Husna Tiara Putri 15411011 -- Seminar Studi Futuristik
Penciptaan Sel Stem Embrio Manusia di
Masa Depan Menggunakan Teknologi 3D
Latar Belakang
Teknologi merupakan salah satu aspek yang berkembang cukup pesat. Hal ini terbukti dengan ditemukannya teknologi 3D printing yang saat ini ramai diperbincangkan. Teknologi ini dapat digunakan untuk membentuk replika nyata dari berbagai desain visual dalam komputer, berbeda dengan mesin cetak pada umumnya
“saat teknologi ini terus
berkembang, apa yang dapat
dilakukannya bagi kehidupan
manusia ?”
Pengenalan 3D Printing
Rapid prototyping atau saat ini dikenal dengan 3D printing merupakan suatu proses pembentukan berbagai bentuk model digital secara virtual dalam objek tiga dimensi. Teknologi 3D printing ini menggunakan
proses additive dimana setiap lapisan dari berbagai material tercetak satu per satu dalam berbagai bentuk yang berbeda sebelum menjadi model digital yang diinginkan sehingga lapisan – lapisan ini menjadi suatu objek nyata dari desain visual berformat CAD
Teknologi ini digunakan dalam pembuatan berbagai
prototype dan distribusi manufaktur oleh berbagai bidang : arsitektur, teknik, konstruksi, industrial design, automotif, aerospace, militer, medical industries, fesyen, sepatu, perhiasan, pendidikan, produksi makanan, informasi sistem geografis, dan sebagainya.
Sejarah Penemuan
Pada dasarnya, teknologi ini sudah ada sejak lama. Pertama kali, printer 3D dibuat pada tahun 1984 oleh Chuck Hull,
seorang pegawai 3D System Corp.
Namun desain masih sederhana, mesin tersebut hanya dapat disebut sebagai mesin pembentuk replika desain visual
Chuck Hull, pemilik hak paten atas 3D printer
Dampak Positif
Adanya teknologi ini berbagai pemenuhan kebutuhan hidup manusia menjadi lebih mudah dan murah
Dikutip dalam sebuah artikel http://calipermedia.com, beberapa keuntungan adanya teknologi 3D printing ini, antara lain:
New Structures and Shapes New Combinations of Materials Less Waste Cheap Manufacturing Quick Production
Teknologi ini juga dapat membuat pasar menjadi beragam. Bahkan terkadang produk akhir teknologi ini cenderung lebih baik daripada yang dihasilkan oleh mesin produksi lain. Kemudahan membentuk desain visual dan menciptakan produk nyata akan memicu masyarakat untuk mengeksporasi kemampuan yang dimilikinya. Tingkat persaingan masyarakat akan meningkat
Saat persaingan pasar menjadi ketat, maka salah satu kemungkinan yang akan terjadi adalah hilangnya pasar. Hal ini terjadi karena setiap orang telah mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri menggunakan teknologi ini.
Selain itu, kemudahan untuk menciptakan berbagai jenis barang sendiri berpotensi membawa permasalahan pelanggaran hak cipta, plagiarisme, dan percetakan barang dan uang palsu.
Pada awalnya, teknologi 3D printing ini hanya dapat dilakukan pada desain visual dengan material dasar berbahan polimer atau semacam semen lunak, fiberglass, atau plastik. Namun sampai saat ini, setelah material baru –
nanocomposite – ditemukan, teknologi 3D printing mampu mengolah bahan yang bermacam – macam, dari bahan cair maupun padat (bahan cair akan dipadatkan terlebih dahulu), dan bahan – bahan tersebut telah mengandung warna, sehingga memungkinkan para kreator atau pengguna untuk berinovasi langsung sesuai dengan kreatifitasnya pada produk akhir.
Selain itu, pengembangan teknologi ini juga telah dilakukan dalam penciptaan senjata api untuk kepentingan militer.
Dalam waktu dekat ini juga, para peneliti sedang mencoba mengembangkan teknologi 3D printing untuk menjawab kebutuhan dan kegelisahan para
astronot atau peneliti luar angkasa. Teknologi ini sedang dikembangkan untuk mampu mencetak makanan yang lebih kompleks.
Teknologi ini mampu mencetak produk dengan bahan cokelat yang dapat dimakan begitu saja.
Perusahaan Jepang FASOTEC telah melakukan pengembangan lebih lanjut pada pencetakan 3D (3D-Printing), yaitu untuk membuat model janin. Teknologi ini akan memungkinkan orang tua untuk melihat wajah calon bayi mereka dalam bentuk 3 dimensi sebelum nantinya dilahirkan. Dengan menggunakan cara yang sama, dapat juga dilakukan untuk membuat bagian-bagian tubuh dan organ dalam lainnya yang dipindai. Kemungkinan ini dapat dimanfaatkan oleh dokter bedah untuk melakukan penelitian atau simulasi terhadap organ pasien, sebelum melakukan tindak operasi.
Penciptaan Sel Stem Embrio Manusia
Saat ini teknologi 3D printing telah sampai pada pengembangan dalam dunia medis. Bahan material tidak lagi hanya berupa polimer dan besi, melainkan sel kulit dan gen manusia (bio – ink)
Sel ini mampu meniru berbagai droplets yang berukuran amat kecil, yang tersusun setidaknya lima sel per droplet, dengan berbagai bentuk dan
ukuran. Droplet dengan struktur dan susunan yang rumit ini ini tercetak satu demi satu, lapisan demi lapisan, secara runut.
Printer organ komersial pertama dibangun oleh Invetech perusahaan biomedis dan dikirim ke Organovo, sebuah perusahaan yang telah mempelopori teknologi
bioprinting. Printer ini sudah mampu memproduksi arteri, di mana dokter akan dapat menggunakannya dalam operasi bypass dalam waktu lima tahun
Pada awalnya sempat dikhawatirkan timbul efek samping dari penggunaan teknologi ini. Kemungkinan penolakan dari tubuh pasien atas organ baru yang dicetak dengan menggunakan mesin. Namun ternyata hal ini dapat ditentang karena material
Peneliti dari UOW Centre of Excellence for Science Electromaterials (ACES) dan Rumah Sakit St Vincent di Melbourne mengumumkan bahwa dalam waktu tiga tahun lagi
mereka siap mencetak bagian tubuh manusia sesuai permintaan (costum-made), termasuk otot, sel saraf dan tulang rawan menggunakan teknologi 3D printing ini.
Untuk beberapa tahun ke depan mereka meyakini bahwa akan mempu membuat jaringan hidup seperti kulit, tulang rawan, arteri dan katup jantung dengan
menggunakan biomaterial atau bio – ink seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
Selain itu, teknologi ini juga mengurangi tes percobaan pada hewan seperti yang dilakukan dalam proses cangkok organ pada umumnya.
Para peneliti medis lain menganggap bahwa dengan penemuan ini mereka dapat menemukan solusi dari segala penyakit yang berasal dari dalam tubuh manusia,
dimana sel stem ini dapat membedakan neuron yang berpotensi menggantikan sel – sel tubuh yang hilang dalam penyakit degeneratif seperti Alzheimer, atau juga
Organ – organ tubuh manusia dapat diproduksi dan disusun berdasarkan susunan yang seharusnya sebelum akhirnya chip atau otak pintar buatan dimasukkan ke dalam susunan tersebut dan membuat robot manusia dapat bergerak selayaknya seorang manusia biasa. Akan sulit menemukan
perbedaan antar manusia buatan ini dengan manusia aslinya.
Selain itu, apabila perkembangan kemampuan teknologi sudah sampai pada tahap ini maka kemungkinan lain yang akan terjadi pada kemampuannya adalah penciptaan kloning manusia.
Apabila beberapa waktu yang lalu sejumlah perusahaan bersaing dalam mengembangkan robot pintar, maka dengan mudah robot – robot itu dikemas dalam bentukan tubuh manusia sempurna.
Kesimpulan
Perkembangan teknologi yang cukup pesat saat ini mampu memberikan pandangan tentang apa yang terjadi di masa depan. Salah satunya adalah teknologi 3D printing yang mampu mengambil peran yang cukup besar dalam kehidupan manusia di masa depan.
Sejauh ini, produk teknologi 3D printing dapat dilihat dengan berbahan baku polimer ataupun besi. Namun di masa depan, diprediksi bahwa teknologi ini akan dapat mengombinasikan berbagai bahan baku ekstrim sebagai
pengganti tinta, seperti sel – sel yang berasal dari tubuh manusia. Dimana nantinya, produk dari proses pencetakan ini dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan medis seperti implan, transplantasi organ – organ tubuh, reduksi potensi penyakit akibat kelainan sel, dan sebagainya demi peningkatan