• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOTA REYOG SEBAGAI CITY BRANDING KABUPATEN PONOROGO ( ANALISA AKUN INSTAGRAM @PARIWISATAPNG )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KOTA REYOG SEBAGAI CITY BRANDING KABUPATEN PONOROGO ( ANALISA AKUN INSTAGRAM @PARIWISATAPNG )"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

918

KOTA REYOG SEBAGAI CITY BRANDING KABUPATEN PONOROGO

( ANALISA AKUN INSTAGRAM @PARIWISATAPNG )

Luqman Arya Handoko1, Puthut Hermansyah2, Novita Kharisma3, Tian Ovi Septiyana4, Titin Puji Saputri5, Dian Suluh Kusuma Dewi6, Huta Manggala7

Universitas Muhammadiyah Ponorogo Alamat Korespondensi: Jluxmaen27@gmail.com

ABSTRAK

City branding merupakan suatu strategi untuk penguatan pariwisata agar kota itu dapat menggali potensi wisatanya untuk dijadikan sebagai ikon suatu kota. Tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan city branding dapat menigkatkan devisa suatu kota. Latar belakang penelitian ini adalah adanya sebuah fakta bahwa Kota Ponorogo sebagai daerah yang khas budaya lokalnya dan sudah mulai menerapkan city branding sejak tahun 2015.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan city branding di Ponorogo dan dapat memberikan pembelajaran city branding yang relevan dan sesuai dengan potensi yang ada serta membangun image positif sesuai dengan tujuan yang diharapkan.Metode penelitian kualitatif yaitu dengan cara pengumpulan data dari jurnal, buku, dan instagram.Dengan adanya penelitian ini diharapkan bahwa Kabupaten Ponorogo bisa mengembangluaskan wisata asli daerahnya dan Kabupaten Ponorogo akan semakin dikenal masyarakat lokal maupun mancanegara.

Kata Kunci : City Branding, Kesenian Reog, Ponorogo

ABSTRACT

City branding is a strategy to strengthen tourism so that the city can explore its tourism potential to become an icon of a city. It is undeniable that the success of city branding can increase the foreign exchange of a city. The background of this research is the fact that the City of Ponorogo as an area that is distinctive of its local culture and has started implementing city branding since 2015. This research aims to find out how the development of city branding in Ponorogo and can provide city branding learning that is relevant and in accordance with potential existing and build a positive image in accordance with the expected goals. Qualitative research methods are by collecting data from journals, books and instagram. With this research it is expected that Ponorogo Regency can expand the original tourism of its region and Ponorogo Regency will be increasingly known by the local community and foreign countries.

Keywords : City Branding, Reog Art, Ponorogo

PENDAHULUAN

Kegiatan pariwisata di provinsi Jawa Timur menjadi salah satu wilayah yang gencar melakukan publikasi terkait tentang potensi alam dan budaya. Hal tersebut harus dilakukan optimalisasi dengan manajemen pariwisata. Aktivitas City Branding adalah salah satu upaya yang bisa dilakukan. Aktivitas tersebut secara sederhana untuk melakukan pencitraan sebuah destinasi wisata, tujuannya untuk memasarkan produk. City Branding merupakan kegiatan yang dapat dilihat dari berbagai image yang akan dibangun disebuah wilayah khususnya yang berkaitan dengan pembangunan wisata yang menitik beratkan pada kearifan lokal.

(2)

919 City Branding selalu dilakukan kota kecil maupun besar untuk memperkenalkan potensi kotanya terhadap publik dengan melibatkan pula beberapa elemen yang berperan penting dalam pelaksanaannya. Karena dalam branding ini yang diutamakan adalah memfungsikan seluruh potensi kota yang ada agar lebih berfungsi dan bernilai untuk masyarakatnya serta untuk pemerintahnya (Achmadi, 2013). Hal ini merupakan langkah penting dalam mewujudkan pariwisata kota yang maju. Karena dengan dikenalkannya suatu kota tersebut di masyarakat secara luas maka akan menarik pengunjung maupun investor terhadap kota tersebut.

Kali ini penulis akan melakukan pembahasan mengenai Kota Reog Sebagai City Branding Kota Ponorogo. Kabupaten Ponorogo selama ini dikenal oleh masyarakat Nasional maupun Internasional sebagai Kota budaya dengan Kesenian Reog yang sudah terkenal sampai penjuru dunia. Melalui festival reog nasional yang diadakan setiap satu tahun sekali di Ponorogo, kesenian ini semakin dikenal di kancah nasional maupun internasional. Melalui reog, kabupaten Ponorogo ingin mengenalkan kesenian asli Ponorogo ini ke dunia. Selain itu, Ponorogo juga dikenal dengan situs sejarahnya. Mulai dari sejarah religi, Ponorogo memiliki situs makam Batoro Katong dan Masjid Tegalsari yang juga merupakan situs bersejarah yang memiliki pengujung hingga luar daerah (Megantari, 2018).

Kota yang memiliki banyak potensi mulai dari Budaya, sumber daya manusia maupun sumber daya alam sangat menarik untuk di datangi. Sisi lain Kota Ponorogo selain budaya Reog adalah potensi alamnya yang tersebar di penjuru Kota. Walaupun belum dikembangkan secara maksimal, akan tetapi pariwisata di Kabupaten Ponorogo sudah mampu menarik para wisatawan baik lokal nasional dan sampai mancanegara (Hilman & Megantari, 2018).

Kabupaten Ponorogo menyimpan banyak potensi alam yang tersimpan pada setiap penjuru kota, Dengan letak yang startegis dengan bentang alam yang didominasi dengan perbukitan. Ke eksotikan air terjun serta mata air menjadi daya tarik pesona alam yang disuguhkan Kota Reog. Potensi wisata berbasis alam memang semakin hari semakin dilirik para wisatawan, pengaruh dari media sosial ini juga menjadi salah satu faktor untuk menarik para wisatawan.

(3)

920 Ponorogo juga memiliki salah satu objek wisata yang sangat terkenal yaitu Telaga Ngebel, dengan cita rasa durian menjadi khasnya. Banyak wisata yang datang dari berbagai daerah pada saat musim panen hanya untuk merasakan cita rasa durian yang konon berbeda dengan lainnya. Ngebel juga terkenal dengan telaganya yang sangat luas, menurut sejarah Telaga Ngebel adalah 3 desa yang tenggelam. Sehingga sampai pada saat ini ritual seperti larung sesaji masih dilakukan dan dipercayai oleh warga sekitar dan masyarakat khususnya Ponorogo.

Selain itu, Ponorogo juga terkenal dengan kulinernya yang salah satu paling legendaris adalah sate ayam. Sate ayam ponorogo juga sudah sangat terkenal, terdapat pula sebuah kampung yang sebagian penduduknya adalah pengusaha sate ayam khas Ponorogo (Astuti & Kusumawati, 2018). Untuk menunjang brand tersebut, dalam pelaksanaannya city branding melibatkan pihak yang berperan aktif dan elemen-elemen penting. Pemerintah adalah pihak yang paling penting untuk berpartisipasi karena peran aktif pemeritah diperlukan dalam pengembangan serta pemasaran destinasi wisata yang dimiliki oleh daerahnya, salah satu elemen penting lainnya yaitu masyarakat.

Terwujudnya pengelolaan infrastruktur strategis, secara profesional agar memiliki daya dukung yang kokoh untuk menyongsong produktivitas masyarakat, kemajuan wilayah serta peningkatan kesejahteraan umum adalah misi Kabupaten Ponorogo yang salah satunya adalah dalam mengelola pariwisata Kabupaten Ponorogo supaya memberikan dampak positif untuk kemajuan wilayah Ponorogo.

Daya dukung produktifitas masyarakat secara profesional akan mewujudkan kemajuan wilayah serta kesejahteraan umum jika dikelola dengan baik hingga terwujudnya infrastruktur strategis, demikian adalah misi Kabupaten Ponorogo dalam megelola pariwisata Ponorogo untuk memberikan dampak positif untuk kemajuan serta kesejahteraan masyarakat di wilayah Ponorogo.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Peneliti menguraikan permasalahan menggunakan data kualitatif tentang kota reog sebagai city branding kabupaten Ponorogo. Data diperoleh melalui akun sosial media instagram @pariwisatapng. Secara umum data yang telah diperoleh dari instagram dapat digunakan untuk memahami, memecahkan

(4)

921 dan mengantisipasi masalah oleh karena itu, untuk melakukan penelitian yang baik dan benar seorang peneliti harus memperhatikan cara-cara penelitian atau lebih dikenal dengan metode penelitian yang sesuai dengan bidang yang diteliti, sehingga memperoleh hasil penelitian sesuai apa yang diharapkan yaitu sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan.

Gambar 1. Profil Instagram @pariwisatapng

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. City Branding

Potensial pembeli untuk mengidentifikasi suatu brand untuk mengategorikan produk tertentu dalam jumlah dan detail yang cukup melakukan suatu pembelian bisa disebut kesadaran brand, pengetahuan dan aspek yang penting dari suatu brand pastinya tertanam dalam benak konsumen yang mencerminkan kesadaran brand. Kemampuan konsumen mengenali brand diberlihatkan atau diyunjukkan sebelumnya berdasarkan petunjuk brand atau mengetahui brand atau mendengar brand diamasa lalu disebut brand recognition.

Konsumen mempunyai kemampuan untuk kembali menyebutkan kembali koneksi brandnya pada saat diberi sebuah klarifikasi atau pernyataan suatu produk dan mempunyai kekuatan untuk mengingat dengan benar kekuatan suatu brand dalam kategori sebuah produk tertentu atau bisa disebut brand recall. Erik Braun (2011) mengatakan bahwa city branding bagian dari place branding (branding tempat). Banyak peneliti mencatat bahwa place marketing (pemasaran tempat) dan place branding (branding tempat) dapat berbeda jenis tempatnya dan berbeda skala spasial (Ashworth dan Voogd, 1990; Kotler et al, 1999; Van den Berg dan Braun, 1999; Kavaratzis, 2008; Ashworth dan Kavaratzis, 2009). Dalam prakteknya, place brandingdapat diaplikasikan pada lingkungan sekitar, distrik,

(5)

922 destinasi wisata, kota, area pedesaan, regional, negara bagian, Negara (braun, 2011).

City branding semata-mata bukan pekerjaan dari sektor publik, akan tetapi tugas dan hasil kolaborasi dari semua pihak (stakeholders) baik pemerintah kota, pihak swasta, pengusaha dan masyarakat. Ponorogo menggunakan pendekatan melalui sejarah, budaya dan peristiwa penting yaitu kesenian tradisional Reog karena kesenian Reog memiliki peran penting dalam berdirinya Ponorogo. Sebuah kota layaknya sebuah brand harus bersifat fungsional. Dalam membuat sebuah city branding terdapat kriteria yang harus dipenuhi, diantaranya atribut yang menggambarkan sebuah karakter, daya tarik, gaya dan personalitas kota.

Banyak keuntungan yang akan diperoleh jika suatu daerah melakukan City branding, yaitu: 1. Daerah tersebut dikenal luas (high awareness), disertai dengan persepsi yang baik 2. Dianggap sesuai untuk tujuan-tujuan khusus (specific purposes) 3. Dianggap tepat untuk tempat investasi, tujuan wisata, tujuan tempat tinggal, dan penyelenggaraan kegiatan/events. 4. Dipersepsikan sebagai tempat dengan kemakmuran dan keamanan yang tinggi.

Pendekatan city branding dilakukan berdasarkan penyatuan komunikasi melalui enam saluran yang kemudian membentuk city branding hexagon (Yurisma, EBW, & Sachari, 2015)yaitu:

1. Turisme dan festival/event Hal ini sering kali menjadi element city brand dan paling aktif dan diekspresikan secara luas. Menarik pendatang dari pihak swasta dan professional dan ternama, sama halnya dengan event olahraga dan budaya bagi sebuah kota sangat penting bagi ekonomi lokal.

2. Export Kota biasanya dikenal dari kesuksesan bisnis dan produk brandnya.

Hubungan antara sebuah kota dan perusahaan khusus dapat menjadi kuat dan menguntungkan kedua belah pihak.

3. Kebijakan Pemerintah Kota meskipun jarang dipertimbangkan sebagai element dari strategi city branding, kebijakan dan hubungan pemerintahan kota amat sangat besar pengaruhnya pada komunitas lokal dan eksternal serta pengambil keputusan. Hubungan yang baik dengan bisnis dan insitusi lokal, media lokal dan nasional, pemerintah pusat, kota tetengga serta organisasi

(6)

923 internasional dan supra nasional, sangat penting untuk city brand mencapai potensinya secara penuh.

4. Investasi City brand yang jelas dan pasti akan membantu menarik investasi eksternal, bakat dan bermacam-macam imigran dan sesuai dengan kebutuhannya. Jelas bahwa perusahaan professional akan ditarik ke dalam kota karena berbagai faktor, temasuk kualitas hidup, reputasi masyarakat bisnis, reputasi kreatifitas dan inovasi, skala kesempatan berusaha dan populasi terdidik dengan keahlian.

5. Sejarah, budaya dan peristiwa penting. Setiap kota pastinya memiliki sejarah masing-masing. Bagi beberapa, sejarahnya panjang dan luar biasa, sementara lainnya pendek tetapi tetap menarik. Setiap kota mempunyai hikayat untuk diceritakan tentang dasar dan pembangunannya, warga negara terkenal dan artis dan momen berarti. Sering kali hal-hal tersebut disimbolkan dengan landmark kota seperti asitektur bangunan, teater, stadion, museum, tempat umum, monument, dan fitur alami.

6. Masyarakat. Masyarakat kota merupakan aset terpenting. Kota yang ditinggalkan hanya memiliki nilai arkeologi dan keingintahuan, sementara kota yang diamis dan bersemangat menahan orang yang penuh imajinasi yang menggunakan kreativitas branda dan menarik lainnya untuk tinggal, bekerja, invest, berkunjung dan bermain di sana.

City branding semata-mata bukanlah pekerjaan dari sektor publik, akan tetapi tugas dan kolaborasi dari semua pihak (stakeholders) baik pemerintah kota, pihak swasta, pengusaha dan masyarakat. Ponorogo menggunakan pendekatan melalui sejarah, budaya dan peristiwa penting yaitu kesenian tradisional Reyog karena kesenian Reog memiliki peran penting dalam berdirinya Ponorogo. Sebuah kota layaknya sebuah brand harus bersifat fungsional. Dalam membuat sebuah city branding terdapat kriteria yang harus dipenuhi, diantaranya atribut yang menggambarkan sebuah karakter, daya tarik, gaya dan personalitas kota (Yurisma et al., 2015).

2. Payung Hukum Pelaksanaan City Branding

Peraturan Bupati Ponorogo Tahun 2016, dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), Dinas Pariwisata dan

(7)

924 Budaya mempunyai kewenangan. Bidang Pariwisata meliputi: a. pengelolaan daya tarik wisata kabupaten b. pengelolaan kawasan strategis pariwisata kabupaten c. pengelolaan destinasi pariwisata kabupaten d. penetapan tanda daftar usaha pariwisata kabupaten e. pemasaran pariwisata dalam dan luar negeri daya tarik, destinasi dan kawasan strategis pariwisata kabupaten. f. penyediaan prasarana (zona kreatif/ruang kreatif/kota kreatif) sebagai ruang berekspresi, berpromosi dan berinteraksi bagi insan kreatif di daerah kabupaten. g.

pelaksanaan peningkatan kapasitas sumber daya manusia pariwisata dan ekonomi kreatif tingkat dasar. h. penyelenggaraan destinasi wisata 1. pengelolaan daya tarik wisata kabupaten 2. pengelolaan kawasan strategeis pariwisata kabupaten. 3.

pengelolaan destinasi pariwisata kabupaten. 4. penetapan tanda daftar usaha pariwisata kabupaten i. Penyelenggaraan pemasaran / promosi pariwisata. 1.

pemasaran pariwisata dalam dan luar negeri daya tarik destinasi dan kawasan strategis pariwisata kabupaten. 2. penyelenggaraan widya wisata skala kabupaten serta mengirim dan menerima peserta grup widya wisata. 3. peserta/penyelenggara pameran/event, roadshow bekerja sama dengan pemerintah/provinsi. 4. pengadaan sarana pemasaran skala kabupaten. 5. pembentukan perwakilan kantor provinsi pariwisata di dalam negeri skala kabupaten. 6. penyediaan informasi pariwisata ke pusat pelayanan informasi pariwisata provinsi dan pembentukan pusat pelayanan informasipariwisata skala kabupaten. 7. pelaksanaan event promosi di luar negeri dengan koordinasi pemerintah dan provinsi. 8. pengembangan sistem informasi pemasaran pariwisata skala kabupaten. 9. penerapan branding pariwisata nasional dan penetapan tagline pariwisata skala kabupaten. j. pengembangan ekonomi kreatif melalui Pemanfaatan dan Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual. 1.

penyediaan prasarana (zona kreatif / ruang kreatif / kota kreatif) sebagai ruang berekspresi, berpromosi dan berintereaksi bagi insan kreatif di Daerah Kabupaten.

k. pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 1. pelaksanaan peningkatan kapasitas sumber daya manusia pariwisata dan ekonomi kreatif tingkat dasar. Poin (i) no 9, memberikan penjelasan bahwa tugas dan fungsi Dinas Pariwisata Kabupaten Ponorogo, yakni melakukan penerapan Branding pariwisata nasional dan penetapan Tagline pariwisata skala kabupaten(Megantari, 2018).

(8)

925 3. REYOG SEBAGAI KESENIAN DAN PERTUNJUKAN

Reyog adalah salah satu dari sekian banyak cerita rakyat yang merupakan hasil cipta sastra suatu kelompok masyarakat pada masa lampau yang memiliki berbagai macam nilai-nilai luhur. Hasil cipta sastra cerita rakyat yang terwujud dalam Reyog Ponorogo ini memiliki unsur mitos, legenda, dan dongeng. Reyog Ponorogo tidak sekadar tradisi pertunjukan, tetapi juga salah satu kesenian budaya yang penuh makna dan nilai-nilai luhur dari bangsa Indonesia

Uswatun Hasanah: Bathara Katong, Uswatun Hasanah: Bathara Katong, Uswatun Hasanah: Bathara Katong, Uswatun Hasanah: Bathara Katong, Uswatun Hasanah: Bathara Katong, Reyog Reyog Reyog Reyog Reyog untuk menghayati kehidupan ini secara penuh. Makna kehadiran kesenian tradisional ini bukan hanya pada keindahan dan kekhasan dari sisi penampilannya yang memang menjanjikan kemegahan, tetapi lebih dari itu adalah pada nilai-nilai kultural atau kearifan lokal yang visualisasinya tampak dalam simbol-simbol fragmen tarian yang disajikan dalam penampilan kelompok Reyog Ponorogo yakni Tari Warok , Tari Jathil , Bujangganong , Tari Klana , dan Topeng Dhadak Merak. Melalui pementasan tersebut, nilai-nilai luhur yang hendak disampaikan, divisualisasikan agar meresap di dalam diri setiap generasi dalam memperjuangkan martabat bangsa.

Nilai-nilai kesenian Reog dapat diungkap dengan memakai teori nilai Max Scheler; bahwa nilai-nilai mempunyai hierarkinya antara lain: nilai-nilai (yang tertinggi) adalah nilainilai kerohanian, nilai-nilai spiritual, nilai-nilai kehidupan, dan nilai-nilai (yang terendah) adalah nilai-nilai kesenangan. Nilai-nilai keseniaan Reog mengutip (Budhirianto, Sumiaty, & Syaidah, 2018) adalah sebagai berikut:

nilai-nilai kerohanian, nilai-nilai spiritual, nilai-nilai kehidupan, nilai-nilai kesenangan.

(9)

926 Gambar 2. Gebyar reyog bulanan di Instagram

Gebyar reog dilaksanakan tiap tanggal 11 di setiap bulan di setiap desa yang ada di Ponorogo guna mempromosikan pada kanca nasional maupun internasional bahwa Kabupaten Ponorogo tengah gentar mengangkat kembali Reyog yang menjadi icon Ponorogo karena kebudayaan ini pernah hampir di curi oleh negara lain dan di ambil menjadi kebudayaan mereka.

Tari Reog Ponorogo sempat menjadi bahan berita di Indonesia pada bulan November 2007, saat Tari Barongan, yang ‘persis bahkan sama’4 dengan Reog, menjadi bagian dari kampanye pariwisata Visit Malaysia 2007, ‘Malaysia Truly Asia’. Yang paling menyinggung perasaan orang Ponorogo, sosok Singo Barong yang menjadi ikon Reog pakai topeng Dadak Merak terkenalnya tanpa tulisan

‘Reog Ponorogo’ yang seharusnya ada di mana pun Reog dipentaskan. Malah tulisan Reog Ponorogo itu diganti dengan satu kata: ‘Malaysia’. Kebetulan pada tahun 2004 diciptakan buku ‘Pedoman Dasar Kesenian Reog Ponorogo Dalam Pentas Budaya Bangsa’ yang merupakan daftar lengkap alat-alat dan gerakan Reog dan juga menjaminkan hak cipta atas Reog kepada kabupaten Ponorogo, tetapi hanya sampai ke tingkat nasional (Mapson, 2010).

4. SEJARAH PONOROGO

Banyak sekali rintangan yang dihadapi bathara katong saat membabat hutan pada tahun 1486 termasuk gangguan yang berasal dari makhluk astral, tentunya dengan bantuan porajurit wengker dan para warok selesailah tugas membabat itu. Tidak lama kemudian hutan belantara itu berubah menjadi sebuah kadipaten kecil. Para pendudukpun banyak berdatangan dan Bathara Katong memboyong permaisurinya yang bernama Niken Sulastri. Daerah yang .baru

(10)

927 dibangun ini diberi nama Prana Raga. Dan dikenal sampai sekarang sebagai Ponorogo.

Cerita fiktif tentang Kerajaan Bantarangin yang mendasari terciptanya kesenian reyog ponorogo. Para keturunan dari Bathara Katong mendirikan sebuah pusat pembelajaran agama islam atau yang dikenal dengan nama pesantren. Tapi ajaran islam itu tidak sesuai dengan kekuasaaan politik.

Penyebarluasan agama islam membawa pengaruh langsung kepada perlusaan kekuasaan.Seabab inilah yang menjadikan Bathara Katong sebagai contoh figur penguasa sekaligus ulama yang ideal.

Pada saat itu Bathara Katong membawa Ponorogo dalam kejayaannya dan dikenal dengan gelar Adipati Sri Bathara Katong ditandai dengan ditemukannya prasasti berupa sepasang batu gilang. Dan mengandung isi tentang penobatan yang dianggap suci dan bertuliskan tahun 1496 M, Dengan dasar peninggalan prasasti itu membuktikan pengangkatan Bathara Katong sebagai Adipati Kadipaten Ponorogo.Dan tanggal 11 Agustus sebagai Hari Lahirnya Ponorogo.

Sang Adipati ini dikenal mempunyai sebuah pusaka berupa sebuah tombvak yang diberi nama Kyai Tunggul Naga.

Tobak itu memiliki panjang 60 cm dan terdapat ukiran nag di tangkainya yang terbuat dari sulur jati, ada beberapa versi tentang asal usul tombak itu, Versi babad Ponorogo adalah Ponorogo itu berasal dari jerih payah Bathara Kartong.

Bathara katong bersama dengan Joyodipo dan kayai ageng mirah melakukan musyawarah saat bulan purnama di wilayah Katongan. Nama Bathara katong diabadikan menjadi nama jalan utama di ponorogo dan nama sebuah stadion, dan setiap tanggal 1 Sura selalu diperingati sebagai hari jadi Ponorogo sekaligus juntuk mengingat mendiang Adipati Katong. Bathara Katong hidup pada jaman dulu dan hingga saat ini masyarakat masih mempunyai anggapan bahwa Adipati Katong masih hidup sampai sekarang.Bathara Katong berperan sebagai tokoh politik pertama di Ponorogo.Dan berkat Bathara Katong kadepaten Ponorogo berubah menjadi Kabupaten Ponorogo.

(11)

928 Gambar 3. Festival Reog Mini di Instgram

Ada bebrapa event yang di adakan tiap bulan maupun tiang tahun yang di adakan dinas pariwisata dan kebudayaan Ponorogo untuk setiap bulannya mempunyai agenda pertunjukan reyog di tiap malam bulan purnama yang dilaksanakan di panggung utama aloon-aloon ponorogo dan untuk grup reyognya dipilih secra random perwakilan per kecamatan se kabupaten Ponorogo. Untuk agenda event tiap tahun ada dua festival perlombaan reyog guna memperingati HUT Ponorogo dan memperingati 1 suro. Pada saat HUT Dinas Pariwisata Ponorogo mengadakan festival Reyog mini yang di ikuti oleh pelajar-pelajar SD sampai SMP sedangkan pada malam 1 suro Dinas Pariwisata mengadakan festival reyog Nasional yang bisa diikuti oleh grup Reyog atau perwakilan kota se Indonesia.

Gambar 4. Group Reyog Unggulan Ponorogo di Instagram

Berikut daftar penyaji terbaik festival reyog tahun 2019, sebanyak 37 grup reyog dari seluruh wilayah Indonesia yang mengikuti festival nasional reyog

(12)

929 XXVI telah unjuk kebolehan. Selamat untuk 10 penyaji terbaik pada gelaran FNRP kali ini. Juga kepada 10 penyaji terbaik festival Reyog Mini XVII yang telah besaing dari total 37 peserta grup reyog mini se-Ponorogo.

KESIMPULAN

Kabupaten Ponorogo merupakan daerah di Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Ponorogo selama ini dikenal oleh masyarakat Nasional maupun Internasional sebagai Kota budaya dengan Kesenian Reog yang sudah terkenal sampai penjuru dunia. Kota yang memiliki banyak potensi mulai dari budaya, sumber daya Manusia maupun sumber daya alam sangat menarik untuk di datangi. Dengan letak yang stategis dengan bentang alam di dominasi perbukitan, Kabupaten Ponorogo menyimpan banyak potensi alam yang tersimpan pada setiap penjuru kota. Ponorogo juga memiliki salah satu objek wisata yang sangat terkenal yaitu Telaga Ngebel, dengan cita rasa durian menjadi khasnya. Selain itu Ponorogo juga memiliki makanan khas yang sudah legendaris yaitu sate ayam.

Pemanfaatan kesenian tradisional dalam menghadirkan sebuah citra kota merupakan salah satu upaya untuk melestarikan keberadaan sebuah artefak kebudayaan. Pendekatan melalui budaya dalam menciptakan sebuah strategi branding kota harus disertai dengan kajian-kajian tertentu, agar pengaplikasian budaya tersebut tidak mengurangi nilai-nilai sebuah kebudayaan. Penggunaan artefak kebudayaan seperti kesenian tradisional harus disertai dengan semangat nilai dan makna yang terkandung di dalamnya, sehingga penggunaannya tidak hanya untuk kepentingan estetika saja. Hal tersebut dilakukan agar nilai dan makna pada kesenian tradisional tidak hilang, sehingga identitas dari kesenian tradisional tersebut akan hilang dan posisinya akan sama dengan benda-benda dekoratif lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, A. (2013). Pasang Surut Dominasi Islam A . Pendahuluan Ponorogo merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Timur , tepatnya barat daya Jawa Timur berbatasan dengan wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah . Ponorogo adalah sebuah nama yang terkenal karena kesenian Re. XIII, 111–134.

Astuti, W. P., & Kusumawati, A. (2018). Upaya Pemasaran Pariwisata Ponorogo

(13)

930 Melalui City Branding dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan ( Studi Kasus pada City Branding Kabupaten Ponorogo dengan Tagline “ Ethnic Art of Java ” ). Jurnal Administrasi Binis, 55(1), 48–58. Retrieved from http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/22 40/2638

Budhirianto, S., Sumiaty, N., & Syaidah, N. (2018). Analisis Wacana Media Terhadap Kebijakan Dan Citra Pemerintah Di Surat Kabar Daerah Pada Tahun 2017. Jurnal Penelitian Komunikasi Dan Pembangunan, 19(2), 101.

https://doi.org/10.31346/jpkp.v19i2.1607

Hilman, Y. A., & Megantari, K. (2018). Model City Branding Sebagai Strategi Penguatan Pariwisata Lokal Provinsi Jawa Timur. Jurnal Komunikasi Dan Kajian Media, 2(2), 22–35.

Mapson, L. C. (2010). Kesenian , Identitas , dan Hak Cipta : Kasus ‘ Pencurian ’ Reog Ponorogo.

Megantari, K. (2018). Penerapan Strategi City Branding Kabupaten Ponorogo

“Ethnic Art of Java.” Aristo, 7(1), 130.

https://doi.org/10.24269/ars.v7i1.1385

Sugianto, A., Ponorogo, E. P., & Biru, S. (n.d.). Alip Sugianto, Eksotika Pariwisata Ponorogo , Samudra Biru, Yogyakarta, 2015, hlm.7. 1–7.

Yurisma, D. Y., EBW, A., & Sachari, A. (2015). Kesenian Tradisi Reog Sebagai Pembentuk Citra Ponorogo. Visualita, 7(1), 11.

https://doi.org/10.33375/vslt.v7i1.1081

Referensi

Dokumen terkait

Secara keseluruhan, paket intervensi yang tertuang dalam modul peningkatan resiliensi melalui penguatan faktor protektif dan pengembangan strategi koping pada individu yang

Apresiasi KKG PAI SD dan MGMP PAI SMP, SMA, dan SMK termasuk salah satu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, dan kemampuan pengurus KKG PAI dan MGMP PAI dalam

Cotaton otas loporan keuongon merupokon bogian yang tidok terpisohkan dari loporan keuongon

Buku Panduan ini memuat format penulisan dan menjelaskan tentang tata cara penulisan proposal penelitian dan tesis serta pelaksanaan kolokium (seminar proposal dan

kestabilan lereng telah dilakukan di jalur transek Liwa- Ranau, Lampung Barat dengan tujuan mencari hubungan antara kondisi geologi dengan peristiwa longsoran.. Metode

Menurut Sugiyono (2016:13) jenis penlitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandasan pada fisafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi

Dengan kata lain, pada zaman kemerdekaan (sampai sekarang), Cipageran tetap berkedudukan sebagai kabuyutan. Akan tetapi kedudukan dan fungsi kabuyutan itu

Pasangan 2 MI dan UR Pada hasil penelitian, digambarkan bahwa jika pasangan suami istri memiliki kecakapan pribadi berupa kriteria dalam memilih pasangan yang bertujuan untuk