• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR Oleh:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR Oleh:"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A

MATCH PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

Oleh:

Fuzy Dwiyani Lestari1 , Sumardi2, Saur Tampubolon3

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Dilaksanakan secara kolaboratif dan tigasiklus. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran Matematika pada siswa kelas II melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri Harjasari I Bogor yang terdiri dari 40 siswa, dengan komposisi perempuan 21 siswa dan laki-laki 19 siswa. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata hasil belajar pada siklus pertama memperoleh nilai 76 atau sama dengan 78% sedangkan siklus kedua memperoleh nilai 89 atau 95% Begitu pula dengan hasil observasi siswa menunjukan adanya peningkatan pada kedisiplinan, penyelesain dan keaktifan siswa dengan memperoleh nilai pada siklus pertama yaitu 82 sedangkan siklus kedua memperoleh nilai 90. Penelitian ini berkesimpulan bahwa penerapan model Pembelajaran kooperatif tipe Make a match dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Matematika pada siswa kelas II di Sekolah Dasar Negeri Harjasari I Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor. Selain itu, model pembelajaran ini dapat meningkatkan pkedisiplinan dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Kata Kunci: hasil belajar, make a match, Matematika

1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNPAK 2

Dosen FKIP Universitas Pakuan Prodi PGSD 3

(2)

PENDAHULUAN

Mata pelajaran Matematika merupakan salah satu pelajaran kurang diminati siswa di Sekolah Dasar. Banyak sekali yang mengganggap bahwa pelajaran matematika sangat sulit, terlebih bagi siswa kelas II yang sistem pembelajarannya adalah tematik. Diantara beberapa pelajaran yang tergabung dalam jaringan tematik matematika adalah salah satu mata pelajaran yang nilainya masih kurang, hal ini dapat disebabkan karena kreatifitas guru dalam menyajikan materi pembelajaran masih kurang sehingga siswa kurang tertarik dan termotivasi dalam kegiatan belajar. Selain itu sekolah masih kurang dalam memfasilitasi media pembelajaran. masalah-masalah tersebut saling berhubungan sehingga dapat mengakibatkan siswa menjadi kurang aktif dan dalam proses pembelajaran yang berdampak pada hasil belajar yang rendah.

Hal ini didukung dengan adanya bukti dari hasil evaluasi pembelajaran Matematika tiap semester maupun ujian akhir semester sering di bawah standar mata pelajaran lain. Hasil tes awal dari jumlah sebanyak 40 siswa, yang mencapai KKM diatas 65 yaitu 40% sementara di bawah KKM yaitu 60%.

Hal yang menjadi tantangan guru dalam mengatasi masalah tersebut adalah bagaimana agar siswa dapat belajar dengan efektif sehingga mampu berperan secara aktif dalam mengembangkan kemampuan yang dimilikinya untuk bisa memahami, mengerti, merencanakan, mengamati,

melaksanakan,mengkomunikasikan , hasil dan lain sebagaianya. Hal itu perlu adanya strategi guru dalam proses belajar mengajar yaitu melalui penerapan model yang

digunakan dalam proses

pembelajaran.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Model ini merupakan model belajar mencari pasangan dari soal dan jawaban yang diberikan kepada setiap siswa. Kelebihan dari model ini yaitu suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran, kerjasama sesama siswa terwujud dengan dinamis, siswa mencari pasangan (soal jawaban) sambil belajar, munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh anak didik. Model pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran bertujuan untuk menjembatani pembelajaran matematika atau berhitung yang masih terkesan teori dan hapalan membosankan agar menjadi pembelajaran yang menyenangkan yang juga nyata dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti judul Penerapkan Model Pembelajaraan Kooperatif tipe Make A Match pada Mata Pelajaran Matematika untuk meningkatkan hasil belajar.

Penulis mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya masalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika siswa kelas II A semester I Sekolah Dasar

(3)

Negeri Harjasari I Kecamatan Bogor Selatan, antara lain:

1. Apakah guru telah menggguna kan metode pembelajaran yang membosankan?

2. Apakah materi yang di sampaikan tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran?

3. Apakah model pembelajaran yang digunakan kurang variatif sehingga hasil belajar siswa rendah?

4. Apakah siswa sulit memahami pembelajaran matematika? 5. Apakah sekolah belum

menyediakan fasilitas belajar

yang efektif untuk

pembelajaran matematika? Beberapa ahli mengungkapkan teori mengenai hasil belajar, di antaranya yaitu Sudjana (2006: 22) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah

ia menerima pengalaman

belajarnya. Kemudian Thobroni (2011: 22) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.

Pendapat serupa disampaikan Oleh Dimyati dan Mudjiono (2006:22-25) keberhasilan belajar siswa berarti tercapainya tujuan belajar siswa, hal ini berarti siswa telah melakukan emansipasi diri dalam rangka mewujudkan kemandirian. Dengan kata lain, siswa secara perlahan lahan perlu dididik agar memiliki rasa tanggung jawab dalam belajar dan membuat program belajar dengan tujuan belajar sendiri. Untuk mencapai hasil belajar yang efektif maka diperlukan penerapan model pembelajaran kooperatif. Menurut

Eggen dan Kauchak dalam Trianto (2007: 42) model pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Kemudian Suyatno (2009: 51) menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja

sama saling membantu

mengkonstruksi konsep,

menyelesaikan persoalan, atau inkuiri.

Lie (2008: 55) menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif make a match atau mencari pasangan dikembangkan oleh Curran pada tahun 1994. Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Model pembelajaran ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Dari uraian di atas maka dapat disintesiskan bahwa model pembelajaran kooperatif make a match adalah mencari pasangan antara kelompok soal dengan kelompok jawaban sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana belajar yang menyenangkan.

Mata pelajaran yang diteliti dalam skripsi ini adalah Matematika. Kliptrick dan Findell dalam Nuraeni, W. (2005:12) pembelajaran matematika pada hakikatnya merupakan interaksi dari tiga komponen utama yaitu: guru, siswa dan matematika. Pembelajaran

(4)

matematika merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencipatakan suatu kondisi agar terjadi kegiatan belajar mengajar yang didalamnya terdapat tiga

komponen utama dalam

pembelajaran yaitu guru, siswa dan matematika. Menurut Gatot Muhsetyo, dkk (2007:26) pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. Matematika berfungsi sebagai alat, pola fikir, dan ilmu pengetahuan yang dijadikan acuan dalam pembelajaran matematika sekolah.

Pendapat lain Trimulya (TIM MKPBM) (2004:16) pelajaran matematika memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Matematika sebagai alat untuk memahami suatu informasi.

2. Matematika merupakan pembentukan pla pikir dalam memahami sesuatu pengertian.

3. Matematika sebagai ilmu pengetahuan yang selalu mencari kebenaran dan bersedia meralat kebenaran yang telah diterima bila ditemukan kebenaran yang terbaru sepanjang ke benaran tersebut mengikuti pola pikir yang sah.

Pembelajaran matematika yang diterapkan dikelas II adalah bangun datar dimana materi pelajaran ini akan terus di temui siswa dalam kehidupan sehari-hari. Suatu pembelajaran dengan topik

pelajaran matematika tertentu dan selalu diberikan langkah-langkah praktis sehingga siswa dapat

memahami pembelajaran

matematika dengan mudah dan penuh makna. Bangun datar adalah materi yang dapat dilihat nyata bendanya disekitar lingkungan siswa. Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau lengkung (Dyah Sriwilujeng, 2004)

METODE PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika tentang bangun datar sederhana. pengembangan pembelajaran matematika Sekolah Dasar Negeri Harjasari I Kecamatan Bogor Selatan kelas II A semester I tahun pelajaran 2012/2013.

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Harjasari I Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor pada semester I tahun pelajaran 2012/2013, yaitu pada tanggal 15-22 Oktober 2012. Subjek penelitian adalah siswa kelas II A Sekolah Dasar Negeri Harjasari I dengan jumlah siswa 40 orang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 25 siswa perempuan.

Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

(5)

adalah sebagai berikut:

Gambar 1

Bagan Siklus PTK modifikasi Depdiknas (2010) dari Model Kemmis dan Taggart (1988)

Refleksi Awal adalah kegiatan mengulang atau memberikan tes

untuk mengetahui dan

mendapatkan data awal sebelum penelitian. Perencanaan Tindakan dimulai dari proses identifikasi masalah yang akan diteliti. Setelah diuji kelayakan masalah yang akan diteliti, kemudian direncanakan tindakan selanjutnya. Pelaksanaan tindakan yaitu kegiatan melaksanakan apa yang sudah direncakanan dibantu oleh tim kolaborator sebagai observer dan penilai proses pembelajaran di kelas. Kemudian observasi adalah

pengamatan selama ber

langsungnyakegiatan pembelajaran. Evaluasi/refleksi adalah kegiatan mengulas/mengulang materi yang baru saja dipelajari. Berdasarkan hasil refleksi,

kolaborator dan guru

menyimpulkan apakah tindakan yang dilakukan sudah dapat mencapai keberhasilan dari seluruh indikator yang ditentukan atau belum.

TEMUAN PENELITIAN

Temuan penelitian dimulai pada prasiklus, kemudian

dilanjutkan ke siklus I dan siklus II hingga mencapai nilai ketuntasan hasil belajar.

1. Deskripsi Hasil Penelitian Tes Awal (Pra Siklus)

Tabel 1

Ket Hasil Belajar Tes Awal (Pra Siklus)

No Keterangan Frekuensi Persentase

1. Tuntas 16 40%

2. Belum

Tuntas

24 60%

Jumlah 40 100%

Tabel 1 menunjukkan bahwa yang mencapai ketuntasan belajar ada 14 orang atau 40%, sedangkan siswa yang belum tuntas berjumlah 24 orang atau 60%.

2. Deskripsi Data Siklus I Tabel 2

Ketuntasan Hasil Belajar siklus I Pertemuan Kedua

No Keterangan Frekuensi Persentase

1. Tuntas 30 75%

2. Belum

Tuntas

10 25%

Jumlah 40 100%

Dari tabel 2 dapat diketahui dari 40 siswa terdapat 30 siswa atau 75% yang sudah mencapai ketuntasan dalam belajar atau mencapai nilai KKM sebesar 65. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM ada 10 siswa atau sebanyak 25%.

3. Deskripsi Data Siklus II Tabel 3

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II

(6)

No Keterangan Frekuensi Persentase

1. Tuntas 38 95%

2. Belum Tuntas 2 5%

Jumlah 40 100%

Tabel 3 menjelaskan bahwa dari 40 siswa terdapat 38 siswa atau 95% yang sudah mencapai ketuntasan dalam belajar atau mencapai nilai KKM sebesar 65.

Sedangkan siswa yang

memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 2 siswa atau 5%.

PEMBAHASAN

Hasil Penelitian dibahas pada setiap siklus, agar lebih jelas maka disajikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4

Perbandingan Hasil Penelitian Siklus I dan II

Aspek yang diteliti

Siklus

Kategori Makna Ket I II Penilaian Pelaksana an Pembelaja ran 76 89 A Sangat Baik Meningkat Observasi perubahan perilaku siswa 82 90 A Sangat Baik Meningkat Tes Hasil Belajar 75 95 A Sangat Baik Meningkat Berdasarkan tabel 4, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus I

Hasil dari pelaksanaan penelitian pada siklus I yaitu penilaian pelaksanaan pembelajaran mendapatkan nilai 76 dengan kategori baik, observasi perilaku siswa mencapai nilai rata-rata 82

dengan kategori baik, nilai rata-rata tes hasil belajar 80,25 dan telah mencapai ketuntasan. Akan tetapi, hasil belajar siklusI secara klasikal belum tuntas karena baru mencapai 75% indikator penelitian. Sedangkan indikator penelitian minimalnya 75% jadi masih terlalu minim dari jumlah siswa mencapai ketuntasan hasil belajar.

Gambar 2

Grafik Data Hasil Belajar Siswa Siklus I

Dari gambar 2 dapat dijelaskan bahwa hasil belajar siswa pada 40 siswa sudah mendekati ketuntasan belajar siswa, akan tetapi hasil belajar secara klasikal masih terlalu pas dengan ketentuan ketuntasan 75%. Sehingga harus dilakukan perbaikan-perbaikan dalam pembelajaran selanjutnya, agar hasil belajarnya semakin meningkat dan menjadi sangat baik.

Setelah dilakukan analisis dan diskusi dengan tim kolaborator, peneliti mendapatkan masukan bahwa

pada pelaksanaan

pembelajaran perlu

(7)

penguasaan kelas, dan pada saat pembagian kelompok agar lebih tegas. Selain itu, harus lebih banyak melibatkan siswa dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk

menjelaskan materi

pembelajarn melalui media gambar yang disediakan oleh peneliti ketika pembelajaran sehingga perhatian akan terpusat pada pembelajaran. Setelah mendapatkan masukan ketika diskusi maka peneliti membuat rencana perbaikan pada siklus II.

2. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus II

Setelah dilakukan

perbaikan-perbaikan seperti yang direncakan pada siklus sebelumnya, maka terjadi

peningkatan. Pada

pelaksanaan siklus II mengalami peningkatan, antara lain; peningkatan kualitas pelaksanaan pembelajaran yaitu pada siklus I mendapat nilai 76 dengan kategori baik meningkat menjadi 89 dengan kategori sangat baik pada siklus II. Nilai rata-rata observasi perilaku siswa (keaktifan, penyelesaian , dan kedisiplinan) pada siklus I yaitu 82 meningkat menjadi 90 dengan kategori sangat baik. Kemudian nilai rata-rata hasil belajar siklus I yaitu 80,25 menjadi 89,75. Dari persentase ketuntasan belajar siswa 75% meningkat menjadi 95% dan telah tuntas mencapai indikator penelitian secara klasikal 75%.

Gambar 3

Grafik Data Hasil Belajar Siswa Siklus II

Gambar 3 menunjukkan bahwa pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Rata-rata nilai siswa pada siklus II adalah 89,75 dengan persentase 95% dan memenuhi kriteria ketuntasan secara individual maupun secara klasikal.

SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik simpulan

bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran matematika kelas II Sekolah Dasar Negeri Harjasari I Kota Bogor pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013. Hal ini ditunjukan dari hasil penelitian tentang hasil belajar prasiklus sebesar 40%, siklus I sebesar 75% kemudian mengalami peningkatan pada siklus II sebesar

(8)

95% dan telah mencapai indikator ketuntasan penelitian yaitu minimal 65. Selain itu kualitas pelaksanaan pembelajaran di kelas mengalami peningkatan, hal ini ditunjukan dari hasil penelitian siklus I sebesar 76,

dan berhasil mengalami

peningkatan pada siklus II sebesar 89 atau sangat baik, dan terjadi peningkatan pada perubahan perilaku siswa pada keaktifan, penyelesaian, dan kedisiplinan dalam pembelajaran matematika yaitu pada siklus I nilai rata-rata sebesar 82 mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 90 dengan kategori sangat baik. ini menunjukan bahwa hasil penelitian berhasil dilakukan pada mata pelajaran Matematika tentang Bangun Datar Sederhana di kelas II A Sekolah Dasar Negeri Harjasari I Kota Bogor pada semester I Tahun Pelajaran 2012/2013.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003.

Pendidikan Bagi Anak

Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran . Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Dyah Sriwilujeng, dkk KTSP standar isi 2006. Pendekatan Tematik. Malang 2004: Erlangga

Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Soyomukti, Nuraeni. 2010.

Teori-teori Pendidikan.

Yogyakarta : Ar Ruzz Media.

Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suyatno. 2009. Menjelajah

Pembelajaran Inovatif.

Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka

Thobroni, Muhammad. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Trianto. 2007. Model-Model

Pembelajaran Inovatif

Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

(9)

BIODATA PENULIS

Fuzy Dwiyani Lestari. Lahir di Bogor 8 Agustus 1989. Anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Mad Soleh dengan Ibu Anny Agusriani S. Pendidikan formal yang telah diselesaikan penulis yaitu: Tahun 1996 menyelesaikan pendidikan di TK Negeri Mexindo Bogor. Tahun 2001 menyelesaikan pendidikan di SDN Bangka IV Bogor.Tahun 2004 menyelesaikan pendidikan di SMP

Negeri 2 Bogor. Tahun 2007 menyelesaikan pendidikan di SMK Negeri 3 Bogor. Tahun 2008 melanjutkan studi sebagai mahasiswa di Universitas Pakuan Bogor Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Lulus tahun 2013. Pekerjaan yang sedang dijalani sejak tahun 2009-sampai sekarang yaitu menjadi guru di Sekolah Dasar Negeri Harjasari I Bogor, Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor.

Gambar

Tabel  3  menjelaskan  bahwa  dari  40  siswa  terdapat  38  siswa  atau  95%  yang  sudah  mencapai  ketuntasan  dalam  belajar  atau  mencapai  nilai  KKM  sebesar  65

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah ada pengaruh upah, modal, dan nilai produksi terhadap penyerapan tenaga kerja pada UKM yang memproduksi

Merancang pengujian substantive transaksi penjualan dapat dilakukan ketika kondisi penjualan yang dicatat benar-benar terjadi, penjualan yang dicatat adalah untuk barang yang

Adanya globalisasi ini kemudian merubah ruang lingkup dari perdagangan serta bisnis dari internasional itu sendiri dimana awalnya firma tradisional yang

Berbagai cara dilakukan oleh pengurus komunitas motor COMPAG untuk meningkatkan disiplin berlalu lintas para anggotanya seperti pembuatan peraturan yang berlandaskan

Tujuan pemberian imunisasi pada anak diharapkan akan memberikan fungsi serta manfaatnya dalam hal untuk melindungi bayi yang kadar imunitas tubuhnya masih sangat rentan

Ide-ide persamaan, keadilan, kemanusiaan dan penghormatan kepada perempuan dalam Islam memiliki banyak landasan teks dan contoh penerapan dalam kehidupan sosial

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:.. Untuk mengetahui aktivitas guru dalam pembelajaran

Fasilitas tersebut seperti kamar mandi, tempat menyediakan makan (warung), dan pagar pembatas sebagai pemenuh fasilitas sudah dirasakan cukup. Akan tetapi terdapat