• Tidak ada hasil yang ditemukan

ProdukHukum BankIndonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ProdukHukum BankIndonesia"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kantor Bank Indonesia

Jayapura

(2)

Visi Bank Indonesia

“ Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki

serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil ”

Misi Bank Indonesia

“ Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang negara Indonesia yang berkesinambungan ”

Nilai-nilai Strategis Organisasi Bank Indonesia

“Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi,

(3)

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas selesainya penyusunan laporan Kajian Ekonomi Regional Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, dengan cakupan meliputi analisa makro ekonomi, perbankan, sistem pembayaran, ketenagakerjaan dan keuangan daerah. Diharapkan laporan ini bisa menggambarkan kondisi perekonomian di Wilayah Papua sehingga menjadi masukan bagi pemerintah, dunia usaha, dunia pendidikan dan referensi bagi masyarakat luas.

Penyusunan laporan ini didasarkan pada data-data yang kami peroleh dari berbagai pihak yakni instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua, Badan Pusat Statitistik dan laporan dari perbankan serta intern Bank Indonesia. Untuk itu kepada seluruh pihak yang telah membantu penyusunan buku ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-sebesarnya dan semoga hubungan yang telah terjalin erat selama ini dapat ditingkatkan di masa yang akan datang. Akhirnya, besar harapan kami mudah-mudahan laporan triwulanan ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan dalam membantu memahami perekonomian Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.

Jayapura, 2 Februari 2009 BANK INDONESIA JAYAPURA

Ttd.

Suratno Koestamar Pemimpin

(4)

KATA PENGANTAR ... II DAFTAR ISI ... III DAFTAR TABEL ... V DAFTAR GRAFIK ... VII TABEL INDIKATOR MONETER ... VIII

Bab 1. RINGKASAN EKSEKUTIF ... 1

1. GAMBARAN UMUM ... 1

2. MAKRO EKONOMI ... 2

3. INFLASI ... 3

4. PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN ... 3

5. PROSPEK PEREKONOMIAN ... 5

BAB 2. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ... 7

1. Provinsi Papua ... 8

1.1.Kondisi Umum ... 1.2. PDRB Dari Sisi Penawaran ... 8

1.2.1. Sektor Pertanian ... 10

1.2.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian ... 13

1,2.3. Sektor Industri Pengolahan ... 14

1.2.4. Sektor Listrik, Air Bersih ... 14

1.2.5. Sektor Bangunan ... 16

1.2.6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ... 16

1.2.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ... 17

1.2.8. Sektor Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan 19 1.2.9. Sektor Jasa-Jasa ... 20

1.3. PDRB Dari Sisi Penggunaan ... 23

1.3.1. Konsumsi Rumah Tangga ... 23

1.3.2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba ... 24

1.3.3 Konsumsi Pemerintah ... 24

1.3.4. Investasi ... 27

1.3. 3 Nilai Ekspor Netto ... 27

2. Provinsi Papua Barat ... 28

2.1.Kondisi Umum ... 28

2.2. PDRB Sisi Penawaran ... 29

2.2.1. Sektor Pertanian ... 31

2.2.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian ... 33

2.2.3. Sektor Industri Pengolahan ... 34

2.2.4. Sektor Listrik, Air Bersih ... 36

2.2.5. Sektor Bangunan ... 37

2.2.6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ... 39

(5)

2.2.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ... 41

2.2.8. Sektor Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan 42 2.2.9. Sektor Jasa-Jasa ... 43

2.3. PDRB Dari Sisi Penggunaan ... 44

2.3.1. Konsumsi Rumah Tangga ... 44

2.3.2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba ... 46

2.3. 3 Konsumsi Pemerintah ... 47

2.3.4. Investasi ... 47

2.3. 3 Nilai Ekspor Netto ... 48

BOKS 1 Pemerintah Papua Menyediakan Satu Triliun Untuk Program Strategis Pembangunan Kampung ... 22

BOKS 2 Papua Mendapat Dana Otonomi Khusus Rp 19 Triliun...26

BAB 3. PERKEMBANGAN HARGA ... 49

1. Provinsi Papua...49

1.1 Kondisi Umum ... 49

2. Faktor Penyebab Inflasi di Jayapura ... 50

3. Inflasi Menurut Kelompok Komoditas ... 51

3.1. Kelompok Bahan Makanan ... 51

3.2. Kelompok Makanan Jadi ... 51

3.3. Kelompok Perumahan ... 52

3.4. Kelompok Sandang ... 53

3.5. Kelompok Kesehatan ... 53

3.6. Kelompok Pendidikan ... 53

3.7. Kelompok Transport, Komunikasi & Jasa Keuangan ... 53

2. Provinsi Papua Barat ...49

2.1 Kondisi Umum ... 49

2.2 Faktor Penyebab Inflasi ... 55

2.3 Inflasi Menurut Kelompok Komoditas ... 55

2.3.1. Kelompok Bahan Makanan ... 55

2.3.2. Kelompok Makanan Jadi ... 56

2.3.3. Kelompok Perumahan ... 56

2.3.4. Kelompok Sandang ... 56

2.3.5. Kelompok Kesehatan ... 56

2.3.6. Kelompok Pendidikan ... 57

2.3.7. Kelompok Transport, Komunikasi & Jasa Keuangan ... 57

BAB 4. PERKEMBANGAN PERBANKAN ... 58

1. Perkembangan Umum Perbankan Wilayah Papua ... 59

2. Perbankan Provinsi Papua ... 59

2.1. Perkembangan Umum ... 59

2.2. Aktiva Perbankan ... 59

2.3. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan ... 60

2.4. Penyaluran Kredit Perbankan ... 61

2.5. LDR dan NPLs ... 63

(6)

3. Perbankan Provinsi Papua Barat ... 65

3.1. Perkembangan Umum ... 65

3.2. Aktiva Perbankan ... 65

3.3. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan ... 65

3.4. Penyaluran Kredit Perbankan ... 67

3.5. LDR dan NPLs ... 68

3.6. Kredit Mikro, Kecil dan Menengah ... .69

BAB 5. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH ... 71

1. Keuangan Daerah provinsi Papua ... 71

BAB 6. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ... 76

1. Bank IndonesiaReal Time GrossSettlement (BI-RTGS) ... 77

2. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI) ... 78

3. Perkembangan Uang Kartal ... 79

BAB 7. PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN ... 81

1. Ketenagakerjaan Provinsi Papua ... 81

2. Ketenagakerjaan provinsi Papua Barat ... 82

BAB 8. PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH ... 84

1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Daerah ... 84

2. Prospek Inflasi ... 84

3. Prospek Perbankan ... 85

(7)

Tabel 1 Pertumbuhan PDRB secara y.o.y ... 9

Tabel 2 Pertumbuhan PDRB Papua (Harga Konstan) Menurut Penggunaan ... 23

Tabel 3 Pertumbuhan dan Sumbangan Sektoral (Harga Konstan) ... 30

Tabel 4 Pertumbuahan Dan Sumbangan Sektor Pertanian (Harga Konstan) ... 31

Tabel 5 Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat Periode September 2008 & November 2008 ... 32

Tabel 6 Indikator Kinerja Perbankan Provinsi Papua Barat ... 42

Tabel 7 Proporsi Komponen Sisi Penggunaan Terhadap PDRB Provinsi Papua Barat Menurut Penggunaan (Harga Konstan)... 44

Tabel 8 Sumbangan Komponen Sisi Penggunaan Terhadap PDRB Provinsi Papua Barat Menurut Penggunaan (Harga Konstan) ...44

Tabel 9 Inflasi Bulanan, Tahunan kalender, Year on Year, Kota Jayapura Tahun 2006 – 2008 ... 50

Tabel 10 Perkembangan Kredit Perbankan Provinsi Papua Menurut Kelompok Bank ... 50

Tabel 11 Perkembangan Inflasi Bulanan Provinsi Papua Barat ... 55

Tabel 12 Perkembangan Perbankan Provinsi Papua ... 58

Tabel 13 Perkembangan Perbankan Provinsi Papua ... 59

Tabel 14 Perkembangan Aktiva Perbankan Provinsi Papua ... 60

Tabel 15 Perkembangan DPK Perbankan Provinsi Papua ... 61

Tabel 16 Perkembangan Kredit Perbankan Provinsi Papua Menurut Penggunaan ... 61

Tabel 17 Perkembangan Kredit Perbankan Provinsi Papua Menurut Kelompok Bank ... 62

Tabel 18 Perkembangan Kredit Perbankan Provinsi Papua Menurut Sektor Ekonomi ... 63

Tabel 19 Perkembangan NPLs Perbankan Provinsi Papua Menurut Sektor Ekonomi ... 64

(8)

Tabel 21 Perkembangan Perbankan Provinsi Papua Barat ... 65

Tabel 22 Perkembangan Aktiva Perbankan Provinsi Papua Barat ... 65

Tabel 23 Perkembangan DPK Perbankan Provinsi Papua Barat ... 66

Tabel 24 Perkembangan Kredit Perbankan Provinsi Papua Barat Menurut Pengguanan ... 67

Tabel 25 Perkembangan Kredit Perbankan Provinsi Papua Barat Menurut Sektor ... 67

Tabel 26 Perkembangan NPLs Perbankan Provinsi Papua Papua Barat Menurut Sektor Ekonomi ... 69

Tabel 27 Perkembangan Kredit MKM Perbankan Provinsi Papua Barat ... 69

Tabel 28 Target Dan Realisasi Pedapatan Daerah Provinsi Papua Tahun 2008 ... 71

Tabel 29 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Papua Tahuan 2008 ... 72

Tabel 30 Target Dan Realisasi Pajak Daerah Provinsi Papua Tahun 2008 ... 72

Tabel 31 Target dan Realisasi Retribusi Daerah Provinsi Papua Tahun 2008 ... 73

Tabel 32 Target Dan Realisasi Lain-lain PAD yang Sah Provinsi Papua Tahun 2008 ... 73

Tabel 33 Target Dan Realisasi Dana Perimbangan Provinsi Papua Tahun 2008 ... 74

Tabel 34 Target dan Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Provinsi Papua Tahun 2008 ...75

Tabel 35 Transaksi RTGS Papua ...77

Tabel 36 Transaksi Kliring Papua ...78

Tabel 37 Perkembangan Perkasan ...79

Tabel 38 Penduduk Usia 15 Tahun ke atas menurut Kegiatan Utama Februari 2007 – Agustus 2008 Provinsi Papua ...82

Tabel 39 Penduduk yang bekerja Provinsi Papua (Dalam Ribuan) ...82

Tabel 40 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan Agustus 2007 - Agustus 2008 ...83

(9)

Grafik 1 Pertumbuhan PDRB Provinsi Papua(Harga Konstan) ...8

Grafik 2 Proporsi PDRB Persektor ( Harga Konstan) ...9

Grafik 3 Grafik 3 Perkembangan Situasi Bisnis (Harga Konstan)...10

Grafik 4 Perkembangan Sektor Pertanian Provinsi Papua (Harga Konstan)...11

Grafik 5 Pertumbuhan Sub Sektor Provinsi Papua (Harga Konstan) ...11

Grafik 6 Pertumbuhan Kredit Di Sektor Pertanian dan Seluruh Sektor ...12

Grafik 7 Perkembangan Nilai Tukar Petani ...12

Grafik 8 Pertumbuhan Sektor Pertambangan Provinsi Papua (Harga Konstan) ...13

Grafik 9 Pertumbuhan Per Subsektor ...13

Grafik 10 Pertumbuhan Sektor Pengolahan Provinsi Papua ...14

Grafik 11 Pertumbuhan Subsektoral (Harga Konstan) ...14

Grafik 12 Pertumbuhan Sektor Listrik dan Air Bersih Provinsi Papua (Harga Konstan) ...15

Grafik 13 Pertumbuhan Sub Sektor Provinsi Papua (Harga Konstan) ...15

Grafik 14 Pertumbuhan Kredit Sektor Listrik, Gas Dan Air Provinsi Papua (Harga Konstan) ...15

Grafik 15 Pertumbuhan Sektor Bangunan Provinsi Papua (Harga Konstan) ...16

Grafik 16 Pertumbuhan Kredit Konstruksi (Harga Konstan) ...16

Grafik 17 Pertumbuhan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restauran Provinsi Papua (Harga Konstan) ...17

Grafik 18 Pertumbuhan Per Sub Sektor (Harga Konstan) ...17

Grafik 19 Pertumbuhan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Provinsi Papua Barat (Harga Konstan) ...18

(10)

Grafik 20 Pertumbuhan Per Sub Sektor

(Harga Konstan) ...18

Grafik 21 Pertumbuhan Kredit Sektor Pengangkutan Dan Komunikasi Provinsi Papua(Harga Konstan)... .19

Grafik 22 Pertumbuhan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Provinsi Papua ( Harga Konstan) ...19

Grafik 23 Pertumbuhan Per Subsektor Provinsi Papua (Harga Konstan) ...19

Grafik 24 Pertumbuhan Sektor Jasa Jasa Provinsi Papua ( Harga Konstan) ...21

Grafik 25 Pertumbuhan Per Subsektor Provinsi Papua (Harga Konstan) ...21

Grafik 26 Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga Provinsi Papua (Harga Konstan) ...24

Grafik 27 Pertumbuhan Kredit Rumah Tangga Provinsi Papua (Harga Konstan) ...24

Grafik 28 Pertumbuhan Konsumsi Swasta Nirlaba Provinsi Papua (Harga Konstan)...,...24

Grafik 29 Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah Provinsi Papua...25

Grafik 30 Pertumbuhan PMTB Provinsi Papua...27

Grafik 31 Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Papua Barat(Harga Konstan) ...28

Grafik 32 Struktur Perkonomiaan Papua Barat (Harga Konstan) ...29

Grafik 33 Pertumbuhan Sektor Ekonomonmi TW III – TW IV – 2008 Harga Konstan ...30

Grafik 34 Pertumbuhan dan Sumbangan Sektor Ekonomi ...30

Grafik 35 Pertumbuhan Sektor Pertanian Provinsi Papua Barat (Harga Konstan) ...31

Grafik 36 Posisi Penyaluran Kredit Sektor Pertanian oleh Bank Umum di Provinsi Papua Barat ...32

Grafik 37 Pertumbuhan Sektor Pertambangan dan Penggalian Provinsi Papua Barat (Harga Konstan) ...33

Grafik 38 Posisi Penyaluran Kredit Sektor Pertambangan dan Penggalian oleh Bank Umum di Provinsi Papua Barat ...34

(11)

Grafik 40 Pertumbuhan Industri (Harga Konstan) ...35 Grafik 41 Sumbangan Industri (Harga Konstan) ...35 Grafik 42 Posisi Penyaluran Kredit Sektor Pertambangan dan Penggalian

oleh Bank Umum di Provinsi Papua Barat ...36 Grafik 43 Pertumbuhan Sektor Listrik dan Air Bersih

Provinsi Papua Barat (Harga Konstan) ...37 Grafik 44 Pertumbuhan Sektor Bangunan Provinsi

Papua Barat (Harga Konstan) ...38 Grafik 45 Posisi Penyaluran Kredit Sektor Bangunan

oleh Bank Umum di Provinsi Papua Barat ...39 Grafik 46 Pertumbuhan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Provinsi Papua Barat (Harga Konstan) ...40 Grafik 47 Sumbangan Sektor PHR ...40 Grafik 48 Pertumbuhan Sektor PHR ...40 Grafik 49 Posisi Penyaluran Kredit Sektor PHR

oleh Bank Umum di Provinsi Papua Barat ...41 Grafik 50 Pertumbuhan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Provinsi Papua Barat (Harga Konstan) ...42 Grafik 51 Pertumbuhan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Provinsi Papua Barat (Harga Konstan) ...42 Grafik 52 Pertumbuhan Sektor Jasa-Jasa

Provinsi Papua Barat (Harga Konstan) ...43 Grafik 53 Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga

Provinsi Papua Barat (Harga Konstan) ...45 Grafik 54 Posisi Penyaluran Kredit Konsumsi Oleh Bank Umum

Provinsi Papua Barat ...45 Grafik 55 Pertumbuhan Konsumsi Swasta Nirlaba

Provinsi Papua Barat (Harga Konstan) ...46 Grafik 56 Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah

Provinsi Papua Barat (Harga Konstan) ...47 Grafik 57 Pertumbuhan Investasi

Provinsi Papua Barat (Harga Konstan) ...47 Grafik 58 Posisi Penyaluran Kredit Konsumsi Oleh Bank Umum

(12)

Grafik 59 Sumbangan Kelompok Bahan Makanan

Terhadap Laju Inflasi Kota Jayapura ...51 Grafik 60 Sumbangan Kelompok Bahan Makanan Jadi, Minuman, Rokok,

dan Tembakau Terhadap Laju Inflasi Kota Jayapura ...52 Grafik 61 Sumbangan Kelompok Perumahan, Air, Listrik ,

Gas & Bahan Bakar Terhadap Laju Inflasi Kota Jayapura ...52 Grafik 62 Sumbangan Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan

Terhadap Laju Inflasi Kota Jayapura ...54 Grafik 63 Perkembangan LDR dan NPLs

Perbankan Provinsi Papua ...63 Grafik 64 Perkembangan LDR dan NPLs Perbankan

Provinsi Papua Barat ...68 Grafik 65 Nilai Transaksi RTGS ...77 Grafik 66 Nilai Kliring dan Rata-Rata Nilai Kliring

Wilayah Papua...78 Grafik 67 Volume Warkat dan Rata-Rata Volume

(13)

PERBANKAN

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

Bank Umum

Provinsi Papua

Total Asset (Rp miliar) 22,196.99 15,255.29 18,428.21 19,627.05 17,181.33 21,130.20 25,140.82 23,505.12 DPK (Rp miliar) 10,629.57 10,536.79 12,445.88 13,579.98 12,207.52 13,176.16 15,558.95 14,346.26

Giro (Rp miliar) 5,255.31 4,903.47 6,339.18 5,686.15 5,095.67 5,494.05 6,439.10 4,878.39 Deposito (Rp miliar) 2,001.93 1,987.96 2,015.09 1,861.13 2,038.31 2,483.37 4,024.71 3,009.78 Tabungan (Rp miliar) 3,372.34 3,645.35 4,091.61 6,032.71 5,073.55 5,198.74 5,095.15 6,458.09

Kredit (Rp miliar)-Lokasi Proyek 3,876.58 4,373.26 4,880.83 5,221.02 3,819.77 4,571.41 5,239.29 5,396.95

Modal Kerja 1,520.43 1,724.23 1,945.01 2,098.84 1,321.27 1,753.53 2,128.22 2,106.20

Investasi 454.55 542.23 645.82 725.15 503.66 574.76 662.44 732.63

Konsumsi 1,901.60 2,106.80 2,290.01 2,397.03 1,994.84 2,243.11 2,448.64 2,558.12 LDR

Kredit (Rp miliar)-Lokasi Kantor 2,685.44 3,007.07 3,339.80 3,624.17 3,652.19 4,434.10 4,893.53 5,043.93

Modal Kerja 939.61 1,104.62 1,260.00 1,391.88 1,269.10 1,720.14 1,928.07 1,883.94

Konsumsi 217.60 243.49 303.17 355.66 380.24 415.39 494.28 556.96

Investasi 1,528.22 1,658.96 1,776.63 1,876.63 2,002.84 2,298.56 2,471.17 2,603.02

LDR 25.26% 28.54% 26.83% 26.69% 29.92% 33.65% 31.45% 35.16% Kredit MKM (Rp miliar) 1,635.53 2,009.61 2,139.70 2,212.59 2,299.18 2,712.62 2,997.84 3,060.74 Kredit Mikro (<Rp50juta) (Rp miliar) 65.36 195.88 80.13 81.49 88.10 108.30 150.22 168.56

Modal Kerja 4.19 13.33 14.91 14.32 16.84 17.37 43.04 27.11

Investasi 5.22 6.15 6.55 5.92 6.80 6.05 7.66 8.86

Konsumsi 55.95 176.39 58.67 61.25 64.46 84.89 99.51 132.60

Kredit Kecil 474.88 536.19 588.04 613.34 668.59 779.88 865.66 948.76

Modal Kerja 162.29 196.16 210.58 211.44 216.02 261.35 301.23 323.52

Investasi 53.47 60.41 67.51 68.69 76.81 87.04 96.23 98.22

Konsumsi 259.13 279.62 309.94 333.22 375.76 431.49 468.20 527.02

Kredit Menengah 1,095.29 1,277.54 1,471.54 1,517.76 1,542.50 1,824.44 1,981.96 1,943.42

Modal Kerja 516.94 636.41 758.78 750.52 732.84 932.34 1,056.00 1,018.12

Investasi 84.39 94.72 125.21 132.82 155.32 195.03 220.23 211.25

Konsumsi 493.96 546.41 587.55 634.42 654.34 697.07 705.73 714.04

Total Asset (Rp miliar) 4,665.70 4,089.70 4,822.03 5,217.13 4,665.70 4,793.34 5,072.36 5,795.56

DPK (Rp miliar) 4,210.49 4,105.59 4,344.40 4,003.39 4,210.49 4,183.91 4,492.90 5,084.21 Giro (Rp miliar) 1,649.72 1,842.81 2,282.44 1,818.38 1,649.72 1,736.41 1,932.08 1,897.05

Deposito (Rp miliar) 841.74 810.22 749.92 793.37 841.74 731.86 817.63 842.34

Tabungan (Rp miliar) 1,719.03 1,452.56 1,312.03 1,391.65 1,719.03 1,715.64 1,743.20 2,344.83

Kredit (Rp miliar)-Lokasi Proyek 865.49 1,340.13 1,450.32 1,533.67 1,599.04 1,886.28 2,044.75 2,139.61

Modal Kerja 335.21 552.11 595.40 622.40 615.80 793.34 874.05 870.49

Investasi 98.61 278.75 294.31 319.50 380.39 439.82 478.55 510.64

Konsumsi 431.67 509.28 560.61 591.78 602.86 653.13 692.15 758.48

LDR

Kredit (Rp miliar)-Lokasi Kantor 904.77 1,038.83 1,127.52 1,184.90 1,231.11 1,457.52 1,654.63 1,777.90

Modal Kerja 377.65 454.22 492.46 512.69 499.89 661.97 758.01 804.96

Konsumsi 111.55 134.04 140.29 153.03 164.97 195.87 207.45 204.79

Investasi 415.56 450.57 494.78 519.19 566.26 599.68 689.18 768.14

LDR 21.49% 25.30% 25.95% 29.60% 29.24% 34.84% 36.83% 34.97%

Kredit MKM (Rp miliar) 627.10 708.89 776.36 800.50 836.66 989.00 1,153.27 1,098.47

Kredit Mikro (<Rp50juta) (Rp miliar) 34.72 34.11 34.09 34.58 34.25 46.71 60.53 45.83

Modal Kerja 3.93 4.42 4.39 5.10 5.71 7.16 9.14 9.50

Investasi 1.94 1.94 1.68 1.84 1.87 2.06 3.51 3.42

Konsumsi 28.85 27.75 28.02 27.63 26.67 37.50 47.88 32.92

Kredit Kecil 211.21 230.22 249.72 253.51 260.98 293.36 350.58 338.77

Modal Kerja 93.33 102.17 114.06 110.47 113.17 126.95 152.01 145.67

Investasi 22.41 22.19 25.55 27.80 31.04 32.37 34.25 29.67

Konsumsi 95.48 105.86 110.11 115.24 116.77 134.04 164.32 163.43

Kredit Menengah 381.17 444.57 492.55 512.42 541.42 648.93 742.15 713.87

Modal Kerja 202.11 242.19 283.82 290.54 289.88 381.44 426.55 396.49

Investasi 53.83 62.59 69.90 68.06 85.41 90.31 94.07 87.37

Konsumsi 125.23 139.79 138.83 153.82 166.13 177.17 221.53 230.01

Total Papua

Total Asset (Rp miliar) 26,862.69 19,344.98 23,250.24 24,844.17 21,847.03 25,923.55 30,213.18 29,300.68

DPK (Rp miliar) 14,840.06 14,642.38 16,794.66 17,591.02 16,440.45 17,367.38 19,937.93 19,430.47

Giro (Rp miliar) 6,905.03 6,746.28 8,621.62 7,504.53 6,745.39 7,230.46 8,371.18 6,775.44

Deposito (Rp miliar) 2,843.66 2,798.18 2,767.78 2,660.70 2,900.17 3,220.98 4,751.93 3,852.12

Tabungan (Rp miliar) 5,091.37 5,097.91 5,405.26 7,425.79 6,794.89 6,915.94 6,814.82 8,802.92

Kredit (Rp miliar)-Lokasi Proyek 4,742.08 5,713.39 6,331.15 6,754.69 5,418.81 6,457.68 7,284.04 7,536.56 Modal Kerja 1,855.64 2,276.33 2,540.41 2,721.24 1,937.06 2,546.87 3,002.27 2,976.69

Investasi 553.17 820.98 940.13 1,044.64 884.05 1,014.57 1,140.99 1,243.27

Konsumsi 2,333.27 2,616.07 2,850.61 2,988.81 2,597.69 2,896.24 3,140.79 3,316.59

LDR 2.20% 2.35% 2.33% 1.975% 2.37% 2.37% 2.06% 1.448%

Kredit (Rp miliar)-Lokasi Kantor 3,590.20 4,045.90 4,467.32 4,809.08 4,883.30 5,891.62 6,548.16 6,821.82

Modal Kerja 1,317.26 1,558.84 1,752.46 1,904.57 1,769.00 2,382.12 2,686.08 2,688.90

Konsumsi 329.15 377.53 443.46 508.69 545.21 611.26 701.73 761.76

Investasi 1,943.79 2,109.53 2,271.41 2,395.81 2,569.10 2,898.24 3,160.35 3,371.16

LDR

Kredit MKM (Rp miliar) 2,262.64 2,718.49 2,916.06 3,013.09 3,135.84 3,701.62 4,151.11 4,159.21

Kredit Mikro (<Rp50juta) (Rp miliar) 100.08 229.99 114.22 116.06 122.35 155.01 210.75 214.39

Modal Kerja 8.12 17.75 19.30 19.42 22.55 24.53 52.18 36.60

Investasi 7.16 8.09 8.23 7.77 8.66 8.10 11.17 12.27

Konsumsi 84.81 204.15 86.69 88.88 91.13 122.38 147.39 165.52

Kredit Kecil 686.10 766.40 837.76 866.85 929.57 1,073.24 1,216.24 1,287.53

Modal Kerja 255.62 298.34 324.65 321.91 329.18 388.30 453.24 469.19

Investasi 75.88 82.59 93.06 96.49 107.85 119.41 130.48 127.89

Konsumsi 354.60 385.48 420.05 448.45 492.53 565.53 632.53 690.46

Kredit Menengah 1,476.46 1,722.11 1,964.09 2,030.17 2,083.92 2,473.37 2,724.11 2,657.28

Modal Kerja 719.05 878.60 1,042.59 1,041.06 1,022.72 1,313.78 1,482.55 1,414.61

Investasi 138.22 157.31 195.11 200.87 240.73 285.35 314.30 298.63

Konsumsi 619.19 686.20 726.39 788.25 820.48 874.24 927.26 944.05

NPL MKM gross (%) NPL MKM nett (%) BPR

Total Asset (Rp miliar) 129.69 121.72 122.19 136.19 157.20 161.76 161.76 183.99 DPK (Rp miliar) 91.08 90.73 87.83 95.47 117.91 125.22 326.37 119.21

Deposito (Rp miliar) 76.97 75.71 70.24 76.45 96.58 102.33 270.61 92.68

Tabungan (Rp miliar) 14.11 15.02 17.58 19.02 21.33 22.89 55.76 26.53

Kredit (Rp miliar)-Lokasi Proyek 116.78 99.63 98.07 108.69 119.90 134.49 162.49 153.60

Modal Kerja 5.41 5.48 6.04 5.85 5.22 5.86 6.31 6.41

Investasi 0.55 0.47 0.44 0.49 0.41 0.46 0.33 0.37

Konsumsi 116.24 99.16 97.64 108.21 119.49 134.03 155.85 156.64

Kredit UMKM 116.78 99.63 98.07 108.69 119.90 134.49 162.49 161.40

LDR 128.22% 109.81% 111.67% 113.86% 101.69% 107.40% 49.79% 128.85%

2008

Provinsi Papua Barat

(14)

INFLASI DAN PDRB

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

IHK 157.75 165.53 165.78 166.65 174.07 185.37 111.74 114.96 115.32

Laju inflasi ( עסע%) 9.52% 11.74% 9.21% 8.08% 10.34% 11.99% 12.31% 14.76% 12.55%

PDRB Provinsi Papua-Harga Konstan (juta Rp) 18,388,879.25 5,590,331.65 5,216,265.41 3,847,537.96 4,023,277.44 4,118,163.06 4,420,865.85 4,512,467.95 5,049,645.51

Pertanian 3,220,813.93 745,832.71 854,280.09 809,487.50 758,237.18 786,966.10 861,393.40 825,597 789,968.23 Pertambangan dan Penggalian 9,846,663.52 3,395,874.41 2,918,038.30 1,503,635.33 1,667,906.67 1,740,960.96 1,912,098.81 1,969,545.04 2,458,007.42 Industri Pengolahan 482,571.65 124,708.31 119,476.90 119,006.35 117,535.54 114,168.32 115,689.84 119625.3444 128,786.66 Listrik, Gas, dan Air Bersih 41,784.61 10,930.95 11,030.45 11,093.72 11,158.02 11,257.24 11,322.23 11504.91293 11,905.40 Bangunan 1,036,367.17 299,537.36 291,028.42 307,913.13 336,861.09 344,767.29 362,646.82 381668.0993 407,245.40 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,119,096.59 293,912.63 299,689.97 309,395.11 323,157.13 325,093.29 332,160.60 344177.4807 360,056.88 Pengangkutan dan Komunikasi 1,013,610.74 271,471.11 284,069.76 296,416.86 314,856.12 317,487.51 326,649.25 341211.009 359,164.49 Keuangan, Persewaan dan Jasa 301,594.74 81,625.11 83,403.97 123,411.52 110,418.61 117,381.22 126,633.89 133643.8804 119,189.07 Jasa 1,326,376.30 366,439.06 355,247.55 367,178.44 383,147.07 360,081.12 372,271.02 385494.897 415,321.97 Pertumbuhan PDRB (עסע%) 33.75 -19.06 -28.03 -32.26 -15.25 17.28 25.51

PDRB Provinsi Papua Barat-Harga Konstan (juta Rp) 5,548,900.50 1,413,123.42 1,425,783.40 1,471,172.03 1,530,707.79 1,499,183.58 1,537,165.35 1,583,030.81 1,713,899.68

Pertanian 1,624,269.11 402,170.56 422,608.44 434,032.05 445,800.17 437,667.34 452,585.66 460056.25 472,255.02 Pertambangan dan Penggalian 1,081,658.46 267,415.86 269,409.70 273,021.79 277,320.01 266,110.23 268,145.39 273093.49 281,793.50 Industri Pengolahan 751,875.24 202,735.65 200,639.65 204,356.25 205,928.80 221,258.59 219,100.83 225125.79 246,300.77 Listrik, Gas, dan Air Bersih 24,616.86 6,479.62 6,641.91 6,777.11 7,004.84 7,121.69 7,291.33 7413.42 7,623.56

Bangunan 440,813.50 109,804.91 115,474.73 127,582.23 145,142.76 126,211.35 132,844.62 145453.36 169,058.03

Perdagangan, Hotel dan Restoran 561,814.69 148,859.44 152,476.76 154,523.92 160,401.29 162,365.90 166,892.59 170883.25 176,346.28 Pengangkutan dan Komunikasi 397,041.92 105,884.14 108,045.50 112,113.21 116,996.30 121,442.15 125,583.47 128743.9 134,619.02

Keuangan, Persewaan dan Jasa 94,706.46 26,512.97 40,448.12

Jasa 572,104.26 143,260.27 150,486.71 158,765.47 172,113.62 157,006.33 164,721.46 172261.35 185,455.38

Pertumbuhan PDRB (עסע%) 6.53 7.26 7.99 8.29 8.31 8.02 9.66

(15)

BAB

1.

R

INGKASAN

E

KSEKUTIF

1. GAMBARAN UMUM

Perekonomian Provinsi Papua dicerminkan dari Produk Regional Domestik Bruto (PDRB). Secara umum pertumbuhan PDRB mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh peningkatan nilai tambah pada sektor pertambangan dan penggalian. Perekonomian Provinsi Papua Barat yang ditunjukkan oleh nilai PDRB harga konstan tumbuh positif, baik secara triwulanan maupun secara tahunan. Menurut pertumbuhan per sektornya, seluruh sektor mengalami pertumbuhan yang positif.

Secara umum, perbankan di Wilayah Papua menunjukkan kinerja yang baik,

(16)

Natal pada Bulan Desember 2008 dan tahun baru 2009. Momentum tersebut telah menciptakan kenaikan harga pada berbagai komoditas di Papua.

2. MAKRO EKONOMI

PDRB untuk triwulan IV–2008 mengalami pertumbuhan sebesar 25,51% dalam yoy lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III yang hanya memiliki pertumbuhan sebesar 20.05%. Hal ini disebabkan oleh perbaikan dibeberapa sektor ekonomi seperti sektor keuangan dan persewaan, sektor jasa dan sektor pengolahan. Angka yang sama juga ditemukan pada PDRB jika dilihat dari pertumbuhan qtq nya dimana pada triwulan IV mencapai angka 9.32% atau lebih tinggi dibanding dengan kwartal yang sebelumnya yang hanya mencatat pertumbuhan sebesar 3.66%.

Secara umum terdapat perbaikan di semua sektor ekonomi kecuali di sektor pertanian yang mengalami kontraksi sebesar -7.4%. Hal ini disebabkan oleh penurunan pada subsektor sektor bahan tanaman makanan. Kemungkinan faktor yang menyebabkan turunnya pertumbuhan pada sektor bahan tanaman makanan adalah karena musim panen yang sudah selesai dan faktor peralihan musim tanam.

Dari sisi penggunaan terjadi ekspansi yang disebabkan oleh realisasi akhir dari pengeluaran pemerintah dan perubahan stok kapital. Selain itu peningkatan dari konsumsi swasta juga meningkat mengingat Hari Natal dan Tahun Baru.

Perhitungan PDRB, selain dilakukan lewat sisi penawran dilakukan juga melalui sisi penggunaan. Sisi ini untuk melihat kemampuan permintaan secara agregat masyarakat pada sektor Jayapura.

Konsumsi Rumah Tangga Provinsi Papua mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi dimana nilai konsumsi rumah tangga pada triwulan IV 2008 mencapai 15.76% (yoy). Konsumsi Swasrta Nirlaba pada triwulan ke IV mengalami pertumbuhan yang positif dengan nilai 14.02% (yoy).

(17)

Tuntutan pembenahan infrastruktur menyebabkan pemerintah harus lebih meningkatkan pembiayaan pada sektor sektor strategis agar terpacu pertumbuhan ekonominya.

3. INFLASI

Per Bulan Desember 2008 Kota Jayapura terjadi inflasi sebesar 0,67 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,32. Papua menempati urutan ke-11 di tingkat Nasional dan ke-4 tingkat Sulampua (Sulawesi, Maluku dan Papua). Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan pada hampir semua kelompok pengeluaran barang dan jasa. Beberapa komoditas

yang mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan selama bulan Desember

2008 antara lain: ikan ekor kuning, kangkung, telur ayam ras, ikan cakalang, emas dan perhiasan, angkutan udara, rokok kretek filter, tukang bukan mandor, susu untuk bayi, daging sapi dan rokok putih. Hal ini juga disebabkan oleh pengaruh musiman dan hari besar keagamaan.

4. PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Pada triwulan IV-2008, total transaksi pembayaran yang melalui mekanisme BI-RTGS mencapai Rp.34,97 trilliun dengan warkat sebanyak 21.652 warkat. Apabila dilihat menurut asal dan tujuan transaksi, maka transaksi yang bersifat outflow sebesar Rp.19,74 trilliun dengan 8.787 lembar warkat, transaksi inflow sebesar Rp.12.33 trilliun dengan 12.255 lembar warkat dan transaksi intra Papua sebesar Rp.2,94 trilliun dengan 1.613 lembar warkat.

Sementara itu, secara total nilai transaksi pada tahun 2008 mencapai Rp.91,56 trilliun dengan menggunakan 63.676 lembar warkat. Nilai transaksi RTGS di tahun 2008 tersebut meningkat 5,17% dari nilai transaksi tahun 2007 yang sebesar Rp.87,06 trilliun.

(18)

menggunakan 199.284 warkat kliring.

Pada akhir triwulan IV-2008, secara antar tahun perbankan di Wilayah Papua dan Papua Barat secara umum mengalami perkembangan yang positif. Hal tersebut diindikasikan oleh beberapa indikator utamanya, yakni aktiva meningkat dari Rp.24.844,13 milliar menjadi Rp.29.300,13 milliar, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dari Rp.17.591,02 milliar menjadi Rp.19.430,47 milliar, kredit dari Rp.4.809,08 milliar menjadi Rp.6.821,82 milliar sedangkan rasio NPLs dari 1,97% menjadi 1,45%.

Secara y.o.y, indikator perkembangan perbankan Provinsi Papua yang

terdiri dari aktiva, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), penyaluran kredit,

rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) dan rasio kredit bermasalah (Non Performing

Loan) menunjukkan arah perkembangan yang positif.

Total aktiva perbankan secara (y.o.y). Provinsi Papua triwulan IV-2008 meningkat 17,84% dari posisi triwulan IV-2007 yang sebesar Rp.17.324,31

milliar. Sementara itu, secara antar triwulan (q.t.q). total aktiva mengalami

kontraksi 6,51% dari posisi triwulan III-2008 yang sebesar Rp.22.449,92 milliar.

Penurunan tersebut disumbang oleh penurunan aktiva kelompok bank pemerintah sebesar 9,06% sedangkan kelompok aktiva kelompok bank swasta tumbuh 14,70% dan BPR tumbuh 17,02%.

Posisi DPK perbankan Provinsi Papua pada triwulan IV-2008 tumbuh 5,64% jika dibandingkan dengan posisi pada triwulan IV-2007 (y.o.y). Pertumbuhan tersebut disumbangkan oleh pertumbuhan DPK kelompok bank pemerintah sebesar 0,41%, kelompok bank swasta sebesar 32,36% dan kelompok BPR sebesar 35,74%.

Sementara itu, jika dibandingkan dengan posisi triwulan III-2008 (q.t.q), DPK perbankan Papua triwulan IV-2008 mengalami kontraksi sebesar 7,79%. Penurunan aktiva tersebut diumbang oleh penurunan aktiva kelompok bank pemerintah sebesar 12,28%.

Nilai kredit bermasalah di perbankan Provinsi Papua Barat pada triwulan IV-2008 mencapai Rp.76,40 milliar dengan rasio NPLs sebesar 1,51%. Rasio NPLs

tersebut lebih rendah dibandingkan rasio NPLs triwulan sebelumnya yang

(19)

Perbankan di Provinsi Papua Barat pada triwulan IV-2008 secara y.o.y dalam pertumbuhan yang positif, dengan indikasi dari sisi aktiva, DPK, kredit, LDR dan NPLs perbankan. Sementara itu, secara q.t.q, pertumbuhan positif terjadi pada sisi aktiva, DPK, kredit dan NPL sedangkan LDR mengalami penurunan.

Secara y.o.y maupun q.t.q, pertumbuhan aktiva perbankan tumbuh secara positif. Kondisi tersebut disebabkan oleh pertumbuhan positif yang dicapai kelompok bank pemerintah dan kelompok bank swasta baik secara q.t.q maupun y.o.y.

Secara y.o.y, DPK perbankan Provinsi Papua Barat tumbuh 27% yang berasal dari pertumbuhan simpanan giro sebesar 4,33%, simpanan deposito sebesar 6,17% dan simpanan tabungan sebesar 68,49%. Sementara itu secara q.t.q, DPK tumbuh 13,16% yang disumbang pertumbuhan deposito sebesar 3,02% dan tabungan sebesar 34,51% sedangkan giro terkontraksi 1,81%.

Menurut sektornya, kredit bermasalah terbesar terdapat pada sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp.9,18 milliar, diikuti sektor lain-lain sebesar Rp.5,86 milliar, sektor jasa dunia usaha sebesar Rp.3,83 milliar, sektor konstruksi sebesar Rp2,24 milliar, sektor angkutan dan pergudangan sebesar Rp.0,19 milliar, sektor pertanian sebesar Rp.0,98 milliar dan sektor jasa sosial

sebesar 0,08 milliar.

5. PROSPEK PEREKONOMIAN

Pada triwulan IV- 2008, kerja ekonomi sektoral akan terstimulus oleh turunnya harga BBM. Hal ini akan memberikan efek langsung pada penurunan harga dan sejumlah tarif. Struktur perekonomian Papua yang tercermin dari nilai PDRB masih akan didominasi sektor pertambangan dan penggalian serta sektor pertanian sebagai penyumbang PDRB terbesar. Beberapa sektor yang diperkirakan akan tumbuh di triwulan IV-2008 adalah sektor pertanian, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor jasa-jasa. Dari sisi penggunaan, diperkirakan akan terjadi peningkatan konsumsi yang cukup tinggi terutama pada komponen konsumsi

rumah tangga.

(20)

Sementara itu pada sub sektor industri kecil, diperkirakan akan tetap tumbuh positif.

Perkembangan sektor listrik dan air bersih sangat tergantung dengan

kemampuan penyedia komoditas listrik dan air bersih dalam meningkatkan penawarannya. Pada triwulan IV-2008 diperkirakan sektor listrik dan air bersih akan mengalami pertumbuhan positif, karena peningkatan penggunaan listrik dan air bersih.

(21)

BAB 2. PERKEMBANGAN

EKONOMI MAKRO

Produk Domestik Regional Bruto adalah salah satu indikator yang sangat penting untuk mengetahui perkembangan ekonomi suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. PDRB merupakan nilai tambah yang dihasilkan oleh barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi dalam satu daerah.

(22)

kepentingan (stakeholder) dapat lebih mudah dan jelas mendapatkan gambaran perkembanagan ekonomi dalam provinsi tersebut. Data PDRB tersebut merupakan hasil kerja sama antara Bank Indonesia dengan Badan Puat Statistik (BPS) Provinsi Papua.

I. Provinsi Papua Kondisi Umum

PDRB untuk triwulan IV–2008 mengalami pertumbuhan sebesar 25,51% dalam yoy lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III yang hanya memiliki pertumbuhan sebesar 20.05%. Hal ini disebabkan oleh perbaikan dibeberapa sektor ekonomi seperti sektor keuangan dan persewaan, sektor jasa dan sektor pengolahan. Angka yang sama juga ditemukan pada PDRB jika dilihat dari pertumbuhan qtq nya dimana pada triwulan IV mencapai angka 9.32% atau lebih tinggi dibanding dengan kwartal yang sebelumnya yang hanya mencatat pertumbuhan sebesar 3.66%.

Grafik 1.

Pertumbuhan PDRB Provinsi Papua (Harga Konstan)

BPS Prov. Papua bekerjasama dengan KBI Jayapura

Secara umum terdapat perbaikan di semua sektor ekonomi kecuali di

sektor pertanian yang mengalami kontraksi sebesar -7.4%. Hal ini disebabkan oleh penurunan pada subsektor sektor bahan tanaman makanan. Kemungkinan faktor yang menyebabkan turunnya pertumbuhan pada sektor bahan tanaman makanan adalah karena musim panen yang sudah selesai dan faktor peralihan musim tanam.

Dari sisi penggunaan terjadi ekspansi yang disebabkan oleh realisasi akhir dari pengeluaran pemerintah dan perubahan stok kapital. Selain itu peningkatan dari konsumsi swasta juga meningkat mengingat Hari Natal dan Tahun Baru.

-60 -40 -20 0 20 40 60

yoy -18.14 -23.68 -5.54 -20.18 46.68 33.75 -19.06 -28.03 -31.92 -14.57 20.05 25.51 qtq -40.82 -5.90 21.88 17.60 8.75 -14.20 -26.24 4.57 2.87 7.67 3.66 9.32

I II III IV I II III IV I II III IV

(23)

1.2. PDRB SISI PENAWARAN

Secara yoy pertumbuhan positif diperoleh yang disebabkan oleh

meningkatnya nilai tambah dari pada beberapa sektor yaitu sektor pertambangan sebesar 47.37%, sektor industri pengolahan sebesar 9.57% sektor listerik, air dan gas sebesar 6.70%, sektor keuangan dan persewaan sebesar 7.94%, dan sektor jasa jasa mengalami pertumbuhan sebesar 6.88%.

Grafik 2.

Proporsi PDRB Per Sektor (Harga Konstan)

BPS Prov. Papua bekerjasama dengan KBI Jayapura

Sementara itu sektor yang mengalami penurunan nilai tambah adalah sektor pertanian sebesar menjadi 4.18% nilai 5.39% pada triwulan yang sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh penurunan di sektor pertanian khususnya tanaman bahan pangan yang mungkin mengalami musim tanam. Sektor bangunan juga mengalami pertumbuhan yang positif 20.89% walaupun lebih rendah dibandingkan dengan triwulan yang sebelumnya 23%.

Tabel 1

Pertumbuhan PDRB secara yoy (Harga Konstan)

SEKTORAL

2008

TRW I TRW II TRW III TRW IV

Pertanian -1.53 3.75 5.39 4.18

Pertambangan dan Penggalian -54.35 -34.33 37.68 47.37

Industri Pengolahan -3.78 -0.23 3.60 9.57

Listrik, Gas dan Air 2.32 2.65 3.71 6.70

Bangunan 26.43 24.61 23.95 20.89

Industri Pengolahan 3% Bangunan

8%

Listrik, Gas dan Air 0% Perdagangan dan

Hotel 7%

Pengangkutan dan Komunikasi

7%

Keuangan, persewaan

2% Jasa-jasa8% Pertanian

16%

Pertambangan dan Penggalian

(24)

Perdagangan dan Hotel 10.10 10.83 11.52 11.42

Pengangkutan dan Komunikasi 15.89 15.12 14.87 14.07

Keuangan, persewaan -7.18 54.86 -14.67 7.94

Jasa-jasa 3.50 4.77 5.83 8.40

Total -31.92 -14.57 20.05 25.51

BPS. Prov Papua bekerja sama dengan KBI Jayapura

Masing masing sektor di PDRB memberikan proporsi yang berbeda-beda dan tentunya memberikan sumbangan yang berbeda juga. Dalam hal ini sumbangan dari sektor pertambangan masih memegang perananan yang paling tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan besar sharenya sebesar 48.68% dari seluruh total PDRB yang ada. Kemudian disusul dengan sektor pertanian sebesar 15.64%. Sektor jasa - jasa sebesar 8.22%, sektor bangunan sebesar 8.06%, sektor listerik gas dan air sebesar 0.24%, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 7.13%, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 7.11%, dan sektor industri pengolahan sebesar 2.55%.

Grafik 3

Perkembangan Situasi Bisnis (Harga Konstan)

6.49

4.45

3.41

6.93

5.81

0.07

-1.7

4.31

-13.22 -7.93

5.09

-15 -10 -5 0 5 10

I II III IV I II III IV I II III

2006 2007 2008

%

Sumber SKDU Bank Indonesia diolah.

(25)

-10.00 -5.00 0.00 5.00 10.00 15.00

y.o.y 0.03 -0.13 0.91 1.66 -3.75 0.83 1.99 4.185 q.t.q 9.63 4.48 -5.24 -6.33 3.79 9.46 -4.16 -7.4

I II III IV I II III IV

2007 2008

-25.00 -20.00 -15.00 -10.00 -5.00 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00

y.o.y 0.03 -0.13 0.91 1.66 -3.75 0.83 1.99 4.1848 Tanaman Bahan Makanan -2.90 0.58 8.14 17.41 2.10 7.66 4.57 -6.66 Tanaman Perkebunan 4.62 5.26 5.11 9.13 8.74 13.07 17.42 20.27 Peternakan dan hasilnya 2.50 3.10 5.18 13.85 13.58 10.70 8.68 6.28 Kehutanan 2.97 -0.14 -7.16 -18.39 -16.11 -11.92 -3.19 12.92 Perikanan 2.62 -3.01 -8.06 -11.54 -4.40 1.82 9.02 15.34 I II III IV I II III IV

2007 2008 1.2.1. Sektor Pertanian

Pada triwulan IV berdasarkan harga konstan sektor pertanian tumbuh

sebesar 4.18% (y.o.y) dan lebih baik dari triwulan yang sebelumnya yang hanya mencatat pertumbuhan sebesar 1.99%. Sedangkan secara q.t.q mengalami pertumbuhan yang negatif dan lebih rendah dibandingkan dengan triwulan yang sebelumnya, dimana angka pertumbuhannya hanya sebesar -7.39% lebih rendah dari -4.16%.

Grafik 4 Grafik 5

PertumbuhanSektor Pertanian Pertumbuhan Sub Sektor Provinsi Papua Provinsi Papua (Harga Konstan) (Harga Konstan)

BPS. Prov Papua bekerja sama dengan KBI Jayapura BPS. Prov Papua bekerja sama dengan KBI Jayapura

(26)

0 20 40 60 80 100 120

Nilai NTP

Tanaman Pangan 104.92 105.84 105.59 106.4

Hortikultura 111.1 112.86 107.43 114.15

Tanaman Perkebunan Rakyat 93.92 93.68 93.65 93.64

Peternakan 97.51 98.15 98.29 98.26

Perikanan 91.05 90.67 90.8 86.35

Gabungan 102.03 102.8 101.77 102.72

Ags Sep Okt Nov

Grafik 6. Pertumbuhan Kredit Di Sektor Pertanian dan Seluruh Sektor

Sumber Data: Bank Indonesia diolah

Hal yang perlu mendapat perhatian adalah pemberian kredit kepada sektor pertanian harus diutamakan karena hal ini sangat terkait dengan pertumbuhan sektor pertanian di dalam memajukan usahanya. Menurut laporan dari BPS, sektor sektoral kesulitan dalam mendapatkan kredit, hal ini disebabkan ketidaktahuan prosedural bagi para petani.

Pertumbuhan positif di ektor pertanian ini memberikan dampak positif bagi petani. Parameter pertumbuhan ini dapat dilihat dari nilai tukar petani dalam beberapa bulan terakhir.

Grafik 7

Perkembangan Nilai Tukar Petani

Sumber BPS Provinsi Papua

Berdasarkan hasil pemantauan harga beragam komoditas barang dan jasa di pedesaan, NTP Papua pada November 2008 naik 0,93 persen, yaitu dari

37.74% 42.86%

28.91%

36.42% 36.00%

47.46% 46.52%

39.17%

0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00% 30.00% 35.00% 40.00% 45.00% 50.00%

I II III IV

2008

(27)

-100.00 -50.00 0.00 50.00 100.00

y.o.y 82.71 65.71 -42.23 -50.88 -54.35 -34.47 30.99 47.37 q.t.q 12.30 -23.48 -48.47 10.92 4.38 9.83 3.00 18.73

I II III IV I II III IV

2007 2008

-100.00 0.00 100.00

y.o.y 82.7165.71-42.2-50.8-54.3-34.430.9947.4 Pertambangan Tanpa

Migas 83.3366.24-42.76 -51.42 -54.90 -34.89 37.9748.10 Penggalian 18.7320.7417.5017.5234.6629.0721.658.95

I II III IV I II III IV

2007 2008

101,77 pada Oktober 2008 menjadi 102,72 pada November 2008. Dari 5 (lima) subsektor pertanian, 3 (tiga) subsektor diantaranya mengalami penurunan NTP pada November 2008 dibandingkan dengan nilainya pada Oktober 2008. Ketiga subsektor tersebut adalah subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat , Peternakan, dan subsektor Perikanan yang masing-masing turun 0,01 persen, 0,03 persen, dan 4,90 persen. Sementara 2 (dua) subsektor lainnya, Tanaman Pangan dan Hortikultura, mengalami kenaikan NTP sebesar 0,77 persen dan 6,26 persen.

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa NTP subsektor Hortikultura pada periode Agustus – November 2008 selalu lebih tinggi dibandingkan NTP subsektor lainnya. NTP subsektor Hortikultura dan subsektor Tanaman Pangan pada periode Agustus – November 2008 selalu berada di atas 100. Sementara NTP ketiga subsektor lainnya (Tanaman Perkebunan Rakyat, Peternakan, dan Perikanan) selama periode Agustus – November 2008 selalu berada di bawah 100. Ini berarti tingkat kesejahteraan petani pada subsektor Hortikultura dan Tanaman Pangan relatif lebih tinggi dibandingkan tingkat kesejahteraan petani pada ketiga subsektor lainnya.

1.2.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Secara umum pertambangan mengalami pertumbuhan yang positif walaupun terjadi guncangan di pasar komoditas. Penurunan tembaga mungkin dikoreksi naiknya harga emas pada pasar internasional. Sektor penggalian mengalami penurunan, dimana pertumbuhannya mencatat nilai yang negatif yaitu sebesar 8.95% dibanding dengan triwulan yang sebelumnya.

Grafik 8 Grafik 9

Pertumbuhan Sektor Pertambangan Provinsi Papua Pertumbuhan Sub Sektor

(28)

BPS. Prov Papua bekerja sama dengan KBI Jayapura BPS. Prov Papua bekerja sama dengan KBI Jayapura

1.2.3. Sektor pengolahan

Sektor pengolahan mengalami pertumbuhan yang positif. Secara yoy pertumbuhan menghasilkan angka 9.5725%. Hal ni ditopang dari perbaikan pertumbuhan di subsektor besar industri besar yang mencapai pertumbuhan sebesar 9.04% dan lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sebelumnya yang hanya mencatat pertumbuhan sebesar 1.50%. Industri kecil kerajinan Rumah Tangga mencatat pertumbuhan positif yaitu sebesar 11.32 % secara yoy. Sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sebelumnya. Ini mengindikasikan gairah ekonomi di sektor rumah tangga mulai terstimulasi. Dan ini menjadi sinyal positif di dalam menggerakkan perekonomian dari sektor pertanian tersebut.

Grafik 10 Grafik 11

Pertumbuhan Sektor Pengolahan Pertumbuhan Sub Sektor

Provinsi Papua Provinsi Papua

(Harga Konstan) (Harga Konstan)

BPS. Prov Papua bekerja sama dengan KBI Jayapura BPS. Prov Papua bekerja sama dengan KBI Jayapura

1.2.4. Sektor Listerik Dan Air Bersih

Sektor listerik dan air bersih tumbuh sebesar 6.69% (y.o.y). Pertumbuhan tersebut disumbang oleh subsektor listrik yang mengalami pertumbuhan sebesar 7.85% (y.o.y). Sementara subsektor air bersih 3.85% (y.o.y). Pertumbuhan di sektor ini menunjukkan kebutuhan masyarakat terhadap kebutuhan air dan listerik meningkat.

-10.00 -5.00 0.00 5.00 10.00 15.00

y.o.y 3.66 0.10 -2.31 -5.75 -5.61 -3.17 0.52 9.57253 q.t.q -3.02 -1.22 -0.39 -1.24 -2.86 1.33 3.40 4.46151

I II III IV I II III IV

2007 2008 -15.00

-10.00 -5.00 0.00 5.00 10.00 15.00

y.o.y 3.66 0.10 -2.31 -5.75 -5.61 -3.17 0.52 9.5725294 Industri Besar/Sedang 2.57 -2.05 -5.12 -9.65 -7.06 -2.78 1.50 9.04 Industri Kecil Kerajinan RT 7.92 8.66 8.94 9.96 8.47 8.94 10.90 11.32

I II III IV I II III IV

(29)

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00

y.o.y 8.88 7.45 5.82 2.08 2.32 2.65 3.71 6.6981 Listrik 10.52 8.62 6.44 1.19 1.56 2.07 3.77 7.85 Air Bersih 4.91 4.60 4.29 4.34 4.27 4.10 3.54 3.85

I II III IV I II III IV

2007 2008

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00

y.o.y 8.88 7.45 5.82 2.08 2.32 2.65 3.71 6.6981 q.t.q 0.65 0.26 0.57 0.58 0.89 0.58 1.61 3.48097

I II III IV I II III IV

2007 2008

Grafik 12 Grafik 13

Pertumbuhan Sektor Listerik Dan Air Bersih Pertumbuhan Sub Sektor

Provinsi Papua Provinsi Papua

(Harga Konstan) (Harga Konstan)

BPS. Prov Papua bekerja sama dengan KBI Jayapura BPS. Prov Papua bekerja sama dengan KBI Jayapura

Selama ini kebutuhan masyarakat akan listerik dan air minum belum bisa diimbangi dengan ketersediaan yang mencukupi yang diindikasikan dengan frekuensi pemadaman listrik yang cukup tinggi, serta banyak rumah tangga yang belum memiliki akses terhadap jaringan air bersih yang dimiliki Perusahaan Daerah Air Minum. Hal ini disebabkan oleh pengembangan penyediaan sarana pendukung perekonomian tersebut membutuhkan investasi yang cukup besar.

Grafik 14

Pertumbuhan Kredit Sektor Listrik, Gas Dan Air Provinsi Papua (Harga Konstan)

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum Bank Indonesia

36.00% 47.46% 46.52% 39.17%

0.00%

207.53% 216.08%

422.89%

0.00% 50.00% 100.00% 150.00% 200.00% 250.00% 300.00% 350.00% 400.00% 450.00%

I II III IV

2008

Pertumbuhan Seluruh Sektor

(30)

Dari sisi pertumbuhan kredit, sektor ini mengalami pertumbuhan kredit yang cukup signifikan, hal ini mungkin terkait dengan kredit pengembangan pembukaan alternatif energi yang dilakukan di Provinsi Papua.

1.2.5. Sektor Bangunan

Sektor bangunan pada triwulan IV – 2008 tumbuh 20.89% atau lebih kecil dibandingkan dengan triwulan III yang sebelumnya sebesar 23.96%.

Grafik 15 Grafik 16

Pertumbuhan Sektor Bangunan Pertumbuhan Kredit Konstruksi Provinsi Papua (Harga Konstan)

(Harga Konstan)

BPS. Prov Papua bekerja sama dengan KBI Jayapura BPS. Prov Papua bekerja sama dengan KBI Jayapura

Perlambatan ini biasanya terjadi menjelang akhir triwulan terakhir dalam tahun berjalan. Karena pemerintah biasanya melakukan realisasi sisa anggaran pada akhir periode. Realisasi ini biasanya akan menyebabkan sejumlah investasi pada sektor bangunan sedikit lebih tinggi, dan dari data dibanding dengan tahun yang sebelumnya terjadi perbaikan yang lebih signifikan. Hal ini disebabkan perbaikan stok untuk bahan bangunan semakin baik dibandingkan dengan bulan yang sebelumnya. Walapun kecenderungan harga masih cukup tinggi dan harga semen masih cukup mahal. Disisi lain juga terdapat perlambatan pada sektor kredit dimana pada triwulan yang ke IV terjadi penurunan kredit kontsruksi sebesar -7.66.

1.2.6. Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran

Pertumbuhan di sektor perdagangan, hotel dan restoran bertumbuh sebesar 11.41% (yoy), dan hal ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan di beberapa subsektor seprti

-15.00 -10.00 -5.00 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00

y.o.y 17.71 20.93 16.42 12.46 26.43 24.61 23.95 20.8942 q.t.q -8.96 6.72 5.80 9.40 2.35 5.19 5.25 6.70145

I II III IV I II III IV

2007 2008 36.00% 47.46% 46.52% 39.17% 26.46% 86.15% 46.03% -7.66% -20.00% 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00%

I II III IV

2008

(31)

0.00 10.00 20.00

y.o.y 9.99 9.32 9.49 9.95 10.1010.8311.24 11.4 q.t.q 0.47 1.49 3.24 4.45 0.60 2.17 3.62 4.35 I II III IV I II III IV

2007 2008

0.00 5.00 10.00 15.00

y.o.y 9.99 9.32 9.49 9.95 10.1 10.8 11.2 11.4 Perdagangan 9.97 9.19 9.37 9.91 10.1 10.9 11.6 11.4 H o t e l 10.4 10.2 10.9 11.8 12.1 12.2 12.0 11.3 Restoran 9.84 10.4 9.96 8.79 8.09 7.16 9.11 11.6 I II III IV I II III IV

2007 2008

perdagangan yang tetap memberikan pertumbuhan yang positif dimana pertumbuhan di sektor ini sebesar 11.41%(yoy), hotel 11.37%(yoy), restoran 11.63(yoy). Faktor ini disebabkan oleh momen natal dan tahun baru serta berbagai inovasi produk dari perhotelan, sehingga sektor di perhotelan dan di sektor restoran juga mengalami peningkatan.

Grafik 17 Grafik 18

Pertumbuhan Sektor Pertumbuhan Sub Sektor

Perdagangan Hotel Dan Restoran (Harga Konstan) Provinsi Papua (Harga Konstan)

BPS. Prov Papua bekerja sama dengan KBI Jayapura BPS. Prov Papua bekerja sama dengan KBI Jayapura

1.2.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

(32)

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00

y.o.y 14.79 15.16 15.50 15.98 15.82 14.99 15.11 14.0726 q.t.q 0.98 3.63 4.35 6.22 0.84 2.89 4.46 5.48182

I II III IV I II III IV

2007 2008

0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00

y.o.y 14.79 15.16 15.50 15.98 15.82 14.99 15.11 14.072577 Angkutan Jalan Raya 7.46 7.72 9.25 11.68 11.87 12.02 12.41 11.66 Angkutan Laut 9.59 9.08 7.85 7.86 7.87 8.07 9.78 11.26 Angkutan Sungai 10.37 10.03 8.64 6.54 6.97 7.34 8.12 9.73 Angkutan Udara 12.44 11.18 10.08 10.30 8.55 9.38 11.57 12.11 Jasa Penunjang Angkutan 11.48 11.95 9.69 6.65 6.47 7.34 9.71 14.14 Komunikasi 23.26 23.46 24.50 24.45 23.67 22.10 19.47 16.79

I II III IV I II III IV

2007 2008

Grafik 19

Pertumbuhan Sektor Grafik 20

Pengangkutan Dan Komunikasi Pertumbuhan Sub Sektor Provinsi Papua (Harga Konstan) Provinsi Papua (Harga Konstan)

BPS. Prov Papua bekerja sama dengan KBI Jayapura BPS. Prov Papua bekerja sama dengan KBI Jayapura

(33)

36.00% 47.46% 46.52% 39.17% 126.48% 117.81% 83.35% 9.24% 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 120.00% 140.00%

I II III IV

2008

Pertumbuhan Kredit Pertambangan

Pertumbuhan Kredit Angkutan dan Pergudangan

-60.00 -40.00 -20.00 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00

y.o.y 91.34 11.47 56.12 35.28 -7.18 51.83 8.29 7.94292 q.t.q 54.93 -34.05 47.97 -10.53 6.31 7.88 5.54 13.1838

I II III IV I II III IV

2007 2008 -50.00 0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00

y.o.y 91.34 11.47 56.12 35.28 -7.18 51.83 8.29 7.9429 Bank 209.65 12.61 105.11 60.11 -17.31 102.49 -30.70 4.40 Lembaga Keuangan

Bukan Bank

9.61 9.87 10.72 12.50 12.81 11.84 11.77 10.86

Sewa Bangunan 10.08 10.47 10.55 11.34 11.97 12.81 13.12 13.26 Jasa Perusahaan 11.32 11.54 11.59 13.21 11.94 13.20 13.29 13.27 I II III IV I II III IV

2007 2008

Grafik 21

Pertumbuhan Kredit Sektor Pengangkutan Dan Komunikasi Provinsi Papua

BPS. Prov Papua bekerja sama dengan KBI Jayapura

Penurunan ini mungkin juga disebabkan oleh penurunan pada kredit dibidang pengangkutan. Kurangnya insentif kredit akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi.

1.2.8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Secara garis besar sektor keuangan mengalami pertumbuhan positif, walapun pertumbuhan pada triwulan sekarang secara yoy masih lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Grafik 22

Pertumbuhan Sektor Keuangan, Grafik 23

Persewaan dan Jasa Perusahaan Pertumbuhan Sub Sektor Provinsi Papua (Harga Konstan) Provinsi Papua (Harga Konstan)

(34)

Pertumbuhan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan menglami pertumbuhan sebesar 7.9429% (yoy). Sementara untuk pertumbuhan atau nilai tambah perusahaan dari sektor bank mengalami perbaikan menjadi sebesar 4.40% dimana pada2 triwulan sebelumnya mengalami pertumbuhan yang negatif. Hal ini disebabkan perbaikan dan transparansi pemerintah daerah di dalam upayanya dalam menmggalakkan usaha perbakan yang menghasilkan produk produk yang inovatif. Lembaga keuangan bukan bank mengalami pertumbuhan sebesar 10.86% (yoy), sewa bangunan sebesar 13.26%.

1.2.9. Sektor Jasa Jasa

(35)

-10.00 -5.00 0.00 5.00 10.00 15.00

y.o.y 12.82 11.76 10.03 4.56 3.50 4.79 4.98844 8.39753 q.t.q -5.06 2.11 3.36 4.35 -6.02 3.39 3.55222 6.87905

I II III IV I II III IV

2007 2008

0.00 5.00 10.00 15.00

y.o.y 12.82 11.76 10.03 4.56 3.50 4.79 4.9884 8.3975 Pemerintahan Umum 13.20 11.93 9.96 3.98 2.82 4.18 5.22 8.01 Jasa Sosial

Kemasyarakatan 9.48 10.22 10.29 9.54 9.67 10.70 11.73 12.83 Jasa Hiburan dan

Rekreasi 10.53 10.95 10.91 10.52 9.00 8.95 10.37 10.75 I II III IV I II III IV

2007 2008

Grafik 24 Grafik 25

Pertumbuhan Sektor Jasa Jasa Pertumbuhan Sub Sektor Provinsi Papua (Harga Konstan) Provinsi Papua (Harga Konstan)

(36)

BOKS 1

Pemerintah Papua Menyediakan Satu Triliun Untuk Program Strategis Pembangunan Kampung

(37)

1.3. PDRB SISI PENGGUNAAN

Perhitungan PDRB, selain dilakukan lewat sisi penawran dilakukan juga melalui sisi penggunaan. Sisi ini untuk melihat kemampuan permintaan secara agregat masyarakat pada sektor Jayapura.

PDRB Jayapura secara agregat dari sisi penggunaan mengalami peningkatan yang cukup signifikan karena terjadinya perbaikan di berbagai sektor sektor ekonomi yang menjadi andalan penggerak bagi ekonomi daerah.

Tabel 2.

Pertumbuhan PDRB Papua (Harga Konstan) Menurut Penggunaan

(38)

0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00

y.o.y 10.80 12.58 14.40 16.22 18.81 19.42 24.26 15.7555 q.t.q 2.64 2.72 4.24 5.74 4.93 3.25 8.46 5.31294

I II III IV I II III IV

2007 2008

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00%

I II III IV I II III IV

2007 2008

Porsi Konsumsi Pertumbuhan Grafik 26. Grafik 27

Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga Pertumbuhan Kredit Rumah Tangga

Provinsi Papua (Harga Konstan) Provinsi Papua

BPS Prov. Papua Bekerjasama dengan KBI Jayapura BPS Prov. Papua Bekerjasama dengan KBI Jayapura

1.3.2 Konsumsi Swasta Nirlaba

Konsumsi Swasrta Nirlaba pada triwulan ke IV mengalami pertumbuhan yang positif dengan nilai 14.02% (yoy). Aktivitas ini disebabkan oleh peningkatkatan aktifitas lembaga lembaga nirlaba yang terdapat di Provinsi Papua seperti pembukaan kantor baru maupun pemukaan program – program kerja lembaga lembaga yang berasal dari dalam dan luar negeri.

Grafik 28.

Pertumbuhan Konsumsi Swasta Nirlaba Provinsi Papua (Harga Konstan)

Sumber: BPS Prov. Papua Bekerjasama dengan KBI Jayapura

1.3.3 Konsumsi Pemerintah

Konsumsi pemerintah pada triwulan IV mengalami peningkatan sebagai akibat dari meningkatnya realisasi dari pengeluaran pemerintah menjelang tutup

0.00 10.00 20.00

y.o.y 11.6 13.3 15.0 16.6 9.87 10.9 14.8 14 q.t.q 9.25 2.15 2.09 2.38 2.90 3.13 5.71 1.65

I II III IV I II III IV

(39)

buku dan hal ini memberikan dampak yang cukup signifikan dengan agak pertumbuhan sebesar 22.11% (yoy) angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sebelumnya yang hanya memiliki pertumbuhan 14.85% (yoy). Tuntutan pembenahan infrastruktur menyebabkan pemerintah harus lebih meningkatkan pembiayaan pada sektor sektor strategis agar terpacu pertumbuhan ekonominya.

Grafik 29

Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah Provinsi Papua (Harga Konstan)

Sumber: BPS Prov. Papua Bekerjasama dengan KBI Jayapura

-40.00 -20.00 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00

y.o.y 75.61 14.61 -1.86 -13.76 -17.78 7.34 14.43 22.10544332 q.t.q 0.15 -22.64 3.36 7.70 -4.51 0.99 10.18 14.92495314

I II III IV I II III IV

(40)

BOKS 2

Papua Mendapat Dana Otonomi Khusus Rp 19 Triliun

Pemerintah Provinsi Papua digelontor dana Rp 19 triliun lebih dari pemerintah pusat, sebagaimana dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2009. Hal tersebut adalah bagian dari kebijakan pemerintah tentang dana otonomi khusus sebesar Rp 8,8 triliun, dan dana penyesuaian sebesar Rp 14,9 triliun. Selain itu program di atas adalah sebagai bagaian dari strategi pemerintah di dalam mengurangi kesenjangan fiskal antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dan kesenjangan fiskal antar daerah.

Menurut Gubernur Papau dalam Cendrawasih Pos tanggal 9 Januari 2009, total Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Otonomi Khusus Papua, dan Dana Infrastruktur Otsus Papua yang dialokasikan dari APBN 2009 bagi Provinsi dan Kabupaten/kota se-Provinsi Papua adalah Rp 19.058.322.297.700,

Adapun rincian dana tersebut adalah sebagai berikut:

1. DAU Provinsi Papua adalah sebesar Rp 1.058.227.764.000

2. DAU Kabupaten/Kota Se-Provinsi Papua berjumlah Rp

8.066.776.439.900.

3. DAK Provinsi Papua sebesar Rp 81.273.000.000

4. DAK Kabupaten/Kota Se-Provinisi Papua berjumlah Rp

1.523.732.000.000.

5. Dana Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua sebesar Rp

2.609.797.400.000

6. Dana Infrastruktur Otonomi Khusus Papua sebesar Rp 800.000.000

7. Satuan Kerja Pusat dan Daerah, Satuan Kerja Dekonsentrasi, dan

(41)

1.3.4 Investasi

Investasi dicerminkan dengan pembentukan midal tetap yang mengalami pertumbuhan sebesar 17.95% (yoy) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sebelumnya.yang haya mencapai angka 14.41%.

Grafik 30.

Pertumbuhan PMTB Provinsi Papua

Sumber: BPS Prov. Papua Bekerjasama dengan KBI Jayapura

1.3.5 Ekspor

Nilai ekspor netto merupkan nilai selisih dari antara ekspor dan nilai impor yang dilakukan Provinsi Papua. Pada triwulan IV-2008, nilai ekspor netto memiliki nilai positif sebesar 7.40% (yoy). Penegrtian konsep perpindahan barang atau jasa yang berlingkup antar provinsi maupun antar negara.

-20.00 0.00 20.00 40.00 60.00

y.o.y q.t.q

y.o.y 7.24 41.0 37.2 34.6 44.4 9.76 13.6 17.9 q.t.q -6.5 34.8 1.88 4.92 0.21 2.47 5.49 8.17

I II III IV I II III IV

(42)

2. PROVINSI PAPUA BARAT

2.1. KONDISI UMUM

Perekonomian Papua Barat pada Triwulan IV-2008 diperkirakan masih mencatat laju pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Sektor industri pengolahan dan sektor pertanian diperkirakan merupakan faktor penopang (penyumbang) utama pertumbuhan ekonomi Papua Barat dalam laporan triwulan ini (tabel 1). Sementara itu, sektor lain yang diperkirakan tumbuh dan memberikan sumbangan yang cukup signifikan adalah sektor bangunan, hal ini sejalan dengan posisi Papua Barat sebagai propinsi baru yang sedang giat melaksanakan pembangunan dan pengembangan daerah.

Dari sisi penawaran, konsumsi rumah tangga merupakan faktor penggerak utama dalam pertumbuhan ekonomi ditengah tekanan inflasi yang menunjukkan

peningkatan yang cukup tinggi khususnya di akhir triwulan IV-2008. Aktivitas

konsumsi terutama dilakukan dalam rangka menyambut hari lebaran, natal dan tahun baru. Untuk membiayai konsumsi, masyarakat diyakini memanfaatkan pinjaman perbankan yang diindikasikan oleh peningkatan yang cukup signifikan kredit konsumsi yang disalurkan oleh perbankan di triwulan ini. Secara tahunan pada triwulan IV-2008 (harga konstan), perekonomiaan Papua Barat diperkirakan tumbuh 9,66% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2007 sebesar 7,99% dan triwulan III-2008 sebesar 8,49% (grafik 1).

Grafik 31

Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Papua Barat (Harga Konstan)

I II III IV I II III IV*)

2007 2008

y.o.y 5,91 6,53 7,26 7,99 8,16 8,31 8,49 9,66

q.t.q -2,24 2,81 3,26 4,06 -2,09 2,95 3,43 5,18

-4,00 -2,00 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00

(43)

2.2. PDRB SISI PENAWARAN

Dari sisi penawaran, struktur perekonomian Papua Barat masih sama dengan periode-periode sebelumnya yaitu didominasi oleh tiga sektor utama yaitu : sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan (kombinasi ketiganya memberi sumbangan 58,37% terhadap PDRB Papua Barat pada triwulan IV-2008). Seluruh sektor memperlihatkan pertumbuhan yang positif pada triwulan IV-2008. Berdasarkan sumbangannya, sektor industri pengolahanmerupakan kontributor utama dalam pencapaian pertumbuhan perekonomian Papua Barat pada triwulan laporan ini sebesar 2,58%, kemudian diikuti oleh sektor pertanian sebesar 1,69% dan sektor bangunan sebesar 1,53% (tabel 1). Sementara itu, berdasarkan tingkat pertumbuhannya, terdapat 3 sektor yang diperkirakan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan yaitu sektor keuangan, sektor industri pengolahan dan sektor bangunan.

Grafik. 32

Struktur Perkonomiaan Papua Barat (Harga Konstan)

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4*)

2006 2007 2008

Jasa

Keuangan

Angkut dan Kom

PHR

Bangunan

Listrik Gas Air

Pengolahan

Tambang

Pertanian

Sumber : BPS. Prov Papua Barat bekerja sama dengan KBI Jayapura *) Angka sementara

(44)

0 5 10 15 20 25 Pertanian

Tambang Pengolahan Listri Gas Air Bangunan PHR Angk dan Kom Keuangan Jasa-jasa

( %)

Sumbangan

Pertumbuhan

Grafik 33 Grafik 34

Pertumbuhan Sektor Ekonomi Pertumbuhan dan Sumbangan

Tw III-2008 dan Tw IV-2008 Sektor Ekonomi Tw IV-2008 (Harga Konstan) (Harga Konstan)

0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00

Pertanian Tambang Pengolahan Listri Gas Air Bangunan PHR Angk dan Kom Keuangan Jasa-jasa

Pertumbuhan (%)

TW 4-2008 TW 3-2008

Sumber : BPS. Prov Papua Barat bekerja sama Sumber : BPS. Prov Papua Barat bekerja sama

dengan KBI Jayapura dengan KBI Jayapura

Tabel. 3

Pertumbuhan dan Sumbangan Sektoral (Harga Konstan) Growth (yoy) Sumbangan Growth (yoy) Sumbangan Growth (yoy) Sumbangan Growth (yoy) Sumbangan Growth (yoy) Sumbangan Growth (yoy) Sumbangan

Pertanian 6.51% 1.90% 9.94% 2.79% 7.64% 2.20% 7.09% 2.06% 6.00% 1.73% 5.93% 1.69%

Pertambangan dan Penggalian -0.07% -0.01% -0.14% -0.03% -0.49% -0.09% -0.47% -0.09% 0.03% 0.00% 1.61% 0.29%

Industri Pengolahan 7.98% 1.08% 5.98% 0.80% 9.14% 1.31% 9.20% 1.27% 12.24% 1.67% 19.60% 2.58%

Listrik, Gas dan Air 9.54% 0.04% 9.96% 0.04% 9.91% 0.05% 9.78% 0.04% 9.39% 0.04% 8.83% 0.04%

Bangunan 13.41% 1.08% 13.92% 1.23% 14.94% 1.16% 15.04% 1.19% 14.92% 1.27% 16.48% 1.53%

Perdagangan, Hotel dan Restoran 8.61% 0.87% 8.75% 0.89% 9.07% 0.95% 9.45% 0.99% 10.59% 1.09% 9.94% 1.02%

Pengangkutan dan Komunikasi 11.76% 0.84% 12.46% 0.90% 17.74% 1.29% 16.23% 1.21% 16.33% 1.22% 15.06% 1.13%

Keuangan, persewaan dan Jasa Perusahaan

22.48% 0.40% 21.34% 0.39% 17.19% 0.32% 32.96% 0.65% 27.87% 0.57% 25.62% 0.53%

Jasa-jasa 10.30% 1.06% 9.03% 0.98% 9.56% 0.97% 9.46% 0.98% 8.50% 0.90% 7.75% 0.85%

PDRB (yoy)

SEKTORAL

Tw 3-2007 Tw 4-2007 Tw 1-2008 Tw 2-2008 Tw 3-2008 Tw 4-2008*)

7.26% 7.99% 8.16% 8.31% 8.49% 9.66%

Sumber : BPS. Prov Papua Barat bekerja sama dengan KBI Jayapura

*) Angka sementara

2.2.1 Sektor Pertanian

(45)

Grafik 35

Pertumbuhan Sektor Pertanian Provinsi Papua Barat

(Harga Konstan)

I II III IV I II III IV*)

2007 2008

y.o.y 1,58 2,82 6,51 9,94 7,64 7,09 6,00 5,93

q.t.q -0,28 3,94 2,70 2,71 -1,82 3,41 1,65 2,65

-4,00 -2,00 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00

BPS Prov. Papua Barat bekerja sama dengan KBI Jayapura *) Angka sementara

Adapun sumbangan sektor ini (share of growth) terhadap pertumbuhan

perekonomian Papua Barat secara keseluruhan diperkirakan sebesar 1,69%, terbesar kedua setelah sumbangan dari sektor industri pengolahan, sehingga sektor ini menjadi 2 besar penyokong perekonomian Papua Barat. Selain hal tersebut, sektor pertanian juga menyerap tenaga kerja terbesar di wilayah Papua Barat. Sehingga pengembangan sektor pertanian menjadi salah satu poin utama dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat di Papua Barat

Tabel 4.

Pertumbuhan dan Sumbangan Sektor Pertanian (Harga Konstan)

Pertumbuhan

(%) Sumbangan (%) Pertumbuhan (%) Sumbangan (%) Pertumbuhan (%) Sumbangan (%) Pertumbuhan (%) Sumbangan (%)

1 Tanaman Bahan Makanan 20.96 0.94 24.22 1.16 33.69 1.45 19.39 0.95

2 Tanaman Perkebunan 6.04 0.18 6.12 0.18 5.60 0.16 5.58 0.15

3 Peternakan dan hasilnya 10.63 0.18 10.68 0.18 11.55 0.19 11.02 0.18

4 Kehutanan 3.02 0.25 0.98 0.08 -1.41 -0.12 0.28 0.02

5 Perikanan 8.74 0.96 7.10 0.78 6.02 0.66 3.48 0.39

Sub Sektor

No Triwulan 1-2008 Triwulan 2-2008 Triwulan 3-2008 Triwulan 4-2008

BPS Prov. Papua Barat bekerja sama dengan KBI Jayapura, diolah

(46)

Tabel 5

Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat Periode September 2008 & November 2008

Nopember 2008

Nilai Tukar Petani 107.95 105.69 -2.09

-Sub Sektor Padi & Palawija 97.70 96.59 -1.14

-Sub Sektor Hortikultura 114.52 102.95 -10.10

-Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat 121.92 122.17 0.20

-Sub Sektor Peternakan 108.98 112.51 3.24

-Sub Sektor Perikanan 119.83 111.94 -6.58

Komponen September 2008 YOY

(%)

 Pada press release November 2008, penyajian Nilai Tukar Petani (NTP) untuk data bulan September

2008 didasarkan pada perhitungan NTP dengan tahun dasar 2007 (2007=100). Penghitungan NTP baru ini meliputi 32 provinsi dan mencakup 5 subsektor, yaitu subsektor padi & palawija, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.

 Pada bulan September 2008, NTP Provinsi Papua Barat masing-masing subsektor tercatat sebesar

97.70 untuk Subsektor Padi & Palawija (NTP-P), 114.52 untuk Subsektor Hortikultura (NTP-H), 121.92

untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R), 108.98 untuk Subsektor Peternakan (NTP-Pt) dan 119.83 untuk Subsektor Perikanan (NTP-Pi). Sedangkan NTPp untuk Provinsi Papua Barat bulan September 2008 tercatat sebesar

Gambar

Grafik 17
 Grafik 21 Pertumbuhan Kredit  Sektor Pengangkutan Dan Komunikasi Provinsi Papua
Grafik 28. Pertumbuhan Konsumsi Swasta Nirlaba
Grafik 29 Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah
+7

Referensi

Dokumen terkait

❑ Pada Air Conditioner udara ruangan terhisap disirkulasikan secara terus- menerus oleh blower (pada indoor unit) melalui sirip evaporator yang mempunyai suhu yang lebih dingin

Hasil analisis sidik ragam ternyata perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kandungan mineral, sehingga peningkatan konsentrasi bahan pemutih

Atas dasar permasalahan tersebut maka dibuatlah sebuah program kegiatan masyarakat “Pengkaryaan Drama Radio pada anggota Bengkel Sastra FBS UNM” dengan tujuan menjadikan

a. Arsitektur data : mendefinisikan tipe dan sumber data yang dibutuhkan untuk mendukung bisnis, dimana yang dapat dimengerti oleh pihak-pihak yang terlibat pada Puslit

Pati; Kota Pekalongan; Kab. Purworejo; Kota Tegal; Kota Salatiga; Kab. Blora; Kab. Pati; Kota Pekalongan; Kab. Purworejo; Kota

21 21 PEMBAHASAN KASUS EKONOMI # KINERJA KEGIATAN INVESTASI. PEMBAHASAN KASUS EKONOMI # KINERJA

Mengingat betapa pentingnya kegunaan dari pakan alami khususnya untuk budidaya ikan pada stadium benih / larva, maka pada saat praktikum, praktikan diharapkan dapat lebih memahami

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan maka dapat dikatakan bahwa karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen memiliki pengaruh yang signifikan