SILABUS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMP
I.
Pendahuluan
A.
Rasional
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat menghasilkan insan Indonesia
yang produktif, kreatif, inovatif, dan affektif melalui penguatan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam rangka mewujudkan
insan Indonesia tersebut, proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam Agama Hindu, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir berkaitan
dengan pola pembelajaran, yaitu: 1. berpusat pada peserta didik; 2. pembelajaran
interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam
sumber/media lainnya); 3. pembelajaran dirancang secara jejaring (peserta didik
dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi,
serta dapat diperoleh melalui internet); 4. pembelajaran bersifat aktif (peserta
didik didorong untuk aktif mencari informasi melalui pendekatan saintifik); 5.
belajar kelompok (berbasis tim); 6. pembelajaran berbasis multimedia; 7.
pembelajaran berbasis pengguna (users) dengan memperkuat pengembangan
potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; 8. pola pembelajaran
menggunakan ilmu pengetahuan jamak (multi disciplines); dan 9. pembelajaran
yang mengembangkan berpikir kritis.
dinyatakan dalam bentuk kompetensi int kelas yang dirinci lebih lanjut dalam
kompetensi dasar matapelajaran; 6. kompetensi inti menjadi unsur pengorganisasi
(organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan
proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi inti; 7.
kompetensi dasar dikembangkan berdasarkan prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar matapelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang
Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, disebutkan bahwa: Pendidikan
Agama berfungsi membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan mampu menjaga
kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antarumat beragama (Pasal 2 ayat
1). Selanjutnya, disebutkan bahwa Pendidikan Agama bertujuan untuk
berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan
mengamalkan nilai-nilai Agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni (Pasal 2 ayat 2).
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang sangat cepat
menumbuhkan budaya-budaya baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Perkembangan yang pesat tersebut menimbulkan perilaku-perilaku yang tidak
baik mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Pendidikan Agama merupakan
pendidikan yang berfungsi untuk membentuk manusia Indonesia yang beriman
dan bertakwa. Pendidikan Agama Hindu memiliki berbagai konsep yang dapat
memberikan kendali atau kontrol pada umatnya untuk mengendalikan diri dari
pengaruh negatif perkembangan zaman.
Sebagai warga Negara umat Hindu memiliki konsep Dharma Negara dan
Dharma Agama, yang telah tertuang dalam pesamuhan agung Parisada Hindu
Dharma Indonesia Tahun 1963, tersurat dan tersirat secara langsung maupun tidak
langsung, mendukung keutuhan NKRI, diantaranya:
1.
Agama Hindu selalu mengajarkan konsep Tri Hita Karana (hubungan
antara manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, dan
hubungan manusia dengan alam lingkungan.
3.
Agama Hindu selalu mengajarkan tentang persaudaraan (Vasudaiva
Kutumbhakam).
B.
Kompetensi Lulusan Kelompok Agama Hindu dan Budi Pekerti pada
Pendidikan Dasar dan Menengah
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti di sekolah diharapkan dapat
menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar. Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik
mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan
Agama Hindu dan Budi Pekerti diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat”
sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam tentang alam sekitar. Karena itu, pendekatan yang diterapkan
dalam menyajikan pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti adalah memadukan
antara pengalaman proses Agama Hindu dan Budi Pekerti dan pemahaman
produk serta teknologi dalam bentuk pengalaman langsung yang berdampak pada
sikap peserta didik yang mempelajari Agama Hindu dan Budi Pekerti.
Adapun standar kelulusan yang ingin dicapai dalam Silabus ini adalah sebagai
berikut:
No Dimensi Kualifikasi Kemampuan
1 Sikap
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
2 Pengetahuan
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata
3 Ketrampilan
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain sejenis
Kompetensi Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti di Pendidikan
Dasar dan Menengah pada jenjang SMP yaitu:
Kelas VII
Kelas VIII
Kelas IX
Mampu memahami dan
menjabarkan kitab suci
Weda, Avatara, Deva, dan
Bhatara, Karmaphala, Sad
Atatayi, Kepemimpinan
dan Pañca Yajñā
Mampu memahami,
menguraikan dan
mengetahui sifat-sifat
Atman, Sapta Timira, Tri
Guna, Panca Mahabhuta,
dan Sejarah Perkembangan
Agama Hindu
Mampu memahami dan
menguraikan Parwa dalam
Bhagawadgita, budaya
hidup sehat, Asta Aiswarya,
Panca Yama dan Nyama
Bratha dan Dasa Mala.
D.
Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Hindu (PAH) dan
Budi Pekerti
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti diberikan sejak SD sampai
SMA/SMK, sebagai mata pelajaran, dan nilai-nilainya terintegrasi dalam proses
pembelajaran di sekolah. Nilai-nilai tersebut diperkuat melalui pengkodisian
aktivitas peserta didik di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Pada
jenjang Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti SMP mengembangkan
konsep-konsep dasar agama Hindu.
Kerangka Pengembangan Kurikulum Agama Hindu Dan Budi Pekerti Kelas
VII s.d IX mengikuti elemen pengorganisasi Kompetensi Dasar yaitu Kompetensi
Inti.
Kompetensi Inti pada kelas VII s.d IX yaitu:
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
KI 1 KI 1 KI 1
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
Menghargai dan
menghayati ajaran agama yang dianutnya
Menghargai dan
menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2 KI 2 KI 2
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
Menghargai dan
menghayati perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
Menghargai dan
dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan
keberadaannya
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KI 3 KI 3 KI 3
Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
Memahami dan
menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
Memahami dan
menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4 KI 4 KI 4
Mencoba, mengolah, dan menyaji berbagai hal dalam
ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan dari berbagai sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
Mengolah, menyaji, dan menalar berbagai hal dalam
ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan dariber bagai sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
Mengolah, menyaji, dan menalar berbagai hal dalam
ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan dari berbagai sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
Keterangan:
1. Pembelajaran Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dilaksanakan tidak langsung
(indirect teaching) melalui keteladanan, ekosistem pendidikan, dan proses
pembelajaran Pengetahuan dan Keterampilan
3. Evaluasi terhadap Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung, dan berfungsi sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut
Ruang Lingkup Agama Hindu dan Budi Pekerti Pendidikan Dasar dan Menengah
mengajarkan konsep-konsep yang dapat menumbuhkan keyakinan agama peserta
didik. Konsep-konsep tersebut meliputi, antara lain:
1. Kitab Suci
2. Tattwa
3. Susila
4. Acara
5. Sejarah Agama Hindu
Kelima lingkup materi Agama Hindu dan Budi Pekerti dijelasakan sebagai
berikut
1. Pemahaman Kitab Suci Veda sebagai tuntunan hidup, serta memahami
parwa-parwa dalam Kitab Mahabharata, sehingga dalam menjalankan
kehidupan menjadi lebih baik.
2. Tattwa merupakan pemahaman tentang Sraddha, yakni pemahaman
tentang widhi tattwa melalui pembelajaran Avatara, Deva, dan Bhatara,
dan Asta Aiswarya, memahami Atman yang tertuang dalam kitab
Bhagavadgita, Karmaphala sebagai hukum sebab akibat, sehingga
keyakinan kita menjadi lebih percaya dan yakin akan agamanya.
3. Susila yang penekanannya pada ajaran pengendalian diri dari
perilaku Sad Atatayi, Sapta Timira, Dasa Mala, serta melakukan
upaya pengendalian diri dengan meningkatkan perilaku Panca Yama,
dan Nyama Bratha untuk membentuk karakter, sehingga Tri Guna
dalam diri menjadi seimbang.
4. Acara yang penekanannya pada pelaksanaan
Pañca Yajñā dalam
kehidupan, mampu memimpin, mengetahui Panca Mahabhuta,
sehingga menciptkan budaya hidup sehat dalam kitab suci.
Peta materi PAH dan Budi Pekerti SMP
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
Kitab Suci Veda
Veda sebagai ajaran utama
umat Hindu
Nilai-nilai yang terkandung
dalam kitab suci Veda Metode mengajarkan kitab
suci veda pada masyarakat Maharsi penyusun kitab Suci
Veda
Atman dalam kitab Bhagavadgita
Atman sebagai Sumber
Hidup seluruh Makhluk
Sloka-sloka terkait
Atman
Sifat-Sifat Atman
Upaya-upaya mengenal
atman sebagai sumber Hidup
Parwa-parwa dalam Kitab Mahabharata
Kedudukan
Mahabharata dalam Veda
Parva dalam kitab
Mahabharata Ceritera perjalanan
pandawa ke surga Mahabharata dalam
kehidupan sehari-hari
Avatara, Deva, dan Bhatara Avatara, Deva, dan Bhatara
sebagai bagian dari Sraddha Hubungan Avatara, Deva dan
Bhatara dengan Sang Hyang Widhi
Perbedaan Avatara, Deva dan
Bhatara
Ceritera turunya dasa Avatara
ke dunia
Sapta Timira
Sapta Timira Dalam
Diri
Contoh Perilaku Sapta
Timira
Dampak Perilaku
Sapta Timira
Ceritera-ceritera terkait
Sapta Timira dalam Kehidupan
Upaya-Upaya
Menghindari Sapta Timira.
Budaya hidup sehat Hidup sehat menurut
Kitab Suci Veda Budaya hidup sehat
nenurut kitab suci Veda Manfaat Hidup Sehat
dalam kehidupan Penerapan hidup sehat
dalam kehidupan
Karmaphala
Karmaphala sebagaibagian dari Sraddha
Jenis-jenisKarmaphala
Ceritera-ceriteraperilaku Karmaphala dalam kehidupan
Akibat perilaku-perilakuKarmaphala
Tri Guna
Tri Guna Dalam Diri
Ciri-Ciri Tri Guna
dalam diri
Pengaruh Tri Guna
Pada Manusia
Ceritera-ceritera terkait
Tri Guna dalam Kehidupan
Upaya-Upaya
Asta Aiswarya
Kemahakuasaan Sang
Hyang Widhi sebagai Asta Aiswarya Sloka dan mantram
terkait asta aiswarya Ceritera
kemahakuasaan Sang Hyang Widhi
Upaya menghayati
Menyeimbangkan Tri Guna
Hyang Widhi sebagai Asta Aiswarya Sad Atatayi
Sad atatayi yang harus
dikendalikan
Ceritera-ceritera yang terkait
Sad atatayi
Upaya menghindarkan diri dari
akibat Sad Atatayi
Sloka-sloka kemahakusaan
Sang Hyang Widhi
Panca Mahabhuta Pañca Mahābhūta
Sebagai Pembentuk Alam Semesta
Contoh-Contoh Pañca
Mahābhūta pada alam semesta.
Ceritera-ceritera terkait
unsur-unsur pembentuk Alam semesta
Upaya-upaya
menyelaraskan diri dan alam
Panca Yama, dan Nyama Brata
Pancā Yamā dan Nyamā
Bratā sebagai pembentuk karakter Penerapan Pancā Yamā
dan Nyamā Bratā dalam kehidupan untuk membentuk karakter Contoh Pancā Yamā
dan Nyamā Bratā dalam Masyarakat
Ceritera-ceritera
perilaku Pancā Yamā dan Nyamā Bratā Kepemimpinan
Kepemimpinan dalam ajaran
Agama Hindu
Tipologi kepemimpinan Hindu Contoh-contoh kepemimpinan
Hindu
Tokoh-tokoh Hindu yang dapat
dijadikan teladan
Sejarah perkembangan agama Hindu di Asia Ceritera singkat sejarah
agama Hindu di Asia Perkembangan Agama
Hindu di Asia
Peninggalan-Peninggalan Agama Hindu di Asia
Upaya melestarikan
peninggalan agama Hindu
Dasa Mala
Perilaku Dasa Mala
yang harus dihidari Sloka-sloka terkait
Dasa Mala dalam Kitab Suci
Contoh perilaku Dasa
Mala yang harus dihindari dalam kehidupan
Upaya menghindarkan
diri dari pengaruh Dasa Mala
Pañca Yajñā
Landasan dasar beryajna dalam
agama Hindu
Bentuk-bentuk Yajna Syarat-syarat Yajna yang
Satwika dalam kitab suci Contoh-contoh pelaksanaan
yajna dalam masyarakat
E.
Pembelajaran dan Penilaian
Kerangka Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan budi Pekerti,
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67
Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti yang
tertuang dalam Kompetensi Inti 3 (tiga) harus diimplementasikan dalam
kompetensi Inti 4 (empat) disesuaikan dengan materi pokok yang diajarkan
di setiap jenjang sesuai dengan Silabus Kurikulum 2013.
Pendidik agar dapat mengaplikasikan nilai-nilai sikap yang tertuang
dalam Kompetensi Inti 1 (satu) dan 2 (dua) yang berkaitan dengan materi
pokok yang diajarkan sesuai dengan tingkat satuan pendidikan dan jenjang
masing-masing kelas
a.
Mengamati yaitu pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk melakukan pengamatan dilingkungan sekitar sesuai materi pokok
pembelajaran.
b.
Menanya yaitu pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami terkait materi pembelajaran
yang sedang dibahas, maupun hal-hal yang berkaitan dengan materi yang
dibahas.
c.
Mengeksplor yaitu pendidik memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mendapatkan data-data yang diperlukan sesuai dengan materi
pembelajaran.
d.
Mengasosiasi yaitu pendidik memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menganalisis materi pembelajaran yang sedang dibahas.
e.
Mengkomunikasikan yaitu peserta didik dapat menyampaikan hasil
proses pembelajaran dari materi pembelajaran dalam tertulis maupun
lisan.
Selain metode di atas, dalam menyampaikan materi Pendidikan Agama
Hindu dan Budi Pekerti pada jenjang SMP menggunakan metode 6D.
Adapun keenam metode tersebut antara lain:
b. Metode
Dharma Gītā
adalah metode mengajar dengan pola menyanyi
atau melantunkan sloka, palawakya, dan tembang. Pendidik dalam
proses pembelajaran melibatkan rasa seni yang dimiliki setiap peserta
didik, terutama seni suara atau menyanyi, sehingga dapat
menghaluskan budi pekertinya dan dapat memahami ajaran Agama.
c. Metode Dharma Tula atau metode diskusi adalah metode
mengajar dengan melibatkan dua atau lebih peserta didik, untuk
berinteraksi, seperti saling bertukar pendapat dan saling
mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga
didapatkan kesepakatan di antara mereka. Metode Dharma Tula
digunakan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik yang
memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Dengan menggunakan strategi
Dharma Tula, peserta didik dapat memberikan kontribusi dalam
pembelajaran.
d. Metode
Dharma Yatra
atau karya wisata adalah metode
pembelajaran dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu
tempat guna menambah wawasan peserta
didik,
kemudian
membuat laporan dan membukukan hasil kunjungan tersebut dalam
bentuk tugas. Mengunjungi tempat suci atau pergi ke
tempat-tempat yang dianggap terkait perkembangan Agama Hindu. Strategi
Dharma Yatra
baik digunakan pada saat menjelaskan materi tempat
suci, hari suci, budaya, dan sejarah perkembangan Agama Hindu.
e. Metode
Dharma Shanti
adalah metode pembelajaran untuk
menanamkan sikap saling asah, saling asih, dan saling asuh yang
penuh dengan rasa toleransi. Metode Dharma
Shanti dalam
pembelajaran memberikan kesempatan kepada peserta didik, untuk
saling mengenali temannya, sehingga menumbuhkan rasa saling
menyayangi.
2. Penilaian
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun
2014 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah
,
bahwa ruang lingkup penilain mencangkup ranah Sikap,
Pengetahuan dan Keterampilan. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
mengacu pada Permen 104 dalam hal melaksanakan penilaian peserta didik.
Adapun penilaian-penilaian tersebut antara lain:
a. Penilaian Sikap merupakan penilaian terhadap perilaku peserta didik
dalam proses pembelajaran kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler, yang
meliputi sikap spiritual dan sosial.
1)
Sikap spiritual meliputi (KI-1), antara lain: a) ketaatan beribadah; b)
berperilaku syukur; c) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan;
dan d) toleransi dalam beribadah. Sikap spiritual tersebut dapat
ditambah sesuai karakteristik satuan pendidikan.
2)
Sikap Sosial meliputi (KI-2), antara lain: a)
jujur
yaitu perilaku yang
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan; b) disiplin
yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan; c) tanggung jawab
yaitu sikap dan
perilaku peserta didik untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,
yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan, negara dan Tuhan Yang Maha Esa; d) santun yaitu perilaku
hormat pada orang lain dengan bahasa yang baik; e) peduli yaitu sikap
dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain atau
masyarakat yang membutuhkan; dan f)
percaya diri
yaitu suatu
keyakinan atas kemampuannya sendiri untuk melakukan kegiatan atau
tindakan. Sikap sosial tersebut dapat ditambah oleh satuan pendidikan
sesuai kebutuhan
b.
Penilaian Pengetahuan merupakan penilaian pada
pengetahuan (KI-3),
penilaian ini untuk mengukur penguasaan peserta didik yang mencakup
pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam berbagai tingkatan
proses berpikir. Penilaian dalam proses pembelajaran berfungsi sebagai alat
untuk mendeteksi kesulitan belajar (assesment as learning), penilaian
sebagai proses pembelajaran (assessment for learning), dan penilaian
sebagai alat untuk mengukur pencapaian dalam proses pembelajaran
(assessment of learning). Melalui penilaian tersebut diharapkan peserta didik
dapat menguasai kompetensi yang diharapkan. Untuk itu, digunakan teknik
penilaian yang bervariasi sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai, yaitu
tes tulis, lisan, dan penugasan. Penilaian KI-3 menggunakan angka dengan
rentang capaian/nilai 0 sampai dengan 100 dan deskripsi. Deskripsi dibuat
dengan menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan pilihan
kata/frasa yang bernada positif. Deskripsi berisi beberapa pengetahuan yang
sangat baik dan/atau baik dikuasai oleh peserta didik dan yang
penguasaannya belum optimal.
Teknik penilaian pengetahuan menggunakan
tes tulis, lisan, dan penugasan.
Penilaian pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti pada ranah kognitif
meliputi definisi masing-masing konsep dalam pembelajaran, seperti
menjelaskan pengertian asta aiswarya, Awatara, Dewa, Bhatara, Susila, serta
yang lain.
c.
Penilaian Keterampilan
dilakukan dengan mengidentifikasi karateristik
kompetensi dasar aspek keterampilan untuk menentukan teknik penilaian
yang sesuai. Penilaian keterampilan menggunakan angka dengan
rentangskor 0 sampai dengan 100 dan deskripsi.Teknik penilaian yang
digunakan sebagai berikut.
1) Penilaian Kinerja merupakan penilaian yang meminta peserta didik
untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya dengan
mengaplikasikan atau mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkan
rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan, penyajian data, dan pelaporan. Penilaian
proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan
pengumpulan data, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan inovasi dan
kreativitas serta kemampuan menginformasikan peserta didik pada muatan
tertentu secara jelas.
3)
Portofolio dapat berupa kumpulan dokumen dan teknik penilaian.
Portofolio sebagai dokumen merupakan kumpulan dokumen yang berisi hasil
penilaian prestasi belajar, penghargaan, karya peserta didik dalam bidang
tertentu yang bersifat reflektif-integratif dalam kurun waktu tertentu. Pada
akhir periode, portofolio tersebut diserahkan kepada guru pada kelas
berikutnya dan orang tua sebagai bukti otentik perkembangan peserta didik.
Penilaian pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti pada ranah keterampilan
meliputi keterampilan bercerita, menata sarana dan prasarana sembahyang,
melantunkan sloka-sloka, berdarma wacana serta yang lain.
II.
Kompetensi Dasar, Materi, dan Kegiatan Pembelajaran Pendidikan Agama
Hindu dan Budi Pekerti jenjang SMP
Kelas VII
Alokasi waktu: 99 JPL
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran 1.1 Menghayati ajaran Kitab
Suci Veda sebagai tuntunan hidup
2.1 Berperilaku disiplin dalam mengamalkan ajaran Kitab Suci Veda sebagai tuntunan hidup 3.1 Memahami Kitab Suci
Veda sebagai tuntunan hidup
4.1 Mengkodifikasi Kitab Suci Veda sebagai tuntunan hidup
Memahami Kitab Suci Veda sebagai tuntunan hidup
1. Veda sebagai ajaran utama umat Hindu
2. Nilai-nilai yang terkandung dalam kitab suci Veda 3. Metode
mengajarkan kitab suci veda pada masyarakat
Menghayati dan meyakini Kitab Suci
Veda sebagai tuntunan utama umat Hindu dalam kehidupan
Selalu berperilaku jujur, disiplin, dan
bertanggungjawab sebagai bentuk aplikasi nilai-nilai yang terkandung dalam Kitab Suci Veda;
Membaca artikel-artikel tentang Veda
sebagai ajaran utama umat Hindu.
Mengamati dengan seksama nilai-nilai
yang terkandung dalam kitab Suci Veda
Pendidik mengkondisikan peserta didik
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran 4. Maharsi penyusun
kitab Suci Veda
dalam kitab suci Veda
Mengumpulkan informasi tentang
maharsi-maharsi penyusun Veda
Membuat kesimpulan tentang nilai-nilai
yang terkandung dalam kitab Suci Veda
Menyampaikan hasil telaah nilai-nilai
yang terkandung dalam kitab suci Veda. 1.2 Menghayati konsep
Avatara, Deva, dan Bhatara dalam agama Hindu
2.2 Menghayati ajaran Avatara, Deva, dan
Bhatara dalam
kehidupan sehari-hari 3.2 Menjabarkan konsep
Avatara, Deva, dan Bhatara dalam agama Hindu
4.2 Menyajikan ceritera-ceritera Avatara, Deva, Bhatara dalam agama Hindu
Menjabarkan konsep Avatara, Deva, dan Bhatara dalam agama Hindu
1. Avatara, Deva, dan Bhatara sebagai bagian dari Sraddha 2. Hubungan
Avatara, Deva dan Bhatara dengan Sang Hyang Widhi 3. Perbedaan
Avatara, Deva dan Bhatara 4. Ceritera turunya
dasa Avatara ke dunia
Meyakini dengan sungguh-sungguh
Avatara, Deva, dan Bhatara sebagai pelindung manusia yang bersumber dari Sang Hyang Widhi;
Menghargai pandangan orang lain
tentang Avatara, Deva, dan Bhatara.
Mendengar ceritera-ceritera tantang
Dasa Avatara
Membaca perbedaan Avatara, Deva
dan Bhatara, dalam pandangan agama Hindu.
Mengajukan pertanyaan bagaimana
ceritera turunnya avatara kedunia
Mengumpulkan data dengan
wawancara kepada umat Hindu tentang Avatara, Deva dan Bhatara
Menyimpulkan hasil telaah
artikel-artikel hubungan Avatara, Deva dan Bhatara dengan Sang Hyang Widhi
Membuat laporan tertulis hasil telaah
hubungan Avatara, Deva dan Bhatara dengan Sang Hyang Widhi
1.3 Meyakini konsep
Menjabarkan konsep Karmaphala sebagai hukum sebab akibat dalam ajaran agama Hindu
1. Karmaphala
Meyakini dan menghayati Karmaphala
sebagai bagian dari sraddha umat Hindu;
Membiasakan diri untuk selalu
berkarma baik sehingga menghasilkan karmaphala yang baik;
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Karmaphala sebagai
sebagai bagian dari Sraddha 2. Jenis-jenis
Karmaphala 3. Ceritera-ceritera
perilaku Karmaphala dalam kehidupan 4. Akibat
perilaku-perilaku Karmaphala
Karmaphala sebagai bagian dari Sraddha.
Mengamati berbagai tindakan teman
dilingkungan sekolah, rumah, dan mengamati tindakan keluarga yang dapat mengakibatkan Karmapala baik dan Karmapala buruk.
Pendidik mengkondisikan peserta didik
untuk bertanya jawab tentang ceritera-ceritera perilaku Karmaphala dalam kehidupan
Mengunpulkan artikel-artikel tentang
jenis-jenis Karmaphala dalam kehidupan.
Menyimpulkan hasil telaah tentang
akibat perilaku Karmaphala di masyarakat
Menyampaikan secara lisan di depan
kelas ceritera perilaku Karmaphala 1.4 Menghargai orang yang
dapat menghindari ajaran Sad Atatayi untuk menghindari perilaku Sad Atatayi 3.4 Memahami Sad Atatayi
sebagai perbuatan yang harus dihindari dalam kehidupan
4.4 Menyajikan ceritera singkat perilaku terkait
Memahami Sad Atatayi sebagai perbuatan yang harus dihindari
1. Sad atatayi yang harus
dikendalikan 2. Ceritera-ceritera
yang terkait Sad atatayi
3. Upaya
menghindarkan diri dari akibat Sad Atatayi 4. Sloka-sloka
kemahakusaan
Mendengarkan ceritera-ceritera terkait
Sad Atatayi dalam masyarakat Mengajukan pertanyaan tentang Sad
Atatayi sebagai perilaku yang harus dikendalikan.
Mencari artikel-artikel tentang
ceritera-ceritera perilaku Sad Atatayi dalam masyarakat.
Menyimpulkan upaya-upaya
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran ajaran Sad Atatayi
yang harus dihindari
Sang Hyang Widhi
Atatayi.
Melaporkan secara tertulis upaya-upaya
mengendalikan diri dari perilaku Sad Atatayi.
1.5 Menghayati
kepemimpinan dalam konsep agama Hindu 2.5 Menghargai perilaku kepemimpinan dalam agama Hindu
4.5 Menyajikan tipologi kepemimpinan dalam konsep Hindu
Menjelaskan konsep kepemimpinan dalam agama Hindu 1. Kepemimpinan
dalam ajaran Agama Hindu 2. Tipologi
kepemimpinan Hindu
3. Contoh-contoh kepemimpinan Hindu
4. Tokoh-tokoh Hindu yang dapat dijadikan teladan
Mengamalkan dan menghayati tipe-tipe
kepemimpinan Hindu
Menghargai perilaku pemimpin yang
bertanggungjawab sesuai konsep agama Hindu;
Membaca artikel-artikel tentang
kepemimpinan Hindu
Mengajukan pertanyaan tentang
contoh-contoh kepemimpinan Hindu.
Mengumpulkan data dengan wawancara
tentang contoh kepemimpinan Hindu
Menyimpulkan hasil tanya jawabnya
tentang tipologi kepemimpinan Hindu
Menyampaikan laporan secara tertulis
tentang contoh-contoh kepemimpinan Hindu dalam masyarakat.
1.6 Menghayati ajaran Pañca Yajñā yang berkualitas dalam kehidupan sehari-hari 2.6 Disiplin mengamalkan
Pañca Yajñā yang berkualitas dalam kehidupan sehari-hari 3.6 Memahami kualitas
Pañca Yajñā dalam kehidupan
4.6 Menyajikan contoh Panca Yajñā yang tergolong Tamasika, Rajasika, dan Sattwika
Memahami kualitas Pañca Yajñā dalam kehidupan
1. Landasan dasar berYajna dalam agama Hindu 2. Bentuk-bentuk
Yajna
3. Syarat-syarat Yajna yang Satwika dalam kitab suci 4. Contoh-contoh
pelaksanaan yajna dalam
Mengamalkan Yajñā yang berkualitas
dalam kehidupan sehari-hari;
Selalu disiplin dan bertanggung jawab
dalam melaksanakan Yajñā yang berkualitas dalam kehidupan ;.
Mendengarkan dengan seksama
contoh-contoh pelaksanaan yajna dalam masyarakat
Mengajukan pertanyaan tentang
bentuk-bentuk yajna dalam agama Hindu.
Mengumpulkan data melalui wawancara
kepada guru, teman dan orang tua tentang landasan beryajña menurut agama Hindu.
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran masyarakat bentuk-bentuk yajna dalam agama
Hindu.
Menyapaikan hasil telaahnya secara
lisan tentang bentuk-bentuk yajna dalam agama Hindu.
Kelas VIII
Alokasi waktu : 102 JPL
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran 1.1 Menghayati sifat-sifat
Atman yang tertuang dalam kitab Bhagavadgita 2.1 Disiplin menghayati
sifat-sifat Atman yang tertuang dalam kitab Bhagavadgita 3.1 Memahami sifat-sifat
Atman yang tertuang dalam kitab Bhagavadgita 4.1 Menggambarkan sifat-sifat
Atman yang tertuang dalam kitab Bhagavadgita
Memahami sifat-sifat Atman yang tertuang dalam kitab Bhagavadgita 1. Atman sebagai
Sumber Hidup seluruh Makhluk 2. Sloka-sloka
terkait Atman 3. Sifat-Sifat
Atman 4. Upaya-upaya
mengenal atman sebagai sumber Hidup
Menghayati dan menerima sifat-sifat
Atman yang tertuang dalam kitab Bhagavadgita;
Menghargai perilaku rasa ingin tahu
tentang sifat-sifat Atman yang tertuang dalam kitab Bhagavadgita;
Mendengarkan sloka-sloka terkait
Atman dalam kitab suci agama Hindu.
Mengajukan pertanyaan tentang
sifat-sifat Atman dalam kitab suci agama Hindu
Mengupulkan data dengan mencari
artikel-artikel tentang Atman sebagai sumber hidup, seluruh makhluk
Menganalisis sloka-sloka terkait Atman
dalam kitab suci agama Hindu.
Menyampaikan hasil telaahnya secara
lisan di depan kelas tentang Atman sebagai sumber hidup
1.2 Menghargai seseorang yang dapat
mengendalikan diri dari perilaku Sapta Timira 2.2 Menghargai orang lain
untuk mengendalikan diri
Memahami Sapta Timira sebagai perilaku yang harus dikendalikan dalam kehidupan 1. Sapta Timira
Menghargai seseorang yang dapat
mengendalikan diri dari perilaku Sapta Timira dalam mendekatkan diri dengan Sang Hyang Widhi;
Menghargai orang lain untuk
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran dari perilaku Sapta Timira
3.2 Memahami Sapta Timira sebagai perilaku yang harus dikendalikan dalam kehidupan
4.2 MenguraikanSapta Timira sebagai perilaku yang harus dikendalikan dalam kehidupan
Dalam Diri 2. Contoh Perilaku
Sapta Timira 3. Dampak
Perilaku Sapta Timira
4. Ceritera-ceritera terkait Sapta Timira dalam Kehidupan 5. Upaya-Upaya
Menghindari Sapta Timira.
Timira;
Mendengarkan ceritera-ceritera contoh
perilaku Sapta Timira.
Mengajukan pertanyaan dampak
perilaku Sapta Timira di masyarakat.
Mengumpulkan data melalui tanya
jawab tetang contoh perilaku Sapta Timira di masyarakat.
Menyimpulkan hasil tanya jawab tetang
contoh perilaku Sapta Timira di masyarakat.
Menyampaikan hasil secara lisan
tentang ceritera-ceritera terkait Sapta Timira dalam masyarakat.
1.3 Menghayati ajaran Tri
Guna dalam
mengharmonisasi kehidupan beragama 2.3 Menghargai seseorang
yang dapat
mengharmoniskan diri dari ajaran Tri Guna 3.3 Mengetahui konsep Tri
Guna dalam kehidupan 4.3 Menyajikan konsep Tri
Guna dalam kehidupan
Mengetahui konsep Tri Guna dalam kehidupan
1. Tri Guna Dalam Diri 2. Ciri-Ciri Tri
Guna dalam diri
3. Pengaruh Tri Guna Pada Manusia 4.
Ceritera-ceritera terkait Tri Guna dalam Kehidupan 5. Upaya-Upaya
Menyeimbang kan Tri Guna
Menghargai seseorang yang dapat
mengendalikan ajaran Tri Guna dalam menjalankan kehidupan beragama; Menghargai seseorang yang dapat
mengendalikan diri dari Tri Guna;
Membaca buku-buku tentang Tri Guna
dalam diri, sebagai sifat dasar manusia.
Mengajukan pertanyaan tentang Tri
Guna dalam diri, sebagai sifat dasar manusia.
Mengumpulkan data dengan mengambil
gambar ciri-ciri Tri Guna dalam diri
Mengumpulkan data melalu diskusi
tentang upaya-upaya menyeimbangkan Tri Guna dalam diri.
Menyimpulkan hasil pengambilan
gambar tentang ciri-ciri Tri Guna dalam diri
Menyampaikan laporan diskusinya
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Tri Guna dalam diri.
1.4 Menghayati ajaran Panca Mahabhuta sebagai unsur pembentuk alam semesta 2.4 Menghargai perilaku Mahabhuta sebagai unsur pembentuk alam semesta 4.4 Menguraikan ajaran Panca
Mahabhuta sebagai unsur-unsur pembentuk alam semesta
Memahami ajaran Panca Mahabhuta sebagai unsur pembentuk alam semesta 2. Contoh-Contoh
Pañca Mahābhūta pada alam semesta. 3. Ceritera-ceritera
terkait unsur-unsur pembentuk Alam semesta 4. Upaya-upaya
menyelaraskan diri dan alam
Mengamalkan ajaran Panca Mahabhuta
sebagai unsur-unsur pembentuk alam semesta.
Menghargai perilaku disiplin dalam
melestarikan alam semesta yang terbentuk dari unsur-unsur Panca Mahabhuta;
Mengamati tentang contoh-contoh
Pañca Mahābhūta pada alam semesta.
Mengajukan pertanyaan tentang
contoh-contoh Pañca Mahābhūta pada alam semesta.
Mengumpulkan data tentang
contoh-contoh Pañca Mahābhūta pada alam semesta.
Menyimpulkan hasil tanya jawab
tentang Pañca Mahābhūta sebagai pembentuk Alam Semesta
Menyampaikan hasil secara lisan
tentang contoh-contoh Pañca Mahābhūta pada alam semesta.
1.5 Menghargai perkembangan sejarah agama Hindu di Asia
2.5 Menghargai peninggalan sejarah perkembangan agama Hindu di Asia 3.5 Menguraikan sejarah
perkembangan agama Hindu di Asia
4.5 Menceriterakan secara singkat sejarah
Menguraikan sejarah perkembangan agama Hindu di Asia
1. Ceritera singkat sejarah agama Hindu di Asia
2. Perkembangan Agama Hindu
Menghargai sejarah perkembangan
agama Hindu di Asia
Menghargai peninggalan-peninggalan
sejarah perkembangan agama Hindu di Asia
Membaca buku tentang perkembangan
Agama Hindu di Asia
Mengajukan pertanyaan tentang
peninggalan-peninggalan Agama Hindu di Asia
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran perkembangan agama
Hindu di Asia
di Asia 3.
Peninggalan-Peninggalan Agama Hindu di Asia
4. Upaya melestarikan peninggalan agama Hindu
wawancara tentang perkembangan Agama Hindu di Asia
Menyimpulkan hasil wawancaranya
tentang perkembangan Agama Hindu di Asia
Menyampaikan hasil secara lisan
kutifan tentang peninggalan-peninggalan Agama Hindu di Asia
Kelas IX
Alokasi Waktu: 81 JPL
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran 1.1 Menghayati ceritera
Mahabharata sebagai tuntunan hidup
2.1 Disiplin dalam menghayati kitab Mahabharata sebagai tuntunan hidup 3.1 Menguraikanisi
Parwa-parwa dalam Kitab Mahabharata
4.1 Menyajikan ceritera singkat parwa-parwa
dalam kitab
Mahabharata
Menguraikan isi parwa-parwa dalam Kitab Mahabharata 1. Kedudukan
Mahabharata dalam Veda 2. Parva dalam
kitab Mahabharata 3. Ceritera
perjalanan pandawa ke surga
4. Mahabharata dalam kehidupan sehari-hari
Menghayati dan mengamalkan ceritera
Mahabharata sebagai tuntunan hidup;
Menghargai dan menghayati kitab
Mahabharata sebagai tuntunan hidup;
Membaca buku pelajaran tentang
parva dalam kitab Mahabharata
Mengajukan pertanyaan tentang parva
dalam kitab Mahabharata
Mengumpulkan data dengan mencari
artikel tentang kedudukan Mahabharata dalam Veda
Menyimpulkan hasil wawancaranya
tentang Mahabharata dalam kehidupan sehari-hari.
Menyampaikan hasil wawancaranya
tentang Mahabharata dalam kehidupan sehari-hari, melalui laporan tertulis.
1.2 Menghargai budaya hidup sehat dalam kehidupan
Memahami budaya hidup
Menghayati dan mengamalkan budaya
sehari-Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran sehari-hari sesuai ajaran
Kitab Suci Veda
2.2 Berperilaku budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-harisesuai ajaran Kitab Suci Veda
3.2 Memahami budaya hidup sehat dari sudut pandang kitab suci Veda
4.2 Menyajikan contoh budaya hidup sehat dari sudut pandang kitab suci Veda
sehat dari sudut pandang kitab suci Veda
1. Hidup sehat menurut Kitab Suci Veda 2. Budaya hidup
sehat nenurut kitab suci Veda 3. Manfaat
Hidup Sehat dalam kehidupan 4. Penerapan
hidup sehat dalam kehidupan
hari;
Berperilaku budaya hidup sehat dalam
kehidupan sehari-hari;
Mengamati budaya hidup sehat
nenurut kitab suci Veda di lingkungan sekolah dan rumah
Mengajukan pertanyaan tentang
budaya hidup sehat nenurut kitab suci Veda di lingkungan sekolah dan rumah
Mengumpulkan data dengan mencari
artikel tentang hidup sehat menurut Kitab Suci Veda
Menyimpulkan hasil diskusinya
tentang penerapan hidup sehat dalam kehidupan
Menyampaikan hasil diskusinya
tentang pelajaran tentang penerapan hidup sehat dalam kehidupan melalui laporan tertulis
1.3 Menghayati
kemahakuasaan Sang Hyang Widhi sebagai Asta Aiswarya
2.3 Disiplin menghayati kemahakuasaan Sang Hyang Widhi sebagai Asta Aiswarya
3.3 Memahami
kemahakuasaan Sang Hyang Widhi sebagai Asta Aiswarya
4.3 Menguraikan
kemahakuasaan Sang Hyang Widhi sebagai Asta Aiswarya
Memahami kemahakuasaan Sang Hyang Widhi sebagai Asta Aiswarya
1. Kemahakuasaa n Sang Hyang Widhi sebagai Asta Aiswarya 2. Sloka dan
mantram terkait asta aiswarya 3. Ceritera
kemahakuasaan Sang Hyang Widhi
Menghayati dan menghargai
kemahakuasaan Sang Hyang Widhi melalui konsep Asta Aiswarya dalam kehidupan
Membiasakan berdisiplin diri untuk
selalu bersyukur akan kemahakuasan Sang Hyang Widhi dalam konsep Asta Aiswarya
Mendengarkan dengan seksama sloka
dan mantram terkait asta aiswarya
Mengajukan pertanyaan tentang sloka
dan mantram terkait asta aiswarya
Mengumpulkan data bertanya kepada
guru dan orang tua sloka dan mantram terkait asta aiswarya
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran 4. Upaya
menghayati kemahakuasaan Sang Hyang Widhi sebagai Asta Aiswarya
tentang ceritera kemahakuasaan Sang Hyang Widhi
Menyampaikan hasil telaah artikelnya
tentang ceritera kemahakuasaan Sang Hyang Widhi secara lisan
Menyampaikan hasil diskunya tentang
upaya menghayati kemahakuasaan Sang Hyang Widhi sebagai Asta Aiswarya secara tertulis.
1.4 Menghayati ajaran Panca Yama, dan Nyama Bratha untuk membentuk karakter dalam rangka pembentukan jati diri 2.4 Berperilaku disiplin dalam
menjalankan ajaran Panca Yama, dan Nyama Bratha untuk membentuk karakter dalam rangka pembentukan jati diri 3.4 Memahami ajaran Panca
Yama, dan Nyama Bratha untuk membentuk karakter
4.4 Menyajikan contoh Panca Yama, dan Nyama Bratha untuk membentuk karakter dalam rangka pembentukan jati diri
Memahami ajaran Panca Yama, dan Nyama Brata untuk membentuk 2. Penerapan
Pancā Yamā dan Nyamā Bratā
perilaku Pancā Yamā dan
Menghayati dan mengamalkan ajaran
Panca Yama, dan Nyama Bratha untuk membentuk karakter dalam rangka pembentukan jati diri;
Berperilaku jujur dan disiplin dalam
menjalankan ajaran Panca Yama, dan Nyama Bratha untuk membentuk karakter dalam rangka pembentukan jati diri;
Menyimak dengan seksama contoh
Pancā Yamā dan Nyamā Bratā dalam Masyarakat
Mengajukan pertanyaan tentang
penerapan Pancā Yamā dan Nyamā Bratā dalam kehidupan untuk membentuk karakter
Mengumpulkan data dengan mengutif
artikel-artikel penerapan Pancā Yamā dan Nyamā Bratā dalam kehidupan untuk membentuk karakter
Menyimpulkan data hasil diskusinya
tentang contoh Pancā Yamā dan Nyamā Bratā dalam Masyarakat
Menyampaikan hasil tanya jawabnya
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Nyamā Bratā tertulis.
1.5 Menghayati contoh perilaku Dasa Mala yang harus dihindari
2.5 Berperilaku jujur dalam berpikir, berkata, dan berbuat untuk menghindari perilaku Dasa Mala dalam kehidupan
3.5 Menguraikan perilaku Dasa Mala yang harus dihindari dalam kehidupan
4.5 Menyajikan contoh perilaku Dasa Mala yang harus dihindari
Menguraikan perilaku Dasa Mala yang harus
dihindari dalam kehidupan 1. Perilaku Dasa
Mala yang harus dihidari 2. Sloka-sloka
terkait Dasa Mala dalam Kitab Suci 3. Contoh perilaku
Dasa Mala yang harus dihindari dalam
kehidupan 4. Upaya
menghindarkan diri dari pengaruh Dasa Mala
Menghayati dan menjauhi perilaku Dasa
Mala sehingga kita dapat hidup dengan harmonis;
Berperilaku jujur dan disiplin untuk
mengendalikan diri dari perilaku dasa Mala dalam kehidupan;
Mengamati lingkungan sekolah dan
rumah tentang upaya menghindarkan diri dari pengaruh Dasa Mala
Mengajukan pertanyaan tentang
contoh perilaku Dasa Mala yang harus dihindari dalam kehidupan
Mengumpulkan data tentang contoh
perilaku Dasa Mala yang harus dihindari dalam kehidupan melalui gambar-gambar
Menyimpulkan hasil diskusinya
tentang upaya menghindarkan diri dari pengaruh Dasa Mala
Menyampaikan hasil diskusinya