• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIREKTORAT PAKAN TERNAK. www. pakan.ditjennak.deptan.go.id

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DIREKTORAT PAKAN TERNAK. www. pakan.ditjennak.deptan.go.id"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Dr. Ir. Mursyid Ma’sum, M.Agr. Dr. Ir. Mursyid Ma’sum, M.Agr.

Kebijakan dan SNI Pakan serta

Kebijakan dan SNI Pakan serta

Pengawasan Penggunaan

Pengawasan Penggunaan

FA dan FS Pakan Ayam Petelur

FA dan FS Pakan Ayam Petelur

Dr. Ir. Mursyid Ma’sum, M.Agr. Dr. Ir. Mursyid Ma’sum, M.Agr.

Direktur Pakan Ternak Direktur Pakan Ternak

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan

Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian

Inovasi Teknologi Feed Additive dan Inovasi Teknologi Feed Additive dan

Supplement untuk Peningkatan Produktifitas Supplement untuk Peningkatan Produktifitas

(2)

DIREKTORAT PAKAN TERNAK

•• Dikukuhkan dengan Permentan 61/2010 (Oktober 2010)Dikukuhkan dengan Permentan 61/2010 (Oktober 2010) •• Program dan kegiatan baru dilaksanakan 2011Program dan kegiatan baru dilaksanakan 2011

•• Mandat : pengembangan pakan nasional yang meliputiMandat : pengembangan pakan nasional yang meliputi

aspek bahan pakan, pakan hijauan, pakan olahan dan mutu aspek bahan pakan, pakan hijauan, pakan olahan dan mutu pakan serta pemberian pelayanan pakan

pakan serta pemberian pelayanan pakan

•• Tugas (Pasal 694) : (1) melaksanakan penyiapan, perumusanTugas (Pasal 694) : (1) melaksanakan penyiapan, perumusan

dan pelaksanaan kebijakan; (2) penyusunan NSPK; (3) dan pelaksanaan kebijakan; (2) penyusunan NSPK; (3) pemberian bimtek dan; (4) evaluasi bidang pakan ternak pemberian bimtek dan; (4) evaluasi bidang pakan ternak

•• Fungsi (Pasal 695) : (1) penyiapan perumusan kebijakan BP,Fungsi (Pasal 695) : (1) penyiapan perumusan kebijakan BP,

PH, PO dan MP; (2) pelaksanaan kebijakan pengembangan PH, PO dan MP; (2) pelaksanaan kebijakan pengembangan pakan; (3) penyusunan NSPK; (4) pemberian bimtek dan pakan; (3) penyusunan NSPK; (4) pemberian bimtek dan evaluasi; (5) pelaksanaan urusan TU Direktorat Pakan evaluasi; (5) pelaksanaan urusan TU Direktorat Pakan

(3)

LINGKUNGAN STRATEGIS

Industri perunggasan Pabrik pakan Bahan pakan lokal Riset pakan unggas

Luas padang rumput

Hasil samping tanaman pangan, perkebunan & agro-industri

Sistem perbenihan

PAKAN UNGGAS PAKAN RUMINANSIA

Impor bahan pakan

SDM Regulasi PTM dan SNI Laboratorium

+

-+

-Impor bahan pakan Keamanan bahan/pakan

Pasar bebas ASEAN Scalling up

Perubahan iklim Riset HPT

Alih fungsi lahan penggembalaan Laboratorium

Anggaran

-

-VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN

(4)

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

ARAH KEBIJAKAN

(1) Feed Security : Menjamin ketersediaan pakan unggas dan pakan ruminansia

(2) Feed Safety : Meningkatkan mutu dan keamanan pakan yang di produksi dan yang di edarkan

STRATEGI PENCAPAIAN PROGRAM STRATEGI PENCAPAIAN PROGRAM PAKAN UNGGAS

1. Memfasilitasi

pemenuhan permintaan bahan pakan (lokal dan impor) 2. Mengembangkan usaha pakan konsentrat 1. Pengembangan standar mutu pakan 2. Penguatan laboratorium pengujian mutu pakan (pusat dan daerah) 3. Pengawasan mutu dan 1. Meningkatkan produksi

HPT berkualitas

2. Pemanfaatan biomassa hasil samping TP/bun/ agroindustri

3. Meningkatkan produksi

(5)

KEBIJAKAN PAKAN 2015-2019

• Acuan Renstra Ditjen PKH 2015-2019

• Mendukung usaha perbibitan dan budidaya ternak • Memantapkan kegiatan yang sudah ada dan memberi

manfaat lebih besar terhadap pencapaian target PKH

• Memberhentikan kegiatan yang tidak efisien dan kurang • Memberhentikan kegiatan yang tidak efisien dan kurang

berdampak positif terhadap program Ditjen PKH

• Membangun kegiatan baru sebagai tindaklanjuti hasil Renaksi

Bukittinggi, rekomendasi Komisi Ahli Pakan, hasil evaluasi

(6)
(7)

PROYEKSI POPULASI UNGGAS 2015-2019

NO JENIS UNGGAS TAHUN 2015 2016 2017 2018 2019 1. AYAM PEDAGING 2.557.542 2.813.297 3.094.627 3.404.089 3.744.498 (000 ekor) 2. AYAM PETELUR 188.688 207.557 288.312 251.144 276.258 3. AYAM LOKAL 277.274 277.523 277.772 278.022 278.272 4. ITIK 46.113 47.364 48.649 49.969 51.324 Sumber : Renstra Ditjen PKH 2015-2019

(8)

PROYEKSI KEBUTUHAN PAKAN

DAN BAHAN PAKAN UNGGAS, 2015-2019

TAHUN

KEBUTUHAN

PAKAN

(juta ton)

KEBUTUHAN BAHAN PAKAN (juta ton)

JAGUNG BUNGKIL KEDELAI DEDAK/ ONGGOK TEPUNG IKAN CPO MINERAL / PREMIX BAHAN LAIN 2015 19,24 9,62 3,46 2,89 0,96 0,58 0,38 1,35 2016 21,14 10,57 3,81 3,17 1,06 0,63 0,42 1,48 (juta ton) 2016 21,14 10,57 3,81 3,17 1,06 0,63 0,42 1,48 2017 23,23 11,62 4,18 3,48 1,16 0,70 0,46 1,63 2018 25,54 12,77 4,60 3,83 1,28 0,77 0,51 1,79 2019 28,06 14,03 5,05 4,21 1,40 0,84 0,56 1,96 TOTAL 117,21 58,61 21,10 17,58 5,86 3,52 2,33 8,21

Sumber : Renstra Direktorat Pakan 2015-2019

(9)

PROGRAM PENYEDIAAN PAKAN UNGGAS

OPTIMASI PEMANFAATAN BAHAN PAKAN LOKAL

UNGGAS RAS UNGGAS LOKAL

FASILITASI IMPORTASI DAN

REGULASI

FASILITASI ALSIN DAN TEKNOLOGI PAKAN SCALLING-UP UBP KOORDINASI BP-NON KONVENSIONAL REGULASI DITJEN TP, BUN SERTIFIKASI IMPOR-EKSPOR UPP Revit UPP PENDAFTARAN CPPB, LS-PRO

(10)

KEBIJAKAN PENGAWASAN MUTU PAKAN

• Pakan unggas ras : penerapan ketat standar mutu

• Pakan unggas lokal : produksi pabrik pakan skala besar

kebijakan sama dengan pakan unggas ras, produksi dari pabrik pakan skala kecil dalam tahap pengembangan

• Pakan ternak ruminansia : penataan dan pendampingan • Pakan ternak ruminansia : penataan dan pendampingan

Dalam rangka peningkatan mutu pakan yang di produksi dan yang beredar

Peningkatan produksi dan produktivitas

(11)

SNI

SNI adalahadalah dokumendokumen berisiberisi ketentuanketentuan teknisteknis ((aturanaturan,, pedoman

pedoman atauatau karakteristikkarakteristik)) daridari suatusuatu kegiatankegiatan atauatau hasilnya

hasilnya yangyang dirumuskandirumuskan secarasecara konsensuskonsensus dandan

ditetapkan

ditetapkan oleholeh BSNBSN untukuntuk dipergunakandipergunakan oleholeh stakeholderstakeholder

merupakan

merupakan konsolidasikonsolidasi iptek

iptek dandan pengalamanpengalaman

STANDAR NASIONAL INDONESIA (

STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI

SNI))

ditetapkan

ditetapkan oleholeh BSNBSN untukuntuk dipergunakandipergunakan oleholeh stakeholderstakeholder dengan

dengan tujuantujuan mencapaimencapai keteraturanketeraturan yang optimumyang optimum ditinjau

ditinjau daridari kontekskonteks keperluankeperluan tertentutertentu

untuk

untuk menjaminmenjamin agaragar suatusuatu standarstandar merupakanmerupakan kesepakatan

(12)

STANDAR NASIONAL INDONESIA

STANDAR NASIONAL INDONESIA

(SNI)

(SNI)

Adalah satu

Adalah satu--satunya standar yang berlaku

satunya standar yang berlaku

secara nasional di Indonesia.

secara nasional di Indonesia.

Dirumuskan oleh Panitia Teknis

Dirumuskan oleh Panitia Teknis

Dirumuskan oleh Panitia Teknis

Dirumuskan oleh Panitia Teknis

Ditetapkan oleh BSN

(13)

Tujuan Standardisasi Nasional

Tujuan Standardisasi Nasional

Meningkatkan

Meningkatkan perlindungan

perlindungan kepada

kepada konsumen

konsumen,,

pelaku

pelaku usaha

usaha,, tenaga

tenaga kerja

kerja dan

dan masyarakat

masyarakat lainnya

lainnya

baik

baik untuk

untuk keselamatan

keselamatan,, keamanan

keamanan,, kesehatan

kesehatan

maupun

maupun kelestarian

kelestarian fungsi

fungsi lingkungan

lingkungan hidup

hidup

maupun

maupun kelestarian

kelestarian fungsi

fungsi lingkungan

lingkungan hidup

hidup

Membantu

Membantu kelancaran

kelancaran perdagangan

perdagangan

Mewujudkan

Mewujudkan persaingan

persaingan usaha

usaha yang

yang sehat

sehat dalam

dalam

perdagangan

(14)

Manfaat Standar

Manfaat Standar

Produsen/Industri paham akan kepastian batas/persyaratan yang diterima pasar.

– kepastian tingkat mutu

– acuan dalam pembinaan/proses produksi

Meningkatkan efisiensi produksi, mutu barang/jasa

Meningkatkan kepastian, kelancaran, dan efisiensi

Meningkatkan kepastian, kelancaran, dan efisiensi

transaksi perdagangan, antar produsen, antara produsen dan konsumen

Pengguna/Konsumen memperoleh kepastian kualitas dan keamanan produk.

Publik/Masyarakat dilindungi dari segi keamanan, keselamatan,

kesehatan dan kelestarian lingkungan.

Perlindungan Konsumen

(15)

APA KEUNTUNGAN SNI?

APA KEUNTUNGAN SNI?

Produsen

Produsen paham

paham kepastian

kepastian batas

batas yg

yg diterima

diterima

pasar

pasar

Pengguna memperoleh kepastian kualitas

Pengguna memperoleh kepastian kualitas

Pengguna memperoleh kepastian kualitas

Pengguna memperoleh kepastian kualitas

dan keamanan produk

dan keamanan produk

Publik dilindungi segi keamanan, kesehatan

Publik dilindungi segi keamanan, kesehatan

dan lingkungan

(16)

SNI disusun oleh

SNI disusun oleh Panitia TeknisPanitia Teknis/Sub Panitia Teknis/Sub Panitia Teknis (PT/SPT)

(PT/SPT) Perumusan SNI yang ditetapkan oleh KepalaPerumusan SNI yang ditetapkan oleh Kepala BSN

BSN

SNI disusun

SNI disusun berdasarkan konsensusberdasarkan konsensus dengan melibatkandengan melibatkan semua stakeholder dan taat azas, mengacu pada

semua stakeholder dan taat azas, mengacu pada

PROSEDUR PENETAPAN

PROSEDUR PENETAPAN SNI

SNI

semua stakeholder dan taat azas, mengacu pada semua stakeholder dan taat azas, mengacu pada ketentuan internasional dalam perumusan standar ketentuan internasional dalam perumusan standar Dalam perumusan SNI sejauh mungkin

Dalam perumusan SNI sejauh mungkin harmonisharmonis

(selaras) dengan standar internasional dan sesuai (selaras) dengan standar internasional dan sesuai dengan kebutuhan

(17)

Meningkatkan

Meningkatkan partisipasi aktifpartisipasi aktif unsur nasional dalamunsur nasional dalam

pengembangan standar internasional untuk memperkuat pengembangan standar internasional untuk memperkuat posisi SNI

posisi SNI SNI sebagai

SNI sebagai satusatu--satunya standarsatunya standar yang diberlakukan secarayang diberlakukan secara

PROSEDUR

PROSEDUR PENETAPAN

PENETAPAN SNI

SNI

(lanjutan)

SNI sebagai

SNI sebagai satusatu--satunya standarsatunya standar yang diberlakukan secarayang diberlakukan secara nasional.

nasional. Dipelihara

Dipelihara melaluimelalui kajikaji ulangulang setiapsetiap periodeperiode tertentutertentu agaragar dapat

(18)

PTM adalah suatu standar atau persyaratan

PTM adalah suatu standar atau persyaratan

yang dibuat sebagai acuan.

yang dibuat sebagai acuan.

PTM ini dibuat sebagai salah satu standar yang

PTM ini dibuat sebagai salah satu standar yang

berlaku dan ditetapkan oleh Permentan.

berlaku dan ditetapkan oleh Permentan.

PERSYARATAN TEKNIS MINIMAL

PERSYARATAN TEKNIS MINIMAL

(PTM)

(PTM)

PTM ini dibuat sebagai salah satu standar yang

PTM ini dibuat sebagai salah satu standar yang

berlaku dan ditetapkan oleh Permentan.

berlaku dan ditetapkan oleh Permentan.

Apabila suatu bahan pakan/pakan belum ada

Apabila suatu bahan pakan/pakan belum ada

SNI maka standar yang dijadikan acuan adalah

SNI maka standar yang dijadikan acuan adalah

PTM.

(19)

SNI DAN PTM

SNI DAN PTM

PAKAN DAN BAHAN PAKAN

PAKAN DAN BAHAN PAKAN

SNI

PAKAN41 BAH PAKAN18

120

59

PTM

PAKAN40 BAHAN PAKAN21

120

61

(20)

SNI Pakan Ayam Petelur

PK LK SK ABU Ca P total P

tersedia ME

Total

Aflatoksin Asam Amino

min maks maks maks range range Min min maks Lis

(min) Met (min) Met+ Sis (min) % % % % % % % kkal ppb % % % Starter 18 7 6,5 8 0,90-1,20 0,60-1,00 0,35 2700 50 0,90 0,40 0,60

Persyaratan Mutu Kadar Air Maks14%

Starter 18 7 6,5 8 0,90-1,20 0,60-1,00 0,35 2700 50 0,90 0,40 0,60 Grower 15 7 7 8 0,90-1,20 0,60-1,00 0,35 2600 50 0,65 0,30 0,50 Layer 16 7 7 14 3,25 -4,25 0,6 - 1,00 0,32 2650 50 0,80 0,35 0,60 Kons-grower 30 5 8 35 9,0-12,0 1,0-2,0 0,60 1800 50 1,7 0,8 1,1 Kons-layer 25 2-5 8 15 2,0-3,5 1,10-1,50 0,60 1800 50 1,40 0,55 0,76 Catatan:

Konsentrat grower untuk Asam Amino ditambah triptopan min 0,29% Konsentrat layer untuk Asam Amino ditambah triptopan min 0,25 %

(21)

Pelengkap pakan

Pelengkap pakan

Imbuhan

Imbuhan pakan

pakan

(feed

(feed additive/FA

additive/FA))

dan

dan

Pelengkap pakan

Pelengkap pakan

(feed suplement/FS)

(feed suplement/FS)

dan

dan

(22)

PENGERTIAN

Imbuhan pakan

(

feed additive/FA

) adalah bahan

baku pakan yang

tidak mengandung zat gizi

atau

nutrisi (nutrien), yang tujuan pemakaiannya

terutama untuk

tujuan tertentu.

terutama untuk

tujuan tertentu.

Pelengkap pakan

(

feed suplement/FS

) adalah

zat yang secara

alami sudah terkandung

dalam pakan tetapi jumlahnya perlu

ditingkatkan dengan menambahkannya dalam

pakan.

(23)

Fungsi Imbuhan/Pelengkap Pakan

Pakan selain harus mempunyai kandungan

nutrisi lengkap dan berimbang, agar ternak

nutrisi lengkap dan berimbang, agar ternak

dapat tumbuh dan berproduksi secara

optimal

biasanya produsen pakan akan menambahkan

Imbuhan Pakan/FA dan/atau Pelengkap

(24)

Fungsi

Pelengkap pakan/FS

:

Mengurangi defisiensi unsur mikro, mineral, asam amino dan protein

Meningkatkan efisiensi pencernaan pakan dalam lambung ternak ruminansia

Meningkatkan produksi dan meningkatkan kinerja reproduksi

reproduksi

Memperbaiki nilai gizi pakan

Fungsi

Imbuhan pakan/FA :

Sebagai pemacu pertumbuhan dan

(25)

Syarat Imbuhan dan Pelengkap Pakan

Imbuhan Pakan :

a.

Tidak digunakan oleh manusia (untuk

menghindari terjadinya

resistensi

dan

residu

)

b.

Tidak diserap oleh usus

c.

Secara alami bisa/mudah terurai

c.

Secara alami bisa/mudah terurai

Pelengkap Pakan :

Relatif lebih aman karena secara alami kandungannya

sudah terdapat di dalam pakan atau tubuh

(26)

Jenis Imbuhan dan Pelengkap Pakan

Imbuhan Pakan/FA

yang ditujukan untuk:

1.

Kestabilan, proses produksi dan sifat-sifat pakan

a.

Anti jamur (contoh : asam propionat, asam

a.

Anti jamur (contoh : asam propionat, asam

laktat)

b.

Anti oksidan (contoh : etoksiquin, Butylated

toluene/ BHT, Butylated Hydroxy

asino/BHA)

(27)

2.

2. PertumbuhanPertumbuhan,, efisiensiefisiensi penggunaanpenggunaan pakanpakan,, metabolismemetabolisme dan

dan penampilanpenampilan ternakternak

a. Perisa atau flavor pakan (contoh : karamel, vanila) b. Pembantu pencernaan, contoh :

a) Enzym : enzym glukonase, enzym fitase

b) Penghambat gas metana : bromochloro methane c) Bahan defaunasi : deterjen, tembaga sulfat,

saponin saponin

c. Pengubah metabolism (contoh : hormon alami) d. Pemacu pertumbuhan (contoh : basitrazin ,

maduramycin, bambermycin)

(28)

3. Mempengaruhi kesehatan ternak

a.

Obat :

a) Antibakteri/antimikroba/promotan (contoh : Basitrazin, bambermiycin)

b) Anthelmintik (contoh : Levamisol 12 %, Flubendazol 5%)

c) Probiotik (contoh : Saccharomyces cerevisiae/yeast)

d) Prebiotik (contoh : Aspergillus meal,

Mannan-d) Prebiotik (contoh : Aspergillus meal, Mannan-oligosacharida/ MOS)

e) Pengikat toksin(contoh : asam format, asam laktat, asam propionat, asam sitrat)

b.

Pengendali bau (contoh : Zeolit, ekstrak tanaman

kaktus/yucca schidigera)

c.

Pemicu Kekebalan/immunomodulator (contoh : asam

amino, mineral mikro)

(29)

4. Mempengaruhi penerimaan konsumen

a.

Pewarna (contoh : Xantofill, astaxantin)

b.

Peningkat gizi hasil ternak (contoh :

minyak ikan, linseed)

minyak ikan, linseed)

(30)

Pelengkap Pakan/FS:

Pelengkap Pakan/FS:

1.

Supplement

protein

Dari bahan pakan mengandung protein lebih

dari 20%, dapat diperoleh dari ternak, ikan,

tanaman, dan nitrogen bukan protein (urea,

produk ammonia). Contoh: Urea Molases Blok

produk ammonia). Contoh: Urea Molases Blok

(UMB) untuk sapi.

2.

Supplement

asam amino

Biasanya berasal dari hasil pemrosesan

makanan oleh mikroba di dalam rumen

(contoh: lysin dan metionin).

(31)

3. Supplement mineral

Mineral essensial dibagi menjadi 2 (dua) golongan

berdasarkan perbandingan jumlah dalam ransum,

yaitu:

a. Mineral

makro

adalah mineral yang dibutuhkan

dalam jumlah besar yaitu : Ca, P, K, Na, Cl, S dan

dalam jumlah besar yaitu : Ca, P, K, Na, Cl, S dan

Mg.

b. Mineral

mikro

adalah mineral yang diperlukan

dalam jumlah kecil di dalam tubuh ternak yaitu:

Fe, Zn, Cu, Co, Mo, I dan Se

(32)

Perhatian

Sesuai UU No 18/2009

Pasal 22 ayat (4) huruf c :

Bahwa setiap orang dilarang : menggunakan

Bahwa setiap orang dilarang : menggunakan

pakan yang dicampur

hormon tertentu

dan/

atau

antibiotik imbuhan pakan

.

(33)

Hormon tertentu

Hormon tertentu

Jenis hormon yang boleh digunakan sebagai

feed additive adalah

hormon alami

yaitu :

Hormon Testosteron

Hormon Progesteron

Hormon Progesteron

Hormon Estrogen

Hormon sintetik

dilarang

digunakan sebagai

Imbuhan Pakan. Hanya diperbolehkan sebagai

(34)

Pola Penggunaan Ab imbuhan pakan di dunia

Pola Penggunaan Ab imbuhan pakan di dunia

Ada 3 pola yaitu :

1. Pola Amerika:

penggunaan Ab secara

selektif

dan berhati-hati, melakukan

surveilance

secara teratur dan cenderung akan

melarang.

melarang.

2. Pola Eropah:

melarang

penggunaan Ab

secara

total

.

3. Pola lain:

Mengizinkan penggunaan Ab

secara

selektif

, tetapi belum ada rencana

pelarangan dan belum ada pengawasan yang

ketat.

(35)

Bagaimana penggunaan Ab di Indonesia ?

Sementara diizinkan secara selektip (

harus terdaftar di

Kementan

)

Ada target waktu untuk pelarangan (agar difikirkan

alternatif pengganti antibiotik untuk masa mendatang)

Ada sistem surveilance dan koleksi data mengingat :

 Jenis antibiotika yang digunakan dan penggunaannya yang  Jenis antibiotika yang digunakan dan penggunaannya yang

semakin beragam dan meningkat.

 Adanya residue Antibiotik dalam produk peternakan

 Perkembangan mikro organisme resisten (penyakit menjadi

kebal) terhadap antibiotik

(36)

Prosedur Pelaksanaan Pengawasan

Penggunaan FA dan/atau FS

1. Pelaksana Pengawasan diberi Surat Tugas yang

diterbitkan oleh Pimpinan Instansi pelaksana

pengawasan penggunaan FA dan FS.

2. Dapat bekerjasama dengan Pengawas Mutu Pakan

dan Pengawas Obat Hewan dalam pengumpulan

2. Dapat bekerjasama dengan Pengawas Mutu Pakan

dan Pengawas Obat Hewan dalam pengumpulan

data jenis-jenis FA dan FS yang dipakai di pabrik

pakan di wilayah provinsi setempat.

3. Pembuatan dan pengiriman laporan tentang

pelaksanaan kegiatan Pengawasan Penggunaan FA

dan/atau FS.

(37)

Lokasi Pengawasan

Lokasi Pengawasan

1.

1. Pabrik Pakan

Pabrik Pakan

2.

2. Kelompok Peternak Pembuat Pakan.

Kelompok Peternak Pembuat Pakan.

3.

3. Poultry Shop, baik yang menjual FA

Poultry Shop, baik yang menjual FA

3.

3. Poultry Shop, baik yang menjual FA

Poultry Shop, baik yang menjual FA

dan FS maupun yang membuat

dan FS maupun yang membuat

pakan.

pakan.

4.

(38)

Rangkuman Terkait FA/FS

1.

1. Imbuhan dan/atau Pelengkap PakanImbuhan dan/atau Pelengkap Pakan yang digunakanyang digunakan sebagai campuran pakan harus telah

sebagai campuran pakan harus telah terdaftarterdaftar didi Kementan.

Kementan.

2.

2. PakanPakan yang menggunakan Imbuhan dan/atau pelengkapyang menggunakan Imbuhan dan/atau pelengkap pakan harus

pakan harus didaftarkandidaftarkan ke Kementan.ke Kementan.

3.

3. Imbuhan dan/atau Pelengkap Pakan yang dipakaiImbuhan dan/atau Pelengkap Pakan yang dipakai

3.

3. Imbuhan dan/atau Pelengkap Pakan yang dipakaiImbuhan dan/atau Pelengkap Pakan yang dipakai sebagai campuran pakan harus

sebagai campuran pakan harus dicantumkandicantumkan pada labelpada label pakan.

pakan.

4.

4. AgarAgar diperhatikandiperhatikan dosisdosis,, kontrakontra indikasiindikasi sertaserta masamasa berlakunya

berlakunya ((expire dateexpire date) FA) FA dandan FS yangFS yang digunakandigunakan..

5.

5. Secara global ada kecenderungan untukSecara global ada kecenderungan untuk mengurangimengurangi,, bahkan

(39)

6.

6.

Antibiotik

Antibiotik feed

feed additive

additive tidak

tidak akan

akan ada

ada

gunanya

gunanya apabila

apabila

standard

standard kebutuhan

kebutuhan gizi

gizi

hewan

hewan tidak

tidak terpenuhi

terpenuhi..

7.

7.

Sangat

Sangat tidak berguna bila

tidak berguna bila

program

program bio

bio--security

security

tidak

tidak dilaksanakan

dilaksanakan

8.

8.

TT

etap

etap harus dilakukan

harus dilakukan

Good Farming

Good Farming Practices

Practices

8.

8.

TT

etap

etap harus dilakukan

harus dilakukan

Good Farming

Good Farming Practices

Practices

9.

9.

Salah

Salah satunya pelarangan penggunaan

satunya pelarangan penggunaan

antibiotik

antibiotik di Eropa

di Eropa adalah ketakutan adanya

adalah ketakutan adanya

residu

residu

pada

pada

bahan pangan

bahan pangan

asal

asal hewan.

hewan.

10.

(40)

Referensi

Dokumen terkait

Pada pengambilan sampel malam fase vegetaif serangga dengan jumlah individu paling banyak adalah anggota Ordo Coleoptera sebanyak 215 individu (Gambar 3).. Anggota Ordo

Data yang di ambil berasal dari Realisasi APBD 2017 – 2019 Realisasi APBD 2017 Nama Daerah Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Pendapatan Asli.. Daerah Dana

Laporan keuangan yang tepat waktu Pengendalian Internal penerimaan kas Paroki Santo Petrus dan Paulus terdiri dari adanya pembagian tugas dalam pengelolaan keuangan, prosedur

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran pola pengaturan tempat duduk siswa, aspek pertimbangan dalam pengaturan tempat duduk siswa serta respon siswa

Pada metode padan menggunakan teknik dasar PUP (Pilah Unsur Penentu) dan teknik lanjut HBS (Hubung Banding Menyamakan). Tahap penyajian hasil analisis data menggunakan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil pengolahan kuesioner bahwa faktor yang menyebabkan pelanggan memilih voucher wifi.id daripada

Among the characters at germination stage, root length was the most sensitive to Al stress and there were no roots of genotypes which were completely free from the

Bagian penting dari sebuah strategi atau kebijakan baru adalah untuk memastikan apakah kebijakan tersebut sesuai dengan tujuan kebijakan dan tepat sasaran. Oleh karena itu,