• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PENGUMPULAN DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEDOMAN PENGUMPULAN DATA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)

A.IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama/inisial : 2. Umur : 3. Riwayat Pendidikan : 4. Pekerjaan : 5. Alamat :

B.PEDOMAN OBSERVASI

1. Kesan umum, gambaran fisik dan penilaian kondisi psikis subjek

2. Ringkasan subjek selama proses wawancara (kegiatan atau prilaku yang dimunculkan selama wawancara).

3. Ringkasan awal hingga akhir selama proses wawancara (suara, bahasa, tubuh, antusiasme selama proses wawancara).

4. Lingkungan tempat tinggal subjek

C.DAFTAR PERTANYAAN UNTUK RESPONDEN - Latar belakang subyek

1. Apakah ibu cukup mengenal suami dan keluarganya sebelum menikah? 2. Apakah ibu dan suami menikah karena dijodohkan atau atas kemauan sendiri? 3. Apakah ibu menikah karena cinta?

4. Apakah ibu melayani suami/sebaliknya dengan baik? 5. Apakah ibu dan suami berbahagia?

6. Apakah dikaruniai anak, berapa orang anak?

7. Apakah ibu bekerja? Utama atau membantu suami?

8. Kapan mulai ada perubahan dalam kehidupan keluarga ibu?

9. Kapan suami pertama kali mengutarakan keinginannya untuk menikah lagi/berpoligini?

10.Apakah keinginan suami sendiri atau disarankan keluarga/teman?

11.Bagaimana perasaan ibu ketika pertama kali suami mengutarakan niatnya untuk menikah lagi/berpoligini?

12.Apakah ibu mengizinkan atau tidak suami untuk berpoligini?

13.Kalau tidak diizinkan oleh ibu, apakah suami meminta izin pengadilan untuk berpoligini?

14.Apa alasan suami ibu untuk menikah lagi/berpoligini?

15.Berapa lama waktu ibu berfikir untuk mengizinkan atau tidak suami berpoligini? 16.Bagaimana tanggapan keluarga ibu ketika suami ibu menikah lagi?

17.Sudah berapa lama suami ibu berpoligini?

18.Apakah ibu dan isteri muda suami ibu saling mengenal sebelumnya? Kalau tidak apakah sekarang sudah saling kenal?

19.Apakah isteri muda suami ibu baik?

20. Bagaimana gambaran hubungan ibu dengan isteri muda suami ibu? dengan anak2 dan keluarga besar ibu, keluarga besar suami ibu? Apakah rukun/tidak?

(2)

24.Pernah ibu meminta suami untuk memilih menceraikan ibu atau menceraikan isteri muda suami ibu?

25.Apakah ibu tinggal satu rumah dengan isteri muda suami ibu? 26.Apakah ibu rela dan ikhlas dimadu?

27.Apakah suami bertanggung jawab lahir dan batin kepada ibu? 28.Apakah suami membimbing anda dalam hal agama?

29.Dalam hal2 penting, apakah suami melibatkan anda di dalam mengambil keputusan? 30.Apakah suami membatasi kebebasan anda?

31.Apakah anak2ibu masih kecil dan masih sangat membutuhkan ibu dan suami? 32.Apakah ibu bertahan dalam perkawinan karena ekonomi?

33.Apakah ibu bertahan dalam perkawinan karena anak2?

34.Apakah ibu bertahan dalam perkawinan karena malu di masyarakat? Tidak siapkah ibu dengan predikat janda?

35.Bagaimana pendapat ibu tentang poligini? 36.Menurut ibu, apakah poligini perintah agama?

37.Apakah mengizinkan suami menikah lagi merupakan jalan menuju surga? Walaupun terpaksa/tidak ikhlas?

38.Apakah tidak ada jalan lain untuk masuk surga? 39.Apakah ibu rela, coek atau malu sebagai isteri tua?

40.Apakah ibu tidak masalah dipoligini dan menjadi isteri tua asal suami bertanggung jawab kepada ibu dan anak2

- Coping stres istri yang bertahan dalam perkawinan poligini

a. Coping stres berfokus pada emosi

1). Distancing: Reaksi melepaskan diri atau usaha melarikan diri dari permasalahan serta menciptakan pandangan positif.

a) Pernahkah ibu menjaga jarak dengan siapapun disebabkan suami menikah lagi? b) Kenapa?

c) Bagaimana caranya? d) Apa yang ibu rasakan? e) Berapa lama?

f) Apakah cara ini menyelesaikan masalah?

2. Self control : usaha untuk meregulasi perasaan maupun tindakan a). Kontrol Perasaan

1) Perasaan apa yang pertama muncul ketika mengetahui suami menikah lagi? 2) Apakah ibu marah?

3) Kepada siapa marah itu ibu tujukan?

4) Bagaimana ibu mengontrol perasaan tersebut?

5) Seberapa lama ibu dapat mengontrol perasaan tersebut?

6) Menurut ibu dengan mengontrol perasaan tersebut apakah dapat membantu permasalahan yang sedang dihadapi?

b). Kontrol prilaku atau tindakan

1) Tindakan apa dilakukan ketika ibu mengetahui suami menikah lagi? 2) Apakah ibu mencoba mengontrol prilaku tersebut?

(3)

6) Menurut ibu dengan mengontrol prilaku tersebut dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi?

c). Accepting responsibility: usaha untuk mengetahui peran dirinya dalam permasalahan yang dihadapi dan mencoba untuk menempatkan segala sesuatu dengan mestinya

1) Apakah anda menerima/menolak dipoligini? Ya/tidak 2) Kenapa anda menerima/menolak dipoligini?

3) Setelah menerima/menolak, adakah tindakan yang anda lakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi?

4).Berapa lama anda bisa menerima/menolak dipoligini??

5) Apakah penerimaan/penolakan tersebut dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi?

d). Escape avoidance: reaksi berkhayal dan usaha menghindar atau melepaskan diri 1) Apakah ibu pernah mencoba untuk lepas tangan dari permasalahan di oligini

oleh suami ibu?

2) Bagaimana cara ibu untuk lepas tangan dari permasalahan ini? 3) Berapa lama ibu mencoba untuk lepas tangan dari masalah ini? 4) Usaha apa yang dilakukan untuk lepas dari masalah dipoligini ini

5) Bagaimana hasil usaha ibu berlepas tangan dari masalah dipoligini suami ibu? e) Positif reappraisal :usaha untuk menciptakan makna positif dengan memusatkan

pada pengembangan personal dan melibatkan hal-hal yang bersifat religius. a) Apakah ibu pernah mencoba memfokuskan diri untuk menyelesaikan

permasalahan sebagai akibat dipoligini oleh suami,?

b) Pada hal apa saja ibu memfokuskan diri agar bisa terlepas/terbebas dari masalah dipoligini?

c) Kapan ibu mulai memfokuskan diri untuk menyelesaikan permasalahan tersebut?

d) Usaha-usaha apa saja ibu memfokuskan diri untuk menyelesaikan permasalahan poligini suami?

e) Kenapa ibu memfokuskan diri pada kegiatan tersebut dan bagaimana caranya?

f) Berapa lama ibu berusaha untuk memfokuskan diri untuk menyelesaikan permasalahan tersebut?

g) Bagaimana hasil usaha ibu di dalam memfokuskan diri dalam menyelesaikan permasalahan tersebut?

h) Apakah ibu berpikir untuk mengambil hikmah atas apa yang sudah terjadi pada suami ?

1) Hikmah apa yang ibu ambil dari permasalahan tersebut?

- Coping stres berfokus pada masalah

a. Planful problem solving: usaha memecahkan masalah dengan tenang dan hati-hati disertai dengan pendekatan analisis.

1) Apakah ibu pernah merencanakan untuk kebahagiaan keluarga ibu? 2) Rencana apa saja yang telah ibu lakukan?

3) Kapan ibu membuat rencana tersebut?

4) Apakah terdapat kesulitan dalam melaksanakan rencana tersebut? 5) Kesulitan apa saja yang ibu alami?

(4)

7) Apakah dengan membuat rencana tersebut telah membantu ibu untuk mengatasi masalah yang dihadapi ?

b. Confrontative coping: usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap menekan dengan cara agresif, tingkat kemarahan yang cukup tinggi, dan pengambilan resiko. 1) Apakah yang ibu lakukan ketika mendengar mengetahui suami menikah lagi? 2) Prilaku apa yang muncul dari ibu ketika mengetahui suami menikah lagi? 3) Kenapa anda melakukan perilaku tersebut?

c. Seeking social support : usaha untuk mencari dukungan dari pihak luar, baik berupa informasi, bantuan nyata maupun dukungan emosinal.

1) Apakah ibu mencoba untuk mencari dukungan sosial (bantuan orang lain) untuk membantu ibu terhadap permasalahan dipoligini oleh suami?

2) Usaha-usaha apa saja yang ibu lakukan untuk mendapatkan dukungan social (bantuan orang lain) agar permasalahan dapat selesai?

3) Siapa saja yang terlibat dalam mencari dukungan sosial ( bantuan orang lain)? 4) Bantuan apa saja yang ibu harapkan dari orang lain?

5) Bantuan seperti apa yang ibu dapatkan dari orang lain?

6) Adakah orang yang tidak mau membantu terhadap permasalahan yang sedang ibu hadapi, bagaimana ibu mensikapinya?

7) Kapan ibu mulai mencari dukungan sosial (bantuan orang lain) dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi?

8) Kesulitan apa yang ibu hadapi ketika mencari bantuan orang lain, bagaimana mengatasi kesulitan tersebut?

9) Adakah perasaan khusus yang dirasakan ketika mencari bantuan orang lain? 10) Apakah dengan cara mencari bantuan orang lain dapat membantu permasalahn

yang sedang dihadapi?

(5)

.BLUE PRINT

Blue print ini diperlukan sebagai panduan dalam melaksanakan wawancara yang dirancang sesuai dengan tujuan penelitian dan landasan teoritis sehingga jalannya wawancara lebih terarah dengan apa yang diteliti.

Pedoman Wawancara No. Variabel Strategi

coping

Aspek-aspek coping Indikator Keterangan

Coping stres

Coping stres berfokus pada emosi

Coping stres berfokus pada masalah

Distancing Self control

Accepting responsibility

Escape avoidance

Positif reappraisal

Planful problem solving Confrontative coping Seeking social support

Keluar dari stres.

Mengontrol perasaan dan tindakan.

Pengakuan untuk menerima dirinya terlibat dalam permasalahan yang menimbulkan stres.

Menghindari dari kegiatan sosial

Penilaian postif atas kejadian yang diterima subjek.

Usaha agresif Usaha analitis Mencari dukungan

6 pertanyaan 6 pertanyaan

5 pertanyaan

5 pertanyaan

9 pertanyaan

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai upaya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan, sektor keuangan domestik diarahkan untuk memainkan peran yang lebih penting dalam hal mengkatalisis

Pada jendela FTP Site Cretion Wizard - IP Address and Port Setting, masukan IP dan Post untuk FTP Site anda (Default Port yang digunakan untuk FTP adalah Port Klik tombol Next,

Melihat fenomena-fenomena di atas, layanan bimbingan dan konseling sekolah dituntut dapat mengembangkan model untuk menumbuhkan kecakapan pengarahan diri,

Tidak hanya gebyok, saya mendapatkan banyak mendengar cerita dari "arga mengenai cerita kali 1engek, maupun cerita tokoh!tokoh yang kini makamnya berada di

In a more practical sense, CCD is a process of formulating policies and community programs which will facilitate the engagement of local governments and community groups to

Apakah anda menggunakan bocoran kunci jawaban ujian nasional (UN) fisika untuk menjawab soal fisika. L

Pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan

Oleh karena itu dirasa perlu untuk mengatur keseimbangan baru antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten kota, maka pada tahun 2014 ditetapkan UU 23 tahun 2014