PENERAPAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS
Nia Rozalia Risnawati1), Jenny I.S. Poerwanti2), Hadiyah3) Guru SD Negeri 02 Malangjiwan Colomadu
e-mail: giezta068@gmail.com
Abstract : The purpose of the research is to improve activity of social science learning by applying greeting and problem delivering technique of fourth grade students of SD Negeri 01 Malangjiwan of 2012, Karanganyar. Target variable of the classroom action research is improvement of social science activity learning, whereas action variable is a learning technique of greeting and problem delivering. The classroom action research was conducted in two cycles. Each cycle consisted of 2 encounters with 4 stages namely: planning, implementation, action, observation, and reflection. Subject of the research was fourth grade students of SD Negeri 01 Malangjiwan of 2012 consisting of 38 individuals. Data was collected by using observation, questionnaire, and documentation. The data was analyzed by using Miles and Herman’s interactive data analysis. Results of the research indicated that implementation of greeting and problem delivery technique was able to improve activity of social science learning among fourth grade students of SD Negeri 01 Malangjiwan.
Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar IPS melalui penerapan teknik berkirim salam dan soal pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Malangjiwan Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2012. Variabel yang menjadi sasaran dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peningkatan aktivitas belajar IPS, sedangkan variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik berkirim salam dan soal.Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan yang terdiri dari 4 tahapan yaitu: perencanaan , pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 01 Malangjiwan yang berjumlah 38 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, angket, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis data interaktif Miles an Huberman. Hasil penelitian menunjukkan melalui penerapan teknik berkirim salam dan soal dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Malangjiwan.
Kata Kunci : aktivitas belajar IPS, teknik berkirim salam dan soal
Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam hal peningkatan kurikulum, pemerintah telah melakukan pembaruan. Kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi
(KBK), yang diperbarui dengan
Kurikulum 2006 (KTSP), telah berlaku
selama 4 tahun dan semestinya
dilaksanakan secara utuh pada setiap sekolah. Namun pada kenyataannya, pelaksanaan pembelajaran di sekolah,
masih kurang memperhatikan
ketercapaian kompetensi siswa. Hal ini tampak pada RPP khususnya pada mata pelajaran materi perkembangan teknologi yang dibuat oleh guru dan dari cara guru
mengajar di kelas masih tetap
menggunakan cara lama, yaitu dominan menggunakan metode ceramah saja. Guru masih dominan dan siswa resisten (guru
masih menjadi pemain dan siswa
penonton, guru aktif dan siswa pasif).
Menurut Sumaatmadja (1980:11)
mengemukakan, bahwa secara mendasar
pengajaran IPS berkenaan dengan
kerhidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan
materialnya, memenuhi kebutuhan
budayanya, kebutuhan kejiwaannya,
pemanfaaatan sumber daya yang ada di permukaan bumi, mengatur kesejahteraan
1) Guru SD Negeri 02 Malangjiwan Colomadu 2, 3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS
dan pemerintahannya, dan lain sebagainya.
Pembelajaran IPS khususnya di sekolah dasar merupakan salah satu pelajaran yang tidak disukai oleh siswa. Mereka menganggap bahwa pembelajaran IPS itu membosankan, karena di dalam menyampaikan pembelajaran IPS guru menggunakan satu metode saja yaitu metode ceramah. Apabila di dalam
pembelajaran IPS khususnya materi
perkembangan teknologi dilakukan
dengan cara konvensioal atau guru hanya menggunakan metode ceramah saja, hal ini membuat aktivitas belajar siswa akan rendah.
Pembelajaran tidak hanya
bertujuan untuk mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Di samping itu masih terdapat salah satu aspek yang harus ditingkatkan oleh guru yaitu aktivitas siswa dalam belajar IPS. Yang sering terjadi dalam pembelajaran adalah guru mengajar secara konvensional dan aktivitas siswa hanya mendengarkan sehingga siswa pasif. Siswa dalam pembelajaran juga harus dilibatkan secara aktif agar ranah afektif dan psikomotornya juga meningkat seiring meningkatnya ranah kognitif.
Pembelajaran IPS sangat penting untuk diajarkan karena siswa yang belajar di dalam sekolah tersebut berasal dari lingkungan yang berbeda-beda. Tujuan IPS menurut Nursid Sumaatmadja (2005 : 10), pembelajaran IPS bertujuan membina anak didik menjadi warga Negara yang
baik, yang memiliki pengetahuan,
keterampilan dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan Negara.
Salah satu aspek yang perlu ditingkatkan dalam pembelajaran IPS adalah aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar banyak sekali macamnya, oleh Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2009) aktivitas belajar diklasifikasikan ke dalam delapan kelompok yaitu visual activities, oral activities, listening aktivities, writing activities, drawing activities, motor
activities, mental activities, dan emotional activities.
Pada awal pembelajaran guru masih menggunakan pembelajaran dalam
model konvensional dengan
mengandalkan metode ceramah dan alat bantu utamanya adalah papan tulis. Metode ceramah ini menitik beratkan pada keaktifan guru dan siswa cenderung pasif. Pembelajaran kurang interaktif, sehingga aktivitas siswa pada saat
berlangsungnya pembelajaran masih
kurang. Hal ini dapat dilihat ketika siswa diberi pertanyaan oleh guru tentang materi
perkembangan teknologi tidak bisa
menjawab karena pada waktu guru
menjelaskan materi perkembangan
teknologi siswa ramai sendiri, namun ketika diberi kesempatan bertanya siswa hanya diam saja dan tidak bertanya.
Untuk mengatasi permasalahan
tersebut, guru menggunakan teknik
berkirim salam dan soal. Teknik belajar mengajar berkirim salam dan soal memberi kesempatan kepada siswa untuk melatih pengetahuan dan keterampilan mereka dalam keterampilan bertanya, berdiskusi, dan berbicara. Siswa membuat pertanyaan sendiri sehingga akan merasa lebih terdorong untuk belajar membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan yang dibuat oleh teman-teman sekelasnya. Kegiatan berkirim salam dan soal cocok untuk persiapan menjelang tes ujian. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia didik.
Dalam mata pelajaran IPS, aktivitas belajar siswa yang sangat diperlukan. Dengan adanya aktivitas belajar yang tinggi siswa akan aktif mengikuti pelajaran, mereka akan aktif dalam membuat pertanyaan, berdiskusi, dan akan aktif dalam berbicara.
METODE
Subjek penetian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 01 Malangjiwan,
Kecamatan Colomadu, Kabupaten
berjumlah 38 siswa terdiri dari 20 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Dari subyek penelitian penelitian tersebut dapat diketahui variabel penelitian.Variabel penelitian adalah suatu atribut, nilai, atau sifat dari orang, obyek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 38).Dalam penelitian ini terdapat variabel x (peningkatan aktivitas belajar IPS) dan variabel y (teknik berkirim salam dan soal).Menurut Sugiyono variabel
bebas (x) adalah merupakan yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel terikat (y) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (2010).
Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena
data yang akan diperoleh atau
dikumpulkan berupa data yang langsung tercatat dari kegiatan pembelajaran. Tiap siklusnya terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Informasi data ini digali dari berbagai macam sumber data, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini yaitu observasi, angket dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Pada tahap perencanaan, peneliti
menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dengan penerapan
teknik berkirim salam dan soal,
mempersiapkan peralatan yang
dibutuhkan untuk mengajar seperti buku pelajaran, lembar kerja siswa(LKS),
menyiapkan peralatan dokumentasi,
lembar angket, dan lembar observasi.
HASIL
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di kelas IV SDN 01 Malangjiwan
keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran IPS masih dikatakan rendah, terutama dalam hal membuktikan suatu konsep yang dipelajari. Belajar pada
prinsipnya adalah berbuat.Belajar
memerlukan aktivitas baik aktivitas fisik maupun aktivitas non fisik. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 1 Malangjiwan masih rendah.Distribusi frekuensi data nilai aktivitas belajar IPS siswa pra tindakan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Data Nilai Aktivitas Belajar IPS Siswa Pra Tindakan
No Interval Frekuensi Persentase (%) 1. 1,71 – 1,83 10 26,31% 2. 1,84 – 1,96 13 34,21% 3. 1,97 – 2,09 12 31,57% 4. 2,10 – 2,22 1 2,63% 5. 2,23 – 2,35 2 5,26% Jumlah 38 100% Nilai rata-rata = 1,93 Siswa aktif = 0% Siswa tidak aktif = 100%
Nilai tertinggi = 2,29 Nilai terendah = 1,71
Berdasarkan tabel 1, dapat
diketahui bahwa siswa yang mempunyai nilai aktivitas diatas maupun sama dengan 3,0 dari jumlah siswa kelas IV berjumlah 0 atau dengan kata lain belum ada aktivitas siswa yang mencapai 3,0. Dalam penelitian ini, indikator ketercapaian yang telah ditentukan peneliti adalah 75% dari jumlah siswa atau 29 siswa mencapai nilai 3,0.
Hasil analisis data nilai aktivitas belajar IPS pada pra tindakan diperoleh nilai rata-rata secara klasikal mencapai 1,93. Sedangkan persentase siswa aktif sebesar 0%. Adapun nilai tertinggi mencapai 2,29 dan nilai terendah 1,71.
Dengan melihat nilai tertinggi hasil analisis data para tindakan yang belum
mencapai kriteria keaktifan yang
ditentukan peneliti, maka dapat dikatakan bahwa aktivitas IPS pada pra tindakan
masih rendah. Setelah dilaksanakan
tindakan pada siklus I dengan
menggunakan teknik berkirim salam dan
soal siswa menunjukkan adanya
peningkatan dibandingkan pra- tindakan. Distribusi fkrekuensi data nilai aktivitas belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Nilai Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I
No Interval Frekuensi Persentase (%) 1. 2,20 – 2,41 3 7,89 % 2. 2,42 – 2,63 14 36,84 % 3. 2,64 – 2,85 11 28,94 % 4. 2,86 – 3,07 3 7,89 % 5. 3,08 – 3,29 7 18,42 % Jumlah 100% Nilai rata-rata = 2,73 Siswa aktif = 26,31 % Siswa tidak aktif = 73,68 %
Nilai tertinggi = 3,26 Nilai terendah = 2,20
Berdasarkan data pada tabel 2 pada siklus I menunjukkan 26,31% atau
10 siswa sudah mencapai kriteria
ketuntasan aktivitas belajar IPS yaitu mencapai 3,0. Namun 28 siswa atau 73,68 % dari jumlah siswa belum mencapai
kriteria aktif sehingga peneliti
melanjutkan pada siklus II.
Hasil analisis peneliti selama melaksanakan siklus I, diketahui bahwa
masih banyak siswa yang belum
memahami apa yang harus dilakukan ketika membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan.. Berdasarkan data tersebut, peneliti memberikan solusi permasalahan
yang dihadapi dengan cara guru
memberikan penjelasan yang lebih detail agar siswa memahami apakah tujuan dari kegiatan pembelajaran tersebut dan siswa
mampu membuat pertanyaan dan
menjawan soal dengan benar. Penyebab lain yang ditemukan peneliti adalah kurangnya antusias siswa terhadap materi yang digunakan sehingga menyebabkan
aktivitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran kurang.
Pada siklus II ada peningkatan aktivitas belajar siswa daripada siklus I. Distribusi frekuensi data nilai aktivitas belajar siklus II dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Data Nilai Aktivitas Belajar Siklus II No Interval Frekuensi Persentase
(%) 1. 2,67 – 2,83 4 7,89 % 2. 2,84 – 3,00 5 36,84 % 3. 3,01 – 3,17 16 28,94 % 4. 3,18 – 3,34 5 7,89 % 5. 3,35 – 3,51 8 18,42 % Jumlah 100% Nilai rata-rata = 3,11 Siswa aktif = 78,94 % Siswa tidak aktif = 21,05 %
Nilai tertinggi = 3,43 Nilai terendah = 2,67
Berdasarkan tabel 3 dapat
dijelaskan bahwa ada 4 siswa pada rentang 2,67-2,85 selanjutnya 16 siswa pada 3,01-3,17 dan 8 siswa pada 3,35-3,51. Kemudian masing-masing terdapat 5 siswa pada rentang 2,84-3,00 dan 3,18-3,34. Nilai tertinggi mencapai 3,43 dan nilai terendah adalah 2,67.
Hasil analisis data yang
dilakukan oleh peneliti terhadap hasil
pelaksanaan pembelajaran dengan
penerapan teknik berkirim salam dan soal pada siklus II, secara umum telah
menunjukkan perubahan terhadap aktivitas belajar siswa, dimana penerapan teknik berkirim salam dan soal dapat meningkatkan aktivitas belajar dalam pembelajaran IPS.
Berdasarkan hasil analisis data hasil observasi dan angket aktivitas belajar IPS pada siklus II diketahui bahwa siswa yang aktif mencapai 78,94 % atau 30 siswa sedangkan siswa yang belum aktif mencapai 21,05 % atau 8 siswa dengan nilai rata-rata klasikal mencapai 3,11.
Dari ketentuan yang telah
ditetapkan oleh peneliti yang menetapkan indikator ketercapaian mencapai 75% dari jumlah siswa, serta melihat hasil yang diperoleh pada data hasil observasi dan
angket aktivitas belajar IPS dan
dokumentasi siswa, maka pembelajaran yang menerapkan teknik berkirim salam dan soal yang dilaksanakan pada siklus II sudah dikatakan berhasil, sehingga tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Dari data yang diperoleh, terlihat perkembangan nilai aktivitas belajar IPS dari nilai tertinggi, nilai terendah, rata-rata klasikal, dan presentase ketuntasan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4 :
Tabel 4. Perbandingan Nilai Tertinggi, Nilai Terendah, Rata-Rata Klasikal, dan Presentase Ketuntasan
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis nilai rata-rata aktivitas belajar IPS pada siswa kelas IV sebelum tindakan ada hal yang perlu diketahui. Nilai rata-rata siswa
secara keseluruhan pada kondisi awal adalah 1,93.
Pada pra tindakan berdasarkan hasil analisis observasi dan angket pada siswa, siswa yang aktif mencapai 0% atau belum ada siswa yang keaktifannya mencapai batas keaktifan yang ditentukan
oleh peneliti.Nilai tertinggi hanya
mencapai 2,29 dan nilai terendah selisih 0,58 dari nilai tertinggi yaitu 1,71. Pada pertemuan I siklus I siswa yang aktif mencapai 21,05 % sedangkan 78,94 % siswa masih belum aktif. Selanjutnya pada pertemuan II siklus I siswa yang aktif mencapai 47,36 % dan 52,63 % siswa belum aktif. Berdasarkan hasil analisis data observasi pertemuan I dan II serta hasil angket pada siswa diperoleh 10 siswa atau 26,31 % siswa sudah mencapai indikator aktif. Sedangkan siswa yang belum aktif masih ada 28 siswa atau 73,68 % siswa dengan nilai rata-rata klasikal mencapai 2,73. Nilai tertinggi pada siklus I yaitu 3,26 dan nilai terendahnya adalah 2,20.
Dari hasil observasi dan angket dari setiap pertemuan dapat ditemukan bahwa kegiatan siswa pada siklus I ini antara lain: 1) Siswa mau bertanya tentang materi yang belum jelas, 2) Siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru, 3) Siswa
mampu menerapkan konsep yang
dipelajari melalui penjelasan dari guru
yang selanjutnya digunakan untuk
membuat soal, 4) Siswa dapat
menunjukkan kemampuan mereka dalam
mengumpulkan fakta-fakta melalui
jawaban yang mereka berikan serta memperhatikan penjelasan dari guru. 5) Siswa dapat mengamati dan mencatat hal-hal penting selama proses pembelajaran, 6) Siswa memahami materi maupun konsep yang dipelajari melalui penjelasan dari guru.
Pada pertemuan I siklus II siswa yang aktif mencapai 76,31 % sedangkan 23,68 % siswa masih belum aktif. Selanjutnya pada pertemuan II siklus II siswa yang aktif mencapai 81,57 % dan 18,42 % siswa belum aktif. Berdasarkan N o Kriteria Pra Tindakan Siklus I Siklus I II 1 Nilai Tertinggi 2,29 3,26 3,43 2 Nilai Terendah 1,71 2,20 2,67 3 Rata – rata klasikal 1,93 2,73 3,11 4 Presentase Ketuntasan 0 % 26,3 1 % 78,9 4 %
hasil analisis data observasi pertemuan I dan II serta hasil angket pada siswa diperoleh 30 siswa atau 78,94% siswa
sudah mencapai indikator aktif.
Sedangkan siswa yang belum aktif masih ada 8 siswa atau 21,05 % siswa dengan nilai rata-rata klasikal mencapai 3,11. Nilai tertinggi pada siklus II yaitu 3,43 dan nilai terendahnya adalah 2,67.
Hasil analisis data yang
dilakukan oleh peneliti terhadap hasil
pelaksanaan pembelajaran dengan
penerapan metode eksperimen pada siklus II, secara umum telah menunjukkan perubahan terhadap aktivitas belajar siswa, dimana penerapan teknik berkirim
salam dan soal dapatmeningkatkan
aktivitas belajar dalam pembelajaran IPS.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, membuktikan bahwa hipotesis
yang telah dirumuskan terbukti
kebenarannya. Dengan menerapkan teknik berkirim salam dan soal dalam proses
pembelajaran dapat meningkatkan
aktivitas belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 01 Malangjiwan tahun ajaran
2012. Sebelum menerapkan teknik
berkirim salam dan soal pada
pembelajaran IPS aktivitas belajar IPS siswa masih rendah terutama dalam membuktikan suatu konsep. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, siswa
hanya menerima konsep
sebanyak-banyaknya tanpa bisa membuktikan
sendiri konsep yang sedang mereka
pelajari sehingga mengakibatkan
pemahaman siswa mengenai konsep tersebut hanya tersimpan beberapa saat saja. Siswa dapat menghafal suatu konsep tanpa mengetahui bagaimana proses
terjadinya konsep tersebut. Dengan
adanya permasalahan yang terjadi
tersebut, setelah penerapan teknik
berkirim salam dan soal dalam
pembelajaran IPS, aktivitas belajar IPS siswa meningkat. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata aktivitas belajar IPS secara klasikal pada kondisi awal adalah 1,93 kemudian pada siklus I naik menjadi 2,73 selanjutnya pada siklus II nilai aktivitas belajar IPS meningkat menjadi 3,11. Sedangkan jumlah siswa yang aktif pada siklus I pertemuan I mencapai 21,05 %, siklus I pertemuan II mencapai 47,36 %. Pada siklus II pertemuan I mencapai 76,31 % dan 81,57 % pada pertemuan II siklus II. Sehingga diperoleh rata-rata siswa yang aktif pada siklus I mencapai 26,31 % atau 10 siswa dan pada siklus II mencapai 78,94 % atau 30 siswa.
Dengan demikian penerapan
teknik berkirim salam dan soal dalam proses pembelajaran dapat dilaksanakan untuk meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa pada mata pelajaran IPS di kelas IV.
Sehingga hipotesis penelitian yang
berbunyi penerapan teknik bekirim salam dan soal dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS pada siswa kelas IV SDN 01
Malangjiwan Kabupaten Karanganyar
tahun ajaran 2012 terbukti.
DAFTAR PUSTAKA
A. Dakir, dkk. 2002. Pendidikan IPS Di Sekolah Dasar. Surakarta: UNS
Afifudin dan Beni Ahmad Saebani. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Pustaka Setia
Benny A.Pribadi. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Dian Rakyat European Communities. 2006. Classification of learning activities - Manual.
Luxembourg: Office for Official Publications of the European Communities Nursid, Sumaatmadja, dkk. 2005. Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka Sugiyanto. 2009. Model – Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi