• Tidak ada hasil yang ditemukan

2017 KELOLA PRODUKSI 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "2017 KELOLA PRODUKSI 2016"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KELOLA PRODUKSI

A. SASARAN PENGELOLAAN

Sasaran umum pengelolaan Sumber Daya Hutan di KPH Madiun adalah terpeliharanya, meningkatnya dan pulihnya fungsi–fungsi dan nilai–nilai ekologi secara seksama dengan mempertimbangkan dampak pada lingkungan hidup serta peningkatan partisipasi masyarakat untuk mewujudkan hutan yang lestari dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat desa hutan.

Sasaran pengelolaan sumber daya hutan KPH Madiun meliputi tiga aspek yaitu aspek produksi, lingkungan dan sosial.

Sasaran kelola aspek produksi terdiri dari :

a. Tersedianya bibit pada persemaian dengan kualitas dan kuantitas sesuai dengan rencana.

b. Terlaksananya kegiatan tanaman sesuai dengan rencana dan persentase tumbuh minimal

95%.

c. Pemeliharaan, penjarangan, dan pengendalian hama penyakit terlaksana sesuai dengan metode, tata waktu dan skala prioritas.

d. Teresan dan tebangan terlaksana sesuai dengan rencana dan kualitas sortimen yang maksimal.

e. Meminimalkan dampak pemanenan terhadap lingkungan

f. Luasan kelas hutan produktif minimal dipertahankan dan diupayakan terus meningkat.

B. STRATEGI PENGELOLAAN

Strategi pengelolaan merupakan rangkaian kegiatan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Strategi pengelolaan SDH KPH Madiun Aspek produksi:

1. Seleksi benih dan metode dan tata waktu pembuatan persemaian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Reboisasi pada bekas lokasi tebangan rutin dan pembangunan/hutan tidak produktif. 3. Monitoring dan evaluasi tanaman guna mengetahui persentase tumbuh dan kualitas

tanaman terutama pada tanaman muda.

4. Kegiatan sulaman dilakukan sesuai dengan tata waktu dan ketersediaan bibit yang memadai.

5. Penerapan system silvilkultur secara optimal.

6. Kegiatan pemeliharaan dilakukan sesuai dengan hasil evaluasi dan monitoring tanaman. 7. Penjarangan tegakan (pemilihan pohon yang dimatikan) dilakukan dengan metode

kehati-hatian untuk meningkatkan pertumbuhan pohon-pohon yang sehat yang ditinggalkan.

8. Inventarisasi, penanggulangan dan monitoring hama / penyakit.

9. Kegiatan penebangan memperhatikan aspek sosial dan lingkungan dan mengacu pada Etat tahunan yang ditetapkan.

(2)

C. KEGIATAN PENGELOLAAN HUTAN

I. Penataan Hutan

Sebagai dasar kegiatan operasional, KPH Madiun telah menyusun RPKH, yang merupakan Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan (RPKH) jangka 2011 s/d 2020 pada Kelas Perusahaan Jati dan jangka 2016 s/d 2020 pada Kelas Perusahaan Kayu Putih, meliputi: risalah awal jangka dan tata batas, rekonstruksi tata batas kawasan. RPKH KPH Madiun saat ini sudah mencakup rencana kegiatan teknis, lingkungan dan sosial sehingga sudah sejalan dengan Management Plan yang telah disusun. Dokumen Management Plan menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Teknik Tahunan (RTT) perusahaan. RTT selanjutnya menjadi dasar legal didalam melaksanakan seluruh kegiatan operasional hutan, khususnya kegiatan penebangan dan penanaman.

Pada hutan produksi itu di KPH Madiun juga dilakukan penataan batas lokasi kawasan perlindungan yang diantaranya adalah Kawasan Perlindungan Setempat (KPS), dimana KPS diposisikan sebagai anak petak baru. KPS yang ada di KPH Madiun meliputi: sempadan sungai, sempadan waduk, kawasan sekitar mata air dan KPKH. Kegiatan ini diperkirakan akan berdampak pada pemantapan kawasan yang perlu dilindungi diantaranya KPS dengan Luas :2301,1Ha,KPKH Luas: 8,1 Ha.

II. Persiapan Tanaman.

Persiapan tanaman adalah penyiapan lahan dilakukan pada areal yang akan ditanami, baik di areal bekas tebangan maupun lahan kosong. Setelah dibersihkan areal diupayakan langsung ditanami. Namun dengan target sebesar yang direncanakan oleh perusahaan, ada kemungkinan terdapat jangka waktu antar pembersihan dan penanaman.

Terdapat dua sistem penanaman di Perum Perhutani, yaitu: banjar harian dan tumpangsari. Sistem banjar harian adalah penanaman secara cemplongan, tanpa ruang budidaya pertanian, dilakukan pada lahan berlereng berat dan/atau langka tenaga pesanggem. Sistem tumpangsari dikembangkan dengan melibatkan dan memberi ruang bagi pesanggem untuk melakukan budidaya pertanian. Kegiatan persiapan tanaman tersebut meliputi :

 Pengukuran jarak tanam dan pemasangan acir.

 Pembuatan lubang tanaman

(3)

III. Persemaian

Lokasi Persemaian

KPH Madiun memiliki persemaian sebanyak 4 ( empat ) lokasi yang ada di Sub Utara dan selatan, dengan total maksimal kapasitas produksi sebanyak kurang lebih 5 juta Bibit/tahun. Lokasi persemaian tersebut untuk mencukupi dan mendukung kebutuhan bibit di seluruh wilayah KPH Madiun. Lokasi persemaian yang terdapat di wilayah KPH Madiun disajikan pada.

Tabel III-1. Lokasi Persemaian yang Terdapat di Wilayah KPH Madiun

Sumber data : Laporan persemaian thn 2016.

No. Lokasi Persemaian Luas

(ha)

Produksi bibit

thn 2015 Jenis Tanaman

1. BKPH Somoroto 1.5 129.346 plc Rimba.

2. BKPH Brumbun 1,5 145.346 plc Rimba.

3. BKPH Dungus 1,5 173.339 plc Jati (stek pucuk )

4. BKPH Sukun (2

lokasi) 1,5

90.911 plc 171.850 plc

2.244 plc Jati

Kayu Putih Rimba

(4)

IV. Pelaksanaan Penanaman.

Kegiatan penanaman di areal hutan Perum Perhutani KPH Madiun dilakukan setelah dilakukan penyiapan lahan selesai dan dinilai layak untuk diteruskan dengan kegiatan penanaman. Penanaman dimungkinkan dilakukan sepanjang tahun karena kondisi curah hujan yang sesuai. Untuk memonitoring hasil kegiatan penanaman dilakukan penilaian persiapam lapangan dan tanaman yang bertujuan untuk menilai dengan melakukan penghitung persentase hidup tanaman Pagar, Tepi, Sela, Pokok dan pengisi, dan monitoring pertumbuhan tanaman. Penilaian tanaman dilakukan pada umur tanaman 1 tahun. Hal ini diharapkan apabila tanaman dinilai kurang dapat tumbuh dengan baik, masih memungkinkan untuk dilakukan penyulaman ataupun penanaman kembali. Sistem penilaian tanaman di KPH Madiun Berdasarkan laporan dari hasil penilain dan rata-rata keberhasilan tanaman (prosentase tumbuh) setiap tahun mencapai lebih dari 94 %.s/d 97 %

Untuk tahun 2016 KPH Madiun mampu menyelesaikan tanaman seluas 306 Ha

V. Pemeliharaan TanamanAN

Kegiatan pemeliharaan tanaman di wilayah KPH Madiun, meliputi:

Pemeliharaan tanaman tahun ke II dan kegiatan penyulaman, penyiangan , pendangiran, pemupukan seluas : 93 Ha

Pemeliharaan tanaman tahun ke III kegiatan penyulaman, penyiangan , pendangiran, pemupukan seluas :0 Ha

Pemeliharaan Tanaman tahun ke IV Meliputi : Babat tumbuhan bawah seluas : 92 Ha dan dangirt Tanaman Pokok seluas :92 Ha.

Wiwil seluas 92 Ha.

Pemeliharaan tahun ke V Meliputi :Dangir seluas :195 Ha, wiwil seluas 195 Ha Dan dilanjutkan dengan perawatan hutan meliputi :

Kegiatan tunjuk tolet seluas 1.366 Ha jati rimba. Pembuatan PCP sebanyak 366 buah

Babat tumbuhan bawah sebanyak 1.366 Hm jati rimba.

(5)

VI. Perlindungan dan Pengamanan Hutan.

Kegiatan perlindungan dan pengaman hutan dimaksudkan untuk menjaga keutuhan dan keamanan kawasan dari aktivitas ganggguan hutan yang disebabkan oleh tekanan penduduk, perubahan klim global maupun kombinasi diantara keduanya. Cakupan kegiatan perlindungan dan pengamanan hutan adalah sebagai berikut :

Pencurian Kayu selama tahun 2016 sebanyak 197 phn, Tahun 2015 sebanyak 216 pohon terjadi penurunan 9,1 %

 Perburuan Satwa Liar tahun 2016 nihil.

 Kebakaran Hutan thn 2016 seluas: Nihil Ha,Thn 2015 sebanyak 5,5 Ha terjadi penurunan 100 %.

 Perambahan Hutan/Bibrikan tahun 2016 nihil

 Penggembalaan di tahun 2016 nihil

VII. Teresan

Kegiatan tebang habis pada prinsipnya hanya dilaksanakan pada areal hutan produksi saja, atau yang berdasarkan inventarisasi/ risalah hutan termasuk lapangan tidak baik untuk tebang habis. Untuk kegiatan teresan pada dasarnya adalah kegiatan meneres atau mematikan pohon agar diperoleh tegakkan yang kering secara alami sehingga dapat meminimalkan kerusakan pada saat tebang.

Berdasarkan Pengesahan Rencana Teknik Tahunan (RTT) oleh Biro Perencanaan, Administratur/KKPH menerbitkan Surat Perintah Teresan sesuai tata waktunya dan dilampiri peta yang akan diteres berskala 1 : 100.000.

(6)

VIII. Pembuatan dan Pemeliharaan Sarana Jalan.

Prinsip utama kegiatan pembukaan wilayah hutan adalah tersedianya akses untuk semua kegiatan pengelolaan hutan dengan baik dan efisien. Adapun kegiatan pokok penyiapan sarana prasaran yang dilaksanakan di wilayah KPH Madiun, meliputi :

 Pembangunan Jalan Sarad/Sogokan sesuai dengan kondisi petak tebangan.  Perbaikan Jalan Angkutan dan Alur bilan ada yang harus di perbaiki.

 Pembuatan Pos Tebangan, Gubug Kerja untuk petak tebangan yang target produksi

diatas 1000 M3.

 Pembangunan dan pemeliharaan Stasiun Pemantaun Lingkungan (SPL) terdapat 2

(7)

Gambar

Tabel III-1. Lokasi Persemaian yang Terdapat di Wilayah KPH Madiun

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan kami dalam pembuatan skripsi ini adalah pembuatan aplikasi bagi PT.PLN (Persero) khususnya wilayah Rayon Ponorogo, yang dapat melakukan pencatatan ke

Selain itu penerapan pembelajaran Model Think Pair and Share (TPS) dapat meningkatkan prestasi belajar matematika untuk Kompetensi Dasar Mengumpulkan dan Membaca Data pada

Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli ditambah margin keuntungan. Dalam kaitan ini bank harus

Surakarta antara lain : 1) Waktu pelaksanaan kegiatan shalat Dhuha dilaksanakan pada jam sembilan pagi. Untuk waktu shalat Zuhur dilaksanakan pada jam duabelas, 2)

Negosiasi nilai atau respons yang dihasilkan oleh kelompok diaspora Muslim di Eropa beragam mulai dari yang menanggapinya positif seperti Liberal, mengambil sebagian seperti

Pada tahap praktik mengajar terbimbing ini mahasiswa harus mempersiapkan Satuan Pelajaran (SP), Rancangan Pelaksanaan Pelajaran (RPP) setiap kali akan mengajar,

Diduga meskipun pada penggandaan skala jumlah tablet effervescent yang dihasilkan lebih banyak dari pada skala laboratorium tetapi komposisi bahan kimia yang

Dengan demikian rute paparan, potensi akumulasi partikel nano pada tubuh manusia melalui bagian tubuh yang berhubungan langsung dengan lingkungan menjadi perhatian