• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) | Lisana Shidqin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penelitian Tindakan Kelas (PTK) | Lisana Shidqin"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ADING KECAMATAN CIPATUJAH KABUPATEN TASIKMALAYA. (PTK pada Pembelajaran Sains di Kelas IV untuk Topik Merancang Pesawat Sederhana)

B. BIDANG KAJIAN

Sistem Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran Sains

C. PENDAHULUAN

Pemberlakuan Kurikulum 2004 atau popular dengan nama Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), selain manfaat positif, juga telah menimbulkan dampak bermasalah bagi guru-guru di lapangan. Masalah terjadi pada saat pengimplementasian kurikulum ini, khususnya guru SD. Permasalahan yang terjadi nampaknya disebabkan oleh belum efektifnya program sosialisai yang dilakukan oleh intansi terkait. Sosialisasi Kurikulum 2004 saat ini dengan sistim penataran berantai dari pusat hingga ke daerah dengan peserta sangat terbatas telah menyebabkan terjadinya bias, reduksi, dan ketidakpastian pemaknaan bagi guru-guru SD terhadap sejumlah komponen baru dalam kurikulum tersebut. Pada ujungnya, keadaan seperti itu menimbulkan kega-mangan pelaksanaan di lapangan. Demikian kesan umum yang terungkap dalam diskusi antara sejumlah guru SD di Kecamatan Cipatujah, termasuk guru-guru SD Negeri Cikawungading Kecamatan Cipatujah.

(2)

Kerja Ilmiah merupakan ruang lingkup Mata Pelajaran Sains yang secara eksplisit dicantumkan dalam Kurikulum 2004, dan sekaligus merupa-kan salah satu pembeda dengan kurikulum sebelumnya. Kerja ilmiah tersebut meliputi kemampuan dasar siswa yang berhubungan dengan: penyelidikan/ penelitian, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah, serta sikap dan nilai ilmiah. Kerja ilmiah ini bukan merupakan bahan ajar melainkan dampak pengiring (nurturant effect) bahan ajar yang harus terintegrasi dalam setiap pembelajaran (Depdiknas, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains, 2004:7,12). Jika dikaitkan dengan karakteristik pembelajaran sains, kerja ilmiah tidak lain merupakan dimensi proses dan sikap sains. Karena tercantum dengan tegas dalam kurikulum, pengembangan kerja ilmiah siswa dalam pembelajaran sains dipandang oleh guru-guru SD Negeri Cikawungading sebagai kewajiban profesi yang direalisasikan.

Guru-guru SDN Cikawungading menyadari bahwa kebiasaan selama ini, yakni menyajikan pembelajaran sains yang sangat verbalistik dengan metode utama ceramah atau tanya jawab menjadi salah satu penyebab kesulitan mereka untuk mengembangkan kerja ilmiah siswa dalam pembelajaran sains. Selain itu, sosialisasi oleh para penatar Kurikulum 2004 pun tidak begitu bermakna bagi mereka karena juga disampaikan sangat verbalistik serta miskin contoh dan tidak disertai dengan implementasi konkrit dalam pembelajaran. Dengan demikian, meskipun pelaksanaan Kurikulum 2004 sudah berlangsung selama 1 (satu) tahun, belum diarasakan dampak positifnya terhadap kualitas pembe-lajaran sains. Satu-satunya dampak yang ada hanya lah dalam perubahan format dan kelengkapan administrasi pembelajaran yang makin kompleks. Adapun kualitas kegiatan belajar mengajar relative masih sama seperti sebelum diberlakukan Kurikulum 2004. Oleh karena itu, guru di SDN Cikawungading sangat berkeinginan memperoleh pengalaman dan bimbingan langsung dalam merancang dan mengoperasionalkan pembelajaran sains yang dapat mengembangkan aspek kerja ilmiah siswa sebagaimana dituntut oleh Kurikulum 2004.

(3)

mata pelajaran sains, adalah merealisasikan Penilaian Kelas. Dalam buku pedoman tentang penilaian kelas (Depdiknas, 2004:11) dijelaskan bahwa penilaian kelas merupakan salah satu pilar dalam kurikulum berbasis kompetensi. Penilaian kelas adalah proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk pemberian nilai terhadap hasil belajar siswa berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehingga didapatkan potret/profil kemampuan siswa sesuai dengan daftar kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Penilaian kelas dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan belajar-mengajar. Penilaian ini dapat dilakukan baik dalam suasana formal maupun informal, di dalam kelas, di luar kelas, terintegrasi dalam kegiatan belajar-mengajar atau dilakukan pada waktu yang khusus.

Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti tes tertulis (paper and pencil test), penilaian hasil kerja siswa melalui kumpulan hasil kerja (karya) siswa (portofolio), penilaian produk 3 dimensi, dan penilaian, unjuk kerja (performance) siswa. Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa. Penilaian seperti ini dikenal juga dengan istilah asesmen (assessment) (Depdiknas, 2004:12).

(4)

nilai ulangan (tes) di atas rata-rata (6,0) maka para guru mengelola pembelajaran dengan sistim mentransfer sebanyak-banyaknya konsep-konsep dan teori-teori yang sudah jadi ke dalam otak anak. Dengan demikian pembelajaran berlangsung sangat verbalistik dengan dominasi kegiatan siswa mengerjakan latihan-latihan soal.

Akibat pembelajaran sains selama ini yang sangat verbalistik dengan sistim penilaian tradisional berupa paper and pencil test, para guru (khususnya di SDN Cikawungading) belum pernah sama sekali bersentuhan dengan pengalaman membuat dan menggunakan jenis-jenis penilaian sebagaimana dituntut oleh Penilaian Kelas dalam Kurikulum 2004. Oleh karenanya, dari hasil studi pendahuluan diperoleh temuan bahwa saat ini para guru SDN Cikawungading sangat antusias untuk mendapatkan pengalaman melakukan kaji-tindak tentang perancangan dan penggunaan model pembelajaran dan model penilaian untuk pembelajaran sains yang sesuai dengan karakteristik pendidikan sains dan penilaian kelas dalam kurikulum 2004.

Diantara jenis penilaian kelas yang relevan dengan ruang lingkup pembelajaran sains khususnya untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam merancang dan membuat karya adalah Penilaian Produk. “Penilaian Produk merupakan bentuk penilaian hasil kerja yang meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa membuat produk-produk teknologi dan seni” (Depdiknas, 2003:43). Selanjutnya ditegaskan pula bahwa “Penilaian produk tidak hanya menilai hasil akhirnya saja tetapi juga proses pembuatannya”. (Depdiknas, 2003:6).Oleh karena itu melalui penilaian produk yang dinilai bukan saja produk akhirnya saja tetapi juga kemampuan (kinerja) siswa dalam setiap tahapan pembuatan karya. Pelaksanaan penilaian produk dilaksanakan melalui tiga tahap kegiatan yaitu: (1) tahap perencanaan, (2) tahap pembuatan, dan (3) tahap penilaian.

(5)

model pembelajaran yang diduga dapat menunjang upaya kaji tindak untuk memperbaiki pembelajaran sains tersebut. Model ini dipilih karena sebagaima-na dikaji dalam beberapa pesebagaima-nataran, sangat cocok untuk mengaktifkan siswa dan mengefektifkan pencapaian hasil belajar.

Setelah melakukan kajian bersama tentang keterkaitan antara Kurikulum 2004, Penilaian Kelas, dan karakteristik Pendidikan Sains di SD, serta dihubungkan dengan pengalaman mereka dalam mengelola pembelajaran sains, guru SDN Cikawungading sampai pada pemahaman bahwa penilaian sebagai bagian dari pemelajaran mempunyai peranan yang sangat penting terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Model penilaian yang baik dapat memberikan kontribusi positif terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Pemahaman tersebut sejalan dengan penegasan Stiggins (1994:55) bahwa pembelajaran yang efektif, efisien, dan produktif perlu disertai dengan penilaian yang baik dan bermakna yang disebut penilaian karya atau asesmen alternatif. Para guru juga menyimpulkan bahwa penilaian (asesmen) otentik cukup memiliki makna penting dalam mengukur kemampuan siswa secara terpadu dalam pembelajaran sains yang meliputi dimensi proses, sikap, dan produk sains. Dimensi proses dan sikap dari pembelajaran sains, dalam Kurikulum 2004 disebut Kerja Ilmiah.

Berdasarkan hasil kajian sebagaimana dipaparkan di atas, beberapa guru SDN Cikawungading tergerak untuk melakukan kolaborasi dalam mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan pengelolaan pembelajaran sains menurut Kurikulum 2004. Prioritas permasalahan yang akan diatasi adalah bagaimana merancang dan melaksanakan pembelajaran sains yang berorientasi kepada pengimplementasian penilaian kelas (jenis penilaian produk) yang realistik serta mampu mengembangkan kerja ilmiah siswa.

(6)

peraga sains; (4) membuat instrument penilaian kelas (jenis penilaian produk) untuk pembelajaran sains; dan (5) mengoperasionalkan pembelajaran sains yang efektif sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2004.

D. PERUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana membuat dan menggunakan penilaian produk dan model Cooperative Learning agar dapat meningkatkan kerja ilmiah siswa dalam pembelajaran sains di SDN Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya?

Rumusan masalah tersebut lebih lanjut dirinci dengan pertanyaan penelitian tindakan sebagai berikut.

1. Bagaimana mengoptimalkan kemampuan guru membuat penilaian karya untuk pembelajaran sains?

2. Bagaimana mengoptimalkan kemampuan guru membuat indikator-indikator kerja ilmiah pada pembelajaran sains?

3. Bagaimana mengoptimalkan kemampuan guru membuat silabus (rencana) pembelajaran yang berorientasi pada penggunaan model Cooperative Learning dan penilaian karya serta pengembangan kerja ilmiah siswa? 4. Bagaimana mengoptimalkan kemampuan guru mengelola pembelajaran

sains yang berorientasi pada penggunaan model Cooperative Learning dan penilaian karya serta pengembangan kerja ilmiah siswa?

5. Bagaimana efektifitas pencapaian hasil belajar pada pembelajaran sains yang berorientasi pada penggunaan model Cooperative Learning dan penilaian karya, dan pengembangan kerja ilmiah siswa?

Agar upaya pemecahan masalah lebih terfokus, rumusan permasalah dan pertanyaan penelitian di atas dibatasi dengan penjelasan operasional sebagai berikut.

(7)

b. Kerja ilmiah siswa yang akan ditingkatkan dalam pembelajaran sains diprioritaskan pada jenis Kerja Ilmiah Kreativitas membuat karya.

c. Pembelajaran sains yang akan dijadikan latar penelitian adalah pembelajaran sains pada semester genap di kelas IV pada tahun pelajaran 2006.

E. PEMECAHAN MASALAH

Implementasi penilaian kelas (berupa penilaian karya) untuk meningkatkan kerja ilmiah siswa dalam pembelajaran sains pada penelitian tindakan kelas ini akan lebih banyak memberikan pengalaman atau keterlibatan langsung kepada guru Kelas IV SD Negeri Cikawungading. Guru yang lain hanya bertindak sebagi peneliti mitra.

Pemberian porsi terbesar keterlibatan bagi guru dalam penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa dalam konteks PTK guru adalah peneliti yang lebih mengetahui dan memahami permasalahan dan keperluan penye-lesaiannya. Dengan demikian produk dan penggunaan penilaian karya serta tindakan pengembangan kerja ilmiah siswa dalam pembelajaran akan berlangsung lebih objektif dan realistis.

Secara garis besar, pemecahan masalah dalam penelitian ini akan dilaksanakan melalui tindakan reflektif meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

(8)

dalam pembelajaran sains. karya yang relevan dengan dengan karakteristik pendi-dikan sains dan tuntutan Ku-suai dengan karakteristik pendidikan sains dan tun-tutan Kurikulum 2004 serta rambu-rambu cooverative learning.

3. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan hasil studi pendahuluan dan rencana pemecahan masalah seperti diungkapkan di muka, maka hipotesis tindakan secara umum dirumus-kan sebagai berikut.

“Serangkaian tindakan reflektif berdaur untuk mengoptimalkan wawasan dan keterampilan guru dalam menyusun dan mengoperasionalkan penilaian karya akan dan model cooperative learning dapat meningkatkan kerja ilmiah siswa pada pembelajaran sains di kelas IV SDN Cikawungading”

F. TUJUAN PENELITIAN

Secara umum tujuan penelitian ini adalah mengoptimalkan kemam-puan guru SDN Cikawungading dalam membuat dan mengimplementasikan penilaian karya yang dapat berfungsi meningkatkan kerja ilmiah siswa dalam pembelajaran sains. Lebih spesifik tujuan tersebut dirinci sebagai berikut. 1. Mengoptimalkan kemampuan guru membuat penilaian karya untuk

(9)

2. Mengoptimalkan kemampuan guru membuat indicator-indikator kerja ilmiah pada pembelajaran sains.

3. Mengoptimalkan kemampuan guru membuat silabus (rencana) pembe-lajaran yang berorientasi pada penggunaan penilaian karya dan pengembangan kerja ilmiah siswa pada pembelajaran sains.

4. Mengoptimalkan kemampuan guru mengelola pembelajaran sains yang berorientasi pada penggunaan penilaian karya dan pengembangan kerja ilmiah siswa.

5. Mengefektifkan pencapaian hasil belajar pada pembelajaran sains yang berorientasi pada penggunaan penilaian karya dan pengembangan kerja ilmiah siswa.

G. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Memberikan kontribusi inspiratif dan faktual bagi upaya peningkatan kualitas pembelajaran sains di sekolah dasar, khususnya di SDN Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya.

2. Memberikan solusi untuk mengatasi kesulitan guru-guru SDN Cikawungading dalam memahami Kurikulum 2004, khususnya yang terkait dengan implementasi Penilaian Kelas dan pengembangan Kerja Ilmiah siswa.

3. Memberikan pengalaman berupa cara-cara ilmiah, realistik, dan relatif mudah dalam mengatasi permasalahan pembelajaran melalui pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

4. Memberikan pengalaman belajar yang sangat berharga bagi siswa dalam hal pengembangan potensi ‘sainstis’ dan potensi kreatif melalui pembelajaran sains yang menyenangkan.

5. Menjadi dorongan bagi guru-guru SD dan para pemegang kebijakan pendidikan dasar di tingkat kecamatan/kabupaten untuk mencoba melakukan upaya peningkatan kualitas pembelajaran melalui PTK.

(10)

H. KAJIAN PUSTAKA

Pada bagian ini dikaji berbagai teori dan pendapat para ahli tentang: 1. Penilaian (Asesmen) Karya

Sumber: Tuliskan minimal 3 sumber 2. Model Cooperative Learning Sumber: Tuliskan minimal 3 sumber 3. Pembelajaran Sains di SD

Sumber: Tuliskan minimal 3 sumber

I. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN

Model PTK yang dijadikan landasan dalam penelitian ini adalah model PTK yang diadaptasi dari John Elliot. Dalam desain model ini, satu fokus tindakan (Action) merupakan satu siklus tindakan terdiri dari satu step atau langkah tindakan pembelajaran. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa PTK dilakukan untuk meningkatkan lebih dari satu aspek kerja ilmiah (kemampuan siswa melakukan penyelidikan dan kreatifitas dalam membuat karya) pada satu pokok bahasan atau satu materi pokok. Satu materi pokok terdiri dari beberapa materi yang yang diselesaikan dalam beberapa kali tindakan, (Depdikbud, 1999:21-22). Sedangkan bentuk PTK yang dilaksanakan adalah PTK kolaboratif yang melibatkan beberapa pihak dengan jalinan bersifat kemitraan sebagaimana dijelaskan oleh Kasihani Kasbolah (1998:123) yang menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kolaboratif melibatkan beberapa pihak yaitu guru, kepala sekolah, peneliti, maupun dosen secara serempak melakukan penelitian dengan tujuan meningkatkan prakatek pembelajaran, menyumbang pada perkembangan teori, dan meningkatkan karir guru

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas IV dan guru yang melakukan tindakan pada Pembelajaran sains di Kelas IV SDN Cikawungading.

2. Waktu dan Tempat Penelitian

(11)

3. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi. Agar variabel tersebut dapat terukur, variabel tersebut didefinisikan ke dalam bentuk rumusan yang lebih operasional (Faisal, 1982:82-83). Variabel penelitian dalam PTK terdiri dari variabel input, variabel proses, dan variabel output (Tim Pelatih PGSM, 1999:65). Variabel-variabel tersebut dirumuskan dalam definisi operasional sebagai berikut.

a. Variabel Input

Variabel input penelitian adalah pengetahuan dan kerja ilmiah awal siswa dalam membuat karya pesawat parasut; materi pembelajaran; serta wawasan dan bekal keterampilan guru (peneliti) mengelola pembelajaran dengan mengimplementasikan Asesmen Karya atau Penilaian Karya.

b. Variabel Proses

Variabel proses dalam tindakn pembelajaran adalah:

1) Aktivitas guru Kelas IV menggunakan Penilaian Karya dalam proses pembelajaran sains. Dinyatakan dengan skor dan deskripsi hasil penilaian observer terhadap kinerja guru pada setiap pembelajaran.

2) Aktivitas siswa Kelas IV dalam proses pembelajaran sains dengan menggunakan Penilaian karya yang berhubungan dengan kerja ilmiah siswa antara lain: penggunaan alat indera, penggunaan alat ukur, pencatatan data hasil pengamatan, dan intensitas keaktifan dalam kelompok; serta pengembangan kreatifitas dalam merancang, membuat, dan medemonstrasikan hasil karya.

c. Variabel Output

(12)

4. Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam bentuk proses berdaur (siklus). Setiap siklus terdiri dari tahapan (fase): perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Berikut digambarkan ikhtisar siklus tindakan pada penelitian ini:

Bagan Model Dasar Siklus PTK (Sumber: Edi Hendri, 2005)

Fase-fase tersebut dioperasionalkan dalam kegiatan berikut.: a. Tahap Refleksi Awal

Pada tahap ini guru kelas mencermati, mengidentifikasi dan meru-muskan masalah dalam pembelajaran sains di Kelas IV SD Cikawungading terutama terkait dengan isu Kerja Ilmiah dan Penilaian Kelas yang berorientasi kepada Kurikulum 2004.

Refleksi

Tindakan & Observasi Identifikasi

Masalah

Perumusan Rencana

Refleksi

Tindakan & Observasi

Perubahan Rencana Refleksi

Tindakan & Observasi Pra Tindakan

Siklus 1

(13)

b. Merancang langkah-langkah tindakan pemecahan masalah

Pada tahap ini dirumuskan upaya penyelesaian atau penanganan terhadap masalah utama yang teridentifikasi. Rumusan lebih difokuskan kepada memilih tindakan pembelajaran yang dapat mengoptimalkan kemampuan guru membuat dan menggunakan Penilaian karya untuk meningkatkan kemam-puan siswa melakukan kerja ilmiah sebagaimana dituntut oleh Kurikulum 2004, terutama dalam hal melakukan kegiatan observasi dan penyelidikan. Dalam merumuskan masalah serta tindakan penyelesaiannya guru mempertim-bangkan: karakteristik siswa, aspek prioritas manfaat, kesanggupan guru untuk melakukan tindakan, fasilitas pendukung, materi pembelajaran, waktu pelaksanaan serta landasan teori pembelajaran sains terutama yang berhubungan dengan Kerja Ilmiah dan penggunaan Penilaian karya.

c. Menuangkan gagasan penyelesaian masalah ke dalam bentuk:

1) Rencana atau silabus pembelajaran.

2) Lembar Kerja Siswa

3) Alat peraga pembelajaran.

4) Instrumen penilaian karya untuk menilai kerja ilmiah siswa.

5) Instrumen penilaian karya untuk mengukur waktu efektif

belajar siswa.

6) Instrumen untuk mengobservasi aktivitas guru.

d. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan penelitian yang dimaksud adalah langkah realistik yang ditempuh oleh peneliti bersama peneliti mitra di lapangan sejak orientasi, pra tindakan hingga terselesaikannya pemecahan masalah. Secara garis besar tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Orientasi

(14)

a) Menyamakan persepsi antara peneliti, peneliti mitra, dan kepala sekolah tentang Penelitian Tindakan Kelas.

b) Menyamakan pemahaman peneliti dan observer tentang Kerja Ilmiah dan penggunaan Penilaian karya pada pembelajaran sains.

c) Penetapan siklus dan fokus tindakan, topic (materi) pembelajaran beserta instrumen dan administrasi persiapan mengajar yang akan digunakan. 2) Persiapan Pra Tindakan

Sebelum penelitian dilakukan dalam bentuk pembelajaran, persiapan awal yang dilakukan guru kelas (peneliti) adalah sebagai berikut.

a) Bersama peneliti mitra mendiskusikan rencana umum PTK sebagai upaya mengoptimalkan kemampuan guru membuat dan menggunakan Penilaian karya untuk meningkatkan kerja ilmiah siswa dalam pembelajaran sains; alternatif tema pembelajaran yang digunakan dalam penelitian, instrumen penelitian yang diperlukan, dan waktu pelaksanaan.

b) Bersama peneliti mitra mendiskusikan jenis penilaian karya dan aspek kerja ilmiah yang bagaimana yang mungkin untuk ditingkatkan dalam PTK yang waktunya sangat terbatas.

c) Berdasarkan hasil kesepahaman dengan peneliti mitra dan dosen pembimbing diusun rencana pembelajaran dan instrumen penelitian.. d) Untuk keperluan membuat instrumen penelitian, menetapkan indikator

bagi masing-masing aspek fokus tindakan. Peningkatan kerja ilmiah jenis observasi dalam PTK ini direncanakan dalam dua aspek fokus tindakan, yaitu: penggunaan penilaian karya untuk meningkatkan kerja ilmiah siswa melakukan penyelidikan; dan penggunaan penilaian karya untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam membuat karya .

e) Direncanakan bahwa ketiga aspek fokus tindakan tersebut akan ditindaki dan diobservasi pada setiap siklus tindakan.

3). Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pembelajaran

(15)

PTK. Upaya tindakan perbaikan pada penelitian ini direncanakan akan dilakukan dalam 2 sampai 3 siklus tindakan sesuai dengan ketercapaian optimal rencana tindakan.

Untuk merealisasikan fokus tindakan dan mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, siklus tindakan akan dilaksanakan dalam format sebagai berikut.

a) Merancang tindakan pembelajaran antara lain: pembuatan persiapan mengajar guru, pembuatan lembar pengamatan, menyiapkan media dan alat peraga yang diperlukan, dan mengelompokkan siswa untuk memudah-kan dalam pengamatan proses aktivitas siswa.

b) Melaksanakan tindakan pembelajaran 1, 2, 3 dan setrusnya. Pada saat berlangsung tindakan pembelajaran, guru kelas dan pengamat mitra bertindak sebagai observer.

4) Tahap Refleksi

Data yang terkumpul sebagai hasil observasi terhadap setiap pem-belajaran segera diolah, dideskripsikan, kalau perlu disederhanakan dalam bentuk tabel, grafik bagan, atau skema. Data yang telah tersaji dianalisis, didiskusikan dan dikaji ulang secara bersama-sama terutama yang berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Hasil kegiatan merefleksi ini digunakan untuk bahan pertimbangan dalam menyusun rencana tindakan berikutnya, yang dilaksanakan, diobservasi dan direfleksi seperti pada pembelajaran sebelumnya. Kegiatan refleksi dilakukan pada dan setelah kegiatan pembelajaran untuk bahan pertimbangan pembela-jaran selanjutnya.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikui:

a) Teknik Observasi

(16)

terbimbing; sementara penulis sendiri melakukan pengelolaan kelas dan pengamatan terhadap siswa. Alat yang digunakan untuk menjaring data tersebut yaitu alat perekam, lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran, lembar observasi untuk mengamatai kerja ilmiah siswa, dan catatan lapangan. Tiga alat bantu tersebut digunakan oleh pengamat mitra dan guru sebagai alat bantu untuk menganalisis dan merefleksi setiap tahapan tindakan pembelajaran yang dijadikan bahan perbaikan pada tindakan berikutnya, sehingga menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih meningkat.

Observasi yang dilaksanakan, merekam dan mencatat semua peristiwa yang terjadi dalam pembelajaran, terutama hal-hal yang telah disepakati bersama dalam upaya pengumpulan data. Hasil observasi yang berupa data, segera diberikan kepada pelaku tindakan dan didiskusikan agar segera diketahui apa-apa yang sudah tercapai dan apa pula yang belum tercapai. b) Teknik Tes atau Penilaian

Tes digunakan untuk menjaring data tentang hasil belajar penguasaan konsep siswa.

c) Analisis Deskriptif

Teknik Analisis Deskriftif digunakan untuk menjelaskan seluruh rangkaian penelitian mulai dari perencanaan sampai tahap refleksi, begitu juga dengan daur dan hasil penelitian.

6. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan tes dianalisis dengan mengacu kepada pola pengolahan data dari Hopkin (1993) dalam Kanda (2001:55), yang dilakukan melalui tahap-tahap berikut:

(17)

waktu dan proses tindakan (tahapan pembelajaran) maupun hasil tindakan (peningkatan kerja ilmiah siswa dalam melakukan observasi).

b) Triangulasi, merupakan teknik validasi data yang berarti bahwa kesahihan (validitas) data ditentukan oleh sumber data dan interpretasi data yang berasal dari berbagai pihak terkait, terutama yang merepresentasikan keterwakilan: peneliti, guru sejawat (peneliti mitra) dan kepala sekolah, serta pakar akademik yang relevan dengan masalah yang dianalisis, baik bersifat personal maupun gagasan-gagasan dalam literatur yang dapat dipertanggungjawabkan.

c) Saturasi (Kejenuhan). Karena keterbatasan waktu penelitian, saturasi juga dijadikan salah satu teknik validasi tindakan dan data. Dengan teknik ini peneliti memastikan bahwa tindakan dan hasil perbaikan ditetapkan telah optimal dilakukan dengan pertimbangan bahwa potensi perubah, baik yang terdapat pada peneliti (guru), subjek penelitian (siswa), fasilitas, waktu dan faktor-faktor penentu perubahan lainnya sudah sampai pada batas kemampuan optimal saat itu.

7. Alur Pelaksanaan Tindakan.

Rencana yang telah dibuat berdasrkan hasil studi pendahuluan, refleksi awal, dan orientasi materi penelitian, dilaksanakan dalam bentuk tindakan pada proses pembelajaran di kelas. Pelaksanaan tindakan ini diikuti dengan observasi terhadap semua aspek dan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dan disepakati sebelumnya. Hasil observasi dianalisis dan direfleksi sebagai bahan pertimbangan pada tindakan selanjutnya.

(18)

Hasil dan Evaluasi Keseluruhan Tindakan Analisis dan Refleksi

thdp tindakan siklus II -Hasil temuan-Rekomendasi bagi tin dakan berikutnya

- Pembelajaran Sains di kelas IV - Kerja ilmiah siswa yang akan

dikembangkan

- Materi kurikulum & Penilaian

(19)

Gambar Bagan Daur (Siklus) Pelaksanaan PTK

J. JADWAL PENELITIAN

Kegiatan Bulan ke

1 2 3 4 5 6 7 8

Studi Pendahuluan ke lokasi SD penelitian dan refleksi hasil studi pendahuluan.

Penyusunan silabus pembela-jaran, asesmen, dan LKS.

Pembuatan alat peraga dan lem-bar observasi

Pelaksanaan pra tindakan dan tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan Siklus II dan evaluasi akhir tindakan Pembuatan draft skripsi, produk, dan draft laporan hasil pene-litian; serta pelaksanaan seminar. Penyelesaian dokumen

(20)

K. DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Nugraha, dkk. 1998. Penggunaan Performance Assessment untuk meningkatkan Efektivitas Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Laporan Penelitian Tindakan Kelas di SD Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. PGSD FIP IKIP Bandung.

Asmawi, Z. dan Nasution, N. 1994. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.

Balai Pengembangan Teknologi Pendidikan (BPTP). 2004. Pengantar Penilaian Pemelajaran Sains. http://www.bptpdisdik-jabar.go.id Carin, A.A. & Sund, R.B. 1989. Teaching Science Through Discovery.

Columbus: Merrill Publishing Company.

Cavendish, S. et al. 1990. Observing Activities: Assessing Science in the Primary Classroom. London: Paul Chapman Publishing Ltd.

Dahar, R.W. 1991. Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional.2004. Kurikulum 2004 : Kompetensi Standar Mata Pelajaran Sains. Jakarta: DepdiknasRepublik Indonesia.

________.2003. Pedoman Pengembangan Silabus. Jakarta:Pusat Kurikulum. ________.2003. Kerangka Dasar Kurikulum 2004. Jakarta: Pusat Kurikulum ________.2003. Pedoman Pengembanagan Silabus. Jakarta: Pusat

Kuriku-lum

Galton, M. & Harlen, W. 1990. Assessing Science in the Primary School: Written Task. London: Paul Chapman Publishing Ltd.

Harlen, W. & Galton, M. (Eds.).1990. Observing Activities - Assessing Science in The Primary Classroom. London: Paul Chapman Publishing Ltd.

Kanda. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Dirjen Dikti Proyek Pendidikan Guru.

Kasbolah, K. 1998. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Dirjen Dikti Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

(21)

Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Remaja Rosdakarya

L. LAMPIRAN

1. Kerangka dan Rambu-rambu Instrumen Penelitian a. Instrumen Penilaian Kinerja (Performance Assessment)

Kelompok/Nama Siswa: Tanggal:

No. Aspek Kinerja SK K C B SB

1 Menunjukkan minat/inisiatif beraktivitas 2 Terlibat aktif melaksanakan kegiatan

3 Ketepatan melakukan tugas/menggunakan alat 4 Menghargai hak orang lain

5 Menunjukkan kreatifitas

Nilai: SK = 0 – 3,4; K = 3,5 – 5,4; C = 5,5 – 6,4; B = 6,5 – 8,4; SB = 8,5 – 10

b. Format penilaian Karya Siswa (Penilaian Produk/Product Assessment). Misalnya membuat parasut dari plastisin.

1. Penilaian Perencanaan

ASPEK YANG DINILAI SK K C B SB

Memilih bahan sesuai dengan tujuan Menetapkan alat-alat sesuai dengan tujuan Memilih jenis pesawat yang akan dibuat

Menetapkan bahan-bahan untuk memperindah parasut

2. Penilaian Proses Pembuatan

ASPEK YANG DINILAI SK K C B SB

Dikerjakan mandiri (tanpa bantuan guru yang berarti) Kerjasama antar anggota nampak kompak

Waktu yang digunakan untuk membuat parasut efektif Upaya dan hasil untuk memperindah parasut

3. Penilaian Produk/Hasil Karya

ASPEK YANG DINILAI SK K C B SB

Penampilan pesawat: rapih dengan bentuk wajar

Ukuran ruang parasut sudah optimal sesuai dengan bahan Ada hasil kreasi untuk memperindah penampilan

(22)

d. Instrumen menilai proses pembuatan dan hasil karya siswa berupa ‘parasut’.

1. Penilaian Perencanaan

ASPEK YANG DINILAI SK K C B SB

Memilih bahan sesuai dengan tujuan Menetapkan alat-alat sesuai dengan tujuan Memilih jenis pesawat yang akan dibuat

Menetapkan bahan-bahan untuk memperindah parasut

2. Penilaian Proses Pembuatan

ASPEK YANG DINILAI SK K C B SB

Dikerjakan mandiri (tanpa bantuan guru yang berarti) Kerjasama antar anggota nampak kompak

Waktu yang digunakan untuk membuat parasut efektif Upaya dan hasil untuk memperindah parasut

3. Penilaian Produk/Hasil Karya

ASPEK YANG DINILAI SK K C B SB

Penampilan pesawat: rapih dengan bentuk wajar Dengan mudah parasut dapat diatur penerbangannya Ada hasil kreasi untuk memperindah penampilan

Catatan.

Masih perlu diperjelas kriteria dan indikator pada setiap aspek yang dinilai SK (sangat kurang), K (kurang), C (cukup), B (baik), dan SB (sangat baik).

e. Instrumen menilai kerja ilmiah siswa

Gambar

Gambar Bagan Daur (Siklus) Pelaksanaan PTK

Referensi

Dokumen terkait

dokumentasi siswa, maka pembelajaran yang menerapkan teknik berkirim salam dan soal yang dilaksanakan pada siklus II sudah dikatakan berhasil, sehingga tidak

M A M A T NIM.. “PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MICROSOFT MATHEMATICS 4.0 TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN LIMIT FUNGSI DI

Bahan organik dalam kompos, pupuk kandang, pupuk hijau dan residu tanaman dapat menyediakan nutrisi bagi pertumbuhan dan hasil panen, serapan hara, kualitas biji serta

Namun, penggunaan internet yang seperti itu masih kurang optimal karena internet juga dapat digunakan untuk menyimpan data pribadi yang dengan mudah dapat diakses kapan saja dan di

Karya dalam Tugas Akhir ini hasil dari pengamatan melalui acara tato yang digelar di berbagai kota di Indonesia, terutama mereka yang mengenakan tato di

Pokja Pengadaan Barang dan Jasa pada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mar os akan melaksanakan Pemilihan Langsung dengan pascakualifikasi untuk paket peker jaan konstr

b) Untuk kepemimpinan transformasional, pimpinan perlu memberikan keyakinan dan kepercayaan yang tinggi kepada guru tentang perlunya perubahan dan keuntungan yang

Menurut Winarno (1991), emulsi yang menggunakan gelatin, emulsi yang dihasilkan tidak terlalu baik Berbeda dengan gelatin, proses emulsifikasi dengan kuning