Lokakarya Percepatan Aksi Restorasi Hutan dan Bentang Lahan di Indonesia: Tantangan dan Kesempatan untuk Meningkatkan
Ketahanan Ekologi dan Penghidupan Masyarakat
Sebuah forum pemangku kepentingan restorasi pada tingkat nasional untuk mempercepat upaya restorasi hutan dan bentang lahan Indonesia yang inklusif, komprehensif, efektif, efisien dan berkelanjutan. Lokakarya ini akan menghadirkan perwakilan pemerintah pusat dan daerah, lembaga konservasi, lembaga swadaya masyarakat, lembaga riset dan universitas, serta media. Waktu: 19-20 April 2016
Tempat: Ruang Sonokeling, Manggala Wanabakti, Jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta 10270 Penyelenggara: World Resources Institute Indonesia (WRI Indonesia), International Union for Conservation of Nature (IUCN), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Restorasi Gambut (BRG)
Latar belakang:
Tingginya laju deforestasi, degradasi, fragmentasi, dan perubahan fungsi hutan dan lahan di Indonesia tidak hanya menyebabkan penurunan jasa ekosistem dan keanekaragaman hayati, tetapi juga meningkatkan total emisi karbon nasional secara drastis (Sari dkk. 2007). Hampir semua pemangku kepentingan bidang kehutanan dan lingkungan hidup telah menyadari
pentingnya upaya konservasi maupun restorasi hutan dan lahan Indonesia. Sebagai contoh, upaya penataan lahan secara berkelanjutan telah dilakukan oleh berbagai instansi pemerintah bersama organisasi konservasi internasional dan lembaga sosial masyarakat (LSM) melalui kerangka Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD+). Sayangnya, inisiatif mitigasi dan adaptasi REDD+ seringkali dibuat oleh para pengambil kebijakan yang berbeda tanpa koordinasi yang memadai, sehingga peluang restorasi sebagai sebuah strategi relevan seringkali terpinggirkan (Barr dan Sayer 2012). Selain itu, faktor ekonomi, sosial, pendanaan, kelembagaan, dan kebijakan pendukung restorasi seringkali absen di Indonesia, sehingga beberapa proyek restorasi di masa lalu dianggap belum cukup efektif dan efisien (Nawir dkk. 2015).
Pada tataran global, World Resources Institute (WRI) dan International Union for Conservation of Nature (IUCN) bekerja sama dalam usaha global pengarusutamaan dan pelaksanaan restorasi hutan dan bentang lahan (RENTANG). Dengan menggunakan pendekatan bentang lahan yang terintegrasi, yakni melalui usaha restorasi dan konservasi hutan dan tetumbuhan beserta fungsinya, RENTANG diharapkan dapat meningkatkan ketahanan ekologi dan penghidupan masyarakat secara berkelanjutan. WRI dan IUCN juga telah menciptakan sebuah kerangka kerja yang fleksibel, terjangkau, dan efisien untuk mengidentifikasi peluang restorasi serta
kerja bernama Metode Evaluasi Kesempatan Restorasi (MEKAR) ini telah pula digunakan di beberapa jenis bentang lahan di negara-negara Afrika dan Amerika Latin.
Pelaksanaan RENTANG dan MEKAR dapat membantu meningkatkan penyerapan karbon dan kemampuan adaptasi terhadap perubahan iklim melalui strategi pembangunan rendah emisi, selain juga meningkatkan keanekaragaman hayati, meningkatkan ketahanan pangan, menurunkan erosi tanah, dan menambah ketersediaan air bersih. Selain itu, RENTANG dapat membantu pengentasan kemiskinan lewat penciptaan lapangan kerja ramah lingkungan di pedesaan.
Penggunaan konsep RENTANG dan MEKAR oleh para pemangku kepentingan di bidang kehutanan dan penggunaan lahan di Indonesia diharapkan akan melahirkan inisiatif restorasi yang lebih inklusif, komprehensif, efektif, efisien, dan berkelanjutan. Kesempatan yang lahir dari RENTANG dan MEKAR dapat menjadi acuan penataan lahan yang lebih baik sekaligus bisa menjadi dasar komitmen restorasi Indonesia yang dapat berkontribusi ke dalam Bonn Challenge, sebuah gerakan global untuk merestorasi 150 juta hektar lahan terdeforestasi dan terdegradasi sebelum tahun 2020.
Tujuan:
Menggalang dukungan untuk RENTANG di Indonesia serta mendiskusikan target restorasi Indonesia
Mendiskusikan berbagai pendekatan RENTANG dan identifikasi kesempatan restorasi, termasuk penggunaan MEKAR
Saling berbagi informasi dan membahas inisiatif restorasi yang telah berlangsung di Indonesia dan mengidentifikasi berbagai cara untuk meningkatkan upaya RENTANG Keluaran yang diharapkan:
Peningkatan komitmen restorasi nasional, dengan tujuan pendeklarasian itikad restorasi yang lebih ambisius sebelum akhir 2016
Pemahaman bersama akan konsep RENTANG serta MEKAR dan komponen di dalamnya oleh para pemangku kepentingan
Pengidentifikasian prioritas dan langkah ke depan guna meningkatkan upaya RENTANG di Indonesia, termasuk dengan pendirian forum nasional untuk RENTANG
Bahasa pengantar utama adalah Bahasa Indonesia – akan disediakan fasilitas alihbahasa ke Bahasa Inggris dan sebaliknya
Agenda:
Mata acara Pembicara/Fasilitator Catatan Selasa, 19 April 2016
08:00 – 09:00 Registrasi
09:00 – 09:20 Sambutan pembuka Nirarta Samadhi (WRI)
Scott Perkins (IUCN) 09.20 – 10:00 Pidato kunci:
- Tujuan dan opsi restorasi Indonesia
KLHK
10:00 – 10:15 Pengumuman komitmen restorasi 2 juta hektar Indonesia sebagai kontribusi terhadap Bonn Challenge (tentatif)
BRG
10:15 – 10:20 Informasi agenda dan tujuan lokakarya
WRI 10:20 – 10:30 Rehat pagi
10:30 – 12:00 Rembuk bersama:
Degradasi hutan dan bentang lahan di Indonesia: pemicu, tren, dan status saat ini
Belajar dari pengalaman: studi kasus inisiatif restorasi di masa lalu dan saat ini
ICRAF CIFOR WRI
12:00 – 13:00 Santap siang
13:00 – 14:00 Pengenalan MEKAR IUCN WRI 14:00 – 15:30 Sesi kelompok mengenai
komponen MEKAR:
1. Pemetaan kesempatan restorasi
2. Valuasi ekonomi restorasi
3. Diagnosis faktor kunci pendukung restorasi 4. Analisis keuangan dan
pendanaan restorasi
1. WRI dan ICRAF 2. CSF dan WRI 3. WRI dan CIFOR 4. IUCN dan CSF
Peserta lokakarya akan dibagi ke dalam empat kelompok; tiap kelompok akan rotasi atau pindah dari satu sesi ke sesi lain setiap 45 menit
15:30 – 16:00 Rehat sore
16:00 – 17:30 Sesi kelompok mengenai komponen MEKAR (lanjutan) Rabu, 20 April 2016
09:00 – 10:15 Rembuk bersama:
Refleksi sesi kelompok hari sebelumnya
Diskusi mengenai penerapan MEKAR dalam konteks Indonesia CIFOR KLHK ICRAF WRI 10:15 – 10:30 Rehat pagi
10:30 – 12:00 Sesi kelompok mengenai ekosistem atau area prioritas RENTANG:
1. Restorasi lahan basah (gambut dan bakau) 2. Restorasi hutan sosial
kemasyarakatan atau wanatani
3. Restorasi pihak swasta
1. BlueForests, Wetlands, dan WRI 2. KLHK/Kemitraan, dan WRI
3. KLHK
4. FFI, APRIL, dan WRI
Peserta lokakarya dipersilakan memilih salah satu dari sesi yang ada; diskusi di setiap kelompok akan
menggunakan kerangka kerja MEKAR dan komponen-komponen di dalamnya
12:00 – 13:00 Santap siang
13:00 – 13:45 Sesi kelompok mengenai ekosistem atau area prioritas prioritas RENTANG (lanjutan) 13:45 – 15:30 Ikhtisar dari masing-masing
kelompok ekosistem atau area prioritas
WRI
15:30 – 15:45 Coffee Break
15:45 – 16:45 Identifikasi aksi ke depan: menuju peta jalan RENTANG dan pembentukan kelompok kerja nasional RENTANG Meningkatkan profil RENTANG dan komitmen nasional yang lebih besar terhadap Bonn Challenge
WRI TNC
16:45 – 17:30 Kesimpulan dan kata penutup WRI IUCN Daftar undangan:
1. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2. Kementerian PPN/Bappenas
3. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN 4. Kementerian Dalam Negeri
5. Kementerian Pertanian
6. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
7. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 8. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
9. Kementerian Kelautan dan Perikanan 10. Badan Restorasi Gambut (BRG) 11. Badan Informasi Geospasial (BIG)
12. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 13. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) 14. Burung Indonesia
18. The Asia Foundation 19. TNC Indonesia
20. Wetlands International Indonesia 21. WCS Indonesia 22. WWF Indonesia 23. FFI Indonesia 24. Tropenbos International 25. Walhi 26. Samdhana
27. Leuser International Foundation 28. Lembaga Ekolabel Indonesia 29. Forest Watch Indonesia 30. TFCA Kalimantan 31. TFCA Sumatera 32. NTFP-ET 33. Transformasi
34. Environmental Bamboo Foundation
35. Environmental Leadership & Training Initiative (ELTI) 36. KpSHK
37. AMAN 38. BlueForests 39. UNEP 40. UNDP
41. FAO Asia Pacific 42. DFID/UKCCU 43. CIDA 44. GIZ 45. NORAD 46. USAID 47. MCA-I
48. USFS – Indonesia Office 49. DANIDA
50. JICA 51. CLUA 52. World Bank 53. ASEAN
54. Institut Pertanian Bogor 55. Universitas Gajah Mada 56. Universitas Jambi 57. Universitas Sriwijaya 58. Universitas Tanjungpura 59. Universitas Palangkaraya 60. Universitas Mulawarman 61. Universitas Hasanudin 62. Universitas Tadulako 63. Universitas Papua
64. Universiti Putera Malaysia 65. Bioversity Malaysia 66. ICRAF
67. CIFOR
69. PT Rimba Makmur Utama 70. PT Rimba Raya Conservation 71. Arsari Group
72. APRIL 73. APP
74. Bala Besar KSDA Riau 75. Balai KSDA Jambi
76. Balai KSDA Sumatera Selatan 77. Balai KSDA Kalimantan Barat 78. Balai KSDA Kalimantan Tengah 79. Balai KSDA Kalimantan Selatan 80. Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan 81. Balai KSDA Papua
82. Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Sulawesi Tenggara 83. Bappeda Sumatera Selatan
84. Bappeda Jambi 85. BPDAS Krueng Aceh 86. BPDAS Mebramo, Papua
87. BPDAS Bone Bolango, Gorontalo 88. Kompas
89. Tempo
90. Mongabay Indonesia 91. SIEJ