• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan City Branding Kota Bukittinggi Sebagai Pembentuk Identitas Kota

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perancangan City Branding Kota Bukittinggi Sebagai Pembentuk Identitas Kota"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

PERANCANGAN CITY BRANDING

KOTA BUKITTINGGI SEBAGAI

PEMBENTUK IDENTITAS KOTA

KARYA DISAIN

Oleh:

Raudhul Rizky

NIM 0911910024

PROGRAM STUDI DISAIN KOMUNIKASI VISUAL

JURUSAN DISAIN

FAKULTAS SENI RUPA

INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

2014

(2)

ii Tugas Akhir Desain Berjudul :

PERANCANGAN CITY BRANDING KOTA BUKITTINGGI SEBAGAI PEMBENTUK IDENTITAS KOTA

Diajukan oleh Raudhul Rizky NIM 0911910024, Program Studi Desain Komunikasi Visual, Jurusan Desain, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, telah dipertanggungjawabkan di depan tim penguji dan telah disetujui Tim Pembina Tugas Akhir pada tanggal 2 Juli 2014.

Pembimbing I/Anggota

Drs. Baskoro Suryo Banindro, M.Sn. NIP 19650522 199203 1 003 Pembimbing II/Anggota P. Gogor Bangsa, S.Sn.,M.Sn. NIP 19700106 200801 1 017 Cognate/Anggota Drs. M. Umar Hadi, M.S. NIP 19580824 198503 1 001 Kaprodi DKV/Anggota Drs. Hartono Karnadi, M.Sn. NIP 19650209 199512 7 001

Ketua Jurusan Desain/Anggota

M. Sholahuddin, S.Sn.,M.T. NIP 19640921 199403 1 00 1

Mengetahui,

Dekan Fakultas Seni Rupa

Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Dr. Suastiwi, M.Des. NIP 1959082 198803 2 002

(3)

iii

"Terimakasih untuk Mama dan Papa tercinta serta adikku tersayang"

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penuli sampaikan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Tugas Akhir Karya Desain ini dengan baik.

Tugas akhir ini merupakan tugas karya penciptaan melalui sebuah perancangan karya yang harus diselesaikan sebagai salah satu syarat guna mengakhiri studi pada jenjang Sastra satu (S1) pada Program Studi Desain Komunikasi Visual ISI Yogyakarta. Judul dari Tugas Akhir ini adalah "Perancangan City Branding Kota Bukittinggi Sebagai Pembentuk Identitas Kota".

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya yang ditujukan kepada:

1. Allah SWT dengan kuasanya telah memberikan kesempatan, kesehatan, dan rezeki bagi penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir Karya Desain ini.

2. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan dan doa, terimakasih atas segala yang terbaik yang telah diberikan.

3. Bapak Drs. Baskoro Suryo Banindro, M.Sn. selaku dosen pembimbing I dan Bapak P. Gogor Bangsa S.Sn.,M.Sn. selaku dosen pembimbing II yang sudah sangat berbaik hati untuk membimbing, memberi arahan, memotivasi, memberi saran, serta meminjamkan buku-buku kepada penulis.

4. Bapak M. Sholahuddin, S.Sn.,M.T. selaku Ketua Jurusan Desain ISI Yogyakarta.

5. Bapak Drs. Hartono Karnadi, M.Sn. selaku ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual ISI Yogyakarta.

6. Bapak Andi Haryanto, S. Sn.,M.Sn. selaku Dosen Wali yang selalu mendukung kelancaran studi penulis.

(5)

v

7. Seluruh staff pengajar dan karyawan Program Studi Desain Komunikasi visual ISI Yogyakarta dan Seluruh Karyawan Akmawa Jurusan Seni Rupa ISI Yogyakarta yang banyak membantu dan memperlancar studi penulis. 8. Desy Lia Arlistya terimakasih atas dukungan dan suntikan semangatnya. 9. Rony Setiyawan dan Anisa Meylasari' terimakasih atas masukan dan

bantuan ide-idenya yang sangat berarti.

10.Danang, Yongki, dan Rifki atas obrolan-obrolan, dan masukan-masukannya.

11.Iwan, Bram, Ega, Iyus, Azik, dan seluruh penghuni kos Hermiyati atas motivasi, dukungan, kehebohannya.

12.Agung, Beni, Nain, Adi, Angga, Panggih, Uza, Wisnu, Anjar, Laras, Wana, Helen, Aan, Ida, serta semua teman-teman DKV angkatan 2009, terimakasih atas semangat, pengalaman, dan kebersamaannya hingga sekarang.

13.Jeff, Ammar, Wahyu Mbolo, teman-teman The Busker, teman-teman Finishthem, dan teman-teman The Juckly.

14.Serta Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tugas AKhir ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan penyusunan Tugas Akhir.

Akhirnya penulis mohon maaf apabila ada kekurangan maupun kesalahan penulisan Tugas Akhir ini. Semoga bermanfaat bagi banyak pihak.

Terimakasih.

Yogyakarta, Juni 2014

Raudhul Rizky NIM 0911910024

(6)

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... x

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... xiii

ABSTRAK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan Perancangan ... 4

E. Manfaat Perancangan ... 5

1. Bagi Mahasiswa Desain Komunikasi Visual ... 5

2. Bagi Masyarakat ... 5

3. Bagi Lembaga Daerah ... 5

F. Metode Perancangan ... 6

1. Metode Pengumpulan Data ... 6

a. Data Premier ... 6

b. Data Sekunder ... 6

2. Metode Analisi Data ... 7

3. Metode Analisis SWOT ... 7

BAB II IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA ... 8

A. Studi Literatur ... 8

1. Brand ... 8

a. Definisi Brand ... 8

b. Fungsi dan Tujuan Brand ... 10

(7)

vii d. Brand Architecture ... 12 e. Brand Positioning ... 13 2. Promosi ... 15 3. City branding ... 16 4. Identitas ... 22 a. Unsur Identitas ... 23 1) Brand Name ... 23 2) Logo ... 24 3) Tagline ... 24 4) Warna ... 25 5) Tipografi ... 25 6) Elemen Gambar ... 26 B. Kota Bukittinggi ... 26

1. Gambaran Umum Kota Bukittinggi ... 26

2. Sejarah Kota Bukittinggi ... 27

3. Iklim dan Wilayah Kota Bukittinggi ... 30

4. Penduduk Kota Bukittinggi ... 34

5. Visi dan Misi ... 36

6. Logo Kota Bukittinggi ... 38

7. Sarana dan Prasarana Kota Bukittinggi ... 41

8. Potensi Kota Bukittinggi ... 42

a. Wisata ... 42

b. Pendidikan ... 44

c. Kesehatan ... 46

d. Perdagangan dan Jasa ... 46

e. Seni Budaya ... 48

C. Analisis Permasalahan ... 50

D. USP (Unique Selling Preposition) ... 56

E. Segmentasi ... 57

(8)

viii

BAB III KONSEP PERANCANGAN ... 59

A. Konsep Komunikasi ... 59 1. Tujuan Komunikasi ... 59 2. Strategi Komunikasi ... 59 B. Konsep Media ... 60 1. Tujuan Media ... 60 2. Strategi Media ... 62 3. Program Media ... 62 4. Jadwal Media ... 64 5. Biaya Media ... 65 C. Konsep Kreatif ... 66 1. Tujuan Kreatif ... 66 2. Strategi Kreatif ... 67 3. Program Kreatif ... 69 4. Biaya Kreatif ... 76 BAB IV VISUALISASI ... 77

A. Penjaringan Ide Desain ... 77

B. Logo City branding ... 81

1. Sketsa Penjaringan Ide ... 81

2. Studi Visual Logo City branding ... 82

3. Studi Tipografi Logo ... 83

4. Alternatif Logo ... 85

5. Evaluasi Logo ... 86

6. Final Desain ... 87

7. Grid System ... 88

8. Studi Warna Logo ... 88

9. Skala Logo ... 89

C. Media Promosi ... 90

1. Studi Visual ... 90

2. Digitalisasi Visual ... 91

(9)

ix 4. Transit Ad ... 95 5. Iklan ... 99 6. Umbul-Umbul ... 101 7. Media Sosial ... 102 8. Merchandise ... 103

D. Media Pendukung Pameran Tugas Akhir ... 108

1. Poster ... 108 2. Katalog ... 109 BAB V PENUTUP ... 110 A. Kesimpulan ... 110 B. Saran ... 111 DAFTAR PUSTAKA ... 112 DAFTAR INFORMAN ... 114 LAMPIRAN ... 115

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. City branding kota Yogyakarta ... 17

Gambar 2. City branding kota Jakarta ... 18

Gambar 3. City branding Singapura ... 19

Gambar 4. City branding kota New York ... 20

Gambar 5. Salah satu sudut kota Bukittinggi ... 26

Gambar 6. Perubahan atap Jam Gadang sejak masa penjajahan Belanda,Jepang, dan pada saat sekarang ... 28

Gambar 7. Salah satu bukit yang ada di kota Bukittinggi yakni bukit Gulai Bancah ... 31

Gambar 8. Peta kota Bukittinggi ... 33

Gambar 9. Logo kota Bukittinggi ... 38

Gambar 10. Jam Gadang ... 68

Gambar 11. Gaya desain Art Deco ... 71

Gambar 12. Bendera Marawa ... 72

Gambar 13. Pakaian adat wanita Bukittinggi ... 73

Gambar 14. Studi warna media promosi ... 73

Gambar 15. Salah satu sudut kota Bukittinggi ... 76

Gambar 16. Jam gadang ... 77

Gambar 17. Puncak Jam gadang ... 77

Gambar 18. Ngarai Sianok ... 78

Gambar 19. Benteng Fort de Kock ... 78

Gambar 20. Jembatan Limpapeh... 79

Gambar 21. Lobang Jepang... 79

Gambar 22. Rumah Adat Nan Baanjuang ... 79

Gambar 23. Sketsa penjaringan ide perancangan logo ... 80

Gambar 24. Alternatif logogram untuk City branding kota Bukittinggi ... 81

Gambar 25. Sketsa studi tipografi logo City branding kota Bukittinggi... 82

(11)

xi

Gambar 27. Alternatif logo ... 84

Gambar 28. Evaluasi logo ... 85

Gambar 29. Final desain logo ... 86

Gambar 30. Grid system logo ... 87

Gambar 31. Studi warna logo ... 87

Gambar 32. Skala logo ... 88

Gambar 33. Studi visual media promosi ... 89

Gambar 34. Digitalisasi visual media promosi ... 90

Gambar 35. Rough layout billboard ... 91

Gambar 36. Alternatif desain billboard ... 92

Gambar 37. Final desain billboard ... 93

Gambar 38. Preview billboard ... 93

Gambar 39. Rough layout transit ad ... 94

Gambar 40. Alternatif desain transit ad ... 94

Gambar 41. Final desain transit ad ... 95

Gambar 42. Preview transit ad pada halte ... 96

Gambar 43. Preview transit ad taxi ... 96

Gambar 44. Final desain iklan transit bandara ... 97

Gambar 45. Preview iklan transit bandara ... 97

Gambar 46. Final Desain iklan surat kabar ... 97

Gambar 47. Final Desain iklan Majalah ... 97

Gambar 48. Preview iklan surat kabar ... 98

Gambar 49. Preview iklan majalah ... 98

Gambar 50. Final Desain umbul-umbul ... 99

Gambar 51. Desain sampul dan foto profil pada facebook ... 100

Gambar 52. Desain sampul dan foto profil pada twitter ... 100

Gambar 53. Desain t-shirt ... 101

Gambar 54. Desain totebag ... 101

Gambar 55. Desain stiker ... 102

Gambar 56. Desain mug ... 102

(12)

xii

Gambar 58. Preview gantungan kunci ... 103

Gambar 59. Desain notebook ... 104

Gambar 60. Desain stationery kit ... 104

Gambar 61. Desain cover kartu perdana lokal ... 105

Gambar 62. Desain poster pameran tugas akhir... 108

(13)

xiii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir dengan judul :

PERANCANGAN CITY BRANDING KOTA BUKITTINGGI SEBAGAI PEMBENTUK IDENTITAS KOTA

Perancangan ini dibuat untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Seni pada Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta, karya ini sepenuhnya merupakan hasil pemikiran saya dan sejauh yang saya ketahui belum pernah dipublikasikan dalam bentuk apapun baik dilingkungan Institut Seni Indonesia Yogyakarta maupun diperguruan tinggi atau instansi manapun, kecuali bagian sumber informasi sebagai acuan mengikuti tata cara dan penulisan karya ilmiah yang lazim

Yogyakarta, Juni 2014

Raudhul Rizky NIM 091 1910 024

(14)

xiv

ABSTRAK

Raudhul Rizky

Perancangan City Branding Kota Bukittinggi Sebagai Pembentuk Indentitas Kota

Perancangan city branding ini digunakan untuk membangun suatu identitas untuk kota Bukittinggi dan mempromosikan kota Bukittinggi, sehingga memberikan suatu gambaran pikiran, perasaan, asosiasi dan ekspetasi yang datang dari benak seseorang ketika seseorang tersebut melihat atau mendengar nama atau kata Bukittinggi. Kota yang dipilih adalah Bukittinggi karena kota Bukittinggi dianggap cukup layak untuk jadikan brand kota karena kekayaan potensi alam dan wisatanya. Dengan perancangan city branding Kota Bukittinggi ini diharapkan terciptanya suatu identitas yang sangat lekat dengan kota Bukittinggi sehingga memberikan perasaan bangga terhadap masyarakat yang tinggal di Bukittinggi.

Kata kunci:

(15)

xv

ABSTRACT

Raudhul Rizky

Designing Bukittinggi's City Branding to Forms City Identity

This City branding used to develop an identity for Bukittinggi and promote the city of Bukittinggi, that provide a picture of mind, sense, association, and expectation who come from someones mind when seeing and hearing name or word of Bukittinggi. The selected city is Bukittinggi because Bukittinggi considered decent enough to be used as city brand because the potential wealth of nature and its tour areas. That to be expected from this city branding of Bukittinggi design is creating an identity that are very closely with the city of Bukittinggi that provide proud feeling towards the people who lived in Bukittinggi.

Keywords:

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bukittinggi adalah nama sebuah kota yang terletak di bagian utara Provinsi Sumatera Barat. Dua kata yang terhimpun jadi satu YAKNI bukit-tinggi, mempunyai makna identik dengan letaknya pada ketinggian perbukitan. Topografi Kota Bukittinggi berbukit dan berlembah dengan ketinggian yang bervariasi antara 909m sampai 941m di atas permukaan laut. Oleh karena letaknya yang demikian maka Bukittinggi beriklim sejuk dengan suhu berkisar antara 19° C pada malam hari dan 22° C pada siang hari. (Zulqayyim, 2006: 13). Kontur tanah di kota ini berbukit-bukit, ada sekitar 27 bukit yang terdapat dalam wilayah Kota Bukittinggi. Bukittinggi merupakan pusat kebudayaan Sumatra Barat, terletak di dataran tinggi sebelah utara Padang di bukit Agam. Berbeda dengan Padang yang merupakan pusat roda pemerintahan dan perdagangan modern maka Bukittinggi adalah kota yang tenang dihiasi oleh panorama alam. Lembahnya yang sangat terkenal adalah Ngarai Sianok dengan kedalaman 100 m dan kemiringan antara 80 ° – 90° adalah salah satu daya tarik Kota Bukittinggi dijadikan sebagai kota wisata. Keagungan Gunung Marapi, Gunung Singgalang dan Gunung Sago pun ikut menghiasi moleknya kota Jam Gadang ini. (http://www.indonesia.travel/id/ destination/463/bukittinggi 29 Okt, 21.10 WIB). Pada zaman Belanda kota ini dijuluki Parijs van Sumatera, mengingat keindahan alamnya yang menawan. Pemerintah kolonial membangun kota ini sebagai kota kedua setelah Padang dan sering dijadikan kota peristirahatan. Bukittinggi Koto Rang Agam, baris dalam lirik lagu Minang, meletakkan posisi Bukittinggi sebagai sentral aktivitas bagi daerah sekitarnya. Orang-orang dari daerah sekeliling Bukittinggi yang pada zaman Belanda disebut onder afdeling Agam Tuo, memang lebih banyak beraktivitas di kota terutama pada siang hari. Zaman dulu aktivitas

(17)

2

dipusatkan di pasar Pasa Galuang. Saat ini meluas sampai ke berbagai kantor, perusahaan, sekolah dan lain sebagainya.

Di Kota Bukittinggi terdapat sebuah menara jam besar yang dinamakan Jam Gadang, Jam Gadang sudah berdiri di jantung kota sejak tahun 1926. Selama ini Jam Gadang telah berjasa sebagai penunjuk waktu. Pada bulan Ramadhan, sirinenya berbunyi sebagai pertanda imsak dan berbuka. Bukittinggi pantas juga disebut Kota Perjuangan mengingat perannya yang sangat signifikan pada masa republik masih sangat muda. Bukittinggi pernah dijadikan ibukota provinsi, bahkan ibukota negara Indonesia. Wakil Presiden pertama Indonesia adalah putra Bukittinggi, Muhammad Hatta pernah menjalankan fungsi pemerintahan untuk wilayah Sumatera selama beberapa bulan. Saat-saat genting Agresi Militer II Belanda, Bukittinggi telah menjadi mata rantai yang menyelamatkan eksistensi Republik Indonesia untuk seterusnya dengan lahirnya Pemerintahan Darurat. (http:// harianhaluan.com/index.php?option=com_ content&view=article&id=5228:city-branding-untuk-bukittinggi&catid=11 :opini&Itemid=83, 29 Okt, 21.15 WIB)

Di tahun 1980-an Bukittinggi pernah dinobatkan sebagai Kota Bunga. Saat itu berbagai bunga ditanam pada berbagai tempat untuk menghias kota. Maka, penuhlah pinggir-pinggir trotoar, jalur atau tempat terbuka hijau, taman dan halaman rumah warga dengan bunga berbagai jenis. Julukan resmi yang disandang Bukittinggi saat ini adalah sebagai Kota Wisata. Objek wisata Bukittinggi berada di pusat kotanya, dan Jam Gadang sebagai titik pusat. Dari sana, orang dengan mudah meraih kebun binatang Kinantan, benteng Fort de Kock, Istana Bung Hatta, Monumen Bung Hatta, dan lobang Jepang dengan berjalan kaki. Belum lagi dengan objek-objek wisata lainnya seperti museum Tri Daya Eka Dharma, Ngarai Sianok, Taman Panorama, rumah kelahiran Bung Hatta, Jembatan Limpapeh, dan juga Jenjang 1000. Wisata kuliner yang dapat diperoleh di los lambung dan wisata belanja di pusat pertokoan Pasa Ateh (Pasar Atas). Tulisan

(18)

3

Bukittinggi Kota Wisata dapat dijumpai sebagian besar antero kota, sampai pada kaos-kaos oblong yang banyak dijual pedagang sebagai cendera mata.

Namun yang sangat disayangkan citra Kota Bukittinggi masih kalah dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Masih cukup banyak orang yang belum mengetahui tentang Kota Bukittinggi. Kota Bukittinggi terhimpit dengan keberadaan Kota Padang sebagai ibu kota provinsi Sumatera Barat. Jadi yang ada diingatan orang dari Sumatera Barat adalah Padang, Hanya segelintir orang yang mengetahui tentang Bukittinggi. Alangkah banyaknya keuntungan dan manfaat yang bisa didapatkan masyarakat Kota Bukittinggi apabila Kota Bukittinggi bisa dikenal dengan city branding yang kuat dengan segala potensi wisata yang dimilikinya. Melihat peluang ini Dinas Pariwisata Kota Bukittinggi merencanakan serangkai campaign untuk membuat positioning city branding untuk Kota Bukittinggi. Agar kota ini bisa makin dikenal dikenal luas disertai dengan persepsi yang baik, dianggap sesuai untuk tujuan-tujuan khusus, dianggap tepat untuk tempat investasi, tujuan wisata, tujuan tempat tinggal, dan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan dan dipersepsikan sebagai tempat dengan kemakmuran dan keamanan yang tinggi, sehingga diharapkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya makin meningkat.

City branding dapat dikatakan sebagai strategi dari suatu kota atau wilayah untuk membuat positioning yang kuat di dalam benak target mereka, seperti layaknya positioning sebuah produk atau jasa, sehingga kota dapat dikenal secara luas baik regional ataupun global. Untuk konteks Indonesia, jauh sebelum konsep city branding muncul, sudah banyak kota yang telah memiliki positioning jati diri kuat yang dapat dianggap sebagai cikal bakal sebuah citra (branding). Contohnya Kota Bandung sebagai ‘kota kembang’ atau ‘paris van java’, kota Yogyakarta diposisikan sebagai ‘kota pelajar’ atau ‘kota budaya’, dan Kota Denpasar sebagai ibukota Provinsi Bali sebagai ‘pulau dewata’ (Kurniasih, 2012).

(19)

4

Untuk itu berkaca kepada kota-kota besar yang sudah memiliki indentitas yang kuat tersebut, Kota Bukittinggi perlu menetapkan satu brand untuk kotanya yang benar-benar dapat merepresentasikan Kota Bukittinggi seutuhnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan yaitu, bagaimana merancang city branding Kota Bukittinggi sebagai pembentuk identitas kota yang dapat mengenalkan dan mengangkat citra Kota Bukittinggi dengan potensi wisata, alam, dan masyarakat yang dimilikinya melalui perancangan city branding yang unik dan menarik?

C. Batasan Masalah

Kota Bukittinggi dalam perancangan city branding ini memposisikan dirinya sebagai kota wisata, kota sejarah, dan kota budaya. Jadi untuk merancang city branding Kota Bukittinggi sebagai pembentuk identitas kota dan mengenalkan Kota Bukittinggi serta untuk mengangkat citra Kota Bukittinggi, maka perancangan city branding Kota Bukittinggi ini dimulai dari merancang logo, tagline, sampai pada perancangan strategi promosi.

D. Tujuan Perancangan

1. Membangun karakter dan identitas yang kuat dari Kota Bukittinggi. 2. Merancang city branding yang unik dan menarik yang dapat

memberikan gambaran dari pikiran, perasaan, asosiasi dan ekspektasi yang datang dari benak seseorang ketika seseorang tersebut mendengar kata Kota Bukittinggi.

3. Memantapkan konsep city branding dari Kota Bukittinggi sebagai tempat tepat untuk tempat tujuan wisata, tujuan investasi, tujuan tempat tinggal, dan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan (events).

(20)

5

4. Menarik wisatawan lokal maupun interlokal untuk datang dan secara tidak langsung memberikan keuntungan bagi perekonomian masyarakat Kota Bukittinggi.

E. Manfaat Perancangan

Manfaat yang didapatkan dari perancangan tugas ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu, manfaat subjektif bagi saya sebagai mahasiswa, manfaat objektif bagi masyarakat, dan manfaat bagi klien yang bersangkutan.

1. Bagi Mahasiswa Desain Komunikasi Visual

Mahasiswa dapat memahami dan mengasah kemampuannya dalam suatu proses pembuatan desain, serta dapat menambah materi pembelajaran dan juga menambah pengalaman.

2. Bagi Masyarakat

Melalui perancangan city branding ini akan memberikan

positioning jati diri yang kuat terhadap masyarakat dan juga akan

mengenalkan mengangkat citra dari Kota Bukittinggi. Sehingga kota ini bisa dianggap tepat untuk tempat investasi, tujuan wisata, tujuan tempat tinggal, dan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan, sehingga pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya makin meningkat.

3. Bagi Lembaga Daerah

a. Daerah tersebut dikenal luas (high awareness), disertai dengan persepsi yang baik

b. Dianggap sesuai untuk tujuan-tujuan khusus (specific purposes)

c. Dianggap tepat untuk tempat investasi, tujuan wisata, tujuan tempat tinggal, dan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan (events)

d. Dipersepsikan sebagai tempat dengan kemakmuran dan keamanan yang tinggi

(21)

6

F. Metode Perancangan

Agar mendapatkan data yang akurat dalam perancangan city branding Kota Bukittinggi maka digunakanlah metode-metode pengumpulan data.

1. Metode Pengumpulan Data

a. Data Premier 1) Observasi

Merupakan metode pengumpulan data dengan cara terjun langsung ke lapangan atau pihak yang terkait dengan tujuan untuk mendapatkan data secara sistematis terhadap objek yang diteliti untuk mendapatkan data original (asli) dan mengetahui keadaan di tempat yang di survey secara rinci. Penulis akan mengunjungi Kota Bukittinggi untuk melihat secara langsung keadaan lingkungan dan mencatat hal-hal yang dianggap penting dengan catatan kecil.

2) Wawancara

Interview atau wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada narasumber, yang kemudian jawaban tersebut ditulis atau direkam untuk selanjutnya dianalisis sehingga mendapatkan informasi dan data yang akurat.

b. Data Sekunder

1) Penelitian Pustaka, sebagai referensi dari sumber-sumber yang memuat informasi mengenai topik perancangan dan landasan teori yang digunakan. Sumber-sumber dapat berupa buku, artikel, media massa, dan literatur lain yang berkaitan dengan topik perancangan.

2) Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data secara langsung berupa foto hasil survei lapangan untuk mendapatkan

(22)

7

fakta yang akurat sehingga dapat dijadikan acuan ilustrasi dalam mendesain.

2. Metode Analisis Data

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Informasi-informasi dan data yang diperoleh melalui proses pengumpulan data yaitu dokumentasi, wawancara, dan identifikasi data. Metode analisis ini dipilih karena dalam perancangan city branding Kota Bukittinggi ini terdapat kota lainnya yang dapat menjadi ancaman terhadap Kota Bukittinggi sehingga melalui metode analisis SWOT ini dapat dilihat kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari Kota Bukittinggi dan pesaingnya.

3. Metode Analisis SWOT

Perancangan city branding Kota Bukittinggi termasuk kategori promosi komersial maka metode analisis yang akan dipakai adalah metode analisis SWOT (strengths, weakness, opportunities, and threats)

a. Strengths (kekuatan) adalah mengenai kelenihan-kelebihan yang

dimiliki oleh suatu produk atau jasa yang akan diangkat sebagai objek permasalahan, dalam hal ini yaitu kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh Kota Bukittinggi.

b. Weakness (kelemahan) adalah segala hal yang menyangkut tentang

kekurangan dan kelemahan dari Kota Bukittinggi c. Opportunities (peluang)

d. Threats (ancaman) adalah segala hal yang sekiranya dapat

Referensi

Dokumen terkait

Terkait branding Kota Solo sebagai Kota Kreatif, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta serta Solo Creative City Network (SCCN) memasarkan kota

Hal tersebutlah yang kemudian mendasari penulis untuk melakukan penelitian lebih jauh mengenai brand yang dimiliki oleh Kota Ambarawa dan bagaimanakah brand image yang ingin

Bahasa ini diolah sehingga akan timbulnya suatu rutinitas, yaitu dengan merancang city branding yang ditujukan untuk mengangkat bahasa Tegal untuk dapat lebih diterima dan

Berdasarkan definisi city branding di atas, City branding dapat diartikan sebagai sebuah proses pembentukan merek kota atau suatu daerah agar dikenal oleh target

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan dari penelitian ini yaitu ”Bagaimana merancang meja sablon yang memiliki sistem

Menurut Yananda dan Salamah (2014, h.34) city branding adalah strategi yang membuat suatu tempat ‘berbicara’ kepada masyarakat, dengan city branding sebuah kota

Terkait branding Kota Solo sebagai Kota Kreatif, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta serta Solo Creative City Network (SCCN) memasarkan kota

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan segala permasalahan yang nantinya akan dijadikan pokok pembahasan dalam skripsi ini yaitu bagaimana merancang