PENINGKATAN MASA DEWASA NAB
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MENGGUNAKAN MEDIA SERI SISWA KELAS III
FAKULTAS TARBIY
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN A
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MATERI MASA DEWASA NABI MUHAMMAD SAW MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR
WA KELAS III-B MI MA’ARIF PAGERWOJO
SKRIPSI
Oleh:
YUNITA PRASTIKA D97213125
PROGRAM STUDI PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA APRIL 2017
TA MATERI MATA PELAJARAN AAN ISLAM MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR
B MI MA’ARIF PAGERWOJO
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
vi ABSTRAK
Yunita Prastika, Penelitian Tindakan Kelas, 2017, Peningkatan Keterampilan Bercerita Materi Masa Dewasa Nabi Muhammad SAW Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Menggunakan Media Gambar Seri Siswa Kelas III-B MI Ma’arif Pagerwoj. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, pembimbing (1) Drs. H. Munawir, M.Ag. dan pembimbing (2) Drs. Nadlir, M.Pd.I
Kata Kunci: Bercerita, Media Gambar Seri
Pelaksanaan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MI Ma’arif Pagerwojo menunjukkan bahwa tingkat kemampuan bercerita siswa tergolong kuraang, hanya 35% dari jumlah 30 siswa mencapai KKM yang ditentukan yakni 75. Fokus masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah:1) Bagaimana Penerapan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Keterampilan Bercerita Materi Masa Dewasa Nabi Muhammad SAW pada Mata Pelajaran SKI Kelas III-B MI Ma’arif Pagerwojo? 2)III-Bagaimana Peningkatan Keterampilan III-Bercerita Materi Masa Dewasa Nabi Muhammad SAW Setelah Diterapkannya Media Gambar Seri pada Mata Pelajaran SKI Kelas III-B MI Ma’arif Pagerwojo?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan media gambar seri untuk meningkatkan keterampilan bercerita materi masa dewasa Nabi Muhammad SWA mata pelajaran SKI kelas III-B MI Ma’arif Pagerwojo dan untuk mengetahui peningkatan keterampilan bercerita masa dewwasa Nabi Muhammad SAW setelah diterapkannya media gambar seri pada mata pelajaran SKI kelas III-B MI Ma’arif Pagerwojo.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas dengan model Kurt Lewin. Penelitian ini dilaksanakan melalui 2 kali siklus dan dalam setiap siklus terdapat 4 tahap:1) Perencanaan, 2) Tindakan, 3) Pengamatan, dan 4) Refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: wawancara, observasi, non-tes (Performance), dokumentasi.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN MOTTO ... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... iv
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR ISI... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR... xiv
DAFTAR DIAGRAM ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
DAFTAR RUMUS ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tindakan yang Dipilih... 7
D. Tujuan penelitian... 8
E. Lingkup Penelitian ... 9
F. Manfaat penelitian... 10
BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Bercerita ... 13
1. Pengertian Keterampilan ... 13
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xi
3. Tujuan Bercerita ... 16
4. Manfaat Bercerita ... 18
B. Media gambar Seri ... 19
1. Pengertian Media Gambar Seri ... 19
2. Tujuan Media Gambar Seri ... 20
3. Langkah-langkah Media Gambar Seri... 20
4. Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar Seri... 21
C. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ... 21
1. Pengertian Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ... 21
2. Ruang Lingkup pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam... 24
3. Tujuan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ... 25
4. Materi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam... 27
BAB IIIPROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian... 30
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian... 34
1. Setting Penelitian... 34
2. Lokasi Penelitian ... 34
3. Waktu Penelitian ... 34
4. Karakteristik Subjek Penelitian ... 34
C. Variabel yang diteliti... 35
D. Rencana Tindakan ... 36
E. Data dan Teknik Pengumpulan ... 42
F. Teknik Analisis Data... 46
G. Indikator Kinerja ... 48
H. Tim Peneliti dan Tugasnya... 48
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xii
1. Siklus I... 50
2. Siklus II ... 62
B. Pembahasan ... 75
1. Tingkat keterampilan Bercerita Siswa pada Siklus I dan siklus II... 75
2. Aktifitas Guru dan Siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar pada Siklus I dan Siklus II... 77
BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 79
B. Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 82
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 84
RIWAYAT HIDUP... 85
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xiii
DAFTAR TABEL
4.1 Nilai Keterampilan Bercerita Siklus I ... 54
4.2 Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 57
4.3 Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 59
4.4 Nilai Keterampilan Bercerita Siklus II... 67
4.5 Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 70
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xiv
DAFTAR GAMBAR
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xv
DAFTAR DIAGRAM
4.7 Diagram Rata-Rata Keterampilan Bercerita Siswa... 76
4.8 Diagram Presentase Nilai Ketuntasan Belajar Siswa... 77
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian Dari Fakultas
Lampiran 2 : Surat Pernyataan Telah Melaksanakan Penelitian Dari Sekolah Lampiran 3 : Profil Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Sukodono
Lampiran 4 : Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 5 : Hasil Validasi Instrumen Penilaian Siklus I
Lampiran 6 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 7 : Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Lampiran 8 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Lampiran 9 : Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran 10 : Hasil Validasi Instruen Penilaian Siklus II
Lampiran 11 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran 10 : Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Lampiran 11 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Lampiran 12 : Surat Tugas Bimbingan Skripsi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xvii
DAFTAR RUMUS
3.1 Rumus Rata-Rata Keterampilan Berbicara ... 46
3.2 Rumus Persentase Ketuntasan Belajar ... 47
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang diharuskan bagi sebuah negara,
karena pendidikan membentuk suatu generasi yang layak untuk memajukan
bangsa dan negara. Pendidikan juga merupakan alat atau sarana yang
membentuk karakteristik seseorang melaui proses belajar mengajar. Menurut
undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 1 ayat (2), Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan
tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.1
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan keterampilan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2 Demi
mencapai hal tersebut, maka diperlukan suatu pembelajaran yang mampu
1
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 (Departemen Pendidikan Nasional:2004), 2
2
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
membuat siswa merasa nyaman dalam belajar, sehingga materi yang akan
disampaikan menjadi lebih mudah untuk dipahami siswa.
Suatu pembelajaran menuntut seorang pengajar atau guru untuk lebih
kreatif dan inovatif, sehingga akan menjadi guru yang profesional. Pada
prinsipnya, menjadi seorang guru yang profesional tidak akan lepas dari
empat elemen dasar kompetensi guru, yaitu kompetensi dalam bidang
pedagogic, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan tentu saja
kompetensi profesional.3 Guru harus memahami setiap karakteristik siswa,
karena akan mempermudah guru dalam menentukan cara mengajar siswa
tersebut.
Dalam proses belajar mengajar mencakup beberapa keterampilan yang
harus dimiliki oleh siswa, keterampilan tersebut meliputi, keterampilan
membaca, keterampilan menulis dan keterampilan berbicara. Keterampilan
bercerita merupakan penuturan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan
atau suatu kejadian yang disampaikan secara lisan dengan tujuan
membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain. Keterampilan
bercerita termasuk dalam keterampilan berbicara, karena dalam bercerita,
seorang siswa harus mampu berbicara dengan baik dan benar. Namun
terkadang ada beberapa siswa yang keterampilan berceritanya belum dapat
berkembang dengan baik, sehingga dibutuhkan suatu perlakuan tertentu agar
3
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
dapat mengembangkan keterampilan bercerita. Salah satu mata pelajaran
yang melibatkan keterampilan bercerita adalah mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI).
Mata pelajaran SKI adalah salah satu pelajaran yang telah ditetapkan
dalam kurikulum pendidikan jenjang pendidikan dasar (MI), pendidikan
menengah (MTs) dan jenjang pendidikan atas (MA), serta jenjang perguruan
tinggi yang didalamnya mengkaji tentang sejarah kenabian, peradaban
masyarakat Jazirh Arab dan sekitarnya, dan peradaban zaman. Dan dalam
mata pelajaran SKI terdapat suatu kompetensi yang mengharuskan siswa
untuk bercerita dalam pembelajarannya. Sedangkan mata pelajaran SKI di MI
memiliki ruang lingkup materi yang disesuaikan dengan daya pikir dan
keterampilan siswa, diantaranya: Kelahiran Nabi Muhammad SAW,
Khulafaurrasyidin, kisah Nabi-Nabi sebelum Nabi Muhammad, dan
sebagainya.
Materi sejarah masa dewasa Nabi Muhammad SAW, berisi tentang
sebuah kisah ketika Nabi Muhammad beranjak dewasa. Sejarah masa dewasa
Nabi termasuk dalam salah satu cakupan materi pada mata pelajaran di MI.
Dalam materi tersebut diharuskan seorang guru dan juga siswa bercerita.
Namun realitanya, ketika pembelajaran SKI berlangsung, mayoritas siswa
dalam keterampilan bercerita kurang maksimal. Hal tersebut terjadi karena
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
guru dalam belajar kurang maksimal, pembelajaran yang kurang menarik, dan
juga media buku yang tidak terdapat gambar yang menarik perhatian siswa.
Dalam wawancara yang dilakukan peneliti di MI Ma’arif Pagerwojo
khususnya kelas III-B memiliki keterampilan bercerita yang rendah. Dari
hasil wawancara dengan guru kelas dari kelas III-B MI Ma’arif Pagerwojo,
jumlah keseluruhan siswa kelas III-B adalah 30 anak dan terdapat 35% dari
jumlah keseluruhan siswa yang telah mampu bercerita dengan baik, dan 65%
dari jumlah keseluruhan belum mampu bercerita dengan baik.4 Dalam
pembelajaran SKI di MI Ma’arif Pagerwojo memiliki KKM 75 dan terdapat
sebagian anak yang mampu menuntaskan pembelajaran SKI dengan nilai
diatas KKM. Sesuai dengan permasalahan dalam pembelajaran SKI tersebut
maka pembelajaran yang berlangsung harus diperbaiki, sehingga siswa juga
mampu menuntaskan pembelajaran SKI dengan nilai diatas KKM serta tidak
perlu melakukan kegiatan remidial.
Penyebab terjadinya permasalahan pada mata pelajaran SKI di MI
Ma’arif Pagerwojo dapat disebabkan oleh banyak faktor. Faktor yang pertama
yakni dari pengajarnya atau guru, guru kurang menarik dalam proses
penyampaian materi didalam kelas, penyampaian materi dari guru hanya
monoton menggunakan metode ceramah, selain itu guru juga kurang melatih
siswa untuk mengolah keterampilan bercerita tentang materi yang ada dalam
4
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
SKI. Apabila siswa diminta untuk menceritakan materi yang telah
disampaikan oleh guru, maka hanya sebagian siswa yang berani
mengacungkan diri untuk bercerita, dan siswa yang lainnya hanya diam, dan
ada beberapa juga yang berbicara sendiri tidak memperhatikan perintah dari
guru. Siswa yang enggan untuk bercerita, memiliki mental yang kaku dan
gugup, sehingga membuat mereka tidak dapat menunjukkan keterampilan
bercerita yang dimilikinya. Faktor kedua yakni rasa semangat belajar siswa
dalam pembelajaran SKI di MI Ma’arif Pagerwojo, kurangnya rasa semangat
tersebut akibat kurangnya dorongan atau motivasi yang diberikan oleh guru
maupun orang tua, sehingga membuat rasa bosan muncul ketika pembelajaran
berlangsung. Faktor ketiga yakni kurangnya rasa percaya diri dan keberanian
siswa. Kejadian itu menunjukkan bahwasanya pembelajaran yang
berlangsung dalam kelas kurang menarik perhatian siswa, sehingga siswa
merasa tidak nyaman, dan lebih nyaman untuk diam atau berbicara sendiri.
Pembelajaran yang terjadi seperti hasil wawancara yang telah peneliti
lakukan, harus dicarikan sebuah solusi yang tepat dan sesuai. Sehingga tidak
akan ada siswa yang hanya diam dan berbicara sendiri dengan temannya.
Dengan begitu, untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan sebuat
media pembelajaran yang inovatif dan juga menyenangkan, sehingga siswa
dapat belajar dengan nyaman serta menyenangkan. Media pembelajaran
gambar seri merupakan salah satu media pembelajaran yang tepat bagi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
Media gambar seri dapat melatih keterampilan siswa dalam bercerita dengan
baik dan benar, serta mempermudah siswa untuk memahami materi. Peneliti
memilih media gambar seri, karena banyak penelitian yang relevan dengan permasalahan yang dialami oleh siswa kelas III-B MI Ma’arif Pagerwojo
yang menggunakan media pembelajaran tersebut, diantaranya yang telah
dilakukan oleh Anis Mawati5, Alfiah6, dan Yuliana Kartini7.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya
antara lain tempat atau sekolah penelitian, subyek dan kelas, mata pelajaran,
hingga materi yang akan diteliti. Meskipun terdapat kesaamaan dengan
penelitian terdahulu yakni sama-sama menggunakan media gambar seri, akan
tetapi penelitian terdahulu lebih condong dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Sedangkan penelitian ini ditekankan pada mata pelajaran SKI.
Dengan demikian diharapkan terdapat upaya untuk meningkatkan
keterampilan bercerita dan berusaha untuk menyelesaikan permasalahan yang
muncul di MI Ma’arif Pagerwojo, maka perlu diadakan penelitian di MI
Ma’arif Pagerwojo, khususnya kelas III-B dalam mata pelajaran Sejarah
5
Anis Mawati, Penggunaan Kartu Gambar Seri untuk Meningkatkan Keterampilan
Bercerita Anak Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas II SDN Menampu 03Kecamatan Gumuk Mas Kabupaten Jember, Skripsi tidak Diterbitkan, (Malang: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang, 2009).
6
Alfiah, Penggunaan Gambar Seri untuk Meningkatkan Keterampilan Bercerita Anak Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas III SDN Palangsari, Kecamatan Puspo Kabupaten Pasuruan, Skripsi tidak Diterbitkan, (Malang:Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang, 2010)
7
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
Kebudayaan Islam (SKI) dengan judul “Peningkatan Keterampilan Bercerita
Materi Masa Dewasa Nabi Muhammad SAW Mata Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam Menggunakan Media Gambar Seri Siswa Kelas III-B MI
Ma’arif Pagerwojo”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu permasalahan yang ditentukan
berdasarkan fakta yang diperoleh. Dalam penelitian ini peneliti mengambil
beberapa rumusan masalah berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan
diatas, sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan media gambar seri untuk meningkatkan
keterampilan bercerita materi masa dewasa Nabi Muhammad SAW pada
mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas III-B MI Ma’arif
Pagerwojo?
2. Bagaimana peningkatan keterampilan bercerita materi masa dewasa Nabi
Muhammad SAW setelah diterapkannya media gambar seri pada mata
Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas III MI Ma’arif
Pagerwojo?
C. Tindakan Yang Dipilih
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
perbaikan itu dilakukan di ruang kelas.8 Dalam penelitian ini terdapat
tahapan-tahapan yang harus dilakukan, sebagai berikut:
1. Mengamati dan menganalisis keterampilan siswa kelas III-B MI Ma’arif
Pagerwojo dalam bercerita, kemudian menyiapkan media dan materi yang
sesuai.
2. Menerapkan media gambar seri dalam mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI) dalam materi masa dewasa Nabi Muhammad.
Media gambar seri dipilih karena media ini sesuai untuk mengembangkan
keterampilan bercerita yang dimiliki setiap siswa.
3. Mengumpulkan data yang telah diperoleh untuk mengetahui peningkatan
keterampilan bercerita yang dimiliki oleh siswa.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan pernyataan mengenai sesuatu yang
dihasilkan dan dicapai oleh peneliti. Berdasarkan dengan rumusan masalah
yang telah ditentukan oleh peneliti, maka tujuan penelitian yang peneliti
lakukan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penerapan media gambar seri untuk meningkatkan
keterampilan bercerita materi masa dewasa Nabi Muhammad SAW pada
mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas III-B MI Ma’arif
Pagerwojo.
8
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
2. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan bercerita materi masa
dewasa Nabi Muhammad SAW setelah diterapkannya media gambar seri
pada mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas III-B MI
Ma’arif Pagerwojo.
E. Lingkup Penelitian
Lingkup penelitian merupakan suatu pembatasan penelitian, supaya
penelitian yang dilakukan tidak akan melebar kedalam topik yang lainnya.
Lingkup penelitian dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Subyek penelitian ini hanya terbatas pada siswa kelas III-B MI Ma’arif
Pagerwojo Buduran Sidoarjo. Siswa kelas III-B berjumlah 30 siswa
dengan 14 laki-laki dan 16 perempuan.
2. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
(SKI) yang menggunakan kurikulum 2013, dengan Kompetensi Inti (KI)
ke-4 yakni menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman, dan berakhlak mulia, dan Kompetensi Dasar (KD)
4.1 yakni menceritakan masa dewasa Nabi Muhammad SAW.
3. Penelitian ini juga difokuskan untuk meningkatkan keterampilan bercerita
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan keuntungan yang dapat diperoleh dari
penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa manfaat
yang sesuai dengan fokus penelitian, sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis merupakan manfaat untuk memberikan sumbangsih
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang ada relevansinya dengan
bidang ilmu yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini memiliki manfaat
teoritis, yakni diharapkan penelitian ini dapat dijadikan acuan, bahan
pertimbangan, dan sumber referensi bagi penelitian selanjutnya yang
meneliti tentang penerapan media gambar seri dalam proses belajar
mengajar. Selain itu juga dapat di bandingkan dengan
penelitian-penelitian terdahulu yang memiliki tema serta fokus pembahasan yang
sama dengan penelitian ini. Manfaat teoritis yang dapat diambil dari
penelitian ini, yaitu hasil dari penelitian yang dilakukan dapat dijadikan
gambaran untuk membentuk pembelajaran yang menarik, aktif dan kreatif
dalam meningkatkan keterampilan bercerita.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis merupakan manfaat penelitian yang berguna bagi
lingkungan yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan.
Dalam penelitian ini memiliki manfaat praktis bagi pihak-pihak yang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
a. Bagi Siswa
Siswa dapat menceritakan dengan baik tentang sesuatu yang
pernah didengar atau dilihat melalui media gambar seri.
Proses belajar mengajar lebih menyenangkan sehingga
terbentuknya suasana belajar yang baik dan nyaman bagi siswa.
Membantu siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.
b. Bagi Guru
Guru mendapatkan media pembelajaran yang sesuai dengan siswa
dalam hal bercerita, sehingga proses pembelajaran lebih menarik.
Guru dapat membandingan pembelajan yang biasanya dilakukan
dengan pembelajaran yang menggunakan media gambar seri,
sehingga dapat memperbaiki pembelajaran yang selanjutnya
menjadi lebih baik.
c. Bagi Sekolah
Memotivasi sekolah untuk mendapatkan seorang pengajar yang
berkualitas dan mampu menguasi media, model dan metode
pembelajaran yang sesuai dengan siswa dan juga materi pelajaran.
Sekolah terinspirasi untuk mengadakan pembinaan atau pelatihan
terhadap pengajar supaya bisa melakukan pembelajaran yang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
d. Bagi peneliti
Memberikan ilmu dan pengalaman yang baru dalam hal menjadi
pengajar atau guru yang profesional.
Memberikan keterampilan dalam mengembangkan media
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13 BAB II
KAJIAN TEORI
A. Keterampilan Bercerita 1. Pengertian Keterampilan
Keterampilan adalah kegiatan belajar yang berfokus pada
pengalaman belajar melalui gerak yang dilakukan peserta didik. Kegiatan
keterampilan terjadi jika peserta didik menerima stimulus kemudian
merespons dengan menggunakan gerak9
2. Pengertian Bercerita
Bercerita merupakan keterampilan yang dimiliki oleh setiap orang,
yang berhubungan dengan kegiatan berbicara. Dalam bercerita diperlukan
kesiapan pikiran dan pengetahuan yang memadai, sehingga dalam
bercerita tidak akan ada kendala. Ada beberapa bentuk tugas kegiatan
berbicara yang dapat dilatih untuk meningkatkan dan mengembangkan
keterampilan bercerita pada siswa, yaitu bercerita berdasarkan gambar,
wawancara, bercakap-cakap, berpidato, berdiskusi.10
Bercerita merupakan kehgiatan yang sering dilakukan oleh banyak
orang dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Burhan Nurgianto, bercerita
merupakan salah satu bentuk tugas keterampilan berbicara yang bertujuan
9
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), 8.
10
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
untuk mengungkapkan keterampilan berbicara yang bersifat pragmatis11.
Ada dua unsur penting yang harus dikuasai siswa dalam bercerita yaitu
linguistik dan unsur apa yang diceritakan. Ketepatan ucapan, tata bahasa,
kosakata, kefasihan dan kelancaran, menggambarkan bahwa siswa
memiliki keterampilan berbicara yang baik.
Bercerita juga merupakan salah satu keterampilan berbicara yang
bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang lain.12 Dikatakan
demikian karena bercerita termasuk dalam situasi informatif yang ingin
membuat pengertian-pengertian atau maknamakna menjadi jelas. Dengan
bercerita, seseorang dapat menyampaikan berbagai macam cerita,
ungkapan berbagai perasaan sesuai dengan apa yang dialami, dirasakan,
dilihat, dibaca dan ungkapan kemauan dan keinginan membagikan
pengalaman yang diperolehnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
bercerita adalah salah satu keterampilan berbicara yang bertujuan untuk
memberikan informasi kepada orang lain dengan cara menyampaikan
berbagai macam ungkapan, sesuai dengan kejadian yang dialami,
dirasakan, dilihat, dan dibaca.
Keterampilan bercerita memerlukan keterampilan yang memadai
dan tentunya pengetahuan yang dimiliki. Dalam bercerita seseorang harus
menguasai kosakata dengan baik dan benar, selain itu tata bahasa yang
11
Ibid, 289 12
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
digunakan dalam bercerita harus tepat dan jelas, sehingga ketika bercerita
membuat orang yang mendengarnya menjadi mengerti dan paham akan
cerita yang yang disampaikan. Ketepatan kata dan kalimat juga sangat
diperlukan dalam bercerita, dan juga penguasaan cerita juga harus
dilakukan. Karena apabila seseorang tidak menguasai verita dengan baik,
maka cerita yang disampaikan tidak akan kronologis.
Selain itu dalam bercerita diperlukan kelancaran dalam
menyampaikan kalimat per kalimat. Kelancaran dalam menyampaikan isi
cerita akan menunjang pembicara dalam menyampaikan isi cerita secara
runtut dan lancar sehingga penyimak/pendengar yang mendengarkan
dapat antusias dan tertarik mendengarkan cerita.
Menurut Yeti Mulyati, bercerita merupakan salah satu keterampilan
berbahasa yang bersifat produktif yang berarti menghasilkan ide, gagasan,
dan buah pikiran. Ide, gagasan, dan pikiran seorang pembicara memiliki
hikmah atau dapat dimanfaaatkan oleh penyimak/pendengar, misalnya
seorang guru berbicara dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada
siswa, sehingga ilmu tersebut dapat dipraktikkan dan dimanfaatkan oleh
siswa dalam kehidupan sehari-hari.13
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk
mengembangkan keterampilan bercerita seseorang harus mampu
memperhatikan tatabahasa yang digunakan termasuk ketepatan kata dan
13
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
kalimat. Selain itu perlu diperhatikan kelancaran dalam penyampaian
kalimat dalam cerita.
3. Tujuan Bercerita
Bercerita memiliki tujuan dasar layaknya berbicara. Tujuan dasar
dalam bercerita adalah untuk berkomunikasi dengan menyampaikan
informasi tertentu kepada orang lain. Hal ini sejalan dengan pendapat
Burhan Nurgianto, yang mengemukakan bahwa tujuan bercerita adalah
untuk mengemukakan sesuatu kepada orang lain. Kegiatan bercerita
memiliki tujuan umum yaitu sebagai berikut:14
a. Memberitahukan dan melaporkan (to inform)
b. Menjamu dan menghibur (to entertain)
c. Membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan (to persuade).
Menurut Mudini dan Salamat Purba menjelaskan tujuan bercerita,
sebagai berikut:15
a. Mendorong atau menstimulasi, maksud dari mendorong atau
menstimulasi yaitu apabila pembicara berusaha memberi semangat
dan gairah hidup kepada pendengar. Reaksi yang diharapkan adalah
menimbulkan inpirasi atau membangkitkan emosi para pendengar.
Misalnya, ketika guru bercerita didalam kelas tentang semangat untuk
belajar yang mengakibatkan hasil belajarnya menjadi lebih baik, maka
14
Henry Guntur Tarigan, berbicara sebagai Suatu Ketrampilan Bebahasa, (Bandung:Angkasa, 1981), 17
15
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
siswa akan terdorong untuk lebih semangat ketika belajar agar
memperoleh hasil belajar yang baik.
b. Meyakinkan, maksud dari meyakinkan yaitu apabila pembicara
berusaha mempengaruhi keyakinan, pendapat atau sikap para
pendengar. Alat yang paling penting dalam meyakinkan adalah
argumentasi. Untuk itu, diperlukan bukti, fakta, dan contoh konkret
yang dapat memperkuat argumentasi untuk meyakinkan pendengar.
c. Menggerakkan, maksud dari menggerakkan apabla pembicara
menghendaki adanya tindakan atau perbuatan dari para pendengar.
Misalnya, berupa seruan persetujuan atau ketidaksetujuan,
pengumpulan dana, penandatanganan suatu resolusi, mengadakan aksi
sosial. Dasar dari tindakan atau perbuatan itu adalah keyakinan yang
mendalam atau terbakarnya emosi.
d. Menginformasikan, maksud dari menginformasikan yaitu apabila
pembicara ingin memberi informasi tentang sesuatu agar para
pendengar dapat mengerti dan memahaminya. Misalnya seorang guru
menyampaikan pelajaran di kelas, seorang dokter menyampaikan
masalah kebersihan lingkungan, seorang polisi menyampaikan
masalah tertib berlalu lintas, dan sebagainya.
e. Menghibur, maksud dari menghibur yaitu apabila pembicara
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
Pembicaraan seperti ini biasanya dilakukan dalam suatu resepsi, ulang
tahun, pesta, atau pertemuan gembira lainnya.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
kegiataan bercerita adalah untuk berkomunikasi dengan orang lain dengan
cara melaporkan, membujuk, mengajak, meyakinkan dan tentunya
menghibur pendengar
4. Manfaat Bercerita
Menurut Tadkiroatun Musfiroh ditinjau dari beberapa aspek,
menyatakan bahwa manfaat bercerita, adalah sebagai berikut:16
a. Membantu pembentukan pribadi dan moral anak
b. Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi
c. Memacu keterampilan verbal anak
d. Merangsang minat menulis anak
e. Membuka cakrawala pengetahuan anak
Bercerita juga dapat memperluas wawasan dan cara berfikir anak,
sebab dalam bercerita anak mendapat tambahan pengalaman yang bisa
jadi merupakan hal baru baginya.17Berdasarkan penjelasan dari para ahli,
maka dapat disimpulkan bahwa bercerita memiliki manfaat yang baik
bagi anak, yakni dapat menyalurkan daya imajinasi yang mereka miliki
dan tentunya dapat menambah pengetahuan.
16
Tadkirotun Musfiroh, Bercerita untuk Anak Usia Dini, (Jakarta:Depdiknas), 95 17
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
B. Media Gambar Seri
1. Pengertian Media Gambar Seri
Media merupakan perantara dari sumber informasi ke penerima
informasi, contohnya video, televisi, komputer, dan lain sebagainya.18
Jenis media sangat beragam, salah satunya adalah media visual. Media
visual dapat memperlancar memperlancar pemahaman dan memperkuat
ingatan.19Media gambar merupakan salah satu dalam media visual.
Dalam media gambar terdapat banyak jenisnya, salah satunya
adalah media gambar seri. Media Gambar seri diambil dari kata gambar
dan seri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia gambar adalah tiruan
benda, orang atau pandangan yang dihasilkan pada permukaan yang rata.
Sedangkan seri adalah rangkaian yang berturut-turut baik itu cerita, buku,
peristiwa, dan sebagainya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media
gambar seri merupakan media pembelajaran yang berupa gambar datar
yang mengandung cerita dengan urutan tertentu sehingga antara satu
gambar dengan gambar yang lain memiliki hubungan cerita dan
membentuk satu kesatuan yang menggambarkan suatu peristiwa atau
kejadian dalam bentuk cerita tersusun.
18
Wina Sanjaya, Media komunikasi Pembelajaran, (Jakarta:Kencana Prenada Group, 2014), 57
19
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
2. Tujuan Media Gambar Seri
Media gambar seri termasuk dalam media visual gambar. Media
visual gambar memiliki tujuan utama yaitu mevisualisasikan konsep yang
ingin disampaikan kepada siswa.20 Sehingga dapat disimpulkan tujuan
dari media gambar seri meliputi:
a. Membantu siswa untuk memahami konsep atau materi yang diajarkan
oleh pengajar.
b. Memudahkan interaksi antara pengajar dan siswa.
c. Membuat pembelajaran lebi menarik dan efisien.
d. Mempermudah siswa untuk mengasah keterampilan bercerita.
3. Langkah-Langkah Media Gambar Seri
Dalam penggunaan media gambar seri, langkah-langkah yang
digunakan antara lain:
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai kepada
siswa.
b. Guru menyampaikan pengantar pembelajaran (berupa motivasi,
apersepsi, atau bernyanyi yang berhubungan dengan materi).
c. Guru memperkenalkan media gambar seri kepada siswa, agar siswa
memahami media pembelajaran yang digunakan.
d. Guru menjelaskan materi yang dipelajari kepada siswa dengan
menggunakan media gambar seri.
20
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
e. Siswa ditunjuk satu per satu secara bergantian untuk maju dan
menjelaskan materi menggunakan media gambar seri.
4. Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar Seri
Dalam suatu media atau model pembelajaran akan memiliki
kelebihan dan kekurangan, jadi kelebihan dan kekurangan media gambar
seri sebagai berikut:
a. Kelebihan gamabar seri
1) Guru dapat mengetahui kemapuan yang dimiliki masing-masing
siswa.
2) Membantu guru menjadi kreatif dan inovatif.
3) Membantu siswa berfikir secara sistematis.
4) Membuat pembelajaran menjadi lebih aktif, karena setiap siswa
berhak untuk maju didepan kelas dan berbicara dengan
menjelaskan materi.
b. Kekurangan gambar seri
1) Memakan waktu yang lama dalam penggunaannya.
2) Guru harus memiliki keterampilan menguasi kelas, karena media
ini rentan terjadinya kegaduhan dikelas.
C. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
1. Pengertian Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Pembelajaran yang berlangsung didalam kelas terjadi dikarenakan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
diajarkan dalam kelas sangat beragam, akan tetapi sesuai dengan
penelitian yang peneliti lakukan, maka dikhususkan hanya untuk mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).
Kata sejarah dalam bahasa Arab, Tarikh atau History (inggris), adalah cabang ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan kronologi
berbagai peristiwa.21 Sejarah merupakan seni yang berkaitan dengan
serangkaian anekdot yang berbentuk kronologi peristiwa. Secara hakikat,
sejarah mengandung pemeikiran, penelitian, dan alasan detil tentang
perwujudan masyarakat dan dasar-dasarnya, sekaligus ilmu yang
mendalam tentang karakter berbagai peristiwa, karena itu sejarah adalah
ilmu yang orisinil tentang hikmah dan layak untuk dihitung sebagai
bagian dari ilmu-ilmu yang mengandung kebijaksanaan atau filsafat.22
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sejarah merupakan
kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
Dalam Oxford Advanced Learners’s Dictionary of Current English
iuraikan bahwa kata kebudayaan semakna dengan culture, sehingga kebudayaan berarti pembangunan yang didasarkan pada kekuatan
manusia, baik pembangunan jiwa, pikiran, dan semangat melalui latihan
dan pengalaman, bukti nyata pembangunan intelektual, seperti seni dan
21
Dedi Supriyadi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Bandung:CV Pustaka Setia, 2008), 13 22
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
pengetahuan, atau perkembangan intelektual diantara budaya orang.23
Selain itu kebudayaan juga mencakup tentang kepercayaan institusi
sosial, seperti karakteristik masyarakat, suku dan sebagainya.
Dalam bahasa Arab kebudayaan sama dengan al-Tsaqafah.
Kebudayaan mempunyai tiga wujud, yaitu:24
1. Wujud ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya.
2. Wujud kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks
aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3. Wujud benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil
karya.
Berdasarkan pengertian sejarah dan kebudayaan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa sejarah kebudayaan Islam adalah suatu peristiwa atau
kejadian yang membahas tentang pengetahuan masa lampau yang berisi
tentang tradisi, karakteristik, suku dan budaya dalam agama Islam. Jadi
pembelajaran SKI merupakan suatu kegiatan belajar mengajar tentang
peristiwa atau kejadian yang membahas tradisi, karakteristik, suku, dan
budaya dalam agama Islam yang terjadi pada masa lampau. Pembelajaran
SKI merupakan mata pelajaran yang menjelaskan seluruh sejarah tentang
Islam, mulai pada zaman Nabi Muhammad SAW dan Nabi-Nabi yang
23
Dedi Supriyadi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Bandung:CV Pustaka Setia, 2008), 16 24
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
lainnya hingga peradaban Islam di saat ini. Pelajaran ini mulai ada pada
kelas III.
Dalam mengajarakan pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI),
seorang guru tentunya harus benar-benar memahami dan menguasai
materi tersebut, karena pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
menuntut guru untuk berceramah. Apabila seorang guru dalam
menjelaskan materi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dengan berceramah
secara terus-menerus maka pembelajaran yang terjadi akan membuat
siswa menjadi jenuh dan tidak ada semangat belajar. Dalam hal ini guru
dituntun harus kreatif dalam mengajar serta guru harus menggunakan
metode atau media atau strategi dalam mengajar Sejarah Kebudayaan
Islam (SKI), sehingga ceramah yang diberikan guru tidak menjadi
membosankan.
2. Ruang Lingkup Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Ruang Lingkup merupakan cakupan yang ada dalam suatu hal
tertentu, atau dapat diartikan sebagai batasan dalam suatu hal tertentu.
Sedangkan ruang lingkup pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
adalah batasan materi yang ada dalam pembelajaran SKI. Dalam
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
Madrasah Ibtidaiyah (MI), sehingga yang akan dibahas yakni Ruang
lingkup Sejarah Kebudayan Islam di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:25
a. Sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan
Nabi Muhammad SAW.
b. Dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang meliputi
kegigihan dan ketabahannya dalam berdakwah, kepribadian Nabi
Muhammad SAW, hijrah Nabi Muhammad SAW ke Thaif, peristiwa
Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
c. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yatsrib, keperwiraan Nabi
Muhammad SAW, peristiwa Fathu Makkah, dan peristiwa akhir hayat
Rasulullah SAW.
d. Peristiwa-peristiwa pada masa khulafaurrasyidin.
e. Sejarah perjuangan Wali Sanga.
3. Tujuan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Tujuan merupakan suatu hal yang harus dicapai setelah melakukan
perbuatan tertentu. Sedangkan tujuan pembelajaran SKI merupakan suatu
pembelajaran yang harus dicapai siswa setelah melakukan kegiatan
belajar mengajar pelajaran SKI. Dalam penelitian ini difokuskan untuk
pembelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah (MI), jadi dalam pembahasan
ini yang akan dibahas mengenai tujuan pembelajaran SKI yang ada di MI.
25
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
26
Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam
memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk
mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang
mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih
kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian siswa. Mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan
agar siswa memiliki keterampilan-keterampilan sebagai berikut26:
a. Membangun kesadaran siswa tentang pentingnya mempelajari
landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah
dibangun oleh Rasulullah SAW dalam rangka mengembangkan
kebudayaan dan peradaban Islam.
b. Membangun kesadaran siswa tentang pentingnya waktu dan tempat
yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan
masa depan
c. Melatih daya kritis siswa untuk memahami fakta sejarah secara benar
dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
d. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan siswa terhadap peninggalan
sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau.
e. Mengembangkan keterampilan siswa dalam mengambil ibrah dari
peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh
berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya,
26
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
27
politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan
kebudayaan dan peradaban Islam.
4. Materi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Materi merupakan isi dalam pembelajaran, sedangkan materi
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan isi
pembelajaran SKI yang disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku.
Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan materi masa dewasa Nabi
Muhammad SAW.
Kisah masa dewasa Nabi Muhammad diawali dengan usia Nabi
Muhammad yang mulai menginjak 25 tahun. Pada saat itu Nabi
Muhammad telah menjadi pedagang yang handal, beliau memiliki sifat
yang tekun, ramah, jujur dan murah senyum dengan pembeli. Nabi
Muhammad tidak pernah membohongi pembeli, apabila terdapat barang
yang cacat maka Nabi menunjukkan kecacatannya, apabila terdapat
barang yang murah maka Nabi tidak menjual dengan harga yang mahal.
Banyak pembeli yang senang dengan cara berdagang Nabi, bahkan barang
dagangan Nabi selalu habis terjual semuanya.
Pada suatu waktu, terdapat saudagar kaya yang bernama Siti
Khadijah, beliau mengajak Nabi Muhammad untuk bekerja kepadanya
dengan menjual barang-barang dagangan ke Syam. Nabi Muhammad
berangkat berdagang ditemani oleh Maisyarah. Ketika sepulang dari
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
28
dilakukan oleh Nabi Muhammad. Mendengar cerita tersebut, maka
Khadijah mulai tertarik dengan Nabi Muhammad dan mengutus
Nufaishah Binti Mun-ya untuk menemui Nabi agar mau menikah dengan
Khadijah27.
Ketika utusan Khadijah datang menemui paman Nabi Abu Thalib,
maka Abu Thalib berunding dengan istrinya, Fatimah Binti Asad. Maka
Abu Thalib dan Nabi Muhammad menyetujui permintaan Khadijah. Nabi
Muhammad dan Khadijah akhirnya menikah dengan mas kawin 20 ekor
unta muda. Pada saat menikah usia Nabi Muhammad 25 tahun dan
Khadijah 40 tahun. Dalam pernikahan mereka dianugerahi 6 putra putri,
yakni Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kulsum dan Fatimah.
Semua anak laki-laki wafat waktu masih kecil.
Pada usia 35 tahun sebelum kenabian ada suatu peristiwa yaitu
Makkah dilanda banjir besar hingga ke Baitul Haram. Dengan kejadian
itu orang-orang Quraisy sepakat untuk memperbaiki Ka’bah. Ketika
pembangunan sampai dibagian Hajar Aswad mereka saling berselisih
tentang siapa yang meletakkan Hajar Aswad ditempat semula.
Perselisihan tersebut sampai lima hari tanpa adanya keputusan, bahkan
hampir terjadinya pertumpahan darah. Akhirnya Abu Umayyah
27
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
29
mengusulkan jalan keluar, barang siapa yang pertama kali memasuki
pintu masjid maka dia akan meletakkan Hajar Aswad ditempat semula.
Dengan izin Allah ternyata yang melewati pintu tersebut adalah
Nabi Muhammad. Dan semua orang sepakat bahwa Nabi Muhammad
akan meletakkan Hajar Aswad ketempatnya. Dengan sifat kebijaksanan
yang Beliau miliki, Nabi meminta sehelai selendang dan meminta agar
pemuka kabilah memegang setiap ujung selendang tersebut serta
bersama-sama mengangkat Hajar Aswad, dan setelah dekat dengan
tempat Hajar Aswad, maka Nabi Muhammad yang meletakkan Hajar
Aswad ditempatnya. Sehigga dari kejadian tersebut Nabi diberi gelar
Al-Amin yang artinya orang yang dapat dipercaya.
Kehidupan di Makkah tidak berubah mulai dari kelahiraan Nabi
Muhammad hingga Beliau beranjak dewasa oraang-orang Makkah pada
umumya banyak yang melakkan maksiat, seperti berjudi,
minum-minuman keras dan juga berzina. Dengan melihat keadaan Makkah yang
seperti itu, Nabi Muhammad bertafakkur di gua Hiro untuk menenangkan
diri. Dan ketika Beliau di Gua Hiro, datanglah malaikat Jibril atas
perintah Allah SWT memberikan wahyu pertama yakni surah Al-Alaq
ayat 1-5 kepada Nabi Muhammad. Dengan kejadian tersebut maka Nabi
dipilih dan diangkat oleh Allah menjadi Rasul yang terakhir untuk
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
30 BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode Penelitian
Metode penelitian memiliki makna dengan teknik penelitian, yakni
merupakan cara peneliti untuk mendapatkan data yang digunakan dalam
penelitian ini. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi
dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau
meningkatkan mutu pembelajaran di kelas28. Dalam penelitian tindakan kelas,
guru beserta siswa ikut berperanserta dalam kegiatan penelitian. Dengan
adanya penelitian tindakan kelas, maka guru dapat mengetahui keadaan yang
ada di dalam kelas, sehingga guru bisa memperbaiki keadaan didalam kelas
apabila keadaannya kurang mendukung pembelajaran yang dilakukan
didalam kelas.
Dari namanya telah menunjukkan isi yang terkandung yakni penelitian
tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan didalam kelas.
Berdasarkan namanya, terdapat tiga kata yang membentuk pengertian
tersebut:29
28
Basrowi, dan Suwardi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor:Ghalia Indonesia, 2008), 25
29
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
31
1. Penelitian, menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan
mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan, menunjukkan pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian
siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi
dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal
dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah
kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima
pelajaran yang sama dari guru yang sama.
Berdasarkan ketiga pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
penelitian tindakan kelas adalah suatu kegiatan yang menggunaan cara
tertentu untuk melakukan sebuah rangkaian siklus yang dilakukan kepada
sekelompok siswa dan kegiatan tersebut tidak hanya dilakukan didalam kelas,
namun dimana saja tempatnya, yang terpenting ada sekelompok anak yang
sedang belajar.
Penelitian tindakan kelas memiliki tujuan tertentu, yakni untuk
meningkatkan kualitas praktik pembelajaran disekolah, untuk meningkatkan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
32
meningkatkan efisiensi pengelolaan pendidikan.30 Penelitian yang dilakukan
oleh peneliti menggunakan pola kolaboratif (bekerjasama), yakni peneliti
menjadikan guru sebagai mitra kerja dalam penelitian. Penelitian tindakan
kelas memiliki beberapa model tertentu, dan dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan model dari Kurt Lewin. Kurt Lewin. Model Kurt Lewinadalah
berbentuk spiral yang didasarkan pada penelitian yang dilakukan tidak hanya
sekali namun berulang. Model tersebut, merupakan model yang menjadi
acuan pokok (dasar) dari berbagai model action research, terutama
Classroom Action Research. Kurt Lewin.Kurt Lewin menjelaskan bahwa ada 4 hal yang harus dilakukan dalam proses penelitian tindakan yakni
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.31 Siklus dalam model Kurt Lewin sebagai berikut:
[image:46.612.131.523.212.655.2]Gambar 3.1 Siklus PTK Kurt Lewin
30
Basrowi, dan Suwardi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor:Ghalia Indonesia, 2008), 52
31
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
33
1. Perencanaan tindakan (planning), dalam tahap ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk
diamati, kemudian membuat instrumen pengamatan untuk membantu
peneliti dalam merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung
dan juga menyusun perangkat pembelajaran berdasarkan hasil evaluasi
pra penelitian/ refleksi awal maupun siklus sebelumnya.
2. Pelaksanaan tindakan (acting) adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan rancangan yang telah dibuat. Dalam tahap
ini, melakukan pembelajaran di kelas dengan menggunakan perangkat
pembelajaran yang telah direncanakan mulai dari kegiatan awal, inti,
hingga penutup sesuai dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
3. Observasi/pengamatan (observing) adalah kegiatan pengamatan yang
dilakukan oleh pengamat. Kegiatan pelaksanaan dan observasi tidak dapat
dipisahkan, karena ketika pelaksanaan berlangsung maka harus dilakukan
observasi pada saat tersebut. Oleh karena itu, kolaborator dan observer
saling bekerja sama dalam tahap ini untuk melakukan pembelajaran dan
pengamatan menggunakan instrumen pengumpulan data yang telah
dipersiapkan.
4. Refleksi (reflecting) adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan ini dilakukan setelah melakukan tindakan
dan memperoleh hasilnya, setelah itu demi mencapai keberhasilan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
34
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian 1. Setting Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
menggunakan model kolaboratif. Model kolaboratif merupakan model
yang melibatkan beberapa pihak, dan dalam penelitian ini bukan hanya
peneliti yang berperan, tetapi juga guru kelas III mata pelajaran SKI yakni
Bu Nur Cholisa (Bu Lisa).
2. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di MI Ma’arif Pagerwojo Buduran
Sidoarjo, yang beralamat di Jl. K.H. Ali Mas’ud Pagerwojo Kecamatan
Buduran Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada saat semester genap atau semester
dua, dikarenkan dalam penelitian ini menggunakan materi SKI semester
genap atau semester dua. Waktu pelaksanaan penelitian melalui 2 tahap,
yakni siklus I pada tanggal 7 Januari 2017 dan siklus II pada tanggal 14
Januari 2017.
4. Karakteristik Subjek Penelitian
Dalam penelitian yang dilakukan fokus pada kelas III-B, yang
jumlah siswanya terdiri dari 30 siswa, dengan 14 siswa laki-laki dan 16
siswa perempuan. Sekolah MI Ma’arif Pagerwojo lingkungan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
35
belakang sosial ekonomi dari wali murid di sekolah tersebut adalah PNS
dan wiraswasta. Keterampilan akademik yang dimiliki oleh siswa di
sekolah tersebut adalah sedang, karena keterampilan yang dimiliki siswa
belum sepenuhnya terolah dengan baik.
Dalam pembelajaran SKI, MI Ma’arif menggunakan Kurikulum
2013 dengan dengan Kompetensi Inti (KI) ke-4 yakni menyajikan
pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman, dan
berakhlak mulia, sedangkan Kompetensi Dasar (KD) 4.1 yakni
menceritakan masa dewasa Nabi Muhammad SAW. Dan obyek yang
diteliti adalah keterampilan bercerita yang masih rendah, sehingga akan
ditingkatkan melalui media gambar seri.
C. Variabel yang Diselidiki
Variabel sama dengan obyek penelitian, jadi variabel merupakan hal
yang menjadi fokus penelitian yang dilakukan. Variabel yang diselidiki
merupakan sasaran dalam penelitian yang dilakukan. Variabel merupakan hal
yang akan diteliti oleh peneliti dan akan dijadikan fokus utama dalam
penelitian. Variabel terdiri dari tiga hal, sebagai berikut:
1. Variabel Input
Dalam penelitian ini, variabel input adalah siswa kelas III-B MI Ma’arif
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
36
2. Variabel Proses
Dalam penelitian ini, variabel proses adalah penggunaan media gambar
seri pada materi masa dewasa Nabi Muhammad SAW mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) pada semester genap atau semester dua
tahun ajaran 2016-2017.
3. Variabel Output
Dalam penelitian ini, variabel output adalah peningkatan keterampilan
bercerita.
D. Rencana Tindakan
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
model Kurt Lewin, sehingga di dalam penelitian ini akan dilakukan siklus I dan siklus II. Siklus II dilakukan apabila dalam siklus I hasilnya belum
mencapai standart sehingga harus dilakukan siklus II untuk meningkatkan
hasilnya. Dalam setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yang harus dilakuakan,
sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyiapkan semua hal yang berkaitan dengan
penelitian. Penelitian ini menggunakan media gambar seri, jadi
peneliti menyiapkan gambar seri yang sesuai dengan materi yang akan
diajarkan. Selain media gambar seri yang disiapkan, peneliti juga
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
37
berlangsung, serta menyiapkan instrumen observasi yang lainnya,
seperti lembar observasi guru, lembar observasi siswa, serta tentunya
menyiapkan materi yang akan diajarkan.
b. Tahap pelaksanaan
Dalam tahap ini, pembelajaran yang berlangsung nantinya akan
disesuaikan dengan RPP yang dibuat oleh peneliti dan pembelajaran
yang berlangsung menggunakan media gambar seri. Kegiatan
pelaksanaan dilakukan sebagai berikut:
a) Guru memberikan motivasi kepada siswa, agar siap memulai
pembelajaran.
b) Guru melakukan apersepsi yang berkaitan dengan materi
pembelajaran yang dikaitkan dengan pengalaman siswa atau
pelajaran sebelumnya.
c) Guru memperkenalkan media gambar seri pada siswa.
d) Guru melakukan umpan balik seperti dalam RPP, yakni guru
melakukan kegiatan awal, kemudian kegiatan inti (eksplorasi,
elaborasi dan konfirmasi), dan kegiatan akhir. Dalam kegiatan
awal guru mengucapkan salam, menanyakan kabar,
menyampaikan tujuan pembelajaran dan juga memberikan
motivasi serta apersepsi. Dalam kegiatan inti guru menggunakan
media gambar seri untuk bercerita kisah masa dewasa Nabi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
38
menceritakan kisah masa dewasa Nabi Muhammad didepan kelas
dengan batas waktu tertentu. Sedangkan pada kegiatan akhir guru
melakukan kesimpulan pembelajaran.
c. Tahap observasi
Pada tahap ini, peneliti harus mengamati apa yang terjadi ketika
pembelajaran berlangsung, beberapa hal yang akan diamati pada
siklus pertama sebagai berikut:
a) Mengamati Kinerja guru dalam memberikan pembelajaran
(dilakukan oleh observer). Aktivitas guru dalam pembelajaran
diperoleh dari hasil penilaian dari observer melalui lembar
penilaian kinerja guru.
b) Mengamati Aktivitas siswa saat pembelajaran (dilakukan oleh
observer). Pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh observer
dengan menggunakan lembar penilaian aktivitas siswa.
c) Memantau keterampilan siswa dalam melaksanakan kegiatan
bercerita dengan menggunakan media gambar seri untuk
peningkatan keterampilan bercerita anak, guru bersama peneliti
yang mengamati secara langsung.
Sedangkan apabila hasil yang dicapai kurang maksimal, maka
dilakukan siklus kedua.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id