PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT PRIBADI DENGAN MODEL KUMON MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
KELAS IV MI TARBIYATUL ATHFAL BADU WANAR PUCUK LAMONGAN
SKRIPSI
Oleh:
MAR’ATUS SHOLIHATUL ULA NIM. D37212069
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT PRIBADI DENGAN MODEL KUMON MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
KELAS IV MI TARBIYATUL ATHFAL BADU WANAR PUCUK LAMONGAN
SKRIPSI Diajukan Kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Tarbiyah
Oleh:
MAR’ATUS SHOLIHATUL ULA NIM. D37212069
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
ABSTRAK
Mar’atus Sholihatul Ula.2015. Peningkatan Keterampilan Menulis Surat Pribadi dengan Model Kumon Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Dosen Pembimbing: Dr. Jauharoti Alfin, M.Si.
Kata Kunci: Keterampilan Menulis Surat Pribadi, Bahasa Indonesia, Model Kumon
Latar belakang penelitian ini adanya kesulitan yang dialami siswa kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan dalam menulis surat pribadi. Data yang didapatkan menunjukkan dari 19 siswa, hanya 7 siswa mampu memperoleh nilai di atas KKM dan 12 anak lainnya mendapatkan nilai di bawah KKM. Sehingga peneliti ingin memberikan solusi atas permasalahan ini melalui model kumon.
Rumusan masalah penelitian ini yaitu: (1) Bagaimana keterampilan menulis surat pribadi pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan sebelum diterapkan model kumon?, (2) Bagaimana penerapan model kumon dalam rangka meningkatkan keterampilan menulis surat pribadi pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan?, (3) Bagaimana peningkatan keterampilan menulis surat pribadi pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan dengan model kumon?
Metode Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas dengan model Kurt Lewin. Dalam satu siklus terdiri empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu yang terdiri dari 19 siswa. Tindakan yang dilakukan adalah penerapan model kumon untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis surat pribadi. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dokumentasi, dan non tes.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN MOTTO ... iii
LEMBAR PERSETUJUAN... iv
LEMBAR PENGESAHAN ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR GRAFIK ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tindakan yang Dipilih ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Lingkup Penelitian ... 7
F. Signifikansi Penelitian ... 7
G. Definisi Operasional ... 8
BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Menulis ... 10
1. Hakikat Keterampilan Menulis ... 10
2. Tujuan Menulis ... 12
B. Surat Pribadi ... 14
1. Pengertian Surat Pribadi ... 14
2. Ciri-ciri Surat Pribadi ... 15
3. Bagian-bagian Surat Pribadi ... 15
4. Isi Surat Pribadi ... 17
5. Diksi ... 17
6. Ejaan ... 18
7. Format Penilaian Keterampilan ... 20
C. Bahasa Indonesia ... 22
1. Hakikat Bahasa Indonesia ... 22
2. Kedudukan Bahasa Indonesia ... 22
3. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI ... 22
4. Ruang Lingkup Bahasa Indonesia ... 23
D. Model Kumon ... 25
1. Pengertian Model Kumon ... 25
2. Langkah Pelaksanaan Model Kumon ... 26
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Kumon ... 27
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian ... 28
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek penelitian ... 31
C. Variabel yang Diteliti ... 31
D. Rencana Tindakan ... 31
1. Siklus I ... 32
2. Siklus II ... 34
E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 35
F. Indikator Kinerja ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah ... 49
B. Hasil Penelitian Persiklus ... 50
1. Siklus I ... 50
2. Siklus II ... 67
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 83
1. Keterampilan Menulis Surat Pribadi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan sebelum diterapkan Model Kumon 83 2. Penerapan Model Kumon dalam rangka Meningkatkan Keterampilan Menulis Surat Pribadi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan ... 85
3. Peningkatan Keterampilan Menulis Surat Pribadi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan dengan Model Kumon ... 98
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 105
B. Saran ... 106
DAFTAR PUSTAKA ... 107
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 110
RIWAYAT HIDUP ... 111
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar (SD/MI) meliputi
empat keterampilan berbahasa, antara lain: keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.
Keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut saling berkaitan. Jika salah
satu keterampilan mengalami masalah. Maka akan mempengaruhi
keterampilan yang lain.
Menulis adalah adalah sebuah aktivitas yang kompleks, bukan hanya
sekedar menggurutkan kalimat-kalimat, tetapi lebih dari pada itu.1 Materi
menulis sangat melimpah, hal ini dipertegas dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi
yang berbunyi:
109. Katakanlah: sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan
tambahan sebanyak itu (pula)".2
1
St. Kartono, Menulis tanpa Rasa Takut; Membaca Realitas dengan Kritis, cet. ke-5,
(Yogyakarta: Kanisius, 2013), 17. 2
Qur’an in word versi 1.3
2
Ketika anak masuk sekolah, ia harus menerapkan keterampilan
berbahasa dalam cara yang lebih baik. Tidak hanya berbicara dengan jelas,
para guru berharap anak-anak juga mengembangkan keterampilan menulis.
Menulis memerlukan tingkat bahasa pikir yang lebih baik. Bagaimanapun
juga berbagai kemampuan harus disatukan sebelum anak-anak dapat
benar-benar mulai menulis sebagai alat bantu untuk mengungkapkan diri.
Salah satu materi menulis yang diajarkan di sekolah adalah menulis
surat pribadi. Materi surat pribadi ini terletak di mata pelajaran bahasa
Indonesia KD 4.4. Materi surat pribadi harus dikuasai oleh siswa. Selain
untuk memenuhi tuntutan pendidikan, menulis surat pribadi juga bisa
meningkatkan budaya literasi dan alternatif untuk berkomunikasi. Sehingga
dalam hal ini anak harus mampu menguasai materi surat pribadi.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling tinggi
tingkat kesulitannya bagi pembelajar dibandingkan dengan ketiga
keterampilan lainnya.3 Selain itu semakin berkembangnya teknologi
informasi dan komunikasi, membuat komunikasi melalui surat menyurat
sudah sangat jarang digunakan dan beralih kepada Short Message Service
(SMS), BlackBerry Messenger (BBM), dan media sosial lainnya. Sehingga
dalam hal ini mengajarkan menulis surat pribadi pada anak SD/MI masih
merasa kesulitan.
3
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, cet. ke-3, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), 291.
3
Masalah keterampilan menulis surat pribadi juga terjadi di MI
Tarbiatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan. Bersadarkan hasil
wawancara dengan wali kelas IV, banyak siswa kelas IV yang masih belum
bisa menulis surat pribadi dengan benar. Masalah tersebut dibuktikan dengan
hasil menulis siswa kelas IV ketika guru memberikan tugas untuk menulis
surat pribadi, masih banyak yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Data yang didapatkan menunjukkan terdapat 7 anak mampu
menuliskan surat pribadi dengan ejaan yang benar, diksinya tepat, isi surat
sesuai tema, dan memenuhi unsur-unsur surat pribadi. Sehingga mereka
mendapat nilai di atas KKM dengan rata-rata nilai 80,5. Adapun 12 anak
mendapatkan nilai di bawah KKM yaitu dengan rata-rata nilai 57 karena
mereka menulis surat pribadi dengan ejaan dan diksi yang kurang tepat, isi
surat kurang sesuai dengan tema, serta belum memenuhi unsur-unsur surat
pribadi.4 Sedangkan nilai KKM untuk mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu
70.
Berdasarkan analisis yang dilakukan peneliti, masalah mendasar yang
membuat anak tidak terampil dalam menulis surat pribadi karena model yang
digunakan guru dalam pembelajaran. Guru menjelaskan dengan ceramah saja
sehingga anak hanya pasif menerima penjelasan guru, bahkan cenderung
ramai tidak disiplin.
4
Data hasil nilai tugas menulis surat pribadi siswa kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan
4
Sebagai upaya meningkatkan keterampilan menulis surat pribadi siswa
kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan dapat dilakukan
dengan menggunakan model kumon. Hal ini dikarenakan model kumon
merupakan model pembelajaran perseorangan. Jika siswa terus belajar dengan
kemampuannya sendiri, ia akan mengejar bahan pelajaran yang setara dengan
tingkatan kelasnya dan bahkan maju melampauinya.5 Ketika Model ini
dilakukan anak-anak akan aktif belajar dan mereka juga disiplin.
Sebagaimana hasil pencarian penelitian terdahulu tentang
keterampilan menulis surat pribadi dan model kumon yang didapat antara
lain: Bhety Anggraeni Kusuma Regalia6, Siti Nurul Komariah7, dan Zaleha8.
Adapaun untuk perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan
para peneliti terdahulu yaitu, Bhety Anggraeni Kusuma Regalia melakukan
penelitian hanya untuk mengetahui kemampuan menulis surat pribadi
siswa sedangkan peneliti melakukan penelitian untuk meningkatkan
keterampilan menulis surat pribadi siswa. Siti Nurul Komariah, Zaleha, dan
peneliti sama-sama melakukan penelitian untuk meningkatkan keterampilan
menulis surat pribadi siswa, hanya saja cara yang digunakan berbeda. Siti
5
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2014), 94. 6
Bhety Anggraeni Kusuma Regalia, Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas IV SDN 1
Asembagus Tahun Pelajaran 2013/2014, Skripsi, (Jember: PGSD Universitas Jember, 2014). 7
Siti Nurul Komariah, dkk., Penerapan Model Scaffolded Writing untuk Meningkatkan
Kemampuan Menulis Surat Pribadi, Jurnal, (Bandung: PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru, 2015)
8
Zaleha, Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Pribadi Melalui Teknik Pelatihan Siswa Kelas
VII. 3 Semester Ganjil SMP Negeri 1 Gadingrejo Tahun pelajaran 2012/2013, PTK, (Lampung: Universitas Lampung, 2012).
5
Nurul Komariah menggunakan model Scaffolded Writing, Zaleha
menggunakan teknik pelatihan, sedangkan peneliti menggunakan model
kumon.
Dari paparan di atas, peneliti merasa tertarik untuk mengangkat
masalah dalam penelitian tindakan kelas ini dengan judul: “Peningkatan
Keterampilan Menulis Surat Pribadi dengan Model Kumon Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana keterampilan menulis surat pribadi pada mata pelajaran bahasa
Indonesia kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan
sebelum diterapkan model kumon?
2. Bagaimana penerapan model kumon dalam rangka meningkatkan
keterampilan menulis surat pribadi pada mata pelajaran bahasa Indonesia
kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan?
3. Bagaimana peningkatan keterampilan menulis surat pribadi pada mata
pelajaran bahasa Indonesia kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar
Pucuk Lamongan dengan model kumon?
6
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan,
penulis mempunyai sebuah gagasan yang inovatif. Gagasan yang dimaksud
adalah dengan menggunakan model kumon pada mata pelajaran bahasa
Indonesia untuk meningkatkan keterampilan menulis surat pribadi.
Dengan menggunakan model kumon, siswa akan belajar secara
perseorangan, sistem pembelajaran model ini adalah pemberian tugas. Jika
siswa terus belajar dengan kemampuannya sendiri, ia akan mengejar bahan
pelajaran yang setara dengan tingkatan kelasnya dan bahkan maju
melampauinya.9 Ketika Model ini dilakukan anak-anak akan aktif belajar dan
mereka juga disiplin.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengetahui keterampilan menulis surat pribadi pada mata pelajaran
bahasa Indonesia kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk
Lamongan sebelum diterapkan model kumon
2. Mengetahui penerapan model kumon dalam rangka meningkatkan
keterampilan menulis surat pribadi pada mata pelajaran bahasa Indonesia
kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan.
9
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013., 94.
7
3. Mengetahui peningkatan keterampilan menulis surat pribadi pada mata
pelajaran bahasa Indonesia kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar
Pucuk Lamongan dengan model kumon.
E. Lingkup Penelitian
Penelitian ini didasarkan pada masalah pembelajaran yang ada di MI
Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan. Banyak masalah
pembelajaran yang peneliti temukan. Agar penelitian ini bisa terfokus dan
tidak terjadi kesimpangsiuran pembahasan, permasalahan tersebut akan
dibatasi pada hal-hal tersebut di bawah ini:
1. Mata pelajaran bahasa Indonesia pada keterampilan menulis. KD 4.4
Menulis surat untuk teman sebaya tentang pengalaman atau cita-cita
dengan bahasa yang baik dan benar dan memperhatikan penggunaan ejaan
(huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll).
2. Surat pribadi yang ditulis adalah surat untuk teman sebaya tentang
pengalaman atau cita-cita.
3. Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada siswa kelas IV MI Tarbiyatul
Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan.
4. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015 –
2016.
5. Model yang dipakai adalah model kumon untuk meningkatkan
8
F. Signifikansi Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka signifikansi penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagi Siswa:
Siswa dapat menulis surat pribadi dengan menggunakan model
kumon.
2. Bagi Guru:
Guru mendapatkan pengalaman dan keterampilan dalam
mengembangkat perangkat pembelajaran dengan beberapa model. Salah
satunya dengan model kumon untuk meningkatkan keterampilan menulis
siswa.
3. Bagi Sekolah:
Sebagai bahan rujukan bagi sekolah untuk mengadakan bimbingan
dan pelatihan bagi guru-guru agar menggunakan model kumon untuk
diterapkan pada mata pelajaran lain.
4. Bagi Masyarakat:
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap kualitas satuan pendidikan.
5. Bagi Peneliti:
Peneliti memperoleh tambahan ilmu dan pengalaman baru dari
penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan.
9
Terdapat beberapa konsep dalam judul skripsi ini yang perlu diberikan
definisi operasional agar tidak terjadi kesalah fahaman, antara lain:
1. Keterampilan menulis surat pribadi merupakan kemampuan siswa dalam
menulis surat kepada teman sebaya. Dalam hal ini surat yang ditulis berisi
tentang pengalaman atau cita-cita.
2. Model kumon yaitu model pembelajaran perseorangan. Siswa akan belajar
secara individu dengan kemampuan mereka sendiri. Sistem
pembelajarannya adalah pemberian tugas.
3. Siswa yang diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MI
Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan yang berjumlah 19 siswa,
BAB II KAJIAN TEORI
A. Keterampilan Menulis
1. Hakikat Keterampilan Menulis
Pada pembelajaran bahasa terdapat empat keterampilan berbahasa.
Empat keterampilan tersebut antara lain: keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan
menulis.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan mengungkapkan
suatu ide atau gagasan melalui bahasa tulis. Keterampilan menulis
merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang paling tinggi
tingkatannya.10 Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang sering
dianggap paling sulit oleh sebagian besar orang. Kesulitan itu disebabkan
tidak hanya dalam menggenerasikan dan mengorganisasi ide-ide, tetapi
juga dalam menerjemahkan ide ke dalam teks yang dapat dibaca.11
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, keterampilan bersal dari
kata terampil yang artinya cakap dalam menyelesaikan tugas; mampu dan
cekatan. Keterampilan sendiri diartikan sebagai suatu kecakapan untuk
10
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP – UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan; Bagian 3
Pendidikan dan Disiplin Ilmu, cet.ke-2,(_____: PT Imperial Bhakti Utama, 2007), 124. 11
Wahyuni, Sri. Dkk., Bahasa Indonesia 1,Paket 12, (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2008), 4.
11
menyelesaikan tugas.12 Keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan
dengan urat syaraf dan otot-otot (neuromuscular) yang lazimnya tampak
dalam kegiatan jasmaniyah seperti menulis, mengetik, olahraga, dan
sebagainya.13
Adapun pengertian menulis dalam kamus besar bahasa Indonesia
adalah membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil,
kapur, dan sebagainya.14 Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan
seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menulis dapat diartikan
sebagai suatu proses atau hasil.15
Menulis adalah sebuah aktivitas yang kompleks, bukan hanya
sekedar mengurutkan kalimat-kalimat, tetapi lebih dari pada itu.16
Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik
yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang.
Sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut.17
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
menulis dapat didefinisikan sebagai kecakapan untuk menuliskan hasil
gagasan atau ide yang melukiskan atau menggambarkan lambang grafik
atau tulisan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sebagai
12
Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), 1688.
13
Muhibbib Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), 121.
14
Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, 1744.
15
Mohd. Harun, dkk., Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Aceh: Universitas Syah Kuala Banda
Aceh, 2007), 44. 16
St. Kartono, Menulis Tanpa Rasa Takut; Membaca Realitas dengan Kritis., 17.
17
Satria Nova. Agar Menulis Seenteng Bicara, (Yogyakarta: Lukita.2011), 14.
12
kemampuan berkomunikasi sehingga dapat dibaca dan dinkimati oleh
orang lain.
2. Tujuan menulis
Tujuan menulis menurut Hugohartig dalam Henry diantaranya
adalah sebagai berikut:18
a. Assignment purpose (tujuan penulisan)
Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan
sendiri (misalnya para siswa yang diberi tugas merangkum buku,
sekretaris ditugaskan membuat laporan)
b. Altuistic purpose (tujuan altruistik)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan
kedudukan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami,
menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para
pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.
c. Persuasive purpose (tujuan persuasif)
Tulisan yang bertujuan untuk menyakinkan para pembaca akan
kebenaran gagasan yang diutarakan.
d. Information purpose (tujuan informasi)
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau karangan atau
penerangan kepada para pembaca.
18
Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa,
2008), 25.
13
e. Self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri)
Tujuan yang memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang
kepada pembaca.
f. Creative pupose (tujuan kreatif)
Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pertanyaan diri. Tetapi
“keinginan kreatif” disini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan
dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik atau seni yang
ideal, seni idaman. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai
kesenian.
g. Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)
Dalam tulisan seperti ini sang penulis ingin memecahakan masalah
yang dihadapi. Sang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, serta
menjelajahi dan meneliti secara cermat pikirannya dan gagasannya
sendiri agar dapat diterima dan dimengerti oeh para pembaca.
3. Manfaat Menulis
Dengan melakukan kegiatan menulis bisa memperoleh banyak
manfaat, antara lain:19
a. Menambah wawasan dan pengetahuan
b. Menumbuhkan kebiasaan berfikir sistematis
c. Mengaktifkan kemampuan intelektual
19
Roy Sembel dan Vivi Juanita Sembel-Lapian, If You Really Want to be Wealthy, Healthy, and
Happy Energize Your Life, (Jakarta: Elek Media Komputindo, 2007), 29-30.
14
d. Menyalurkan perasaan dan pendapat
e. Kondisi mental menjadi lebih sehat
f. Meningkatkan urusan finansial
Adapun menurut Akhadiah dalam Andri Wicaksono, ada beberapa
manfaat menulis, antara lain:20
a. Menulis dapat menambah wawasan mengenai suatu topik karena
penulis mencari sumber informasi tentang topik tersebut.
b. Menulis merupakan sarana mengembangkan daya pikir atau nalar
dengan mengumpulkan fakta, menghubungkannya, kemudian menarik
kesimpulan.
c. Menulis dapat memperjelas sesuatu kepada diri penulis karena
gagasan-gagasan yang semula masih berserakan dan tidak runtut di
dalam pikiran, dapat dituangkan secara runtut dan sistematis.
B. Surat Pribadi
1. Pengertian Surat Pribadi
Surat pribadi adalah bentuk komunikasi tulis (surat-menyurat)
yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain sebagai pribadi, bukan
sebagai wakil atau utusan yang berkaitan dengan
kelembagaan/kedinasan/resmi.21
20
Andri Wicaksono, Menulis Kreatif Sastra dan Beberapa Model Pembelajaran, (_____:
Garudhawaca, 2014), 29. 21
Agus Trianto, Pasti Bisa Pembahasan Tuntas Kompetensi Bahasa Indonesia Untuk SMP dan
MTs Kelas VII, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007), 58.
15
Surat pribadi yaitu surat yang dibuat oleh seseorang atas nama
pribadi.22 Surat pribadi merupakan surat yang berisi masalah pribadi yang
ditujukan kepada keluarga, teman, atau kenalan.23
Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
surat pribadi adalah bentuk komunikasi tulis yang dilakukan oleh
seseorang kepada orang lain berisi keperluan pribadi tidak berkaitan
dengan kedinasan atau kelembagaan.
2. Ciri-Ciri Surat Pribadi
Ciri-ciri surat pribadi, antara lain: 24
a. Bentuknya bebas
b. Bahasanya ada yang tidak baku
c. Tidak memakai nomor dan kop surat
3. Bagian-Bagian Surat Pribadi
Bagian-bagian dalam surat pribadi antara lain: 25
a. Tempat dan tanggal surat
Tempat dan tanggal surat ditulis pada bagian kanan atas kertas
surat. Nama kota dan bulan ditulis dengan huruf kapital pada awal
kata.
22
Tim Guru Eduka, 99% Sukses Ulangan Harian SD Kelas 4, cet.1, (Jakarta: Cmedia, 2011), 193.
23
Ismail Kusmayadi, dkk., Be Smart Bahasa Indonesia VII SMP/MTs, cet.1, (Bandung: Grafindo
Media Pratama, 2008), 40. 24
Rudi Norman Permana dan Muhammad Amien, 100% Soal Asli Ujian Nasional SMP/MTs,
(Jakarta: Cmedia, 2014), 25
Engkos Kosasih, Bahasa Indonesia Kelas 4 Sekolah Dasar, (Jakarta: Penerbit Yudhistira, 2007),
26.
16
b. Nama dan Alamat yang Dituju
Nama dan alamat orang yang dituju ditulis pada bagian kiri
dibawah tulisan tempat dan tanggal surat. Nama dan alamat surat
ditulis dengan huruf kapital pada awal kata.
c. Salam Pembuka
Salam pembuka selalu ditulis di sebelah kiri. Huruf pertama
salam pembuka ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
koma. Contoh salam pembuka sebagai berikut:
1) Dengan hormat,
2) Sahabatku tersayang,
3) Ibuku tercinta,
d. Isi Surat
Isi surat berisi maksud yang akan disampaikan. Maksud atau
apa yang akan diceritakan ditulis ke dalam paragraf pembuka, isi, dan
paragraf penutup.
e. Salam Penutup
Salam penutup dapat ditulis di sebelah kiri atau sebelah kanan.
Salam penutup ditulis dengan huruf kapital pada awal kata dan diikuti
tanda koma. Contoh salam penutup sebagai berikut:
1) Wassalam,
2) Hormat kami,
17
4) Salam manis,
f. Tanda Tangan
Tanda tangan pengirim surat terletaak sejajar dengan salam
penutup.
g. Pengirim Surat
Nama pengirim surat terletak sejajar dengan salam penutup.
Penulisannya diawali dengan huruf kapital dan tidak diikuti tanda
baca.
4. Isi Surat Pribadi
Surat pribadi berisi tentang keperluan pribadi seseorang kepada
orang lain. Surat pribadi bisa ditujuan kepada siapaun, seperti teman
sebaya, keluarga, atau orang yang lebih tua. Surat pribadi bersifat tidak
resmi, namun bisa juga semi resmi seperti surat izin, dll.
5. Diksi (Pemilihan Kata)
Diksi adalah pilihan kata terhadap bahasa-bahasa yang dikuasai
oleh penutur.26 Dalam penulis surat pribadi tentu perlu memperhatikan
diksi atau pemilihan katanya. Kata yang diguankan harus tepat. Karena
jika kata yang digunakan tidak tepat, maka maknanya pun akan berbeda.
Bahasa yang digunakan pada surat pribadi tidak harus baku, karena surat
pribadi bersifat semi resmi atau bahkan tidak resmi.
26
Siswono, Teori dan Praktik Diksi, Gaya Bahasa, dan Pencitraan. (Yogyakarta: Deepublish,
2014), 7.
18
6. Ejaan
Ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi
(kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta
penggunaan tanda baca. Ejaan berkaitan dengan pemakaian huruf kapital
dan tanda baca.27
a. Pemakaian huruf kapital28
1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal
kalimat.
2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan nama Tuhan, agama, dan kitab suci.
4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
5) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan
dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai
pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang,
nama bangsa, negara, suku, nama tahun, bulan, hari raya, dan
peristiwa sejarah.
b. Penggunaan tanda baca.29
27
Tim Literatur Media Sukses, Cara Mudah Menghadapi Ujian Nasional 2010 Sekolah Dasar,
(Jakarta: Grasindo), 24. 28
Tim Literarur Media Sukses, Cara Mudah..., 24-25.
19
1) Tanda titik (.)
a) Tanda titk dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan
atau seruan.
b) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan
detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
c) Tanda titik dipakai untuk singkatan nama orang, nama gelar,
sapaan, jabatan, atau pangkat.
d) Tanda titik dipakai untuk mengikuti singkatan kata yang sudah
umum.
e) Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya.
2) Tanda koma (,)
a) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu
perincian atau pembilangan.
b) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari
induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimat.
c) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang
menggunakan kata penghubung tetapi dan melainkan.
d) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata o, ya, wah, aduh,
kasihan dari kata yang lain dalam kalimat.
3) Tanda tanya (?)
29
Tim Literarur Media Sukses, Cara Mudah..., 25.
20
a) Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
b) Tanda tanya dipakai dalam tanda kurung untuk menyatakan
bagian kalimat yang disangsikan atau kurang dapat dibuktikan
kebenarannya.
4) Tanda seru (!)
Tanda seru digunakan sesudah ungkapan atau pernyataan yang
berupa seruan atau perintah.
7. Format Penilaian Keterampilan
Di dalam menilai keterampilan (praktik) tidak cukup kalau yang
kita nilai hanya hasil kerjanya. Oleh karena itu, agar penilaian yang
dilakukan itu mencakup berbagai macam kemampuan dan sikap yang
mendukung keterampilan, perlulah kitamerinci aspek-aspek kemampuan
itu di dalam format penilaian. Berikut ini format penilaian keterampilan
sekelompok murid dalam kelas:
Tabel 2.1
Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Surat Pribadi30
No. Nama
Aspek yang Diamati
Nilai Kelengkapan
Unsur Surat
Kesesuaian
Isi Surat Diksi Ejaan
1 2 Dst.
30
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, ctt.ke-17, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012), 156.
21
Nilai =Jumlah skor aspek yang diamati
[image:30.595.148.548.186.703.2]16 x 100
Tabel 2.2
Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Surat Pribadi
Aspek yang
Diamati 4 3 2 1
Kelengkapan Unsur Surat Sumua unsur surat ditulis Sebagian besar unsur surat ditulis tapi ada yang kurang Sebagian besar unsur surat tidak ditulis tapi ada yang ditulis Unsur surat tidak ada yang ditulis Kesesuaian Isi Surat Isi surat sangat sesuai dengan tema yang diberikan dan sesuai dengan sasaran isi.
Isi surat sesuai dengan sasaran isi. Isi surat tidak sesuai dengan tema. Isi surat tidak sesuai dengaan tema dan sasaran isi.
Diksi Syarat-syarat
pilihan kata tepat, makna kata yang digunakan tepat, pembentukan kata tepat Syarat-syarat pilihan kata tepat, dan makna kata yang digunakan tepat, pembentukan kata tidak tepat.
Syarat-syarat pilihan kata tepat, makna kata yang digunakan kurang tepat, pembentukan kata kurang tepat. Syarat-syarat pilihan kata tidak tepat, makna kata tidak tepat, pembentukan kata tidak tepat.
Ejaan Penggunaan
22
C. Bahasa Idonesia
1. Hakikat Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang mengajarkan
komunikasi baik lisan maupun tulis dengan baik dan benar. Bahasa
Indonesia harus diajarkan di sekolah dasar.
Bahasa merupakan sistem lambang bunyi berartikulasi yg bersifat
sewenang-wenang dan konvensional yg dipakai sebagai alat komunikasi
untuk melahirkan perasaan dan pikiran.31 Sedangkan bahasa Indonesia
merupakan bahasa nasional yang digunakan di negara Indonesia. Hal ini
merupakan salah satu sebab pelajaran bahasa Indonesia diajarkan di
semua jenjang pendidikan formal.
2. Kedudukan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting yang
tercantum didalam: 32
a. Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi, “Kami putra dan
putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.
b. Undang-Undang Dasar RI 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara, serta lagu kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa
“Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”.
3. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI
31
Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia.,116.
32
Sukma Pratiwi, Rangkuman Penting Intisari 4 Matapelajaran Utama SD Matematika, IPA, IPS,
Bahasa Indonesia, (Jakarta: ARC Media, 2015), 304.
23
Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah salah
satu program yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan berbahasa peserta didik, serta sikap positif terhadap Bahasa
dan Sastra Indonesia.
Tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD/Madrasah
Ibtidaiyah yaitu: 33
a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis,
b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan dan bahasa negara,
c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan,
d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial,
e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa,
f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
4. Ruang Lingkup Bahasa Indonesia
33 Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar SD/MI, (Jakanrta: Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006), 120.
24
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup
komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang
meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 34
a. Mendengarkan
Kompetensi untuk aspek mendengarkan yang diajarkan di
kelas IV yaitu, mendengarkan penjelasan tentang petunjuk denah,
simbol daerah/lambang korps, mendengarkan pengumuman, dan
pembacaan pantun.
b. Berbicara
Pada aspek berbicara, standar kompetensi di kelas IV meliputi,
mendeskripsikan secara lisan tempat sesuai denah dan petunjuk
penggunaan suatu alat, mengungkapkan pikiran, perasaan, dan
informasi dengan berbalas pantun dan bertelepon.
c. Membaca
Standar kompetensi untuk aspek membaca kelas IV yaitu,
Memahami teks agak panjang (150-200 kata), petunjuk pemakaian,
makna kata dalam kamus/ensiklopedi dan memahami teks melalui
membaca intensif, membaca nyaring, dan membaca pantun.
d. Menulis.
Pada aspek menulis, standar kompetensi yang diajarkan di
kelas IV meliputi, mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi
34Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar, 120.
25
secara tertulis dalam bentuk percakapan, petunjuk, cerita, dan surat,
karangan, pengumuman, dan pantun anak.
Pembelajaran apresiasi sastra SD dilaksanakan melalui 4
keterampilan berbahasa (mendengarkan karya sastra, membicarakan
unsur yang terkandung di dalam karya itu, membaca aneka ragam karya
sastra anak, kemudian menulis apa-apa yang terkandund dalam pikiran,
perasaan, dan sebagainya).35
D. Model Kumon
1. Pengertian Model Kumon
Pada Awalnya, Kumon merupakan salah satu koorporasi
pendidikan yang digagas pertama kali oleh Toru Kumon dari Osaka,
Jepang, pada 1958.36 Model pembelajaran kumon adalah model
pembelajaran perseorangan dengan sistem pemberian tugas yang
kemudian langsung dinilai oleh guru, dan jika masih ada kesalahan siswa
diberikan kesempatan untuk memperbaiki. 37
Dalam penerapan model kumon ini, siswa mengerjakan tugas
secara individu dan dengan kemampuannya sendiri. Jika siswa terus
35
Zulela, Pembelajaran Bahasa Indonesia; Apresiasi Sastra di Sekolah Dasar, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012), 5. 36
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, cet. ke-3, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2013), 189. 37
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2014), 94.
26
belajar kemampuanya sendiri, ia akan mengerjakan bahan pelajaran yang
setara dengan tingkatan kelasnya dan bahkan maju melampauinya.38
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahawa model kumon
merupakan model pembelajaran perseorangan dengan sistem pemberian
tugas, dimana tugas tersebut dikerjakan sesuai dengan kemampuan siswa
sendiri yang kemudian dinilai langsung oleh guru dan jika masih terdapat
kesalahan, siswa diberikan kesempatan memperbaiki.
2. Langkah Pelaksanaan Model Kumon
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam pelaksanaan model
kumon: 39
a. Mula-mula, guru menyajikan konsep dan siswa memerhatikan
penyajian/penjelasan tersebut.
b. Siswa mengambil lembar kerja yang telah dipersiapkan guru untuk
dikerjakan siswa pada hari tersebut.
c. Siswa duduk dan mulai mengerjakan lembar kerjanya.
d. Setelah selesai mengerjakan, lembar kerja diserahkan kepada guru
untuk diperiksa dan diberi nilai.
e. Setelah lembar kerja selesai diperiksa dan diberi nilai, guru mencatat
hasil belajar hari itu pada “daftar nilai”.
38
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif, 94.
39
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif, 94-95.
27
f. Bila ada bagian yang masih salah, siswa diminta untuk membetulkan
bagian tersebut. Tujuannya agar siswa menguasai pelajaran dan tidak
mengulangi kesalahan yang sama.
g. Jika sampai mengulang 3 kali, guru melakukan pendekatan kepada
siswa dan menanyakan tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi.
h. Setelah selesai, guru memberikan evaluasi terhadap pekerjaan siswa
hari itu dan memberitahu materi yang akan dikerjakan pada hari
berikutnya.
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Kumon
Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model kumon, terdapat
beberapa kelebihan dan kekurangan. Berikut ini beberapa kelebihan
model kumon: 40
a. Anak mengerjakan soal secara mandiri dari tingkat yang mudah ke
sulit.
b. Kumon mengajak anak untuk disiplin.
Adapun kekurangan dari model kumon adalah sebagai berikut: 41
a. Anak belajar secara perorangan sehingga dimungkinkan tumbuh rasa
individualisme.
b. Kedisiplinan kumon kadang membuat anak-anak menjadi tidak
kreatif.
40
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif, 96.
41
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif, 96.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitihan adalah penelitian tindakan
kelas. Kata Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris Classroom
Action Research, yang berarti penelitian tindakan kelas.
PTK meliputi tiga kata yaitu “penelitian”, “tindakan”, dan “kelas”.
Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat
bagi peneliti atau orang-orang yang berkepentingan dalam rangka
peningkatan kualitas di berbagai bidang. Tindakan adalah suatu gerak
kegiatan yang senagaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam
pelaksanaannya berbentuk rangkaian periode/siklus kegiatan. Sedangkan
kelas adalah sekelompok siswa/mahasiswa yang dalam waktu yang sama dan
tempat yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru/dosen
yang sama.36
Menurut Suyanto dalam Masnur, PTK adalah suatu bentuk penelitian
yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar
36
Ekawarna, Penelitian TindakanKelas, (Jakarta: Referensi, 2013), 4.
29
dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di
kelas secara profesional.37
Dari pengertian tersebut maka penelitian tindakan kelas adalah
penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas dalam rangka
memecahkan masalah sampai masalah itu dapat dipecahkan.
Dalam pelaksanaanya, penelitihan tindakan kelas ini, menggunakan
model Kurt Lewin. Model Kurt Lewin merupakan model yang selama ini
menjadi acuan pokok dari berbagai model action research, terutama
classroom action research (CAR). Lewin adalah orang pertama yang
memperkenalkan action reserch. Konsep pokok action reserch menurut
Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2)
aksi atau tindakan (acting), (3) observasi (observing), dan (4) refleksi
(reflecting), hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan
sebuah siklus.38
Apabila digambarkan dalam bentuk visualisasi, maka model Kurt
Lewin akan tergambar dalam bagan lingkaran seperti berikut.
37
Masnur Muslich, Melaksanakan PTK itu mudah (Classroom Action Research), cet. ke-2,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 9. 38
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas [Classroom Action Research];Teori
30
Gambar 3.1 Model PTK Kurt Lewin
Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif walaupun data
yang dikumpulkan bisa saja bersifak kuantitatif. Penelitian tindakan kelas
berbeda dengan penelitian formal yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan
mengembangkan teori yang bersifat umum (general). Penelitian tindakan
kelas lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan
hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun demikian hasil PTK dapat saja
diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar yang mirip dengan yang
dimiliki peneliti.39
39
Ekawarna, Penelitian tindakan kelas., 6.
Identifikasi Masalah
SIKLUS I
SIKLUS II Perencanaan
ulang Observasi (observing) Refleksi
(reflecting)
Perencanaan (planning)
Tindakan (acting)
Dan seterusnya
31
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek penelitian
1. Setting Penelitian
a. Tempat penelitian : MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk
Lamongan.
b. Waktu penelitian : semester ganjil tahun ajaran 2015 – 2016.
2. Subyek penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Tarbiyatul
Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan tahun ajaran 2015 – 2016 dengan
jumlah 19 siswa dalam satu kelas, yang terdiri dari 15 laki-laki dan 4
perempuan.
C. Variabel yang Diteliti
Variabel-variabel penelitian yang dijadikan titik fokus untuk
menjawab permasalahan yang dihadapi yaitu:
1. Variabel input : Siswa kelas IV MI tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk
Lamongan tahun ajaran 2015 – 2016.
2. Variabel proses : Penerapan model kumon.
3. Variabel output : Peningkatan keterampilan menulis surat pribadi mata
pelajaran bahasa Indonesia.
D. Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model penelitian dari Kurt
32
komponen, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) aksi atau tindakan (acting),
(3) observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting).40
Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti melaksanakan dengan 2
siklus, sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang harus dilakukan
peneliti antara lain:
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
2) Membuat instrumen penilaian non tes
3) Mempersiapkan instrumen panduan wawancara guru dan siswa
4) Mempersiapkan instrumen lembar observasi guru dan siswa
b. Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah
dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual. Meliputi kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Selain itu, pada kegiatan
[image:41.595.137.512.214.502.2]ini peneliti juga melakukan penilaian terhadap siswa.
Tabel 3.1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kegiatan Waktu
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mengucap salam
2) Menanyakan kabar siswa
10 menit
40
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas., 29.
33
Kegiatan Waktu
3) Semua siswa berdoa dengan dipimpin oleh 1 siswa
4) Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa
5) Memberikan ice breaking tepuk 1,2,3 untuk
memfokuskan perhatian siswa
6) Guru melakukan apersepsi dan mengaitkan
pembelajaran kemarin dengan pembelajaran yang akan disampaikan.
7) Mengajukan pertanyaan awal untuk menggali
kemampuan awal siswa, “Siapa yang pernah menulis surat?”, “Apa isi surat yang kalian tulis?”
8) Guru menginformasikan materi yang akan
dipelajarkan yaitu tentang menulis surat pribadi.
9) Menyampaikan tujuan dan kompetensi yang ingin
dicapai dalam pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
1) Siswa mendengarkan penjelasan singkat tentang
materi surat pribadi dari guru.
2) Guru memberikan lembar kerja kepada siswa.
3) Siswa mengerjakan lembar kerja yang telah
diberikan oleh guru.
4) Lembar kerja yang telah diselesaikan dikumpulkan
kepada guru.
5) Lembar kerja yang sudah dikumpulkan langsung
dinilai dan dimasukkan daftar nilai oleh guru.
6) Bila ada bagian pekerjaan siswa yang masih salah,
siswa diminta untuk membetulkan bagian tersebut hingga benar.
7) Jika sampai mengulang 3 kali, guru melakukan
pendekatan pada siswa dan menanyakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi.
90 menit
c. Kegiatan Penutup
1) Guru memberikan evaluasi terhadap hasil pekerjaan
siswa.
2) Bersama-sama siswa dan guru membuat
kesimpulan hasil belajar.
3) Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan
pada pertemuan selanjutnya.
4) Siswa dan Guru membaca doa atau hamdalah untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran.
34
Kegiatan Waktu
5) Guru mengucapkan salam penutup.
c. Observasi
Pada tahap pengamatan ini, kegiatan yang dilakukan oleh
peneliti sebagai berikut:
1) Mengamati guru dalam proses pembelajaran.
2) Mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
3) Melakukan wawancara kepada guru dan siswa
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti menganalisis seluruh tindakan yang
dilakukan, meliputi hasil menulis surat pribadi siswa, observasi, dan
wawancara. Peneliti juga mendiskusikan dengan guru baik tentang
kekurangan maupun ketercapaian. Jika ternyata hasil yang diperoleh
belum berhasil maka akan dilakukan siklus selanjutnya.
2. Siklus II
Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus kedua dimaksudkan
sebagai perbaikan dari siklus pertama. Tahapan pada siklus kedua identik
dengan siklus pertama yaitu diawali dengan perencanaan (planning),
dilanjutkan dengan tindakan (action), observasi (obsevation), dan refleksi
(reflection). Pada tahap ini dilakukan refleksi terhadap siklus I dan siklus
35
mengevaluasi agar dapat dibuat kesimpulan atas pelaksanaan
pembelajaran.
E. Data dan Cara Pengumpulannya
1. Data
Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden
maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk statistik
atau dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian yang dimaksud.41
Dalam penelitian ini, data yang diperlukan ada dua macam, yaitu :
a. Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan data yang berhubungan dengan
kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata.
Adapun yang termasuk dalam data kualitatif pada penelitian ini,
meliputi:
1) Materi yang disampaikan dalam Penelitian Tindakan Kelas
2) Model yang dipakai dalam penelitian Tindakan Kelas
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka.
Adapun yang termasuk dalam data kuantatif pada penelitian ini,
meliputi:
1) Data jumlah siswa kelas IV
2) Data persentase ketuntasan minimal
41
Joko, Subagyo, Metode Penelitian dalam teori dan praktek, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 87.
36
3) Data nilai siswa
4) Data prosentase aktivitas guru dan siswa
2. Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini antara
lain:
a. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan tanya jawab peneliti dng
informan untuk tanya jawab.42
Peneliti mengadakan wawancara dengan guru kelas IV yang
bernama Ibu Musyafaah, S.Pd.I. dan pada siswa kelas IV MI
Tarbiyatul Athfal Badi Wanar Pucuk Lamongan. Teknik wawancara
ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang jumlah siswa kelas
IV dan nilai siswa materi manulis surat pribadi.
Berikut ini instrumen panduan wawancara terhadap guru dan
siswa kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan
[image:45.595.139.516.219.628.2]pada tabel.
Tabel 3.2
Panduan wawancara sebelum penelitian kepada guru kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan
Nama Guru : Tgl Wawancara :
1. Berapa jumlah siswa kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar
Pucuk Lamongan?
2. Bagaimana kemampuan menulis siswa kelas IV MI Tarbiyatul
42
Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia., 1811.
37
Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan saat ini?
3. Bagaimana keterampilan menulis surat pribadi siswa kelas IV MI
Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan saat ini?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi tinggi rendahnya
keterampilan menulis siswa kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan?
5. Apa saja yang sudah anda lakukan untuk mengatasi kesulitan
menulis surat pribadi siswa?
6. Model apa yang anda gunakan dalam pembelajaran menulis surat
pribadi?
7. Apakah anda menyiapkan RPP terlebih dahulu dan melaksankan
pembelajaran sesuai RPP?
Tabel 3.3
Panduan wawancara sesudah penelitian kepada guru kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan
Nama Guru : Tgl Wawancara :
1. Bagaimana menurut Ibu tentang pengaplikasian model kumon
dalam pembelajaran menulis surat pribadi?
2. Menurut Ibu apa keuntungan dari pengaplikasian model kumon
dalam pembelajaran menulis surat pribadi?
3. Adakah kesulitan yang didapat pada saat mengajar dengan
menggunakan model kumon?
4. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan
menerapkan model kumon?
5. Bagaimana kesan Ibu terhadap penggunaan model kumon pada
pembelajaran kali ini?
Tabel 3.4
Panduan wawancara sesudah penelitian kepada siswa kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu Wanar Pucuk Lamongan
Nama Guru : Tgl Wawancara :
1. Bagaimana anak-anak pelajaran hari ini, apakah menyenangkan?
2. Kesulitan apa yang kalian hadapi ketika mempelajari materi
menulis surat pribadi?
[image:46.595.147.522.105.540.2]
38
pribadi dengan model kumon?
4. Apakah kalian lebih mudah memahami materi ini dengan
menggunakan model kumon?
5. Dan bagaimana kesan kalian dalam memepelajari materi menulis
surat pribadi dengan model kumon?
b. Observasi (Pengamatan)
Observasi adalah pengamatan; pengawasan; peninjauan;
penyelidikan; riset.43 Observasi adalah suatu proses pengamatan dan
pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai
berbagai fenomena baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam
situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.44
Dalam pengamatan ini digunakan dua lembar pengamatan,
yaitu lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa yang digunakan
untuk merekam aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran apakah
[image:47.595.145.521.201.661.2]sudah sesuai dengan RPP atau belum.
Tabel 3.5
Lembar Observasi Aktivitas Guru
Aspek yang Diamati Ya Tidak
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mengucap salam
2) Menanyakan kabar siswa
3) Semua siswa berdoa dengan dipimpin oleh 1
siswa
4) Melakukan komunikasi tentang kehadiran
siswa
43
Pius A Partanto, M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 2001), 533
44
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), 153.
39
Aspek yang Diamati Ya Tidak
5) Memberikan ice breaking tepuk 1,2,3 untuk
memfokuskan perhatian siswa
6) Guru melakukan apersepsi dan mengaitkan
pembelajaran kemarin dengan pembelajaran yang akan disampaikan.
7) Mengajukan pertanyaan awal untuk menggali
kemampuan awal siswa, “Siapa yang pernah menulis surat?”, “Apa isi suray yang kalian tulis?”
8) Guru menginformasikan materi yang akan
dipelajarkan yaitu tentang menulis surat pribadi.
9) Menyampaikan tujuan dan kompetensi yang
ingin dicapai dalam pembelajaran. b. Kegiatan Inti
1) Guru menyampaikan penjelasan singkat
tentang materi surat pribadi.
2) Guru memberikan lembar kerja kepada siswa.
3) Guru berkeliling melihat siswa mengerjakan
lembar kerja.
4) Memeriksa dan menilai hasil pekerjaan siswa
5) Memasukkan nilai siswa ke daftar nilai
6) Memberikan kesempatan pada siswa untuk
membetulkan hasil pekerjaan yang masih salah
7) Melakukan pendekatan pada siswa yang
mengulang sampai 3 kali dan menanyakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi
c. Kegiatan Penutup
1) Guru memberikan evaluasi terhadap hasil
pekerjaan siswa.
2) Bersama-sama siswa dan guru membuat
kesimpulan hasil belajar.
3) Guru menyampaikan materi yang akan
diajarkan pada pertemuan selanjutnya.
4) Siswa dan Guru membaca doa atau hamdalah
untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.
[image:49.595.152.524.148.685.2]
40
Tabel 3.6
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Aspek yang Diamati Ya Tidak
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Siswa menjawab salam
2) Menjawab pertanyaan kabar dari guru
3) Semua siswa berdoa dengan dipimpin oleh 1
siswa
4) Mengomunikasikan kehadiran kepada guru
5) Mengikuti ice breaking tepuk 1,2,3 untuk
memfokuskan perhatian
6) Memperhatikan guru melakukan apersepsi
7) Menjawab pertanyaan awal untuk menggali
kemampuan awal siswa, “Siapa yang pernah menulis surat?”, “Apa isi surat yang kalian tulis?”
8) Memperhatikan guru menginformasikan
materi yang akan dipelajarkan yaitu tentang menulis surat pribadi.
9) Memperhatikan guru menyampaikan tujuan
dan kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
1) Mendengarkan guru menyampaikan penjelasan
singkat tentang materi surat pribadi dari guru.
2) Mengerjakan lembar kerja yang diberikan oleh
guru.
3) Mengumpulkan lembar kerja yang sudah
selesai dikerjakan.
4) Membetulkan hasil pekerjaannya jika masih
ada yang salah.
5) Menyampaikan kesulutan-kesulitan yang
dihadapi jika sampai mengulang 5 kali. c. Kegiatan Penutup
1) Memperhatikan guru memberikan evaluasi.
2) Bersama-sama siswa dan guru membuat
41
Aspek yang Diamati Ya Tidak
3) Memperhatikan guru menyampaikan materi
yang akan diajarkan pada pertemuan selanjutnya.
4) Siswa dan Guru membaca doa atau hamdalah
untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.
5) Menjawab salam penutup dari guru.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan
penyimpanan informasi dl bidang pengetahuan.45
Dokumentasi pada penelitian ini adalah absensi, data nilai, dan
gambar-gambar yang dibutuhkan selama proses pembelajaran
berlangsung.
d. Penilaian Non Tes
Non tes adalah salah satu teknik dalam penilaian. Tekni non tes
ini digunakan untuk mengukur ranah afektif dan psikomotor. Pada
penelitian ini, teknik non tes digunakan untuk mengukur keterampilan
menulis siswa. Penilaian yang digunakan berupa penilaian produk
hasil kerja/menulis siswa (Product Assessement).
Berikut ini rubrik penilaian keterampilan menulis surat pribadi.
45
Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia., 362.
42
Tabel 3.7
Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Surat Pribadi46
No. Nama
Aspek yang Diamati
Nilai Kelengkapan
Unsur Surat
Kesesuaian
Isi Surat Diksi Ejaan
[image:51.595.133.558.147.675.2]1 2 Dst.
Tabel 3.8
Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Surat Pribadi
Aspek yang
Diamati 4 3 2 1
Kelengkapan Unsur Surat Sumua unsur surat ditulis Sebagian besar unsur surat ditulis tapi ada yang kurang Sebagian besar unsur surat tidak ditulis tapi ada yang ditulis Unsur surat tidak ada yang ditulis Kesesuaian Isi Surat Isi surat sangat sesuai dengan tema yang diberikan dan sesuai dengan sasaran isi.
Isi surat sesuai dengan sasaran isi. Isi surat tidak sesuai dengan tema. Isi surat tidak sesuai dengaan tema dan sasaran isi.
Diksi Syarat-syarat
pilihan kata tepat, makna kata yang digunakan tepat, pembentukan kata tepat Syarat-syarat pilihan kata tepat, dan makna kata yang digunakan tepat, pembentukan kata tidak tepat. Syarat-syarat pilihan kata tepat, makna kata yang digunakan kurang tepat, pembentukan kata kurang tepat. Syarat-syarat pilihan kata tidak tepat, makna kata tidak tepat, pembentukan kata tidak tepat. 46
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, ctt.ke-17, (Bandung: PT
43
Ejaan Penggunaan
ejaan yaitu penulisan kata, pemakaian huruh kapital dan pemakaian tanda baca tepat Penggunaan ejaan yaitu penulisan kata, dan pemakaian huru kapital tepat, tetapi terdapat kesalahan pada pemakain tanda baca Penggunaan ejaan yaitu penulisan kata tepat dan pemakaian huruf kapital dan tanda baca tidak tepat Penggunaan ejaan yaitu penulisan kata, pemakaian huruf kapital, dan tanda baca tidak tepat
3. Teknik analisis data
Pada penelitian tindakan kelas ini, digunakan analisis deskripsi
kualitatif, yaitu suatu metode penelitianyang bersifat menggambarkan
kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan
untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk mengetahui
respon siswa terhadap kegiatan serta aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.47
a. Analisis Prosentase Aktivitas Guru dan Siswa
Data tentang aktivitas siswa dianalisis dengan menghitung
presentase aktivitas siswa untuk setiap indikator. Rumus mengitung
presentasi aktivitas siswa untuk tiap-tip indikator adalah :
�1 =�1
� � 100%
Keterangan :
47
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, SD, SLB, TK, (Bandung: CV.Yrama
Widya, 2009), 40.
44
S1 : Presentase aktivitas guru/siswa
X1 : Banyak aktivitas guru/siswa
N : Jumlah aktivitas secara keseluruhan48
b. Analisis ketentuntasan
Untuk analisis tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan
belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung, dilakukan
dengan cara memberikan penilaian berupa penilaian produk pada
setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik
sederhana berikut:
1) Penilaian produk
Penilaian hasil siswa didasarkan pada 4 aspek yaitu
kelengkapan unsur surat, kesesuaian isi surat, diksi, dan ejaan,
dengan masing-masing aspek diklasifikasikan dalam empat
tingkatan sesuai kriteria penilaian yang ditetapkan dalam RPP.
Untuk analisis hasil penilaian siswa dilakukan dengan cara
mengubah skor yang diperoleh siswa menjadi nilai siswa. Dapat
dituliskan dengan rumus:
Nilai =S ya
S a a x 10 (1)
Setelah nilai siswa diketahui, peneliti menjumlahkan nilai
yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas
48
Kusaeri, Penerapan Pendekatan Diskusi dalam Pembelajaran Persamaan Kuadrat pada siswa
45
tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Menurut Sudjana, bahwa
untuk menghitung rata-rata kelas digunakan rumus sebagai
berikut:49
X = ∑�
∑�
(2)
Keterangan:
X : Nilai rata-rata
∑x : Jumlah semua nilai siswa
∑N : Jumlah siswa
2) Penilaian Ketuntasan Belajar
Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar, bahwa
tingkat pencapaian untuk tes formatif adalah 75% 50, maka peneliti
menganggap bahwa penggunaan model kumon dikatakan berhasil
dalam meningkatkan keterampilan menulis surat pribadi jika siswa
mampu menyelesaikan sebuah surat pribadi dan memenuhi
ketuntsan belajar minimal 75% dengan kriteria tingkat keberhasilan
belajar yang dikelompokkan ke dalam lima kategori berikut51:
49
Sudjana, Evaluasi Hasil Belajar, (Bandung: Pustaka Martiana, 1988), 131.
50
Suharsimi Arikunto, Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Aksara Bumi, 2009), 48.
51
Zainal Aqib dkk, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, SD, SLB, TK, (Bandung: CV. Yrama
Widya, 2009), 42.
[image:55.595.148.513.146.496.2]
46
Tabel 3.9
Tingkat Keberhasilan Belajar
Tingkat keberhasilan (%) Arti
90-100% 70-89% 50-69% 0-49%
Sangat Baik Baik Cukup baik Tidak Baik
Untuk menentukan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus
I dan siklus II dapat digunakan rumus:
p = �ℎ ���� � �
�ℎ �� x 100% (3)
Keterengan :
P = Presentase yang akan dicari
Kriteria ketuntasan siswa dikatakan tuntas apabila
memperoleh ≥ 75% dari skor maksimal. Dan suatu pembelajaran
dikatakan efektif jika ketuntasan kalsikalnya ≥ 75% maksudnya jika
dalam satu kelas siswa yang berasil ≥ 75% maka ketuntasannya
tercapai.
F. Indikator Kinerja
Indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatnya prosentase aktivitas belajar siswa secara aktif dalam
47
2. Guru dapat menerapkan pembelajaran sesuai RPP yang telah
dikembangkan mencapai 85%.
3. Meningkatnya prosentase kemampuan siswa dalam menulis surat pribadi
dengan menggunakan model kumon 75%. Pencapaian tersebut dapat
dilihat dari hasil belajar siswa yang mendapat nilai di atas KKM. Adapun
KKM mata pelajaran bahasa Indonesisa adalah 70.
4. Perolehan skor rata-rata kelas minimal 75.
5. Model kumon dikatakan berhasil jika 75% siswa mampu memperoleh nilai
di atas KKM dan perolehan skor rata-rata kelas minimal 75 dengan
kesempatan pengerjaan menulis surat pribadi maksimal dua kali.
Siswa dinyatakan tuntas secara individual jika mendapatkan nilai
minimal 70. Sedangkan keberhasilan kelas ditetapkan sebesar 75%. Artinya
bahwa jika dalam evaluasi, diperoleh hasil belajar minimal 75% siswa kelas IV
berhasil secara individual dengan kesempatan pengerjaan maksimal dua kali,
maka model yang diterapkan dapat dikatakan berhasil. Demikian sebaliknya,
jika siswa kelas IV yang berhasil secara individual masih dibawah 75% maka
model yang diterapkan dapat dikatakan belum berhasil.
G. Tim Peneliti dan Tugasnya
Tim peneliti yang terlibat langsung dalam penelitian tindakan kelas ini
sebagai berikut :
1. Nama : Mar’atus Sholihatul Ula
48
Tugas : - Menyusun perencanaan pembelajaran
-Menyususn laporan observasi
-Menyusun laporan hasil penelitian
2. Nama : Musyafaah, S.Pd.I
Jabatan : Guru Bahasa Indonesia kelas IV MI Tarbiyatul Athfal Badu
Wanar Pucuk Lamongan
Tugas : - Mempersiapkan KBM
-Bertanggung jawab dalam semua jenis kegiatan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah
Tempat dilakukannya penelitian tindakan kelas ini adalah MI
Tarbiyatul Athfal. MI Tarbiyatul Athfal terletak di dusun Badu desa Wanar
kecamatan Pucuk kabupaten Lamongan. Untuk mengetahui letak MI
Tarbiyatul Athfal sangatlah mudah. Hal ini dikarenakan MI Tarbiyatul Athfal
terletak di samping utara masjid Darussalam Badu.
Madrasah yang berdiri di atas tanah seluas 620 m2 ini, memiliki
akreditasi B. Tanah seluas 620 m2 yang dimiliki oleh MI Tarbiyatul Athfal ini
tidak semuanya dibangun gedung. Luas bangunannya adalah 520 m2. MI
Tarbiyatul Athfal berada di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif,
yang beralamat di Jl. Lamongrejo No. 07 Lamongan.
Jumlah siswa yang ada di MI Tarbiyatul Athfal pada tahun ajaran
2015/2016 adalah sebanyak 100 siswa. dengan jumlah siswa kelas I sebanyak
12 siswa, siswa kelas II sebanyak 13 siswa, siswa kelas III sebanyak 13
siswa, siswa kelas IV sebanyak 19 siswa, siswa kelas V sebanyak 17 siswa,
dan siswa kelas VI sebanyak 26 siswa.
Madrasah yang bernomor statistik 111235240435 ini memiliki 6 ruang
kelas dengan kondisi yang baik. Selain itu, MI Tarbiyatul Athfal juga memiliki
50
UKS, dan kamar mandi, yang keseluruhan berjumlah satu ruangan dalam kondisi
baik. Adapun untuk ruang gudang dan olahraga yang dimiliki oleh madrasah ini
dalam kondisi kurang baik atau rusak.
Saat ini yang menjabat sebagai kepala MI Tarbiyatul Athfal adalah
ibu Ulfatun Hasanah, S.Pd. guru PNS yang diperbantukan tetap pada
madrasah ini satu guru. Adapu