• Tidak ada hasil yang ditemukan

B1J010061 10.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "B1J010061 10."

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

3

II. TELAAH PUSTAKA

Tanaman kacang tanah(Arachis hypogaea L.) memberikan hasil terbaik jika ditanam di tanah berdrainase baik, terutama di tanah berpasir. Tanah bertekstur ringan memudahkan penembusan dan perkembangan polong (Mardiati, 2007). Kacang tanah juga memiliki bintil akar sehingga dapat memenuhi sendiri unsur N yang dibutuhkan melalui simbiosis dengan bakteri Rhizobium (Ridlo, 2004).MenurutRaihana (2012), tanaman kacang tanah dapat beradaptasi dan dapat tumbuh baik pada lahan-lahan marginal seperti tanah pasir pantai karena lebih toleran terhadap kemasaman tanah.

Beberapa kegiatan untuk membangun kesuburan tanah di tanah pasir pantai, salah satunya dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah. Pupuk organik yang diberikan pada tanah pasir hanya bertahan dalam waktu 10-15 tahun, hal ini disebabkan perombakan yang intensif oleh mikroba pada suasana iklim yang lebih hangat. Kadar lempung yang secara alami memang sangat rendah menyebabkan fraksi bahan organik terbuka tidak ada yang mengikat atau melindungi, sehingga sangat mudah diserang mikroba perombak (Yuwono, 2009).

Bahan organik tanah terdiri dari sisa-sisa tanaman dan hewan dari semua tahapan dekomposisi karena kerja mikroorganisme tanah. Menurut Bot dan Benites (2005), Bahan organik mempunyai peran penting dalam kehidupan dan kesuburantanah. Bahan organik tanah berperan sebagai sumber hara tanaman.Bahan organik berperan sangat penting, meskipun kandungan bahan organik kebanyakan tanah hanya berkisar 2-10 pesen. Penambahan bahan organik dapat dilakukan dengan beberapa cara,salah satunya pembuatan kompos. Menurut Simamora dan Salundik (2006),komponen kompos yang paling berpengaruh terhadap sifat kimia tanahadalah kandungan humusnya sehingga kompos dapat meningkatkan kesuburan tanah. Hal ini diperkuat oleh Isroi (2008) bahwa kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahanorganik tanah.

Kompos adalah bahan organik yang telah mengalami dekomposisi oleh mikroorganisme dan mengandung humus sebagai hasil sintesa antara bahan yang tahan lapuk dengan senyawa bentukan mikroorganisme. Bahan-bahan serasah tanaman dapat dibuat kompos agar menjadi lebih tersedia bagi tanaman.Menurut Supriyadi (2008), pengomposan serasah jerami adalah bahan tambahan yang menguntungkan bagi tanah. Jerami dapat menjadi sumber unsur hara termasuk N, P,

(2)

4

K yang diperlukan tanaman; dan Jerami padi mengandung N dan C yang menyediakan substratuntuk metabolisme jasad(Simamora dan Salundik, 2006).

Bahan lain yang berpotensi untuk pengomposan yaitu serasah daun dan batang pisang juga hasil panen serasah kacang tanah yang biasanya dibuang (tidak dimanfaatkan lagi). Menurut Wulandari et al. (2011), daun dan batang pisang dapat digunakan untuk kompos, karena telah diketahui bahwa dalam daun dan batang pisang terdapat unsur-unsur penting yang dibutuhkan tanaman seperti nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K); dan menurut Ultra et al. (2005),produk samping tanaman seperti serasah kacang tanah, sangat berperan sebagai sumberhara. Ilieva-Makulec et al.,(2006)menyatakan bahwa kualitas serasah dapat ditentukan melalui kandungan C:N dan perbedaan C:N pada substrat dapat menghasilkan mikroba tanah yang berbeda (Boberg et al., 2010). Menurut Freschet (2012), jenis serasah dapat mempengaruhi fase awal kolonisasi mikroba untuk memulai dekomposisi.

Cepat lambatnya proses dekomposisi merupakan salah satu penentu cepat lambatnya humus terbentuk (Fiqa, 2010). Melalui proses dekomposisi, serasah yang jatuh ke tanah,bersama dengan kandungan nutrisi yang ada di dalamnya dilepaskan

ke dalam tanah dantersedia bagi tanaman (Prescott et al., 2004). Menurut Ansori (2005), pengelolaan bahan organik tanah bertujuan antara lain untuk menyediakan sumber energi dan nutrisi bagi bakteri dan protozoa.

Coleman et al., (2004) menyatakan bahwa rayap tanah, protozoa, dan binatang-binatang kecil lain telah diketahui memainkan peran penting di dalam dekomposisi. Hal ini sesuai dengan Johannes (1965)dalam Odum (1971) bahwa percobaan laboratorium menunjukkan pelepasan fosfor dari rumput rawa yang membusuk lebih cepat apabila detritus dimakan oleh bakteri dan bakteri dimakan oleh protozoa, dibandingkan dengan kerja bakteri sendiri.

MenurutBonkowski dan Clarholm(2012), proses pengurangan bakteri selain disebabkan habisnya nutrien juga diakibatkan adanya aktivitas pemangsaan oleh protozoa.Hal ini seperti yang dinyatakan oleh Coleman et al., (2004)bahwa protozoa juga mengkonsumsi bahan organik dan bakteri sehingga kadar bahan organik dan bakteri semakin berkurang.

Protozoa adalah sekelompok mikroorganisme yang umumnya bersel tunggal,

motil, dan memiliki membran inti.Rogers (2011) menyatakan bahwa protozoa dapat

berkembang biak dengan cara aseksual dan seksual, secara aseksual dilakukan

(3)

5

yang tidak cocok, protozoa aktif berubah menjadi kista, yaitu suatu tahap dorman

yang berarti protozoa tersebut tidak aktif dan tidak bergerak. Menurut Ginting et al.,

(2007), pada kondisi lingkungan yang cocok, waktu generasi protozoa tanah berkisar

beberapa jam sampai beberapa hari.

Rogers (2011), membagi protozoa menjadi beberapa kelas berdasarkan

struktur dan alat geraknya, yaitu : (1) Flagellata; (2) Sarcodina atau Rhizopoda; (3)

Sporozoa; (4) Ciliata; (5) Suctoria.Flagellata yang berarti bulu cambukselain

memakan bakteri juga memakan bahan organik terlarut dengan cara penyerapan

(Pasztor et al., 2000). Ciliata merupakan protozoa yang memiliki cilia (rambut getar)

untuk bergerak dan mencari makan(Amaral et al., 2001).Menurut Khasanah (2009),

aktifitas pemangsaan oleh Ciliata dapat mengontrol populasi bakteri dan

memperkaya nutrien esensial dalam medium disekelilingnya, yang secara positif

mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi bakteri.

Kelimpahan adalah banyaknya individu dalam satu spesies pada daerah atau wilayah tertentu(Hotra et al., 2003). Menurut Maharning (2008) bahwa kelimpahan mikroorganisme tanah adalah jumlah mikroorganisme yang mendiami suatu tanah baik jumlah maupun keragamannya. Goenadi (1997), menyatakan bahwa sifat mikroorganisme sebagai bioindikator dapat diukur diantaranya melalui ukuran populasi mikroorganisme pada level organisme tunggal, level kelompok, dan level komunitas.

Referensi

Dokumen terkait

53 Fandy Tjiptono. Prespektif Manajemen Dan Pemasaran Kontemporer.. 54 Pertama , harga yang terjangkau merupakan harapan semua konsumen. konsumen akan mencari produk

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Studi Penggunaan ACE Inhibitor Pada Pasien Infark Miokard Akut

Hal tersebut dapat dilihat pada kenyataan sosial dan semboyan dalam lambang Negara Republik Indonesia “Bhinneka Tunggal Ika”(berbeda-beda namun tetap satu jua). Ini

Dengan adanya pengaruh yang signifikan dari variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap profitabilitas (ROA)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 78 orang (96%) mengatakan bahwa siswa dapat belajar dengan tekun dengan kepatuhan terhadap

Kebudayaan ju!a dide%inisikan seba!ai ran*an!an hidu# yan! ter*i#ta se*ara hist)ris baik eks#lisit mau#un im#lisit, rasi)nal, irasi)nal yan! ada #ada suatu +aktu seba!ai #ed)man

1.2 Dalam pelaksanaannya, peserta/asesi harus dilengkapi dengan peralatan/perlengkapan, dokumen, bahan serta fasilitas assessmet yang dibutuhkan, serta dilakukan pada

Relevansi penelitian ini dengan masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya adalah guna memberitahu pengguna jalan bahwa akan terjadi kemacetan pada pukul 09.10 dan pukul