Dr. Ir. Mursyid Ma’sum, M.Agr. Dr. Ir. Mursyid Ma’sum, M.Agr.
Kebijakan dan SNI Pakan serta
Kebijakan dan SNI Pakan serta
Pengawasan Penggunaan
Pengawasan Penggunaan
FA dan FS Pakan Ayam Petelur
FA dan FS Pakan Ayam Petelur
Dr. Ir. Mursyid Ma’sum, M.Agr. Dr. Ir. Mursyid Ma’sum, M.Agr.
Direktur Pakan Ternak Direktur Pakan Ternak
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian
Inovasi Teknologi Feed Additive dan Inovasi Teknologi Feed Additive dan
Supplement untuk Peningkatan Produktifitas Supplement untuk Peningkatan Produktifitas
DIREKTORAT PAKAN TERNAK
•• Dikukuhkan dengan Permentan 61/2010 (Oktober 2010)Dikukuhkan dengan Permentan 61/2010 (Oktober 2010) •• Program dan kegiatan baru dilaksanakan 2011Program dan kegiatan baru dilaksanakan 2011
•• Mandat : pengembangan pakan nasional yang meliputiMandat : pengembangan pakan nasional yang meliputi
aspek bahan pakan, pakan hijauan, pakan olahan dan mutu aspek bahan pakan, pakan hijauan, pakan olahan dan mutu pakan serta pemberian pelayanan pakan
pakan serta pemberian pelayanan pakan
•• Tugas (Pasal 694) : (1) melaksanakan penyiapan, perumusanTugas (Pasal 694) : (1) melaksanakan penyiapan, perumusan
dan pelaksanaan kebijakan; (2) penyusunan NSPK; (3) dan pelaksanaan kebijakan; (2) penyusunan NSPK; (3) pemberian bimtek dan; (4) evaluasi bidang pakan ternak pemberian bimtek dan; (4) evaluasi bidang pakan ternak
•• Fungsi (Pasal 695) : (1) penyiapan perumusan kebijakan BP,Fungsi (Pasal 695) : (1) penyiapan perumusan kebijakan BP,
PH, PO dan MP; (2) pelaksanaan kebijakan pengembangan PH, PO dan MP; (2) pelaksanaan kebijakan pengembangan pakan; (3) penyusunan NSPK; (4) pemberian bimtek dan pakan; (3) penyusunan NSPK; (4) pemberian bimtek dan evaluasi; (5) pelaksanaan urusan TU Direktorat Pakan evaluasi; (5) pelaksanaan urusan TU Direktorat Pakan
LINGKUNGAN STRATEGIS
Industri perunggasan Pabrik pakan Bahan pakan lokal Riset pakan unggas
Luas padang rumput
Hasil samping tanaman pangan, perkebunan & agro-industri
Sistem perbenihan
PAKAN UNGGAS PAKAN RUMINANSIA
Impor bahan pakan
SDM Regulasi PTM dan SNI Laboratorium
+
-+
-Impor bahan pakan Keamanan bahan/pakan
Pasar bebas ASEAN Scalling up
Perubahan iklim Riset HPT
Alih fungsi lahan penggembalaan Laboratorium
Anggaran
-
-VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
(1) Feed Security : Menjamin ketersediaan pakan unggas dan pakan ruminansia
(2) Feed Safety : Meningkatkan mutu dan keamanan pakan yang di produksi dan yang di edarkan
STRATEGI PENCAPAIAN PROGRAM STRATEGI PENCAPAIAN PROGRAM PAKAN UNGGAS
1. Memfasilitasi
pemenuhan permintaan bahan pakan (lokal dan impor) 2. Mengembangkan usaha pakan konsentrat 1. Pengembangan standar mutu pakan 2. Penguatan laboratorium pengujian mutu pakan (pusat dan daerah) 3. Pengawasan mutu dan 1. Meningkatkan produksi
HPT berkualitas
2. Pemanfaatan biomassa hasil samping TP/bun/ agroindustri
3. Meningkatkan produksi
KEBIJAKAN PAKAN 2015-2019
• Acuan Renstra Ditjen PKH 2015-2019
• Mendukung usaha perbibitan dan budidaya ternak • Memantapkan kegiatan yang sudah ada dan memberi
manfaat lebih besar terhadap pencapaian target PKH
• Memberhentikan kegiatan yang tidak efisien dan kurang • Memberhentikan kegiatan yang tidak efisien dan kurang
berdampak positif terhadap program Ditjen PKH
• Membangun kegiatan baru sebagai tindaklanjuti hasil Renaksi
Bukittinggi, rekomendasi Komisi Ahli Pakan, hasil evaluasi
PROYEKSI POPULASI UNGGAS 2015-2019
NO JENIS UNGGAS TAHUN 2015 2016 2017 2018 2019 1. AYAM PEDAGING 2.557.542 2.813.297 3.094.627 3.404.089 3.744.498 (000 ekor) 2. AYAM PETELUR 188.688 207.557 288.312 251.144 276.258 3. AYAM LOKAL 277.274 277.523 277.772 278.022 278.272 4. ITIK 46.113 47.364 48.649 49.969 51.324 Sumber : Renstra Ditjen PKH 2015-2019PROYEKSI KEBUTUHAN PAKAN
DAN BAHAN PAKAN UNGGAS, 2015-2019
TAHUN
KEBUTUHAN
PAKAN
(juta ton)
KEBUTUHAN BAHAN PAKAN (juta ton)
JAGUNG BUNGKIL KEDELAI DEDAK/ ONGGOK TEPUNG IKAN CPO MINERAL / PREMIX BAHAN LAIN 2015 19,24 9,62 3,46 2,89 0,96 0,58 0,38 1,35 2016 21,14 10,57 3,81 3,17 1,06 0,63 0,42 1,48 (juta ton) 2016 21,14 10,57 3,81 3,17 1,06 0,63 0,42 1,48 2017 23,23 11,62 4,18 3,48 1,16 0,70 0,46 1,63 2018 25,54 12,77 4,60 3,83 1,28 0,77 0,51 1,79 2019 28,06 14,03 5,05 4,21 1,40 0,84 0,56 1,96 TOTAL 117,21 58,61 21,10 17,58 5,86 3,52 2,33 8,21
Sumber : Renstra Direktorat Pakan 2015-2019
PROGRAM PENYEDIAAN PAKAN UNGGAS
OPTIMASI PEMANFAATAN BAHAN PAKAN LOKAL
UNGGAS RAS UNGGAS LOKAL
FASILITASI IMPORTASI DAN
REGULASI
FASILITASI ALSIN DAN TEKNOLOGI PAKAN SCALLING-UP UBP KOORDINASI BP-NON KONVENSIONAL REGULASI DITJEN TP, BUN SERTIFIKASI IMPOR-EKSPOR UPP Revit UPP PENDAFTARAN CPPB, LS-PRO
KEBIJAKAN PENGAWASAN MUTU PAKAN
• Pakan unggas ras : penerapan ketat standar mutu
• Pakan unggas lokal : produksi pabrik pakan skala besar
kebijakan sama dengan pakan unggas ras, produksi dari pabrik pakan skala kecil dalam tahap pengembangan
• Pakan ternak ruminansia : penataan dan pendampingan • Pakan ternak ruminansia : penataan dan pendampingan
Dalam rangka peningkatan mutu pakan yang di produksi dan yang beredar
Peningkatan produksi dan produktivitas
SNI
SNI adalahadalah dokumendokumen berisiberisi ketentuanketentuan teknisteknis ((aturanaturan,, pedoman
pedoman atauatau karakteristikkarakteristik)) daridari suatusuatu kegiatankegiatan atauatau hasilnya
hasilnya yangyang dirumuskandirumuskan secarasecara konsensuskonsensus dandan
ditetapkan
ditetapkan oleholeh BSNBSN untukuntuk dipergunakandipergunakan oleholeh stakeholderstakeholder
merupakan
merupakan konsolidasikonsolidasi iptek
iptek dandan pengalamanpengalaman
STANDAR NASIONAL INDONESIA (
STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI
SNI))
ditetapkan
ditetapkan oleholeh BSNBSN untukuntuk dipergunakandipergunakan oleholeh stakeholderstakeholder dengan
dengan tujuantujuan mencapaimencapai keteraturanketeraturan yang optimumyang optimum ditinjau
ditinjau daridari kontekskonteks keperluankeperluan tertentutertentu
untuk
untuk menjaminmenjamin agaragar suatusuatu standarstandar merupakanmerupakan kesepakatan
STANDAR NASIONAL INDONESIA
STANDAR NASIONAL INDONESIA
(SNI)
(SNI)
Adalah satu
Adalah satu--satunya standar yang berlaku
satunya standar yang berlaku
secara nasional di Indonesia.
secara nasional di Indonesia.
Dirumuskan oleh Panitia Teknis
Dirumuskan oleh Panitia Teknis
Dirumuskan oleh Panitia Teknis
Dirumuskan oleh Panitia Teknis
Ditetapkan oleh BSN
Tujuan Standardisasi Nasional
Tujuan Standardisasi Nasional
Meningkatkan
Meningkatkan perlindungan
perlindungan kepada
kepada konsumen
konsumen,,
pelaku
pelaku usaha
usaha,, tenaga
tenaga kerja
kerja dan
dan masyarakat
masyarakat lainnya
lainnya
baik
baik untuk
untuk keselamatan
keselamatan,, keamanan
keamanan,, kesehatan
kesehatan
maupun
maupun kelestarian
kelestarian fungsi
fungsi lingkungan
lingkungan hidup
hidup
maupun
maupun kelestarian
kelestarian fungsi
fungsi lingkungan
lingkungan hidup
hidup
Membantu
Membantu kelancaran
kelancaran perdagangan
perdagangan
Mewujudkan
Mewujudkan persaingan
persaingan usaha
usaha yang
yang sehat
sehat dalam
dalam
perdagangan
Manfaat Standar
Manfaat Standar
Produsen/Industri paham akan kepastian batas/persyaratan yang diterima pasar.
– kepastian tingkat mutu
– acuan dalam pembinaan/proses produksi
Meningkatkan efisiensi produksi, mutu barang/jasa
Meningkatkan kepastian, kelancaran, dan efisiensi
Meningkatkan kepastian, kelancaran, dan efisiensi
transaksi perdagangan, antar produsen, antara produsen dan konsumen
Pengguna/Konsumen memperoleh kepastian kualitas dan keamanan produk.
Publik/Masyarakat dilindungi dari segi keamanan, keselamatan,
kesehatan dan kelestarian lingkungan.
Perlindungan Konsumen
APA KEUNTUNGAN SNI?
APA KEUNTUNGAN SNI?
Produsen
Produsen paham
paham kepastian
kepastian batas
batas yg
yg diterima
diterima
pasar
pasar
Pengguna memperoleh kepastian kualitas
Pengguna memperoleh kepastian kualitas
Pengguna memperoleh kepastian kualitas
Pengguna memperoleh kepastian kualitas
dan keamanan produk
dan keamanan produk
Publik dilindungi segi keamanan, kesehatan
Publik dilindungi segi keamanan, kesehatan
dan lingkungan
SNI disusun oleh
SNI disusun oleh Panitia TeknisPanitia Teknis/Sub Panitia Teknis/Sub Panitia Teknis (PT/SPT)
(PT/SPT) Perumusan SNI yang ditetapkan oleh KepalaPerumusan SNI yang ditetapkan oleh Kepala BSN
BSN
SNI disusun
SNI disusun berdasarkan konsensusberdasarkan konsensus dengan melibatkandengan melibatkan semua stakeholder dan taat azas, mengacu pada
semua stakeholder dan taat azas, mengacu pada
PROSEDUR PENETAPAN
PROSEDUR PENETAPAN SNI
SNI
semua stakeholder dan taat azas, mengacu pada semua stakeholder dan taat azas, mengacu pada ketentuan internasional dalam perumusan standar ketentuan internasional dalam perumusan standar Dalam perumusan SNI sejauh mungkin
Dalam perumusan SNI sejauh mungkin harmonisharmonis
(selaras) dengan standar internasional dan sesuai (selaras) dengan standar internasional dan sesuai dengan kebutuhan
Meningkatkan
Meningkatkan partisipasi aktifpartisipasi aktif unsur nasional dalamunsur nasional dalam
pengembangan standar internasional untuk memperkuat pengembangan standar internasional untuk memperkuat posisi SNI
posisi SNI SNI sebagai
SNI sebagai satusatu--satunya standarsatunya standar yang diberlakukan secarayang diberlakukan secara
PROSEDUR
PROSEDUR PENETAPAN
PENETAPAN SNI
SNI
(lanjutan)
SNI sebagai
SNI sebagai satusatu--satunya standarsatunya standar yang diberlakukan secarayang diberlakukan secara nasional.
nasional. Dipelihara
Dipelihara melaluimelalui kajikaji ulangulang setiapsetiap periodeperiode tertentutertentu agaragar dapat
PTM adalah suatu standar atau persyaratan
PTM adalah suatu standar atau persyaratan
yang dibuat sebagai acuan.
yang dibuat sebagai acuan.
PTM ini dibuat sebagai salah satu standar yang
PTM ini dibuat sebagai salah satu standar yang
berlaku dan ditetapkan oleh Permentan.
berlaku dan ditetapkan oleh Permentan.
PERSYARATAN TEKNIS MINIMAL
PERSYARATAN TEKNIS MINIMAL
(PTM)
(PTM)
PTM ini dibuat sebagai salah satu standar yang
PTM ini dibuat sebagai salah satu standar yang
berlaku dan ditetapkan oleh Permentan.
berlaku dan ditetapkan oleh Permentan.
Apabila suatu bahan pakan/pakan belum ada
Apabila suatu bahan pakan/pakan belum ada
SNI maka standar yang dijadikan acuan adalah
SNI maka standar yang dijadikan acuan adalah
PTM.
SNI DAN PTM
SNI DAN PTM
PAKAN DAN BAHAN PAKAN
PAKAN DAN BAHAN PAKAN
SNI
PAKAN 41 BAH PAKAN 18120
59
PTM
PAKAN 40 BAHAN PAKAN 21120
61
SNI Pakan Ayam Petelur
PK LK SK ABU Ca P total P
tersedia ME
Total
Aflatoksin Asam Amino
min maks maks maks range range Min min maks Lis
(min) Met (min) Met+ Sis (min) % % % % % % % kkal ppb % % % Starter 18 7 6,5 8 0,90-1,20 0,60-1,00 0,35 2700 50 0,90 0,40 0,60
Persyaratan Mutu Kadar Air Maks14%
Starter 18 7 6,5 8 0,90-1,20 0,60-1,00 0,35 2700 50 0,90 0,40 0,60 Grower 15 7 7 8 0,90-1,20 0,60-1,00 0,35 2600 50 0,65 0,30 0,50 Layer 16 7 7 14 3,25 -4,25 0,6 - 1,00 0,32 2650 50 0,80 0,35 0,60 Kons-grower 30 5 8 35 9,0-12,0 1,0-2,0 0,60 1800 50 1,7 0,8 1,1 Kons-layer 25 2-5 8 15 2,0-3,5 1,10-1,50 0,60 1800 50 1,40 0,55 0,76 Catatan:
Konsentrat grower untuk Asam Amino ditambah triptopan min 0,29% Konsentrat layer untuk Asam Amino ditambah triptopan min 0,25 %
Pelengkap pakan
Pelengkap pakan
Imbuhan
Imbuhan pakan
pakan
(feed
(feed additive/FA
additive/FA))
dan
dan
Pelengkap pakan
Pelengkap pakan
(feed suplement/FS)
(feed suplement/FS)
dan
dan
PENGERTIAN
Imbuhan pakan
(
feed additive/FA
) adalah bahan
baku pakan yang
tidak mengandung zat gizi
atau
nutrisi (nutrien), yang tujuan pemakaiannya
terutama untuk
tujuan tertentu.
terutama untuk
tujuan tertentu.
Pelengkap pakan
(
feed suplement/FS
) adalah
zat yang secara
alami sudah terkandung
dalam pakan tetapi jumlahnya perlu
ditingkatkan dengan menambahkannya dalam
pakan.
Fungsi Imbuhan/Pelengkap Pakan
Pakan selain harus mempunyai kandungan
nutrisi lengkap dan berimbang, agar ternak
nutrisi lengkap dan berimbang, agar ternak
dapat tumbuh dan berproduksi secara
optimal
biasanya produsen pakan akan menambahkan
Imbuhan Pakan/FA dan/atau Pelengkap
Fungsi
Pelengkap pakan/FS
:
Mengurangi defisiensi unsur mikro, mineral, asam amino dan protein
Meningkatkan efisiensi pencernaan pakan dalam lambung ternak ruminansia
Meningkatkan produksi dan meningkatkan kinerja reproduksi
reproduksi
Memperbaiki nilai gizi pakan
Fungsi
Imbuhan pakan/FA :
Sebagai pemacu pertumbuhan dan
Syarat Imbuhan dan Pelengkap Pakan
Imbuhan Pakan :
a.
Tidak digunakan oleh manusia (untuk
menghindari terjadinya
resistensi
dan
residu
)
b.
Tidak diserap oleh usus
c.
Secara alami bisa/mudah terurai
c.
Secara alami bisa/mudah terurai
Pelengkap Pakan :
Relatif lebih aman karena secara alami kandungannya
sudah terdapat di dalam pakan atau tubuh
Jenis Imbuhan dan Pelengkap Pakan
Imbuhan Pakan/FA
yang ditujukan untuk:
1.
Kestabilan, proses produksi dan sifat-sifat pakan
a.
Anti jamur (contoh : asam propionat, asam
a.
Anti jamur (contoh : asam propionat, asam
laktat)
b.
Anti oksidan (contoh : etoksiquin, Butylated
toluene/ BHT, Butylated Hydroxy
asino/BHA)
2.
2. PertumbuhanPertumbuhan,, efisiensiefisiensi penggunaanpenggunaan pakanpakan,, metabolismemetabolisme dan
dan penampilanpenampilan ternakternak
a. Perisa atau flavor pakan (contoh : karamel, vanila) b. Pembantu pencernaan, contoh :
a) Enzym : enzym glukonase, enzym fitase
b) Penghambat gas metana : bromochloro methane c) Bahan defaunasi : deterjen, tembaga sulfat,
saponin saponin
c. Pengubah metabolism (contoh : hormon alami) d. Pemacu pertumbuhan (contoh : basitrazin ,
maduramycin, bambermycin)
3. Mempengaruhi kesehatan ternak
a.
Obat :
a) Antibakteri/antimikroba/promotan (contoh : Basitrazin, bambermiycin)
b) Anthelmintik (contoh : Levamisol 12 %, Flubendazol 5%)
c) Probiotik (contoh : Saccharomyces cerevisiae/yeast)
d) Prebiotik (contoh : Aspergillus meal,
Mannan-d) Prebiotik (contoh : Aspergillus meal, Mannan-oligosacharida/ MOS)
e) Pengikat toksin(contoh : asam format, asam laktat, asam propionat, asam sitrat)
b.
Pengendali bau (contoh : Zeolit, ekstrak tanaman
kaktus/yucca schidigera)
c.
Pemicu Kekebalan/immunomodulator (contoh : asam
amino, mineral mikro)
4. Mempengaruhi penerimaan konsumen
a.
Pewarna (contoh : Xantofill, astaxantin)
b.
Peningkat gizi hasil ternak (contoh :
minyak ikan, linseed)
minyak ikan, linseed)
Pelengkap Pakan/FS:
Pelengkap Pakan/FS:
1.
Supplement
protein
Dari bahan pakan mengandung protein lebih
dari 20%, dapat diperoleh dari ternak, ikan,
tanaman, dan nitrogen bukan protein (urea,
produk ammonia). Contoh: Urea Molases Blok
produk ammonia). Contoh: Urea Molases Blok
(UMB) untuk sapi.
2.
Supplement
asam amino
Biasanya berasal dari hasil pemrosesan
makanan oleh mikroba di dalam rumen
(contoh: lysin dan metionin).
3. Supplement mineral
Mineral essensial dibagi menjadi 2 (dua) golongan
berdasarkan perbandingan jumlah dalam ransum,
yaitu:
a. Mineral
makro
adalah mineral yang dibutuhkan
dalam jumlah besar yaitu : Ca, P, K, Na, Cl, S dan
dalam jumlah besar yaitu : Ca, P, K, Na, Cl, S dan
Mg.
b. Mineral
mikro
adalah mineral yang diperlukan
dalam jumlah kecil di dalam tubuh ternak yaitu:
Fe, Zn, Cu, Co, Mo, I dan Se
Perhatian
Sesuai UU No 18/2009
Pasal 22 ayat (4) huruf c :
Bahwa setiap orang dilarang : menggunakan
Bahwa setiap orang dilarang : menggunakan
pakan yang dicampur
hormon tertentu
dan/
atau
antibiotik imbuhan pakan
.
Hormon tertentu
Hormon tertentu
Jenis hormon yang boleh digunakan sebagai
feed additive adalah
hormon alami
yaitu :
Hormon Testosteron
Hormon Progesteron
Hormon Progesteron
Hormon Estrogen
Hormon sintetik
dilarang
digunakan sebagai
Imbuhan Pakan. Hanya diperbolehkan sebagai
Pola Penggunaan Ab imbuhan pakan di dunia
Pola Penggunaan Ab imbuhan pakan di dunia
Ada 3 pola yaitu :
1. Pola Amerika:
penggunaan Ab secara
selektif
dan berhati-hati, melakukan
surveilance
secara teratur dan cenderung akan
melarang.
melarang.
2. Pola Eropah:
melarang
penggunaan Ab
secara
total
.
3. Pola lain:
Mengizinkan penggunaan Ab
secara
selektif
, tetapi belum ada rencana
pelarangan dan belum ada pengawasan yang
ketat.
Bagaimana penggunaan Ab di Indonesia ?
Sementara diizinkan secara selektip (
harus terdaftar di
Kementan
)
Ada target waktu untuk pelarangan (agar difikirkan
alternatif pengganti antibiotik untuk masa mendatang)
Ada sistem surveilance dan koleksi data mengingat :
Jenis antibiotika yang digunakan dan penggunaannya yang Jenis antibiotika yang digunakan dan penggunaannya yang
semakin beragam dan meningkat.
Adanya residue Antibiotik dalam produk peternakan
Perkembangan mikro organisme resisten (penyakit menjadi
kebal) terhadap antibiotik
Prosedur Pelaksanaan Pengawasan
Penggunaan FA dan/atau FS
1. Pelaksana Pengawasan diberi Surat Tugas yang
diterbitkan oleh Pimpinan Instansi pelaksana
pengawasan penggunaan FA dan FS.
2. Dapat bekerjasama dengan Pengawas Mutu Pakan
dan Pengawas Obat Hewan dalam pengumpulan
2. Dapat bekerjasama dengan Pengawas Mutu Pakan
dan Pengawas Obat Hewan dalam pengumpulan
data jenis-jenis FA dan FS yang dipakai di pabrik
pakan di wilayah provinsi setempat.
3. Pembuatan dan pengiriman laporan tentang
pelaksanaan kegiatan Pengawasan Penggunaan FA
dan/atau FS.
Lokasi Pengawasan
Lokasi Pengawasan
1.
1. Pabrik Pakan
Pabrik Pakan
2.
2. Kelompok Peternak Pembuat Pakan.
Kelompok Peternak Pembuat Pakan.
3.
3. Poultry Shop, baik yang menjual FA
Poultry Shop, baik yang menjual FA
3.
3. Poultry Shop, baik yang menjual FA
Poultry Shop, baik yang menjual FA
dan FS maupun yang membuat
dan FS maupun yang membuat
pakan.
pakan.
4.
Rangkuman Terkait FA/FS
1.
1. Imbuhan dan/atau Pelengkap PakanImbuhan dan/atau Pelengkap Pakan yang digunakanyang digunakan sebagai campuran pakan harus telah
sebagai campuran pakan harus telah terdaftarterdaftar didi Kementan.
Kementan.
2.
2. PakanPakan yang menggunakan Imbuhan dan/atau pelengkapyang menggunakan Imbuhan dan/atau pelengkap pakan harus
pakan harus didaftarkandidaftarkan ke Kementan.ke Kementan.
3.
3. Imbuhan dan/atau Pelengkap Pakan yang dipakaiImbuhan dan/atau Pelengkap Pakan yang dipakai
3.
3. Imbuhan dan/atau Pelengkap Pakan yang dipakaiImbuhan dan/atau Pelengkap Pakan yang dipakai sebagai campuran pakan harus
sebagai campuran pakan harus dicantumkandicantumkan pada labelpada label pakan.
pakan.
4.
4. AgarAgar diperhatikandiperhatikan dosisdosis,, kontrakontra indikasiindikasi sertaserta masamasa berlakunya
berlakunya ((expire dateexpire date) FA) FA dandan FS yangFS yang digunakandigunakan..
5.
5. Secara global ada kecenderungan untukSecara global ada kecenderungan untuk mengurangimengurangi,, bahkan