• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Penyajian Data Dengan Model Pembelajaran TPS (Think Pair and Share)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Penyajian Data Dengan Model Pembelajaran TPS (Think Pair and Share)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Tersedia Online di http://journal.unublitar.ac.id/pendidikan/ind ex.php/Riset_Konseptual Sejarah Artikel Diterima pada : 08-01-2020 Disetuji pada : 29-01-2020 Dipublikasikan pada : 31-01-2020 Kata Kunci:

Hasil Belajar, Penyajian Data, Team Pair

and Share (TPS).

DOI:

http://doi.org/10.28926/riset_konseptual.v4i 1.180

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Materi

Penyajian Data Dengan Model Pembelajaran TPS (Think

Pair and Share)

Edi Agus Nuroso

SDN 2 Mlinjon Kec. Suruh Kab. Trenggalek, Indonesia Email: nurosoediagus@gmail.com

Abstrak: Matematika merupakan salah satu pelajaran yang menjadi momok dan dianggap sulit bagi siswa. Tujuan penelitian ini, untuk meningkatkan hasil belajar siswa SDN 2 Mlinjon pada kelas IV materi penyajian data serta memperluas wawasan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dengan model pembelajaran yang bervariasi pada materi matematika. Dari hasil analis didapatkan bahwa pembelajaran dengan model TPS dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa Kelas VI SDN 2 Mlinjon tahun ajaran 2016-2017 dengan rata-rata nilai pada siklus I sebesar 68 masih di bawah KKM 70, nilai rata-rata pada siklus II mencapai 80. Untuk nilai ketuntasan belajar pada siklus I terdapat 9 anak (56,25%) pada siklus II meningkat, mencapai 16 anak (93,75%).

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menjadi momok bagi siswa dan dianggap sulit bagi siswa, sehingga banyak siswa yang hasil belajarnya belum mencapai KKM yang ditentukan. Pelajaran matematika memiliki peranan yang penting dalam keseharian kita. Banyak dalam kehidupan kita yang selalu berhubungan dengan matematika, seperti jual-beli barang, penukaran uang, mencari nomor rumah siswa, menghitung jarak dan waktu, serta masih banyak lagi. Mengingat begitu pentingnya matematika di kehidupan sehari – hari, maka konsep dasar matematika yang diajarkan pada seorang siswa haruslah benar dan kuat (Setyono, 2007).

Hasil ujian matematika kelas VI SD Negeri 2 Mlinjon banyak yang nilainya dibawah KKM 70 yang telah ditentukan. Terlihat dari skor rata-rata kelas tes yang diberikan hanya 65. Metode dan teknik pengajaran yang digunakan cenderung monoton, dimana guru aktif menyampaikan informasi namun murid hanya pasif menerima saja. Terjadinya rendahnya hasil belajar siswa ada beberapa hal, salah satunya yaitu kurangnya motivasi. Motivasi belajar adalah penggerak pada diri siswa yang memunculkan kemauan untuk belajar, menjamin keberlangsungan untuk melakukan kegiatan belajar atau motivasi belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh tujuan pembelajaran dapat tercapai (Sardiman, 2011). Berdasarkan data tersebut, peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas untuk meningkatkan motivasi belajar siswa serta meningkatkan hasil belajar mereka.

Pembelajaran kooperatif lebih mengutamakan interaksi antara siswa dengan siswa. Pembelajaran kooperatif membuat siswa melakukan komunikasi aktif dengan sesama siswa lainnya. Interaksi tersebut membuat siswa mudah menguasai materi yang diajarkan, karena siswa lebih mudah memahami penjelasan dari temannya daripada penjelasan dari guru karena taraf pengetahuan serta pemikiran mereka lebih sejalan dan sepadan (Sulaiman dalam Wahyuni, 2001). Berdasarkan paparan

(2)

mengenai pembelajaran kooperatif tersebut, maka penelitian ini menggunakan pembelajaran kooperatif karena dapat meningkatkan keaktifan siswa didalam kelas.

Penerapkan model pembelajaran yang benar dan tepat diharapkan mampu membantu siswa, terutama untuk penguasaan materi ajar yang selama ini dirasakan sulit oleh siswa, oleh sebab itu peneliti berupaya merubah model pembelajaran dari metode ceramah dengan pembelajaran kooperatif Thing Pair and Share, dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas VI di SDN 2 Mlinjon.

Hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi pada diri siswa yang melakukan kegiatan belajar. Perubahan yang didapat adalah perubahan secara menyeluruh pada tingkah laku yang ada pada diri siswa. Hasil belajar itu mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Menurut Bloom yang dikutip Djaafar (2001) menyatakan hasil belajar dibagi dalam tiga ruang lingkup, yaitu (1) Ranah Kognitif, (2) Ranah Afektif dan (3) Ranah Psikomotor.

Menurut Frank Lyman dalam Julianto (2011) Think Pair Share (TPS) adalah pendekatan struktural dalam pembelajaran kooperatif, dimana siswa dikelompokkan berpasangan agar memaksimalkan kegiatan belajar dengan berkelompok. Think Pair

Share (TPS) memiliki prosedur yang memberikan siswa waktu banyak untuk berfikir,

menjawab suatu permasalahan serta saling membantu siswa satu sama lain. Metode

Think-Pair-Share memberikan kesempatan siswa untuk berpikir, merespons serta

saling membantu antara siswa.

Lyman, dkk menggunakan langkah – langkah sebagai berikut dalam belajar kelompok: 1) Berpikir (Thinking): Guru memberikan soal yang terkait dengan materi, kemudian siswa diberi kesempatan untuk berpikir mengenai jawaban dari permasalahan tersebut. 2) Bepasangan (Pairing): setelah itu siswa diminta untuk berpasang - pasangan dan berdiskusi. Interaksi atau diskusi yang dilakukan dapat menghasilkan jawaban hasil diskusi bersama antar siswa. Guru memberikan waktu antara 4-5 menit untuk menentukan pasangan sendiri – sendiri. 3) Berbagi (Sharing): selanjutnya pasangan – pasangan tersebut membagikan apa yang didapat dari pekerjaannya kepada pasangan yang lain tentang apa yang telah mereka diskusikan. Tahap ketiga lebih efektif apabila guru melihat keaktifan kelompok yang lain dan memberikan kesempatan untuk mengungkapkan gagasannya.

METODE

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan Model pembelajaran Think Pair and Share (TPS) dengan tujuan untuk meningkatkan profesionalitas guru dalam pembelajaran. Yang semula pelaksanaan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa menjadi proses belajar yang interaktif antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Disamping merubah pelaksanaan proses belajar mengajar menjadi pembelajaran, penelitian ini juga bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami materi penyajian data. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan 4 tahap yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan tahap refleksi. Teknik Analisis Data yang digunakan dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu, Pengolahan Nilai Tes Pilihan Ganda, Menentukan nilai rata-rata, dan Menentukan Persentase Ketuntasan Belajar.

HASIL dan PEMBAHASAN

Kondisi Awal

Pelajaran matematika disampaikan menggunakan metode konvensional dan tanya jawab. Guru menjelaskan materi penyajian data. Siswa mendengarkan kemudian mencatat atau menyalin penjelasan guru yang dipapan tulis. Setelah

(3)

Selanjutnya siswa mengerjakan tugas secara individu dibukunya masing-masing. Hasil belajar yang diperoleh melalui ulangan nilainya banyak yang di bawah KKM. Tetapi siswa yang pandai dapat mengerjakan dengan hasil baik mencapai KKM.

Siklus I

Tahap Perencanaan

Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Mlinjon kecamatan Suruh mulai tanggal 4 Oktober 2016 untuk pelajaran matematika pada materi Mengumpulkan dan mengolah data, dengan Kompetensi Dasar Mengumpulkan dan membaca data. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran (RPP) menyusun soal berupa data yang akan dikerjakan siswa melalui Pembelajaran Model TPS.

Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan penelitian untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 4 Oktober 2016 dan tanggal 5 Oktober 2016 di Kelas VI dengan jumlah 16 siswa. Pelajaran dimulai pada pukul 07.00wib s/d 08.10 menit dengan alokasi waktu 35 menit satu jam mata pelajaran. Guru bertindak sebagai peneliti utama.

Pengamatan

Pengamatan terhadap siswa dilakukan untuk mengetahui aktivitas dalam pembelajaran dengan model pembelajaran TPS, sebagai catatan dalam penelitian. Pengamatan dilaksanakan saat kegiatan pembelajaran dengan Model TPS sedang berlangsung.

Refleksi

1) Saat guru menyampaikan pembelajaran ada siswa yang tidak konsentrasi, karena bergurau sendiri. 2) saat diskusi berlangsung masih ada beberapa siswa yang bercanda dengan temannya. Karena mungkin mereka belum memahami tugas yang harus diselesaikan. 3) Pada pelaksanaan evaluasi siswa yang pada saat diskusi dengan pasangannya tidak begitu konsentrasi, mereka tidak dapat mengerjakan soal sehingga berusaha untuk mencari contekan dan bertanya pada temannya, bahkan menggantungkan pada temannya. 4) Nilai Hasil Ulangan, berdasarkan hasil ujian diperoleh bahwa menerapkan Model TPS diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 68 dan siswa yang tuntas belajar ada 9 dari 16 siswa atau mencapai 56,25%. Data tersebut memperlihatkan bahwa pada siklus I siswa belum tuntas, karena siswa yang memperoleh nilai sama atau lebih dari KKM 70 hanya sebesar 56,25% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang yaitu 85%. Maka diadakan siklus kedua

Siklus II

Tahap perencanaan

Penelitian pada siklus II dilaksanakan di SDN 2 Mlinjon anggal 12 dan 13 Oktober 2016 untuk mata pelajaran matematika pada materi Mengumpulkan dan mengolah data, dengan Kompetensi Dasar Mengumpulkan dan membaca data. Untuk memperluas penguasaan siswa terhadap kompetensi dasar tersebutdi atas guru sebagai peneliti pada siklus II ini memberikan materi tentang pengolahan data kedalam bentuk diagram dengan tetap menggunakan pembelajaran model TPS.

Tahap Pelaksaanaan

Pelaksanaan kegiatan untuk siklus II dilaksanakan tanggal 12 dan 13 Oktober 2016 di Kelas VI berjumlah 16 anak.

Pengamatan

Pada tahap pengamatan, peneliti melakukan pengamatan langsung aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran yang menggunakan Model Think Pair

and Share (TPS). Pengamatan terfokus saat siswa melakukan kegiatan diskusi dengan

(4)

Refleksi

1) Siklus II ini suasana kelas tampak lebih tenang, siswa lebih bersungguh – sungguh dalam mengikuti pembelajaran. Pada saat guru memberikan penjelasan tentang kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran siswa memperhatikan dengan sungguh-sungguh. 2) Diskusi berlangsung dengan terib semua kelompok aktif, serius dengan materi yang dibahas. Andaikan ramai karena saling mengemukakan pendapatnya saat diskusi mengerjakan tugas. 3) Nilai Hasil Ulangan. Hasil ulangan siswa diperoleh rata-rata tes pada siklus II sama dengan 80, dari 16 siswa yang tuntas belajar sebanyak 15 siswa (93,75) dan siswa yang nilainya di bawah KKM 70 ada 1 siswa (6,25 %) Maka secara keseluruhan tercapai ketuntasan belajar pada siklus II ini karena siswa yang tuntas belajar melebihi indikator 85%.

Pembahasan dan Analisis Hasil Penelitian

Keberhasilan pembelajaran memahami materi penyajian data dengan Pembelajaran dengan Model Think Pair and Share (TPS) dapat diketahui pada perubahan tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dibahas. Tingkat pemahaman siswa pada materi penyajian data dapat diukur dengan tes tulis baik pilihan ganda maupun uraian. Nilai hasil tes merupakan gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap materi penyajian data tersebut. Keberhasilan siswa itu dapat diketahui dari adanya perubahan nilai. Perubahan nilai dapat diketahui dengan cara membandingkan hasil belajar siswa pada Siklus I dengan rata-rata nilai pada Siklus II.

Berdasarkan data pada Siklus I siswa yang mendapat nilai di bawah KKM 70 masih cukup banyak yaitu 7 anak (43,75%). Pada Siklus II siswa yang mendapat di bawah KKM 70 sebanyak satu anak (6,25%), Siswa yang mendapat nilai sama dengan dan lebih tinggi dari KKM 70 pada siklus I sebanyak 9 anak (56,25%), pada siklus II sebanyak 15 anak (93,75%). Nilai rata-rata siklus I sebesar 68 sedangkan nilai rata – rata Siklus II sebesar 80. Nilai rata – rata Siklus I lebih kecil daripada KKM 70. Nilai rata-rata Siklus II lebih besar dari pada KKM sebesar 70. Tingkat ketuntasan belajar siswa didasarkan pada peroleh nilai dibandingkan dengan KKM sebesar 70. Siswa dinyatakan tuntas bila memperoleh nilai sama atau lebih tinggi daripada KKM. Selanjutnya perbandingan ketuntasan belajar matematika untuk KD mengumpulkan dan membaca data disajikan dalam grafiki 1 berikut ini :

Gambar 1. Perbandingan siklus I dan siklus II

KESIMPULAN

(5)

penyajian data yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (56,25%), dan siklus II (93,75%). Selain itu penerapan pembelajaran Model Think Pair and Share (TPS) dapat meningkatkan prestasi belajar matematika untuk Kompetensi Dasar Mengumpulkan dan Membaca Data pada siswa Kelas VI SDN 2 Mlinjon semester I tahun pelajaran 2016 – 2017 dengan materi penyajian data yang ditunjukan dengan nilai rata-rata yang terus meningkat setiap siklusnya. Nilai rata – rata pada siklus I sebesar 68 masih di bawah KKM 70 sedangkan pada siklus II nilai rata-rata terjadi peningkatan menjadi 80 lebih tinggi dari pada KKM 70. Untuk mengimplementasikan pembelajaran dengan menggunakan Model Think Pair and Share (TPS) guru sekiranya perlu untuk mempersiapkan perangkat pembelajaran sesuai dengan langkah – langkah pembelajaran model TPS. Pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair and Share perlu diterapkan pada semua mata pelajaran tetapi harus disesuaikan materi yang akan disajikan, agar dapat meningkatkan kuwalitas pembelajaran di SDN 2 Mlinjon

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta

Darmansyah (2006). Tekhnik Belajar Yang Menyenagkan. Jakarta. Rineka Cipta Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Djaafar (2001). Belajar dan Pembelajaran . Jakarta Erlangga

Julianto (2011). Teori dan Implementasi Model-Model Pembelajaran Inovatif. Unesa University Press

S Sudjana (2004). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar. Jakarta. Rineka Cipta

Winataputra (2007). Beberapa Penyebab Rendahnya Hasil belajar. Bandung Sinar Baru

Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses.Jakarta: Kencana.

Sardiman (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar- Mengajar, Jakarta, Raja Grafindo Persada

Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning.Terjemahan oleh Nurulita Yusron. 2008. Bandung: Nusa Media

Gambar

Gambar 1. Perbandingan siklus I dan siklus II  KESIMPULAN

Referensi

Dokumen terkait

Demikian surat tugas ini dibuat untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya, setelah melaksanakan tugas diharap melapor ke atasan langsung. Rancabungur, 30 Agustus

Evaluasi hasil belajar merupakan evaluasi yang dilakukan oleh guru untuk memantau proses, kemajuan, perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi

Aplikasi yang dibangun pada artikel ini dapat membantu pengguna mencari informasi alam tanpa harus melakukan pencocokan dengan kata kunci pencarian. 5.2

Hasil uji hipotesis menggunakan uji t dua sampel independen dengan SPSS 16 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan keterampilan proses sains

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung (BAHPL) Pekerjaan Pengadaan Konstruksi Peningkatan dan perluasan Puskesmas Jorong Kegiatan Pengadaan Sarana dan

Hasil kajian menunjukkan bahwa konsep kurikulum Al-Ghazali dalam menyusun pelajaran lebih memberi perhatian khusus pada ilmu-ilmu agama dan etika sebagaimana yang di

Bak pengendap II merupakan proses dari activated sludge yang operasinya merupakan sistem continuous mixed-fow.. Kriteria desain bak pengendap

jika diperhatikan pada tabel – tabel sebelumnya tentang perolehan dan pertumbuhan laba yang mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun pada bank – bank.