SEJARAH DAN PERKEMBANGAN FORUM KEROHANIAN ISLAM (FKI) DI SMA ANTARTIKA SIDOARJO TAHUN 2007-2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S-1)
Pada Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI)
Oleh:
KUSNUL KOTIMAH NIM: A0.22.12.063
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Sejarah dan Perkembangan Forum Kerohanian Islam (FKI) di SMA Antartika Sidoarjo Tahun 2007-2016.” Adapun fokus penelitian yang dibahas dalam skripsi ini adalah (1) Bagaimana Sejarah Berdirinya FKI, (2) Bagaimana Perkembangan FKI di SMA Antartika Sidoarjo Tahun 2007-2016, (3) Bagaimana Respon Masyarakat Terhadap FKI di SMA Antartika Sidoarjo.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sejarah dengan pendekatan sosiologi. Metode sejarah ini digunakan untuk mengetahui atau mendiskripsikan peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Pendekatan sosiologi dimaksudkan untuk menjelaskan faktor-faktor sosial yang mempengaruhi perkembangan FKI. Selain itu, pendekatan sosiologi dimaksudkan untuk menjelaskan peranan sosial dari organisasi FKI dalam mengubah pandangan masyarakat.
ABSTRACT
This skripsi titled “The history and development of Islamic spirituality Forum in the high school Antartika Sidoarjo years of 2007-2016.” The focus of research is discussed in this thesis is (1) How the history of the establishment FKI Antartika Sidoarjo, (2) How is the development of FKI in the high school Antartika Sidoarjo years 2007-2016, (3) How is the public responseto the FKI in high school Antartika Sidoarjo.
Is this study the author uses historical method to the sociological approach. This historical method used to identify or describe the events that occurred in the past. Sociological approach is intended to explain the social factors that influence the development of FKI. Moreover, sociological approach is intended to explain the social role of the FKI organization in changing society’s views.
DAFTAR ISI
BAB II SEJARAH BERDIRINYA FKI DI SMA ANTARTIKA A. Latar Belakang Berdirinya FKI ... 20
B. Orang-Orang Yang Berperan………... 28
C. Visi, Misi, danTujuan………... 29
B. ProgramKegiatan... 35
C. StrukturPengurus Dari Tahun 2007-2016………... 41
BAB IV RESPON MASYARAKAT TERHADAP FKI DI SMA ANTARTIKA SIDOARJO
A. Guru... 51
B. Murid ... 55
C. WaliMurid ... 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan... 62
B. Saran... 64
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan pembelajaran, pengetahuan, keterampilan,
dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke
generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Sekolah
sebagai lembaga pendidikan sudah seharusnya mempunyai organisasi
yang baik agar tujuan pendidikan formal bisa tercapai secara maksimal.
Organisasi yang baik hendaklah membagi tugas-tugas dan tanggung jawab
sesuai dengan kapasitas, fungsi, dan wewenang serta kemampuannya
untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan organisasi yang baik dapat
dihindari sistem organisasi otoriter terhadap semua anggota.1
Siswa sebagai individu belajar dan menekuni disiplin ilmu yang
ditempuhnya secara mantap, dimana di dalam menjalani serangkaian
sekolah itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan siswa itu sendiri.
Kegiatan akademik akan lebih baik bila di tunjang dengan kegiatan non
akademik yang membantu siswa untuk mengembangkan kepribadian,
meningkatkan kepekaan sosial, dan meningkatkan kedewasaan moral.
Salah satu bentuk kegiatan non akademik adalah kegiatan yang tertuang
dalam organisasi sekolah. Dengan terlibat dalam organisasi, siswa dapat
belajar menerapkan ilmu yang di dapat dari bangku sekolah, selain itu juga
bisa dapat belajar mengenai hal-hal yang berguna bagi perkembangan,
1
2
seperti kepemimpinan, kelompok, kepercayaan diri, kemampuan
berkomunikasi dengan baik, dan kepekaan sosial. Sebagaiagent of change
dan agent of control, Siswa harus mempunyai pribadi yang mantap
sehingga tidak terjebak dalam pergaulan yang salah. Pribadi mantap bisa
dieksplorasi melalui aktivitas organisasi, penyaluran bakat minat, serta
kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan.
Istilah “organisasi” berasal dari bahasa latin “organizare,” berarti
“to from as or into a whole consisting of interdent or coolinated parts”
(membentuk sebagian atau menjadi keseluruhan dari bagian yang saling
bergantungan atau berkordinasi). jadi secara harfiah organisasi itu berarti
panduan dari berbagai bagian yang satu sama lainnya saling
bergantungan.2
Menurut Schein, organisasi adalah suatu koordinasi rasional
kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui
pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hirarki otoritas dan tanggung
jawab. Schein juga mengatakan bahwa organisasi mempunyai karakteristik
tertentu yaitu struktur, tujuan, saling berhubungan dengan bagian yang lain
tergantung pada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas
dalam organisasi tersebut.3
Sedangkan menurut James D. Mooney organisasi merupakan
wadah untuk menyalurkan aspirasi dan pendapat untuk mencapai tujuan
bersama. Dalam organisasi, individu sebagai anggota mempunyai
2
3
hubungan yang mendalam antara yang satu dengan yang lain. Maka dapat
diketahui bahwa organisasi merupakan wadah untuk berproses dengan
baik untuk pembelajaran dan pendidikan yang diperoleh melalui kegiatan
yang dilaksanakan secara formal maupun non formal. Dalam sebuah
organisasi banyak kegiatan yang dilakukan dimana semua anggota
organisasi harus berpartisipasi di dalamnya.
Pada dasarnya organisasi adalah sebuah wadah perkumpulan demi
mencapai tujuan bersama, namun harus tetap sesuai dengan AD/ART yang
disetujui oleh semua anggota dan pengurus organisasi tersebut.4
Organisasi tidak boleh keluar dari rambu-rambu utama tugas dan fungsi
perguruan tinggi yaitu “ Tri Darma Perguruan Tinggi”, tanpa kehilangan
daya kritis dan tetap berjuang atas nama bersama, bukan pribadi.
Organisasi kesiswaan terbagi atas dua yaitu organisasi ekstra
sekolah dan organisasi intra sekolah. Organisasi ekstra sekolah merupakan
suatu organisasi yang berlatar belakang kesiswaan yang berdirinya di luar
wewenang sekolah. Walaupun kedudukannya di luar lembaga sekolah,
organisasi ekstra turut berperan dalam pendampingan kebijakan-kebijakan
yang dikeluarkan oleh sekolah. Hal ini disebabkan visi dan misi organisasi
ekstra yang mengakomodir siswa dalam berbagai aspek. Banyak siswa
yang cenderung cepat puas dengan kegiatannya di intra sekolah sebagai
hasil eksplorasi dirinya. Padahal sebagai siswa, kita dituntut terus
berkembang dan membuka sekat-sekat ruang untuk berinovasi. Perasaan
4
4
tersebut hanyalah membuat kita kerdil untuk meraih prestasi dan
keinginan untuk terus berkreasi.
Oleh karena itu, organisasi ekstra bisa menjadi alternatif pilihan
bagi siswa untuk mengembangkan lebih jauh potensi yang ada dalam diri
pribadi siswa itu sendiri. Jaringan komunikasi yang luas (tidak terbatas
pada satu sekolah), independensi keuangan, dan kehangatan dalam
interaksi adalah beberapa hal yang membuat sebagian besar dari organisasi
ekstra sekolah menjadi berkembang potensinya.
Untuk menjaga keeksistensian sebuah organisasi maka diperlukan
adanya pengupayaan tercapainya tujuan organisasi, baik secara formal
maupun non formal. Walaupun organisasi ekstra sekolah bergerak sesuai
ideologinya masing-masing, tetapi organisasi ekstra sekolah juga memiliki
peran besar dalam kegiatan-kegiatan sekolah mulai dari kegiatan
intelektual sampai kepemimpinan di sekolah.
SMA Antartika Sidoarjo adalah sekolah yang sangat terkenal akan
murid-muridnya nakal dan tidak mematuhi aturan sekolah yang ada,
pergaulan bebas sangat terasa sekali di kalangan murid SMA Antartika
Sidoarjo.5 Meskipun di sana sudah ada bagian kesiswaan dari pihak
sekolah itu pun tidak berpengaruh besar terhadap para pelajar Antartika.
OSIS sebagai organisasi tertinggi dalam sekolah mempunyai sisi atau
bagian keagamaan itu pun tidak berpengaruh besar terhadap para pelajar
5
Ada siswa dari SMA Antartika yang melihat dan tergugah akan hal
tersebut dan ingin merubah para siswa keluar dari perilaku buruk dan ingin
mengubah pandangan masyarakat yang melihat SMA Antartika sebagai
sekolah yang buruk dan anak didiknya nakal-nakal. Siswa itu bernama
Rahmat Fajar. Dia adalah ketua OSIS yang ingin membuat organisasi yang
berbasis Islam.
Pada tanggal 27 Januari 2007 ketua OSIS SMA Antartika Sidoarjo
membentuk sebuah organisasi yang berbasis Islam yang benama Forum
Kerohanian Islam (FKI). FKI ini adalah organisasi yang setara dengan
OSIS, kedua organisasi ini saling berjalan bersama hanya berbeda bidang,
OSIS bergerak dalam bidang sosial sedangkan FKI bergerak dalam bidang
agama Islam. Akhirnya FKI di resmikan pada tanggal 14 Febuari 2007,
tanggal itu juga ditetapkan sebagai hari jadi FKI SMA Antartika. Hingga
saat ini FKI masih terus berjalan dan berlahan-lahan dapat merubah
pandangan masyarakat tentang SMA Antartika yang terkenal akan
muridnya yang nakal.
Organisasi ini bertujuan untuk memperbaiki akhlak para murid
SMA Antartika yang terkenal liar dan tanpa arah yang jelas. Dengan
adanya FKI para murid bisa sharing atau bisa dibilang curhat masalah
mereka, dan di organisasi tersebut juga banyak kegiatan yang positif di
antaranya kaligrafi, hadrah, qiro’ah, banjari dan saling bertukar pikiran
tentang pengetahuan agama Islam.6
6
6
Menyimak perkembangan FKI yang semakin maju, maka penulis
sangat tertarik ingin membahas lebih mendalam mengenai FKI, penulis
mengangkatnya dengan judul SEJARAH DAN PERKEMBANGAN
FORUM KEROHANIAN ISLAM (FKI) DI SMA ANTARTIKA SIDOARJO TAHUN 2007-2016, dengan demikian kita akan lebih mengerti tentang organisasi FKI yang ada di antartika sidoarjo, dan bisa
merubah pandangan masyarakat tentang SMA antartika yang terkenal
buruk.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dirumuskan di atas, maka peneliti
merumuskan permasalahan pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah berdirinya FKI?
2. Bagaimana perkembangan FKI di SMA Antartika Sidoarjo tahun
2007-2016?
3. Bagaimana respon masyarakat terhadap FKI di SMA Antartika
Sidoarjo?
C. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan perumusan permasalahan yang dikemukakan
di atas, maka tujuan penulisan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya FKI
2. Untuk mengetahui perkembangan FKI di SMA Antartika Sidoarjo
7
3. Untuk mengetahui respon masyarakat terhadap FKI di SMA Antartika
Sidoarjo
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan bermanfaat dan berguna di masa yang
akan datang, antara lain:
1. Manfaat Teoritis
a. Karya ini dapat menjadikan contoh bentuk tulisan sejarah
sosial-politik utamanya bagi pembelajaran mahasiswa Jurusan Sejarah
dan Kebudayaan Islam di Fakultas Adab dan Humaniora.
b. Hasil penelitian bermanfaat untuk pemahaman penulisanHistory of
Islamdari berbagai sudut pandang.
c. Hasil penelitian ini nantinya menjadi khazanah historiografi Islam
dan dapat dijadikan sebagai sumber tersier.
d. Penelitian ini diharapakan dapat memberi manfaat dan menjadi
bahan acuan untuk penelitian selanjutnya bagi mahasiswa yang
mendalami sejarah, terutama yang berkaitan dengan organisasi
sekolah.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai cara
pelaksanaan organisasi secara baik dan meningkatkan pengetahuan
8
b. Bermanfaat bagi dunia pengembangan dunia keilmuan di Fakultas
Adab dan Humaniora di UIN Sunan Ampel Surabaya khususnya
Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam.
c. Untuk melengkapi persyaratan dalam program S-1 pada Jurusan
Sejarah dan Kebudayaan Islam di Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Sunan Ampel Surabaya.
E. Pendekatan dan Kerangka Teori
Dalam penelitian yang berjudul “Sejarah Perkembangan Forum
Kerohanian Islam (FKI) di SMA Antartika Sidoarjo tahun 2007-2016” ini
maka peneliti akan menggunakan pendekatan historis. Dengan pendekatan
historis ini bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa yang terjadi di
masa lampau. Selain pendekatan historis ini, penulis juga menggunakan
pendekatan sosiologi, sebab pada dasarnya organisasi FKI terintegrasi
dengan gejala sosiologi dengan disertai pesan-pesan moral. Pendekatan ini
didasari kenyataan bahwa setiap gerak sejarah dalam masyarakat timbul
karena adanya rangsangan untuk melakukan reaksi dengan menetapkan
tanggapan-tanggapan dan perubahan-perubahan.
Untuk memudahkan penulis dalam mencari data di lapangan,
penulis menggunakan pendekatan sejarah (historis) karena menjelaskan
tentang sejarah dan perkembangannya organisasi FKI di Antartika dari
awal hingga sekarang dengan pendekatan sosiohistoris. Pendekatan sejarah
berusaha menelusuri asal-usul pertumbuhan ide-ide didirikannya
9
dalam studi agama Islam digunakan untuk menjelaskan faktor-faktor sosial
yang mempengaruhi perkembangan FKI. Selain itu, pendekatan sosiologi
dimaksudkan untuk menjelaskan peranan sosial dari organisasi FKI dalam
mengubah pandangan masyarakat.
Teori sebagai pedoman guna memperguna jalannya penelitian dan
sebagai pegangan pokok bagi penulis. Disamping sebagai pedoman, teori
adalah merupakan salah satu sumber inspirasi bagi penulis dalam
memecahkan masalah-masalah penelitian. Teori ini tidak dapat
memberikan jawaban kepada peneliti, tetapi teori dapat membekali pada
peneliti dengan pertanyaan yang dapat diajukan terhadap fenomena yang
hendak di teliti. Teori dalam penelitian sejarah sebagai alat bantu yang
akan di pakai untuk menganalisis gejala-gejala tentang peristiwa masa
lampau.7
Dalam penelitian ini penulis menggunakan Teori Organisasi
Birokrasi (Theory of Bureaucracy Organization) yaitu merupakan sebuah
model organisasi normative yang menekankan struktur dalam organisasi,
yang pertama kali diperkenalkan oleh Max Weber.8Dengan teori birokrasi
ini penulis berusaha mengetahui pola dinamika organisasi Forum
Kerohanian Islam (FKI) di SMA Antartika Sidoarjo. Dalam hal ini untuk
menunjukkan perubahan eksistensi atau kedudukan yang lebih baik bagi
organisasi FKI di SMA Antartika Sidoarjo. Dalam hal ini untuk
menunjukkan perubahan eksistensi organisasi ekstra sekolah memiliki tiga
7
Sartono Kartodirjo,Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992), 157.
8
10
gerakan yang dijadikan sebagai landasan geraknya yaitu gerakan politik
(berafiliasi dengan golongan-golongan), gerakan sosial (menjadi
penggerak terhadap ketimpangan-ketimpangan sosial), dan mencetak
intelektual (mengadakan kajian ilmiah).
F. Penelitian Terdahulu
Maksud kajian penelitian terdahulu yakni memuat hasil dari
penelitian yang pernah ada, yang dianggap peneliti relevan. Peneliti
melakukan penelusuran hasil-hasil penelitian terdahulu, maka yang
dianggap relevan sebagai berikut:
1. Skripsi yang ditulis oleh Ika Fazeriyah, yang berjudul “Hubungan
Antara Konsep Diri Dengan Pengembangan Karir Guru SMA
Antartika Sidoarjo,” Tahun 2013 (Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang fakultas psikologi). Skripsi ini menjelaskan
hubungan antara konsep diri dengan pengembangan karir guru SMA
Antartika Sidoarjo.
2. Skripsi yang ditulis oleh Kuswantoro Aprillia Dian Permadani, yang
berjudul “ Penggunaan Gaya Bahasa Dalam Sinetron Putih Abu-Abu
di Kalangan Remaja SMA Antartika Sidoarjo,” Tahun 2013 (IAIN
Sunan Ampel Surabaya fakultas dakwah). Skripsi ini menjelaskan
penggunaan gaya bahasa dalam sinetron putih abu-abu di kalangan
remaja SMA Antartika Sidoarjo.
3. Skripsi yang ditulis oleh Aji Mardika Putra, yang berjudul “Penerapan
11
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas
X-Efektif-2 SMA Antartika Sidoarjo,” Tahun 2011 (Universitas Negeri
Malang program studi pendidikan fisika FMIPA). Skripsi ini
menjelaskan penerapan model pembelajaran problem based learning
untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar fisika siswa kelas X
SMA Antartika Sidoarjo.
4. Skripsi yang ditulis oleh Wahyu Budi Adi Kurniawan, yang berjudul “
Sistem Informasi Perpustakaan SMA Antartika Sidoarjo,” Tahun 2012
(Stikom Surabaya). Skripsi ini menjelaskan sistem informasi
perpustakaan SMA Antartika Sidoarjo.
5. Skripsi yang ditulis oleh Heni Dia Sika, yang berjudul “Peran Guru
Dalam Mengatasi Pelanggaran Tata Tertib Siswa Kelas X di SMA
Antartika Sidoarjo,” Tahun 2014 (Prodi SI ppkn, FIS, UNESA).
Skripsi ini menjelaskan peran guru dalam mengatasi pelanggaran tata
tertib siswa SMA Antartika Sidoarjo.
6. Skripsi yang ditulis oleh Yossie Weny Erliana, yang berjudul
“Efektivitas Manajemen Preventative Dalam Mengatasi Perilaku
Disruptif Siswa Pada Pembelajaran PAI di SMA Antartika Sidoarjo,”
Tahun 2013 (IAIN Sunan Ampel Surabaya fakultas tarbiyah). Skripsi
ini menjelaskan efektifitas manajemen preventative dalam mengatasi
perilaku diskruptif pada pembelajaran PAI SMA Antartika Sidoarjo.
7. Skripsi yang ditulis oleh M. Adlan Fahmi, yang berjudul
12
Message Service Gateway (SMS Otomatis) di Kelas XII SMA Antartika
Sidoarjo,” Tahun 2013 (IAIN Sunan Ampel Surabaya fakultas
tarbiyah). Skripsi ini menjelaskan pendisiplinan siswa melalui
penggunaan fingerprint berbasis short message service gateway di
kelas XII SMA Antartika Sidoarjo.
8. Skripsi yang ditulis oleh Rifan Hendri Prasetyo, yang berjudul
“Hubungan Lingkungan Pergaulan Dengan Kebiasaan Merokok Pada
Remaja di SMA Antartika Sidoarjo,”Tahun 2014 (LP3M Stikes Hang
Tuah Surabaya jurusan ilmu kesehatan). Skripsi ini menjelaskan
hubungan lingkungan pergaulan dengan kebiasaan merokok pada
remaja di SMA Antartika Sidoarjo.
9. Skripsi yang ditulis oleh Sri Handayani Astuti Surjadi, yang berjudul
“Hubungan Antara Bimbingan Belajar Dengan Kepercayaan Diri
Siswa Dalam Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Antartika Sidoarjo,”
Tahun 2012 (Universitas PGRI Adi Buana Surabaya program studi
bimbingan dan konseling). Skripsi ini menjelaskan hubungan antara
bimbingan belajar dan kepercayaan diri siswa dalam belajar SMA
Antartika Sidoarjo.
10.Skripsi yang ditulis oleh Renna Lufita Saragi, yang berjudul
“Konstribusi Manajemen Peserta Didik Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Peserta Didik di Lingkungan Sekolah Menengah Atas
Antartika Sidoarjo,” Tahun 2013 (Universitas Negeri Malang studi
13
manajemen peserta didik di lingkungan sekolah menengah atas
antartika sidoarjo.
11.Skripsi yang ditulis oleh Afifah Maya Ningsih, yang berjudul
“Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode Think Pair Share
Dipadu Dengan Pembelajaran Cooperatif Script Sebagai Upaya
Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ekonomi Kelas XII SMA Antartika Sidoarjo,” Tahun 2016
(Universitas Negeri Malang studi pendidikan ekonomi). Skripsi ini
menjelaskan penerapan pembelajaran kooperatif metode think pair
share dipadu dengan pembelajaran kooperatif script sebagai upaya
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
ekonomi SMA Antartika Sidoarjo.
12.Skripsi yang ditulis oleh Rachma Ika Wardani, yang berjudul
“Pembelajaran Berbasis Inkuiri Dengan Metode Problem Solving
Untuk Meningkatkan Life Skills dan Prestasi Belajar Fisika Kelas
X-Efektif-1 SMA Antartika Sidoarjo,” Tahun 2012 (Universitas Negeri
Malang studi pendidikan fisika). Skripsi ini menjelaskan pembelajaran
berbasis inkuiri dengan metode problem solving untuk meningkatkan
life skills dan prestasi belajar fisika SMA Antartika Sidoarjo.
13.Skripsi yang ditulis oleh Ana Siti Chotimah, yang berjudul “Pengaruh
Penggunaan Kartu Konsep Dalam Proses Belajar Mengajar Sistem
Koloid Terhadap Prestasi Siswa Kelas II SMA Antartika Sidoarjo,”
14
Skripsi ini menjelaskan pengaruh penggunaan kartu konsep dalam
proses belajar mengajar sistem koloid terhadap prestasi siswa kelas II
SMA Antartika Sidoarjo.
14.Skripsi yang ditulis Siti Ustada Huroiroh, yang berjudul “Penggunaan
Teknologi Teleschool Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Kelas
XI Di SMA Antartika Siwalanpanji Buduran Sidoarjo,” Tahun 2007
(IAIN Sunan Ampel Surabaya fakultas tarbiyah). Skripsi ini
menjelaskan penggunaan teknologi teleschool dalam meningkatkan
kedisiplinan siswa kelas XI di SMA Antartika Sidoarjo.
15.Skripsi yang ditulis oleh Alfa Brilian Sulistyo, yang berjudul
“Hubungan Tingkat Stress Psikis Dengan Tingkat Perilaku Merokok
Pada Remaja Kelas XI IPS di SMA Antartika Sidoarjo,” Tahun 2014
(Universitas Negeri Malang fakultas psikologi). Skripsi ini
menjelaskan tentang hubungan tingkat stress psikis dengan tingkat
perilaku merokok pada remaja kelas XI IPS di SMA Antartika
Sidoarjo.
Dari sejumlah topik hasil penelitian yang telah kami kemukakan di
atas, belum ada yang memfokuskan tentang Sejarah perkembangan
FKI di SMA Antartika Sidoarjo.
G. Metode Penelitian
Metode penelitian ini memegang peranan penting dalam mencapai
tujuan suatu penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah dengan
15
analisis. Gagasan pada masa lampau untuk merumuskan generalisasi yang
berguna untuk memahami kenyataan dan kebenaran sejarah.9
Langkah-langkah yang ditempuh adalah
1. Pemilihan Topik
Dalam penelitian ini, peneliti memilih topik tentang “Sejarah
Perkembangan Forum Kerohanian Islam (FKI) di SMA Antartika
Sidoarjo Tahun 2007-2016” yang menjelaskan tentang sejarah
berdirinya, perkembangan, dan respon masyarakat terhadap FKI.
2. Pengumpulan Data (Heuristik)
Dalam tahap ini peneliti berusaha mengumpulkan berbagai sumber
atau data tertulis baik sumber primer maupun sumber sekunder yang
sesuai dengan topik atau permasalahan dalam penelitian. Di dalam
tahap ini terdapat cara pengumpulan data yang juga berupa
wawancara.10 Sampel yang di peroleh dari wawancara kepada
koresponden secara langsung. Kelebihan yang di dapat lebih bersifat
personal, mendapatkan hasil yang lebih mendalam dengan jawaban
yang bebas, proses dapat bersifat fleksibel dengan menyesuaikan
situasi dan kondisi lapangan yang ada.11 Selain wawancara juga
terdapat cara pengumpulan lain, yaitu mengumpulkan data.
Adapun pada penelitian ini, sumber yang digunakan dibagi dalam
dua kategori, yakni:
a. Sumber Primer
9
Kuntowijoyo,Metodologi Sejarah(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003), 36.
10
G. J. Reiner.Ilmu Sejarah(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), 113.
11
16
1). Wawancara langsung dengan Pembina FKI bapak Samsul arifin
2). Wawancara kepada kepala sekolah SMA bapak Sukarno
3). Dokumen foto-foto kegiatan organisasi
4). Formulir pendaftaran
5). Dokumen piagam pendirian
b. Sumber Sekunder
Selain menggunakan sumber primer di atas, penulis juga
menggunakan sumber-sumber sekunder dari majalah, Koran, Artikel,
dan buku-buku literatur lainnya. Seperti majalah antik (Antartika).
3. Verifikasi (Kritik Sumber)
Data yang diperoleh penulis berusaha untuk dilakukan kritik
sumber. Pada proses ini penulis akan memilah-milah sumber.
Sumber-sumber yang telah penulis kumpulkan merupakan Sumber-sumber pencarian
tentang semua yang terkait tentang sejarah perkembangan FKI.
Dalam metode sejarah kritik sumber dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Kritik Ekstern atau kritik terhadap sumber sejarah, apakah otentik
atau tidak. Pada kritik ekstern ini yang penulis lakukan adalah
memperhatikan kertas, gaya bahasa, dan susunan yang tertulis di
sumber-sumber primer, jelas menunjukkan bahwa otentitas
subtansi materi tersebut tidak diragukan lagi, karena bersumber
dari para pelaku sejarah sekaligus pembina organisasi FKI serta
17
b. Kritik Intern yaitu menitikberatkan pada kebenaran isi dengan cara
mencari korelasi dengan sumber-sumber yang ada tersebut akan
ditarik sebagai fakta sejarah untuk penulisan selanjutnya,
disamping itu kritik intern atau kredabilitas sumber adalah realitas
sosial bahwa organisasi FKI merupakan organisasi Islam yang
sangat berpengaruh terhadap perilaku SMA Antartika yang
terkenal buruk.
Kritik sumber yakni menyelidiki keontentikan sumber sejarah baik
bentuk maupun isinya. Dalam hal ini penulis tidak melakukan kritik
terhadap sumber, baik internal maupun eksternal. Yang penulis
lakukan adalah validitas eksternal yaitu dengan melakukan
perbandingan antara satu sumber dengan sumber yang lain, agar
mendapatkan sumber yang betul-betul diperlukan.
4. Interpretasi (Penafsiran)
Aplikasi teori untuk menganalisis masalah. Pada langkah ini
penulis menafsirkan fakta-fakta agar suatu peristiwa dapat
direkonstruksi dengan baik, yakni dengan jalan menyeleksi, menyusun,
mengurangi tekanan, dan menempatkan fakta dalam urutan kausal.
Interpretasi atau penafsiran sering disebut sebagai biang subyektivitas.
Sebagian itu benar, tetapi sebagian salah. Benar karena, tanpa
penafsiran sejarawan, data tidak dapat berbicara. Sejarawan yang jujur
akan mencantumkan data dan keterangan dari mana data itu diperoleh.
18
sebabnya, subyektivitas penulis sejarah diakui, tetapi untuk dihindari.12
Penulis juga akan mencoba untuk bersikap se-objektif mungkin
terhadap penyusunan penelitian ini.
5. Penulisan (Historiografi)
Tahap ini merupakan bentuk penulisan, pemaparan, atau pelaporan
hasil penelitian yang telah dilakukan sebagai penelitian sejarah yang
menekankan aspek kronologis masa lampau (menjelaskan tentang
Sejarah Perkembangan FKI 2007-2016). Tahap ini akan menguak
hal-hal tentang Sejarah Perkembangan FKI baik dari sejarah,
perkembangan, dan respon masyarakat tentang FKI.
G. Sistematika Pembahasan
Dalam pembuatan skripsi ini, untuk mempermudah pemahaman
dalam penyajian inti permasalahan yang akan dibahas, maka penulis bagi
ke dalam kedalam beberapa bab sebagai berikut:
BAB I, merupakan bab pendahuluan yang berisikan latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,
pendekatan dan kerangka teori, penelitian terdahulu, metodologi
penelitian, sistematika pembahasan.
BAB II, membahas tentang sejarah berdirinya FKI, yang meliputi
beberapa sub pembahasan yaitu latar belakang berdirinya FKI,
19
BAB III, menjelaskan tentang perkembangan FKI dari tahun
2007-2016, yang terdiri dari beberapa sub pembahasan yaitu Jumlah anggota,
program kegiatan, Struktur pengurus dari tahun 2007-2016.
BAB IV, menjelaskan tentang respon masyarakat terhadap FKI di
SMA Antartika Sidoarjo, yang terdiri dari sub pembahasan yaitu guru,
siswa, wali murid.
BAB V, bab ini merupakan pembahasan terakhir yang berisikan
✁
BAB II
SEJARAH BERDIRINYA FORUM KEROHANIAN ISLAM (FKI) DI SMA ANTARTIKA
A. Latar Belakang Berdirinya FKI
Kerohanian Islam berasal dari dua kata yaitu kerohanian dan Islam.
Kerohanian berasal dari kata dasar “rohani’ yang artinya berkaitan dengan
roh/rohaniah. Diberi imbuhan ke-an menjadi kerohanian yang berarti sifat-sifat
rohani atau perihal rohani.1
Sedangkan Islam menurut etimologis berasal dari bahasa arab “salima”
yang berarti selamat sentosa. Dari kata ini dibentuk “aslama” yang berarti
memelihara dalam keadaan yang selamat sentosa, dan juga berarti menyerahkan
diri, tunduk, patuh dan taat. Kata “aslama” itulah yang menjadi kata pokok dalam
“Islam”.2 Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Islam berarti agama yang
diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW berpedoman pada kitab suci Al-quran yang
diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah SWT.3
Jadi Islam adalah syari’at Allah SWT yang diturunkan kepada umat
manusia di muka bumi agar mereka beribadah kepada-Nya. Penanaman keyakinan
terhadap Tuhan hanya bisa dilakukan melalui proses pendidikan baik di rumah,
sekolah, maupun lingkungan. Pendidikan Islam merupakan kebutuhan manusia,
✂
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,Kamus Besar Bahasa Indonesia(Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 960.
☎ ✆
karena sebagai makhluk pedalogis, manusia dilahirkan dengan membawa potensi
dapat dididik dan mendidik sehingga mampu menjadi khalifah di bumi, serta
pendukung dan pemegang kebudayaan.4
Perilaku dan aktivitas-aktivitas yang terjadi pada setiap manusia
merupakan manifestasi kehidupan psikis. Sebagaimana diketahui bahwa perilaku
yang ada pada setiap individu tidak timbul dengan sendirinya, akan tetapi akibat
dari adanya rangsangan mengenai individu tersebut.
Dalam perubahan perilaku sosial keagamaan pada diri seseorang
merupakan suatu kemungkinan baik dalam artian positif dan kemungkinan buruk
dalam artian negatif dalam segi kualitas dan kuantitas maupun dalam segi
perubahan struktur secara total. Segi kualitas yaitu perubahan nilai sosial
keagamaan apakah meningkat atau menurun, bermutu atau tidak bermutu. Segi
kuantitas yaitu perubahan banyak sedikitnya atau sebagian dan menyeluruh.
Perubahan tersebut merupakan gejala yang direfleksikan oleh kekuatan dari dalam
dan luar.5
Budaya agama berupa perilaku keagamaan yang mentradisi di sekolah
merupakan salah satu upaya untuk mencapai tujuan pendidikan nasional melalui
visi, misi dan program serta budaya sekolah. Bahwa membentuk output yang
memiliki karakter positif tidak cukup untuk dengan pembelajaran yang unggul,
namun penciptaan budaya sekolah juga memiliki kontribusi yang cukup
✝
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep Implementasi Kurikulum 2004(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), 130.
5
✞✞
signifikan. Budaya sekolah merupakan faktor penting dalam membentuk siswa
menjadi manusia yang penuh optimis, berani, terampil, berperilaku kooperatif,
memilih kecakapan personal akademik.
Biasanya sekolah-sekolah yang memiliki keunggulan atau keberhasilan
pendidikan tentunya hanya dilihat dari beberapa variable seperti perolehan nilai
dan kondisi fisik, sementara hal lain yang tampak, justru lebih berpengaruh
terhadap kinerja individu dan organisasi itu sendiri yang mencakup nilai,
keyakinan, budaya, dan norma perilaku yang disebut The Human side of
organization(aspek manusia dalam organisasi) kurang di perhatikan.
Pada hakikatnya sekolah bukanlah sekedar tempat transfer of knowledge
belaka, sekolah tidaklah semata-mata tempat dimana guru menyampaikan
pengetahuan melalui berbagai mata pelajaran. Sekolah juga merupakan lembaga
yang mengupayakan proses pembelajaran yang berorientasi pada nilai
pembentukan watak dan pendidikan karakter melalui sekolah.6 Dengan demikian
tidak bisa dilakukan semata-mata melalui pembelajaran pengetahuan, tetapi juga
melalui penanaman atau pendidikan nilai-nilai.
Pertama, menerapkan pendekatan modeling atau uswah hasanah yakni
mensosialisasikan dan membiasakan lingkungan sekolah untuk menghidupkan
dan menegakkan nilai-nilai akhlak dan moral yang benar melalui keteladanan.
Kedua, menjelaskan atau mengklarifikasi kepada peserta didik secara terus
✟ ✠
pendidikan berbasis character based education. Hal ini bisa dilakukan dengan
menerapkan kedalam setiap mata pelajaran seperti Aqidah akhlak, Fiqih, Alquran
hadist, Pkn, Sejarah, dan sebagainya.7
Peran agama dalam kehidupan individu dan masyarakat yang terus
berkembang, dan juga sebaliknya bagaimana tuntutan akan perubahan dalam
kehidupan sosial itu telah membentuk konstruksi pemikiran dan perilaku religius
masyarakat, menuntut arah baru dalam studi agama-agama yaitu perlunya
pendekatan yang bersifat multidimensional. Oleh karena itu, sudah menjadi suatu
keharusan jika arah baru studi agama dewasa ini cenderung tidak sekedar
memberi tekanan pada penggunaan pendekatan teologis semata, tetapi juga secara
komprehensif menggunakan pendekatan sebagaimana berkembang dalam
ilmu-ilmu sosial humaniora, seperti pendekatan historis, psikologi, sosiologi,
antropologi, maupun ilmu-ilmu sosial yang lain.
Demikian halnya kecenderungan dalam kajian Islam dewasa ini juga tidak
sekedar murni kajian keislaman, namun kajian itu mulai diintegrasikan dengan
bidang ilmu lainnya, seperti ilmu sosial-humaniora dan juga bidang sains dan
teknologi. Oleh karena itu, pendekatan sosiologi sebagaimana juga
pendekatan-pendekatan bidang keilmuan lainnya menjadi kebutuhan yang mendesak dalam
mengembangkan studi agama-agama (khususnya studi Islam).8
7
Nur Azizah, “Perilaku Moral dan Religiusitas Siswa Berlatar Belakang Pendidikan Umum dan Agama”,Jurnal Psikologi, (Vol.33, No.2), 4.
8
✡ ☛
Dalam beberapa kesempatan kita telah mencatat bahwa sebagian besar
sosiologi pendidikan menggunakan lembaga-lembaga pendidikan, dengan
demikian tidak memperhatikan proses yang berlangsung di dalam sekolah itu
sendiri. Yang sangat penting, dalam apresiasi sekolah sebagai oganisasi maupun
dalam mengevaluasi hakikat reproduksi sosial adalah pemahaman bagaimana
pengetahuan didefinisikan, dialihkan, dan dievaluasi di dalam lembaga-lembaga
pendidikan tersebut. Di dalam sosiologi pendidikan tidak adanya pemahaman ini
bertitik tolak pada pemanfaatan petunjuk-petunjuk yang telah diberikan oleh
Durkheim dan Weber.
Durkheim (1977) di dalam kuliah-kuliahnya mengenai sejarah pendidikan
prancis, selalu mempertautkan apa yang diajarkan di sekolah dengan iklim politik
dan moral zaman yang bersangkutan. Menurut Weber dan Durkheim,
pengorganisasian ilmu pengetahuan di dalam lembaga-lembaga pendidikan harus
diselaraskan dengan perubahan-perubahan yang berlangsung dalam struktur
sosial. Seperti halnya kegiatan-kegiatan yang dapat mewujudkan suatu
pencerahan demi kemajuan generasi.9 Salah satunya adalah dengan adanya
kegiatan Forum Kerohanian Islam (FKI). Kegiatan ini banyak dikembangkan di
sekolah-sekolah. Kegiatan FKI ini telah dibentuk menjadi sebuah organisasi
sekolah dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan Islam pada suatu sekolah
tersebut. Sehingga ada tindakan nyata yang diharapkan mampu membangun dan
mengembangkan religious (rasa agama) pada siswa.
9Anichaturrohmah,“Pendidikan Sosiologi Menurut Emile Durkhaim”, dalam
☞ ✌
FKI adalah sebuah organisasi Islam yang ada di SMA Antartika Sidoarjo.
Ini adalah organisasi yang berbasis Islam di SMA Antartika. Awal berdirinya FKI
di SMA Antartika yaitu ketua OSIS pada waktu itu terinspirasi oleh SMAN 3
Sidoarjo karena di sana sudah ada terlebih dahulu organisasi yang berbasis Islam,
akan tetapi di sana bernama SKI (Seni Kebudayaan Islam). Di SMAN 3 Sidoarjo
SKI ini bertujuan tidak hanya untuk memperingati hari-hari besar Islam saja, akan
tetapi juga membahas tentang kebudayaan Islam.10
SKI di SMAN 3 Sidoarjo berdiri tanggal 25 Mei 2000, di awali oleh Risaf
Rendi. Dia ingin membangun komunitas yang cinta akan budaya dan Islam, disini
komunitas ini awalnya hanya segelintir siswa yang mempunyai visi yang sama
akan cinta budaya dan Islam. Awalnya kegiatan dalam komunitas sendiri hanya
berisi tanya jawab tentang budaya dan agama Islam untuk menambah wawasan
siswa SMAN 3 Sidoarjo dan ada juga seni hadrah dan shalawat di dalam kegiatan
komunitas ini.11
Selang beberapa tahun pihak OSIS melihat komunitas ini sangat
berdampak positif bagi siswa. Akhirnya pihak OSIS berdiskusi dengan Risaf
Rendi untuk menjadikan komunitas ini sebagai ekstrakurikuler sekolah, Risaf
menyambut sangat senang dengan kabar ini dan OSIS berdiskusi dengan pihak
sekolah supaya ini dijadikan ekstra sekolah dan sekolah menyambut baik usul itu
dan menyetujuinya. Terbentuklah SKI (Seni Kebudayaan Islam) di SMAN 3
Sidoarjo. Dan kegiatan di dalamnya masih seperti dulu, ada hadrah, shalawat,
10
Mohammad Mochtar Mas’od,Wawancara, Sidoarjo, 22 April 2016. ✍ ✍
✎6
diskusi tentang agama Islam dan yang baru ini ada beat box bernadakan shalawat
nabi. Hingga saat ini perkembangan SKI SMAN 3 Sidoarjo sangat pesat, mereka
selalu mengadakan lomba hadrah, cerdas cermat Islam, fasion hijab, dan beat box
shalawat untuk memperingati hari jadi ekstra Sie Kebudayaan Islam.12
Setelah ketua OSIS SMA Antartika Sidoarjo ingin membentuk organisasi
Islam seperti di SMAN 3 Sidoarjo, dia menunjuk anggota OSIS yang bernama
Aditya untuk mengkonsep organisasi Islam yang tepat untuk SMA Antartika
Sidoarjo. Aditya menerima perintah itu lalu aditya berkonsultasi dengan pembina
OSIS setelah berunding berkali-kali dan meminta ijin untuk membentuk
organisasi. Setelah aditya dan pembina OSIS membentuk konsep yang diinginkan
untuk organisasi Islam yang ada di SMA Antartika Sidoarjo. Setelah itu mereka
meminta ijin kepada pihak sekolah yang pada waktu itu langsung kepala sekolah
SMA Antartika Sidoarjo sangat menyambut baik dengan adanya organisasi Islam
ini, kerena dianggap organisasi ini bisa mengajukan akhlak siswa-siswi SMA
Antartika Sidoarjo yang terkenal dengan perilaku yang buruk.13
Pihak sekolah siap untuk membiayai apapun untuk keperluan
pembentukan organisasi Islam ini, setelah ijin sekolah di kantongi langsung aditya
mengumpulkan beberapa siswa yang sering melakukan kumpulan di mushollah
SMA Antartika dan terpilih lah 3 serangkai ini untuk menjalankan organisasi ini.
Tiga serangkai tersebut yaitu Amir, Donga, dan Reza, mereka diberi tanggung
jawab untuk melaksanakan organisasi Islam ini karena aditya berstatus anggota
12
✏ ✑
OSIS, dia tidak bisa menjadi pelaksana dalam organisasi Islam ini. Setelah 3
serangkai di tunjuk sebagai pelaksana organisasi ini, akhirnya memutuskan nama
organisasi Islam yaitu Forum Kerohanian Islam (FKI) yang bergerak dalam
membangun akhlak siswa siswi SMA Antartika Sidoarjo yang terkenal dengan
nakalnya, memperingati hari besar Islam dan kegiataan Islam lainnya untuk para
siswa siswi SMA Antartika. 3 serangkai ini membentuk konsep kegiatan selama
satu periode dan sebagai pembina FKI di tunjuklah bapak Samsul Arifin selaku
guru sejarah, abah samsul sebutan akrabnya ini di tunjuk karena waktu itu abah
samsul adalah selaku takmir mushollah yang ada di SMA Antartika. Oleh karena
itu abah samsul ditunjuk untuk mendampingi FKI supaya dapat berjuang di
jalannya. Dan pada tanggal 14 februari 2007 ditetapkan sebagai hari jadi Forum
Kerohanian Islam (FKI) di SMA Antartika Sidoarjo.14
Mengingat manfaat FKI yang cukup besar, maka perlu adanya upaya
untuk meningkatkan kinerja FKI dapat dilakukan secara menyeluruh. Pertama,
perlunya perhatian khusus dari para pengurus FKI agar mampu mengembangkan
program-program kegiatannya. Kedua, sekolah perlu memberikan ruang gerak
yang luas kepada FKI agar dapat merealisasikan programnya. Misalnya dengan
memberikan dukungan fasilitas, dana, dan waktu. Ketiga, dukungan dari orang tua
kepada putra-putrinya untuk mengembangkan kemampuan berorganisasi di
organisasi FKI akan membentuk sikap yang baik dan bermanfaat.
✒✓
✔8
B. Orang-Orang Yang Berperan
Dalam pembentukan FKI SMA Antartika Sidoarjo ada beberapa pihak
yang berperan dalam hal ini. Orang yang paling berperan pertama adalah Rahmat
Fajar, dia adalah ketua OSIS SMA Antartika tahun 2005-2006. Fajar nama
sapaannya sangat berperan dalam pembentukan FKI, dialah yang mempelopori
keinginannya untuk membentuk organisasi Islam karena melihat siswa siswi SMA
Antartika yang tidak karuan, belum lagi pandangan masyarakat luar yang
menganggap bahwa Antartika adalah sekolah yang rusak dan penuh dengan
anak-anak yang nakal. Misalnya tawuran, merokok, dan hamil di luar nikah. Dengan
adanya organisasi ini bisa mengubah pandangan masyarakat yang menganggap
bahwa SMA Antartika Sidoarjo terkenal buruk. Dari situ lah fajar ingin membuat
sebuah organisasi Islam agar bisa merubah pandangan itu semua dan fajar ini
sangat terinspirasi kepada SKI SMAN 3 Sidoarjo karena perkembangannya sangat
pesat dan program yang dilaksanakannya sangat bagus dan menarik.15
Pihak yang berperan selanjutnya adalah Aditya Firmansyah, dia adalah
salah satu anggota OSIS yang berada pada bidang kerohanian, maka dari itu
mengapa fajar menunjuk aditya untuk membuat konsep bagaimana organisasi ini
berjalan, karena aditya adalah bidang kerohanian dalam pengurus OSIS dan tekun
akan agamanya. Aditya berjasa dalam hal pembentukan konsep organisasi Islam
dan meminta ijin kepada pihak sekolah untuk membentuk organisasi berbasis
✕ ✖
dialah yang memilih langsung ketua FKI periode pertama untuk menjalankan
amanat.
Pihak sekolah juga sangat berperan dalam pembentukan FKI, pihak
sekolah siap membantu apa saja dari segi finansial atau tenaga untuk organisasi ini,
karena pihak sekolah juga berharap besar dengan adanya organisasi berbasis Islam
seperti ini. Bantuan dari sekolah sangat berarti dan membuat FKI berjalan lancar,
bantuan dari sekolah antara lain, ijin untuk pembentukan organisasi, dana untuk
pembentukan panitia pelaksana, dan berbagai macam bantuan yan lain.
Pihak yang berperan terakhir yaitu tiga serangkai, mereka bisa dikatakan
dalam pembentukan FKI tidak begitu berpengaruh karena mereka hanya tinggal
melaksanakan apa yang telah dikerjakan oleh aditya. Tetapi peran tiga serangkai
ini sangat berpengaruh dalam pelaksanaan kinerja FKI karena mereka telah di beri
tanggung jawab untuk siap melaksanakan amanat ini. Ibarat dalam sebuah perang
tiga serangkai adalah pasukan terakhir untuk memperjuangkan FKI sebagai
penyeruh agama Islam di SMA Antartika Sidoarjo. Dan setelah adanya FKI setiap
minggu sekolah selalu mengadakan istighosah bersama. Itulah peran tiga serangkai
dalam memperjuangkan FKI hingga sekarang masih ada dan terus berkembang.16
C. Visi, Misi, dan Tujuan
1. Visi organisasi FKI
a. Menciptakan siswa-siswi yang memiliki loyalitas tinggi, professional dan ber
akhlakul karimah.
✗6
✘ ✙
b. Ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dengan membina para siswa-siswi
agar menjadi generasi penerus yang mampu menegakkan ajaran Islam di
masa yang akan datang.
2. Misi organisasi FKI
a. Menjadikan FKI sebagai wadah siswa-siswi Islam yang kreatif, progresif dan
aspirasi untuk kemajuan bersama.
b. Menjadikan FKI sebagai ruang keislaman di SMA Antartika Sidoarjo.
c. Mendidik siswa-siswi menjadi anggota masyarakat yang berakhlak mulia,
memiliki kecerdasan dan keterampilan.
3. Tujuan organisasi FKI
a. Meningkatkan ikatan emosional, persaudaraan, dan rasa kekeluargaan
anggota FKI.
b. Mempertegas peran siswa-siswi FKI terhadap masalah sosial dan agama.
c. Sebagai ruang memperluas Networking dalam pendidikan.
d. Mendidik, membina, serta mengarahkan siswa-siswi agar mereka mengetahui
hak dan kewajibannya, dan diharapkan dapat patuh terhadap
peraturan-peraturan dan undang-undang yang telah ditetapkan.
e. Meningkatkan kualitas peradaban, hidup, harkat dan martabat dalam
✚ ✛
dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa guna terwujudnya masyarakat
madani yang demokratis dan berkeadilan sosial berdasarkan pancasila dan
UUD 1945.17
17
32
BAB III
PERKEMBANGAN FKI DARI TAHUN 2007–2016 A. Jumlah Anggota
FKI adalah salah satu organisasi di SMA Antartika yang bergerak
dalam bidang keislaman. Organisasi ini boleh dikatakan masih sangat baru di
SMA Antartika karena berdiri dari tahun 2007. Meskipun begitu
perkembangan dari tahun ke tahun sudah mulai terlihat dengan bertambahnya
jumlah anggota yang dulunya hanya ada 6 orang anggota sekarang sudah
menjadi hampir 40 anggota.1
Berdasarkan dari tahun ke tahun banyaknya jumlah siswa SMA
Antartika Sidoarjo yang masuk ke dalam organisasi Forum Kerohanian Islam
(FKI) dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut:
Tahun Jumlah Anggota FKI
2007 6
2008 10
2009 15
2010 22
2011 26
1Mohammad Mochtar Mas’od,
Dari tabel di atas bisa di tarik grafik sebagai berikut:
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah anggota
Jumlah anggota
Grafik 1
Peningkatan jumlah anggota FKI dari tahun ke tahun
Dari grafik di atas bisa dilihat bahwa jumlah anggota FKI SMA
34
anggota FKI bertambah menjadi 10 orang, pada tahun 2009 bertambah
menjadi 15 orang, tahun 2010 jumlah anggota menjadi 22, pada tahun 2011
jumlah anggota FKI bertambah menjadi 26, tahun 2012 anggota FKI
bertambah menjadi 30. Di tahun 2013 jumlahnya bertambah 33 orang, tahun
2014 menjadi 36 orang, tahun 2015 bertambah menjadi 40, dan di tahun 2016
jumlah anggota FKI menjadi 43 orang. Bisa dilihat pada grafik di atas bahwa
jumlah anggota FKI dari tahun ke tahun mengalami perkembangan walaupun
tidak begitu signifikan, tetapi perkembangan ini termasuk cukup bagus karena
bisa dikatakan FKI adalah organisasi baru yang ada di SMA Antartika.2
Perkembangan anggota FKI ini tidak lepas juga dari peran para
anggota dalam mempromosikan FKI, dan peran pembina dan sekolah
memajukan organisasi ini. Anggota FKI terdiri dari kelas X dan XI karena di
SMA Antartika siswa kelas XII tidak diperbolehkan untuk mengikuti segala
bentuk organisasi dikarenakan untuk fokus dalam mengikuti ujian nasional.
FKI diikuti oleh para siswa dari jurusan IPA, IPS, dan Bahasa, ketiga jurusan
ini adalah jurusan yang ada di SMA Antartika, tetapi paling banyak anggota
FKI berasal dari jurusan IPA karena jurusan IPS dan Bahasa banyak siswa
yang nakal dan tidak tertarik dengan hal-hal yang berhubungan dengan
agama, para anggota FKI berusaha untuk merangkul kedua jurusan ini untuk
2
35
masuk dalam FKI karena ini adalah salah satu tujuan FKI untuk merubah
akhlak siswa SMA Antartika menjadi lebih baik.3
B. Program Kegiatan
Layaknya organisasi lainnya FKI juga memiliki program kerja di
setiap tahunnya dari awal berdiri hingga sekarang, program kerja FKI ini ada
yang dilakukan di dalam sekolah ada juga yang di adakan di luar sekolah,
adapun rincian program kerja FKI di tiap tahun seperti berikut:
Tahun Angkatan
Dari tabel di atas bisa dilihat bahwa program kerja Forum Kerohanian
Islam SMA Antartika Sidoarjo mempunyai dua jenis program kerja yaitu
program kerja mingguan dan tahunan. Program kerja mingguan ini adalah
kegiatan rutin yang dilakukan oleh semua anggota FKI yang aktif pada hari
minggu, kegiatannya antara lain: banjari, kaligrafi, qiro’ah, ngaji rutin,
mading, dan bilal pada khutbah jum’at. Program kerja minggu ini pada tiap
angkatan mengalami pasang surut dalam pelaksanaannya karena keaktifan
anggota yang kurang itu membuat program ini tidak berjalan lancar. Di tiap
periode program mingguan ini selalu mengalami pasang surut kadang aktif
40
menjadi kebanggaan yaitu banjari, dengan adanya banjari FKI SMA Antartika
Sidoarjo sudah terkenal di kalangan SMA di Sidoarjo meskipun FKI SMA
Antartika Sidoarjo masih baru saja berdiri.
Program kerja tahunan adalah rancangan anggota FKI acara apa yang
akan dilaksanakan untuk memperingati hari besar Islam seperti Isra’ Mi’raj,
Maulid Nabi, dan hari besar Islam lainnya. Peringatan atau acara yang
dilakukan setiap tahun berbeda sesuai dengan program kerja tiap angkatan dan
atas persetujuan pembina FKI.4Dari awal pendirian FKI program tahunan ini
masih saja sederhana tidak terlalu besar hanya pada lingkup sekolah SMA
tidak sampai mengundang pihak luar. Mulai pada angkatan ke-3 mulailah FKI
mau mengundang SMA-SMA se-Sidoarjo dalam rangka pengajian antar
sekolah, meskipun hanya sedikit yang datang dari para undangan tapi ini lah
awal yang baik bagi nama FKI SMA Antartika Sidoarjo untuk dikenal
khalayak luar. Hingga saat ini kajian antar sekolah itu dilaksanakan dan
alhamdulillah yang datang dari para undangan cukup memuaskan. Tetapi pada
2 tahun terakhir ini pengajian antar sekolah ini di ganti dengan acara lomba
banjari tingkat SMP dan SMA, pada 2 tahun periode ini lah FKI Antartika
mangadakan iven besar dan sangat membanggakan.
4
41
Ada salah satu program FKI yang cukup membanggakan yaitu
banjari, meskipun FKI SMA Antartika tidak pernah menang dalam mengikuti
lomba banjari di berbagai universitas maupun SMA, akan tetapi itu lah yang
membuat nama FKI SMA Antartika dikenal khalayak ramai dan berkat
mengikuti setiap lomba yang membuat kekompakan antar anggota FKI satu
sama lain dan mempererat tali persaudaraan.
C. Struktur Pengurus Dari Tahun 2007-2016
1. Angkatan tahun 2006-2007
SEKRETARIS
Yuningtyas KETUA
M. Amir Hidayatullah
BENDAHARA
Rofiko Anjar WAKIL KETUA
42
2. Angkatan Tahun 2007-2008
KETUA
Mustaqim
WAKIL KETUA
Erlin Karsela
SEKRETARIS
Diah Ayu Puspita
BENDAHARA
43
3. Angkatan Tahun 2008- 2009
WAKIL KETUA
Desinta Widi
SEKRETARIS
Heny
BENDAHARA
Tyas Sari KETUA
44
4. Angkatan Tahun 2009-2010
BENDAHARA
Endah Sulistiowati SEKRETARIS
Ainur Rohmawati WAKIL KETUA
Asnita Dwi Fatmawati KETUA
45
5. Angkatan Tahun 2010-2011
WAKIL KETUA
Faridah Inayati
BENDAHARA
Mega Febriyanti SEKRETARIS
Latifan Murtisari KETUA
46
6. Angkatan Tahun 2011-2012
KETUA
Fandi Afianata
BENDAHARA
Syadatul Umaroh SEKRETARIS
Septian Dwi Mursini WAKIL KETUA
47
7. Angkatan Tahun 2012- 2013
WAKIL KETUA
Andriani Oktavia
SEKRETARIS
Dina Via Erlita
BENDAHARA
Iis Maftuchatus KETUA
48
8. Angkatan Tahun 2013-2014
WAKIL KETUA
Megawati Marapung
SEKRETARIS
Aisyah Oktavia KETUA
Rizky Adiansyah
BENDAHARA
49
9. Angkatan Tahun 2014-2015
WAKIL KETUA
Istiqomah
SEKRETARIS
Alviana Vivin
BENDAHARA
Dwi Aprilia KETUA
50
10. Angkatan Tahun 2015-2016
5
5
Mohammad Ridho Firmansyah,Wawancara, 24 April 2016. WAKIL KETUA
Mochammad Febri Eka J.
SEKRETARIS
Siti Aminatun Naslihah
BENDAHARA
Siska Isbachul Fauziyah KETUA
51
BAB IV
RESPON MASYARAKAT TERHADAP FKI DI SMA ANTARTIKA
Respon adalah reaksi terhadap rangsangan atau pengamatan setelah adanya
pemahaman atau perubahan perasaan terhadap objek rangsangan atau pengamatan.
Respon seseorang dapat dalam bentuk baik atau buruk, positif atau negatif. Apabila
respon positif maka orang yang bersangkutan cenderung untuk menyukai atau
mendekati objek, sedangkan respon negatif cenderung untuk menjauhi objek tersebut.1
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, tanggapan sama dengan pengertian
persepsi (penerimaan) yaitu proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca
indera. Berdasarkan pada pengertian tersebut bahwa apa yang diterima oleh panca
indera dapat disebut dengan tanggapan.2 Sebagaimana dijelaskan bahwa tanggapan
adalah bayangan yang tinggal dalam ingatan setelah melakukan pengamatan. Dari
pendapat ini dapat dipahami bahwa yang dimaksud tanggapan adalah bayangan yang
berupa kesan-kesan yang ada dalam ingatan seseorang yaitu hasil dari pengamatan
terhadap suatu objek tersebut sudah lepas dari ruang dan waktu pengamatan, dalam arti
pengamatan sudah berlangsung.
Adapun jenis atau macam-macam tanggapan dapat dilihat dari fungsinya ada
dua yaitu tanggapan fungsi primer dan tanggapan fungsi sekunder. Tanggapan fungsi
1
Poerwadinata,Psikologi Komunikasi(Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), 216.
2
52
adalah tanggapan-tanggapan yang berpengaruh pada kehidupan kejiwaan (berpikir,
perasaan, dan pengenalan). Sedangkan apabila tanggapan-tanggapan yang sudah
disadari dan masih terus berpengaruh terhadap kehidupan kejiwaan kita, fungsi
tanggapan ini disebut dengan fungsi sekunder.3
Setelah saya melakukan survey dan wawancara terhadap berbagai sumber atau
informan, saya menemukan beberapa tanggapan atau respon mengenai FKI di SMA
Antartika Sidoarjo. Survey yang saya dapatkan ini ada tiga klasifikasi, yaitu: guru,
murid, dan masyarakat sekitar SMA Antartika Sidoarjo.
A. Guru
Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur
sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang
baru dapat juga dianggap seorang guru. Begitu juga dengan organisasi di sekolah
gurulah yang memberikan tanggapan pertama kali apakah organisasi itu maju atau
tidak dan berkembang atau tidak ada perkembangan.4
Sama halnya dengan sekolah SMA Antartika, guru juga sangat berperan
sekali disana tidak hanya untuk memberikan pelajaran secara formal tetapi juga
memberikan pelajaran tentang hal kedisiplinan dan juga tentang kepemimpinan.
Karena di dalam sekolah SMA Antartika Sidoarjo terdapat beberapa organisasi
3
53
yang didalamnya ditanamkan nilai kedisiplinan dan juga kepemimpinan, dalam
organisasi ini guru sangat berperan penting karena ada beberapa guru SMA
Antartika Sidoarjo yang ditunjuk oleh sekolah sebagai pembina organisasi di SMA
Antartika Sidoarjo. Salah satu organisasi itu adalah Forum Kerohanian Islam
(FKI).5
Begitu juga dengan organisasi Forum Kerohanian Islam (FKI) SMA
Antartika Sidoarjo, ada beberapa tanggapan tentang organisasi ini dari guru-guru
di SMA Antartika. Tanggapan yang keluar dari guru-guru berbeda-beda ada yang
mendukung ada pula yang beranggapan buruk terhadap FKI. Itu sangat wajar
karena tidak semua beranggapan baik terhadap FKI, karena FKI juga baru saja
berdiri dan belum melihatkan peran sebagai organisasi Islam di SMA Antartika
Sidoarjo. Berikut adalah hasil tanggapan guru-guru SMA Antartika Sidoarjo
terhadap FKI.
1. Tanggapan dari bapak Sukarno selaku kepala sekolah SMA Antartika Sidoarjo,
“saya sangat mendukung sekali dengan adanya organisasi intra sekolah yang
berbasis Islam karena melihat perkembangan zaman yang sangat pesat sangat
berbahaya sekali apabila anak-anak tidak dibekali dengan ilmu agama, tidak
cukup cuma pelajaran di sekolah harus ada tambahan dari luar salah satunya
dengan adanya organisasi seperti ini. Dan saya sangat berharap organisasi ini
dapat membawa pengaruh positif bagi anak-anak juga sekolah.”6
5
SamsulArifin,Wawancara, Sidoarjo, 20 Juni 2016.
6
54
2. Tanggapan dari bapak Totok Suharjo selaku pembina OSIS dan bagian
kesiswaan, “saya selaku pembina OSIS sebenarnya sangat mengharapkan lebih
dari FKI. Akan tetapi setelah berjalan beberapa tahun ini saya tidak melihat
perkembangan yang begitu pesat dari FKI, saya mengerti ini baru awal karena
FKI juga masih baru tetapi seharusnya sudah ada perkembangan, akan tetapi
saya masih mempunyai harapan sangat besar terhadap Forum Kerohanian
Islam supaya bisa bicara di luar bahwa SMA Antartika Sidoarjo tidak seperti
apa yang dikatakan di luar.”7
3. Tanggapan dari bapak Samsul Arifin selaku pembina Forum Kerohanian Islam,
“menurut saya FKI ini cukup bagus walaupun di lingkungan luar belum begitu
terkenal seperti OSIS, PASKIB, Pramuka, tetapi setidaknya dengan adanya
FKI ini bisa dilihat sendiri keadaan masjid sudah cukup ramai selalu ada
kegiatan disini. Kalau saya harapannya untuk FKI tidak muluk-muluk, cukup
ramaikan masjid karena ada hadist berbunyi berbondong-bondong lah ke
masjid untuk meramaikan dalam hal positif tentunya.”8
4. Tanggapan dari bapak Edi Prijono, “kalau saya FKI ini baik, setelah adanya
FKI saya melihat masjid SMA Antartika Sidoarjo selalu ramai kegiatan
anak-anak. Dengan adanya FKI masjid selalu ada adzan dhuhur dan ashar dan setiap
ada kegiatan shalat jum’at selalu ramai itu berkat anggota FKI, maka dari itu
7
55
saya sangat menyambut baik adanya Forum Kerohanian Islam di SMA
Antartika Sidoarjo.”9
5. Tanggapan menurut bapak wakil kepala sekolah Djunaidi, “saya sangat
berharap sekali dengan adanya FKI ini bisa merubah perilaku anak-anak
terutama anak IPS yang nakalnya minta ampun, semoga saja itu harapan
saya.”10
Setalah melakukan wawancara dengan guru-guru yang ada di SMA
Antartika Sidoarjo bisa diambil kesimpulan sebenarnya para guru sangat
berharap besar terhadap FKI akan merubah pandangan masyarakat terhadap
SMA Antartika Sidoarjo yang terkenal akan kenakalannya dan merubah moral
siswa-siswi SMA Antartika menjadi lebih baik.
B. Murid
Murid atau peserta didik adalah seorang individu yang tengah mengalami
fase perkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental maupun
fikiran. Sebagai individu yang tengah mengalami fase perkembangan, tentu
peserta didik tersebut masih banyak memerlukan bantuan, bimbingan dan
arahan untuk menjadi sempurna.
Dari sudut pandang sekolah, murid adalah bagian terpenting dari sebuah
sekolah kalau tidak ada murid mau siapa yang akan dididik oleh para guru.
Disitulah fungsi guru untuk mendidik para siswa agar tidak berperilaku salah
9
Edi Prijono,Wawancara, Sidoarjo, 21 Juni 2016.
10
56
dalam hal akademik dan non akademik.11 Disini organisasi intra sekolah sangat
berperan dalam membentuk kepribadian para siswa agar setelah keluar dari
sekolah SMA Antartika Sidoarjo mereka tidak kaget dengan lingkungan
sekitarnya. Begitu juga dengan Forum Kerohanian Islam (FKI) SMA Antartika
Sidoarjo berfungsi untuk membentuk moral siswa-siswi SMA Antartika
menjadi lebih baik dan tidak lepas dari ajaran agama Islam, walaupun tidak
berjalan semudah itu karena tidak semua siswa-siswi SMA Antartika tertarik
akan hal-hal agama. Berikut adalah tanggapan para siswa-siswi SMA Antartika
Sidoarjo.
1. Tanggapan dari perwakilan kelas X, “menurut saya FKI itu bagus, tapi saya
belum begitu mengerti karena saya juga masih kelas X belum mengerti banyak
juga tentang organisasi di sini masih mencari-cari yang cocok sama saya.”12
2. Tanggapan dari perwakilan kelas XII IPS, “menurut saya FKI itu organisasi
yang tidak jelaskarena kegiatannya cuma di masjid terus pukul-pukul apa itu di
masjid buat ramai saja pokoknya saya tidak suka lah, saya juga tidak tertarik
ikut organisasi mending nongkrong di warung sambil ngopi dan rokok-an.”13
3. Tanggapan dari perwakilan kelas XII IPA,” kalau saya sangat tertarik sekali
dengan FKI itusoalnya selain menanamkan nilai Islam juga disana ada kegiatan
hadrah saya sukasekali sama hadrah, dan selain itu kita juga bisa belajar
11
Dewa Ketut Sukardi,Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah(Surabaya: Usaha Nasional, 1983), 28.
12
57
tentang cara berorganisasi yang baik agar nanti saat kuliah tidak kaget. Saya
sendiri salah satu anggota FKI, pokoknya mantap.”14
4. Tanggapan perwakilan kelas XII IPS, “saya kurang begitu tahu tentang FKI itu
sendirisoalnya tidak begitu tertarik, saya hanya ikut latihan hadrahnya saja,
saya tertarik sama hadrah kalau sama organisasinya tidak begitu, tapi
kelihatanya kegiatannya bagus.”15
5. Tanggapan siswa kelas XII IPA, “kalau tanggapan saya tentang FKI itu baik
sekali, karenabanyak nilai positif yang dapat diambil disana dari nilai
organisasi, sosial, dan nilai agamanya. Buktinya para anggota FKI itu
baik-baik dan pembinanya juga baik-baik para guru juga banyak yang bilang seperti itu.
Saya lihat juga para alumni FKI banyak yang diterima kuliah di universitas
negeri, saya alumni juga sekarang sudah tidak aktif tapi masih bantu-bantu
kegiatan yang ada disana seperti kegiatan handrah acara-acara peringatan hari
besar Islam. Karena kelas XII sudah tidak boleh aktif di semua organisasi itu
aturan dari sekolah.”16
Dari hasil wawancara yang saya lakukan bisa di tarik kesimpulan bahwa
tidak semua siswa berminat dan tahu tentang FKI,walaupun mereka sekolah
disana karena itu tantangan bagi para anggota FKI untuk merangkul para siswa
yang belum mengerti dan tertarik dengan Forum Kerohanian Islam.
14
Mohammad FebriEka,Wawancara, Sidoarjo, 23 Juni 2016.
15
Mohammad Bagus Setiawan,Wawancara, Sidoarjo, 23 Juni 2016.
16
58
C. WALI MURID
Orang Tua atau wali murid adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah
dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat
membentuk sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik,
mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yanG
menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan
pengertian orang tua di atas, tidak terlepas dari pengertian keluarga, karena orang
tua merupakan bagian keluarga besar yang sebagian besar telah tergantikan oleh
keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Orang tua merupakan orang
yang lebih tua atau orang yang dituakan. Namun umumnya di masyarakat
pengertian orang tua itu adalah orang yang telah melahirkan kita yaitu Ibu dan
Bapak.17
Wali Murid adalah orang yang memberikan kepercayaan penuh pada pihak
sekolah untuk mengasuh dan mendidik anak-anaknya waktu disekolah, maka dari
itu orang tua atau wali murid selalu memilih sekolah yang terbaik agar anak
mereka dapat diberi pelajaran dan nilai kehidupan yang benar. Akan tetapi sekolah
yang diberi kepercayaan tidak sepenuhnya bisa mendidik anak tersebut dengan
baik karena lingkungan di luar juga sangat mempengaruhi, tidak salah kalau anak
tersebut tetap nakal walaupun di sekolahkan di sekolah yang terbaik karena peran
17