• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN TEPIAN SUNGAI SEBAGAI BAGIAN DARI PENGEMBANGAN MANAJEMEN HOTEL PURI ASRI MAGELANG YANG BERBASIS EKOWISATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANFAATAN TEPIAN SUNGAI SEBAGAI BAGIAN DARI PENGEMBANGAN MANAJEMEN HOTEL PURI ASRI MAGELANG YANG BERBASIS EKOWISATA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Dwi Agus Kristianto1, Joko Triyono2

Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo, Yogyakarta, Indonesia1,2 Email: aguskris@stipram.ac.id1

ABSTRACT

This study aims to determine the use of riverbanks as part of the development of ecotourism-based hotel management at Hotel Puri Asri Magelang which includes planning, implementation, and evaluation as well as the obstacles faced in utilizing river banks at the hotel. The choice of Hotel Puri Asri Magelang was because the researchers viewed that this hotel was able to apply the concept of ecotourism well. This research is qualitative. The research method used is the method of interviewing, observation, and documentation. Analysis of the data used in this study using descriptive analysis. In a more comprehensive environmental impact analysis, socio-cultural and economic factors, the environment are also considered and in fact, it is often to try to separate the socio-economic and physical components of the environment, however, separate checks of these components are usually made as is done here, for convenience organization. Many features of the physical environment are attractions for tourists, tourism facilities and infrastructure are one aspect of the environment that is important in tourism activities. The development of tourism and the use of tourists in an area can have environmental impacts. The type and extent of environmental impacts are also closely related to the type and intensity of tourism development undertaken.

Keywords: ecotourism, sustainable tourism development, hotel management PENDAHULUAN

Wonderful Indonesia adalah slogan

yang digunakan oleh kementrian pariwisata untuk mengenalkan pariwisata Indonesia ke luar negeri. Berangkat dari slogan Wonderful Indonesia seperti halnya negara tetangga yaitu Malaysia dengan slogannya Malaysia Truly Asia,

Indonesia dengan konsisten mengenalkan beragam destinasi wisata yang tersebar dari sisi barat hingga timur, dari wilayah pesisir, perkotaan, pantai hingga peggunungan. Aktivitas yang dapat dilakukan dikala berlibur di Indonesia

pun sangat beragam, mulai dari wisata kuliner, sejarah, atau hanya dengan menikmati pemandangan destinasi yang dituju. Keberagaman yang dimiliki Indonesia menjadikan Indonesia salah satu negara tujuan wisata yang sangat digemari wisatawan.

Merujuk pada data yang didapat dari kajian Badan Pusat Statistik, tingkat wisatawan macanegara di tanah air terus meningkat dimulai dari bulan Januari hingga Juni 2018. Angka terakhir menunjukan terdapat sekitar 7.525.910 jumlah kunjungan, angka ini tentu akan

(2)

bertambah digabungkan dengan jumlah wisatawan domestik. Tercatat lima negara asal wisatawan terbanyak tanah air adalah, Tiongkok menempati urutan pertama dengan presentase sebesar 15,83% diikuti oleh Singapura dengan 8,75%, Malaysia 8,71%, Australia dengan 8,06% dan diurutan terakhir terdapat Jepang dengan presentase sebesar 4,9%. Melalui branding

Wonderful Indonesia kini Indonesia

mampu menempati urutan ke 50 pada tahun 2015 dalam hal pariwisata dunia yang sebelumnya menempati urutan ke 70 seperti yang dilansir pada artikel sindonews. Jumlah wisatawan terbanyak yang masuk melalui pintu bandara menurut kajian BPS dalam katalog BPS nomer 8401011 adalah dengan tujuan Bali dan DKI Jakarta diurutan kedua (http://www.kemenpar.go.id/asp/ringkas an.asp?c=113).

Ekowisata merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan. Ekowisata dimulai ketika dirasakan adanya dampak negatif pada kegiatan pariwisata konvensional. Dampak negatif ini bukan hanya dikemukakan dan dibuktikan oleh para ahli lingkungan tetapi juga para budayawan, tokoh masyarakat dan pelaku bisnis pariwisata itu sendiri. Dampak berupa kerusakan lingkungan, terpengaruhnya budaya lokal secara tidak terkontrol, berkurangnya peran masyarakat setempat dan persaingan bisnis yang mulai mengancam lingkungan, budaya dan ekonomi

masyarakat setempat. Pada mulanya ekowisata dijalankan dengan cara membawa wisatawan ke objek wisata alam yang eksotis dengan cara ramah lingkungan. Proses kunjungan yang sebelumnya memanjakan wisatawan namun memberikan dampak negatif kepada lingkungan mulai dikurangi

Pemanfaatan KTAS pada saat ini mengalami kecenderungan tidak terkontrolnya penggunaan ruang, kepadatan, serta fungsi ekologis yang mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan fisik serta kualitas air sungai. Pemukiman kumuh di sepanjang KTAS merupakan suatu pemandangan yang “biasa” dan pada akhirnya menimbulkan masalah yang sangat serius dalam upaya pemanfaatannya. Kawasan bantaran sungai dalam pengendaliannya menghadapi masalah yang serius seperti; Kepadatan bangunan yang tinggi dengan prasarana lingkungan yang minim; Kualitas visual yang terkesan “kumuh”; Kerawanan terhadap bahaya banjir dan tanah longsor; serta Pembuangan sampah rumah tangga yang mencemari sumber daya air sungai dan lain-lain. Keadaan ini terjadi antara lain karena upaya perencanaan, perancangan, serta pengendalian pemanfaatan KTAS yang masih sektoral.

Penelitian ini menggali tentang pengembangan tepian sungai sebagai bagian dari manajemen hotel berbasis ekowisata masih sangat jarang dilakukan maka dapat ditarik rumusan masalah bahwa saat ini belum diketahui informasi pasti mengenai perencanaan pemanfaatan tepian sungai, tata pelaksanaan pengelolaan tepian sungai, evaluasi pemanfaatan tepian sungai dan kendala

(3)

yang dihadapi sebagai bagian dari pengembangan manajemen hotel berbasis ekowisata di Hotel Puri Asri Magelang.

KAJIAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sinangjoyo (2013) dengan judul Green Hotel Sebagai Daya Saing Suatu Destinasi (Studi kasus pada industry hotel berbintang di wilayah Yogyakarta). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa penerapan standar green hotel di DiY pada umumnya sudah menerapkan praktek ramah lingkungan. Namun dalam penerapannya terdapat beberapa kendala yaitu adanya sikap kurang konsisten yang dilakukan oleh staf hotel, kurangnya kesadaran tamu, minimnya sosialisasi serta adanya anggapan bahwa penerapan green hotel justru membutuhkan biaya yang mahal. Kendala tersebut perlu diatasi dengan kegiatan sosialisasi-pelatihan, membangun komitmen, membentuk green team dan menerapkan strategi green tourism marketing.

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Satria (2009) dengan judul Strategi Pengembangan Ekowosata Berbasis Ekonomi Lokal Dalam Rangka Program Pengentasan Kemiskinan di Wilayah Kabupaten Malang. Penelitian ini Mendorong partisipasi dan pemberdayaan masyarakat Wisata. Masyarakat lokal sebenarnya bukanlah hambatan bagi pengembangan Ekowisata, karena peran mereka seharusnya tidak terpisahkan dalam program-program wisata. Pengelolaan berbasis masyarakat ini merupakan salah

satu pendekataan pengelolaan alam yang meletakkan pengetahuan dan kesadaran lingkungan masyarakat lokal sebagai dasar pengelolaanya. Ditambah adanya transfer diantara generasi yang menjadikan pengelolaan menjadi berkesinambungan menjadikan cara inilah yang paling efektif, dibanding cara yang lainya.

Penelitian yang dilakukan oleh Widagdyo (2017) dengan judul Pemasaran, Daya Tarik Ekowosata dan Minat berkunjung wisatawan ini bertujuan mengetahui potensi daya tarik ekowisata di Kampung Adat Kasepuhan Ciptagelar Jawa Barat Indonesia dan menentukan faktor-faktor daya tarik ekowisata yang berimplikasi dalam meningkatkan pangsa pasar wisatawan domestik. Penelitian ini menggunakan metode survey dan observasi serta wawancara mendalam kepada para pemangku kepentingan.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Widodo et al (2010) yang berjudul Pengelolaan Kawasan Sungai Code Berbasis Masyarakat menyampaikan bahwa Kawasan Sungai Code memiliki potensi positif berupa letak yang strategis dalam orientasinya dengan lokasi lain, eksotisme lingkungan yang berpotensi bagi pengembangan ekowisata, juga potensi sosial budaya yang menarik.

Semakin meningkatnya aktivitas pembangunan ekonomi, perubahan tata guna lahan dan meningkatnya pertumbuhan penduduk mengakibatkan tingginya tekanan kawasan sungai terhadap lingkungan. Pemukiman yang padat telah menghiasi bantaran sungai dan kondisi kualitas airnya pun

(4)

menunjukkan kecenderungan semakin memburuk. Salah satu prasyarat penting dalam implementasi penataan kawasan yang optimal adalah pelibatan peran seluruh stakeholder (community-based development), mulai dari perencanaan hingga operasionalisasi dan evaluasi. Partisipasi masyarakat lokal menjadi kunci strategis untuk dapat diberdayakan dan disinergiskan dengan komponen lainnya. Komunitas masyarakat lokal banyak terbentuk dan terorganisasi di setiap penggal kawasan sungai.

Pengertian Kawasan Tepian Air

Sungai dan Pengembangan

Management

Pemanfaatan KTAS secara terpadu adalah suatu pendekatan pemanfaatan KTAS yang melibatkan dua atau lebih ekosistem, sumber daya, dan kegiatan pemanfaatan secara terintegrasi

(integrated) guna tercapainya

pembangunan KTAS secara berkelanjutan. Menurut Dahuri, R. (2001), keterpaduan (integrated) pemanfaatan SDA mengandung tiga dimensi; sektoral (horizontal and vertical

integration), bidang ilmu

(interdisciplinary approaches) dan

keterkaitan ekologis (ecological linkages).

Mengingat upaya pemanfaatan mengandung makna pengelolaan yang di dalamnya mengandung tiga tahapan utama; tahap perencanaan, tahap implementasi, tahap monotoring dan evaluasi, maka jiwa keterpaduan perlu diterapkan sejak tahap perencanaan sampai tahap evaluasi. Pembahasan dalam makalah ini akan dibatasi pada tahap perencanaan dengan menghasilkan

prinsip-prinsip perancangan KTAS. Sehingga pembahasan dimensi keterpaduan bidang ilmu

(interdisciplinary approaches) dan

keterkaitan ekologis (ecological

linkages) lebih dominan.

Schein (2008), memberi definisi manajemen sebagai profesi. Menurutnya manajemen merupakan suatu profesi yang dituntut untuk bekerja secara profesional, karakteristiknya adalah para profesional membuat keputusan berdsarkan prinsip-prinsip umum, para profesional mendapatkan status mereka karena mereka mencapai standar prestasi kerja tertentu, dan para profesional harus ditentukan suatu kode etik yang kuat.

Terry (2005), memberi pengertian manajemen yaitu suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pebgarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud maksud yang nyata. Hal tersebut meliputi pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan, menetapkan cara bagaimana melakukannya, memahami bagaimana mereka harus melakukannya dan mengukur efektivitas dari usaha-usaha yang telah dilakukan.

Dari beberapa definisi yang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan usaha yang dilakukan secara bersama-sama untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan

(controlling). Manajemen merupakan

(5)

manajing dan orang yang melakukannya disebut manajer.

Tinjauan Umum Hotel

Pengertian Hotel menurut Hotel Prpictors Act, 1956 (Sulatiyono, 1999: 5) adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan makanan, minuman, dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus (perjanjian membeli barang yang disertai dengan perundingan perundingan sebelumnya).

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan

Telekomunikasi No. KM.

37/PW.304/MPPT-86 : Hotel sebagai jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian besar atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial. Sedangkan pengertian yang dimuat oleh Grolier Electronic Publishing Inc.(1995) yang menyebutkan bahwa: Hotel adalah usaha komersial yang menyediakan tempat menginap, makanan, dan pelayanan-pelayanan lain untuk umum.

Ekowisata

Ekowisata merupakan kegiatan wisata yang menaruh perhatian besar terhadap kelestarian sumberdaya pariwisata. Damanik et ak (2006) memaparkan bahwa ada tiga perspektif ekowisata yaitu:

1. Ekowisata sebagai produk yaitu semua atraksi yang berbasis pada sumber daya alam.

2. Ekowisata sebagai pasar yaitu perjalanan diarahkan pada upaya-upaya pelestarian lingkungan. 3. Ekowisata sebagai pendekatan

pengembangan yaitu metode pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya pariwisata secara ramah lingkungan.

Menurut Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia (2009), ekowisata memiliki banyak definisi, yang seluruhnya berprinsip pada pariwisata yang kegiatannya mengacu pada 5 (lima) elemen penting, yaitu:

a. Memberikan pengalaman dan pendidikan kepada wisatawan, sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap daerah tujuan wisata yang dikunjunginya. Pendidikan diberikan melalui pemahaman tentang pentingnya.

b. Pelestarian lingkungan, sedangkan pengalaman diberikan melalui kegiatan-kegiatan wisata yang kreatif disertai dengan pelayanan yang prima.

c. Memperkecil dampak negatif yang bisa merusak karakteristik lingkungan dan kebudayaan pada daerah yang dikunjungi.

d. Mengikutsertakan masyarakat dalam pengelolaan dan pelaksanaannya.

e. Memberikan keuntungan ekonomi terutama kepada masyarakat lokal. Oleh karena itu, kegiatan ekowisata harus bersifat profit

(menguntungkan).

f. Dapat terus bertahan dan berkelanjutan.

(6)

Metode

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang dipadukan dengan konsep Pemanfaatan tepian sungai sebagai bagian dari pengembangan manajemen hotel Puri Asri Magelang yang berbasis ekowisata. Penelitian ini mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang serta memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara ilmiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan cara:

1. Wawancara Mendalam

Adalah teknik memperoleh keterangan melalui tanya jawab antara pewawancara dengan informan yang akan diwawancarai. 2. Diskusi Kelompok (Focus Group

Discussion)

Adalah pengumpulan data yang sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi

3. Observasi

Adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung tentang segala hal yang berkaitan dengan pemanfaatan awasan tepian ir ungai dan pengembangan manajemen hotel berbasis ekowisata.

4. Metode Dokumenter

Adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan penelusuran data historis, seperti laporan-laporan atau surat-surat organisasi. 5. Metode Bahan Visual

Menyimpan berbagai informasi yang diperoleh didalam suatu penelitian seperti: foto, grafis, film, video, dan lain lain.

6. Studi Pustaka

Literatur berupa buku – buku terkait untuk melengkapi dalam kegiatan penelitian ini.

Sumber Data

Dalam penelitian ini, sumber data diperoleh dari:

1. Data Primer

Berupa hasil wawancara, hasil diskusi, observasi langsung, dokumenter, maupun dengan bahan visual.

2. Data Sekunder

Berupa pencarian literatur dan penelusuran data online yang merupakan data tambahan sebagai bahan pelengkap.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah orang – orang yang menjadi pengelola atau manajemen hotel Puri Asri Magelang dan masyarakat sekitar hotel dan tepian air sungai serta para tamu / wisatawan yang berkunjung ke hotel Puri Asri Magelang. Peneliti memilih subjek penelitian dan lokasi penelitian dengan tujuan untuk mempelajari atau memahami permasalah pokok yang akan diteliti (Herdiansyah, 2010). Pengelola kawasan tepian sungai yaitu manajemen hotel,

(7)

masyarakat sekitar serta beberapa tamu/wisatawan yang menjadi objek penelitian merupakan orang-orang yang secara langsung mengalami keadaan yang akan diteliti, dimana semua hal tersebut berkaitan erat dengan pemanfaatan tepian air sungai.

Tabel 1 Sampel Penelitian

(Sumber: Data Diolah, 2019)

Metode Analisis data

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang dipadukan dengan konsep pemanfaatan tepian sungai sebagai bagian dari pengembangan manajemen hotel puri asri Magelang yang berbasis ekowisata. Penelitian ini berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang serta memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara ilmiah. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan tepian sungai untuk pengembangan manajemen berbasis ekowisata. Alat analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, dimana isi dari wawancara tersebut berisikan hal – hal yang menjadi ketentuan dari pemanfaatan tepian sungai dan pengembangan manajemen berbasis ekowisata.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Perencanaan Pemanfaatan Tepian Sungai Sebagai Bagian Dari Pengembangan Manajemen Hotel Berbasis Ekowisata Di Hotel Puri Asri Magelang

Pemanfaatan tepian sungai sebagai bagian dari pengembangan manajemen hotel berbasis ekowisata saat ini menjadi perhatian serius pihak Hotel Puri Asri Magelang. Oleh karena itu, pihak hotel berupaya melakukan perencanaan pemanfaatan tepian sungai sebagai bagian dari pengembangan manajemen hotel berbasis ekowisata secara terstruktur. Hal ini bermanfaat guna menunjang program pemanfaat tepian sungai yang representatif dan dapat menjadi keunggulan Hotel Puri Asri Magelang. Secara konkret program pemanfaatan tepian sungai yang telah direncanakan pihak hotel sebagai bagian dari pengembangan manajemen hotel berbasis ekowisata dijelaskan oleh seorang informan dalam petikan wawancara sebagai berikut:

“Programnya sendiri diantaranya pelestarian ekosistem sungai seperti melepas ratusan benih ikan ke sungai oleh para tamu pada saat ulang tahun hotel yang kita lakukan satu tahun sekali. Program lainnya adalah menjadikan tepian sungai sebagai fasilitas hotel untuk kegiatan outbond para tamu. Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para tamu, khususnya tamu hotel yang ingin menikmati suasana alam dan sungai yang sejuk. Kegiatan outbond jadi lebih menyenangkan mengingat banyak tamu yang berasal dari kota juga ingin merasakan suasana yang sejuk dan asri yang susah mereka dapatkan selama

(8)

tinggal di kota.” (Hasil wawancara dengan informan, tanggal 25 Januari 2018).

Gambar 1

Tepaian Sungai Hotel Puri Asri

(Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2017)

Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa program pemanfaatan tepian sungai yang telah direncanakan Hotel Puri Asri Magelang meliputi program pelestarian ekosistem sungai seperti melepas ratusan benih ikan ke sungai serta menjadikan tepian sungai sebagai fasilitas hotel untuk kegiatan outbond para tamu. Program lainnya adalah aktivitas arung jeram (rafting) sejauh 9,8 km, yang dapat ditempuh selama kurang-lebih dua jam. Pihak hotel juga menyediakan mobil untuk menjemput pengunjung di titik akhir arung jeram. Kegiatan arung jeram juga dapat menjadi salah satu paket kegiatan outbond bagi para tamu hotel.

Oleh karena itu, pihak hotel juga serius dalam “mempercantik” pemandangan Sungai Progo agar menjadi daya tarik para pengunjung. Pihak hotel bahkan merawat rerumputan di sepanjang Sungai Progo yang masih berada di lingkungan hotel untuk menyajikan pemandangan yang asri. Pihak hotel juga

mempercantik pemandangan sungai tersebut dengan melepas angsa sebagai bagian dari River View Garden.

Pihak Hotel Puri Asri Magelang memang serius dalam memanfaatkan tepian sungai sebagai bagian pengembangan manajemen hotel berbasis ekowisata. Pihak hotel yang yang terlibat dalam penyusunan perencanaan manajemen hotel berbasis ekowisata tersebut adalah Owner dan struktur manajemen hotel yakni GM (General

Manager), EAM (Executive Assistant

Manager), dan para Departement Head.

Penyusunan perencanaan program pemanfaatan tepian sungai sebagai bagian dari pengembangan manajemen hotel berbasis ekowisata tersebut selanjutnya dituangkan dalam penyusunan Marketing Plan dan Business Plan Hotel. Perencanaan program tersebut telah dilakukan sejak Hotel Puri Asri Magelang didirikan. Program pemanfaatan tepian sungai sebagai bagian pengembangan manajemen hotel berbasis ekowisata tersebut juga didukung dengan anggaran yang memadai. Perencanaan anggaran program guna mendukung manajamen hotel berbasis ekowisata tersebut dianggarkan dalam proses penyusunan

Marketing Plan/ Business Plan Hotel

dimana program tersebut dijadikan sebagai fasilitas sport and recreation bagi para tamu. Basis pengembangan wisata menurut Fandeli dkk. (2000) memang dapat difokuskan pada aspek alam seperti flora, fauna, fisik geologi, vulkanologi, hidrologi, hutan alam atau taman nasional. Konsep tersebut diadopsi oleh pihak Hotel Puri Asri Magelang dengan mengembangkan hotel yang menyatu

(9)

dengan alam berupa pembangunan hotel yang berkonsep resort yang dikelilingi alam seperti sungai, gunung dan sawah.

Pemanfaatan tepian sungai dengan baik oleh pihak hotel dapat menjadi win-win solusion bagi pelestarian alam, mendukung ekosistem yang bekelanjutan dan pemanfaatan alam sekitar hotel sebagai atraksi baru bagi pengunjung dan wisatawan. Program ini jika dilanjutkan dengan efisien dan efektif juga dapat menjadi wisata alam yang selain memberi efek relaksasi bagi pengunjung namun juga memberi manfaat edukasi terhadap pentingnya pemeliharaan alam, flora dan fauna.

Pelaksanaan pengelolaan tepian sungai sebagai bagian dari pengembangan manajemen hotel berbasis ekowisata di Hotel Puri Asri Magelang

Pengelolaan tepian sungai sebagai bagian dari pengembangan manajemen hotel berbasis ekowisata di Hotel Puri Asri Magelang secara umum sudah berjalan dengan baik. Hal ini tercermin dari telah dimanfaatkannya tepian sungai sebagai bagian dari pengembangan manajemen hotel berbasis ekowisata berupa program pemanfaatan tepian sungai sebagai kegiatan outbond, rafting maupun sekedar memanjakan mata pengunjung yang ingin menikmati pemandangan sejuk di sekitar hotel. Guna mengoptimalkan pengelolaan tepian sungai sebagai bagian dari pengembangan manajemen hotel berbasis ekowisata di Hotel Puri Asri Magelang maka pihak hotel juga melakukan sosialisasi program tersebut kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Sosialisasi kepada para stakeholder

dilakukan dengan mengundang mereka ke hotel untuk diberikan informasi secara langsung dan serta memberikan proposal program kegiatan hotel tersebut kepada para stakeholder. Hal ini sejalan dengan penuturan seorang informan yang menyatakan bahwa, “Sosialisasi kepada para stakeholder adalah dengan mengundang mereka ke hotel untuk diberikan informasi secara langsung dan kami tuangkan dalam proposal program kegiatan hotel. Proposal program tersebut membantu pihak hotel dalam menjelaskan program hotel tersebut kapada para stakeholder.” (Hasil wawancara dengan informan, tanggal 25 Januari 2018).

Secara konkret pelaksanaan program pemanfaatan tepian sungai di Hotel Puri Asri Magelang direalisasikan sebagai sarana sport and recreation dan pelestarian ekowisata khususnya di tepian sungai Progo. Pelaporan pelaksanaan program pemanfaatan tepian sungai di Hotel Puri Asri Magelang dalam bentuk laporan operasional bulanan, semester, dan tahunan.

Gambar 2

Rafting di Hotel Puri Asri

(10)

Salah satu program yang telah berjalan adalah program rafting yang diselenggarakan pihak hotel bekerjasama dengan Progo Rafting. Progo Rafting adalah provider profesional jasa wisata arung jeram yang mengemas berbagai kegiatan trip arung jeram di sungai Progo dan sungai Elo Magelang. Progo Rafting dikenal juga dengan operator arung jeram Progo atau Progo Xventours. Progo Rafting berdiri tahun 1997, dan saat ini beralamat kantor dan pusat layanan kegiatan di Hotel Puri Asri (bintang 5), Kota Magelang.

Belasan tahun berkiprah di dunia Arung Jeram dan Outbound, dipimpin oleh seorang yang sekaligus assesor profesi dari BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Professi), saat ini Progo Rafting telah dipercaya melayani ratusan ribu pelanggan. Pelanggan berasa dari berbagai kalangan, baik perusahaan, organisasai, family maupun perorangan, sekaligus mempopulerkan sungai Progo, sungai Elo dan Magelang sebagai destinasi wisata alam minat khusus di kancah nasional. Lokasi nyaman dan strategis yang terintegrasi dengan berbagai fasilitas standard hotel bintang lima akan memudahkan tamu dalam mengemas acara berlibur yang mengesankan. Fasilitas yang disediakan pada kegiatan arum jeram meliputi: Peralatan lengkap Arung Jeram, Pemandu Professional, Transportasi Lokal, Mineral Drink, Lunch Box, Kelapa Muda, Snack, Sertifikat, Foto 2 files/ boat dan Insurance.

Progo Rafting dipilih menjadi rekanan Hotel Puri Asri Magelang mengingat perusahaan tersebut bersedia memberikan extra kemudahan bagi

siapapun untuk merancang beberapa kegiatan sekaligus dalam sekali kunjungan di satu lokasi yang terpadu. Progo Rafting juga berkomitmen untuk memberikan one stop adventure activities

berupa Arung jeram, Experential

learning programoutbound, fun games,

Paint Ball, Flying fox, high ropes, pool

games, panahan dan Atv bisa menjadi

alternatif pilihan anda. Beberapa permainan traditional di sediakan secara gratis.

Progo Rafting adalah Provider arung jeram pertama di Magelang – Jawa Tengah yang merintis dan mengemas sungai Progo dan sungai Serayu sebagai wahana wisata arung jeram. Pengalaman belasan tahun menangani ribuan pelanggan dengan berbagai latar belakang budaya telah menempa Progo Rafting menjadi perusahaan yang matang “melayani” baik dalam faktor keamanan maupun kenyamanan pada bisnis ini. Pengunjug juga memperoleh jaminan keamanan, layanan prima, profesionalime, serta lokasi yang terintegrasi dengan fasilitas standar hotel bintang 5 (lima). Pengunjung Hotel Puri Asri Magelang bisa menikmati paket wisata arung jeram bersama Progo Rafting mulai harga IDR 100.000 rupiah.

Evaluasi pemanfaatan tepian sungai sebagai bagian dari pengembangan manajemen hotel berbasis ekowisata di Hotel Puri Asri Magelang

Guna mengoptimalkan

pemanfaatan tepian sungai sebagai bagian dari pengembangan manajemen hotel berbasis ekowisata di Hotel Puri Asri Magelang, maka pihak hotel juga melakukan evaluasi secara berkala.

(11)

Evaluasi terhadap keterlaksanaan program pemanfaatan tepian sungai ditempuh dengan menyusun evaluasi report bulanan, semester dan tahunan. Sebagai gambaran, sepanjang tahun 2017 lalu, hasil evaluasi menunjukkan respons yang positif dan signifikan baik dari kegiatan tamu maupun dari komentar tamu di web atau di trip advisor.

Dalam pemanfaatan hotel berbasis ekowisata tersebut terdapat kendala yang dihadapi sebagai bagian dari pengembangan manajemen hotel berbasis ekowisata di Hotel Puri Asri Magelang. Pemanfaatan tepian sungai sebagai bagian dari pengembangan manajemen hotel berbasis ekowisata di Hotel Puri Asri Magelang didukung oleh sejumlah faktor, diantaranya:

1. Faktor lingkungan/ alam yang mendukung mengingat lokasi Hotel Puri Asri Magelang berada dekat dengan tepian Sungai Progo. 2. Faktor masyarakat sekitar yang

mendukung kegiatan wisatawan di Magelang khususnya keramahan masyarakat dalam menyambut para wisatawan.

3. Stakeholder seperti pemerintahan,

travel agent, corporate yang sangat

mendukung pemanfaatan sungai untuk kegiatan wisata.

Evaluasi yang dilakukan secara berkala juga dapat menjadi informasi yang penting bagi pihak manajemen hotel dalam mengembangkan atraksi, fasilitas bahkan meningkatkan service dimasa yang akan datang sesuai dengan respon pengunjung. Respon baik yang didapatkan saat ini akan berkelanjutan

apabila secara berkala evaluasi dilakukan oleh seluruh pihak yang berkepentingan.

Kendala Yang Dihadapi Dalam Pemanfaatan Tepian Sungai Sebagai

Bagian Dari Pengembangan

Manajemen Hotel Berbasis Ekowisata Di Hotel Puri Asri Magelang

Pemanfaatan tepian sungai sebagai bagian dari pengembangan manajemen hotel berbasis ekowisata di Hotel Puri Asri Magelang didukung oleh sejumlah faktor, diantaranya faktor lingkungan/ alam yang memadai, faktor masyarakat sekitar serta stakeholder seperti pemerintahan, travel agent, corporate

yang sangat mendukung. Pihak Hotel Puri Asri Magelang juga mengalami sejumlah kendala dalam pemanfaatan tepian sungai sebagai bagian dari pengembangan manajemen hotel berbasis ekowisata. Kendala tersebut meliputi: cuaca dan season yang tidak selalu mendukung kegiatan di tepian sungai. Upaya yang telah ditempuh guna mengatasi kendala/ hambatan tersebut meliputi: membuat akses yang mudah dari hotel ke tepian sungai sehingga mobil/kendaraan bisa masuk serta membuat paket-paket wisata, promosi dengan memanfaatkan tepian sungai untuk berbagai kegiatan untuk mensupport revenue/ pendapatan hotel.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka disimpulkan bahwa manajemen hotel berbasis ekowisata di Hotel Puri Asri Magelang berjalan dengan baik, baik dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

(12)

1. Perencanaan pemanfaatan tepian sungai sebagai bagian dari pengembangan manajemen hotel berbasis ekowisata di Hotel Puri Asri Magelang dilakukan sejak hotel tersebut berdiri. Perencanaan program tersebut dilakukan oleh Owner dan struktur manajemen hotel (GM, EAM, dan para Dept Head) yang selanjutnya dituangkan dalam penyusunan Marketing Plan

dan Business Plan Hotel.

2. Pelaksanaan pengelolaan tepian sungai sebagai bagian dari pengembangan manajemen hotel berbasis ekowisata di Hotel Puri Asri Magelang diawali dengan melakukan sosialisasi program tersebut kepada stakeholder dengan mengundang mereka ke hotel untuk memberikan informasi secara langsung tentang program tersebut dan memberikan proposal program kegiatan hotel. Pelaksanaan program pemanfaatan tepian sungai selanjutnya direalisasikan sebagai sarana sport and recreation dan pelestarian ekowisata khususnya di tepian sungai.

3. Evaluasi pemanfaatan tepian sungai sebagai bagian dari pengembangan manajemen hotel berbasis ekowisata di Hotel Puri Asri Magelang ditempuh dengan menyusun report bulanan, semester dan tahunan. Hasil evaluasi menunjukkan respons yang positif dan signifikan baik dari kegiatan tamu maupun dari komentar tamu di web atau di trip advisor.

4. Kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan tepian sungai sebagai

bagian dari pengembangan manajemen hotel berbasis ekowisata di Hotel Puri Asri Magelang meliputi: cuaca dan

season yang kurang mendukung.

SARAN

Peneliti dalam hal ini memberikan saran agar tidak hanya sukses dalam memanfaatkan tepian sungai namun juga dapat dikembangkan lagi atraksi yang mungkin dapat dikembangkan di hotel. Misalnya, penyebaran bibit ikan dapat dilakukan secara berkala dan dapat dibuat sebagai atraksi memancing bagi pengunjung. Selain itu pengembangan ekosistem dapat dilakukan dengan cara menanam berbagai jenis tanaman obat dengan informasi khasiatnya sehingga pengunjung tidak hanya relaksasi namun mendapatkan edukasi yang bermanfaat.

Selanjutnya, dengan evaluasi yang dilakukan oleh pihak hotel secara berkala, dapat digunakan sebagai informasi yang penting untuk proses pengembangan dan pemeliharaan ekosistem disekitar hotel. Informasi dari feedback pengunjung juga dapat digunakan untuk mengembangkan atraksi baru, pengembangan amenitas yang lebih memadahi dan aksesibilitas yang lebih mudah.

DAFTAR PUSTAKA

Damanik, J. dan Weber, H. (2006).

Perencanaan Ekowisata Dari Teori

ke Aplikasi. Yogyakarta: PUSPAR

UGM dan Andi.

Satria, D. (2009). Strategi Pengembangan Ekowisata Berbasis Ekonomi Lokal Dalam Rangka Program Pengentasan Kemiskinan Di Wilayah kabupaten Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. Journal Of Indonesian

(13)

Apllied. Volume 3 No. 1. Hal 37-47.

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. (2009). Panduan Pemasaran Pariwisata yang Bertanggungjawab (Responsible Tourism Marketing). Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

Fandeli, C. dan Mukhlisom. (2000) Pengusahaan Ekowisata. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.

Higham, J. (2007). Critical Issues in Ecotourism: Understanding a Complex Tourism Phenomenon. Elsivier Ltd. USA. 439 p.

Widagdyo, K. G. (2017). Pemasaran Daya Tarik Ekowisata Dan Minat Berkunjung Wisatawan: Fakultas Ekonomi Universitas Sahid Jakarta. Jurnal Bisnis Dan Manajemen. Volume 7 No. 2. Hal 261-276. Manullang, M. (2005). Dasar-dasar

Manajemen. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Miles, M.B. dan Huberman, A.M. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Sinangjoyo, N. J. (2013). Green Hotel Sebagai Daya Saing Suatu Destinasi (Studi Kasus Pada Industri Hotel Berbintang Di Wilayah Yogyakarta): Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta. Jurnal Nasional Pariwisata. Volume 5 No. 2. Hal 83-93.

Schein. (2008). Budaya dan Iklim Organisasi: Teori Aplikasi dan Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sulatiyono, A. (1999). Manajemen

Penyelenggaraan Hotel. Bandung: Alfabeta.

Terry, G. (2005). Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Widodo B., Lupiyanto, R. dan Wijaya, D. (2010). Pengelolaan Kawasan Sungai Code Berbasis Masyarakat: Pusat Studi Lingkungan UII Yogyakarta. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan. Volume 2 No. 1. Hal 7-20.

Wijayanti, I.D.S.R. (2008). Manajemen. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Sumber Internet:

Ibo, A. (2017). Ini Dia 10 Hotel Ramah Lingkungan Pemenang Green

Hotel Award. (2017). Diakses dari

http://lifestyle.liputan6.com/read/ 3110639/ini-dia-10-hotel-ramah- lingkungan-pemenang-green-hotel-award pada tanggal 13 Januari 2017.

Grolier Electronic Publishing Inc. Hotel

Definition. (1995). Diakses dari

www.grolier.com/hoteldefinition pada tanggal 13 Januari 2017. http://www.kemenpar.go.id/asp/ringkasa

n.asp?c=113, diakses pada tanggal 13 Januari 2017.

Kompas Online. (2009). Kurang dari 10

Persen Hotel Ramah Lingkungan.

Diakses dari

http://travel.kompas.com/read/200 9/02/11/2135232/kurang.dari.10.pe rsen.hotel.ramah.lingkungan pada tanggal 13 Januari 2017.

Mugi. (2013). Menginap Sekaligus Berlibur di Hotel Puri Asri

Magelang, diakses dari

http://yogyakarta.panduanwisata.i d/headline/menginap-sekaligus-

berlibur-di-hotel-puri-asri-magelang/ pada tanggal 13 Januari 2017.

Referensi

Dokumen terkait

Use Case Pemesanan Muatan Ruang Kapal Sistem Usulan Eksportir Shipper Input data penawaran Menerima respon penawaran Input data pemesanan Menerima respon pemesanan Input data

Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh bahwa Kegiatan pembelajaran yang terintegrasi dengan lifeskill lebih dominan pada aktivitas belajar siswa dalam

Structured content : sebagai alat untuk  klasifikasi dan kategori halaman web  tak terstruktur dan untuk membuat  workflow systems  sederhana. 9.

Dalam pembahasan buku ini, juga terdapat bab yang agak janggal, misalnya bab 8, judulnya system moneter Islam, tetapi sub babnya yang hanya 3 termasuk pendahuluan tidak

Imbuhan dan/atau Pelengkap Pakan Imbuhan dan/atau Pelengkap Pakan yang digunakan yang digunakan sebagai campuran pakan harus telah. sebagai campuran pakan harus telah

Aktivitas siswa selama pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga pada siklus II menunjukkan kategori efektif denga rata-rata persentase keaktifan sebesar

Pemeriksaan kultur yang dilakukan pada sumber air minum ditemukan kontaminasi bakteri Escherichia coli dan dari kultur air limbah puskesmas yang mengalir ke sungai

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa variabel lingkungan kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan pada LPP RRI Manado.Peningkatan atau