• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prospeksi Mineral Logam Di Kecamatan Subi Kabupaten Natuna - Provinsi Kepulauan Riau 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prospeksi Mineral Logam Di Kecamatan Subi Kabupaten Natuna - Provinsi Kepulauan Riau 2014"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KECAMATAN SUBI KABUPATEN NATUNA - PROVINSI KEPULAUAN RIAU

2014

Wahyu Widodo

Kelompok Penyelidikan Mineral Logam

SARI

Morfologi Desa Meliah terdiri dari morfologi perbukitan bergelombang yang ditempati oleh batuan breksi aneka bahan dan morfologi pedataran yang tempati endapan pasir kuarsa konglomeratan.

Mineralisasi tembaga (adanya mineral kalkopirit) berkadar 9 % Cu, 0,128 % Zn dan 491 ppb Au, terdapat mengisi rekahan dari salah satu fragmen batuan penyusun breksi aneka bahan, sebarannya tidak merata, diperkirakan mineralisasi terjadi sebelum terbentuknya breksi aneka bahan.

Studi geokimia tanah 209 contoh yang diambil sepanjang punggungan dengan interval pengambilan 50 m, menghasilkan 4 lokasi sebaran kumpulan anomali unsur logam, tiga lokasi diantaranya kumpulan unsur logam Al, Au, Cu dan Zn dan satu lokasi lainnya kumpulan unsur Al, Au, Ag dan Pb.

Tiga conto laterit boksit yang diambil dalam kunjungan di tiga lokasi di Ranai (P. Ranai) menunjukkan nilai signifikan Al2O3 > 42 % atau Al totalnya > 22 %.

Pendahuluan

Adanya temuan indikasi mineral logam berupa sulfida tembaga (kalkopirit) di dalam batuan breksi gunungapi di P. Subi Kecil (Ernowo, dkk., 2013) pada kegiatan Inventarisasi mineral di Kabupaten Natuna TA. 2013.

Data geologi terdahulu

menyebutkan adanya mineral antimon di bagian barat Pulau Serasan (B.H. Harahap dkk., 1995).

Laporan Akhir Penyusunan

Rencana Induk Pertambangan 2013 oleh Dinas ESDM Kabupaten Natuna yang dilakukan PT. Inti Bumi menyinggung adanya sebaran tembaga di Kabupaten Natuna, salah satunya di P. Subi Kecil.

Lokasi prospeksi mineral logam di Kabupaten Natuna di fokuskan di P. Subi Kecil (Desa Meliah) yang secara administratif berada di Kecamatan Subi, (Gambar 1).

Kesampaian daerahnya dari Bandung dapat ditempuh dengan rute sbb. :

 Jakarta – Batam - Natuna (Ranai) atau Bandung – Batam – Ranai drngan penerbangan komersial.

 Sedangkan dari Natuna – lokasi Prospeksi (Kecamatan Subi) ditembuh dengan jalur laut.

Hasil Prospeksi

Selama kegiatan pospeksi dilapangan, terkumpul conto tanah yang diambil sebanyak 209 conto dan 11 conto batuan, (Gambar 2) serta 3 conto tanah laterit dari P. Ranai, (Gambar 3).

Geologi Desa Meliah : Morfologi daerah prospeksi tergolong dalam perbukitan bergelombang sedang dengan ketinggian maksimum sekitar 80 m dari muka laut, umumnya ditempati oleh batuan gunungapi.

Geologi Desa Meliah disusun oleh tiga satuan batuan, dari tua ke muda adalah kelompok breksi aneka bahan, kelompok batu pasir kuarsa konglomeratan dan endapan pantai, (Gambar 4).

(2)

2

disusun oleh batuan intermediat (andesit, kordierit), batuan sedimen (batupasir litik), batuan malih terkersikkan (hornfels), Gabro dan batuan granit/ diorite ?, (Foto 1). Beberapa fragmen terlihat telah terubah (silisifikasi, kloritisasi) dan beberapa terlihat terpotong oleh urat kuarsa - kalsit.

Dari analisis petrografi beberapa conto fragmen batuan penyusun breksi aneka bahan antara lain dari gabro (WA 14-052 R dan WA 14-102 R), kordierit hornfels (WA-101 RA), diabas (WA-103 RD) dan batupasir litik (WA 14-102 RC) serta beberapa fragmen dari batuan konglomerat polimik (WA 14-102 RB, 103 RA, 103 RB dan 103 RC).

Kelompok batuan breksi aneka bahan tersebut dapat disetarakan dengan Batuan gunungapi Tebelan berumur Kapur Atas, (B.H. Harahap dkk., 1995).

Kelompok endapan pasir kuarsa

konglomeratan : kelompok ini terdiri dari pasir kuarsa berukuran pasir halus – sedang dan di beberapa tempat terlihat adanya fragmen kuarsa berukuran kerakal – kerikil dan bersifat lepas.

Kelompok endapan pantai : Endapan ini tersebar di sepanjang pantai utara dan barat daerah prospeksi.

Struktur kelurusan hasil interpretasi SRTM N03E108 memperlihatkan kelurusan berarah barat laut – tenggara yang berkembang pada kelompok batuan breksi aneka bahan.

Mineralisasi yang teramati dilapangan ditemukan adanya mineralisasi tembaga (kalkopirit) yang mengisi rekahan didalam salah satu fragmen batuan breksi aneka bahan (fragmen tersebut kemungkinan andesit terubah ?), Mineral ini didapatkan pada lokasi penggalian breksi aneka bahan yang akan digunakan sebagai bahan bangunan, yang memperlihatkan salah satu fragmennya mengandung kalkopirit, (Foto 2).

Sayatan poles batuan di bawah mikroskop cahaya pantul yang dilakukan pada kunjungan sebelumnya di daerah ini, dari conto batuan yang diambil menunjukkan

adanya mineral hematit, kalkopirit, bornit dan kalkosit, berbutir halus hingga + 1 mm, dengan bentuk subhedral hingga anhedral, (Foto 3).

Pada permukaan di sekitar lokasi conto tanah A 14041 – 14042 L puncak bukit tertinggi di daerah prospeksi terlihat adanya sebaran fragmen-fragmen oksida besi yang biasanya terdapat di daerah laterit maupun boksit.

Potensi Endapan Bahan Galian : Dari pengamatan lapangan indikasi mineralisasi yang teramati adanya mineralisasi tembaga (kalkopirit) mengisi rekahan pada salah satu fragmen batuan terubah penyusun breksi aneka bahan dengan sebaran yang tidak merata.

Gejala lateritisasi/ boksitisasi yang ditunjukkan oleh sebaran oksida besi berukuran granule – pebble serta konkresi-konkresi oksida besi di permukaan tanah.

Hasil pengukuran Portable Infrare Mineral Alalyzer 209 conto tanah, mineral-mineral ubahan yang terdeteksi antara lain kaolinit, haloisit, zoisit, paligorskit, gibsit, monmorilonit, ilit, sebarannya merata pada masa batuan breksi aneka bahan, sehingga diduga kemungkinan mineral-mineral ubahan tersebut terbentuk karena proses pelapukan yang tidak berkaitan dengan mineralisasi.

Satu conto bijih yang dilakukan analisis mineragrafi No. Conto W 14101 R dari sayatan poles batuan di bawah mikroskop cahaya pantul, mineral logam yang teridentifikasi adalah pirit, kalkopirit dan sfalerit serta hydrous iron oxides berbutir halus hingga + 0,3 mm, dengan bentuk subhedral hingga anhedral, dengan komposisi masing-masing mineral 50 % kalkopirit, 25 % pirit dan 1 % sfalerit sisanya hydrous iron oxidesHasil analisis kimia tiga conto laterit (A 1473, 1474 dan 1475 SL) yang diambil dari P. Ranai dalam rangka uji petik di tiga lokasi menunjukkan nilai signifikan untuk kandungan Al2O3 berkisar antara 42,87 s/d 48,51 % atau Al nya berkisar antara 22,69 s/d 25, 61 % sedangkan untuk REE tidak menunjukkan nilai signifikan.

(3)

3

masing-masing mengandung 9 % Cu, 1.280 ppm (0,128 %) Zn dan 491 ppb Au, sedangkan untuk unsur lainnya tidak begitu menonjol. Hasil analisis kimia ini mendukung/ berkorelasi dengan hasil analisis mineragrafi pada conto yang sama.

Hasil analisis kimia conto tanah terhadap unsur-unsur Cu, Pb, Zn, Au, Ag, As, Sb, Al, Fe, Ni, setelah dilakukan perhitungan statistik maka sebaran unsur dipisahkan menjadi 4 interval kelas (Tabel 1).

Tabel 1. Interval kelas sebaran unsur-unsur kimia conto tanah

 Sebaran Anomali Unsur :

Di dalam peta sebaran unsur-unsur secara individual yang dikelompokkan dalam Kelas 3 merupakan anomali (simpangan baku) lemah sedangkan Kelas 4 merupakan anomali kuat. Anomali unsur ditarik berdasarkan : Sebaran individu atau kumpulan beberapa anomali kuat (kelas 4) atau Kumpulan (gabungan) sebaran unsur anomali kuat (kelas 4) dan anomali lemah (kelas 3) atau Kumpulan/ pengelompokan beberapa anomali lemah (kelas 3), Gambar 5 s/d Gambar 14.

Model endapan sulit diprediksi, berdasarkan data yang teramati di lapangan menunjukkan bahwa mineralisasi yang ada ditunjukkan oleh adanya kalkopirit dan pirit mengisi rekahan pada salah satu fragmen batuan terubah dari breksi aneka bahan, sedangkan fragmen batuan lain tidak menunjukkan indikasi mineralisasi.

Sehingga di interpretasikan bahwa mineralisasi terjadi sebelum pembentukan breksi aneka bahan, atau dengan kata lain paska pembentukan mineralisasi terjadilah tektonik yang mengakibatkan rombakan batuan-batuan dari berbagai sumber bercampur menjadi satu dan mengalami litifikasi maka terbentuklah breksi anaka bahan.

 Potensi Sumber Daya :

Melihat kenyataan bahwa mineralisasi yang ada di sini menempati salah satu fragmen batuan penyusun breksi aneka bahan dengan sebarannya tidak merata, maka

potensi sumber daya sulit untuk diprediksi dan ditentukan besarannya.

Hasil prospeksi yang telah dilakukan dengan pendekatan study geokimia tanah disepanjang punggungan hanya dapat melokalisir adanya sebaran anomali unsur-unsur seperti yang telah jelaskan sebelumnya.

Anomali unsur yang digambarkan adalah pencermian kondisi sebaran unsur dipermukaan, apakah kondisinya akan berlanjut/ menerus ke bawah permukaan belum diketahui secara pasti, untuk memastikannya perlu penelitian lebih seksama.

Kesimpulan

1. Tembaga (mineral kalkopirit) dijumpai mengisi rekahan pada salah satu fragmen batuan pembentuk breksi aneka bahan, mineralisasinya terjadi sebelum terbentuknya breksi aneka bahan.

2. Sebaran fragmen batuan pembawa mineralisasi tembaga dalam breksi aneka bahan tidak merata, walaupun diketahui kadar Cu 9 %, Zn 1.280 ppm (0,128 %) Zn dan Au 491 ppb dari conto yang dianalisis, akan tetapi sulit untuk menghitung sumber daya/ cadangan.

(4)

2

4. Laterit boksit di tiga lokasi di Ranai (P.

Ranai) menunjukkan nilai signifikan

berkisar antara 42,87 s/d 48,51 % Al2O3 Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Harahap B.H., Mangga S.A., Wiryosujono S., 1995; Peta Geologi Lembar Natuna Selatan (1318) skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Dinas Pertambangan dan Energi

Kabupaten Natuna, 2013;

Penyusunan Rencana Induk

Pertambangan Kabupaten Natuna.

Sinclair A.J., 1987; Statistical Interpretation of Soil Geochemical Data, Reviews in Economic Geology

Volume 3 EXPLORATION

GEOCHEMISTRY : DESIGN AND

INTERPRETATION OF SOIL

SURVEYS, Society of Economic Geologists.

Tim Inventarisasi Pusat Sumber Daya Geologi, 2013; Laporan Akhir Inventarisasi Mineral di Kabupaten Natuna, Propinsi Kepulauan Riau.

...; 2005. Penyusunan Database Potensi Bahan Galian

Kabupaten Natuna. Dinas

Pertambangan dan Energi

Kabupaten Natuna.

(5)

Foto 2. Kalkopirit yang diambil dari pecahan fragmen andesit terubah salah satu fragmen breksi aneka bahan dari lokasi penggalian sebagai bahan bangunan.

Foto 3. Fotomikrograf sayatan poles kalkopirit, bornit dan kalkosit, bornit nampak terubah menjadi kalkosit melalui bagian pinggir (a) dan hematit, bornit dan kalkosit,

bornit nampak terubah menjadi kalkosit melalui bagian pinggir (b).

Gambar 1. Peta Lokasi Prospeksi Mineral Logam di Kecamatan Subi, Kabupaten Natuna, Propinsi Kepulauan Riau.

(6)

Gambar 2. Peta Lokasi Pengambilan Conto Geokimia Tanah dan Batuan, Desa Meliah, Kecaman Subi, Kabupaten Natuna, Propinsi Kepulauan Riau.

(7)

Gambar 4. Peta Geologi Desa Meliah, Kecaman Subi, Kabupaten Natuna, Propinsi Kepulauan Riau.

Gambar 5. Peta sebaran unsur Cu conto tanah Desa Meliah, Kecamatan Subi, Kabupaten Natuna, Propinsi Kepulauan Riau.

(8)

Gambar 7. Peta sebaran unsur Zn conto tanah Desa Meliah, Kecamatan Subi, Kabupaten Natuna, Propinsi Kepulauan Riau.

Gambar 8. Peta sebaran unsur Au conto tanah Desa Meliah, Kecamatan Subi, Kabupaten Natuna, Propinsi Kepulauan Riau.

(9)

Gambar 10. Peta sebaran unsur Al conto tanah Desa Meliah, Kecamatan Subi, Kabupaten Natuna, Propinsi Kepulauan Riau.

Gambar 11. Peta sebaran unsur Fe conto tanah Desa Meliah, Kecamatan Subi, Kabupaten Natuna, Propinsi Kepulauan Riau.

(10)

Gambar 13. Peta sebaran unsur As conto tanah Desa Meliah, Kecamatan Subi, Kabupaten Natuna, Propinsi Kepulauan Riau.

Gambar 14. Peta sebaran unsur Sb conto tanah Desa Meliah, Kecamatan Subi, Kabupaten Natuna, Propinsi Kepulauan Riau.

Gambar

Gambar 1. Peta Lokasi Prospeksi Mineral Logam di Kecamatan Subi, Kabupaten Natuna, Propinsi Kepulauan Riau
Gambar 2. Peta Lokasi Pengambilan Conto Geokimia Tanah dan Batuan, Desa Meliah, Kecaman Subi, Kabupaten Natuna, Propinsi Kepulauan Riau
Gambar 4. Peta Geologi Desa Meliah, Kecaman Subi, Kabupaten Natuna, Propinsi Kepulauan Riau
Gambar 8. Peta sebaran unsur Au conto tanah Desa Meliah, Kecamatan Subi, Kabupaten Natuna, Propinsi Kepulauan Riau
+3

Referensi

Dokumen terkait

NIDN NAMA DOSEN

Berdasarkan deskripsi diatas maka dalam penelitian ini dikembangkan multimedia pembelajaran untuk mata kuliah komputer dan media pembelajaran pada mahasiswa prodi PGSD

Dengan mengacu pada rumusan masalah dan tujuan penelitian serta data yang diperoleh dari hasil evaluasi selama proses pengembangan media ajar berteknologi hypertext

Fungsi motorik lambung, yaitu menyimpan makanan dalam jumlah besar sampai makanan tersebut dapat ditampung pada bagian bawah saluran pencernaan, mencampur makanan tersebut

Berdasarkan hasil dari pembukaan dokumen penawaran pelelangan pekerjaan dan evaluasi terhadap 3 (tiga) peserta lelang yang menyampaikan dokumen penawaran, sesuai ketentuan

 Mahasiswa tidak diperkenankan memakai sandal /sepatu sandal waktu mengikuti perkuliahan, kecuali alasan tertentu (sakit, habis kecelakaan)..  Pada waktu perkuliahan semua

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang teregistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan memenuhi persyaratan sebagaimana tercantum dalam

Pokja P2BJ 50-2017 Bagian Pengadaan Barang / Jasa Sekretariat Daerah Kabupaten Sidoarjo akan melaksanakan seleksi sederhana dengan pasca kualifikasi untuk paket pekerjaan