• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Sibayak Final

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prosiding Sibayak Final"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENELITIAN MINERAL IKUTAN PADA LAPANGAN PANAS BUMI SIBAYAK, KABUPATEN KARO,

PROVINSI SUMATERA UTARA

Yuman Pertamana, R. Hutamadi

Kelompok Penyelidikan Konservasi dan Unsur Tanah Jarang

SARI

Penelitian mineral ikutan pada lapangan panas bumi Sibayak, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang potensi bahan galian/mineral ikutan pada lapangan panas bumi serta peluang pemanfaatannya.

Manifestasi panas bumi yang terdapat di daerah penelitian adalah solfatara, fumarol, mata air panas dan lumpur panas.

Air panas bumi Sibayak dikelompokkan menjadi 3 yaitu tipe air klorida, tipe air sulfat dan tipe air karbonat. Tipe air klorida berasal dari sumur produksi PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Sibayak, tipe air sulfat berasal dari kawah Gunung Sibayak dan tipe karbonat berasal dari mata air panas.

Total produksi uap sumur produksi PT PGE Area Sibayak sebesar 158,23 ton/jam. Fluida sumur produksi ini termasuk tipe fluida dominan air (80% air) sehingga total brine yang dihasilkan sebesar 126,58 ton/jam yang setara dengan 91.137,6 ton/bulan.

Kandungan unsur-unsur yang relatif tinggi pada brine sumur produksi PT PGE Area Sibayak adalah SiO2, Ca, Na, K, dan Cl. Mineral-mineral utama yang diperkirakan terbentuk

pada presipitasi brine ini adalah mineral klorida sederhana : NaCl (halite), KCl (sylvite) dan CaCl2 (hydrophilite). Sedangkan kandungan logamnya (logam dasar, logam mulia, logam tanah

jarang) bernilai kecil atau hanya sebagai unsur jejak.

Potensi beberapa unsur / senyawa pada brine PT PGE Area Sibayak antara lain sebagai berikut : SiO2 (25.685,31 kg/bulan), B (967,58 kg/bulan), Ca (16.577,93 kg/bulan), Na

(46.974,14 kg/bulan), K (21.086,2 kg/bulan), Cl (115.040,3 kg/bulan).

Potensi unsur yang relatif tinggi pada scaling bekas pipa sumur produksi PT PGE Area Sibayak adalah : Au (3,4 - 12,7 ppm), Ag (4 – 9 ppm) , La (24.974 - 31.724 ppm) dan Ce (24.011 - 30.461 ppm). Walaupun kadar unsur-unsur tersebut tinggi, namun karena scaling terbentuk sangat lama dan tidak bisa diambil secara langsung pada proses produksi panas bumi maka ekstraksi unsur-unsur tersebut menjadi tidak ekonomis.

Bahan galian lain yang terdapat pada lapangan panas bumi Sibayak adalah belerang yang telah diolah dan dijual oleh pedagang souvenir, digunakan untuk obat dan kosmetik kulit, umumnya dikemas dalam bungkusan plastik kecil, dijual Rp 1000/bungkus.

PENDAHULUAN

Energi panas bumi digunakan manusia sejak sekitar 2000 tahun SM berupa sumber air panas untuk pengobatan yang sampai saat ini masih banyak dilakukan, terutama sumber air panas yang banyak mengandung garam dan belerang, sedangkan energi panas bumi digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik baru dimulai di Italia pada tahun 1918 (tim WePe, 1996).

Penggunaan panas bumi sebagai salah satu sumber tenaga listrik memiliki banyak keuntungan di sektor lingkungan maupun ekonomi, karena pengembangan energi panas bumi dapat meminimalkan pemakaian bahan bakar yang berasal dari fosil (minyak bumi dan batubara).

(2)

pirit, oksida besi, kuarsa sekunder, anhidrit, gypsum, ilit, zeolit dan epidot. Selain mineral ubahan tersebut mineral yang umum ditemukan pada panas bumi adalah : silika, seng, strotium, rubidium, lithium, potasium, magnesium, timah hitam, mangan, tembaga, boron, perak, tungsten, emas, cesium, dan barium (J. Michael Canty dan Leland, 2006). Daerah Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki lapangan panas bumi yang dikenal dengan nama Lapangan Panas Bumi Sibayak, potensi panas bumi di daerah ini telah diusahakan oleh PT Pertamina Geothermal Energy bekerja sama dengan PT Dizamatra Powerindo untuk pembangkit tenaga listrik, selain itu terdapat manisfestasi panas bumi berupa : mata air panas, fumarol, solfatar, lumpur panas, dan batuan dilakukan secara komersial oleh pemegang IUP atau pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku”.

Mengacu undang-undang tersebut maka kegiatan penelitian mineral ikutan pada lapangan panas bumi Sibayak dilaksanakan, karena daerah tersebut merupakan salah satu daerah pengembangan panas bumi yang potensial.

Penelitian ini dibiayai dari dana Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) - Pusat Sumber Daya Geologi Tahun Anggaran 2010.

Lokasi penelitian terletak di lapangan panas bumi Gunung Sibayak, di sebelah barat daya Kota Medan yang secara geografis terletak pada 2°50’00” LU 3°19’00” LU dan 97°55’00” BT -98°38’00” BT, dan secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Karo, dan sebagian masuk wilayah Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara (Gambar 1).

Geologi

Berdasarkan Peta Geologi Lembar Medan, Sumatera, skala 1 : 250.000 (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi,

N.R.Cameron, dkk., 1982), daerah penelitian disusun oleh berbagai macam formasi batuan yang dipengaruhi oleh struktur geologi yang di beberapa tempat tertentu, disertai dengan kegiatan intrusi (Gambar 2). Formasi-formasi batuan yang terdapat di daerah penelitian adalah sebagai berikut :

Endapan permukaan (Qh) yang sebagian terlaskan (ignimbrit); berumur Plistosen.

Formasi Kutacane (Qpk), terdiri atas kerikil, pasir dan lempung; berumur Plistosen.

Satuan Takur-Takur (QTvk), merupakan bagian dari Pusat Takur-Takur yang terdiri atas andesit, dasit dan piroklastik; berumur Plio-Plistosen.

Satuan Mentar (QTvm), terdiri atas piroklastika batu apung bersusunan andesit sampai dasit; berumur Plio-Plistosen.

Satuan Sibayak (Qvbs), terdiri atas andesit, dasit, piroklastika, mikrodiorit dan tufa; merupakan satuan dimana ditemukan manifestasi panas bumi berumur Plistosen.

Satuan Batuan Volkanik Sinabun (Qvsn), terdiri dari piroklastika berkomposisi andesitik-dasitik, merupakan hasil erupsi Gunung Sinabun, berumur Kuarter.

Formasi Butar (Tlbu), terdiri atas batupasir dan serpih berlapis selang-seling, serpih minyak dan batulumpur; berumur Oligo-Miosen.

Formasi Alas (Ppal), terutama terdiri dari pualam, sekis-kalk, genes, lapisan batugamping pejal dan batugamping kristalin, termasuk Tapanuli Group, bersentuhan sesar dengan formasi batuan di sekitarnya yang diduga berumur Karbon Akhir hingga Perem Awal.

Formasi Kluet (Puk), terdiri atas arenit metakuarsa, metawake, serpih dan filit; berumur Permo-Karbon.

(3)

PEMBAHASAN

Penelitian mineral ikutan pada lapangan panas bumi Sibayak dilaksanakan dengan melakukan pengamatan dan permercontohan berupa brine, scaling, air, batuan, lumpur, lempung dan kalsit. Conto-conto tersebut dianalisis di laboratorium, kemudian hasilnya dapat diketahui kemungkinan potensi dan peluang pemanfaatan bahan galian/mineral ikutan di lapangan panas bumi.

Air panas bumi yang dikenal secara internasional dengan istilah geothermal brine merupakan larutan saline (mengandung garam) terkonsentrasi, bersuhu tinggi yang tersirkulasi melalui batuan kulit bumi pada suatu wilayah beranomali panas dan menjadi terkayakan oleh unsur tertentu akibat pelarutan batuan tersebut (seperti klorida dari Na, K dan Ca); material tersebut sering mengandung logam-logam terlarut dimana pada kondisi tertentu dapat menjadi perantara terbentuknya cebakan bijih (Encyclopedia.com).

Untuk mengetahui komposisi air panas bumi biasa digunakan diagram segitiga Cl -SO4 - HCO3 sebagaimana ditunjukkan

Gambar 4.1. Berdasarkan diagram tersebut, air panas bumi Sibayak dikelompokkan menjadi 3 tipe yaitu tipe klorida, tipe sulfat dan tipe bikarbonat.

Tipe air klorida (Cl) yaitu contoh SBK.01/A, SBK.02/A dan SBK.03/A merupakan air yang berasal dari sumur produksi PT Pertamina Geothermal Energy (PT PGE) Area Sibayak. Tipe air klorida mengindikasikan bahwa air panas bumi tersebut berhubungan dengan deep water yang sangat ditunjang oleh temperatur tinggi. Pada kondisi temperatur tinggi unsur-unsur kimia akan larut dan kelarutannya akan berkurang apabila temperatur menurun. Air tipe klorida memiliki pH sekitar netral (pH 6,56 – 6,68). bahwa air panas bumi tersebut berhubungan dengan steam heated water (air permukaan

yang terpanasi) atau dapat juga berhubungan dengan volcanic water yang ditunjang dengan temperatur tinggi. Air tipe sulfat memiliki pH asam sampai netral (pH 3,34 – 7, 83).

Tipe air sulfat (SO4) dengan keasaman tinggi

berada di kawah Gunung Sibayak (Contoh SBK.33/A dan SBK.34/A) dengan pH 1,8 hal ini disebabkan kandungan sulfat (SO4)

yang tinggi rata-rata sebesar 1618,9 mg/L. Tipe air karbonat (HCO3) untuk contoh

SBK.44/A, SBK.45/A, SBK.46/A, SBK.49/A dan SBK.50/A. Tipe air ini mengindikasikan bahwa air tersebut berhubungan dengan air permukaan.

Hasil analisis brine sumur produksi PT PGE Area Sibayak (Tabel 1) menunjukkan kandungan unsur-unsur yang relatif tinggi adalah SiO2, Ca, Na, K, dan Cl.

Mineral-mineral utama yang diperkirakan terbentuk pada presipitasi brine ini adalah mineral klorida sederhana : NaCl (halite), KCl (sylvite) dan CaCl2 (hydrophilite).

Tabel 1. Kandungan unsur / senyawa

Brine Sumur PT PGE, dalam mg/L ion

Terlarut

B 7,10 12,36 12,39 10,62

(4)

sebagai berikut : Sumur 3 (22,92 ton/jam), Sumur 4 (21,93 ton/jam), Sumur 5 (35 ton/jam), Sumur 6 (39,48 ton/jam), Sumur 7 (10 ton/jam) dan Sumur 8 (28,9 ton/jam) sehingga total produksi uap sebesar 158,23 ton/jam. Fluida sumur produksi PT PGE Area Sibayak termasuk tipe fluida dominan air (80% air) sehingga total brine yang dihasilkan sebesar 80% x 158,23 ton/jam = 126,58 ton/jam atau 91.137,6 ton/bulan yang sebanding dengan 91.137.600 L/bulan.

Dari data-data di atas dapat ditentukan sumber daya hipotetik masing-masing unsur/senyawa dalam 1 bulan sebagaimana dijelaskan Tabel 2.

Tabel 2. Potensi unsur/senyawa pada

Brine

PT PGE Area Sibayak

Senyawa / Unsur Sumber Daya(kg/bulan)

SiO2 25.685,31

Hasil analisis air panas bumi baik yang berasal dari sumur produksi PT PGE Area Sibayak, mata air panas, maupun kawah Gunung Sibayak menunjukkan kandungan logam (logam dasar, logam mulia dan logam tanah jarang) yang kecil atau hanya berupa unsur jejak saja.

Scaling (kerak) adalah lapisan yang terbentuk pada bagian dalam pipa sumur produksi akibat penumpukan material padatan yang berasal dari fluida panas bumi. Terjadinya pengendapan padatan ini antara lain disebabkan terlewatinya titik kritis kelarutan unsur-unsur tersebut sehingga unsur-unsur atau senyawa mulai tidak larut dalam fluida dan mengendap pada dinding pipa.

Fenomena ini disamping dipengaruhi oleh komposisi fluida, juga erat kaitannya dengan temperatur fluida panas bumi. Pada umumnya ketika temperatur menurun maka kelarutan fluida akan menurun dan scaling yang terbentuk akan semakin banyak. Scaling merupakan masalah dalam kegiatan produksi sumur panas bumi karena dapat menurunkan kapasitas produksi dan menyebabkan korosi (Gambar 4).

Hasil analisis scaling sumur produksi PT PGE Area Sibayak menunjukkan kandungan unsur-unsur sebagaimana ditunjukkan Tabel .3.

Tabel 3. Kandungan Unsur-unsur pada Scaling Bekas Pipa

Sumur Produksi PT PGE Area Sibayak

Unsur

La 31.724 24.974 25.724 29.224 27.911,5 39

Ce 30.461 24.011 24.961 28.211 26.911 66,5

Sm 12,5 33,3 60,8 81,3 46,9 7,05

(5)

Data di atas menunjukkan bahwa kandungan logam mulia dan sebagian logam tanah jarang (LTJ) nilainya cukup menonjol sedangan untuk logam dasar tidak menunjukkan nilai yang signifikan. Tingginya kandungan logam mulia dan LTJ ini dimungkinkan terjadi akibat proses akumulasi pengendapan unsur-unsur tersebut pada dinding pipa sumur produksi panas bumi dalam jangka waktu yang cukup lama. Hal ini pula yang menjelaskan mengapa kandungan unsur-unsur logam pada scaling jauh lebih tinggi dibanding pada brine (Lampiran A) .

Tingginya kandungan Au yang sebesar 3,4 – 12,7 ppm cukup menarik untuk diperhatikan karena berpotensi untuk diusahakan. Namun karena scaling sendiri terbentuk sangat lama dan tidak bisa diambil secara langsung pada proses produksi panas bumi maka ekstraksi emas dari scaling menjadi tidak ekonomis. Hal yang sama berlaku pula pada LTJ Lantanum (La) dan Cerium (Ce), namun keterdapatan kedua logam tanah jarang tersebut pada sistem panas bumi yang jauh melebihi kelimpahannya di kerak bumi penting untuk dikaji mengingat sampai saat ini di Indonesia sumber utama LTJ hanya bersumber dari mineral pasir berat yang merupakan hasil samping senyawa logam berat lain, dengan mineral utama Monazite ((Ce,La,Y,Th)PO3), Xenotime (YPO4) dan

Zircon (ZrSiO4).

Hasil analisis batuan yang diperoleh dari manifestasi panas bumi dan daerah alterasi menunjukkan nilai unsur Au sebesar 3 - 25 ppb. Conto SBK.06/B dan SBK.08 yang terletak pada daerah sinter mengandung nilai Au 25 ppb. Sedangkan pada conto SBK.20 yang terletak pada daerah alterasi sumur C menunjukkan nilai unsur Au 13 ppb (Lampiran B). Kandungan logam-logam yang kecil ini menunjukkan bahwa batuan di lapangan panas bumi Sibayak tidak mengalami mineralisasi yang intensif disebabkan lapangan panas bumi pada umumnya masih terkategori sistem hidrotermal berusia muda.

Hasil analisis XRD terhadap 23 contoh diketahui mineral-mineral yang terdeteksi adalah kuarsa, kristobalit, albit, hornbelende, amorf, anortit, muskovit, sulfur, natroalunit,

hematite, monmorilonit, kaolinit, kalsit dan gypsum (Lampiran G).

Kuarsa adalah mineral utama dari silika dan salah satu mineral optik, pada fase temperatur rendah, jika pada temperatur tinggi disebut kristobalit. Kuarsa banyak dipakai sebagai industri keramik, bidang elektronik dan bahan bangunan.

Albit dan anortit termasuk ke dalam kelompok plagioklas, digunakan sebagai bahan galian industri keramik dan gelas/kaca.

Hornblende mineral tambahan khas pada batuan beku yang membeku lebih lambat mengakibatkan warna hitam dan putih dan hijau, digunakan sebagai perhiasan karena mempunyai warna yang bagus.

Amorf adalah mineral bercirikan pola x-ray lemah dari kristobalit atau tridimit, berasal dari silika, digunakan sebagai perhiasan.

Sulfur adalah mineral yang dihasilkan oleh proses vulkanisme, digunakan untuk industri pupuk, kertas, plastik, bahan sintetis, industri kimia, industri karet dan ban.

Muscovit disebut mika putih karena warnanya terang, kuning muda, coklat, hijau dan merah. Digunakan sebagai permata dan batu hiasan.

Natraalunit dan jarosit termasuk dalam kelompok alunit, berasosiasi dengan kumpulan mineral kuarsa, kristobalit/tridimit dan kaolinit digunakan pada industri perminyakan dan manufaktur.

Hematit hasil oksidasi dari mineral-mineral mengandung besi (Fe) ketika berlangsungnya proses pelapukan. Merupakan mineral bijih utama yang dibutuhkan dalam industri besi.

Montmorilonit merupakan jenis mineral lempung berdasarkan struktur kristal dan variasi komposisi. Digunakan sebagai penyerap bahan limbah yang efektif pada minyak daun cengkeh.

Kaolinit berasal dari pelapukan batuan metamorf yang banyak mengandung mineral feldspar, muscovit dan kuarsa. Digunakan untuk industri keramik, pembuatannya bata tahan api, pemutih kertas, industri tekstil, cat, kimia, obat-obatan dan industri pupuk.

(6)

kimia pembentuknya terdiri dari kalsium (Ca) dan karbonat (CO3), tidak berwarna dan

trasparan. Digunakan untuk sektor pertanian, industri kimia dan logam.

Gipsum terbentuk dalam kondisi berbagai kemurnian dan ketebalan yang bervariasi, merupakan garam yang pertama kali yang mengendap akibat proses evaporasi air laut. Gunanya untuk konstruksi, bahan perekat, penyaring dan sebagai pupuk tanah.

Hasil analisis petrografi contoh diketahui nama batuan contoh SBK.05/B, Riolitik/batuan terubahkan, SBK.25/B, Andesit hornbelende, SBK.37/B Riolitik/batuan terubahkan dan SBK.38/B Riolitik/terubah, contoh SBK.48/B Diorit kuarsa dan SBK.51/B Diorit kuarsa (Lampiran E).

Riolitik ini terbentuk karena proses pembekuan yang bersifat cepat. Komposisi mineral adalah plagioklas mikrolin, biotit, Kegunaannya sebagai batuan ornament dinding maupun lantai bangunan gedung atau untuk batu belah pembuat fondasi dan jalan.

Hasil analisis mineragrafi contoh SBK. 51/B, menunjukan kandungan magnetit berbutir halus dengan bentuk subhedral tersebar, sebagian mengelompok. Pirit berbutir halus dengan bentuk anhedral-subhedral terdapat tersebar, sebagian mengelompok dan terubah menjadi hidros iron oxide. SBK.48/B, pirit berbutir halus berbentuk anhedral-subhendral, tersebar, sebagian mengelompok tampak mengisi retakan dan berongga-rongga, sebagian terubah menjadi hidrous iron oxide (Lampiran F).

Pirit merupakan hasil sufidasi dari mineral-mineral oksida primer diantaranya magnetit dan lainnya, sedangkan pada beberapa tubuh biji konsentrasi emas

berkaitan erat dengan keterdapatan mineral pirit. sumur produksi (SBY-8, SBY-3, SBY-5) dan sumur injeksi (1, 4, SBY-7, SBY-10), sedangkan sumur SBY-2, SBY-6, SBY-9 standby.

2. Manifestasi panas bumi yang terdapat di daerah penelitian adalah solfatara, fumarol, mata air panas dan lumpur panas.

3. Total produksi uap sumur produksi PT PGE Area Sibayak sebesar 158,23 ton/jam. Fluida sumur produksi ini termasuk tipe fluida dominan air (80% air) sehingga total brine yang dihasilkan sebesar 126,58 ton/jam yang setara dengan 91.137,6 ton/bulan.

4. Air panas bumi Sibayak dikelompokkan menjadi 3 yaitu tipe air klorida, tipe air sulfat dan tipe air karbonat. Tipe air klorida berasal dari sumur produksi PT PGE Area Sibayak, tipe air sulfat berasal dari kawah Gunung Sibayak dan tipe karbonat berasal dari mata air panas. 5. Kandungan logam (logam dasar, logam

mulia, logam tanah jarang) pada brine sumur produksi PT PGE Area Sibayak dan mata air panas bernilai kecil atau hanya sebagai unsur jejak.

6. Kandungan unsur-unsur yang relatif tinggi pada brine sumur produksi PT PGE Area Sibayak adalah SiO2, Ca, Na,

K, dan Cl. Mineral-mineral utama yang diperkirakan terbentuk pada presipitasi brine ini adalah mineral klorida sederhana : NaCl (halite), KCl (sylvite) dan CaCl2 (hydrophilite).

7. Potensi beberapa unsur / senyawa pada brine PT PGE Area Sibayak antara lain sebagai berikut : SiO2 (25.685,31

(7)

8. Potensi unsur yang relatif tinggi pada scaling bekas pipa sumur produksi PT PGE Area Sibayak adalah : Au (3,4 -12,7 ppm), Ag (4 – 9 ppm) , La (24.974 - 31.724 ppm) dan Ce (24.011 - 30.461 ppm). Walaupun kadar unsur-unsur tersebut tinggi, namun karena scaling terbentuk sangat lama dan tidak bisa diambil secara langsung pada proses produksi panas bumi maka ekstraksi unsur-unsur tersebut menjadi tidak ekonomis.

9. Tingginya kandungan logam pada scaling dibandingkan pada brine dimungkinkan terjadi akibat proses akumulasi pengendapan unsur-unsur tersebut pada dinding pipa sumur produksi panas bumi dalam jangka waktu yang cukup lama.

10. Bahan galian lain yang terdapat pada lapangan panas bumi Sibayak adalah belerang yang telah diolah dan dijual oleh pedagang souvenir, digunakan untuk obat dan kosmetik kulit, umumnya dikemas dalam bungkusan plastik kecil, dijual Rp 1000/bungkus. 11. Hasil analisis petrografi dari contoh

daerah manifestasi sebelah barat Sibayak menunjukkan jenis batuan riolitik/batuan terubahkan, andesit hornblende dan diorit kuarsa. Hasil analisis mineragrafi menunjukkan adanya mineral pirit dan magnetit, mineral tersebut erat hubungannya dengan proses hidrothermal, sedangkan pada beberapa tubuh bijih konsentrasi emas berkaitan erat dengan keterdapatan mineral pirit.

PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo,

Kabupaten Karo Dalam Angka 2009

J. Michael Canty,

Geothermal Mineral Recovery

, US Department of Energy.

J.P. Atmojo, R.Itoi, T.Tanaka, M.Fukuda, S.Sudarman and A.Widiyarso,

Modeling

Studies of Sibayak Geothermal Reservoir, Northern Sumatera,

Indonesia,

Proceedings World Geothermal Congrees,

Kyushu-Mangara Pohan, 2008.

Laporan Penelitian Mineral Ikutan pada Lapangan Panas Bumi

Daerah Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah

. Pusat Sumber

Daya Geologi.

Mawardi Gatot Suhermanto,

Bottoming : Strategi Meningkatkan Kapasitas

Pembangkitan Lapangan Panasbumi Sibayak Tanpa Menambah Investasi

Sumur.

Proceedings Of The 5



Inaga Annual Scientific Conference &

Exhibitions, Yogyakarta, March 7-10, 2001.

N.R.Cameron, J.A., Aspden, D.McC. Bridge, A. Djunudin, S.A. Ghazali, H. Harahap,

Hariwidjaja, S. Johari, W. Kartawa, W. Keats, H. Ngabito, N.M.S Rock, R.

Whandoyo,

Peta Geologi Lembar Medan

,

Sumatera, skala 1 : 250.000

Pusat

Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung, 1982.

(8)

Tavip Dwi Karianto.

Studi Interference Test di Lapangan Panasbumi Sibayak, Sumatera

Utara.

Proceedings Of The 5



Inaga Annual Scientific Conference &

Exhibitions, Yogyakarta, March 7-10, 2001.

Tim WePe, 1996,

Sejarah Pemanfaatan Sumber Energi Panas Bumi, Pertamina.com

Undang-undang Republik Indonesia, Nomor 27 Tahun 2003, Tentang, Panas Bumi,

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 nomor 115.

Yunus Daud, Sayogi Sudarman, Keisuke Ushijima,

Imaging Reservoir Permeability of

the Sibayak Geothermal Field, Indonesia, Using Geophysical Measurements

.

Proceedings Twenty Sixth Workshop on Geothermal Reservoir Engineering.

Stanford University, Stanford California. Januari 19-31-2001.

(9)
(10)

Steam heated waters

M

atu

re

w

ate

rs

Ph

eri

ph

era

l w

ate

rs

Vo

lc

an

ic

w

at

er

s

40 20

20 40

60 60

80 80

SO4 HCO3

SBK01/A SBK02/A SBK03/A SBK04/A SBK09/A SBK10/A SBK14/A SBK21/A SBK22/A SBK24/A SBK27/A SBK28/A SBK33/A SBK34/A SBK39/A SBK40/A SBK41/A SBK42/A SBK43/A SBK44/A SBK45/A SBK46/A SBK49/A SBK50/A

Cl KETERANGAN:

Gambar 3. Diagram segitiga air panas bumi Sibayak

Gambar

Gambar 4.1.  Berdasarkan diagram tersebut,
Gambar 1. Peta lokasi Kabupaten Karo
Gambar 3. Peta Geologi Kabupaten Karo
Gambar 3. Diagram segitiga air panas bumi Sibayak

Referensi

Dokumen terkait

EP.3.1.2.3 Pertemuan tinjauan manajemen membahas umpan balik pelanggan, keluhan pelanggan, hasil audit internal, hasil penilaian kinerja, perubahan proses penyelenggaraan

Namun, secara keseluruhan hasil penilaian yang telah dilakukan terhadap Taman Eden 100 dapat diketahui bahwa kawasan tersebut sangat berpeluang untuk dijadikan

Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan bahwa Penerapan Model Pembelajaran Interaktif ini, dapat meningkatkan minat belajar matematika siswa kelas

Aim of research: (l) To know the influence of teacher creativity in using visual learning media for Aqidah Akhlak learning achievement by student at eighth grade at Islamic

 Sebelum pekerjaan pengukuran dan galian dimulai, kontraktor berkewajiban untuk meneliti semua dokumen kontrak yang berhubungan, pemeriksaan kebenaran dari

Penyakit pulpa pada gigi anak bermacam-macam seperti resorbsi akar patologik yang dibagi menjadi resorbsi akar patologik interna dan resorbsi akar patologik eksterna serta

Penerapan sistem pencatatan data simpanan dan pinjaman di KSP Mitra Mandiri Jetak perlu diperhatikan, karena dengan menerapkan sistem informasi simpan pinjam maka Koperasi Mitra

Kode Kegiatan/ Output/ Sub Output/ Paket/ Sub Paket AMDAL/UPL/U Khusus (Ketik Tahun).