• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL MENGGUNAKAN METODE TIME TOKEN SISWA KELAS V MI TARBIYATUL AKHLAQ TAMAN SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL MENGGUNAKAN METODE TIME TOKEN SISWA KELAS V MI TARBIYATUL AKHLAQ TAMAN SIDOARJO."

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGEMUKAKAN

PENDAPAT MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL

MENGGUNAKAN METODE

TIME TOKEN

SISWA KELAS V

MI TARBIYATUL AKHLAQ TAMAN SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh:

SITI WASIATUL ILMIYAH

NIM. D07212036

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Siti Wasiatul Ilmiyah, Peningkatan Keterampilan Mengemukakan Pendapat menggunakan metode Time Token Siswa kelas V Mata Pelajaran Bahasa Indonesia MI Tarbiyatul Akhlaq Krembangan Taman, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2016. Pembimbing Dr. Jauharoti Alfin,S.Pd. M.Si.

Kata Kunci : Metode Time Token, Bahasa Indonesia, Keterampilan Mengemukakan Pendapat.

Latar belakang masalah penelitian ini, pada pembelajaran Bahasa Indonesia, siswa kurang berani dalam mengemukakan pendapatnya. Siswa lebih sering mengemukakan pendapatnya melalui tulisan sehingga pembelajaran kurang aktif. Peneliti menemukan keterampilan mengemukakan pendapat siswa kelas V MI Tarbiyatul Akhlaq Krembangan Taman terbilang rendah. Dari 20 siswa yang mencapai nilai kriteria ketuntasan 70 sebanyak 30% atau sebanyak 6 siswa.

Tujuan dilaksanakan penelitian tindakan kelas ini adalah:1) untuk mengetahui proses pembelajaran sebelum diterapkan metode Time Tiken pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V MI Tarbiyatul Akhlaq. 2) untuk mengetahui penerapan metode Time Token dalam meningkatkan keterampilan mengemukakan pendapat siswa kelas V MI Tarbiyatul Akhlaq Krembangan, Taman. 3)untuk mengetahui penngkatan keterampilan mengemukakan pendapat siswa menggunakan metode time token siswa kelas V MI Tarbiyatul Akhlaq, Krembangan, Taman.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas model Kurt Lewin.Tindakan yang diberikan yaitu metode time token yang dilaksanakan dalam dua siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dokumentasi dan tes performance. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas guru dan siswa serta rubrik penilaian tes performance.

(7)

DAFTAR ISI 1. Mengemukakan Pendapat Sebagai Keterampilan Berbicara ...9

2. Tujuan Berbicara...10

3. Prinsip Umum Berbicara...11

4. Faktor Kebahasaan Sebagai Penunjang Kefektifan Berbicara...12

5. Faktor Non Kebahasaan Sebagai Penunjang Keefektifan Berbicara 13 6. Indikator kemampuan mengemukakan pendapat...14

(8)

2. Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Metode...15

3. MetodeTime Token...16

4. Kelebihan MetodeTime Token...16

5. Kelemahan MetodeTime Token...18

C. Bahasa Indonesia 1. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia ...18

2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Indonesia...20

3. Materi Mengomentari Persoalan Faktual ...21

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ...22

B. Setting Penelitian ...25

C. Subjek Penelitian...26

D. Variabel Yang Di Teliti...26

E. Rencana Tindakan ...27

F. Sumber Data Dan Teknik Pengumpulan Data ...35

G. Instrumen Penelitian...36

H. Teknik Analisis Data...36

I. Indikator Kinerja ...37

J. Tim Peneliti Dan Tugasnya...38

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Profil Sekolah...40

B. Hasil Penelitian ...41

C. Pembahasan...74

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...79

B. Saran...80

DAFTAR PUSTAKA...81

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...83

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1

Kegiatan belajar dan mengajar merupakan kegiatan paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Hal ini berarti bahwa pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara profesional.

Pembagian peran antara guru dan peserta didik sangat jelas perbedaannya. Dalam paradigma pengajaran, guru memegang peran utama sebagai pihak yang mentransfer pengetahuan kepada peserta didik. Segala keputusan belajar mengajar juga ditentukan sepenuhnya oleh guru. Guru juga menjadi desainer utama dalam memilih metodenya sendiri untuk menciptakan pembelajaran dan keberhasilan siswa.

Hal ini berbeda dengan paradigma pembelajaran, dimana semua anggota di dalam kelas merupakan aktor-aktor penting dalam mengisi pembelajaran. Dalam paradigma ini, pembelajaran diartikan tidak hanya soal

1

(10)

2

menyampaikan materi, tetapi juga bagaimana menyajikan permainan. Disini, permainan (playing a game ) menjadi salah satu faktor pembeda yang membuat suasana kelas berbasis paradigma pembelajaran menjadi menyenangkan.2

Mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat 4 keterampilan utama yang harus dimiliki oleh siswa. Diantaranya yaitu keterampilan membaca, menulis, menyimak serta keterampilan berbicara. Siswa di tuntut mampu mengutarakan seluruh ide, gagasan, pendapat yang dipikirkannya.

Pada kenyataannya, dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti di MI Tarbiyatul Akhlaq Taman Sidoarjo khususnya peserta didik kelas V memiliki keterampilan mengemukakan pendapat yang rendah. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang juga guru kelas di kelas V ditemukan 60% dari jumlah siswa yang kurang berani aktif dalam mengemukakan pendapatnya.3 Dari keempat keterampilan yang telah disebutkan, keterampilan yang paling rendah yaitu keterampilan berbicara. Hal ini dikarenakan dalam proses belajar mengajar guru jarang sekali melatihkan berbicara dalam pembelajaran. Pada pembelajaran Bahasa Indonesia yang terjadi pada MI Tarbiyatul Akhlaq Taman Sidoarjo, siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Dalam hal mengemukakan pendapat, seringkali dilatih guru dengan mengungkapkan gagasannya melalui tulisan. Siswa kurang terbiasa dengan mengungkapkan

2

Miftahul Huda, Model- Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2014), hal.16

3

(11)

3

pendapatnya secara lisan. Ketika guru melatihkan berbicara di kelas, siswa seringkali merasa canggung. Peserta didik takut pendapat yang peserta didik utarakan salah. Sehingga yang terjadi pembelajaran kurang efektif karena pembelajaran lebih berpusat pada guru mata pelajaran. Hal ini terbukti saat siswa diberikan beberapa pertanyaan oleh guru, hanya beberapa siswa yang merespon, sedangkan yang lainnya hanya bergurau sendiri, saling tunjuk antar teman atau bahkan diam.

Hal tersebut menunjukkan bahwasanya guru atau sekolah harus mencari solusi yang terbaik agar pembelajaran dikelas lebih menyenangkan. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa mulai terampil dalam mengemukakan pendapatnya dalam suasana belajar yang aktif dan menyenangkan.

Berdasarkan masalah yang dipaparkan diatas, diperlukan metode yang inovatif dan kreatif sehingga membuat peserta didik merasa tertarik dalam menerima materi pelajaran dan memiliki keberanian dalam mengemukakan pendapatnya. Metode Time Token dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Metode Time Token ini merupakan metode yang dapat digunakan oleh guru dalam mengaktifkan berbicara siswa, khususnya dalam hal mengemukakan pendapatnya.

(12)

4

Keterampilan Berbicara Melalui Metode Time Token Arends dengan Menggunakan Media Gambar Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV Sd Negeri 02 Dukuh Mulyo Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2011/2012. Pada penelitian ini ditemukan bahwa aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia masih rendah. Banyak siswa yang pasif dan mereka masih takut untuk bertanya kepada guru apabila ada hal yang belum dimengerti4. Adapun hasil penelitian yang dilakukan, sebesar 81,81% siswa atau sebanyak 18 siswa mengalami ketuntasan belajar. Adapun penelitian lain yang dilakukan oleh Setiyo Budi Sugihantoro dari Universitas Muhammadiyah Surakarta, dengan judul: Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ipa Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Time Token Arend Divariasikan Dengan Metode Pembelajaran Number Head Together Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Sugihan Tahun Pelajaran 2012/2013”.

Pada penelitian ini ditemukan persentase ketuntasan belajar awal sebelum diterapkannya metode yaitu 52,38%. Sedangkan hasil penelitian setelah diterapkannya metode ketuntasan klasikal siswa mencapai 80,95%5.

Dengan demikian, diharapkan ada upaya untuk mendeskripsikan proses hasil penelitian tindakan kelas (PTK) pada kelas V di MI Tarbiyatul Akhlaq Taman Sidoarjo dengan judul “Peningkatan Keterampilan

4

Prayogo,Imam, 2011, Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Time Token Arends dengan Menggunakan Media Gambar Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV Sd Negeri 02 Dukuh Mulyo Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2011/2012, Skripsi pada Universitas Muhammadiyah Surakarta,( diterbitkan)

5

Setiyo Budi Sugihantoro, 2012, Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ipa Melalui

(13)

5

Mengemukakan Pendapat Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Materi

Mengomentari Persoalan Faktual Menggunakan Metode Time Token Siswa Kelas V MI Tarbiyatul Akhlaq Taman Sidoarjo.”

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka peneliti dapat merumuskan masalah seperti berikut:

1. Bagaimana keterampilan mengemukakan pendapat siswa sebelum diterapkannya metode Time Token pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V MI Tarbiyatul Akhlaq Taman Sidoarjo?

2. Bagaimana penerapan metode Time Token pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V MI Tarbiyatul Akhlaq Taman Sidoarjo?

3. Bagaimana peningkan keterampilan mengemukakan pendapat siswa kelas V MI Tarbiyatul Akhlaq Taman Sidoarjo pada pembelajaran Bahasa Indonesia melalui metode Time Token?

C. Tindakan yang dipilih

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode Time Token dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan mengemukakan pendapat siswa pada materi mengomentari persoalan faktual pada siswa kelas V MI Tarbiyatul Akhlaq Taman Sidoarjo.

(14)

6

Sedangkan untuk model penelitiannya menggunakan model Kurt Lewin yang meliputi 4 tahapan. Keempat tahapan tersebut diantaranya, yaitu perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observing) dan refleksi (reflecting).

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan nmasalah di atas adapun tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui proses pembelajaran sebelum diterapkan metode Time Token pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V MI Tarbiyatul Akhlaq Taman Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui penerapan metode Time Token pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V MI Tarbiyatul Akhlaq Taman Sidoarjo.

3. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan mengemukakan pendapat siswa kelas V MI Tarbiyatul Akhlaq Taman Sidoarjo pada pembelajaran Bahasa Indonesia melalui metode Time Token.

E. Lingkup Penelitian

Agar tidak terjadi kesimpangsiuran pembahasan, maka peneliti membatasi pokok – pokok pembahasan yang akan diteliti. Adapun lingkup penelitian ini adalah:

(15)

7

2. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V Semester II, dengan Standar Kompetensi 6. Mengemukakan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi dan bermain drama dan dengan kompetensi Dasar 6.1. Mengomentari persoalan faktual disertai alasan yang mendukung dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa.

3. Penerapan metode Time Token untuk meningkatkan keterampilan mengemukakan pendapat siswa kelas V MI Tarbiyatul Akhlaq.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian yang dilakukan peneliti terdapat dua, yaitu manfaat teoritis maupun manfaat praktis.

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai acuan bagi penulis lain dalam menyusun karya ilmiah mengenai peningkatan keterampilan mengemukakan pendapat mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode Time Token pada siswa kelas V MI Tarbiyatul Akhlaq Taman.

Sedangkan manfaat praktisnya, yaitu : 1. Manfaat bagi peserta didik:

a. Peserta didik menjadi lebih mudah dalam menerima dan memahami informasi yang diberikan oleh guru.

(16)

8

2. Manfaat bagi Guru:

a. Proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di MI Tarbiyatul Akhlaq Taman Sidoarjo akan menjadi lebih menarik dan menyenangkan.

b. Ditemukannya strategi pembelajaran baru, tepat, inovatif dan variatif.

3 Manfaat bagi Penulis:

(17)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat

1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara Keterampilan berbicara memiliki cakupan materi mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara lisan mengenai perkenalan, tegur sapa, pengenalan benda, kegiatan bertanya, percakapan, bercerita, deklamasi, memberi tanggapan , pendapat atau saran, diskusi, dan lain- lain6.

Menurut Paul D. Dierich membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok, yaitu7 :

a. Kegiatan – kegiatan visual

Membaca, melihat gambar – gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran dan mengamati orang lain bekerja.

b. Kegiatan – kegiatan Lisan (oral)

Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran. Mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi. c. Kegiatan – kegiatan mendengarkan

6

TIM LAPIS- PGMI, Perkembangan Peserta Didik, (Surabaya: LAPIS PGMI, 2008) paket 8 hal.13

7

(18)

10

Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

d. Kegiatan menulis

Menulis cerita , laporan , memeriksa karangan , bahan- bahan kopi, membuat rangkuman , mengerjakan tes dan mengisi angket. e. Kegiatan- kegiatan menggambar

Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta dan pola. f. Kegiatan – kegiatan metrik

Melakukan percobaan, memilih alat – alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun.

g. Kegiatan – kegiatan mental

Merenungkan, mengingat , memecahkan masalah , menganalisis faktor, hubungan- hubungan dan membuat keputusan

h. Kegiatan emosional

Minat, membedakan , berani, tenang dan lain – lain. 2. Tujuan Berbicara

(19)

11

prinsip yang mendasari segala sesuatu pembicaraan, baik secara umum, maupun perorangan.

Pada dasarnya berbicara mempunyai tiga maksud umum, yaitu: 1) Memberitahukan dan melaporkan (to inform),

2) Menjamu dan menghibur (to entertaint),

3) Membujuk mengajak, mendesak dan meyakinkan ( to persuade ).

3. Prinsip Umum Berbicara

Adapun prinsip umum dalam berbicara, yaitu : a. Membutuhkan paling sedikit dua orang.

b. Mempergunakan suatu sandi linguistik yang dipahami bersama, c. Menerima atau mengakui suatu daerah referensi umum, d. Merupakan suatu pertukaran antara partisipan.

e. Menghubngkan setiap pembicara dengan yang lain dan kepada lingkungannya dengan segera,

f. Berhubungan atau berkaitan dengan masa kini,

g. Hanya melibatkan perlengkapan yang berhubungan dengan suara, bunyi bahasa dan pendengaran (vocal and auditory apparatus),

(20)

12

4. Faktor – Faktor Kebahasaan Sebagai Penunjang Keefektifan

Berbicara8

a. Ketepatan Ucapan

Pengucapan bunyi– bunyi bahsa yang tidak tepat atau cacat akan menimbulkan kebosanan, kurang menyenangkan, atau kurang menarik. Atau sedikitnya dapat mengalihkan perhatian pendengar. Pengucapan bunyi– bunyi bahasa dianggap cacat kalau menyimpang jauh dari ragam lisan biasa, sehingga terlalu menarik perhatian, mengganggu komunikasi, atau pemakaiannya (pembicaranya dianggap aneh.

b. Penempatan Tekanan, Nada, Sendi dan Durasi yang sesuai Kesesuaian tekanan, nada , sendi , durasi merupakan daya tarik tersendiri dalam berbicara. Bahkan kadang – kadang merupakan faktor penentu. Walaupun masalah yang dibicarakan kurang menarik, dengan penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai, akan menyebabkan masalahnya menjadi menarik. Sebaliknya jika penyampaiannya datar saja, hampir dapat dipastikan akan menimbulkan kejemuan dan keefektifan berbicara tentu berkurang.

c. Pilihan kata ( Diksi )

Kata – kata yang belum dikenal memang membangkitkan rasa ingin tahu, namun akan menghambat kelancaran komunikasi.

8

(21)

13

Selain itu hendaknya dipilih kata – kata yang konkret sehingga mudah dipahami pendengar. Namun, pilihan kata tentu harus disesuaikan dengan pokok pembicaraan dan dengan siapa berbicara.

d. Ketepatan Sasaran Pembicaraan

Sebagai sarana komunikasi, setiap kalimat terlibat dalam proses penyampaian dan penerimaan. Apa yang disampaikan dan apa yang diterima itu berupa ide, gagasan, pesan, pengertian atau informasi. Kalimat dikatakan efektif apabila mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan berlangsung sempurna. Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud yang disampaikan tergambar lengkap dalam pikiran pendengar persis seperti apa yang dimaksud oleh pembicara.

5. Faktor – Faktor Nonkebahasaan Sebagai Penunjang Keefektifan Berbicara

Adapun faktor – faktor Nonkebahasaan sebagai penunjang keefektifan berbicara, yaitu9 :

1. Sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku

2. Pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara 3. Kesediaan menghargai pendapat orang lain 4. Gerak – gerik dan mimik yang tepat

5. Kenyaringan suara

9

(22)

14

6. Kelancaran

7. Relevansi atau penalaran 8. Penguasaan topik

6. Indikator Kemampuan Mengemukakan Pendapat

Adapun indikator kemampuan mengemukakan pendapat, yaitu10:

a. Kejelasan mengungkapkan Pendapat b. Mampu mengkomunikasikan pendapat c. Isi gagasan yang disampaikan

d. Keruntutan ide atau gagasan

B. METODE TIME TOKEN 1. Metode

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian “metode”

adalah cara sistematis dan terpikir secara baik untuk mencapai tujuan; prinsip dan praktek- praktek pengajaran bahasa.Metode mengajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu, penerapan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses mengajar dan belajar.dengan metode ini di harapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru.

10

(23)

15

Dengan kata lain, terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini, guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing.11

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan pelajaran kepada peserta didik karena penyampaian tersebut berlangsung dalam interaksi edukatif12. Metode secara harfiah berarti cara. Secara umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pendapat lain juga di jelaskan bahwa metode adalah cara atau prosedur yang dipergunakan oleh fasilitator dalam intertaksi belajar dengan memperhatikan keseluruhan sistem untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan kata “mengajar” sendiri berarti memberi pelajaran. 2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Metode

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan metode13 : a. Anak didik

Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual dan psikologis , mempengaruhi pemilihan dan pementuan metode mana yang sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif demi tercapainya tujuan pembelajaran.

b. Tujuan

Peremusan tujuan akan mempengaruhi kemampuan yang bagaimana terjadi apa diri anak didik.

11

Nana Sudjana. Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru,1989) hal.76

12

Anas Salahudin, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), hal.137

13

(24)

16

c. Situasi

Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari. Pada suatu waktu guru menciptakan situasi belajar mengajar di alam terbuka. Maka guru dalam hal ini tentu memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan.

d. Fasilitas

Lengkap tidaknya fasilitas akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar.

3. Metode Time Token

Menurut Arends, metode pembelajaran kooperatif Time Token adalah metode keterampilan sosial, yaitu struktur yang dapat digunakan untuk membelajarkan keterampilan sosial guna menghindari peserta didik mendominasi pembicaraan.14

Adapun sintaks metode Time Token15 :

e. Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning)

f. Setiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik. g. Tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan. h. Bila telah selesai bicara, kupon yang dipegang siswa diserahkan

setiap berbicara satu kupon,

14

Saur Tampubolon,Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Erlangga, 2014) hal.105

15

(25)

17

i. Siswa yang telah habis kuponnya tidak boleh berbicara lagi. Yang masih memegang kupon harus berbicara sampai kuponnya habis. 4. Kelebihan Metode pembelajaran Time Token

Adapun kelebihan dari metode ini16 :

a. Mendorong siswa untuk meningkatkan inisiatif dan partisipasi, b. Menghindari dominasi siswa yang pandai berbicara atau yang

tidak berbicara sama sekali,

c. Membantu siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, d. Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, e. Melatih siswa untuk mengungkapkan pendapat,

f. Menumbuhkan kebiasaan pada siswa untuk saling mendengarkan, berbagi, memberikan masukan, dan memiliki sikap keterbukaan terhadap kritik,

g. Mengajarkan siswa untuk menghargai pendapat orang lain, h. Mengajak siswa untuk mencari solusi bersama terhadap

permasalahan yang dihadapi,

i. Tidak memerlukan banyak media pembelajaran 5. Kelemahan Metode Time Token

Sedangkan kelemahan metode ini17 :

a. Hanya dapat digunakan pada matra pelajaran tertentu saja, b. Tidak bisa digunakan pada kelas yang jumlah siswanya banyak,

16

Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, ( Yogyakarta :Pustaka Pelajar,2014) hal.241

17

(26)

18

c. Memerlukan banyak waktu untuk persiapan. Dalam proses pembelajaran, karena semua siswa harus berbicara satu persatu sesuai jumlah kupon yang dimilikinya ,

d. Kecenderungan untuk sedikit menekan siswa yang pasif dan membiarkan siswa yang aktof untuk tidak berpartisipasi lebih banyak dikelas.

C. Bahasa Indonesia

1. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Di sekolah, perkembangan bahasa anak diperkuat dengan diberikannya mata pelajaran bahasa ibu dan bahasa Indonesia. Dengan diberikannya pelajaran bahasa disekolah, para siswa diharapkan dapat menguasai dan menggunakannya sebagai alat untuk:18

a. Berkomunikasi secara baik dengan orang lain.

b. Mengekspresikan pikiran, perasaan, sikap atau pendapatnya c. Memahami isi dari setiap bahan bacaan yang dibacanya.

Ada beberapa tujuan di ajarkannya materi Bahasa Indonesia pada pendidikan sekolah dasar. Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

18

(27)

19

1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis

2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara

3) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan

4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial

5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa

6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

2. Ruang Lingkup mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

(28)

20

Mendengarkan pada jenjang kelas V, meliputi keterampilan memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan secara lisan.

2. Berbicara

Berbicara pada jenjang kelas V, meliputi keterampilan mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi dan bermain drama.

3. Membaca

Membaca pada jenjang kelas V, meliputi keterampilan memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak.

4. Menulis.

Menulis pada jenjang kelas V, meliputi keterampilan mengungkapkan pikiran perasaan, informasi dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan dan puisi bebas.

3. Materi mengomentari hal faktual

a. Fakta merupakan peristiwa nyata yang terjadi. Fakta bisa berupa peristiwa sehari- hari.

Cara mengungkapkan fakta harus memperhatikan19:

19Umri Nur’Aini, Indriyani, Bahasa Indonesia,

(29)

21

a. Mengetahui sumber fakta berupa waktu dan tempat

peristiwa. Apabila ada narasumber, harus ada orang yang

menjadi saksi peristiwa tersebut secara tepat.

b. Kelogisan kejadian, meskipun tidak menutup kemungkinan

berupa peristiwa yang tidak logis.

c. Kalimat memuat 5W + 1H, artinya isi fakta itu dapat

dijawab dengan pertanyaan siapa, apa, kapan, di mana,

mengapa, dan bagaimana.

b. Memberi Saran

Saran adalah ide atau pendapat yang diungkapkan untuk

membantu atau

menyelesaikan suatu persoalan.

Cara mengungkapkan saran dalam diskusi:

a. Menyebutkan identitas diri dengan lengkap.

b. Memberikan saran sesuai dengan inti permasalahan.

c. Memberikan alasan yang masuk akal.

d. Saran diungkapkan dengan kalimat yang runtut dan efektif.

e. Gunakan pilihan kata yang santun dan tidak menyinggung

perasaan orang lain.

(30)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan ini dilakukan untuk membenahi perbaikan mutu pada proses pembelajaran. Peneliti dalam melakukan penelitian tindakan mengunakan bentuk kolaboratif, dimana guru sebagai mitra kerja peneliti. Menurut Susilo, mendefinisikan PTK sebagai sebuah proses penelitian yang terkendali secara berulang dan bersifat reflektif mandiri yang dilakukan oleh guru atau calon guru yang bertujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi atau situasi pembelajaran. Selain itu menurut, Seharsini, Suhardjono dan Supardi menyatakan mengenai pengertian PTK dengan memisahkan kata-kata dari penelitian – tindakan – kelas20:

1. Penelitian adalah menunjukkan kegiatan mencermati suatu objek, dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk mendaptkan data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu dalam hal yang diminati.

20

(31)

23

2. Tindakan menunjukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk peserta didik.

3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yakni sekelompok peserta didik dalam waktu sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Penelitian ini, mengunakan model Kurt Lewin dalam penelitian tindakan kelas. Model Kurt Lewin adalah berbentuk spiral yang didasarkan pada penelitian yang dilakukan tidak hanya sekali namun berulang. Model Kurt Lewin, merupakan model yang menjadi acuan pokok (dasar) dari berbagai model action research, terutama Classroom Action Research. Lewin adalah orang yang pertama kali memperkenalkan action research21. Kurt Lewin menyatakan bahwa dalam satu siklus terdapat empat langakah pokok, meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan atau observasi (observing) dan refleksi (reflecting).22

21

Trianto,Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, ( Jakarta : Prestasi Pustakaraya, 2012).hal 29

22

(32)

24

Gambar 3.1. Siklus Penelitian Model Kurt Lewin

B. Setting Penelitian 1. Tempat

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Akhlaq Krembangan, Kec. Taman, Kab. Sidoarjo mata pelajaran Bahasa Indonesia.

2. Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal semester genap tahun ajaran 2015/2016.Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah karena dalam PTK memerlukan

Identifikasi masalaah

perencanaan

tindakan

Observasi Refleksi

Siklus I

Perencanaan Ulang

Dan seterusnya

(33)

25

beeberapa siklus yang membutuhkan proses be23lajar yang efektif di kelas.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah kelas V Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Akhlaq Taman Sidoarjo tahun pelajaran 2015-2016. Dengan jumlah siswa 20 siswa dalam satu kelas, siswa laki-laki berjumlah 9 siswa dan siswa perempuan berjumlah 11 siswa. Kurikulum yang digunakan adalah KTSP dengan kompetensi dasar (KD) 6.1. Mengomentari persoalan faktual disertai alasan yang mendukung dengan

memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa. Objek yang diteliti peneliti adalah keterampilan mengemukakan pendapat yang masih rendah. Untuk melakukan peningkatan, peneliti menggunakan metode Time Token.

D. Variabel Yang Di Teliti

Penelitian ini menggunakan variabel penerapan metode Time Token untuk meningkatkan keterampilan mengemukakan pendapat materi mengomentari hal faktual di kelas V Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Akhlaq, Taman, Sidoarjo. Pada penelitian tersebut terdapat beberapa variabel diantaranya, sebagai berikut:

1. Variabel Input : Siswa kelas V MI Tarbiyatul Akhlaq, Taman, Sidoarjo

2. Variabel Proses : Penerapan metode Time Token

23

(34)

26

3. Variabel Output : Keterampilan mengungkapkan pendapat pada materi mengomentari hal faktual E. Rencana Tindakan

Pada rencana tindakan peneliti memilih dan mengunakan model dari Kurt Lewin yakni 1) pelaksanaan, 2) perencanaaan, 3) pengamatan, 4) refleksi , apabila pada penerapan metode Time Token masih terdapat kekurangan hingga melakukan pengulangan kembali dan melakukan perbaikan-perbaikan pada siklus-siklus selanjutnya sampai tujuan yang diinginkan peneliti tercapai. Jika pada penerapan metode Time Token pada siklus pertama dan siklus kedua belum berhasil maka peneliti akan melanjutkan dengan siklus-siklus selanjutnya.

Siklus I

1. Perencanaan

Pada tahap perencanan peneliti menyusun rencana pembelajaran meliputi beberapa komponen, sebagai berikut:

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pada siklus 1 dan seterusnya yang meliputi SK, KD, indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, metode yang digunakan, langkah- langkah kegiatan pembelajaran, alat/ media/ sumber dan penilaian.

(35)

27

Mendeskripsikan secara singkat materi ajar atau materi pembelajaran.

c. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) d. Media / alat/ sumber belajar. 2. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan pembelajaran pada materi mengomentari persoalan faktual dengan menerapakan metode Time Token. Kegiatan pelaksanaan yang dilakukan sebagai berikut:

a. Guru memberikan motivasi kepada siswa, agar siap dalam memulai materi yang akan disampaikan dan diajarkan.

b. Guru melakukan apersepsi mengenai pengaitan materi dengan materi sebelumnya atau mengaitkan materi dengan pengalaman yang dimiliki oleh siswa.

c. Guru memperkenalkan kepada siswa mengenai metode yang akan digunakan dalam proses pembelajaran yakni metode Time Token. d. Guru menilai pembelajaran yang menggunakan metode Time

Token.

e. Guru melakukan umpan balik, sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 1, sebagai berikut:

(36)

28

2) Guru memberikan motivasi atau ice breaking untuk membangkitkan motivasi atau semangat siswa

3) Guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi 56sebelumnya dan mengaitkan materi hari ini dengan pengalaman yang dimiliki oleh siswa.

4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

5) Guru menyampaikan manfaat dari pembelajaran hari ini. 6) Peserta didik mengamati gambar yang di bawa oleh guru

mengenai materi yang akan dibahas.

7) Peserta didik mengemukakan pendapatnya mengenai gambar yang sudah di amati.

8) Peserta didik yang lain menanggapi .

9) Peserta didik dibagi menjadi 4 kelompok yang masing – masing terdiri dari 5 orang.

10)Peserta didik mendiskusikan lembar kerja dengan kelompoknya

11)Setiap Peserta didik mendapatkan 1 kupon berbicara dari guru

12)Diskusi dimulai dengan memberikan satu pertanyaan kepada peserta didik.

(37)

29

14)Bagi peserta didik yang sudah habis kuponnya, maka tidak boleh berbicara.

15)peserta didik diberi penguatan hasil diskusi oleh guru.

16)Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya tentang hasil diskusi yang belum di mengerti

17)Guru memberikan kesimpulan atas materi hari ini.

18)Guru melakukan umpan balik atas materi yang telah dipelajari.

19)Guru memberikan refleksi atas materi yang dipelajari hari ini. 20)Guru mengakhiri materi pada hari ini dengan membaca

Hamdalah dan dilanjutkan doa secara bersama-sama. 21)guru mengucapkan salam.

f. menyiapkan lembar pengumpulan data dengan bantuan guru yang mengajar. Peneliti melakukan penelitian pada semua proses pembelajaran serta aktivitas yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam melakukan pembelajaran.

g. Melaksanakan tes untuk semua siswa pada akhir siklus. 3. Pengamatan

(38)

30

a. Mengamati semua proses pembelajaran dan mencatat semua masalah atau kekurangan pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan mengunakan metode Time Token.

b. Meneliti data yang diperlukan dalam peneleitian seperti lembar observasi yang meliputi lembar pengamatan aktivitas siswa, lembar pengamatan aktivitas guru.

4. Refleksi

Pada tahap ini peneliti menganalisis hasil observasi pada siklus I. Peneliti melakukan evaluasi, yang mana agar dapat diketahui kekurangan dalam siklus I. Setelah pelaksanaan siklus pertama dengan empat tahapan tersebut berdasarkan evaluasi dan analisis, apabila keterampilan mengemukakan pendapat siswa sudah sesuai dengan indikator keberhasilan, maka tidak perlu melanjutkan siklus kedua. Namun apabila pada pelaksanaan siklus I yang telah diketahui hambatan, kekurangan pada proses pembelajaran maka perlu adanya pengulangan yakni dengan melanjutkan ke siklus ke II. Pada umunya kegiatan siklus ke II terdapat tambahan, karena siklus II ada untuk memperbaiki siklus I yang belum berhasil.

Siklus II

a. Perencanaan

Pada tahap perencanan peneliti menyusun rencana pembelajaran meliputi beberapa komponen, sebagai berikut:

(39)

31

Pada siklus 1 dan seterusnya yang meliputi SK, KD, indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, metode yang digunakan, langkah- langkah kegiatan pembelajaran, alat/ media/ sumber dan penilaian.

2) Lembar – lembar bahan ajar (materi pembelajaran)

Mendeskripsikan secara singkat materi ajar atau materi pembelajaran.

3) Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 4) Media / alat/ sumber belajar. b. Pelaksanaan

Guru atau peneliti melaksanakan pembelajaran menggunakan metode Time Token berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus I.

1) Guru mengkondisikan kelas (mengucapkan salam, menanyakan kabar siswa, dan mengabsen kehadiran siswa). 2) Guru memberikan motivasi atau ice breaking untuk

membangkitkan motivasi atau semangat siswa

3) Guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi 56sebelumnya dan mengaitkan materi hari ini dengan pengalaman yang dimiliki oleh siswa.

4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

(40)

32

7) Peserta didik mengamati gambar yang di bawa oleh guru mengenai materi yang akan dibahas.

8) Peserta didik mengemukakan pendapatnya mengenai gambar yang sudah di amati.

9) Peserta didik yang lain menanggapi .

10) Peserta didik dibagi menjadi 4 kelompok yang masing – masing terdiri dari 5 orang.

11) Peserta didik mendiskusikan lembar kerja dengan kelompoknya

12)Setiap Peserta didik maju satu persatu untuk mengambil kupon di depan kelas, satu siswa mendapat 1 kupon berbicara dari guru. Di bagian belakang kupon terdapat nomor urut yang sudah di acak.

13)Diskusi dimulai dengan peserta didik yang mendapat nomor 1 pada kuponnya.

14)Setiap peserta didik menjelaskan gambar dan mengomentari gambar sesuai nomor urut yang di dapatkan.

15)Guru memberikan ice breaking setiap setelah 5 siswa mengomentari gambar.

16)Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya tentang hasil diskusi yang belum di mengerti.

(41)

33

18)Guru melakukan umpan balik atas materi yang telah dipelajari.

19)Guru memberikan refleksi atas materi yang dipelajari hari ini. 20)Guru mengakhiri materi pada hari ini dengan membaca

Hamdalah dan dilanjutkan doa secara bersama-sama. 21)guru mengucapkan salam.

c. Pengamatan

Pada tahap pengamatan ini, peneliti melakukan pengamatan mengenai semua proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung untuk melakukan proses perbaikan pembelajaran dengan metode Time Token pada siswa kelas V MI Tarbiyatul Akhlaq, Taman, Sidoarjo. Pengamatan yang dilakukan di antaranya, sebagai berikut:

1) Mengamati semua proses pembelajaran dan mencatat semua masalah atau kekurangan pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan mengunakan metode Time Token.

2) Meneliti data yang diperlukan dalam peneleitian seperti lembar observasi yang meliputi lembar pengamatan aktivitas siswa, lembar pengamatan aktivitas guru.

d. Refleksi

(42)

34

dalam upaya meningkatkan keterampilan mengemukakan pendapat siwa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia MI Tarbiyatul Akhlaq, Krembangan, Taman.

F. Sumber Data Dan Teknik Pengumpulannya 1. Sumber Data

Sumber penelitian tindakan kelas yakni: a. Guru

Dari sumber data guru, untuk melihat tingkat keberhasilan, kegagalan, implementasi dari metode Time Token.

b. Siswa

Dari sumber data siswa, untuk mendapatkan data mengenai hasil penerapan metode Time Token materi mengomentari hal faktual. 2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diambil atau dilakukan peneliti adalah teknik observasi, wawancara, tes, dokumentasi. Teknik pengumpulan data tersebut dilakukan oleh peneliti diupayakan agar mendapatkan data yang valid, maka peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara diantaranya sebagai berikut:

a. Observasi

(43)

35

pembelajaran dan guru dalam penerapan metode Time Token yang dilaksanakan pada proses pembelajaran. Lembar observasi terlampir.

b. Wawancara

Wawacaran merupakan teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan informasi melalui komunikasi secara langsung pada narasumber. Teknik wawancara dilakukan untuk mendapat data tentang pendapat mengenai proses pembelajaran.

c. Tes

Tes merupakan alat ukur yang sistematik untuk melihat tingkat keberhasilan hasil belajar serta ketercapaian indikator- indikator yang disampaian. Dalam penelitian ini menggunakan performance tes .

d. Dokumentasi

Dokumentasi ialah laporan tertulis yang berupa gambar, dokemen-dokemen resmi, foto mengenai peristiwa yang terjadi saat proses pembelajaran berlangsung.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian untuk mengukur keterampilan mengungkapkan pendapat ini menggunakan rubrik penilaian tes performance.

H. Teknik analisis data

(44)

36

secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif, yaitu berupa (1) data hasil pengamatan tentang aktivitas guru dalam mengajar serta siswa dalam pembelajaran, (2) data hasil tes belajar siswa untuk mengetahui keterampilan mengungkapkan pendapat materi mengomentari hal faktual.

Data yang sudah di kumpulkan akan dihitung menggunakan rumus24 : P = F x 100 %

N

Keterangan

P = Prosentase yang akan dicari

F = Jumlah seluruh skor jawaban yang diperoleh N = Jumlah siswa

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar klasikal menggunakan rumus25 :

P = ∑ siswa yang tuntas belajar x 100% ∑ siswa

I. Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan suatu kriteria yang digunakan peneliti untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian

24

Sudjana, Evaluasi Hasil Belajar,( Bandung : Pustaka Martiana,1988), hal. 131.

25

(45)

37

tindakan kelas (PTK) dalam meningkatkan serta memperbaiki mutu hasil belajar siswa dalam suatu materi pembelajaran.

Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :

a. Setelah penelitian , diharapkan keterampilan mengungkapkan pendapat siswa meningkat. Di lihat dari pengukuran sebelum menggunakan metode Time Token dan setelah menggunakan metode.

b. Meningkatnya persentase ketuntasan belajar klasikal ≥ 80 % c. Meningkatnya keterampilan mengungkapkan pendapat pada

materi mengomentari hal faktual menjadi ≥ 80 % J. Tim peneliti dan tugasnya

Penelitian ini menggunakan penelitian kolaboratif, antara guru kelas dengan mahasiswa sebagai peneliti. Di samping sebagai kolaborator, guru juga sebagai observer dalam pembelajaran di dalam kelas.peneliti dan guru terlibat sepenuhnya dalam perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi pada tiap siklusnya.

1. Guru kolabolator

Nama : Lilik Suwaibah, S.Pd. Tugas :

(46)

38

c. Terlibat sepenuhnya dalam perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi

2. Peneliti Tugas :

a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan

(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah

MI Tarbiyatul akhlaq merupakan sekolah yang berada di Desa Krembangan RT 6 RW 01, Kecamatan Taman, Sidoarjo. Sekolah ini berdiri sejak tahun 1963 yang di kepalai oleh Bapak M. Agus Bukhori Muslim, S.H.I. Sekolah ini berada dalam naungan yayasan Nidhomuddin, yang di dalamnya menaungi pendidikan mulai dari Taman Kanak-Kanak, Madrasah Ibtidaiyah dan Sekolah Menengah Pertama. MI Tarbiyatul Akhlaq merupakan salah satu sekolah swasta yang terakreditasi “B”.

Kegiatan belajar mengajar sekolah ini dimulai pada pukul 06.30 sampa pukul 12.00. Pada pukul 6.30 sampai pukul 07.00 di dahului dengan kegiatan pembiasaan berupa mengaji Tartil dan jamaah solat dhuha. Khusus untuk kelas 1 sampai kelas 3 pembelajaran di akhiri pukul 10.30. Adapun sekolah ini memiliki 2 gedung utama yang di dalamnya terdiri dari masing-masing 3 ruang kelas. Terdiri dari 1 ruang guru dan TU serta 1 ruang Kepala sekolah. Untuk ruang kelas 3, 4 dan 5 terletak di lantai 2 dan berada satu kompleks dengan gedung TK dan SMP.

(48)

40

Tabel 4.1

Daftar Nama Tenaga Pendidik MI Tarbiyatul Akhlaq

B. Hasil Penelitian

Adapun hasil penelitian tindakan kelas ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa, wawancara kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, serta tes performance.

Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa kelas V saat melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung dengan materi mengomentari hal faktual dengan menggunakan metode Time Token. Wawancara untuk guru dilakukan sebelum menggunakan metode dan setelah siklus dilaksanakan.

NAMA GURU JABATAN

Agus Bukhori Muslim, S.HI. Kepala Sekolah

M. Ali Mukti A., S.Ag. Guru mapel PAI

Masning Khumairo’,S.Si. Guru Mapel PAI

Abdulloh Ma’ad, S.Pd.I Guru Mapel

Indah Samrotul Muna,S.Pd. Guru Mapel

Slamet Sukarti, S.E. Guru kelas 1

Rurul Afifah, S.Pd.I Guru kelas 2

Khoirun Nisak,S.Pd. Guru kelas 3

Aries Azan Purwani H.,S.Pd. Guru kelas 4

Lilik Suwaibah, S.Pd. Guru kelas 5

M. Sidak, S.Pd. Guru kelas 6

Siti Umi Hanik, S.Pd.I Tata Usaha

(49)

41

Selain menggunakan wawancara dan observasi, pengumpulan data juga dilaksanakan melalui tes performance. Penilaian ini digunakan untuk mengukur sejauh mana peningkatan keterampilan mengemukakan pendapat siswa pada saat pra siklus dan saat siklus berlangsung.

Adapun penyajian data pada penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap pelaporan, yaitu:

1. Tahap Prasiklus 2. Tahap siklus I 3. Tahap siklus II

Adapun penyajian data untuk setiap tahapan siklusnya:

1. Tahap Prasiklus

Pada tahap prasiklus ini, peneliti mengumpulkan data melalui wawancara. Wawancara dilakukan kepada ibu Lilik Suwaibah, S.Pd. sebagai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan sekaligus guru kelas V di MI Tarbiyatul Akhlaq untuk mengetahui bagaimana keterampilan berbicara siswa.

(50)

42

bahwasanya siswa kelas V kurang aktif dalam berbicara. Seringkali ketika guru mengajukan pertanyaan, kebanyakan siswa tidak berani menjawab. Guru menginstruksikan siswa bercerita di depan kelas juga hanya beberapa yang berani.

Peneliti juga bertanya, “metode apa saja yang biasa ibu pakai

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia ?”. Guru menjawab, “saya sering menggunakan metode tanya jawab dan penugasan, karena banyak materi yang akan di sampaikan, menggunakan metode itu saja masih kurang waktunya untuk menyampaikan materi.

(51)

43

Gambar 4.1

Siswa di bentuk kelompok

Setelah dibentuk kelompok, guru membagikan lembar kerja kepada masing –masing kelompok. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan lembar kerja.

Gambar 4.2

Siswa mendiskusikan Lembar kerja dan guru membimbing siswa mengerjakan lembar kerja

(52)

44

Gambar 4.3

Siswa membacakan hasil diskusi

Setelah siswa membacakan hasil diskusinya, guru memberikan penguatan. Kegiatan ditutup dengan do’a hamdalah bersama. Guru

berpesan agar siswa berlatih berani berbicara di depan kelas.

Adapun hasil belajar dari pembelajaran Bahasa Indonesia pada saat prasiklus:

Tabel 4.2

Nilai performance siswa kelas V MI Tarbiyatul Akhlaq Pra Siklus

No Nama Nilai Ket

1 Achmad Anggi Amiruddin 65 TT

2 Jihan Ainun Nasicha 65 TT

3 Ahmad Wafi Musyarrof 65 TT

4 Dzarichlah Al Badiq 65 TT

5 Farah Naufa Ilma 75 T

6 Hasim 75 T

7 Ismah Tsabita 65 TT

8 Izmatul Muthiah 65 TT

9 Muhammad Afdil Firmansyah 65 TT

(53)

45

No Nama Nilai Ket

11 Moch. Rizqi Ardyansyah 65 TT

12 Ma’muda Nabila Putri 75 T

13 Muhammad Faiq 65 TT

14 Putri Sholihah 65 TT

15 Tia Mayla Faizza 65 TT

16 Zahrotul Fathonah 65 TT

17 Nadia Lina Indriandini 75 T

18 Iwan Dharmawan 75 T

19 Maulana Malik Ibrahim 65 TT

20 Ribi Ajeng Minasih 65 TT

Jumlah nilai seluruh siswa 1360

Jumlah siswa yang tuntas 6

Jumlah siswa yang belum tuntas 14 Rata –rata nilai semua siswa 68

Persentase ketuntasan belajar 30%

Dari data tersebut diatas bahwasanya keterampilan mengemukakan pendapat siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia materi mengomentari hal faktual masih ada siswa yang belum tuntas sebanyak 14 siswa. Adapun persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebanyak 30 % dengan nilai rata-rata kelas 68. Berikut ini perhitungan nilai pada tabel tersebut:

a. Perhitungan nilai rata-rata kelas: Rata –rata = ∑ nilai seluruh siswa

∑siswa = 1360

(54)

46

= 68

b. Perhitungan persentase ketuntasan klasikal: Persentase = ∑ siswa yang tuntas x 100%

∑siswa = 6 x 100 % 20

= 30% 2. Siklus I

Adapun tahapan yang dilaksanakan pada siklus I, yaitu: a. Perencanaan

Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas, pada tahap ini peneliti mempersiapkan :

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan metode time token. Peneliti menyusun RPP kemudian dokumen RPP divalidasikan kepada dosen sebagai validator. Kemudian RPP digunakan sebagai perangkat pembelajaran untuk tindakan yang akan dilakukan peneliti.

2) Media pembelajaran berupa kupon berbicara 3) Lembar observasi aktivitas guru

4) Lembar observasi aktivitas siswa

5) Lembar kerja siswa untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa 6) Panduan wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia

(55)

47

Pelaksanaan pembelajaran siklus 1 dilakukan pada tanggal 12 Maret 2016 di kelas V dengan jumlah siswa 20 orang. Dalam hal ini peneliti bertugas sebagai pelaksana proses pembelajaran , sedangkan yang bertugas sebagai observer adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V yaitu ibu Lilik Suwaibah, S.Pd.

Adapun waktu pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia siklus I dilaksanakan pada pukul 08.00 sampai pukul 09.20. Sebelum pembelajaran berlangsung, guru mengkondisikan siswa terlebih dahulu. Banyak siswa yang lari- lari keluar kelas, karena sebelum pembelajaran Bahasa Indonesia, seluruh siswa mengikuti istighosah bersama mulai dari kelas 1 sampai kelas 6 yang dilaksanakan di aula sekolah.

Kegiatan pelaksanaan pembelajaran ini di bagi menjadi 3 bagian, yaitu:

a) Kegiatan pendahuluan b) Kegiatan inti

c) Kegiatan penutup

Adapun pelaksanaannya, yaitu:

a) Kegiatan Pendahuluan

(56)

48

kehadiran siswa. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari ini, serta menyampaikan materi yang akan dibahas pada hari itu.

Guru : “ayo anak- anak sebelum pelajaran di mulai, duduknya dirapikan terlebih dahulu ya”.

Siswa: “iya bu..”

Guru:“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu” Siswa :”Waalaikumsalam warahatullahiwabarokatuh”

Guru :”Sebelum kita awali pembelajaran hari ini , marilah kita

berdoa(membaca basmalah) agar ilmu yang kita dapat kan hari ini bermanfaat.

Siswa :”Bismillahirrohmanirrohim”

Guru :” Bagaimana kabarnya hari ini anak-anak?” “Apakah masih semangat ?”

Siswa :”baik bu..”

“ masih semangat selalu bu”

Guru :”bu guru mau mengabsen, di dengarkan ya”

“siapa yang tidak masuk?” Siswa :” masuk semua bu”

Guru :” Nah, setelah pembelajaran hari ini di harapkan anak-anak dapat menjelaskan gambar dengan benar”

(57)

49

Siswa :” tidak tahu bu.”

Guru :” Ya, fakta merupakan kejadian yang benar- benar terjadi. Fakta

dapat berupa kejadian sehari-hari yang terjadi di sekitar kita. Misalnya seperti kejadian tadi malam. Kira –kira kejadian apa tadi malam? Ada yang dapat menjelaskan?”

Siswa :” banjir bu.”

Guru :” iya, benar sekali anak-anak. Banjir kemudian yang anak-

anak lakukan sebelum masuk pelajaran Bahasa Indonesia tadi apa?”

Siswa :” Istighosah bersama bu. Mengapa istighosah termasuk fakta bu?”

Guru :” Ini ada teman kalian yang bertanya, kira-kira siapa yang bersedia menjawab?”

Siswa : “karena kegiatan istighosah sudah kita lakukan, jadi disebut fakta.”

Guru :” iya, benar anak-anak.” b) Kegiatan inti

Pada saat kegiatan inti, yang dilakukan adalah membagi siswa menjadi beberapa kelompok, mengerjakan lembar kerja, perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok, masing-masing siswa mengomentari gambar kelompok lain.

Guru :”baik, ibu akan membagi anak- anak menjadi 4 kelompok. Mulai

(58)

50

BAHASA, INDONESIA. Kemudian langsung berkumpul sesuai dengan kelompoknya masing- masing. Bisa di pahami anak- anak?”

Siswa :” bisa bu..”

Guru :” masing-masing perwakilan kelompok silahkan mengambil lembar

kerja di depan. Waktu mengerjakan lembar kerja adalah 10 menit. Setiap kelompok mendapatkan gambar yang berbeda-beda. Untuk masing – masing siswa di silahkan mengomentari gambar sesuai kelompoknya.”

Siswa :” iya bu..”

Guru :” baik, anak- anak waktu mengerjakan sudah habis. Masing- masing perwakilan kelompok membacakan hasil pekerjaannya.”

Siswa :” iya bu..”

Guru :”Nah, beri tepuk tangan untuk teman kalian yang berani

membacakan pendapatnya.” Siswa : (“prok..prok..prok...”)

Guru : :” baik, silahkan masing- masing kelompok menempelkan

gambarnya di dinding. Dan masing-masing siswa silahkan mengomentari gambar dari kelompok lain. Setelah mengomentari gambar, silahkan kupon yang di pegang ditempelkan di samping gambar.”

(59)

51

Guru : “ ayo, siapa yang bersedia mengomentari gambar dari kelompok

lain? Jika tidak ada yang bersedia, ibu akan memilih kalian secara acak. Hari ini tanggal berapa ?”

Siswa :” tanggal 12 bu.”

Guru :”berarti yang mengomentari terlebih dahulu yang absensinya 12.”

Siswa bergantian mengomentari gambar dari kelompok lain. Berikut nilai performance siswa dalam menjelaskan isi gambar.

Gambar 4.4

siswa mengomentari gambar

Tabel 4.3

Hasil nilai Performance siswa menjelaskan gambar Siklus I

No Nama Nilai

1 Achmad Anggi Amiruddin 63

2 Jihan Ainun Nasicha 69

3 Ahmad Wafi Musyarrof 75

4 Dzarichlah Al Badiq 69

5 Farah Naufa Ilma 75

6 Hasim 75

7 Ismah Tsabita 69

8 Izmatul Muthiah 75

(60)

52

10 Muhammad Amirullah 81

11 Moch. Rizqi Ardyansyah 81

12 Ma’muda Nabila Putri 75

13 Muhammad Faiq 63

14 Putri Sholihah 81

15 Tia Mayla Faizza 63

16 Zahrotul Fathonah 81

17 Nadia Lina Indriandini 75

18 Iwan Dharmawan 81

19 Maulana Malik Ibrahim 81

20 Ribi Ajeng Minasih 75

Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa hasil performance siswa dalam menjelaskan isi gambar pada siklus I, ada 3 siswa yang mendapat nilai 63, ada 4 yang mendapat nilai 69 , ada 7 siswa yang mendapat nilai 75 dan 6 siswa yang mendapat nilai 81. Dapat disimpulkan bahwa dalam menjelaskan isi gambar siswa yang tuntas sebanyak 13 siswa dan siswa yang belum tuntas sebanyak 7 siswa.

Setelah menilai performance siswa dalam menjelaskan isi gambar, guru menilai siswa dalam mengomentari gambar. Berikut ini hasil performance siswa dalam mengomentari gambar pada siklus I:

Tabel 4.4

Hasil nilai siswa dalam mengomentari gambar Siklus I

No Nama Nilai

1 Achmad Anggi Amiruddin 69

(61)

53

No Nama Nilai

3 Ahmad Wafi Musyarrof 75

4 Dzarichlah Al Badiq 69

5 Farah Naufa Ilma 75

6 Hasim 75

7 Ismah Tsabita 69

8 Izmatul Muthiah 75

9 Muhammad Afdil Firmansyah 69

10 Muhammad Amirullah 88

11 Moch. Rizqi Ardyansyah 81

12 Ma’muda Nabila Putri 69

13 Muhammad Faiq 63

14 Putri Sholihah 88

15 Tia Mayla Faizza 63

16 Zahrotul Fathonah 81

17 Nadia Lina Indriandini 88

18 Iwan Dharmawan 81

19 Maulana Malik Ibrahim 81

20 Ribi Ajeng Minasih 75

(62)

54

Setelah menilai performance siswa dalam menjelaskan isi gambar dan mengomentari gambar, guru menghitung nilai rata –rata setiap siswa. Adapun hasilnya berikut ini:

Tabel 4.5

Hasil nilai rata-rata siswa

(63)

Jumlah seluruh nilai 1491

Jumlah siswa yang tuntas 13

Jumlah siswa yang belum tuntas 7

Rata –rata ketuntasan klasikal 75

Persentase ketuntasan klasikal 67

%

Berdasarkan tabel 4.4 di ketahui ada 14 siswa yang tuntas dan 7 siswa yang belum tuntas. Adapun persentase ketuntasan klasikal sebanyak 67 %. Dengan rata-rata nilai sebesar 75.

c) Kegiatan penutup

Pada tahap kegiatan penutup, guru bersama dengan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran dan menutup pelajaran dengan doa.

Guru :” kira- kira hari ini apa saja yang kita pelajari? Siswa :” mengemukakan pendapat bu.”

Guru :”baik, silahkan di rumah berlatih berbicara lagi ya..” Siswa :” iya bu..”

Guru : “ baiklah, kita tutup pembelajaran pagi hari ini dengan bacaan

hamdalah bersama-sama.”

Siswa :” alhamdulillahi robbil alamin”

Guru:“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu” Siswa :”Waalaikumsalam warahatullahiwabarokatuh”

(64)

56

Pada tahap observasi ini, peneliti bertindak sebagai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sedangkan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia bertindak sebagai observer yang mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa. Adapun hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung siklus I, adalah:

Tabel 4.6

Hasil Data Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I

No Aspek yang diamati Nilai

1 2 3 4

I Persiapan

1. Guru menyiapkan RPP 

2. Guru menyiapkan absensi peserta didik 

3. Guru menyiapkan alat dan media

pembelajaran 

4. Guru menyiapkan instrumen penilaian

peserta didik 

II Pelaksanaan

Kegiatan Pendahuluan

1. Guru mengucapkan salam 

2. Guru mengajak peserta didik berdoa 

3. Guru menanyakan kabar peserta didik 

4. Guru mengecek kehadiran peserta didik 

Apersepsi

5. Guru mengaitkan pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran yang akan disampaikan hari ini

Menyampaikan tujuan

6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan hari ini

7. Guru menyampaikan pokok- pokok materi yang akan disampaikan pada pertemuan hari ini

(65)

57

No Aspek yang diamati Nilai

1 2 3 4

8. Guru memotivasi peserta didik dengan bertanya kepada peserta didik tentang fakta dan menjelaskan cara memberikan komentar

Kegiatan Inti Eksplorasi

9. Guru menginstruksikan peserta didik untuk mengamati gambar

10. Guru membentuk peserta didik menjadi 5 kelompok

11. Guru membagikan lembar kerja 

12. Guru berkeliling dan membimbing kelompok yang mengalami kesulitan dan mengingatkan batas waktu diskusi

Elaborasi

13. Guru membagikan kupon kepada peserta didik

14. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik

15. Guru menginstruksikan peserta didik yang kuponnya sudah habis dipersilahkan duduk

16. Guru menginstruksikan peserta didik yang kuponnya belum habis tetap berdiri

Konfirmasi

17. Guru bersama peserta didik bertanya jawab hasil diskusi yang belum dimengerti

III Penutup

1. Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan pembelajaran hari ini

2. Guru bersama peserta didik menutup pembelajaran dengan membaca doa bersama

Skor maksimal = 96

Nilai perolehan = 75

Persentase = 75 x 100% 96

(66)

58

Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa hasil observasi aktivitas guru pada pada kegiatan pembelajaran siklus I terhadap keterampilan mengemukakan pendapat siswa di MI Tarbiyatul Akhlaq dengan skor perolehan sebesar 75 dengan prosentase 78%.

Tabel 4.7

Data Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus I

No Aspek yang diamati Nilai

1 2 3 4

I Persiapan

1. Peserta didik menyiapkan buku pelajaran

2. Peserta didik hadir dalam kelas 

3. Peserta didik menyiapkan alat tulis 

II Pelaksanaan

Kegiatan Pendahuluan

1. Peserta didik menjawab salam 

2. Peserta didik bersama guru berdoa 

3. Peserta didik menjawab kabar dengan semangat

4. Peserta didik diabsen oleh guru 

Apersepsi

5. Peserta didik mendengarkan Guru menjelaskan keterkaitan pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran yang akan disampaikan hari ini

Menyampaikan tujuan

6. Peserta didik mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru pada pertemuan hari ini

7. Peserta didik mendengarkan pokok – pokok materi pembelajaran yang disampaikan guru pada pertemuan hari ini

Motivasi

8. Peserta didik termotivasi atas pertanyaan guru tentang fakta dan cara memberikan komentar

(67)

59

No Aspek yang diamati Nilai

1 2 3 4

Eksplorasi

9. Peserta didik mengamati gambar yang ditunjukkan guru

12. Peserta didik menerima lembar kerja 

13. Peserta didik dibimbing guru saat

15. Peserta didik mendapat pertanyaan dari guru jawab hasil diskusi yang belum dimengerti

III Penutup

19. Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan pembelajaran hari ini

20. Guru bersama peserta didik menutup pembelajaran dengan membaca doa bersama

(68)

60

Pada tahap siklus I siswa cenderung masih sedikit malu. Ketika berbicara, siswa kurang aktif. Siswa kadang asyik bermain sendiri dan tidak menghiraukan teman yang mengemukakan pendapat. Selain itu juga media gambar yang di sediakan oleh guru kurang besar sehingga siswa harus maju ke depan atau mendekati gambar dahulu baru berbicara untuk mengomentari.Dalam menerapkan metode, guru kurang tegas dalam mengatur waktu sehingga setiap siswa mendapat waktu berbicara yang tidak merata.

Adapun upaya perbaikan pada siklus selanjutnya, antara lain:

1) Guru menyediakan gambar lebih besar sehingga siswa dapat dengan jelas menceritakan gambar.

2) Guru lebih membatasi waktu siswa dalam berbicara sehingga setiap anak mendapatkan waktu yang sama.

3) Lebih banyak ice breaking untuk memotivasi siswa disela-sela mengomentari gambar.

3. SIKLUS II

Siklus II dilaksanakan pada 7 April 2016 tepatnya pada hari Kamis, jam pelajaran ke 5 dan 6. Pembelajaran dimulai pada pukul 09.30 -10.40 WIB.

Adapun tahapan siklus II identik dengan siklus yang pertama, yaitu:

a. Perencanaan

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan metode time token. Peneliti menyusun RPP kemudian dokumen RPP digunakan sebagai perangkat pembelajaran untuk tindakan yang akan dilakukan peneliti.

2) Media pembelajaran berupa kupon berbicara 3) Lembar observasi aktivitas guru

Gambar

Gambar 3.1. Siklus Penelitian Model Kurt Lewin
gambar sesuai nomor urut yang di dapatkan.
Tabel 4.1
gambar. Siswa langsung di bentuk kelompok menjadi 3 kelompok
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pemeriksaan brusellosis menggunakan RBT, CFT dan I-ELISA terhadap 173 contoh serum sapi potong dan 62 contoh serum kambing potong yang berasal dari Jawa Timur, Jawa

Ada suatu kesulitan yang dihadapi oleh penulis pada touching switch ini , kesulitan tersebut adalah bila touhing switch ini dihubungkan dengan komputer untuk mempermudakan

 Menyampaikan kisah singkat tentang peristiwa penting dan sikap terpuji Nabi Sahabat-sahabat Nabi Muhammad saw secara individu maupun perwakilan kelompok.  Menyampaikan hasil

In 2005 Guti´errez and Llad´o [5] generalized the concept of an edge-magic total labeling into an H -magic covering as follows.. [9] proved H -magic covering on some classes

Mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/ Jasa untuk pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran 2015, seperti tersebut dibawah

Mari kita lihat satu lagi simulasi rukyat, yaitu Zulhijah 1439 sebagaimana divisualisasikan pada Ragaan 3. Ragaan 3 memperlihatkan bahwa hilal Zulhijah 1439 H terlihat jauh di

[r]

 Dengan diberikan teks lagu, siswa dapat menyebutkan kalimat ajakan yang terdapat di dalam teks lagu dengan benar..  Dengan diberikan teks lagu, siswa dapat menuliskan