• Tidak ada hasil yang ditemukan

Judul : Pengaruh Supervisi Non-Direktif dan Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam SMP, SMA, dan SMK di Ungaran Tahun 2016/2017. - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Judul : Pengaruh Supervisi Non-Direktif dan Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam SMP, SMA, dan SMK di Ungaran Tahun 2016/2017. - Test Repository"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SUPERVISI NON-DIREKTIF DAN

KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH

TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM SMP, SMA, DAN SMK

DI UNGARAN TAHUN 2016/2017

oleh RAHMATAN NIM 12010150058

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam

PROGRAM PASCASARJANA

(2)

PENGARUH SUPERVISI NON-DIREKTIF DAN

KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH

TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM SMP, SMA, DAN SMK

DI UNGARAN TAHUN 2016/2017

oleh RAHMATAN NIM 12010150058

Tesis diajukan kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga sebagai pelengkap persyaratan untuk

gelar Magister Pendidikan

Salatiga, 19 September 2017

(3)

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA PROGRAM STUDY : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS

Nama Rahmatan

NIM 12010150058

Program Studi Pascasarjana IAIN Salatiga Konsentrasi Supervisi Pendidikan Islam Tanggal Ujian Senin, 22 September 2017

Judul Tesis Pengaruh Supervisi Non-Direktif dan Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam SMP, SMA, dan SMK di Ungaran Tahun 2016/2017.

Panitia Seminar Tesis

1 Ketua Sidang Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag.

………. 2 Sekretaris Dr. Winarno, S.Si., M.Pd.

………. 3 Penguji I Prof. Dr. Budihardjo,M.Ag.

………. 4 Penguji II Dr. Muna Erawati, M.Si.

(4)
(5)

MOTTO

(6)

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini penulis persembahkan untuk: Orangtua tercinta

(7)

PERNYATAAN KEASLIAN

“ Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini merupakan hasil karya sendiri, dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan tampa pengakuan bahan - bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebahagian bahan yang pernah daajukan untuk gelar atau ijasah pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.”

Salatiga, September 2017 Yang membuat pernyataan

(8)

ABSTRAK

Judul : Pengaruh Supervisi Non-Direktif dan Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam SMP, SMA, dan SMK di Ungaran Tahun 2016/2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh supervisi dengan pendekatan non-direktif dan kompetensi manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru Pendidikan Agama Islam SMP, SMA, dan SMK di Kabupaten Semarang tahun 2016/2017secara partial maupun secara simultan.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif jenis pendekatan one shot method dan eks post facto. Subjek penelitian ini adalah guru Pendidikan Agama Islam SMP, SMA, dan SMK di Kabupaten Semarang sebanyak 30 orang. Uji instrumen yang digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas. Uji asumsi klasik menggunakan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji linearitas, dan uji heterokedastisitas. Analisis data menggunakan regresi linier berganda, uji F (Goodness of Fit), dan uji t.

Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Supervisi dengan pendekatan non-direktif berpengaruh signifikan terhadap Kinerja guru Pendidikan Agama Islam SMP, SMA, dan SMK di Ungaran Tahun 2017 dengan nilai t hitung 6,095 > t tabel 2,0452 dan nilai signifikansinya 0,000 <0,05, (2) Kompetensi manajerial kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap Kinerja guru Pendidikan Agama Islam SMP, SMA, dan SMK di Ungaran Tahun 2017, dengan nilai t hitung 6,541 > t tabel 2,0452 dan nilai signifikansinya 0,000<0,05, (3) Supervisi dengan pendekatan non-direktif dan Kompetensi manajerial kepala sekolah berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Kinerja guru Pendidikan Agama Islam SMP, SMA, dan SMK di Ungaran Tahun 2017, dengan hasil F hitung 27,315 > F table 3,354 dan dan sig 0,000 < 0,05.

(9)

ABSTRACT

Title: The Influence of Non-Directive Supervision and Principal Managerial Competence on Teacher Performance of Islamic SMP, SMA, and SMK in Ungaran Year 2016/2017

This study aims to determine the influence of supervision with non-directive approach and principal managerial competence on the performance of Islamic teachers of SMP, SMA, and SMK in Semarang Regency in 2016/2017 partially and simultaneously.

This research uses quantitative research type of one shot method and former post facto approach. The subjects of this study are teachers of Islamic Religious Education SMP, SMA, and SMK in Semarang regency as many as 30 people. Test instrument used is the test of validity and reliability. Classic assumption test using normality test, multicollinearity test, linearity test, and heterokedastisity test. Data analysis using multiple linear regression, F (Goodness of Fit) test, and t test.

The result of the research can be summarized as follows: (1) Supervision with non-directive approach has a significant effect on the performance of Islamic Junior High School teachers in Semarang Regency in 2016/2017, proved by Sig. value 0.000 < 0.05 and t1 count 6.095 > t table 2,0452; (2) Principal managerial competence has significant effect on teacher performance of Islamic Religious Education Regency of Semarang 2016/2017, proved by Sig. value 0.000 < 0.05 and t2 count 6.541 > t table 2,0452; (3) Supervision with non-directive approach and Principal Managerial Competence have significant effect simultaneously on the performance of Islamic Junior High School teachers in Semarang Regency in 2016/2017, proved by Sig. value 0.000 < 0.05 and F count 27.315 > F table 3,3542.

(10)

KATA PENGANTAR

Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang telah memberikan banyak karunia-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis.

Berbagai hambatan dan rintangan penulis temui selama penyusunan tesis ini. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih atas bimbingan, bantuan serta petunjuk-petunjuk yang sangat berharga dalam penyusunan tesis ini kepada :

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., Rektor IAIN yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis untuk menempuh stidy S2 di IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag., Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga beserta staf yang telah memberikan kesempatan dan menyediakan fasilitas kepada penulis dalam menempuh study Program beasiswa Supervisi Pendidikan

3. Dr. Muna Erawati., selaku Dosen Pembimbing yang senangtiasa membimbing dengan ketelitian tidak mengenal lelah membantu memberikan motifasi dan arahan dalam penyelesaian penyusunan tesis ini,

(11)

5. Pengawas GPAI Kecamatan Ungaran Timur yang memberikan Ijin Penelitian dan batuan data dalam penyusunan tesis ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah mengupayakan alih pengetahuan dan pengalaman sehingga penulis berhasil menyelesaikan tesis ini.

7. Seluruh Bapak dan Ibu guru Pendidikan Agama Islam SMP, SMA dan SMK di Ungaran yang telah membantu kelancaran penulis dalam pengumpulan data.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan tesis ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah membalas budi baik semua dengan pahala yang berlipat ganda.

Penulis menyadari, tesis ini masih banyak kekurangannya karena keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi kemajuan penulis di masa mendatang.

Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Semarang, Agustus 2017

(12)

DAFTAR ISI

3. Sistimatika Penulisan... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS 10 A. Tinjauan Pustaka ... 10

B. Kerangka Teori ... 12

1. Supervisi dengan Pendekatan Non-Direktif ... 12

2. Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah ... 17

(13)

D. Populasi Penelitian ... 38

E. Metode Pengumpulan Data ... 38

F. Pengujian Instrumen Penelitian ... 38

G. Teknik Analisis Data ... 40

1. Uji Persyaratan Analisis ... 40

2. Model Analisis Regresi Linier Berganda ... 42

3. Analisis Koefisien Determinasi ( R2 ) ... 42

4. Uji Hipotesis ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Deskripsi Variabel ... 44

1. Variabel Supervisi dengan pendekatan non-direktif (X1) . 45

2. Variabel Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah (X2) ... 46

3. Variabel Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Y) ... 47

B. Pengujian Instrumen Penelitian ... 48

1. Uji Validitas ... 48

2. Uji Reliabilitas ... 50

C. Uji Asumsi ... 50

D. Hasil Analisis Regresi ... 57

E. Uji Hipotesis ... 59

F. Pembahasan ... 61

BAB V PENUTUP ... 69

A. Simpulan ... 69

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 71

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kisi-kisi Kuesioner Supervisi Non-direktif ... 31

3.2 Kisi-kisi Kuesioner Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah ... 34

3.3 Kisi-kisi Kuesioner Kinerja Guru ... 37

4.1 Deskripsi Statistik ... 45

4.2 Klasifikasi Data Skor Angket Variabel Supervisi Non direktif ... 46

4.3 Klasifikasi Data Skor Angket Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah .... 47

4.4 Klasifikasi Data Skor Angket Kinerja Guru PAI ... 48

4.5 Hasil Uji Validitas Angket Variabel X1, X2 dan Y ... 49

4.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 50

4.7 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 51

4.8 Uji Linearitas Y dengan X1 ... 53

4.9 Uji Linearitas Y dengan X2 ... 53

4.10 Uji Multikolinieritas ... 54

4.11 Uji Determinasi X1 dan X2 terhadap Y ... 56

4.12 Uji Determinasi X1 terhadap Y ... 56

4.13 Uji Determinasi X2 terhadap Y ... 57

4.14 Hasil Analisis Regresi ... 58

4.15 Hasil Uji t1 ... 59

4.16 Hasil Uji t2 ... 60

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran halaman

A Kuesioner ... 75

B Tabulasi Skor Angket dan Uji Validitas dan Reliabilitas ... 90

C Analisis Data Statistik dengan SPSS ... 102

D Lembar Bimbingan Tesis ... 112

E Ijin Penelitian ... 115

F Dokumentasi ... 116

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Sekolah sebagai organisasi memerlukan pemimpin yang mampu mengkoordinasikan hingga pada level yang lebih tinggi. Pemimpin dalam sekolah adalah kepala sekolah. Maka tidak jarang keberhasialan sekolah adalah keberhasialan kepala sekolah. Kepala sekolah yang berhasil ialah, kepala sekolah yang mampu memahami organisasi sekolah sebagai organisasi yang kompleks, unik dan khas, serta mampu melaksanakan peranan dan fungsi-fungsinya sebagai kepala sekolah. Sebagai seorang yang diberi tanggungjawab untuk memimpin sekolah.1

Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan seseorang sehingga ia memperoleh rasa hormat (respect), pengakuan (recognition), kepercayaan (trust), ketaatan (obedience), dan kesetiaan (loyalty) untuk memimpin kelompoknya dalam kehidupan bersama menuju cita-cita 2.

Dalam pandangan Islam, kepemimpinan merupakan amanah dan tanggungjawab yang tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada anggota-anggota yang dipimpinya, tetapi juga akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah Swt. Jadi, pertanggungjawaban kepemimpinan dalam Islam tidak hanya bersifat horizontal-formal sesama manusia, tetapi bersifat vertical-moral, yakni tanggungjawab kepada Allah Swt di akhirat nanti. Seorang pemimpin akan

1

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritis dan Permasalahannya, ,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002, 81.

2

Fajar Nindyo, 2008, Dasar-dasar Kepemimpinan Dalam Islam, pojokasuransi.com/blog

(18)

dianggap lolos dari tanggungjawab formal dihadapan orang-orang yang dipimpinnya, tetapi belum tentu lolos ketika ia bertanggungjawab dihadapan Allah Swt. Kepemimpinan sebenarnya bukan sesuatu yang mesti menyenangkan, tetapi merupakan tanggungjawab sekaligus amanah yang amat berat yang harus diemban dengan sebaik-baiknya.

Seorang pemimpin harus bersifat amanah, sebab ia akan diserahi tanggungjawab. Jika pemimpin tidak mempunyai sifat amanah, tentu yang terjadi adalah penyalahgunaan jabatan dan wewenang untuk hal-hal yang tidak baik. Itulah mengapa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam juga mengingatkan agar menjaga amanah kepemimpinan, sebab hal itu akan dipertanggungjawabkan, baik didunia maupun diakhirat.

ْمُكُّلُكَو ٍعاَر ْمُكُّلُك ُلوُقَ ي ِهْيَلَع َُّللَّا ىَّلَص َِّللَّا َلوُسَر ُتْعَِسَ ُلوُقَ ي َرَمُع َنْب َِّللَّا َدْبَع َّنَأ

هِتَّيِعَر ْنَع ٌلوُئْسَم

Bahwa 'Abdullah bin 'Umar berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya.”3

Kepala sekolah memiliki kedudukan sebagai administrator dan supervisor. Sebagai administrator, kepala sekolah melakukan pengelolaan sumber daya sekolah, bekerja sama dengan guru-guru dan personel sekolah lainnya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan termasuk melakukan kerja sama dengan masyarakat dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sebagai supervisor kepala sekolah bertugas memberikan bantuan kepada guru-guru

3

(19)

dan tenaga kependidikan lainnya, untuk memperbaiki pengajaran termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan guru-gruru, menyeleksi dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode-metode mengajar serta evaluasi pengajaran dalam perbaikan pembelajaran terutama dalam menyelesaikan masalah-masalah kelas.4

Penanganan di bidang supervisi yang hanya dilakukan oleh kepala sekolah memiliki keterbatasan beragam terutama dalam menentukan tujuan dan model pembelajaran, cara memperlakukan guru membutuhkan pendekatan yang tepat agar tidak mengabaikan aspek kemanusiaan yang menimbulkan reaksi di kalangan guru. Pada tahun 1920 banyak protes diajukan terhadap metode dan kurikulum yang diberikan secara otoriter dari para administrator sekolah.5

Kepala Sekolah, sebagai administrator dan manajer pendidikan, dipandang memiliki kemampuan profesional dan memiliki keterampilan yang dibutuhkan dalam meningkatkan kinerja guru. Para Kepala Sekolah tersebut bertanggung jawab untuk mengarahkan semua sumber daya pendidikan termasuk di dalamnya guru agar mampu bekerja dengan baik sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Di sinilah kompetensi manajerial Kepala Sekolah menjadi sangat penting untuk menciptakan suasana sekolah yang mampu mendorong bawahan untuk bekerja lebih baik.

Kepala Sekolah bertanggung jawab untuk mengarahkan semua

4

Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar (Learning Organization), Bandung: Alfabeta, 2009, 35.

5

(20)

sumber daya pendidikan termasuk di dalamnya guru agar mampu bekerja dengan baik sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Supervisi yang dilaksanakan pada SMP, SMA, DAN SMK di Ungaran saat ini difokuskan pada peningkatan situasi belajar mengajar untuk membantu guru dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi selama menjalankan tugasnya. Supervisi yang berlangsung selama ini telah berjalan dengan baik. Dengan demikian pelaksanaan supervisi ini diasumsikan akan meningkatkan kinerja guru, yang berarti pula ada peningkatkan mutu pendidikan.

(21)

permasalahan yang dihadapi guru-guru6.

Hal ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Supervisi pendidikan seringkali diasumsikan hanya untuk memperbaiki kinerja guru, namun bagi kepala sekolah juga diperlukan agar dapat memperbaiki kemampuan manajerialnya.

Berdasarkan prasurvey terhadap guru Pendidikan Agama Islam SMP, SMA, DAN SMK di Ungaran, ada beberapa masalah berkaitan supervisi dan manajerial kepala sekolah dengan kinerja guru. Pertama, dalam hal supervisi, selama ini dilaksanakan secara direktif maupun non-direktif. Pada supervisi direktif, biasanya para guru PAI muncul stress kerja yang menyebabkan kinerja guru PAI kurang optimal. Supervisi seringkali melemahkan motivasi guru untuk meningkatkan mutu kerjanya secara maksimal dalam profesinya karena suervisi lebih cenderung berupa kritik yang melemahkan semangat guru sedangkan permasalahan kesulitan pengelolaan pembelajaran belum terpecahkan.

Masalah selanjutnya, kompetensi manajerial kepala sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia guru PAI belum optimal. Ada hambatan dalam berkomunikasi, memberikan pengarahan penugasan, dan memotivasi guru PAI dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan.

Secara umum, kinerja guru PAI telah cukup baik, namun belum ada

6

(22)

perkembangan yang lebih optimal. Seringkali guru PAI masih memerlukan bantuan orang lain, karena sebagian dari mereka belum mengetahui atau memahami jenis, prosedur dan mekanisme memperoleh berbagai sumber yang sangagt diperlukan dalam pembelaran, misalnya dalam memanfaatkan IT dalam pembelajaran.

Dari penjelasan di atas, maka dipandang perlu untuk melaksanakan suatu kajian secara mendalam untuk menganalisis pengaruh supervise non-direktif dan kompetensi manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru PAI SMP, SMA, DAN SMK di Ungaran tahun 2016/2017.

B.Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pengamatan penulis pada guru Pendidikan Agama Islam SMP, SMA, DAN SMK di Ungaran terdapat beberapa masalah antara lain : a. Dalam masalah supervisi, kepala sekolah maupun pengawas biasanya

melakukan dengan pendekatan langsung (direktif). Perilaku supervisor secara langsung menunjukkan permasalahan, tapi belum mendengarkan secara aktif apa masalah yang dikemukakan oleh guru. Supervisor belum memberi kesempatan sebanyak mungkin kepada guru untuk mengemukakan permasalahan yang mereka alami.

(23)

professional.

c. Dalam masalah kinerja guru PAI ada beberapa kendala antara lain: (1) dalam menyusun bahan ajar belum runut, logis, kontekstual dan mutakhir, (2) sumber belajar/ media pembelajaran belum sesuai dengan materi dan strategi pembelajaran, (3) pembelajaran kurang efektif, (4) tidak menerapkan pendekatan/strategi pembelajaran yang efektif, (5) kurang memanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dalam penelitian dibatasi pada masalah supervisi dengan pendekatan non-direktif dan kompetensi manajerial kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja Pendidikan Agama Islam SMP, SMA, dan SMK di Ungaran tahun 2016/2017.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimanakah pengaruh supervisi dengan pendekatan non-direktif terhadap kinerja guru Pendidikan Agama Islam SMP, SMA, dan SMK di Ungaran tahun 2016/2017?

b. Bagaimanakah pengaruh kompetensi manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru Pendidikan Agama Islam SMP, SMA, dan SMK di Ungaran tahun 2016/2017?

(24)

non-direktif dan kompetensi manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru Pendidikan Agama Islam SMP, SMA, dan SMK di Ungaran tahun 2016/2017?

C. Signifikansi Penelitian

1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

a. Pengaruh kompetensi manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru Pendidikan Agama Islam SMP, SMA, dan SMK di Ungaran.

b. Pengaruh supervisi dengan pendekatan non-direktif terhadap kinerja guru Pendidikan Agama Islam SMP, SMA, dan SMK di Ungaran.

c. Pengaruh simultan supervisi dengan pendekatan non-direktif dan kompetensi manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru Pendidikan Agama Islam SMP, SMA, dan SMK di Ungaran.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

a. Manfaat teoretis penelitian ini yaitu untuk memperkaya wacana dalam bidang kajian supervisi Pendidikan Agama Islam.

b. Manfaat praktis penelitian ini yaitu menjadi rujukan bagi praktik supervisi Pendidikan Agama Islam di sekolah umum khususnya jenjang SMP, SMA, dan SMK.

D. Sistimatika Penulisam

(25)

besarnya sebagai berikut:

Bab I menjelaskan tentang bab pendahuluan, yaitu sub-subnya berisi tentang (a) latar belakang yang mendiskripsikan tentang hal-hal mendasar yang melatar belakangi masalah yang akan diteliti (b) Rumusan masalah, yang dijabarkan inti masalah yang perlu mendapat jawaban pada hasil penelitian ini (c) signifikasi penelitian adalah mendiskripsikan tentang tujuan dan kegunaan penelitian yang berisi tentang tujuan yang hendak dicapai dan konstribusi pemikiran dalam pengembangan pengetahuan terutama yang berkaitan dengan penelitian (d) sistematika penulisan yang berisi tentang garis-garis besar isi tesis.

Bab II menjelaskan tentang tinjauan pustaka, kerangka teori dan hipotesis, yang meliputi sub-sub bab (1) supervisi dalam pendekatan non direktif (2) kompetensi manajerial kepala sekolah (3) kinerja guru.

Bab III menjelaskan tentang metode penelitian yang meliputi (a) pendekatan penelitian, (b) variabel penelitian (c) definisi operasional variabel.

Bab IV pembahasan hasil penelitian yang mencakup jawaban pengaruh Supervisi non direktif dan kompetensi manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru pendidikan agama Islam SMP, SMA, dan SMK di Ungaran tahun 2017.

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

E.Tinjauan Pustaka

Khairuddin7 menulis penelitian berjudul “Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Oleh Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Pada MIN Rheum Barat Kabupaten Bireuen”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Proses pelaksanaan supervisi pendidikan oleh Kepala Sekolah dilaksanakan pada awal dan akhir semester setiap tahun pelajaran dengan melibatkan dewan guru. Program supervisi mencakup analisis kemampuan guru, pengembangan silabus, RPP dan bahan ajar dalam proses pembelajaran oleh guru, dan pembinaan profesionalisme guru; 2) Teknik supervisi pendidikan yang digunakan adalah teknik kunjungan kelas dan supervisi kelompok.

Perbedaan penelitian tesis ini dengan penelitian Khairuddin, penelitian ini lebih luas. Penelitian tersebut meneliti variabel supervisi pendidikan oleh kepala sekolah, adapun penelitian ini membahas variabel supervisi dengan pendekatan non-direktif dan kompetensi manajerial kepala sekolah. Penelitian Khairuddin menggunakan jenis penelitian kualitatif, adapun penelitian ini menggunakan jenis penelisitian kuantitatif.

7 Khairuddin,”Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Oleh Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Pada MIN Rheum Barat Kabupaten Bireuen, Jurnal Mentari .Vol 16, No 3 (2013). E-Journal on-line. Melalui http://ejournal.unmuha.ac.id/ index.php/mentari/article/view/171 (26/01/2017).

(27)

Emed Tarmedi8 menulis penelitian berjudul “Efektivitas Pelaksanaan Supervisi Oleh Pengaawas Dalam Pembinaan Kinerja Guru Sekolah Luar Biasa (SLB) di Jawa Barat”. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa supervisi

pengawas sekolah terhadap pelaksanaan administrasi pengajaran bagi guru SLB di Jawa Barat telah dilaksanakan sesuai dengan kebijakan yang berlaku. Upaya upaya yang telah dilakukan pengawas sekolah saat ini dalam pemecahkan masalah di atas adalah mengikuti pendidikan formal, diklat/penataran, seminar dan lokakarya, berkenaan dengan masalah pembinaan guru adalah merancang suatu pola/model wadah pembinaan profesional melalui kegiatan KKG, KKKS, dan KKPS.

Perbedaan penelitian tesis ini dengan penelitian Tarmedi, penelitian tersebut menggunakan jenis penelitian kualitatif, adapun penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian Tarmedi meneliti variabel supervisi oleh pengawas, adapun penelitian ini membahas variabel supervisi dengan pendekatan non-direktif oleh kepala sekolah dan kompetensi manajerial kepala sekolah. Penelitian Tarmedi meneliti supervisi dalam pembinaan kinerja guru SLB, sedangkan penelitian ini meneliti pengaruh pendekatan non-direktif oleh kepala sekolah dan kompetensi manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru Pendidikan Agama Islam di SMP, SMA, dan SMK.

Yati Ruhayati9 menulis penelitian berjudul “Kontribusi Layanan

8Emed Tarmedi, “

Efektivitas Pelaksanaan Supervisi Oleh Pengaawas Dalam Pembinaan

Kinerja Guru Sekolah Luar Biasa (SLB) di Jawa Barat”, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, 2013.

9

(28)

Supervisi, Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan Fasilitas Pembelajaran Terhadap Kinerja Guru Pendidikan Jasmani SMP, SMA, dan SMK Se-Kota Cimahi”. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah layanan supervisi

mempunyai kontribusi sebesar 73,45%, kepemimpinan kepala sekolah sebesar 31,36%, dan fasilitas pembelajaran sebesar 33,2%. Artinya variabel-variabel yang menjadi faktor-faktor yang memberikan kontribusi terhadap kinerja guru pendidikan jasmani.

Persamaan penelitian tesis ini dengan penelitian Ruhayati, sama –sama menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian Ruhayati meneliti variabel supervisi, kepemimpinan kepala sekolah, dan fasilitas pembelajaran terhadap kinerja guru Pendidikan Jasmani SMP, SMA, dan SMK, adapun penelitian ini membahas pengaruh variabel supervisi dengan pendekatan non-direktif oleh kepala sekolah dan kompetensi manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru Pendidikan Agama Islam di SMP, SMA, dan SMK.

F. Kerangka Teori

1. Supervisi dengan Pendekatan Non-Direktif

a. Konsep Dasar Supervisi

Konsep supervisi modern dirumuskan oleh Kimball Wiles10 sebagai berikut :“Supervision is assistance in the devolepment of a

better teaching learning situation”. Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang lebih baik. Rumusan ini mengisyaratkan bahwa layanan supervisi meliputi keseluruhan situasi

10

(29)

belajar mengajar (goal, material, technique, method, teacher, student, an environvment). Situasi belajar inilah yang seharusnya diperbaiki dan ditingkatkan melalui layanan kegiatan supervisi. Dengan demikian layanan supervisi tersebut mencakup seluruh aspek dari penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran.

Pengertian supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan secara efektif. Supervisi merupakan suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan bila perlu mengoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. Supervisi merupakan usaha memberi pelayanan agar guru menjadi lebih professional dalam menjalankan tugas melayani peserta didiknya.11

Supervisi dapat diartikan sebagai pembinaan. Sedangkan sasaran pembinaan tersebut bisa untuk kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha. Namun yang menjadi sasaran supervisi diartikan pula pembinaan guru.

b. Pendekatan Supervisi

Pendekatan berasal dari kata approad adalah cara mendekatkan diri kepada objek atau langkah-langkah menuju objek.

Supervision of teachers is an important part of both pre-service and in-pre-service teacher education programs, and teacher educators have a wide choice of supervisory

11

(30)

behaviors which they can use in the process of training second language teachers. It seems to be the case, however, that many second language teacher educators continually limit themselves to the same reasons for doing supervision and the same supervisory behaviors. This article illustrates how limiting some styles of supervision can be and then, in exploring alternative ways that supervision can be done, encourages teacher educators to experiment in their use of supervisory behaviors. Five models of supervision are discussed: 1) directive, 2) alternative, 3) collaborative, 4) non-directive, and 5) creative.12

Supervisi bagi guru adalah bagian penting dari kedua pre-service dan program pendidikan guru in-service, dan guru pendidik memiliki berbagai pilihan perilaku pengawasan yang dapat mereka gunakan dalam proses pelatihan guru. Tampaknya menjadi kasus, bagaimanapun, bahwa banyak pendidik terus membatasi diri untuk alasan yang sama untuk melakukan supervisi dan perilaku supervisi yang sama. Artikel ini menggambarkan bagaimana membatasi beberapa gaya supervisi dalam mengeksplorasi cara-cara alternatif bahwa supervisi bisa dilakukan, mendorong guru pendidik untuk bereksperimen dalam penggunaan perilaku supervisi. Lima model pengawasan dibahas: 1) direktif, 2) alternatif, 3) kolaboratif, 4) non-direktif, dan 5) kreatif.

Sudjana13 membagi pendekatan supervisi menjadi dua, yaitu: pendekatan langsung (direct contact) dan pendekatan tidak langsung (indirect contact). Pendekatan pertama dapat disebut dengan

12Jerry G. Gebhard, “Model of Supervision: Choices”, Journal Tesol Quarterly

, Vol.18, No.3, (September 1984), 1-2.

13

(31)

pendekatan tatap muka dan kedua pendekatan menggunakan perantara, seperti melalui surat menyurat, media masa, media elekronik, radio, kaset, internet dan yang sejenis. Sementara dikenal juga pendekatan kolaboratif, yaitu pendekatan yang menggabungkan kedua pendekatan itu.

Yang dimaksud dengan supervisi pendekatan tidak langsung (non-direktif) adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung. Perilaku supervisor tidak secara langsung menunjukkan permasalahan, tapi ia terlebih dulu mendengarkan secara aktif apa yang dikemukakan oleh guru. Ia memberi kesempatan sebanyak mungkin kepada guru untuk mengemukakan permasalahan yang mereka alami. Pendekatan non-direktif ini berdasarkan pada pemahaman psikologis humanistik. Psikologi humanistik sangat menghargai orang yang akan dibantu. Oleh karena pribadi guru yang dibina begitu dihormati, maka ia lebih banyak mendengarkan permasalahan yang dihadapi guru-guru. Guru mengemukakan masalahnya. Supervisor mencoba mendengarkan, dan memahami apa yang dialami. Perilaku supervisor dalam pendekatan non-direktif adalah sebagai berikut: (a) Mendengarkan, (b) Memberi penguatan, (c) Menjelaskan, (d) Menyajikan, dan (e) Memecahkan masalah.14

The nondirective method of supervision is used when the supervisor is helping the teacher to figure out their own plans. This method consists of listening, reflecting, clarifying,

14

(32)

encouraging, and problem solving. It can be used when teachers have a greater amount of expertise and knowledge about the problem than the supervisor. The supervisor must be non judgmental when using this approach and allow the teacher to direct the meeting. The purpose is to provide an active sounding board for thoughtful participation.15

Maksudnya, supervisi metode nondirective digunakan ketika supervisor membantu guru untuk mengetahui rencana mereka sendiri. Metode ini terdiri dari mendengarkan, mencerminkan, mengklarifikasi, mendorong, dan pemecahan masalah. Hal ini dapat digunakan ketika guru memiliki jumlah yang lebih besar dari keahlian dan pengetahuan tentang masalah dari supervisor. Supervisor tidak boleh menghakimi ketika menggunakan pendekatan ini dan memungkinkan guru untuk mengarahkan pertemuan. Tujuannya adalah untuk memberikan papan terdengar aktif untuk partisipasi bijaksana).

Perilaku nondirektif dilandasi asumsi dan pemikiran psikologi belajar humanistic. Supervisor nondirektif tidak menggunakan standar tetapi lebih mendasarkan pada kebutuhan guru. Supervisor dan guru saling memahami dan memberikan kesempatan yang lebih luas bagi guru mengembangkan profesinya. Perilaku pegnawas yang berorientasi nondirektif dilakukan melalui langkah-langkah berikut: (a) mendengarkan masalah guru dengan serius, (b) memotivasi guru untuk menyederhanakan dan bertanya, (c) mengajukan pertanyaan

(33)

kemudian menjelaskan masalah-masalah guru, (d) mengupayakan alternative pemecahan masalah saat guru bertanya atau minta solusi, (e) bertanya kepada guru untuk menentukan rencana tindakan pengembangan duru atau profesi.16

2. Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah

a. Pengertian Kompetensi Kepala Sekolah

Kompetensi kepala sekolah adalah pengetahuan sikap dan keterampilan pada dimensi-dimensi kompetensi keperibadian, manejerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial. 17Kompetensi berarti kecakapan, kemampuan dan wewenang. Seseorang dinyatakan kompeten di bidang tertentu jika menguasai kecakapan bekerja sebagai suatu keahlian selaras dengan bidangnya. Kepala sekolah dalam mengelola satuan pendidikan disyaratkan menguasai keterampilan dan kompetensi tertentu yang dapat mendukung pelaksanaan tugasnya18. Sahertian19 mengartikan kompetensi sebagai kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan latihan dengan standar dan kualitas tertentu. Kompetensi menuntut kemampuan kognitif, kondisi afektif, nilai-nilai, dan keterampilan tertentu yang khas dan spesifik berkaitan dengan karakteristik jabatan

16

Abdul Kadim Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru, Memberdayakan Pengawas Sebagai Gurunya Guru, Bandung: Alfabeta, 2013, 41.

17

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 Tentang Penugasan Guru. 18

Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar (Learning Organization), Bandung: Alfabeta, 2009, 28.

19

(34)

atau tugas yang dilaksanakan. Spesifikasi tersebut dimaksudkan agar kepala sekolah dapat melaksanakan tugas secara baik dan berkualitas. Kepala sekolah yang memenuih kriteria dan persyaratan suatu jabatan berarti berwenang atas jabatan atau tugas yang diberikan dengan kata lain memenuhi persyaratan kompetensi.

Perhaps CH. Woodruff defined this problem the best, when in his article: What is meant by a competency he claims that managerial competence is used as an umbrella under which everything fits, what may directly or indirectly relate to job performance20.

Menurut CH. Woodruff, yang dimaksud dengan kompetensi dia mengklaim bahwa kompetensi manajerial digunakan sebagai payung di mana semuanya cocok, mungkin langsung atau tidak langsung berhubungan dengan kinerja pekerjaan.

Penyelenggaraan kegiatan pendidikan memerlukan suatu penanganan yang terorganisir dan terkoordinasi agar setiap sumber daya pendidikan yang dimanfaatkan dapat mencapai hasil yang optimal, efektif, dan efisien. Untuk mencapai maksud tersebut diperlukan adanya kepemimpinan yang berflingsi menghubungkan, mengarahkan dan mengendalikan semua sumber daya pendidikan yang ada ke arah pencapaian tujuan pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 28 tahun 2010 tentang Penugasan Guru Menjadi Kepala Sekolah melengkapi peraturan sebelumnya yaitu UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang

20 Krajcovicova, Katarina; Caganova, Dagmar & Cambal, Milos. Key “Managerial

Competencies and Competency Models in Industrial Enterprises”. Annals of DAAN for 2012 &

(35)

di antaranya mengatur bahwa penugasan menjadi Kepala Sekolah harus sesuai standar, karena Kepala Sekolah memegang peran penting, selain itu mutu pendidikan di sekolah bergantung pada Kepala Sekolahnya. Untuk itu, Kepala Sekolah dituntut memiliki kemampuan kepemimpinan standar sebagaimana diamanahkan dalam Permendiknas No. 13 tahun 2007.

(36)

tentang Standar Kepala Sekolah / Sekolah yang berlaku nasional. Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah baik itu prestasi akademis dan non akademis, dibutuhkan kompetensi Kepala Sekolah yang sangat mumpuni. Dengan kompetensi tersebut apa yang dinginkan oleh masyarakat dan orangtua murid yakni tercapainya keberhasilan pendidikan di sekolah dapat terwujud, sehingga sekolah dengan apa yang dimiliki dapat berjalan dari berbagai bidang.

b. Aspek dan Komponen Kompetensi manajerial Kepala Sekolah

Berdasarkan ketentuan Menteri Pendidikan21, setiap Kepala Sekolah harus memenuhi lima aspek kompetensi, yaitu kepribadian, sosial, manajerial, supervisi, dan kewirausahaan. Adapun aspek dan Komponen Kompetensi manajerial Kepala Sekolah sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah / Sekolah. Adapun dalam penelitian ini dibatasi kompetensi manajerial Kepala Sekolah dalam hal sebagai berikut. a) Mampu memimpin guru dan staf dalam rangka pendayagunaan

sumber daya manusia secara optimal:

(1)Mampu mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, sasaran, dan program strategis sekolah kepada keseluruhan guru dan staf.

(2)Mampu mengkoordinasikan guru dan staf dalam merelalisasikan keseluruhan rencana untuk mengapai visi, mengemban misi, mengapai tujuan dan sasaran sekolah

21

(37)

(3)Mampu berkomunikasi, memberikan pengarahan penugasan, dan memotivasi guru dan staf agar melaksanakan tugas pokok dan fungsinya masing-masing sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan

(4)Mampu membangun kerjasama tim (team work) antar-guru, antar- staf, dan antara guru dengan staf dalam memajukan sekolah

(5)Mampu melengkapi guru dan staf dengan keterampilan-keterampilan profesional agar mereka mampu melihat sendiri apa yang perlu dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing

(6)Mampu melengkapi staf dengan ketrampilan-ketrampilan agar

mereka mampu melihat sendiri apa yang perlu dan diperbaharui untuk kemajuan sekolahnya

(7)Mampu memimpin rapat dengan guru-guru, staf, orangtua siswa dan komite sekolah

(8)Mampu melakukan pengambilan keputusan dengan

menggunakan strategi yang tepat

(9)Mampu menerapkan manajemen konflik

b) Mampu mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal:

(1) Mampu merencanakan kebutuhan guru dan staf berdasarkan

(38)

(2) Mampu melaksanakan rekrutmen dan seleksi guru dan staf sesuai tingkat kewenangan yang dimiliki oleh sekolah

(3) Mampu mengelola kegiatan pembinaan dan pengembangan profesional guru dan staf

(4) Mampu melaksanakan mutasi dan promosi guru dan staf sesuai kewenangan yang dimiliki sekolah

(5) Mampu mengelola pemberian kesejahteraan kepada guru dan staf sesuai kewenangan dan kemampuan sekolah

c) Mampu menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif bagi pembelajaran siswa:

(1)Mampu menata lingkungan fisik sekolah sehingga menciptakan suasana nyaman, bersih dan indah.

(2)Mampu membentuk suasana dan iklim kerja yang sehat melalui penciptaan hubungan kerja yang harmonis di kalangan warga sekolah.

(3)Mampu menumbuhkan budaya kerja yang efisien, kreatif, inovatif, dan berorientasi pelayanan prima.

3. Kinerja Guru

a. Pengertian Kinerja

Kinerja dapat diartikan sebagai : (1) sesuatu yang dicapai, (2) prestasi yang diperlihatkan, (3) kemampuan kerja. Alewine22 menyatakan bahwa, "kinerja merupakan kulminasi dari tiga elemen yang saling

22

(39)

berkaitan, yakni: keterampilan, upaya dan sifat keadaan eksternal". Tingkat keterampilan merupakan bahan mentah yang dibawa oleh seseorang karyawan ke tempat kerja seperti: pengetahuan kemampuan, kecakapan- kecakapan teknis. Tingkat upaya dapat digambarkan sebagai motivasi yang diperlihatkan karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan. Sedangkan kondisi-kondisi ekstemal mendukung produktivitas kerja.

Menurut manajemen, istilah kerja disebut juga performansi atau kinerja.Kinerja dapat berupa proses dan hasil kerja secara individual maupun organisasi. Hal ini berguna bagi pengukuran efektivitas pencapaian tujuan dan pelaksanaan rencana. Longenecker dan Pringle23, mengemukakan bahwa pengendalian kinerja berarti pemantauan organisasi terhadap penetapan pencapaian tujuan dan pelaksanaan rencana. Efektivitas penetapan tujuan dan pelaksanaan rencana ini relatif tergantung kepada sumber daya manusia dalam organisasi. Dengan demikian kinerja dapat berupa kemampuan individu dalam melaksanakan tujuan dan rencana menurut standart tertentu.

Dengan demikian, kinerja dapat dikatakan sebagai perilaku kerja seseorang guna mencapai tujuan. Hasil yang dicapai menunjukkan efektivitas perilaku kerja yang bersangkutan. Perilaku kerja yang pada gilirannya, mempengaruhi hasil kerja dipengaruhi dua faktor yakni: (1) faktor dalam diri individu, seperti keterampilan dan upaya, yang dimiliki, dan (2) faktor di luar diri individu, seperti keadaan ekonomi, kebijakan

23

(40)

pemerintah, terlambatnya bahan mentah dan sebagainya. b. Indikator Kinerja Guru

Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya tergantung pada bagaimana para personil yang ada melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Itulah yang disebut dengan kinerja personil dalam suatu organisasi. Baik tidaknya kinerja personil tersebut biasanya ditentukan oleh bagaimana kemampuan, kemauan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan dan motivasi seseorang dalam melaksanakan deskripsi tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Dengan demikian kinerja seseorang dapat diartikan sebagai hasil kerja seseorang yang menggambarkan tinggi rendahnya kemampuan dan kemauannya dalam melaksanakan deskripsi tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

Samana24 yang menyatakan bahwa kompetensi guru mencakup kompetensi kepribadian dan sosial, serta kompetensi profesional. Dalam prakteknya kompetensi kepribadian dan sosial menjadi modal dasar bagi guru yang bersangkutan untuk menjalankan tugas keguruannya secara profesional. Ketiga kompetensi tersebut merupakan kompetensi yang terintegrasi. Kemudian diwujudkan dalam bentuk tindak keguruan.

Untuk kepentingan penelitian ini digunakan standar kinerja guru berdasarkan Nilai Kinerja Guru dari Konversi Total Nilai Kinerja Guru

24

(41)

ke Skala 10025 yang meliputi:

Tabel 1 Konversi Total Nilai Kinerja Guru ke Skala 100 Indikator Kinerja Guru Butir Penilaian Indikator 1. Guru

a.Tujuan pembelajaran dirumuskan dan dikembangkan berdasarkan SK/KD yang akan dicapai

b.Tujuan pembelajaran memuat gambaran proses dan hasil belajar yang dapat dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan belajarnya c. Tujuan pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan belajar peserta didik

2. Guru menyusun bahan ajar secara runut, logis, kontekstual dan

mutakhir.

a. Bahan ajar disusun dari yang sederhana ke kompleks, mudah ke sulit dan/atau konkrit ke abstrak sesuai dengan tujuan pembelajaran b. Keluasan dan kedalaman bahan ajar disusun dengan memperhatikan potensi peserta didik (termasuk yang cepat dan lambat,motivasi tinggi dan rendah)

c. Bahan ajar dirancang sesuai dengan konteks kehidupan dan perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi.

d.Bahan ajar dirancang dengan menggunakan sumber yang bervariasi (tidak hanya buku pegangan peserta didik)

3. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang efektif

a. Strategi, pendekatan, dan metode pembelajaran relevan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai /kompetensi harus dikuasai peserta didik.

b. Strategi dan metode pembelajaran yang dipilih dapat memudahkan pemahaman peserta didik c. Strategi dan metode pembelajaran yang dipilih sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik.

d. Setiap tahapan pembelajaran diberi alokasi waktu secara proporsional dengan memperhatikan tingkat kompleksitas materi dan/atau kebutuhan belajar peserta didik.

4. Guru memilih sumber belajar/ media

pembelajaran sesuai dengan materi dan

a. Sumber belajar/media pembelajaran yang dipilih dapat dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai (misalnya buku, modul untuk kompetensi kognitif; media

25

(42)

Indikator Kinerja Guru Butir Penilaian Indikator strategi pembelajaran. audio visual, Komputer untuk kompetensi

keterampilan).

b. Sumber belajar/media pembelajaran termasuk TIK yang dipilih dapat memudahkan pemahaman peserta didik (misalnya lidi/sempoa digunakan untuk operasi hitung matematika, lampu senter, globe, dan bola untuk mengilustrasikan proses terjadinya gerhana)

c. Sumber belajar/media pembelajaran yang dipilih sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik.

5. Guru memulai pembelajaran dengan efektif

a. Melakukan apersepsi

b. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dalam rencana kegiatan

6. Guru menguasai materi pelajaran

a. Kemampuan menyesuiakan materi dengan tujuan pembelajaran.

b. Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan Iptek , dan kehidupan nyata .

c. Tingkat ketepatan pembahasan dengan materi pembelajaran.

d. Kemampuan menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari konkrit ke abstrak)

7. Guru menerapkan pendekatan/strategi pembelajaran yang efektif

a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai

b. Melaksanakan pembelajaran secara runtut c. Menguasai kelas

d. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

e. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan

tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect) f. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

alokasi waktu yang direncanakan 8. Guru memanfaatan

sumber belajar/media dalam pembelajaran

a. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar/media pembelajaran

b. Menghasilkan pesan yang menarik c. Melibatkan siswa dalam pembuatan dan

pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran

(43)

Indikator Kinerja Guru Butir Penilaian Indikator memelihara keterlibatan

siswa dalam pembelajaran

interaksi guru, siswa, sumber belajar b. Merespon positif partisipasi siswa

c. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa

d. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif

e. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar

10. Guru menggunakan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran

a. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancer

b. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar c. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 11. Guru mengakhiri

pembelajaran dengan efektif

a. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa

b. Melaksanakan tindak lanjut dengan

memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan

a. Kesesuaian teknik dan jenis penilaian (tes lisan, tes tertulis, tes perbuatan) sesuai dengan tujuan pembelajaran.

b. Alat tes dirancang untuk dapat mengukur kemajuan belajar peserta didik dari aspek kognitif, afektif dan/atau psikomotorik.

c. Rancangan penilaian portofolio peserta didik minimal 1 kali per semester.

d. Hasil analisis penilaian sebelumnya (UH, UAS, UN) digunakan untuk keperluan program

perbaikan (remedial, pengayaan, dan/atau

menyempurnakan rancangan dan/atau pelaksanaan

a. Menggunakan teknik penilaian otentik (kuis, pertanyaan lisan, pemberian tugas, dsb.) untuk memantau kemajuan belajar peserta didik.

b. Menggunakan teknik penilaian (ulangan harian, tengah semester, dan ulangan semester) disusun untuk mengukur hasil belajar peserta didik dalam aspek kognitif, afektif dan/atau psiko

c. Menerapkan penilaian portofolio dalam bentuk berbagai tugas terstruktur

(44)

Indikator Kinerja Guru Butir Penilaian Indikator

a. Menggunakan hasil analisis penilaian untuk mengidentifikasi topik/kompetensi dasar yang mudah, sedang dan sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan masing-masing peserta didik untuk keperluan remedial dan pengayaan. b. Menggunakan hasil penilaian untuk

menyempurnakan rancangan dan/atau pelaksanaan pembelajaran

c. Melaporkan kemajuan dan hasil belajar peserta didik kepada orang tua, teman guru dan bagi peserta didik sebagai refleksi belajarnya. d. Memanfaatkan hasil penilaian secara efektif untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, tantangan dan masalah potensial untuk

peningkatan keprofesian dalam menunjang proses pembelajaran

G.Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, maka masalah hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

d. Ada pengaruh yang signifikan supervisi dengan pendekatan non-direktif terhadap kinerja guru Pendidikan Agama Islam SMP, SMA, dan SMK di Ungaran tahun 2016/2017 .

e. Ada pengaruh yang signifikan kompetensi manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru Pendidikan Agama Islam SMP, SMA, dan SMK di Ungaran tahun 2016/2017.

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Menurut pola-pola atau sifat penelitian non-eksperimen, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis assosiatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan eks post facto. Metode ex post facto maksudnya adalah penelitian empiris sistematis ini tanpa melakukan perlakuan-perlakuan maupun manipulasi terhadap variabel penelitian tetapi hanya mengumpulkan fakta-fakta berdasarkan pengukuran terhadap gejala yang terjadi pada diri responden sebelumnya26.

B. Variabel Penelitian

a. Variabel Prediktor

1) Supervisi non-direktif

2) Kompetensi manajerial Kepala Sekolah b. Variabel Dependen

Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI)

C. Definisi Operasional Variabel

1. Supervisi non-direktif

Definisi konsep supervisi menurut Purwanto27 adalah segala bantuan dari para pengawas, yang tertuju kepada perkembangan

26

Moh Nazir, Metode Penelitian,Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009, 129. 27

Ngalim. Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007, 76

(46)

kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Supervisi berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru-guru, seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran dan metode-metode mengajar yang lebih baik, cara-cara penilaian yang sistematis terhadap fase seluruh proses pengajaran, dan sebagainya.

Definisi operasional supervisi non direktif dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: (a) mendengarkan masalah guru dengan serius, (b) memotivasi guru untuk menyederhanakan dan bertanya, (c) mengajukan pertanyaan kemudian menjelaskan masalah-masalah guru, (d) mengupayakan alternatif pemecahan masalah saat guru bertanya atau minta solusi, (e) bertanya kepada guru untuk menentukan rencana tindakan pengembangan duru atau profesi28.

Variabel supervisi non direktif diungkap dengan angket. Semakin tinggi skor dari angket maka semakin tinggi tingkat supervisi non direktif tersebut.

28

(47)

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Supervisi Non-direktif

No Indikator No Item Jumlah

Item

1 mendengarkan masalah guru

dengan serius

1, 2, 3 3

2 memotivasi guru untuk

menyederhanakan dan bertanya

4, 5, 6 3

3 mengajukan pertanyaan kemudian

menjelaskan masalah-masalah guru

7, 8, 9 3

4 mengupayakan alternatif

pemecahan masalah saat guru bertanya atau minta solusi

10, 11, 12 3

5 bertanya kepada guru untuk

menentukan rencana tindakan

pengembangan duru atau profesi

13, 14, 15 3

Total 15 15

2. Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah

Kompetensi manajerial Kepala Sekolah yaitu serangkaian kemampuan dalam melaksanakan tugas berdasarkan kompetensi yang dilakukan agar dapat mewujudkan kerjasama dengan orang lain.

Adapun indikator variabel Kompetensi manajerial Kepala Sekolah adalah sebagai berikut.29

a. Mampu memimpin guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal:

1) Mampu mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, sasaran, dan program strategis sekolah kepada keseluruhan guru dan staf.

2) Mampu mengkoordinasikan guru dan staf dalam merelalisasikan keseluruhan rencana untuk mengapai visi, mengemban misi, mengapai tujuan dan sasaran sekolah

29

(48)

3) Mampu berkomunikasi, memberikan pengarahan penugasan, dan memotivasi guru dan staf agar melaksanakan tugas pokok dan fungsinya masing-masing sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan

4) Mampu membangun kerjasama tim (team work) antar-guru, antar- staf, dan antara guru dengan staf dalam memajukan sekolah

5) Mampu melengkapi guru dan staf dengan keterampilan-keterampilan profesional agar mereka mampu melihat sendiri apa yang perlu dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing

6) Mampu melengkapi staf dengan ketrampilan-ketrampilan agar mereka mampu melihat sendiri apa yang perlu dan diperbaharui untuk kemajuan sekolahnya

7) Mampu memimpin rapat dengan guru-guru, staf, orangtua siswa dan komite sekolah

8) Mampu melakukan pengambilan keputusan dengan menggunakan strategi yang tepat

9) Mampu menerapkan manajemen konflik

b. Mampu mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal:

1) Mampu merencanakan kebutuhan guru dan staf berdasarkan rencana pengembangan sekolah

(49)

tingkat kewenangan yang dimiliki oleh sekolah

3) Mampu mengelola kegiatan pembinaan dan pengembangan profesional guru dan staf

4) Mampu melaksanakan mutasi dan promosi guru dan staf sesuai kewenangan yang dimiliki sekolah

5) Mampu mengelola pemberian kesejahteraan kepada guru dan staf sesuai kewenangan dan kemampuan sekolah

c. Mampu menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif bagi pembelajaran siswa:

1) Mampu menata lingkungan fisik sekolah sehingga menciptakan suasana nyaman, bersih dan indah

2) Mampu membentuk suasana dan iklim kerja yang sehat melalui

penciptaan hubungan kerja yang harmonis di kalangan warga sekolah

3) Mampu menumbuhkan budaya kerja yang efisien, kreatif, inovatif, dan berorientasi pelayanan prima.

(50)

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Kompetensi manajerial Kepala Sekolah

No Indikator No Item Jumlah

Item 1 Mampu mengkomunikasikan visi, misi,

tujuan, sasaran, dan program strategis sekolah kepada keseluruhan guru dan staf.

1, 2, 3 3

2 Mampu mengkoordinasikan guru dan staf dalam merelalisasikan keseluruhan rencana untuk mengapai visi, mengemban misi, mengapai tujuan dan sasaran sekolah

4, 5, 2

3 Mampu berkomunikasi, memberikan pengarahan penugasan, dan memotivasi guru dan staf agar melaksanakan tugas pokok dan fungsinya masing-masing sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan ketrampilan-ketrampilan agar mereka mampu melihat sendiri apa yang perlu dan diperbaharui untuk kemajuan sekolahnya

8 Mampu melakukan pengambilan

keputusan dengan menggunakan strategi yang tepat

18 19, 2

9 Mampu menerapkan manajemen konflik 20, 21, 22, 3 10 Mampu merencanakan kebutuhan guru dan

staf berdasarkan rencana pengembangan sekolah

23, 24, 2

11 Mampu melaksanakan rekrutmen dan seleksi guru dan staf sesuai tingkat kewenangan yang dimiliki oleh sekolah

(51)

12 Mampu mengelola kegiatan pembinaan dan pengembangan profesional guru dan staf

27, 28, 29 3

13 Mampu melaksanakan mutasi dan promosi guru dan staf sesuai kewenangan yang dimiliki sekolah

30, 31, 2

14 Mampu mengelola pemberian

kesejahteraan kepada guru dan staf sesuai kewenangan dan kemampuan sekolah

32, 33, 34 3

15 Mampu menata lingkungan fisik sekolah sehingga menciptakan suasana nyaman, bersih dan indah

35, 36, 37 3

16 Mampu membentuk suasana dan iklim kerja yang sehat melalui penciptaan hubungan kerja yang harmonis di kalangan warga sekolah

38, 39 2

17 Mampu menumbuhkan budaya kerja yang efisien, kreatif, inovatif, dan berorientasi pelayanan prima.

40, 41, 42 3

Total 42 42

3. Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam

Definisi konsep kinerja menurut Maier dalam Notoatmodjo30 adalah kesuksesan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Gilbert dalam Notoatmodjo31 mendefinisikan kinerja adalah apa yang dapat dikerjakan oleh seseorang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Definisi operasional kinerja guru adalah hasil kerja yang dapat ditampilkan atau penampilan kerja seorang guru. Indikator kinerja guru dalam penelitian ini digunakan standar kinerja guru berdasarkan Nilai Kinerja Guru dariKonversi Total Nilai Kinerja Guru ke Skala 100

30

Notoatmodjo, Soekidjo. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta, 2009, 124.

31

(52)

(Permenneg PAN dan RB No. 16 Tahun 2009, pasal 15) yang meliputi: 1) Guru memformulasikan tujuan pembelajaran dalam RPP sesuai

dengan kurikulum/silabus dan memperhatikan karakteristik peserta didik.

2) Guru menyusun bahan ajar secara runut, logis, kontekstual dan mutakhir

3) Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang efektif

4) Guru memilih sumber belajar/ media pembelajaran sesuai dengan materi dan strategi pembelajaran

5) Guru memulai pembelajaran dengan efektif 6) Guru menguasai materi pelajaran

7) Guru menerapkan pendekatan/strategi pembelajaran yang efektif 8) Guru memanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran

9) Guru memicu dan/atau memelihara keterlibatan siswa dalam pembelajaran

10) Guru menggunakan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran

11) Guru mengakhiri pembelajaran dengan efektif

12) Guru merancang alat evaluasi untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan belajar peserta didik

(53)

RPP

14) Guru memanfatkan berbagai hasil penilaian untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik tentang kemajuan belajarnya dan bahan penyusunan rancangan pembelajaran selanjutnya

Variabel kinerja guru PAI diungkap dengan angket. Semakin tinggi skor dari angket maka semakin tinggi tingkat kinerja guru PAItersebut.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Kinerja Guru PAI

No Indikator No Item Jumlah

Item

1 Guru memformulasikan tujuan

pembelajaran dalam RPP sesuai

dengan kurikulum/silabus dan

memperhatikan karakteristik peserta didik.

1, 2, 3 3

2 Guru menyusun bahan ajar secara runut, logis, kontekstual dan mutakhir

4, 5, 6, 7 4

3 Guru merencanakan kegiatan

pembelajaran yang efektif

8, 9, 10, 11 4

4 Guru memilih sumber belajar/ media pembelajaran sesuai dengan materi dan strategi pembelajaran

12, 13, 14 3

5 Guru memulai pembelajaran dengan efektif

keterlibatan siswa dalam

pembelajaran

31, 32, 33, 34, 35

5

10 Guru menggunakan bahasa yang

benar dan tepat dalam pembelajaran

36, 37, 38 3

11 Guru mengakhiri pembelajaran

dengan efektif

39, 40, 41 3

12 Guru merancang alat evaluasi untuk

mengukur kemajuan dan

keberhasilan belajar peserta didik

42, 43, 44, 45 4

13 Guru menggunakan berbagai strategi

dan metode penilaian untuk

(54)

memantau kemajuan dan hasil belajar peserta didik dalam mencapai kompetensi tertentu sebagaimana yang tertulis dalam RPP

14 Guru memanfatkan berbagai hasil penilaian untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik tentang kemajuan belajarnya dan bahan penyusunan rancangan pembelajaran selanjutnya

50, 51, 52, 53 4

Total 53 53

D. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah guru Pendidikan Agama Islam SMP, SMA, dan SMK di Ungaran tahun 2016/2017 yang berjumlah 30 orang. Guru PAI SMP berjumlah 18 orang, SMA berjumlah 10 orang, dan SMK berjumlah 2 orang.

E. Metode Pengumpul Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner. Dalam penelitian ini kuesioner untuk mengumpulkan data dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Sebagai variabel bebas yaitu: supervise non-direktif (X1) dan kompetensi manajerial kepala sekolah (X2). Adapun variabel terikat yaitu kinerja guru (Y).

F. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Validitas menurut Arikunto32 validitas adalah suatu ukuran instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu

32

(55)

mengungkapkan apa yang diinginkan atau mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan berupa angket atau kuesioner yang merupakan gambaran-gambaran variabel-variabel gejala yang merupakan pokok permasalahan dari teori yang ada. Untuk mencari validitas item-item angket digunakan rumus Teknik Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Arikunto33 sebagai berikut:

 

suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha

lebih besar dari 0,60 pada tingkat kepercayaan 95% 34

33

Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Rineka Cipta, 2012, 213.

34

(56)

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Persyaratan Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui setelah perlakuan akan berdistribusi normal atau tidak35. Untuk uji normalitas data hasil tes digunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan melihat normal probability plot melalui tampilan output SPSS 17. Keputusan uji, jika p sama atau kurang dari α, tolak Ho, dan jika p

lebih dari α, terima Ho.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untk melihat apakah spesifikasi model linear yang digunakan sudah benar atau tidak. Dalam penelitian ini, uji yang digunakan adalah deviation from linearity of ANOVA. Pengujian ini membuat asumsi bahwa fungsi yang benar adalah linear, dan uji ini bertujuan untuk menghasilkan perubahan F hitung36. Keputusan ini akan ditampilkan pada output SPSS 17 for Windows, yakni pada kolom signifikansi Deviation from Linearity

maupun kolom sig. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka kedua variabel terdapat hubungan yang linear, dan sebaliknya jika nilai signifikansi < 0,05 maka kedua variabel tidak terdapat hubungan yang linear yang signifikan. Berdasarkan uji F, F hitung signifikansi < F tabel maka kedua variabel terdapat hubungan yang linear, dan

35

Sudjana,Metode Statistika, Bandung : Tarsito, 2016, 291. 36

(57)

sebaliknya jika F hitung > F tabel, maka kedua variabel tidak terdapat hubungan yang linear yang signifikan.

c.Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi digunakan matrik korelasi variabel-variabel bebas, dan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) dengan perhitungan bantuan program SPSS 17 for Windows.

Menurut Ghozali37, jika dari matrik korelasi antar variabel bebas ada korelasi yang tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas, dan sebaliknya. Sedangkan menurut Singgih Santoso38 VIF mempunyai persamaan

tolerance

VIF  1 , dan pada umumnya jika VIF lebih dari 5, maka

variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas yang lainnya.

d. Heterokedastisitas

Uji asumsi heterokedastisitas untuk menguji dalam sebuah model regresi apakah terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari

37

ImamGhozali, Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Semarang: BP Undip, 2009, 56.

38

(58)

satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. jika varians berbeda, disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas39.

2. Model Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh tiap-tiap variabel bebas terhadap variabel terikat. Persamaan Regresi mengandung interaksi dengan rumus persamaan sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 Keterangan :

Y = Kinerja Guru

X1 = Supervisi non - direktif

X2 = Kompetensi manajerial kepala sekolah a = Konstanta

b1 = Koefisien Supervisi non direktif terhadap Kinerja guru. b2 = Koefisien Kompetensi Manajerial terhadap Kinerja Guru.

3. Analisis Koefisien Determinasi ( R2 )

Koefisien determinasi (adjusted R square) adalah untuk melihat seberapa besar konstribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika R2 yang diperoleh dari hasil perhitungan menunjukkan semakin besar(mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa sumbangan dari

39

(59)

variabel bebas terhadap variasi variabel tergantung semakin besar.

4. Uji Hipotesis

a. Hipotesis Simultan (Uji F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen / terikat. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: model dapat dianalisis lebih lanjut bila nilai signifikansi < 0,05. Dengan kata lain, bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.

b. Uji Hipotesis Parsial (Uji t)

Gambar

Tabel
Tabel 1 Konversi Total Nilai Kinerja Guru ke Skala 100
Tabel 3.1  Kisi-kisi Kuesioner Supervisi Non-direktif
Tabel 3.3  Kisi-kisi Kuesioner Kinerja Guru PAI
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan sebuah knowledge repository system yang dapat menunjang kemudahan dan kelancaran dalam proses pendokumentasian

• Bapak Haryono Soeparno, selaku dosen pembimbing yang tidak hanya memberikan waktu, pengertian, pengajaran, kritik, ide, kesabaran, bimbingan dan saran, tetapi juga dukungan

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka penelitian ini mencoba untuk meneliti hal tersebut dengan mengambil topik yang berkaitan dengan

• Jumlah tulangan tarik terpasang pada suatu pondasi telapak harus diperhatikan besarnya, dengan luas minimum tulangan tarik dalam arah bentang yang ditinjau harus memenuhi

kemanfaatan informasi melebihi pihak lain, banyak cara bagi manajer dan orang dalam lainnya dapat mengeksploitasi kemanfaatan informasi mereka pada biaya pihak luar, sedangkan. –

minyak goreng, sedangkan RBD Stearin digunakan sebagai bahan baku sabun dan margarin. Produk-produk yang dihasilkan

Evaluasi Implementasi Program Pemberdayaan Sosial Bagi Wanita Rawan Sosial Ekonomi di Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten Tahun 2016, Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 ayat (4) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang