• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEKUATAN TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI KEKUATAN OTOT PERUT, DAN KECEPATAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOKPADA SISWA KELAS X SMA N 1 KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KEKUATAN TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI KEKUATAN OTOT PERUT, DAN KECEPATAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOKPADA SISWA KELAS X SMA N 1 KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Hubungan Kekuatan Tungkai , Panjang Tungkai, Kekuatan Otot Perut Dan Kecepatan Terhadap Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok

Pada Siswa Kelas XSMA N 1 Kotagajah Lampung TengahTahun Pelajaran

2013/2014 Oleh:

Diki Tamara Rizaldi

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahuibesarnya kontribusi dari aspek kekuatan tungkai, panjang tungkai, kekuatan otot perut dan kecepatan terhadap lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas X SMA N 1 Kota Gajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014.Metodelogi penelitian yang digunakan adalahdeskriptif

korelasionaldengan sampel berjumlah 36 orang.Instrumen penelitian dengan menggunakan leg dynamometer untuk kekuatan tungkai, pengukuran panjang tungkai, kekuatan otot perut dengan sit up selama 60 detik, kecepatan dengan tes lari 50 m, dan tes lompat jauh gaya jongkok.Hasil analisis menunjukkan bahwa, hasil penghitungan yang dilakukan antara kekuatan tungkai dengan hasil lompat jauh gaya jongkok untuk siswa putra diperoleh nilai thitung=0,676 dan siswa putri thitung=0,908, variabel panjang tungkai siswa putra diperoleh nilai thitung = 0,599 dan siswaputri thitung =0,893, variabel kekuatan otot perut siswa putra diperoleh nilai thitung=0,506 dan siswa putri thitung =0,912, variabel kecepatan siswa putra diperoleh nilai thitung=0,557 dan siswa putri thitung = 0,741 Kesimpulannyasemua variabel memiliki hubungan yang signifikan dengan hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas X di SMA N 1 Kotagajah Lampung Tengah.

(2)
(3)

HUBUNGAN KEKUATAN TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI KEKUATAN OTOT PERUT, DAN KECEPATAN TERHADAP

HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOKPADA SISWA KELAS XSMA N 1 KOTAGAJAH

LAMPUNG TENGAH

(Skripsi)

Oleh

DICKY TAMARA RIZALDI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Teknik Awalan Lompat Jauh... 20

2. Teknik Tolakan Lompat Jauh ... 21

3. Teknik Melayang Gaya Jongkok ... 22

4. Teknik Mendarat Lompat Jauh ... 23

5. Lapangan Lompat Jauh... 23

6. Diagram Variabel Kekutan Tungkai...………... 39

7. Diagram Variabel Panjang Tungkai... 40

8. Diagram Variabel Kekuatan Otot Perut... 40

9. Diagram Variabel Kecepatan... 41

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Batasan Masalah... ... 6

E. Tujuan Penelitian... 6

F. Manfaat Penelitian... 7

G. Ruang Lingkup Penelitian... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... .. 9

A. Pendidikan Jasmani ... 9

B. Komponen Kebugaran Jasmani ... 10

C. Atletik ... 17

D. Penelitian Yang Relevan ... 24

E.Kerangka Pikir ... 25

F. Perumusan Hipotesis ... 26

BAB III. METODE PENELITIAN ... 28

A. Metode Penelitian ... 28

B. Variabel Penelitian ... 29

C. Devinisi Operasional Variabel... 29

D. Populasi dan Sampel ... 31

E. Instrumen Penelitian... 32

F. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... .. 43

A. Hasil Penelitian ... 43

1. Deskripsi Data Hubungan Kekuatan Tungkai, Panjang Tungkai, Kekuatan Otot Perut, dan Kecepatan Terhadap Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok... 43

2. Analisis Melalui Korelasi Product Moment ... 45

3. Uji Hipotesis... 47

B. Pembahasan ... 54

(6)

A. Kesimpulan ... 57

B. Saran... 57

DAFTAR PUSTAKA ... . 59

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Tes Kekuatan Otot Tungkai... 62

2. Data Pengukuran Panjang Tungkai... 63

3. Data Tes Kekuatan Otot Perut... 64

4. Data Tes Kecepatan... 65

5. Data Tes Lompat Jauh Gaya Jongkok... 66

6.Tabel Kerja Row Score Kekuatan Otot TungkaiSiswa Putra di ubah menjadi T score... 67

7.Tabel Kerja Row Score Kekuatan Otot Tungkai Siswa Putri di ubah menjadi T score... 68

8. Tabel Kerja Row score Panjang Tungkai Siswa Putradi ubah menjadi Tscore... 69

9. Tabel Kerja Row Score Panjang Tungkai Siswa Putri di uah menjadi Tscore... 70

10.Tabel Kerja Row score Kekuatan Otot Perut siswa putradi ubah menjadi Tscore... 71

11. Tabel Kerja Row score Kekuatan Otot Perut siswa putridi ubah menjadi Tscore... 72

12.Tabel Kerja Row score Kecepatan Siswa Putradi ubah Menjadi Tscore... 73

13. Tabel Kerja Row Score Kecepatan Siswa Putri diubah menjadi Tscore.. 74

14. Tabel Kerja Row Score Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok siswa putra... 75

15. Tabel Kerja Hubungan Kekuatan Tungkaidengan Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok siswa putri (Data Tscore)... 76

16.Kerja Hubungan Kekuatan Tungkaidengan Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok siswa putra (Data Tscore)... 77

(8)

Gaya Jongkok Siswa Putra(Data T-Score)... 81 19. . Tabel Kerja Hubungan Panjang Tungkai Dengan Hasil Lompata Jauh

Gaya Jongkok Siswa Putri (Data T-Score)... 83 20. Tabel Kerja Hubungan Kekuatan Otot Perut Dengan Hasil Lompat

Jauh Gaya Jongkok Siswa Putra(Data T-Score)... 85 21.Tabel Kerja Hubungan Kekuatan Otot Perut Dengan Hasil Lompat

Jauh Gaya Jongkok Siswa Putri (Data T-Score)... 87 22. Tabel Kerja Hubungan Kecepatan Dengan Hasil Lompata Jauh

Gaya Jongkok Siswa Putra(Data T-Score)... 89 23. Tabel Kerja Hubungan Kekuatan Tungkai Panjang Tungkai, Kekuatan

Otot Tungkai, dan Kecepatan Dengan Hasil Lompata Jauh Gaya

Jongkok (Data T-Score)... 91 24. Tabel Kerja Hubungan Kekuatan Tungkai, Panjang Tungkai,

Kekuatan OtotPerut, dan Kecepatan Siswa Putra dengan

Lompat Jauh Gaya Jongkok(Data T-Score)... 93 25.Tabel Kerja Hubungan Kekuatan Tungkai, Panjang Tungkai,

Kekuatan OtotPerut, dan Kecepatan Siswa Putra dengan

Lompat Jauh Gaya Jongkok(Data T-Score)... 95

26. Tabel Harga Kritik dari r Product-Moment... 76 27. Tabel Nilai uji-t... 77

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(10)
(11)
(12)
(13)

MOTO

Success is not measured by wealth, success is an

achievement that we want.

The best sword that you have is a limitless patience

(14)

PERSEMBAHAN

BISSMILLAHIRAHMANNIROHIM

Kupersembahkan karya ini kepada:

Ibunda tercinta ibu Sutarni dan Ayahanda bapak Amrizal Chandra

yang selalu berkorban demi kesuksesan anaknya, yang telah memberikan semangat dan

dukungannya serta tak pernah henti mendoakanKeberhasilanku dan kebahagiaanku.

Untuk kedua adikku yang tersayang Dita Mutiarani dan Dhea Permatalia keluarga

besarku, sahabat-sahabat ku khususnya alm. Happy Hakikisertateman-teman ku yang

telah banyak memberi semangat dan motivasi untuk menyelesaikan karya terbaik ini.

Semua pihak yang mendukung dan mendoakan keberhasilanku serta almamaterku

tercinta

(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 24 september 1990, anak pertama dari tiga bersaudara, dari keluarga Bapak Amrizal Chandra dan Ibu Sutarni. Pendidikan yang ditempuh adalah, Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Kotagajah diselesaikan pada tahun 2002. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Kotagajah diselesaikan pada tahun 2005 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri1 Kotagajah diselesaikan pada tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis diterima di jurusan Bimbingan Konseling (BK) melalui jalur

Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri (SNMPTN) namun pada tahun 2009 penulis mengikuti lagi Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri (SNMPTN) dan mengambil jurusan Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Jurusan Ilmu

Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Pada Tahun 2012 penulis

melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di desa Taman Asri Kecamatan Purbolinggo Lampung Timur dan Program Pengalaman Lapangan di SMP Negeri 2 Purbolinggo.

(16)
(17)
(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didiksecara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatanspiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlakmulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dannegara. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan bagian dari

upayamencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas

manusiaIndonesia. Hal ini dalam rangka agar tidak terjadi ketinggalan dari negaralain yang sudah berkembang, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara

(19)

2

berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan keterampilan jasmani,pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak.

Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, kemampuan gerak, kemampuan berfikir kritis, kemampuan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktifitas jasmani, olahraga, dan kesehatan yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.Tujuan Pendidikan jasmani di sekolah sesuai dengan tujuan

pendidikan nasionalyang berdasarkan Pancasila, yaitu untuk meningkatkan ketakwaan terhadapTuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kecerdasan dan keterampilan,mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebalsemangat kebangsaan dan cinta tanah air melalui proses gerakan fisik, agar dapat menumbuhkan manusia pembangunan yang dapat

(20)

3

Materi Pendidikan Jasmani yang dipelajari dalam setiap jenjang pendidikan mencakup tentang pengalaman mempraktikkan keterampilan dasar permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri/senam, aktivitas rikmik,

aquatic (aktivitas air), dan pendidikan luar kelas (out door). Materi-materi Pendidikan Jasmani tersebut dirangkai dalam upaya pembinaan mutu dan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Atletik merupakan salah satu materi pokok pembelajaran pendidikan jasmani yang terdiri dari lari, lempar dan lompat. Lompat jauh merupakan salah satu nomor cabang olahrga atletik yang sering diperlombakan, baik antar pelajar, regional, maupun

internasional. Teknik lompat jauh terbagi atas lompat jauh gaya

menggantung, lompat jauh gaya berjalan diudara dan lompat jauh gaya jongkok.

Gaya lompat jauh yang paling sederhana untuk diajarkan pada siswa, seperti siswa di SMA adalah lompat jauh gaya jongkok. Teknik lompat jauh gaya jongkok termasuk yang paling sederhana dibandingkan yang lain.

Hal yang menjadi tujuan lompat jauh gaya jongkok adalah mencapai lompatan yang sejauh-jauhnya yang pada pelaksanaannya dibagi menjadi empat yaitu berlari, menolak, melayang di udara, dan mendarat di bak pasir. Lompatan yang sejauh-jauhnya dapat dilakukan didukung dengan kekuatan tungkai dan kecepatan.

(21)

4

Kecepatan menempuh sepanjang jarak dan frekuensi langkahnya (Bompa,1983) .

Kekuatan merupakan komponen biomotor yang penting dan sangat diperlukan untuk meningkatkan daya tahan otot dalam mengatasi beban selama berlangsungnya aktivitas olahraga, Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuan dari suatu otot untuk bekerja menahan beban yang bertambah(fredrick, 1969). Oleh karena itu, dalam rangka melakukan pelatihan meningkatkan prestasi dalam olahraga kekuatan otot yang dimiliki atlet perlu ditingkatkan.

Berdasarkan pengamatan peneliti di SMA N 1 Kotagajah pada saat

melakukan pembelajaran lompat jauh peneliti melihat hasil lompatan yang diperoleh oleh siswa belum maksimal, kemungkinan disebabkan saat melakukan lompatan siswa belum maksimalnya kekuatan otot tungkai, kekuatan otot perut dan kecepatan kaki saat melakukan tolakan di papan tolakan, serta perbedaan panjang tungkai masing masing anak, sehingga hasil lompatan yang diperoleh anak tidak jauh. Bahkan peneliti pun melihat masih terdapat siswa yang melakukan pendaratan di bak pasir kurang baik, karena tangan siswa masih menyentuh pasir.

(22)

5

di SMA N 1 Kotagajah, diduga kurangnya hasil lompatan pada siswa disebabkan oleh kekuatan kaki, kekuatan otot perut dan kecepatan yang belum maksimal, serta perbedaan panjang tungkai masing masing siswa, untuk itu penulis tertarik untuk mengambil judul “ Hubungan Panjang Tungkai, Kekuatan Tungkai,Kekuatan Otot Perut dan KecepatanTerhadap Hasil Lompat Jauh Gaya waking on the air Pada Siswa Kelas X SMA N 1 Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah:

1. Belum maksimalnya kekuatan otot tungkai siswa kelas X SMA Negeri 1 Kotagajah pada saat melakukan tolakan.

2. Belum maksimalnya kekuatan otot perut siswa kelas X SMA Negeri 1 Kotagajah pada saat melalukan tolakan.

3. Belum maksimalnya kecepatan lari siswa kelas X SMA Negeri 1 Kotagajah pada saat berlari

4. Perbedaan panjang tungkai masing masing siswa kelas X SMA Negeri 1 Kotagajah.

C. Rumusan Masalah

(23)

6

1. Adakah hubungan kekuatan otot tungkai terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas X SMA N 1 Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014?

2. Adakah hubungan kekuatan otot perut terhadap terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas X SMA N 1 Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014?

3. Adakah hubungan panjang tungkai terhadap hasil lompat jauh gaya

jongkok pada siswa kelas X SMA N 1 Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014?

4. Adakah hubungan kecepatan terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas X SMA N 1 Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014?

5. Adakah hubungan kekuatan otot tungkai, panjang tungkai dan kecepatan terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas X SMA N 1 Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014?

D. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak meluas, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini hanya pada masalah yaitu ”Hubungan Panjang Tungkai, Kekuatan Otot Tungkai, Kekuatan Otot Perut dan Kecepatan terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas X SMA N 1 Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014”

E. Tujuan Penelitian

(24)

7

diharapkan hasil penelitian dapat mengetahui gambaran jelas hubungan kekuatan otot tungkai, panajng tungkai, kekuatan otot perut dan kecepatan terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas X SMA N 1 Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: - Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi di bidang ilmu pengetahuannya pada umumnya, dan ilmu keolahragaan pada khususnya, mengenai lompat jauh gaya jongkok.

- Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi kepada guru pendidikan jasmani dan siswa dapat digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan prestasi belajar penjaskes.

Penelitian ini dapat dijadikan salah satu sumber kepada guru untuk menimgkatkan kekuatan otot tungkai, kekuatan otot perut dan kecepatan agar hasil belajar lompat jauh gaya jongkok dapat maksimal.

Bagi peneliti lainnya menjadi bahan informasi peneliti untuk kepentingan penelitian berikutnya.

G. Ruang Lingkup Penelitian

(25)

8

Obyek penelitian :“Hubungan Panjang Tungkai, Kekuatan Otot Tungkai, Kekuatan Otot Perut dan Kecepatan terhadap hasil lompat jauh gaya

jongkok pada siswa kelas X SMA N 1 Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014”.

(26)

9

BAB II

TINJAUAN USTAKA

A.Pendidikan Jasmani

Cholik Mutohir (1992 : 2) mengartikan bahwa “Pendidikan jasmani adalah suatu proses

pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani, kemampuan dan kemampuan, kecerdasan dan perkembangan watak, serta kepribadian yang harmoni dalam rangka

membentuk manusia yang berkualitas berdasarkan pancasila”.

Pendidikan Jasmani juga telah disepakati oleh para ahli yang merupakan terjemahan dari istilah asing Physical Education. Menurut Sumanto dan Sukiyo (1991 : 15) dalam Tri

Subekti (2004) “Pendididikan Jasmani diartikan sebagai proses interaksi peserta didik

dengan lingkungannya yang dikelola dengan aktivitas jasmani secara sistematik menuju

pada pembentukan manusia Indonesia seutuhnya”.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani

merupakan suatu upaya sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani antara peserta didik dengan lingkungan melalui interaksi yang dikelola secara sistematis dalam

upaya pembentukkan manusia menuju manusia Indonesia yang seutuhnya”.

Melograno dalam Khomsin (2000) menyatakan bahwa “Pendidikan Jasmani adalah proses

(27)

10

diikutinya”. Berdasarkan pengertian ini, maka pelaksanaan pendidikan jasmani di

lapangan harus memahami asumsi dasar berikut ini:

1. Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang berpusat pada siswa.

2. Pendidikan jasmani harus memfokuskan pada keunikan dan perbedaan individu. 3. Pendidikan jasmani harus mengutamakan kebutuhan siswa ke arah pertumbuhan dan

kematangan di dalam semua dominan, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. 4. Hasil pendidikan jasmani harus dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan yang dicapai

secara nyata.

5. Kegiatan fisik yang dilakukan meliputi semua bentuk pengalaman gerak dasar kompetitif dan ekspresif.

Atas dasar uraian di atas maka pendidikan jasmani di sekolah tidak diarahkan untuk menguasai cabang olahraga, namun lebih mengutamakan proses perkembangan motorik siswa, sebagai subjek didik dan bukan sebagai objek didik. Pada akhirnya siswa akan menyenangi kegiatan jasmani sepanjang hidupnya, yang sangat berguna bagi diri sendiri, baik untuk masa kini maupun masa depan.

B.Komponen Kebugaran Jasmani

1. Kekuatan Tungkai

(28)

11

meningkatkan daya tahan otot dalam mengatasi beban selama berlangsungnya aktivitas olahraga. Kekuatan merupakan dasar dari unsur kondisi fisik yang sangat diperlukan dalam mencapai prestasi yang setinggi-tingginya dalam olahraga. Oleh karena itu, dalam rangka melakukan pelatihan meningkatkan prestasi dalam olahraga kekuatan otot yang dimiliki atlet perlu ditingkatkan. Dalam upaya untuk meningkatkan kekuatan otot yang dimiliki atlet dengan tepat, pelatih atau guru perlu memahami kekuatan otot, hal yang sangat penting yang mempengaruhi kekuatan otot menurut Suharno HP, (1985:24) antara lain:

a. Besar kecilnya potongan melintang otot (potongan morfologis yang tergantung dari proses hypertropi otot).

b. Jumlah fibril otot yang turut bekerja dalam melawan beban, makin banyak fibril otot yang bekerja berarti kekuatan bertambah besar.

c. Tergantung besar kecilnya rangka tubuh, makin besar skelet makin besar kekuatan. d. Innervasi otot baik pusat maupun perifer.

e. Keadaan zat kimia dalam otot (glycogen, ATP).

f. Keadaan tonus otot saat istirahat,tonus makin rendah (relax) berarti kekuatan otot tersebut pada saat bekerja makin besar.

g. Umur dan jenis kelamin juga menentukan baik dan tidaknya kekuatan otot.

(29)

12

Macam-macam kekuatan menurut Suharno HP. (1985:25) kekuatan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:

a) Kekuatan maksimal adalah kemampuan otot dalam berkontraksi maksimal serta dapat melawan atau menahan beban yang maksimal pula, perlombaan angkat besi kekuatan maksimal sangat diperlukan bagi lifter.

b) Kekuatan daya ledak ialah kemampuan sebuah otot atau segerombol otot untuk mengatasi suatu tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh.

c) Power endurance adalah kemampuan tahan lamanya kekuatan otot untuk melawan

tahanan beban yang tinggi intensitasnya. Misalnya: mendayung, balap sepeda, berenang.

- Karakteristik Pelatihan Kekuatan

Sesuai dengan prinsip kekhususan pelatihan, pelatihan yang dilakukan untuk meningkatkan kekuatan harus pula bersifat khusus. Program pelatihan yang disusun untuk meningkatkan kekuatan otot harus sesuai betul dengan karakteristik atau cirri-ciri dari kekuatan otot. Tanpa memperhatikan hal tersebut, maka

pelatihan yang dilakukan tidak akan efektif dan efisien. Adapun ciri-ciri umum pelatihan kekuatan menurut Suharno HP. (1985:25) adalah (a) Harus melawan atau menahan beban, (b) Mengangkat, menarik, mendorong, beban baik statis maupun dinamis. Metode pelatihan yang digunakan biasanya menggunakan wight

training, dan bentuk-bentuk senam dimana harus bersifat

(30)

13

2. Panjang Tungkai

Seorang olahragawan yang memiliki proporsi badan tinggi biasanya diikuti dengan ukuran tungkai yang panjang, meskipun hal itu tidak selalu demikian. Ukuran tungkai yang panjang tidak selalu memberikan keuntungan dalam jangkauan

langkahnya, hal ini dikarenakan kelincahan masih dibutuhkan komponen pendukung lain yang diperlukan untuk membantu dalam mencapai jangkauan langkah yang panjang.

Tungkai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tulang anggota gerak bawan atau extremitas inferior yang terdiri dari proximal ke distal atau dari seluruh kaki dari pangkal paha kebawah. Sebagai tulang anggota gerak bawah, tungkai juga

mempunyai peranan yang penting dalam rangka melakukan berbagai macam gerak.

Menurut Amari (1996: 175) panjang tungkai adalah ukuran panjang tungkai seseorang mulai dari alas kaki sampai dengan trochantor mayor, kira-kira pada bagian tulang yang terlebar di sebelah luar paha danbila paha digerakkan trochantor mayor dapat diraba dibagian atas dari tulang paha yang bergerak.

Anggota gerak bagian bawah terdiri dari: Tulang Panggul, Femur, Patela, Tibia, Tulang-tulang Kaki. Struktur otot yang berada di tungkai adalah (1) otot-otot pangkal paha, (2) otot-otot tungkai atas, (3) otot-otot tungkai bawan, (4) otot-otot kaki.

Adapun yang termasuk dalam tulang anggota badan bawah menurut Tim Anatomi UNY (2007: 25) dibedakan menjadi:

a) Tulang-tulang gelang panggul (cingulum extremitas inferior).

(31)

14

Komponen yang dibutuhkan mendukung jangkauan langkah yang panjang di

antaranya adalah kemampuan biomotor, teknik, koordinasi, serta proporsi fisik yang bagus di dalamnya, sehingga semakin panjang tungkainya akan dapat diikuti dengan jangkauan langkah yang semakin panjang sehingga waktu yang diperlukan untuk menempuh suatu jarak tertentu dalam lari akan semakin pendek, dengan kata lain waktu tempuhnya mejadi lebih cepat dan energi yang dikeluarkan akan semakin sedikit. Untuk analisis ini diperlukan data tentang kekuatan otot dan pengukuran panjang tungkai. Dari hasil pengukuran panjang tungkai ternyata mempunyai peranan penting terhadap keberhasilan para pelompat jauh.

Dengan demikian panjang tungkai yang penulis maksudkan adalah jarak antara pangkal paha sampai dengan pangkal kaki seseorang. Istilah ini selanjutnya akan dipergunakan dalam penulisan ini, mengingat istilah panjang tungkai sudah merupakan istilah umum yang dipakai dalam kegiatan olahraga

3. Kekuatan Otot Perut

Kekuatan otot perut adalah kemampuan menggunakan kekuatan otot perut serta mampu merubahnya dalam bentuk gerakan yang sangat cepat terhadap suatu obyek, dalam hal ini adalah smash yang dilakukan. Sedangkan tujuan dari smash itu sendiri adalah mampu memukul bola sekeras mungkin pada daerah lawan.

Kekuatan yang dihasilkan oleh otot, tergantung dari besar kecilnya serabut-serabut

otot itu sendiri. Seperti halnya yang dikatakan oleh Sajoto (1988:111) Bahwa” besar

(32)

15

atlet mempunyai serabut otot yang besar dan didukung pula oleh bakat yang besar, serta diiringi latihan yang teratur maka hasil yang didapat akan lebih memuaskan”.

Sumasardjuna (1987:111) mengatakan bahwa, “sit-up biasanya dianggap gerakan

yang paling baik untuk menguatkan otot perut. Akan tetapi bila keliru dalam

melakukan gerakan sit-up adan menyebabkan cidera yang cukup berat. Sit-up dengan kaki lurus adalah sangat berbahaya sekali bagi pinggang. Kerana otot-otot perut

dapat menaikkan badan dari lantai sampai kurang lebih 30°”.

4. Kecepatan

Seringkali kecepatan menjadi faktor penentu dalam cabang olahraga seperti nomor-nomor sprint, anggar, tinju dan beberapa cabang olahraga permainan. Karena kecepatan dalam banyak cabang merupakan komponen kondisi fisik yang esensial (Harsono, 1988:216). Kecepatan dipengaruhi oleh waktu rekasi, sedangkan waktu reaksi tergantung pada proses rangsang indera atau syaraf pendengaran dan syaraf perintah. Misalnya seseorang sedang melakukan start dalam lari sprint, maka waktu reaksi itu adalah waktu mendengarkan aba-aba start sampai gerak pertama yang dilakukan (Sajoto, 1988:54).

Soedarno, SP (1982:91) mengungkapkan ada tiga macam cara yang dikenal untuk melatih kecepatan yaitu (1) Interval sprinting, (2) Acceleration spinring, (3) Hollow

sprint. Kecepatan bukan berarti hanya menggerakkan seluruh tubuh dengan cepat,

tetapi dapat pula terbatas pada gerak tubuh, seperti kecepatan melempar bola ditentukan oleh singkat tidaknya lengan dalam menempuh jarak gerak lempar, dan sebagainya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan itu menurut Bompa (1983) yang dikutip Harsono (1988:47) ada enam faktor yaitu:

(33)

16

- Waktu reaksi

- Kemampuan untuk mengatasi tahan (resistance) ekternal seperti peralatanlingkungan dan lawan

- Teknik seperti, misalnya gerakan tangan, tungkai, sikap tubuh pada waktu lari - Konsentrasi dan semangat

- Elastisitas otot, terutama otot-otot di pergelangan kaki dan pinggul.

Pengertian kecepatan menurut Harsono (2001:36) adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu sesingkat-singkatnya atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang cepat. Ateng (1997:67), menyatakan bahwa kecepatan adalah kemampuan individu untuk melakukan gerakan yang sama berulang-ulang dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Selanjutnya menurut Dick (1989:1) dalam Yunyun

Yudiana,dkk (2011:10), kecepatan adalah kapasitas gerak dari anggota tubuh atau bagian dari sistem pengungkit tubuh atau kecepatan pergerakan dari seluruh tubuh yang dilaksanakan dalam waktu yang singkat.

Menurut Sulistianta (2012: 39) “Kecepatan sangat penting bagi para ahli lomba lari sprint”.

Ada 3 jenis latihan yang dilakuan saat lari menurut Sulistianta diantaranya: a. Kecepatan penuh

(34)

17

sebaiknya cukup walaupun masa pemulihan tenaaga pendek dibutuhkan waktu kira-kira 3-6 menit.

b. Langkah lari (pace running)

Menjadikan si pelari terbiasa dengan langkah-langkah yang ideal dalam

perlombaan dan menyebabkan si pelari menyesuaikan dirinya pada usaha yang seimbang , sangat tepat untuk lari dengan kecepatan yang lebih kurang dari yang khususnya, dimulai dari star blok dengan langkah yang ditentukan oleh waktu yang ingin dicapai sipelari hanya 3-6 kali pengulangan dan dengan istirahat cukup selama kira-kira 10 menit.

c. Pergantian Langkah

Berdasarkan pada beberapa pengertian tentang kecepatan yang disampaikan oleh para ahlitersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kecepatan merupakan suatu komponen kondisi fisik yang dibutuhkan untuk melakukan gerakan secara berturut-turut atau memindahkan tubuh dari posisi tertentu ke posisi yang lain pada jarak tertentu pada waktu yang sesingkat-singkatnya.

C. Atletik

Istilahatletik berasal dari kata Yunani athlon, yang berarti berlomba atau bertanding, kita dapat menjumpai pada kata penthatlon, yang terdiri dari kta pentha berarti lima atau panca dan kata athlon berarti lomba. Arti selengkapannya adalah “panca lomba” atau

perlombaan yang terdiri dari lima nomor.

Kalau kita mengatakan perlombaan atletik, pengertiannya adalah meliputi perlombaan jalan cepat, lari, lompat dan lempar, yang dalam bahasa Inggris digunakan istilah track

(35)

18

di lintasan (track) dan di lapangan (field). Istilah athletic dalam bahasa Inggris dan atletik dalam bahasa Jerman mempunyai pengertian yang luas meliputi berbagai cabang olahraga yang bersifat perlombaan atau pertandingan, termasuk renang, bola basket, tenis, sepak bola, senam dan lain-lain. Muhajir, (2004:86)

Cabang atletik adalah olahraga yang tumbuh dan berkembang bersamaan dengan kegiatan alami manusia. Berlari, melomcat dan melempar adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah panjang kehidupan manusia,untuk dapat memahami pengertian tentang atletik, tidaklah lengkap kalau tidak diketahui sejarah atau riwayat istilah atletik perkembangannya sebagai cabang olahraga mulai zaman purbakala sampai zaman modern. Mukholid (2007:20)

1. Lompat Jauh

Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan yang merupakan rangkaian urutan gerakan yang dilakukan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya yang merupakan hasil dari kecepatan horizontal yang dibuat sewaktu awalan, dengan daya vertikal yang dihasilkan oleh daya ledak. Menurut Aip Syaifuddin (1992 :90) lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Menurut Yusuf Adi Sasmita (1992 : 65) berpendapat bahwa keempat unsur gerakan yaitu

awalan,tolakan, melayang dan mendarat, merupakan suatu kesatuan yaitu urutan gerakan lompatan yang tidak terputus.

(36)

19

jarak lompatan sejauh mungkin ke sebuah letak pendaratan atau bak lompat. Jarak lompatan diukur dari papan tolakan sampai batas terdekat dari letak pendaratan yang dihasilkan oleh bagian tubuh. Dalam lompat jauh terdapat beberapa macam gaya yang umum dipergunakan oleh para pelompat, yaitu gaya jongkok (tuck), gaya menggantung (hand style) dan gaya jalan di udara (walking in the air). Perbedaan antara gaya lompatan yang satu dengan yang lainnya, ditandai oleh keadaan sikap badan pada waktu melayang diudara (Aip Syaifuddin, 1992 : 93). Jadi mengenai awalan, tumpuan, melayang dan mendarat, bahwa ketiga gaya tersebut prinsipnya sama. Salah satu gaya yang digunakan dalam penelitian ini adalah gaya jongkok. Disebut gaya jongkok karena gerak dan sikap badan sewaktu di udara menyerupai orang jongkok. (TamsirRiyadi, 1985 : 98). Menurut Engkos Kosasih (1985 : 67) bahwa lompat jauh adalah lompat untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya yang mempunyai 4 unsur gerakan yaitu awalan, tolakan, sikap badan ketika di udara, sikap badan saat jatuh atau mendarat.

Adapun tahapan-tahapan yang terdapat dalam lompat jauh gaya jongkok sebagai berikut:

a. Awalan

Awalan adalah gerakan-gerakan permulaan dalam bentuk lari untuk mendapatkan kecepatan pada waktu akan melakukan tolakan/lompatan, jarak awalan yang bisa dan umum digunakan oleh para pelompat (atlet) dalam perlombaan lompat jauh adalah : 1) untuk putra 40 - 50 m ; 2) untuk putri 30 – 45 m.

(37)

20

[image:37.595.123.468.166.256.2]

Menurut Engkos Kosasih (1985 : 67) awalan harus dilakukan dengan secepat-cepatnya serta jangan merubah langkah pada saat akan melompat. Jarak awalan biasanya 30 – 50m, sedangkan untuk pemula jarak awalan lebih pendek dari ancer-ancer tersebut.

Gambar 1 : Teknik Awalan Lompat Jauh (Diadaptasi dari IAAF, 2000)

b. Tahap Bertolak/Bertumpu

Tumpuan atau tolakan adalah gerakan pada apapun tolakan dengan kaki yang terkuat yaitu meneruskan ke kecepatan horisontal ke kekuatan vertical secara cepat seperti yang dikatakan oleh Aip Syaifuddin (1992 : 91) bahwa tolakan adalah perubahan atau perpindahan gerakan dari gerakan horisontal ke gerakan vertikal yang dilakukan secara cepat. Tumpuan dapat dilakukan dengan baik dengan kaki kiri ataupun kaki kanan, tergantung kaki mana yang lebih dominan. Setelah kaki depan menumpu secara tepat pada balok tolakan segera diikuti kaki yang lain ke arah depan atas dengan dibantu oleh ayunan lengan searah dengan tolakan.

(38)
[image:38.595.109.531.52.180.2]

21

Gambar 2 : Teknik Tolakan Lompat Jauh (Diadaptasi dari IAAF (2000) c. Tahap Melayang Gaya Jongkok

Dalam Muhajir (2008: 57) sikap badan di udara merupakan sikap setelah kaki tolak menolak/menumpu pada balok tumpuan, badan terangkat cepat sehingga melayang di udara bersamaan dengan ayunan kedua lengan ke depan atas.

Saat pelompat telah lepas dari papan tolakan, badan pelompat dipengaruhi oleh gaya tarik bumi. Dan upaya untuk mengatasi gaya tarik bumi tersebut si pelompat harus dapat melakukan tolakan yang sekuat-kuatnya disertai dengan ayunan kaki dan kedua tangan ke arah lompatan. Semakin cepat awalan dan semakin kuat tolakan yang dilakukan oleh si pelompat, maka akan semakin dapat membawa titik berat badan melayang di udara. Sangat penting gerakan tangan dan kaki dalam hal menjaga keseimbangan dan persiapan untuk mendarat.

Karakteristik teknik :

a. Tungkai ayun dipertahankan pada posisi tolak b. Tungkai tolak mengikuti selama waktu melayang

c. Tungkai tolak ditekuk, ditarik ke depan dan ke atas mendekati akhir gerak melayang

(39)
[image:39.595.99.491.85.206.2]

22

Gambar 3 : Teknik Melayang Gaya Jongkok (Diadaptasi dari IAAF (2000)

d. Tahap Pendaratan

Melakukan pendaratan adalah bagian akhir dari lompat jauh. Keberhasilan\ dalam lompat jauh terletak pada pendaratan. Pada pendaratan yang mulus akan berpengaruh terhadap jarak, keselamatan dan keindahan. Pada saat

mendarat titik berat badan harus dibawa ke muka dengan jalanmembungkukkan s badan hingga lutut hampir merapat, dibantu pula dengan juluran tangan ke muka.

Pada waktu mendarat ini lutut dibengkokkan sehingga memungkinkan suatu momentum membawa badan ke depan, di atas kaki.

Mendarat merupakan suatu gerakan terakhir dari rangkaian gerakan lompat

(40)
[image:40.595.103.502.119.247.2]

23

Gambar 4 : Teknik Mendarat Lompat Jauh (Diadaptasi dari IAAF (2000)

e. Lapangan Lompat Jauh

Di bawah ini gambar lapangan lompat jauh:

Gambar 5. Lapangan Lompat Jauh, (Muhajir 2004:100) -Alat yang diperlukan

Alat yang diperlukan untuk melakukan lompat jauh yaitu sebagai berikut: 1. Meteran gulungan dari baja

2. Bendera-bendera kecil untuk tanda lompatan 3. Alat perata pasir/cangkul

-Beberapa Peraturan Perlombaan

[image:40.595.140.439.363.495.2]
(41)

24

1. Jika peserta lebih dari delapan orang, maka setiap peserta diberi kesempatan melompat sebanyak tiga kali.

2. Kemudian ditentukan peringkat sampai ke delapan, untuk mengikuti babak final. 3. Pada babak final, pelompat diberi kesempatan melakukan lompatan sebanyak tiga

kali lagi. Di ambil hasil lompatan terjauh untuk menentukan juara dari delapan orang tersebut.

4. Waktu untuk melakukan satu kali lompatan adalah 1,5 atau 90 detik

5. Jarak lompatan diukur dari bekas atau jejak di pasir yang terdekat dengan balok tolakan.

6. Semua hasil lompatan, baik yang gagal maupun berhasil harus dicatat dalam kartu hasil catatan, jarak lompatan yang harus dicatat adalah yang terdekat dengan 0,01. Misal hasil lompatan adalah 6,656 maka dicatat 6,65.

7. Lompatan yang gagal :

a) Pelompat menyentuh tanah di luar garis daerah pendaratan. b) Melakukan tolakan di luar balok tumpuan.

c) Mendarat dengan bentuk gerakan salto atau lompat harimau.

D. Penelitian Yang Relevan

Berikut ini merupakan contoh penelitian yang hampir sama dengan penelitian ini, antara lain :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sukarman (2006), judul: “Hubungan antara kecepatan

(42)

25

lari 50 meter dengan prestasi lompat tinggi gaya guling sisi dengan nilai r sebesar 0,744 dengan sumbangan efektif sebesar 39,58% dan hubungan antara panjang tungkai dengan prestasi lompat tinggi gaya guling sisi dengan nilai r sebesar 0,725 dengan sumbangan efektif sebesar 36,13%.

2. Penelitan yang dilakukan oleh Mamet Muhamad (2005), judul: “Hubungan antara

kecepatan lari 100 meter dengan hasil lompatan pada lompat jauh gaya jongkok

siswa SMP Negeri 16 Kota Bekasi”. Metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskripif, instrumen penelitian atau alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kecepatan lari 100 meter dan tes hasil lompat jauh gaya jongkok. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: kecepatan lari 100 meter memiliki hubungan yang signifikan dengan hasil lompatan pada lompat jauh gaya jongkok dengan hasi nilai t hitung 6,181 dan nilai t tabel sebesar2,201.

E. Kerangka Pikir

(43)

26

kompetensi dasar ini sangatlah penting untuk diperhatikan. Kreatif, serta turut serta dalam lapangan merupakan salah satu cara agar anak mampu melakukan sesuai dengan yang diajarkan.

Kekuatan otot tungkai, panjang tungkai, kekuatan otot perut dan kecepatan sangtlah penting dalam lompat jauh, semakin kuat otot tungkai diduga peneliti dapat mencapai hasil lompatan yang maksimal, dan tidak dipungkiri koordinasi otot kaki, kekuatan otot perut dan kecepatan yang baik juga menentukan hasil lompatan yang baik.

F. Hipotesis

Menurut Suharsimi Arikunto (1998:67) hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis adalah jawaban yang masih bersifat sementara dan bersifat teoritis. Sukardi, (2003:42)

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah suatu konsep yang berfungsi sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah:

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas X Sma N 1 Kotagajah Lampung Tengahtahun pelajaran 2013/2014.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara panjang tungkaiterhadap hasil Lompat Jauh gaya jongkok pada siswa kelas X SMA N 1 Kotagajah Lampung Tengahtahun

(44)

27

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot perut terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas X SMA N 1 Kotagajah Lampung Tengahtahun pelajaran 2013/2014.

4. Terdapat hubungan yang signifikan antara kecepatan terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas X SMA N 1 Kotagajah Lampung Tengahtahun pelajaran 2013/2014.

(45)

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasarnya ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis, berencana dan mengikuti konsep ilmiah (Suharsimi Arikunto, 1997:12). Syarat mutlak dalam penelitian adalah metodologi penelitian, berbobot

atau tidaknya penelitian tergantung pada pertanggung jawaban metodologi penelitian sebagaimana kita kenal sekarang memberikan garis-garis yang cermat dan mengajukan syarat-syarat yang keras, maksudnya adalah

untuk menjaga pengetahuan yang dicapai dari suatu penulisan dapat mempunyai harga ilmiah yang setinggi-tingginya (Sutrisno Hadi, 2000 : 4).

Dalam suatu penelitian penggunaan metodologi penelitian harus dapat mengarah pada tujuan penelitian, agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Jenis metodologi yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu penelitian korelasi.menurut Suharsimi Arikunto ( 2010:4), penelitian korelasi adalah penelitian yang digunakan oleh

(46)

29

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu gejala yang bervariasi yang menjadi obyek penelitian (Arikunto, 1991:118). Sedangkan dalam penelitian ini ada dua variabel bebas dan satu variabel terikat.

a. Variabel bebas adalah yang mempengaruhi, yaitu kekuatan otot tungkai (X1), panjang tungkai (X2), kekuatan otot perut (X3) dan kecepatan (X4)

b. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi, yaitu hasil lompat jauh gaya melayang di udara(Y).

C.Definisi Operasional Variabel

Untuk menyamakan persepsi mengenai variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian ini, maka perlu dipaparkan definisi operasional variabel sebagai berikut:

1. Kekuatan

Kekuatan merupakan komponen biomotor yang penting dan sangat diperlukan untuk meningkatkan daya tahan otot dalam mengatasi beban selama berlangsungnya aktivitas olahraga. Kekuatan merupakan dasar dari unsur kondisi fisik yang sangat diperlukan dalam mencapai prestasi yang setinggi-tingginya dalam olahraga (Sajoto, 1995:30).

2. Panjang Tungkai

(47)

30

dapat diraba dibagian atas dari tulang paha yang bergerak (Amari,1996:175).

3. Kekuatan Otot Perut

Kekuatan otot perut adalah kemampuan menggunakan kekuatan otot perut serta mampu merubahnya dalam bentuk gerakan yang sangat cepat terhadap suatu obyek, dalam hal ini adalah smash yang dilakukan. Sedangkan tujuan dari smash itu sendiri adalah mampu memukul bola sekeras mungkin pada daerah lawan.Besar kecilnya serabut-serabut otot seseorang, sangat berpengaruh terhadap kekutan tersebut adalah

merupakan suatu kenyataan. Semakin besar serabut-serabut otot seseorang maka semakin kuat pula ototnya (Sajoto,1988:111). 4. Kecepatan

Kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu sesingkat-singkatnya atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang cepat (Harsono, 2001:36). 3. Atletik

Istilahatletik berasal dari kata Yunani athlon, yang berarti berlomba atau bertanding, kita dapat menjumpai pada kata penthatlon, yang terdiri dari kta pentha berarti lima atau panca dan kata athlon berarti lomba. Arti selengkapannya adalah “panca lomba” atau perlombaan yang terdiri dari lima nomor. Istilah athletic dalam bahasa Inggris dan atletik dalam bahasa Jerman mempunyai pengertian yang luas meliputi berbagai cabang

(48)

31

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sukardi (2003:53), populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Populasi dibatasi sebagai jumlah penduduk sedikit mempunyai sifat yang sama atau homogen, sedangkan Suharsimi Arikunto (2006:130), bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas X SMA N 1 Kotagajah Lampung Tengah yang berjumlah 180 siswa.

2. Sampel

Dalam suatu proses penelitian, tidak perlu seluruh populasi diteliti akan tetapi dapat dilakukan terhadap sebagian dari jumlah populasi tersebut. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2002:109) menjelaskan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Apabila kurang dari 100, lebih baik diambil semua hingga

(49)

32

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah (1) Leg dynamometer untuk pengukuran kekuatan otot tungkai, (2) Tes sit up (The curl up Test), (3) Pengukuran panjang tungkai, (4) Tes kecepatan dan (5) Pengukuran lompat jauh.

1. Tes kekuatan otot tungkai

Cara pelaksanaan tes kekuatan otot tungkaiadalah: a. Peserta tes berdiri pada leg dynamometer

b. Lutut ditekuk membentuk sudut 1300-1400 dan tubuh tegak lurus c. Panjang rantai diatur sesuai dengan posisi berdiri

d. Tongkat pegangan digenggam dengan posisi tangan pronasi e. Tarik tongkat pegangan sekuat mungkin dengan meluruskan sendi

lutut perlahan-lahan.

2. Pengukuran panjang tungkai

a. Tujuan

Untuk mengukur panjang tungkai.

b. Alat dan fasilitas 1. Meteran baja 2. Alat tulis 3. Formulir tes

c. Pelaksanaan

(50)

33

demikian dapatt diketahui berapa panjang tungkai masing-masing siswa.

d. Penilaian

Pengukuran panjang tungkai sampai sepersepulu sentimeter. Satuan ukur panjang lengan adalah cm (sentimeter).

5. Tes kekuatan otot perut

Cara pelaksaan tes baring duduk (sit up) 60 detik 1) Sikap permulaan

2) Berbaring terlentang di lantai , kedua lutut membentuk sudut 900 dengan kedua jari-jari tangan diletakan di belakang kepala

3) Peserta lain menekan atau memegang kedua pergelangan kaki agar kaki tidak terangkatSelain cara pelaksanaan, dibawah ini adalah gerakan tes baring duduk (sit up) :

a. Gerakan aba-aba “Ya” peserta bergerak mengambil sikap duduk sampai kedua sikunya menyentuh paha dan kembali pada sikap awal.

b. Lakukan gerakan ini berulang tanpa berhenti selama 60 detik.

Adapun cara pencatat hasil tes adalah sebagai berikut: Gerakan tes tidak dihitung apabila:

a) Pegangan tangan terlepas sehingga kedua tangan tidak terjalin lagi b) Kedua siku tidak menyentuh paha

c) Menggunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh

(51)

34

4. Tes kecepatan

Cara mengukur kecepatan adalah dengan tes lari 50 meter (Johnson and Nelson, 1986).

Pelaksanaan tes lari 50 meter: 1) Lari dengan start berdiri.

2) Pada aba-aba “siap” testi siap untuk lari dengan start berdiri

3) Pada aba-aba “Ya” disertai dengan starter mengangkat bendera dan testi berlari secepat mungkin menuju garis finish yang berjarak 50 meter.

4) Pengambilan waktu dilakukan dari waktu bendera diangkat sampai testi tepat melintas garis finish.

5) Waktu yang dicatat sampai persepuluh detik. Kegagalan:

a) testi mencuri start

b) testi tidak melewati garis finish c) pelari terganggu pelari lain

Pelari yang gagal harus mengulang setelah diberi waktu istirahat yang cukup.

Adapun cara penilaian tes kecepatan adalah sebagai berikut:

1) Nilainya adalah waktu yang dicapai untuk menempuh jarak yang telah ditentukan

2) Waktu dicatat sampai seperseratus detik

6.Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian

(52)

35

b. Waktu Penilitian

Waktu penelitian dilakukan 1 bulan, dengan mengambil satu kali data, tiga kali kesempatan untuk dinilai.

7. Alat dan Perlengkapan

Alat yang dibutuhkan dalam tes lompat jauh gaya jongkok, yaitu:

Stopwatch.

 Cangkul  Bendera  Matras

 Meteran satuan cm  Pluit

 Kapur

 Blangko dan alat tulis untuk mencatat hasil tes.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan teknik korelasi carl pearson dan korelasi ganda. Sehubungan penelitian ini adalah penelitian populasi, maka tidak diperlukan uji prasyarat.

1. Pengujian Hipotesis

a. Mencari Koefisien Korelasi

(53)

36

X2 dengan Y dapat dicari dengan menggunakan rumus korelasi Carl

Pearson:

 

2

2

 

2

i 2 i i i X -X -X X -X r           n n n i Keterangan :  i X

r = Koefisien korelasi

n = Jumlah sampel X = Skor variabel X Y = Skor variabel Y ∑X = Jumlah skor variabel X ∑Y = Jumlah skor variabel Y ∑X2

= Jumlah kuadrat skor variabel X ∑Y2

= Jumlah kuadrat skor variabel Y

(54)
[image:54.595.176.450.111.211.2]

37

Tabel 1. Interpretasi koefisien korelasi nilai r. Interval Koefisien

Korelasi

Interpretasi Hubungan 0,80 - 1,00

0,60 - 0,79 0,40 - 0,59 0,20 - 0,39 0,00 - 0,19

Sangat kuat Kuat Cukup kuat Rendah Sangat rendah

Mencari koefisien korelasi antara kekuatan tungkaisiswa putra terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok :

 

2

2

 

2

1 2 1 1 1 X

-X

-X

X

-X

1







n

n

n

r

 1 X

r

0,676

Mencari koefisien korelasi antara kekuatan tungkai siswa putri terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok :

 

2

2

 

2

1 2 1 1 1 X

-X

-X

X

-X

1







n

n

n

r

 1 X

r

0,908

Mencari koefisien korelasi antara panjang tungkai siswa putra terhadap lompat jauh gaya jongkok:

 

2

2

 

2

1 2 1 1 1 X

-X

-X

X

-X

1







n

n

n

r

 1 X

r

0,599

Mencari koefisien korelasi antara panjang tungkai siswa putri terhadap lompat jauh gaya jongkok:

 

(55)

38

 1 X

r

0,893

Mencari koefisien korelasi antara kekuatan otot perut siswa putra terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok:

 

2

2

 

2

1 2 1 1 1 X

-X

-X

X

-X

1







n

n

n

r

 1 X

r

0,506

Mencari koefisien korelasi antara kekuatan otot perut siswa putri terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok:

 

2

2

 

2

1 2 1 1 1 X

-X

-X

X

-X

1







n

n

n

r

 1 X

r

0,912

Mencari koefisien korelasi antara kecepatansiswa putra terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok:

 

2

2

 

2

1 2 1 1 1 X

-X

-X

X

-X

1







n

n

n

r

 1 X

r

0,577

Mencari koefisien korelasi antara kecepatan siswa putri terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok:

 

2

2

 

2

1 2 1 1 1 X

-X

-X

X

-X

1







n

n

n

r

 1 X

r

0,741

Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi hasil perhitungan signifikan atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan r tabel Product Moment, dengan

(56)

39

Kaidah pengujian signifikan : Jika r hitung ≥ r tabel , maka tolak Ho artinya

ada hubungan yang signifikan dan jika r hitung< r tabel, maka terima Ho

artinya tidak ada hubungan yang signifikan.

Untuk mengetahui kontribusi variabel X terhadap Y dicari dengan menggunakan rumus koefisien determinasi (Sudjana, 2005: 369). Adapun rumus koefisien determinasi sebagai berikut :

KP = r2x 100 % Keterangan :

KP = Nilai koefisien determinasi r2 = Koefisien korelasi dikuadratkan

Variabel kekuatan tungkai Siswa putra:

Siswa putra: KP = r2x 100 %

KP = (0,676)2 x 100 % KP = 45,7 %

Siswa Putri : KP = r2x 100 %

KP = (0,908)2 x 100 % KP = 82,5%

Variabel Panjang Tungkai Siswa putra:

KP = r2x 100 %

KP = (0,599)2 x 100 % KP = 35,9%

(57)

40

KP = r2x 100 %

KP = (0,893)2 x 100 % KP = 79,8%

Variabel Kekuatan Otot Perut Siswa putra:

KP = r2x 100 %

KP = (0,506)2 x 100 % KP = 25,6%

Siswa Putri : KP = r2x 100 %

KP = (0,912)2 x 100 % KP = 83,2%

Variabel Kecepatan Siswa putra:

KP = r2x 100 %

KP = (0,577)2 x 100 % KP = 33 %

Siswa Putri : KP = r2x 100 %

KP = (0,741)2 x 100 % KP = 55%

b. Mencari Korelasi Ganda

Untuk mencari hubungan kedua variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan rumus Korelasi Ganda (Rx1x2x3x4Y)

(58)

41

Y X X1 2

R

: Koefisien korelasi ganda antar variabel X1dan X2 secara

bersama-sama dengan variabel Y

Υ

X1

r : Koefisien korelasi X1 terhadap Y

Υ

X2

r : Koefisien korelasi X2 terhadap Y

4 3 2 1XXX X

r : Koefisien korelasi X1,X2, X3, terhadap X4

Untuk mengetahui sumbangan keempat variabel bebas dengan variabel terikat, koefisien determinasi dicari dengan mengalikan koefisisen korelasi ganda yang telah dikuadratkan (R2) dengan 100%.

1. Korelasi Ganda kekuatn tungkai, panjang tungkai, kekuatan otot perut, dan kecepatan dengan hasil lompat jauh gaya jongkok siswa putra.

Mencari Koefisien korelasi X1, X2,X3 , X4terhadap Y Berdasarkan perhitungan sebelumnya,

Diketahui : Y X1

r

= 0,676

Y X2

r

= 0,599

X3Y

r

= 0,506

Y X4

r

= 0,557

X3x4 X X1 2

r

= 0,605

2 Y X1

r

= 0,457 2

Y X2

r

= 0,359 2 X3Y

r

= 0,256 2 Y X4

r

= 0,330 2 X3x4 X X1 2

r

= 0,370

Maka dapat dihitung Korelasi ganda antara X1, X2,, X3dan X4 :

(59)

42

4 3 2 1X X

X x

r 0,768

2. Korelasi Ganda kekuatn tungkai, panjang tungkai, kekuatan otot perut, dan kecepatan dengan hasil lompat jauh gaya jongkok siswa putri.

Mencari Koefisien korelasi X1, X2,X3 , X4terhadap Y Berdasarkan perhitungan sebelumnya,

Diketahui : Y X1

r

= 0,908

Y X2

r

= 0,893

X3Y

r

= 0,912

Y X4

r

= 0,741

r

x1x2x3x4 = 0,732

2 Y X1

r

= 0,825 2

Y X2

r

= 0,798 2 X3Y

r

= 0,832 2 Y X4

r

= 0,550 2

X3x4 X X1 2

r

= 0,540

Maka dapat dihitung Korelasi ganda antara X1, X2,, X3dan X4 :

  

  

2 X4 X Y X Y X Y X Y X 2 Y X 2 Y X 2 Y X 2 Y X Y X X 3 X 1 2 X 1 4 3 2 1 4 3 2 1 2 1

r

1

r

r

r

r

4

r

r

r

r

R

4 3 2 1X X

X x

(60)

57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada uraian pembahasan permasalahan yang disampaikan di atas serta hasil pembahasan dari proses analisis data hasil penelitian, maka dapat ditarik suatu kesimpulan penelitian sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan tungkai dengan hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas X SMA N 1 Kotagajah Lampung Tengah.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dengan hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas X SMA N 1 Kotagajah Lampung Tengah.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot perut dengan hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas X SMA N 1 Kotagajah Lampung Tengah.

4. Terdapat hubungan yang signifikan antara kecepatan dengan hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas X SMA N 1 Kotagajah Lampung Tengah.

(61)

58

B. Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian dan kesimpulan yang disebutkan di atas, timbul beberapa wawasan atau pandangan yang dikemukakan oleh peneliti yang berupa saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa harus meningkatkan latihan peningkatan kondisi fisik untuk memperoleh hasil lompat jauh gaya jongkok yang maksimal sehingga mendukung prestasi atletik khususnya nomor lompat jauh.

2. Bagi Guru

Guru harus meningkatkan latihan siswa yang mendukung peningkatan kondisi fisik yang sesuai dengan variabel penelitian ini sehingga dapat meningkatkan lompat jauh gaya jongkok.

3. Bagi Penulis / peneliti selanjutnya

(62)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian, Rineka Cipta : Yogyakarta. ... (2006). Prosedur Penelitian, Rineka Cipta : Yogyakarta. Conny,dkk. (1990). Memupuk Bakat dan Kreatifitas Anak, CV. Pustaka:Bandung. Dimiyati. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. PT. Balai Pustaka : Jakarta. Gordon. (1994). Management Sistem Informasi. TP. Midas Surya

Grafindo : Jakarta

Harsono. (1998). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching, Jakarta, Tambak Kusuma

Kanca, Nyoman. 1990. Pengaruh Latihan Lari Percepatan dan Latihan Lari Cepat

Berselang Terhadap Daya Ledak dan Kecepatan. Tesis (tidak diterbitkan). Surabaya:

Fakultas Pasca Sarjana UNAIR.

Khomsin. 2005. Atletik 1. Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Muhajir. 2004. Pendidikan Jasmani Untuk Kelas 1 SMP. Bandung : Yudhistira Mukholid, Agus. (2007). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Yudhistira: Surakarta. Nasution. (1984). Didaktik Asas-asas` Mengajar. Bandung : Jemars.

Nurhasan. (1986). Tes dan Pengukuran, Karunika Universitas Terbuka : Jakarta. Pamungkas. 1999. Pedoman Ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. EYD.

Surabaya: Giri Surya.

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2009). Universitas Lampung : Bandar Lampung.

Roji. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Erlangga : Jakarta

Sajoto M. (1988). Pembinaan dan Peningkatan Kondisi Fisik dalam Olahraga, Jakarta : Dahara Prize

(63)

50

Sulistianta, Heru. 2012. Athletics For All, Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Gambar

Gambar
Gambar 1 : Teknik Awalan Lompat Jauh (Diadaptasi dari IAAF, 2000)
Gambar 2 : Teknik Tolakan Lompat Jauh  (Diadaptasi dari IAAF (2000)
Gambar 3 : Teknik Melayang Gaya Jongkok
+3

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur atas segala rahmat yang diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Studi Komparatif Kandungan

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji berbagai bentuk strategi coping masyarakat nelayan pulau kecil dalam menghadapi dampak perubahan iklim dan dampaknya terhadap

minor hasil fermentasi dengan menggunakan Trichoderma harzianum selama tiga hari yang dilanjutkan Saccharomyces cerevisiae selama tujuh hari (P2), merupakan

tertinggi (53,79) diperoleh dengan cara Gambar 1 menunjukkan bahwa pening- mempertahankan 6 buah muda, namun tidak katan jumlah buah muda yang dipertahankan

Jika penerimaan pertama dimulai 10 bulang lagi dan tingkat bunga yang relevan J12=12%, hitunglah nilai yang diterima Antan pada saat ini!.

Selanjutnya penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan tenaga kerja

Penelitian tentang biskuit biosuplemen dengan penambahan daun katuk ( Sauropus androgynus L. Merr) untuk meningkatkan produksi susu sapi perah belum banyak

Metode ini digunakan untuk mengkaji kaidah-kaidah umum yang berkaitan dengan masalah etos kerja kemudian diformulasikan ke dalam pemikiran Quraish shihab yang akan