• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP SIKAP ETIS DAN PRESTASI MAHASISWA AKUNTANSI(Studi Pada Perguruan Tinggi Di Kota Pekalongan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP SIKAP ETIS DAN PRESTASI MAHASISWA AKUNTANSI(Studi Pada Perguruan Tinggi Di Kota Pekalongan)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN

KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP SIKAP ETIS DAN

PRESTASI MAHASISWA AKUNTANSI

(Studi Pada Perguruan Tinggi Di Kota Pekalongan)

Alvis Muryo Dewanto, Siti Nurhayati (Email: alvismd@gmail.com, HP: 085869189273) Abstract

The purpose of this study is to analyze and determine the effect of EQ and SQ on ethical attitudes of accounting students, to find out which variables between EQ and SQ are the dominant influence on the ethical attitudes of accounting students, to analyze and find out the influence of ethical attitudes of accounting students' achievement. The hypothesis proposed in this research is Introductory Self significant effect on ethical attitudes of accounting students, Self Control significant effect on accounting students' ethical attitudes, motivation significantly influence ethical attitudes of accounting students, Empathy significant effect on accounting students' ethical attitudes, skills significantly influence ethical attitudes of accounting students, Spiritual Intelligence significant effect on ethical attitudes of accounting students, Introduction to Self significant effect on student achievement accounting, Self Control significant effect on accounting students' achievement, achievement motivation significantly influence accounting students, Empathy significant effect on student achievement accounting, Skills significant effect on student achievement accounting, Spiritual Intelligence significant effect on student achievement accounting, Ethical Attitudes significant effect on student achievement accounting. The model of analysis used is the analysis of Structural Equation Modelling (SEM) with AMOS Version 4.0. Conclusions obtained in this study is emotional intelligence and spiritual intelligence does not affect the ethical attitudes of accounting students and achievement in Pekalongan. It is known from the value of all variables significant effect of emotional intelligence includes self-knowledge, self-control, motivation, empathy and skills as well as spiritual intelligence variables and ethical attitudes on the value of significance set at 0.05. The implications of this research is the process of teaching and learning as a process of development of the human person. In developing a personal means not only the cognitive aspects are growing, but also the emotional aspect. Changes that occur in learners not only due to the learning process but on all aspects relating to him. This should be special attention for STIE Muhammadiyah and Pekalongan Universities, the development of mastery hardskills is very interesting, but the development of mastery softskills for students to be more enhanced.

PENDAHULUAN

Slameto (1995) mengatakan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi akademik adalah (1) faktor internal yang terdiri dari (a) faktor fisik, seperti panca

indera dan kondisi fisik secara umum dan (b) faktor psikologis, seperti minat, bakat, motivasi dan kecerdasan. (2) faktor eksternal, terdiri dari (a) faktor fisik, seperti kondisi tempat belajar (kelas), sarana prasarana

(2)

belajar, materi pelajaran, dan kondisi lingkungan belajar dan (b) faktor sosial, seperti dukungan sosial (keluarga, teman dan tetangga di sekitar rumah).

Di sisi lain, Mc Cleland dalam Goleman (2000) mengatakan bahwa kemampuan akademik bawaan, nilai rapor, dan prediksi kelulusan pendidikan tinggi tidak dapat memprediksi seberapa baik kinerja seseorang sudah bekerja atau seberapa tinggi sukses yang dicapainya dalam hidup. Sebaliknya ia mengatakan bahwa seperangkat kecakapan khusus seperti empati, disiplin diri, dan inisiatif mampu membedakan orang yang sukses dari mereka yang berprestasi biasa-biasa saja. Goleman (1995) mengungkapkan adanya faktor selain kecerdasan kognisi yang dapat mempengaruhi keberhasilan orang dalam bekerja, faktor ini dikenal sebagai kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.

Berbagai penelitian tentang etika –baik etika profesi akuntan maupun etika bisnis– memberikan bukti empiris mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku etis seseorang (dalam hal ini akuntan,

mahasiswa, manajer, karyawan, dan salesman) yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga aspek, yaitu: 1) Aspek individual; 2) Aspek organisasional; dan 3) Aspek lingkungan. Penelitian tentang etika yang berfokus pada aspek individual menunjukkan berbagai faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku etis seseorang antara lain: a) Religiusitas (Clark & Dawson, 1996; Maryani & Ludigdo, 2001; Weaver & Agle 2002), b) Kecerdasan emosional (emotional quotient/EQ) (Maryani & Ludigdo, 2001; Baihaqi, 20 02), c) Gender (Ruegger & King, 1992; Reiss & Mitra, 1998; Abdulrahim, 1999; Chrismastuti & Purnamasari, 2004), d) Suasana etis (ethical climate) individu (Wimbush, Shepard & Markham, 1997), e) Sifat-sifat personal (Verbeke, Ouwerkerk & Peelen, 1996; Chrismastuti & Purnamasari, 2004), dan f) Kepercayaan bahwa orang lain lebih tidak etis (Tyson, 1992).

Dari jurnal yang berjudul

Linking emotional intelligence, spirituallity and workplace performance; definitons, models and ideas for research (Jurnal of Managerial Psychology, vol. 12 no. 3, 2002.) oleh Len Tischler, Jerry

(3)

Biberman, dan Robert Mc.Keage dikemukakan berbagai model. Dari berbagai model tersebut, penelitian ini mencoba mengambil model EI/SI → ? → Performance untuk dikembangkan, berdasarkan pada penelitian terdahulu yang berjudul Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Sikap Etis Mahasiswa Akuntansi (Studi Pada Perguruan Tinggi Negeri Di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan) yang disusun oleh M. Ridwan Tikollah, Iwan Triyuwono dan H. Unti Ludigdo (SNA 9 Padang, 2006).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksplanasi ilmu yang berupa Hypothesis Testing Research, yaitu dengan menggunakan test hipotesa dimana penelitian ini akan menguji hipotesa yang diajukan sebagai bahan acuan atau jawaban sementara penelitian. Data dan informasi dikumpulkan dari reesponden dengan menggunakan kuesioner, kemudian hasilnya akan dipaparkan secara diskriptip dan pada akhirnya akan dianalisis untuk menguji

yang diujikan pada awal penelitian ini (Singarimbun dan Effendi, 2003).

Objek penelitian ini adalah Perguruan Tinggi Swasta di Kota Pekalongan yang mempunyai program studi akuntansi yaitu STIE Muhammadiyah Pekalongan dan Universitas Pekalongan, dengan unit analisis adalah mahasiswa semester VI ke atas (sudah menempuh matakuliah Auditing). Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2009 sampai dengan selesai di Pekalongan.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa perguruan tinggi swasta di Kota Pekalongan yang mempunyai jurusan akuntansi yaitu Universitas Pekalongan dan STIE Muhammadiyah Pekalongan (data mahasiwa aktif semester Genap Tahun Akademik 2008-2009) dengan jumlah sebagaimana tabel 1:

Penelitian ini adalah penelitian populasi, dikarenakan sedikitnya populasi maka seluruh mahasiswa yang ada (154 mahasiswa) digunakan sebagai responden dalam penelitian ini.

Teknik Analisis Data

Dalam pengujian model dengan menggunakan SEM, terdapat

(4)

tujuh langkah yang ditempuh, yaitu : (Ferdinand, 2005) Tabel 1. Jumlah Mahasiswa Aktif Semester Genap

Tahun Akademik 2008/2009 No Angkatan Tahun

Perguruan Tinggi STIE

Muhammadiyah Unikal Jumlah

1 2 2006 2005 44 27 46 37 90 64 Jumlah 71 83 154

Jumlah Total = 154 mahasiswa

Sumber : Unikal dan STIE Muhammadiyah Pekalongan, tahun 2009. a. Pengembangan sebuah model

berbasis teori

b. Pengembangan Path diagram.

c. Konversi pathdiagram ke dalam persamaan.

d. Pemilihan matriks input dan estimasi model

e. Menilai problem identifikasi f. Evaluasi criteria Goodness-of-fit g. Interprestasi dan Modifikasi Model HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil perhitungan dengan SEM (Structural Equation Modelling) diketahui bahwa kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual tidak berpengaruh terhadap sikap etis dan prestasi mahasiswa akuntansi di Kota Pekalongan. Hal ini diketahui dari nilai signifikansi pengaruh seluruh variabel kecerdasan emosional yang meliputi pengenalan diri, pengendalian diri,

motivasi, empati dan ketrampilan serta variabel kecerdasan spiritual maupun sikap etis di atas nilai signifikansi yang ditetapkan sebesar 0,05.

Hasil penelitian ini tidak relevan dengan teori-teori maupun pendapat yang ada dan beberapa penelitian yang telah dikemukakan, yaitu kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi (Ridwan Tikollah, Iwan Triyuwana, H. Unti Ludigdo. 2006).

Sebagaimana Penelitian Maryani & Ludigdo (2001) yang dilakukan untuk mengetahui factor-factor yang mempengaruhi sikap dan perilaku etis akuntan, serta faktor yang paling dominan pengaruhnya. Hasil analisis terhadap 228 responden menunjukkan religiusitas sebagai faktor yang berpengaruh dominan terhadap perilaku etis akuntan, di samping EQ juga sebagai salah satu faktor yang

(5)

berpengaruh. Dan juga penelitian Baihaqi (2002) yang meneliti pengaruh EQ terhadap perilaku pelayanan menunjukkan bahwa EQ berpengaruh signifikan terhadap perilaku pelayanan karyawan. Tetapi dalam penelitian ini Kecerdasan Emosional dan kecerdasan spiritual tidak berpengaruh terhadap sikap etis. Sikap etis yang dijadikan dasar dalam penelitian ini adalah sikap etis akuntan sebagai profesi sesungguhnya, padahal mahasiswa sebagai objek dalam penelitian ini belum pernah menjalani profesi sebagai akuntan, responden hanya membayangkan seandainya mereka menjadi akuntan berdasarkan materi etika yang diterima mahasiswa melalui matakuliah auditing, etika profesi, dan komunikasi bisnis serta matakuliah lain. Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual diukur dengan indikator-indikator nyata pada saat ini yang dialami mahasiswa sehingga dalam mengisi kuesioner mengenai kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual mereka benar-benar mengisi sesuai dengan apa yang mereka rasakan saat ini sehingga hasil kuesioner relatif berada pada nilai yang rendah, sedangkan variabel sikap etis didasarkan pada indikator-indikator tidak nyata (mahasiswa membayangkan ketika mereka menjadi akuntan) sehingga hasil

kuesioner menunjukkan nilai yang relatif tinggi karena mereka membayangkan idealisme ketika menjalani profesi sebagai akuntan. Fenomena ini mengakibatkan hasil penelitian ini menjadi tidak signifikan, meskipun terdapat pengaruh yang positif dari variabel-variabel EQ dan SQ terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi. Indikator-indikator yang semestinya dijadikan dasar dalam sikap etis seharusnya adalah persepsi etika mahasiswa sebagaimana dalam penelitian Wiwik Utami (2005) yang menyebutkan bahwa muatan etika dalam pengajaran berdampak terhadap persepsi etika mahasiswa. Menurut Rest (1986) dalam Wiwik Utami (2005), proses perilaku etis meliputi tahap sebagai berikut:

1. The person must be able to identify alternative actions and how those alternatives will effect the welfare of interested parties.

2. The person must be able to judge which course of action ought to be undertaken in that situation because it is morally right (or fair or just morally good)

3. The person must intend to do what is morally right by giving priority to moral value above other personal values

4. The person must have sufficient perseverance, ego strenght and implementation skills to be able to follow through on his/her intention to behave morally, to withstand fatigue and flagging will, and to overcome obstacles

(6)

Empat hal tersebut berkaitan dengan moral perception, moral judgement, moral intention, dan moral action. Moral perception dan moral judgement berkenaan dengan bagaimana seseorang memikirkan isu-isu etika dan bagaimana kedua hal tersebut menilai pengaruh eksternal dan internal terhadap pengambilan keputusan etis. Dengan demikian moral perception dan moral judgement berkaitan erat dengan intelektual (akal). Sedangkan dua hal yang terakhir yaitu moral intention dan moral action merupakan unsur psikologis dari diri manusia untuk berkehendak berperilaku etis. Dengan kata lain, seseorang yang hanya memiliki moral perception dan moral judgement saja tidak dijamin untuk mampu berperilaku etis. Oleh karena itu harus diikuti oleh moral intention yang kemudian diaktualisasikan menjadi moral action.

Sedangkan untuk prestasi akademik, seharusnya indikator yang digunakan dalam penelitian ini bukan Indeks Prestasi. Menurut Winkel (1987) menyatakan bahwa prestasi akademik adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa. Penilaian yang dimaksud adalah penilaian yang dilakukan untuk menentukan

seberapa jauh proses belajar dan hasil belajar siswa telah sesuai dengan tujuan instruksional yang sudah ditetapkan, baik menurut aspek isi maupun aspek perilaku. Dari pendapat Winkel diketahui bahwa IP merupakan hasil penilaian pendidik dan bukan merupakan gambaran kinerja dari mahasiswa sebagaimana pendapat Nana Sudjana (1992) memberikan pengertian prestasi akademik adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa, guru dapat menyatakan kedudukannya dalam kelas, apakah termasuk siswa yang pandai, sedang, atau kurang. Biasanya prestasi akademik dinyatakan dengan angka, huruf, atau kalimat dan dicapai pada periode-periode tertentu.

Indeks Prestasi (IP) sebagai wujud representasi dari hardskills dipengaruhi oleh IQ sebagai pembentuk utama IP. Penelitian ini tidak menyertakan IQ, sehingga meskipun kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual serta sikap etis berpengaruh positif terhadap indeks prestasi, tetapi tidak signifikan.

Sebaiknya penelitian ini menggunakan indikator IP sebagaimana pendapat dari Syah (1995) dan Sudjana (1992) yang menyatakan bahwa prestasi akademik dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat digolongkan menjadi

(7)

dua yaitu: (a) Faktor internal, yaitu faktor dari dalam diri siswa yang meliputi kondisi fisiologis dan psikologis siswa, dan (b) faktor eksternal siswa, yaitu faktor dari luar diri siswa yang meliputi kondisi lingkungan sosial dan non sosial.

Pengertian Kuesioner juga sering dikenal sebagai angket. Kuesioner merupakan sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Dengan kuesioner Kita dapat mengetahui keadaan atau data pribadi seseorang, pengalaman atau pengetahuan dan lain-lain yang dimilikinya. Kuesioner merupakan instrumen pengumpulan data atau informasi yang dioperasionalisasikan ke dalam bentuk item atau pertanyaan. Penyusunan kuesioner dilakukan dengan harapan dapat mengetahui variable-variabel apa saja yang menurut responden merupakan hal yang penting. Tujuan penyusunan kuesioner adalah untuk memperbaiki bagian-bagian yang dianggap kurang tepat untuk diterapkan dalam pengambilan data terhadap responden. Kuesiner dapat didefinisikan sebagai daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh periset untuk memperoleh data dari sumbernya secara langsung melalui proses komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan. Tidak semua

pertanyaan positif ada, disarankan untuk memasukan pertanyaan negative juga, sehingga kecenderungan responden mengarah ke salah satu ujung skala yang diminimalkan. Sebuah kuesioner yang baik mencangkup pertanyaan baik positif dan negatif. Penggunaan pertanyaan negative berganda dan penggunaan berlebihan dari kata tidak dan harus dihindari dalam pertanyaan negative karena cenderung membingungkan responden. Jika diperhatikan dari item-item pertanyaan yang ada dalam penelitian ini pertanyaan negatif dan pertanyaan positif jumlahnya hampir sama. Ketika pengisian kuesioner hendaknya responden dipandu sehingga responden yang dibingungkan dengan pertanyaan negatif atau positif dapat mengisi dengan baik karena paham terhadap pertanyaan yang diajukan.

Hasil penelitian ini menunjukkan perlunya menambah ketrampilan teknis untuk merubah ranah kognisi mahasiswa, proses belajar mengajar hendaknya juga menambah ranah emosi mahasiswa akuntansi perguruan tinggi di Kota Pekalongan.

KESIMPULAN

Proses belajar mengajar sebagai suatu proses pengembangan pribadi

(8)

manusia. Dalam mengembangkan pribadi berarti tidak hanya dari aspek kognitifnya saja yang berkembang, tetapi juga dari aspek emosionalnya. Perubahan yang terjadi pada peserta didik tidak hanya disebabkan oleh proses belajar mengajar saja tetapi pada semua aspek yang berhubungan dengan dirinya. Hal ini hendaknya menjadi perhatian khusus bagi STIE Muhammadiyah Pekalongan dan Universitas Pekalongan, pengembangan penguasaan hardskills (menguasai bidang ilmu) adalah sangat baik, akan tetapi pengembangan penguasaan softskills bagi mahasiswa agar lebih ditingkatkan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulrahim, A. 1999. Pengaruh Perbedaan Gender terhadap Perilaku Akuntan Pendidik. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Baihaqi, S. 2002. Analisis Pengaruh EQ

Karyawan terhadap Kualitas Perilaku Pelayanan Kepada Wajib Pajak di Kantor Pelayanan PBB (Studi pada KPPBB Kediri dan Tulung Agung). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Chrismastuti, A.A. & V. Purnamasari. 2004. Hubungan Sifat Machiavellian, Pembelajaran Etika dalam Mata Kuliah Etika, dan Sikap Etis Akuntan: Suatu Analisis Perilaku Etis Akuntan dan Mahasiswa Akuntansi di Semarang. Proceeding Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar, 2– 3 Desember: 247–266.

Clark, J.W. & L.E. Dawson. 1996.

Personal Religiousness and Ethical Judgement: An Empirical Analysis. Journal of Business Ethics 15: 359– 372.

Ferdinand A. 2005. Structural Equation Modeling dalam Penelitian Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro.

Goleman, D. 2005. Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi. Cetakan Keenam. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Diterjemahkan oleh Alex Tri Kuntjahyo Widodo dari Working with Emotional Intelligence, 1999.

Len Tischler, Jerry Biberman, dan Robert Mc.Keage. 2002. Linking emotional intelligence, spirituallity and workplace performance; definitons, models and ideas for research. Jurnal of Managerial Psychology, vol. 12 no. 3, 2002

Maryani, T. & U. Ludigdo. 2001. Survei atas Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Etis Akuntan. Jurnal TEMA 2 (1): 49– 62.

M. Ridwan Tikollah, Iwan Triyuwana, H. Unti Ludigdo. 2006. Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Spiritual terhadap Sikap Etis Mahasiswa Akuntansi (Studi Pada Perguruan Tinggi Negeri di Kota Makasar Provinsi Sulawesi Selatan). Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang.

Reiss, Michelle C., and Kaushik Mitra (1998). "The Effects of Individual Difference Factors on the Acceptability of Ethical and Unethical Workplace Behaviors," Journal of Business Ethics, 17(14), pp. 1581-93.

(9)

Rest, J. (1986). Moral Development in Judging Moral Issues, Minneapolis, MN: University of Minneapolis Press. Ruegger, D., & King, E. W. (1992). A study

of the effect of age and gender upon student business ethics. Journal of Business Ethics, 11, 179-186.

Singarimbun, dan Effendi, 2003. Metode Penelitian Survey, Cetakan Kedua, Penerbit PT. Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta.

Simposium Nasional Akuntansi (SNA) 9 Padang, 2006.

Slameto, 1995, Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka. Cipta.

Syah, Muhibbin (1995). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru.

Bandung : Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana (1995). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru.

Tyson, T. 1992. Does Believing that Everyone Else is Less Ethical have an Impact on Work Behavior?. Journal of Business Ethics 11: 707–717.

Verbeke, W; C. Ouwerkerk & E. Peelen. 1996. Exploring the Contextual and Individual Factors on Ethical Decision Making of Salespeople. Journal of Business Ethics 15: 1175–1187.

Ward, S.P., D.R. Ward & A.B. Deck. 1993. Certified Public Accountants: Ethical Perception Skills and Attitudes on Ethics Education. Journal of Businwess Ethics 12: 601–610.

Weaver, G.R. & B.R. Agle. 2002.

Religiosity and Ethical Behavior in Organizations: A Symbolic Interactionist Perpective. Academy of Management Review 27 (1): 77–97. Winkel. W.S., 1987. Psikologi Pengajaran.

Jakarta: Gramedia.

Wimbush, J.C.; J.M. Shepard & S.E. Markham. 1997. An Empirical Examination of the Relationship between Ethical Climate and Ethical Behavior from Multiple Levels of Analysis. Journal of Business Ethics 16: 1705–1716.

Wiwik Utami. 2005. Etika dan Pengembangan Pengajaran Akuntansi.

Bulletin Penelitian No. 08 tahun 2005. Universitas Mercubuana.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

“Fasilitias yang diberikan WM untuk dosen sudah baik ada wifi yang bisa diakses untuk dosen dan ruang untuk setiap dosen tetapi yang menurut saya masih kurang adalah

[r]

Dalam pembuatan aplikasi Rancangan Database terhadap Penjualan Koran dan Majalah yang penulis buat dengan menggunakan Ms.Visual Basic 6.0 terdiri dari form-form dan menu-menu utama

c.. Jadi dalam kasus ini dapat disimpulkan bahwa renovasi berpengaruh terhadap wisatawan sehingga hipotesis awal yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “ Apa sajakah Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need pada Pasangan

Badan Pelayanan Terpadu Perizinan Kabupaten Rokan Hulu boleh berbangga diri dengan prestasi yang dicapai, menjadi badan pelayanan terbaik di Provinsi Riau tahun

Hasil penelitian menjelaskan hubungan antara mutu gizi konsumsi pangan keluarga, jika mutu gizi konsumsi pangan keluarga baik 29 orang (61,7%) lebih banyak

Sebanyak kurang lebih 39 % pasien dengan demam reumatik akut bisa terjadi kelainan pada jantung mulai dari gangguan katup, gagal jantung, perikarditis (radang