• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT PRIBADI DENGAN MODEL KUMON MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV MI TARBIYATUL ATHFAL BADU WANAR PUCUK LAMONGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT PRIBADI DENGAN MODEL KUMON MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV MI TARBIYATUL ATHFAL BADU WANAR PUCUK LAMONGAN."

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT PRIBADI DENGAN MODEL KUMON MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

KELAS IV MI TARBIYATUL ATHFAL BADU WANAR PUCUK LAMONGAN

SKRIPSI

Oleh:

MAR’ATUS SHOLIHATUL ULA NIM. D37212069

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT PRIBADI DENGAN MODEL KUMON MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

KELAS IV MI TARBIYATUL ATHFAL BADU WANAR PUCUK LAMONGAN

SKRIPSI Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Tarbiyah

Oleh:

MAR’ATUS SHOLIHATUL ULA NIM. D37212069

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Mar’atus Sholihatul Ula.2015. Peningkatan Keterampilan Menulis Surat Pribadi dengan Model Kumon Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Dosen Pembimbing: Dr. Jauharoti Alfin, M.Si.

Kata Kunci: Keterampilan Menulis Surat Pribadi, Bahasa Indonesia, Model Kumon

Latar belakang penelitian ini adanya kesulitan yang dialami siswa kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan dalam menulis surat pribadi. Data yang didapatkan menunjukkan dari 19 siswa, hanya 7 siswa mampu memperoleh nilai di atas KKM dan 12 anak lainnya mendapatkan nilai di bawah KKM. Sehingga peneliti ingin memberikan solusi atas permasalahan ini melalui model kumon.

Rumusan masalah penelitian ini yaitu: (1) Bagaimana keterampilan menulis surat pribadi pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan sebelum diterapkan model kumon?, (2) Bagaimana penerapan model kumon dalam rangka meningkatkan keterampilan menulis surat pribadi pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan?, (3) Bagaimana peningkatan keterampilan menulis surat pribadi pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan dengan model kumon?

Metode Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas dengan model Kurt Lewin. Dalam satu siklus terdiri empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu yang terdiri dari 19 siswa. Tindakan yang dilakukan adalah penerapan model kumon untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis surat pribadi. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dokumentasi, dan non tes.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR GRAFIK ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tindakan yang Dipilih ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Lingkup Penelitian ... 7

F. Signifikansi Penelitian ... 7

G. Definisi Operasional ... 8

BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Menulis ... 10

1. Hakikat Keterampilan Menulis ... 10

2. Tujuan Menulis ... 12

(8)

B. Surat Pribadi ... 14

1. Pengertian Surat Pribadi ... 14

2. Ciri-ciri Surat Pribadi ... 15

3. Bagian-bagian Surat Pribadi ... 15

4. Isi Surat Pribadi ... 17

5. Diksi ... 17

6. Ejaan ... 18

7. Format Penilaian Keterampilan ... 20

C. Bahasa Indonesia ... 22

1. Hakikat Bahasa Indonesia ... 22

2. Kedudukan Bahasa Indonesia ... 22

3. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI ... 22

4. Ruang Lingkup Bahasa Indonesia ... 23

D. Model Kumon ... 25

1. Pengertian Model Kumon ... 25

2. Langkah Pelaksanaan Model Kumon ... 26

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Kumon ... 27

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian ... 28

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek penelitian ... 31

C. Variabel yang Diteliti ... 31

D. Rencana Tindakan ... 31

1. Siklus I ... 32

2. Siklus II ... 34

E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 35

F. Indikator Kinerja ... 46

(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah ... 49

B. Hasil Penelitian Persiklus ... 50

1. Siklus I ... 50

2. Siklus II ... 67

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 83

1. Keterampilan Menulis Surat Pribadi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan sebelum diterapkan Model Kumon 83 2. Penerapan Model Kumon dalam rangka Meningkatkan Keterampilan Menulis Surat Pribadi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan ... 85

3. Peningkatan Keterampilan Menulis Surat Pribadi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan dengan Model Kumon ... 98

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 105

B. Saran ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 107

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 110

RIWAYAT HIDUP ... 111

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar (SD/MI) meliputi

empat keterampilan berbahasa, antara lain: keterampilan menyimak,

keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.

Keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut saling berkaitan. Jika salah

satu keterampilan mengalami masalah. Maka akan mempengaruhi

keterampilan yang lain.

Menulis adalah adalah sebuah aktivitas yang kompleks, bukan hanya

sekedar menggurutkan kalimat-kalimat, tetapi lebih dari pada itu.1 Materi

menulis sangat melimpah, hal ini dipertegas dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi

yang berbunyi:



















































109. Katakanlah: sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan

tambahan sebanyak itu (pula)".2

1

St. Kartono, Menulis tanpa Rasa Takut; Membaca Realitas dengan Kritis, cet. ke-5,

(Yogyakarta: Kanisius, 2013), 17. 2

Qur’an in word versi 1.3

(11)

2

Ketika anak masuk sekolah, ia harus menerapkan keterampilan

berbahasa dalam cara yang lebih baik. Tidak hanya berbicara dengan jelas,

para guru berharap anak-anak juga mengembangkan keterampilan menulis.

Menulis memerlukan tingkat bahasa pikir yang lebih baik. Bagaimanapun

juga berbagai kemampuan harus disatukan sebelum anak-anak dapat

benar-benar mulai menulis sebagai alat bantu untuk mengungkapkan diri.

Salah satu materi menulis yang diajarkan di sekolah adalah menulis

surat pribadi. Materi surat pribadi ini terletak di mata pelajaran bahasa

Indonesia KD 4.4. Materi surat pribadi harus dikuasai oleh siswa. Selain

untuk memenuhi tuntutan pendidikan, menulis surat pribadi juga bisa

meningkatkan budaya literasi dan alternatif untuk berkomunikasi. Sehingga

dalam hal ini anak harus mampu menguasai materi surat pribadi.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling tinggi

tingkat kesulitannya bagi pembelajar dibandingkan dengan ketiga

keterampilan lainnya.3 Selain itu semakin berkembangnya teknologi

informasi dan komunikasi, membuat komunikasi melalui surat menyurat

sudah sangat jarang digunakan dan beralih kepada Short Message Service

(SMS), BlackBerry Messenger (BBM), dan media sosial lainnya. Sehingga

dalam hal ini mengajarkan menulis surat pribadi pada anak SD/MI masih

merasa kesulitan.

3

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, cet. ke-3, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2011), 291.

(12)

3

Masalah keterampilan menulis surat pribadi juga terjadi di MI

Tarbiatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan. Bersadarkan hasil

wawancara dengan wali kelas IV, banyak siswa kelas IV yang masih belum

bisa menulis surat pribadi dengan benar. Masalah tersebut dibuktikan dengan

hasil menulis siswa kelas IV ketika guru memberikan tugas untuk menulis

surat pribadi, masih banyak yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM). Data yang didapatkan menunjukkan terdapat 7 anak mampu

menuliskan surat pribadi dengan ejaan yang benar, diksinya tepat, isi surat

sesuai tema, dan memenuhi unsur-unsur surat pribadi. Sehingga mereka

mendapat nilai di atas KKM dengan rata-rata nilai 80,5. Adapun 12 anak

mendapatkan nilai di bawah KKM yaitu dengan rata-rata nilai 57 karena

mereka menulis surat pribadi dengan ejaan dan diksi yang kurang tepat, isi

surat kurang sesuai dengan tema, serta belum memenuhi unsur-unsur surat

pribadi.4 Sedangkan nilai KKM untuk mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu

70.

Berdasarkan analisis yang dilakukan peneliti, masalah mendasar yang

membuat anak tidak terampil dalam menulis surat pribadi karena model yang

digunakan guru dalam pembelajaran. Guru menjelaskan dengan ceramah saja

sehingga anak hanya pasif menerima penjelasan guru, bahkan cenderung

ramai tidak disiplin.

4

Data hasil nilai tugas menulis surat pribadi siswa kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan

(13)

4

Sebagai upaya meningkatkan keterampilan menulis surat pribadi siswa

kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan dapat dilakukan

dengan menggunakan model kumon. Hal ini dikarenakan model kumon

merupakan model pembelajaran perseorangan. Jika siswa terus belajar dengan

kemampuannya sendiri, ia akan mengejar bahan pelajaran yang setara dengan

tingkatan kelasnya dan bahkan maju melampauinya.5 Ketika Model ini

dilakukan anak-anak akan aktif belajar dan mereka juga disiplin.

Sebagaimana hasil pencarian penelitian terdahulu tentang

keterampilan menulis surat pribadi dan model kumon yang didapat antara

lain: Bhety Anggraeni Kusuma Regalia6, Siti Nurul Komariah7, dan Zaleha8.

Adapaun untuk perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan

para peneliti terdahulu yaitu, Bhety Anggraeni Kusuma Regalia melakukan

penelitian hanya untuk mengetahui kemampuan menulis surat pribadi

siswa sedangkan peneliti melakukan penelitian untuk meningkatkan

keterampilan menulis surat pribadi siswa. Siti Nurul Komariah, Zaleha, dan

peneliti sama-sama melakukan penelitian untuk meningkatkan keterampilan

menulis surat pribadi siswa, hanya saja cara yang digunakan berbeda. Siti

5

Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media, 2014), 94. 6

Bhety Anggraeni Kusuma Regalia, Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas IV SDN 1

Asembagus Tahun Pelajaran 2013/2014, Skripsi, (Jember: PGSD Universitas Jember, 2014). 7

Siti Nurul Komariah, dkk., Penerapan Model Scaffolded Writing untuk Meningkatkan

Kemampuan Menulis Surat Pribadi, Jurnal, (Bandung: PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru, 2015)

8

Zaleha, Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Pribadi Melalui Teknik Pelatihan Siswa Kelas

VII. 3 Semester Ganjil SMP Negeri 1 Gadingrejo Tahun pelajaran 2012/2013, PTK, (Lampung: Universitas Lampung, 2012).

(14)

5

Nurul Komariah menggunakan model Scaffolded Writing, Zaleha

menggunakan teknik pelatihan, sedangkan peneliti menggunakan model

kumon.

Dari paparan di atas, peneliti merasa tertarik untuk mengangkat

masalah dalam penelitian tindakan kelas ini dengan judul: “Peningkatan

Keterampilan Menulis Surat Pribadi dengan Model Kumon Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana keterampilan menulis surat pribadi pada mata pelajaran bahasa

Indonesia kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan

sebelum diterapkan model kumon?

2. Bagaimana penerapan model kumon dalam rangka meningkatkan

keterampilan menulis surat pribadi pada mata pelajaran bahasa Indonesia

kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan?

3. Bagaimana peningkatan keterampilan menulis surat pribadi pada mata

pelajaran bahasa Indonesia kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar

Pucuk Lamongan dengan model kumon?

(15)

6

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan,

penulis mempunyai sebuah gagasan yang inovatif. Gagasan yang dimaksud

adalah dengan menggunakan model kumon pada mata pelajaran bahasa

Indonesia untuk meningkatkan keterampilan menulis surat pribadi.

Dengan menggunakan model kumon, siswa akan belajar secara

perseorangan, sistem pembelajaran model ini adalah pemberian tugas. Jika

siswa terus belajar dengan kemampuannya sendiri, ia akan mengejar bahan

pelajaran yang setara dengan tingkatan kelasnya dan bahkan maju

melampauinya.9 Ketika Model ini dilakukan anak-anak akan aktif belajar dan

mereka juga disiplin.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengetahui keterampilan menulis surat pribadi pada mata pelajaran

bahasa Indonesia kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk

Lamongan sebelum diterapkan model kumon

2. Mengetahui penerapan model kumon dalam rangka meningkatkan

keterampilan menulis surat pribadi pada mata pelajaran bahasa Indonesia

kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan.

9

Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013., 94.

(16)

7

3. Mengetahui peningkatan keterampilan menulis surat pribadi pada mata

pelajaran bahasa Indonesia kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar

Pucuk Lamongan dengan model kumon.

E. Lingkup Penelitian

Penelitian ini didasarkan pada masalah pembelajaran yang ada di MI

Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan. Banyak masalah

pembelajaran yang peneliti temukan. Agar penelitian ini bisa terfokus dan

tidak terjadi kesimpangsiuran pembahasan, permasalahan tersebut akan

dibatasi pada hal-hal tersebut di bawah ini:

1. Mata pelajaran bahasa Indonesia pada keterampilan menulis. KD 4.4

Menulis surat untuk teman sebaya tentang pengalaman atau cita-cita

dengan bahasa yang baik dan benar dan memperhatikan penggunaan ejaan

(huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll).

2. Surat pribadi yang ditulis adalah surat untuk teman sebaya tentang

pengalaman atau cita-cita.

3. Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada siswa kelas IV MI Tarbiyatul

Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan.

4. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015 –

2016.

5. Model yang dipakai adalah model kumon untuk meningkatkan

(17)

8

F. Signifikansi Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka signifikansi penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Bagi Siswa:

Siswa dapat menulis surat pribadi dengan menggunakan model

kumon.

2. Bagi Guru:

Guru mendapatkan pengalaman dan keterampilan dalam

mengembangkat perangkat pembelajaran dengan beberapa model. Salah

satunya dengan model kumon untuk meningkatkan keterampilan menulis

siswa.

3. Bagi Sekolah:

Sebagai bahan rujukan bagi sekolah untuk mengadakan bimbingan

dan pelatihan bagi guru-guru agar menggunakan model kumon untuk

diterapkan pada mata pelajaran lain.

4. Bagi Masyarakat:

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

kepercayaan masyarakat terhadap kualitas satuan pendidikan.

5. Bagi Peneliti:

Peneliti memperoleh tambahan ilmu dan pengalaman baru dari

penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan.

(18)

9

Terdapat beberapa konsep dalam judul skripsi ini yang perlu diberikan

definisi operasional agar tidak terjadi kesalah fahaman, antara lain:

1. Keterampilan menulis surat pribadi merupakan kemampuan siswa dalam

menulis surat kepada teman sebaya. Dalam hal ini surat yang ditulis berisi

tentang pengalaman atau cita-cita.

2. Model kumon yaitu model pembelajaran perseorangan. Siswa akan belajar

secara individu dengan kemampuan mereka sendiri. Sistem

pembelajarannya adalah pemberian tugas.

3. Siswa yang diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MI

Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan yang berjumlah 19 siswa,

(19)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Keterampilan Menulis

1. Hakikat Keterampilan Menulis

Pada pembelajaran bahasa terdapat empat keterampilan berbahasa.

Empat keterampilan tersebut antara lain: keterampilan menyimak,

keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan

menulis.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan mengungkapkan

suatu ide atau gagasan melalui bahasa tulis. Keterampilan menulis

merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang paling tinggi

tingkatannya.10 Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang sering

dianggap paling sulit oleh sebagian besar orang. Kesulitan itu disebabkan

tidak hanya dalam menggenerasikan dan mengorganisasi ide-ide, tetapi

juga dalam menerjemahkan ide ke dalam teks yang dapat dibaca.11

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, keterampilan bersal dari

kata terampil yang artinya cakap dalam menyelesaikan tugas; mampu dan

cekatan. Keterampilan sendiri diartikan sebagai suatu kecakapan untuk

10

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP – UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan; Bagian 3

Pendidikan dan Disiplin Ilmu, cet.ke-2,(_____: PT Imperial Bhakti Utama, 2007), 124. 11

Wahyuni, Sri. Dkk., Bahasa Indonesia 1,Paket 12, (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2008), 4.

(20)

11

menyelesaikan tugas.12 Keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan

dengan urat syaraf dan otot-otot (neuromuscular) yang lazimnya tampak

dalam kegiatan jasmaniyah seperti menulis, mengetik, olahraga, dan

sebagainya.13

Adapun pengertian menulis dalam kamus besar bahasa Indonesia

adalah membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil,

kapur, dan sebagainya.14 Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan

seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menulis dapat diartikan

sebagai suatu proses atau hasil.15

Menulis adalah sebuah aktivitas yang kompleks, bukan hanya

sekedar mengurutkan kalimat-kalimat, tetapi lebih dari pada itu.16

Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik

yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang.

Sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut.17

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

menulis dapat didefinisikan sebagai kecakapan untuk menuliskan hasil

gagasan atau ide yang melukiskan atau menggambarkan lambang grafik

atau tulisan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sebagai

12

Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), 1688.

13

Muhibbib Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), 121.

14

Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, 1744.

15

Mohd. Harun, dkk., Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Aceh: Universitas Syah Kuala Banda

Aceh, 2007), 44. 16

St. Kartono, Menulis Tanpa Rasa Takut; Membaca Realitas dengan Kritis., 17.

17

Satria Nova. Agar Menulis Seenteng Bicara, (Yogyakarta: Lukita.2011), 14.

(21)

12

kemampuan berkomunikasi sehingga dapat dibaca dan dinkimati oleh

orang lain.

2. Tujuan menulis

Tujuan menulis menurut Hugohartig dalam Henry diantaranya

adalah sebagai berikut:18

a. Assignment purpose (tujuan penulisan)

Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan

sendiri (misalnya para siswa yang diberi tugas merangkum buku,

sekretaris ditugaskan membuat laporan)

b. Altuistic purpose (tujuan altruistik)

Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan

kedudukan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami,

menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para

pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.

c. Persuasive purpose (tujuan persuasif)

Tulisan yang bertujuan untuk menyakinkan para pembaca akan

kebenaran gagasan yang diutarakan.

d. Information purpose (tujuan informasi)

Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau karangan atau

penerangan kepada para pembaca.

18

Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa,

2008), 25.

(22)

13

e. Self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri)

Tujuan yang memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang

kepada pembaca.

f. Creative pupose (tujuan kreatif)

Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pertanyaan diri. Tetapi

“keinginan kreatif” disini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan

dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik atau seni yang

ideal, seni idaman. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai

kesenian.

g. Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)

Dalam tulisan seperti ini sang penulis ingin memecahakan masalah

yang dihadapi. Sang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, serta

menjelajahi dan meneliti secara cermat pikirannya dan gagasannya

sendiri agar dapat diterima dan dimengerti oeh para pembaca.

3. Manfaat Menulis

Dengan melakukan kegiatan menulis bisa memperoleh banyak

manfaat, antara lain:19

a. Menambah wawasan dan pengetahuan

b. Menumbuhkan kebiasaan berfikir sistematis

c. Mengaktifkan kemampuan intelektual

19

Roy Sembel dan Vivi Juanita Sembel-Lapian, If You Really Want to be Wealthy, Healthy, and

Happy Energize Your Life, (Jakarta: Elek Media Komputindo, 2007), 29-30.

(23)

14

d. Menyalurkan perasaan dan pendapat

e. Kondisi mental menjadi lebih sehat

f. Meningkatkan urusan finansial

Adapun menurut Akhadiah dalam Andri Wicaksono, ada beberapa

manfaat menulis, antara lain:20

a. Menulis dapat menambah wawasan mengenai suatu topik karena

penulis mencari sumber informasi tentang topik tersebut.

b. Menulis merupakan sarana mengembangkan daya pikir atau nalar

dengan mengumpulkan fakta, menghubungkannya, kemudian menarik

kesimpulan.

c. Menulis dapat memperjelas sesuatu kepada diri penulis karena

gagasan-gagasan yang semula masih berserakan dan tidak runtut di

dalam pikiran, dapat dituangkan secara runtut dan sistematis.

B. Surat Pribadi

1. Pengertian Surat Pribadi

Surat pribadi adalah bentuk komunikasi tulis (surat-menyurat)

yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain sebagai pribadi, bukan

sebagai wakil atau utusan yang berkaitan dengan

kelembagaan/kedinasan/resmi.21

20

Andri Wicaksono, Menulis Kreatif Sastra dan Beberapa Model Pembelajaran, (_____:

Garudhawaca, 2014), 29. 21

Agus Trianto, Pasti Bisa Pembahasan Tuntas Kompetensi Bahasa Indonesia Untuk SMP dan

MTs Kelas VII, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007), 58.

(24)

15

Surat pribadi yaitu surat yang dibuat oleh seseorang atas nama

pribadi.22 Surat pribadi merupakan surat yang berisi masalah pribadi yang

ditujukan kepada keluarga, teman, atau kenalan.23

Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

surat pribadi adalah bentuk komunikasi tulis yang dilakukan oleh

seseorang kepada orang lain berisi keperluan pribadi tidak berkaitan

dengan kedinasan atau kelembagaan.

2. Ciri-Ciri Surat Pribadi

Ciri-ciri surat pribadi, antara lain: 24

a. Bentuknya bebas

b. Bahasanya ada yang tidak baku

c. Tidak memakai nomor dan kop surat

3. Bagian-Bagian Surat Pribadi

Bagian-bagian dalam surat pribadi antara lain: 25

a. Tempat dan tanggal surat

Tempat dan tanggal surat ditulis pada bagian kanan atas kertas

surat. Nama kota dan bulan ditulis dengan huruf kapital pada awal

kata.

22

Tim Guru Eduka, 99% Sukses Ulangan Harian SD Kelas 4, cet.1, (Jakarta: Cmedia, 2011), 193.

23

Ismail Kusmayadi, dkk., Be Smart Bahasa Indonesia VII SMP/MTs, cet.1, (Bandung: Grafindo

Media Pratama, 2008), 40. 24

Rudi Norman Permana dan Muhammad Amien, 100% Soal Asli Ujian Nasional SMP/MTs,

(Jakarta: Cmedia, 2014), 25

Engkos Kosasih, Bahasa Indonesia Kelas 4 Sekolah Dasar, (Jakarta: Penerbit Yudhistira, 2007),

26.

(25)

16

b. Nama dan Alamat yang Dituju

Nama dan alamat orang yang dituju ditulis pada bagian kiri

dibawah tulisan tempat dan tanggal surat. Nama dan alamat surat

ditulis dengan huruf kapital pada awal kata.

c. Salam Pembuka

Salam pembuka selalu ditulis di sebelah kiri. Huruf pertama

salam pembuka ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda

koma. Contoh salam pembuka sebagai berikut:

1) Dengan hormat,

2) Sahabatku tersayang,

3) Ibuku tercinta,

d. Isi Surat

Isi surat berisi maksud yang akan disampaikan. Maksud atau

apa yang akan diceritakan ditulis ke dalam paragraf pembuka, isi, dan

paragraf penutup.

e. Salam Penutup

Salam penutup dapat ditulis di sebelah kiri atau sebelah kanan.

Salam penutup ditulis dengan huruf kapital pada awal kata dan diikuti

tanda koma. Contoh salam penutup sebagai berikut:

1) Wassalam,

2) Hormat kami,

(26)

17

4) Salam manis,

f. Tanda Tangan

Tanda tangan pengirim surat terletaak sejajar dengan salam

penutup.

g. Pengirim Surat

Nama pengirim surat terletak sejajar dengan salam penutup.

Penulisannya diawali dengan huruf kapital dan tidak diikuti tanda

baca.

4. Isi Surat Pribadi

Surat pribadi berisi tentang keperluan pribadi seseorang kepada

orang lain. Surat pribadi bisa ditujuan kepada siapaun, seperti teman

sebaya, keluarga, atau orang yang lebih tua. Surat pribadi bersifat tidak

resmi, namun bisa juga semi resmi seperti surat izin, dll.

5. Diksi (Pemilihan Kata)

Diksi adalah pilihan kata terhadap bahasa-bahasa yang dikuasai

oleh penutur.26 Dalam penulis surat pribadi tentu perlu memperhatikan

diksi atau pemilihan katanya. Kata yang diguankan harus tepat. Karena

jika kata yang digunakan tidak tepat, maka maknanya pun akan berbeda.

Bahasa yang digunakan pada surat pribadi tidak harus baku, karena surat

pribadi bersifat semi resmi atau bahkan tidak resmi.

26

Siswono, Teori dan Praktik Diksi, Gaya Bahasa, dan Pencitraan. (Yogyakarta: Deepublish,

2014), 7.

(27)

18

6. Ejaan

Ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi

(kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta

penggunaan tanda baca. Ejaan berkaitan dengan pemakaian huruf kapital

dan tanda baca.27

a. Pemakaian huruf kapital28

1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal

kalimat.

2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.

3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang

berhubungan dengan nama Tuhan, agama, dan kitab suci.

4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar

kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.

5) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan

dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai

pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.

6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang,

nama bangsa, negara, suku, nama tahun, bulan, hari raya, dan

peristiwa sejarah.

b. Penggunaan tanda baca.29

27

Tim Literatur Media Sukses, Cara Mudah Menghadapi Ujian Nasional 2010 Sekolah Dasar,

(Jakarta: Grasindo), 24. 28

Tim Literarur Media Sukses, Cara Mudah..., 24-25.

(28)

19

1) Tanda titik (.)

a) Tanda titk dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan

atau seruan.

b) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan

detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.

c) Tanda titik dipakai untuk singkatan nama orang, nama gelar,

sapaan, jabatan, atau pangkat.

d) Tanda titik dipakai untuk mengikuti singkatan kata yang sudah

umum.

e) Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau

kelipatannya.

2) Tanda koma (,)

a) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu

perincian atau pembilangan.

b) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari

induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimat.

c) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang

menggunakan kata penghubung tetapi dan melainkan.

d) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata o, ya, wah, aduh,

kasihan dari kata yang lain dalam kalimat.

3) Tanda tanya (?)

29

Tim Literarur Media Sukses, Cara Mudah..., 25.

(29)

20

a) Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.

b) Tanda tanya dipakai dalam tanda kurung untuk menyatakan

bagian kalimat yang disangsikan atau kurang dapat dibuktikan

kebenarannya.

4) Tanda seru (!)

Tanda seru digunakan sesudah ungkapan atau pernyataan yang

berupa seruan atau perintah.

7. Format Penilaian Keterampilan

Di dalam menilai keterampilan (praktik) tidak cukup kalau yang

kita nilai hanya hasil kerjanya. Oleh karena itu, agar penilaian yang

dilakukan itu mencakup berbagai macam kemampuan dan sikap yang

mendukung keterampilan, perlulah kitamerinci aspek-aspek kemampuan

itu di dalam format penilaian. Berikut ini format penilaian keterampilan

sekelompok murid dalam kelas:

Tabel 2.1

Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Surat Pribadi30

No. Nama

Aspek yang Diamati

Nilai Kelengkapan

Unsur Surat

Kesesuaian

Isi Surat Diksi Ejaan

1 2 Dst.

30

Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, ctt.ke-17, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2012), 156.

(30)

21

Nilai =Jumlah skor aspek yang diamati

[image:30.595.148.548.186.703.2]

16 x 100

Tabel 2.2

Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Surat Pribadi

Aspek yang

Diamati 4 3 2 1

Kelengkapan Unsur Surat Sumua unsur surat ditulis Sebagian besar unsur surat ditulis tapi ada yang kurang Sebagian besar unsur surat tidak ditulis tapi ada yang ditulis Unsur surat tidak ada yang ditulis Kesesuaian Isi Surat Isi surat sangat sesuai dengan tema yang diberikan dan sesuai dengan sasaran isi.

Isi surat sesuai dengan sasaran isi. Isi surat tidak sesuai dengan tema. Isi surat tidak sesuai dengaan tema dan sasaran isi.

Diksi Syarat-syarat

pilihan kata tepat, makna kata yang digunakan tepat, pembentukan kata tepat Syarat-syarat pilihan kata tepat, dan makna kata yang digunakan tepat, pembentukan kata tidak tepat.

Syarat-syarat pilihan kata tepat, makna kata yang digunakan kurang tepat, pembentukan kata kurang tepat. Syarat-syarat pilihan kata tidak tepat, makna kata tidak tepat, pembentukan kata tidak tepat.

Ejaan Penggunaan

(31)

22

C. Bahasa Idonesia

1. Hakikat Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang mengajarkan

komunikasi baik lisan maupun tulis dengan baik dan benar. Bahasa

Indonesia harus diajarkan di sekolah dasar.

Bahasa merupakan sistem lambang bunyi berartikulasi yg bersifat

sewenang-wenang dan konvensional yg dipakai sebagai alat komunikasi

untuk melahirkan perasaan dan pikiran.31 Sedangkan bahasa Indonesia

merupakan bahasa nasional yang digunakan di negara Indonesia. Hal ini

merupakan salah satu sebab pelajaran bahasa Indonesia diajarkan di

semua jenjang pendidikan formal.

2. Kedudukan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting yang

tercantum didalam: 32

a. Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi, “Kami putra dan

putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.

b. Undang-Undang Dasar RI 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, dan

Lambang Negara, serta lagu kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa

“Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”.

3. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI

31

Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia.,116.

32

Sukma Pratiwi, Rangkuman Penting Intisari 4 Matapelajaran Utama SD Matematika, IPA, IPS,

Bahasa Indonesia, (Jakarta: ARC Media, 2015), 304.

(32)

23

Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah salah

satu program yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan,

keterampilan berbahasa peserta didik, serta sikap positif terhadap Bahasa

dan Sastra Indonesia.

Tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD/Madrasah

Ibtidaiyah yaitu: 33

a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang

berlaku, baik secara lisan maupun tulis,

b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai

bahasa persatuan dan bahasa negara,

c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan

kreatif untuk berbagai tujuan,

d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

intelektual, serta kematangan emosional dan sosial,

e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas

wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan berbahasa,

f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah

budaya dan intelektual manusia Indonesia.

4. Ruang Lingkup Bahasa Indonesia

33 Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar SD/MI, (Jakanrta: Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006), 120.

(33)

24

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup

komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang

meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 34

a. Mendengarkan

Kompetensi untuk aspek mendengarkan yang diajarkan di

kelas IV yaitu, mendengarkan penjelasan tentang petunjuk denah,

simbol daerah/lambang korps, mendengarkan pengumuman, dan

pembacaan pantun.

b. Berbicara

Pada aspek berbicara, standar kompetensi di kelas IV meliputi,

mendeskripsikan secara lisan tempat sesuai denah dan petunjuk

penggunaan suatu alat, mengungkapkan pikiran, perasaan, dan

informasi dengan berbalas pantun dan bertelepon.

c. Membaca

Standar kompetensi untuk aspek membaca kelas IV yaitu,

Memahami teks agak panjang (150-200 kata), petunjuk pemakaian,

makna kata dalam kamus/ensiklopedi dan memahami teks melalui

membaca intensif, membaca nyaring, dan membaca pantun.

d. Menulis.

Pada aspek menulis, standar kompetensi yang diajarkan di

kelas IV meliputi, mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi

34Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar, 120.

(34)

25

secara tertulis dalam bentuk percakapan, petunjuk, cerita, dan surat,

karangan, pengumuman, dan pantun anak.

Pembelajaran apresiasi sastra SD dilaksanakan melalui 4

keterampilan berbahasa (mendengarkan karya sastra, membicarakan

unsur yang terkandung di dalam karya itu, membaca aneka ragam karya

sastra anak, kemudian menulis apa-apa yang terkandund dalam pikiran,

perasaan, dan sebagainya).35

D. Model Kumon

1. Pengertian Model Kumon

Pada Awalnya, Kumon merupakan salah satu koorporasi

pendidikan yang digagas pertama kali oleh Toru Kumon dari Osaka,

Jepang, pada 1958.36 Model pembelajaran kumon adalah model

pembelajaran perseorangan dengan sistem pemberian tugas yang

kemudian langsung dinilai oleh guru, dan jika masih ada kesalahan siswa

diberikan kesempatan untuk memperbaiki. 37

Dalam penerapan model kumon ini, siswa mengerjakan tugas

secara individu dan dengan kemampuannya sendiri. Jika siswa terus

35

Zulela, Pembelajaran Bahasa Indonesia; Apresiasi Sastra di Sekolah Dasar, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2012), 5. 36

Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, cet. ke-3, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2013), 189. 37

Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media, 2014), 94.

(35)

26

belajar kemampuanya sendiri, ia akan mengerjakan bahan pelajaran yang

setara dengan tingkatan kelasnya dan bahkan maju melampauinya.38

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahawa model kumon

merupakan model pembelajaran perseorangan dengan sistem pemberian

tugas, dimana tugas tersebut dikerjakan sesuai dengan kemampuan siswa

sendiri yang kemudian dinilai langsung oleh guru dan jika masih terdapat

kesalahan, siswa diberikan kesempatan memperbaiki.

2. Langkah Pelaksanaan Model Kumon

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam pelaksanaan model

kumon: 39

a. Mula-mula, guru menyajikan konsep dan siswa memerhatikan

penyajian/penjelasan tersebut.

b. Siswa mengambil lembar kerja yang telah dipersiapkan guru untuk

dikerjakan siswa pada hari tersebut.

c. Siswa duduk dan mulai mengerjakan lembar kerjanya.

d. Setelah selesai mengerjakan, lembar kerja diserahkan kepada guru

untuk diperiksa dan diberi nilai.

e. Setelah lembar kerja selesai diperiksa dan diberi nilai, guru mencatat

hasil belajar hari itu pada “daftar nilai”.

38

Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif, 94.

39

Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif, 94-95.

(36)

27

f. Bila ada bagian yang masih salah, siswa diminta untuk membetulkan

bagian tersebut. Tujuannya agar siswa menguasai pelajaran dan tidak

mengulangi kesalahan yang sama.

g. Jika sampai mengulang 3 kali, guru melakukan pendekatan kepada

siswa dan menanyakan tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi.

h. Setelah selesai, guru memberikan evaluasi terhadap pekerjaan siswa

hari itu dan memberitahu materi yang akan dikerjakan pada hari

berikutnya.

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Kumon

Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model kumon, terdapat

beberapa kelebihan dan kekurangan. Berikut ini beberapa kelebihan

model kumon: 40

a. Anak mengerjakan soal secara mandiri dari tingkat yang mudah ke

sulit.

b. Kumon mengajak anak untuk disiplin.

Adapun kekurangan dari model kumon adalah sebagai berikut: 41

a. Anak belajar secara perorangan sehingga dimungkinkan tumbuh rasa

individualisme.

b. Kedisiplinan kumon kadang membuat anak-anak menjadi tidak

kreatif.

40

Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif, 96.

41

Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif, 96.

(37)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitihan adalah penelitian tindakan

kelas. Kata Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris Classroom

Action Research, yang berarti penelitian tindakan kelas.

PTK meliputi tiga kata yaitu “penelitian”, “tindakan”, dan “kelas”.

Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan

metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat

bagi peneliti atau orang-orang yang berkepentingan dalam rangka

peningkatan kualitas di berbagai bidang. Tindakan adalah suatu gerak

kegiatan yang senagaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam

pelaksanaannya berbentuk rangkaian periode/siklus kegiatan. Sedangkan

kelas adalah sekelompok siswa/mahasiswa yang dalam waktu yang sama dan

tempat yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru/dosen

yang sama.36

Menurut Suyanto dalam Masnur, PTK adalah suatu bentuk penelitian

yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar

36

Ekawarna, Penelitian TindakanKelas, (Jakarta: Referensi, 2013), 4.

(38)

29

dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di

kelas secara profesional.37

Dari pengertian tersebut maka penelitian tindakan kelas adalah

penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas dalam rangka

memecahkan masalah sampai masalah itu dapat dipecahkan.

Dalam pelaksanaanya, penelitihan tindakan kelas ini, menggunakan

model Kurt Lewin. Model Kurt Lewin merupakan model yang selama ini

menjadi acuan pokok dari berbagai model action research, terutama

classroom action research (CAR). Lewin adalah orang pertama yang

memperkenalkan action reserch. Konsep pokok action reserch menurut

Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2)

aksi atau tindakan (acting), (3) observasi (observing), dan (4) refleksi

(reflecting), hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan

sebuah siklus.38

Apabila digambarkan dalam bentuk visualisasi, maka model Kurt

Lewin akan tergambar dalam bagan lingkaran seperti berikut.

37

Masnur Muslich, Melaksanakan PTK itu mudah (Classroom Action Research), cet. ke-2,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 9. 38

Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas [Classroom Action Research];Teori

(39)

30

Gambar 3.1 Model PTK Kurt Lewin

Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif walaupun data

yang dikumpulkan bisa saja bersifak kuantitatif. Penelitian tindakan kelas

berbeda dengan penelitian formal yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan

mengembangkan teori yang bersifat umum (general). Penelitian tindakan

kelas lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan

hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun demikian hasil PTK dapat saja

diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar yang mirip dengan yang

dimiliki peneliti.39

39

Ekawarna, Penelitian tindakan kelas., 6.

Identifikasi Masalah

SIKLUS I

SIKLUS II Perencanaan

ulang Observasi (observing) Refleksi

(reflecting)

Perencanaan (planning)

Tindakan (acting)

Dan seterusnya

(40)

31

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek penelitian

1. Setting Penelitian

a. Tempat penelitian : MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk

Lamongan.

b. Waktu penelitian : semester ganjil tahun ajaran 2015 – 2016.

2. Subyek penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Tarbiyatul

Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan tahun ajaran 2015 – 2016 dengan

jumlah 19 siswa dalam satu kelas, yang terdiri dari 15 laki-laki dan 4

perempuan.

C. Variabel yang Diteliti

Variabel-variabel penelitian yang dijadikan titik fokus untuk

menjawab permasalahan yang dihadapi yaitu:

1. Variabel input : Siswa kelas IV MI tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk

Lamongan tahun ajaran 2015 – 2016.

2. Variabel proses : Penerapan model kumon.

3. Variabel output : Peningkatan keterampilan menulis surat pribadi mata

pelajaran bahasa Indonesia.

D. Rencana Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model penelitian dari Kurt

(41)

32

komponen, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) aksi atau tindakan (acting),

(3) observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting).40

Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti melaksanakan dengan 2

siklus, sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang harus dilakukan

peneliti antara lain:

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

2) Membuat instrumen penilaian non tes

3) Mempersiapkan instrumen panduan wawancara guru dan siswa

4) Mempersiapkan instrumen lembar observasi guru dan siswa

b. Tindakan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah

dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual. Meliputi kegiatan

awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Selain itu, pada kegiatan

[image:41.595.137.512.214.502.2]

ini peneliti juga melakukan penilaian terhadap siswa.

Tabel 3.1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Kegiatan Waktu

a. Kegiatan Pendahuluan

1) Guru mengucap salam

2) Menanyakan kabar siswa

10 menit

40

Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas., 29.

(42)

33

Kegiatan Waktu

3) Semua siswa berdoa dengan dipimpin oleh 1 siswa

4) Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa

5) Memberikan ice breaking tepuk 1,2,3 untuk

memfokuskan perhatian siswa

6) Guru melakukan apersepsi dan mengaitkan

pembelajaran kemarin dengan pembelajaran yang akan disampaikan.

7) Mengajukan pertanyaan awal untuk menggali

kemampuan awal siswa, “Siapa yang pernah menulis surat?”, “Apa isi surat yang kalian tulis?”

8) Guru menginformasikan materi yang akan

dipelajarkan yaitu tentang menulis surat pribadi.

9) Menyampaikan tujuan dan kompetensi yang ingin

dicapai dalam pembelajaran.

b. Kegiatan Inti

1) Siswa mendengarkan penjelasan singkat tentang

materi surat pribadi dari guru.

2) Guru memberikan lembar kerja kepada siswa.

3) Siswa mengerjakan lembar kerja yang telah

diberikan oleh guru.

4) Lembar kerja yang telah diselesaikan dikumpulkan

kepada guru.

5) Lembar kerja yang sudah dikumpulkan langsung

dinilai dan dimasukkan daftar nilai oleh guru.

6) Bila ada bagian pekerjaan siswa yang masih salah,

siswa diminta untuk membetulkan bagian tersebut hingga benar.

7) Jika sampai mengulang 3 kali, guru melakukan

pendekatan pada siswa dan menanyakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi.

90 menit

c. Kegiatan Penutup

1) Guru memberikan evaluasi terhadap hasil pekerjaan

siswa.

2) Bersama-sama siswa dan guru membuat

kesimpulan hasil belajar.

3) Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan

pada pertemuan selanjutnya.

4) Siswa dan Guru membaca doa atau hamdalah untuk

mengakhiri kegiatan pembelajaran.

(43)

34

Kegiatan Waktu

5) Guru mengucapkan salam penutup.

c. Observasi

Pada tahap pengamatan ini, kegiatan yang dilakukan oleh

peneliti sebagai berikut:

1) Mengamati guru dalam proses pembelajaran.

2) Mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran.

3) Melakukan wawancara kepada guru dan siswa

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti menganalisis seluruh tindakan yang

dilakukan, meliputi hasil menulis surat pribadi siswa, observasi, dan

wawancara. Peneliti juga mendiskusikan dengan guru baik tentang

kekurangan maupun ketercapaian. Jika ternyata hasil yang diperoleh

belum berhasil maka akan dilakukan siklus selanjutnya.

2. Siklus II

Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus kedua dimaksudkan

sebagai perbaikan dari siklus pertama. Tahapan pada siklus kedua identik

dengan siklus pertama yaitu diawali dengan perencanaan (planning),

dilanjutkan dengan tindakan (action), observasi (obsevation), dan refleksi

(reflection). Pada tahap ini dilakukan refleksi terhadap siklus I dan siklus

(44)

35

mengevaluasi agar dapat dibuat kesimpulan atas pelaksanaan

pembelajaran.

E. Data dan Cara Pengumpulannya

1. Data

Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden

maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk statistik

atau dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian yang dimaksud.41

Dalam penelitian ini, data yang diperlukan ada dua macam, yaitu :

a. Data Kualitatif

Data kualitatif merupakan data yang berhubungan dengan

kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata.

Adapun yang termasuk dalam data kualitatif pada penelitian ini,

meliputi:

1) Materi yang disampaikan dalam Penelitian Tindakan Kelas

2) Model yang dipakai dalam penelitian Tindakan Kelas

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka.

Adapun yang termasuk dalam data kuantatif pada penelitian ini,

meliputi:

1) Data jumlah siswa kelas IV

2) Data persentase ketuntasan minimal

41

Joko, Subagyo, Metode Penelitian dalam teori dan praktek, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 87.

(45)

36

3) Data nilai siswa

4) Data prosentase aktivitas guru dan siswa

2. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini antara

lain:

a. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan tanya jawab peneliti dng

informan untuk tanya jawab.42

Peneliti mengadakan wawancara dengan guru kelas IV yang

bernama Ibu Musyafaah, S.Pd.I. dan pada siswa kelas IV MI

Tarbiyatul Athfal Badi Wanar Pucuk Lamongan. Teknik wawancara

ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang jumlah siswa kelas

IV dan nilai siswa materi manulis surat pribadi.

Berikut ini instrumen panduan wawancara terhadap guru dan

siswa kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan

[image:45.595.139.516.219.628.2]

pada tabel.

Tabel 3.2

Panduan wawancara sebelum penelitian kepada guru kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan

Nama Guru : Tgl Wawancara :

1. Berapa jumlah siswa kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar

Pucuk Lamongan?

2. Bagaimana kemampuan menulis siswa kelas IV MI Tarbiyatul

42

Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia., 1811.

(46)

37

Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan saat ini?

3. Bagaimana keterampilan menulis surat pribadi siswa kelas IV MI

Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan saat ini?

4. Faktor apa saja yang mempengaruhi tinggi rendahnya

keterampilan menulis siswa kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan?

5. Apa saja yang sudah anda lakukan untuk mengatasi kesulitan

menulis surat pribadi siswa?

6. Model apa yang anda gunakan dalam pembelajaran menulis surat

pribadi?

7. Apakah anda menyiapkan RPP terlebih dahulu dan melaksankan

pembelajaran sesuai RPP?

Tabel 3.3

Panduan wawancara sesudah penelitian kepada guru kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan

Nama Guru : Tgl Wawancara :

1. Bagaimana menurut Ibu tentang pengaplikasian model kumon

dalam pembelajaran menulis surat pribadi?

2. Menurut Ibu apa keuntungan dari pengaplikasian model kumon

dalam pembelajaran menulis surat pribadi?

3. Adakah kesulitan yang didapat pada saat mengajar dengan

menggunakan model kumon?

4. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan

menerapkan model kumon?

5. Bagaimana kesan Ibu terhadap penggunaan model kumon pada

pembelajaran kali ini?

Tabel 3.4

Panduan wawancara sesudah penelitian kepada siswa kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan

Nama Guru : Tgl Wawancara :

1. Bagaimana anak-anak pelajaran hari ini, apakah menyenangkan?

2. Kesulitan apa yang kalian hadapi ketika mempelajari materi

menulis surat pribadi?

[image:46.595.147.522.105.540.2]
(47)

38

pribadi dengan model kumon?

4. Apakah kalian lebih mudah memahami materi ini dengan

menggunakan model kumon?

5. Dan bagaimana kesan kalian dalam memepelajari materi menulis

surat pribadi dengan model kumon?

b. Observasi (Pengamatan)

Observasi adalah pengamatan; pengawasan; peninjauan;

penyelidikan; riset.43 Observasi adalah suatu proses pengamatan dan

pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai

berbagai fenomena baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam

situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.44

Dalam pengamatan ini digunakan dua lembar pengamatan,

yaitu lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa yang digunakan

untuk merekam aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran apakah

[image:47.595.145.521.201.661.2]

sudah sesuai dengan RPP atau belum.

Tabel 3.5

Lembar Observasi Aktivitas Guru

Aspek yang Diamati Ya Tidak

a. Kegiatan Pendahuluan

1) Guru mengucap salam

2) Menanyakan kabar siswa

3) Semua siswa berdoa dengan dipimpin oleh 1

siswa

4) Melakukan komunikasi tentang kehadiran

siswa

43

Pius A Partanto, M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 2001), 533

44

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), 153.

(48)

39

Aspek yang Diamati Ya Tidak

5) Memberikan ice breaking tepuk 1,2,3 untuk

memfokuskan perhatian siswa

6) Guru melakukan apersepsi dan mengaitkan

pembelajaran kemarin dengan pembelajaran yang akan disampaikan.

7) Mengajukan pertanyaan awal untuk menggali

kemampuan awal siswa, “Siapa yang pernah menulis surat?”, “Apa isi suray yang kalian tulis?”

8) Guru menginformasikan materi yang akan

dipelajarkan yaitu tentang menulis surat pribadi.

9) Menyampaikan tujuan dan kompetensi yang

ingin dicapai dalam pembelajaran. b. Kegiatan Inti

1) Guru menyampaikan penjelasan singkat

tentang materi surat pribadi.

2) Guru memberikan lembar kerja kepada siswa.

3) Guru berkeliling melihat siswa mengerjakan

lembar kerja.

4) Memeriksa dan menilai hasil pekerjaan siswa

5) Memasukkan nilai siswa ke daftar nilai

6) Memberikan kesempatan pada siswa untuk

membetulkan hasil pekerjaan yang masih salah

7) Melakukan pendekatan pada siswa yang

mengulang sampai 3 kali dan menanyakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi

c. Kegiatan Penutup

1) Guru memberikan evaluasi terhadap hasil

pekerjaan siswa.

2) Bersama-sama siswa dan guru membuat

kesimpulan hasil belajar.

3) Guru menyampaikan materi yang akan

diajarkan pada pertemuan selanjutnya.

4) Siswa dan Guru membaca doa atau hamdalah

untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.

(49)

[image:49.595.152.524.148.685.2]

40

Tabel 3.6

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Aspek yang Diamati Ya Tidak

a. Kegiatan Pendahuluan

1) Siswa menjawab salam

2) Menjawab pertanyaan kabar dari guru

3) Semua siswa berdoa dengan dipimpin oleh 1

siswa

4) Mengomunikasikan kehadiran kepada guru

5) Mengikuti ice breaking tepuk 1,2,3 untuk

memfokuskan perhatian

6) Memperhatikan guru melakukan apersepsi

7) Menjawab pertanyaan awal untuk menggali

kemampuan awal siswa, “Siapa yang pernah menulis surat?”, “Apa isi surat yang kalian tulis?”

8) Memperhatikan guru menginformasikan

materi yang akan dipelajarkan yaitu tentang menulis surat pribadi.

9) Memperhatikan guru menyampaikan tujuan

dan kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran.

b. Kegiatan Inti

1) Mendengarkan guru menyampaikan penjelasan

singkat tentang materi surat pribadi dari guru.

2) Mengerjakan lembar kerja yang diberikan oleh

guru.

3) Mengumpulkan lembar kerja yang sudah

selesai dikerjakan.

4) Membetulkan hasil pekerjaannya jika masih

ada yang salah.

5) Menyampaikan kesulutan-kesulitan yang

dihadapi jika sampai mengulang 5 kali. c. Kegiatan Penutup

1) Memperhatikan guru memberikan evaluasi.

2) Bersama-sama siswa dan guru membuat

(50)

41

Aspek yang Diamati Ya Tidak

3) Memperhatikan guru menyampaikan materi

yang akan diajarkan pada pertemuan selanjutnya.

4) Siswa dan Guru membaca doa atau hamdalah

untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.

5) Menjawab salam penutup dari guru.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan

penyimpanan informasi dl bidang pengetahuan.45

Dokumentasi pada penelitian ini adalah absensi, data nilai, dan

gambar-gambar yang dibutuhkan selama proses pembelajaran

berlangsung.

d. Penilaian Non Tes

Non tes adalah salah satu teknik dalam penilaian. Tekni non tes

ini digunakan untuk mengukur ranah afektif dan psikomotor. Pada

penelitian ini, teknik non tes digunakan untuk mengukur keterampilan

menulis siswa. Penilaian yang digunakan berupa penilaian produk

hasil kerja/menulis siswa (Product Assessement).

Berikut ini rubrik penilaian keterampilan menulis surat pribadi.

45

Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia., 362.

(51)

42

Tabel 3.7

Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Surat Pribadi46

No. Nama

Aspek yang Diamati

Nilai Kelengkapan

Unsur Surat

Kesesuaian

Isi Surat Diksi Ejaan

[image:51.595.133.558.147.675.2]

1 2 Dst.

Tabel 3.8

Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Surat Pribadi

Aspek yang

Diamati 4 3 2 1

Kelengkapan Unsur Surat Sumua unsur surat ditulis Sebagian besar unsur surat ditulis tapi ada yang kurang Sebagian besar unsur surat tidak ditulis tapi ada yang ditulis Unsur surat tidak ada yang ditulis Kesesuaian Isi Surat Isi surat sangat sesuai dengan tema yang diberikan dan sesuai dengan sasaran isi.

Isi surat sesuai dengan sasaran isi. Isi surat tidak sesuai dengan tema. Isi surat tidak sesuai dengaan tema dan sasaran isi.

Diksi Syarat-syarat

pilihan kata tepat, makna kata yang digunakan tepat, pembentukan kata tepat Syarat-syarat pilihan kata tepat, dan makna kata yang digunakan tepat, pembentukan kata tidak tepat. Syarat-syarat pilihan kata tepat, makna kata yang digunakan kurang tepat, pembentukan kata kurang tepat. Syarat-syarat pilihan kata tidak tepat, makna kata tidak tepat, pembentukan kata tidak tepat. 46

Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, ctt.ke-17, (Bandung: PT

(52)

43

Ejaan Penggunaan

ejaan yaitu penulisan kata, pemakaian huruh kapital dan pemakaian tanda baca tepat Penggunaan ejaan yaitu penulisan kata, dan pemakaian huru kapital tepat, tetapi terdapat kesalahan pada pemakain tanda baca Penggunaan ejaan yaitu penulisan kata tepat dan pemakaian huruf kapital dan tanda baca tidak tepat Penggunaan ejaan yaitu penulisan kata, pemakaian huruf kapital, dan tanda baca tidak tepat

3. Teknik analisis data

Pada penelitian tindakan kelas ini, digunakan analisis deskripsi

kualitatif, yaitu suatu metode penelitianyang bersifat menggambarkan

kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan

untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk mengetahui

respon siswa terhadap kegiatan serta aktivitas siswa selama proses

pembelajaran berlangsung.47

a. Analisis Prosentase Aktivitas Guru dan Siswa

Data tentang aktivitas siswa dianalisis dengan menghitung

presentase aktivitas siswa untuk setiap indikator. Rumus mengitung

presentasi aktivitas siswa untuk tiap-tip indikator adalah :

�1 =�1

� � 100%

Keterangan :

47

Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, SD, SLB, TK, (Bandung: CV.Yrama

Widya, 2009), 40.

(53)

44

S1 : Presentase aktivitas guru/siswa

X1 : Banyak aktivitas guru/siswa

N : Jumlah aktivitas secara keseluruhan48

b. Analisis ketentuntasan

Untuk analisis tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan

belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung, dilakukan

dengan cara memberikan penilaian berupa penilaian produk pada

setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik

sederhana berikut:

1) Penilaian produk

Penilaian hasil siswa didasarkan pada 4 aspek yaitu

kelengkapan unsur surat, kesesuaian isi surat, diksi, dan ejaan,

dengan masing-masing aspek diklasifikasikan dalam empat

tingkatan sesuai kriteria penilaian yang ditetapkan dalam RPP.

Untuk analisis hasil penilaian siswa dilakukan dengan cara

mengubah skor yang diperoleh siswa menjadi nilai siswa. Dapat

dituliskan dengan rumus:

Nilai =S ya

S a a x 10 (1)

Setelah nilai siswa diketahui, peneliti menjumlahkan nilai

yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas

48

Kusaeri, Penerapan Pendekatan Diskusi dalam Pembelajaran Persamaan Kuadrat pada siswa

(54)

45

tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Menurut Sudjana, bahwa

untuk menghitung rata-rata kelas digunakan rumus sebagai

berikut:49

X = ∑�

∑�

(2)

Keterangan:

X : Nilai rata-rata

∑x : Jumlah semua nilai siswa

∑N : Jumlah siswa

2) Penilaian Ketuntasan Belajar

Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar, bahwa

tingkat pencapaian untuk tes formatif adalah 75% 50, maka peneliti

menganggap bahwa penggunaan model kumon dikatakan berhasil

dalam meningkatkan keterampilan menulis surat pribadi jika siswa

mampu menyelesaikan sebuah surat pribadi dan memenuhi

ketuntsan belajar minimal 75% dengan kriteria tingkat keberhasilan

belajar yang dikelompokkan ke dalam lima kategori berikut51:

49

Sudjana, Evaluasi Hasil Belajar, (Bandung: Pustaka Martiana, 1988), 131.

50

Suharsimi Arikunto, Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Aksara Bumi, 2009), 48.

51

Zainal Aqib dkk, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, SD, SLB, TK, (Bandung: CV. Yrama

Widya, 2009), 42.

(55)

[image:55.595.148.513.146.496.2]

46

Tabel 3.9

Tingkat Keberhasilan Belajar

Tingkat keberhasilan (%) Arti

90-100% 70-89% 50-69% 0-49%

Sangat Baik Baik Cukup baik Tidak Baik

Untuk menentukan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus

I dan siklus II dapat digunakan rumus:

p = �ℎ ���� � �

�ℎ �� x 100% (3)

Keterengan :

P = Presentase yang akan dicari

Kriteria ketuntasan siswa dikatakan tuntas apabila

memperoleh ≥ 75% dari skor maksimal. Dan suatu pembelajaran

dikatakan efektif jika ketuntasan kalsikalnya ≥ 75% maksudnya jika

dalam satu kelas siswa yang berasil ≥ 75% maka ketuntasannya

tercapai.

F. Indikator Kinerja

Indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai

berikut:

1. Meningkatnya prosentase aktivitas belajar siswa secara aktif dalam

(56)

47

2. Guru dapat menerapkan pembelajaran sesuai RPP yang telah

dikembangkan mencapai 85%.

3. Meningkatnya prosentase kemampuan siswa dalam menulis surat pribadi

dengan menggunakan model kumon 75%. Pencapaian tersebut dapat

dilihat dari hasil belajar siswa yang mendapat nilai di atas KKM. Adapun

KKM mata pelajaran bahasa Indonesisa adalah 70.

4. Perolehan skor rata-rata kelas minimal 75.

5. Model kumon dikatakan berhasil jika 75% siswa mampu memperoleh nilai

di atas KKM dan perolehan skor rata-rata kelas minimal 75 dengan

kesempatan pengerjaan menulis surat pribadi maksimal dua kali.

Siswa dinyatakan tuntas secara individual jika mendapatkan nilai

minimal 70. Sedangkan keberhasilan kelas ditetapkan sebesar 75%. Artinya

bahwa jika dalam evaluasi, diperoleh hasil belajar minimal 75% siswa kelas IV

berhasil secara individual dengan kesempatan pengerjaan maksimal dua kali,

maka model yang diterapkan dapat dikatakan berhasil. Demikian sebaliknya,

jika siswa kelas IV yang berhasil secara individual masih dibawah 75% maka

model yang diterapkan dapat dikatakan belum berhasil.

G. Tim Peneliti dan Tugasnya

Tim peneliti yang terlibat langsung dalam penelitian tindakan kelas ini

sebagai berikut :

1. Nama : Mar’atus Sholihatul Ula

(57)

48

Tugas : - Menyusun perencanaan pembelajaran

-Menyususn laporan observasi

-Menyusun laporan hasil penelitian

2. Nama : Musyafaah, S.Pd.I

Jabatan : Guru Bahasa Indonesia kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu

Wanar Pucuk Lamongan

Tugas : - Mempersiapkan KBM

-Bertanggung jawab dalam semua jenis kegiatan

(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah

Tempat dilakukannya penelitian tindakan kelas ini adalah MI

Tarbiyatul Athfal. MI Tarbiyatul Athfal terletak di dusun Badu desa Wanar

kecamatan Pucuk kabupaten Lamongan. Untuk mengetahui letak MI

Tarbiyatul Athfal sangatlah mudah. Hal ini dikarenakan MI Tarbiyatul Athfal

terletak di samping utara masjid Darussalam Badu.

Madrasah yang berdiri di atas tanah seluas 620 m2 ini, memiliki

akreditasi B. Tanah seluas 620 m2 yang dimiliki oleh MI Tarbiyatul Athfal ini

tidak semuanya dibangun gedung. Luas bangunannya adalah 520 m2. MI

Tarbiyatul Athfal berada di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif,

yang beralamat di Jl. Lamongrejo No. 07 Lamongan.

Jumlah siswa yang ada di MI Tarbiyatul Athfal pada tahun ajaran

2015/2016 adalah sebanyak 100 siswa. dengan jumlah siswa kelas I sebanyak

12 siswa, siswa kelas II sebanyak 13 siswa, siswa kelas III sebanyak 13

siswa, siswa kelas IV sebanyak 19 siswa, siswa kelas V sebanyak 17 siswa,

dan siswa kelas VI sebanyak 26 siswa.

Madrasah yang bernomor statistik 111235240435 ini memiliki 6 ruang

kelas dengan kondisi yang baik. Selain itu, MI Tarbiyatul Athfal juga memiliki

(59)

50

UKS, dan kamar mandi, yang keseluruhan berjumlah satu ruangan dalam kondisi

baik. Adapun untuk ruang gudang dan olahraga yang dimiliki oleh madrasah ini

dalam kondisi kurang baik atau rusak.

Saat ini yang menjabat sebagai kepala MI Tarbiyatul Athfal adalah

ibu Ulfatun Hasanah, S.Pd. guru PNS yang diperbantukan tetap pada

madrasah ini satu guru. Adapu

Gambar

Tabel 2.2 Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Surat Pribadi
Tabel 3.1
Tabel 3.2
  Tabel 3.3 Panduan wawancara sesudah penelitian kepada guru kelas IV
+7

Referensi

Dokumen terkait

yang berjudul: “Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Melalui Model Pembelajaran Word Square Berbantuan Media Gambar Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas II MI

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan peneliti untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan berdasarkan pengalaman pribadi mata pelajaran

Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana peningkatan keterampilan menulis surat pribadi dan (2) bagaimana perubahan sikap dan perilaku siswa kelas VII-B SMP Negeri

Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian, dan pembahasan, dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis surat pribadi siswa Kelas IV-b SD

Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris Melalui Jurnal Pribadi Siswa Kelas IV di SDN Balasklumprik I/434 Surabaya setelah melalui lima tahap dalam setiap

Puisi merupakan keterampilan berbahasa yang sulit untuk siswa kelas IV C MI At taqwa Kebon Agung Sidoarjo, kesulitan yang dialami oleh siswa diantaranya adalah pemilihan

Penelitian ini dilatar belakangi oleh pentingnya keterampilan menulis surat pribadi pada kelas V SDN I Celak, yang selama masa belajarnya berada di kelas atas, dan tentunya

Hal tersebut dapat dilihat dari hasil prates materi tentang menulis surat pribadi yang diperoleh pada kelas eksperimen dengan nilai rata-rata 51,03, dapat diketahui keterampilan siswa