i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG
PENGURANGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( CTL) PADA SISWA KELAS II SD BANYUROJO 1 MERTOYUDAN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh:
Sumiyati
NIM : 101132043
PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan tulus, karya ini saya persembahkan untuk :
1. Suamiku tercinta yang telah memberikan semangat
untuk menyelesaikan skripsi ini
2. Anak-anakku tersayang
3. Almamaterku yang telah memberikan segala bantuan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
semoga amal baiknya akan mendapatkan balasan
v
MOTTO
Sebetulnya kemudahan itu selalu disertai kesukaran, maka
ketika kamu telah menyelesaikan satu urusan, segeralah
kamu mengerjakan urusan yang lainnya.
Pengabdian yang tulus dan ikhlas ditandai adanya
kepuasan batin, dan kepuasan batin itu tiada yang tahu
viii
ABSTRAK
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG
PENGURANGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS II SD BANYUROJO 1 MERTOYUDAN MAGELANG
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas II semester 1 SD Banyurojo 1 tahun pelajaran 2013/2014 yang berkaitan dengan materi tentang pengurangan.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas II SD Banyurojo 1 tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 23 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah test tertulis dalam bentuk soal pilihan isian dan uraian. Validitas instrumen diuji melalui expert judgement (konsultasi ahli).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa :
1. Upaya peningkatan prestasi belajar matematika melalui pendekatan CTL pada siswa dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :a. Membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna, b. Melakukan pekerjaan yang berarti, c.Melakukan pembelajaran yang diatur sendiri, d. Bekerja sama, e. Berpikir kritis dan kreatif, f. Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, g. Mencapai standar yang tinggi, h. Menggunakan penilaian autentik.
2. Pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika kompetensi dasar pemecahan masalah yang berkaitan dengan pengurangan pada siswa kelas II SD Banyurojo 1 semester I tahun pelajaran 2013/2014. Peningkatan ini ditunjukkan dengan peningkatan hasil rata-rata dalam pra siklus dari rata-rata 66 menjadi 73 dalam siklus I dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 77. Jumlah siswa yang tuntas pun meningkat dari 8 ( 35 %) siswa pada pra siklus menjadi 14 (61 %) siswa pada siklus I dan 20 (87 %) siswa tuntas dalam siklus II.
ix
ABSTRACT
THE IMPROVEMENT OF STUDYING VALUE OF MATHEMATIC ABOUT REDUCING TROUGH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) APPROACH IN TWO GRADE OF SD BANYUROJO 1 MERTOYUDAN
MAGELANG IN YEAR 2013/2014
Sumiyati NIM. 101132053 Sanata Dharma University
2014
The purpose of the research was to understanding what the lesson by using Contextual Teaching and Leaning (CTL) can increase study result of mathematic among the two grade students semester 1 of SD Banyurojo 1 Mertoyudan Magelang in academic year 2013/2014 which corelated with reducing matery.
this research is classroom action research were devided into 2 cycle. every cycle devided from 2 meeting. Subjects of this research is 23 first grade students semester 1 of SD Negeri Banyurojo 1 Magelang in academic year 2013/2014. Instrument were used in this research is writing test . Validity of instrument is tested by expert judgement (consult with specialist).
The results showed that :
1. Efforts to improve the learning achievement of students through the CTL approach can be done with the following steps : a. Creating meaningful linkages, b. Doing meaningful work , self-regulated learning c.Melakukan d.Working together, e. Critical and creative thinking, f. Helping individuals to grow and thrive, g. Achieving a high standard, h. Using authentic assessment .
2. Contextual Teaching and Learning approach can improve student achievement in math problem solving basic competencies associated with a reduction in class II SD Banyurojo 1 first semester of academic year 2013/2014 . This improvement is shown by an increase in the average yield in the pre-cycle of an average of 66 to 73 in the first cycle and the second cycle increased to 77 . The number of students who tuntaspun increase of 8 (35 %) students in pre-cycle to 14 (61 %) students in the first cycle and 20 (87 %) students completed the second cycle .
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
Penulisan Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan tugas akhir mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Dalam Penulisan Skripsi ini, tentu saja ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenakanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin dalam penelitian ini.
2. Romo G. Ari Nugrahanta, S.J.,S.S.,BST selaku Kepala Program Studi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin dalam penelitian ini.
3. Bapak Drs.Y.B.Adimassana, M.A. selaku Koordinator Program SKGJ dan Dosen Pembimbing yang telah membantu, membimbing dan mengarahkan dalam penelitian ini.
4. Ibu Ngatemi, S.Pd selaku Kepala SD Negeri Banyurojo 1 yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian ini.
5. Bapak dan Ibu Guru SDN Banyurojo 1 yang banyak memberi bantuan dan dorongan.
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu hingga terselesainya penulisan Skripsi ini.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... viii
ABSTRAK ... ix
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
BAB II. LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 7
1. Hakekat Matematika ... 7
2. Tujuan Mata Pelajaran Matematika ... 8
xiii
4. Penguramgan... 12
5. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) 12 B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 15
C. Kerangka Berpikir ... 16
D. Hipotesis Tindakan ... 17
BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 18
B. Setting Penelitian ... 19
C. Rencana Tindakan ... 21
D. Pengumpulan dan Instrumen Data ... 37
E. Validitas Instrumen... 38
F. Analisis Data ... 38
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pra Tindakan ... 41
1. Siklus I ... 41
2. Siklus II ... 51
B. Hasil tiap Siklus ... 61
C. Peningkatan Pada Siswa, Guru dan Kelas ... 68
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 71
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 72
B. Saran ... 73
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Persentase Ketuntasan Pra Siklus ... 3
Tabel 2 : Jadwal Kegiatan PTK ... 22
Tabel 3 : Kisi-kisi soal... 39
Tabel 4 : Kriteria Keberhasilan... 40
Tabel 5: Nilai Ulangan Siswa Kelas II Tahun 2012/2013... 63
Tabel 6 : Daftar Nilai Tes Formatif Siklus I ... 65
Tabel 7 : Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I 66 Tabel 8 : Daftar Nilai Formatif Siklus II ... 68
Tabel 9 : Rata – Rata Nilai Tiap Siklus ... 71
Tabel 10 : Jumlah Siswa Yang Tuntas pada Tiap Siklus ... 71
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Alur Siklus PTK ... 19 Gambar 2 : Diagram Persentase Ketuntasan Pra Siklus ... 64 Gambar 3 : Diagram Persentase Ketuntasan Siklus I... 66 Gambar 4 : Diagram Nilai Kenaikan Ketuntasan Siswa Siklus I
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : RPP Siklus I ... 76
Kisi-kisi soal... 85
Lembar Evaluasi Siklus I ... 86
Kunci Jawaban test Formatif Siklus I ... 87
RPP Siklus II ... 88
Kisi- kisi soal... 97
Lembar Evaluasi Siklus II ... 98
Kunci Jawaban test Formatif Siklus II ... 99
Foto – foto Siklus I dan Siklus II ... 100
Surat Izin dari Sekolah ... 104
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I ini akan membahas Latar Belakang, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Pemecahan Masalah, Batasan Pengertian, Tujuan Penelitian, Analisis Masalah dan Manfaat Penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan kinestik peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
2
Dalam standar isi dijelaskan bahwa matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik untuk membekali dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif (BSNP, 2006).
Demi tercapainya kompetensi tersebut di atas, maka setiap guru harus mampu menerapkan berbagai strategi pembelajaran.
3
75 dan hanya 8 siswa atau 35% siswa yang telah mencapai nilai 75 atau lebih. Hasil tes formatif tersebut dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Persentase ketuntasan pra siklus
No. Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan
1. ≥ 75 8 35 % Tuntas
2. ≤ 75 15 65 % Belum Tuntas
Hal tersebut apabila tidak segera diatasi akan menimbulkan dampak yang lebih besar yaitu motivasi siswa untuk belajar matematika rendah dan nilai rapor mata pelajaran matematika sebagian siswa akan di bawah KKM sehingga menyebabkan tidak naik kelas.
Berdasar latar belakang tersebut, maka perlu diadakan Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk membantu siswa menemukan cara memecahkan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan.
B. Pembatasan masalah
4
C. Perumusan Masalah
Penelitian tindakan ini akan mengungkap seberapa efektif pendekatan Contextual Teaching and Learning ( CTL ) dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar pemecahan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung pengurangan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana upaya peningkatan prestasi belajar matematika melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siswa kelas II SD Banyurojo 1 tahun pelajaran 2013/2014?
2. Apakah pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam mata pelajaran matematika kompetensi dasar pemecahan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung pengurangan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II di SD Negeri Banyurojo 1 tahun pelajaran 2013/2014 ?
D. Pemecahan masalah
Alternatif tindakan guru dalam menangani permasalahan dalam peningkatan prestasi belajar matematika tentang pengurangan diantaranya adalah menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning pada siswa kelas II SD Negeri Banyurojo 1 semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014.
E. Batasan Pengertian
5
1. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai setelah melakukan praktik dan latihan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari apa yang telah dipelajari dan mendapatkan pengalaman yang bermakna bagi dirinya.
2. Contextual Teaching and Learning adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka (Elaine. 2009:67).
F. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui upaya peningkatan prestasi belajar matematika melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning prestasi belajar siswa kelas II di SD Negeri Banyurojo 1 tahun pelajaran 2013/2014
2. Untuk mengetahui apakah dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning prestasi belajar siswa kelas II di SD Negeri Banyurojo 1 tahun
6
G. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
Prestasi belajar siswa meningkat. 2. Bagi guru
Kemampuan guru meningkat dalam mengelola pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
3. Bagi sekolah
a. Prestasi belajar siswa meningkat.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam Bab Landasan Teori dibahas Kajian Pustaka berisi : teori-teori yang relevan dengan masalah yang akan diteliti, Kerangka Berpikir, dan Hipotesis Tindakan
A. Kajian Pustaka
1. Hakikat Matematika
Matematika adalah ilmu tentang logika, bilangan, dan keruangan, berikut prosedur operasional yang menghubungkan antara logika, bilangan, dan keruangan (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
James dan James dalam kamus matematikanya yang dikutip oleh Ruseffendi menerangkan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri (Ruseffendi, 1996:42).
Reys dkk dalam bukunya yang dikutip oleh Ruseffendi menjelaskan bahwa matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat (Ruseffendi, 1996:44).
8
perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analistis, teori peluang, dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini ( Standar Isi, 2006).
Untuk dapat mencapai esensi matematika seperti pada penjelasan di atas maka peneliti perlu memahami tujuan pelajaran matematika.
2. Tujuan Mata Pelajaran Matematika
Mata pelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam generalisasi bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbul, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
9
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Standar Isi,2006).
Agar bisa mewujudkan tujuan mata pelajaran matematika di atas secara optimal, maka guru perlu mengkaji teori belajar dalam pembelajaran matematika.
3. Teori Belajar Dalam Pembelajaran Matematika
W. Brownel dalam teorinya yang dikutip oleh Ruseffendi menyatakan bahwa belajar matematika harus merupakan belajar bermakna, dalam arti setiap konsep yang dipelajari harus benar-benar dimengerti sebelum sampai pada latihan atau hafalan ( Ruseffendi, 1996 : 198 ).
Jerome Bruner dalam teorinya yang dikutip oleh Tim PPPPTK Matematika menyatakan bahwa untuk memahami pengetahuan matematika baru, maka diperlukan tahapan-tahapan yang runtut sebagai berikut :
a. Tahap enaktif, yaitu tahap belajar dengan memanipulasi benda atau objek yang konkret.
b. Tahap ikonik, yaitu tahap belajar dengan menggunakan gambar. Pada tahap ini benda-benda konkret dapat diganti dengan gambar-gambar.
c. Tahap simbolik, yaitu tahap belajar melalui manipulasi lambang atau simbol. Pada tahap ini siswa sudah tidak memerlukan benda-benda atau gambar-gambar. (Tim PPPPTK Matematika, 2007).
10
pada tahap operasional konkret dengan ciri-ciri : pola berpikir dalam memahami konsep yang abstrak masih terikat pada benda konkret, jika diberikan permasalahan belum mampu memikirkan segala alternatif pemecahannya, pemahaman terhadap konsep berurutan melalui tahap demi tahap, belum mampu menyelesaikan masalah yang melibatkan kombinasi urutan operasi pada maslah yang kompleks, mampu mengelompokkan objek berdasar kesamaan sifat tertentu, dapat mengurutkan kejadian, dapat memahami ruang dan waktu, dan dapat menunjukkan pemikiran yang abstrak (Mulyani , Syaodih, 2007 : 1.15).
Gatot Muhsetyo menyatakan bahwa dalam menanamkan konsep matematika dapat dilakukan melalui tiga tahap yaitu :
a. Tahap pengenalan konsep secara konkret.
b. Tahap pengenalan konsep secara semi konkret atau semi abstrak. c. Tahap pengenalan konsep secara abstrak. (Muhsetyo,2007:1.11).
Pembelajaran berbasis konstruktivisme merupakan belajar artikulasi. Belajar artikulasi adalah proses mengartikulasikan ide, pikiran, dan solusi. Belajar tidak hanya mengkonstruksikan makna dan mengembangkan pikiran, namun juga memperdalam proses-proses pemaknaan tersebut melalui pengekspresian ide-ide (Suprijono, 2009).
Implikasi konstruktivisme dalam pembelajaran terdiri dari :
11
b. Elicitasi merupakan fase untuk membantu peserta didik menggali ide-ide yang dimulikinya dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mendiskusikan atau menggambarkan pengetahuan dasar atau ide mereka melalui poster, tulisan yang dipresentasikan kepada seluruh peserta didik. c. Restrukturisasi ide, dalam hal ini peserta didik melakukan klarifikasi ide
dengan cara mengontraskan ide-idenya dengan ide orang lain melalui diskusi sehingga terbentuk ide baru.
d. Aplikasi ide, dalam langkah ini ide atau pengetahuan yang telah dibentuk diaplikasikan pada bermacam-macam situasi.
e. Revieu, dalam vase ini memungkinkan peserta didik mengaplikasikan pengetahuannya pada situasi yang dihadapi sehari-hari, merevisi gagasannya dengan menambah suatu keterangan atau dengan cara mengubahnya sehingga lebih lengkap.
Prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam pengembangan pembelajaran konstruktivisme adalah :
a. Prior Knowledge / Previous Experience
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi proses belajar adalah apa yang telah diketahui oleh peserta didik.
b. Conseptual Change Process
12
Cobern menyatakan konstruktivisme bersifat Kontekstual. Berdasarkan pemikiran-pemikiran itu, maka pembelajaran harus diciptakan semirip mungkin dengan situasi dunia nyata. Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran kontekstual (Suprijono, 2009).
4. Pengurangan
Pengurangan adalah sebuah proses , cara, perbuatan mengurangi atau mengurangkan ( Kamus Besar Bahasa Indonesia 3).
5. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
Contextual Teaching and Learning adalah sebuah proses pendidikan
yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka (Elaine. 2009:67).
Pendekatan CTL berhasil karena sistem ini meminta siswa untuk bertindak dengan cara yang alami. Cara itu sesuai dengan fungsi otak, psikologi dasar manusia, dan tiga prinsip alam semesta yang ditemukan para fisikawan dan ahli biologi modern. Prinsip-prinsip tersebut adalah kesalingbergantungan, diferensiasi, dan pengaturan diri sendiri (Elaine. 2009:62).
13
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masayarakat. Pembelajaran kontekstual merupakan prosedur pendidikan yang bertujuan membantu peserta didik memahami makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sendiri dalam lingkungan sosial dan budaya masayarakat ( Supriyono, 2009:79)
Pembelajaran kontekstual juga dikenal dengan experiental learning, real world education, active learning, dan learned centered instruction. Asumsi pembelajaran tersebut adalah :
a. Belajar yang baik adalah jika peserta didik terlibat secara pribadi dalam pengalaman belajarnya.
b. Pengetahuan harus ditemukan peserta didik sendiri agar mereka memiliki arti atau dapat membuat distingsi berbagai perilaku yang mereka pelajari. c. Peserta didik harus memiliki komitmen terhadap belajar dalam keadaan
paling tinggi dan berusaha secara aktif untuk mencapainya dalam kerangka kerja tertentu ( Supriyono, 2009:80 )
Pendekatan CTL mencakup delapan komponen, yaitu : a. Membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna.
b. Melakukan pekerjaan yang berarti.
c. Melakukan pembelajaran yang diatur sendiri. d. Bekerja sama.
e. Berpikir kritis dan kreatif.
14 h. Menggunakan penilaian autentik.
Ada tujuh indikator pembelajaran kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan pendekatan lainnya yaitu :
a. Modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh).
b. Questioning (eksplorasi, membimbing-menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi).
c. Learning community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, mencoba, mengerjakan).
d. Inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, generalisasi, menemukan).
e. Constructivism (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis).
f. Reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut).
g. Authentic assesment (penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran). (Suyatno. 2009:57).
Berdasarkan Center for Occupational Research and Development (CORD) penerapan strategi pembelajaran kontekstual digambarkan sebagai berikut :
a. Relating, belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman kehidupan nyata. b. Experiencing, belajar adalah kegiatan mengalami peserta didik berproses
15
c. Applying, belajar menekankan pada proses mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki dalam konteks dan pemanfaatannya.
d. Cooperating, belajar merupakan proses kolaboratif dan kooperatif melalui belajar berkelompok, komunikasi interpersonal atau hubungan intersubjektif. e. Transferring, belajar menekankan pada terwujudnya kemampuan
memanfaatkan pengetahuan dalam situasi atau konteks baru (Supriyono, 2009:84 ).
B.Penelitian terdahulu yang relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Erine Roosi Yuliana yang berjudul “Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Kompetensi Dasar
Menyelesaikan Masalah Yang Berkaitan Penjumlahan Dan Pengurangan Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning Siswa Kelas I SD Negeri Podosugih 01 Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011” .
2. Penelitian yang dilakukan oleh Erine Roosi Yuliana yang berjudul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Tentang Penghitungan Pembagian Bilangan Dua Angka Dengan Menggunakan Media Konkret Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas II SD Negeri Soroyudan Tahun Pelajaran 2009 / 2010 .
Hasil kesimpulan sebagai berikut :
16
b. Dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning hasil belajar baik yang berupa hasil kuantitatif maupun kualitatif meningkat.
c. Pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning membantu siswa memahami makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sendiri dalam lingkungan sosial dan budaya masyarakat.
C.Kerangka Berpikir
Materi pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pengurangan banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian banyak siswa yang tidak memahami sehingga hasil belajar rendah.
Hal tersebut disebabkan pembelajaran matematika terpisah dari kondisi nyata yang dihadapi siswa. Pembelajaran matematika hanya sebatas menghitung angka-angka di atas kertas.
Berdasar teori belajar di atas maka pembelajaran matematika diberikan dengan mengaitkan materi dengan situasi dunia nyata sehingga mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran tersebut adalah dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning ( CTL ).
17
pelajaran. Selain itu pengetahuan yang didapatkan akan lebih bermakna karena bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, diduga melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran matematika.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasar hal tersebut di atas maka hipotesis tindakan dalam PTK ini adalah sebagai berikut :
1. Upaya peningkatan prestasi belajar matematika melalui pendekatan CTL pada siswa dapat dilakukan dngan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna. b. Melakukan pekerjaan yang berarti.
c. Melakukan pembelajaran yang diatur sendiri. d. Bekerja sama.
e. Berpikir kritis dan kreatif.
f. Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang. g. Mencapai standar yang tinggi.
h. Menggunakan penilaian autentik.
18
19
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab Metode Penelitian dibahas : Jenis Penelitian, Setting Penelitian, Rencana Tindakan, Pengumpulan dan Instrumen Data, Analisis Data
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan model spiral yang telah dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (1998). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklusnya terdiri dari perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observasi), dan refleksi (reflection).
Gambar 1. Alur Siklus PTK Perencanaan
REFLEKSI SIKLUS I PELAKSANAAN
PENGAMATAN
Perencanaan
PENGAMATAN
PELAKSANAAN SIKLUS II
20
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas II SD Negeri Banyurojo 1 Kecamatan Mertoyudan. SD Negeri Banyurojo 1 berada di dekat kantor Akmil Magelang, tepatnya berada di Dusun Banyurojo Kecamatan Mertoyudan. Letaknya sangat strategis berada di tepi jalan yang ramai karena merupakan jalan lintas propinsi.Siswanya sebagian besar berasal dari Dusun Banyurojo dengan latar belakang keluarga yang beragam. Dari keluarga kurang mampu, menengah, sampai menengah atas.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri Banyurojo 1 yang berjumlah 23 anak. Terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan tahun pelajaran 2013/2014.
3. Objek Penelitian
21 4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai akhir bulan September sampai November 2013. Dimulai dari persiapan penyusunan proposal, penyusunan instrumen, pengumpulan data, analisis data, pembahasan dan penyusunan laporan hasil penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada waktu tersebut karena berdasar hasil tes formatif pada materi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pengurangan yang telah dilaksanakan dengan hasil yang kurang memuaskan dan tidak mencapai target KKM yang telah ditetapkan sehingga perlu segera diambil tindakan nyata untuk memperbaikinya. Agar penelitian ini tidak mengganggu jalannya pembelajaran maka pelaksanaannya terintegrasi dalam pembelajaran sehari-hari.
22
b. Pengesahan oleh Kepsek
V
C. Rencana Tindakan
1. Rencana Tindakan Tiap Siklus a. Siklus I
1) Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan ini penulis sebagai pelaksana melakukan kegiatan sebagai berikut :
a) Menyusun Silabus dan RPP dengan KD menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku ( cm,m) yang sering digunakan. b) Menyiapkan alat peraga berupa benda-benda konkret seperti
tangan dan meteran.
c) Menyusun Lembar Kerja Siswa d) Menyusun alat tes.
e) Meminta izin kepada Kepala SD Negeri Banyurojo 1 untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas.
23
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari sesuai jadwal pelajaran. Pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 21 Oktober 2013. Sedangkan siklus I pertemuan ke dua dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 25 Oktober 2013. Guru mengadakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Cotextual Teaching and Learning.
Selama proses penelitian berlangsung, pengamat melakukan observasi dan mencatat hal-hal yang penting dan unik yang terjadi selama proses perbaikan pembelajaran. Observasi dilakukan berdasarkan pada instrumen yang telah disiapkan.
Langkah-langkah perbaikan pembelajaran matematika terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Berikut ini adalah langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan.
Kegiatan awal ( 10 menit ) a) Pendahuluan
- Guru mengucapkan salam pembuka
- Guru melakukan aktifitas rutin ( mengecek kebersihan kelas, kesiapan kelas, kesiapan siswa dan mengecek kehadiran siswa) - Guru mengajak siswa untuk berdoa
b) Apersepsi
24 c) Orientasi
- Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari kepada siswa. d) Motivasi
- Guru memberikan semangat kepada siswa dengan menyanyikan sebuah lagu “Lihat Kebunku‘
Kegiatan Inti ( 50 menit ) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
a) Guru memberikan penjelasan tentang operasi hitung pengurangan bilangan 3 angka dengan 2 angka cara bersusun pendek.
b) Guru memberikan contoh kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan pengurangan
c) Guru membimbing siswa untuk melakukan pengurangan dengan media ikatan lidi.
d) Guru membimbing siswa yang belum memahami operasi hitung pengurangan.
e) Guru memberikan latihan-latihan dengan mengerjakan LKS.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
25
b) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.
c) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.
d) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.
e) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar.
f) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisanmaupun tertulis, secara individual maupun kelompok.
g) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi :
a) Guru memberi penguatan terhadap hasil kerja siswa
b) Guru member penjelasan lebih lanjut terhadap hal-hal yang belum jelas.
26
d) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat atau hadiah terhadap keberhasilan siswa.
Kegiatan Akhir ( 10 Menit ) Dalam kegiatan akhir :
a) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan merangkum materi pelajaran.
b) Guru memberikan penilaian hasil kerja siswa baik secara tertulis, lisan maupun perbuatan yang telah dilakukan siswa.
c) Guru memberikan tugas Pekerjaan Rumah (PR) berupa pengerjaan LKS.
Pertemuan 2
Kegiatan awal ( 10 menit ) a) Pendahuluan
- Guru mengucapkan salam pembuka
- Guru melakukan aktifitas rutin ( mengecek kebersihan kelas, kesiapan kelas, kesiapan siswa dan mengecek kehadiran siswa) - Guru mengajak siswa untuk berdoa
b) Apersepsi
27 c) Orientasi
- Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari kepada siswa.
d) Motivasi
- Guru memberikan semangat kepada siswa dengan menyanyikan sebuah lagu “ Satu Ditambah Satu ‘
Kegiatan Inti ( 50 menit ) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a) Memberikan penjelasan tentang operasi hitung pengurangan. b) Memberikan contoh kehidupan sehari-hari yang berhubungan
dengan pengurangan
c) Membimbing siswa untuk melakukan pengurangan dengan media ikatan lidi.
d) Membimbing siswa yang belum memahami operasi hitung pengurangan.
e) Memberikan latihan-latihan berupa LKS
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
28
b) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.
c) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.
d) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.
e) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar.
f) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisanmaupun tertulis, secara individual maupun kelompok.
g) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a) Guru memberi penguatan terhadap hasil kerja siswa
b) Guru memberi penjelasan lebih lanjut terhadap hal-hal yang belum jelas.
29
d) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat atau hadiah terhadap keberhasilan siswa.
Kegiatan Akhir ( 10 Menit ) Dalam kegiatan akhir:
a) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan merangkum materi pelajaran.
b) Guru memberikan penilaian hasil kerja siswa baik secara tertulis, lisan maupun perbuatan yang telah dilakukan siswa.
c) Guru memberikan tugas Pekerjaan Rumah (PR) berupa pengerjaan LKS.
3) Observasi
Dalam pelaksanaannya pengamat mengamati semua kejadian yang berlangsung dalam proses pembelajaran, baik aktifitas yang dilakukan siswa maupun guru. Pengamat mencatat semua kejadian di kelas dan mengisi lembar pengamatan yang telah dipersiapkan.
30
pengamat berbagi informasi, mengiterpretasikan informasi, serta mengambil tindakan lebih lanjut.
4) Refleksi
Setelah kegiatan belajar mengajar selesai peneliti dan pengamat bersama-sama melakukan refleksi terhadap hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Refleksi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan penelitian tercapai. Pelaksanaannya mengacu pada pedoman yang telah disusun.
Semua data dikumpulkan baik data kuantitatif maupun kualitatif. Untuk data kuantitatif yang berupa nilai dihitung rata-ratanya dan ditentukan tingkat ketuntasan klasikalnya. Kemudian dibandingkan dengan hasil pada kegiatan sebelumnya. Untuk data kualitatif dianalisis sesuai dengan pedoman yang telah disusun. Sedangkan catatan pengamat tentang semua kejadian atau aktifitas siswa dan guru dikaji bersama-sama sehingga didapatkan persepsi yang sama tentang jalannya perbaikan pembelajaran.
b. Penelitian Tindakan Kelas Siklus II
31
yang dapat lebih meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan pengurangan.. Hal-hal yang sudah baik pada siklus I dipertahankan, sedangkan yang kurang diperbaiki.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat untuk lebih menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan. Kegiatan diskusi ditambah dengan kegiatan motorik dan juga siswa diajak keluar ruang kelas untuk menemukan masalah yang berkaitan dengan pengurangan di lingkungan sekitar sekolah. Siklus II akan dilaksanakan dalam 2 pertemuan.
1) Perencanaan
Perencanaan siklus II berdasarkan hasil refleksi siklus I. Kelemahan yang terdapat pada siklus I diperbaiki pada siklus II. Untuk itu peneliti mengupayakan menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan serta memberi kegiatan yang lebih menantang. Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut :
a) Menyusun RPP dengan KD menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pengurangan.
b) Menyiapkan alat peraga berupa benda-benda konkret berupa ikatan-ikatan lidi
32 2) Pelaksanaan
Kegiatan Siklus II dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 11 November 2013 untuk pertemuan pertama, Sedangkan untuk pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, tannggal 15 November 2013. Langkah-langkah pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran pada siklus II : Pertemuan 1
Kegiatan awal ( 10 menit ) Apresepsi/Motivasi:
a) Merapikan siswa, berbaris, berdoa, kemudian mengisi daftar hadir siswa.
b) Guru memberikan pengantar tentang operasi hitung perkalian.
Kegiatan Inti ( 50 menit ) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a) Memberikan penjelasan tentang operasi hitung pengurangan. b) Memberikan contoh kehidupan sehari-hari yang berhubungan
dengan pengurangan
33
d) Membimbing siswa yang belum memahami operasi hitung pengurangan.
e) Memberikan latihan-latihan
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.
b) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.
c) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.
d) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.
e) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar.
f) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisanmaupun tertulis, secara individual maupun kelompok.
34 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a) Guru bertanya jawab tentang operasi hitung pengurangan yang belum diketahui oleh siswa.
b) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat atau hadiah terhadap keberhasilan siswa.
Kegiatan Akhir ( 10 Menit ) Dalam kegiatan akhir, guru:
a) Memberikan penilaian hasil kerja siswa baik secara tertulis, lisan maupun perbuatan yang telah dilakukan siswa.
b) Memberikan tugas Pekerjaan Rumah (PR.
Pertemuan 2
Kegiatan awal ( 10 menit ) Apresepsi/Motivasi:
a) Merapikan siswa, berbaris, berdoa, kemudian mengisi daftar hadir siswa.
b) Guru memberikan pengantar tentang operasi hitung perkalian. Kegiatan Inti ( 50 menit )
Eksplorasi
35
a) Memberikan penjelasan tentang operasi hitung pengurangan. b) Memberikan contoh kehidupan sehari-hari yang berhubungan
dengan pengurangan
c) Mendemonstrasikan operasi penghitungan pengurangan dengan media ikatan lidi.
d) Membimbing siswa yang belum memahami operasi hitung pengurangan.
e) Memberikan latihan-latihan soal cerita yang berhubungan dengan pengurangan
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.
b) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.
c) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.
d) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.
36
f) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisanmaupun tertulis, secara individual maupun kelompok.
g) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a) Guru bertanya jawab tentang operasi hitung pengurangan yang belum diketahui oleh siswa.
b) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat atau hadiah terhadap keberhasilan siswa.
Kegiatan Akhir ( 10 Menit ) Dalam kegiatan akhir, guru:
a) Memberikan penilaian hasil kerja siswa baik secara tertulis, lisan maupun perbuatan yang telah dilakukan siswa.
b) Memberikan tugas Pekerjaan Rumah (PR).
3) Pengamatan
37
tindakan perbaikan berakhir. Dalam kegiatan ini peneliti dan pengamat berbagi informasi, mengiterpretasikan informasi, serta mengambil tindakan lebih lanjut.
4) Refleksi
Setelah kegiatan belajar mengajar selesai, peneliti mengidentifikasi sejauh mana kesulitan, hambatan dan keberhasilan siswa dalam menguasai materi atau bahan ajar.
Refleksi dilakukan bersama dengan pengamat untuk mengetahui sejauh mana tujuan penelitian tercapai. Pelaksanaannya mengacu pada pedoman yang telah disusun secara bersama-sama.
Semua data dikumpulkan baik data kuantitatif maupun kualitatif. Untuk data kuantitatif yang berupa nilai dihitung rata-ratanya dan ditentukan tingkat ketuntasan klasikalnya. Kemudian dibandingkan dengan hasil pada siklus I. Untuk data kualitatif dianalisis sesuai dengan pedoman yang telah disusun kemudian dibandingkan dengan hasil pada siklus I. Sedangkan catatan pengamat tentang semua kejadian atau aktifitas siswa dan guru dikaji bersama-sama sehingga didapatkan persepsi yang sama tentang jalannya perbaikan pembelajaran.
D. Pengumpulan dan Instrument Data
38
a. Subjek penelitian yaitu siswa yang berupa nilai proses selama mengikuti pembelajaran dan nilai tes formatif.
b. Hasil pengamatan yang dilakukan teman sejawat.
2) Teknik dan Alat Pengumpulan Data
a. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berbentuk tes maupun non tes. Untuk tes menggunakan tes tertulis sedangkan non tes menggunakan pengamatan.
b. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan butir soal tes tertulis untuk teknik tes.
c. Kisi- kisi soal
Tabel 3: Kisi-kisi soal No. Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar
39
yang
mengandung pengurangan
E. Validitas Instrumen
1. Proses penyusunan instrumen
Dalam penyusunan instrumen ini, peneliti menggunakan jenis penilaian tes tertulis dalam bentuk soal isian singkat. Tes tertulis ini berjumlah 5 soal dan akan diberikan pada setiap siswa.
2. Validitas instrumen , disusun berdasarkan indikator serta dikonsultasikan dengan guru kelas dan ahli yaitu dengan dosen pembimbing.
F. Analisis Data
a. Kriteria keberhasilan
Kondisi awal prestasi belajar dan kondisi akhir yang diharapkan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.. Kriteria Keberhasilan
KRITERIA KEBERHASILAN NO INDIKATOR KONDISI
AWAL
TARGET SIKLUS I
TARGET SIKLUS II
1. Nilai trata-rata Matematika
40 2. Persentase siswa
yang memenuhi KKM
35 % 61 % 87 %
b. Langkah-langkah Analisis 1. Penyekoran
- Isian : Benar : 2 Salah : 0 Uraian: Benar : 2 Salah : 0
2. Menghitung jumlah skor setiap siswa dengan rumus : Skor setiap siswa = nilai x 100
Jumlah soal
3. Menghitung skor rata-rata kelas dengan rumus :
Skor rata-rata = Jumlah skor seluruh siswa Jumlah siswa
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini dipaparkan Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian.
A. Pra Tindakan
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang subjek penelitiannya adalah siswa kelas II SD Negeri Banyurojo 1. Jumlah siswa kelas II adalah 23 terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Karakteristik siswa kelas II ini aktif dan energik. Sehingga siswa cepat bosan kalau hanya duduk dan mendengarkan. Pada umumnya mempunyai intelegensi yang rata-rata cukup baik.
KKM SD Negeri Banyurojo 1 untuk mata pelajaran matematika adalah 75. Dan tingkat ketuntasan adalah 85 % atau lebih siswa telah mencapai KKM. Pada pembelajaran matematika Kompetensi Dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pengurangan di kelas II pada tanggal 3 September 2012 diperoleh rata-rata nilai 66. 65 % siswa atau 15 dari 23 siswa belum mencapai tingkat ketuntasan. Dan hanya 35 % siswa atau 8 dari 23 siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan.
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
42
1) Menyusun Silabus dan RPP dengan KD menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku ( cm,m) yang sering digunakan.
2) Menyiapkan alat peraga berupa benda-benda konkret seperti tangan dan meteran.
3) Menyusun Lembar Kerja Siswa 4) Menyusun alat tes.
5) Meminta izin kepada Kepala SD Negeri Banyurojo 1 untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas.
Setelah semua siap peneliti meminta izin kepada Kepala SD Negeri Banyurojo 1 untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas di kelas II. Kepala SD Negeri Banyurojo 1 memberi izin dan sangat mendukung dengan menyediakan fasilitas yang diperlukan.
Simulasi dilakukan untuk mengetahui apakah semua persiapan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana atau tidak. Dalam pelaksanaan simulasi ini ternyata semua dapat berjalan sesuai dengan rencana.
B. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan 1
Pertemuan 1 siklus I (Senin, 21 Oktober 2013).
Kegiatan awal ( 10 menit ) 1) Pendahuluan
43
- Guru melakukan aktifitas rutin ( mengecek kebersihan kelas, kesiapan kelas, kesiapan siswa dan mengecek kehadiran siswa)
- Guru mengajak siswa untuk berdoa 2) Apersepsi
- Guru menanyakan kepada siswa tentang kegiatan jual beli yang dilakukan siswa dirumah.
3) Orientasi
- Guru menyempaiakam materi yang akan dipelajari kepada siswa. 4) Motivasi
- Guru memberikan semangat kepada siswa dengan menyanyikan sebuah lagu “ Satu Ditambah Satu ‘
Kegiatan Inti ( 50 menit ) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
1) Guru memberikan penjelasan tentang operasi hitung pengurangan bilangan 3 angka dengan 2 angka cara bersusun pendek.
2) Guru memberikan contoh kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan pengurangan
3) Guru membimbing siswa untuk melakukan pengurangan dengan media ikatan lidi.
44 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
h) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.
i) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.
j) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.
k) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. l) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar.
m) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisanmaupun tertulis, secara individual maupun kelompok.
n) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi :
1) Guru memberi penguatan terhadap hasil kerja siswa
2) Guru memberi penjelasan lebih lanjut terhadap hal-hal yang belum jelas. 3) Guru bertanya jawab tentang operasi hitung pengurangan yang belum diketahui
oleh siswa.
45 Kegiatan Akhir ( 10 Menit )
Dalam kegiatan akhir :
1) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan merangkum materi pelajaran.
2) Guru memberikan penilaian hasil kerja siswa baik secara tertulis, lisan maupun perbuatan yang telah dilakukan siswa.
3) Guru memberikan tugas Pekerjaan Rumah (PR) berupa pengerjaan LKS.
Pertemuan 2
Pertemuan 2 siklus I (Jumat, 25 Oktober 2013.)
Kegiatan awal ( 10 menit ) 1) Pendahuluan
- Guru mengucapkan salam pembuka
- Guru melakukan aktifitas rutin ( mengecek kebersihan kelas, kesiapan kelas, kesiapan siswa dan mengecek kehadiran siswa)
- Guru mengajak siswa untuk berdoa 2) Apersepsi
- Guru menanyakan kepada siswa tentang kegiatan jual beli yang dilakukan siswa dirumah.
3) Orientasi
46
- Guru memberikan semangat kepada siswa dengan menyanyikan sebuah lagu “ Satu Ditambah Satu ‘
Kegiatan Inti ( 50 menit ) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
1) Guru memberikan penjelasan tentang operasi hitung pengurangan bilangan 3 angka dengan 2 angka cara bersusun pendek.
2) Guru memberikan contoh kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan pengurangan
3) Guru membimbing siswa untuk melakukan pengurangan dengan media ikatan lidi.
4) Guru membimbing siswa yang belum memahami operasi hitung pengurangan. 5) Guru memberikan latihan-latihan dengan mengerjakan LKS.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.
2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.
47
4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. 5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar.
6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisanmaupun tertulis, secara individual maupun kelompok.
7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi :
1) Guru memberi penguatan terhadap hasil kerja siswa
2) Guru member penjelasan lebih lanjut terhadap hal-hal yang belum jelas.
3) Guru bertanya jawab tentang operasi hitung pengurangan yang belum diketahui oleh siswa.
4) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat atau hadiah terhadap keberhasilan siswa.
Kegiatan Akhir ( 10 Menit ) Dalam kegiatan akhir :
1) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan merangkum materi pelajaran.
48
3) Guru memberikan tugas Pekerjaan Rumah (PR) berupa pengerjaan LKS.
C. Hasil Pengamatan
Pelaksanaan pengamatan sesuai dengan kesepakatan bersama antara peneliti dan pengamat. Pengamat mencatat semua kejadian selama proses perbaikan pembelajaran berlangsung. Selain itu juga mengisi lembar pengamatan yang telah dipersiapkan.
Berikut ini adalah hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh pengamat.
1) Siswa terlihat aktif mengikuti pembelajaran.
2) Saat berdiskusi sebagian siswa masih bermain sendiri dan bercerita dengan temannya.
3) Keberanian siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan meningkat. 4) Ada beberapa siswa yang lebih suka bertanya pada temannya.
5) Keberanian siswa mengungkapkan ide dan gagasan meningkat.
6) Ada satu siswa yang meminta izin ke belakang sampai tiga kali, dan guru belum mengingatkan.
7) Pemberian motivasi dari guru masih kurang. 8) Pemberian pertanyaan kurang merata.
9) Pemberian kesempatan kepada siswa untuk bertanya masih kurang. D. Refleksi
49
pada pedoman yang telah disusun. Hasil refleksi menunjukkan adanya perubahan baik dari pihak guru maupun siswa.
Berdasar hasil refleksi terdapat temuan-temuan yang menunjukkan keberhasilan dan kekurangan sebagai berikut :
Keberhasilan
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sudah baik sesuai dengan kurikulum. 2) Guru sudah memberi apersepsi dengan baik. Sudah mampu menggali
pengetahuan awal siswa terhadap materi pelajaran.
3) Guru sudah mengaitkan pembelajaran dengan realitas kehidupan sehari-hari. 4) Penjelasan materi cukup jelas tidak terlalu cepat sehingga dapat dipahami
siswa.
5) Penggunaan metode sudah tepat sehingga dapat membangkitkan minat siswa terhadap pembelajaran.
6) Guru sudah berperan sebagai fasilitator dengan baik. Guru sudah menyiapkan keperluan yang dibutuhkan siswa.
7) Siswa sudah berdiskusi dengan baik. 8) Hasil belajar siswa meningkat.
9) Bahasa yang digunakan guru sudah baik.
10) Siswa dengan bimbingan guru dapat membuat kesimpulan pelajaran.
11) Guru sudah memberi tes formatif dengan baik. Lembar soal sudah dipersiapkan sehingga pelaksanaan tes berjalan efisien.
12) Guru sudah memberi penilaian oetentik.
50 Kekurangan
1) Guru kurang memberi motivasi.
2) Pengelolaan kelas masih perlu dioptimalkan. 3) Pemberian pertanyaan dari guru kurang merata.
4) Guru kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
5) Guru kurang memberi bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan. 6) Saat berdiskusi sebagian siswa masih bermain dan bicara dengan temannya. 7) Masih ada siswa yang sering keluar dengan alasan ke belakang.
8) Permasalahan yang ditemukan siswa sangat sederhana sehingga mudah sekali dikerjakan.
9) Masih ada beberapa siswa kurang aktif mengikuti pembelajaran.
10) Beberapa siswa tidak memberi penilaian terhadap dirinya sendiri sesuai dengan kenyataan.
11) Hasil tes formatif belum mencapai tingkat ketuntasan klasikal.
Berdasar pengamatan, guru sudah dapat mengelola pembelajaran dengan baik. Namun demikian masih ada beberapa kelemahan yaitu guru kurang memberi motivasi pada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan ide serta gagasan. Sehingga keaktifan siswa masih perlu ditingkatkan lagi. Selain itu guru juga kurang memberi bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan karena jumlah siswa cukup banyak. Sebagian siswa memberi bantuan kepada teman-temannya yang belum memahami.
51
KKM, sehingga target yang ingin dicapai yaitu 85 % dari seluruh siswa tuntas KKM belum tercapai. Oleh sebab itu peneliti akan melanjutkan perbaikan pembelajaran pada siklus II.
2. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Pada siklus II ini peneliti mengupayakan agar semua siswa bisa aktif dalam pembelajaran. Untuk itu peneliti merancang pembelajaran yang didalamnya ada kegiatan motoriknya. Mengingat siswa kelas II sebagai subjek penelitian mempunyai karakteristik aktif dan energik. Agar pembelajaran ini lebih bermakna, maka siswa diajak keluar ruangan kelas untuk mengamati kejadian di lingkungan sekitar dan diharapkan dapat menemukan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan pengurangan. Untuk mengatasi jumlah murid yang banyak guru memberi bimbingan kepada siswa yang kurang memahami maka peneliti akan memberdayakan tutor sebaya.
52
Agar semua bisa berjalan lancar, penulis mengadakan simulasi dengan pengamat tentang skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan dan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data. Berikut ini adalah skenario pembelajaran yang telah disusun.
1) Guru bercerita kejadian sehari-hari yang berkaitan dengan pengurangan.
2) Siswa berdiskusi menemukan cara menyelesaikan masalah dan dapat menemukan masalah disekitarnya yang berkaitan dengan pengurangan serta cara pemecahannya.
3) Guru sebagai fasilitator dan memberi bimbingan. 4) Siswa menyampaikan hasil diskusi.
5) Siswa bersama guru membahas hasil diskusi. 6) Siswa mengerjakan soal-soal latihan.
7) Guru dan siswa melakukan tanya jawab untuk menguatkan pemahaman siswa dan memberi kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas.
Setelah semua siap peneliti dan pengamat melakukan simulasi untuk mengetahui apakah semua persiapan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana atau tidak. Dalam pelaksanaan simulasi ini ternyata semua dapat berjalan sesuai dengan rencana.
b. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan 1
53 Kegiatan awal ( 10 menit )
1) Pendahuluan
- Guru mengucapkan salam pembuka
- Guru melakukan aktifitas rutin ( mengecek kebersihan kelas, kesiapan kelas, kesiapan siswa dan mengecek kehadiran siswa)
- Guru mengajak siswa untuk berdoa 2) Apersepsi
- Guru menanyakan kepada siswa tentang kegiatan jual beli yang dilakukan siswa dirumah.
3) Orientasi
- Guru menyampaikam materi yang akan dipelajari kepada siswa. 4) Motivasi
- Guru memberikan semangat kepada siswa dengan menyanyikan sebuah lagu “ Satu Ditambah Satu ‘
Kegiatan Inti ( 50 menit ) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
1) Guru memberikan penjelasan tentang operasi hitung pengurangan bilangan 3 angka dengan 2 angka cara bersusun pendek.
54
3) Guru membimbing siswa untuk melakukan pengurangan dengan media ikatan lidi.
4) Guru membimbing siswa yang belum memahami operasi hitung pengurangan. 5) Guru memberikan latihan-latihan dengan mengerjakan LKS.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.
2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.
3) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.
4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. 5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar.
6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisanmaupun tertulis, secara individual maupun kelompok.
7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok.
Konfirmasi
55
1) Guru memberi penguatan terhadap hasil kerja siswa
2) Guru member penjelasan lebih lanjut terhadap hal-hal yang belum jelas.
3) Guru bertanya jawab tentang operasi hitung pengurangan yang belum diketahui oleh siswa.
4) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat atau hadiah terhadap keberhasilan siswa.
Kegiatan Akhir ( 10 Menit ) Dalam kegiatan akhir :
1) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan merangkum materi pelajaran.
2) Guru memberikan penilaian hasil kerja siswa baik secara tertulis, lisan maupun perbuatan yang telah dilakukan siswa.
3) Guru memberikan tugas Pekerjaan Rumah (PR) berupa pengerjaan LKS.
Pertemuan 2
Pertemuan 2 siklus II (Jumat, 15 November 2013) Kegiatan awal ( 10 menit )
1) Pendahuluan
- Guru mengucapkan salam pembuka
- Guru melakukan aktifitas rutin ( mengecek kebersihan kelas, kesiapan kelas, kesiapan siswa dan mengecek kehadiran siswa)
56 2) Apersepsi
- Guru menanyakan kepada siswa tentang kegiatan jual beli yang dilakukan siswa dirumah.
3) Orientasi
- Guru menyempaiakam materi yang akan dipelajari kepada siswa. 4) Motivasi
- Guru memberikan semangat kepada siswa dengan menyanyikan sebuah lagu “ Satu Ditambah Satu ‘
Kegiatan Inti ( 50 menit ) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
1) Guru memberikan penjelasan tentang operasi hitung pengurangan bilangan 3 angka dengan 2 angka cara bersusun pendek.
2) Guru memberikan contoh kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan pengurangan
3) Guru membimbing siswa untuk melakukan pengurangan dengan media ikatan lidi.
4) Guru membimbing siswa yang belum memahami operasi hitung pengurangan. 5) Guru memberikan latihan-latihan dengan mengerjakan LKS.
Elaborasi
57
1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.
2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.
3) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.
4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. 5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar.
6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisanmaupun tertulis, secara individual maupun kelompok.
7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi :
1) Guru memberi penguatan terhadap hasil kerja siswa
2) Guru memberi penjelasan lebih lanjut terhadap hal-hal yang belum jelas. 3) Guru bertanya jawab tentang operasi hitung pengurangan yang belum diketahui
oleh siswa.
58 Kegiatan Akhir ( 10 Menit )
Dalam kegiatan akhir :
1) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan merangkum materi pelajaran.
2) Guru memberikan penilaian hasil kerja siswa baik secara tertulis, lisan maupun perbuatan yang telah dilakukan siswa.
3) Guru memberikan tugas Pekerjaan Rumah (PR) berupa pengerjaan LKS.
c. Hasil Pengamatan
Pelaksanaan pengamatan sesuai dengan kesepakatan bersama antara peneliti dan pengamat. Pengamat mencatat semua kejadian selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu juga mengisi lembar pengamatan dan rubrik asesmen yang telah dipersiapkan.
Berikut ini adalah hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh pengamat.
1) Siswa terlihat aktif mengikuti pembelajaran.
2) Saat pembelajaran berlangsung, sebagian besar siswa telah aktif dalam mengikuti KBM.
3) Keberanian siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan meningkat.
4) Ada beberapa siswa yang lebih suka bertanya pada temannya, hal ini menunjukkan adanya sikap ingin tahu siswa meningkat.
59
6) Pemberian motivasi dari guru baik. Motivasi yang telah guru berikan dapat membangkitkan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan keaktifan siswa dalam mengikuti pelaksanaan pembelajaran yang disajikan guru.
7) Pemberian pertanyaan dari guru cukup merata. Pertanyaan digunakan sebagai tolok ukur penguasan siswa terhadap materi pelajaran, tetapi pertanyaan juga berfungsi sebagai teguran bagi siswa yang kurang berkonsentrasi agar perhatian dapat memusat pada materi pembelajaran.
8) Pemberian kesempatan kepada siswa untuk bertanya cukup baik.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan bersama antara peneliti dan pengamat untuk mengetahui sejauh mana tujuan penelitian tercapai. Pelaksanaannya mengacu pada pedoman yang telah disusun. Hasil refleksi menunjukkan adanya perubahan baik dari pihak guru maupun siswa.
Berdasar hasil refleksi terdapat temuan-temuan yang menunjukkan keberhasilan dan kekurangan sebagai berikut :
Keberhasilan
1) Penjelasan materi cukup jelas tidak terlalu cepat dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sudah baik sesuai dengan kurikulum
2) Guru sudah memberi apersepsi dengan baik. Sudah mampu menggali pengetahuan awal siswa terhadap materi pembelajaran.