman
Padi
Terhadap Wereng
Coklat
Nilavaparta
lagens.Bogor .IPB.
Carvallo
DDD,
Marques SC, JuniorML,
GeraldineAM.
2011.Biocontrol of
SeedPathogens
and
Growth Promotion
of
Common Bean
Seedlings by
Trichoderma harzianum. Pesq.agropec.bras.Vol
46
No.8
Brasilia
Aug.201 1.
Irmawan
D.E.
70q7. Kelimpahan dan
Keragaman Cendawan
Endofit
padaBeberapa
Varietas
Padi
Kuningan,
Tasik Malaya dan
Subang, JawaBarat.
[Slaipil.
Bogor. Fakultas Pertanian . IPBIslam
MS,
Rahman
MA,
Alam
MF.
2011.
Effect
of
Trichoderma
on
SeedGermination and Seedling Parameter
in Chili. Int.
J.Expt.
Agnc. 2(1)
:21a6.
Mancini
V
and Rornananzi G. 2014. Seed-treatments to Control Seedborne FungalPathogens
of
Vegetable Crops. Pest. Marrag. Sci. 2014 ; 70:860-868.Petrini
O.
1992.Fungal
endhophytesof
tree
leaves.di
dalam
:
,Andrews JH,Hirano SS, editor.
Micrabial
Eeologt
af Leaves.Berlin
: Springer Verlag.hlm:179-196.
Salaiseh
A.N.
2}rc.
Tingkat
SeranganAntraknosa pada
Tanaman
Cabai(Capsicum annurn
L.)
di
Kota
Padang.
[Skripsi].
Padang.
Fakultas Pertanian Universitas Andalas.Sari,
D.P.
}Afi.
Kemampuan
Antagonis
Beberapa
Isolat
Trichoderma
sppTerhadap
Jamur Colletotrichum
gloeosporioides Penyebab Antraknosapada
Tanaman
Cabai
(Capsicum
annum)
Secara
Invitro.
[Slaipsi].
\i
Semangun,
H.1996.
Penyakit-Penyakit Tanaman
Hortikultura
di
Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.Setiadi. 2004. Bertanam Cabai. Penebgr Swadaya. Jakarta.
Tanada,
Y.,
dan
Kaya,H.K.
1993.
lriaecfPathologt
SanDiego:
AcademicPress,
INC.
llarcourt
Brace Jovansvich,Publisher.
666 hlm.Trizelia. 2005.
Cendawan EntomopatogenBeauveria
bassiana(Bals.)
Vuill.
(Deuteromycotina: Hyphomycetes): Keragaman
Genetik,
KarakterisasiFisiologi,
dao
Virulensinya terhadap Crocidolomia pavonana
(F)
(tepidoptera:
Pyralidae). [Disertasi].
Bogor: InstitutPertanian Bogor.Trizelia dan Winarto
2012.
Keanekaragamandan
Karakterisasi
CendawanEntomopatogen
Endofit
Pada
Tanaman
Kakao Yang
BerpotensiMengendalikan
Hama
Conopomorpha
cramerella
(Lepidoptera:Gracillaridae. [Laporan Penelitian Fundamenta{. Universitas
Anda]as: Padang.Waruwu,
A.A.S. 2015.
Senyawa Metabolit
cendawan
Endofit
sebagaiAlternatif
Pengendalian
Efektif
Cendawanpatogen Terbawa
Benih