Laporan Keuangan Konsolidasi
30 Juni 2007
Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2006
(Mata Uang Indonesia)
PT. Jaya Real Property, Tbk.
Dan Perusahaan Anak
Daftar Isi
Halaman
Neraca Konsolidasi .……….………... 1-2
Laporan Laba Rugi Konsolidasi ...………... 3
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi ………... 4
Laporan Arus Kas Konsolidasi .………... 5
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi ………... 6-40
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Ini
Catatan 30 Juni 2007 30 Juni 2006
AKTIVA
KAS DAN BANK 3,26 56.787.580 21.017.531
INVESTASI SAHAM 2c ,4 5.447.852 5.125.867
PIUTANG USAHA 2d, 5
(Setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp.1.812.547 dan Rp 3.471.470 per 30 Juni 2007 dan 2006) Pihak Hubungan Istimewa
Pihak Ketiga 23.063.670 24.627.705
PIUTANG LAIN-LAIN
(Setelah dikurangi penyisihan piutang Ragu-ragu sebesar Rp.0 per 30 Juni
2007 dan 2006) 5.883.729 3.397.861
PERSEDIAAN 2f,6 682.460.711 556.915.432
PAJAK DAN BIAYA DIBAYAR DI MUKA 2g 20.025.887 944.792
TANAH UNTUK PENGEMBANGAN 2f,7 892.135.804 837.853.019
AKTIVA PAJAK TANGGUHAN - Bersih 8a 3.470.537 3.949.896
PIUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA AKTIVA TETAP
(Setelah dikurangi akumulasi penyusutan
sebesar Rp 62.133.276 dan Rp 57.204.894
per 30 Juni 2007 dan 2006) 2h,2i,9 114.731.954 114.748.345
AKTIVA LAIN-LAIN 10 21.552.117 23.789.962
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Ini
Catatan 30 Juni 2007 30 Juni 2006
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN PINJAMAN 2k,11 73.883.649 92.219.926 HUTANG USAHA 12 14.494.371 5.327.738 HUTANG LAIN-LAIN 13 29.352.943 43.987.987 HUTANG PAJAK 2m,8b 14.283.829 11.682.100
BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR 14 64.762.498 32.100.579
UANG MUKA PENJUALAN 15 427.800.341 287.558.575
PENGHASILAN SEWA DITANGGUHKAN
DAN HUTANG LAINNYA 16 38.504.513 32.764.557
KEWAJIBAN DIESTIMASI
ATAS IMBALAN KERJA 2p,17 11.956.350 10.939.701
JUMLAH KEWAJIBAN 675.038.494 516.581.163
HAK MINORITAS 1c,18 54.112.492 53.453.418
EKUITAS
Modal saham – nilai nominal Rp. 100 (angka penuh) dan Rp. 500 (angka penuh) per saham per 30 Juni 2007 dan 2006
Modal Dasar – 5.000.000.000 dan
1.000.000.000 saham per 30 Juni 2007
dan 2006
Modal ditempatkan dan disetor penuh-
2.750.000.000 saham dan 550.000.000
saham per 30 Juni 2007 dan 2006 1b,19 275.000.000 275.000.000
Tambahan Modal Disetor 20 259.000.000 259.000.000
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas
sepengendali 1c,2o (7.253.011) (7.253.011)
Selisih penilaian kembali aktiva tetap 2h 162.375 162.375
Saldo laba 21 569.499.491 495.426.465
JUMLAH EKUITAS 1.096.408.855 1.022.335.829
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Ini
Catatan 30 Juni 2007 30 Juni 2006
PENDAPATAN USAHA 2j,22 215.249.437 157.177.119
BEBAN POKOK PENJUALAN DAN
BEBAN LANGSUNG 2j,23 119.149.657 84.109.535 LABA KOTOR 96.099.780 73.067.584 BEBAN USAHA 2j,24 Penjualan 10.585.339 8.101.938
Umum dan administrasi 25.892.889 17.546.628
Jumlah Beban Usaha 36.478.228 25.648.566
LABA USAHA 59.621.552 47.419.018
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN 2j,2k,25
Penghasilan bunga 1.717.230 349.148
Beban Keuangan (5.034.754) (6.434.733)
Laba (Rugi) Selisih Kurs - Bersih - -
Lain-lain - Bersih 5.934.042 6.269.702
Jumlah Penghasilan Lain-lain - Bersih 2.616.518 184.117
BAGIAN LABA (RUGI) BERSIH PERUSAHAAN ASOSIASI
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 62.238.070 47.603.135
MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN 2m
Pajak Kini (16.033.064) (10.717.461)
Pajak Tangguhan - -
Taksiran Beban Pajak Penghasilan - Bersih (16.033.064) (10.717.461)
LABA SEBELUM HAK MINORITAS 46.205.006 36.885.674
HAK MINORITAS 1c,18 11.198 127.456
LABA BERSIH 46.216.204 37.013.130
LABA PER SAHAM DASAR
Laba Bersih(angka penuh) 27 16,81 13,46
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
4
Selisih Nilai Transaksi
Modal Saham Tambahan Restrukturisasi Selisih Penilaian
Ditempatkan Dan Modal Disetor Entitas Kembali Jumlah Ekuitas
Disetor Penuh Sepengendali Aktiva Tetap Saldo Laba
Saldo 31 Desember 2005 275.000.000 259.000.000 (7.253.011) 162.375 458.413.335 985.322.699
Laba bersih Januari s/d Juni 2006 - - - - 37.013.130 37.013.130
Saldo 30 Juni 2006 275.000.000 259.000.000 (7.253.011) 162.375 495.426.465 1.022.335.829
Deviden Tunai (19.250.000) (19.250.000) Laba bersih Juli s/d Desember 2006 - - - - 47.106.822 47.106.822
Saldo 31 Desember 2006 275.000.000 259.000.000 (7.253.011) 162.375 523.283.287 1.050.192.651
Laba bersih Januari s/d Juni 2007 - - - - 46.216.204 46.216.204
Saldo 30 Juni 2007 275.000.000 259.000.000 (7.253.011) 162.375 569.499.491 1.096.408.855
30 Juni 2007 30 Juni 2006
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan dan Pihak Lainnya 355.817.454 247.713.028
Pembayaran kas untuk pemborong,
Pemasok dan karyawan (264.550.513) (247.206.348)
Pembayaran Pajak (29.589.011) (19.026.056)
Pembayaran beban keuangan (6.140.966) (14.065.051)
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 55.536.964 (32.584.427)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Perolehan aktiva tetap (3.340.436) (7.389.509)
Penyertaan Modal - -
Pencairan Deposito - 1.418.402
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (3.340.436) (5.971.107)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Pembayaran Pinjaman (26.207.138) (9.111.538)
Pembayaran Deviden - -
Penerimaan (Pembayaran) bersih atas transaksi afiliasi (10.956.288) 18.110.807
Perolehan pinjaman 6.000.000 35.000.000
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)
Aktivitas Pendanaan (31.163.426) 43.999.269
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH
KAS DAN BANK 21.033.102 5.443.735
PENGARUH SELISIH KURS ATAS KAS DAN BANK
KAS DAN BANK PADA AWAL TAHUN 35.754.478 15.573.796
KAS DAN BANK PADA AKHIR TAHUN 56.787.580 21.017.531
Kas dan Bank Terdiri Dari :
Kas 2.251.291 1.098.238
Bank 54.536.289 19.919.293
Jumlah
AKTIVITAS YANG TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS
Konversi Obligasi ke Modal Saham perusahaan -- --
Modal Saham -- --
1. UMUM
1.a. Pendirian Perusahaan
PT Jaya Real Property Tbk (Perusahaan) didirikan di Indonesia berdasarkan Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri pada tanggal 25 Mei 1979 dengan akta No. 36 dari Hobropoerwanto, S.H. notaris di Jakarta, yang diubah dengan akta No. 14 dari notaris yang sama pada tanggal 6 Desember 1979. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A. 5/498/24 tanggal 22 Desember 1979 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 23 tanggal 18 Maret 1980, Tambahan No. 148. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 78 tanggal 28 Juni 2000 dari Vita Buena, S.H., notaris pengganti Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta, mengenai peningkatan modal dasar Perusahaan. Perubahan anggaran dasar Perusahaan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-21095 HT.01.04-TH.2000 tanggal 21 September 2000 dan diumumkan dalam Berita Negara No.2 tanggal 7 Januari 2005, Tambahan No.141.
Ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah pengembangan kota (urban development) yang
meliputi pengembangan kawasan perumahan dan industri, pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum, penyediaan jasa-jasa pendukung, serta melakukan investasi, baik langsung dan tidak langsung melalui perusahaan anak maupun patungan dengan pihak-pihak lain. Pada saat ini kegiatan Perusahaan terutama adalah pembangunan perumahan di daerah Selatan Jakarta, pengelolaan usaha properti dan penyediaan jasa-jasa penunjang lainnya.
Kantor Perusahaan terletak di Bintaro Trade Centre, Blok K, Jl.Jenderal Sudirman, Bintaro Jaya Sektor VII, Tangerang-15224, Banten, Indonesia. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1980.
1.b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Pada tanggal 2 Juni 1994, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dengan Surat Keputusan No. S-1008/PM/1994 untuk melakukan penawaran umum perdana 35.000.000 saham dengan nilai nominal Rp.1.000 (angka penuh) per saham kepada masyarakat melalui pasar modal dengan harga Rp.5.200 (angka penuh) per saham. Pencatatan saham dilakukan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 29 Juni 1994. Bersamaan dengan pencatatan saham-saham tersebut, seluruh saham milik pemegang saham
lama sejumlah 200.000.000 saham juga turut dicatat (Company Listing), sehingga pada tanggal
tersebut seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 235.000.000 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dituangkan dalam akta No.42
tanggal 8 Mei 1996, dari Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta, para pemgang saham menyetujui
pemecahan nilai nominal sahamnya (stock split) dari Rp 1.000 (angka penuh) per saham menjadi
Rp 500 (angka penuh) per saham. Pemecahan nilai nominal saham ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-2-7844. HT.01.04.TH.96 tanggal 20 Juni 1996 dan diumumkan dalam Berita Negara No.32 tanggal 22 April 1997, tambahan No. 1559. Dengan demikian, jumlah saham Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta meningkat dari 235.000.000 saham menjadi 470.000.000 saham.
Pada tanggal 30 September 2005, Perusahaan memperoleh Surat Persetujuan dari Direksi PT Bursa Efek Jakarta melalui Surat No.S-1219/BEJ-PSJ/09-2005, untuk melakukan pencatatan saham konversi obligasi Perusahaan Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 80.000.000 saham, dengan nilai nominal Rp 500 (angka penuh) per saham, dan harga konversi Rp 1.900 (angka penuh) per saham (lihat catatan 19 dan 20). Pada tanggal 6 Oktober 2005, semua saham dari konversi obligasi Perusahaan tersebut telah dicatatkan pada bursa Efek Jakarta,
dengan demikian efektif sejak tanggal tersebut, seluruh saham Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta menjadi 550.000.000 saham.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dituangkan dalam akta No. 74 tanggal 11 Mei 2006 dari Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta, para pemegang saham telah menyetujui pemecahan nilai nominal saham (stock split) dari Rp. 500 (angka penuh) per saham menjadi Rp. 100 (angka penuh) per saham. Pemecahan nilai nominal saham ini telah dilaporkan dan diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-19894.HT.01.04.TH.2006 tanggal 7 Juli 2006. Pemecahan saham tersebut dilaksanakan oleh PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia dan PT. Adimitra Transferindo, dengan tanggal pencatatan 16 Agustus 2006 dan tanggal distribusi 22 Agustus 2006. Efektif sejak tanggal pencatatan tersebut, seluruh saham Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta meningkat dari 550.000.000 saham menjadi 2.750.000.000 saham.
1.c.Struktur Perusahaan Anak
Perusahaan memiliki baik secara langsung maupun tidak langsung lebih dari 50% saham perusahaan anak dan/atau mempunyai kendali atas manajemen perusahaan-perusahaan anak sebagai berikut:
Perusahaan Anak Kegiatan Usaha Lokasi Tahun Persentase Jumlah Aktiva Utama Domisili Pendirian Pemilikan
(Langsung 30 Juni 30 Juni Dan Tidak 2007 2006 Langsung)
%
PT Jaya Gardenpolis
dan perusahaan anak: Real Estat Tangerang 1994 83,86 403.407.368 375.315.215 PT Rifi Permata Perdagangan Umum Tangerang 1986 100,00 300.000 300.000
dan Jasa Konstruksi PT Intigraha Perdagangan Umum
Citrasejahtera dan Real Estat Tangerang 1994 100,00 250.000 250.000 PT Sinarmulia Perdagangan Umum
Binapersada dan Jasa Konstruksi Jakarta 1990 100,00 140.000 140.000 PT Shinta Tangerang Perdagangan Umum
Abadi dan Real Estat Jakarta 1992 100,00 40.000 40.000 PT Alamanda
Permata Real Estat Tangerang 1986 100,00 25.000 25.000 PT Loji Elok Real Estat Tangerang 1986 100,00 25.000 25.000 PT Sanggar Idaman Real Estat Tangerang 1986 100,00 25.000 25.000 PT Sanggar Rejeki Jasa Konstruksi Tangerang 1986 100,00 25.000 25.000
Dan Usaha Gedung
PT Sanggar Kejora Real Estat Tangerang 1988 100,00 25.000 25.000 PT Anugerah Perdagangan Umum
Tangerang Indah dan Real Estat Jakarta 1992 100,00 25.000 25.000 PT Anugerah Melosia Perdagangan Umum
Indah dan Real Estat Jakarta 1992 100,00 25.000 25.000 PT Delta Cendana Perdagangan Umum
Citrapersada dan Real Estat Jakarta 1993 100,00 20.000 20.000 PT Anugerah Tangerang Perdagangan Umum
Abadi dan Real Estat Jakarta 1992 100,00 20.000 20.000 PT Shinta Pratiwi Perdagangan Umum
Dinamika dan Jasa transportasi Jakarta 1986 100,00 20.000 20.000 PT Tomang Karya Perdagangan Umum
Sampai dengan tanggal 30 Juni 2007, seluruh perusahaan anak di atas belum memulai operasi komersialnya, kecuali PT Jaya Gardenpolis (JGP), perusahaan anak, yang memulai kegiatan usahanya pada tahun 1996.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan pada tanggal 17 November 2000, para pemegang saham menyetujui untuk meningkatkan penyertaan sahamnya pada JGP dari 70% menjadi 83,86% melalui konversi uang muka untuk pemesanan saham sebesar Rp 190.000.000 yang telah disetor seluruhnya oleh Perusahaan pada tahun 1999. Selisih antara biaya perolehan/hasil penjualan aktiva bersih JGP dan perusahaan anak yang diperoleh/ dialihkan dengan nilai buku bersih dibukukan sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” di bagian Ekuitas dalam neraca konsolidasian. Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 38, mengenai “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”.
Hak minoritas pada perusahaan anak merupakan hak PT Pembangunan Jaya (PJ) sesuai dengan kepemilikannya pada ekuitas dan laba atau rugi perusahaan anak (lihat Catatan 18).
d. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2007 dan 2006 berdasarkan berita acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang dituangkan dalam akta No. 73 tanggal 11 Mei 2006, dari notaris Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta dan akta notaris No. 87 tanggal 17 Mei 2005 dari Aulia Taufani, S.H., notaris pengganti Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta, adalah sebagai berikut :
2007 2006
.
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Ir. Ciputra Ir. Ciputra
Komisaris : Ir. Hiskak Secakusuma, MM Ir. Hiskak Secakusuma, MM Ir. Soekrisman Ir. Soekrisman
Drs. Haji Slamet Budisukrisno Drs. Haji Slamet Budisukrisno
(Komisaris Independen) (Komisaris Independen)
Ir. Aryanto Tjahjadi Ir.Aryanto Tjahjadi
(Komisaris Independen) (Komisaris Independen)
Dewan Direksi
Direktur Utama : Trisna Muliadi Trisna Muliadi
Direktur : Ir. H. Tribudi Rahardjo Ir. H. Tribudi Rahardjo
Ir. Yauw Diaz Moreno Ir. Yauw Diaz Moreno
Ir. Yohannes Henky Wijaya, MM Ir. Yohannes Henky Wijaya, MM
Ir. Gatot Setyo Waluyo Ir. Gatot Setyo Waluyo
Susunan manajemen Perusahaan tersebut telah sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan dalam perjanjian pinjaman dengan kreditur (lihat Catatan 11).
Perusahaan dan Perusahaan Anak memiliki 481 sejumlah dan 526 karyawan tetap masing-masing pada tanggal 30 Juni 2007 dan 2006.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
Laporan keuangan konsolidasian ini telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yang antara lain adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), dan Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik untuk Industri Real Estat.
Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan, kecuali beberapa akun tertentu didasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan disusun dengan metode akrual kecuali laporan arus kas.
Neraca konsolidasian disajikan dengan menggunakan metode tidak dikelompokkan menurut
lancar dan tidak lancar (unclassified basis) sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No.44, “Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat”.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method)
dengan mengelompokkan arus kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah Rupiah (Rp).
2.b. Prinsip-prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasian meliputi akun-akun dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan anak sebagaimana yang disajikan dalam Catatan 1.c.
Penyajian laporan keuangan konsolidasian dilakukan berdasarkan konsep satuan usaha (entity
concept). Seluruh akun dan transaksi yang signifikan yang saling berhubungan diantara perusahaan yang dikonsolidasikan telah dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan usaha sebagai satu kesatuan.
Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan Perusahaan anak agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan.
2.c. Investasi Saham
Investasi saham dimana Perusahaan dan/atau perusahaan anak mempunyai kepemilikan saham sebesar 20% sampai dengan 50% dicatat berdasarkan metode ekuitas. Dengan metode ini, investasi dicatat pada biaya perolehan , disesuaikan dengan bagian Perusahaan atau Perusahaan Anak atas laba atau rugi bersih dari perusahaan penerima investasi sejak tanggal perolehan, dikurangi deviden yang diterima.
Investasi yang nilai wajarnya tidak tersedia dimana Perusahaan dan/atau perusahaan anak mempunyai kepemilikan saham kurang dari 20% disajikan sebesar biaya perolehan.
Dengan menggunakan metode ekuitas, jika bagian investor atas kerugian asosiasi sama atau melebihi nilai tercatat dari investasi, investasi dilaporkan nihil. Kerugian selanjutnya akan diakui dengan mengkreditkan kewajiban hanya apabila investor telah menjamin untuk membayar kewajiban perusahaan asosiasi. Jika perusahaan asosiasi selanjutnya melaporkan laba, investor akan mengakui penghasilan hanya setelah bagiannya atas laba melebihi bagiannya atas kerugian bersih yang belum diakui.
2.d. Penyisihan Piutang Ragu-ragu
Penyisihan piutang ragu-ragu ditentukan bedasarkan hasil penelaahan yang mendalam terhadap keadaan akun piutang masing-masing debitur pada akhir tahun. Saldo piutang dihapuskan melalui
penyisihan piutang ragu-ragu yang bersangkutan atau langsung dihapuskan dari akun tersebut pada saat manajemen berkeyakinan penuh bahwa piutang tersebut tidak dapat ditagih.
2.e. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Perusahaan dan perusahaan anak melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan PSAK No.7 mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
2.f. Persediaan dan Tanah untuk Pengembangan
Persediaan terutama terdiri dari tanah dalam pematangan, unit bangunan (rumah hunian, rumah kantor/toko,) dan unit bangunan dalam penyelesaian dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah
antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya
perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata (average method). Biaya perolehan
atas tanah dalam pematangan termasuk biaya pengembangan dan pematangan tanah, serta kapitalisasi beban keuangan atas pinjaman bank dan fasilitas pinjaman lainnya yang diperoleh untuk membiayai pembangunan proyek dan pembelian, pengembangan serta pematangan tanah hingga tahap penyelesaian. Biaya perolehan atas unit bangunan terdiri dari biaya aktual konstruksi. Tanah yang dimiliki Perusahaan dan perusahaan-perusahaan anak untuk pengembangan di masa yang akan datang, disajikan sebagai “Tanah untuk Pengembangan” di bagian aktiva di neraca konsolidasian. Pada saat dimulainya pengembangan dan pembangunan infrastruktur, nilai tanah tersebut akan diklasifikasikan sebagai persediaan atau aktiva tetap, mana yang lebih sesuai.
Selisih lebih nilai tercatat persediaan atas estimasi nilai yang dapat diperoleh kembali (recoverable
value) diakui sebagai “Penyisihan atas Penurunan Nilai Persediaan” dalam laporan laba rugi konsolidasian.
2.g. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka diamortisasi sesuai masa manfaat masing-masing beban dengan
menggunakan metode garis lurus (straight-line method).
2.h. Aktiva Tetap
Aktiva tetap (kecuali tanah) yang digunakan dalam usaha dan diperoleh sampai dengan tanggal 12 September 1986 dinilai kembali pada tanggal 1 Januari 1987. Aktiva tertentu tersebut dinilai kembali berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh penilai independen sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.45 tahun 1986. Perolehan setelah tanggal tersebut dibukukan berdasarkan harga perolehan. Peningkatan nilai aktiva karena penilaian kembali dikreditkan pada “Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap” sebagai bagian dari ekuitas.
Aktiva tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi
penyusutan.Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method)
berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap sebagai berikut:
Tahun Bangunan Kantor, Pusat Perbelanjaan dan Kegiatan Olah Raga 20 Peralatan Bangunan Kantor dan Pusat Perbelanjaan 8 - 20 Perlengkapan, Peralatan dan Perabot Kantor 3 - 5
Kendaraan 3 - 5 Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak diamortisasi.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan ke dalam Iaporan laba rugi pada saat terjadinya, pemugaran dan penambahan daIam jumlah material dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dilepas, biaya perolehan serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari aktiva tetap yang bersangkutan dan keuntungan atau kerugian yang timbul dilaporkan di dalam laporan Iaba rugi tahun yang bersangkutan.
2.i. Penurunan Nilai Aktiva
Perusahaan harus menentukan jumlah aktiva tetap yang dapat diperoleh kembali, diestimasi jika terdapat peristiwa atau perubahan keadaan yang memberikan indikasi bahwa nilai tercatatnya mungkin tidak sepenuhnya dapat diperoleh kembali. Apabila terjadi penurunan nilai aktiva, maka kerugian atas penurunan nilai aktiva diakui pada laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan.
2.j. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan dari penjualan real estat diakui sesuai metode yang dinyatakan dalam PSAK No.44 “Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat” sebagai berikut:
1. Pendapatan dari penjualan bangunan rumah, rukan dan bangunan sejenis lainnya beserta
kavling tanahnya diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method) bila memenuhi
semua kriteria berikut:
a. Proses penjualan telah selesai; b. Harga jual akan tertagih;
c. Tagihan penjual tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akan datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli; dan
d. Penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak Iagi berkewajiban secara signifikan dengan unit bangunan tersebut.
2. Pendapatan dari penjualan kavling tanah tanpa bangunan yang tidak memerlukan
keterlibatan penjual dalam pendirian bangunan diakui dengan metode akrual penuh (full
accrual method) bila memenuhi semua kriteria berikut:
a. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli;
b. Harga jual akan tertagih;
c. Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang;
d. Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak berkewajiban lagi untuk menyelesaikan kavling tanah yang dijual, pembangunan fasilitas yang dijanjikan ataupun yang menjadi kewajiban penjual sesuai dengan perjanjian antara penjual dan pembeli yang bersangkutan; dan
e. Hanya kavling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan penjual dalam pendirian bangunan di atas kavling tersebut.
Apabila suatu transaksi real estat tidak memenuhi kriteria pengakuan pendapatan dengan metode akrual penuh, pengakuan penjualan ditangguhkan dan transaksi tersebut diakui
dengan metode uang muka (deposit method) sampai seluruh kriteria penggunaan metode
Beban pokok penjualan lahan siap bangun ditentukan berdasarkan realisasi biaya perolehan tanah ditambah taksiran beban lain untuk pengembangan dan pembangunan prasarana penunjang. Beban pokok penjualan unit bangunan ditentukan berdasarkan seluruh biaya aktual pengerjaan yang terjadi dan biaya untuk menyelesaikan pengerjaan. Taksiran biaya disajikan sebagai “Taksiran Biaya untuk Pembangunan”dalam akun “Beban Yang Masih Harus Dibayar. Selisih antara jumlah taksiran biaya dengan biaya aktual pembangunan atau pengembangan dibebankan pada “Beban Pokok penjualan” tahun berjalan.
Penghasilan sewa diakui sesuai dengan masanya. Sewa yang diterima dimuka disajikan sebagai “Penghasilan Sewa Ditangguhkan” dan diakui sebagai penghasilan secara proporsional sesuai dengan masanya.
Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).
2.k. Biaya Pinjaman
Bunga dan beban keuangan lainnya yang timbul dari pinjaman yang diperoleh untuk mendanai perolehan dan pengembangan tanah dan serta pembangunan bangunan dikapitalisasi ke persediaan dan tanah untuk pengembangan, yang mana lebih sesuai. Biaya pinjaman yang dikapitalisasi terdiri dari beban bunga, beban bank, dan selisih kurs yang terjadi sehubungan dengan perolehan pinjaman tersebut.
Besarnya biaya pinjaman yang dikapitalisasi dalam suatu periode ditentukan berdasarkan tingkat kapitalisasi dikalikan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk perolehan, pematangan dan pembangunan tahun berjalan.
Kapitalisasi dihentikan pada saat seluruh aktivitas yang berhubungan dengan perolehan dan pengembangan tanah selesai dan aktiva siap untuk digunakan sesuai dengan tujuannya.
2.l. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs tengah wesel ekspor dari Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut.
Pada tanggal 30 Juni 2007 dan 2006, kurs tengah wesel ekspor Bank Indonesia yang digunakan masing-masing sebesar Rp 9.054 (angka penuh) dan Rp 9.300 (angka penuh) untuk USD 1. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan, kecuali laba rugi kurs yang dikapitalisasi (lihat Catatan 26).
2.m. Pajak Penghasilan
Penghasilan yang telah dikenakan pajak penghasilan final, beban pajaknya diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada tahun berjalan. Perbedaan nilai tercatat aktiva atau kewajiban yang berhubungan dengan pajak penghasilan final dengan dasar pengenaan pajaknya tidak diakui sebagai aktiva atau kewajiban pajak tangguhan.
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan.
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui berdasarkan temporer antara aktiva dan kewajiban untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak masa
mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, juga diakui sepanjang besar kemungkinan bahwa manfaat pajak tersebut dapat terealisasi.
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial berlaku pada tanggal neraca yang digunakan pada periode ketika aktiva dipulihkan atau kewajiban diselesaikan.
Perubahan terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat Surat Keputusan Pajak (SKP) diterima atau, jika Perusahaan dan perusahaan anak mengajukan banding, pada saat hasil banding tersebut telah ditentukan.
2.n. Laba per Saham
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual (laba setelah pajak dikurangi dividen saham utama) yang tersedia bagi pemegang saham biasa dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam tahun yang bersangkutan, setelah memperhitungkan pengaruh retrospektif perubahan nilai nominal saham dari Rp. 500 per saham menjadi Rp. 100 per
saham (stock split) pada tanggal 7 Juli 2006.
Dengan demikian laba per saham dasar pada tanggal 30 Juni tahun 2006 telah disajikan kembali dengan jumlah saham yang beredar pada tahun 2007 sebanyak 2.750.000.000 saham (lihat Catatan 27).
2.o. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
Transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali berupa pengalihan aktiva, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam satu kelompok yang sama, bukan merupakan perubahan pemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga tidak menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun bagi entitas dalam kelompok perusahaan tersebut.
Transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi pemilikan atas aktiva, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aktiva ataupun kewajiban yang pemilikannya dialihkan (dalam bentuk hukumnya) dicatat sesuai dengan nilai buku seperti penggabungan usaha berdasarkan metode
penyatuan kepemilikan (pooling of interest).
Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku tersebut bukan merupakan goodwill. Selisih
tersebut dicatat sebagai akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dan disajikan sebagai unsur ekuitas.
2.p. Imbalan Kerja
Perusahaan menyelenggarakan program dana pensiun imbalan pasti yang dikelola oleh Dana Pensiun Pegawai Pembangunan Jaya Grup. Perusahaan mengakui kewajiban atas kekurangan antara imbalan pasca kerja berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan dengan imbalan pasti yang tersedia dalam program dana pensiun imbalan pasti sebagai imbalan kerja tanpa pendanaan.
Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah tak terdiskonto ketika karyawan telah memberikan jasanya kepada perusahaan dalam suatu periode akuntansi.
Imbalan pasca kerja diakui sebesar jumlah yang diukur dengan menggunakan dasar diskonto ketika karyawan telah memberikan jasanya kepada perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Kewajiban dan beban diukur dengan menggunakan teknik aktuaria yang mencakup pula kewajiban konstruktif yang timbul dari praktik kebiasaan perusahaan. Dalam perhitungan
kewajiban, imbalan harus didiskontokan dengan menggunakan metode projected unit credit.
Pesangon pemutusan kontrak kerja diakui jika, dan hanya jika, Perusahaan berkomitmen untuk:
a. memberhentikan seorang atau sekelompok karyawan sebelum tanggal pensiun normal; atau
b. menyediakan pesangon bagi karyawan yang menerima penawaran mengundurkan diri secara sukarela.
2.q. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban dan pengungkapan aktiva dan kewajiban kontijensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Karena terdapat ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, nilai aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban sebenarnya yang akan dilaporkan di masa mendatang kemungkinan berbeda dari estimasi tersebut.
2.r. Informasi Segmen
Sesuai dengan struktur organisasi dan manajemen Perusahaan dan perusahaan anak serta sistem pelaporan intern, bentuk primer informasi keuangan atas pelaporan segmen disajikan berdasarkan segmen usaha dimana risiko dan imbalan terutama dipengaruhi oleh jenis kegiatan
usaha yang berbeda (distinguishable components).
Segmen usaha Perusahaan terdiri dari penjualan tanah dan bangunan serta sewa dan jasa pelayanan lainnya. Segmen penjualan tanah dan bangunan meliputi antara lain usaha-usaha
bidang real estat, pengembangan perkotaan (urban development), pembebasan/pembelian,
pengolahan, pematangan, dan pembangunan sarana dan prasarananya. Segmen sewa dan jasa pelayanan lainnya meliputi antara lain usaha-usaha penyewaan pusat perbelanjaan dan bidang pengelolaan kota dan air.
Pelaporan segmen sekunder yang ditentukan berdasarkan lokasi geografis kegiatan usaha tidak disajikan karena seluruh kegiatan usaha Perusahaan dan perusahaan anak berada di wilayah Jakarta dan Tangerang.
3. KAS DAN BANK
30 Juni 2007 30 Juni 2006
Kas 2.251.291 1.098.238
Rupiah
Dolar Amerika Serikat Bank:
PT Bank Permata Tbk 27.635.695 4.060.135
PT Bank Niaga Tbk 2.026.541 2.726.017
PT Bank Central Asia Tbk 6.022.068 2.910.683
PT Bank Tabungan Negara (Persero) 1.114.098 104.083
PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk 1.334.511 643.879
PT Bank NISP Tbk 940.301 366.332
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 1.746.785 1.472.496
PT Bank Lippo Tbk 230.085 158.702
PT Bank Bukopin 375.105 65.796
PT. Bank Internasional Indonesia Tbk 753.576
--
PT Bank Mega 217.535 105.909
PT Bank DBS Buana 531.314 783.799
PT Bank Pan Indonesia Tbk. -- 86.969
PT Bank Nasional Indonesia Persero, Tbk 490.395 --
PT Bank Pembangunan Daerah DKI Jaya 387.957 290.004
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 100.000) 105.772 9.753
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Permata Tbk. 1.041.349 --
PT Bank Pan Indonesia Tbk. 83.202 132.452
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 100.000) -- 2.284
Deposito Berjangka: Rekening Rupiah
PT Bank Mega Tbk 4.500.000 --
PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk 5.000.000 --
PT Bank Permata Tbk -- 6.000.000 PT Bank NISP -- -- Jumlah 56.787.580 21.017.531 4. INVESTASI SAHAM 30 Juni 2007
Jenis Usaha Jumlah Persentase Biaya Akumulasi Akumulasi Nilai Saham Kepemilikan Perolehan Bagian Penerimaan Tercatat yang Laba(Rugi) Deviden
Dimiliki Bersih % Perusahaan Asosiasi Metode Ekuitas
PT. Sarana Pembangunan Penyewaan dan Jaya (dahulu PT. Sarana Pengelolaan
Pendidikan Jaya) 600 25,00 600.000 1.032.228 - 1.632.228 PT. Jaya City Development Pengembangan 900 30,00 900.000 (710.243) - 189.757
Kawasan
Metode Biaya
PT. Bintaro Serpong Damai Konstruksi, 3.750 0,83 3.625.617 - - 3.625.617 Jalan Tol
PT. Sumber Jaya Kelola Pengelolaan 250 1,00 250 - - 250 Indonesia Gedung Sub – Jumlah 3.625.867 - - 3.625.867 Jumlah 5.125.867 321.985 - 5.447.852 30 Juni 2006
Jenis Usaha Jumlah Persentase Biaya Akumulasi Akumulasi Nilai Saham Kepemilikan Perolehan Bagian Penerimaan Tercatat yang Laba(Rugi) Deviden
Dimiliki Bersih % Perusahaan Asosiasi Metode Ekuitas
PT. Sarana Pembangunan Penyewaan dan
Jaya Pengelolaan 600 25,00 600.000 - - 600.000 PT. Jaya City Development Pengembangan 900 30,00 900.000 - - 900.000
Kawasan
1.500.000 - - 1.500.000 Metode Biaya
PT. Bintaro Serpong Damai Konstruksi, 3.750 0,83 3.625.617 - - 3.625.617 Jalan Tol
PT. Sumber Jaya Kelola Pengelolaan 250 1,00 250 - - 250 Indonesia Gedung
Sub – Jumlah 3.625.867 - - 3.625.867 Jumlah 5.125.867 - - 5.125.867
PT Bintaro Serpong Damai (BSD)
BSD bergerak dalam bidang usaha konstruksi dan pengelolaan jalan tol yang berkedudukan di Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten. Pada tanggal neraca Perusahaan belum menerima pembagian dividen dari BSD.
PT Sumber Jaya Kelola Indonesia (SJKI)
SJKI didirikan untuk mengelola gedung perkantoran dan apartemen. Gedung Permata, Kemang Jaya Apartemen Taman, dan Wisma Bisnis Indonesia termasuk property yang dikelola oleh SJKI. Pada tahun 2006, tidak ada pembagian deviden dari SJKI sedangkan pada tanggal 25 Januari 2005, Perusahaan telah menerima pembagian dividen sejumlah Rp 30.000 dari SJKI.
PT Sarana Pembangunan Jaya (dahulu PT Sarana Pendidikan Jaya) (SPJ)
SPJ didirikan berdasarkan akta No.2 tanggal 3 September 2005 yang dibuat dihadapan Wahyu Nurani, S.H., notaris di Jakarta. Perusahaan memiliki 600 saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000 (angka penuh) per saham yang merupakan 92,31% kepemilikan Perusahaan di SPJ.
Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dituangkan dalam akta No.27 tanggal 14 Nopember 2005 dari Aulia Taufani, S.H., para pemegang saham menyetujui penerbitan saham baru sejumlah 1.750 saham yang diambil bagian masing-masing sebesar 960 saham oleh PT Pembangunan Jaya (PJ) dan 790 saham oleh Yayasan Pendidikan Jaya (YPJ). Sehingga dengan masuknya PJ dan YPJ sebagai pemegang saham baru pemilikan saham Perusahaan di SPJ terdilusi menjadi 25%.
Berdasarkan Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham yang dituangkan dalam akta No. 27 tanggal 11 Januari 2006 dari Wahyu Nurani,S.H., notaris di Kabupaten Tangerang, para pemegang saham menyetujui perubahan nama SPJ dari PT Sarana Pendidikan Jaya menjadi PT Sarana Pembangunan Jaya serta perubahan kegiatan usaha SPJ yang sebelumnya bergerak di bidang pendidikan menjadi berusaha dalam bidang perdagangan, real estat, penyewaan dan penyediaan jasa pengelolaan. Perubahan anggaran dasar tersebut telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. C-03976-HT.01.04.TH.2006 tanggal 14 Pebruari 2006.
PT Jaya City Development (JCD)
JCD merupakan perusahaan patungan antara Perusahaan, PD Pasar Jaya dan PT Pembangunan Jaya, pihak hubungan istimewa, yang berusaha dalam bidang pengembangan kawasan. Perusahaan memiliki penyertaan sejumlah 900.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 (angka penuh) per saham yang merupakan 30% kepemilikan Perusahaan di JCD. Persetujuan pendirian JCD dari Departemen Kehakiman dan Hak Azasi Manusia masih dalam proses pengurusan. Pada tanggal 30 Juni 2007, JCD belum beroperasi secara komersial.
5. PIUTANG USAHA
Akun ini merupakan piutang jenis usaha dalam mata uang rupiah dari:
30 Juni 2007 30 Juni 2006
Pihak Hubungan Istimewa :
Sewa dan pemeliharaan gedung 14.435.633 --
Dikurangi : penyisihan piutang ragu-ragu (739.865)
Bersih 13.695.768
30 Juni 2007 30 Juni 2006
Pihak Ketiga :
Penjualan Unit Bangunan dan Kavling 10.440.584 9.694.477
Sewa dan pemeliharaan gedung 18.404.698
Jumlah 10.440.584 28.099.175
Dikurangi : penyisihan piutang ragu-ragu (1.072.682) (3.471.470)
Bersih 9.367.902 24.627.705
Jumlah 23.063.670 24.627.705
Rincian umur piutang usaha (sebelum penyisihan piutang ragu-ragu) berdasarkan tanggal faktur adalah sebagai berikut :
30 Juni 2007 30 Juni 2006
Belum Jatuh Tempo Jatuh Tempo :
Sampai dengan 30 hari 6.594.644 4.486.413
31 – 60 hari 1.442.099 1.671.103
Lebih dari 60 hari 16.839.474 21.941.659
Jumlah 24.876.217 28.099.175
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut :
30 Juni 2007 30 Juni 2006
Saldo Awal tahun
Pihak Hubungan Istimewa
Pihak Ketiga 2.548.403 4.529.643
Jumlah 2.548.403 4.529.643
Perubahan Selama Tahun Berjalan Pihak Hubungan Istimewa Pihak Ketiga
Penambahan Penyisihan -
Penghapusan (735.856) (1.058.173)
Saldo per 30 Juni
Pihak Hubungan Istimewa
Pihak Ketiga 1.812.547 3.471.470
Jumlah 1.812.547 3.471.470
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu di atas adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang usaha di kemudian hari.
6. PERSEDIAAN
Persediaan terdiri dari :
30 Juni 2007 30 Juni 2006
Persediaan Tersedia Untuk Dijual
Kavling Tanah 425.333.010 345.335.633
Unit Bangunan (Rumah Hunian Dan Rukan) 135.188.866 61.617.791
Persediaan Dalam Pengembangan/penyelesaian
Unit Bangunan (Rumah Hunian) 55.560.014 76.637.283
Tanah yang Sedang Dikembangkan 66.378.821 73.324.725
Jumlah Persediaan Dalam Pengembangan/Penyelesaian 121.938.835 149.962.008
Jumlah 682.460.711 556.915.432
Manajemen Perusahaan dan perusahaan anak berkeyakinan bahwa persediaan telah mencerminkan nilai realisasi bersihnya, sehingga tidak perlu dilakukan penyisihan atas persediaan tersebut.
Persediaan tanah yang sedang dikembangkan termasuk tanah yang akan digunakan untuk mendirikan bangunan di masa datang. Dalam tanah yang sedang dikembangkan termasuk kapitalisasi biaya pinjaman atas pinjaman yang digunakan untuk mendanai perolehan dan pengembangan tanah. Tidak ada biaya pinjaman (berupa bunga dan beban keuangan lain) yang dikapitalisasi pada persediaan tanah yang sedang dikembangkan pada tahun 2007 dan 2006 (Lihat catatan 25).
Pada tanggal 30 Juni 2007, sebagian persediaan unit bangunan (rukan) telah diasuransikan kepada perusahaan asuransi kerugian PT Asuransi Himalaya Pelindung, terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan secara keseluruhan sebesar Rp 178.639.580. Seluruh pertanggungan asuransi tersebut akan berakhir pada berbagai tanggal sampai bulan Mei 2008. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan.
7. TANAH UNTUK PENGEMBANGAN
Akun ini merupakan nilai tercatat tanah untuk pengembangan atas proyek-proyek seluas 13.202.809 m2
dan 12.880.832 m2 masing-masing pada tanggal 30 Juni 2007 dan 2006. Rincian akun ini adalah
sebagai berikut :
30 Juni 2007 30 Juni 2006
Luas Jumlah Luas Jumlah M2 Rp M2 Rp
Perusahaan
Desa Parigi Lama 1.524.746 122.593.386 1.464.243 101.638.655 Desa Parigi Baru 1.359.911 108.779.826 1.424.980 105.602.337 Lain-lain (dibawah 1 Juta m2) 2.798.601 379.501.761 2.994.382 365.205.651
Jumlah 5.683.258 610.874.973 5.883.605 572.446.643
Perusahaan Anak PT. Jaya Garden Polis
Desa Sukamanah 1.270.771 44.299.415 1.220.497 43.533.390 Desa Sukatani 1.096.855 38.360.560 1.068.596 37.218.553 Desa Sukaharja 1.068.911 38.828.721 1.093.742 39.576.583 Desa Sindang Sari 1.003.065 42.551.213 1.149.113 47.628.653 Lain-lain (dibawah 1 Juta m2) 3.079.949 117.220.923 2.465.279 97.449.197
Jumlah 7.519.551 281.260.832 6.997.227 265.406.376
Nilai Buku 13.202.809 892.135.805 12.880.832 837.853.019
Pada tanggal 30 Juni 2007 dan 2006 tidak ada bagian tanah untuk pengembangan yang diserahkan untuk fasilitas pemakaman umum sesuai ketentuan Pemerintah Daerah (lihat Catatan 14 dan 28.c.).
Pada tanggal 30 Juni 2007 dan 2006, sebagian tanah untuk pengembangan seluas 1.166.625 m2 dan
dan perusahaan anak dipergunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank (lihat Catatan 11.b, 11.c, 11.d dan 11.e).
8. PERPAJAKAN
a. Aktiva (Kewajiban) Pajak Tangguhan
Rincian aktiva dan kewajiban pajak tangguhan, seperti yang disajikan dalam neraca konsolidasian tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 adalah sebagai berikut :
31 Des 2004 Dikreditkan 31 Des 2005 Dikreditkan 31 Des 2006 Pada Laporan Pada Laporan Laba (Rugi) Laba (Rugi
Perusahaan
Restrukturisasi Pinjaman
Bermasalah (4.120.078) 4.120.078 -- -- -- Penyisihan Piutang Ragu-ragu (220.757) 796.927 576.170 (594.372) (18.202) Penyusutan Aktiva Tetap 28.810 27.753 56.563 9.419 65.982 Imbalan Kerja 3.105.063 (167.760) 2.937.303 49.434 2.986.737 Perusahaan Anak (1.206.962) 4.776.998 3.570.036 (535.519) 3.034.517
Perusahaan Anak
Penyisihan Piutang Ragu-ragu 273.726 48.079 321.805 -- 321.805 Penyusutan Aktiva Tetap (15.540) (9.340) (24.880) (8.330) (33.210) Imbalan Kerja 70.816 12.119 82.935 64.490 147.425
329.002 50.858 379.860 56.160 436.020 Aktiva Pajak Tangguhan – Bersih (877.960) 4.827.856 3.949.896 (479.359) 3.470.537
b.Hutang Pajak
Hutang pajak terdiri dari :
30 Juni 2007 30 Juni 2006
Pajak Penghasilan
Pasal 21 335.909 362.164
Pasal 23 580.884 697.115
Taksiran Pajak Penghasilan Badan 11.156.772 8.506.339
Pajak Pertambahan Nilai 2.210.264 2.116.482
Jumlah 14.283.829 11.682.100
Pada tanggal 24 Pebruari 2006, Perusahaan menerima Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP-299/WPJ.07/BD.05/2006 yang berisi tentang pembetulan kesalahan tertulis jumlah dasar pengenaan pajak yang tercantum dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Pertambahan Nilai No. 00074/207/03/054/04 tanggal 31 Desember 2004. Dengan demikian, jumlah pokok pajak yang kurang dibayar semula berjumlah Rp 129.269 disesuaikan menjadi Rp 9.228 serta pengurangan jumlah sanksi administrasi yang semula berjumlah Rp 34.987 disesuaikan menjadi Rp 3.389, atas penyesuaian ini, jumlah manfaat pajak lebih bayar tersebut dikompensasikan pada Pajak Pertambahan Nilai tahun berjalan.
Akun ini terdiri dari:
1 Januari 2007 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 30 Juni 2007
Harga Perolehan
Tanah 70.815.567 - - - 70.815.567 Bangunan kantor, Pusat Perbelanjaan
Dan Kegiatan Olahraga 71.373.810 921.259 - - 72.295.069 Peralatan Bangunan kantor dan
Pusat Perbelanjaan 25.814.006 865.367 - 26.679.373 Perlengkapan, Perlatan dan
Perabot Kantor 4.204.227 612.122 5.006 - 4.811.343 Kendaraan 1.470.659 834.221 41.002 - 2.263.878 173.678.269 3.232.969 46.008 - 176.865.230 Akumulasi Penyusutan Tanah
Bangunan kantor, pusat perbelanjaan 36.309.918 . 1.919.899 28.820 - 38.200.997 Dan Kegiatan Olahraga
Peralatan Bangunan kantor dan 19.532.427 424.640 298.398 - 19.658.669 Pusat Perbelanjaan
Perlengkapan, Peralatan dan 2.687.220 361.489 5.412 - 3.043.297 Perabot Kantor Kendaraan 1.160.618 99.500 29.805 - 1.230.313 59.690.183 2.805.528 362.435 - 62.133.276 Jumlah 113.988.086 114.731.954
1 Januari 2006 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 30 Juni 2006
Harga Perolehan
Tanah 70.815.567 937.500 - - 71.753.067 Bangunan kantor, pusat perbelanjaan
Dan Kegiatan Olahraga 70.347.943 922.811 - - 71.270.754 Peralatan Bangunan kantor dan
Pusat Perbelanjaan 21.785.631 1.338.680 - 23.124.311 Perlengkapan, Peralatan dan
Perabot Kantor 3.454.658 931.792 - - 4.386.450 Kendaraan 1.373.367 45.290 - - 1.418.657 167.777.166 4.176.073 - 171.953.239 Akumulasi Penyusutan Tanah
Bangunan kantor, pusat perbelanjaan
Dan Kegiatan Olahraga 32.657.167 1.951.386 - - 34.608.553 Peralatan Bangunan kantor dan
Pusat Perbelanjaan 18.268.744 499.404 - - 18.768.148 Perlengkapan, Peralatan dan
Perabot Kantor 2.553.906 164.529 - - 2.718.435 Kendaraan 1.071.429 38.329 - - 1.109.758 54.551.246 2.653.648 - - 57.204.894 Jumlah 113.225.920 114.748.345
Beban Penyusutan dialokasi sebagai berikut :
30 Juni 2007 30 Juni 2006
Beban Pokok Penjualan dan Beban Langsung 2.052.522 2.088.427
Beban Umum dan Administrasi 753.006 565.221
Jumlah 2.805.528 2.653.648
Tanah dan bangunan tertentu milik perusahaan dijadikan jaminan atas pinjaman PT. Bank DBS Indonesia dan PT. Bank Permata Tbk (lihat Catatan 11.a dan11.d)
Pada bulan Nopember 1996, terjadi kebakaran atas bangunan Proyek Senen Blok IV dan V. Perusahaan mengajukan klaim asuransi dan pada tahun 1998, tagihan klaim asuransi tersebut telah diselesaikan dengan jumlah yang disetujui oleh perusahaan asuransi sebesar Rp 36.705.087dan USD 1,428,032. Penggantian klaim asuransi tersebut digunakan untuk melakukan renovasi kembali dan dikompensasikan dengan biayanya. Pada tahun 2003, Proyek Senen Blok V telah selesai direnovasi, sedangkan Blok IV direnovasi dalam bentuk kios semi permanen. Selisih lebih antara nilai penggantian klaim asuransi dengan biaya perbaikan dan pembangunan untuk Proyek Senen Blok IV (kios semi permanen) tersebut sebesar Rp 19.466.876 disajikan sebagai akun "Hutang Lain-lain" (lihat Catatan 13), sedangkan nilai buku aktiva tetap yang rusak (dalam tahap renovasi) sebesar Rp 12.324.828 disajikan sebagai "Aktiva Lain-lain" (lihat Catatan 10) pada neraca konsolidasian per 30 Juni 2007. Berdasarkan rencana jangka panjang manajemen dan Surat Keputusan Direksi tanggal 10 Maret 2003, Perusahaan berencana mengembangkan dan membangun kembali kawasan Senen tersebut. Selanjutnya pada tanggal 25 Agustus 2005, Perusahaan bersama dengan PD Pasar Jaya dan PT Pembangunan Jaya, pihak hubungan istimewa menandatangani Memorandum of Understanding (Nota Kesepahaman MOU) untuk membangun dan mengelola kawasan Senen dengan membentuk perusahaan baru sebagaimana telah didokumentasikan dalam akta No. 57 tanggal 12 Agustus 2005 dari Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta, mengenai pendirian PT Jaya City Development (JCD). Pada tanggal 14 Nopember 2005, berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dituangkan dalam akta notaris Aulia Taufani,S.H., No 27 pada tanggal yang sama, seluruh pemegang saham menyetujui pendirian JCD dan penerbitan saham baru di PT Sarana Pembangunan Jaya (dahulu PT Sarana Pendidikan Jaya) (lihat catatan 4). JCD bergerak dalam bidang pengembangan kawasan dengan konsep pengembangan Transit Oriented Development (TOD) yang meliputi pembangunan Mixed Retail, penambahan fungsi hunian di kawasan Senen dan menjual, menyewakan serta mengelola bangunan pasar yang baru.
Perusahaan dan perusahaan anak memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Tangerang, Senen, dan Palmerah dengan Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 20 (dua puluh) - 30 (tiga puluh) tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2012 dan 2025. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.
Pada tanggal 30 Juni 2007 dan 2006, aktiva tetap Perusahaan dan perusahaan anak telah diasuransikan kepada berbagai perusahaan asuransi kerugian pihak ketiga dengan rincian sebagai berikut:
Jenis Pertanggungan Aktiva yang Jumlah Uang Pertanggungan
Asuransi Diasuransikan 30 Juni 2007 30 Juni 2006
USD Rp USD Rp
Kebakaran Bangunan Proyek 8.700.000 - 8.700.000 - Senen Blok IV dan V
Kerugian asset dan Kantor Perusahaan di Lainnya (lihat Catatan Bintaro Trade Centre, 11.a dan 11.d) Bangunan Bintaro Jaya
IV-V dan Kios di Bintaro Trade Centre dan Sentra
Menteng 17.002.632 3.000.000 14.952.632 57.459.790 Bencana Alam Bangunan Bintaro Jaya
Plaza, Slipi Jaya Plaza, Dan Kios di Bintaro Trade
Centre dan Sentra Menteng 6.500.000 55.568.400 9.552.632 49.210.000 Kerugian Publik Kerugian penyewa/umum
Akibat kerusakan prasarana Di area Gedung Slipi Jaya
Plaza - 1.500.000 - 1.200.000
Gangguan Usaha Penghasilan sewa dan jasa (lihat Catatan 11. a Pengelolaan Bintaro Jaya
Dan 11. d) Plaza dan Slipi Jaya Plaza - 56.800.000 - 90.800.000 32.202.632 116.868.400 33.205.264 198.669.790
Seluruh pertanggungan asuransi tersebut di atas akan berakhir pada berbagai tanggal sampai dengan bulan Desember 2007.
Manajemen berpendapat nilai pertanggungan tersebut cukup memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aktiva yang dipertanggungkan.
Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai tercatat dari seluruh aktiva perusahaan dan perusahaan anak di atas dapat dipulihkan, sehingga tidak diperlukan adanya penurunan nilai atas aktiva tersebut.
10. AKTIVA LAIN-LAIN
30 Juni 2007 30 Juni 2006
Aktiva Tetap Dalam Tahap Renovasi (lihat Catatan 10) 98.134 2.908.669
Aktiva Tetap yang Tidak Digunakan 12.324.828 12.592.875
Uang Jaminan Pemberian KPR 2.386.815 3.273.821
Uang Muka PPH 25 6.687.588 4.955.706
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp.100.000) 54.753 58.891
Jumlah 21.552.118 23.789.962 ` 11. PINJAMAN 30 Juni 2007 30 Juni 2006 PT Bank DBS Indonesia 28.342.498 24.742.497 PT Bank Niaga, Tbk 25.000.000 25.000.000
PT Bank Pembangunan Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Raya 11.899.223 27.349.233
PT Bank Permata, Tbk 3.205.128 15.128.196
Jumlah 73.883.649 92.219.926
a. PT Bank DBS Indonesia
Pada tanggal 27 Oktober 2004, Perusahaan menandatangani perjanjian kredit No.008/PKPH-DBSI/X/2004 dihadapan Aulia Taufani, S.H., Notaris di Jakarta. Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank DBS Indonesia (BDBSI) sebagai berikut:
(i) Fasilitas Kredit Tranche 1
Merupakan pinjaman jangka panjang dalam mata uang Rupiah dengan jumlah pokok pinjaman maksimal Rp 32.000.000 yang akan jatuh tempo 60 (enam puluh) bulan sejak tanggal penarikan. Tujuan penggunaan fasilitas pinjaman ini adalah untuk membiayai pelunasan hutang Perusahaan kepada kreditur terdahulu. Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar rata-rata suku bunga SBI 1 (satu) hingga 3 (tiga) bulan ditambah 4% per tahun.
Pada tanggal 2 Mei 2005, Perusahaan telah mencairkan fasilitas pinjaman tersebut sebesar Rp.31.142.497,-. Rincian pinjaman berdasarkan jadwal pembayaran adalah sebagai berikut :
Angsuran per Jumlah Angsuran 3 Bulanan per Tahun
2005 1.600.000 3.200.000
2006 1.600.000 6.400.000
2007 1.600.000 6.400.000
2008 1.600.000 6.400.000
2009 1.600.000 6.400.000
2010 (termasuk angsuran terakhir sebesar Rp. 742.497) 1.600.000 2.342.497 31.142.497
Saldo pinjaman pada tanggal 30 Juni 2007 dan 2006 masing-masing sebesar Rp. 18.342.498 dan Rp.24.742.497.
(ii) Fasilitas Kredit Tranche 2
Merupakan pinjaman jangka pendek dalam mata uang Rupiah dengan jumlah pokok pinjaman maksimal Rp 32.000.000 yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan terhitung sejak tanggal perjanjian. Fasilitas pinjaman ini digunakan untuk membiayai modal kerja. Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar rata-rata suku bunga SBI 3 (tiga) bulan ditambah 4% per tahun. Berdasarkan Perjanjian No.079B/AD-PKPH-DBSI/X/2005, jangka waktu fasilitas kredit Tranche 2 telah diperpanjang sampai dengan tanggal 27 Oktober 2006. Kemudian, berdasarkan surat pemberitahuan yang diterbitkan BDBSI pada tanggal 15 Maret 2007, fasilitas tersebut sudah diperpanjang lagi sampai dengan tanggal 18 Juli 2007.
Pada tanggal 18 Oktober 2006, Perusahaan mencairkan fasilitas pinjaman tersebut sebesar Rp 10.000.000 dan belum melakukan angsuran atas pokok pinjaman sampai dengan tanggal 30 Juni 2007.
Kedua fasilitas pinjaman yang diperoleh dari BDBSI dijamin dengan aktiva perusahaan sebagai berikut:
§ Tanah dan bangunan (Plaza Bintaro) dengan luas seluruhnya 62.831 m2 yang berlokasi di Pondok Karya, Tangerang, Banten (lihat Catatan 9);
§ Dana milik Perusahaan dalam rekening di BDBSI. (lihat Catatan 10);
§ Seluruh arus kas atau pendapatan yang diterima dan dimiliki Perusahaan yang bersumber dari
pengelolaan Bintaro Plaza;
§ Sejumlah tertentu uang pertanggungan dari klaim asuransi kebakaran Plaza Bintaro yang
menjadi hak Perusahaan berdasarkan Polis Asuransi No.0603002067-000® tanggal 31 Desember 2006 sampai dengan 31 Desember 2007 (lihat Catatan 9); dan
§ Cessie/pengalihan atas pembayaran uang sewa dari CV Cahaya Sakti.
Berdasarkan perjanjian tersebut di atas, secara umum Perusahaan harus memperoleh persetujuan tertulis dari bank terlebih dahulu, untuk memperoleh pinjaman/kredit dari pihak lainnya, mengagunkan harta, mengikatkan diri sebagai penanggung/penjamin, meminjamkan uang kepada pihak lain termasuk afiliasi kecuali dalam rangka menjalankan usaha dengan jumlah maksimum pinjaman Rp 15.000.000 untuk tahun 2005, Rp 17.000.000 untuk tahun 2006, Rp 20.000.000 untuk tahun 2007, Rp 22.000.000 untuk tahun 2008, dan Rp 24.000.000 untuk tahun 2009, menjual atau melepaskan harta tidak bergerak kecuali dalam rangka menjalankan kegiatan usaha dengan nilai tidak melebihi Rp 10.000.000, melakukan penggabungan, peleburan pengambilalihan atau pembubaran usaha, mengubah status kelembagaan, anggaran dasar dan pemegang saham (kecuali pemegang saham publik), dan membagikan dividen, kecuali dalam rangka memenuhi peraturan pasar modal.
Beberapa ketentuan pada perjanjian kredit ini telah diubah melalui Adendum Perjanjian Kredit tanggal 7 April 2005 yaitu penetapan biaya komitmen dan tambahan agunan dalam bentuk cessie/pengalihan atas pembayaran uang sewa atau perjanjian sewa dari CV Cahaya Sakti kepada Perusahaan.
b. PT Bank Niaga Tbk
Berdasarkan perjanjian kredit No.216/CBG/JKT/05 tanggal 14 September 2005, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit Pinjaman Tetap (Revolving) sebesar maksimum Rp 25.000.000, yang akan jatuh tempo pada tanggal 14 September 2006. Fasilitas pinjaman ini digunakan untuk pengembangan proyek perumahan di Bintaro Jaya. Tingkat bunga pinjaman adalah sebesar tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 1 (satu) bulanan ditambah 4% per tahun yang dapat berubah sesuai perkembangan pasar. Fasilitas ini telah diperpanjang melalui Surat No.352/AMD/CBG/JKT/06 yang memperpanjang jangka waktu pinjaman dari tanggal 14 September 2006 sampai dengan 14 Desember 2006, kemudian diperpanjang lagi melalui Surat No. 421/AMD/CBG/JKT/06 yang memperpanjang jangka waktu pinjaman dari 14 Desember 2006 sampai dengan 14 September 2007.
Perjanjian pinjaman ini juga mengatur hal-hal sebagai berikut:
§ Biaya-biaya provisi ditetapkan sebesar 0.5% per tahun yang dibayar pada saat perjanjian
ditandatangani;
§ Perusahaan dikenakan denda keterlambatan pembayaran pokok dan bunga pinjaman
masing-masing sebesar 2% dan 4% di atas tingkat bunga yang berlaku dikalikan dengan jumlah tunggakan jika Perusahaan gagal membayar fasilitas kredit (pokok dan bunga pinjaman) sampai batas waktu yang ditetapkan; dan
§ Perusahaan juga harus mendapatkan persetujuan tertulis lebih dahulu antara lain untuk
menjaminkan kekayaan perusahaan kepada pihak lain, memberikan/menerima pinjaman dari pihak lain, mengumumkan dan membagikan dividen, melakukan pembubaran, merger atau akuisisi dan melakukan investasi atau capital expenditure yang baru.
§ Beberapa bidang tanah untuk pengembangan yang dimiliki Perusahaan dengan luas
seluruhnya 179.608 m2 yang berlokasi di desa Parigi dan desa Parigi Baru – Kecamatan
Pondok Aren dan desa Jombang – Kecamatan Ciputat yang seluruhnya termasuk dalam Kabupaten Tangerang, Banten (lihat Catatan 7).
§ Fidusia rekening Koran Perusahaan pada bank bersangkutan dan surat kuasa pencairan
dengan nilai penjaminan sebesar Rp 5.000.000 (lihat Catatan 10)
Pada tanggal 20 Desember 2005, Perusahaan melakukan penarikan fasilitas pinjaman ini sebesar Rp 5.000.000. Kemudian pada tahun 2006, Perusahaan telah melakukan penarikan sebesar Rp 20.000.000, sehingga saldo pada tanggal 30 Juni 2007 adalah Rp 25.000.000
c. PT Bank Pembangunan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya (Bank DKI)
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 65 yang dibuat dihadapan Notaris Sutjipto, S.H., tanggal 27 Mei 1998, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit modal kerja dengan maksimum fasilitas sebesar Rp 50.000.000. Pada tahun 1999, Perusahaan menunggak pembayaran pokok dan bunga pinjaman yang jatuh tempo. Sesuai dengan perjanjian pinjaman, bila Perusahaan gagal dalam memenuhi kewajibannya kepada kreditur, maka seluruh pinjaman akan dinyatakan jatuh tempo seketika dan kreditur dapat menagih pinjaman tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, Perusahaan mengajukan restrukturisasi pinjaman kepada Bank DKI dan pada tanggal 13 September 2000, restrukturisasi pinjaman tersebut disetujui dengan jumlah pinjaman sebesar Rp. 73.299.234 (terdiri dari pokok pinjaman dan tunggakan bunga masing-masing sebesar Rp 48.500.000 dan Rp 24.799.234).
Berdasarkan perjanjian pinjaman yang direstrukturisasi, pokok pinjaman akan dibayar berdasarkan angsuran mulai tanggal 1 Juli 2000 sampai dengan 30 Juni 2008, sedangkan tunggakan bunga akan dibayar berdasarkan angsuran mulai dari Juli 2000 sampai dengan Juni 2008.
Perjanjian restrukturisasi pinjaman tersebut juga mengatur hal-hal sebagai berikut:
§ Beban bunga ditetapkan berdasarkan baki debet dengan ketentuan sebesar 12% per tahun
untuk bulan Juli 2000 hingga Juni 2003, sebesar 15% untuk bulan Juli 2003 hingga Juni 2005 dan sebesar ketentuan yang berlaku di Bank DKI untuk bulan Juli 2005 hingga bulan Juni 2007;
§ Perusahaan dikenakan denda sebesar 50% di atas tingkat bunga yang berlaku dikalikan
dengan jumlah tunggakan jika Perusahaan gagal membayar fasilitas kredit sampai batas waktu yang ditetapkan;
§ Perusahaan harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Bank DKI apabila Perusahaan
melakukan merger dengan perusahaan lain, memindahtangankan atau menyewakan asset Perusahaan kepada pihak lain, membubarkan Perusahaan atau menyatakan pailit, dan merubah susunan pengurus Perusahaan;
§ Perusahaan juga harus memberitahukan Bank DKI apabila Perusahaan melakukan
pembayaran hutang kepada pemegang saham, memberikan pinjaman, melakukan investasi atau penyertaan, membagikan laba atau membayarkan dividen, kecuali dalam rangka memenuhi Peraturan Pasar Modal, menerima pinjaman kecuali berkaitan dengan usaha, menerima bunga dari perusahaan sewa guna usaha, membuka kantor baru atau cabang baru selain dari yang telah ada, merubah status atau bentuk Perusahaan, merubah anggaran dasar, merubah komposisi kepemilikan saham, mengikatkan diri sebagai penjamin atau menjaminkan harta dalam bentuk apapun.
Fasilitas tersebut dijamin dengan aktiva Perusahaan sebagai berikut :
§ Pinjaman ini dijamin dengan 51 (lima puluh satu) SHGB di areal tanah untuk pengembangan
milik Perusahaan dengan luas keseluruhan 258.481 m2 yang dikenal sebagai Proyek Perumahan Graha Raya Bintaro yang berlokasi di Desa Parigi Baru, Desa Parigi Lama, Parigi,